calbmn

25
- 1 - CATATAN CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA ATAS ATAS … (1) (1) PERIODE … PERIODE … (2) (2) I. I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN - Latar Belakang - Dasar Hukum - Entitas Pelaporan - Periode Laporan II. II. KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan; d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254); e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254); f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan

Upload: ezajonga

Post on 19-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

cddf

TRANSCRIPT

Page 1: CaLBMN

- 1 -

CATATAN CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARAATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARAATAS ATAS … … (1)(1)

PERIODE … PERIODE … (2)(2)

I.I. PENDAHULUANPENDAHULUAN

- Latar Belakang

- Dasar Hukum

- Entitas Pelaporan

- Periode Laporan

II.II. KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan;

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254);

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Nomor 6 Tahun 2006;

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

i. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,

Page 2: CaLBMN

- 2 -

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/Per/I/2007 tentang Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, Barang, Kegiatan Monitoring dan Evaluasi serta Koordinator Pelaksanaan APBN yang di Daerahkan (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan);

k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 05/PMK.05/2010;

l. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

m. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;

n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/2009 tentang Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

o. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

p. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

q. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 223/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

r. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah;

s. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat;

t. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

u. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Sebelum TA 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor No. 98/PMK.06/2013.

III.III. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORANPENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN

Laporan … (1)… (9) Tahun 2XX1 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek barang milik negara yang dikelola oleh … (9).

…(9)… pada Tahun 2XX1 ini nilai BMN sebesar Rp... (10), berupa nilai Saldo Awal Laporan sebesar Rp,…(11) dan mutasi di … (2) sebesar Rp … (12). Nilai mutasi BMN berasal dari transaksi keuangan dan non-keuangan. Mutasi

Page 3: CaLBMN

- 3 -

yang berasal dari transaksi keuangan adalah besar penambahan nilai BMN yang berasal dari APBN, sedangkan non-keuangan adalah penambahan nilai BMN yang berasal dari selain APBN.

Selain memperoleh dana dari DIPA …. (9), juga mengelola dana yang berasal dari BA 999.07 (Belanja Subsidi) sebesar Rp…(14), dan BA 999.08 (Belanja Lain-lain) sebesar Rp…(15). … (1)… atas penggunaan dana dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA 999.07, dan BA 999.08) disajikan dalam laporan barang tersendiri, terpisah dari laporan barang ini.

….(1)… (2) merupakan himpunan dari LBKP pada … (17)… Kuasa Pengguna Barang, yang terdiri atas … (18) satker Kantor Pusat, … (19) satker Kantor Daerah, … (20) satker Dekonsentrasi, … (21) satker Tugas Pembantuan, … (22) satker BLU, dan …. satker … (23) (daftar satker terlampir).

Laporan barang ini disusun dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SIMAK BMN dirancang untuk menghasilkan Laporan barang yang terdiri dari:1. Catatan Ringkas Barang;2. Neraca;3. Laporan Barang Persediaan;4. Laporan Aset Tetap (Intrakomptabel, Ekstrakomptabel, dan Gabungan);5. Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);6. Laporan Aset Tak Berwujud;7. Laporan Barang Bersejarah;8. Laporan Kondisi Barang.

IV.IV. RINGKASAN BARANG MILIK NEGARA PER … (2)RINGKASAN BARANG MILIK NEGARA PER … (2)

1. Saldo Awal … (1)…(2).

Nilai BMN per ….. (24) menurut … (25) adalah sebesar Rp … (11) yang terdiri dari nilai Neraca (intrakomptabel) sebesar Rp … (26) dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar Rp …. (27).

Nilai BMN yang menjadi saldo awal pada …(1)…(2)… per …. (28) adalah sebesar Rp….(10), yang terdiri dari nilai BMN Intrakomptabel sebesar Rp ….(29) dan nilai BMN Ekstrakomptabel Rp … (30).

Terdapat (31) perubahan saldo awal sebesar Rp …. (32) yang terdiri dari nilai BMN Neraca (intrakomptabel) sebesar Rp …(33) dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar Rp … (34). Perubahan saldo awal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. ……………………………………………………………………………………….

b. ……………………………………………………………………………………….

c. ………………………………………………………………………………………. (35)

2. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara ... (2)

Ringkasan Mutasi BMN pada …(1)…(2) adalah sebagai berikut:

(13)

(16)

Page 4: CaLBMN

- 4 -

a. Barang Persediaan (contoh)

Saldo Persediaan pada … (9) per ….(36) sebesar Rp … (37), jumlah tersebut terdiri dari saldo awal Rp…. (38) Total Net Mutasi persediaan sebesar Rp…(39).

Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

UraianSaldo Awal

(Rp)Mutasi(Rp)

Saldo Akhir(Rp)

(40) (41) (42) (43) (44)

JUMLAH (45) (46) (47)

Dari jumlah nilai saldo akhir barang persediaan di atas terdapat(48) barang persediaan yang dihentikan penggunaannya karena tidak dapat digunakan lagi disebabkan oleh kondisi rusak senilai Rp….(49) dan kondisi usang senilai Rp …(50).

