cara penyelesaian sengketa hpi

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sengketa merupakan ketidaksepahaman mengenai suatu hal antara dua orang atau lebih. Sengketa tidak pernah bisa terpisahkan dengan konflik karena sengekta adalah sebuah konflik namun tidak semua konflik dapat di kategorikan sebagai sengketa. Konflik sendiri memiliki pengertian pertikaian antara pihak-pihak. Di makalah ini kita akan membahas sengketa internasional. Sengketa internasional adalah sengketa yang bukan secara ekslusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Dari penegrtian ini tentu saja dapat di pahami bahwa sengekta internasional merupakan sengketa yang cakupannya diluar urusan eksekutif dalam negeri suatu negara. Contohnya negara dengan negara atau karena seiringnya perkembangan mengenai subyek hukum internasional sengketa negara dengan non negara. Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu. Karena pola hubungan internasional yang semakin kompleks membuat semakin banyak sengketa di ranah hukum perdata internasional. Untuk itu diperlukan cara untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Disini penulis akan membahas cara penyelesaian sengketa hukum perdata internasional.

Upload: ardhy-dbarcelona

Post on 05-Feb-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

thank gan

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sengketa merupakan ketidaksepahaman mengenai suatu hal antara dua orang atau lebih.

Sengketa tidak pernah bisa terpisahkan dengan konflik karena sengekta adalah sebuah konflik

namun tidak semua konflik dapat di kategorikan sebagai sengketa. Konflik sendiri memiliki

pengertian pertikaian antara pihak-pihak.

Di makalah ini kita akan membahas sengketa internasional. Sengketa internasional adalah

sengketa yang bukan secara ekslusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Dari

penegrtian ini tentu saja dapat di pahami bahwa sengekta internasional merupakan sengketa

yang cakupannya diluar urusan eksekutif dalam negeri suatu negara. Contohnya negara dengan

negara atau karena seiringnya perkembangan mengenai subyek hukum internasional sengketa

negara dengan non negara.

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas

berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan

hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin

kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi

struktur dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan

multinasional dan individu.

Karena pola hubungan internasional yang semakin kompleks membuat semakin banyak sengketa

di ranah hukum perdata internasional. Untuk itu diperlukan cara untuk menyelesaikan sengketa

tersebut.

Disini penulis akan membahas cara penyelesaian sengketa hukum perdata internasional.

B. MASALAH PENULISAN

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Bagaimana cara penyelesaian sengketa hukum perdata internasional ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk memenihi tugas mata kuliah hukum perdata internasional

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa pada ranah hukum perdata

internasional

Page 2: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

D. KERANGKA TEORI

a. Pengertian Hukum Perdata Internasional

1. VAN BTAKELHukum perdata internasional adalah hukum nasional yang ditulis atau diadakan untuk hubungan2 hukum internasional.2. SIDARTA GAUTAMA ( GOUW GIOK SIONG ) Hukum perdata internasional adalah keseluruhan peraturan & keputusan hukum yang menunjukan stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum jika hubungan2 & peristiwa2 antara warga ( warga ( negara pada satu waktu tertentu memperlihatkan titik pertalian dengan stelsel2 kaidah2 hukum dari 2 atau lebih negara yang berbeda dalam lingkungan2 ( kuasa, tempat yang pribadi ) soal23. MASMUIM HPS adalah keseluruhan ketentuan2 hukumj yang menentukan hukum perdata dari negara mana harus diterapkan suatu perkara yang berakar didalam lebih dari satu negara

b. Sumber-sumber Hukum Perdata Internasional

Sumber HPI sama dengan sumber hukum nasional karena HPI merupakan bagian dri hukum

nasional Sumber utama HPI adalah pada kebiasaan & yurisprudensi sedangkan UU ( Hukum

tertulis ) sedikit sekali oleh karena sumber tertulis HPI sedikit sekali maka hakim sering

menghadapi kekosongan hukum sesuai dengan pasal 22 AB yang menyatakan bahwa hakim

yang menolak mengadili suatu perkara dengan alasan tidak ada UU / aturan2 maka dapat

dituntut untuk itu hakim akan mencarinya pada kebiasaan atau yurisprudensi kalau dalam kedua

kas tersebut diatas ( kebiasaan, yurisprudensi ) masih belum ditemukan maka ia

akanmenciptakan hukum sendiri dengan kata lain hakimnya disebut menemukan hukum artinya

hakim itu aktif & kreatifitas.

Page 3: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

Di dalam kontrak internasional tercantum klausula penyelesaian sengketa melalui kesepakatan,

apakah ditempuh cara :

1. Pilihan hukum (choice of law), dalam hal ini para pihak menentukan sendiri dalam kontrak

tentang hukum mana yang berlaku terhadap interpretasi kontrak tersebut;

2. Pilihan forum (choice of jurisdiction), yakni para pihak menentukan sendiri dalam kontrak

tentang pengadilan dan forum mana yang berlaku jika terjadi sengketa di antara para pihak

dalam kontrak tersebut;

o Litigasi = pengadilan

o Non litigaasi : arbitrase, negosiasi, konsialisi dan mediasi.

1. Pilihan Hukum (Choice of Law)

Pada prinsipnya para pihak diberi kebebasan menentukan sendiri hukum mana yang berlaku

dalam perjanjian sesuai prinsip kebebasan berkontrak. Menurut ketentuan pasal 1338 KUH

Perdata bahwa perjanjian yang dibuat secara sah, yaitu memenuhi syarat-syarat pasal 1320 KUH

Perdata berlaku sebagai undang-undang bagi yang mebuatnya, tidak dapat ditarik kembali tanpa

persetujuan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang cukup menurut undang-undang,

dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Adapun syarat sahnya perjanjian menurut pasal 1320

KUH Perdata adalah :

1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. suatu hal tertentu;

4. suatu sebab yang halal.

Dua syarat pertama dinamakan syarat-syarat subyektif, karena mengenai orang-orang atau subyek

yang mengadakan perjanjian. Sedangkan dua syarat terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif

karena mengenai perjanjian sendiri atau obyeknya dari perbutan hukum yang dilakukan. Tidak

terpenuhinya syarat subyektif maka perjanjian itu dapat dibatalkan, sedangkan tidak terpenuhinya

syarat-syarat obyektif maka perjaian itu batal demi hukum.

Meskipun demikian batasan yang harus dipahami para pihak dalam berkontrak adalah:

1. tidak melanggar ketertiban umum;

2. hanya di bidang hukum kontrak;

3. tidak boleh mengenai hukum kontrak kerja;

Page 4: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

4. tidak boleh mengenai ketentuan hukum publik.

Penempatan klausula pilihan hukum kontrak mempunyai arti penting untuk:

1. sebagai sarana untuk menghindari ketentuan hukum yang memaksa yang tidak efisien

2. untuk meningkatkan persaingan yurisdiksi;

3. memecahkan masalah peraturan berbagai negara.

2. Pilihan forum (choice of jurisdiction)

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, maka para pihak dalam kontrak dapat memilih pengadilan

mana seandainya timbul sengketa terhadap kontrak yang bersangkutan yang dapat dilakukan

melalui pilihan forum pengadilan dan di luar pengadilan. Pilihan forum yakni para pihak menentukan

sendiri dalam kontrak tentang pengadilan dan forum mana yang berlaku jika terjadi sengketa di

antara para pihak dalam kontrak tersebut;

Penyelesaian sengketa yurisdiksi dapat dilakukan dengan cara :

1. Litigasi

2. Non Litigasi

a. Penyelesaian sengketa dengan Litigasi

• Penyelesaian sengketa lewat pengadilan

• Ada sengketa tapi kemudian sengketa tersebut dapat berubah menjadi tidak sengketa atau

dengan kata lain orang yang mengajukan gugatan ke pengadilan bisa saja telah dalam

persidangan

b. Penyelesaian sengketa dengan non litigasi

Sudah dibuka kemungkinan oleh hakim pada waktu penyelesaian suatu perkara ke

pengadilan. Hanya saja penyelesaian perkara secara alternative yang ditawarkan oleh pihak

pengadilan/majelis hakim pada waktu itu masih dalam rangka/ruang lingkup penyelesaian

perkara secara litigasi. Salah satunya adalah dengan ARBITRASE.

Arbitrase

Menurut ketentuan pasal 1 ayat (1) UU No. 30 Tahun 1999 dinyatakan bahwa: “Arbitrase adalah cara

penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian

arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersangkutan.” Arbitrase adalah suatu

cara penyelesaian sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan pada. Menurut

Undang-Undang nomor 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa

umum, yang dimaksud dengan arbitrase adalah cara adalah cara penyelesaian suatu sengketa

perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara

Page 5: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Adapun perjanjian arbitrase diartikan sebagai suatu

kesepakatan berupa klausul arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat

para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para

pihak setelah timbul sengketa

Bentuk arbitrase ada 2 macam, yaitu :

1. Arbitrase institusional :

• arbitrase permanen

• arbitrase melembaga

2. Arbitrase ad hoc :

• Sementara

• Khusus

• valunter = sukarela

Bentuk perjanjian arbitrase ada 2 macam :

• Factum de compromittendo, yaitu suatu bentuk perjanjian yang dibuat dan disepakati oleh para

pihak, sebelum adanya sengketa dan klausula dibuat/dicantumkan di dalam perjanjian pokok.

Perjanjian arbitrase selalu didahului dengan perjanjian pokok, tanpa perjanjian arbitrase, perjanjian

pokok dapat berjalan, sehingga perjanjian arbitrase disebut perjanjian assesori (perjanjian

lanjutan/tambahan)

• Kebalikan dari factum de compromittendo, yaitu Perjanjian arbitrase dibuat setelah terjadi

sengketa.

Macam-Macam Lembaga Arbitrase :

1. Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

Yang didirikan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pada tanggal 3 Desember

1977.

2. ICC

ICC berkedudukan di Paris yang didirikan atas prakarsa Asosiasi Dagang Internasional. ICC

meletakkan dasar penyelesaian sengketa perdagangan bukan hanya dalam konteks ICC (Court

of Arbitration), akan tetapi juga dalam konteks konsiliasi yang memiliki rules of conciliation

tersendiri. Meskipun ICC bermarkas di Paris, sidang ICC dapat berlangsung dimana saja dalam

menerapkan hukum bagi para pihak telah sepakat untuk menggunakan ICC. Badan arbitrase

memiliki hukum acara arbitrase tersendiri (rules of arbitration). Badan arbitrase ICC merupakan

salah satu lembaga arbitrase yang terkenal dimana setiap tahunnya terdapat hampir 400

Page 6: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

kasus/sengketa perdagangan yang diserahkan ke ICC. Oleh karena itu sebagai sebuah badan

administratif yang bersifat formal, ICC tidak melaksanakan arbitrase secara tersendiri, akan

tetapi mendaftarkan penyelenggaraan arbitrase ke seluruh dunia.

Kasus yang diserahkan melalui ICC akan diadili oleh arbiter dengan mendasarkan pada

persoalan (kasus) yang menjadi kewenangan ICC. Dalam hal para pihak yang bersengketa tidak

sepakat terhadap beberapa isu (masalah) yang berkembangan dalam penanganan kasus

tersebut seperti penetapan tempat, dan lain sebagainya maka ICC memiliki kewenangan untuk

menetapkannya.

Konteks keputusan (award) yang dihasilkan, award tersebut harus mendapat persetujuan dari

ICC (international court of arbitration) yang memiliki kewenangan untuk membuat modifikasi.

Menyangkut pembiayaan akan ditentukan oleh kedua belah pihak secara bersama-sama dan

merata, dimana sekretariat badan arbitrase akan mensyaratkan pembayaran administrasi dan

biaya arbiter. Perhitungan biaya (cost) didasarkan pada jumlah biaya yang telah ditentukan oleh

ICC dan jumlah biaya yang disengketakan. Sekretariat mensyaratkan pula biaya deposit sebelum

badan arbitrase memulai pekerjaannya. Oleh karena itu, dari segi pembiayaan, cost yang

dikeluarkan sangatlah besar.

3. UNCITRAL

(United Nations Commission on International Trade Law)

Saat ini terdapat banyak alternative penyelesaian sengketa yang dapat digunakan oleh para

pihak yang bersengketa secara internasional khususnya di bidang perdagangan internasional.

Salah satunya adalah The United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL)

yang merupakan badan kelengkapan khusus dari Majelis Umum PBB. Badan ini dibentuk pada

tahun 1966. Pembentukannya didasarkan pada Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 2205 (XXI)

tanggal 17 Desember 1966.

UNCITRAL memainkan peranan yang sangat penting terhadap perkembangan alternatif

penyelesaian sengketa, dengan partisipasi para alhi internasional dengan latar belakang hukum,

ekonomi dan sosial sehingga dapat menciptakan aturan yang dapat digunakan dalam kontrak

perdata bila terjadi sengketa, yaitu :

a. UNCITRAL Arbitration Rules 1976 revised in 2010

b. UNCITRAL Conciliation Rules 1980;

Pada dasarnya sifat dari arbitrase dan konsiliasi dalam UNCITRAL ini adalah rahasia dan privat.

Memang tidak diperlukan suatu badan yang membimbing arbitrator maupun konsiliator

berikutnya karena penyelesaiannya dilakukan per kasus.

