cara penilaian skripsi

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar (Yasmin, 1993). Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi dan dikaitkan dengan kematian dari hampir 14 ribu pria di Amerika setiap tahunnya. Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan orang lain karena penyakit ikutannya yang berbahanya seperti: stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Leila, 2002). Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke. Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia diantara 18 – 75 tahun menderita hipertensi (Lany. S., Dkk 2004). Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke karena perdarahan 1

Upload: citra-novi-m-pakpahan

Post on 06-Aug-2015

155 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Penilaian Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas

standar (Yasmin, 1993). Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian

(angka prevalensi) yang cukup tinggi dan dikaitkan dengan kematian dari hampir

14 ribu pria di Amerika setiap tahunnya. Hipertensi ikut berperan dalam kematian

ribuan orang lain karena penyakit ikutannya yang berbahanya seperti: stroke,

serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Leila, 2002).

Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk

menderita stroke. Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya

yang berusia diantara 18 – 75 tahun menderita hipertensi (Lany. S., Dkk 2004).

Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke karena

perdarahan atau steroemboli. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap

kenaikan tingkat tekanan darah ( Ismudianti, 1996).

Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang makin banyak dijumpai di

Indonesia terutama di kota – kota besar, ia merupakan faktor resiko langsung

terhadap timbulnya infark miokard akut dan CVA (Cerebro Vaskuler Accident)

( Tambayong, 2000).

Di Indonesia, sesuai dengan survey yang dilakukan dalam masyarakat

selama ini yang telah dikumpulkan angka – angkanya, prevalensi hipertensi

1

Page 2: Cara Penilaian Skripsi

berkisar 6 – 15 % dari seluruh penduduk di Indonesia (Soeparman, 2005).

Sedangkan data dari Medical Record RS Roemani Semarang tahun 2005

didapatkan 1790 pasien menderita hipertensi yang dirawat diruang rawat inap dan

dari angka tersebut 210 pasien terkena stroke.

Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa pasien yang

menderita hipertensi mempunyai faktor resiko terkena stroke. Serangan stroke

dapat terjadi tiba – tiba, umumnya karena pasien tidak mengetahui gejala

terjadinya serangan stroke dan tidak melakukan upaya yang tepat untuk

mengurangi stroke. Upaya untuk mengurangi stroke dapat dilakukan dengan olah

raga secara teratur, diet teratur, perubahan pola hidup, dapat mengurangi

terjadinya serangan stroke. Agar seorang pasien hipertensi dapat mengurangi

serangan stroke diperlukan pengetahuan yang cukup tentang cara pengelolaan dan

perawatan hipertensi yang benar.

Mengingat pengetahuan dan upaya untuk mengurangi stroke pada pasien

hipertensi sangat penting maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan upaya mengurangi serangan stroke pada pasien

hipertensi. Penelitian ini dilakukan di RS Roemani karena 11 % kasus stroke di

RS Roemani karena hipertensi.

B. Perumusan Masalah

Masalah keperawatan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah

bagaimana tingkat pengetahuan tentang upaya mengurangi serangan stroke pada

pasien hipertensi di rawat inap RS Roemani Semarang.

2

Page 3: Cara Penilaian Skripsi

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya mengurangi

serangan stroke pada pasien hipertensi

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan pasien hipertensi untuk mengurangi

stroke.

b. Mendeskripsikan upaya-upaya untuk mengurangi upaya serangan stroke

pada pasien hipertensi.

c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya

mengurangi serangan stroke pada pasien hipertensi di RS Roemani

Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai sumber informasi mengenai pengetahuan tentang upaya mengurangi

serangan stroke pada pasien hipertensi dan upaya untuk mengurangi serangan

stroke yang dilakukan.

2. Bagi Akademik

3

Page 4: Cara Penilaian Skripsi

Menambah bahan pustaka mata ajar tindakan keperawatan yang berhubungan

dengan masalah kesehatan.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien dan upaya yang

dilakukan untuk mengurangi serangan stroke sebagai bahan pertimbangan

dalam pengkajian pasien sehingga perawat dapat melakukan pengelolaan

asuhan keperawatan.

E. Bidang ilmu

Berdasarkan segi keilmuwan, penelitian ini merupakan bidang medikal

bedah yang memfokuskan pada bidang perawatan, khususnya mengurangi stroke

pada penderita hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Peorwodarminto (1976) pengetahuan adalah segala apa yang

terjadi.

