case 7 - inventory management - pharr foods company
DESCRIPTION
Pharr foods company adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beragam macam produk makanan termasuk juga beragam candies. Salah satu dari jenis candy yang popular adalah “Far Star”, tas selusin (bag of dozen), dibungkus secara individual, permen berbentuk bintang (star-shaped) yang dibuat terutama dari campuran gelap dan susu coklat (dark and milk cholates), kacang macadamia, dan campuran krim kental. Item relatif mahal, jadi Pharr Foods hanya memproduksi untuk pasar eastern termasuk juga wilayah urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, dan Boston. Item tidak dijual dalam grosir atau discount store tetapi hanya dalam specialty shop, specialty grocery, candy store dan department store.TRANSCRIPT
Over View
Pharr foods company adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beragam macam produk
makanan termasuk juga beragam candies. Salah satu dari jenis candy yang popular adalah “Far
Star”, tas selusin (bag of dozen), dibungkus secara individual, permen berbentuk bintang (star-
shaped) yang dibuat terutama dari campuran gelap dan susu coklat (dark and milk cholates),
kacang macadamia, dan campuran krim kental.
Item relatif mahal, jadi Pharr Foods hanya memproduksi untuk pasar eastern termasuk juga
wilayah urban seperti New York, Atlanta, Philadelphia, dan Boston. Item tidak dijual dalam
grosir atau discount store tetapi hanya dalam specialty shop, specialty grocery, candy store dan
department store.
Pharr Foods menyuplai dengan sistem single food distributor dimana memiliki beberapa rumah
pada east cost (biaya di timur). Permen dikirimkan dalam cases (kasus/kegiatan) dengan 60
kantong permen per case. Far stars lebih laku (lebih banyak terjual) meskipun fakta bahwa
harganya mahal yaitu $9,85 per kantong (grosir). Pharr menggunakan kualitas tinggi, fresh
ingredients dan tidak memiliki persediaan candy dalam toko yang besar dari periode waktu yang
panjang.
Distributor Pharr percaya bahwa permintaan akan candy mengikuti pola musiman. Data
permintaan dikumpulkan untuk Far Stars dari warehouse dan stores dalam tiga tahun terakhir.
Demand (cases)Month Year 1 Year 2 Year 3January 192 212 228Februar
y 210 223 231March 205 216 226
memegang persediaan permen (candy) di gudang dalam situasi yang dapat dikendalikan iklim
dan hati-hati dalam menanganinya. Biaya tercatatsecara tahunan adalah $ 116 per case. Item
tersebut harus dikirim dalam jarak jauh dari produsen ke distributor. Agar permen sesegar
mungkin, Truk harus ber-AC dan pengiriman harus langsung dan sering kurang-dari- truk/sering
lebih rendah dari pada truk (often less-than-truckload). Akibatnya, biaya pemesanan adalah
$4.700
Parr Foods membuat Far Stars dari tiga bahan utama dan memerintahkan dari pemasok yang
berbeda, gelap dan susu cokelat (dark and milk chocolate), kacang macadamia, dan krim
kentalyang diisi khusus. Kecuali untuk bentuk bintang yang unik (unique star shape), Star Far
hampir seperti truffle cokelat. Setiap bobot/berat Far Star adaah 1,2 ons dan membutuhkan 0,70
ons cokelat yang dicampur, 0,50 ons kacang macadamia, dan 0,40 ons yang diisi untuk
menghasilkan (termasuk tumpahan dan limbah/waste). Pharr Foods atau memesan coklat,
kacang-kacangan, dan mengisi dari pemasoknya by the pound . Biaya pemesanan tahunan $
5.700 untuk cokelat, dan carrying cost nya adalah $ 0,45 per pound. Biaya pemesanan kacang
macadamia adalah $ 6300, dan biaya tahunan tercatat $ 0,55 per pound.
