cara membuat styrofoam.docx

18
Cara Membuat Styrofoam – Pengertian Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene , Begitu banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Begitu Styrofoam diciptakan pun langsung marak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang yang akan sangat menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor, praktis dan ringan sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan mereka. Bahkan kita tidak dapat dalam satu hari saja tidak menggunakan bahan polimer sintetik. Polystyrene atau Styrofoam merupakan sebuah monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik. Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui proses . Polistirena banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-komponen lainya. Peralatan rumah tangga

Upload: rurin-uien-rulianti

Post on 09-Aug-2015

2.272 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Membuat Styrofoam.docx

Cara Membuat Styrofoam – Pengertian Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene , Begitu banyak

digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Begitu Styrofoam diciptakan pun langsung

marak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang yang akan sangat

menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor, praktis dan ringan sudah pasti

lebih disukai sebagai pembungkus makanan mereka. Bahkan kita tidak dapat dalam satu hari saja tidak

menggunakan bahan polimer sintetik.

Polystyrene atau Styrofoam merupakan sebuah monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara

komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada

suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.Polistirena pertama kali dibuat pada 1839

oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman.

Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah temukan.

Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon

terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.

Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang terbatas

yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detil yang bagus. Penambahan karet pada

saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal

dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi

beraneka warna melalui proses .

Polistirena banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-

komponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena, sapu, sisir, baskom, gantungan

baju, ember.Tetapi dibalik semua\ keunggulan styrofoam itu dapat menimbulkan kerugian yang sangat

merugikan bagi manusia dan alam.

Proses Pembuatan Styrofoam

Proses Pembuatan Styrofoam Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan dan paktis ini

masuk dalam kategori jenis plastik. Sytrofoam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi

suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin

dan me-nguapkan sisa blowing agent. Bahan dasar yang digunakan adalah 90-95% polysterenedan 5-

10%gas seperti n-butana atau n-pentana. Polysterene yang berciri khas ringan, kaku,tembus cahaya,

rapuh dan murah.

Page 2: Cara Membuat Styrofoam.docx

Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang praktis, ringan,relatif tahan bocor dan bisa menjaga

suhu makanan dengan baik.Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai,termasuk

dalam industri makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya dengan plastik.Karena

sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polis

tiren kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu.

Kemudian untuk kelenturannya,ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat(DOP), butil hidroksi

toluene (BHT),atau n butyl stearat. Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia

LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak.

Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agent yaitu gaschlorofluorocarbon (CFC),

sehingga membentuk buih(foam). Plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil

merupakan hasil proses peniupan tersebut CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab

timbulnya lubang ozondiplanet Bumi. Dan sekarang telah digunakan blowing agent yang lebih ramah

lingkungan,seperti HCFCs, walaupun belum 100% ramah lingkungan

Beberapa tahun lalu, salah satu restoran cepat saji ternama di Amerika Serikat mengumumkan akan

mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai

”kemenangan lingkungan” karena styrofoam diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan dan

lingkungan.

Namun bukan berati styrofoam menjadi berkurang dan menghilang. Sebaliknya, di Indonesia,

penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan semakin menjamur. Mulai dari restoran cepat sampai

para penjaja makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka.

Styrofoam Sangat Marak Digunakan Styrofoam umumnya memiliki warna putih dan terlihat bersih.

Bentuknya juga simpel dan ringan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene ini menjadi pilihan

bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat

dipegang.

Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman

dipegang. Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa

menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Bentuknya yang ringan

menjadikan styrofoam mudah dibawa.

Page 3: Cara Membuat Styrofoam.docx

Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan utuh. Tidak hanya itu, alasan dipilihnya styrofoam

sebagai bahan pembungkus makanan terlebih karena biaya pengemasannya yang murah.

Dengan segala kelebihannya itulah maka styrofoam selalu menjadi pilihan bagi para pedagang untuk

membungkus makanan. Praktis, nyaman, ringan dan ekonomis merupakan alasan mengapa orang

tertarik menggunakan styrofoam

Di pasaran harga styrofoam hanya sekitar Rp 400 per buah. Jauh lebih murah dibanding daun pisang,

yang umumnya dipakai oleh pedagang tradisional.Tak heran kalau produk-produk mulai dari sup sampai

minuman ringan di restoran cepat saji menggunakan wadah ini.

