case bedah tumor mamae dito revisi 1
TRANSCRIPT
STATUS ILMU BEDAH
SMF BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
PRESENTASI KASUS : TUMOR PAYUDARA
Nama Mahasiswa : Dito Desdwianto
NIM : 030.07.072
Dokter Pembimbing : dr. Sunaryo,Sp.B
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. Saunih Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Penyapu jalan Pendidikan : -
Alamat : Jl. Pati ukur RT 001/006 Tanggal masuk RS : 28 Mei 2012
A. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis dan alloanamnesis, tanggal 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama:
Payudara kanan mengeluarkan darah sejak 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan :
Payudara kanan terasa nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan
darah sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat ± sebanyak ¼ gelas.darah disertai cairan
berwarna putih seperti timun.
1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan dirasakan
sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba – tiba, tidak ada
1
benturan pada payudara sebelumnya. Menurut keterangan Os ukuran payudara normal, tidak
membesar.
6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan
terkadang terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul idak menentu, tanpa dicetuskan
oleh sesuatu yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan.
Tidak menjalar ke daerah lain. Atas saran dari tetangganya yang bekerja sebagai perawat Os.
disarankan memeriksa ke Dokter spesialis. Os mengaku tidak mempunyai biaya dan
beranggapan hanya sakit biasa saja. Oleh karena itu Os. hanya berobat ke dokter di Puskesmas
dan diberikan obat – obatan penghilang rasa nyeri.
3 bulan SMRS, payudara kanan dirasakan semakin parah kulit mengelupas dan terdapat
luka, menurut Os. luka disebabkan karena sering menaruh uang di bagian payudara. Payudara
kiri dirasakan masih keras dan dirasakan nyeri. Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan
kulit seperti jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik
ke dalam.
1 bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan.Nyeri masih
dirasakan, kulit payudara juga masih terasa keras dan terdapat gambaran seperti kulit jeruk.
Selain itu juga Os. mengaku terjadi penurunan berat badan. Benjolan di daerah ketiak mulai
dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso.
Keluhan lain seperti sesak nafas,batuk-batuk lama, sakit tulang, sakit punggung, keluhan
umum yang lain diangkal.
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat keluhan serupa disangkal pasien. Pasien juga belum pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya, pasien hanya berobat ke puskesmas. Pasien tidak pernah merasakan benjolan
sebelumnya baik di payudara kiri maupun kanan. Pasien tidak pernah menjalani radiasi
sebelumnya di daerah dada. Riwayat penyakit lain seperti Tekanan darah tinggi, Kencing manis,
penyakit paru, penyakit jantung disangkal oleh Os.
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut keterangan os. Keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa.Os mengaku
bapak Os. Mempunyai penyakit kencing manis. Riwayat keganasan disangkal. Riwayat penyakit
lain seperti darah tinggi, penyakit paru, dan jantung disangkal.
Riwayat Kehamilan dan kebiasaan
Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Tidak ingat menikah umur berapa,
menurut keterangan keluarga anak pertama sudah meninggal karena kecelakaan. Jarak antar anak
menurut keterangan keluarga sekitar ±2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir
berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing – masing anak.
Menurut keterangan Os. Haid dirasakan teratur, lama haid ± 1 minggu , Os. Tidak ingat pertama
kali haid umur berapa, menurut keterangan Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak
kelahiran anak ketiga Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku
selama sakit sudah tidak bekerja lagi, pasien jarang berolahraga, tidak emrokok dan
mengkonsumsi alkohol.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 Mei 2012
A. Status generalis
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Cukup
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Nafas : 20x/menit, pola pernafasan normal, thorakal-abdominal,
tidak terlihat penggunaan otot bantu pernafasan.
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, deformitas (-)
Mata : Palpebra tidak oedem, pupil bulat isokor
3
Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Reflex cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Hidung : Normosepta , deformitas -, sekret -/-
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Mukosa bibir pecah- pecah (-)
Oral hygiene baik, gigi geligi lengkap, gusi hiperemis (-)
Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, kriptus tidak melebar
Telinga : Normotia, deformitas (-), tanda radang (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Trachea berada ditengah
Thoraks
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Icktus cordis terba ics V pada 2 cm linea midclavikularis
sinistra
Perkusi : - Batas atas jantung pada ics III linea parasternal sinistra.
