case bedah tumor mamae dito revisi 1

47
STATUS ILMU BEDAH SMF BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA PRESENTASI KASUS : TUMOR PAYUDARA Nama Mahasiswa : Dito Desdwianto NIM : 030.07.072 Dokter Pembimbing : dr. Sunaryo,Sp.B IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny. Saunih Jenis kelamin : Perempuan Umur : 54 tahun Suku bangsa : Jawa Status perkawinan : menikah Agama : Islam Pekerjaan : Penyapu jalan Pendidikan : - Alamat : Jl. Pati ukur RT 001/006 Tanggal masuk RS : 28 Mei 2012 A. ANAMNESIS Diambil dari autoanamnesis dan alloanamnesis, tanggal 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB Keluhan Utama: 1

Upload: matboim

Post on 24-Jul-2015

214 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

STATUS ILMU BEDAH

SMF BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

PRESENTASI KASUS : TUMOR PAYUDARA

Nama Mahasiswa : Dito Desdwianto

NIM : 030.07.072

Dokter Pembimbing : dr. Sunaryo,Sp.B

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny. Saunih Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 54 tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Penyapu jalan Pendidikan : -

Alamat : Jl. Pati ukur RT 001/006 Tanggal masuk RS : 28 Mei 2012

A. ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis dan alloanamnesis, tanggal 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB

Keluhan Utama:

Payudara kanan mengeluarkan darah sejak 1 hari SMRS

Keluhan Tambahan :

Payudara kanan terasa nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan

darah sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat ± sebanyak ¼ gelas.darah disertai cairan

berwarna putih seperti timun.

1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan dirasakan

sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba – tiba, tidak ada

1

Page 2: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

benturan pada payudara sebelumnya. Menurut keterangan Os ukuran payudara normal, tidak

membesar.

6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan

terkadang terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul idak menentu, tanpa dicetuskan

oleh sesuatu yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan.

Tidak menjalar ke daerah lain. Atas saran dari tetangganya yang bekerja sebagai perawat Os.

disarankan memeriksa ke Dokter spesialis. Os mengaku tidak mempunyai biaya dan

beranggapan hanya sakit biasa saja. Oleh karena itu Os. hanya berobat ke dokter di Puskesmas

dan diberikan obat – obatan penghilang rasa nyeri.

3 bulan SMRS, payudara kanan dirasakan semakin parah kulit mengelupas dan terdapat

luka, menurut Os. luka disebabkan karena sering menaruh uang di bagian payudara. Payudara

kiri dirasakan masih keras dan dirasakan nyeri. Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan

kulit seperti jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik

ke dalam.

1 bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan.Nyeri masih

dirasakan, kulit payudara juga masih terasa keras dan terdapat gambaran seperti kulit jeruk.

Selain itu juga Os. mengaku terjadi penurunan berat badan. Benjolan di daerah ketiak mulai

dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso.

Keluhan lain seperti sesak nafas,batuk-batuk lama, sakit tulang, sakit punggung, keluhan

umum yang lain diangkal.

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat keluhan serupa disangkal pasien. Pasien juga belum pernah dirawat di rumah

sakit sebelumnya, pasien hanya berobat ke puskesmas. Pasien tidak pernah merasakan benjolan

sebelumnya baik di payudara kiri maupun kanan. Pasien tidak pernah menjalani radiasi

sebelumnya di daerah dada. Riwayat penyakit lain seperti Tekanan darah tinggi, Kencing manis,

penyakit paru, penyakit jantung disangkal oleh Os.

2

Page 3: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut keterangan os. Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.Os mengaku

bapak Os. Mempunyai penyakit kencing manis. Riwayat keganasan disangkal. Riwayat penyakit

lain seperti darah tinggi, penyakit paru, dan jantung disangkal.

Riwayat Kehamilan dan kebiasaan

Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Tidak ingat menikah umur berapa,

menurut keterangan keluarga anak pertama sudah meninggal karena kecelakaan. Jarak antar anak

menurut keterangan keluarga sekitar ±2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir

berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing – masing anak.