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… (85)

b. Tanah (contoh)

Saldo Tanah pada …(9) per ...(36) sebesar Rp...(51). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ...(52) m2/Rp ...(53) mutasi tambah ...(54) m2/Rp...(55) mutasi kurang ...(56) m2/Rp ... (57).

Mutasi Tambah Tanah tersebut meliputi:

Uraian Jenis TransaksiIntrakomptabel

(Rp)…………………………………… (58) ……………. (59)…………………………………… (58) ……………. (59)…………………………………… (58) ……………. (59)…………………………………… …………….

Mutasi Kurang Tanah tersebut meliputi:

Uraian Jenis TransaksiIntrakomptabel

(Rp)…………………………………… (61) ……………. (62)…………………………………… (61) ……………. (62)…………………………………… (61) ……………. (62)…………………………………… …………….

Dari jumlah tanah di atas yang sebagian daripadanya sedang dimanfaatkan oleh pihak ke-3 adalah …(64) bidang/Rp …(65), sedang dalam proses penghapusan adalah … (66) bidang/Rp …(67).

Dari jumlah tanah di atas rincian berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut:

(86)

(86)

Page 5: CaLBMN

- 5 -

Uraian KondisiKuantitas

(m2)Nilai(Rp)

Baik ……………. (70) ……………..(71)Rusak Ringan ……………. (72) ……………..(73)Rusak Berat ……………. (74) ……………..(75)

Tanah yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah …. (68) m2/Rp …(69).

Terdapat permasalahan pada BMN tanah pada … (9), yaitu:

Permasalahan TanahKuantitas

(m2)Nilai(Rp)

Sengketa ……………. (76) ……………..(77)Tidak terdapat bukti Kepemilikan ……………. (78) ……………..(79)Dikuasai pihak lain ……………. (80) ……………..(81)

…………………………………… (82) ……………. (83)

...………….. (84)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… (85)

c. Peralatan dan mesin (mengikuti contoh diatas)

d. Gedung dan Bangunan (mengikuti contoh diatas)

e. Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan (mengikuti contoh diatas)

f. Aset Tetap Lainnya (mengikuti contoh diatas)

1) Bahan Perpustakaan (6.01)

2) Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga (6.02)

3) Hewan (6.03)

4) Ikan (6.04)

5) Tanaman (6.05)

6) Aset Tetap Dalam Renovasi (6.06)

g. Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) (mengikuti contoh diatas)

h. Aset Lainnya (mengikuti contoh diatas)

1) Aset Tak Berwujud

2) BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah

i. Barang Bersejarah (mengikuti contoh diatas)

3. Barang Milik Negara pada ...(9) Per…(36)

a. BMN per akun neraca

Sebaran nilai BMN dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos perkiraan Neraca yaitu Persediaan, Tanah, Peralatan & Mesin, Gedung & Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Aset Lainnya.

Sebaran nilai BMN berdasarkan pos perkiraan Neraca adalah sebagai

Page 6: CaLBMN

- 6 -

berikut :

No Uraian NeracaIntrakomptabel Ekstrakomptabel Gabungan

Rp % Rp % Rp %

I Aset Lancar

1 Persediaan............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (93)(94

)

Sub Jumlah ( 1 )............. ...

..... (99)(100)

............. ........ (103)

(104

)

II Aset Tetap

1 Tanah............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)

2 Peralatan dan Mesin............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)

3 Gedung dan Bangunan............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)4 Jalan, Irigasi dan

Jaringan............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)

5 Aset Tetap Lainnya............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)

6 KDP............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (97)(98

)

Sub Jumlah ( 2 )............. ...

..... (99)(100)

............. ........ (101)

(102

)............. ........ (103)

(104

)

III Aset Lainnya............. ......

.. (93) (94)............. ......

.. (95)(96

)............. ......

.. (97)(98

)

1Kemitraan dg pihak ketiga

............. ........ (93) (94)

............. ........ (95)

(96)

............. ........ (97)

(98)

2Aset Tak Berwujud

............. ........ (93) (94)

............. ........ (97)

(98)

3 Aset yang dihentikan dari penggunaan ops Pem

............. ........ (93) (94)

............. ........ (95)

(96)

............. ........ (97)

(98)

Sub Jumlah ( 3 )............. ...

..... (99)(100)

............. ........ (101)

(102

)............. ........ (103)

(104

)

Total ............. ........ (105)

............. ........ (106)

............. ........ (107)

b. Perbandingan Nilai BMN pada Laporan Barang dan Laporan Keuangan

Perbandingan antara nilai BMN pada laporan barang dan laporan keuangan per ...(10) per akun neraca adalah sebagai berikut:

No Uraian Neraca Laporan Barang Laporan Keuangan Selisih

1 Persediaan............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

1 Tanah............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

2 Peralatan dan Mesin............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

3 Gedung dan Bangunan............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)4

Jalan, Irigasi dan Jaringan............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

5 Aset Tetap Lainnya............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

6 KDP............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)2

Aset Tak Berwujud............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)3

Aset Lain-lain*)............. ........

(108)............. ........

(109)............. ........

