case 7 - inventory management - pharr foods company

26
Over View Pharr foods company adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beragam macam produk makanan termasuk juga beragam candies. Salah satu dari jenis candy yang popular adalah “Far Star”, tas selusin (bag of dozen), dibungkus secara individual, permen berbentuk bintang (star-shaped) yang dibuat terutama dari campuran gelap dan susu coklat (dark and milk cholates), kacang macadamia, dan campuran krim kental. Item relatif mahal, jadi Pharr Foods hanya memproduksi untuk pasar eastern termasuk juga wilayah urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, dan Boston. Item tidak dijual dalam grosir atau discount store tetapi hanya dalam specialty shop, specialty grocery, candy store dan department store. Pharr Foods menyuplai dengan sistem single food distributor dimana memiliki beberapa rumah pada east cost (biaya di timur). Permen dikirimkan dalam cases (kasus/kegiatan) dengan 60 kantong permen per case. Far stars lebih laku (lebih banyak terjual) meskipun fakta bahwa harganya mahal yaitu $9,85 per kantong (grosir). Pharr menggunakan kualitas tinggi, fresh ingredients dan tidak memiliki persediaan candy dalam toko yang besar dari periode waktu yang panjang. Distributor Pharr percaya bahwa permintaan akan candy mengikuti pola musiman. Data permintaan dikumpulkan untuk Far Stars dari warehouse dan stores dalam tiga tahun terakhir. Demand (cases)

Upload: tiff556

Post on 07-Jul-2016

483 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Pharr foods company adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beragam macam produk makanan termasuk juga beragam candies. Salah satu dari jenis candy yang popular adalah “Far Star”, tas selusin (bag of dozen), dibungkus secara individual, permen berbentuk bintang (star-shaped) yang dibuat terutama dari campuran gelap dan susu coklat (dark and milk cholates), kacang macadamia, dan campuran krim kental. Item relatif mahal, jadi Pharr Foods hanya memproduksi untuk pasar eastern termasuk juga wilayah urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, dan Boston. Item tidak dijual dalam grosir atau discount store tetapi hanya dalam specialty shop, specialty grocery, candy store dan department store.

TRANSCRIPT

Page 1: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Over View

Pharr foods company adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beragam macam produk

makanan termasuk juga beragam candies. Salah satu dari jenis candy yang popular adalah “Far

Star”, tas selusin (bag of dozen), dibungkus secara individual, permen berbentuk bintang (star-

shaped) yang dibuat terutama dari campuran gelap dan susu coklat (dark and milk cholates),

kacang macadamia, dan campuran krim kental.

Item relatif mahal, jadi Pharr Foods hanya memproduksi untuk pasar eastern termasuk juga

wilayah urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, dan Boston. Item tidak dijual dalam

grosir atau discount store tetapi hanya dalam specialty shop, specialty grocery, candy store dan

department store.

Pharr Foods menyuplai dengan sistem single food distributor dimana memiliki beberapa rumah

pada east cost (biaya di timur). Permen dikirimkan dalam cases (kasus/kegiatan) dengan 60

kantong permen per case. Far stars lebih laku (lebih banyak terjual) meskipun fakta bahwa

harganya mahal yaitu $9,85 per kantong (grosir). Pharr menggunakan kualitas tinggi, fresh

ingredients dan tidak memiliki persediaan candy dalam toko yang besar dari periode waktu yang

panjang.

Distributor Pharr percaya bahwa permintaan akan candy mengikuti pola musiman. Data

permintaan dikumpulkan untuk Far Stars dari warehouse dan stores dalam tiga tahun terakhir.

Demand (cases)Month Year 1 Year 2 Year 3January 192 212 228Februar

y 210 223 231March 205 216 226

memegang persediaan permen (candy) di gudang dalam situasi yang dapat dikendalikan iklim

dan hati-hati dalam menanganinya. Biaya tercatatsecara tahunan adalah $ 116 per case. Item

tersebut harus dikirim dalam jarak jauh dari produsen ke distributor. Agar permen sesegar

mungkin, Truk harus ber-AC dan pengiriman harus langsung dan sering kurang-dari- truk/sering

lebih rendah dari pada truk (often less-than-truckload). Akibatnya, biaya pemesanan adalah

