capm dan apt-fx hadisumarta nuhuyanan (2012 1906 44) & hanny oktaria (2012 1906 45)
TRANSCRIPT
PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN
“CAPM dan APT ”
Disusun Oleh:
FX HADISUMARTA NUHUYANAN (2012 190 644)
HANNY OKTARIA (2012 190 645)
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
1
PENDAHULUAN
Para pemodal individual (baik perorangan maupun lembaga keuangan)
memilih portofolio (atau berbagai portofolio) apabila mereka dihadapkan estimasi
tentang berbagai variable yang relevan. Apabila setiap pemodal individu bertindak
seperti yang kita pikirkan, maka kita akan berhasil merumuskan bagaimana
seluruh pemodal akan berprilaku, dank arenanya bagaimana harga dan tingkat
keuntungan akan ditentukan oleh pasar. Pembentukan model-model
keseimbangan umum memungkinkan kita untuk menentukan pengukur resiko
yang relevan dan bagaimana hubungan antara risiko untuk setiap asset apabila
pasar modal berada dalam keadaan seimbang. Dalam bab ini akan membicarakan
dua model keseimbangan (equilibrium model) yaitu Capital Asset Pricing Model
(CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT).
Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model
CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh
Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik
(systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk
/unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi
atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model
(CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset
Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko
sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun
Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset
Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi
yang cukup pada aplikasi penting.
Model penentuan harga asset modal atau yang popular disebut sebagai
Capital Assets Pricing Model (CAMP) merupakan model untuk menentukan
harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium. Tujuannya adalah untuk menentukan
tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return-RRR) minimum
2
dari investasi yang beresiko. Dalam keadaan ekuilibrium, RRR investor untuk
suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko
yang diperhitungkan hanyalah risiko sistematis atau risiko pasar yang diukur
dengan beta (β). Sedangkan risiko yang tidak sistematis dianggap tidak relevan
karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
Dalam membahas CAMP, secara implicit harus dibuat sejumlah asumsi
yang diperlukan agar model ini memiliki pondasi yang kuat. Asumsi-asumsi ini
meliputi asumsi-asumsi mengenai perilaku investor dan kondisi-kondisi dalam
pasar modal. Asumsi-asumsi berikut dianggap memadai yang memungkinkan
model yang dimaksud dibentuk:
1. Pasar terdiri dari para investor yang bersikap menghindar risiko (risk-averse),
yang mengukur risiko melalui standar deviasi dari pengembalian portofolio.
Asumsi ini menyediakan basis bagi pemakai ukuran-ukuran risiko semacam
beta (β).
2. Semua investor memiliki horizon waktu yang sama bagi pembuatan keputusan
investasi (misalnya: sebulan, setahun, dan sebagainya). Asumsi ini
memungkinkan kita untuk mengukur ekspektasi-ekspektasi investor atas
interval waktu yang sama, sehingga membuat perbandingan-perbandingan
memiliki arti.
3. Semua investor diasumsikan memiliki ekspektasi yang sama menyangkut
pengembalian dan risiko sekuritas di masa depan. Satu-satunya alas an yang
membuat mereka memilih portofolio-portofolio yang berbeda adalah
perbedaan-perbedaan dalam risiko sistematis dan dalam preferensi risiko.
Tanpa asumsi ini, analisis tersebut akan menjadi lebih rumit.
4. Pasar modal adalah sempurna dalam arti bahwa semua asset bias dipecahkan
secara sempurna, tidak ada biaya-biaya transaksi atau tingkat pajak yang
berbeda-beda, dan suku bunga pinjaman dan memberi pinjaman sama satu
sama lain dan sama bagi semua investor. Tanpa kondisi-kondisi ini, aka nada
kendala-kendala friksional terhadap kondisi-kondisi ekuilibrium yang
mendasari model ini.
3
Walaupun asumsi-asumsi ini telah memadai untuk membentuk CAMP, tidak
jelas apakah semua asumsi tersebut diperlukan dalam bentuk kaku seperti itu.
Mungkin saja sejumlah asumsi bias dilonggarkan secara substansial tanpa
menghasilkan perubahan yang signifikan dalam bentuk model. Sejumlah besar
riset telah dilakukan untuk meneliti hal ini.