(110)

Total ............. ........ (111)

............. ........ (112)

............. ........ (113)

Page 7: CaLBMN

- 7 -

*)Aset lain-lain pada laporan barang adalah nilai BMN yang dihentikan penggunaannya dari operasional pemerintah

Terdapat selisih nilai sebesar Rp ...(42) jika diperbandingkan antara laporan barang dan laporan keuangan dengan penjelasan sebagai berikut:

1) ................................................................................;

2) ................................................................................ (43)

V.V. INFORMASI BMN LAINNYAINFORMASI BMN LAINNYA

1.1. Perkembangan Nilai BMN Perkembangan Nilai BMN Perkembangan nilai BMN secara gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) selama lima periode laporan terakhir, dapat disajikan sebagai berikut :

No Periode Laporan Nilai BMNPerkembangan

Rupiah Persen1 ......................... (115) ......................... (116)2 ......................... (115) ......................... (116) ......................... (117) (118)3 ......................... (115) ......................... (116) ......................... (117) (118)4 ......................... (115) ......................... (116) ......................... (117) (118)5 ......................... (119) ......................... (119) ......................... (117) (118)

2.2. Informasi Pengelolaan BMNInformasi Pengelolaan BMN

a. Penetapan Status Penggunaan BMN

Nilai BMN yang sudah ditetapkan status penggunaanya pada ...(9) per ...(10) adalah sebagai berikut:

No UraianSudah Ditetapkan Status

PenggunaanBelum Ditetapkan Status

Penggunaan(Rp) (Rp)

1 Tanah .............. (119) .............. (120)2 Peralatan dan Mesin .............. (119) .............. (120)3 Gedung & Bangunan .............. (119) .............. (120)4 Jalan, Irigasi dan Jaringan .............. (119) .............. (120)7 Aset tetap lainnya .............. (119) .............. (120)

Jumlah .............. (121) .............. (122)

Keterangan:1) ....2) .... (40)

b. Pengelolaan BMN

No Uraian Penggu-naan

Peman-Faatan

Pemindah-tanganan

Pengha-pusan Jumlah

Page 8: CaLBMN

- 8 -

1 Dalam proses pengajuan permohonan ke Pengguna Barang

(124) (125) (126) (127) (128)

2 Dalam proses pengajuan permohonan ke Pengelola Barang

(124) (125) (126) (127) (128)

3 Dalam proses Pengelola Barang (124) (125) (126) (127) (128)4 Selesai di Pengelola Barang

a.Dikembalikan (124) (125) (126) (127) (128)b.Ditolak (124) (125) (126) (127) (128)c.Disetujui (124) (125) (126) (127) (128)

5 Dalam proses tindak lanjut Pengguna/ Kuasa Pengguna Barang

(124) (125) (126) (127) (128)

6 Telah diterbitkan SK dari Pengguna Barang

(124) (125) (126) (127) (128)

7 Tindak lanjut oleh Kuasa Pengguna Barang

(124) (125) (126) (127) (128)

8 Selesai serah terima (124) (125) (126) (127) (128)9 Gagal/batal proses (124) (125) (126) (127) (128)

Keterangan:1) ....2) .... (43)

3.3. BMN Dari dana Dekonstrasi dan Tugas PembantuanBMN Dari dana Dekonstrasi dan Tugas Pembantuan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dan mengelola BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan laporan barang.

Daftar satker yang sampai dengan per ...(10) masih mengelola BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi adalah sebagai berikut:

No Daftar SatkerIntrakomptabel

(neraca)(Rp)

Ekstrakomptabel(Rp)

Gabungan(Rp)

1 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

2 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

..........

....................... ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

Total ............. ........ (136)

............. ........ (137)

............. ........ (138)

Daftar satker yang sampai dengan per ...(36) masih mengelola BMN yang berasal dari dana tugas pembantuan adalah sebagai berikut:

No Daftar SatkerIntrakomptabel

(neraca)(Rp)

Ekstrakomptabel(Rp)

Gabungan(Rp)

1 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

2 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

..........

....................... ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

Page 9: CaLBMN

- 9 -

Total ............. ........ (136)

............. ........ (137)

............. ........ (138)

4.4. BMN Pada Badan Layanan UmumBMN Pada Badan Layanan Umum (44)(44)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Berdasarkan hasil penghimpunan dari pengungkapan data BLU dan informasi penyusutan satker BLU, dapat disajikan sebagai berikut:

Kode Satker

Satker Badan Layanan Umum

Nilai Perolehan Aset Tetap

Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

(139) ..................................(140) ....(141) ....(142) ....(143)

T O T A L ....(144) ....(145) ....(146)

5.5. BMN Dari dana Belanja Lain-Lain (BA 999)BMN Dari dana Belanja Lain-Lain (BA 999)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Terdapat BMN dari dana Belanja lain-lain pada ...(9) per ...(10), adalah sebagai berikut:

No SATUAN KERJAIntrakomptabel

(neraca)(Rp)

Ekstrakomptabel(Rp)

Gabungan(Rp)

1 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

2 (131) .......... (132)............. ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

..........

....................... ........

(133)............. ........

(134)............. .......

