cara pembuatan bokasi
DESCRIPTION
Cara Pembuatan BokasiTRANSCRIPT
cara membuatan Bokashi dari Pupuk Kandang
Oke langsung saja, untuk memenuhi janji saya kemarin, tentang bagaimana cara membuat bokashi atau bokasi dari kotoran kambing. Sapi dan hewan ternak lainnya, dan Pada artikel
Sebelumnya saya juga membahas apa itu bokashi dan kalau belum baca silakan baca DI SINI
Untuk membuat bokashi sangat lah mudah bila ada kemaunan, pertama tama harus siapan bahan bahan utama ya itu kotoran kambing. Sapi atau hewan ternak lainya.
untuk membuat bokashi dengan ukuran berat 500 gram bahan bahan nya sebagai berikut.
1. Pupuk kandang = 300 kg
2. Dedak = 50 kg
3. Sekam padi = 150 kg
4. Gula yang telah dicairkan sebanyak 200 ml
SOT ATAU EM-4 = 500 ml (kalau saya pakai dua dua duanya.)
6. Air secukupnya
kalau bahan bahan sudah terkumpul semua berikut cara pembuatan bokashi dari kotoran kambing, sapi atau hewan ternak lainya.
CARA PEMBUATAN BOKASHI ATAU BOKASI
1. Pertama tama Larutkan EM-4 atau SOT dan gula ke dalam air dan di aduk aduk hingga merata
2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 atau SOT secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % ( KETERANGAN Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar) )
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
5. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
6. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
8. Dan Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
perlu anda ketahui bahwa Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
selamat mencoba membuat pupuk bokashi dari proses fermentasi kotoran kambing, sapi, dan kotoran hewan ternak lain nya. Dan marilah kita belajar bersama sama soalnya aku juga masih
terus belajar
dan apabila ada salah dalam penulisan mohom maaf, karna sebagian tulisan ini hasil kopas atau kopy paste dan sebagian lagi telah saya edit sendiri, SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA
BERHASIL
CARA PEMBUATAN BOKASHI
Add captionBokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien.
Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir,
sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000). Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat pembusukan materi organik.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003).
Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan Cahyani, 2003). Berdasarkan hasil penelitian Cahyani (2003), Penambahan pupuk bokashi berbahan dasar arang sekam padi dapat meningkatkan nilai batas cair dan batas plastis tanah latosol, namun terjadi peningkatan indeks plastisitas.
Penambahan bokashi arang sekam padi juga berpengaruh terhadap kekuatan geser tanah dan peningkatan tinggi maksimum tanaman. Bokashi juga dapat digunakan untuk mengurangi kelengketan tanah terhadap alat dan mesin bajak sehingga dapat meningkatkan performa alat dan mesin bajak (Yusuf, 2000), dengan pengaplikasian bokashi sebelum pengolahan tanah dilakukan.
Di Jepang, bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an. Banyak petani di negeri sakura memilih bokashi untuk lahan pertaniannya dikarenakan bokashi dapat memperbaiki struktur tanah yang sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia terus-menerus.
Selain itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur makro dan mikronya.
Belum diketahui dengan jelas mengapa petani di Indonesia enggan menggunakan bokashi. Padahal bila mau, bahan baku bokashi tersedia melimpah dan bahkan seringkali dianggap sebagai limbah sehingga kerap dihargai sangat murah.
Cara Pembuatan :
1. Cara pembuatan Bokashi jerami.Bahan :
1. Jerami, dipotong sepanjang 5-10 cm (20 bagian)2. Dedak (1 bagian)3. Sekam (20 bagian)4. Gula pasir (5 sendok makan)5. EM4 (5 semdok makan)6. Air (20 liter)
Cara pembuatan :
1. Larutkan EM4 dan gula kedalam air2. Campur jerami, sekam dan dedak sampai merata3. Siram adonan dengan larutan EM 4 sampai kandungan air adonan mencapai 50 %
atau bila adonan dikepal air tidak menetes dari adonan, dan bila kepalan dilepas adonan akan megar.
4. Adonan digundukkan di atas ubin kering dengan ketinggian 15-20 cm kemudian ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari.
5. Suhu adonan dicek setiap 5 jam sekali. Pertahankan suhu adonan 40-50 o C, bila suhu lebih dari 50 o C karung penutup dibuka lalu adonan dibolak-balik kemudian kembali ditutup.