$4.700

Page 2: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Parr Foods membuat Far Stars dari tiga bahan utama dan memerintahkan dari pemasok yang

berbeda, gelap dan susu cokelat (dark and milk chocolate), kacang macadamia, dan krim

kentalyang diisi khusus. Kecuali untuk bentuk bintang yang unik (unique star shape), Star Far

hampir seperti truffle cokelat. Setiap bobot/berat Far Star adaah 1,2 ons dan membutuhkan 0,70

ons cokelat yang dicampur, 0,50 ons kacang macadamia, dan 0,40 ons yang diisi untuk

menghasilkan (termasuk tumpahan dan limbah/waste). Pharr Foods atau memesan coklat,

kacang-kacangan, dan mengisi dari pemasoknya by the pound . Biaya pemesanan tahunan $

5.700 untuk cokelat, dan carrying cost nya adalah $ 0,45 per pound. Biaya pemesanan kacang

macadamia adalah $ 6300, dan biaya tahunan tercatat $ 0,55 per pound.

Setiap pemasok menawarkan produsen permen dengan kuantitas - diskon harga untuk setiap

bahan, data nya yaitu

Chocolate Macadamia Nuts FillingsPric

e Quantity (lb) Price Quantity (lb) Price Quantity (lb)3,05 0-50,000 6,50 0-30,000 1,50 0-40,0002,90 50,001-100,000 6,25 30,001-70,000 1,35 40,001-80,0002,75 100,001-150,000 5,95 70,000+ 1,25 80,000+2,60 150,000+

Menentukan kuantitas pesanan persediaan dari distributor Pharr tersebut. Membandingkan

kuantitas pesanan optimal dengan perkiraan musiman yang disesuaikan dengan permintaan.

Apakah kuantitas pesanan cukup untuk memenuhi pola permintaan musiman untuk Far Stars?

Artinyaadalah kemungkinan bahwa kekurangan atau inventories berlebihan akan terjadi?

Dapatkah mengidentifikasi penyebab pola permintaan musiman untuk Far Star?

Menentukan kuantitas pesanan persediaan untuk masing-masing dari tiga bahan utama yang

Pharr Foods pesan dari pemasoknya. Diskusikan kemungkinan dampak kebijakan urutan

distributor dan Pharr Foods pada quality managementdan supply chain management.

Dasar Teori

The Importance of Inventory

Page 3: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Inventory adalah persediaan barang dagang yang digunakan untuk diproses atau dijual kembali

tetapi untuk mengontrol inventory harus mengetahui dua hal berapa banyak yang dipesan dan

kapan untuk memesan inventory. Hal ini dilakukan, agar turnover dari inventory dapat di

manage setiap perusahaan agar meminimalkan cost dan meningkatkan profit.

Functions of Inventory

Untuk memisahkan berbagai macam bagian dari proses produksi. Contoh, jika

perusahaan menyuplai pada jangka waktu yang berubah-ubah maka, diperlukan

pemisahan bagian setiap yang disuplai agar memberikan penjelasan yang rinci tentang

apa saja yang disuplai.

Untuk memisahan perubahan permintaan dan menghasilkan stock dari barang yang

menghasilkan seleksi bagi customers.

Untuk menghasilkan keuntungan dari quantity discount, karena pembelian dalam jumlah

yang besar kemungkinan mengurangi biaya untuk pemesanan.

Untuk melakukan pagar terhadap inflasi dan kenaikan perubahan harga

Types of Inventory

Ada empat jenis dari inventory, yaitu

Raw material inventory adalah material yang sering dibeli tetapi tidak dimasukkan

kedalam manufacturing process.

Work in process yaitu produk atau komponen dimana tidak sepanjang raw material tetapi

tidak menjadi finished good.

MRO yaitu maintenance, repair (pebaikan) dan operasi material.

Finished goods inventory adalah item yang siap untuk dijual tetapi masih dalam asset

buku perusahaan.

Managing Inventory

Manager operasi harus menstabilkan kondisi perusahaan untuk mengatur inventory. Ada dua car

melakukan hal tersebut yaitu,

1. ABC Analysis

Adalah suatu metode yang digunakan dalam managing inventory dengan dividing on inventory

kedalam tiga klasifikasi dengan berdasarkan annual dollar volume. Analisi ABC juga memakai

Page 4: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

konsep pareto dimana establishing inventory berfokus pada few critical inventory dan not the

many trival ones.