. (135)

Total ............. ........ (136)

............. ........ (137)

............. ........ (138)

Atas penggunaan dana dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara disajikan dalam laporan barang tersendiri, terpisah dari laporan barang ini.

6.6. BMN BPYBDSBMN BPYBDS

Terdapat BMN yang masuk sebagai BPYBDS pada ...(9) per ...(10), adalah sebaga berikut:

No SATUAN KERJA Nilai

1 (140) .......... (141) ............. ........ (142)2 (140) .......... (141) ............. ........ (142)

... ....... .......... ............. ........ (142)

Total ............. ........ (143)

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… (57)

7.7. Permasalahan Pelaksanaan Penatausahaan BMNPermasalahan Pelaksanaan Penatausahaan BMN

Permasalahan–permasalahan yang perlu disampaikan terkait dengan pelaksanaan penatausahaan dan pengelolaan BMN, antara lain :

Page 10: CaLBMN

- 10 -

a. …………………………………………………………………………..b. ..........……………………………………………………………………c.c. …………………………………………………………………………..

8.8. Langkah-Langkah Strategis Sebagai Alternatif PenyelesaianLangkah-Langkah Strategis Sebagai Alternatif Penyelesaian MasalahMasalah

Dalam rangka penyelesaian masalah terkait pelaksanaan penatausahaan BMN pada K/L, langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :a. …………………………………………………………………………..b. ..........……………………………………………………………………c.c. …………………………………………………………………………..

Penanggungjawab ... (9)....................................... (xxx)

....................................... (xxx)NIP/NRP ...................... (xxx)

CARA PENGISIAN FORMATCATATAN RINGKAS BARANG (CRB)

(1) Disesuaikan dengan jenis laporan dan levelisasi pelaporannya, yaitu:

(a) Untuk Kuasa Pengguna Barang (KPB)/Satuan Kerja (satker), dapat diisi:- Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran , untuk CRB laporan

Semesteran.- Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan , untuk CRB laporan

Tahunan.(b) Untuk Pengguna Barang Tingkat Wilayah (PB-W)/Kordinator Wilayah

(korwil), dapat diisi:- Laporan Barang Pengguna Wilayah Semesteran , untuk CRB laporan

Semesteran.- Laporan Barang Pengguna Wilayah Tahunan , untuk CRB laporan

Tahunan.(c) Untuk Pengguna Barang Tingkat Eselon I (PPB-E1)/Kordinator Eselon I

(kores1), dapat diisi:- Laporan Barang Pengguna Eselon I Semesteran , untuk CRB laporan

Semesteran.- Laporan Barang Pengguna Eselon I Tahunan , untuk CRB laporan

Tahunan.(d) Untuk Pengguna Barang (PB)/Kementerian/Lembaga (K/L), dapat diisi:

- Laporan Barang Pengguna Semesteran , untuk CRB laporan Semesteran.

Page 11: CaLBMN

- 11 -

- Laporan Barang Pengguna Tahunan , untuk CRB laporan Tahunan.(2) Disesuaikan dengan jenis periode laporan, yaitu:

(a) Semester I Tahun Anggaran 2xx1 , untuk CRB Laporan Semesteran;(b) Tahun Anggaran 2xx1 , untuk CRB Laporan Tahunan.

(3) Diisi dan diuraikan latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan Laporan Barang.

(4) Peraturan Menteri dari Kementerian/lembaga terkait Penatausahaan dan Pengelolaan BMN.

(5) Dasar hukum lainnya terkait penyusunan Laporan Barang.(6) Disesuaikan dengan jenis laporan, yaitu:

(a) Untuk Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP), diisi:“Laporan Kuasa Pengguna Barang ini disajikan mulai dari tingkat golongan barang sampai dengan tingkat sub-sub kelompok barang.”

(b) Untuk Laporan Barang Pengguna Wilayah (LBPW), diisi:“Laporan Barang Pengguna Wilayah (LBPW) ini disajikan mulai dari tingkat golongan barang sampai dengan sub kelompok barang.”

(c) Untuk Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBPE), diisi:“Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBPE) ini disajikan mulai dari tingkat golongan barang sampai dengan sub kelompok barang.”

(d) Untuk Laporan Barang Pengguna (LBP), diisi:“Laporan Barang Pengguna ini disajikan mulai dari tingkat golongan barang sampai dengan sub kelompok barang.”

(7) Disesuaikan dengan batasan kapitalisasi menurut peraturan yang berlaku.(8) Disesuaikan dengan jenis laporan, yaitu:

(a) Untuk Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP), diisi:“Laporan Kuasa Pengguna Barang ini telah dilakukan rekonsiliasi data BMN secara internal dengan bagian penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Pengguna Barang.”

(b) Untuk Laporan Barang Pengguna Wilayah (LBPW), diisi:“Laporan Barang Pengguna Wilayah ini telah dilakukan rekonsiliasi data BMN secara internal dengan bagian penyusunan Laporan Keuangan Pengguna Barang Tingkat Wilayah.”

(c) Untuk Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBPE), diisi:“Laporan Barang Pengguna Eselon I ini telah dilakukan rekonsiliasi data BMN secara internal dengan bagian penyusunan Laporan Keuangan Pengguna Barang Tingkat Eselon I.”

