bupati timor tengah selatan propinsi nusa …

44
BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN Menimbang Mengingat : 1. 2. a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat; b. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemungutan pajak daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan secara profesional, efektif, efisien dan tertib administrasi, serta sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, perlu mengatur standar operasional prosedur pelayanan pajak daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Pajak Daerah; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3680) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negar^ Republik Indonesia Nomor 3987); *

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 46 TAHUN 2017

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN

Menimbang

Mengingat : 1.

2.

a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemungutan pajak daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan secara profesional, efektif, efisien dan tertib administrasi, serta sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, perlu mengatur standar operasional prosedur pelayanan pajak daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Pajak Daerah; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3680) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negar^ Republik Indonesia Nomor 3987); *

Page 2: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkaan Penetapan Kepala Daerah atau Atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor l l /PMK.07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistim dan Prosedur Adminiterasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Iain-lain;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 9 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Tingkat II Timor Tengah Selatan Tahun 1991 Nomor 3 Seri D Nomor 2);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2007 Nomor 28, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 28);

Page 3: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

16. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2011 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2014 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PAJAK DAERAH.

Pasal 1

(1) Jenis Pajak Daerah dalam Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan ini terdiri atas: a. pajak Hotel; b. pajak Restoran; c. pajak Hiburan; d. pajak Reklame; dan e. pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

(2) Jenis pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, dipungut dengan menggunakan Self Assesment System.

(3) Jenis pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dan huruf e dipungut dengan menggunakan Official Assesment System.

Pasal 2

(1) Pemungutan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Pajak Daerah.

(2) Ketentuan mengenai Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(3) Sistematika Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. pendahuluan; b. definisi; c. prosedur Pendaftaran dan Pendataan Nomor Pokok Wajib

Pajak Daerah; d. prosedur Pembayaran Pajak Daerah berdasarkan

mekanisme pemungutan Self Assesment System; e. prosedur Pembayaran Pajak Daerah berdasarkan

mekanisme pemungutan Official Assesment System; ^

Page 4: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

f. prosedur Restitusi/Kompensasi; g. prosedur Pembukuan dan Pemeriksaan; h. prosedur Penagihan dan Pelelangan; dan i. prosedur Penghapusan Piutang Pajak.

Pasal 3

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Ditetapkan di SoE pada tanggal 30 November 2017

^BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN,<

it PAULUS V. R. MELLA

Diundangkan di SoE pada tanggal 30 November 2017

SEKRETARIS DAERAH

^ MARTHEN SELAN

BERITA DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2017 NOMOR 46.

Page 5: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

LAM PI RAN PERATURAN BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PAJAK DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PETUNJUK PELAKSANAAN PAJAK DAERAH

KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

A. PENDAHULUAN Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan

merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah di l ingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Salah satu tugas pokok Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah mengelola pajak-pajak daerah dengan cara-cara tertentu sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku. Agar tugas pengelolaan pajak daerah tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dan dalam rangka mewujudkan birokrasi profesional, maka disusunlah Standar Operasional Prosedur yang akan menjadi pedoman pelaksanaan teknis semua pekeijaan yang terkait dengan proses pendataan, pendaftaran, penetapan, pemungutan, penagihan, dan pencatatan pajak daerah hingga penghapusan piutang pajak.

Pajak daerah yang menjadi tanggung jawab Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur ini adalah:

a. pajak Hotel; b. pajak Restoran; c. pajak Hiburan d. pajak Reklame; dan e. pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Berdasarkan kesamaan karakteristik, maka Standar Operasional Prosedur Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan digabung menjadi satu kesatuan, dan Pajak Reklame serta Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan digabung menjadi satu kesatuan pula.

B. DEFINISI Berikut akan diuraikan definisi dari istilah atau kata yang digunakan

dalam Standar Operasional Prosedur ini yaitu; 1. Daerah adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Timor Tengah

Selatan dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Timor Tengah Selatan. 4. Badan Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Bapenda adalah

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Page 6: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

5. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah Panduan hasil kerja yang diinginkan serta proses keija pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan yang memuat prosedur (alur kerja) secara rinci dan sistematis.

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan yang diserahi wewenang dan tanggung jawab sebagai Pemegang Kas Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi a tau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat.

9. Badan adalah sekumpulan orang dan /a t au modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

10. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. 11. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

12. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

13. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan /a tau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, waning, Pusat Ja janan Serba Ada {Pujasera/food Court), bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

14. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. 15. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertimjukan, permainan

dan /a tau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. 16. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. 17. Reklame adalah benda, alat, perbuatan a tau media yang bentuk

susunan dan corak ragamnya di rancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan / a t au dinikmati oleh umum.

18. Subjek Pajak adalah orang pribadi a tau Badan yang dapat dikenakan Pajak.

19. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. ^

Page 7: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

20. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan /a t au bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan /a tau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

21. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.

22. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditaman atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan /a tau perairan pedalaman dan /a t au laut.

23. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender a tau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Daerah paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.

24. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

25. Pajak yang terutang adalah pajak yang h a m s dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -undangan perpajakan daerah.

26. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besamya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

27. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan /a tau pembayaran pajak, obyek pajak dan /a tau bukan obyek pajak, dan /a tau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

28. Surat Pemberitahuan Objek Pajak adalah yang selanjutnya disingkat SPOP, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data subjek dan objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

29. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

30. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besamya jumlah pokok pajak yang terutang.

31. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang selanjutnya disingkat SPPT, adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan besamya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang temtang kepada Wajib Pajak.

32. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besamya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besamya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih h a m s dibayar. ^

Page 8: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

33. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

34. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besamya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

35. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

36. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan /a tau sanksi administratif berupa bunga dan /a t au denda.

37. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tertulis, kesalahan hitung dan /a tau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tetentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang tedapat dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.

38. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak.

39. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

40. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

41. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan /a tau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan un tuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan /a tau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

42. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik un tuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah serta menemukan tersangkanya.

43. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima oleh wajib pajak atas usahanya, berupa tunai, cek, kartu kredit, surat pemyataan hutang dan kompensasi/pengurangan kewajiban wajib pajak yang teijadi sebelumnya. ^

Page 9: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

44. Bukti penerimaan adalah salinan bukti pembayaran berupa bon penjualan (bill)/faktur/invoice atas barang/ jasa yang diterima oleh subjek pajak yang diberikan wajib pajak pada saat sebelum atau setelah barang/ jasa dinikmati.

45. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disebut kartu NPWPD adalah kartu yang menyebutkan nomor pokok wajib pajak daerah, nama dan alamat wajib pajak.

46. Self Assesment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besamya pajak yang harus dibayar.

47. Official Assesment System adalah cara pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besamya pajak yang temtang oleh wajib pajak.

C. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PENDATAAN NPWPD 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pembahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. Kepala Bapenda; b. Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; c. Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; d. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; dan e. Kepala Seksi Penagihan.

3. Formulir-formulir yang Digunakan a. permohonan NPWPD; b. tanda terima; c. kartu NPWPD; « d. Surat Ketetapan Penunjukan; X -

Page 10: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

e. Surat Ketetapan Pengukuhan; dan f. maklumat daerah;

4. Persyaratan Administrasi a. Wajib Pajak Pribadi

1) fotocopy KTP Wajib Pajak; 2) fotocopy Kartu Keluarga; 3) nomor Telepon/Nomor Handphone; 4) fotocopy Keterangan Domisili Usaha dari kecamatan setempat; 5) fotocopy SIUP; 6) fotocopy Izin Tetap/Prinsip Usaha; dan 7) fotocopy Akta Pendirian Usaha.

b. Wajib Pajak Badan 1) fotocopy KTP Wajib Pajak/Penanggung Jawab (Badan Usaha); 2) nomor Telepon Perusahaan; 3) fotocopy Keterangan Domisili Usaha dari kecamatan setempat; 4) fotocopy SIUP; 5) fotocopy Izin Tetap/Prinsip Usaha; dan 6) fotocopy Akta Pendirian Usaha.

