cara memakai jilbab modern terbaru

16
Cara memakai jilbab modern terbaru - Jilbab merupakan penutup aurat bagi seorang wanita muslimah. Dengan memakai jilbab seorang wanita akan terlihat lebih anggun dan cantik alami. Selain itu bagi seorang wanita muslimah, dapat mengkreasikan model cara memakai jilbab sesuai dengan keinginannya. Seperti memakai jilbab modern, kreasi, hana tajima, dian pelangi dan masih banyak lagi. Sebenarnya jilbab memiliki jenis dan model yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari jilbab paris, segitiga, pashmina, shawl, turban dan sebagainya. Semuanya tergantung bagaimana cara kita memakai jilbab agar terlihat cantik dan anggun. Bagi sobat yang baru belajar memakai jilbab dan para hijabers yang ingin mengetahui lebih lengkap mengenai cara memakai jilbab modern , silahkan simak selengkapnya berikut ini : Cara Memakai Jilbab

Upload: deddy-achmad

Post on 09-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Muslimah Modern

TRANSCRIPT

Cara memakai jilbab modern terbaru - Jilbab merupakan penutup aurat bagi seorang wanita muslimah. Dengan memakai jilbab seorang wanita akan terlihat lebih anggun dan cantik alami. Selain itu bagi seorang wanita muslimah, dapat mengkreasikan model cara memakai jilbab sesuai dengan keinginannya. Seperti memakai jilbab modern, kreasi, hana tajima, dian pelangi dan masih banyak lagi.

Sebenarnya jilbab memiliki jenis dan model yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari jilbab paris, segitiga, pashmina, shawl, turban dan sebagainya. Semuanya tergantung bagaimana cara kita memakai jilbab agar terlihat cantik dan anggun. Bagi sobat yang baru belajar memakai jilbab dan para hijabers yang ingin mengetahui lebih lengkap mengenai cara memakai jilbab modern, silahkan simak selengkapnya berikut ini :

Cara Memakai Jilbab

img source:hijaberfashion.blogspot.com

Demikian cara memakai jilbab modern kali ini. Semoga artikel kali ini dapat bermanfaat bagi para hijaber, selamat mencoba di rumah ya. Terima kasih.