6. Setelah 4 hari bokashi selesai terfermentasi dan dapat digunakan sebagai pupuk.
2. Bokashi jadi (20 bagian)
Bahan-bahan organik lainnya dapat dibuat bokashi dengan campuran bahan serta cara membuat seperti diatas. Dapat pula dibuat bokashi ekspres (matang dalam 24 jam) dengan komposisi bahan sbb:
Bahan :
1. Jerami/daun kering/sekam/serbuk gergaji atau bahan lain yang dapat difermentasi (20 bagian)
2. Dedak (2 bagian)3. Gula pasir (5 sendok makan)4. Air (20 liter)
Cara membuat sama dengan no 1.
Cara Penggunaan
Bokashi dapat disebar merata di atas permukaan tanah dengan dosis 3-4 genggam /meter persegi.
Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak.
Kemudian tanah dicangkul atau dibajak, untuk mencampurkan bokashi.
Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan pada saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 1 bulan.
Setelah bokashi disebar, semprotkan 2 cc EM4/Liter air ke dalam tanah. Seminggu kemudian bibit siap ditanam.
Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar merata di permukaan tanah/perakaran tanaman.
Penyiraman dengan EM 4 (2 cc EM4/Liter ) dilakukan tiap 2 minggu sekali.
PEMBUATAN BOKASHI DARI JERAMI PADI
16:55 PUPUK, SDA, TANAMAN No comments
Pada saat panen raya padi jumlah jerami padi ditingkat petani sangat melimpah dan kurang dimanfaatkan oleh petani, akan tetapi saat petani membutuhkan pupuk untuk tanaman padi khususnya pupuk organic. petani umumnya merasa kesulitan untuk mendapatkan pupuk organik tersebut, dan disisi lain Pengetahuan, sikap dan Keterampilan/skill petani dalam pembuatan bokasi dari jerami umumnya masih kurang, sehingga perlu adanya langkah-langkah yang ditempuh diantaranya dengan percontohan Teknik dan cara pembuatan Bokashi dari jerami ditingkat petani secara sederhana, adapun teknik dan caranya sebagai berikut : Pertama Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain; 1. Bahan-bahan yang diperlukan a. Jerami padi 200kg termasuk berbagai rumput dan dipotong-potong berukuran kurang lebih 10 cm b. Katul atau dedak sebanyak 10 kg c. Sekam padi 200 kg d. Gula pasir 10 sendok makan e. Air sebanyak 20 liter 2. Teknik dan cara pembuatan • Pertama-tama jerami bersama rumpu-rumputan, ditambah katul dan sekam padi, dicampur rata menjadi adonan. • Gula pasir, EM 4 dan air dicampur rata, lalu disiramkan perlahan-lahan kedalam adonan. • Kemudian adonan tadi dikepal-kepal dengan tangan hingga kering. Selanjutnya adonan tersebut dibungkus dengan plastik selama 4 hari dan jangan lupa dikontrol suhunya setiap hari. • Bila suhunya lebih dari 50 derajat Celcius maka adonan tersebut harus didinginkan kembali • Adonan disimpan dalam ruangan terbuka namun tidak boleh terkena sinar matahari maupun hujan • Setelah 4 hari disimpan barulah Bokashi dapat digunakan sebagai pupuk organik. • Adapun dosis pemakaian: Untuk tanaman palawija sebanyak satu genggam dicampur tanah untuk setiap tanaman. Untuk tanaman keras diberikan satu minggu sebelum tanam, dan untuk tanaman sayuran disesuaikan dengan keadaan. Demikian teknik dan cara pembuatan Bokashi dari jerami padi semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.(mnr)
Cara membuat pupuk bokashiDilihat 13,553 kali
Pupuk bokashi merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara fermentasi. Bahan baku pupuk bokashi terdiri dari sisa tanaman, kotoran ternak, sampah dapur atau campuran material organik lainnya. Pupuk bokashi dibuat dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme efektif (EM4) sebagai dekomposernya.
Bokashi dipopulerkan pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat dengan cepat dan efektif. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa Jepang yang artinya perubahan secara bertahap. Sedangkan EM4 merupakan jenis mikroorganisme dekomposer untuk membuat pupuk bokashi. EM4 dipopulerkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang.