Menurut keterangan Os. Haid dirasakan teratur, lama haid ± 1 minggu , Os. Tidak ingat pertama

kali haid umur berapa, menurut keterangan Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak

kelahiran anak ketiga Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku

selama sakit sudah tidak bekerja lagi, pasien jarang berolahraga, tidak emrokok dan

mengkonsumsi alkohol.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012

A. Status generalis

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan gizi : Cukup

Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Frekuensi Nadi : 80 x/menit

Frekuensi Nafas : 20x/menit, pola pernafasan normal, thorakal-abdominal,

tidak terlihat penggunaan otot bantu pernafasan.

Pemeriksaan Sistematis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, deformitas (-)

Mata : Palpebra tidak oedem, pupil bulat isokor

3

Page 4: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-

Reflex cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+

Hidung : Normosepta , deformitas -, sekret -/-

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)

Mukosa bibir pecah- pecah (-)

Oral hygiene baik, gigi geligi lengkap, gusi hiperemis (-)

Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, kriptus tidak melebar

Telinga : Normotia, deformitas (-), tanda radang (-)

Leher : KGB tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Trachea berada ditengah

Thoraks

Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Icktus cordis terba ics V pada 2 cm linea midclavikularis

sinistra

Perkusi : - Batas atas jantung pada ics III linea parasternal sinistra.

- Batas kanan jantung pada linea parasternal kanan ics III-

IV-V

- Batas kiri jantung ics V pada 3 cm medial linea

midclavikularis sinistra

Auskultasi : SI-SII reguler, Gallop (-), Murmur (-).

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis, memar (-)

Palpasi : vocal fremitus sama kuat paru dextra dan sinistra

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.

Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Inspeksi : datar, simetris

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani pada seluruh abdomen

Auskultasi : bising usus normal 3kali permenit

4

Page 5: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Ekstremitas

Atas : akral hangat, oedem -/-, deformitas -/-

Bawah : akral hangat, oedem -/- , deformitas -/-

B. Status lokalis

- Regio mammae sinistra

Inspeksi : tidak tampaak benjolan, warna kulit sama dengan sekitar,retraksi papil

(+), ulserasi (-).

Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa.

- Regio mammae dextra

Inspeksi : tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri, tampak

gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+),

retraki pappil mammae (+)

Palpasi : Payudara kanan teraba keras, bertbatas tegas, luas sekitar 10 x 4

x 4 cm. tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+).

- Regio Aksila sinistra

Inspeksi : tidak tampak benjolan dan ulserasi.

Palpasi : Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening pada aksila dan

tidak teraba benjolan.

- Regio Aksila dextra

Inspeksi : tampak benjolan. Tidak terdapat perbedaan warna sekitar.

Palpasi : terdapat benjolan berjumlah 1 buah berukuran 3 x 2 x 0,5 cm,

berbatas tegas, konsistensi keras, nyeri (+), tidak teraba hangat,

disekitar benjolan tidak hiperemis, tidak dapat digerakkan.

- Regio Supraklavikuler dextra dan sinistra

Inspeksi : tidak tampak benjolan atau userasi.

Palpasi : tidak teraba pmbearan aksila dan tidak teraba benjolan.

5

Page 6: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Laboratorium Rutin

Tanggal 29 Mei 2012

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Hematologi

Hemoglobin 10,3 13.5-17.5 mg/dl

Hematokrit 32 41-53 %

Trombosit 250.000 150.000-450.000

Leukosit 16.300 4100-10900/ul

Eritrosit 3.46 4.0-5.0 juta/ul

MCV (VER) 91 80-100 fL

MCH (HER) 30 26-34 pg

MCHC (KHER) 33 31-36 g/dL

Hitung jenis

Basofil 0 0-2 %

Eosinofil 8 0-5 %

Batang 0 2-6 %

Segmen 79 47-80 %

Limfosit 10 13-40 %

Monosit 3 2-11 %

LED 83 <15 mm/jam

RDW 17.7 11,-14,8

Elektrolit

6

Page 7: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Na 139 135-147 mmol/L

K 3.89 3,5-5,0 mmol/L

Cl 111 96-108 mmol/L

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. thorax (PA)

Pulmo kanan dan kiri normal

Bentuk dan ukuran jantung normal, CTR<50 %

Kesan : Pulmo dan Cor normal

RESUME

Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan darah

sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat ± sebanyak ¼ gelas.darah disertai cairan berwarna

putih seperti timun. 1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan

dirasakan sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba – tiba.

