but kelompok 3

Upload: mardameparningotanparuliansormin

Post on 04-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    1/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT)

    MakalahDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pajak

    Internasional

    Disusun oleh:

    Adik Angga Putri J 01

    Bayu Dwi Putra A 07

    Dimas Wimandiri 12

    Mirza Widyantoro 24

    Ricardo Togar 28Satria Adi Susanto32

    DIPLOMA III PAJAK

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    2/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |2

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI

    NEGARA

    2011-2012

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa

    karena atas rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan

    penyusunan makalah yang berjudul Bentuk Usaha Tetap (BUT).

    Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata

    kuliah Pajak Internasional di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

    Melalui pengantar makalah ini, kami ingin mengucapkan

    terima kasih kepada Bapak Richard Eddy Tampubolon karena

    telah membimbing dan memotivasi kami dalam mempelajari

    materi Pajak Internasional.

    Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak

    kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,

    mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.

    Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami

    harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami

    juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu kami dalam pengerjaan makalah ini, baik secara

    langsung ataupun tidak langsung.

    Pada akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat

    bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang

    membutuhkan, juga bagi kami sehingga tujuan yang telah

    diharapkan dapat tercapai.

    Tangerang, 25 Maret 2012

    Penyusunj

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    3/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

    DAFTAR ISI ............................................................................................................3

    BAB I .......................................................................................................................4

    PENDAHULUAN ....................................................................................................4

    Latar Belakang .....................................................................................................4

    Batasan Materi ..................................................................................................... 5

    Tujuan Penulisan ..................................................................................................5BAB II ......................................................................................................................6

    PEMBAHASAN ......................................................................................................6

    A. Pengertian Bentuk Usaha Tetap ......................................................................6

    B. Kriteria Penentuan BUT ..................................................................................6

    C. Time Test (tes waktu) ......................................................................................9

    Jenis BUT (Bentuk Usaha Tetap) ...................................................................... 12

    Pasal 5 (UU No 10 Tahun 1994) ........................................................................14

    Yang dikecualikan sebagai BUT ........................................................................16Pengecualian pemotongan PPh pasal 26 ............................................................ 17

    PENUTUP ..............................................................................................................18

    Kesimpulan ........................................................................................................ 18

    Saran ...................................................................................................................20

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    4/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Sedikitnya ada 2 (dua) perubahan besar yang diakibatkan

    oleh globalisasi. Yang pertama adalah bahwa era globalisasi

    yang diwarnai dengan tumbuhnya kawasan bebas perdagangan,

    jasa dan modal (misal: NAFTA, European Community, dan

    terakhir AFTA), transaksi internasional telah bertumbuh dengan

    pesatnya baik dari sisi frekuensi maupun volumenya. Dan yang

    kedua adalah masuknya investasi asing ke suatu negara dalam

    bentuk portfolio investment dan foreign direct investment

    mengakibatkan implikasi yang luas baik dari sisi sosial, ekonomi,

    hukum dan keamanan terhadap negara pengimpor modal

    (importing capital countries) misalnya Indonesia.

    Dalam melakukan investasi langsung di Indonesia, investor

    asing dapat melakukannya dalam bentuk joint venture dengan

    perusahaan asing lainnya dan perusahaan lokal. Umumnya,

    perusahaan ini berbentuk penanaman modal asing dan berbadan

    hukum Indonesia sehingga perusahaan penanaman modal asing

    adalah wajib pajak dalam negeri (resident taxpayer).

    Selain itu, perusahaan asing dapat menjalankan usahanya

    melalui bentuk usaha di Indonesia. Ini yang disebut dengan

    Bentuk Usaha Tetap (selanjutnya disingkat BUT). Apabila investor

    asing menjalankan bisnisnya di Indonesia melalui BUT ( a

    permanent establishment) berarti bahwa perusahaan tersebut

    tidak berbadan hukum Indonesia sehingga BUT adalah bukan

    wajib pajak dalam negeri. Selanjutnya, makalah ini akan

    membahas secara detal mengenai BUT dan hubungannya

    dengan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    5/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |5

    Batasan Materi

    Untuk memberi kejelasan kepada pembaca mengenai isi

    makalah, maka penyusun membatasi pembahasan makalah

    dengan fokus membahas materi berikut.