Contoh kasus dengan konsep ABC analysis

2. Record Accuracy

Hal ini digunakan untuk berfokus item yang dibutuhkan oleh perusahaan dan digunakan juga

untuk mengukur keakuratan dari pembuatan keputusan mengenai ordering, scheduling, dan

shipping. Record accuracy melihat bagaimana stockroom suatu perusahaan (mengartur persediaa

inventory)

3. Cycle Counting

Adanya rekonsiliasi dari continuing inventory dan inventory records. Hal ii digunakan ketika ada

perusahaan yang melakukan audit yang berlanjut dan annual physical inventories yang

membutuhkan penghitungan yang bersiklus. Contoh kegiatan yang menggunakan cycle counting

Page 5: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Keuntungan cycle counting adalah

Mengeliminasi shutdown dan interupsi dari kebutuhan produksi untuk annual physical

inventories.

Mengelminasi penyesuaian annual inventory

Melatih personel untuk melihat keakuratan audit inventory

Untuk mengidentfikasi eror dan remedial aksi yang dilakukan

Mempertahankan keakuratan record dari inventory

Control of Service Invetories

1. Shrinkage

Adalah Retail inventory dimana tidak terhitung antara receipt dan sale.

2. Pilferage

Adalah Bagian kecil dari jumlah theft.

Karena pengaruh dari profitability sangat substansial maka akurasi dari inventory dan control

sangat dibutuhkan. Teknik yang digunakan adalah

Good personnel selection, training, dan discipline

Tight control of incoming shipments

Effective control of all goods leaving the facility.

Inventory Models

Page 6: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

1. Dependent and independent inventories demand

2. Holding, Ordering and Setup costs

-Holding cost adalah biaya yang digunakan untuk menjaga persediaan inventory

-Ordering cost adalah biaya untuk melakukan proses pemesanan.

-Setup cost adaah biaya untuk memperbaiki mesin atau proses untuk produksi.

-Setup time adalah waktu untuk permintaan perbaikan mesin atau proses untuk produksi.

Inventory Models for Independent Demand

Dua pertanyaan penting untuk melihat melakukan pemesanan inventory adalah apa yang akan

dipesan dan berapa banyak jumlah yang dipesan.

Independent model terdiri dari:

1. Basic economic order quantity (EOQ) model

2. Production order quantity model

3. Quantity discount model

Mengukur inventory holding cost

1. The Basic Economic Order Quantity (EOQ) Model

Adalah teknik untuk mengontrol inventory dengan meminimalkan total dari pemesanan dan

holding cost. Ada enam asumsi yang digunakan dalam teknik ini

1. Permintaan setiap item diketahui, alasan yang konstan, dan independent dari keputusan

untuk item yang lain

2. Lead time, antara waktu penempatan dan penerimaan pesanan diketahui dan konsisten.

3. Penerimaan inventoy instan dan komplit. Dengan kata lain, inventory dari pemesanan

harus one batch and one time.

4. Jumlah diskon adalah tidak memungkinkan

Page 7: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

5. Hanya variable cost yaitu cost of setting up atau placing an order dan cost of holding

inventory yang overtime.

6. Stock out (shortage) dapat komplit jika pemesanan tepat waktu.

Minimizing Cost

Tujuan dari perusahaan adalah untuk meminimalkan total cost. Optimal order quantity terjadi

pada poin dimana ordering cost curve dan carrying cost intersect. Hal ini tidak dapat diganti.

Dengan konsep EOQ, optimal order quantity terjadi pada poin dimanatotal setup cost sama

dengan total holding cost. Untuk mencari hal ini yaitu dengan menggunakan Q. Langkah-

langkahnya adalah

Membangun ekspresi untuk setup atau ordering cost

Membangun ekspresi untuk holding cost

Set setup (order) cost sama dengan holding cost

Selesaikan persamaan utuk optimal order quantity

Ada beberapa variable yang digunakan untuk menyelesaikan pengukuran setup dan holding cost

dan menyelesaikan untuk Q*

Q= Number of units per order

Q*= Optimum number of units per order (EOQ)

D= Annual demand in units for the inventory item

S= Setup or ordering cost for each order

H= Holding or carrying cost per unit per year

Page 8: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Cara menghitung expected number of orders

N= The expected number of orders placed during the year

T= The expected time between orders

Total annual variable inventory cost adalah sum dari setup dan holding cost

Jadi, total annual cost termasuk purchase cost , persamaannya adalah

2. Robust Model

Adalah model yang memberikan jawaban yang baik (satisfactory) dengan variasi subtansial yang

bervarasi sebagai parameter.