5. Deskripsi SOP Pendataan dan Pendataan NPWPD a. Format NPWPD

NPWPD adalah nomor pokok wajib pajak daerah yang merupakan gabungan kode identifikasi wajib pajak. Format NPWPD: NPWPD terdiri dari 13 (tiga belas) digit yang dipisahkan oleh 4 (empat) digit titik sebagai berikut: 1) satu digit huruf P un tuk identifikasi jenis pungutan Pajak; 2) satu digit angka kode 1 untuk Wajib Pajak Pribadi dan kode 2

untuk Wajib Pajak Badan; 3) tujuh digit angka nomor register Wajib Pajak, diurut

berdasarkan sistem aplikasi SIMDA dan berkelanjutan walaupun terdapat pergantian tahun;

4) dua digit angka kode kecamatan yang ada di wilayah Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan; dan

5) dua digit angka kode kelurahan/desa yang ada dalam wilayah tiap-tiap kecamatan. Contoh NPWPD: P. 1.0000001.01.02

b. Prosedur Pemberian NPWPD Seksi Pendftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak daerah dan Retribusi Daerah melakukan pendataan terhadap orang atau badan yang melakukan usaha dan memiliki objek pajak yang telah maupun yang belum terdaftar sebagai WP. Terhadap hasil pendataan tersebut: 1) untuk Wajib Pajak yang teridentifikasi oleh Petugas Pendataan

a) petugas pendataan memberikan informasi mengenai kewajiban pajak daerah;

b) wajib pajak diminta mengisi dan menandatangani formulir permohonan NPWPD;

c) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membuat SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak kemudian mencatat dalam Buku Induk; l l

Page 11: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

d) SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak diajukan kepada Kepala Bapenda untuk ditandatangani;

e) mendistribusikan SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD kepada wajib pajak dengan mengisi formulir Tanda Terima;

f) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Reteribusi Daerah menyerahkan Kartu NPWPD dan Maklumat Daerah kepada WP untuk dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh pelanggan; dan

g) bagi WP yang tidak melakukan pendaftaran diri dalam waktu 30 hari sejak usaha efektif dilakukan, maka Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Darah dan Retribusi Daerah akan melakukan pendaftaran secara jabatan.

2) untuk Wajib Pajak yang teridentifikasi dari Informasi Pihak Ketiga a) petugas Pendataan mendatangi Wajib Pajak ke lokasi

usahanya; b) petugas Pendataan memberikan informasi mengenai

formulir permohonan NPWPD; c) wajib Pajak diminta mengisi dan menandatangani

formulir permohonan NPWPD; d) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Darah dan Retribusi Daerah membuat SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak kemudian mencatat dalam Buku Induk;

e) SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak diajukan kepada Kepala Bapenda untuk ditandatangani;

f) mendistribusikan SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak kepada wajib pajak dengan mengisi formulir Tanda Terima;

g) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Darah dan Retribusi Daerah menyerahkan Kartu NPWPD dan Maklumat Daerah kepada WP untuk dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh pelanggan; dan

h) bagi WP yang tidak melakukan pendaftaran diri dalam waktu 30 hari sejak usaha efektif dilakukan, maka Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Darah dan Retribusi Daerah akan melakukan pendaftaran secara jabatan.

3) Terhadap Wajib Pajak yang mendaftarkan diri langsung ke Bapenda; a) wajib pajak diminta mengisi dan menandatangani

formulir permohonan NPWPD; b) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Darah dan Retribusi Daerah membuat SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak kemudian mencatat dalam Buku Induk; ^

Page 12: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

c) SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD wajib pajak diajukan kepada Kepala Bapenda untuk ditandatangani;

d) mendistribusikan SK Pengukuhan, SK Penunjukan dan Kartu NPWPD kepada wajib pajak dengan mengisi formulir Tanda Terima; dan

e) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Darah dan Retribusi Daerah menyerahkan Kartu NPWPD dan Maklumat Daerah kepada WP untuk dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh pelanggan.

6. Ketentuan lain a. jangka waktu penyelesaian 3 hari keija sejak permohonan

pendaftaran NPWPD diterima, sepanjang permohonan pendaftaran diisi secara lengkap;

b. tidak dipungut biaya atas jasa pelayanan; c. apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus

dilengkapi dengan Surat Kuasa Khusus; dan d. dalam hal formulir dan persyaratannya dinyatakan belum lengkap,

akan dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi disertai catatan jenis dokumen persyaratan yang belum lengkap.

7. Flow Chart SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD i .

Page 13: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

Flow Chart SOP Pendaftaran dan Pendataan NPWPD

Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Paiak Darah dan Retribusi Daerah

WPbatu m a u p W P y g

NPWPD

-WP Mendaftarkan Diri

FCKTPWP FCDomisili FCSIUP

FCPrinsip FC Akta Pendirian

FC Surat Kuasa(Jika diwakilkan)

Kartu NPWPD

MendataWP

Pemasangan Maklumat Pajak

usaha

Menerbitkan NPWPD & Mencatat daiamOaftar Induk WP

Page 14: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

D. PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK DAERAH BERDASARKAN MEKANISME PEMUNGUTAN SELF ASSESMENT SYSTEM (PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN). 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. SOP Pembayaran, Pelaporan dan Penetapan

1) kepala Bapenda; 2) kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; 3) kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah; 4) kepala Bidang Analisa Potensi PAD, Pengawasan dan

Pengendalian; 5) kepala Seksi Penagihan; 6) kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah; dan 7) kasir/Tempat Pembayaran Yang ditunjuk.

b. SOP Penagihan 1) kepala Bapenda; 2) kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; 3) kepala Seksi Penagihan; 4) kepala Seksi Keberatan; 5) bendahara Penerimaan; 6) petugas Pungut / Juru Pungut; dan 7) wajib pajak.

3. Formulir-formulir yang Digunakan a. tanda Terima; b. surat Setoran Pajak Daerah (SSPD); 0. nota Perhitungan; d. surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD); e. surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPD) KB/N/LB; ^

Page 15: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

f. surat Tagihan Pajak Daerah (STPD); g. surat Permohonan Keberatan Pajak; h. surat Penolakan Keberatan Pajak; i. surat Keputusan Keberatan Pajak; j. surat Peijanjian Angsuran; k. surat Teguran; dan 1. surat Peringatan.

4. Persyaratan Administrasi a) Pajak Hotel

1) kartu NPWPD; 2) bukti Transfer ke Bank/Tanda Bukti Penerimaan ke

Bendahara Penerimaan; dan 3) Bukti Penerimaan/ Dokumen yang Dipersamakan.

b) Pajak Restoran 1) kartu NPWPD; 2) bukti Transfer ke Bank/Tanda Bukti Penerimaan ke

Bendahara Penerimaan; dan 3) bukti Penerimaan/Dokumen yang Dipersamakan.

c) Pajak Hiburan 1) kartu NPWPD; 2) bukti Transfer ke Bank/Tanda Bukti Penerimaan ke

Bendahara Penerimaan; dan 3) bukti Penerimaan/Dokumen yang Dipersamakan.

d) Pajak Penerangan Jalan 4) kartu NPWPD; 5) bukti Transfer ke Bank/Tanda Bukti Penerimaan ke

Bendahara Penerimaan; dan 6) bukti Penerimaan/Dokumen yang Dipersamakan.

5. Deskripsi SOP Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan. a) SOP Pembayaran, Pelaporan dan Penetapan

1) setiap akhir masa pajak Wajib pajak melaporkan objek pajak dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang sudah disediakan petugas pelayanan Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau dengan membawa sendiri dan dilampiri dengan persyaratan administrasi yang dipersyaratkan;

2) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah melakukan verifikasi terhadap dokumen, data objek pajak yang dilaporkan untuk diregistrasi;

3) fungsi registrasi adalah untuk penetapan NPWPD bagi Wajib Pajak yang belum terdaftar;

4) pajak yang terhutang berdasarkan perhitungan sendiri oleh Wajib Pajak dibayar dengan menggunakan formulir SSPD ke Bendahara Penerimaan/kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk; jj^

Page 16: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

5) SPTPD dan salinan SSPD disetor/dilaporkan ke Loket Bapenda. Loket penerimaan SPTPD dan SSPD membuat Tanda Terima rangkap 2, lembar 1 diserahkan kepada Penyetor/Wajib Pajak dan lembar 2 di arsip urut nomor paling lambat 10 hari setelah masa pajak;

6) atas berkas SPTPD, SSPD dan Surat Tanda Setoran (STS) petugas pelayanan melakukan verifikasi kembali tentang kebenaran, serta keabsahan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak dalam bentuk Nota Perhitungan. Kebenaran dan kesesuaian penetapan pajak divalidasi oleh Kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan menandatangani nota perhitungan paling lambat 2 hari keija setelah berkas diterima;

7) berdasarkan nota perhitungan paling lambat 2 hari keija Kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membuat SKPD dalam rangkap 4. Kepala Bapenda/Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menandatangani SKPD sebagai bukti bahwa Wajib Pajak telah menyelesaikan kewajibannya dalam hal pembayaran objek pajak;

8) SKPD berdasarkan hasil dari nota perhitungan dapat berupa: (a) SKPDKB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan pajak

terutang tidak atau kurang dibayar; (b) SKPDKBT, jika ditemukan data ba ru /a t au data yang

semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang;

(c) SKPDN, jika jumlah pajak yang terutang sama besamya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak; dan

(d) SKPDLB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan pajak terutang tidak atau lebih dibayar.

