carpaltunnelsyndrome momo
DESCRIPTION
Carpaltunnelsyndrome MomoTRANSCRIPT
I. Anatomi carpal tunnel
I. Anatomi carpal tunnel
Terowongan carpal terletak pada pergelangan
tangan yang kerangkanya dibentuk oleh 8 tulang
carpal. Bagian proksimal terdiri dari lateral dan
medial : naviculare, lunatum, triquertum dan
psiformis, sedangkan bagian distal terdiri atas
trapezium, trapezoideum, capitatum dan
hamatum.
Bagian tersebut terdiri dari ruangan yang
tertutup oleh ligamentum carpi transversum
sehingga terbentuk suatu terusan yang sempit
yang disebut terowongan carpal.
I. Anatomi carpal tunnel
Terowongan terdiri dari banyak struktur yaitu :
a) empat tendon dari m. Flexsor digitorum
supervisialis, b) empat dari m. Flexsor
digitorum profundus, c) tendon dari m. Flexor
pollicis longus, d) n medianus (De Wolf, 1994).
N. medianus berjalan di bawah retinaculum
fleksorum di dalam ruang yang menyempit di antara
m.fleksor digitorum superfisial dan m.fleksor carpi
radialis.
II. DEFINISI CARPAL TUNNEL SYNDROME
• Kumpulan gejala yang disebabkan oleh
jebakan atau penekanan pada nervus
medianus ketika melalui terowongan
karpal di pergelangan tangan.
• James paget pada tahun 1854.
• Menyebabkan parestesia, mati
rasa/rasa kebas, kelemahan otot di
tangan, kesemutan dan nyeri.
II. DEFINISI CARPAL TUNNEL SYNDROME
Penekanan terhadap N. Medianus yang
menyebabkannya semakin masuk di dalam
ligamentum carpi transversum dapat menyebabkan
atrofi eminensia thenar, kelemahan pada otot
fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan
otot abductor pollicis brevis yang diikuti dengan
hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi
transversum yang dipersarafi oleh bagian distal N.
Medianus.
III. EPIDEMIOLOGI
Insiden pada kasus ini diantaranya : (1)
wanita beresiko 3 kali lipat lebih banyak dari
pada pria, (2) 10% banyak terjadi pada orang
dewasa, (3) usia terbanyak 40-50 tahun, (4)
angka kejadian kurang lebih 515/1000 populasi
(Parjoto, 2000).
III. EPIDEMIOLOGI
Gambaran epidemiologi Keterangan
Frekuensi CTS merupakan kasus tersering dari peripheral compressive neuropaty
Insidensi 0,1% pada dewasa
Prevalensi keseluruhan sekitar 2,7%
Mortalitas/Morbiditas dengan pengobatan yang adekuat pada
awal terjadinya CTS Kelainan neurologi yang timbul reversible.
Bila CTS tidak diobati atrofi thenar, kelemahan tangan yang kronik.
Jenis Kelamin Wanita > Laki-laki
Usia Umumnya usia pertengahan
IV. Etiologi1. Trauma
2. Infeksi / abses.
3. Imunologi.
4. Metabolik (Amiloidosis, DM, Gout).
5. Hormonal (Miksedema, Akromegali).
6. Kehamilan.
7. Tumor jinak (Ganglion, Lipoma,
Hemangioma).
8. Penyakit.sendi dan jaringan ikat
(Rematoid arthritis, Osteoartritis).
V. Patogenesis
V. Patogenesis
• Sebagian besar STK terjadi
perlahan‑lahan (kronis)
• Penebalan fleksor retinakulum yang
menekan n. medianus.
• Tekanan yang berulang‑ulang dan
lama pada n. medianus akan
menyebabkan perlambatan aliran
vena intrafasikuler
V. Patogenesis
• Bendungan / kongesti ini lama
kelamaan akan mengganggu nutrisi
intrafasikuler, selanjutnya terjadi
anoksia yang merusak endotel dan
menimbulkan kebocoran protein
sehingga terjadi edem epineural
dan selanjutnya merusak saraf
tersebut
V. Gejala Klinis
• Rasa nyeri ditangan yang biasanya timbul malam
atau pagi hari
• Penderita sering berusaha sendiri mengatasi
keluhannya dengan meninggikan letak
tangannya, menggerak‑gerakkan tangan atau
mengurut
• Keluhan ini juga berkurang bila tangan /
pergelangan lebih banyak istirahat.
V. Gejala Klinis
• Rasa kebas, semutan, kurang berasa atau seperti
kena strum biasanya timbul pada jari 1,2,3 dan 4 tapi
tak pernah mengenai jari 5.