6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan terkadang

terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul tidak menentu, tanpa dicetuskan oleh sesuatu

yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan. Tidak menjalar

ke daerah lain. 3 bulan SMRS, Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan kulit seperti

jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik ke dalam. 1

7

Page 8: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan. Benjolan di daerah ketiak

mulai dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso. Os mengaku bapak Os. Mempunyai

penyakit kencing manis. Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Jarak antar anak

menurut keterangan keluarga sekitar ±2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir

berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing – masing anak.

Os. Haid diarsakan teratur, Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak kelahiran anak ketiga

Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku selamaa sakit sudah tidak

bekerja lagi, Regio mammae dextra Inspeksi tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri,

tampak gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+), retraksi pappil

mammae (+) Palpasi Payudara kanan teraba keras, berbatas tegas, luas sekitar 10 x 4 x 4 cm.

tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+). Hb = 10,3 /dl leukosit 16.300 u/l Ht= 32

% Cl 111 mmol/L

DIAGNOSIS KERJA

Tumor Mammae dextra suspect Ca mammae Stadium IIIB (T4,N2,M0)

DAGNOSIS BANDING

Mastitis Karsinomatosa

PEMERIKSAAN ANJURAN

1. Mammografi.

2. Biopsi.

3. Faal hemostasis.

4. Crossmatch

TATALAKSANA

- IVFD RL 2500cc/24jam

- Cefuroxime 2x1gr

- Ketorolak 3x30mg

- Vit. K 3x80ug

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad malam

Ad fungsionam : dubia ad malam

Ad sanasionam : dubia ad malam

8

Page 9: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TUMOR PAYUDARA

I. Definisi

Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau pembengkakan

yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Pertumbuhan tumor dapat bersifat

ganas (malignan) atau jinak (benign).

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal yang

dapat terjadi pada payudara.

II. Insidens dan epidemiologi1,5

Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat kedua setelah karsinoma serviks

uterus. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemui

pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma

payudara pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada perempuan. Berdasarkan penelitian

(Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas, kemudian sentral

(subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan payudara kanan.5

9

Page 10: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

III. Anatomi dan fisiologi

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa embrio,

yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari

aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal

bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir,

pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi

cairan keruh. Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya

sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara

tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir

kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin.

Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini

merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di fascia pektoralis. Pada bagian

lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan

Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang

masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara

kelenjar susu dan fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat

jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper

yang memberi rangka untuk payudara.

10

Page 11: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

III.1 Vaskularisasi

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari

a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan

kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Penyaluran limfe dari payudara kurang

lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan

medial dan ada pula penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50

(berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena

brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok

sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut

langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal

dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria

interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum

hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral.

III.2 Fisiologi

Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus,

diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol

dan growth hormon. Terutama estrogen, progesteron, dan prolakltin telah dibuktikan memiliki

efek tropik yang esensial dalam perkembangan dan fungsi payudara normal. Estrogen

mempengaruhi perkembangan duktus, sedangkan progesteron berperandalam perubahan

perkembangan epitel dan lobular. Prolaktin adalah hormon primer yang menstimulus

laktogenesis pada akhir kehamilan dan pada periode postpartum. Prolaktin meningkatkan

regulasi reseptor hormon dan menstimulasi perkembangan epitel.

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke

klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang

diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan

11

Page 12: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar

hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan

tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri

sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu

pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu

menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.

Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobularis dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu

diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting

susu

IV. Patofisiologi

Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan

turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi:

1. Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara

telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.

2. Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh

menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang.

3. Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel

dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas.

4. Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53.

Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah

dibandingkan di negara maju.