PEMBAHASAN
CAPM dan APT
2.1 Pengertian Capital Asset Pricing Modal (CAPM)
Dalam bab ini, akan dijelaskan suatu bentuk hubungan yang dinamakan
dengan Capital Asset Pricing Modal (CAPM), yang didasarkan pada prinsip-
prinsip logika ekonomi yang sederhana. Dalil dasar yang mendasari teori
keuangan ini adalah asset-aset yang memiliki resiko sistematis yang sama,
semestinya memiliki tingkat expected return yang sama, yakni harga dari asset-
aset di pasar modal akan menyesuaikandiri hingga asset-aset yang memiliki risiko
yang ekivalen memiliki expected return yang identik. Prinsip ini disebut “Law of
one price”.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama
mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal.
Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal
adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak
ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara
umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah
yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk
free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya
identik.
Model penentuan harga asset modal atau yang popular disebut sebagai
Capital Assets Pricing Model (CAMP) merupakan model untuk menentukan
harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium. Tujuannya adalah untuk menentukan
4
tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return-RRR) minimum
dari investasi yang beresiko. Dalam keadaan ekuilibrium, RRR investor untuk
suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko
yang diperhitungkan hanyalah risiko sistematis atau risiko pasar yang diukur
dengan beta (β). Sedangkan risiko yang tidak sistematis dianggap tidak relevan
karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
Dalam membahas CAPM, secara implisit harus dibuat sejumlah asumsi
yang diperlukan agar model ini memiliki pondasi yang kuat. Asumsi-asumsi ini
meliputi asumsi-asumsi mengenai perilaku investor dan kondisi-kondisi dalam
pasar modal. Asumsi-asumsi berikut dianggap memadai yang memungkinkan
model yang dimaksud dibentuk:
1. Pasar terdiri dari para investor yang bersikap menghindar risiko (risk-
averse), yang mengukur risiko melalui standar deviasi dari pengembalian
portofolio. Asumsi ini menyediakan basis bagi pemakai ukuran-ukuran
risiko semacam beta (β).
2. Semua investor memiliki horizon waktu yang sama bagi pembuatan
keputusan investasi (misalnya: sebulan, setahun, dan sebagainya). Asumsi
ini memungkinkan kita untuk mengukur ekspektasi-ekspektasi investor
atas interval waktu yang sama, sehingga membuat perbandingan-
perbandingan memiliki arti.
3. Semua investor diasumsikan memiliki ekspektasi yang sama menyangkut
pengembalian dan risiko sekuritas di masa depan. Satu-satunya alas an
yang membuat mereka memilih portofolio-portofolio yang berbeda adalah
perbedaan-perbedaan dalam risiko sistematis dan dalam preferensi risiko.
Tanpa asumsi ini, analisis tersebut akan menjadi lebih rumit.
4. Pasar modal adalah sempurna dalam arti bahwa semua asset bisa
dipecahkan secara sempurna, tidak ada biaya-biaya transaksi atau tingkat
pajak yang berbeda-beda, dan suku bunga pinjaman dan memberi
pinjaman sama satu sama lain dan sama bagi semua investor. Tanpa
kondisi-kondisi ini, aka nada kendala-kendala friksional terhadap kondisi-
kondisi ekuilibrium yang mendasari model ini.
5
Walaupun asumsi-asumsi ini telah memadai untuk membentuk CAPM,
tidak jelas apakah semua asumsi tersebut diperlukan dalam bentuk kaku seperti
itu. Mungkin saja sejumlah asumsi bias dilonggarkan secara substansial tanpa
menghasilkan perubahan yang signifikan dalam bentuk model.
2.1.1 Persamaan Risiko dan Perolehan (Equation Risk and Return)
Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah :
Rs = Rf + Rp
Rs = Expected Return on a given risky security
Rf = Risk-free rate
Rp = Risk premium
Bila nilai β = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh
pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur
oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index. β adalah
ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam
pasar saham. Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi
daripada pasar. β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah
daripada indek pasar secara umum (general market index).
Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return)
dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai:
Rs = Rf + βs (Rm – Rf)
Rs = Expected Return on a given risky security
Rf = Risk-free rate
Rm = Expected return on the stock market as a whole
βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu
CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh
unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi
(higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko
lebih rendah (lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai
prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang
(future stock prices).
6
CAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika Serikat.
Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang menggunakan CAPM
terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka pendek dan perolehannya
dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada investasi yang aman dan
perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti telah menggunakan CAPM untuk
menguji hipotesa yang berhubungan dengan hipotesa pasar efisien.