Setiap pemasok menawarkan produsen permen dengan kuantitas - diskon harga untuk setiap
bahan, data nya yaitu
Chocolate Macadamia Nuts FillingsPric
e Quantity (lb) Price Quantity (lb) Price Quantity (lb)3,05 0-50,000 6,50 0-30,000 1,50 0-40,0002,90 50,001-100,000 6,25 30,001-70,000 1,35 40,001-80,0002,75 100,001-150,000 5,95 70,000+ 1,25 80,000+2,60 150,000+
Menentukan kuantitas pesanan persediaan dari distributor Pharr tersebut. Membandingkan
kuantitas pesanan optimal dengan perkiraan musiman yang disesuaikan dengan permintaan.
Apakah kuantitas pesanan cukup untuk memenuhi pola permintaan musiman untuk Far Stars?
Artinyaadalah kemungkinan bahwa kekurangan atau inventories berlebihan akan terjadi?
Dapatkah mengidentifikasi penyebab pola permintaan musiman untuk Far Star?
Menentukan kuantitas pesanan persediaan untuk masing-masing dari tiga bahan utama yang
Pharr Foods pesan dari pemasoknya. Diskusikan kemungkinan dampak kebijakan urutan
distributor dan Pharr Foods pada quality managementdan supply chain management.
Dasar Teori
The Importance of Inventory
Inventory adalah persediaan barang dagang yang digunakan untuk diproses atau dijual kembali
tetapi untuk mengontrol inventory harus mengetahui dua hal berapa banyak yang dipesan dan
kapan untuk memesan inventory. Hal ini dilakukan, agar turnover dari inventory dapat di
manage setiap perusahaan agar meminimalkan cost dan meningkatkan profit.
Functions of Inventory
Untuk memisahkan berbagai macam bagian dari proses produksi. Contoh, jika
perusahaan menyuplai pada jangka waktu yang berubah-ubah maka, diperlukan
pemisahan bagian setiap yang disuplai agar memberikan penjelasan yang rinci tentang
apa saja yang disuplai.
Untuk memisahan perubahan permintaan dan menghasilkan stock dari barang yang
menghasilkan seleksi bagi customers.
Untuk menghasilkan keuntungan dari quantity discount, karena pembelian dalam jumlah
yang besar kemungkinan mengurangi biaya untuk pemesanan.
Untuk melakukan pagar terhadap inflasi dan kenaikan perubahan harga
Types of Inventory
Ada empat jenis dari inventory, yaitu
Raw material inventory adalah material yang sering dibeli tetapi tidak dimasukkan
kedalam manufacturing process.
Work in process yaitu produk atau komponen dimana tidak sepanjang raw material tetapi
tidak menjadi finished good.
MRO yaitu maintenance, repair (pebaikan) dan operasi material.
Finished goods inventory adalah item yang siap untuk dijual tetapi masih dalam asset
buku perusahaan.
Managing Inventory
Manager operasi harus menstabilkan kondisi perusahaan untuk mengatur inventory. Ada dua car
melakukan hal tersebut yaitu,
1. ABC Analysis
Adalah suatu metode yang digunakan dalam managing inventory dengan dividing on inventory
kedalam tiga klasifikasi dengan berdasarkan annual dollar volume. Analisi ABC juga memakai
konsep pareto dimana establishing inventory berfokus pada few critical inventory dan not the
many trival ones.
Contoh kasus dengan konsep ABC analysis
2. Record Accuracy
Hal ini digunakan untuk berfokus item yang dibutuhkan oleh perusahaan dan digunakan juga
untuk mengukur keakuratan dari pembuatan keputusan mengenai ordering, scheduling, dan
shipping. Record accuracy melihat bagaimana stockroom suatu perusahaan (mengartur persediaa
inventory)
3. Cycle Counting
Adanya rekonsiliasi dari continuing inventory dan inventory records. Hal ii digunakan ketika ada
perusahaan yang melakukan audit yang berlanjut dan annual physical inventories yang
membutuhkan penghitungan yang bersiklus. Contoh kegiatan yang menggunakan cycle counting
Keuntungan cycle counting adalah
Mengeliminasi shutdown dan interupsi dari kebutuhan produksi untuk annual physical
inventories.