4

Page 5: Cara Penilaian Skripsi

Menurut Soekidjo Notoadmodjo. (2002) Pengetahuan atau knowledge

adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu.. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni

melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Notoadmodjo (2002), yang mengutip dari Bloom tingkatan

pengetahuan didalam domain kognitif meliputi :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari.

Sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall). Sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain mampu menyebutkan, menguraikan mendefinisikan, dan

sebagainya. Sebagai contoh dapat mendefinisikan arti penyakit stroke, mampu

menyebutkan tanda dan gejala penyakit stroke, mampu menyebutkan etiologi

penyakit stroke.

b. Memahami (compherensif )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan

materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan sebagainya terhadap

obyek yang dipelajari.

5

5

Page 6: Cara Penilaian Skripsi

c. Penerapan (aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata sebelumnya.

d. Analisis (analysa)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesa)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek penelitian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau berdasarkan kriteria yang sudah ada.

B. Hipertensi

1. Pengertian dan Klasifikasi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg menetap

atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg (Barbara. E, 1993).

Menurut Tambayong. J. (2000) hipertensi juga sering digolongkan

berdasarkan tekanan diastolik yaitu:

a. Hipertensi ringan bila tekanan diastolik 95 – 104 mmHg

b. Hipertensi sedang bila tekanan diastolik 105 – 114 mmHg

6

Page 7: Cara Penilaian Skripsi

c. Hipertensi berat bila tekanan diastolik > 115 mmHg

2. Jenis Hipertensi

Menurut Lily Ismudianti. R. (1996) jenis hipertensi dibedakan menjadi 2

yaitu Hipertensi Primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi Primer

Penyebabnya belum di ketahui dan ini menyangkut + 90 % dari kasus

hipertensi. Hipertensi Sekunder Penyebabnya diketahui dan ini menyangkut +

10 % dari kasus hipertensi.

3. Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tekanan perifer. Kelainan hipertensi terutama pada peningkatan tahanan perifer,

kenaikan tahanan perifer terutama disebabkan oleh vasokonstriksi arteriol

akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi

sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan struktural pada

pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika intima dan hipertropi tunika

media.

Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah berat karena

naiknya tahanan perifer. Lambat jauh akan berakibat terjadinya hipertensi

ventrikel kiri. Bila hipertensi sudah melampaui batas maka sel-sel jantung tidak

hanya bertambah ukuran (hipertropi) tetapi juga akan bertambah selnya

(hiperplasi). Dengan terjadinya hipertropi dan hiperplasi maka sirkulasi darah

dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoxia relatif.

Keadaan ini diperberat dengan adanya sklerosis koroner. Akhirnya akan dan di

7

Page 8: Cara Penilaian Skripsi

ikuti dilatasi ventrikel kiri, bila berlangsung terus-menerus maka akan di ikuti

hipertropi dan dilatasi jantung kanan dan akhirnya jantung kanan juga akan

mengalami dekompensasi (I. Siaw. S., 1994).

4. Etiologi

Menurut Tambayong. (2000) dan Yasmin (1993) faktor predisposisi dari

hipertensi terdiri dari :

a. Usia : Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.

Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan

insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.

b. Jenis kelamin : Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada

wanita sehingga pada usia diatas 65 tahun insiden wanita lebih tinggi.

c. Ras : Hipertensi pada ras yang berkulit hitam lebih sedikit 2 kalinya pada

yang berkulit putih.

d. Pola hidup : Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan

atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insiden

hipertensi yang tinggi, obesitas di pandang sebagai resiko utama, merokok

di pandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi.

e. Obesitas : Meningkatnya berat badan pada masa anak – anak atau usia

pertengahan, resiko terjadinya hipertensi meningkat.

8

Page 9: Cara Penilaian Skripsi

f. Diet: Meningkatnya resiko dengan diet stadium tinggi resiko meninggi pada

masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.

g. Merokok: Resiko dihubungkan dengan jumlah rokok lamanya berapa tahun

merokok.

h. Riwayat keluarga: % hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.

i. Aktifitas : Aktifitas yang berlebihan, istirahat yang kurang dapat

meningkatkan resiko terjadinya hipertensi.

j. Hipertensi Sekunder terjadi karena adanya penyakit atau kondisi lain dalam

tubuh yaitu:

1). Kelainan parenkim ginjal: Penyempitan Arteri Renalis

2). Kehamilan: Kapasitas dalam pembuluh darah

3). Gangguan pembuluh darah: Penebalan dinding arteri

4). Stres akut karena penyakit: Peningkatan ventilasi paru, defisiensi

gangguan glukosa darah, luka bakar, radang pankreas.