2.1.2 Aplikasi CAPM
Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang
diharapkan adalah penjumlahan dari return bebas risiko dan premium risiko.
Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang
diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang
diharapkan dikurangi dengan tingkat return bebas risiko. Bentuk matematika
CAPM :
Rs = Rf + βs (Rm – Rf)
Rf biasanya didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia
umumnya risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank
Indonesia.
βs didekati dengan menghitung data time series saham dengan data return
pasarnya.
Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah tingkat return pasar yang
diharapkan, bukan tingkat return pasar yang periode yang lalu. Untuk
mendapatkan nilai Rm tentunya harus dapat memprediksi berapa tingkat return
IHSG yang diharapkan. Salah satu cara memprediksi IHSG adalah dengan cara
analisis faktor. Di sini anda harus melakukan studi empiris, anda harus
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, kemudian membuat
persamaan regresi dari IHSG dan faktor yang mempengaruhinya. Dan terakhir
anda harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x
periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari
hasil penelitian empiris dari peneliti lain.
2.2 Capital Market Line
7
Capital Market Line adalah garis yg menunjukkan semua kemungkinan
kombinasi portofolio efisien yg terdiri dari aset berisiko dan aset bebas risiko.
Capital market line menggambarkan hubungan antara return ekspetasi dengan
risiko total dari portofolio efisien pada pasar yg seimbang. Risiko sekuritas
individual akan selalu diplot dibawah garis karena sekuritas tunggal beresiko yang
tidak dikombinasikan adalah portofolio yang tidak efisien. CAPM tidak
menyimpulkan hubungan khusus antara ekspektasi return dan standar diviasi
(yaitu resiko total) dari sekuritas individual. Untuk menyatakan pendapat tentang
ekspektasi return dari sekuritas individual, perlu dilakukan analisis yang lebih
dalam.
Gambar 2.1
Hubungan antara return ekspetasi dengan risiko
Kemiringan (Slope) CML =
Slope mengindikasikan tambahan return yang disyaratkan untuk setiap
kenaikan 1% risiko portofolio .
Persamaan CML :
Dengan menggunakan CAPM, setiap investor memiliki portofolio pasar
dan memberikan perhatian terhadap standar deviasinya karena akan
8
mempengaruhi slope CML dan besarnya investasi di portofolio pasar. Sesuai
dengan hal itu, tiap investor akan mencatat bahwa ukuran yang relevan dari risiko
sekuritas adalah kovariannya dengan portofolio pasar, artinya sekuritas
dengan nilai yang lebih besarakan dipandang sebagai contributor risiko yang
lebih besar ke portofolio pasar. Juga berarti bahwa sekuritas dengan standar
deviasi lebih besar seharusnya tidak dipandang lebih menambahkan risiko ke
portofolio pasar disbanding sekuritas dengan standard deviasi yang lebih kecil.
Dari analisis ini, sekuritas dengan nilai yang lebih besar harus
memberikan ekspektasi return yang lebih besar secara proporsional agar investor
tertarik membelinya. Dalam situasi seperti ini, sekuritas akan memberikan
kontribusi risiko ke portofolio pasar tetapi tidak member kontribusi yang
proporsional terhadap ekspektasi return portofolio pasar. Artinya, penyingkiran
sekuritas semacam itu dari portofolio pasar akan meningkatkan ekspektasi return
portofolio pasar relatif terhadap standar deviasinya. Karena investor akan
menyukai perubahan ini, portofolio pasar tidak lagi menjadi portofolio beresiko
optimal untuk dipegang. Jadi harga sekuritas akan berada di luar keseimbangan.
Bentuk yang tepat dari keseimbangan hubungan antara risiko dan return
dapat ditulis sebagai berikut: = + .
Adapun pengertian lain yang menjelaskan bahwa SML merupakan garis
yang mneghubungkan β atau risiko pasar atau risiko sistematis dengan RRR untuk
semua saham, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Sedangkan garis pasar
modal (capital market line- CML) merupakan garis yang mengubungkan antara
9
total risiko yang diukur dengan standar deviasi ( dengan RRR portofolio yang
efisien saja.