Proses pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari pengomposan konvensional. Bokashi sudah siap dijadikan pupuk dalam tempo 1-14 hari sejak dibuat, tergantung dari bahan baku dan metode yang digunakan. Membuat bokashi sangat mudah, bisa dilakukan dalam skala rumah tangga maupun skala pertanian yang lebih besar. Berikut ini kami jelaskan tahap-tahapnya.
Menyiapkan mikroorganisme dekomposer (EM4)
Hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat pupuk bokashi adalah menyiapkan mikroorganisme dekomposernya. Salah satu dekomposer bokashi yang paling populer adalah EM4. Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara khusus untuk menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang terkandung dalam EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), Actinomycetes dan ragi.
EM4 dijual dipasaran dalam bentuk cairan kental yang telah dikemas dalam berbagai ukuran. Untuk membuat dekomposer bokashi, kita cukup mengencerkan cairan tersebut dan mencampurkannya dengan bahan baku bokashi. Selain membelinya, kita juga bisa membuat cairan mikroorganisme efektif (EM) sendiri. Berikut langkah-langkahnya:
Siapkan bahan-bahan berikut: pepaya dan kulitnya 0,5 kg, pisang dan kulitnya 0,5 kg, nenas dan kulitnya 0,5 kg, kacang panjang segar 0,25 kg, sayuran hijau (kangkung/bayam) 0,25 kg, gula pasir 1kg dan ragi tape 5 butir.
Campur pepaya, nenas, pisang, kacang panjang dan sayuran dan lumatkan bahan-bahan tersebut dengan blender.
Masukkan bahan-bahan yang telah dilumat kedalam ember yang ada penutupnya. Lalu tambahkan 1 liter air, gula pasir dan ragi tape. Aduk perlahan hingga merata. Kemudian tutup ember dengan rapat, diamkan selama 7 hari.
Setelah tujuh hari akan terbentuk cairan berwarna coklat gelap. Saring cairan tersebut, air hasil saringan merupakan larutan efektif mikroorganisme (EM) yang bisa dijadikan dekomposer pupuk bokashi. Simpan cairan dalam wadah/botol. Larutan EM bisa dipakai hingga 6 bulan, sedangkan ampasnya bisa digunakan sebagai kompos.
Membuat pupuk bokashi skala pertanian (1 ton)
Pupuk bokashi bisa dibuat dari hijauan sisa panen dan limbah peternakan. Waktu yang diperlukan untuk membuat bokashi skala besar dan skala kecil sama saja, yang membedakannya adalah volume bahan bakunya. Berikut tahapan membuat bokashi untuk penggunaan pertanian:
Siapkan bahan-bahan berikut: 200 kg jerami atau sisa hijauan, 600 kg kotoran ternak yang telah kering, 50 kg serbuk gergaji/dedak, 50 kg arang sekam, 100 kg humus (top soil, berasal dari tanah hutan lebih baik), 1 liter larutan dekomposer (EM4) dan 1 kg gula pasir.
Pilih tempat fermentasi yang terlindung dari air hujan dan sengatan matahari langsung. Buat lubang berbentuk persegi panjang di atas tanah tersebut dengan lebar 1 meter, panjang 2 meter dan dalam 30-50 cm, atau sesuaikan ukuran lubang dengan banyaknya bahan baku.
Cacah jerami atau hijauan kecil-kecil, campuran bahan-bahan organik yang telah disiapkan, aduk hingga merata dengan cangkul atau sekop. Bila perlu (misalnya tanah Anda asam), tambahkan abu (Mg) dan kapur pertanian (Ca) untuk memperkaya kandungan hara pupuk bokashi yang dihasilkan.
Encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 200 liter air bersih dan 1 kg gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku sambil diaduk. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk memperkirakan tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa menggumpal tapi tidak sampai mengeluarkan air. Apabila kelembabannya kurang, tambahkan air secukupnya.
Tutup rapat lubang fermentasi dengan plastik atau terpal, diamkan hingga 7-14 hari. Perlu diingat, kontrol suhu fermentasi hingga maksimal 45oC. Apabila melebihi suhu tersebut, aduk dengan cangkul agar suhunya turun.
Setelah 14 hari, biasanya pupuk bokashi sudah terbentuk dan bisa diaplikasikan langsung.