[Di Jamin!] Inilah 4 Kelebihan Wanita Berjilbab! KlikPintar - 4 Kelebihan Wanita Berjilbab. Dewasa ini di Indonesia sudah banyak sekali wanita-wanita yang sadar akan perintah agamanya, mereka menjadi wanita berjilbab. Disamping wanita berjilbab yang sadar akan perintah agamanya ada juga wanita yang hanya ikiu-ikutan mengenakan jilbab karena ikutan mode ataupun tren yang sedang berlangsung dikalangan wanita-wanita muslim. Terlepas dari kesadaran ataupun hanya ikut-ikutan mode untuk mengenakan jilbab, para wanita berjilbab mempunyai banyak sekali keutamaan dibanding wanita yang tidak mengenakan jilbab. Perlu diketahui hukum berjilbab bagi wanita muslim adalah wajib, tiada hal-hal yang menyebabkan gugurnya kewajiban jilbab bagi muslimah. Jilbab yang kita maksud adalah jilbab syari seperti pada artikel : Cara Memakai Jilbab Dengan Benar . Pada artikel ini kita akan bandingkan keutamaan wanita berjilbab dengan wanita tidak berjilbab, apakah saja keutamaannya? mari kita telusuri. muslimah wanita berjilbab Kelebihan Wanita Berjilbab 1. Wanita Berjilbab Lebih Terhindar Dari Pelecehan Wanita berjilbab lebih terhindar dari maksiat yang ada, misalnya pelecehan seksual. Para kriminal lebih jarang melirik wanita berjilbab dibanding wanita yang tidak berjilbab, apalagi wanita yang mempertontonkan aurat. Wanita yang mempertontonkan aurat sebenarnya dalam bahaya pelecehan seksual atau setidaknya menjadi santapan konsumsi pandangan pria-pria hidung belang. 2. Wanita Berjilbab Lebih Terjaga Dari Dosa Sebagaimana kita tahu bahwa ajaran agama islam mewajibkan jilbab untuk dipakai wanita muslim, jadi wanita berjilbab menyadari kewajiban mereka untuk berjilbab. Kita tahu bahwa jika tidak melaksanakan kewajiban adalah dosa, wanita berjilbab menghindarinya dengan berjilbab. Mungkin kita sering mendengar alasan terlontar oleh wanita yang enggan berjilbab seperti ini : Walaupun saya tidak berjilbab, tapi hati saya berjilbab atau yang penting hatinya yang dijilbabi. Penjelasan kami mengenai ini adalah : perintah Allah itu untuk berjilbab, bukan menjilbabi hati, jadi jilbab itu wajib adanya. Masihkah engkau menentang perintah Allah? 3. Wanita Berjilbab Lebih Banyak Dicari Pria Baik-Baik Pria baik yang cerdas tentu akan memilih wanita yang berjilbab karena wanita berjilbab punya banyak keuntungan untuk dirinya. Tentu sang suami tidak ingin tubuh wanita yang menjadi istrinya dilihat aurat tubuhnya oleh pria lain. Wanita berjilbab akan terlindung dari pandangan pria hidung belang, dan pria akan sangat beruntung karena mendapatkan wanita berjilbab karena ia dapat melihat istrinya tanpa ada pria lain yang dapat melihat kecantikan istrinya. Sangat beruntung bukan menjadi pria yang mempunyai istri berjilbab? Wahai lelaki cerdas mana yang engkai pilih? Wanita seksi yang menampakkan aurat ke semua pria ataukah wanita seksi yang tertutupi jilbab dan hanya suaminya yang bisa melihat keseksian istrinya? Silakan dipikirkan baik-baik. Sementara wanita yang mempertontonkan aurat akan sangat jarang pria baik yang berniat melamarnya. 4. Wanita Berjilbab Lebih Dihormati Sudah menjadi rahasia umum wanita berjilbab lebih terhormat dibanding wanita yang tidak berjilbab atau wanita yang mempertontonkan aurat. Pria yang iseng pun akan pikir-pikir untuk mendekaitinya, hanya pria yang benar-benar berniat melamar yang berani mendekati dia dan keluarganya. Tentunya wanita terhormat adalah wanita berjilbab dan mempunyai kelakuan yang sangat baik. Nah, Bagi anda wanita berjilbab perbaikilah kelakuan anda agar menjadi wanita terhormat yang berjodoh dengan lelaki terhormat pula. Sebenarnya masih banyak sekali keutamaan wanita berjilbab selain yang diatas, semoga artikel ini menjadi penyemangat anda untuk mengenakan jilbab sehari-hari dan menjadi penguat bagi anda yang sudah berjilbab. Maka siapkah anda menjadi wanita terhormat dengan mengenakan jilbab dan memperbaiki kepribadian? Sungguh Tidak ada ruginya menjadi wanita berjilbab, dan yang ada malah beruntung.

Baca Selengkapnya di: http://klikpintar.com/islam/di-jamin-inilah-4-kelebihan-wanita-berjilbab/Copyright KlikPintar.com