9) SKPDKB/SKPDKBT/ SKPDN/SKPDLB kemudian dikirim ke wajib pajak paling lambat 3 hari keija setelah ditandatangani oleh Kepala Bapenda/Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

10) wajib pajak yang menerima SKPDKB/SKPDLB bisa mengajukan keberatan apabila tidak setuju terhadap SKPDKB/SKPDLB tersebut dengan mengajukan surat keberatan. Keberatan dapat diajukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia ke Kepala Bapenda maksimal 3 bulan sejak tanggal SKPDKB/SKPDLB;

11) berdasarkan hasil ferifikasi Seksi Penagihan dan Seksi Keberatan akan mengeluarkan surat penolakan atau surat keputusan baru paling lambat 14 hari setelah diterima surat keberatan;

12) wajib pajak yang menerima SKPDKB melunasi tagihan tersebut dengan mengisi formulit Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan membayar melalui Bendahara Penerimaan paling lambat 10 hari sejak keputusan diterima; dan

Page 17: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

13) wajib pajak yang menerima SKPDLB dapat mengajukan melakukan restitusi/kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) SOP Penagihan Terhadap Wajib Pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak terutang maka dilakukan prosedur penagihan sebagai berikut: 1) setiap pagi Seksi Penagihan mengumpulkan sejumlah Surat

Setoran Pajak Daerah (SSPD) untuk didistribusikan kepada petugas yang akan melakukan pemungutan PHR dan Hiburan;

2) petugas pungut diberi Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dalam jumlah sesuai dengan jumlah WP yang akan ditagih hari itu. Pengambilan tersebut dicatat dalam Buku Ekspedisi Petugas Pungut. Sore harinya, petugas pungut menyerahkan uang hasil pungutan beserta tembusan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) kepada Bidang Penagihan dan Keberatan (melalui kepala seksi terkait atau "koordinator petugas pungut") serta mengembalikan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) yang batal dipakai;

3) Kepala Seksi Penagihan: merekap hasil tagihan pajak dan mecocokannya dengan jumlah yang tertera pada Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD); a) mengarsip tembusan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)

dalam arsip masing-masing secara urut-tanggal; b) menyerahkan lembar 2 beserta hasil penagihan kepada

Bendahara Penerimaan; c) menyerahkan lembar 4 kepada Seksi Pendaftaran,

Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; dan

d) mengembalikan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) yang tidak atau belum terpakai kepada Bendahara Penerimaan.

4) Bendahara Penerimaan: a) mencocokkan jumlah uang yang diserahkan oleh Kepala

Seksi Penagihan dengan jumlah yang tertera pada Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);

b) mencatat Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) secara uru t nomor pada Buku Register;

c) menyimpan uang hasil penagihan di brankas; d) menyetorkan hasil penagihan ke bank pada keesokkan

harinya; e) melengkapi isian Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)

pada tempat yang disediakan untuk Bendahara Penerimaan; dan

f) menginput Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) ke dalam SIMDA Pendapatan.

c) SOP Penetapan, Denda dan Bunga 1) tanggal ja tuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak adalah

6 (enam bulan) sejak tanggal penetapannya;

Page 18: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

2) apabila wajib pajak tidak membayar sesuai SKPDKB/SKPDKBT maka akan diterbitkan STPD dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan;

3) jumlah kekurangan pajak terutang dalam STPD dikenakan sanksi admdnistratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak;

4) jumlah kekurangan pajak yang terutang SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak;

5) jumlah kekurangan pajak terutang SKPDKBT dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100 % (seratus perseratus) dari jumlah kekurangan pajak tersebut. kenaikan ini tidak dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan;

6) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, selain pajak terutang dihitung secara jabatan, juga dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus ) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak; dan

7) setiap Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.

6. Flow Chart Prosedur Pembayaran Pajak Daerah berdasarkan mekanisme pemungutan Self Assesment System (Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan).

Page 19: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

Flow Chart Pembayaran, Pelaporan dan Penetapan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan K E P A L A B I D A N G P E N A G I H A N

D A N K E B E R / y f A N W A J t B P A J A K P E N D A F T A R A N , P E N D A T A A N

D A N P E N E T A P A N P E N A G I H A N D A N K E B E R A T A N K E P A L A B A P E N D A B E N D A H A R A P E N E R I M A A N K A S D A E R A H

SPTPD

SPTPD

Keberatan SSPD

MelatuI

Uang

Tanda Terima

Diterima

SSPD TIDAK

SPTPD SPTPD

Nota Perhitungan

SKPD KB/NAB

KB/N/IB KB/N/LS

TlDAtC

Keberatan

SSPD STPD STPD

Uang

Muiai

R e g t s ^ i NPWPD

Registrasi NPWPD

Tanda Terima

Valldast SSPD dengtn Rekening Kasda

STS SSPD

Uang

SSPD

Uang

Page 20: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

E. PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK DAERAH BERDASARKAN MEKANISME PEMUNGUTAN OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM

L PAJAK REKLAME. 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. kepala Bapenda. b. kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah; c. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan, d. kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; e. kepala Seksi Penagihan; f. Kepala Seksi Verivikasi dan Pengolahan Data Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; g. petugas Pungut / Juru Pungut; dan h. wajib pajak.

3. Formulir-formulir yang Digunakan a. Lembar Penetapan Pajak Reklame; b. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD); c. Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD); d. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTD); e. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) LB/KB/N/KBT; f. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD); dan g. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Reklame.

4. Persyaratan Administrasi a. Pajak Reklame

1) kartu NPWPD; Q 2) formulir Isian Data Reklame; '

Page 21: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

3) denah Gambar (untuk reklame bilboard, melekat/mural); 4) bukti Jaminan Bongkar (untuk reklame billboard); 5) surat Jaminan Asuransi (untuk reklame billboard); dan 6) surat Kuasa dan Fotocopy bagi pengurusan yang diwakilkan.

5. Deskripsi SOP Pajak Reklame, a. SOP Pembayaran, Pelaporan dan Penetapan

1) setiap akhir masa pajak Wajib pajak melaporkan objek pajak reklame dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang sudah disediakan petugas pelayanan Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau dengan membawa sendiri dan dilampiri dengan persyaratan administrasi yang dipersyaratkan.

2) seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah melakukan Verifikasi terhadap dokumen, data objek pajak yang dilaporkan untuk diregistrasi paling lambat 1 (satu) hari keija;

3) fungsi registrasi adalah untuk penetapan NPWPD bagi Wajib Pajak yang belum terdaftar;

4) dalam melakukan perhitungan pajak, petugas menggunakan nota perhitungan dengan cara menyesuaikan data pada SPTPD dengan dasar dan jenis penetapan pajak yang terdapat dalam peraturan daerah paling lambat 1 hari keija;

5) kepala Seksi Verivikasi dan Pengolahan Data melakukan ferifikasi terhadap kebenaran, kesesuaian penetapan pajak yang terdapat dalam nota perhitungan. Kebenaran dan kesesuaian penetapan pajak divalidasi oleh Kepala Seksi dengan menandatangani nota perhitungan paling lambat 1 hari keija;

6) berdasarkan nota perhitungan paling lambat 2 hari keija Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membuat SKPD dalam rangkap 4:

lembar 1 untuk Wajib Pajak; lembar 2 untuk Petugas; lembar 3 un tuk Bendahara Penerimaan; dan lembar 4 untuk Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

7) kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/Kepala Bapenda menandatangani SKPD sebagai bukti bahwa SKPD yang dikeluarkan oleh petugas sah dan benar;

8) apabila Wajib Pajak tidak keberatan, paling lambat 10 hari keija maka dilakukan pembayaran ke Bendahara Penerimaan atau langsung ke Kas Daerah. Kas Daerah/Bendahara Penerimaan menerbitkan SSPD dan dicatat oleh Kepala Seksi Penagihan;

9) wajib pajak yang merasa keberatan dapat mengajukan permohonan keberatan kepada Bupati Timor Tengah Selatan melalui Kepala Bapenda, kemudian dokumen diturunkan kepada Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan un tuk selanjutnya diadakan verifikasi atas keberatan pajak. Apabila

9-

Page 22: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

keberatan diterima akan diterbitkan SKPD baru atas jumlah pajak yang harus disetorkan, apabila ditolak maka diterbitkan surat penolakan dan wajib pajak harus tetap membayar pajak;

10) SSPD yang disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara Penerimaan dan dilakukan validasi antara SSPD dan DPH oleh Seksi Penagihan paling lambat 2 hari keija setelah SSPD diterima;

11) kemudian Seksi Pendataan dan Penetapan melakukan pencatatan dan pembukuan verifikasi terhadap jumlah setoran yang menjadi kewajiban wajib pajak. apabila terdapat Lebih Bayar/Kurang Bayar maka diterbitkan SKPD oleh Kepala Bidang P3 PRD;

12) hasil verifikasi terhadap SSPD wajib pajak, maka dapat diterbitkan: (a) SKPDLB, jika berdasarkan hasil pemeriksaan

menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak terhutang.