Membuat pupuk bokashi skala rumah tangga
Pupuk bokashi bisa dibuat dalam skala rumah tangga dengan memanfaatkan limbah dapur atau sisa makanan. Bokashi dari hasil daur ulang sampah bisa digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan. Penggunaannya sama dengan penggunaan pupuk organik yang dijual dipasaran. Berikut tahapan membuatnya:
Siapkan bahan-bahan berikut: sisa sayuran, buah-buahan, sisa makanan (nasi, roti, dll), tulang ikan, tulang ayam, 5 kg dedak/serbuk gergaji, 5 kg arang sekam, 10 ml EM4 dan dua sendok gula pasir.
Siapkan satu tong plastik ukuran 200 liter. Buat lubang bagian bawahnya untuk mengeluarkan cairan hasil pengomposan. Cairan ini berguna sebagai pupuk organik cair.
Potong atau rajang material organik menjadi potongan kecil, campurkan dengan dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.
Encerkan 10 ml larutan EM4 dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.
Tutup rapat tong plastik, apabila suhu melebihi 45oC. Abila warna dan teksturnya sudah seperti tanah, itu tandanya pupuk bokashi sudah terbentuk. Prosesnya kira-kira 5-7 hari.
BOKASI JERAMI DAN BOKHASI PUPUK KANDANG
Pengertian BokhasiApa itu Bokashi ?
Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil proses fermentasi pupuknya dinamakan pupuk em 4. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian ataupun pupuk kandang. Tetapi perlu diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok pembuatan bokashi adalah dedak ( bekatul )karena kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme.
Langkah langkah Pembuatan Bokashi
Bahan pembuatan bokashi yaitu (jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian ataupun pupuk kandang) dapat digunakan ketika sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi antara lain :
Bokashi Jerami
Bahan yang digunakan bokashi jerami :
a. Jerami sebanyak 10 kg yg telah dirajang sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm. Jerami bisa juga diganti dengan rumput-rumputan, tanaman kacang-kacangan.b. Dedak sebanyak 1/2 kgc. Sekam (kulit padi) sebanyak 10 kg.d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml).e. Molases atau gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml)f. Air secukupnya.
Cara pembuatan bokashi jerami :
1. Kita buat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan1 ml : 1 ml : 1 liter air.
2. Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur sampai merata di lantai yang kering.
3. Selanjutnya bahan tersebut disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).
4. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan pupuk dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik kemudian selanjutnya gundukan ditutup kembali.
5. Setelah empat hari penutup dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya behasil adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan bau atau aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi tersebut gagal.
Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik.
Cara Penggunaan bokashi jerami :
Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.
Bokashi Pupuk Kandang
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk kandang sebanyak 15 kg.b. Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg.c. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan Bokashi Pupuk Kandang:
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan pembuatan bokashi jerami,
hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang.
Penggunaan Bokashi Pupuk Kandang:
Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.
Cara Pembuatan Pupuk Bokashi
Pupuk Bokasai adalah pupuk kompos api yang dikerjakan cepat, tidak berbulan-bulan (hanya memakan waktu 5-6 hari saja) Jenis Pupuk Bokashi :
1. Bokashi tanah2. Bokashi kotoran ternak3. Bokashi kering4. Bokashi rumput kering
Manfaat BokashiUntuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.Bahan dan Cara Pembuatan Bokashia. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1. Pupuk kandang = 300 kg2. Dedak = 50 kg3. Sekam padi = 150 kg4. Gula yang telah dicairkan = 200 ml5. EM-4 = 500 ml6. Air secukupnya
Cara Pembuatannya :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organikb. Pembuatan Bokashi Jerami Padi
Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
1. Jerami padi yang telah dihaluskan = 500 kg2. Pupuk kotoran hewan/ pupuk kandang = 300 kg3. Dedak halus = 100 kg4. Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa = 100 kg5. Molase/Gula pasir/merah = 1 liter/250 gr6. EM-4 = 1 liter7. Air secukupnya
Cara Pembuatannya:
Membuat larutan gula dan EM-4
1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.
Membuat pupuk bokashi
1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata.
2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak
melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
c. Pembuatan Bokashi Cair
Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :
1. Pupuk kotoran hewan/ pupuk kandang = 30 kg2. Molase/Gula pasir/merah = 1 liter/250 gr3. EM-4 = 1 liter4. Air secukupnya
Cara Pembuatannya:
1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara
mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum,
kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan
larutan tadi5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai
rata dan tutup rapat-rapat6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap
hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali
7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.
