busana penganten paes ageng jangan menir

2
BUSANA PENGANTEN PAES AGENG JANGAN MENIR Busana penganten paes ageng jangan menir pada zaman dahulu hanya dikenakan oleh putra-putri dalem Sri Sultan pada upacara perkawinan Agung di dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Digunakan untuk upacara adat boyongan pengantin putri yang dilaksanakan setelah akad nikah. Pengantin putri mengenakan baju blenggen bahan bludru, pinggang dililit selendang yang berhias pendhing, dan kuluk kanigara. Paes Ageng Jangan Menir tidak mengenakan kain kampuh atau dodot. Hal ini digunakan untuk membedakan dengan corak Paes Ageng Kanigaran. Pengantin pria memakai bahu blenggen dari bahan beludru berhias bordir, pinggang dililit selendang berhias pendhing, dan kuluk kanigara menutup kepala. Paes Ageng Jangan Menir tidak memakai kain kampuh maupun dodot. Kalau Paes Ageng Jangan Menir tidak memakai dodot kampuh, Paes Ageng Kanigaran justru menggunakan dodot kampuh yang melapisi cinde warna merah keemasan pada busana pengantin corak Kanigaran. Kebaya bludru berhias benang keemasan menyatu dengan dodot kampuh, cinde dan detil riasan serta perhiasan. Untuk rambut cinduk mentol (berbentuk batokan) paes ageng, jangan menir, kanigaran berjumlah 5 yang melambangkan pancasila dengan menghadap kedepan berarti menampakkan diri. Menjangan ranggah merupakan nama alis dalam rias wajah pengantin Paes ageng atau Jangan Menir. Alisnya dibuat dengan warna hitam dan berbentuk seperti menjangan sedangkan arti ranggah dalam bahasa Jawa yaitu bercabang.

Upload: vivie-sii-mid-mid

Post on 26-Oct-2015

689 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

busana pengantin jawa

TRANSCRIPT

Page 1: Busana Penganten Paes Ageng Jangan Menir

BUSANA PENGANTEN PAES AGENG JANGAN MENIR

Busana penganten paes ageng jangan menir pada zaman dahulu hanya dikenakan oleh

putra-putri dalem Sri Sultan pada upacara perkawinan Agung di dalam Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

Digunakan untuk upacara adat boyongan pengantin putri yang dilaksanakan setelah akad

nikah. Pengantin putri mengenakan baju blenggen bahan bludru, pinggang dililit selendang yang

berhias pendhing, dan kuluk kanigara. Paes Ageng Jangan Menir tidak mengenakan kain kampuh

atau dodot. Hal ini digunakan untuk membedakan dengan corak Paes Ageng Kanigaran.

Pengantin pria memakai bahu blenggen dari bahan beludru berhias bordir, pinggang

dililit selendang berhias pendhing, dan kuluk kanigara menutup kepala. Paes Ageng Jangan

Menir tidak memakai kain kampuh maupun dodot. Kalau Paes Ageng Jangan Menir tidak

memakai dodot kampuh, Paes Ageng Kanigaran justru menggunakan dodot kampuh yang

melapisi cinde warna merah keemasan pada busana pengantin corak Kanigaran. Kebaya bludru

berhias benang keemasan menyatu dengan dodot kampuh, cinde dan detil riasan serta perhiasan.

Untuk rambut cinduk mentol (berbentuk batokan) paes ageng, jangan menir, kanigaran

berjumlah 5 yang melambangkan pancasila dengan menghadap kedepan berarti menampakkan

diri.

Menjangan ranggah merupakan nama alis dalam rias wajah pengantin Paes ageng atau

Jangan Menir. Alisnya dibuat dengan warna hitam dan berbentuk seperti menjangan sedangkan

arti ranggah dalam bahasa Jawa yaitu bercabang.