V. Etiologi dan faktor risiko1,2,3

Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya

kanker payudara diantaranya:

12

Page 13: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang

penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.

Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada wanita yang ibu atau

saudara kandungnya menderita kanker payudara, terutama bila keluarga tersebut

menderita kanker bilateral atau kanker pada pramenopause.1 Pada studi genetik

ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat

BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi

kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

Faktor Usia sangat berpengaruh, sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.

Resiko terbesar usia 75 tahun.2

2. Usia: Insidens meningkat sejalan dengaan bertambahnya usia.1

3. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko

terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause

pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker

payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid

pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation

perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan

mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi

pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh

sebelum terjadinya perubahan klinis.2

4. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker

payudara.1,2 Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat

peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen

replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko

kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini

untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara

sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin

mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.2

5. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak

ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko

13

Page 14: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat

hingga 5 kali.2

6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan

kanker payudara pada wanita pasca menopause.2,3 Variasi terhadap kekerapan kanker ini

di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.2

7. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya

kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang

konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada

wanita umur 34 sampai 59 tahun.1,2

8. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan

terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan

bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat

terjadinya eksposur.1,2

VI. Klasifikasi2

VI.1 Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat

mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat

penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat

lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk

menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan

pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila

memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,

namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem

TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World

Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh

American Cancer Society dan American College of Surgeons).2

14

Page 15: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

VI.2 Pada sistem TNM1,2,3

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node

atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor

T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan

dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai

berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:

o T 0: tidak ditemukan tumor primer

o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding

dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit

payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb

di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:

o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

o M 0: tidak terdapat metastasis jauh

o M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian

digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0

Stadium 1: T1 N0 M0

15

Page 16: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T3 N2 M0

Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

Stadium III C: Tiap T N3 M0

Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

VII. Pemeriksaan Fisik

Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan

progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini

seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama

menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang lebih baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan

untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi.

A. Teknik pemeriksaan (Bruncardi,2005):

1. Posisi duduk atau berdiri

Inspeksi

Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.

1. Tegak tangan di sisi tubuh

Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas (relax) di samping tubuh, dan pemeriksa

berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.

Yang dinilai :

Simetris payudara kiri-kanan

Letak dan bentuk payudara

Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah

Kelainan papila; Adakah retraksi puting susu

Kelainan kulit; Adakah ”peau d’orange”, ”dimpling”, ulcerasi

Ada tidaknya tanda-tanda radang

16

Page 17: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

2. Lengan digerakkan perlahan-lahan keatas bersama-

sama.

Yang dinilai :

Simetris payudara kiri-kanan

Letak dan bentuk payudara

Fiksasi kulit atau papilla mammae

Adakah tumor turut yang bergerak di bawah kulit

Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah

3. Manuver kontraksi muskulus pektoralis dengan kedua lengan menakan di pinggang,

penderita duduk.

Yang dinilai :

Mammae yang menderita karsinoma tampak lebih menonjol daripada mammae

yang normal dan daerah kulit yang melekuk (“dimpling”) atau terfiksasir akan

terlihat lebih jelas

Palpasi

Yang dinilai :

Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding

dada.

Perubahan kulit : kemerahan, udem, ”peau d’orange”, ”dimpling”, ”nodul satelit”, ulcerasi

Perubahan puting : tertarik, edema, ”peau d’orange”, erosi, krusta, ada atau tidak cairan

(discharge) hemorrhagis.

Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau

sekitar.

Dalam posisi duduk paling baik untuk palpasi kelenjar Supraclavicula dan aksila. Palpasi

kelenjar Supraclavicula dilakukan dari depan dan belakang penderita dengan ujung jari.

Untuk palpasi kelenjar aksila, Muskulus Pectoralis harus dalam keadaan relaksasi dengan

menyokong lengan yang bersangkutan dengan satu tangan sedangkan ujung jari tangan yang

lain meraba kelenjar Aksila pasien

17

Page 18: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

2. Posisi Baring

Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar

rata di atas lapangan dada sehingga kulit

payudara tidak terlipat dan tepi jaringan

payudara sama tebal/tipis, jika perlu

bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil

pada penderita yang payudaranya sakit.

