cahaya dan alat-alat optik (x sma)

14
Tugas Kelompok Fisika Kelompok 1 X.9 CAHAYA DAN ALAT OPTIK Anggota kelompok: ~ Ahmad Teydzar ~ Handika Irawan ~ M. Ghozi Reasdi ~ Soleh Andi ~ Anjas Rinnarto ~ Hendra Tri S. ~ M. Zein ~ Dzaky Hasym ~ Indra Firdaus R. ~ Nugroho Adi P.

Upload: handika-irawan

Post on 31-Oct-2014

190 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Cahaya dan Alat-alat Optik X SMA

TRANSCRIPT

Page 1: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Tugas Kelompok FisikaKelompok 1

X.9CAHAYA DAN ALAT OPTIK

Anggota kelompok:~ Ahmad Teydzar ~ Handika Irawan ~ M. Ghozi Reasdi ~ Soleh Andi~ Anjas Rinnarto ~ Hendra Tri S. ~ M. Zein~ Dzaky Hasym ~ Indra Firdaus R. ~ Nugroho Adi P.

Page 2: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Cahaya Cahaya adalah energi berbentuk gelombang

elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik denganpanjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.

Page 3: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, E.

Page 4: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang.

Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert,Roy J. Glauber dan lain-lain.

Page 5: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain yaitu difusi dan hambura.

Page 6: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Alat-alat Optik

Berikut ini adalah alat-alat optik: Mata Kamera Kaca Pembesar (Lup) Mikroskop Teropong

Page 7: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

MataA. Anatomi Mata Kornea: Lapisan pelindung. Aqueos Humor: Cairan dibelakang kornea untuk membiaskan

cahaya. Lensa Kristalin: Lensa mata. Iris: Selaput pembuat celah masuknya cahaya. Pupil: Celah masuknya cahaya. Retina: Layar penangkap bayangan di belakang mata. Otot Siliar: Otot yang mengatur panjang fokus Lensa Kristalin. Vitreous Humor: Cairan pengisi bola mata. Syaraf Optik: Meneruskan sinyal-sinyal syaraf dari retina ke otak

Page 8: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

B. Daya Akomodasi Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menipis atau menebal

sesuai dengan jarak benda yang dilihat. Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliar.

Untuk mata normal titik dekatnya yaitu 25 cm dan titik jauhnya tidak terhingga.

C. Cacat Mata Rabun Jauh (Miopi): Bayangan tidak tepat jatuh di retina tetapi di depan retina. Rabun jauh disebabkan oleh lensa mata tidak dapat memipih ketika melihat benda

di kejauhan. Rumus kekuatan lensa cekung: P= -100/PR Ket: P: Kekuatan lensa (dioptri) PR: Titik jauh mata (cm)

Page 9: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Rabun Dekat (Hipermetropi): Bayangan tidak tepat jatuh di retina tetapi di belakang retina. Rabun dekat disebabkan oleh lensa mata tidak dapat menebal

(cembung) ketika melihat benda pada jarak dekat. Rumus kekuatan lensa cembung: P= 100/x – 100/PP Atau P= 100/x – 100 Sn Ket: PP: Sn: Titik dekat mata (cm) X: Jarak benda di depan mata (cm) - Mata tua (Presbiopi) Pengurangan daya akomodasi mata dan biasanya terjadi pada orang

berusi lanjut. - Astigmatisma Astigmatisma merupakan cacat mata yang disebabkan oleh korne mata

tidak sferis.

Page 10: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Kamera

Kamera terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: Lensa Cembung: Memproyeksikan bayangan ke film. Film: Tempat menangkap bayangan hasil pemroyeksian lensa

cembung. Diafragma: Celah pengatur cahaya masuk.

Page 11: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Kaca Pembesar (Lup)

Kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar.Rumus perbesaran sudut: Ma= β/α= tan β/ tan α= (h/f)/(h/Sn)= Sn/f= Sn/sKeterangan: Ma: Perbesaran sudut. β: Sudut pengheliatan dengan menggunakan lup. α: Sudut pengheliatan tanpa menggunakan lup. f: Panjang fokus lup

Page 12: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

MikroskopMikroskop adalah suatu alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran mikro yang mampu menghasilkan perbesaran hingga ratusan kali.Rumus: d= S’ob + Sok M= Mob X Mok Mob= h’ob/hok= S’ob/Sob Mok= Sn/Fok M= S’ob/Sob X Sn/Fok Mok=Sn/Fok + 1 (akomodasi maksimum) M= S’ob/Sob X [Sn/Fok + 1] Mok= Sn/Fok + Sn/x M= S’ob/Sob X [Sn/Fok + Sn/x]Ket: d: Panjang mikroskop. M : Perbesaran total mikroskop. Mob: Perbesaran lensa objektif. Mok: Perbesaran lensa okuler.

Page 13: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

Teropong a. Teropong Bias Teropong bias merupakan teropong yang memanfaatkan prinsip

pembiasan cahaya dan menggunakan beberapa buah lensa. - Teropong Bintang Teropong bintang biasanya digunakan untuk mengamati benda-benda

langit. Rumus: Ma= Fob/Sok= Fob/Fok (Sn + Fok/Sn)b. Teropong Bumi Teropong Bumi menggunakan 3 buah lensa. Rumus: d= Fob + Fok + 4Fp Ket: Fp: Panjang fokus lensa pembalik

Page 14: Cahaya dan Alat-alat Optik (X SMA)

c. Teropong Panggung Terdiri dari sebuah lensa cembung (lensa objektif) dan lensa cekung

(lensa okuler)Rumus: d= Fob + Fokd. Teropong Prisma Teropong Prisma/Binokuler terdiri dari 2 buah lensa cembung dan 2

buah prisma.e. Teropong Pantul. Teropong yang memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya

menggunakan beberapa buah cermin dan lensa.