Proposal Usaha Pembuatan Pupuk Bokashi
USAHA PEMBUATAN BOKASHI
PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI
Diajukan untuk memenuhi syiarat matakuliah Proyek Usaha Mandiri Program Diploma Tiga Jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Oleh:
Aprianus Hale NIM.102383002
PROGRAM STUDI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
KUPANG2012
LEMBAR PENGESAHAN
USAHA PEMBUATAN BOKASHI
PROPOSAL PROYEK USAHA MANDIRI
Diajukan untuk memenuhi syiarat matakuliah Proyek Usaha Mandiri Program Diploma Tiga Jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Oleh:Aprianus Hale NIM.102383002
Kupang, .............September 2012Mengetahui : Menyetujui :
Koordinator PUM
Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP. 19781016 200812 1 001
Dosen Pembimbing PUM
Joi Alfreddi Surbakti, SP, M.Si
NIP. 19781016 200812 1 001
Mengesahkan :
Ketua Jurusan TPH
Ir. ALOYSIUS NGONGO LENDE, M.Si
NIP. 1964060 2199403 1 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
bimbingan tangan kasih–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Proyek Usaha
Mandiri dengan judul " Pembuatan Pupuk Bokashi ".
Dalam penulisan proposal proyek usaha mandiri ini banyak arahan dan motivasi yang
penulis terima dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ir. Aloysius Ng. Lende, M.Si., selaku Ketua Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH)
2. Marsema Kaka Mone, SP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Tanaman Pangan dan Hortikultura
3. Joy R. Surbhakti, SP., M.Si selaku Pembimbing Anggota.
4. Dosen-dosen Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultra yang telah membantu penulis selama
menyelesaikan proposal ini.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan sumbangan pemikiran.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, namun semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulisa sangat mengharapkan saran dan kritik demi
memperbaiki tulisan ini.
Kupang, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 11.1.Latar Belakang.................................................................................................. 11.2.Tujuan............................................................................................................... 21.3.Kegunaan.......................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3 2.1. Pupuk Bokashi...................................................................... 3 2.2. Peranan Pupuk Bokashi........................................................ 4 2.3. Kandungan Unsur Hara yang terdapat Dalam Pupuk Bokashi................................................................................. 5 2.4. Aplikasi Pupuk Bokashi....................................................... 6 BAB III. METODE PROYEK USAHA MANDIRI........................................ 7 3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 7 3.2. Alat dan Bahan.............................................................................. 7 3.3. Prosedur kerja................................................................................ 8 3.4. Jadwal Kegiatan............................................................................. 11 3.5. Rincian Biaya................................................................................. 11DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
3.4. Jadwal Kegiatan...................................................................... 11
3.5.1. Biaya produksi Bokashi (biaya tetap).................................. 11
3.5.1. Biaya produksi Bokashi (biaya variabel)............................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini
menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif yang
besar bagi lingkungan, dan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan
produktivitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding. Bahan-bahan
kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih
banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya yang terus menerus dapat
merusak biota tanah, keresistenan hama dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin
dan mineral beberapa komoditi sayuran dan buah. Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut
akan berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang
telah tercemar tersebut dimakan oleh manusia secara terus menerus, tentunya akan menyebabkan
kerusakan jaringan bahkan kematian.
Bertitik tolak dari hal tersebut, saat ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi sayuran
dan buah terutama komoditi segar yang bebas bahan kimia. Mereka lebih suka membeli sayuran
dan buah yang bolong-bolong karena hama penyakit daripada sayuran dan buah segar yang
mulus tetapi banyak disemprot bahan kimia. Melihat kecenderungan masyarakat tersebut, salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian
dengan sistem pertanian organic yang prinsip pengelolaannya “kembali ke alam”.
Dalam pelaksanaannya, pertanian organik adalah membatasi ketergantungan petani pada
penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Pupuk anorganik yang selalu
digunakan petani dapat diganti dengan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan
alami seperti penggunaan pupuk bokasi yang dapat dibuat dari bahan jerami dan sampah rumah
tangga.
1.2 Tujuan
Tujuan dari usaha ini yaitu:
1. Menjawab persoalan peranian yang bermasalah karena banyaknya penggunaan pupuk anorganik
yang mengakibatkan tanah menjadi rusak dan kesehatan manusia terganggu.