(d) Untuk Laporan Barang Pengguna (LBP), diisi:“Laporan Barang Pengguna ini telah dilakukan rekonsiliasi data BMN secara internal dengan bagian penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.”

(9) Nama entitas penyusun Laporan barang.(10) Nilai BMN gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) per tanggal

periode laporan berakhir.(11) Nilai BMN Gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) pada periode

laporan sebelumnya (yang menjadi nilai saldo awal laporan berjalan).(12) Nilai mutasi BMN Gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) pada

periode laporan berjalan. (13) Jika entitas laporan tidak memperoleh dana dari BA. 999.07 dan BA. 999.08,

maka uraian ini dapat ditiadakan.

Page 12: CaLBMN

- 12 -

(14) Besar nilai BMN Gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) yang berasal dari BA.999.07.

(15) Besar nilai BMN Gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) yang berasal dari BA.999.08.

(16) Khusus untuk Laporan Barang Pengguna Wilayah (LBPW), Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBPE), dan Laporan Barang Pengguna (LBP).

(17) Jumlah satker yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf.

(18) Jumlah satker Kantor Pusat (KP) yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf.

(19) Jumlah satker Kantor Daerah (KD) yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf, bila tidak ada uraian ini dapat ditiadakan.

(20) Jumlah satker Dekonsentrasi (DK) yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf, bila tidak ada uraian ini dapat ditiadakan.

(21) Jumlah satker Tugas pembantuan (TP) yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf, bila tidak ada uraian ini dapat ditiadakan.

(22) Jumlah satker Badan Layanan Umum (BLU) yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf, bila tidak ada uraian ini dapat ditiadakan.

(23) Jumlah satker lainnya selain KP, KD, DK, TP dan BLU yang dihimpun menjadi laporan, jumlah ditulis angka dan huruf, bila tidak ada uraian ini dapat ditiadakan.

(24) Tanggal akhir periode pada laporan sebelumnya yang menjadi saldo awal pada laporan periode berjalan, missal: per 31 Desember 2011 (untuk laporan tahunan 2012).

(25) Jenis laporan barang yang disampaikan sebelumnya, yang seharusnya menjadi nilai saldo awal pada laporan periode berjalan, misal: Laporan Barang Pengguna Tahunan 2011 (audited), untuk laporan tahunan 2012.

(26) Jumlah Nilai Neraca BMN (intrakomptabel) pada laporan periode sebelumnya yang seharusnya menjadi saldo awal pada laporan periode berjalan, missal: nilai neraca per 31 Desember 2011 untuk laporan tahunan 2012.

(27) Jumlah Nilai BMN Ekstrakomptabel pada laporan periode sebelumnya yang seharusnya menjadi saldo awal pada laporan periode berjalan, missal: jumlah nilai BMN Ekstrakomptabel per 31 Desember 2011 untuk laporan tahunan 2012.

(28) Tanggal awal periode laporan periode berjalan, misal: per 01 Januari 2012 (untuk laporan tahunan 2012).

(29) Jumlah Nilai Neraca BMN (intrakomptabel) yang menjadi nilai saldo awal pada laporan periode berjalan, missal: nilai neraca per 01 Januari 2012 untuk laporan tahunan 2012.

(30) Jumlah Nilai BMN ekstrakomptabel yang menjadi nilai saldo awal pada laporan periode berjalan, missal: nilai neraca per 01 Januari 2012 untuk laporan tahunan 2012.

(31) Terdapat perubahan saldo awal diisi jika ternyata nilai BMN gabungan yang disampaikan pada laporan sebelumnya, berbeda dengan nilai BMN yang menjadi saldo awal pada laporan periode berjalan. Bila tidak terdapat perubahan saldo awal maka uraian paragraph ini dapat ditiadakan.

(32) Nilai perubahan saldo awal (selisih antara nilai laporan barang periode sebelumnya dibandingkan dengan nilai saldo awal pada laporan periode

Page 13: CaLBMN

- 13 -

berjalan), disajikan/dihitung dari nilai BMN gabungan (neraca dan ekstrakomptabel).

(33) Nilai perubahan saldo awal (selisih antara nilai laporan barang periode sebelumnya dibandingkan dengan nilai saldo awal pada laporan periode berjalan), disajikan/dihitung dari nilai BMN neraca/intrakomptabel.

(34) Nilai perubahan saldo awal (selisih antara nilai laporan barang periode sebelumnya dibandingkan dengan nilai saldo awal pada laporan periode berjalan), disajikan/dihitung dari nilai BMN ekstrakomptabel.

(35) Penjelasan dari entitas laporan terkait adanya perubahan saldo awal tersebut.

(36) Tanggal akhir periode pada laporan laporan periode berjalan, misal: per 31 Desember 2012 (untuk laporan tahunan 2012).

(37) Jumlah nilai saldo akhir persediaan (per tanggal akhir periode laporan) pada periode berjalan.

(38) Jumlah nilai saldo awal persediaan (per tanggal awal periode laporan) periode berjalan.

(39) Jumlah nilai bersih (net) mutasi persediaan (nilai saldo akhir dikurangi nilai saldo awal) pada periode berjalan.

