cara kerja enzim

16
Cara kerja enzim Kerja enzim dalam mengatur kecepatan reaksi kimia ditunjukkan dengtan kekhususan hubungan enzim dengan substratnya. Kecocokan hubungan enzim dengan substratnya ditentukan oleh bagian aktifnya yaitu gugusan prostetiknya (permukaan untuk mengikat/ melekatnya substrat), disebut juga sisi katalik. Ada dua pendapat umum yaitu : 1. Hipotesa lock and key (kunci dan anak kunci) yang dikemukakan oleh Emil Fisher • Antara enzim dan substrat terjadi persatuan yang kaku seperti kunci dan anak kunci. • Substrat adalah kunci yang bentuknya komplementer dengan anak kunci yang berfungsi sebagai enzim • Selama reaksi berjalan, enzim dan substrart bergabung sementara membentuk kompleks enzim substrat. 2. Hipotesis Induced – Fit yang dikemukakan oleh Koshland • Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada hipotesis diatas. • Terjadi interaksi dinamis antara enzim dengan substrat. • Jika substrat bergabung dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur (konfirmasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi berlangsung efektif • Struktur molekul substrat juaga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat lebih berfungsi. Hipotesis Lock and Key

Upload: yosiititria

Post on 30-Jan-2016

850 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

cara kerja enzim

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzimKerja enzim dalam mengatur kecepatan reaksi kimia ditunjukkan dengtan kekhususan hubungan enzim dengan substratnya. Kecocokan hubungan enzim dengan substratnya ditentukan oleh bagian aktifnya yaitu gugusan prostetiknya (permukaan untuk mengikat/ melekatnya substrat), disebut juga sisi katalik. Ada dua pendapat umum yaitu :

1. Hipotesa lock and key (kunci dan anak kunci) yang dikemukakan oleh Emil Fisher• Antara enzim dan substrat terjadi persatuan yang kaku seperti kunci dan anak kunci.• Substrat adalah kunci yang bentuknya komplementer dengan anak kunci yang berfungsi sebagai enzim• Selama reaksi berjalan, enzim dan substrart bergabung sementara membentuk kompleks enzim substrat.

2. Hipotesis Induced – Fit yang dikemukakan oleh Koshland• Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada hipotesis diatas.• Terjadi interaksi dinamis antara enzim dengan substrat.• Jika substrat bergabung dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur (konfirmasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi berlangsung efektif• Struktur molekul substrat juaga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat lebih berfungsi.

Hipotesis Lock and Key

Menurut hipotesis ini,reaksi antara substrat dan enzim berlangsung jika molekul

substrat sesuai dengan sisi aktif enzim, atau mempunyai bentuk ruang yang komple-

menter seperti kunci dengan genboknya. Asumsi dasar hipotesis ini adalah :

1. Struktur enzim sudah tertentu, tidak ada mekanisme perubahan konformasi enzim

Page 2: Cara Kerja Enzim

pada saat terjadi reaksi

2. Adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan sisi aktif enzim.

Hipotesis Induced-Fit

Reaksi antara substrat dengan enzim dapat berlangsung sebab adanya induksi mole-

kul substrat terhadap molekul enzim. Asumsi dasar hipotesis ini adalah :

1. Struktur sisi aktif enzim tidak komplemen terhadap substrat

2. struktur substrat tidak fleksibel (kaku), sedangkan struktur enzim fleksibel.

Kerja Enzimada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:a. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

4. Enzim + substrat --> Kompleks enzim substrat --> Hasil akhir + Enzim

Page 3: Cara Kerja Enzim

b. teori kecocokan induksi (induced fit theory)Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibelKetika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat

ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat menjadi menjadi lebih kuat. Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

Kerja Enzimada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:

Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)

Teori kecocokan induksi (induced fit theory)

Lock and key

Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:

Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat

hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi

Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

4. Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir + Enzim

Page 4: Cara Kerja Enzim

b. teori kecocokan induksi (induced fit theory)

Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel

Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat

Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat menjadi menjadi lebih kuat.

Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

Cara Kerja Enzim

Pada postingan sebelumnya, kita telah membahas tentang apa itu Enzim kan teman-teman. Nah, kali ini kita akan membahas tentang cara kerja dari Enzim. Seperti pernah disinggung di postingan sebelumnya Enzim bersifat Spesifik artinya satu Enzim bekerja untuk satu jenis makromolekul tertentu. Selain itu, Enzim bekerja seperti mak comblang yaitu menangkap molekul-molekul, menggabungkannya kemudian melepasnya tetapi Enzim tidak ikut berubah. Molekul-molekul yang digabungkan tersebut adalah substrat dan molekul hasil gabungannya disebut produk. Enzim dapat

Page 5: Cara Kerja Enzim

bekerja secara bolak balik yaitu dapat membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks dan dapat pula menguraikan molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana.

Enzim memiliki bagian yang disebut "Sisi Aktif Enzim" yaitu tempat melekatnya substrat dan “Sisi Alosterik”. Dua teori mengenai cara melekatnya substrat pada sisi aktif Enzim yaitu Lock and Key Theory atau Teori Gembok dan Kunci serta Induced Fit Theory atau Teori Ketepatan Induksi. Teori yang pertama yaitu Teori Gembok dan Kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894 menyatakan bahwa Enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi seperti kunci dan gemboknya. Itulah alasan mengapa Enzim bersifat spesifik. Teori kedua adalah Teori Ketepatan induksi. Menurut teori ini, sisi aktif Enzim bersifat fleksibel, sehingga bentuknya dapat menyesuaikan dengan bentuk substratnya.

Pada reaksi-reaksi metabolisme di dalam tubuh makhluk hidup, Enzim memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah mempercepat laju reaksi, menurunkan energi aktivasi reaksi, menguraikan molekul kompleks menjadi molekul sederhana dan membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks. Secara khusus pada tubuh hewan dan manusia, Enzim memiliki fungsi yang lebih kompleks yaitu berperan dalam transduksi signal, regulasi sel, sistem gerak, sistem pencernaan dan sistem peredaran darah. Hebat ya Enzim ini teman-teman...

Sebagai biokatalisator, kerja Enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, pH, Konsentrasi substrat, inhibitor dan aktivator. Beberapa jenis Enzim hanya dapat bekerja pada suhu dan pH optimumnya. Suhu dan pH optimum setiap jenis Enzim berbeda satu sama lain. Enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah maupun pada suhu yang terlalu tinggi. Enzim juga tidak dapat bekerja pada pH yang terlalu asam maupun yang terlalu basa. Apabila berada pada suhu atau pH yang tidak sesuai, Enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan pada strukturnya.

Page 6: Cara Kerja Enzim

Konsentrasi substrat juga dapat mempengaruhi kerja Enzim. Apabila konsentrasi substrat terlalu tinggi, maka Enzim tidak dapat bekerja dengan baik, laju reaksi katalisator oleh Enzim akan berlangsung lambat. Sebaliknya bila konsentrasi substrat rendah, maka laju reaksi katalisator oleh Enzim akan berlangsung cepat.

Kerja Enzim juga dapat dipengaruhi oleh Inhibitor. Inhibitor adalah molekul yang dapat menghambat kerja Enzim sehingga dapat menurunkan laju reaksi katalisator oleh enzim. Inhibitor Enzim terdiri dari dua jenis yaitu Inhibitor Kompetitif dan Inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif menghambat kerja Enzim dengan cara berikatan langsung dengan sisi aktif Enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif Enzim dan reaksi tidak dapat berlangsung. Sedangkan inhibitor non-kompetitif adalah inhibitor yang berikatan dengan sisi alosterik Enzim, namun karena Enzim bersifat fleksibel, saat Inhibitor berikatan dengan sisi alosterik, sisi aktif Enzim ikut berubah sehingga substrat pun tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim dan reaksi juga tidak dapat berlangsung.