KlikPintar Cara Memakai Jilbab Dengan Benar. Jilbab biasanya hanya di identikkan dengan penutup kepala saja, padahal aurat wanita yang tidak boleh tampak di muka publik hanyalah telapak tangan dan muka saja (hadis). Jadi jilbab itu bukan hanya sebatas kerudung yang menutupi bagian kepala dan rambut saja. Dan yang pasti jilbab itu adalah identitas seorang muslimah. Dimana dengan menerapkan cara memakai jilbab dengan benar maka dia akan mudah dikenali kemuslimahannya dan tidak akan diganggu. Bagaimana Cara Memakai Jilbab Yang Benar? Menurut keterangan diatas yang hanya memperbolehkan telapak tangan dan muka saja yang tampak di muka publik maka Jilbab yang baik adalah jilbab yang sesuai dengan keterangan diatas (sesuai tuntunan Islam), bukan hanya memakainya sesuai dengan mode atau trend yang berlaku di masyarakat. Lha terus apa syarat-syarat cara memakai jilbab yang baik? Nah, ini dia 5 syarat cara memakai jilbab yang benar : Menutupi aurat Jilbab lebar dan menutup dada Jilbab longgar tidak menampakkan bentuk tubuh Tidak tembus pandang Tidak memakai riasan/make up tebal Jilbab yang diwajibkan dipakai untuk muslimah itu sendiri bukanlah jenis jilbab atau kerudung gaul seperti fenomena yang sering kita lihat sekarang-sekarang ini. Kerudung yang digunakan haruslah syari dan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya, baik itu dalam Al Quran ataupun hadits. itulah cara memakai jilbab yang benar dengan mengikuti tuntunan islam. Mungkin sebagian wanita memakai jilbab hanya ikut trend agar kelihatan menarik dan tidak ketinggalan saja tapi cara memakai jilbab mereka kurang benar menurut islam. Tidak masalah dengan itu, tapi hal itu harus segera diluruskan niatnya dan cara memakai jilbabnya harus segera dibenarkan menurut syariat Islam. cara memakai jilbab Cara Memakai Jilbab Menurut Tuntunan Islam Apa hukumnya mengenakan Jilbab? hukumnya adalah wajib, sesuai dengan ayat : Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita (An-Nur:31). Dan juga ayat ini : Artinya Hai Nabi,katakanlah kepada istri-istrimu,anak-anak perempuanmu,dan istri-istri kaum mukmin:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah di kenal,karena itu mereka tidak diganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Ahzab:59) Nah, itu tadi adalah hal-hal yang harus diperhatikan tentang cara memakai jilbab dengan benar, semoga bermanfaat.

Baca Selengkapnya di: http://klikpintar.com/islam/cara-memakai-jilbab-dengan-benar/Copyright KlikPintar.com

JILBAB DAN KHIMAR, BUSANA MUSLIMAH DALAM KEHIDUPANUMUM23 Oktober 2009 kartini87 Tinggalkan komentar Go to comments 1. PengantarBanyak kesalahpahaman terhadap Islam di tengah masyarakat. Misalnya saja jilbab. Tak sedikit orang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah kerudung. Padahal tidak demikian. Jilbab bukan kerudung. Kerudung dalam Al Qur`an surah An Nuur : 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya : khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah Al Ahzab : 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap, model potongan atau bercelana panjang jeans oke-oke saja, yang penting kan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu.Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur`an dan As Sunnah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lainnya misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan. Dengan demikian, walaupun menutup aurat tapi kalau mencetak tubuh alias ketat atau menggunakan bahan tekstil yang transparan tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.

Karena itu, kesalahpahaman semacam itu perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah masyarakat sekuler sekarang. Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Misalnya saja memakai jilbab (dalam arti yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai mode busana wanita yang diiklankan trendi dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan ortodoks, kaku, dan kurang trendi (dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.

Berkaitan dengan itu, Nabi SAW pernah bersabda bahwa akan tiba suatu masa di mana Islam akan menjadi sesuatu yang asing termasuk busana jilbab sebagaimana awal kedatangan Islam. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak boleh larut. Harus tetap bersabar, dan memegang Islam dengan teguh, walaupun berat seperti memegang bara api. Dan in sya-allah, dalam kondisi yang rusak dan bejat seperti ini, mereka yang tetap taat akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Bahkan dengan pahala lima puluh kali lipat daripada pahala para shahabat.Sabda Nabi SAW :Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu. (HR. Muslim no. 145)Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata,Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka ? Rasululah SAW menjawab,Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat). (HR. Abu Dawud, dengan sanad hasan)2. Aurat dan Busana MuslimahAda 3 (tiga) masalah yang sering dicampuradukkan yang sebenarnya merupakan masalah-masalah yang berbeda-beda.Pertama, masalah batasan aurat bagi wanita.Kedua, busana muslimah dalam kehidupan khusus (al hayah al khashshash), yaitu tempat-tempat di mana wanita hidup bersama mahram atau sesama wanita, seperti rumah-rumah pribadi, atau tempat kost.Ketiga, busana muslimah dalam kehidupan umum (al hayah ammah), yaitu tempat-tempat di mana wanita berinteraksi dengan anggota masyarakat lain secara umum, seperti di jalan-jalan, sekolah, pasar, kampus, dan sebagainya. Busana wanita muslimah dalam kehidupan umum ini terdiri dari jilbab dan khimar.a. Batasan Aurat WanitaAurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Lehernya adalah aurat, rambutnya juga aurat bagi orang yang bukan mahram, meskipun cuma selembar. Seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah SWT :Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (QS An Nuur : 31)Yang dimaksud wa laa yubdiina ziinatahunna (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah wa laa yubdiina mahalla ziinatahinna (janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan). (Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur`an, Juz III hal. 316).Selanjutnya, illa maa zhahara minha (kecuali yang (biasa) nampak dari padanya). Jadi ada anggota tubuh yang boleh ditampakkan. Anggota tubuh tersebut, adalah wajah dan dua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebagian shahabat, seperti Aisyah, Ibnu Abbas, dan Ibnu Umar (Al-Albani, 2001 : 66). Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) berkata dalam kitab tafsirnya Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur`an Juz XVIII hal. 84, mengenai apa yang dimaksud dengan kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (illaa maa zhahara minha) : Pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan,Yang dimaksudkan adalah wajah dan dua telapak tangan. Pendapat yang sama juga dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jami li Ahkam Al-Qur`an, Juz XII hal. 229 (Al-Albani, 2001 : 50 & 57).