2. Sebagai solusi untuk pertanian modern yang ramah lingkungan
3. Sebagai lapangan kerja untuk memperoleh keuntungan
4. Melatih mahasiswa untuk balajar berusaha.
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari penulisan proposal ini yaitu:
1. Sebagai syarat untuk memperoleh dana untuk usaha.
2. Sebagai dokumen untuk digunakan pada masa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pupuk Bokashi
Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk dilahan
pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan
organik yang digunakan antara lain kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah
pertanian (Setiawan, 1996).
Pupuk kandang selain berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah juga sebagai sumber
unsur hara walaupun dalam jumlah kecil. Dengan sifat fisik tanah yang baik tanaman menjadi
subur karena leluasa dalam pengambilan unsur hara. Pupuk kandang merupakan salah satu
bahan pembuat bokashi yang kemudian disebut bokashi pupuk kandang.
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang
dan lain-lain) dengan teknolgi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Murbandono, 2000).
Effective mikroorganisme (EM-4) adalah mikroorganisme yang dihasilkan melalui
fermentasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. EM- 4
mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik, actinomycetes dan jamur pengurai selulosa untuk
menfermentasikan bahan organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Teknologi EM- 4
ditemukan pertama kali oleh Prof. DR. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang (Soeroto,
1981).
Mikroorganisme alami seperti mikroorganisme yang dapat berasal dari isi rumen sapi dan
diberi bahan penunjang seperti dedak, molase, dan air. Mikroorganisme alami yang berasal dari
isi rumen sapi dapat berfungsi seperti EM4 dalam pembuatan pupuk bokashi, karena
mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik, dan actinomycetes.
2.2. Peranan Pupuk Bokashi
Kondisi tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan unsur hara
yang memadai dan seimbang secara tepat waktu yang dapat diserap oleh akar tanaman. Produksi
tanaman dapat terhambat jika unsur hara yang terkandung di dalam tanah kurang atau tidak
seimbang, terutama pada daerah yang kadar pH nya terlalu asam ataupun basa.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan mengembalikan
kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang limbah organik, seperti limbah dari kandang
peternakan dan sisa tanaman. Hasil daur ulang limbah organik tersebut dikembalikan ke lahan
baik secara langsung maupun setelah diolah menjadi pupuk bokashi atau kompos. Dengan
memanfaatkan pupuk organik, unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan
dapat menekan kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara (IPTP,
2000).
Pupuk bokashi juga memiliki peranan penting bagi tanah karena dapat mempertahankan
dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik dan biologis.
Penambahan pupuk bokashi dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah
sehingga akan memperbaiki keadaan airase dan drainase serta kemampuan daya serap tanah
terhadap air. Di samping itu juga berdampak mengendalikan erosi tanah. Pupuk bokashi juga
dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh aliran air permukaan.
Penambahan pupuk organik ke dalam tanah akan menyebabkan satu atau beberapa jenis
kation dibebaskan dari ikatannya secara absortif menjadi ion bebas yang dapat diserap oleh akar
tanaman. Pemupukan menggunakan bokashi mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan
berpasir (berpasir atau remah) menjadi lebih baik, daya ikat air menjadi lebih tinggi dan tanah
yang berat atau tanah liat menjadi lebih optimal dalam mengikat air. Pupuk bokashi juga dapat
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan dapat meningkatkan penyerapan unsur
hara dari pupuk mineral oleh tanaman (Murbandono, 1982)
Penggunaan pupuk bokashi dalam jangka pendek dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan
meningkatkan aktivitas biologis tanah dengan menyuplai sebagian kebutuhan tanaman akan
unsur hara dan dalam jangka panjang penggunaan pupuk bokashi dapat mengemablikan
kesuburan dan produktivitas tanah.
Komponen pupuk bokashi yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimia adalah kandungan
humusnya. Humus dalam pupuk bokashi mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman. Humus
yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi dan aluminium akan
dilepas sehingga fosfat yang terikat zat besi akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman. Selain
itu humus merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan
makanan untuk tanaman.
2.3. Kandungan Unsur Hara yang Terdapat dalam Pupuk Bokashi
Bokashi mempunyai kandungan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur hara mikro
(Fe, Cu, Mn, Zn, Mo, B, Cl) yang sangat diperlukan tanaman. Kandungan unsur hara yang
terdapat pada pupuk organik bokashi memang tidak banyak, jauh lebih sedikit bila dibandingkan
dengan kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kimia. Oleh karena itu, dalam
aplikasinya pupuk organik dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan pupuk kimia.