(b) SKPDKB, jika ditemukan data ba ru /a t au data yang semula belum terungkap yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang.

(c) SKPDKBT, jika ditemukan data baru /a tau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang.

13) SKPDLB/SKPDKB/SKPDKBT kemudian diberikan ke wajib pajak paling lambat 3 hari keija setelah ditandatangani SKPD; dan

14) wajib pajak mengisi formulir SSPD sesuai berdasarkan SKPDLB/SKPDKB/SKPDKBT dan menyetorkan/retribusi ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk.

SOP Penagihan Terhadap Wajib Pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak terutang, maka dilakukan prosedur penagihan sebagai berikut; 1) petugas penagihan meminta sejumlah SSPD Pajak Reklame

untuk didistribusikan kepada petugas yang akan melakukan pemungutan Pajak Reklame;

2) petugas pungut diberi SSPD dalam jumlah sesuai dengan jumlah wajib pajak yang ditagih hari itu. Pengambilan tersebut dicatat dalam buku ekspedisi petugas pemungut sore harinya, petugas pemungut menyetorkan uang hasil pungutan beserta tembusan SSPD kepada Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan melalui Kepala Seksi penagihan atau koordinator petugas pungut serta mengembalikan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) yang batal dipakai;

3) seksi Penagihan (a) merekap hasil tagihan pajak dan mencocokkannya

dengan jumlah yang tertera pada SSPD; (b) mengarsipkan tembusan SSPD dalam arsip masing-

masing wajib pajak secara urut tanggal; ^

Page 23: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

(c) menyerahkan lembar 2 beserta uang hasil penagihan kepada Bendahara Penerimaan dan menyerahkan lembar 4 ke seksi monitoring dan evaluasi; dan

(d) mengembalikan SSPD yang tidak atau belum terpakai kepada Bendahara Penerimaan.

4) Bendahara Penerimaan (a) mencocokkan jumlah uang yang diserahkan oleh bagian

penagihan dengan jumlah yang tertentu pada SSPD; (b) mencatat SSPD secara u ru t nomor pada buku register; (c) menyetorkan hasil tagihan ke kas daerah/menyimpan

uang hasil penagihan di brankas; (d) menyetorkan hasil penagihan ke bank pada keesokan

harinya; (e) melengkapi isian SSPD pada tempat yang disediakan

un tuk Bendahara Penerimaan; dan (f) menginput SSPD ke dalam Aplikasi SIMDA Pendapatan.

c. SOP Penetapan, Denda dan Bunga 1) tanggal ja tuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang

terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah membayar pajak;

2) apabila wajib pajak tidak membayar sesuai SKPDKB/SKPDKBT maka akan diterbitkan STPD dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan;

3) jumlah kekurangan pajak terutang dalam STPD dikenakan sanksi administratif bempa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak;

4) jumlah kekurangan pajak yang terutang SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak;

5) jumlah kekurangan pajak terutang SKPDKBT dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100 % (seratus perseratus) dari jumlah kekurangan pajak tersebut. kenaikan ini tidak dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan;

6) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, selain pajak terutang dihitung secara jabatan, juga dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga 2% (dua perseratus) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak; dan

7) setiap Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. ^

Page 24: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

6. Flow Chart SOP Pajak Reklame

Flow Chart Pembayaran, Pelaporan dan Penetapan Pajak Reklame K E P A L A B I D A N G P E N A G I H A N D A N K E B E R A T A N K E P A L A B A P E N D A B E N D A H A R A P E N S R i M A A N K A S D A E R A H W A J B P A J A K P E N D A T A A N D A N P E N E T A P A N P E N A G i H A N D A N K E B E R A T A N

SPTPD

vertnfcasl Dokumen dan Registrasi NPWPD

Nota Perhitungan

Keberatan

TIDAK

Melalui

Pennohorwm

S K P D B a r u P e n o l a k a n

Mmbayar Pajak Terhutang

Pembayaran Paax

vattdasi SSPO dengan RekeNng Kasda

Pencatatan dan Pembukuan Setoran

Paiak

SKPDKB/SKPDKBT SKPDLB

Page 25: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

II. SOP Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentsing Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. SOP pendaftaran, pendataan, penetapan, pembayaran, penagihan dan

keberatan PBB-P2 1) kepala Bapenda; 2) kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; 3) kepala Bidang Penagihan dan Keberatan 4) kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; 5) kepala Seksi Penagihan; dan 6) kepala Seksi Keberatan.

3. Formulir-formulir yang Digunakan a. SPOP; b. SPPT; c. SSPD; d. DHKP; e. STTS; dan f. Surat Keputusan Keberatan PBB-P2.

4. Persyaratan Administrasi a. sertifikat tanah / surat pelepasan hak atas tanah/ keterangan

kepemilikan tanah dari Kepala Desa/Lurah, dan dokumen lain; b. foto copy KTP/kartu keluarga wajib pajak; c. foto copy SPPT tanah terdekat lokasi objek pajak yang akan

didaftarkan / SPPT pendamping; dan d. foto copy IMB/denah dan luas bangunan.

5. Deskripsi SOP Pendaftaran Objek PBB-P2 Dalam prosedur pendaftaran objek pajak ini, wajib pajak merupakan pihak yang secara aktif meregistrasikan objek pajaknya sendiri. Proses pendaftaran dilakukan melalui fungsi pelayanan di Bapenda yang kemudian akan meneruskan data dari wajib pajak ini ke fungsi:

Page 26: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

a. Fungsi Pelayanan mempersiapkan SPOP, tanda terima penyampaian SPOP (dua lembar) serta tanda terima pengembalian SPOP (dua lembar). Kemudian, fungsi pelayanan akan menyediakan dokumen-dokumen tersebut di tempat pengambilan yang telah ditentukan; fungsi pelayanan sendiri dan /a tau bank/kantor pos yang ditunjuk;

b. Wajib pajak mendatangi salah satu tempat pengambilan yang telah ditentukan untuk mengambil SPOP. Ketika mengambil SPOP, wajib pajak harus menandatangani kedua lembar tanda terima penyampaian SPOP. Lembar pertama dokumen ini akan disimpan oleh wajib pajak sementara lembar keduanya disimpan dalam arsip fungsi pelayanan;

c. Wajib pajak mengisi dan mengembalikan SPOP. Fungsi pelayanan memberikan tanda terima pengembalian SPOP untuk ditandatangani wajib pajak. Lembar pertama akan diberikan kepada wajib pajak sedangkan yang kedua disimpan dalam arsip fungsi pelayanan;

d. Fungsi pelayanan menyiapkan daftar penyampaian dan pengembalian SPOP untuk mengontrol diterimanya SPOP oleh wajib pajak yang ingin mendaftarkan objek pajaknya. Selain itu, pengembalian SPOP yang telah diisi oleh wajib pajak juga terpantau dengan adanya daftar ini; dan

e. Fungsi pelayanan menyerahkan SPOP yang telah diisi ke seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk diteliti. J ika SPOP bermasalah, Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah akan melakukan penelitian lapangan dan merevisi SPOP tersebut tetapi jika tidak, SPOP dapat langsung disimpan ke dalam arsip serta basis data SPOP. Yang bermasalah juga akan disimpan ke dalam arsip dan basis data SPOP setelah revisinya selesai.