    1. Penentuan BUT

    2. Pengertian Keberadaan BUT

    3. Pengecualian dari BUT

    Tujuan Penulisan

    Makalah ini disusun dengan tujuan:

    1. Memenuhi tugas mata kuliah PPnBM Pajak

    Internasional semester 6 Spesialisasi Pajak Sekolah

    Tinggi Akuntansi Negara;

    2. Memahami secara detail mengenai Bentuk

    Usaha Tetap (BUT) dan peraturan perundang-undangan

    mengenai BUT.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    6/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Bentuk Usaha TetapIstilah Bentuk Usaha Tetap dalam UU PPh dapat disetarakan

    dengan penyebutan permanent establishment dalam P3B. Istilah

    tersebut dipakai untuk menentukan hak pemajakannegara sumber

    atas penghasilan dari bisnis (dan profesi) yang dijalankan oleh bukan

    WPDN.William (dalam Bichel, 1978) dan Patrick (dalam Helawel, 1980)

    menyatakan baahwa istilah permanent establishment (PE) lebih

    merupakan ambang batas (treshold) atau kriteria yangmemungkinkan

    suatu negara sumber untuk secara legal dapat memajaki penghasilan

    dari bisnis (dan profesi) transnasional (lintas perbatasan). Sebagai titik

    ambang batas, maka setiap usahadan kegiatan transnasional yang

    belum memenuhi kriteria atau berada di bawah kriteria BUTdibebaskan

    dari pengenaan pajak di negara sumber. Hal ini bukan berarti

    penghasilan tersebutbebas dari pemajakan dengan alasan bahwa

    sesuai dengan kelaziman internasional.

    B. Kriteria Penentuan BUT

    1) Kriteria BUT menurut UU PPh.

    Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan

    oleh orang pribadi yang tidakbertempat tinggal di Indonesia, orang

    pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari183 (seratus delapan

    puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan

    badanyang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia

    untuk menjalankan usahaatau melakukan kegiatan di Indonesia, yang

    dapat berupa:

    a. tempat kedudukan manajemen;

    b. cabang perusahaan;

    c. kantor perwakilan;

    d. gedung kantor;

    e. pabrik;

    f. bengkel;

    g. gudang;

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    7/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |7

    h. ruang untuk promosi dan penjualan;

    i. pertambangan dan penggalian sumber alam;

    j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

    k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;

    l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

    m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang

    lain, sepanjangdilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam

    jangka waktu 12 (dua belas)bulan;

    n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang

    kedudukannya tidak bebas;

    o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan

    dan tidakbertempat kedudukan di Indonesia yang menerima

    premi asuransi ataumenanggung risiko di Indonesia; dan

    p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang

    dimiliki, disewa, ataudigunakan oleh penyelenggara transaksi

    elektronik untuk menjalankan kegiatanusaha melalui internet.

    2) Kriteria BUT menurut model OECD

    Menurut Model OECD, keberadaan suatu BUT ditentukan dengan

    adanya :

    a. suatu tempat kedudukan manajemen;

    b. suatu cabang;

    c. suatu kantor;

    d. suatu pabrik;

    e. suatu bengkel;

    f. suatu pertanian atau perkebunan;

    g. suatu gudang;h. suatu tambang, sumur minyak atau gas, tempat penggalian,

    atau tempat pengambilan sumber daya alam lainnya;