(40) Kode akun neraca persediaan dirinci per akun neraca, misal: 117111(41) Uraian barang persediaan dirinci per kode akun neraca, misal: Barang

Konsumsi(42) Nilai saldo awal barang persediaan dirinci per akun neraca, misal:

10.000.000(43) Nilai bersih (net) mutasi barang persediaan per akun neraca, misal:

(500.000)(44) Nilai saldo akhir barang persedian dirinci per akun neraca, misal: 9.500.000(45) Jumlah/Total Saldo Awal Barang Persediaan(46) Jumlah/Total Mutasi Barang persediaan(47) Jumlah/Total Saldo Akhir Barang Persediaan(48) Jika terdapat barang persediaan yang tidak digunakan karena rusak/using,

jika tidak terdapat barang persediaan dalam kondisi rusak/using maka uraian paragaraf ini dapat ditiadakan.

(49) Nilai persediaan yang kondisinya rusak.(50) Nilai persediaan yang kondisinya usang.(51) Nilai saldo akhir BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.(52) Jumlah kuantitas saldo awal BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.(53) Jumlah nilai saldo awal BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.(54) Jumlah kuantitas mutasi tambah pada BMN dimaksud para laporan periode

berjalan.(55) Jumlah nilai mutasi tambah pada BMN dimaksud pada laporan periode

berjalan.(56) Jumlah kuantitas mutasi kurang pada BMN dimaksud para laporan periode

berjalan.(57) Jumlah nilai mutasi kurang pada BMN dimaksud pada laporan periode

berjalan.(58) Diisi nama transaksi per jenis transaksi yang termasuk/berpengaruh sebagai

mutasi tambah pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

Page 14: CaLBMN

- 14 -

Jenis transaksi mutasi tambah pada pembukuan terdiri dari:(a) Saldo Awal

(b) Pembelian

(c) Transfer Masuk

(d) Hibah (Masuk)

(e) Rampasan

(f) Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP

(g) Penyelesaian Pembangunan Langsung

(h) Pembatalan Penghapusan

(i) Reklasifikasi Masuk

(j) Bangun Serah Guna

(k) Bangun Guna Serah

(l) Kerjasama Pemanfaatan

(m) Pertukaran

(n) Perolehan Lainnya

(o) Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap

(p) Perolehan Reklasifikasi Dari Intra ke Ekstra/ Sebaliknya

(q) Pengembangan Nilai Aset

(r) Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas

(s) Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset

(t) Penerimaan Aset Tetap Renovasi

(u) Koreksi Nilai Revaluasi

(v) Pengembangan Melalui KDP

(w) Penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan penggunaan aktif

Disebutkan jenis transakasi yang ada/dipakai di periode berjalan, jika dalam periode berjalan tidak terdapat transaksi mutasi tambah untuk BMN dimaksud maka isian informasi terkait dapat ditiadakan.

(59) Diisi nilai mutasi tambah intrakomptabel per jenis transaksi yang berpengaruh sebagai mutasi tambah pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

(60) Diisi nilai mutasi tambah ekstrakomptabel per jenis transaksi yang berpengaruh sebagai mutasi tambah pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

(61) Diisi nama transaksi per jenis transaksi yang termasuk/berpengaruh sebagai mutasi kurang pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

Jenis transaksi mutasi kurang pada pembukuan terdiri dari:(a) Reklasifikasi Dari Aset

Tetap ke Aset Lainnya

(b) Perolehan Reklasifikasi Dari Intra ke Ekstra/ Sebaliknya

(c) Pengurangan Nilai Aset

(d) Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas

(e) Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset

(f) Penerimaan Aset Tetap Renovasi

(g) Koreksi Nilai Revaluasi

(h) Penghapusan

(i) Transfer Keluar

(j) Hibah (Keluar)

(k) Reklasifikasi Keluar

(l) Koreksi Pencatatan

(m) Penghapusan semu karena reklasifikasi dari intra ke ekstra/ sebaliknya

(n) Penghentiaan Aset Dari Penggunaan

Reklasifikasi BMN ke BPYBDS (BMN yang dihentikan)

Disebutkan jenis transakasi yang ada/dipakai di periode berjalan, jika dalam periode berjalan tidak terdapat transaksi mutasi kurang untuk BMN dimaksud maka isian informasi terkait dapat ditiadakan.

(62) Diisi nilai mutasi kurang intrakomptabel per jenis transaksi yang berpengaruh sebagai mutasi kurang pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

(63) Diisi nilai mutasi kurang ekstrakomptabel per jenis transaksi yang berpengaruh sebagai mutasi kurang pada BMN dimaksud pada laporan periode berjalan.

(64) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang sebagian/seluruhnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ke-3 sesuai ketentuan berlaku.

Page 15: CaLBMN

- 15 -

Pemanfaatan tanah pada pihak ke-3 dapat berupa:(a) Sewa;(b) pinjam pakai;(c) Kerjasama Pemanfaatan (KSP);(d) Bangun Guna Serah (BGS)/ Bangun Serah Guna (BSG);(e) Pemanfaatan lainnya sesuai ketentuan.

Jika tidak terdapat informasi terkait, maka isian ini dapat ditiadakan. (65) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang sebagian/seluruhnya sedang

dimanfaatkan oleh pihak ke-3. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(66) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(67) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(68) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang sudah dihentikan penggunaannya secara operasional pemerintah, karena berbagai sebab. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(69) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang sudah dihentikan penggunaannya secara operasional pemerintah, karena berbagai sebab. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(70) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang kondisinya BAIK, pada periode laporan berjalan.

(71) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang kondisinya BAIK, pada periode laporan berjalan.

(72) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang kondisinya RUSAK RINGAN, pada periode laporan berjalan.

(73) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang kondisinya RUSAK RINGAN, pada periode laporan berjalan.

(74) Diisi jumlah kuantitas BMN dimaksud yang kondisinya RUSAK BERAT, pada periode laporan berjalan.

(75) Diisi jumlah nilai BMN dimaksud yang kondisinya RUSAK BERAT, pada periode laporan berjalan.

(76) Diisi jumlah kuantitas tanah yang sedang dalam kondisi sengketa, karena berbagai sebab. Jika tidak terdapat informasi terkait BMN dimaksud, maka isian ini dapat ditiadakan.

(77) Diisi jumlah nilai tanah yang sedang dalam kondisi sengketa, karena berbagai sebab.

(78) Diisi jumlah kuantitas tanah yang tidak punya bukti kepemilikan, sedang dalam proses, dan/atau bukti kepemilikan hilang.

(79) Diisi jumlah nilai tanah yang tidak punya bukti kepemilikan, sedang dalam proses, dan/atau bukti kepemilikan hilang.

(80) Diisi jumlah kuantitas tanah yang sedang dikuasai pihak ke-3 tidak sesuai ketentuan. Pihak ke-3 dapat merupakan pemda, perorangan atau lembaga/organisasi swasta/pemerintah.

Page 16: CaLBMN

- 16 -

(81) Diisi jumlah nilai tanah yang sedang dikuasai pihak ke-3 tidak sesuai ketentuan. Pihak ke-3 dapat merupakan pemda, perorangan atau lembaga/organisasi swasta/pemerintah.

(82) Permasalahan atas tanah selain 3 hal di atas, disebutkan permasalahannya. Jika tidak ada informasi terkait maka isian ini dapat ditiadakan.

(83) Diisi jumlah kuantitas tanah yang sedang mempunyai permasalahan lainnya. Jika tidak ada informasi terkait maka isian ini dapat ditiadakan.

(84) Diisi jumlah nilai tanah yang sedang mempunyai permasalahan lainnya. Jika tidak ada informasi terkait maka isian ini dapat ditiadakan.

(85) Diisi informasi lainnya yang perlu untuk diungkapkan terkait penatausahaan dan pengelolaan BMN dimaksud, bila ada, jika tidak ada informasi tersebut maka isian ini dapat ditiadakan.

(86) Jika pada bidang barang dimaksud tidak terdapat saldo awal maupun akhir pada BMN dimaksud (nihil), maka informasi pada isian ini dapat ditiadakan.

(87) Nilai Saldo Akhir Laporan intrakomptabel per akun neraca pada akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.(93)

(88) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan intrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(89) Nilai Saldo Akhir laporan ekstrakomptabel per akun neraca pada akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.

(90) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan ekstrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(91) Nilai Saldo Akhir Laporan gabungan per akun neraca pada akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.

(92) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan gabungan pada laporan periode berjalan.

(93) Jumlah Nilai Saldo Akhir Laporan intrakomptabel pada kelompok akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.

(94) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan intrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(95) Jumlah Nilai Saldo Akhir Laporan ekstrakomptabel pada kelompok akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.

(96) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan ekstrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(97) Jumlah Nilai Saldo Akhir Laporan gabungan pada kelompok akun neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.

(98) Angka persentase untuk nilai dimaksud dibandingkan dengan total nilai neraca BMN pada laporan gabungan pada laporan periode berjalan.

(99) Total Nilai Saldo Akhir Laporan intrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(100) Total Nilai Saldo Akhir Laporan ekstrakomptabel pada laporan periode berjalan.

(101) Total Nilai Saldo Akhir Laporan gabungan pada laporan periode berjalan.(102) Nilai Saldo Akhir laporan barang intrakomptabel untuk kelompok akun

neraca dimaksud pada laporan periode berjalan.(103) Nilai neraca aset pada laporan keuangan untuk kelompok akun neraca

dimaksud pada laporan periode berjalan.

Page 17: CaLBMN

- 17 -

(104) Selisih antara nilai neraca aset pada laporan keuangan dan laporan barang untuk akun neraca dimaksud.

(105) Jumlah Nilai Saldo Akhir laporan barang intrakomptabel (neraca) pada laporan periode berjalan.

(106) Jumlah Nilai neraca aset pada laporan keuangan pada laporan periode berjalan.

(107) Jumlah Selisih antara nilai neraca aset pada laporan keuangan dan laporan barang.