5). Obat-obatan : Pil Kontrasepsi, glukokorticoid, syklosporine.

6). Gangguan syaraf: Tumor otak, penghentian pernapasan, encephalitis

atau bentuk gabung yang menghubungkan dengan otak.

5. Gejala Hipertensi

Lanny. S., dkk (2004) menyebutkan bahwa gejala hipertensi terdiri dari:

sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernapas setelah bekerja keras atau

mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, sering buang air kecil

terutama di malam hari, telinga berdenging, dan dunia terasa berputar (vertigo).

9

Page 10: Cara Penilaian Skripsi

6. Komplikasi

a. Kerusakan pembuluh darah

Tekanan darah yang terus-menerus tinggi dapat pula menyebabkan dinding

arteri rusak atau luka dan mendorong proses terbentuknya pengendapan

plak pada arteri koroner (arterosklerosis).

b. Pembesaran dan kegagalan jantung

Kalau tekanan darah tinggi dibiarkan tanpa perawatan tepat, jantung harus

memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah kedalam arteri lama-

kelamaan dinding otot jantung menjadi tebal. Sebuah jantung yang

membesar abnormal adalah jantung yang tidak sehat karena menjadi kaku

dan irama denyutnya cenderung tidak teratur. Hal ini akan menjadikan

pemompaan kurang efektif akhirnya akan menyebabkan kegagalan jantung.

Kegagalan jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak mampu

memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

tubuh.

c. Stroke

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan

terjadi penumpukan darah ke otak (Soeharto, Iman, 2002).

10

Page 11: Cara Penilaian Skripsi

A. Stroke

1. Pengertian

Pengertian stroke menurut beberapa ahli adalah :

a. Stroke atau cerebro vaskuler accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak

yang di akibatkan oleh berhentinya suplay darah kebagian otak (Brunner

dan Suddart, 2002).

b. Stroke atau cerebro vaskuler accident (CVA) adalah gangguan fungsi saraf

yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul

secara mendadak (dalam waktu beberapa detik) atau secara cepat dengan

segala atau isyarat yang sesuai dengan darah otak yang mengalami pasokan

darah (Margatan. A., 1995).

2. Etiologi

Menurut Brunner dan Suddart (2002) penyebab dari stroke terdiri dari :

a. Trombosis : Bekuan darah didalam pembuluh darah.

b. Embolisme serebral : Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak

dari bagian tubuh yang lain.

c. Iskemia : Penurunan aliran darah keotak.

d. Hemoragi serebral : Pecahnya penbuluh darah serebral dengan perdarahan

kedalam jaringan atau ruang sekitar otak.

3. Faktor Resiko

11

Page 12: Cara Penilaian Skripsi

Leila Henderson (2002) menyebutkan bahwa faktor resiko dari stroke

adalah sebagai berikut yaitu :

a. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Sebanyak 70 % dari orang yang terserang stroke mempunyai tekanan darah

tinggi. Hipertensi dapat merusak arteri di ikuti oleh penyempitan dan

akhirnya menyumbat pembuluh darah.

b. Penyakit arteri

Calon penderita stroke jika telah mengalami kerusakan arteri.

c. Penyakit jantung

Ditemukan 2 sampai 3 kali lebih sering pada pasien yang pernah

mengalami stroke dibanding dengan yang tidak.

d. Bekuan darah

Polycythaemia ruba vera yaitu jumlah sel darah merah yang berlebihan,

yang sebenarnya jarang terjadi yang menyebabkan darah menggumpal lebih

mudah dan karena itu merupakan satu faktor resiko stroke.

4. Patofisiologi

Tekanan darah yang terlalu tinggi pada hipertensi dapat menyebabkan

pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah bila hal ini terjadi pada

pembuluh darah di otak maka terjadi perdarahan otak yang dapat menyebabkan

kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang

macet dan pembuluh darah yang menyempit (Sustrani Lanny, dkk 2004).