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi industri pangan, aspek keamanan pangan bahan ini

mulai dipertanyakan. Beberapa laporan penelitian dan riset ilmuwan pangan menunjukkan bahwa

styrofoam memiliki potensi yang sangat membahayakan kesehatan manusia, karena dapat memicu sel

tumor dan kanker.

Menurut penelitian para ahli, bahan pembentuk styrofoam yang disebut juga gabus, bersifat racun dan

bisa mencemari makanan serta minuman. Terutama makanan yang masih panas dan berlemak ketika

dimasukkan ke dalam wadah putih ini tak lama kemudian akan meleleh.

Styrofoam Dapat Menyebabkan Kanker

Styrofoam ini sesungguhnya masih tergolong keluarga plastik. Plastik pada bahan styrofoam tersusun

dari polimer, yakni rantai panjang dari satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Bila

makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan

selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke

dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urine maupun

kotoran.

Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu munculnya

kanker. Bahkan, beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization, International Agency for

Research on Cancer, dan EPA (Enviromental Protection Agency) telah nyata-nyata mengkategorikan

styrofoam sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker)

Styrofoam Mengandung Formalin

Page 4: Cara Membuat Styrofoam.docx

Pada plastik pembungkus makanan dan styrofoam juga ditemukan zat pengawet mayat. Berdasarkan

penelitian, pembungkus berbahan dasar plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah

setara dengan satu miligram per kilogram.

Formalin pada plastik atau styrofoam ini, lanjutnya, merupakan senyawa-senyawa yang terkandung

dalam bahan dasar plastik.

Namun, zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena

air atau minyak panas. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam

sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik.

Styrofoam Berdampak Buruk terhadap Kesehatan

Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan

menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.

Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga

menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan

menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan

kematian.

Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum

tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek

lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.

Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang

paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat. Pada Juli 2001, Divisi

Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat

berbahaya.

Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat

adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen

dalam makanan.

Semakin Panas Semakin Cepat – Styrofoam

Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan ini.

Apalagi bila makanan berbentuk cair seperti bakso, mi ayam, sup, sayuran berkuah dan sebagainya.

Page 5: Cara Membuat Styrofoam.docx

Saat makanan panas ini dimasukkan ke dalam plastik, kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan tipis.

Inilah tanda terputusnya ikatan-ikatan monomer. Perpindahan monomer juga terjadi bila makanan atau

minuman dalam wadah plastik terkena panas matahari secara langsung.

Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam

digunakan untuk membungkus makanan yang baru dimasak. Malahan ada restoran cepat saji yang

memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Bayangkan, betapa

banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Semakin Berlemak Semakin Cepat – Styrofoam

Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam

styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak dalam

suatu makanan atau minuman makin tinggi.

Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat

laju perpindahan. Styrene, bahan dasar styrofoam, memang bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itu,

wadah dari jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi. Begitu pun dengan

kopi yang dicampur krim.

Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini. Makanan

yang mengandung vitamin A tinggi sebaiknya juga tidak dipanaskan di dalam wadah styrofoam, karena

styrene yang ada di dalamnya dapat larut ke dalam makanan. Pemanasan akan memecahkan vitamin A

menjadi toluene. Toluene inilah pelarut styrene.

Styrofoam Tidak Ramah Lingkungan

Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan

oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa

ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang

styrofoam.

Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi

styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman. Proses

pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di

tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat

banyak.

Page 6: Cara Membuat Styrofoam.docx

Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah

berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak

sedap dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara. Dengan sifat-sifatnya seperti itu, sudah selayaknya

kita lebih berhati-hati menggunakan styrofoam.

Kalau hendak menggunakan styrofoam untuk menjaga makanan tetap hangat, sebaiknya makanan

dimasukkan terlebih dahulu dalam wadah tahan panas dan dijaga tidak ada kontak langsung dengan

styrofoam.

Alternatif Penggunaan Styrofoam

Namun ternyata di balik semua itu, ada sedikit manfaat dari styrofoam, yaitu pembuatan batako

berbahan baku styrofoam. Pembuatan batako dari styrofoam sangat sederhana sehingga tidak perlu

keahlian khusus. Yang penting takaran bahan bakunya tepat.