- Batas kanan jantung pada linea parasternal kanan ics III-
IV-V
- Batas kiri jantung ics V pada 3 cm medial linea
midclavikularis sinistra
Auskultasi : SI-SII reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis, memar (-)
Palpasi : vocal fremitus sama kuat paru dextra dan sinistra
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani pada seluruh abdomen
Auskultasi : bising usus normal 3kali permenit
4
Ekstremitas
Atas : akral hangat, oedem -/-, deformitas -/-
Bawah : akral hangat, oedem -/- , deformitas -/-
B. Status lokalis
- Regio mammae sinistra
Inspeksi : tidak tampaak benjolan, warna kulit sama dengan sekitar,retraksi papil
(+), ulserasi (-).
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa.
- Regio mammae dextra
Inspeksi : tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri, tampak
gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+),
retraki pappil mammae (+)
Palpasi : Payudara kanan teraba keras, bertbatas tegas, luas sekitar 10 x 4
x 4 cm. tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+).
- Regio Aksila sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan dan ulserasi.
Palpasi : Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening pada aksila dan
tidak teraba benjolan.
- Regio Aksila dextra
Inspeksi : tampak benjolan. Tidak terdapat perbedaan warna sekitar.
Palpasi : terdapat benjolan berjumlah 1 buah berukuran 3 x 2 x 0,5 cm,
berbatas tegas, konsistensi keras, nyeri (+), tidak teraba hangat,
disekitar benjolan tidak hiperemis, tidak dapat digerakkan.
- Regio Supraklavikuler dextra dan sinistra
Inspeksi : tidak tampak benjolan atau userasi.
Palpasi : tidak teraba pmbearan aksila dan tidak teraba benjolan.
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium Rutin
Tanggal 29 Mei 2012
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 10,3 13.5-17.5 mg/dl
Hematokrit 32 41-53 %
Trombosit 250.000 150.000-450.000
Leukosit 16.300 4100-10900/ul
Eritrosit 3.46 4.0-5.0 juta/ul
MCV (VER) 91 80-100 fL
MCH (HER) 30 26-34 pg
MCHC (KHER) 33 31-36 g/dL
Hitung jenis
Basofil 0 0-2 %
Eosinofil 8 0-5 %
Batang 0 2-6 %
Segmen 79 47-80 %
Limfosit 10 13-40 %
Monosit 3 2-11 %
LED 83 <15 mm/jam
RDW 17.7 11,-14,8
Elektrolit
6
Na 139 135-147 mmol/L
K 3.89 3,5-5,0 mmol/L
Cl 111 96-108 mmol/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. thorax (PA)
Pulmo kanan dan kiri normal
Bentuk dan ukuran jantung normal, CTR<50 %
Kesan : Pulmo dan Cor normal
RESUME
Os. datang ke IGD RSUD koja dengan keluhan utama payudara kanan mengeluarkan darah
sejak 1 hari SMRS, darah keluar memuncrat ± sebanyak ¼ gelas.darah disertai cairan berwarna
putih seperti timun. 1 tahun SMRS os merasakaan payudara kanan terdapat benjolan, benjolan
dirasakan sebesar bola pingpong berjumlah 1 buah. Os mengaku hal ini timbul secara tiba – tiba.
6 bulan SMRS. Os menyadari payudara semakin keras, mulai sedikit membesar. Dan terkadang
terasa nyeri. Nyeri dirasakan ringan, hilang timbul tidak menentu, tanpa dicetuskan oleh sesuatu
yang spesifik, dan bersifat tumpul. Nyeri hanya dirasakan pada payudara kanan. Tidak menjalar
ke daerah lain. 3 bulan SMRS, Kulit payudara kiri bawah mulai kemerahan, dan kulit seperti
jeruk. Cairan putih seperti timun dirasakan Os. keluar dari luka. Putting susu tertarik ke dalam. 1
7
bulan SMRS Os. mengaku darah keluar dari payudara sebelah kanan. Benjolan di daerah ketiak
mulai dirasakan. Berjumlah 1 buah ukuran sebesar bakso. Os mengaku bapak Os. Mempunyai
penyakit kencing manis. Os sudah menikah dan mempunyai 7 anak. Os. Jarak antar anak
menurut keterangan keluarga sekitar ±2-3 tahun, menurut keterangan keluarga anak terakhir
berumur 19 tahun. Pasien mengaku menyusui kurang dari 1 tahun untuk masing – masing anak.