Hubungan total risiko dengan RRR portofolio yang efisien dinyatakan
sebagai CML dengan rumus sebagai berikut:
CML = Rf +
Keterangan symbol :
Rf = tingkat pengembalian ats investasi beban risiko
E (Rm)= tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
SDm = standar deviasi (total risiko) pasar
SDp = standar deviasi (total risiko) portofolio
Rm – Rf = premi risiko pasar
Dari uraian di atas, beberapa hal penting yang dapat disimpulkad dari
penjelasan mengenai garis pasar modal( CML) adalah:
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan
kombinasi dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko.
Portofolio M, merupakan portofolio yang terdiri dari aset yang berisiko,
atau disebut dengan portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan
pilihan aset yang bebas risiko. Kombinasi atau titik- titik portofolio di
sepanjang garis RF² M ini, selanjutnya merupakan portofolio yang
efisien bagi investor.
2. Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa
investor bersifat risk averse.Artinya, investor hanya akan mau
berinvestasi pada aset yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi
berupa return yang diharapkan yang lebih tinggi. Dengan demikian,
semakin besar risiko suatu investasi, semakin besar pula return yang
diharapkan.
10
3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan
return yang diharapkan, akan bisa menyebabkan slope CML yang
negatif. Slope negatif ini terjadi bila tingkat return aktual portofolio
pasar lebih kecil dari tingkat keuntungan bebas risiko.
4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang
diharapkan untuk setiap risio portofolio yang berbeda.
2.3 Fisher Separation Theoroma
Teorema pemisahan's Fisher menyatakan bahwa tujuan perusahaan apapun
untuk meningkatkan nilai k sepenuhnya, terlepas dari preferensi pemilik
perusahaan. Teorema ini dinamai ekonom Amerika Irving Fisher, yang pertama
mengusulkan ide ini.
Teorema tersebut dapat dipecah menjadi tiga pernyataan kunci. Pertama,
keputusan investasi suatu perusahaan terpisah dari preferensi pemilik perusahaan.
Kedua, keputusan investasi perusahaan terpisah dari perusahaan pembiayaan
keputusan. Dan ketiga, nilai investasi suatu perusahaan terpisah dari campuran
metode yang digunakan untuk membiayai investasi.
Dengan demikian, sikap pemilik perusahaan yang tidak dipertimbangkan
selama proses investasi memilih dan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan
adalah pertimbangan utama untuk membuat keputusan investasi. Teorema
pemisahan's Fisher menyimpulkan bahwa nilai perusahaan tidak ditentukan oleh
cara itu dibiayai atau dividen yang dibayarkan kepada perusahaan pemilik.
Model asumsi:
1) Pasar modal yang sempurna
Agen sempurna rasional dan mereka mengejar maksimalisasi utilitas.
Tidak ada biaya transaksi langsung, regulasi atau pajak, dan semua aset
secara sempurna terbagi.
Sempurna dan efek persaingan di pasar produk.
Semua agen menerima informasi secara bersamaan dan ini tanpa biaya.
Informasi ini baik tertentu atau berisiko.
11
2) Sejumlah agen sewenang-wenang diberkahi dengan beberapa sumber daya
awal (N 0 = 7 pabrik. $) Dari yang baik (C 0). baik ini mungkin baik
dikonsumsi hari ini (P 0) atau diinvestasikan hari ini (I 0) dan berubah menjadi
konsumsi besok (P 1).
3) Para agen dalam perekonomian dapat memilih untuk membeli saham dalam
perusahaan yang memiliki proyek-proyek investasi empat dengan
pembuangan. Para pengeluaran dan pengembalian proyek-proyek yang
ditampilkan dalam gambar saya di bawah ini. Seorang manajer dikontrak oleh
agen untuk menjalankan perusahaan. Dari angka-angka, jelas bahwa ada
kembali menurun menjadi skala investasi. Dengan kata lain, tingkat
pengembalian marjinal jatuh sebagai investasi meningkat.
4) Para agen hanya memiliki preferensi yang berbeda monoton, dan mereka
menunjukkan penurunan utilitas marjinal.
2.4 Security Market Line
Untuk menggambarkan hubungan risiko dan return dari aset-aset
individual ataupun portofolio yang tidak efisien, kita bisa menggunakan Garis
Pasar Sekuritas (Security Market Line).
Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang
menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas
dengan risiko sistematis (beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas
secara individual pada kondisi pasar yang seimbang. SML dapat digunakan
untuk menilai keuntungan suatu aset individual pada kondisi pasar yang
seimbang. Sedangkan CML, seperti telah dijelaskan di depan, bisa dipakai
untuk menilai tingkat return diharapkan dari suatu portofolio yang efisien,
pada suatu tingkat risiko tertentu(M).