5. Tanda dan gejala

12

Page 13: Cara Penilaian Skripsi

Doengoes (2000) menyebutkan bahwa tanda dan gejala dari stroke adalah

sebagai berikut yaitu : Merasa kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,

nyeri atau kejang otot, gangguan penglihatan menurun, gangguan tingkat

kesadaran, nafsu makan hilang dan kesulitan menelan, sakit kepala, gangguan

pengecapan dan penciuman, gangguan atau kehilangan fungsi bahasa, gangguan

atau kehilangan fungsi bahasa, kehilangan kemampuan menggunakan motorik

saat bergerak, pernapasan sulit dan tidak teratur, gangguan respon panas atau

dingin, tingkah laku yang tidak stabil, dan emosi labil.

D. Penatalaksanaan Umum Upaya Mengurangi Stroke Pada Pasien

Hipertensi

Pencegahan primer adalah usaha pencegahan serangan stroke yang bertujuan

untuk mencegah stroke yang terjadi pertama kali, sedangkan pencegahan sekunder

adalah usaha pencegahan pada penderita yang pernah mengalami serangan stroke

dan ingin menghindari serangan berikutnya ( Thomas. D. J. 1993).

1. Pencegahan primer

a. Pengobatan tekanan darah

Pada pasien yang memiliki tekanan darah tinggi (tekanan sistolik lebih dari

150 mmHg) harus memperoleh pengobatan tekanan darah tinggi untuk

mencegah serangan stroke. Pengobatan dilakukan dengan hati-hati

memakai preparat atau takaran kecil, dan kemudian kalau perlu dapat

ditambahkan preparat antagonis kalsium (seperti nifedipin) serta

13

Page 14: Cara Penilaian Skripsi

selanjutnya salah satu anggota dari anggota kelompok obat yang disebut

penghambat beta (misal atenol).

b. Kadar lemak darah

Penderita hipertensi usia pertengahan dan usia lanjut mempunyai

permasalahan yang berhubungan dengan lemak. Penderita yang usianya

lebih muda harus memperoleh nasehat diet rendah lemak jenuh dan rendah

hidrat arang (kalori seimbang). Kadang-kadang diperlukan juga obat untuk

menurunkan kadar lemak yang berbahanya (seperti klofibrat). Beberapa

preparat minyak ikan ternyata juga berkhasiat. Minyak ikan terbukti

memiliki khasiat antiplatelet.

c. Problem pembuluh darah

Penderita yang pernah mengalami serangan iskemik sepintas atau

penyempitan pembuluh arteri karotis harus menjalani pemeriksaan antara

lain pemeriksaan gelombang suara ultra untuk mengetahui keadaan arteri

karotis jika dijumpai kelainan dilakukan pemeriksaan angiografi. Bila

penyempitan arteri karotis berat dilakukan pembedahan dan bila

penyempitanya ringan dilakukan pemantauan arteri karotis secara teratur

dan harus mendapat terapi antiplatelet. Pilihan terapi antiplatelet antara

lain: aspirin tablet 300 gram satu atau dua hari sekali, minyak ikan, dan

dipiridamol.

2. Pencegahan sekunder

a. Pengobatan yang tepat

14

Page 15: Cara Penilaian Skripsi

Perlu diketahui serangan stroke yang pertama kali terjadi disebabkan oleh

perdarahan atau infark serebral. Preparat anti koagulan tidak boleh

diberikan kepada penderita yang pernah mengalami perdarahan otak namun

dapat dipakai orang yang mengalami infark serebral.

b. Sebutir aspirin tiap hari

Aspirin diberikan dengan takaran rendah 300 mg (satu tablet) diminum tiga

hari selama satu minggu, aspirin berguna dalam pencegahan serangan

stroke berikutnya bagi penderita stroke yang diakibatkan trombosis.

Sebagian penderita juga dapat ditolong dengan pemberian obat dipridamol

tetapi obat ini mengakibatkan nyeri kepala khususnya penderita migrain.

c. Warfarin

Penderita kelainan jantung yang dapat menimbulkan trombosis dapat

diberikan antikoagulan warfarin dan juga dapat mereka yang terkena

hipertensi dengan serangan otak sepintas.

Upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan

stroke pada penderita hipertensi menurut Arcole Margattan (1995) antara lain

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu :

a. Olah raga yang teratur

Yaitu olah raga yang tidak mengeluarkan banyak tenaga misalnya jalan

kaki dengan cepat, jogging, dan bersepeda. Dengan melakukan olah raga

yang teratur dan dinamis dapat memperbaiki aliran darah keotot- otot dan

memperbaiki metabolisme otot itu sendiri. Hal ini akan membantu

terjadinya pelebaran pembuluh darah sehingga tensi menjadi turun. Kecuali

15

Page 16: Cara Penilaian Skripsi

itu olah raga juga menambah kesegaran dan kebugaran jasmani yang pada

gilirannya nanti akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita

menghadapi serangan komplikasi penyakit hipertensi antara lain stroke.

b. Diet yang rendah garam

Kemungkinan terjadi stroke pada penderita hipertensi sangat tinggi bila

penderita mengkonsumsi garam dapur terlalu banyak. Orang yang normal

biasanya mengkonsumsi garam dapur antara lain 5 – 15 gram perhari. Pada

penderita hipertensi dianjurkan makan garam seminimal mungkin sekitar 2

– 3 gram perhari. Mengurangi penggunaaan garam baik dari garam dapur

maupun bahan adiptif seperti monosodium glutamat, natrium benzoat, dan

natrium bikarbonat dapat mengurangi terjadinya serangan stroke karena

bahan – bahan tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah

yang menyebabkan terganggunya aliran darah dalam otak dan dapat

mengakibatkan stroke.

c. Perubahan pola hidup

1) Mengurangi kegemukan

Orang yang gemuk yang banyak mengkonsumsi kalori tinggi

mempunyai resiko besar terjadi hipertensi dan akhirnya biasanya terjadi

stroke. Dengan mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan

darah dengan jalan mengurangi asupan kalori dengan makan makanan

yang kandungan lemaknya rendah, gunakan susu krim untuk menambah

kandungan protein dalam sereal, dan sup. Jangan gunakan santan

sebagai bahan untuk menggurihkan makanan.

16

Page 17: Cara Penilaian Skripsi

2) Authoterapi hipertensi

Menanggulangi stroke pada pasien hipertensi bisa dilakukan dengan

cara meditasi. Syaratnya harus dilakukan secara rutin, tanpa mengenal

rasa bosan dan dalam waktu kurang lebih 3 – 4 bulan. Meditasi ini

dilakukan setiap hari selama kurang lebih 20 menit boleh dilakukan

pada pagi hari atau waktu luang.

3) Hentikan kebiasan merokok

Pengapuran atau pengerasan pembuluh darah yang disebut

arterosklerosis, merupakan akibat pertama kali dari merokok, dan juga

terjadi berkurangnya volume pasca darah, rokok dapat menyebabkan

kenaikan tekanan darah 2 – 10 menit setelah dihisap, karena merangsang

saraf mengeluarkan hormon yang bisa menyebabkan pengerutan

pembuluh darah sehingga tensi menjadi naik dan menyebabkan faktor

resiko terjadi stroke.

4) Menghindari stres

Perubahan pola hidup yang serba otomatis menyebabkan tubuh kurang

gerak dan perubahan yang meliputi lingkungan, fisik, dan sosial

mempengaruhi manusia menimbulkan stres dengan berbagai manifestasi

diantaranya hipertensi dan dapat menyebabkan stroke. Hal ini dapat

dicegah dengan cara berusaha relaksasi dalam menghadapi masalah,

melakukan refresing, dan dapat juga dengan mendalami agama dan

berusaha menciptakan keluarga yang bahagia.

17

Page 18: Cara Penilaian Skripsi

E. Kerangka Teori

18

Faktor Predisposisia. Pengetahuanb. Kebiasaanc. Kepercayaand. Tradisi

Faktor Pendukunga. Ketersediaan

fasilitasb. Ketercapaian

fasilitas

Faktor Pendoronga. Pengetahuan

petugas kesehatanb. Sikap petugasc. Ketrampilan

(Psikomotor)

Perilaku pencegahan penyakit

Page 19: Cara Penilaian Skripsi

(S

umber : Notoadmodjo, 1985)

F. Kerangka Konsep

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat : Upaya mengurangi serangan stroke pada pasien

hipertensi.

2. Variabel bebas : Tingkat pengetahuan tentang upaya untuk mengurangi

serangan stroke pada pasien hipertensi.