6. Flowchart SOP Pendaftaran Objek PBB-P2

Flow Chart SOP pendaftaran Objek PBB-P2 Prosedur Wajib pajak Petugas Pelayanan Petugas Pendataan

1. Wajib Pajak mengambil SPOP/LSPOP di petugas pelayanan Mengambil

SPOP/LSPOP

Mulai

2. Wajib pajak menandatatngani tanda terima penyampaian SPOP/LSPOP di petugas pelayanan

M e m e m p e r s i a p k a n : 1. SPOP/LSPOP 2. Tanda Terima

Penampaian SPOP/LSPOP

Menerima SPOP/LSPOP

Menandatangani tanda terima penyampaian SPOP/LSPOP

Menerima tanda terima penyampaian SPOP/LSPOP

Meneliti SPOP/LSPOP

3. Wajib pajak mengisi dan mengmebalikan SPOP/LSPOP kepada petugas pelayanan

Mengisi dan mengembalikan

SPOP/LSPOP

Menerima SPOP/LSPOP serta memberi tanda terima penyampaian SPOP/LSPOP

Penelitian Lapangan

Ada kesalahan Tdkada kesalahan

4. Petugas pelayanan menyerahkan kepada petugas pendataan untuk meneliti isian SPOP/LSPOP

Menyiapkan daftar penyampaian dan pengambilan SPOP/LSPOP

Revisi SPOP/LSPOP

5. Petugas pendataan mengentry dalam basis data Menyerahkan

SPOP/LSPOP Menyimpan dalam basis data

Page 27: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

7. Deskripsi SOP Pendataan Objek PBB-P2 Dalam prosedur pendataan objek pajak ini, fungsi Pendataan Bapenda mengumpulkan data objek pajak secara langsung ke lapangan, Fungsi pendataan secara aktif melakukan berbagai hal seperti persiapan, pekeijaan lapangan, hingga mendokumentasikan data-data tersebut bersama fungsi pengolahan data a. Fungsi pendataan melakukan penelitian pendahuluan sebelum turun ke

lapangan dan mengumpulkan data mengenai objek pajak secara langsung. Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian pendahuluan terdiri dari luas wilayah, perkiraan luas tanah yang dapat dikenakan PBB-P2, luas tanah dan bangunan yang sudah dikenakan PBB-P2, jumlah penduduk, serta jumlah wajib pajak yang sudah terdaftar;

b. Fungsi pendataan menyusun rencana keija berdasarkan data dan informasi tersebut. Rencana keija ini digunakan untuk menyusun organisasi pelaksana pengumpulan data objek pajak dilapangan. Setelah itu, fungsi pendataan akan menyediakan sket, peta Desa/Kelurahan dan sarana pendukung;

c. Langkah ini merupakan pekerjaan lapangan untuk memperoleh data objek pajak. Terdapat 4 altematif un tuk memperoleh data wajib pajak, yaitu: 1) Menyampaikan dan Memantau Pengembalian SPOP

a) Fungsi pendataan membuat sket/peta blok berdasarkan sket, peta desa/ke Desa/Kelurahan. Sket/peta blok ini kemudian akan digunakan untuk membuat sket letak relatif bidang objek pajak dan kelengkapan administrasi, fungsi pendataan akan memiliki daftar sementara daftar objek dan subjek pajak serta sket letak relatif bidang. Daftar sementara data objek dan subjek pajak ini akan disimpan didalam arsip; dan

b) Fungsi pendataan akan memberi nomor objek pajak (NOP) terhadap objek pajak yang didata dan juga mengedintifikasi kumpulan objek pajak tersebut berdasarkan batas rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).

2) Mengukur Bidang Objek Pajak a) Berdasarkan sket, peta desa/Kelurahan serta sket relatif bidang,

fungsi pendataan mengukur batas-batas objek pajak dan menempelkan stiker NOP di bangunan yang sudah diukur;

b) Fungsi pendataan akan mengisi SPOP berdasarkan data objek pajak yang telah diukur lalu menyerahkan SPOP tersebut kepada wajib pajak; dan

c) Wajib pajak mengecek data yang diisikan pada SPOP mereka kemudian menandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, wajib pajak akan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan.

3) Mengidentifikasi Objek Pajak a) Berdasarkan sket, peta Desa/Kelurahan serta sket relatif bidang,

fungsi pendataan mengidentifikasi data objek pajak dan memberi NOP berdasarkan data tersebut;

b) Fungsi pendataan mengisi data objek pajak dan wajib pajak pada SPOP kemudian memberikan SPOP yang telah diisi tersebut kepada wajib pajak untuk dikonfirmasi; dan

c) Wajib pajak mengecek data yang telah diisikan pada SPOP mereka kemudian menandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, wajib pajak akan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan. ^

Page 28: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

4) Memverifikasi Data Objek Pajak a) Berdasarkan sket, peta Desa/Kelurahan serta relatif bidang, fungsi

pendataan meneliti ada atau tidaknya perubahan data mengenai objek pajak terkait. J ika tidak ada, fungsi pendataan akan menyalin data yang tersedia ke SPOP. Jika ada perubahan, maka fungsi pendataan akan melakukan revisi terlebih dahulu. Setelah itu, SPOP yang telah diisi, baik dengan data lama yang tidak berubah maupun data baru hasil revisi, akan diserahkan ke wajib pajak; dan

b) Wajib pajak mengecek data yang diisikan pada SPOP mereka kemudian menandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, wajib pajak akan mengembalikan SPOP ke fungsi pendataan.

d. Fungsi pendataan memberi kode zona nilai tanah (ZNT) berdasarkan SPOP yang telah diisi. Kemudian, SPOP yang telah memiliki kode ZNT ini akan diteliti dan diarsipkan. Kegiatan meneliti SPOP sendiri terdiri dari melengkapi SPOP yang belum lengkap lalu mencocokan SPOP yang sudah lengkap dengan sket/peta blok/ZNT;

e. Berdasarkan data pasar, daftar biaya komponen bangunan (DBKB), peta blok, SPOP, serta net konsep sket/ peta ZNT, fungsi pendataan akan meneliti data-data masukan ini kemudian menyerahkanya ke fungsi pengolahan data; dan

f. Fungsi pengolahan data menyimpan data-data ini ke dalam basis data mereka lalu mengembalikan dokumen-dokumen aslinya ke fungsi pendataan. Fungsi pendataan kemudian akan menyimpan dokumen-dokumen ini kedalam arsip yang sesuai.

8. Flow Chart Prosedur Pendataan Objek PBB-P2 Flow Chart pendataan objek PBB-P2

Prosedur Petugas Pelayanan Petugas Pendataan 1. Petugas pelayanan melakukan

penelitian pendahuluan

Melakukan penelitian pendahuluan

2. Petugas pelayanan menyusun rencana kerja pendataan

3. Petugas pelayanan melakukan penelitian data SPOP, trmasuk melakukan penelitian di lapangan bila diperiukan

4. Petugas pendataan meneliti dokumen pendataan

Memberi kode ZNT

5. Petugas memberikan kode ZNT

pendataan

Meneliti data-data masulran

6. Petugas pen dalam basis

mengentry Menerima dari petugas pendataan

pendataan ke dalam

7. Petugas menyimpan arsip

Mulai

Memberi kode ZNT

Menyusun rencana kerja

Menyerahkan ke pengolahan data

Mengukur bidang objek pajak

Meretifika si data objek pa jak

Mengident Iflkasi objek pajak

Menyimpan dokumen ke dalam arsip Menngembalikan dokumen ke petugas pendataan

Menyampaikan dan memantau pengembalian SPOP

Menyimpan data dalam basis data

Page 29: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

9. Deskripsi SOP Penetapan PBB-P2 Prosedur penetapan ini mencakup tahapan fungsi penetapan dalam mencetak dan menyampaikan SPPT kepada wajib pajak. Dalam proses distribusi SPPT, fungsi penetapan dibantu oleh petugas ditempat pembayaran PBB-P2. Disamping itu, prosedur ini juga mencakup proses keberatan'yang mungkin diajukan oleh wajib pajak a. Fungsi penetapan mencetak SPPT, SPPD, serta dua lembar daftar

himpunan ketetapan pajak (DHKP) berdasarkan data pasar, DBKB, peta blok, SPOP, dan net konsep sket/ peta ZNT yang diperoleh dari fungsi pengolahan data;

b. Fungsi penetapan menyerahkan DHKP serta SSPD ketempat pembayaran PBB-P2. Tempat pembayaran PBB-P2 akan menyimpan SSPD dan lembar pertama DHKP kedalam arsip masing-masing kemudian menyerahkan lembar kedua DHKP kepada petugas pemungut. Fungsi penetapan juga akan mendistribusikan SPPT ke wajib pajak melalui tempat pembayaran PBB-P2;

c. Wajib pajak yang merasa keberatan dalam jumlah pajak terutang mengajukan keberatan dengan cara menyerahkan surat keberatan, SPPT/surat ketetapan pajak (SKP) serta bukti pendukung yang diperlukan kepada fungsi pelayanan;

d. Fungsi pelayanan memverifikasi surat kebenaran keberatan, SPPT/ SKP serta bukti pendukung yang diserahkan oleh wajib pajak. J ika tidak sesuai, keberatan tidak dapat diproses sehingga data-data tersebut dikembalikan kepada wajib pajak terkait. Namun jika sesuai, data-data tersebut akan diteruskan ke fimgsi penetapan;

e. Fungsi penetapan memeriksa surat keberatan, SPPT/SKP serta bukti pendukung. J ika dapat diproses lebih lanjut, fungsi penetapan akan menerbitkan berita acara (BA) pemeriksaan dan memberikannya ke Kepala Bapenda; dan

f. Kepala Bapenda membuat surat keputusan berdasarkan Berita Acara pemeriksaan dan menyerahkannya ke fungsi penetapan un tuk diteruskan ke wajib pajak.