    i. Suatu bangunan atau konstruksi atau perakitan atau proyek

    instalasi, atau kegiatan pengawasan yang berhubungan

    dengannya, atau suatu instalasi atau anjungan pengeboran atau

    kapal yang digunakan untuk eksplorasi atau untuk

    mengeluarkan sumber daya alam, yang ada atau berlangsung

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    8/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |8

    untuk suatu masa lebih dari .*.. ( ... ) hari (* ditentukan dalam

    peretujuan);

    j. Pemberian jasa-jasa, termasuk jasa konsultasi, melalui pegawai

    atau orang lain untuk tujuan tersebut, namun hanya jika

    kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung (untuk proyek yang

    sama atau yang berhubungan) lebih dari ... (..*.) hari dalam

    jangka waktu 12 (dua belas) bulan(tergantung kesepakatan).

    3) Kriteria BUT menurut model UN

    Menurut kriteria ini, bentuk usaha tetap berarti suatu tempat

    usaha tetap yang ditandai

    Dengan adanya :

    a. suatu tempat kedudukan manajemen;

    b. suatu cabang;

    c. suatu kantor;

    d. suatu pabrik;

    e. suatu bengkel;

    f. suatu gudang atau tempat yang digunakan sebagai outlet

    penjualan;

    g. suatu pertanian atau perkebunan;

    h. Suatu tambang, atau sumur minyak atau gas, suatu penggalian

    atau suatu tempat penggalian atau eksplorasi sumber daya

    alam, tempat pengeboran atau kapal yang digunakan untuk

    eksplorasi atau eksploitasi sumber-sumber daya alam.

    i. Suatu bangunan, suatu konstruksi, proyek perakitan atau

    instalasi atau kegiatan pengawasanyang berhubungan dengan

    kegiatan proyek tersebut merupakan suatu bentuk usaha tetap

    hanya apabila tempat, proyek atau kegiatan tersebut

    berlangsung lebih dari **bulan.

    j. Pemberian jasa-jasa, termasuk jasa konsultasi oleh sebuah

    perusahaan melalui karyawan atau orang lain yang dilibatkan

    oleh perusahaan untuk tujuan tertentu, tetapi hanya apabila

    aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung (untuk proyek yang

    sama atau berhubungan) di suatu Negara dalam masa atau

    masa-masa lebih dari ** bulan dalam jangka waktu 12 bulan.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    9/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |9

    C. Time Test (tes waktu)

    BUT merupakan cabang perusahaan, atau tempat kedudukan

    manajemen, Kantor, pabrik, tempat kerja atau suatu hakpenambangan dan kekayaan alamlainnya. Dalam pengertian ini juga

    termasuk proyek pembuatan gedung ataukonstruksi yang dilakukan

    dan melewati tes waktu yang ditentukan dalamUndang-Undang di

    negara domisili, di Indonesia diatur dalam Pasal 2 ayat 5 bahwa untuk

    dianggap BUT, apabila mereka melakukan kegiatan di Indonesia lebih

    dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, sedangkan untuk

    pemberian jasa, waktu tes yang diberikan untuk menjadi BUT apabila

    jasa yang diberikan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

    Sedangkan, untuk penghasilan yang diperoleh penduduk dari

    suatu Negara Pihak pada Persetujuan sehubungan dengan jasa-jasa

    profesional atau pekerjaan bebas lainnya hanya akan dikenakan pajak

    di Negara itu kecuali dalam hal dibawah ini, dimana penghasilan itu

    dapat juga dikenai pajak di Negara pada persetujuan lainnya :

    a. Jika ia mempunyai suatu tempat tertentu yang tersedia secara

    teratur dipergunakan untuk menjalankan pekerjaan di Negara

    Pihak lainnya pada Persetujuan itu, penghasilan tersebut dapat

    dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya itu tetapi hanya bagian

    penghasilan yang dianggap berasal dari tempat tertentu itu

    ;atau

    b. Jika ia tinggal di Negara Pihak lainnya itu selama suatu masa

    atau masa masa yang tidak melebihi 183 hari dalam masa 12

    bulan yang mulai atau berakhir pada satu tahun pajak, dalam

    hal ini hanya penghasilan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan

    yang dilakukan di Negara lain itulah yang akan dikenakan pajak

    di Negara Pihak lainnya itu.