Pemeriksa berdiri disamping pasien, di sebelah payudara yang diperiksa.

Inspeksi

Yang dinilai :

Adakah perubahan kulit : dimpling, retraksi akibat serabut fasia yang melekatkan kulit

dan tumor mengalami pemendekan (terlihat jelas dengan tangan di belakang kepala dan

hiperekstensi untuk menegangkan fasia), gambaran vena, edema.

Perubahan areola payudara : pointing nipple (arah puting susu biasanya berbelok ke arah

tumor)

Ada atau tidaknya benjolan

Palpasi

Palpasi dilakukan dengan menggunakan falank distal dan falank

medial jari II, III, dan IV dan dikerjakan secara sistematis mulai

dari clavicula sampai ke distal setinggi iga ke-6, dari tepi

sternum ketepi latisimus dorsi garis axilla anterior. Pemeriksaan

daerah sentral subaerola dan papilla jangan terlupa. Dapat juga

sistematis dari tepi sentral (sentrifugal) berakhir ke daerah papil.

Untuk pemeriksaan separuh lateral mammae lengan pasien diletakkan ke atas samping kepala.

Sedangkan untuk memeriksa separuh medial mamme lengan pasien diletakkan relax di samping

badan.

Yang dinilai :

18

Page 19: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau

dinding dada.

Perubahan kulit : kemerahan, udem, peau d’orange, dimpling, nodul satelit, ulcerasi

Perubahan puting : tertarik, edema, peau d’orange, erosi, krusta, ada atau tidak cairan

(discharge) hemorrhagis.

Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain

atau sekitar.

Bila ditemukan tumor, tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya,

ukuran, konsistensi, batas : tegas / tidak; dan mobilitas terhadap kulit otot pektoralis, atau

dinding dada

4. Pemeriksaan KGB regional didaerah

a. Aksila, yang ditemukan kelompok kelenjar :

Mamaria eksterna di anterior, dibawah tepi otot pektoralis

Subskapularis di posterior aksila

Sentral dipusat aksila

Apikal diujung atas fascia aksilaris

Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah terfiksasi satu dengan

yang lain atau tidak.

b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama

Pemeriksaan sebaiknya posisi duduk, karena dalam posisi ini fosa aksila jatuh ke

bawah sehingga mudah untuk diperiksa. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan

penderita dilatakkan/jatuh lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa

dengan tangan kiri pemeriksa. Demikian sebaliknya pada aksila kiri.

c. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang

belakang, dan paru.

Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut :

Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsy, ataksia, paresis, paralysis

Paru : efusi, sesak nafas

Hati : kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi

Tulang : nyeri, patah tulang

19

Page 20: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

SADARI (perikSA payuDAra sendiRI)

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-

10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan

pemeriksaan (Dokter Sehat,2007).

Caranya :

a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti:

Adanya benjolan

Kulit bersisik sekitar puting

Puting susu keluar darah/cairan lain

Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk

Perubahan bentuk/ukuran

b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara:

Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter)

VIII. Gejala klinis1,2,3

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:

1.Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,

semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada

kulit payudara atau pada puting susu.

2.Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau

kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau

d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan

semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau

busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.

20

Page 21: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul

borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada

lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen

sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

adanya nodul satelit pada kulit payudara;

kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

terdapat model parasternal;

terdapat nodul supraklavikula;

adanya edema lengan;

adanya metastase jauh;

serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,

kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5

cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

21

Page 22: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

IX. Jenis – jenis kanker payudara

Jenis kanker payudara yang paling umum adalah berasal dari saluran

air susu ( ductal carcinoma ) atau kelenjar air susu ( lobular carcinoma ).

Penentuan asal kanker ditentukan dari bentuk sel kanker yang terlihat

secara microscopic dalam biopsy.

In situ breast cancer

In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada

dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan

disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :

Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

ENLARGEMENT:

A. Normal duct cells

B. Duct cancer cells

C. Basement membrane

D. lumen ( centre of duct )

Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak

menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium

awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari

kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada

juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife.