Os. Haid diarsakan teratur, Os. Sudah menopause sekitar 4 tahun. Sejak kelahiran anak ketiga
Os. Rutin menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi. Os. Mengaku selamaa sakit sudah tidak
bekerja lagi, Regio mammae dextra Inspeksi tampak payudara kanan lebih besar ari pada kiri,
tampak gambaran peau de orange pada kuadran bawah, secret (+), darah (+), retraksi pappil
mammae (+) Palpasi Payudara kanan teraba keras, berbatas tegas, luas sekitar 10 x 4 x 4 cm.
tidak dapat digerakkan pada dasarnya, nyeri tekan (+). Hb = 10,3 /dl leukosit 16.300 u/l Ht= 32
% Cl 111 mmol/L
DIAGNOSIS KERJA
Tumor Mammae dextra suspect Ca mammae Stadium IIIB (T4,N2,M0)
DAGNOSIS BANDING
Mastitis Karsinomatosa
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Mammografi.
2. Biopsi.
3. Faal hemostasis.
4. Crossmatch
TATALAKSANA
- IVFD RL 2500cc/24jam
- Cefuroxime 2x1gr
- Ketorolak 3x30mg
- Vit. K 3x80ug
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanasionam : dubia ad malam
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR PAYUDARA
I. Definisi
Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau pembengkakan
yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Pertumbuhan tumor dapat bersifat
ganas (malignan) atau jinak (benign).
Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal yang
dapat terjadi pada payudara.
II. Insidens dan epidemiologi1,5
Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat kedua setelah karsinoma serviks
uterus. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemui
pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma
payudara pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada perempuan. Berdasarkan penelitian
(Haagensen) kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas, kemudian sentral
(subareolar) dan payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan payudara kanan.5
9
III. Anatomi dan fisiologi
Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa embrio,
yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari
aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal
bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir,
pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi
cairan keruh. Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya
sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara
tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir
kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin.
Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini
merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di fascia pektoralis. Pada bagian
lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara
kelenjar susu dan fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper
yang memberi rangka untuk payudara.
10
III.1 Vaskularisasi
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari
a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan
kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Penyaluran limfe dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan
medial dan ada pula penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50
(berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena
brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok
sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut
langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal
dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria
interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum
hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral.
III.2 Fisiologi
Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus,
diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol
dan growth hormon. Terutama estrogen, progesteron, dan prolakltin telah dibuktikan memiliki
efek tropik yang esensial dalam perkembangan dan fungsi payudara normal. Estrogen
mempengaruhi perkembangan duktus, sedangkan progesteron berperandalam perubahan
perkembangan epitel dan lobular. Prolaktin adalah hormon primer yang menstimulus
laktogenesis pada akhir kehamilan dan pada periode postpartum. Prolaktin meningkatkan
regulasi reseptor hormon dan menstimulasi perkembangan epitel.
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
11
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.
Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobularis dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting
susu
IV. Patofisiologi
Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan
turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi:
1. Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara
telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.
2. Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh
menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang.
3. Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel
dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas.
4. Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53.
Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah
dibandingkan di negara maju.
V. Etiologi dan faktor risiko1,2,3
Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
kanker payudara diantaranya:
12
1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada wanita yang ibu atau
saudara kandungnya menderita kanker payudara, terutama bila keluarga tersebut
menderita kanker bilateral atau kanker pada pramenopause.1 Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat
BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi
kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
Faktor Usia sangat berpengaruh, sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.
Resiko terbesar usia 75 tahun.2
2. Usia: Insidens meningkat sejalan dengaan bertambahnya usia.1
3. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid
pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan
mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi
pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.2
4. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara.1,2 Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara
sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.2
5. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak
ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
13
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.2
6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause.2,3 Variasi terhadap kekerapan kanker ini
di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.2
7. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun.1,2
8. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.1,2
VI. Klasifikasi2
VI.1 Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat
lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk
menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila
memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,
namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem
TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World
Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons).2
14
VI.2 Pada sistem TNM1,2,3
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node
atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai
berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
o T 0: tidak ditemukan tumor primer
o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum
M (metastasis), penyebaran jauh:
o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
o M 0: tidak terdapat metastasis jauh
o M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
15
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T3 N2 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
VII. Pemeriksaan Fisik
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan
progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini
seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama
menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang lebih baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan
untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi.
A. Teknik pemeriksaan (Bruncardi,2005):
1. Posisi duduk atau berdiri
Inspeksi
Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.
1. Tegak tangan di sisi tubuh
Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas (relax) di samping tubuh, dan pemeriksa
berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.