Bahan baku styrofoam memang mendapat porsi lebih banyak dibandingkan dengan bahan baku lainnya.

Komposisinya 50% styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen. Penggunaan styrofoam bisa menghemat 50%

kebutuhan pasir ketimbang penggunaan batu bata.

Bahan baku styrofoam juga lebih unggul dibandingkan dengan semen karena dalam styrofoam

terkandung banyak serat. Ini membuat fondasi bangunan yang menggunakan styrofoam lebih kuat

Uji coba pernah dilakukan Universitas Gajah Mada terhadap batako dari styrofoam. Bahan material

styrofoam ternyata tahan gempa. Maka dari itu, batako jenis ini disarankan sebagai bahan material

rumah agar bangunan lebih kokoh.

Sifat styrofoam yang mengikat akan membuat batako kuat. Cocok untuk daerah rawan gempa dan

bangunan yang tinggi. Bobotnya yang ringan menjadikan pemasangan batako ini juga lebih cepat.

Bahaya Kemasan Styrofoam

Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam

bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam

yang dibuat dari kopolimer styrene ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah

kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga

mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran

dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi

Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu Styrofoam dalam makanan sangat

Page 7: Cara Membuat Styrofoam.docx

berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi

akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia

karsinogen dalam makanan Disunting dari beberapa sumber.

Berbahaya Styrofoam Bagi Kesehatan

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para

ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ”kemenangan lingkungan” karena styrofoam sangat

berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Keputusan ini menyusul hal serupa oleh perusahaan-

perusahaan makanan siap saji lainnya.

Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di Indonesia,

penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya

dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan,

menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih

baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.

Dalam industri, styrofoam sebenarnya hanya digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa

menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat lebih lama dari pada kertas atau

bahan lainnya. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang ’salah kaprah’ menggunakannya

sebagai gelas minuman dan wadah makanan.

Berbahaya Bagi Kesehatan

Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene,

yang diprosese dengan menggunakan benzana (alias benzene). Padahal benzana termasuk zat yang bisa

menimbulkan banyak penyakit.

Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga

menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan

menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan

kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak

sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit

anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini

berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat

ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Page 8: Cara Membuat Styrofoam.docx

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization’ s International Agency for Research on

Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan

karsinogen(bahan yang dapat menyebabkan kanker)

Makin Berlemak Makin Cepat

Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam

styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat)

dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau

asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan.

Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan

kimia styrofoam ke dalam makanan.

Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam

digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak.. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang

memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang’kan,

betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Styrofoam Buruk Bagi Lingkungan

Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan

oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa

ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang

styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya

menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan.

Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang

dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan

proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu,

proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan

melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika

seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan.

Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam???

Page 9: Cara Membuat Styrofoam.docx

Styrofoam dibuat dari minyak bumi. Styrofoam terbuat dari bahan kopolimer styrene yang Berasal dari

foamed polysterene (FPS) yang diproses menggunakan Benzena

dan pembuatannya ditiup dengan memakai gas chlorofluoro carbon (CFC) dan untuk memperkuat

styrofoam, ditambahkan pula zat butadiene yaitu sejenis karet sintetis, sehingga mampu merubah

warna dari putih jernih menjadi putih susu.

Agar styrofoam lentur dan awet, ditambahkan puladengan zat plastiser seperti dioktiptalat

(DOP) dan butyl hidroksi tolune (BHT) .Dengan demikian, sangat mudah terbakar dan mungkin tidak

aman untuk digunakan sebagai insulasi dinding improvisasi. Adalah ilegal untuk membakar styrofoam

karena ini akan melepaskan zat kimia berbahaya ke atmosfer, terutama benzena, yang dikenal

karsinogen manusia yang digunakan dalam proses pembuatan plastik.

melalui proses benzana yang bisa menimbulkan berbagai penyakit dan masalah kesehatan.

Penyakit yang ditimbulkan Benzana adalah masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf

sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran,

dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran

dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan

merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah

penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita,

zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling

berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization’ s International Agency for Research on

Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan

karsinogen(bahan yang dapat menyebabkan kanker).

Padahal oleh pembuatnya Styrofoam yaitu perusahaan Dow Chemical dimaksudkan untuk digunakan

sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk kemasan pangan

Dan styrofoam ini sering menimbulkan masalah pada lingkungan karena bahan ini sulit mengalami

peruraian biologik dan sulit didaur ulang sehingga tidak diminati oleh pemulung.

nah agan-agan selain yang di atas tadi ane juga mau ngasih tau,bahwa berbagai macam plastik dibagi

menjadi 7 macam nomor jenis plastik yang manfaat dan bentuknya berbeda-beda. Styrofoam ini

termasuk jenis plastik nomor 6,berikut pengertiannya:

Page 10: Cara Membuat Styrofoam.docx

PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai

seperti sendok, garpu gelas, dan lain-lain. Polystyrene dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam

makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk

kesehatan, selain itu bahan ini sulit didaur ulang. Banyak negara bagian di Amerika sudah melarang

pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

nah setelah pengertian di atas dan styrofoam juga sudah banyak dilarang di berbagai

negara,kesimpulannya kita harus meminimkan penggunaan styrofoam

cara lain kita juga harus cara menanggulangi dan mendaur ulang bahan ini,caranya sebagai berikut:

Untuk mengolahnya kita cukup menggunakan limbah kulit jeruk yang masih fresh (recycle waste with

waste). Metode ini ditemukan oleh 2 siswi SMU di Tangerang bernama Vici & Andrienne didampingi

gurunya. Itupun karna ketidaksengajaan kedua siswi tersebut saat iseng menggoreskan kulit jeruk ke

styrofoam, sesaat kemudian styrofoamnya jadi meleleh.

Page 11: Cara Membuat Styrofoam.docx

yang membuat styrofoam itu meleleh adalah kandungan Limmonen yaitu senyawa karbon yang menjadi

95% bagian dari minyak dalam kulit jeruk dan digunakan untuk memberikan bau jeruk pada pembersih

rumah tangga,dan dapat digunakan juga untuk melarutkan polistiren, dan lebih bersahabat secara

ekologis menggantikan aseton.

Percobaan pertama :

Styrofoam ditempelkan pada kulit jeruk bali, hasilnya styrofoam menjadi meleleh dan kisut, saat

menempel pada kulit jeruk yang berminyak, dan saat dijauhkan (ditarik) dari kulit jeruk, lelehannya

membentuk serat-serat seperti benang.

Percobaan kedua:

Kulit jeruk di-blender dan selanjutnya di-juicer

Page 12: Cara Membuat Styrofoam.docx

Hasil larutan dan perlakuan:

Disimpan dalam botol air mineral yang tertutup rapat, dimasukkan kedalamnya; hasil: styrofoam terurai

dengan cepat (24 jam) dan menghasilkan gas sangat banyak (tekanan tinggi)

Kesimpulan:

Styrofoam larut ketika disemprot dengan ekstrak kulit jeruk disebut limonene dan zat lengket yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai lem super.Limonene dapat digunakan berulang kali untuk styrofoam

daur ulang.

selain bisa di daur ulang dengan kulit jeruk dan bisa menjadi lem super lengket,limbah-limbah styrofoam

juga ada pemanfaatan lainnya,yaitu:

1. Sebagai pengganti batako

Page 13: Cara Membuat Styrofoam.docx

dengan menjadikan limbah styrofoam menjadi pengganti batako pemakaian pasir bisa dihemat hingga

50 persen. Selain itu pemakaian styrofoam juga dapat membuat lantai menjadi lebih hangat dan bebas

dari rembesan air saat banjir dan juga berguna untuk bahan bangunan agar tahan gempa

2.sebagai pot tanaman

dengan menjadikan limbah styrofoam sebagai pot tanaman kita mengurangi jumlah styrofoam dan juga

tidak perlu membeli pot keramik yang mahal

Page 14: Cara Membuat Styrofoam.docx

sumber:

http://livebeta.kaskus.co.id/post/000000000000000746474966#post000000000000000746474966

http://blog.bestlagu.com/proses-pembuatan-styrofoam