Kedengarannya Inhibitor ini jahat ya teman-teman karena Inhibitor menghambat kerja Enzim, namun ternyata Inhibitor ini kadang-kadang juga dapat berguna, misalnya pada saat terjadi over product atau kelebihan produk, maka kelajuan reaksi oleh Enzim harus ditekan karena suatu produk yang berlebihan juga tidak baik untuk tubuh makhluk hidup. Tahu tidak teman-teman, ternyata Inhibitor dalam keadaan over product biasanya adalah produk itu sendiri. Jadi, apabila produk yang dihasilkan oleh Enzim berlebih, maka produk tersebut akan berikatan dengan sisi alosterik Enzim sehingga sisi aktif berubah, substrat tidak dapat berikatan dan reaksi pun terhenti. Mekanisme ini disebut feedback negative effect atau feedback Inhibition.

Selain Inhibitor, kerja Enzim juga dipengaruhi oleh Aktivator yaitu molekul yang meningkatkan kerja Enzim. Aktivator ini bekerja mengaktifkan enzim yang belum aktif atau Enzimogen dengan cara berikatan dengan Enzimogen sehingga sisi aktif Enzim siap untuk berikatan dengan substrat. Aktivator juga dapat bekerja dengan cara berikatan dengan Inhibitor sehingga substrat dapat berikatan dengan sisi aktif Enzim dan reaksi dapat berlangsung. Contoh aktivator Enzim adalah HCL atau asam klorida. HCL berfungsi mengaktifkan Pepsinogen menjadi pepsin.

Nah teman-teman setelah belajar mengenai cara kerja Enzim. Berikutnya kita akan membahas mengenai Lintasan Metabolisme. Apa itu lintasan metabolisme? Lintasan metabolisme adalah lintasan yang terbentuk karena beberapa Enzim bekerja sama dalam suatu urutan reaksi tertentu. Awalnya, suatu substrat berikatan dengan Enzim pertama dan menghasilkan suatu produk, kemudian produk tersebut akan menjadi substrat dan berikatan dengan Enzim kedua kemudian produk Enzim kedua akan menjadi substrat Enzim ketiga, begitulah seterusnya hingga terbentuk

Page 7: Cara Kerja Enzim

produk akhir. Apabila produk akhir ini berlebih atau terjadi over product, maka produk akhir ini akan menjadi Inhibitor yang dapat menghambat kerja dari Enzim yang pertama. Apabila kerja Enzim pertama terhenti, maka lintasan metabolisme otomatis juga akan terhenti. Contoh sederhana lintasan metabolisme dapat kita temukan pada katabolisme Protein. Enzim pertama yaitu Enzim Pepsin mengubah substrat Protein menjadi produknya yaitu pepton, kemudian Pepton menjadi substrat untuk Enzim kedua yaitu Tripsin. Tripsin mengubah substrat pepton menjadi produknya yaitu asam amino.

Sisi Aktif suatu Enzim (Active Site)