Selain itu pupuk bokashi juga mangandung bahan organik, termasuk asam humat dan asam
sulfat, yang bermanfaat untuk memacu pertumbuhan tanaman.
2.4. Aplikasi Pupuk Bokashi.
Pupuk bokashi yang diaplikasi adalah pupuk bokashi yang matang. Ciri bokashi yang
matang adalah berwarna hitam kecoklatan, tidak berbau, dan suhu berkisar 27-30ºC. Pupuk
bokashi dapat diberikan dengan cara disebar di sekeliling perakaran tanaman. Pupuk bokashi
yang disebar di atas tanah unsur haranya dapat diserap tanaman melalui curah hujan atau air
penyiraman (Sholihin, 2007). Penggunaan pupuk organik bokashi setelah beberapa minggu dapat
meningkatkan kualitas tanah dan dengan meningkatkan kehalusan tanah dan ketersediaan unsur
hara.
Penggunaan pupuk bokashi juga dapat dilakukan dengan cara membenamkannya ke dalam
tanah. Pembenaman pupuk ke dalam tanah mungkin lebih baik, tetapi dalam kondisi seperti ini
akar tanaman akan mengalami kerusakan akibat penggalian lubang untuk tempat pupuk bokashi.
Namun disisi lain pemupukan pada tanaman sayuran dengan cara menbenamkan pupuk bokashi
ke dalam tanah akan lebih baik dibanding dengan cara menyebarkan di atas permukaan tanah,
karena membenamkan bokashi ke dalam tanah akar tanaman sayuran akan lebih cepat menyerap
unsur hara dari bokashi. Pupuk bokashi yang dibenamkan ke dalam tanah lebih cepat tercampur
dengan tanah karena adanya peranan beberapa beberapa organisme tanah, seperti cacing tanah.
Dosis pemberian pupuk bokashi pada tanaman yang dilakukan di lokasi praktek yaitu 1 ton
per ha untuk tanaman padi sawah sebagai pupuk dasar sekaligus sebagai pupuk susulan.
BAB III
METODE PROYEK USAHA MANDIRI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
Kegiatan PUM dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Oktober sampai akhir bulan Desember
2012.
Tempat
Tempat pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri di Tuak Klalu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
Sekop
Ember
Karung
Terpal
Timbangan
Jarum Jahit
Benang
Sendok Makan
Bahan
EM-4
Pupuk kandang
Dedak
Sekam padi
Gula pasir
Air
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pembuatan bokashi yaitu sebagai berikut:
Awal dari proses pembuatan pupuk bokashi yaitu pembakaran sekam padi. Cara pembakaran
sekam yaitu
Siapkan sekam padi yang dibutuhkan sesui dengan perbandingan dengan pupuk kandang dan
dibentangkan pada tanah.
Setelah dibentangkan maka nyalakan api dibeberapa titik sehingga mempercepat dalam proses
pembakarannya.
Ketika membakar, diusahakan agar sekam tersebut dibalik terus-menerus sehingga mencegah
agar tidak terjadi abu.
Apabila sekam sudah terbakar merata, maka siramlah sekam tersebut sehingga tidak menjadi
abu dan kemudian padamkan api dengan air.
Setelah semuanya terbakar dan telah berubah menjadi arang sekam, tunggu sekitar 1-2 jam
( dingin ) maka isilah arang sekam tersebut dalam karung agar tidak tertiup angin.
Persiapan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
Alat yang digunakan yaitu: Sekop, ember, dan terpal. Sedangkan bahan yang disiapkan yaitu
Pupuk kandang, EM-4, dedak, arang sekam, Gula pasir dan air.
Tentukan perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam sesuai dengan target produksi.
Perbandingan antara pupuk kandang dan arang sekam yaitu 1 : 1. Misalnya target produksi 1
Ton, maka pupuk kandang 500 Kg dan arang sekam 500 Kg.
Campurkan kedua bahan tersebut sampai merata, proses pencampuran ini ama halnya dengan
mencapur semen dengan pasir untuk bangunan.
Ketika keua bahan sudah tercampur merata, maka dibentangkan dan ditaburi dedak. Sesuai
dengan pengalaman dedak yang ditaburi sebanyak 20-30 Kg untuk produksi 1 Ton .