19

Tingkat Pengetahuan pasien hipertensi tentang upaya

mengurangi stroke

Upaya mengurangi stroke

Variabel Bebas Variabel Terikat

Page 20: Cara Penilaian Skripsi

H. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya

mengurangi serangan stroke.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian ini adalah diskriptif analitik yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyekitf serta mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Metode pendekatannya

adalah cross sectional dimana penelitian dilakukan saru waktu, tidak mengikuti

kedepan atau kebelakang (Notoadmodjo. S., 2002).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

20

Page 21: Cara Penilaian Skripsi

Populasi adalah seluruh pasien yang menderita hipertensi yang dirawat

inap di RS Roemani Semarang dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2006,

sejumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil sebanyak 30 orang (sampel Jenuh).

C. Definisi Operasional, variabel dan Skala Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Skala

1 Tingkat pengetahuan

pasien hipertensi

tentang upaya

mengurangi

serangan stroke

Hal – hal yang diketahui

pasien hipertensi mengenai

stroke meliputi :

a. Pengertian stroke

b. Tanda dan gejala stroke

c. Hal yang dapat

meningkatkan kejadian

stroke

d. Penyebab stroke

e. Upaya untuk mengurangi

serangan stroke

f. Diet pasien hipertensi

g. Olah raga pasien hipertensi

h. Pola hidup meliputi

kegemukan, menghindari

rokok, authoterapi

hipertensi, menghindari

stres

Tingkat pengetahuan

Interval

21

22

Page 22: Cara Penilaian Skripsi

mengurangi serangan stroke

diukur dengan 20 item

pertanyaan dengan kriteria

jawaban benar mendapat

skore 5 dan jawaban yang

salah mendapat skore 0.

Dengan pemberian

kuesioner pada pasien satu

persatu.

2. Upaya atau cara-cara

mengurangi

serangan stroke

Hal-hal yang diketahui pasien

hipertensi untuk mengurangi

terjadinya serangan stroke.

Meliputi :

a. Perubahan pola hidup

b. Pengobatan tekanan darah

c. Pengaturan olah raga

d. Kebiasan merokok

e. Pengelolaan stresf. Pengaturan makanan

Upaya untuk mengurangi serangan stroke diukur dengan sepuluh item pertanyaan dengan kriteria jawaban yang paling tepat diberi nilai 3, mendekati tepat diberi nilai 2 dan yang tidak tepat diberi nilai 1. Dengan pemberian kuesioner pada pasien satu persatu.

Interval

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu :

22

Page 23: Cara Penilaian Skripsi

1. Pendekatan kepada responden, memperkenalkan diri, dan menjelaskan

maksud dan tujuan kepada responden.

2. Jika responden setuju maka mempersilahkan untuk membaca lembar

persetujuan kemudian tanda tangan.

3. Setelah setuju pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung,

dalam menggunakan panduan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dalam

kuesioner. Pengumpulan data dilakukan pada tiap responden satu persatu.

4. Data tentang karakteristik responden dikumpulkan berdasarkan kuesioner

karakteristik responden.

5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang pencegahan stroke data

diperoleh dari kuesioner tingkat pengetahuan.

Pengukuran dengan kriteria :

a. Tinggi : bila skor > 75 % dari nilai maksimal.

b. Sedang: bila skor > 50 % - < 75 % dari nilai

maksimal.

c. Rendah : bila skor < 50 % dari nilai

maksimal.

6. Untuk mengetahui upaya mengurangi terjadinya stroke diperoleh dari

kuesioner upaya mengurangi terjadinya stroke.

Pengukuran dengan kriteria :

a. Upaya tinggi bila skor 21 – 30.

b. Upaya sedang bila skor 10 – 20.

c. Upaya kurang bila sekor < 10.

23

Page 24: Cara Penilaian Skripsi

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Setelah pengumpulan data segera diperiksa hasil data yang terkumpul

untuk melihat kelengkapan isian kuosioner. Apabila data yang kurang lengkap

segera dilengkapi, kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut yaitu :

a. Pengkodean (Coding)

Mengklasifikasikan jawaban responden dan melakukan pengkodean dan

dipindah kelembar koding. Pengkodean untuk setiap variabel

b. Edit (Editing)

Meneliti setiap kuosioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian

antara satu dengan yang lain.

c. Tabulasi (Tabulating)

Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan kedalam tabel

yang telah disiapkan.