    Dengan demikian suatu usaha yang dilakukan oleh penduduk

    asing di Negara Indonesia harus ditentukan saat kapan mereka

    menjadi Bentuk UsahaTetap atau Tempat Usaha Tetap.Penentuan

    tersebut jika tidak diatur dalam P3B, maka berlaku ketentuan Undang-

    undang Pajak Penghasilan.

    Dibawah ini disajikan tes waktu untuk BUT, sebagai berikut :

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    10/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |10

    TIME TEST P3B YANGBERLAKU EFEKTIF

    (BENTUK USAHA TETAP)

    NO

    .NEGARA

    KONSTRUK

    SI

    INSTALA

    SI

    PERAKITA

    N

    PENGAWASA

    N

    KONSTRUKSI

    JASA

    LAINNYA

    1 Algeria3 months 3 months 3 months 3 months 3 months/12

    months

    2 Australia120 days 120 days 120 days 120 days 120 days/12

    months

    3 Austria6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    4 Bangladesh183 days 183 days 183 days 183 days 91 days/12

    months

    5 Belgium 6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12months

    6BruneiDarussalam

    183 days 3 months 3 months 183 days 3 months/12months

    7 Bulgaria6 months 6 months 6 months 6 months 120 days/12

    months

    8Canada

    120 days 120 days 120 days 120 days 120 days/12months

    9 Czech6 months 6 months 6 months 6 months 3 months /

    12 months

    10 China6 months 6 months 6 months 6 months 6 months/12

    months

    11 Denmark6 months 3 months 3 months 6 months 3 months/12

    months

    12 Egypt6 months 4 months 4 months 6 months 3 months/12

    months

    13 Finland6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    14 France6 months N/A 6 months 183 days/12

    months183 days/12months

    15 Germany 6 months 6 months N/A N/A 7,5%

    16 Hungary3 months 3 months 3 months 3 months 4 months/12

    months

    17 India183 days 183 days 183 days 183 days 91 days/12

    months

    18 Italy6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    19 Japan 6 months 6 months N/A 6 months N/A

    20 Jordan6 months 6 months 6 months 6 months 1 month/12

    months

    21Korea,Republic of

    6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12months

    22 Korea,Democratic

    People's

    12 months 12 months 12 months 12 months 6 months/12months

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    11/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |11

    NO

    .NEGARA

    KONSTRUK

    SI

    INSTALA

    SI

    PERAKITA

    N

    PENGAWASA

    N

    KONSTRUKSI

    JASA

    LAINNYA

    Republic of

    23 Kuwait3 months 3 months 3 months 3 months 3 months/12

    months

    24Luxembourg

    5 months 5 months 5 months 5 months 10%

    25 Malaysia6 months 6 months 6 months N/A 3 months/12

    months

    26 Mexico6 months 6 months 6 months 6 months 91 days/12

    months

    27 Mongolia6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    28 Netherlands6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/

    12 months

    29NewZealand

    6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12months

    30 Norway6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    31 Pakistan 3 months 3 months 3 months 3 months 15%

    32 Philippines6 months 3 months 3 months 6 months 183 days/12

    months

    33 Poland183 days 183 days 183 days 183 days 120 days/12

    months

    34 Portuguese6 months 6 months 6 months 6 months 183 days/12

    months35 Qatar

    6 months 6 months 6 months 6 months 6 months/12months

    36 Romania6 months 6 months 6 months 6 months 4 months/12

    months

    37 Russia3 months 3 months 3 months 3 months TanpaTime

    Test

    38SaudiArabia*

    N/A N/A N/A N/A N/A

    39 Seychelles6 months 6 months 6 months 6 months 3 months /

    12 months

    40 Singapore

    183 days 183 days 183 days 6 months 90 days/12

    months

    41 Slovak6 months 6 months 6 months 6 months 91 days/12

    months

    42 South Africa6 months 6 months 6 months 6 months 120 days/12

    months

    43 Spain183 days 183 days 183 days 183 days 3 months/12

    months

    44 SriLanka90 days 90 days 90 days 90 days 90 days/12

    months

    45 Sudan6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    46 Sweden 6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    12/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |12