Mengelminasi penyesuaian annual inventory
Melatih personel untuk melihat keakuratan audit inventory
Untuk mengidentfikasi eror dan remedial aksi yang dilakukan
Mempertahankan keakuratan record dari inventory
Control of Service Invetories
1. Shrinkage
Adalah Retail inventory dimana tidak terhitung antara receipt dan sale.
2. Pilferage
Adalah Bagian kecil dari jumlah theft.
Karena pengaruh dari profitability sangat substansial maka akurasi dari inventory dan control
sangat dibutuhkan. Teknik yang digunakan adalah
Good personnel selection, training, dan discipline
Tight control of incoming shipments
Effective control of all goods leaving the facility.
Inventory Models
1. Dependent and independent inventories demand
2. Holding, Ordering and Setup costs
-Holding cost adalah biaya yang digunakan untuk menjaga persediaan inventory
-Ordering cost adalah biaya untuk melakukan proses pemesanan.
-Setup cost adaah biaya untuk memperbaiki mesin atau proses untuk produksi.
-Setup time adalah waktu untuk permintaan perbaikan mesin atau proses untuk produksi.
Inventory Models for Independent Demand
Dua pertanyaan penting untuk melihat melakukan pemesanan inventory adalah apa yang akan
dipesan dan berapa banyak jumlah yang dipesan.
Independent model terdiri dari:
1. Basic economic order quantity (EOQ) model
2. Production order quantity model
3. Quantity discount model
Mengukur inventory holding cost
1. The Basic Economic Order Quantity (EOQ) Model
Adalah teknik untuk mengontrol inventory dengan meminimalkan total dari pemesanan dan
holding cost. Ada enam asumsi yang digunakan dalam teknik ini
1. Permintaan setiap item diketahui, alasan yang konstan, dan independent dari keputusan
untuk item yang lain
2. Lead time, antara waktu penempatan dan penerimaan pesanan diketahui dan konsisten.
3. Penerimaan inventoy instan dan komplit. Dengan kata lain, inventory dari pemesanan
harus one batch and one time.
4. Jumlah diskon adalah tidak memungkinkan
5. Hanya variable cost yaitu cost of setting up atau placing an order dan cost of holding
inventory yang overtime.
6. Stock out (shortage) dapat komplit jika pemesanan tepat waktu.
Minimizing Cost
Tujuan dari perusahaan adalah untuk meminimalkan total cost. Optimal order quantity terjadi
pada poin dimana ordering cost curve dan carrying cost intersect. Hal ini tidak dapat diganti.
Dengan konsep EOQ, optimal order quantity terjadi pada poin dimanatotal setup cost sama
dengan total holding cost. Untuk mencari hal ini yaitu dengan menggunakan Q. Langkah-
langkahnya adalah
Membangun ekspresi untuk setup atau ordering cost
Membangun ekspresi untuk holding cost
Set setup (order) cost sama dengan holding cost
Selesaikan persamaan utuk optimal order quantity
Ada beberapa variable yang digunakan untuk menyelesaikan pengukuran setup dan holding cost
dan menyelesaikan untuk Q*
Q= Number of units per order
Q*= Optimum number of units per order (EOQ)
D= Annual demand in units for the inventory item
S= Setup or ordering cost for each order
H= Holding or carrying cost per unit per year
Cara menghitung expected number of orders
N= The expected number of orders placed during the year
T= The expected time between orders
Total annual variable inventory cost adalah sum dari setup dan holding cost
Jadi, total annual cost termasuk purchase cost , persamaannya adalah
2. Robust Model
Adalah model yang memberikan jawaban yang baik (satisfactory) dengan variasi subtansial yang
bervarasi sebagai parameter.
The minimum of TC
3. Reorder Points
Level inventory (point) dimana diambil untuk mengisi stocked item.
ROP= (Demand per day) x (Lead time for a new order in days)
= DxL
Lead Time adalah suatu hal yang ada dalam purchasing system, waktu antara placing order dan
receiving order. Apakah dalam produksi, move, queue, setup dan run time untuk setiap
komponen produksi.
Persamaan untuk ROP diasumsikan lebih besar permintaan setelah adanya lead time dan lead
time nya adalah konstan, Ketika, tidak sesuai degan aturan, extra stock, sering disebut dengan
safety stock.