10. Prosedur Penetapan PBB-P2 Prosedur Penetapan PBB-P2 dapat dilihat pada gambar 10.

l l .Deskripasi SOP Pembayaran PBB-P2 Prosedur pembayaran ini menjabarkan altematif cara pembayaran PBB-P2 yang dapat dipilih oleh wajib pajak, yaitu melalui petugas pemungut, tempat pembayaran yang ditunjuk seperti bank dan /a t au kantor pos tertentu atau melalui tempat pembayaran elektronik. Terdapat tiga cara pembayeiran PBB-P2 yang dapat dipilih oleh wajib pajak, yaitu ke petugas pemungut, ke tempat pembayaran yang ditunjuk, atau melalui tempat pembayaran elektronik (TPE). Berikut adalah penjelasan teknis mengenai ketiganya. a. Pembayaran PBB-P2 Ke Petugas Pemungut

1) Petugas pemungut melakukan verifikasi a tas SPPT yang diserahkan oleh wajib pajak serta mencocokan data pada SPPT dan data di DHKP (lembar pertama);

2) Petugas pemungut membuat daftar pembayaran PBB-P2 atas setiap pembayaran PBB-P2 dari wajib pajak; ^

Page 30: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

3) Berdasarkan daftar pembayaran PBB-P2 dari tugas pemungut, tempat pembayaran PBB-P2 melakukan verifikasi atas SSPD (tiga lembar) dan menandatanganinya. Kemudian, tempat pembayaran PBB-P2 memberikan lembar pertama SSPD kepada wajib pajak;

4) Tempat pembayaran PBB-P2 melakukan pencatatan PBB-P2 yang telah diterima baik di daftar realisasi serta buku penerimaan dan penyetoran PBB-P2;

5) Tempat pembayaran PBB-P2 menyetorkan PBB-P2 yang telah disetorkan ke kas bank. SSPD lembar kedua akan diserahkan kepada bendahara penerimaan dan yang ketiga akan disimpan ke dalam arsip ditempat pembayaran PBB-P2. Setelah menyetorkan PBB -P2 ke bank, tempat pembayaran PBB-P2 akan menerima surat tanda setoran (STS) sebanyak dua lembar; dan

6) Tempat pembayaran PBB-P2 akan mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan penyetoran kemudian menyerahkan lembar pertama STS kepada bendahara penerimaan dan menyimpan lembar keduanya di dalam arsip.

b. Pembayaran PBB-P2 Ke Tempat Pembayaran Yang Ditunjuk 1) Tempat pembayaran yang ditunjuk melakukan verifikasi atas SPPT

yang diserahkan oleh wajib pajak, mencocokan data wajib pajak., kemudian menandatangani SSPD (tiga lembar).lembar pertama SSPD diserahkan kepada wajib pajak sebagai bukti pembayaran PBB-P2;

2) Tempat pembayaran PBB-P2 melakukan pencatatan PBB-P2 yang telah diterima baik di daftar realisasi serta buku penerimaan dan penyetoran PBB-P2;

3) Tempat penyetoran PBB-P2 menyetorkan PBB-P2 yang telah dibayarkan ke kas bank. SSPD lembar kedua akan diserahkan kepada bendahara penerimaan dan yang ketiga akan disimpan ke dalam arsip TTS di tempat pembayaran PBB-P2. Setelah menyetorkan PBB-P2 ke bank, tempat pembayaran PBB-P2 akan menerima surat tanda setoran (STS) sebanyak dua lembar; dan

4) Tempat pembayaran PBB-P2 akan mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan penyetoran kemudian menyerahkan lembar pertama STS kepada bendahara penerimaan dan menyimpan lembar keduanya di dalam arsip.

c. Pembayaran PBB-P2 Ke Tempat Pembayaran Elektronik (TPE) 1) Wajib pajak mengisi data SPPT di TPE lalu menyerahkan bukti atas

pembayaran yang telah dilakukannya baik melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), telepon seluler dan/ atau internet, kepada TPE;

2) TPE membuat daftar pembayaran PBB-P2 berdasarkan bukti bayar kemudian mengembalikan bukti bayar tersebut ke wajib pajak. Kemudian, wajib pajak memberikan bukti bayar ke tempat pembayaran PBB-P2 untuk memperoleh SSPD;

3) Tempat pembayaran yang di tunjuk melakukan verifikasi atas SPPT yang diserahkan oleh wajib pajak dan kemudian menandatangani SSPD (tiga lembar). Lembar pertama SSPD diserahkan kepada wajib pajak sebagai bukti pembayaran PBB-P2;

4) Tempat pembayaran PBB-P2 melakukan pencatatan PBB-P2 yang telah diterima baik di daftar realisasi serta buku penerimaan dan penyetoran PBB-P2;

Page 31: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

5) Tempat penyetoran PBB-P2 menyetorkan PBB-P2 yang telah dibayarkan ke kas bank. SSPD kedua akan diserahkan kepada bendahara penerimaan dan yang ke tiga akan disimpan ke dalam arsip SSPD di tempat pembayaran PBB-P2. Setelah menyetorkan PBB-P2 ke bank, tempat pembayaran PBB-P2 akan menerima surat tanda setoran (STS) sebanyak dua lembar; dan

6) Tempat pembayaran PBB-P2 akan mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan penyetoran kemudian menyerahkan lembar pertama STS kepada bendahara penerimaan dan menyimpan lembar keduanya didalam arsip.

12. Flow Chart Prosedur Pembayaran PBB-P2

Flow Chart pembayaran PBB-P2 Petugas Pembayaran/Juru pungut Prosedur Wajib pajak Bendahara Penerimaan/Bank

1. Wajib Pajak menyiapkan SPPT yang diterima dari petugas pelayanan

2. Wajib pajak menyerahkan SPPT kepada petugas pembayan

3. Petugas memverifikasi menyiapkan SSPD

pembayaran SPPT dan

4. Petugas pembayaran menerima Pembayaran menyerahkan SSPD kepada wajib pajak

dan PBB

5. Petugas pembayaran mencatatan pembayaran PBB yang diterima

6. Petugas pembayaran menyetorkan pembayaran PBB kepada bendahara penerimaan.

7. Bendahara penerimaan menerima pembayaran PBB dan SSPD dari petugas pembayaran dan menyetorkan ke bank.

8. Bendahara penerimaan menyerahkan STS kepada petugas pembayaran.

9. Petugas pembayaran mencatat dan menyimpan STS pembayaran PBB dalam arsip

Mulai

Menerima STS

Menyetorkan PBB

Menerima SSPD

Menerima SPPT Menyerahkan SPPT

Membuat STS

Mencatat PBB yang diterima

Mencatat penyetoran PBB

Menyimpan STS dalam arsip

Menyerahkan STS

Menyerahkan SSPD Bendahara penerimaan menerima SSPD

Bendaharan Penerimaan Menerima STS

Menerima PBB dan stor ke bank

Memverifikasi mencocokan data wajib pajak, menandatangani SSPD

SPPT,

13.Deskripsi SOP Penagihan PBB-P2 Prosedur penagihan PBB-P2 ini dijalankan ketika wajib pajak terlambat membayar PBB-P2 dan /a tau membayar dengan jumlah yang kurang. Fungsi penagihan dapat memproses hal ini dengan menggunakan dokumen- dokumen berupa surat penagihan pajak (STP), surat teguran, dan/ atau surat paksa a. Fungsi penagihan meminta daftar tunggakan PBB-P2 kepada fungsi

pengolahan data. Lalu, daftar ini akan diteliti sebagai acuan penerbitan surat tagihan pajak/STP (dua lembar); ^

Page 32: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

b. Fungsi penagihan menyimpan kedua STP ke dalam arsip dan menyerahkan lembar pertamanya kepada wajib pajak; dan

c. Wajib pajak penerima STP akan melakukan penyetoran PBB-P2 sesuai cara pembayaran yang dipilihnya. Penyetoran PBB-P2 ini secara otomatis akan memperbaharui daftar tunggakan PBB-P2 yang dimiliki oleh fungsi pengolahan data. Namun, jika wajib pajak tetap tidak membayar, fungsi penagihan akan menerbitkan surat teguran.