    NO

    .NEGARA

    KONSTRUK

    SI

    INSTALA

    SI

    PERAKITA

    N

    PENGAWASA

    N

    KONSTRUKSI

    JASA

    LAINNYA

    months

    47 Switzerland 183 days 183 days 183 days 183 days 5%

    48 Syria6 months 6 months 6 months 6 months 183 days/12

    months

    49Taipei/Taiwan

    6 months 6 months 6 months 6 months 120 days/12months

    50Thailand

    6 months 6 months 6 months 6 months 6 months/12months

    51 Tunisia3 months 3 months 3 months 3 months 3 months/12

    months

    52 Turkey6 months 6 months 6 months 6 months 183 days/12

    months

    53UAE (UnitedArabEmirates)

    6 months 6 months 6 months 6 months 6 months

    54 Ukraine6 months 6 months 6 months 6 months 4 months/12

    months

    55 UnitedKingdom

    183 days 183 days 183 days 183 days 91 days/12months

    56 UnitedStates ofAmerica

    120 days 120 days 120 days 120 days 120 days/12months

    57 Uzbekistan6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    58 Venezuela 6 months 6 months 6 months 6 months 10%

    59 Vietnam6 months 6 months 6 months 6 months 3 months/12

    months

    * P3B antara Indonesia dengan Saudi Arabia hanya mengaturmengenaitransportasi penerbangan dalam jalur internasional.

    Jenis BUT (Bentuk Usaha Tetap)

    a) BUT Tipe Aktiva

    Contoh:

    1. tempat kedudukan manajemen;

    2. cabang perusahaan;

    3. kantor perwakilan;

    4. gedung kantor;

    5. pabrik;

    6. bengkel;

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    13/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |13

    7. pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja

    pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan;

    dan

    8. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.

    b) BUT Tipe Aktivitas

    Contoh:

    1. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

    2. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau

    oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh)

    hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

    c) BUT Tipe Agen

    Tidak semua agen merupakan BUT. Agen dibagi dua yaitu agenbebas dan agen tidak bebas. Agen yang manjadi BUT adalah agen

    tidak bebas. Hal ini diatur di Pasal 5 ayat (5) OECD model. Bahwaorang atau badan dapat ditetapkan sebagai BUT jika melakukanaktivitas melalui agen tidak bebas. Agen tidak bebas dapat berupaorang pribadi atau badan asal:

    1. Bergantung pada perusahaan yang diwakilinya. Artinyaselalu mengikuti petunjuk dan instruksi perusahaan yangdiwakilinya.

    2. Mempunyai kuasa / kewenangan untuk menandatanganikontrak-kontrak atas Nama perusahaan tersebut.Kewenangan tersebut bersifat tetap atau berlangsung terusmenerus. Salah satu faktor yang menentukan untuk

    mengetahui sifat tetap atau terus menerus adalah apakahkegiatan tersebut dari awal mulanya dimaksudkan untuk

    jangka panjang atau hanya sementara.3.Tidak mempunyai kuasa seperti diatas, tetapi ia

    mempunyai kebiasaan menyimpan persediaan barang-barang atau barang dagangan dan secara teraturmenyerahkan barang-barang tersebut atas namaperusahaan yang diwakilinya.

    d) BUT Tipe Perusahaan Asuransi

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    14/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |14

    BUT jenis ini bisa timbul karena perusahaan asuransi yang tidak

    didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia memungut

    premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia melalui agen atau

    pegawainya.