Persamaan dari number of working days in a year.
Production Oder Quantity Model
Model ini mengaplikasi dua situasi yaitu ketika inventory continuously flows atau membangun
kembali lebih satu periode waktu pemesanan yang mempunyai tempat dan ketka unit diproduksi
dan dijual simultaneously.
Change Inventory Levels over time for the Production Model
Karena model adalah pantas untuk lingkungan produksi, maka sering disebut dengan production
order quantity model. Untuk menentukan ekspresi dari annual holding cost untuk production
oreder quantity model
Q= Number of units per order
H= Holding cost per unit per year
p= Daily production rate
d= Daily demand rate, or usage rate
t= Length of the production run in days
Menggunakan ekspresi untuk holding cost dan ekspresi untuk setup cost dibangundalam dasar
EOQ model, jadi optimal number of pieces per order oleh persamaan setup cost dan holding cost
adalah
Kita dapat membandingkan solusi esensial dari identfikasi nilai D,S, dan H, Q* naik karena
holding cost turun, untuk membuat sebuah order quantity yang besar, maka
D= Annual demand
S= Setup cost
H= Holding cost
Ketika ingin mencari Q*p maka rumus yang digunakan adalah
Quantity Discount Models
Adalah sebuah pengurangan harga untuk pembelian item dalam jumlah yang
besar.Menempatkan pemesanan untuk sesuatu jumlah yang ditentukan, bagaimanan pun hal yang
memuaskan bagi perusahaan ketika ada discount price. Holding cost meningkat karena pemesan
umlah nya besar.
Persamaan untuk total annual inventory cost dapat dihitung melalui
Ada empat langkah untuk menentukan cara meminimalkan total annual inventory cost yaitu
Step 1: Untuk setiap diskon, menghitungan niai untuk optimal orde size Q*, dengan
menggunakan persamaan
I (The holding cost as a percent)
P (Unit Price)
ASUMSI: The holding cost is IP instead of H. karena harga dari item adalah salah satu factor
yang ada pada annual holding cost dimana tidak berasums bahwa holsing cost adalah konstan
ketika harga per unit mengubah setiap jumlah diskon.
Step 2: Untuk setiap diskon, jika order quanitity juga rendah untuk memenuhi syarat diskon,
maka diaturlah order quantity upward (naik ke atas) menjadi lowest quantity untuk memenuhi
syarat diskon. Step ini membutuhkan kepastian bahwa kita tidak membuang (discard) order
quatity yang kemungkinan dapat di produksi dengan minimum cost.
Step 3: Menggunakan dahulu total cost equation, hitunglah total cost untuk setiap Q* upward
karena itu yang dipekenankan quantity range, menjadi benar dengan penyesuaian nilai Q*
Step 4: Pilih lah Q* yang memiliki total cost yang rendah, dan hitunglah kembali dengan
menggunakan step . Hal ini untuk meminimalkan total inventory cost.
Total Cost Curve for the Quantity Discount Model
Probabilistic Model and Safety Stock
Adalah model statistic yang diaplikasikan ketika permintaan produk atau variable lain tidak
diketahui tetapi dapat ditetapkan oleh pengertian dari distribusi probabilitas.
Hal penting yang dilakukan oleh manajemen adalah mempertahankan servis yanf cukup pada
setiap level permintaan. Service level adalah hal yang melengkapai kemungkinan dari stockout.
Inventory menunjukkan safety stock Untuk melihat keterlibatan tersebut, digunakan lah number
of units seperti a buffer to the reorder point.
Annual Stock out
Ketika sulit atau tidak memungkinkan untuk memastikan cost dari stock out, maka manager
memutuskan untuk mengikuti kebijakan yang cukup nyaman untuk menentukan customer
service level. Kita menggunakan kurva normal dengan mengetahui mean dan standard deviasi
untuk mengukur reorder (pemesanan kembali) dan kenyamanan kebutuhan stock untuk 95%
(service level as meeting) dan 5% (stockout only 5% of the time). Jadi, rumus yang digunakan
adalah
Other Probablistic Model
Ketika data pada waktu pasti adalah not at hand, karena formulanya tidak dapat diaplikasikan.