15. Deskripsi SOP Keberatan PBB-P2 Prosedur keija ini merupakan pedoman pelaksanaan penelitian keberatan PBB-P2 yang dilaksanakan oleh Bapenda terhadap pengajuan keberatan PBB-P2 yang wewenang penyelesaiannya merupakan wewenang Kepala Bapenda. a. Berdasarkan berkas pengajuan keberatan PBB-P2 yang telah memenuhi

persyaratan dan wewenang penyelesaiannya adalah wewenang Kepala Bapenda serta pelaksanaan penelitian atas keberatan PBB-P2 tersebut dilaksanakan oleh Bapenda, dari Petugas pelayanan menyerahkan berkas pengajuan keberatan, dan Lembar Penelitian Persyaratan Pengajuan Keberatan kepada Kepeda Seksi Keberatan;

b. Kepala Seksi Keberatan setelah menerima berkas dari Petugas Pelayanan memerintahkan Pelaksana Seksi Keberatan untuk membuat Surat Tugas Penelitian;

c. Pelaksana Seksi Keberatan membuat konsep Surat Tugas dan menyerahkan kepada Kepala Seksi Keberatan;

d. Kepala Seksi Keberatan dan Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan meneliti, menyetujui dan memaraf, kemudian meneruskan konsep Surat Tugas kepada Kepala Bapenda;

e. Kepala Bapenda meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Tugas; f. Berdasarkan Surat Tugas yang telah ditandatangani, petugas peneliti

(Pelaksana Seksi Keberatan, Penilai PBB-P2, atau petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala Bapenda) melaksanakan penelitian di kantor. Apabila tidak diperiukan rekomendasi penilaian, dilanjutkan ke prosedur kerja m. Apabila diperiukan rekomendasi penilaian, petugas peneliti melaporkan kepada Kepala Seksi Keberatan;

g. Kepala Seksi Keberatan memerintahkan Pelaksana membuat Surat Tugas penelitian di lapangan dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2;

h. Pelaksana Seksi PBB-P2 membuat konsep Surat Tugas dan konsep Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2, kemudian menyerahkan konsep dimaksud kepada Kepala Seksi Keberatan;

i. Kepala Seksi Keberatan dan Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan meneliti, menyetujui dan memaraf kemudian meneruskan konsep Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan kepada Kepala Bapenda;

j. Kepala Bapenda meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2. Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2 disampaikan kepada Wajib Pajak. Surat Tugas diserahkan kepada Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai;

%

Page 33: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

k. Berdasarkan Surat Tugas Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai melaksanakan penilaian/penelitian di lapangan yang menghasilkan Analisis Nilai/Laporan Penilaian/Berita Acara Pengukuran;

1. Berdasarkan Analisis Nilai/Laporan Penilaian/Berita Acara Pengukuran, Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai membuat dan menandatangani Kertas Keija Penilaian (KKP) dan menyerahkan KKP yang dilampiri Analisis Nilai/Laporan Penilaian/Berita Acara Pengukuran kepada Petugas Peneliti, Prosedur keija dilanjutkan ke prosedur keija s;

m. Apabila menurut pertimbangan Petugas Peneliti tidak memerlukan rekomendasi penilaian, Petugas Peneliti mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan penelitian di lapangan. Apabila tidak diperlukan penelitian di lapangan, dilanjutkan ke prosedur keija s. Apabila diperlukan penelitian di lapangan, petugas peneliti melaporkan kepada Kepala Seksi Keberatan;

n. Kepala Seksi Keberatan memerintahkan Pelaksana membuat Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2;

o. Pelaksana Seksi Keberatan membuat konsep Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2, kemudian menyerahkan konsep dimaksud kepada Kepala Seksi Keberatan;

p. Kepala Seksi Keberatan dan Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan meneliti, menyetujui dan memaraf, kemudian meneruskan konsep surat ke Kepala Bapenda;

q. Kepala Bapenda meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2. Surat Tugas disampaikan kepada Petugas Peneliti dan Surat Pemberitahuan Penelitian di Lapangan Atas Pengajuan Keberatan PBB-P2 disampaikan kepada Wajib Pajak;

r. Petugas Peneliti melaksanakan penelitian di lapangan; s. Petugas Peneliti membuat Konsep SK Keberatan berdasarkan Laporan

Hasil Penelitian (LHP) Keberatan PBB-P2, menandatangani LHP dan menyerahkan kepada Kepala Seksi Keberatan;

t. Kepala Seksi Keberatan meneliti, memaraf Konsep SK Keberatan dan LHP dan kemudian menyerahkan Konsep SK dan LHP kepada Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan;

u. Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan meneliti, menyetujui dan memaraf Konsep SK Keberatan dan menandatangani LHP dan kemudian diajukan kepada Kepala Bapenda;

V. Kepala Bapenda meneliti, menyetujui dan memaraf SK Keberatan PBB-P2 dan mengajukan kepada Bupati;

w. Bupati meneliti, menyetujui dan menandatangani SK Keberatan PBB-P2; dan

X. Salinan SK Keberatan PBB-P2 disampaikan kepada Wajib Pajak, Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan dan Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai dasar untuk segera memperbaiki data objek pajak pada basis data SISMIOP sesuai Keputusan Keberatan. ^

16. Flow Chart Prosedur Keberatan PBB-P2

Page 34: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

Flow Chart Prosedur Keberatan PBB-P2 Prosedur Kepala Bapenda das

Bupati Petugas penetapan Petugas Ponbayaran Petugas Pemungut Wqib Pajak Petugas Pelayanan

1.Petugas mempersiapkan pencetakan SPPT, DHKP dan SSPD

Mulai

i Menerima DHKP

dan SPPO Menerima

DHKP

1 Menerima

SPPT

I Ada X Keberatan

Menerima surat

keberatan dan SPPT

2.Petuga penetapan mencetak SPPT, DHKP dan SSPD

Mencetak SPPT, SSPD dan DHKP

Menyimpan DHKP dan SSPD

Mendistribusi ten SPPT

i Menyerahkan

surat keberatan dan SPPT

Memferifikasi surat

keberatan dan SPPT

Tdk sesuai 3. Petugas

penetapan mOTyecayeao DHKP dan SSPD kepada petugas pembayaran

Menyerahkan DHKP dan SKPD

Menyerahkan DHKP

Menerima surat

keberatan dan SPPT

Mengembalikan surat keberatan

dan SPPT

4.Petugas Penetapan mendistribusikan SPPT kepada wajib pajak

Mendistribusi kan SPPT

S.Wajib pajak mpngajiiiran keberatan kepada pelayanan.

Menerima dan memeriksa surat keberatan & SPPT

Meneruskan surat keberatan

dan SPPT

6.Keberatan diverifikasi petugas pelayanan bila tdk sesuai dikembalikan kpd Wajib ptyak, bila sesuai diserahkan kepada

Menerima BA pemeriksaan

Menerbitkan & memberikan BA

Pemeriksaan

7.Petugas membuat Surat Keputusan Keberatan dan Bupati

Membuat dan menyerahkan

Surat Keputusan

Menerima dan meneruskan surat

keputusan

F. PROSEDUR RESTITUSI/KOMPENSASI 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak; Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan; Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. i y

c.

d.

Page 35: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

2. Pihak Terkait a. kepala Bapenda b. kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; c. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; d. kepala Seksi Pendataan dan Penetapan; i. kepala Seksi Ferivikasi dan Pengolahan Data Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; e. kepala Seksi Penagihan; f. kepala Seksi Keberatan; dan g. Wajib Pajak.

3. Formulir yang Digunakan a. Surat Permohonan Restitusi/Kompensasi; b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPD) KB/N/LB.

4. Persyaratan Administrasi Surat Permohonan Restitusi dilengkapi dokumen beserta kelengkapannya, yaitu: a. NPWPD / Nama dan alamat Wajib Pajak; b. masa pajak; c. besamya Kelebihan dan Pengembalian Pajak; dan d. alasan dilakukan Restitusi/Kompensasi.