    BUT dalam P3B dikenal dengan istilah permanent

    establishment, yang menyatakan bahwa Laba perusahaan dari

    Negara Pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan pajak di negara

    itu kecuali jika perusahaan itu menjalankan usaha di negara Pihak

    lainnya pada Persetujuan, melalui suatu bentuk usaha tetap yang

    berkedudukan disitu. Apabila perusahaan tersebut menjalankanusahanya sebagaimana dimaksud diatas, maka laba perusahaan itu

    dapat dikenakan pajak di negara lainnya tetapi hanya atas bagian laba

    berasal dari bentuk usaha tetap tersebut.

    Oleh karena itu, jika suatu perusahaan dari suatu Negara Pihak

    pada Persetujuan menjalankan usaha di setiap negara melalui suatu

    bentuk usaha tetap yang berkedudukan disitu, maka yang akan

    diperhitungkan sebagai laba bentuk usaha tetap itu oleh masing-

    masing negara ialah laba yang diperolehnya di negara dimana BUT

    berkedudukan.

    Pasal 5 (UU No 10 Tahun 1994)

    Pasal 5

    Yang menjadi Obyek Pajak bentuk usaha tetap adalah:

    a) penghasilan dari usaha ataukegiatan bentuk usaha tetap tersebut dan dari

    harta yang dimiliki ataudikuasai;

    b) penghasilan kantor pusat dariusaha atau kegiatan, penjualan barang, atau

    pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yangdijalankan atau yang

    dilakukan oleh bentuk usaha tetap di Indonesia;

    c) penghasilan sebagaimana tersebut dalamPasal 26 yang diterima atau

    diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapathubungan efektif antara bentuk

    usaha tetap dengan harta atau kegiatan yangmemberikan penghasilan

    dimaksud.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    15/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |15

    (2) Biaya-biaya yang berkenaan denganpenghasilan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf b dan huruf c bolehdikurangkan dari penghasilan bentuk usaha

    tetap.

    (3) Dalam menentukan besarnya labasuatu bentuk usaha tetap :a) a.biaya administrasi kantor pusatyang diperbolehkan untuk dibebankan

    adalah biaya yang berkaitan denganusaha atau kegiatan bentuk usaha

    tetap, yang besarnya ditetapkan olehDirektur Jenderal Pajak;

    b) b.pembayaran kepada kantor pusatyang tidak diperbolehkan dibebankan

    sebagai biaya adalah :

    1. royalti atau imbalan lainnyasehubungan penggunaan harta, paten,

    atau hak-hak lainnya;

    2. imbalan sehubungan denganjasa manajemen dan jasa lainnya;

    3. bunga, kecuali bunga yangberkenaan dengan usaha perbankan;

    c) pembayaran sebagaimana tersebut padahuruf b yang diterima atau

    diperoleh dari kantor pusat tidak dianggapsebagai Obyek Pajak, kecualibunga yang berkenaan dengan usahaperbankan."

    Pasal 6

    (1) Besarnya Penghasilan Kena Pajakbagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk

    usaha tetap, ditentukan berdasarkanpenghasilan bruto dikurangi :

    a. biaya untuk mendapatkan, menagih,dan memelihara penghasilan, termasuk

    biaya pembelian bahan, biaya berkenaandengan pekerjaan atau jasa

    termasuk upah, gaji, honorarium, bonus,gratifikasi, dan tunjangan yang

    diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa,royalti, biaya perjalanan, biayapengolahan limbah, premi asuransi, biayaadministrasi, dan pajak kecuali

    Pajak Penghasilan; (UU No 17 Tahun 2000)

    b. penyusutan atas pengeluaran untukmemperoleh harta berwujud dan

    amortisasi atas pengeluaran untuk memperolehhak dan atas biaya lain yang

    mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahunsebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 11 dan Pasal 11A; (UU 10 Tahun 1994)

    c. iuran kepada dana pensiun yangpendiriannya telah disahkan oleh Menteri

    Keuangan; (UU 10 Tahun 1994)

    d. kerugian karena penjualan ataupengalihan harta yang dimiliki dan digunakan

    dalam perusahaan atau yangdimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan

    memelihara penghasilan; (UU 10 Tahun1994)e. kerugian dari selisih kurs matauang asing; (UU No 17 Tahun 2000)

    f. biaya penelitian dan pengembanganperusahaan yang dilakukan di Indonesia;

    (UU 10 Tahun 1994)

    g. biaya bea siswa, magang, danpelatihan; (UU 10 Tahun 1994)

    h. piutang yang nyata-nyata tidak dapatditagih, dengan syarat : (UU No 17

    Tahun 2000)

    1) telah dibebankan sebagai biayadalam laporan laba rugi komersial;

    2) telah diserahkan perkarapenagihannya kepada Pengadilan Negeri atau

    Badan Urusan Piutang dan LelangNegara (BUPLN) atau adanya

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    16/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |16

    perjanjian tertulis mengenai penghapusanpiutang/pembebasan utang

    antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;

    3) telah dipublikasikan dalampenerbitan umum atau khusus; dan

    4) Wajib Pajak harus menyerahkandaftar piutang yang tidak dapat ditagih

    kepada Direktorat Jenderal Pajak,yang pelaksanaannya diatur lebih lanjutdenganKeputusan Direktur Jenderal Pajak.

    (2) Apabila penghasilan bruto setelahpengurangan sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (1) didapat kerugian, makakerugian tersebut dikompensasikan dengan

    penghasilan mulai tahun pajakberikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima)

    tahun. (UU No 17 Tahun 2000)

    (3) Kepada orang pribadi sebagaiWajib Pajak dalam negeri diberikan pengurangan

    berupa Penghasilan Tidak KenaPajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

    (UU No 10 Tahun 1994)

    Yang dikecualikan sebagai BUT

    Sesuai Tax Treaty model OECD, pengecualian timbulnya BUT

    yaitu sebagai berikut:

    1. Apabila perusahaan dari suatu Negara treaty partner

    menjalankan kegiatan-kegiatan yang terbatas di Indonesia yang

    cakupan kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut :

    a. Penggunaan fasilitas-fasilitas semata-mata dimaksudkan

    untuk menyimpan, memamerkan barang-barang atau barang

    dagangan milik perusahaan

    b. Penggunaan persediaan barang-barang atau barang

    dagangan milik perusahaan semata-mata dimaksudkan untuk

    disimpan, dipamerkan, atau diolah lebih lanjut oleh

    perusahaan lain.

    c. Penggunaan tempat usaha tetap semata-mata dimaksudkan

    untuk pembelian barang-barang atau barang dagangan,

    mengumpulkan informasi bagi keperluan perusahaan, untuk

    tujuan periklanan, memberikan informasi atau untuk

    menjalankan kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan

    ataupun penunjang bagi perusahaan.

    2. Apabila perusahaan tersebut menjalankan usahanya melalui

    agen yang bertindak bebas (independent agent). Independent

    agent adalah agen yang menjalankan usahanya secara bebas

    tanpa adanya instruksi dari perusahaan luar negeri (non resident

    tavpayer) misalnya makelar, komisioner umum.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    17/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |17

    3. Apabila suatu perusahaan yang berkedudukan disuatu Negara

    treaty partner yang menguasai atau dikuasaia oleh perusahaan

    lain yang berkedudukan dinegara treaty oartner lainnya ataupun

    menjalankan usaha dinegara treaty lainnya (baik melalui suatu

    BUT maupun dengan cara lain).