The minimum of TC

Page 9: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

3. Reorder Points

Level inventory (point) dimana diambil untuk mengisi stocked item.

ROP= (Demand per day) x (Lead time for a new order in days)

= DxL

Lead Time adalah suatu hal yang ada dalam purchasing system, waktu antara placing order dan

receiving order. Apakah dalam produksi, move, queue, setup dan run time untuk setiap

komponen produksi.

Persamaan untuk ROP diasumsikan lebih besar permintaan setelah adanya lead time dan lead

time nya adalah konstan, Ketika, tidak sesuai degan aturan, extra stock, sering disebut dengan

safety stock.

Persamaan dari number of working days in a year.

Production Oder Quantity Model

Model ini mengaplikasi dua situasi yaitu ketika inventory continuously flows atau membangun

kembali lebih satu periode waktu pemesanan yang mempunyai tempat dan ketka unit diproduksi

dan dijual simultaneously.

Change Inventory Levels over time for the Production Model

Page 10: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Karena model adalah pantas untuk lingkungan produksi, maka sering disebut dengan production

order quantity model. Untuk menentukan ekspresi dari annual holding cost untuk production

oreder quantity model

Q= Number of units per order

H= Holding cost per unit per year

p= Daily production rate

d= Daily demand rate, or usage rate

t= Length of the production run in days

Page 11: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Menggunakan ekspresi untuk holding cost dan ekspresi untuk setup cost dibangundalam dasar

EOQ model, jadi optimal number of pieces per order oleh persamaan setup cost dan holding cost

adalah

Kita dapat membandingkan solusi esensial dari identfikasi nilai D,S, dan H, Q* naik karena

holding cost turun, untuk membuat sebuah order quantity yang besar, maka

D= Annual demand

S= Setup cost

H= Holding cost

Ketika ingin mencari Q*p maka rumus yang digunakan adalah

Quantity Discount Models

Adalah sebuah pengurangan harga untuk pembelian item dalam jumlah yang

besar.Menempatkan pemesanan untuk sesuatu jumlah yang ditentukan, bagaimanan pun hal yang

memuaskan bagi perusahaan ketika ada discount price. Holding cost meningkat karena pemesan

umlah nya besar.

Persamaan untuk total annual inventory cost dapat dihitung melalui

Page 12: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Ada empat langkah untuk menentukan cara meminimalkan total annual inventory cost yaitu

Step 1: Untuk setiap diskon, menghitungan niai untuk optimal orde size Q*, dengan

menggunakan persamaan

I (The holding cost as a percent)

P (Unit Price)

ASUMSI: The holding cost is IP instead of H. karena harga dari item adalah salah satu factor

yang ada pada annual holding cost dimana tidak berasums bahwa holsing cost adalah konstan

ketika harga per unit mengubah setiap jumlah diskon.

Step 2: Untuk setiap diskon, jika order quanitity juga rendah untuk memenuhi syarat diskon,

maka diaturlah order quantity upward (naik ke atas) menjadi lowest quantity untuk memenuhi

syarat diskon. Step ini membutuhkan kepastian bahwa kita tidak membuang (discard) order

quatity yang kemungkinan dapat di produksi dengan minimum cost.

Step 3: Menggunakan dahulu total cost equation, hitunglah total cost untuk setiap Q* upward

karena itu yang dipekenankan quantity range, menjadi benar dengan penyesuaian nilai Q*

Step 4: Pilih lah Q* yang memiliki total cost yang rendah, dan hitunglah kembali dengan

menggunakan step . Hal ini untuk meminimalkan total inventory cost.

Total Cost Curve for the Quantity Discount Model

Page 13: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Probabilistic Model and Safety Stock

Adalah model statistic yang diaplikasikan ketika permintaan produk atau variable lain tidak

diketahui tetapi dapat ditetapkan oleh pengertian dari distribusi probabilitas.

Hal penting yang dilakukan oleh manajemen adalah mempertahankan servis yanf cukup pada

setiap level permintaan. Service level adalah hal yang melengkapai kemungkinan dari stockout.

Inventory menunjukkan safety stock Untuk melihat keterlibatan tersebut, digunakan lah number

of units seperti a buffer to the reorder point.