Page 7: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

4. ICSID

a. Pengaturan mengenai Dewan Arbitrase ICSID dalam Word Bank Convention meliputi

kedudukan Centre, organisasi Centre, panel, status, Immunitas, previlese, yurisdiksi Centre, tata

cara pengajuan permohonan, pembentukan tribunal, kewenangan dan fungsi tribunal, putusan

arbitrase Centre, pengakuan dan eksekusi putusan.

b. Peranan badan arbitrase ICSID dalam penyelesaian sengketa Internasional terkait penanaman

modal sangat diperlukan. Hal ini tampak pada beberapa perundang-undangan nasional,

persyaratan penunjukan badan arbitrase ICSID sebagai badan arbitrase yang akan menangani

sengketa-sengketa yang timbul dari adanya kontrak penanaman modal asing telah dicantumkan

di dalamnya. Kebijaksanaan hukum seperti ini dilakukan oleh Afganistan, Kongo, Niger dan

Tunisia. Hal ini juga tampak pada peran yang dimainkan oleh Bank Dunia dalam memberikan

bantuan biaya pembangunan proyek di banyak negara. Peran yang dimainkannya yaitu

memonitor atau mengawasi kontrak yang dibuat untuk pelaksanaan proyek tersebut. Disini

Bank Dunia bisa saja “merekomendasikan” kepada negara-negara yang bersangkutan dalam

membuat kontrak-kontraknya dan menggunakan sarana arbutrase ICSID tersebut.

c. Perbedaan arbitrase ICSID dengan lembaga atau badan-badan arbitrase lainnya yaitu:

1. ICSID merupakan suatu organisasi internasional yang dibentuk oleh Konvensi Washington

yang berlaku pada tanggal 14 Oktober 1966.

ICSID adalah suatu organisasi yang terkait dengan Bank Dunia.

2. ICSID merupakan suatu perangkat/mekanisme penyelesaian sengketa yang berdiri sendiri,

terlepas dari sistem-sistem hukum nasional suatu negara tententu.

3. Dalam konteks ICSID, peranan utama pengadilan nasional adalah menguatkan dan

meningkatkan pengakuan atas eksekusi putusan-putusan badan arbitrase ICSID

4. Arbitrase ICSID dimaksudkan untuk menjaga atau memelihara keseimbangan antara

kepentingan investor dengan negara penerima modal (host state)

Page 8: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

BAB III

KESIMPULAN

Di dalam kontrak internasional tercantum klausula penyelesaian sengketa melalui kesepakatan,

apakah ditempuh cara Pilihan hukum (choice of law) dan Pilihan forum (choice of jurisdiction).

Pilihan Hukum (Choice of Law) Pada prinsipnya para pihak diberi kebebasan menentukan sendiri

hukum mana yang berlaku dalam perjanjian sesuai prinsip kebebasan berkontrak.

Pilihan forum yakni para pihak menentukan sendiri dalam kontrak tentang pengadilan dan forum

mana yang berlaku jika terjadi sengketa di antara para pihak dalam kontrak tersebut;

Penyelesaian sengketa yurisdiksi dapat dilakukan dengan cara :

1. Litigasi

Penyelesaian sengketa dengan Litigasi

• Penyelesaian sengketa lewat pengadilan

• Ada sengketa tapi kemudian sengketa tersebut dapat berubah menjadi tidak sengketa atau

dengan kata lain orang yang mengajukan gugatan ke pengadilan bisa saja telah dalam

persidangan

2. Non Litigasi

Penyelesaian sengketa dengan non litigasi

Sudah dibuka kemungkinan oleh hakim pada waktu penyelesaian suatu perkara ke pengadilan.

Hanya saja penyelesaian perkara secara alternative yang ditawarkan oleh pihak

pengadilan/majelis hakim pada waktu itu masih dalam rangka/ruang lingkup penyelesaian

perkara secara litigasi. Salah satunya adalah dengan ARBITRASE.

Page 9: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

DAFTAR PUSTAKA

Angelina Sinaga, Penyelesaian Sengketa Hukum Perdata Internasional,

https://angelinasinaga.wordpress.com/tag/penyelesaian-sengketa-hukum-perdata-internasinal/ , di

akses pada tanggal 2 Januari 2015

Jeck Prodes Wijaya, Penyelesaian Sengketa Hukum,

http://jeckprodeswijaya.blogspot.com/2014/06/penyelesaian-sengketa-dalam-hukum.html#_ , di

akses pada tanggal 2 Januari 2015

http://iusyusephukum.blogspot.com/2013/11/pengertian-hukum-perdata-internasional.html, di

akses pada tanggal 2 Januari 2015

Page 10: Cara Penyelesaian Sengketa Hpi

TUGAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

MAKALAH TENTANG CARA PENYELESAIAN SENGKETA

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

NAMA :

SITI MASITHA DEWI

NIM :

A01111079