Jadi, yang dimaksud dengan apa yang nampak dari padanya adalah wajah dan dua telapak tangan. Sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan muslimah di hadapan Nabi SAW sedangkan beliau mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan shalat. Kedua anggota tubuh ini biasa terlihat di masa Rasulullah SAW, yaitu di masa masih turunnya ayat Al Qur`an (An-Nabhani, 1990 : 45). Di samping itu terdapat alasan lain yang menunjukkan bahwasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan karena sabda Rasulullah SAW kepada Asma` binti Abu Bakar :Wahai Asma` sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya. (HR. Abu Dawud)Inilah dalil-dalil yang menunjukkan dengan jelas bahwasanya seluruh tubuh wanita itu adalah aurat, kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Maka diwajibkan atas wanita untuk menutupi auratnya, yaitu menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya.b. Busana Muslimah dalam Kehidupan Khusus

Adapun dengan apa seorang muslimah menutupi aurat tersebut, maka di sini syara tidak menentukan bentuk/model pakaian tertentu untuk menutupi aurat, akan tetapi membiarkan secara mutlak tanpa menentukannya dan cukup dengan mencantumkan lafadz dalam firman-Nya (QS An Nuur : 31) wa laa yubdiina (Dan janganlah mereka menampakkan) atau sabda Nabi SAW lam yashluh an yura minha (tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya) (HR. Abu Dawud). Jadi, pakaian yang menutupi seluruh auratnya kecuali wajah dan telapak tangan dianggap sudah menutupi, walau bagaimana pun bentuknya. Dengan mengenakan daster atau kain yang panjang juga dapat menutupi, begitu pula celana panjang, rok, dan kaos juga dapat menutupinya. Sebab bentuk dan jenis pakaian tidak ditentukan oleh syara.Berdasarkan hal ini maka setiap bentuk dan jenis pakaian yang dapat menutupi aurat, yaitu yang tidak menampakkan aurat dianggap sebagai penutup bagi aurat secara syari, tanpa melihat lagi bentuk, jenis, maupun macamnya.Namun demikian syara telah mensyaratkan dalam berpakaian agar pakaian yang dikenakan dapat menutupi kulit. Jadi pakaian harus dapat menutupi kulit sehingga warna kulitnya tidak diketahui. Jika tidak demikian, maka dianggap tidak menutupi aurat. Oleh karena itu apabila kain penutup itu tipis/transparan sehingga nampak warna kulitnya dan dapat diketahui apakah kulitnya berwarna merah atau coklat, maka kain penutup seperti ini tidak boleh dijadikan penutup aurat.Mengenai dalil bahwasanya syara telah mewajibkan menutupi kulit sehingga tidak diketahui warnanya, adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA bahwasanya Asma` binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi SAW dengan berpakaian tipis/transparan, lalu Rasulullah SAW berpaling seraya bersabda :Wahai Asma` sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak boleh baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini. (HR. Abu Dawud)Jadi Rasulullah SAW menganggap kain yang tipis itu tidak menutupi aurat, malah dianggap menyingkapkan aurat. Oleh karena itu lalu Nabi SAW berpaling seraya memerintahkannya menutupi auratnya, yaitu mengenakan pakaian yang dapat menutupi.Dalil lainnya juga terdapat dalam hadits riwayat Usamah bin Zaid, bahwasanya ia ditanyai oleh Nabi SAW tentang Qibtiyah (baju tipis) yang telah diberikan Nabi SAW kepada Usamah. Lalu dijawab oleh Usamah bahwasanya ia telah memberikan pakaian itu kepada isterinya, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya :Suruhlah isterimu mengenakan baju dalam di balik kain Qibtiyah itu, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.(HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, dengan sanad hasan. Dikeluarkan oleh Adh-Dhiya dalam kitab Al-Ahadits Al-Mukhtarah, Juz I hal. 441) (Al-Albani, 2001 : 135).Qibtiyah adalah sehelai kain tipis. Oleh karena itu tatkala Rasulullah SAW mengetahui bahwasanya Usamah memberikannya kepada isterinya, beliau memerintahkan agar dipakai di bagian dalam kain supaya tidak kelihatan warna kulitnya dilihat dari balik kain tipis itu, sehingga beliau bersabda : Suruhlah isterimu mengenakan baju dalam di balik kain Qibtiyah itu.Dengan demikian kedua hadits ini merupakan petunjuk yang sangat jelas bahwasanya syara telah mensyaratkan apa yang harus ditutup, yaitu kain yang dapat menutupi kulit. Atas dasar inilah maka diwajibkan bagi wanita untuk menutupi auratnya dengan pakaian yang tidak tipis sedemikian sehingga tidak tergambar apa yang ada di baliknya.c. Busana Muslimah dalam Kehidupan UmumPembahasan poin b di atas adalah topik mengenai penutupan aurat wanita dalam kehidupan khusus. Topik ini tidak dapat dicampuradukkan dengan pakaian wanita dalam kehidupan umum, dan tidak dapat pula dicampuradukkan dengan masalah tabarruj pada sebagian pakaian-pakaian wanita.