Annual Stock out

Ketika sulit atau tidak memungkinkan untuk memastikan cost dari stock out, maka manager

memutuskan untuk mengikuti kebijakan yang cukup nyaman untuk menentukan customer

service level. Kita menggunakan kurva normal dengan mengetahui mean dan standard deviasi

untuk mengukur reorder (pemesanan kembali) dan kenyamanan kebutuhan stock untuk 95%

(service level as meeting) dan 5% (stockout only 5% of the time). Jadi, rumus yang digunakan

adalah

Page 14: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Other Probablistic Model

Ketika data pada waktu pasti adalah not at hand, karena formulanya tidak dapat diaplikasikan.

Ada tiga model lain yang selalu tersedia, dimana membutuhkan tiga situasi untuk memastikan

model tersebut, yaitu

Demand is variable and lead time is constant

Lead time is variable and demand is constant

Both demand and lead time are variable

*Demand is variable and lead time is constant

Ketika hanya demand yang variable

*Lead time is variable and demand is constant

Ketika demand adalah constant dan hanya lead time yang variable

*Both demand is variable and lead time are constant

Ketika demand dan lead time adalah variable

Single-Period Model

Adalah sistem untuk pemesanan item dimana little atau tidak ada nilai pada akhir sales period.

Single-period inventory model menggambarkan situasi diman satu pesanan ditempatkan untuk

sebuah produk Untuk memastikan kebijakan optimal stocking untuk pertumbuhan sebelum

musin memulai, maka menggunakan standard deviasi dan mempertimbangkan dua marginal cost

yaitu

Page 15: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Cs= Cost of shortage (we underestimated) = sales price/unit-cost/unit

Co= Cost of overage (we overestimated) = Cost/unit-salvage value/unit (if there is any)

Jadi service level, jika probability not stocking out

Oleh karena itu, mempertimbangkan kenaikan order quantity sampai service level dibawah atau

sama dengan ratio dari (Cs/(Cs+Co)

Fixed Period (P) System

Inventory model mempertimbangkan fixed-quantity atau Q system.

*Fixed-quantity (Q) System

Adalah sebuah sistem pemesanan dengan jumlah pesanan yang samasetiap waktu

Untuk menggunakan fixed-quantity model, inventory harus dimonitori terus menerus, dengan

adanya permintaan terhadap perpetual inventory system

*Perpetual Inventory system

Adalah sebuah sistem yang menjaga taksiran atau perjalanan setiap withdrawal atau tambahan

untuk inventory terus menerus, juga adanya records yang selalu current.

*Fixed-period (P) system adalah sebuah sistem diman inventory orders dibuat pada waktu jarak

waktu regular (regular time intervals)

Downward pada sloed menggambarkan on-hand inventory levels. Tetapi untuk sekarang, ketika

waktu antara orders (P) lewat, maka akan menempatkan pemesana untuk meningkatkan

inventory dalam pemenuhan target quantity (T). Jumlah pemesanan setelah periode pertama

adalah Q1, periode kedua adalah Q2 dan seterusnya. Nilai Qi adalah perbedaan antara current

on-hand inventory dan target inventory level.

Fixed period system memiliki asumsi yang sama dengan dasr EOQ fixed-quantity system yaitu

Page 16: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

The only relevant costs are the ordering and holdig cost.

Lead times are known and constant.

Items are independent of one another.

Keuntungan dari fixed period system adalah penghitungan tidak physical dari inventory items

setelah item adalah withdraw, hal ini terjadi ketika hanya untuk waktu pengulangan terjadi lagi

(Convenient administratively). Sebuah fixed-period system dapat menjadi pantas ketika vendor

membuat jadwal kunjungan kepada konsumen yang rutin (fixed time interval) atau rutin ketika

pembelian mengombinasikan penyimpanan pesanan dan biaya transportasi.

Kerugian dari P system adalah karena tidak menghhitung inventory setelah adanya review

period, dimana ada kemungkinan stockout setelah waktu tersebut.

Analisis

Annual setup cost

Kami menggunakan data tahun ke-3 dengan rumus perhitungan

1. Annual setup cost = Annualdemand

Numberunitsineachorder×costperorder

= 3180

60×4700

= 249.100 dollars

2. Annual holding cost = Numberunitsineac horder

2×Holding cost

=602×116

= 3480 dollars

3. Q* = √ 2DSH

Q*=√ 2×3180×4700116

Q*= 508 cases

Page 17: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

4. Expected orders = D

Q∗¿¿

=3180508

= 6,25 order

Apabila kami membulatkan menjadi 6 order maka akan terjadi shortage demand karena (6 order x 508 cases) hanya mencapai 3048 cases saja sementara tahun sebelumnya mencapai 3180 cases. Oleh karena itu kami membulatkan menjadi 7 order sehingga total supply yang tersedia menjadi 3556 cases. Excess supply masih lebik baik daripada shortage untuk menjamin ketersediaan barang di pasar.