Bila dlm portofolio, tambahan return ekspetasi terjadi karena tambahan
risiko dari portofolio yang bersangkutan, maka untuk sekuritas individual ,
tambahan return ekspetasi terjadi karena tambahan risiko sekuritas individual
yang diukur dengan beta. Beta menentukan besarnya tambahan return ekspetasi
12
dengan alasan portofolio yang sudah di-diversifikasi dianggap tidak memiliki
risiko tdk sistematis, sehingga yang relevan diperhitungkan adalah risiko
sistematis yang diukur dengan beta tersebut. Beta untuk portofolio pasar adalah 1.
Beta yg lebih kecil (besar) dari 1 dikatakan berisiko lebih kecil (besar) dari risiko
portofolio pasar. Kemiringan (slope) GPS = [E(Rm) – Rf] / Bm. Persamaan GPS
adalah : E(Ri) = Rf + [E(Rm) –Rf] Bi
Gambar 2.2
Dalam model keseirnbangan CAPM, nilai beta sangat rnempengaruhi
tingkat return yang diharapkan pada suatu sekuritas. Semakin tinggi nilai
beta dan return pasar maka akan semakin tinggi tingkat return yang
disyaratkan oleh investor.
Berdasarkan hubungan tingkat return dengan beta yang sudah
dijelaskan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa return yang diharapkan dari
sekuritasi terdiri dari dua komponen utama peayusun tingkat return yang
disyaratkan investor( required rate of return), yaitu: tingkat return bebas risiko
dan premi risiko. Tingkat return yang disyaratkan adalah jumlah minimum
return yang disyaratkan investor untuk berinvestasi pada suatu sekuritas
tertentu.
2.5 Beta Saham Dan Beta Portofolio
13
Beta (β) dari saham atau portofolio adalah Beta saham adl ukuran
seberapa besar perubahan return saham sebagai akibat perubahan return pasar..
Suatu aset memiliki Beta dari nol jika kembali pada perubahan secara
independen perubahan kembali pasar. Sebuah beta positif berarti bahwa
mengembalikan asset umumnya mengikuti kembali pasar, dalam arti bahwa
keduanya cenderung berada di atas rata-rata masing-masing bersama-sama, atau
keduanya cenderung berada di bawah rata-rata masing-masing bersama-sama.
Sebuah beta negatif berarti bahwa asset mengembalikan umumnya bergerak
berlawanan pasar mengembalikan: akan cenderung berada di atas rata-rata pada
saat yang lain adalah di bawah. Rata-rata satu
Beta koefisien parameter kunci dalam model penentuan harga aset modal
(CAPM). Itu mengukur bagian dari asset statistik varians yang tidak dapat dihapus
oleh diversifikasi disediakan oleh portofolio aset berisiko banyak, karena korelasi
pengembalian dengan kembali aset lainnya yang ada di portofolio. Beta dapat
diperkirakan untuk perusahaan individu dengan menggunakan analisis regresi
terhadap indeks pasar saham .
Rumus beta suatu aset dalam portofolio adalah
dimana r yang mengukur tingkat pengembalian aset, p r mengukur tingkat
pengembalian portofolio, dan cov (r, p r) adalah kovarians antara tingkat
pengembalian. Portofolio kepentingan dalam perumusan CAPM adalah portofolio
pasar yang berisi semua aset berisiko, sehingga istilah p r dalam formula diganti
oleh m r, tingkat pengembalian pasar.
Beta juga disebut sebagai keuangan elastisitas atau relatif berkorelasi
volatilitas , dan dapat disebut sebagai ukuran sensitivitas dari aset kembali s
'untuk pengembalian pasar, non-diversifiable risiko , perusahaan risiko sistematis
atau risiko pasar. Pada tingkat aset individu, pengukuran beta dapat memberikan
petunjuk untuk volatilitas dan likuiditas di pasar. Dalam pengelolaan dana, beta
14
mengukur diperkirakan untuk memisahkan keterampilan seorang manajer dari
kesediaan nya untuk mengambil risiko.
Koefisien beta lahir dari regresi linier analisis. Hal ini terkait dengan
analisis regresi kembali portofolio (seperti indeks saham) (x-axis) dalam jangka
waktu tertentu versus pengembalian aset individu (y-axis) pada tahun tertentu.