24

Page 25: Cara Penilaian Skripsi

2. Validitas dan reabilitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data demografi : usia, alamat, suku bangsa, pendidikan terakhir, jenis

kelamin, status perkawinan, dan riwayat hipertensi pada keluarga.

b. Instrument untuk menilai tingkat pengetahuan pada pasien hipertensi yang

berisi instrument pertanyaan pilihan ganda dengan penilaian yang benar

diberi nilai 5 dan yang salah diberi nilai 0.

c. Instrumen untuk menilai upaya mengurangi serangan stroke pada pasien

hipertensi yang berisi instrumen pertanyaan pilihan ganda dengan penilaian

yang paling tepat diberi nilai 3, mendekati tepat diberi nilai 2 dan yang

tidak tepat diberi nilai 1.

Setelah instrument penelitian dibuat lalu pertanyaan diuji dengan validitas

dan reabilitas karena instrumen dibuat sendiri oleh peneliti.

a. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar –

benar mengukur apa yang diukur (Danim.S., 2003: hal 23).

Lembar kuesioner tingkat pengetahuan berdasarkan Waridjan

(1991), kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti diuji oleh korelasi

product momen, yaitu :

Rxy =

Keterangan :

Rxy : Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.

25

Page 26: Cara Penilaian Skripsi

x : Skor butir

y : Skor total

Keputusan uji :

Bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variabel valid.

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tidak valid.

Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai validitas tersebut

valid. Ditunjukkan dengan nilai R hitung lebi besar dari nilai R tabel

dengan taraf kesalahan () : 5 %

Hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan dalam rentang 0,611 – 0,916 artinya kuesioner

tingkat pengetahuan valid, karena nilai tersebut lebih besar daripada

0,514.

2. Upaya mengurangi stroke dalam rentang 0,596 – 0,870. Artinya

kuesioner upaya mengurangi stroke valid, karena nilai tersebut lebih

besar daripada 0,514.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.

26

Page 27: Cara Penilaian Skripsi

Uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, yaitu :

n =

Keterangan :

r1 : Reliabilitas instrumen.

: Jumlah varians butir.

k : Banyaknya butir pertanyaan atau item.

: Varians total.

Dasar menggunakan keputusan :

1) Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel

tersebut tidak reliabel.

2) Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel

tersebut tidak reliabel.

3) Jika r Alpha > r Alpha tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel

tersebut tidak reliabel.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berbeda

dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati angka 1 (> 0,6)

reliabilitasnya semakin tinggi, sebaliknya jika semakin mendekati angka 0

reliabilitasnya semakin rendah.

Hasil uji realiabilitas menunjukkan reabel sehingga instrumen tersebut

reabel, ditunjukkan dengan nilai alfa crombach lebih besar dari 0,6,

hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Tingkat Pengetahuan

27

Page 28: Cara Penilaian Skripsi

Hasil uji realiabilitas = 0,958, artinya kuesioner tersebut reabel

karena nilai tersebut lebih besar dari 0,6.

2) Upaya Mengurangi Stroke

Hasil uji realiabilitas = 0,887, artinya kuesioner tersebut reabel

karena nilai tersebut lebih besar dari 0,6.

3. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptik dan analitik.

a. Univariat

Yang termasuk data univariat adalah tingkat pengetahuan pasien hipertensi

tentang upaya-upaya mengurangi serangan stroke. Yang secara deskriptif

yang masing-masing disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, tabulasi

silang, kurva, dan grafik dengan menggunakan bantuan program komputer

SPSS Windows versi 10.

b. Bivariat

Sebelum diuji bivariat, data diuji kenormalan data dengan uji kolmogorof

spinof. Data bivariat adalah hubungan antara tingkat pengetahuan pasien

tentang hipertensi terhadap upaya mengurangi serangan stroke yang

dianalisis secara analitik dengan menggunakan salah satu uji statistik

parametrik yaitu menggunakan uji korelasi produk moment jika

distribusinya normal, jika distribusinya tidak normal maka menggunakan

uji statistik non parametrik yaitu dengan uji korelasi Spearman dengan

bantuan Program Komputer SPSS Windows versi 10.

28

Page 29: Cara Penilaian Skripsi

G. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

direktur RS Roemani Semarang untuk mendapatkan persetujuan, kemudian

kuesioner dikirim kesubyek yang diteliti. Menurut Nursalam (2001), dalam

melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika penelitian yaitu :

1. Lembar persetujuan (Informed concent)

Diberikan kepada responden. Tujuannya adalah supaya subyek mengetahui

maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan

data.

Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan.

Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan

menghormati dia.

2. Tanpa nama (Anonimiti)

Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi

oleh subyek.

3. Kerahasiaan (Confidenciality)

Kerahasian informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

29