22

Page 23: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )

ENLARGEMENT :

A. Normal lobular cells

B. Lobular cancer cells

C. Basement membrane

Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan

tidak menyerang jaringan disekitarnya. Masih menjadi kontroversi diantara

ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal

dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang

akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila

seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko

untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara

yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila

kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi

Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.

Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )

Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya telah keluar / lepas

dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar-

kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar

getah bening. Jenisnya antara lain :

23

Page 24: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

ENLARGEMENT :

A. Normal duct cells

B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane

C. Basement membrane

Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive.

Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di

sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan

menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap

terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis )

kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system

kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi

masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain.

Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

24

Page 25: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

ENLARGMENT :

A. Normal cells

B. Lobular cancer cells breaking through the basement membrane

C. Basement membrane

  Meskipun tidak sebanyak IDC, type ini juga mempunyai sifat yang

mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian

menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang

lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan

merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam

gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC,

bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat

dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan

ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.

Type – type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara

Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau

kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :

Inflammatory Breast Cancer

jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive.

Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal /

besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas. Ini dikarenakan

oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat

permukaan payudara.

Medullary Carcinoma.

Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas

terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.

Tubular carcinoma

Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat

25

Page 26: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

dibawah microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik

dari Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.

Metaplastic carcinoma

Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai kanker

payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir / terbatas dan berisi beberapa sel yang

berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan

dan cara penanganannya sama dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma

Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis tumor ini biasanya

kemudian menjadi kanker ( malignant )

Micropapillary carcinoma

Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah

bening, meskipun ukurannya kecil.

Adenoid cystic carcinoma

Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis

invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran

X. Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk diagnostik; yang umumnya hanya dapat

dilakukan di Rumah Sakit yang besar (tipe C ke atas), yaitu:

1) Mammografi

Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak; yang memberikan

petunjuk adanya kelainan.

Tujuan utama mammaografi adalah untuk deteksi dini keganasan payudara.

Mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang

dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.

Posisi utama yang digunakan adalah kraniokaudal dan mediolateral dengan posisi

dan kompresi yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana

penderita berdiri atau duduk di depan pesawat mammografi, dengan meja yang dapat

digerakkan, lalu penderita meletakkan payudara yang akan diperiksa di atas meja

26

Page 27: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

tersebut. Pemotretan dengan arah sinar vertical untuk posisi kraniokaudal dan arah

sinar horizontal untuk posisi mediolateral.

Juga dikenal posisi lateromedial dan untuk melihat aksila bebas dari tulang iga

yaitu axillary projection.

Indikasi mammografi:

1. Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara

2. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan keganasan

payudara.

3. Pembesaran kelenjar getah bening aksila yang meragukan

4. Pada wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primernya

5. Pada penderita dengan cancer phobi

6. Follow up penderita pasca operasi dengan kemungkinan kambuh atau keganasan

payudara yang kontra lateral.

Gambaran tumor jinak payudara pada USG:

1. Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas dan licin serta teratur

2. Adanya halo yang disebabkan oleh karena pendesakan jaringan sekitar tumor

terutama jaringan lemak yang menyebabkan gambaran hitam melingkar

seluruh atau sebagian tumor.

3. Kadang-kadang tampak perkapuran kasar dan umumnya dapat dihitung.

2) Ultrasonografi

Dengan pemeriiksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

Pemeriksaan yang lain, yaitu sitologi pada payudara. Sitologi payudara adalah ilmu yang

mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari sistem saluran air susu kelenjar payudara,

mulai dari duktus interlobaris yang terbesar, berlanjut ke duktus interlobularis sampai ke duktus

intralobularis.

Bahan pemeriksaan sitologi payudara berupa sekret yang berasal dari saluran air susu kelenjar

payudara, dapat diambil dengan cara pijatan tangan (massage), pompa susu atau alat aspirator

Sartorius yang ditempelkan pada puting susu, kemudian dihubungkan dengan sebuah spuit dapat

disedot satu dua tetes sekret kelenjar payudara untuk pemeriksaan sitologi.