• Kadang‑kadang rasa nyeri dapat terasa sampai
lengan atas dan leher, tapi rasa kebas, semutan
hanya terbatas distal pergelangan tangan saja.
• Jari‑jari, tangan dan pergelangan tangan sembab,
bengkak dan kaku, terutama pagi hari dan
menghilang setelah mengerjakan sesuatu.
VII. Pemeriksaan Fisik
Flick's sign.
Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau
menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan
berkurang atau menghilang akan menyokong
diagnosa CTS. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi
dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot
thenar.Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet
dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan
tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1
menit timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong
diagnosa.
Tes provokasi : a.Tes Tinnel dinyatakan positif bila dilakukan ketukan dengan ujung jari telunjuk atau palu reflek diatas n. medianus dalam posisi volar menimbulkan rasa nyeri yang menjalar ke distal sepanjang kawasan persarafan n. medianus.
b.Tes Phalen dinyatakan positif bila pada keadaan fleksi maksimal pergelangan tangan selama 1 menit akan menimbulkan rasa tebal dan parastesia sepanjang kawasan n. medianus.
c. Prayers test dinyatakan positif bila keadaan ekstensi maksimal selama 60 detik timbul rasa kebas, kesemutan
Phalen’s maneuver
Tinel’s sign
No Stadium STK Gejala Tanda-tanda
1 Asimptomatik - Phalen & Tinel (+)
2 Ringan – sedang
(+), intermitten Phalen & Tinel (+)
3 Berat (+/-), kontinyu Defisit neurologis
(+/-)
4 Berat sekali Selalu ada Atrofi tenar
Atrophy
VII. Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos pergelangan tangan
• EMG (latensi memanjang dan fibrilasi)
dapat menunjukkan adanya fibrilasi,
polifasik, gelombang positif dan
berkurangnya jumlah motor unit pada otot-
otot thenar.
VII. Pemeriksaan Penunjang
Kecepatan Hantar Saraf (KHS). Pada yang lainnya
KHS akan menurun dan masa laten distal (distal
latency) memanjang, menunjukkan adanya
gangguan pada konduksi saraf di pergelangan
tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari
masa laten motorik.
Lab darah (Guda darah, LED, asam urat, ureum
dan pemeriksaan spesifik sesuai dengan penyakit
yang mendasarinya).
VIII. PENATALAKSANAAN
• Istirahatkan pergelangan tangan,
menghindari gerakan berulang/berlebihan
pergelangan tangan dan tangan yang
dapat mengeksaserbasi gejala.
Penc
egah
anGerakan Berulang
Alat bantu mesin, analisa pekerjaan, rotasi pekerjaan
dgn gerakan berbeda
Pekerjaan dengan Gerakan Sangat Kuat
Kurangi berat & ukuran alat, alat/beban yg diangkat jangan
licin
Sikap Tubuh Kaku Sesuaikan pekerjaan dgn pekerja, hindari gerakan tertentu.
Tekanan Mekanis Sesuaikan pegangan alat agar cocok dgn genggaman
Pengendalian Getaran Gunakann peredam
Penggunaan Sarung tangan Sesuaikan dgn ukuran
WRIST SPLINTS
• Efektif jika
digunakan dalam 3
bulan sejak onset
gejala.
WRIST SPLINTS
VIII. PENATALAKSANAAN
•Obat anti inflamasi non steroid.
• Vit B6 (piridoksin)
• Diuretik (untuk mengontrol
cairan)
VIII. PENATALAKSANAAN
lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau
hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon
20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam
terowongan karpal.
Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila
hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3
kali suntikan.
LOCAL INJECTION
LOCAL INJECTION
Terapi Operatif
Pembedahan dilakukan untuk melebarkan
kanalis karpalis dengan melepaskan
ligamentum yang menjerat/menjepit atap dari
kanalis karpalis, dibuka kemudian dilebarkan
ruangannya sehingga dapat menurunkan
tekanan pada nervus medianus.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak
mengalami perbaikan dengan terapi konservatif
atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat
atau adanya atrofi otot-otot thenar.
SURGERY
• STK derajat ringan: dengan pemberian obat
oral, imobilisasi dan injeksi kortison serta
rehabilitasi medik memberikan kesembuhan ±
80 %.
• STK sedang dan berat: bila injeksi kortison dan
imobilisasi tidak bermanfaat, maka disarankan
operasi. Kekambuhan setelah operasi ± 10 %.
IX. PROGNOSIS