Ada tiga model lain yang selalu tersedia, dimana membutuhkan tiga situasi untuk memastikan
model tersebut, yaitu
Demand is variable and lead time is constant
Lead time is variable and demand is constant
Both demand and lead time are variable
*Demand is variable and lead time is constant
Ketika hanya demand yang variable
*Lead time is variable and demand is constant
Ketika demand adalah constant dan hanya lead time yang variable
*Both demand is variable and lead time are constant
Ketika demand dan lead time adalah variable
Single-Period Model
Adalah sistem untuk pemesanan item dimana little atau tidak ada nilai pada akhir sales period.
Single-period inventory model menggambarkan situasi diman satu pesanan ditempatkan untuk
sebuah produk Untuk memastikan kebijakan optimal stocking untuk pertumbuhan sebelum
musin memulai, maka menggunakan standard deviasi dan mempertimbangkan dua marginal cost
yaitu
Cs= Cost of shortage (we underestimated) = sales price/unit-cost/unit
Co= Cost of overage (we overestimated) = Cost/unit-salvage value/unit (if there is any)
Jadi service level, jika probability not stocking out
Oleh karena itu, mempertimbangkan kenaikan order quantity sampai service level dibawah atau
sama dengan ratio dari (Cs/(Cs+Co)
Fixed Period (P) System
Inventory model mempertimbangkan fixed-quantity atau Q system.
*Fixed-quantity (Q) System
Adalah sebuah sistem pemesanan dengan jumlah pesanan yang samasetiap waktu
Untuk menggunakan fixed-quantity model, inventory harus dimonitori terus menerus, dengan
adanya permintaan terhadap perpetual inventory system
*Perpetual Inventory system
Adalah sebuah sistem yang menjaga taksiran atau perjalanan setiap withdrawal atau tambahan
untuk inventory terus menerus, juga adanya records yang selalu current.
*Fixed-period (P) system adalah sebuah sistem diman inventory orders dibuat pada waktu jarak
waktu regular (regular time intervals)
Downward pada sloed menggambarkan on-hand inventory levels. Tetapi untuk sekarang, ketika
waktu antara orders (P) lewat, maka akan menempatkan pemesana untuk meningkatkan
inventory dalam pemenuhan target quantity (T). Jumlah pemesanan setelah periode pertama
adalah Q1, periode kedua adalah Q2 dan seterusnya. Nilai Qi adalah perbedaan antara current
on-hand inventory dan target inventory level.
Fixed period system memiliki asumsi yang sama dengan dasr EOQ fixed-quantity system yaitu
The only relevant costs are the ordering and holdig cost.
Lead times are known and constant.
Items are independent of one another.
Keuntungan dari fixed period system adalah penghitungan tidak physical dari inventory items
setelah item adalah withdraw, hal ini terjadi ketika hanya untuk waktu pengulangan terjadi lagi
(Convenient administratively). Sebuah fixed-period system dapat menjadi pantas ketika vendor
membuat jadwal kunjungan kepada konsumen yang rutin (fixed time interval) atau rutin ketika
pembelian mengombinasikan penyimpanan pesanan dan biaya transportasi.
Kerugian dari P system adalah karena tidak menghhitung inventory setelah adanya review
period, dimana ada kemungkinan stockout setelah waktu tersebut.
Analisis
Annual setup cost
Kami menggunakan data tahun ke-3 dengan rumus perhitungan
1. Annual setup cost = Annualdemand
Numberunitsineachorder×costperorder
= 3180
60×4700
= 249.100 dollars
2. Annual holding cost = Numberunitsineac horder
2×Holding cost
=602×116
= 3480 dollars
3. Q* = √ 2DSH
Q*=√ 2×3180×4700116
Q*= 508 cases
4. Expected orders = D
Q∗¿¿
=3180508
= 6,25 order
Apabila kami membulatkan menjadi 6 order maka akan terjadi shortage demand karena (6 order x 508 cases) hanya mencapai 3048 cases saja sementara tahun sebelumnya mencapai 3180 cases. Oleh karena itu kami membulatkan menjadi 7 order sehingga total supply yang tersedia menjadi 3556 cases. Excess supply masih lebik baik daripada shortage untuk menjamin ketersediaan barang di pasar.