(108) Pengungkapan terkait adanya perbedaan penyajian nilai per akun neraca antara laporan barang dan laporan keuangan, bila tidak terdapat selisih, maka uraiannya dapat diungkapkan sebagai berikut:“Tidak terdapat perbedaan penyajian nilai per akun neraca antara laporan barang dan laporan keuangan pada ... (9) per ...(36).”

(109) Diiisi jenis laporan yang sama dengan laporan periode berjalan selama 5 periode laporan terakhir, misal: untuk penyusunan laporan Tahunan TA 2012, maka laporan sejenis untuk 5 periode laporan terakhir adalah laporan Tahunan TA 2008, laporan Tahunan TA 2009, laporan TA 2010, laporan Tahunan TA 2011, dan laporan TA 2012

(110) Nilai BMN secara gabungan (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) pada periode laporan dimaksud.

(111) Perubahan nilai BMN antara jumlah laporan gabungan periode dimaksud dibandingkan dengan nilai BMN pada periode sebelumnya.

(112) Persentase perubahan nilai BMN antara jumlah laporan gabungan periode dimaksud dibandingkan dengan nilai BMN pada periode sebelumnya.

(113) Nilai BMN yang sudah ditetapkan statusnya baik oleh pengelola barang dan/atau pengguna barang untuk kelompok BMN dimasud sampai dengan periode laporan berjalan.

(114) Nilai BMN yang belum ditetapkan statusnya baik oleh pengelola barang dan/atau pengguna barang untuk kelompok BMN dimasud sampai dengan periode laporan berjalan.

(115) Jumlah Nilai BMN yang sudah ditetapkan statusnya baik oleh pengelola barang dan/atau pengguna barang untuk kelompok BMN dimasud sampai dengan periode laporan berjalan.

(116) Jumlah Nilai BMN yang belum ditetapkan statusnya baik oleh pengelola barang dan/atau pengguna barang untuk kelompok BMN dimasud sampai dengan periode laporan berjalan.

(117) Keterangan/informasi-informasi yang perlu diungkapkan terkait pelaksanaan penetapan status penggunaan BMN tersebut. Bila tidak ada yang perlu disampaikan isian ini dapat ditiadakan.

(118) Jumlah paket usulan status penggunaan pada tahap proses dimaksud, pada periode laporan berjalan.

(119) Jumlah paket usulan pemanfaatan BMN pada tahap proses dimaksud, pada periode laporan berjalan.

(120) Jumlah paket usulan pemindahtangan BMN pada tahap proses dimaksud, pada periode laporan berjalan.

(121) Jumlah paket usulan penghapusan BMN pada tahap proses dimaksud, pada periode laporan berjalan.

Page 18: CaLBMN

- 18 -

(122) Jumlah Total paket usulan pengelolaan BMN pada tahap proses dimaksud, pada periode laporan berjalan.

(123) Keterangan/informasi-informasi yang perlu diungkapkan terkait pelaksanaan usulan pengelolaan BMN tersebut. Bila tidak ada yang perlu disampaikan isian ini dapat ditiadakan.

(124) Isian ini hanya untuk entitas pelaporan Kordinator wilayah, Eselon I dan Kementerian/Lembaga. Untuk isian CRB laporan tingkat satker isian ini ditiadakan.

(125) Kode Lokasi Kuasa Pengguna Barang dengan format :<kode KL>.<Kode Eselon I>.<Kode Wilayah>.<Kode Satker>.<Jenis Kewenangan>Contoh: 026.06.0100.123456.DK

(126) Uraian nama satker, contoh: Dinas Tenaga Kerja dan Keimigrasian Kota Jakarta

(127) Nilai Neraca BMN untuk satker dimaksud pada laporan periode berjalan.(128) Nilai BMN ekstrakomptabel untuk satker dimaksud pada laporan periode

berjalan.(129) Nilai BMN gabungan (intrakomptabel/neraca dan ekstrakomptabel) untuk

satker dimaksud pada laporan periode berjalan(130) Jumlah nilai neraca BMN (intrakomptabel) untuk kelompok satker

dimaksud pada laporan periode berjalan.(131) Jumlah nilai BMN ekstrakomptabel untuk kelompok satker dimaksud pada

laporan periode berjalan.(132) Jumlah nilai BMN gabungan untuk kelompok satker dimaksud pada

laporan periode berjalan.(133) Jumlah nilai BMN ekstrakomptabel untuk kelompok satker dimaksud pada

laporan periode berjalan.(134) Kode Lokasi Kuasa Pengguna Barang dengan format :

<kode KL>.<Kode Eselon I>.<Kode Wilayah>.<Kode Satker>.<Jenis Kewenangan>Contoh: 026.06.0100.123456.DKJika tidak ada nilai BMN yang menjadi BPYBDS maka isian untuk informasi ini ditiadakan.

(135) Uraian nama satker, contoh: Dinas Tenaga Kerja dan Keimigrasian Kota Jakarta

(136) Nilai BMN yang menjadi BPYBDS untuk satker dimaksud pada laporan periode berjalan.

(137) Jumlah nilai BMN yang menjadi BPYBDS pada entitas (9) laporan dimaksud.(138) Penjelasan lainnya terkait BMN yang menjadi BPYBDS yang sekiranya perlu

untuk disampaikan.