Setelah ditaburi dedak, sirmkan air yang telah dicampur EM-4 dan gula. Air yang digunakan
untuk produksi 1 Ton yaitu berkisar antara 250-300 Liter ( 20-25 ember ukuran 15 Liter ) dan air
yang dimaksud adalah air yang telah dicampur dengan EM-4 dan gula. Cara pencampuran air
dengan EM-4 dan gula yaitu :
Siapkan air untuk campuran utama sebanyak 2 ember ( ukuran 15 L ) larutkan 4 sendok gula dan
4 tutupan EM-4 ke air untuk membuat larutan utama dan kemudian diaduk sampai merata.
Dalam produksi yang banyak dan membutuhkan air sebanyak 20-30 ember maka dilakukan
pembiakan dengan cara air yang belum diberikan EM-4 dan gula tersebut dicampur atau
dilakukan pembiakan dengan mengambil 2 gelas aqua ukuruan 250 ml dari kedua campuran
utama tadi untuk dicampurkan dengan yang lainnya.
Selanjutnya air yang telah dicampur dengan EM-4 dan gula tersebut disiram pada arang sekam
dan pupuk kandang yang telah dibentangkan tadi. Penyiraman dilakukan sedikit demi sedikit,
apabila pupuk kandang dan rang sekam sudah agak basah maka dicampur lagi dan kemudian
dibentangkan lagi utnuk disiram.
Setelah itu, untuk memudahkan dalam pencampuran dan penyiraman maka pada proses ini
memerlukan 3 orang dalam bekerja, kedua orang mencampur dan satunya menyiram.
Pencampuran dan penyiraman dilakukan secara terus menerus sampai ada tanda bahwa campuran
telah jadi dan siap difermentasikan. Tanda-tanda campuran telah jadi dan siap difermentasikan
yaitu campuran tersebut ketika diramas mengumpal dan tidak langsung terlepas.
Campuran difermentasikan dengan cara ditumpuk dan ditutup dengan menggunakan terpal dan
diusahakan agar tidak ada udara yang masuk.
Proses fermentasi dilakukan selama ± 7 – 14 hari dan setiap 2 hari dilakukan pembalikan untuk
mengatur suhunya sehingga tidak mematikan mikroorganisme yang berperan dalam proses
fermentasi.
Pada hari ke 7 – 14 maka campuran telah siap dipakai sebagai pupuk bokashi. Campuran telah
jadi dengan tanda-tanda yaitu warna berubah menjadi coklat hitam, tidak tercium bau seperti
pada awalnya dan tidak panas lagi.
Bokashi siap dipakai atau dipasarkan.
3.4 Jadwal Kegiatan
No Aktivitas Waktu
Bulan
Oktober
Bulan Nopember Bulan Desember
III IV I II III IV
1 Pembuatan Proposal √
2 Konsultasi Proposal √
3 Persiapan Alat dan
Bahan
√
4 Produksi dan fermentasi √ √
5 Pemasaran √ √
6 Pembuatan Laporan √
7 Konsultasi Laporan √
8 Memasukan Laporan √
3.5. Rincian Biaya
3.5.1 Biaya produksi Bokashi (biaya tetap)
No Nama alat Volume Harga Satuan(Rp) Jumlah( Rp)
1 Ember 5 buah @ 15.000 75.000
2 Sewa Terpal 1 buah @ 20.000 20.000
3 Sewa Timbangan 1 buah @ 10.000 10.000
4 Jarum 2 buah @ 5000 10.000
5 Sewa Sekop 2 buah @ 5000 10.000
Total Rp.125.000,00
3.5.2 Biaya produksi Bokashi (biaya variabel)
No Nama bahan volume Harga satuan Jumlah (RP)
(Rp)
1 Biaya bahan baku (untuk 1 kali produksi).
- Em 4 1 liter @ 20.000 20.000
Dedak 30 Kg @ 2.500 75.000
Gula pasir 1/2 Kg @ 12.000 6.000
Sekam padi 30
Karung
@ 1.500 45.000
Beli Karung 30 buah @ 2.500 75.000
2 Biaya tak terduga 1 paket @ 50.000 50.000
TOTAL Rp 271.000
Jadi total biaya tetap + biaya variabel Yaitu Rp.125.000 + Rp.271.000 = Rp. 396.000
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya, dan Pasca Panen.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rubatzky, V.E. dan Mas Yamaguchi. 1998. Saturan Dunia Prinsip, Produksi, dan Gizi.
Jilid Kedua. Penerbit ITB. Bandung.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta