cara membuat diklat

87
PENDAHULUAN Modul 4 Perancangan Pelatihan Ir. Achmad Suwandi alam Modul 4 ini akan dibicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana mendesain pelatihan yang akan diselenggarakan, sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih terarah. D Topik yang dibahas mencakup: 1. Kegiatan Belajar 1, yaitu merancang kegiatan pelatihan. 2. Kegiatan Belajar 2, yaitu merumuskan tujuan pelatihan. 3. Kegiatan Belajar 3, yaitu kegiatan belajar dalam pelatihan. 4. Kegiatan Belajar 4, yaitu metode latihan. 5. Kegiatan Belajar 5, yaitu langkah-langkah penyelenggaraan latihan. Tujuan umum pokok bahasan ini adalah agar setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa dapat memahami bagaimana merancang suatu pelatihan yang memenuhi syarat seperti tujuan, metode, kegiatan belajar dan langkah-langkah penyelenggaraan latihan. Salah satu kegiatan utama penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) adalah merancangbangun atau mendesain programnya.

Upload: zulkifli

Post on 08-Jul-2016

96 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ada saja

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Membuat Diklat

PENDAHULUAN

Modul 4

Perancangan Pelatihan Ir. Achmad Suwandi

alam Modul 4 ini akan dibicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana mendesain pelatihan yang akan diselenggarakan,

sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih terarah.D

Topik yang dibahas mencakup:1. Kegiatan Belajar 1, yaitu merancang kegiatan pelatihan.2. Kegiatan Belajar 2, yaitu merumuskan tujuan pelatihan.3. Kegiatan Belajar 3, yaitu kegiatan belajar dalam pelatihan.4. Kegiatan Belajar 4, yaitu metode latihan.5. Kegiatan Belajar 5, yaitu langkah-langkah penyelenggaraan latihan.

Tujuan umum pokok bahasan ini adalah agar setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa dapat memahami bagaimana merancang suatu pelatihan yang memenuhi syarat seperti tujuan, metode, kegiatan belajar dan langkah-langkah penyelenggaraan latihan.

Salah satu kegiatan utama penyelenggaraan pendidikan dan latihan (diklat) adalah merancangbangun atau mendesain programnya.

Untuk dapat merancangbangun suatu program diklat, kita harus memiliki wawasan pengetahuan tentang kediklatan. Hal ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara diklat. Pendidikan dan latihan dapat dikatakan berhasil dalam arti program diklat sesuai dengan kebutuhan peserta di satu pihak dan di pihak lain unit kerja asal peserta meningkat kinerjanya. Oleh sebab itu, kegiatan rancangbangun diklat merupakan kegiatan awal dari persiapan penyelenggaraan diklat yang sangat penting.

Kegiatan belajar merancang bangun kegiatan pelatihan menyajikan materi tentang:1. Pengertian rancangbangun pelatihan, tujuan dan manfaatnya.2. Model-model rancangbangun pendidikan dan pelatihan.

Page 2: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.2

3. Pendekatan rancangbangun program diklat.4. Sistem rancang bangun kurikulum diklat dan evaluasi diklat.5. Desain pembelajaran berbagai model.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari kegiatan belajar merancang bangun kegiatan pelatihan adalah agar mahasiswa dapat:1. menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat rancangbangun dalam

pelatihan;2. menjelaskan model-model rancangbangun yang dapat diaplikasikan

dalam pelatihan;3. menjelaskan berbagai pendekatan rancangbangun yang dapat digunakan

dalam pelatihan;4. menjelaskan sistem rancangbangun kurikulum dan evaluasi dalam

pelatihan;5. menjelaskan desain model pembelajaran untuk pelatihan.

Merancang bangun kegiatan pelatihan merupakan kegiatan awal dari persiapan penyelenggaraan pelatihan yang sangat penting. Tujuan merancangbangun suatu pelatihan adalah untuk menghasilkan program yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan peserta dan organisasinya, serta dapat menetapkan strategi pelatihan yang akan diselenggarakan. Seorang perancang bangun pembelajaran pelatihan, pertama-tama harus menggali model pembelajaran yang ada. Pemakaian model pada rancangbangun yang tepat sangat bermanfaat dalam menghasilkan program yang berkualitas dan realistis.

Dalam suatu program latihan, perumusan tujuan latihan merupakan bagian penting yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merancang kegiatan belajar. Tujuan pelatihan merupakan pedoman dan prosedur bagi kita dalam upaya mencapai apa yang diharapkan seperti adanya perubahan yang akan terjadi dari peserta latihan (Subagio, 2002).

Hal ini terkait erat dengan banyak hal seperti materi yang disampaikan, alat dan bahan yang perlu disiapkan selama latihan. Praktek dan latihan yang diselenggarakan selama pelatihan berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan sebagainya.

Salah satu manfaat penting dari perumusan tujuan adalah untuk mengukur keberhasilan dari latihan itu sendiri. Oleh sebab itu, berkaitan

Page 3: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.3

dengan perancangan proses belajar dalam suatu pelatihan, perumusan tujuan hendaknya dilakukan secara tepat.

Dalam kegiatan belajar ini, akan diuraikan topik-topik yang berkaitan dengan perumusan tujuan latihan yang mencakup:1. Perumusan tujuan latihan TIK dan TIU.2. Urgensi perumusan tujuan latihan.3. Cara merumuskan tujuan (TIK) latihan.4. Tujuan latihan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang dirumuskan dari pokok bahasan ini adalah, agar mahasiswa dapat:1. menjelaskan secara tepat pentingnya perumusan tujuan latihan (TIK dan

TIU);2. menjelaskan secara tepat cara merumuskan tujuan instruksional umum

sesuatu latihan;3. merumuskan tujuan latihan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, dan

sikap;4. menentukan 3 (tiga) syarat perumusan TIK yang tepat.

Pertama-tama hal yang harus diperhatikan dalam suatu latihan adalah bahwa latihan yang lebih aktif melibatkan peserta akan menitikberatkan kepada perubahan sikap dan perilaku peserta daripada pengetahuan.

Penyelenggaraan latihan yang demikian pada dasarnya lebih memanusiakan manusia, atau dengan kata lain menjadikan manusia mulai percaya pada hakikat, semangat hidup serta kemampuan dirinya.

Tujuan demikian itu memerlukan dukungan dari komponen sistem latihan, termasuk di dalamnya metode latihan.

Page 4: Cara Membuat Diklat

Hal yang perlu diperhatikandalam rancangbangunlatihan

maksud

metode

format

LUHT4328/MODUL 4 4.4

Kegiatan Belajar 1

Merancang Bangun Kegiatan Pelatihan

A. PENGERTIAN RANCANGBANGUN

Desain atau lebih dikenal dengan rancangbangun adalah proses perencanaan yang menggambarkan urutan kegiatan (sistematika) mengenai suatu program. Rancangbangun program diklat adalah proses perencanaan urutan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat dari program tersebut.

Ada 3 (tiga) unsur penting dalam upaya meningkatkan kegiatan diklat bagi setiap individu, yaitu: maksud (apa yang harus dicapai), metode (bagaimana mencapai tujuan) dan format (dalam keadaan bagaimana penentuan rancangbangun yang akan dicapai).

Gambar 4.1Tiga Unsur Penting dalam Rancangbangun Latihan

Setelah kita menetapkan tiga unsur penting dalam rancangbangun suatu program latihan, langkah selanjutnya adalah:1. menetapkan alokasi waktu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

menerapkan rancangbangun tersebut;2. apa yang Anda lakukan agar peserta terlibat dan berpartisipasi;3. pokok atau kunci apa, instruksi apa, ide apa yang disajikan dan apa yang

Anda inginkan dari peserta;4. materi atau bahan apa yang Anda butuhkan atau apa kebutuhan peserta

untuk mengaplikasikan rancangbangun;5. pengaturan, bagaimana Anda mengetahui lingkungan fisik agar

rancangbangun dapat berhasil;

Page 5: Cara Membuat Diklat

Strategi PendekatanEvaluasi

Pelaksanaan Penyusunan Bahan

LUHT4328/MODUL 4 4.5

6. akhir, penilaian apa yang Anda buat dan alat/diskusi apa yang diinginkan peserta sebelum melanjutkan ke kegiatan berikutnya.

B. TUJUAN MELAKSANAKAN RANCANGBANGUN PELATIHANTujuan rancangbangun suatu latihan pada dasarnya adalah sebagai

berikut:1. Mengetahui secara sistematis tahapan kegiatan latihan yang akan

dilaksanakan.2. Mengetahui aspek-aspek mana yang akan menjadi fokus utamanya.3. Mengetahui model yang digunakan dalam melaksanakan latihan.4. Menyiapkan bahan-bahan dan metode yang digunakan.

Manfaat rancangbangun ada 2 (dua), yaitu sebagai berikut:1. Merupakan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan latihan.2. Menyiapkan bahan dan metode yang akan digunakan dalam proses

latihan.

C. MODEL RANCANGBANGUN PELATIHAN

Beberapa model rancangbangun adalah seperti diuraikan di bawah ini. Pilihan yang tepat akan dapat memudahkan dalam penerapan maupun pelaksanaan suatu latihan.

1. Model Rancangbangun Pusdiklat (Depdiknas)

Analisis Kebutuhan

Gambar 4.2Model Rancangbangun Pusdiklat (Depdiknas)

2. Model Rancangbangun Horace Reed

Page 6: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.6

Gambar 4.3Model Rancangbangun Horace Reed

Keterangan:1. Interaksi sosial peserta dan pelatih saling berkenalan.2. Penentuan tujuan menetapkan tujuan bersama pelatih

& peserta.3. Formasi kelompok langkah-langkah term building dan

pembelajaran kelompok agar terjadi kohesif.

4. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan tindakan memungkin-kan peserta menentukan kegiatan setelah selesai latihan.

5. Evaluasi proses baik peserta maupun penyelenggara menilai program latihan.

6. Persiapan menilai situasi, menentukan tujuan, menciptakan situasi yang kondusif.

3. Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton

Penentuan TujuanPersiapan

Interaksi Sosial

Evaluasi

Perencanaan Kegiatan

Formasi Kelompok

Page 7: Cara Membuat Diklat

VariabelBebas

VariabelAntara

VariabelTerikat

Peserta

Pendidikandan Latihan

Memperbaiki perilaku peserta

Organisasiyang lebih efektifOrganisasi

LUHT4328/MODUL 4 4.7

Gambar 4.4Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton(Sumber: Training for Development, 1978 dalam Subagio).

4. Model Rancangbangun Critical Events

Gambar 4.5Model Rancangbangun Critical Events

Sumber: (Leonard Nadler, Designing Training Programme,1982, dalam Subagio).

5. Model Rancangbangun Desain Diklat

Page 8: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.8

Gambar 4.6Model Rancangbangun Desain Diklat

6. Model Rancangbangun Prancis Ulschak

Page 9: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.9

Gambar 4.7Model Rancangbangun Francis Ulschak

(Sumber: Francis Ulschak, 1983, dalam Subagio)

D. PENDEKATAN RANCANGBANGUN DIKLAT LATIHAN

Untuk merancangbangun program latihan, perlu ditetapkan lebih dahulu pendekatan yang akan digunakan. Hal ini akan menuntun kita lebih efektif dan efisien dalam menciptakan komponen (kegiatan) latihan secara beraturan. Pendekatan adalah gagasan/perencanaan mengenai program berbentuk suatu pola kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan baik. Kita dapat memilih satu di antara 3 pendekatan rancangbangun di bawah ini.

Page 10: Cara Membuat Diklat

1.Mengidentifikasi kebutuhan organisasi2.Spesifikasi pelaksanaan pembelajaran3.Mengidentifikasi kebutuhan peserta4.Menentukan tujuan5.Memilih kurikulum6.Memilih strategi pembelajaran7.Mendapatkan sumber-sumber pembelajaran8.Melaksanakan diklat

Tahapan pendekatan rancang-bangun Critical Event Modellatihan

LUHT4328/MODUL 4 4.10

Gambar 4.8 Pendekatan Rancangbangun Latihan

1. Pendekatan Critical Event ModelPendekatan Critical Event Model atau model kejadian kritis

diketengahkan oleh Nadler Leonard pada tahun 1981 (Subagio, 2002).Pendekatan latihan model ini melalui 8 (delapan) tahap dan kedelapan tahapan ini selalu melalui tahap evaluasi dan umpan balik. Artinya pada setiap tahapan selalu dilaksanakan evaluasi dan umpan balik. Tahapan model critical event seperti terlihat di bawah ini.

Gambar 4.9Tahapan Pendekatan Rancangbangun Critical Event Model

2. Pendekatan SistemSistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang

berkaitan (interaksi) satu sama lain yang berusaha mencapai tujuan dalam satu lingkungan yang kompleks. Dari definisi ini dapat kita lihat bahwa

Pendekatan Rancang- Bangun Latihan

Critical Event Model

Pendekatan Siklus

Pendekatan Sistem

Page 11: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.11

sistem ini merupakan kumpulan (set) bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa sistem tidak akan berjalan apabila salah satu bagian (subsistem) itu mengalami gangguan atau gangguan pada salah satu subsistem akan mempengaruhi kelancaran sistem itu.

Pelatihan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari analisis kebutuhan, subsistem rancangbangun kurikulum, subsistem rancangbangun evaluasi, subsistem penyajian program dan subsistem evaluasi (CCMD, 1995).

Sistem sebagaimana kesatuan-kesatuan lainnya memiliki sifat-sifat yang membedakan dirinya dengan bentuk kesatuan lainnya. Sifat-sifat sistem adalah:a. Berorientasi kepada tujuan.b. Kesatuan usaha.c. Kebutuhan terhadap lingkungan.d. Transformasi.e. Hubungan antarsubsistem.f. Mekanisme pengendalian (balikan).

Dengan memperhatikan sifat-sifat sistem tersebut, kita akan lebih objektif dalam memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan. Pendekatan sistem adalah pendekatan analisis organisasi yang mempergunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis (Wagiono Ismanjil, 1982).

Pendekatan sistem dalam rancangbangun latihan merupakan penerapan sistem ilmiah dan manajemen. Pendekatan sistem dalam manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah dalam suatu organisasi yang kompleks. Pendekatan sistem dilihat dari sudut pembelajaran adalah cara yang sistematis mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi sekumpulan bahan dan strategi dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang khusus (Paul Tweka, dkk. 1972).

Tujuan pendekatan sistem adalah mengembangkan dan mengelola sistem operasi dan merancang bangun sistem informasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan dipergunakannya metode ilmiah diharapkan dapat diketahui fakta-fakta yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu sistem.

Page 12: Cara Membuat Diklat

1.Mendefinisikan masalah2.Mengumpulkan data3.Identifikasi alternatif solusi4.Pemilihan alternatif terbaik5.Implementasi solusi dan tindak lanjut6.Evaluasi

Pendekatan SistemRancangbangun Latihan

LUHT4328/MODUL 4 4.12

Langkah-langkah dalam Pendekatan SistemPendekatan sistem dalam rancangbangun suatu latihan secara garis besar

melalui 6 (enam) langkah seperti berikut ini.

Gambar 4.10Pendekatan Sistem Rancangbangun Latihan

Yang perlu diperhatikan dalam pendekatan sistem ini adalah struktur manajemen dalam sistem. Hal ini sangat erat kaitannya dengan manajemen pendidikan dan pelatihan, di mana unsur-unsurnya menunjukkan subsistem pendidikan dan pelatihan.

Model pendekatan sistem dalam latihan khususnya dengan asumsi bahwa latihan memerlukan analisis yang menyeluruh (holistik) terhadap semua subsistem latihan sehingga dihasilkan analisis yang objektif.

Model pendekatan sistem CCMD (Canadian Center of Management Development) melalui pendekatan sistem terdiri dari subsistem:1) Lingkungan.2) Analisis kebutuhan.3) Rancangbangun kurikulum.4) Rancangbangun evaluasi.5) Penyusunan program.6) Evaluasi.

Secara skematis pendekatan sistem dalam rancangbangun pelatihan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 13: Cara Membuat Diklat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

LUHT4328/MODUL 4 4.13

Gambar 4.11Gambar Pendekatan Sistem Latihan

(Sumber: CCMD/International/Indonesia, 1995).

1) Mengapa dalam suatu latihan perlu suatu rancangbangun (desain) sebelumnya?

2) Coba rumuskan tiga hal dalam merancang bangun suatu pelatihan, misalnya pelatihan PHT melalui Sekolah Lapangan (SL PHT).

3) Salah satu model rancangbangun pendidikan dan latihan yang banyak digunakan adalah Desain Diklat (lihat model diklat). Coba rumuskan model rancangbangun tersebut, jika Anda akan menyelenggarakan pelatihan SL PHT seperti pada point 2 di atas.

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka Anda perlu memahami pengertian tentang subpokok bahasan di atas secara cermat.1) Lihat pengertian rancangbangun yang mencakup apa itu proses

perencanaan, urutan kegiatan/sistematika dan program latihan.2) Lihat uraian tentang 3 hal yang perlu diperhatikan dalam merancang

bangun suatu latihan yaitu maksud, metode dan format. Pahami pelatihan tentang Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Page 14: Cara Membuat Diklat

RANGKUMAN

LUHT4328/MODUL 4 4.14

Kaitkan ketiga hal yang berkaitan dengan rancangbangun dengan model pelatihan SLPHT.

3) Pahami model Desain pelatihan Diklat, terutama lihat alur kegiatan. Rumuskan pada setiap tahapan dengan program pelatihan SLPHT yang direncanakan. Buatkan alur model rancangbangun pelatihan tentang SLPHT dalam gambar/skema yang sama.

Rancangbangun (desain) suatu pendidikan dan pelatihan dibutuhkan agar program pelatihan yang direncanakan mempunyai kualitas yang memadai dan realistis. Rancangbangun suatu diklat adalah suatu proses perencanaan urutan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu kesatuan yang utuh dari program tersebut.

Dalam merancang suatu rancangbangun pelatihan khususnya perlu perumusan yang tepat tentang tujuan program yang direncanakan, metode yang akan diterapkan dalam pelatihan tersebut serta format yang dibutuhkan dalam pelatihan.

Ada 6 (enam) Model Rancangbangun Pendidikan dan Latihan yang dapat digunakan dalam merencanakan pendidikan & latihan, yaitu model:1. Depdiknas/Pusdiklat.2. Horace Reed.3. Uday Pareek & Roy Lynton.4. Critical Events.5. Desain Diklat.6. Francis Ulschak.

Model-model tersebut pada dasarnya melihat dari aspek tertentu, sehingga pemilihan model yang tepat disesuaikan dengan ciri pendidikan dan latihan yang akan diselenggarakan.

Pendekatan Diklat perlu ditentukan sebelum merancang bangun (desain) suatu pelatihan. Pendekatan Diklat terdiri dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu (1) model kejadian kritis; (2) pendekatan siklus; dan (3) pendekatan sistem. Masing-masing pendekatan memiliki spesifikasi tersendiri dan untuk merancangbangun suatu pelatihan perlu dipilih salah satu pendekatan yang paling sesuai dengan rancangbangun yang akan dibuat.

Page 15: Cara Membuat Diklat

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

LUHT4328/MODUL 4 4.15

1) Merancang bangun suatu pelatihan berarti ....A. menentukan rencana kegiatan pelatihan termasuk alat, bahan dan

metodeB. merencanakan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan

kesatuan yang bulat dari program pelaksanaan yang menggambar-kan urutan kegiatan

C. merencanakan kegiatan pelatihan yang hendak diselenggarakan dalam periode tertentu

D. menggambarkan pola pelatihan yang direncanakan dengan melibat-kan komponen pelatihan

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bangun suatu pelatihan mencakup hal-hal berikut ini, kecuali ....A. maksud suatu latihanB. target suatu latihanC. metode yang digunakan dalam pelatihanD. format yang digunakan dalam latihan

3) Setelah menentukan tiga langkah rancangbangun suatu pelatihan, langkah awal selanjutnya adalah ....A. menentukan apa yang Anda lakukan agar peserta terlibat dan

berpartisipasiB. menetapkan waktu dan berapa lama yang dibutuhkan untuk

rancangbangun tersebutC. menentukan bahan apa yang dibutuhkan atau materi apa atau apa

kebutuhan peserta untuk aplikasi rancangbangunD. pengaturan bagaimana mengetahui lingkungan fisik agar

rancangbangun dapat berhasil

4) Berikut ini merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam merancang bangun suatu pelatihan, kecuali ....A. meningkatkan kemampuan petani dan keluarganyaB. mengetahui secara sistematis tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakanC. mengetahui model yang digunakan dalam pelaksanaan latihanD. menyiapkan bahan-bahan dan metode yang digunakan

Page 16: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.16

5) Pendekatan model di mana dalam rancangbangun diklat melalui delapan tahap dan setiap tahapan selalu dilaksanakan evaluasi dan umpan balik adalah model ....A. Critical EventsB. Pendekatan SiklusC. Pendekatan sistemD. Pendekatan siklus belajar pengalaman

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan =

Page 17: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.17

Kegiatan Belajar 2

Merumuskan Tujuan Latihanenurut Subagio, tujuan pelatihan dirumuskan dengan tujuan kegiatan pembelajaran atau disingkat TKP. Seseorang yang mengikuti latihan

tertentu pada dasarnya adalah mengikuti suatu serentetan proses belajar agar dapat meningkatkan kemampuannya di berbagai bidang. Agar latihan dapat dirancang secara baik, maka pertama-tama perlu ditentukan apa tujuan latihan yang hendak direncanakan. Dengan tujuan yang jelas dan terarah, maka akan ditentukan secara tepat pula proses belajar yang akan diselenggarakan, alat dan bahan yang hendak dipergunakan, waktu, pelatih, dan sebagainya.

M

Tujuan belajar adalah adanya perubahan penampilan atau tingkah laku dari peserta latihan sebagai hasil dari proses belajar yang menggunakan materi latihan atau pokok bahasan tertentu, di mana materi latihan tersebut merupakan sumber rumusan tujuan belajar.

A. ALASAN-ALASAN PERLUNYA TUJUAN BELAJAR

Dalam rangka penyusunan rencana pelatihan, rumusan tujuan belajar sangat diperlukan karena:1. memudahkan orang untuk mengerti maksud dan hasil terbaik yang akan

dicapai selama proses belajar;2. merupakan tolok ukur bagi pelatih dalam menetapkan aktivitas belajar;3. merupakan upaya bagi para pelatih dan penyelenggara latihan untuk

mengamati perkembangan sikap peserta latihan;4. merupakan kerangka dasar penilaian hasil belajar; dan5. merupakan pernyataan spesifik dari perubahan pengetahuan,

keterampilan, sikap (PKS) yang akan dialami oleh peserta setelah proses belajar berlangsung.

Mengingat pentingnya rumusan tujuan belajar dalam suatu latihan yang diselenggarakan, maka perlu ditetapkan secara tepat. Masalahnya adalah siapakah yang menetapkan tujuan belajar ini?

Page 18: Cara Membuat Diklat

Mengerti Memahami Menghayati Terampil Berdaya Cipta

LUHT4328/MODUL 4 4.18

Proses belajar-mengajar dipandu dan diorganisasi oleh pelatih. Keperluan yang berkaitan dengan penyelenggaraan proses belajar-mengajar sepenuhnya dirancang, dipersiapkan dan dilaksanakan pelatih. Oleh sebab itu, rumusan tujuan merupakan tugas pelatih yang bertanggung jawab terhadap pokok bahasan yang akan dibawakannya. Kecuali itu, para pelatih lainnya juga diminta bantuannya atau pemikirannya, terutama yang bersangkutan dengan penggunaan metode melatih yang tepat sesuai dengan keberadaan peserta.

B. PRINSIP PENETAPAN TUJUAN BELAJAR

Dalam menetapkan tujuan belajar, prinsip yang harus tetap dipegang adalah:1. Tujuan belajar perlu dititikberatkan kepada perubahan sikap dan tingkah

laku dalam arti berkembang ke arah perilaku yang lebih matang, lebih siap bertindak serta lebih berani memikul risiko. Untuk itu tingkat pengetahuan dan keterampilan seseorang terhadap penguasaan materi latihan perlu mendapat perhatian.

Mengerti, artinya seseorang dapat menerima pelajaran yang dibahas bersama.

Memahami, artinya seseorang dapat menerima dan menggunakan pelajaran tersebut untuk perkembangan diri sendiri maupun dapat menjelaskannya kepada orang lain.

Menghayati, artinya seseorang telah mengadakan penilaian apa yang telah dipahami dengan kesimpulan positif. Dengan kesimpulan demikian itu orang yang bersangkutan mempunyai motivasi yang besar untuk mengamalkannya

Terampil, artinya seseorang sudah mampu melaksanakan pelajaran yang telah dibahas bersama.

Berdaya cipta, pada tahap ini seseorang dalam melaksanakan pelajaran yang telah diperolehnya sudah mampu melihat perspektif menyeluruh dari pesan tersebut dan sekaligus mengaitkannya dengan objek lain di luar peran sendiri.

Page 19: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.19

2. Perumusan tujuan belajar minimal mengandung 3 (tiga) komponen, yaitu:a. Tingkah laku, maksudnya merupakan pernyataan tentang tingkah

laku dan keterampilan apa yang akan diperoleh peserta setelah kegiatan belajar.

b. Kriteria, maksudnya penetapan syarat minimal dari tingkat pencapaian penampilan yang diharapkan dari peserta.

c. Kondisi, maksudnya di mana peserta akan mendemonstrasikan keterampilan atau perilakunya di dalam dan setelah kegiatan belajar.

Selain tiga komponen tersebut di atas yang spesifik juga harus berfokus pada tujuan akhir latihan dan menggunakan kata kerja operasional.

3. Akhirnya setelah tujuan belajar tersusun, kiranya perlu diuji dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut.a. Apakah itu sudah jelas? Ditulis dengan sederhana, singkat dan

langsung.b. Apakah itu relevan? Menggambarkan kebutuhan sesungguhnya

calon peserta dan mulai dari apa yang calon peserta miliki.c. Dapatkah peserta menyelesaikannya?d. Adakah upaya untuk memperbaiki penampilan calon peserta?e. Apakah dapat diukur?f. Informasi apa yang Anda miliki yang menunjukkan bahwa calon

peserta perlu mencapai tujuan belajar tersebut?

Contoh tujuan belajar

Pokok Bahasan Tujuan BelajarArti dan tujuan berkomunikasi - peserta dapat menjelaskan arti berkomunikasi

- peserta dapat menjelaskan tujuan berkomunikasi- peserta dapat memberikan beberapa contoh

berkomunikasi dalam berbagai situasiPemupukan berimbang pada tanaman padi

- peserta dapat menjelaskan arti pemupukan berimbang pada padi

- peserta dapat menjelaskan keseimbangan hara tanaman untuk padi

- peserta dapat melakukan pemupukan berimbang pada padi

Tujuan seperti tersebut di atas adalah tujuan latihan yang spesifik yang mudah diamati dan mudah diukur sehingga jelas menggambarkan apa yang ingin dicapai setelah selesai latihan.

Page 20: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.20

C. RUMUSAN TIK PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN SIKAP

Peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti latihan pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan pengetahuan berkaitan dengan kemampuan peserta dalam menggunakan daya pikir dan penalaran tentang materi yang dibahas. Keterampilan adalah kemampuan peserta dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya fisik/teknis terhadap materi bahasan, sedangkan sikap adalah kecenderungan bagi peserta berkaitan dengan topik/materi yang dibahas.

TIK yang dirumuskan tergantung kepada topik atau pokok bahasan yang akan disampaikan. Mungkin saja dalam satu pertemuan, topik itu bersifat pengetahuan (teori) sehingga rumusan TIK-nya bersifat pengetahuan. Boleh jadi pokok bahasan di samping teori juga ada praktek sehingga TIK-nya bersifat pengetahuan dan keterampilan. Mungkin saja satu pokok bahasan ada unsur pengetahuan, keterampilan dan sikap dan perumusan TIK-nya pun mencakup tiga sifat itu.

TIK ketiga kawasan itu perlu memperhitungkan jenjang mana yang dipilih. Jenjang kemampuan TIK berbeda-beda, sehingga perlu diperhitungkan jenjang mana yang dipilih. Pada Gambar 4.12. dapat dilihat jenjang dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Page 21: Cara Membuat Diklat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

LUHT4328/MODUL 4 4.21

Gambar 4.12Jenjang Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

Page 22: Cara Membuat Diklat

RANGKUMAN

LUHT4328/MODUL 4 4.22

1) Rumuskan tiga syarat pokok TIK!2) Rumuskan TIK untuk masing-masing pokok bahasan dari pelajaran di

bawah inia. Pokok Bahasan: Pemangkasan pohon apel

TIK : .......................................................................... .......................................................................... ..........................................................................

b. Pokok Bahasan: Sanitasi ayam afkiran (culling)TIK : .............................................................................

.............................................................................. .............................................................................

c. Pokok Bahasan: Teknik Penyelenggaraan Pameran PertanianTIK : ............................................................................

............................................................................ ............................................................................

3) Dalam suatu latihan ada topik yang sifatnya teknis, yaitu penanganan lalat buah pada buah belimbing dengan pembungkusan plastik.Rumuskan tujuan belajar masing-masing 1 buah TIK pengetahuan dan TIK Keterampilan.

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan latihan tersebut di atas, lihat petunjuk di bawah ini:1) Lihat uraian tentang prinsip penetapan tujuan belajar.2) Lihat uraian seperti pertanyaan dan contoh.3) Lihat contoh dan laju kemampuan.

Page 23: Cara Membuat Diklat

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

LUHT4328/MODUL 4 4.23

Tujuan belajar dalam suatu latihan merupakan tujuan latihan dalam bentuk kemampuan peserta pada akhir latihan. Dalam proses belajar-mengajar, latihan belajar disebut Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

TIK yang disusun secara baik akan dapat memberikan manfaat yaitu:a. memberikan arah latihan yang jelas, sehingga memudahkan

menentukan cara untuk mencapainya.b. memungkinkan para pelatih saling membantu secara aktif dan

memungkinkan peserta menyiapkan diri lebih baik serta turut bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan.

c. memungkinkan komunikasi yang lebih lancar dan lebih efisien antara pelatih, peserta latihan, dan panitia.

d. dapat menghindari pelayanan atau materi latihan yang tumpang tindih.

e. dapat memungkinkan peserta latihan belajar lebih efisien, karena mereka dapat mengonsentrasikan diri pada tujuan yang pasti dan dapat menghemat waktu dengan tidak perlu lagi melakukan yang sudah dikuasainya.

f. mendudukkan pelatih dalam pelaksanaannya yang tepat sebagai pendidik dan pembina, Ia buka hanya sekedar penerus informasi, melainkan pembimbing dan pemberi fasilitas belajar.

TIK suatu latihan hendaknya mengacu kepada kemampuan peserta pada akhir latihan, mudah diamati dan terukur. Perumusan TIK harus jelas, menggunakan kata kerja yang sifatnya operasional dengan melibatkan paling tidak 3 (tiga) komponen, yaitu penilaian yang dikehendaki (P, K, dan S), materi yang dibahas dan kondisi. Selain itu TIK harus menempatkan peserta latihan sebagai pokok kalimat.

1) Perhatikan kalimat berikut ini. Peserta latihan dapat menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi terjadinya ledakan hama wereng.Manakah yang dikategorikan sebagai komponen perubahan perilaku pada TIK di atas?A. pesertaB. menyebutkanC. empat faktor yang mempengaruhiD. wereng cokelat

Page 24: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.24

2) Peserta diberi kesempatan berlatih menyuntik ayam. TIK tersebut tidak tepat karena ….A. tidak menggunakan kata kerja operasionalB. kata-kata kesempatan berlatih tidak tepatC. orientasi tujuan tidak terarahD. tidak menggambarkan tujuan akhir latihan

3) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) latihan menukarkan kepada komponen ….A. peserta latihanB. perubahan latihanC. semua komponen TIKD. kondisi

4) Tujuan TIK, hendaknya dirumuskan oleh ….A. pelatihB. pelatih dan pesertaC. pelatih dan panitiaD. semua pihak yang terlibat suatu latihan

5) TIK bermanfaat untuk berbagai hal seperti berikut ini, kecuali ….A. memberikan arah pelaksanaan latihan yang jelas dan memudahkan

cara untuk mencapainyaB. dapat digunakan untuk mengukur efektivitas latihanC. sebagai acuan bagi pelatih dan peserta dalam proses belajar-

mengajarD. meningkatkan efisiensi proses latihan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Page 25: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.25

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan =

Page 26: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.26

Kegiatan Belajar 3

Kegiatan Belajar dalam Pelatihan

eperti sudah kita ketahui, bahwa pelatihan merupakan bentuk pendidikan non- formal dalam suatu masyarakat atau diselenggarakan

oleh suatu lembaga swasta ataupun pemerintah. Dengan berbagai bentuk nama seperti latihan kepemimpinan, latihan kewirausahaan, latihan jenjang jabatan, latihan prajabatan dan bentuk-bentuk latihan lainnya, pada dasarnya merupakan suatu rentetan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu dengan tujuan yang tertentu pula.

S

Pada dasarnya kegiatan belajar adalah kegiatan yang menyangkut 2 (dua) proses yang saling kait-mengait dan berkesinambungan, yaitu proses belajar dan proses mengajar. Dalam suatu latihan, proses belajar adalah proses di mana peserta mempelajari sesuatu dan proses mengajar adalah proses di mana pelatih mengajarkan sesuatu. Kadang-kadang terjadi di mana dalam suatu kegiatan belajar kedua proses itu tidak saling bertemu. Sedangkan peserta dapat belajar tanpa pelatih yang mengajar, atau pelatih mengajar tanpa peserta belajar sesuatu. Mempertahankan konsep belajar tanpa guru/pelatih adalah mungkin tetapi mempertahankan konsep guru/pelatih mengajar tanpa peserta mempelajari sesuatu adalah tidak mungkin (Anonimous, 1995).

Selanjutnya dijelaskan bahwa salah satu filsafat latihan yang banyak dianut adalah keserasian antara proses belajar dan proses mengajar. Yang dimaksud dengan keserasian adalah peserta harus memberikan tanggapan positif terhadap bahan/materi yang dibahas bersama pelatih, di pihak lain pelatih harus mengusahakan tumbuhnya tanggapan positif dengan cara menyiapkan dan menyajikan materi secara baik pula.

Agar suatu latihan berlangsung efektif, kegiatan belajar perlu direncanakan terlebih dahulu sebelum latihan dimulai. Dalam perencanaan itu tekanan harus dikatakan tidak kepada pelatih, melainkan kepada peserta latihan. Artinya peserta latihan diharapkan aktif ambil bagian dalam setiap kegiatan belajar yang dilaksanakan. Boleh jadi pelatih lebih banyak memandu proses belajar itu sendiri dan bertindak sebagai fasilitator agar proses belajar berjalan secara baik.

Page 27: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.27

A. LIMA PRINSIP DIKLAT DAN MENGAJAR

Untuk dapat merencanakan kegiatan belajar secara baik, pertama-tama perlu kita ketahui 5 (lima) prinsip pokok dalam proses belajar dan mengajar berikut ini.

Gambar 4.13Prinsip Pokok dalam Proses Belajar dan Mengajar

Seperti halnya seorang yang melakukan suatu perjalanan jauh, jika memiliki suatu tujuan yang jelas, maka proses perjalanannya berjalan secara terkontrol dan terarah. Oleh sebab itu, prinsip pokok belajar yang pertama kali harus diperhatikan adalah tujuan yang dihayati dan siapa yang menghayati. Seseorang akan lebih tenang untuk belajar sesuatu apabila ia benar-benar menyadari dan menghayati alasan mengapa ia harus mempelajari hal itu. Seorang peserta latihan harus dapat melihat dan memahami dengan jelas mengapa ia belajar. Kita selaku pelatih hendaknya memberikan penjelasan dan motivasi kepada peserta latihan tentang alasan dan pentingnya mereka mempelajari bahan yang akan disampaikan.

B. USAHA MENDALAMI PENGHAYATAN TUJUAN BELAJAR

Agar peserta latihan dapat lebih memahami dan menghayati tujuan belajar, beberapa usaha dapat dilakukan seperti diuraikan di bawah ini:

1. Tujuan belajar yang dihayati

2. Urutan yang bertahap

PRINSIP POKOK DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR 3. Perbedaan individual yang di- hormati 4. Kesempatan berlatih yang me- madai 5. Hasil diketahui dengan segera

Page 28: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.28

1. Pelatih hendaknya selalu berusaha memperlihatkan segi positif dari bahan pelajaran yang disajikan, misalnya memberikan penjelasan detail tentang keuntungan memanfaatkan teknologi yang ada.

2. Pelatih hendaknya berusaha menunjukkan bahwa yang sedang dipelajari benar-benar relevan dengan TIK.

3. Pelatih hendaknya dapat menunjukkan bahwa bahan pelajaran ada hubungannya dengan kepentingan pribadi dan lingkungan sehari-hari.

4. Pelatih hendaknya dapat menunjukkan bahwa sesungguhnya peserta latihan akan mampu mempelajari bahan yang diinginkan. Dengan perkataan lain, pelatih berusaha membangkitkan rasa kaya data dan semangat peserta latihan.

Usaha-usaha tersebut di atas, hendaknya dilakukan oleh pelatih sebelum pelajaran dimulai dan apabila perlu diulang-ulang selama pelajaran berlangsung.

C. PRINSIP BAHASAN KE-2 MATERI

Dalam menyajikan suatu bahan/materi suatu pokok bahasan, hendaknya disampaikan secara bertahap. Seorang peserta latihan akan lebih mudah belajar apabila ia melakukannya secara bertahap mulai dari yang paling mudah sampai yang paling sulit. Prinsip ini merupakan salah satu prinsip terpenting dalam pendidikan. Apabila seseorang langsung diminta melakukan yang sulit, besar kemungkinan semangatnya akan menurun dan ia akan menyerah sebelum berhasil menguasainya.

Kegiatan latihan hendaknya selalu dimulai dengan meminta peserta latihan mengerjakan keterampilan dasar lebih dahulu dan baru kemudian keterampilan yang lebih lanjut. Cara yang lain adalah membiarkan peserta latihan terlebih dahulu mengerjakan dengan caranya sendiri dan baru kemudian di bimbing mengerjakan sesuai dengan pelajaran yang bersangkutan. Penyajian dengan urutan bertahap memiliki keuntungan yaitu penguasaan bahan latihan dapat dicapai lebih maksimal dan efisien. Di samping itu, peserta latihan akan lebih bergairah karena mereka merasa yakin dapat mengerjakan pekerjaan selanjutnya setelah menguasai langkah sebelumnya.

Urutan bertahap mengandung beberapa dimensi pengertian seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Page 29: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.29

Kondisi sekarang Kondisi yang ditunjuk

Cara melaksanakan prinsip mutu dan bertahap dalam proses belajar dan proses mengajar latihan adalah seperti diuraikan di bawah ini:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Hal yang sederhana Hal yang kompleks

Hal yang mudah

Hal yang sudah diketahui oleh peserta

Hal yang dikenal oleh peserta

Sedikit menurunkan motivasi

Bagian dari Penyuluh

Dari hal-hal pengertian yang terpisah

Dari mengerjakan terbimbing

Dari hal-hal yang sifatnya teknis

Hal yang sukar

Hal-hal yang belum di Ketahui peserta

Hal-hal yang belum di Kenal oleh peserta

Banyak menurunkan motivasi Sebagian penyuluh

Hal-hal yang seharusnya menyeluruh

Mengerjakan sendiri

Hal-hal yang bersifat praktis

Gambar 4.14 Penyajian dengan Uraian Bertahap Urutan Bertahap

Page 30: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.30

1. Bahan pelajaran atau materi pelatihan dipecah menjadi beberapa unit kecil. Mula-mula diajarkan satu per satu secara beruntun, baru kemudian diperlihatkan hubungan antara unit-unit tersebut.

2. Bahan pelajaran dimulai dari topik yang sebagian pesertanya telah memiliki pengetahuan tentang topik itu sebelumnya.Dari sana kemudian dikembangkan ke bagian-bagian lain yang erat hubungannya.

3. Pelatih terlebih dahulu mendemonstrasikan cara pengerjaan kemudian peserta latihan mencoba melakukannya sendiri.

4. Pelatih memberikan teori terlebih dahulu kemudian mendorong peserta latihan untuk menangkap teori itu dalam praktek.

5. Peserta diminta melakukan percobaan praktek terlebih dahulu baru kemudian melakukan pekerjaan yang sesungguhnya.

Peserta latihan pada umumnya memiliki cukup kenyamanan dalam belajar kelompok, seperti pengalaman kerja/usaha, tingkat pendidikan, kemampuan integritas loyalitas belajar, dan sebagainya. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa peserta latihan memiliki variasi dalam belajar kelompok. Dalam psikologi pendidikan telah diketahui bahwa setiap individu mempunyai cara yang tersendiri dan unik untuk mempelajari sesuatu. Prinsip perbedaan individual mendasarkan diri kepada asumsi itu.

Apabila seseorang diberi kesempatan untuk belajar menurut cara yang paling baik baginya, maka ia akan dapat mencapai hasil maksimum yang mungkin dicapainya. Dalam kegiatan latihan, hal ini haruslah diperhatikan usahakan agar sejauh mungkin setiap peserta latihan mendapat kesempatan belajar yang terbaik baginya.

Dalam suatu latihan penempatan perbedaan individu yang dihormati, terutama untuk 2 (dua) hal, yaitu:1. Tingkat kebersamaan peserta dapat dikurangi. Peserta yang lebih cepat

belajar tidak merasa membuang-buang waktu sedang yang lambat tidak usah khawatir tertinggal.

2. Gangguan disiplin belajar dapat dikurangi, mengingat setiap peserta akan sibuk dengan tugas masing-masing dan tidak berkesempatan mengganggu yang lain.

Sehubungan dengan setiap individu memiliki perbedaan yang harus diperhatikan oleh pelatih, peserta hendaknya dibagi menjadi kelompok

Page 31: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.31

menurut perbedaan tersebut. Pengelompokan berdasarkan hasil evaluasi awal. Kepada peserta yang relatif lebih cukup/menonjol, membimbing peserta yang kurang. Kepada peserta yang paling baik diminta tampil untuk presentasi, demonstrasi, dan sebagainya. Sebaliknya peserta yang pasif hendaknya diberi perhatian dan bimbingan yang lebih intensif, dengan pekerjaan khusus atau diberi bahan bacaan tambahan. Kepada peserta yang lebih baik/cukup, diberi kesempatan melompat urutan yang tidak perlu baginya.

Seperti sudah di kemukakan, orang dewasa lebih senang belajar hal-hal yang bersifat praktis, dapat diterapkan di usaha dan kehidupannya serta mudah dimiliki. Oleh sebab itu sesuatu atau inovasi yang disampaikan pelatih hendaknya diperagakan yang diikuti oleh peserta. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk berlatih diri baik dalam ruang kelas/latihan ataupun di luar/rumah masing-masing. Keterampilan memerlukan latihan yang terus-menerus, sehingga prestasi belajarnya semakin baik.

Dalam setiap latihan, paling sedikit setiap peserta latihan melakukan praktek/latihan materi yang diajarkan untuk mempraktekkan kemampuannya. Dan latihan praktek ini sebagai bentuk peningkatan keterampilan, jadi tidak boleh dijadikan bahan untuk evaluasi akhir.Keuntungan dari seringnya para peserta berlatih adalah:1. Pelatih dapat melihat kemampuan peserta, apakah sudah sesuai dengan

TIK.2. Buku yang menjadi bahan pelajaran dan metode penyampaiannya dapat

segera disesuaikan untuk memperbaiki hasil yang ingin dicapai.

Seseorang yang mengikuti latihan tertentu akan merasa senang manakala segera tahu apa yang telah dipelajarinya, apalagi jika dalam melakukan latihan keberhasilannya cukup memuaskan. Peserta akan terdorong motivasinya lebih kuat, untuk melakukan belajar lebih serius.

Prinsip menyebutkan hasil dengan segera berarti memberitahu peserta setiap saat, apakah ia melakukan sesuatu dengan benar atau salah. Jika hasilnya benar, pelatih menunjukkan di mana letak keberhasilannya dan jika salah menunjukkan di mana letak kesalahannya.

Untuk menerapkan prinsip ini, pelatih hendaknya memberi perlakuan yang sama/adil kepada seluruh peserta serta harus dapat mengatakan benar atau salah. Selain itu pelatih perlu memberikan jawaban atau penyelesaian

Page 32: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.32

cara-cara yang benar, kesalahan yang dikerjakan harus segera diberitahu dengan arahan agar mereka mendeteksi di mana letak kesalahannya.

Demikian makna prinsip proses belajar yang benar menjadi perhatian kita, baik ketika menyiapkan rencana pengajaran maupun ketika melaksanakan pengajaran. Dalam pemusatan kegiatan belajar pada rencana pengajaran, prinsip-prinsip tersebut sebagian atau seluruhnya harus tersirat.

Dengan penetapan kelima prinsip tersebut dibarengi penggunaan metode yang tepat, maka dapat membantu efektivitas metode yang digunakan.

Gambar 4.15Lima Prinsip Belajar

Dalam menyelenggarakan kegiatan belajar suatu latihan sebenarnya ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pengajaran, yaitu:1. Titik utama (fokus) perumusan adalah kegiatan peserta latihan.2. Susunan ditulis berdasarkan jenis-jenis metode mengajar dan metode

belajar.3. Prinsip-prinsip proses belajar yang sesuai mata pelajaran hendaknya

tersirat dalam perumusan tersebut.

Contoh rumusan kegiatan belajar berikut ini mengambil judul latihan: ”Pengajaran Pestisida dalam Menangani Hama Wereng Cokelat”.1. TIK: Peserta latihan dapat menggunakan pestisida (dosis dan cara) untuk

menangani hama wereng cokelat pada padi.

METODE MELATIH METODE MENGAJAR

LEBIH EFEKTIF

BERMAIN PERAN BERMAIN PERAN LEBIH EFEKTIF

DEMONSTRASI CARA DEMONSTRASI CARA LEBIH EFEKTIF

DISKUSI KELOMPOK DISKUSI KELOMPOK LEBIH EFEKTIF

LIMA (5)

PRINSIP BELAJAR

Page 33: Cara Membuat Diklat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

LUHT4328/MODUL 4 4.33

2. Kegiatan belajar:a. Peserta diajak mampu menduga tentang kemampuan merusak

hama wereng, gejala, dan sebagainya. Dilanjutkan dengan penjelasan pestisida Apland untuk selanjutnya diselingi tanya jawab dan cara membuat larutan serta cara menyemprotnya.

b. Demonstrasi.Peserta diberi penjelasan langkah pembuatan larutan pestisida, dan diharuskan mempraktekkannya. Peserta lain mengamati dan diselingi tanya jawab sesuai elemen keterampilan (EK)- menyiapkan obat dan semprotan;- menimbang obat sesuai dosis;- mencampur air;- mencampur obat;- menyelesaikan/mencampur obat dalam penyemprot;- dilanjutkan dengan menyemprot.

Dengan cara yang sama peserta/kelompok lain mengerjakan dengan langkah yang sama.

c. Diskusi kelompokPeserta dibagi menjadi kelompok kecil (5 – 6 orang) dan mendiskusikan prinsip penyemprotan dan efektivitas penanganan hama wereng dengan upland ini dan upaya mengefektifkannya.

d. Tugas peroranganSetiap peserta mengamati populasi hama wereng pada lahan yang telah disemprot, mengamati & mencatat perkembangan populasi wereng cokelat. Hasil pengamatan dikumpulkan di kelompok masing-masing, untuk dibahas dan dipresentasikan pada pertemuan yang akan datang.

e. Penugasan mandiriSetiap peserta membuat tulisan yang berkaitan dengan pengendalian hama wereng cokelat padi, berdasarkan pustaka yang ditunjuk.

Page 34: Cara Membuat Diklat

RANGKUMAN

LUHT4328/MODUL 4 4.34

1) Rumuskan 5 (lima) prinsip proses belajar dengan kata-kata sendiri!2) Anda akan menyajikan suatu topik tentang ”Pembuatan pupuk organik

(kompos) untuk penyuburan tanah”, kepada suatu peserta latihan.Buatkan rumusan kegiatan belajar yang akan Anda selenggarakan dengan menerapkan 5 (lima) prinsip proses belajar!

3) Salah satu prinsip proses belajar adalah kesempatan belajar yang memadai bagi peserta. Dalam banyak kasus, ditemukan adanya keterbatasan dalam alat/bahan, waktu, dan sebagainya. Bagaimana sikap pelatih dalam menangani masalah ini?

Petunjuk Jawaban Latihan

Pahami secara cermat, pertanyaan latihan tersebut di atas. Untuk menjawabnya, perhatikan petunjuk di bawah ini:1) Baca secara teliti uraian tentang lima prinsip proses belajar dan proses

mengajar. Pahami isi masing-masing prinsip dan jawab pertanyaan sesuai pemahaman Anda!

2) Sajikan berturut-turut TIK, uraian kegiatan belajar yang mencakup berbagai hal seperti uraian teori, peragaan (demonstrasi) yang diberikan, latihan yang diajukan, topik diskusi dan prosedurnya serta tugas perorangan yang dibebankan kepada peserta dalam bentuk uraian singkat.Perhatikan 5 (lima) prinsip belajar!

3) Ada beberapa pilihan yang dapat dikembangkan pelatih:a) tetap mengefektifkan bahan dan alat tersedia dengan mengedepan-

kan proses pelatihan oleh individu yang ditunjuk secara efektif.b) memberi kesempatan kepada peserta berlatih di luar ruangan yang

dipandu dengan elemen keterampilan (EK) uraian dalam cetakan (folder/leaflet) dan lain-lain, setelah mereka memiliki kesempatan.

c) mencoba di lain waktu, dengan cara dan prosedur yang sama, setelah tersedia cukup data/bahan, dan lain-lain.

Dalam setiap kegiatan latihan, perlu menerapkan 5 (lima) prinsip proses belajar, terutama pelatih yang memandu proses belajar-mengajar.

Prinsip proses belajar tersebut adalah:

Page 35: Cara Membuat Diklat

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

LUHT4328/MODUL 4 4.35

a. adanya tujuan latihan yang dihayati;b. dalam menyajikan materi pelatihan secara berurutan;c. dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar hendaknya

menguasai perbedaan individu yang dihormati;d. pelatihan hendaknya memberi kesempatan kepada peserta untuk

berlatih, terutama materi yang praktis, bermanfaat bagi peserta;e. pelatih dapat menunjukkan segera hasil belajar yang dicapai peserta

latihan dan menunjukkan di mana letak benar atau salahnya.

Aplikasi 5 (lima) prinsip belajar dalam rencana pengajaran dapat dituangkan dengan memperinci/menguraikan secara singkat berturut-turut, tujuan pelatihan.

Khusus latihan uraian pendahuluan teori topik yang bersangkutan, peragaan yang dilaksanakan dan prosesnya, latihan bagi peserta serta diskusi dan tanya jawab tentang pokok bahasan. Diakhiri dengan penugasan peserta untuk melakukan hal yang sama (berlatih) dan membuat tulisan berkenaan dengan pokok bahasan.

1) Dalam suatu program pelatihan perlu diterakan 5 (lima) prinsip belajar dan satu di antaranya menyangkut tujuan, yang dimaksud tujuan di sini adalah ….A. tujuan belajar yang harus dihayati oleh pesertaB. tujuan yang sifatnya terukur dan jelasC. tujuan yang diharapkan dalam penyelenggaraan suatu latihanD. tujuan pelatihan yang sifatnya umum

2) Prinsip belajar yang baik mencakup di bawah ini, kecuali ….A. urutan yang bertahapB. perbedaan individu yang dihormatiC. kesempatan berlatih yang memadaiD. hasil diketahui secara maksimal

3) Usaha-usaha pelatih dalam proses pembelajaran, agar prinsip belajar ”tujuan yang dihayati” dapat tercapai adalah dengan ....A. berusaha memperlihatkan segi positif dari bahan yang disajikan

Page 36: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.36

B. berusaha mendorong peserta untuk mempelajari secara seksama tentang topik yang dibahas dengan diharuskan hadir setiap pertemuan

C. menunjukkan bahwa bahan/materi yang disajikan relevan dengan TIK

D. menunjukkan bahwa bahan/materi yang disajikan ada hubungannya dengan kepentingan pribadi peserta dan lingkungan sehari-hari

4) Urutan penyajian materi/bahan latihan secara bertahap mengandung beberapa dimensi seperti berikut di bawah ini, kecuali ....A. hal yang sederhana hal yang kompleksB. hal yang mudah hal yang sukarC. banyak memerlukan motivasi sedikit memerlukan motivasiD. hal-hal yang sukar diketahui peserta hal-hal belum diketahui peserta

5) Dalam suatu latihan, kesempatan berlatih bagi peserta memperkaya keuntungan yaitu …. A. pelatih dapat menyajikan topik seperti yang direncanakanB. pelatih dapat melihat kepada kemampuan peserta, apakah sejalan

dengan rumusan TIKC. meningkatkan efektivitas suatu latihanD. menghasilkan kemampuan peserta terutama keterampilan (skills)

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan =

Page 37: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.37

Kegiatan Belajar 4

Metode Latihan

emilihan metode yang tepat dalam suatu latihan pada dasarnya merupakan upaya dalam mewujudkan proses belajar dan mengajar yang

efektif. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang membawa peserta belajar dengan efektif, untuk itu pelatih harus dapat memilih metode yang tepat agar dapat melakukan proses belajar-mengajar yang efektif. Metode latihan harus dapat memberikan jiwa yang menghidupi bagi semua kegiatan selama latihan. Pada latihan yang sifatnya partisipatif, melibatkan peserta dalam proses belajar-mengajar sebanyak-banyaknya, metode latihan yang sifatnya partisipatif sangat penting artinya. Dalam hal ini peserta adalah sebagai subjek belajar.

P

A. BELAJAR BERDASARKAN PENGALAMAN

Kita sangat berkepentingan terhadap perubahan penampilan serta tingkah laku peserta latihan. Harapan kita adalah bahwa perubahan tersebut dapat diawali pada saat mereka mengikuti latihan yang diselenggarakan. Namun mengubah penampilan serta tingkah laku tidak semudah yang dibayangkan, untuk dapat mendorong seseorang mengawali perubahan penampilan dan tingkah laku diperlukan cara yang tepat atau metode yang terpercaya.

Untuk memberikan jaminan agar setiap peserta latihan benar-benar menjadi subjek belajar yang aktif, metode latihan yang sifatnya partisipatif dalam latihan senantiasa menciptakan suasana atau kesempatan yang luas agar setiap peserta latihan secara langsung dapat mempraktekkan atau mengalami sendiri secara langsung berbagai kasus atau peristiwa.

Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta latihan untuk mengalami, melakukan dan meyakini bahwa seluruh indera peserta latihan aktif dalam proses belajar, maka pendidikan cara belajar melalui pengalaman sangat cocok.

Belajar lewat pengalaman sekarang banyak diterapkan model latihan pertanian, dan sebagainya seperti Sekolah Lapangan (SL) dan lain-lain. Yang

Page 38: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.38

perlu diperhatikan adalah bahwa pemberian pengalaman sebagai suatu metode latihan, bukanlah sebarang pengalaman, melainkan pengalaman yang telah dirancang, pengalaman yang terstruktur dan pengalaman dengan langkah tertentu dapat dipetik hikmah serta pelajaran yang menunjang tercapainya tujuan latihan.

Rancangan atau struktur untuk menarik pelajaran dari pengalaman tersebut haruslah secara sadar dibuat oleh fasilitator. Dengan demikian perputaran atau siklus dari pengalaman menjadi pelajaran merupakan daur yang teratur dan terpola. Model siklus belajar dari pengalaman menjadi pelajaran yang diterapkan seperti dilaksanakan di sekolah lapangan dikenal dengan siklus belajar dari pengalaman atau experienced learning cycle (ELC).

B. DAUR BELAJAR LEWAT PENGALAMAN

Secara sistematis siklus belajar lewat pengalaman itu dapat digambarkan sebagai berikut ini:

Gambar 4.16Daur Belajar Lewat Pengalaman

Dari gambaran skematis tersebut nampak bahwa:1. Proses belajar terangkat dari pengalaman baik yang mudah dihayati

maupun yang baru saja diperoleh.

Page 39: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.39

2. Pengalaman-pengalaman tersebut selanjutnya diproses dalam diskusi, dinilai dan dianalisis. Pengalaman-pengalaman haruslah dikupas dengan analisis yang baik.

3. Hasil analisis dan pertemuan-pertemuan baru kemudian dikembangkan menjadi prinsip atau pelajaran baru.

4. Pelajaran baru diperoleh dan diterapkan pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan berikutnya.

C. BAGAIMANA MEMILIH METODE LATIHAN

Untuk menetapkan metode latihan yang akan digunakan oleh pelatih/fasilitator perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:1. Tujuan latihan yang hendak dicapai, pengetahuan, keterampilan dan

sikap.2. Kemampuan pelatih dalam menguasai metode tersebut.3. Kemampuan peserta yang dapat dilihat dari tingkat pendidikan,

pengalaman, dan sebagainya.4. Suasana belajar yang tersedia.5. Besarnya kelompok.6. Waktu yang tersedia.7. Iklim atau temperatur.

Tujuan yang hendak dicapai berhubungan erat dengan metode latihan yang digunakan, sebaiknya selaku pelatih harus mengingat rumusan latihan yang telah ditetapkan pada diri peserta, apakah menjadi terampil, pakar, atau cukup mengerti saja. Tujuan tersebut sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode.

Contoh:1. Jika dikehendaki agar peserta terampil melakukan sesuatu, maka metode

latihan yang tepat adalah metode praktek, demonstrasi cara, magang, dan sebagainya.

2. Jika dikehendaki agar peserta paham terhadap materi yang dibahas, maka diperoleh metode ceramah, diskusi.

3. Jika dikehendaki agar peserta dapat membedakan perilaku yang dikehendaki dan tidak maka dapat dipilih bermain pesan, studi kasus, dan sebagainya.

Page 40: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.40

Secara garis besar hubungan antara penetapan prinsip-prinsip belajar dan metode melatih terdapat pada skema di bawah ini.

Sumber: YIS, Solo

Gambar 4.17 Penerapan Prinsip-prinsip Latihan Pada Metode Melatih

Kemampuan dalam menguasai metode melatih maupun secara pemakaian metode dari pelatih akan mencantumkan metode mana yang tepat, pelatih perlu menerapkan langkah-langkah dan saran yang dipergunakan berkaitan dengan pilihan yang akan dituangkan jangan sampai terjadi untuk yang susah mencapai tujuan karena hanya pelatih yang menguasainya.

Kemampuan peserta juga perlu diperhatikan dalam pemilihan metode latihan yang tepat. Peserta dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah, tentunya sangat cocok menerima materi latihan dengan menggunakan alat bantu yang lengkap sehingga semua dapat menangkap pesan yang disampaikan. Pada peserta yang lebih tua, cenderung menerima hap-hal yang bersifat praktis dan realistis.

Setiap metode latihan memerlukan perlengkapan (sarana yang tersedia, sebagai contoh metode kuliah/ceramah, sedikit atau kurang menggunakan

Page 41: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.41

alat dan bahan) sedangkan pada demonstrasi cara relatif memerlukan peralatan dan bahan yang lebih lengkap. Pelatih hendaknya mempelajari secara seksama dengan baik sarana yang diperlukan dan cara-cara penggunaannya.

Besarnya jumlah peserta juga akan mempengaruhi metode yang digunakan, selain itu untuk meningkatkan efektivitas pengajaran, peserta yang jumlahnya relatif banyak perlu dikelompok-kelompokkan menjadi yang lebih kecil beranggotakan 4-5 orang. Maksudnya untuk diskusi membahas masalah tertentu. Peserta yang jumlahnya relatif banyak akan menyebabkan diskusi tidak efektif. Iklim maupun temperatur sebenarnya tidak begitu penting, namun demikian pada saat-saat tertentu hal ini penting untuk dipertimbangkan. Misalnya ruang pertemuan yang terlalu sempit dan panas, akan mengakibatkan pertemuan menjadi tidak nyaman, metode apa pun akan berpengaruh efektivitasnya.

Ketersediaan waktu juga akan mempengaruhi metode latihan yang digunakan. Sebagai contoh proses diskusi umumnya memerlukan waktu yang paling lama, apalagi jika metode ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Waktu pertemuan umumnya terbatas, bagi pelatih perlu mempertimbangkan metode melatih dengan waktu pertemuan yang tersedia. Perlu diperhatikan bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, seharusnya seorang pelatih menggunakan kombinasi beberapa metode yang kompatibel, sesuai dengan tujuan, materi dan ketersediaan waktu.

Metode latihan yang digunakan oleh pelatih dalam suatu pertemuan, umumnya terdiri dari kombinasi metode yang cocok yang saling mendukung.

D. JENIS-JENIS METODE LATIHAN

Seperti sudah diuraikan sebelumnya, dalam menyelenggarakan suatu proses belajar-mengajar, pelatih umumnya menggunakan beberapa kombinasi metode latihan yang cocok (kompatibel). Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran akan lebih efektif, peserta akan dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

Pada dasarnya materi latihan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok pendekatan yaitu massal, kelompok dan individual. Pengelompokan ini berdasarkan pendekatan psikososial.

Page 42: Cara Membuat Diklat

Pendekatan massal (> 50 orang)

Pendekatan PsikososialDalam Latihan Pendekatan kelompok

(2 – 50 orang)

Pendekatan Individual

LUHT4328/MODUL 4 4.42

Perlu dijelaskan di sini, istilah pendekatan latihan dibedakan dengan metode latihan. Pendekatan latihan pada dasarnya adalah gagasan secara besarnya dana yang dipilih untuk menyampaikan materi latihan, sedangkan metode latihan adalah cara dipilih oleh pelatih/instruktur dalam menyampaikan materi (pesan) latihan kepada peserta.

Pendekatan psikososial, dengan pendekatan massal umumnya peserta relatif banyak (> 50 orang). Jika peserta banyak, maka metode latihan dengan pendekatan ini cocok digunakan.

PameranKampanye

Metode dengan pendekatan massal Siaran radio, TVMedia cetakPertunjukan film/slide

DiskusiDemontrasi cara/hasilTemu (karya, lapang, usaha,(wicara)

Metode latihan dengan pendekatan Ceramah/kuliahkelompok Bermain peran (role play)

Tanya jawabSeminar, workshop, dll.Fieldtrip, widyawisata

Page 43: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.43

Praktek penugasanMagang

Metode latihan dengan pendekatan Kunjungan lapang/rumahindividual Surat-menyurat

Hubungan telepon

Ada beberapa metode yang cocok digunakan dalam pendekatan seperti:1. Metode ceramah, efektif untuk kelompok tetapi dapat digunakan untuk

massal, demikian juga siaran radio/TV, atau media tercetak efektif untuk pendekatan kelompok tetapi dapat digunakan untuk metode pendekatan massal.

2. Melalui demonstrasi cara/hasil, efektif untuk pendekatan kelompok, tetapi kurang efektif untuk pendekatan massal.

E. PERMAINAN DINAMIKA KELOMPOK

Permainan dinamika kelompok adalah suatu penyajian bahan latihan melalui bentuk ”permainan” yang dilakukan oleh sekelompok peserta. Dengan melakukan permainan setiap peserta dapat mengamati, menghayati dan setelah dilakukan diskusi di antara mereka, dapatlah ditarik suatu pelajaran atau hikmah dari permainan tersebut.

Pada dasarnya permainan dinamika kelompok bertujuan untuk:1. Meningkatkan kesadaran peserta tentang perlunya pengembangan sikap

dan keterampilan tertentu.2. Menyajikan bahan latihan dengan cara yang menyenangkan, mengurangi

ketegangan.3. Memperkenalkan aspek-aspek tertentu dalam materi yang dibahas.

Untuk itu diperlukan berbagai persiapan oleh pelatih antara lain menentukan tujuan dan memilih bentuk-bentuk permainan sesuai dengan tujuan. Bentuk permainan dapat dicari pada buku permainan dinamika kelompok. Pelajari secara seksama langkah-langkah pelaksanaannya.

Pelatih dapat menyediakan sarana, alat bantu dan perlengkapan lain yang diperlukan. Biasanya acara permainan dinamika kelompok ini ditampilkan pada suatu pertengahan sesi latihan, pada saat mana peserta sudah mulai

Page 44: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.44

menampakkan kejenuhan. Sehingga fungsi permainan dinamika kelompok dapat dipandang sebagai penyegar suasana.

Pertama-tama, pelatih mulai dengan menjelaskan bentuk permainan, cara bermain, alat bantu yang dipakai, latihan dan usaha untuk mencapainya. Selanjutnya pelatih menunjuk kelompok pemain, kelompok pengamat serta menjelaskan tugas masing-masing dan waktu permainan.

Selama kegiatan berlangsung, pelatih juga dapat mengamati prosesnya serta mencatat hal-hal yang menarik sebagai bahan pembahasan. Setelah permainan selesai, selanjutnya dilakukan pembahasan dan ini merupakan hal yang terpenting, sebab permainan ini akan berarti dan mencapai sasarannya apabila pembahasannya tepat.

Pelatih meminta laporan hasil pengamatan dari petugas pengamat serta kesan dari kelompok pemain itu sendiri. Apabila ada hal-hal menarik dan belum dilaporkan, pelatih memancing dengan pertanyaan-pertanyaan kepada pemain. Dari bahan itu semua para peserta latihan dengan dibantu pelatih menghubungkan pengalaman dengan hal-hal yang muncul selama permainan dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian disimpulkan dalam materi yang dibawakan.

Dari permainan dinamika kelompok dan pembahasannya yang tepat, peserta latihan dapat memperoleh bahan diskusi langsung, semua peserta aktif ambil bagian dan suasana kelas menjadi hidup. Namun terdapat juga kelemahan terutama apabila pelatih kurang memahami makna permainan sehingga permainan tidak dibahas atau maksud pembahasannya kurang tepat, kadang-kadang dijumpai peserta menganggap permainan yang dilakukan memang sekadar permainan saja.

F. CERAMAH

Ceramah atau kuliah sangat umum digunakan oleh pelatih, guru, dosen, dan sebagainya. Ceramah adalah cara menyampaikan materi kepada peserta secara lisan dengan atau tanpa alat bantu.Efektivitas ceramah, cukup rendah, yakni hanya 11%. Untuk meningkatkan efektivitas, di samping menggunakan berbagai alat bantu, perlu teknik ceramah yang baik. Cara untuk membuat ceramah yang baik adalah:1. Mempersiapkan segala sesuatu secara baik, mencakup bahan ceramah,

penceramah, catatan singkat tentang ceramah dan tempat ceramah.

Page 45: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.45

2. Dalam melaksanakan ceramah, pelatihan etika berkomunikasi, sistematika uraian, sikap penceramah, acara selingan/humor dan tanya jawab, waktu ceramah, penggunaan alat bantu, dan sebagainya.

Ceramah ini pada dasarnya cocok digunakan untuk menyampaikan materi yang sifatnya pengetahuan, peserta yang relatif banyak, penjelasan awal dan akhir, suatu pertemuan, pembelajaran, dan sebagainya.

G. DEMONSTRASI CARA/HASIL

Demonstrasi cara dan hasil umumnya digunakan dalam pendekatan kelompok. Demonstrasi cara efektif untuk metode peserta di bidang keterampilan, sedangkan demonstrasi hasil efektif untuk menambah sikap dan perilaku.

Mengerjakan suatu materi latihan dan berikut keterampilan dengan memperagakan urutan kerja suatu keterampilan tertentu disebut demonstrasi cara. Sedangkan mengajukan peragaan hasil uji coba teknologi baru atau inovasi tertentu dikenal dengan demonstrasi hasil. Kedua metode ini sering digunakan pelatih, dalam berbagai cara pelatihan.

Demonstrasi cara memerlukan penerapan yang seksama terutama:1. alat dan bahan yang digunakan harus lengkap;2. pelatih, harus mencoba terlebih dahulu sehingga tidak terjadi

kejanggalan pada saat pelaksanaan peragaan;3. menyiapkan berbagai alat bantu yang diperlukan, baik benda nyata,

tiruan, peta singkap, folder/leaflet, dan sebagainya.

Setelah persiapan cukup matang, maka supaya demonstrasi berjalan efektif perlu dirancang acara pertemuan dalam bentuk lembaran persiapan. Metode/pelaksana yang digunakan sebagai acuan pertemuan dalam proses pelatihan. Pada saat awal pertemuan, pelatihan dapat menciptakan belajar dengan berbagai permainan, dan lain-lain, agar peserta siap dalam menerima materi.

Penyelesaian awal diperlukan untuk menguraikan topik tersebut dilanjutkan dengan keperluan alat dan bahan. Pelatih dapat meminta bantuan teknisi atau seseorang yang terlebih untuk memperagakan materi efektif hingga tuntas, sementara pelatih memandu peragaan. Jika alat dan bahan tersedia cukup maka beberapa peserta dapat diminta mencoba dengan cara dan materi yang sama. Sampai disini proses demonstrasi cara berakhir, dan

Page 46: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.46

boleh jadi dilanjutkan dengan diskusi tentang topik tersebut atau tanya jawab kemudian acara pertemuan ditutup dengan menyimpulkan evaluasi formatif dan penegasan.H. DISKUSI

Suatu cara penyajian bahan latihan di mana pelatih memberi kesempatan kepada peserta untuk mengadakan perbincangan tentang pokok bahasan, dikaitkan dengan pengalamannya, pendapatnya, juga saling mengoreksi pemahamannya agar dapat diterima lebih baik.

Sumber lain menjelaskan bahwa diskusi merupakan berlatih pembicaraan terarah antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Tujuan utama diskusi adalah memecahkan masalah yang dihadapi peserta.

Ada beberapa jenis diskusi yakni diskusi kelas, diskusi terbatas, diskusi panel, diskusi kelompok, diskusi terpimpin, curah pendapat (brain starming) dan fish bowl.

Dalam proses latihan, banyak diselipkan model diskusi terpimpin, yang beranggotakan 5-6 orang. Diskusi terpimpin diawali dengan menjelaskan tujuan dan penentuan ketua diskusi dan sekretaris, setelah itu acara diskusi dimulai yang diatur oleh ketua diskusi. Setiap keputusan yang diambil bertahap dan sekretaris menulisnya. Tugas ketua adalah mengatur arus lalu-lintas pembahasan sehingga tidak didominasi personal tertentu mengaktifkan sumbangan semua anggota terhadap permasalahan yang dilontarkan.Tugas pelatih dalam diskusi ini adalah:1. melihat apakah sesuai dengan yang direncanakan,2. membantu kelompok diskusi tertentu yang mengalami kesulitan dalam

pemecahan masalah.

Perlu di kemukakan di sini bahwa acara diskusi terpimpin atau diskusi lainnya memerlukan waktu yang relatif lama, oleh sebab itu penggunaannya akan tergantung kepada ketersediaan waktu yang ada.

Pada suatu latihan, kadang ditemukan materi yang lebih cocok ditampilkan dengan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penyajian bahan latihan dengan menggunakan kasus atau kejadian-kejadian di masyarakat baik yang positif maupun yang negatif. Kasus tersebut disajikan kepada para peserta latihan untuk dibahas bersama. Kesimpulan dari hasil

Page 47: Cara Membuat Diklat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

LUHT4328/MODUL 4 4.47

dan proses pembahasan merupakan pelajaran. Setidaknya ada 3 (tiga) tujuan dari pemanfaatan metode studi kasus, yaitu:1. Mengajak peserta untuk memikirkan kejadian nyata secara logis dengan

jalan bertukar pikiran & pengalaman antarsesama peserta.2. Mengajak peserta latihan memikirkan suatu peristiwa, menganalisis

sebab-sebabnya dengan jalan bertanya atau menanggapi, selanjutnya dapat mengambil keputusan/ kesimpulan.

3. Memecahkan masalah nyata dan mengambil keputusan secara kelompok.

Adapun teknik penyajian studi kasus diawali dengan menetapkan tujuan dan waktu yang dibutuhkan. Tampilkan kasus yang sesuai dengan tujuan. Pelatih dapat menyusun sejumlah pertanyaan untuk membantu peserta dalam proses belajar. Untuk efektivitas kegiatan peserta dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan 5-6 orang. Kelompok ini diberi tugas. Informasikan waktu yang tersedia untuk mempelajari kasus, berdiskusi, merumuskan hasil dan menyampaikannya dalam sidang pleno. Pelatih menjelaskan secara garis besar kasus yang dipilih, cara mempelajari dan pemecahan yang diharapkan. Pelatih dapat mengontrol tentang penugasan kepada kelompok diskusi dan membantu jika diperlukan. Kegiatan diakhiri dengan mempresentasikan hasil analisis oleh perwakilan masing-masing kelompok. Pelatih tetap membantu mengarahkan diskusi dan merumuskan hasil.

Berkaitan dengan sumber kasus, pelatih dapat mengambilnya dari 3 (tiga) sumber, yaitu: (1) pengalaman-pengalaman dari lapangan; (2) bahan-bahan bacaan; dan (3) buku kasus.

1) Jelaskan mengapa dalam proses belajar-mengajar suatu pelatihan dipilih metode yang tepat?

2) Apakah metode latihan itu?3) Peserta pelatihan umumnya tergolong orang dewasa. Mengapa cara

belajar lewat pengalaman dianggap ideal untuk mereka?4) Bagaimana tanggapan Anda terhadap siklus belajar lewat pengalaman,

seperti yang diterapkan pada pelatihan SLPHT?

Page 48: Cara Membuat Diklat

RANGKUMAN

LUHT4328/MODUL 4 4.48

5) Coba Anda jelaskan di mana letak penggalian pengalaman belajar dalam ELC?

6) Mengapa dalam suatu pertemuan, pelatih memanfaatkan berbagai metode yang dikombinasikan secara tepat?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab soal-soal latihan tersebut Anda perlu membuat kelompok diskusi beranggotakan 5-6 orang. Lakukan diskusi terpimpin dalam pertanyaan latihan tersebut di atas.1) Metode yang tepat mempengaruhi efektivitas tujuan pelatihan, aktivitas

proses pembelajaran dan evaluasi belajar peserta.2) Metode latihan adalah cara yang dipilih oleh pelatih/widyaiswara dalam

menyampaikan materi latihan atau pesan yang akan disampaikan.3) Lihat uraian tentang cara belajar lewat pengalaman!4) Bagi orang dewasa yang memiliki indra yang semakin terbatas

kemampuannya, maka metode ini cocok & layak digunakan.5) Lihat uraian gambar skema cara belajar lewat pengalaman, yaitu pada

langkah pertama di mana seseorang melakukan sesuatu merupakan pengalaman awal yang dirancang!

6) Masing-masing metode memilih spesifikasi tersendiri, mencakup penggunaan, kelebihan & kekurangan. Selain itu metode yang bervariasi mendorong peserta belajar lebih aktif. Lihat uraian masing-masing metode di atas!

Cara belajar lewat pengalaman atau dikenal juga dengan Siklus Belajar lewat Pengalaman (ELC = Experienced Learning Cycle) banyak diterapkan dalam pelatihan, karena dipandang cocok untuk kondisi kemampuan orang dewasa yang mengalami penurunan. Cara belajar ini dimulai dengan peserta melakukan sesuatu untuk memperoleh pengalaman, mendiskusikan/menulis pengalaman, menggali & mengembangkan prinsip serta melaksanakan & menerapkan prinsip dan kembali ke tahap memperoleh pengalaman kembali.

Metode permainan dinamika kelompok adalah cara menyajikan bahan latihan melalui bentuk permainan yang dirancang bagi sekelompok peserta agar mereka dapat menarik hikmah dari peranan

Page 49: Cara Membuat Diklat

TES FORMATIF 4

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

LUHT4328/MODUL 4 4.49

yang diinginkan. Pesan yang terkandung umumnya untuk mendinamisasikan kelompok belajar atau pesan yang mengacu kepada pentingnya kelompok dalam bekerja sama. Permainan dinamika kelompok ini ditampilkan pada acara selingan pada saat peserta sudah mengalami penurunan motivasi belajar.

Ceramah merupakan metode yang umum diterapkan dalam pelatihan terutama untuk penjelasan-penjelasan yang bersifat pengetahuan & teoretis, sekalipun kurang efektif tetap digunakan oleh sebab itu perlu dilaksanakan ceramah-ceramah yang tepat disertai penggunaan berbagai alat bantu.

Demonstrasi cara/hasil merupakan cara yang dapat diterapkan pada latihan yang berorientasi kepada hal-hal yang praktis dan keterampilan. Tujuannya meningkatkan keterampilan peserta dan mengubah perilaku peserta ke arah yang dikehendaki. Agar demonstrasi cara & hasil sukses, perlu persiapan pelatih yang matang, terutama hal yang akan diperagakan.

Diskusi sering diterapkan dalam latihan dan aneka bentuk diskusi dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan keinginan. Diskusi merupakan bentuk pembicaraan yang terarah 2 (dua) orang atau lebih yang membicarakan masalah bersama tertentu serta memilih tujuan yang jelas. Bentuk diskusi yang banyak diterapkan seperti diskusi terpimpin, diskusi kelompok dan sebagainya. Bentuk-bentuk diskusi ini dalam pelaksanaannya umumnya membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.

Banyak metode lainnya yang banyak digunakan dalam latihan seperti temuan pada tanya jawab, latihan, magang, penugasan dan sebagainya. Metode ini dapat digunakan sepanjang dipandang cocok untuk pelatihan yang diselenggarakan.

1) Pendekatan belajar lewat pengalaman diawali dengan peserta ....A. melakukan sesuatu yang bersifat praktis dan pengalaman yang

terarahB. melakukan sesuatu pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnyaC. melakukan sesuatu untuk menggali pengalaman sesuai topik yang

dibahasD. mendiskusikan dengan kelompoknya untuk melakukan sesuatu

Page 50: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.50

2) Cara belajar lewat pengalaman (CBLP) dikenal dengan istilah ELC atau ....A. Belajar melalui siklus pengalamanB. Siklus Belajar melalui PengalamanC. Pengalaman yang merupakan siklus belajarD. Pengalaman belajar melalui siklus

3) Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih metode latihan yang tepat didasarkan atas hal-hal berikut ini, kecuali ...A. tujuan pelatihan yang diselenggarakan, yaitu difokuskan kepada

perubahan perilaku pengetahuan, keterampilan, dan sikapB. kemampuan peserta latihan termasuk pengalamannyaC. fasilitas peralatan dan dana yang tersedia bagi pelatihanD. kebijakan yang diambil oleh manajer pelatihan selaku penanggung

jawab pelatihan

4) Ceramah umum digunakan dalam latihan. Ciri metode ceramah adalah memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu yaitu ....A. kelebihannya mudah dalam pengaturan waktu tetapi memiliki

kelemahan peserta kurang aktif, umpan balik kurang dan proses pengalihan kurang

B. kelebihannya yaitu mengakibatkan peserta aktif dan umpan balik tetapi pendekatan individu kurang

C. dapat memotivasi peserta untuk belajar tetapi lemah dalam memberikan tanggapan

D. dari prinsip belajar mana pun seperti motivasi, umpan balik, pengalihan dan lain-lain, ceramah dipandang cara yang memiliki kelemahan

5) Pelatihan sering menggunakan model metode diskusi antara lain diskusi terpimpin, terutama diarahkan untuk tujuan ....A. meningkatkan kemampuan peserta di bidang teknologi/inovasiB. memecahkan masalah yang dihadapi bersama kelompok yang

bersangkutanC. meningkatkan keterampilan fisik tertentuD. mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Tingkat penguasaan =

Page 51: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.51

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 52: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.52

Kegiatan Belajar 5

Langkah-langkah Penyelenggaraan Latihan

etelah segala sesuatunya tentang pendidikan-latihan (Diklat) selesai direncanakan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan latihan. Dalam

pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dapat dibagi menjadi tiga langkah, yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan pelatihan dan langkah pelaporan. Dari sumber yang lain, menjelaskan pada langkah ketiga diringkas dengan tahap pasca latihan di mana fokusnya adalah pada tindak lanjut latihan oleh peserta.

S

Langkah persiapan mencakup dua hal, yaitu persiapan administratif dan persiapan edukatif. Persiapan yang sifatnya administratif adalah menyangkut kegiatan surat-menyurat, persiapan, keuangan dan prosedur pelaksanaan latihan itu sendiri.

Sedangkan persiapan yang sifatnya edukatif adalah segala persiapan latihan yang berhubungan langsung dengan proses belajar-mengajar yang akan diselenggarakan. Kedua persiapan ini perlu dilakukan secara cermat, terutama oleh panitia yang menyangkut administrasi dan oleh pelatih yang menyangkut proses pembelajaran.

A. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN LATIHAN

Persiapan administrasi pelatihan menyangkut berbagai hal, peserta, pelatih (widyaiswara), buku pedoman/petunjuk latihan, perlengkapan latihan, formulir pendaftaran, pembiayaan pelaksanaan diklat dan sebagainya. Sedangkan persiapan edukatif latihan mencakup menentukan kebutuhan alat dan bahan pembelajaran, jadwal latihan, biaya edukatif, ruang pertemuan dan lahan praktek, laboratorium dan sebagainya.

Page 53: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.53

1. Administrasi Umuma. Menyiapkan surat edaran tentang program diklat yang akan

diselenggarakan mencakup jenis diklat, waktu, tempat dan persyaratan peserta.

b. Mempersiapkan instrumen tes masuk (jika ada dan diperlukan).c. Mempersiapkan surat keputusan penyelenggaraan pelatihan oleh

panitia.d. Mempersiapkan administrasi ujian saringan tes masuk dan olahan

datanya.e. Panggilan peserta dan informasi persyaratan.

2. Kepesertaana. Menyiapkan format soal tes masuk, jadwal tes dan format yang

diperlukan.b. Menyiapkan buku pedoman/petunjuk latihan yang mencakup hal-hal

yang perlu diketahui selama mengikuti latihan seperti: (1) tujuan, maksud dan sasaran serta waktu pelaksanaan; (2) tema dan subtema; (3) struktur program dan silabi; (4) metode latihan; (5) pelatih/widyaiswara; (6) peserta mencakup persyaratan, jumlah, hak, dan kewajiban; (7) penilaian; (8) STTPL, (9) tata tertib; dan (10) berbagai petunjuk tentang seminar, diskusi, PKL.

3. Menentukan Pelatih/WidyaiswaraPenentuan pelatih/widyaiswara penting ditetapkan sebelum pelaksanaan latihan agar jadwal dapat ditentukan seawal mungkin. Di antara persyaratan yang harus dipenuhi sebagai pelatih adalah:a. Ahli di bidangnya (pakar) baik teori ataupun praktek.b. Khusus pelatihan PNS, pelatih adalah pejabat fungsional yang

menguasai bidang tertentu.Dalam menentukan pelatih ini dapat saja sekaligus ditentukan teknisi yang dibutuhkan membantu proses belajar-mengajar di laboratorium, lahan praktek, bengkel latih dan sebagainya.

4. Menyiapkan Blanko-blanko yang Diperlukan baik untuk Keperluan Administrasi maupun Pendidikan/Edukatif a. daftar hadir;

Page 54: Cara Membuat Diklat

honor-honor untuk pelatihnaskah/bahan ujian, narasumber,penilai, pengamat, pemeriksa ujian, PKL

fotokopi bahan ajar, dan lain

Biaya Edukatif

biaya buku-buku

LUHT4328/MODUL 4 4.54

b. surat izin bagi peserta;c. formulir identitas peserta/identitas biodata;d. formulir penilaian sikap;e. formulir evaluasi untuk peserta dan panitia;f. formulir lainnya berkaitan dengan proses belajar-mengajar seperti

PKL, seminar, laporan PKL, dan pengamatan.

5. Menyediakan Perlengkapan LatihanPerlengkapan latihan seperti OHP, film, dan sebagainya, lahan praktek, ruang pertemuan, laboratorium, ruang akomodasi dan ruang makan, ruang kuliah serta fasilitas lain yang diperlukan

6. Menyiapkan PembiayaanPembiayaan yang disiapkan mencakup dua komponen yaitu biaya administrasi dan biaya edukatif.

a.

b.

7. Persiapan EdukatifPelaksanaan latihan diawali dengan pembukaan latihan yang mungkin dihadiri pejabat tertentu yang diundang khusus. Dalam pembukaan latihan, kegiatannya adalah:a. menerima undangan;

akomodasi dan konsumsi

bahan-bahan ajar

transport peserta

uang saku peserta

honor panitia/petugas

transport lokal petugas

Biaya Administrasi

Page 55: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.55

b. membuka diklat yang diawali oleh protokol yang menyampaikan agenda/acara pembukaan;

c. laporan rencana penyelenggaraan diklat oleh manajer/ketua diklat atau pejabat berwenang;

d. pembukaan secara resmi oleh pejabat yang berwenang;e. menyematkan tanda pengenal kepada peserta secara simbolik oleh

pejabat yang ditunjuk;f. pembacaan doa dan ramah-tamah.

Setelah acara pembukaan selesai, maka dimulai dengan melaksanakan kegiatan akademik yang diawali dengan penjelasan program diklat oleh manajer diklat. Penjelasan mencakup hal-hal seperti: tujuan latihan, struktur program (kurikulum dan silabi), widyaiswara dan kegiatan-kegiatan selama diklat berlangsung, sistem penilaian, kriteria kelulusan, kewajiban serta hak peserta selama latihan.

Persiapan edukatif perlu dipersiapkan agar proses pembelajaran dapat sesuai dengan tuntutan kurikulum latihan. Persiapan edukatif adalah persiapan yang dilaksanakan oleh panitia penyelenggara melalui petugas yang ditunjuk.

Persiapan edukatif yang dimaksud antara lain:1. menyusun panduan belajar/latihan, praktek, kuliah, pertemuan, seminar,

PKL dan sebagainya;.2. menyusun jadwal pelatihan atau kalender pelatihan yang mencakup satu

proses dari awal hingga akhir;3. mempersiapkan pelatihan sesuai jadwal yang dibuat;4. menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan terutama bahan yang tahan

lama dan digunakan berulang, seperti benih, pupuk, bahan kimia dan sebagainya;

5. menyiapkan alat praktek, alat bantu mengajar (OHP, film, TV) dan sebagainya yang dibutuhkan selama latihan;

6. mempersiapkan blanko-blanko dan format-format isian yang berkaitan dengan proses pembelajaran seperti daftar hadir, dan perizinan;

7. mempersiapkan satuan acara perkuliahan (SAP), elemen keterampilan, lembar penugasan, dan sebagainya;

8. mempersiapkan dan mengidentifikasi kebutuhan bacaan yang diperlukan;

Page 56: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.56

9. mempersiapkan lembar mengajar (LPM) dan lembar evaluasi serta soal-soal untuk tes awal.

Kegiatan lain menyangkut jadwal latihan mingguan, penugasan dan lain-lain perlu disampaikan sepintas sehingga tercapai pemahaman yang sama. Khusus tentang kegiatan latihan yang mencakup kuliah, praktek/latihan maka waktu perlu dipertimbangkan secara matang.

Contoh:- Senin hingga Kamis ------------ 10 jam 08.00 – 15.30 -------------------- 6 jam 15.30 – 17.30 -------------------- 4 jam- Jumat ----------------------------- 9 jam 08.00 – 11.15 -------------------- 4 jam 14.00 – 17.20 -------------------- 5 jam- Sabtu ----------------------------- 6 jam 08.00 – 12.30 -------------------- 6 jam

-------- Jumlah 55 jam (6 hari)

Selama masa pelatihan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan silabi seperti direncanakan. Di samping itu tugas-tugas tambahan yang direncanakan seperti diskusi kelompok topik tertentu, tugas baca, tugas praktek pengamatan, penulisan kertas kerja (perorangan maupun kelompok), serta praktek kerja lapangan perlu dilaksanakan dan itu semua harus tertuang dalam jadwal pelaksanaan latihan. Dan yang penting adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir latihan. Namun beberapa jenis latihan menerapkan model tes awal dan akhir dengan format dan jenis soal yang sama. Tes awal dilakukan setelah pembukaan dan tes akhir sebelum penutupan latihan dilaksanakan.

Perlu diperhatikan bahwa dalam masa pelatihan diperlukan beberapa kualifikasi petugas seperti pendamping perkuliahan, pendamping ceramah, pengamat, pemandu diskusi dan narasumber. Petugas tersebut perlu ditetapkan oleh kepanitiaan sesuai dengan jadwal pelatihan.

Pada saat acara penutupan latihan yang merupakan acara akhir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:1. undangan (siapa yang akan diundang);

Page 57: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.57

2. acara penutupan yang terdiri dari:a. laporan manajer diklatb. penyerahan STTPL secara simbolik kepada peserta oleh pejabat

yang akan menutupc. penyerahan hasil diklat berupa makalah kelompok kesan pesertad. sambutan-sambutan yang terdiri dari atasan manajer diklat dan

pejabat yang ditetapkane. penutupan oleh pejabat yang ditunjukf. pembacaan doa (oleh peserta)g. ucapan selamat kepada peserta

B. LANGKAH-LANGKAH PELAPORAN PELATIHAN

Pembuatan laporan merupakan tahap akhir dari suatu pelaksanaan pelatihan walaupun proses pelatihan keseluruhan masih ada penanganan pasca latihan. Sehingga setelah penutupan, pihak penyelenggara wajib membuat laporan tentang penyelenggaraan pelatihan. Laporan diserahkan kepada atasan manajer pelatihan. Pada kasus pelatihan PNS, tata cara pelaporan mengacu kepada SE. Ketua LAN No. 16/Seklan/1978, yaitu:1. Memberikan laporan kepada instansi pembina fungsional diklat PNS

tentang telah dapat diselenggarakan program latihan yang direncanakan.2. Memberikan laporan kepada instansi pembina fungsional pendidikan dan

latihan menyangkut program latihan yang telah diselesaikan mencakup:a. program diklat yang telah dirampingkan;b. kurikulum yang diterapkan dalam pelaksanaan latihan;c. tenaga pengajar/pelatih yang digunakan untuk menangani proses

pelatihan;d. peserta yang berhasil menyelesaikan latihan;e. fasilitas yang digunakan selama latihan;f. penilaian yang dilakukan, menyangkut keberhasilan dari peserta,

pelatih, dan panitia penyelenggara.

Perlu dijelaskan, bahwa dalam laporan tersebut perlu dikemukakan masalah yang muncul selama pelatihan dan solusi yang dilakukannya.Bentuk laporan dapat berbentuk esai/uraian atau matriks.

Page 58: Cara Membuat Diklat

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

RANGKUMAN

LUHT4328/MODUL 4 4.58

Bentuk kelompok diskusi beranggotakan 5 - 6 orang. Lakukan diskusi terpimpin untuk menjawab pertanyaan:1) Persiapan administratif dan edukatif apa saja akan diselenggarakan

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang berlangsung selama 12 minggu?

2) Buatlah format soal tes masuk bagi calon peserta seperti biasa dilakukan dengan tes Ballox Box!

3) Persyaratan pelatih apa dalam kasus SLPHT di atas!4) Tentukan fasilitas edukatif apa yang diperlukan untuk pelatihan PHT

tersebut di atas terutama untuk praktek selama 12 minggu tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab soal latihan tersebut di atas, maka Anda perlu memahami secara tepat apa itu SL dan PHT.1) Lihat uraian tentang persiapan administratif dan edukatif dan sesuaikan

dengan program pelatihan SLPHT.2) Lihat uraian tentang pre-test melalui model SLPHT.3) Persyaratan pelatih mencakup antara 2 (dua) hal penting yaitu

penguasaan materi tentang PHT dan kemampuan metodologi (cara melatih), uraikan.

4) Fasilitas edukatif yang dibutuhkan mencakup lahan praktek & pertanaman/hewan/ikan, peralatan lapangan, tempat pertemuan & fasilitasnya, dan sebagainya.

Page 59: Cara Membuat Diklat

TES FORMATIF 5

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

LUHT4328/MODUL 4 4.59

Langkah awal yaitu persiapan latihan yang mencakup baik di bidang surat menyurat, kepesertaan, jadwal, pembiayaan, dan sebagainya (persiapan administratif). Selain itu yang penting juga adalah persiapan edukatif (proses pelatihan) yang mencakup hal-hal seperti pelatih, jadwal kuliah & praktek dan acara pembukaan, penutupan, penugasan, evaluasi, dan sebagainya.

Pelaksanaan latihan dimulai dengan perubahan di mana panitia/petugas perlu mempersiapkan acara yang perlu disusun, fasilitas pertemuan dan undangan. Sesudah acara pembukaan dapat dilanjutkan dengan acara seperti penjelasan tentang proses pelatihan, hal dan tanggung jawab/kewajiban peserta dan tes awal (pretest).

Pelaksanaan latihan mengacu kepada kurikulum dan silabi, proses pembelajaran yang spesifik pola pelatihan serta jam kuliah & praktek yang direncanakan.

Masalah yang muncul selama proses pelatihan perlu diidentifikasi dan segera dicari solusi pemecahannya baik menyangkut kepesertaan, jadwal latihan, fasilitas, dan sebagainya.

Sebelum dilakukan acara penutupan, pelatih perlu diakhiri dengan evaluasi akhir (post test) untuk mengukur keberhasilan pelatihan. Surat Tanda Tamat Pelatihan perlu diserahkan pada acara penutupan tersebut.

1) Persiapan administratif suatu pelatihan mencakup hal-hal berikut ini, kecuali ....A. panitia menyiapkan instrumen tes masukB. panitia menyiapkan surat keputusan penyelenggara latihanC. mempersiapkan administrasi ujian saringan masuk dan olahan

datanyaD. menentukan kurikulum dan jadwal latihan

2) Pelatih atau widyaiswara berperan penting dalam proses pembelajaran suatu pelatihan. Kualifikasi pelatih di antaranya adalah ....A. menguasai bidang ilmu dan teknologi yang diajarkanB. mampu menjelaskan secara tepat dalam proses pembelajaranC. mampu menyebarkan inovasi kepada peserta

Page 60: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.60

D. pejabat fungsional yang berpengalaman

3) Persiapan-persiapan latihan seperti di bawah ini, kecuali ....A. mempersiapkan kurikulum dan silabi latihanB. menjelaskan kepada peserta proses pembelajaran selama masa

latihan

C. menjelaskan tata cara praktek di lapangan dan laboratoriumD. fasilitas yang dibutuhkan selama latihan

4) Dalam pelaksanaan latihan, tujuan proses pembelajaran hendaknya lebih ditekankan kepada ....A. Menciptakan inovasi baru bagi peserta latihan.B. Menyampaikan hal-hal yang bersifat praktis sehingga peserta

terdorong menggunakannya.C. Sifatnya ilmiah dan teoritis.D. Menyesuaikan dengan kebutuhan peserta latihan.

5) Khusus pelatihan PNS, kualifikasi pelatihan antara lain harus berasal dari pejabat ....A. StrukturalB. FungsionalC. TeknisiD. Kepemerintahan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Tingkat penguasaan =

Page 61: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.61

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 62: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.62

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 11) B2) B3) B4) A5) A

Tes Formatif 2 1) B2) D3) C4) A5) D

Tes Formatif 31) A2) D3) B4) C5) B

Tes Formatif 41) C2) B3) D4) A5) B

Tes Formatif 51) D2) A3) D4) B5) B

Page 63: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.63

Page 64: Cara Membuat Diklat

LUHT4328/MODUL 4 4.64

Daftar Pustaka

Anonimous. (1988). Latihan Partisipatif. Solo: YIS.

Anonimous. (1996). Belajar dari Pengalaman. Jakarta: Deptan.

Anonimous. (1995). Petunjuk Latihan berdasarkan Deskripansi Kerja. Petunjuk bagi Peserta. Jakarta: Deptan.

Anonimous. (2001). Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Yayasan Pengembangan Sinar Tani.

Mounder, A. (1972). Agricultural Extension, a Reference Mannual. Rome: FAO.

Soebagio Atmodiwirio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadirya Jaya.