27

Page 28: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Bila kelainan patologik yang timbul berupa tumor, yang letaknya di dalam stroma payudara

di luar saluran air susu, maka tentunya kelainan ini tidak akan menimbulkan gejala keluarnya

sekret/cairan atau darah dari puting susu.

Kegunaan diagnostik sitologi payudara :

1. Evaluasi lesi payudara di dalam saluran air susu.

Lesi payudara yang terletak di dalam saluran air susu, biasanya menunjukkan gejala

keluarnya sekret, cairan atau darah dari puting susu.

2. Evaluasi lesi ulseratif payudara (ulkus payudara) yang mungkin disebabkan oleh infeksi

atau merupakan metastase kanker payudara.

3. Evaluasi lesi tumor padat atau tumor kistik (kista) dalam stroma payudara.

Lesi di dalam stroma payudara biasanya bermanifestasi sebagai tumor padat atau tumor

kistik, yang dapat dideteksi dengan mammogram. Lesi-lesi ini didiagnosa secara sitologi,

dengan menggunakan teknik biopsi aspirasi jarum halus (BAJH).

4. Evaluasi pembesaran kelenjar getah bening ketiak, yang mungkin merupakan metastase

dari kanker payudara.

5. Evaluasi tumor yang dicurigai kambuh pada dinding dada, pasca operasi kanker payudara

(mastektomi).

Bahan pemeriksaan sitologi payudara :

1. Sekret /cairan atau darah dari puting susu yang keluar secara spontan.

2. Sekret /cairan yang berasal dari ulkus payudara.

Ulkus dapat terjadi pada puting susu atau pada permukaan kulit payudara yang

disebabkan oleh proses kanker payudara yang berada di bawahnya.

3. Sekret /cairan sebagai hasil biopsi aspirasi jarum halus terhadap tumor payudara yang

padat atau kistik.

XI. Pengobatan kanker2

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium

klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

1.Mastektomi

28

Page 29: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &

Pressman, 1992):

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan

payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi

bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya

disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel

kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.

Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2

cm dan letaknya di pinggir payudara.

2.Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa

di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu

makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit

cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3.Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau

kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada

payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien

mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan

pada saat kemoterapi.

XI.1 Strategi pencegahan2

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiologi sepakat

29

Page 30: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi

kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara

lain berupa:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi

kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari

keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer

ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan

secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena kanker payudara ini

2.Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena

kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan

populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui

mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi

keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat

dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap

tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50

tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit

pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara

30

Page 31: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini

menjadi 75%.

3.Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker

payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan

dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini

penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan

meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh

banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan

tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya

berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

XII. Prognosis5

Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :

1.Stadium kanker

Semakin dini semakin baik prognosisnya.

Stadium Angka kelangsungan hidup 5 tahun

0 100%

I 98%

IIA 88%

IIB 76%

IIIA 56%

IIIB 49%

IV 16%

2. Tipe histopatologi

CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.

31

Page 32: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

3. Reseptor hormon

Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2003.p.388-402

2. Gazali P.Hati-Hati Kanker Mengintai Payudara Anda!Tanya Dokter Anda.com.

Desember 27, 2007. [cited 2010 September 15]. Available:

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/12/hati-hati-kanker-mengintai-payudara-

anda

3. Breast Cancer. Wikipedia, the free encyclopedia. September 15, 2010. [cited 2010

September 15]. Available: http://en.wikipedia.org/wiki/Breast_cancer#External_links

4. Diagnosis dan stadium kanker payudara. Pita pink peduli kanker payudara (situs resmi

yayasan kesehatan payudara Indonesia). 2005. [cited 2010 September 15]. Available:

http://www.pitapink.com/id/pengobatan.php

5. Status Kanker Payudara.Scribd.2010. [cited 2010 September 15]. Available:

http://www.scribd.com/doc/20798551/Status-Kanker-Payudara

32

Page 33: Case Bedah Tumor Mamae Dito Revisi 1

33