ca laring

6
CARSINOMA LARING Anatomi laring Epidemiologi Di luar negeri ca laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ca laring menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Rata-rata 1,2 orang per 100.000 penduduk meninggal karena ca laring. Etiologi ca laring belum diketahui secara pasti. Menurut para ahli termasuk factor resiko adalah perokok dan peminum alcohol. Histopatologi Karsinoma sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas laring. Karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 3 tingkat diferensiasi: a) berdiferensiasi baik (grade 1), b) berdiferensiasi sedang (grade 2), dan c) berdiferensiasi buruk (grade 3). Kebanyakan tumor ganas pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi yang mengenai hipofaring, sinus piriformis, dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi baik. Klasifikasi letak tumor Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglottis sampai batas atas glottis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring. Tumor glotik mengenai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsic pita suara. Batas superior adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 atau ke 2 pita suara, dapat meluas ke subglotik sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior atau prosesus vokalis kartilago arytenoid.

Upload: andaru-kusuma-praja

Post on 20-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diskripsi dan penjelasan tentang carsinoma laring

TRANSCRIPT

CARSINOMA LARING

Anatomi laring

Epidemiologi

Di luar negeri ca laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ca laring menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Rata-rata 1,2 orang per 100.000 penduduk meninggal karena ca laring.

Etiologi ca laring belum diketahui secara pasti. Menurut para ahli termasuk factor resiko adalah perokok dan peminum alcohol.

Histopatologi

Karsinoma sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas laring. Karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 3 tingkat diferensiasi: a) berdiferensiasi baik (grade 1), b) berdiferensiasi sedang (grade 2), dan c) berdiferensiasi buruk (grade 3). Kebanyakan tumor ganas pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi yang mengenai hipofaring, sinus piriformis, dan plika ariepiglotika kurang berdiferensiasi baik.

Klasifikasi letak tumor

Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglottis sampai batas atas glottis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring.

Tumor glotik mengenai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsic pita suara. Batas superior adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 atau ke 2 pita suara, dapat meluas ke subglotik sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior atau prosesus vokalis kartilago arytenoid.

Tumor subglotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli sampai batas inferior krikoid.

Tumor ganas transglotik adalah tumor yang menyebrangi ventrikel mengenai pita suara asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik lebih dari 10 mm.

Gejala

Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar pita suara, ketajaman pita suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suara. Pada tumor ganas laring, pita suara gagal berfungsi secara baik disebabkan oleh ketidakaturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligament krikoaritenoid, dan kadang-kadang menyerang saraf. Adanya tumor di pita suara akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebebkan kualitas suara menjadi kasar,menganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa. Kadang-kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas, atau paralisis komplit.

Hubungan antara serak dan tumor laring tergantung pada letak tumor. Apabila tumor tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap. Apabila tumor tumbuh di daerah ventrikel laring, di bagian bawah pita ventrikularis, atau di batas inferior pita suara, serak akan timbul kemudian. Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan gejala akhir atau tidak timbul sama sekali. Pada kelompok ini, gejala utama tidak khas dan subjektif, seperti perasaan tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor hipofaring jarang menimbulkan serak, kecuai tumornya eksentif. Fiksasi dan nyeri menimbulkan suara berguman (hot potato voice).

Dyspnea dan stridor. Dyspnea dan stridor adalah gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan napas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan gangguan jalan napas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau secret, maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat kedua gejala tersebut. Sumbatan yang terjadi secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dyspnea dan stridor adalah tanda prognosis yang kurang baik.

Nyeri tenggorok. Keluhan bervariasi dari rasa seperti goresan sampai rasa nyeri yang tajam.

Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring, dan sinus piriformis. Keluhan ini merupaka keluhan paling sering pada tumor ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.

Batuk dan hemoptysis. Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya hipofaring disertai secret yang mengalir ke dalam liang laring. Hemoptysis sering terjadi pada tumor glotik dan tumor supraglotik.

Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk, hemoptysis dan penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar laring atau metastasis jauh.

Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas yang menunjukan tumor pada stadium lanjut.

Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang kartilago tiroid dan perikondrium.

Diagnosis

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.

Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca laring atau secara langsung menggunakan laringoskop. Pemeriksaan ini untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor, kemudian dilakukan biopsy untuk pemeriksaan patologi anatomi.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium darah, juga pemeriksaan radiologic. Foto thorax diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis ke paru. CT Scan laring dapat memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih seksama, misalanya penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomi dari bahan biopsy laring, dan biopsy jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Dari hasil patologi anatomic yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.

Klasifikasi tumor ganas laring (AJCC dan UICC 1988)

Tumor primer (T)

Supraglotis

TisKarsinoma in situ

T1Tumor berada pada satu sisi pita suara asli/ palsu (gerakan masih baik)

T2Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah supraglotis dan glottis masih bisa bergerak (tidak terfiksir)

T3Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid bagian belakang, dinding medial dari sinus piriformis, dan ke arah rongga pre-epiglotis

T4 Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak pada leher atau sudah merusak tulang rawan tiroid

Glottis

TisKarsinoma in situ

T1Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior

T2Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksasi (impaired mobility)

T3Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi

T4Tumor sudah luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring

Subglotis

TisKarsinoma in situ

T1Tumor terbatas pada daerah subglotis

T2Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksasi

T3Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksasi

T4Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau kedua-duanya

Penjalaran ke kelenjar limfa (N)

NxKelenjar limfa tidak teraba

N0 Secara klinis kelenjar tidak teraba

N1Secara klinis teraba 1 kelenjar limfa dengan ukuran diameter 3 cm homolateral

N2Teraba kelenjar limfa tungal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3-6 cm

N2aSatu kelenjar limfa ipsilateral, diameter 3-6 cm

N2b Multipel kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm

N2cMetastasis bilateral atau kontralateral, diameter tidak lebih dari 6 cm

N3Metastasis kelenjar limfa >6 cm

Metastasis jauh (M)

MxTidak terdapat/ terdeteksi

M0Tidak ada metastasis jauh

M1Terdapat metastasis jauh

Staging (stadium)

ST IT1N0M0

ST IIT2N0M0

ST IIIT3N0M0

T1/T2/T3N1M0

ST IVT4N0/N1M0

T1/T2/T3/T4N2/N3

T1/T2/T3/T4N1/N2/N3M1