Page 8: Cara Kerja Enzim

Sisi aktif enzim (active site) adalah bagian dari molekul enzim tempat berikatannya substrat, untuk membentuk kompleks enzim substrat, dan selanjutnya membentuk produk akhir. Sisi aktif suatuenzim berbentuk tiga dimensi, sering berupa lekukan pada permukaan protein enzim, tempat substrat berikatan secara lemah. Substrat berikatan dengan sisi aktif suatu enzim melalui beberapa bentuk ikatan kimia yang lemah (misalnya interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, ikatan van der Waals, dan interaksi hidrofobik). Setelah berikatan dengan bagian sisi aktif enzim, substrat bersama-sama enzim kemudian membentuk suatu kompleks enzim-substrat, selanjutnya terjadi proses katalisis oleh enzim untuk membentuk produk. Ketika produk sudah terbentuk enzim menjadi bebas kembali untuk selanjutnya bereaksi kembali dengan substrat (Gb. 9.2) Gb. 9.2 Mekanisme kerja enzim Pengantar Tentang Enzim 119Dua model telah diusulkan untuk menjelaskan bagaimana enzim berikatan dengan substrat: 1) Model kunci – dan anak kunciyang diusulkan oleh Emil Fisher pada tahun 1894, yang menyatakan bahwa bentuk molekul substrat dengan sisi aktif enzim serupa dengan anak kunci dengan kuncinya. (Gb 9.3 a) 2) Induced-fit model diusulkan pada tahun 1958 oleh Daniel E. Koshland, Jr. yang menyatakan bahwa terikatnya substrat menyebabkan perubahan konformasi pada bagian sisi aktif enzim. (Gb. 9.3 b) (a) + Enzim Substrat KompleksEnzim-Substrat (b) + Enzim Substrat Kompleks Enzim-Substrat Gb. 9.3 Proses terikatnya substrat pada enzim (a) model anak kunci – kuncinya, (b) induced – fit model

4. Mekanisme kerja Enzim

Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory).

Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok.

Page 9: Cara Kerja Enzim

Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim

- Pengaruh pH:

Enzim mempunyai pH optimum (rentang pH) dimana enzim mempunyai aktivitas maksimal di atas atau di bawah pH optimum aktivitas enzim berkurang.

Contoh: enzim pepsin, karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki pH optimal 2. Enzim ptialin, karena bekerja di mulut yang bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8.

- Pengaruh suhu:

Semua reaksi kimia dipengaruhi suhu, makin tinggi suhu makin tinggi kecepatan reaksi. Pada reaksi enzimatik, suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi enzim dan aktivitas enzim akan berkurang. Suhu saat enzim mempunyai aktivitas maksimal dinamakan suhu optimum.

- Aktivator dan Inhibitor

Aktivator adalah zat yang dapat mengaktifkan dan menggiatkan kerja enzim. Contohnya ion klorida, yang dapat mengaktifkan enzim amilase.

Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Berdasarkan cara kerjanya, inhibitor terbagi dua, inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk mendapatkan situs aktif enzim, contohnya sianida bersaing dengan oksigen dalam pengikatan Hb. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif adalah inhibitor yang melekat pada sisi lain selain situs aktif pada enzim, yang lama kelamaan dapat mengubah sisi aktif enzim.

- Konsentrasi enzim dan substrat

Semakin tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

Jika sudah mencapai titik jenuhnya, maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Page 10: Cara Kerja Enzim

Enzim adalah molekul komples berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam tubuh kita dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu.

Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang terjadi. Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi juga mungkin tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh.

Enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah menemukan bahwa enzim dapat mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali lebih cepat. Zat kimia yang hadir pada awal proses biokimia disebut sebagai substrat, yang mengalami perubahan kimia membentuk produk akhir.

Konsentrasi substrat atau enzim dapat berdampak pada aktivitas enzim. Selain itu, kondisi lingkungan seperti suhu, pH, kehadiran inhibitor, dll turut mempengaruhi aktivitas enzim.

Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim:

Suhu Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.

Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim.

Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.

Page 11: Cara Kerja Enzim

Nilai pH Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.

Konsentrasi Substrat Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.

Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

Konsentrasi Enzim Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.

Aktivator & Inhibitor Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.

Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.

Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat.

Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Enzim

Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

Page 12: Cara Kerja Enzim

Suhu (temperatur)

Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300 � 40 0C.

Derajat keasaman (pH)

Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh : enzimamilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).

Aktivator dan Inhibitor

Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim amilase. Inhibitormerupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor.

Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :

Inhibitor kompetitif

Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga molekul tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen

Page 13: Cara Kerja Enzim

untuk mendapatkan Hemoglobin pada rantai akhir respirasi. Inhibitor kompetititf dapat diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.

Inhibitor nonkompetitif

Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

Konsentrasi Enzim

Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

Konsentrasi Substrat

Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim selanjutnya.