5. Time Expected = 365hari7order

= 52,1 hari = setiap 52 hari melakukan order

Ingredients

1 piece produk terbuat dari

a. 0,7 ons blended chocolateb. 0,5 ons macadama peanutsc. 0,4 ons cream filling

1 pon sama dengan 5 ons

1 bag sama dengan 12 pieces

1 cases sama dengan 60 bags

Menghitung total ingredients

A. Blended chocolate: 0,7 x 12 x 60 x 3556(Demand)= 1.792.224 ons atau 358.445 pons

B. Macadama peanuts: 0,5 x 12 x 60 x 3556(Demand)

= 1.280.160 ons atau 256.032 pons

Page 18: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

C. Cream filling: 0,4 x 12 x 60 x 3556(Demand)= 1.024.128 ons atau 204.826 pons

Menghitung kuantitas per order

A. Blended Chocolate

Harga 3,05 = √ 2×358.445×5700 (S)3,05(P)×0,45(H )

= 55.017 – Adjusted 55.000

Harga 2.9 =√ 2×358.445×5700 (S)2,9(P)×0,45(H )

=56.065

Harga 2,75 =√ 2×358.445×5700 (S)2,75(P)×0,45(H )

= 57.463 - Adjusted

Harga 2,60 =√ 2×358.445×5700 (S)2,60(P)×0,45(H )

=59.097 – Adjusted

Discount number

Unit price Quantity Order

Annual product cost (Demand x unit price)

Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)

Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,45)

Total cost

1 3,05 55.000 1.093.257 37.148 75.488 1.205.8932 2,9 56.065 1.039.490 36.442 73.165 1.149.0973 2,75 100.001 985.724 20.431 123.751 1.129.9064 2,6 150.001 931.957 13620 175.501 1.121.078

Diambil discount number 4 untuk blended chocolate

B. Macadama Peanuts

Harga 6,5 =√ 2×256.032×6300 (S)6,5(P)×0,63(H )

= 28067

Page 19: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Harga 6,25 =√ 2×256.032×6300 (S)6,25(P)×0,63(H )

= 28.623 – adjusted

Harga 5,95 =√ 2×256.032×6300 (S)5,95(P)×0,63(H )

=29.336– adjusted

Discount number

Unit price

Quantity Order

Annual product cost (Demand x unit price)

Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)

Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,63)

Total cost

1 6,5 28.067 1.664.208 57.470 114.934 1.836.6122 6,25 30.001 1.600.200 53.765 118.129 1.772.0943 5,95 70.001 1.523.390 23.042 262.399 1.808.831

Ambil discount number 2 untuk Macadama peanuts

C. Cream filling

Harga 1,5 = √ 2×204.826×4500(S)1,5(P)×0,55(H )

= 47.270 – adjusted

Harga 1,35 =√ 2×204.826×4500(S)1,35(P)×0,55(H )

= 49.827

Harga 1,25 =√ 2×204.826×4500(S)1,25(P)×0,55(H )

= 51.782 – adjusted

Page 20: Case 7 - Inventory Management - Pharr Foods Company

Discount number

Unit price

Quantity Order

Annual product cost (Demand x unit price)

Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)

Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,55)

Total cost

1 1,5 40.000 307.239 23.043 33.000 363.2822 1,35 49.827 276.515 18.498 36.996 332.0093 1,25 80.001 256.032 11.521 55.000 322.553

Diambil discount number 3 untuk Cream Filling

Pola distribusi Pharr Food adalah single food distribution dimana distributor adanya pola permintaan yang musiman, ditambah lagi adanya persediaan untuk jangka panjang. Kami melihat dengan adanya single food distribution maka supply chain memang dalam jangka pendek akan menjaga inventory tetapi dalam jangka panjang akan menimbulkan cost. Single distributor adalah pilhan yang sangat sulit karena dengan satu distributor tidak akan memberikan jaminan dalam pemenuhan inventory yang lama kelamaan akan menimulkan shortage atau kelangkaan.