Jadi, jika seorang wanita telah mengenakan pakaian yang menutupi aurat, tidak berarti lantas dia dibolehkan mengenakan pakaian itu dalam kehidupan umum, seperti di jalanan umum, atau di sekolah, pasar, kampus, kantor, dan sebagainya. Mengapa ? Sebab untuk kehidupan umum terdapat pakaian tertentu yang telah ditetapkan oleh syara. Jadi dalam kehidupan umum tidaklah cukup hanya dengan menutupi aurat, seperti misalnya celana panjang, atau baju potongan, yang sebenarnya tidak boleh dikenakan di jalanan umum meskipun dengan mengenakan itu sudah dapat menutupi aurat.Seorang wanita yang mengenakan celana panjang atau baju potongan memang dapat menutupi aurat. Namun tidak berarti kemudian pakaian itu boleh dipakai di hadapan laki-laki yang bukan mahram, karena dengan pakaian itu ia telah menampakkan keindahan tubuhnya (tabarruj). Tabarruj adalah, menempakkan perhiasan dan keindahan tubuh bagi laki-laki asing/non-mahram (izh-haruz ziinah wal mahasin lil ajaanib) (An-Nabhani, 1990 : 104). Oleh karena itu walaupun ia telah menutupi auratnya, akan tetapi ia telah bertabarruj, sedangkan tabarruj dilarang oleh syara.Pakaian wanita dalam kehidupan umum ada 2 (dua), yaitu baju bawah (libas asfal) yang disebut dengan jilbab, dan baju atas (libas ala) yaitu khimar (kerudung) . Dengan dua pakaian inilah seorang wanita boleh berada dalam kehidupan umum, seperti di kampus, supermarket, jalanan umum, kebun binatang, atau di pasar-pasar.Apakah pengertian jilbab ? Dalam kitab Al Mujam Al Wasith karya Dr. Ibrahim Anis (Kairo : Darul Maarif) halaman 128, jilbab diartikan sebagai Ats tsaubul musytamil alal jasadi kullihi (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), atau Ma yulbasu fauqa ats tsiyab kal milhafah (