Garis regresi ini kemudian disebut karakteristik Keamanan Line (SCL).
α ini disebut sebagai asset alpha dan β adalah disebut asset koefisien beta. Kedua
koefisien memiliki peran penting dalam teori portofolio modern .
Sebagai contoh, dalam setahun dimana pasar yang luas atau patokan
indeks kembali 25% di atas suku bunga bebas risiko, misalkan dua manajer
mendapatkan 50% di atas risk free rate. Karena pengembalian yang lebih tinggi
secara teori hanya dengan mengambil memanfaatkan posisi di pasar yang luas
untuk menggandakan beta sehingga persis 2.0, kita akan mengharapkan manajer
portofolio terampil untuk membangun portofolio mengalahkan dengan beta agak
kurang dari 2, sehingga yang kembali kelebihan tidak dijelaskan oleh beta adalah
positif. Jika salah satu portofolio manajer memiliki beta rata-rata 3.0, dan lain
memiliki beta hanya 1,5, maka CAPM tersebut hanya menyatakan bahwa
kembalinya ekstra dari manajer pertama tidak cukup untuk mengkompensasi kami
untuk risiko yang manajer, sedangkan manajer kedua telah melakukan lebih dari
yang diharapkan mengingat risiko. Apakah investor dapat mengharapkan manajer
kedua untuk menduplikasi bahwa kinerja pada masa datang tentu saja pertanyaan
yang berbeda.
2.6 APT
Capital asset pricing model (CAMP) bukanlah satu-satunya yang
menjelaskan bagaimana aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana
menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross
(1976) merumuskan suatu teori yang disebut arbitrage pricing theory (APT).
15
Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodalan membentuk
portofolio yang efisien (karena market portofolio yang mempunyai kedudukan
sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien) maka APT mendasarkan
diri konsep satu harga (the law of one price).
Perbedaan atara kedua model terletak pada perlakuan APT terhadap
hubungan antara tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa
tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor dalam perekonomian
dan industri. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena
sekuritas-sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atau factor-faktor yang sama.
Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antara tingkat
keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada
hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.
2.6.1 Resiko sistematis dan tidak sistematis
Bagian keuntungan yang tidak terantisipasi yang berasal dari surprise,
merupakan resiko yang dihadapai oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber
resiko tersebut dapat berasal dari factor yang mempengaruhi semua atau banyak
perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Dengan demikian
sumber resiko dapat dibagi dua kelompok yaitu :
1. Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua
(banyak) perusahaan.
2. Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu
(sekelompok kecil) perusahaan
Formulanya adalah :
R =E ( R ) + U
=E ( R ) + m +
Dimana : m = resiko sistematis
= resiko tidak sistematis
16
Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak
sistematis dari perusahaan B maka korelasi ( A , B ) = 0
2.6.2 Resiko Sistematis dan beta
Apabila resiko tidak sistematis tidak saling berkorelasi maka resiko
sistematis setia perusahaan akan saling berkorelasi. Sebagai akibatnya maka
tingkat keuantungan antara saha juga saling berkorelasi, namun demikian
intensitas mungkin berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Tingakat kepekaan ini diukur sebagai beta. Semakin peka perubahannya semakin
tinggi beta factor tersebut. Jika suatu factor mempengarruhi perubahan harga
saham secara negative maka betanya disebut negative beta dan sebaliknya.
Contohnya :
Misalkan dua factor yang kita anggap akan mempengaruhi tingkat keuntungan
saham adalah tingkat bunga (r) dan GNP. Dengan demikian kita dapat menuliskan
persamaan tingkat keuntungan sekuritas adalah
R =E ( R ) + U
=E ( R ) + m +
=E ( R ) + βrFr + βGNPFGNP +
F dalam hal ini adalah menunjukan surprise yaitu selisih antara besaran
actual dengan besaran yang diharapkan.