    Pengecualian pemotongan PPh pasal 26

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 257/PMK.03/2008

    Khusus untuk BUT dikecualikan dari pemotongan apabila

    Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT

    ditanamkan kembali di Indonesia yang dapat menunjang

    kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka peningkatan dan pemerataan

    penanaman modal dengan syarat :

    1. penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kenapajak setelah dikurangi Pajak Penghasilan dalam bentukpenyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan danberkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri;

    2. Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia

    sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus secara aktifmelakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte pendiriannnya,paling lama 1 (satu) tahun sejak perusahaan tersebut didirikan;

    3. penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan ataupaling lama tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterimaatau diperolehnya penghasilan tersebut; dan

    4. tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebutpaling singkat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudahperusahaan baru tersebut telah berproduksi komersial.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    18/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |18

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakanoleh orang pribadi yang tidakbertempat tinggal di Indonesia, orang

    pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan

    puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan

    badanyang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia

    untuk menjalankan usahaatau melakukan kegiatan di Indonesia, yang

    dapat berupa:

    a. tempat kedudukan manajemen;

    b. cabang perusahaan;

    c. kantor perwakilan;

    d. gedung kantor;

    e. pabrik;

    f. bengkel;

    g. gudang;

    h. ruang untuk promosi dan penjualan;

    i. pertambangan dan penggalian sumber alam;

    j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    19/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |19

    k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;

    l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

    m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang

    lain, sepanjangdilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam

    jangka waktu 12 (dua belas)bulan;

    n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang

    kedudukannya tidak bebas;

    o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan

    dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima

    premi asuransi ataumenanggung risiko di Indonesia; dan

    p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang

    dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi

    elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

    Sesuai Tax Treaty model OECD, pengecualian timbulnya BUT

    yaitu sebagai berikut :

    1. Apabila perusahaan dari suatu Negara treaty partner

    menjalankan kegiatan-kegiatan yang terbatas di Indonesia yang

    cakupan kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut :

    a. Penggunaan fasilitas-fasilitas semata-mata dimaksudkan

    untuk menyimpan, memamerkan barang-barang atau barang

    dagangan milik perusahaan

    b. Penggunaan persediaan barang-barang atau barang

    dagangan milik perusahaan semata-mata dimaksudkan untuk

    disimpan, dipamerkan, atau diolah lebih lanjut oleh

    perusahaan lain.c. penggunaan tempat usaha tetap semata-mata dimaksudkan

    untuk pembelian barang-barang atau barang dagangan,

    mengumpulkan informasi bagi keperluan perusahaan, untuk

    tujuan periklanan, memberikan informasi atau untuk

    menjalankan kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan

    ataupun penunjang bagi perusahaan.

    2. Apabila perusahaan tersebut menjalankan usahanya melalui

    agen yang bertindak bebas (independent agent). Independent

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    20/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |20

    agent adalah agen yang menjalankan usahanya secara bebas

    tanpa adanya instruksi dari perusahaan luar negeri (non resident

    tavpayer) misalnya makelar, komisioner umum.

    3. Apabila suatu perusahaan yang berkedudukan disuatu Negara

    treaty partner yang menguasai atau dikuasaia oleh perusahaan

    lain yang berkedudukan dinegara treaty oartner lainnya ataupun

    menjalankan usaha dinegara treaty lainnya ( baik melalui suatu

    BUT maupun dengan cara lain).

    Saran

    Menurut penyusun, hal yang masih perlu kajian lebih

    mendalam dalam penyusunan makalah sejenis berikutnya antara

    lain:

    1. Contoh kasus seputar BUT;

    2. Perbedaan peraturan mengenai BUT di Indonesia

    dengan negara lain;

    3. Perlakuan perpajakan atas BUT.

  • 7/29/2019 But Kelompok 3

    21/21

    Bentuk Usaha Tetap (BUT) |21

    DAFTAR PUSTAKA

    BPPK. 2009. Modul Pusdiklat Pajak. Jakarta: BPPK

    www.dannydarussalam.com

    www.dudiwahyudi.blogspot.com

    www.ortax.org