Yang dinilai :
Simetris payudara kiri-kanan
Letak dan bentuk payudara
Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah
Kelainan papila; Adakah retraksi puting susu
Kelainan kulit; Adakah ”peau d’orange”, ”dimpling”, ulcerasi
Ada tidaknya tanda-tanda radang
16
2. Lengan digerakkan perlahan-lahan keatas bersama-
sama.
Yang dinilai :
Simetris payudara kiri-kanan
Letak dan bentuk payudara
Fiksasi kulit atau papilla mammae
Adakah tumor turut yang bergerak di bawah kulit
Ukuran payudara; tinggi dan besar kontur mammae, terutama lipatan bawah
3. Manuver kontraksi muskulus pektoralis dengan kedua lengan menakan di pinggang,
penderita duduk.
Yang dinilai :
Mammae yang menderita karsinoma tampak lebih menonjol daripada mammae
yang normal dan daerah kulit yang melekuk (“dimpling”) atau terfiksasir akan
terlihat lebih jelas
Palpasi
Yang dinilai :
Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding
dada.
Perubahan kulit : kemerahan, udem, ”peau d’orange”, ”dimpling”, ”nodul satelit”, ulcerasi
Perubahan puting : tertarik, edema, ”peau d’orange”, erosi, krusta, ada atau tidak cairan
(discharge) hemorrhagis.
Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau
sekitar.
Dalam posisi duduk paling baik untuk palpasi kelenjar Supraclavicula dan aksila. Palpasi
kelenjar Supraclavicula dilakukan dari depan dan belakang penderita dengan ujung jari.
Untuk palpasi kelenjar aksila, Muskulus Pectoralis harus dalam keadaan relaksasi dengan
menyokong lengan yang bersangkutan dengan satu tangan sedangkan ujung jari tangan yang
lain meraba kelenjar Aksila pasien
17
2. Posisi Baring
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar
rata di atas lapangan dada sehingga kulit
payudara tidak terlipat dan tepi jaringan
payudara sama tebal/tipis, jika perlu
bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil
pada penderita yang payudaranya sakit.
Pemeriksa berdiri disamping pasien, di sebelah payudara yang diperiksa.
Inspeksi
Yang dinilai :
Adakah perubahan kulit : dimpling, retraksi akibat serabut fasia yang melekatkan kulit
dan tumor mengalami pemendekan (terlihat jelas dengan tangan di belakang kepala dan
hiperekstensi untuk menegangkan fasia), gambaran vena, edema.
Perubahan areola payudara : pointing nipple (arah puting susu biasanya berbelok ke arah
tumor)
Ada atau tidaknya benjolan
Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan falank distal dan falank
medial jari II, III, dan IV dan dikerjakan secara sistematis mulai
dari clavicula sampai ke distal setinggi iga ke-6, dari tepi
sternum ketepi latisimus dorsi garis axilla anterior. Pemeriksaan
daerah sentral subaerola dan papilla jangan terlupa. Dapat juga
sistematis dari tepi sentral (sentrifugal) berakhir ke daerah papil.
Untuk pemeriksaan separuh lateral mammae lengan pasien diletakkan ke atas samping kepala.
Sedangkan untuk memeriksa separuh medial mamme lengan pasien diletakkan relax di samping
badan.
Yang dinilai :
18
Massa tumor : ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksasi atau tidak ke kulit atau
dinding dada.
Perubahan kulit : kemerahan, udem, peau d’orange, dimpling, nodul satelit, ulcerasi
Perubahan puting : tertarik, edema, peau d’orange, erosi, krusta, ada atau tidak cairan
(discharge) hemorrhagis.
Status kelenjar getah bening : jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain
atau sekitar.
Bila ditemukan tumor, tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya,
ukuran, konsistensi, batas : tegas / tidak; dan mobilitas terhadap kulit otot pektoralis, atau
dinding dada
4. Pemeriksaan KGB regional didaerah
a. Aksila, yang ditemukan kelompok kelenjar :
Mamaria eksterna di anterior, dibawah tepi otot pektoralis
Subskapularis di posterior aksila
Sentral dipusat aksila
Apikal diujung atas fascia aksilaris
Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah terfiksasi satu dengan
yang lain atau tidak.
b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama
Pemeriksaan sebaiknya posisi duduk, karena dalam posisi ini fosa aksila jatuh ke
bawah sehingga mudah untuk diperiksa. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan
penderita dilatakkan/jatuh lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa
dengan tangan kiri pemeriksa. Demikian sebaliknya pada aksila kiri.
c. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang
belakang, dan paru.
Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut :
Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsy, ataksia, paresis, paralysis
Paru : efusi, sesak nafas
Hati : kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi
Tulang : nyeri, patah tulang
19
SADARI (perikSA payuDAra sendiRI)
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-
10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan
pemeriksaan (Dokter Sehat,2007).
Caranya :
a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti:
Adanya benjolan
Kulit bersisik sekitar puting
Puting susu keluar darah/cairan lain
Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk
Perubahan bentuk/ukuran
b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara:
Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter)
VIII. Gejala klinis1,2,3
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada
kulit payudara atau pada puting susu.
2.Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
Pendarahan pada puting susu.
20
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul
borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen
sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
21
IX. Jenis – jenis kanker payudara
Jenis kanker payudara yang paling umum adalah berasal dari saluran
air susu ( ductal carcinoma ) atau kelenjar air susu ( lobular carcinoma ).
Penentuan asal kanker ditentukan dari bentuk sel kanker yang terlihat
secara microscopic dalam biopsy.
In situ breast cancer
In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada
dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan
disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :
Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )
ENLARGEMENT:
A. Normal duct cells
B. Duct cancer cells
C. Basement membrane
D. lumen ( centre of duct )
Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak
menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium
awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari
kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada
juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife.
22
Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )
ENLARGEMENT :
A. Normal lobular cells
B. Lobular cancer cells
C. Basement membrane
Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan
tidak menyerang jaringan disekitarnya. Masih menjadi kontroversi diantara
ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal
dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang
akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila
seseorang mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko
untuk mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara
yang terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila
kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi
Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.
Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )
Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya telah keluar / lepas
dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar-
kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar
getah bening. Jenisnya antara lain :
23
Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )
ENLARGEMENT :
A. Normal duct cells
B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane
C. Basement membrane
Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive.
Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di
sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan
menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap
terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis )
kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system
kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi
masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain.
Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )
24
ENLARGMENT :
A. Normal cells
B. Lobular cancer cells breaking through the basement membrane
C. Basement membrane
Meskipun tidak sebanyak IDC, type ini juga mempunyai sifat yang
mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian
menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang
lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan
merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam
gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC,
bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat
dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan
ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.
Type – type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara
Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau
kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
Inflammatory Breast Cancer
jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive.
Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal /
besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas. Ini dikarenakan
oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat
permukaan payudara.
Medullary Carcinoma.
Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas
terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.
Tubular carcinoma
Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat
25
dibawah microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik
dari Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.
Metaplastic carcinoma
Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai kanker
payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir / terbatas dan berisi beberapa sel yang
berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan
dan cara penanganannya sama dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma
Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis tumor ini biasanya
kemudian menjadi kanker ( malignant )
Micropapillary carcinoma
Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah
bening, meskipun ukurannya kecil.
Adenoid cystic carcinoma
Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis
invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran
X. Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk diagnostik; yang umumnya hanya dapat
dilakukan di Rumah Sakit yang besar (tipe C ke atas), yaitu:
1) Mammografi
Suatu teknik pemeriksaan foto rontgen untuk jaringan lunak; yang memberikan
petunjuk adanya kelainan.
Tujuan utama mammaografi adalah untuk deteksi dini keganasan payudara.
Mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang
dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.
Posisi utama yang digunakan adalah kraniokaudal dan mediolateral dengan posisi
dan kompresi yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal, dimana
penderita berdiri atau duduk di depan pesawat mammografi, dengan meja yang dapat
digerakkan, lalu penderita meletakkan payudara yang akan diperiksa di atas meja
26
tersebut. Pemotretan dengan arah sinar vertical untuk posisi kraniokaudal dan arah
sinar horizontal untuk posisi mediolateral.
Juga dikenal posisi lateromedial dan untuk melihat aksila bebas dari tulang iga
yaitu axillary projection.
Indikasi mammografi:
1. Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara
2. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan keganasan
payudara.
3. Pembesaran kelenjar getah bening aksila yang meragukan
4. Pada wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primernya
5. Pada penderita dengan cancer phobi
6. Follow up penderita pasca operasi dengan kemungkinan kambuh atau keganasan
payudara yang kontra lateral.