Kemudian kita akan perkirakan keuntungan untuk periode satu tahun. Kita
perkirakan bahwa tingkat bunga akan mengalami penurunan sebesar 2% dan GNP
akan meningkat menjadi 6%. Beta untuk bunga dan GNP masing masing βr = -1,6,
dan βGNP = 0,80. Ternyata dalam tahun tersebut yang terjadi adalah tingkat bunga
tetap dan GNP naik menjadi 7%, disamping itu terbeti berita bahwa riset yang
dilakukan perusahaan berhasil dengan baik dan menyumbangkan 5% dari
keuntungan total. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari perusahaan
tersebut adalah 13%, maka tingkat keuntungan total saham tersebut adalah :
R = E ( R ) + βrFr + βGNPFGNP +
17
= 13% + [-1,60*(0-(-2%))] + [0,80+ (7%-6%)] + 5%
= 15,6 %
2.6.3 Portofolio dan model factor
Sekarang kita analisis portofolio saham apabila setiap saham mengikuti
satu faktor model. Jika kita membentuk portofolio dari sejumlah N saham dan kita
menggunakan one factor model untuk menhelaskan resiko sistematis maka saham
I dalam daftar portofolio kita akan mempunyai keuntungan sebagai berikut
RI = E (RI ) + βIF + I dan jika I = 0 maka, RI - E (RI ) = βIF β < 1
Persamaan ini dapat digambarkan dengan :
Excess return saham i
RI - E (RI )
β > 1
β = 1
β < 1
Return pada factor F
1. APT untuk satu faktor
Persamaan untuk APT untuk satu faktor bis dituliskan dengan :
E (RI ) = +
Dalam hal ini E (RI ) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
= tingkat keungtungan untuk portofolio dengan beta
nol
= kepekaan aktiva I terhadap faktor yang
dipertimbangkan = premi resiko untuk faktor tersebut
18
2. APT dengan dua faktor
Saham yang dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Jika hukum satu
harga tidak berlaku dan pembentukan harga dipengaruhi oleh dua
faktor maka proses arbitrase akan terjadi.
Misalkan model dengan dua faktor dirumuskan sebagai berikut:
= + + +
Dimana : I = nilai indeks yang mempengaruhi tingkat keuntungan saham i
b = menunjukan kepekaan tingkat keuntungan saham I terhadap
indeks
2.7 Perbandingan CAMP dan APT
1. Persamaan asumsi
Pemodal menyukai lebih banyak kemakmuran
Risk averse
Mempunyai harapan yang homogeny
Pasar modal sempurna
2. Asumsi yang tidak terdapat dalam APT
Cakrawala waktu satu periode
Tingkat keuntungan berdistribusi normal
Mempunyai fungsi utilitas tertentu
Terdapat portofolio pasar dan bias diidentifikasikan
Pemodal dapat menyimpan dan meminjam pada bungan bebas resiko
3. Asumsi yang unik pada APT
Pemodal dapat melakukan short selling
Selain itu daya tarik APT adalah kita tidak perlu mengidentifikasikan
market folio yang harus efisiensi untuk menghitung beta dalam
CAMP, disamping itu APT memungkinkan pengguna lebih dari satu
faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan.
19
Sayang nya faktor yang kita identifikasikan dalam APT tidak kita
ketahui banyaknya dan atau bias kita kenali, sebaliknya CAMP
menyatukan faktor makro kedalam satu faktor yaitu return market
portofolio.
BAB III
KESIMPULAN
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama
mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal.
Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal
adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak
ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara
umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah
yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk
free rate).
20
Capital asset pricing model (CAMP) bukanlah satu-satunya yang
menjelaskan bagaimana aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana
menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross
(1976) merumuskan suatu teori yang disebut arbitrage pricing theory (APT).
Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodalan membentuk
portofolio yang efisien (karena market portofolio yang mempunyai kedudukan
sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien) maka APT mendasarkan
diri konsep satu harga (the law of one price).
Perbedaan atara kedua model terletak pada perlakuan APT terhadap
hubungan antara tingkat keuntungan sekuritas. Selain itu daya tarik APT adalah
kita tidak perlu mengidentifikasikan market folio yang harus efisiensi untuk
menghitung beta dalam CAMP, disamping itu APT memungkinkan pengguna
lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang
diharapkan.Sayang nya faktor yang kita identifikasikan dalam APT tidak kita
ketahui banyaknya dan atau bias kita kenali, sebaliknya CAMP menyatukan faktor
makro kedalam satu faktor yaitu return market portofolio.
DAFATAR PUSTAKA
Husnan, Suad, 2002, Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis sekuritas,
edisi ketiga, UPP AMP YKPN.
http://www.scribd.com/doc/40232050/Model-Model-Keseimbangan
http://yohanli.wordpress.com/2007/11/02/capital-asset-pricing-model-capm
21