5. Time Expected = 365hari7order
= 52,1 hari = setiap 52 hari melakukan order
Ingredients
1 piece produk terbuat dari
a. 0,7 ons blended chocolateb. 0,5 ons macadama peanutsc. 0,4 ons cream filling
1 pon sama dengan 5 ons
1 bag sama dengan 12 pieces
1 cases sama dengan 60 bags
Menghitung total ingredients
A. Blended chocolate: 0,7 x 12 x 60 x 3556(Demand)= 1.792.224 ons atau 358.445 pons
B. Macadama peanuts: 0,5 x 12 x 60 x 3556(Demand)
= 1.280.160 ons atau 256.032 pons
C. Cream filling: 0,4 x 12 x 60 x 3556(Demand)= 1.024.128 ons atau 204.826 pons
Menghitung kuantitas per order
A. Blended Chocolate
Harga 3,05 = √ 2×358.445×5700 (S)3,05(P)×0,45(H )
= 55.017 – Adjusted 55.000
Harga 2.9 =√ 2×358.445×5700 (S)2,9(P)×0,45(H )
=56.065
Harga 2,75 =√ 2×358.445×5700 (S)2,75(P)×0,45(H )
= 57.463 - Adjusted
Harga 2,60 =√ 2×358.445×5700 (S)2,60(P)×0,45(H )
=59.097 – Adjusted
Discount number
Unit price Quantity Order
Annual product cost (Demand x unit price)
Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)
Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,45)
Total cost
1 3,05 55.000 1.093.257 37.148 75.488 1.205.8932 2,9 56.065 1.039.490 36.442 73.165 1.149.0973 2,75 100.001 985.724 20.431 123.751 1.129.9064 2,6 150.001 931.957 13620 175.501 1.121.078
Diambil discount number 4 untuk blended chocolate
B. Macadama Peanuts
Harga 6,5 =√ 2×256.032×6300 (S)6,5(P)×0,63(H )
= 28067
Harga 6,25 =√ 2×256.032×6300 (S)6,25(P)×0,63(H )
= 28.623 – adjusted
Harga 5,95 =√ 2×256.032×6300 (S)5,95(P)×0,63(H )
=29.336– adjusted
Discount number
Unit price
Quantity Order
Annual product cost (Demand x unit price)
Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)
Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,63)
Total cost
1 6,5 28.067 1.664.208 57.470 114.934 1.836.6122 6,25 30.001 1.600.200 53.765 118.129 1.772.0943 5,95 70.001 1.523.390 23.042 262.399 1.808.831
Ambil discount number 2 untuk Macadama peanuts
C. Cream filling
Harga 1,5 = √ 2×204.826×4500(S)1,5(P)×0,55(H )
= 47.270 – adjusted
Harga 1,35 =√ 2×204.826×4500(S)1,35(P)×0,55(H )
= 49.827
Harga 1,25 =√ 2×204.826×4500(S)1,25(P)×0,55(H )
= 51.782 – adjusted
Discount number
Unit price
Quantity Order
Annual product cost (Demand x unit price)
Annual ordering cost (Demand/Q.order x Order cost)
Annual holding cost (Unitprice x Q.order x 0,55)
Total cost
1 1,5 40.000 307.239 23.043 33.000 363.2822 1,35 49.827 276.515 18.498 36.996 332.0093 1,25 80.001 256.032 11.521 55.000 322.553
Diambil discount number 3 untuk Cream Filling
Pola distribusi Pharr Food adalah single food distribution dimana distributor adanya pola permintaan yang musiman, ditambah lagi adanya persediaan untuk jangka panjang. Kami melihat dengan adanya single food distribution maka supply chain memang dalam jangka pendek akan menjaga inventory tetapi dalam jangka panjang akan menimbulkan cost. Single distributor adalah pilhan yang sangat sulit karena dengan satu distributor tidak akan memberikan jaminan dalam pemenuhan inventory yang lama kelamaan akan menimulkan shortage atau kelangkaan.