Gambaran tumor jinak payudara pada USG:
1. Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas dan licin serta teratur
2. Adanya halo yang disebabkan oleh karena pendesakan jaringan sekitar tumor
terutama jaringan lemak yang menyebabkan gambaran hitam melingkar
seluruh atau sebagian tumor.
3. Kadang-kadang tampak perkapuran kasar dan umumnya dapat dihitung.
2) Ultrasonografi
Dengan pemeriiksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.
Pemeriksaan yang lain, yaitu sitologi pada payudara. Sitologi payudara adalah ilmu yang
mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari sistem saluran air susu kelenjar payudara,
mulai dari duktus interlobaris yang terbesar, berlanjut ke duktus interlobularis sampai ke duktus
intralobularis.
Bahan pemeriksaan sitologi payudara berupa sekret yang berasal dari saluran air susu kelenjar
payudara, dapat diambil dengan cara pijatan tangan (massage), pompa susu atau alat aspirator
Sartorius yang ditempelkan pada puting susu, kemudian dihubungkan dengan sebuah spuit dapat
disedot satu dua tetes sekret kelenjar payudara untuk pemeriksaan sitologi.
27
Bila kelainan patologik yang timbul berupa tumor, yang letaknya di dalam stroma payudara
di luar saluran air susu, maka tentunya kelainan ini tidak akan menimbulkan gejala keluarnya
sekret/cairan atau darah dari puting susu.
Kegunaan diagnostik sitologi payudara :
1. Evaluasi lesi payudara di dalam saluran air susu.
Lesi payudara yang terletak di dalam saluran air susu, biasanya menunjukkan gejala
keluarnya sekret, cairan atau darah dari puting susu.
2. Evaluasi lesi ulseratif payudara (ulkus payudara) yang mungkin disebabkan oleh infeksi
atau merupakan metastase kanker payudara.
3. Evaluasi lesi tumor padat atau tumor kistik (kista) dalam stroma payudara.
Lesi di dalam stroma payudara biasanya bermanifestasi sebagai tumor padat atau tumor
kistik, yang dapat dideteksi dengan mammogram. Lesi-lesi ini didiagnosa secara sitologi,
dengan menggunakan teknik biopsi aspirasi jarum halus (BAJH).
4. Evaluasi pembesaran kelenjar getah bening ketiak, yang mungkin merupakan metastase
dari kanker payudara.
5. Evaluasi tumor yang dicurigai kambuh pada dinding dada, pasca operasi kanker payudara
(mastektomi).
Bahan pemeriksaan sitologi payudara :
1. Sekret /cairan atau darah dari puting susu yang keluar secara spontan.
2. Sekret /cairan yang berasal dari ulkus payudara.
Ulkus dapat terjadi pada puting susu atau pada permukaan kulit payudara yang
disebabkan oleh proses kanker payudara yang berada di bawahnya.
3. Sekret /cairan sebagai hasil biopsi aspirasi jarum halus terhadap tumor payudara yang
padat atau kistik.
XI. Pengobatan kanker2
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium
klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
1.Mastektomi
28
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2
cm dan letaknya di pinggir payudara.
2.Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit
cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3.Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada
payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
XI.1 Strategi pencegahan2
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiologi sepakat
29
bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara
lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer
ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan
secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena kanker payudara ini
2.Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui
mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat
dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap
tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
30
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini
menjadi 75%.
3.Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh
banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya
berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
XII. Prognosis5
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1.Stadium kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium Angka kelangsungan hidup 5 tahun
0 100%
I 98%
IIA 88%
IIB 76%
IIIA 56%
IIIB 49%
IV 16%
2. Tipe histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
31
3. Reseptor hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2003.p.388-402
2. Gazali P.Hati-Hati Kanker Mengintai Payudara Anda!Tanya Dokter Anda.com.
Desember 27, 2007. [cited 2010 September 15]. Available:
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/12/hati-hati-kanker-mengintai-payudara-
anda
3. Breast Cancer. Wikipedia, the free encyclopedia. September 15, 2010. [cited 2010
September 15]. Available: http://en.wikipedia.org/wiki/Breast_cancer#External_links
4. Diagnosis dan stadium kanker payudara. Pita pink peduli kanker payudara (situs resmi
yayasan kesehatan payudara Indonesia). 2005. [cited 2010 September 15]. Available:
http://www.pitapink.com/id/pengobatan.php
5. Status Kanker Payudara.Scribd.2010. [cited 2010 September 15]. Available:
http://www.scribd.com/doc/20798551/Status-Kanker-Payudara
32
33