5. Deskripsi SOP Restitusi/Kompensasi a. wajib pajak mengajukan Surat Permohonan Restitusi/Kompensasi

secara tertulis kepada Kepala Bapenda dengan menyebutkan: 1) NPWPD / Nama dan alamat Wajib Pajak; 2) masa pajak; 3) besamya kelebihan pengembalian pajak; dan 4) alasan yang jelas.

b. seksi Keberatan melakukan pemeriksaan kantor dengan meneliti arsip perpajakan pemohon dikaitkan dengan dokumen pemohon dan data lainnya;

c. jika hasilnya tidak signifikan maka dokumen akan direkomendasikan kepada Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk menerbitkan SKPDLB/SKPDKB/SKPDN. J ika hasilnya signifikan maka Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyiapkan Surat Tugas dan dokumen kelengkapannya;

d. seksi Keberatan melakukan penelitian sederhana lapangan; e. seksi Keberatan akan menentukan apakah kurang bayar, lebih bayar,

atau nihil; f. seksi Keberatan akan menyampaikan hasil penelitian ke Seksi

Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk diterbitkan SKPDKB atau SKPDLB;

g. jika dalam waktu 12 bulan sejak tanggal diterimanya permohonan restitusi/Kompensasi, Bupati melalui Kepala Bapenda tidak memberikan keputusan, maka permohonan dianggap dikabulkan dan dalam jangka waktu maksimal 1 bulan harus diterbitkan SKPDLB; dan

h. seksi Pendataan dan Penetapan menerbitkan, mengarsip, dan mengirim SKPDKB, atau SKPDLB, atau SKPDLB ke Wajib Pajak. ^

Page 36: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

6. Flow Chart Prosedur Restitusi/Kompensasi.

Flow Chart Restitusi/Kompensasi

WAJIB PAJAK KEBERATAN PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENETAPAN

MONITORING DAN EVALUASI

KEPALA BAPENDA

Mulai ^

Mengajukan Permohonan Restitusi secara Tertulis

Permohonan Permohonan

Melakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor

Ada Perbedaan

ienifika

SKPDKB/SKPDLB/ SKPDN

Menyiapkan Surat Tugas Jan dokumen keiengkapai

r Melakukan Pemeriksaan

Sederhana Lapangan

r

U b i h

/Kurang var/ Nihi

SKPDKB/SKPDLB/ SKPDN

SKPDKB/SKPDLB/ SKPDN

G. PROSEDUR PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN 1, Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

Page 37: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. kepala Bapenda; b. kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah; c. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan d. seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; e. kepala Seksi Verivikasi dan Pengolahan Data Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; f. kepala Seksi Penagihan; g. kepala Seksi Keberatan; dan h. wajib pajak.

3. Formulir yang Digunakan a. SKPDKB/SKPDKBT/SKPDLB; dan b. laporan Rekomendasi Hasil Pemeriksaan.

4. Persyaratan Administrasi a. wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit

Rp.300.000.000,00 per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan atau catatan dengan ketentuan; 1) diselenggarakan dengan i'tikat baik, dan mencerminkan

keadaan atau kegiatan usaha yang sebenamya; 2) menggunakan huruf latin, angka arab, satuan rupiah, dalam

bahasa Indonesia a tau bahasa asing yang diijinkan oleh Bupati;

3) diselenggarakan dengan taat asas dengan stelsel akrual atau stelsel kas;

4) perubahan metode pembukuan atau tahun buku harus seijin Kepala Bapenda;

5) sekurang-kurangnya terdiri dari catatan kas dan bank, utang piutang, dan persediaan yang diselenggarakan secara teratur, menyusun neraca dan laporan laba rugi setiap tahun; dan

6) seluruh dokumen yang menjadi dasar pembukuan wajib disimpan minimal 10 tahun.

b. Wajib Pajak yang diperiksa diwajibkan untuk: 1) memperlihatkan/meminjamkan catatan dan dokumen yang

menjadi dasar pencatatan atau dokumen lain yang terkait dengan objek pajak terutang;

2) memberi kesempatan untuk memasuki tempat a tau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna memperlancar pemeriksaan; dan

3) memberikan keterangan lain.

Page 38: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

5. Deskripsi Prosedur Pembukuan dan Pemeriksaan a. seksi Penagihan dan Keberatan melakukan pemeriksaan

sederhana kantor dengan membandingkan laporan Wajib Pajak dengan basis data yang dimiliki Bapenda;

b. paling lambat 3 hari keija Seksi Penagihan menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan Wajib Pajak dengan basis data yang dimiliki Bapenda;

c. jika Tidak, Seksi Penagihan akan merekomendasikan kepada Seksi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk menerbitkan SKPDLB/SKPDKB/SKPDN paling lambat 5 hari keija;

d. jika Ya, maka Seksi Penagihan paling lambat 1 hari keija akan men5dapkan Surat Tugas dan dokumen kelengkapan pemeriksaan;

e. seksi Penagihan melakukan pemeriksaan sederhana di lapangan selama 2 hari keija;

f. seksi Penagihan paling lambat 3 hari kerja akan menentukan apakah kurang bayar, lebih bayar, atau nihil;

g. seksi Penagihan akan menyampaikan hasil pemeriksaan ke Seksi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk diterbitkan SKPDKB atau SKPDLB atau SKPDLB paling lambat 2 hari keija; dan

h. seksi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menerbitkan, mengarsipkan dan mengirim SKPDKB/SKPDLB/SKPDN ke Wajib Pajak paling lambat 3 hari keija setelah ditandatangani.

6. Flow Chart Pembukuan dan Pemeriksaan.

Page 39: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

Flow Chart Pembukuan dan Pemeriksaan,

Wajib Pajak

Membukukan seluruh transaksi usaha secara -

rutin dan teratur

Dokumen Pendukung (BW& Bukti Transata^ •

Oatadata lain terkait " dengan pajak terutang

Laporan WP (SPTU SSPD. Bukti

Setoi)

SKPDLBSKPDKH SKPDN Ib1

Laporan kas dan banjt daftar utang piutang

nigi

Surat Tugas dan dokumen kelengkapati

Seksi Penagihan

Basis Data Pemenuhan Kewajiban

Perpajakan WP

Melakukan pemeriksaan sedertiana kantor dg

membandingkan laporan WP dg Basis Data WP

Ada perbedaan signifikarP

SKPDLB Ib2

Menyiapkan surat tugas dan dokumen kelengkapan pemeriksaan

Melakukan pemeriksaai sederhana lapangan

SKPDLB Ibl Lebih BayafKurang BayarNlhiP

SKPDKB Ib1

SKPDN Ib2

SKPDKB Ib2 SKPDN Ib1 SKPDLB Ib2

Page 40: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

H. PROSEDUR PENAGIHAN DAN PELELANGAN 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

0. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. kepala Bapenda; b. kepala Kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; c. kepala Bidang Analisa Potensi PAD, Pengawasan dan Pengendalian; d. kepala Seksi Penagihan; e. kepala Seksi Keberatan; f. kepala Seksi Penjmluhan, Pengawasan dan Pengendalian; dan g. wajib pajak.

3. Formulir yang Digunakan a. surat Teguran; b. surat Paksa; c. surat Perintah Penyitaan; d. surat Pemberitahuan Lelang; dan e. SKPD/SKPDKBT/STPD/Surat Keputusan Pembetulan/Surat

Keputusan Keberatan/Putusan Banding.

4. Persyaratan Administrasi a. laporan Piutang Pajak Daerah; dan b. SKPD/SKPDKBT/STPD/Surat Keputusan Pembetulan/Surat

Keputusan Keberatan yang telah ja tuh tempo.

5. Deskripsi SOP Penagihan dan Pelelangan a. seksi Penagihan sejak tanggal ja tuh tempo

SKPD/SKPDKBT/STPD/Surat Keputusan Pembetulan/Surat Keputusan Keberatan/Putusan Banding belum dilakukan pembayaran, maka Seksi Penagihan menerbitkan Surat Teguran;

b. jika setelah 21 hari sejak tanggal Surat Teguran belum dilakukan pembayaran maka Seksi Penagihan menerbtikan Surat Paksa; k

Page 41: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

c.

d.

f.

g-

jika setelah 2x24 jam sejak tanggal surat Paksa belum dilakukan pembayaran maka Kepala Seksi Penagihan menerbitkan Surat Perintah Penyitaan; jika setelah 14 hari sejak tanggal Surat Perintah Penyitaan belum dilakukan pembayaran maka Seksi Penagihan mengajukan penetapan tanggal lelang ke Kantor Lelang Negara; kantor Lelang Negara menetapkan tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang; ju ru sita mengirimkan Surat Pemberitahuan Lelang kepada Wajib Pajak 3 hari sejak ditetapkan lelang oleh Kantor Lelang Negara; dan kantor Lelang Negara melaksanakan pelelangan.

6. Flow Chart SOP Penagihan dan Pelelangan

Flow Chart SOP Penagihan dan Pelelangan Seksi Penagihan Wajib Pajak

S K E Q K B S K P O K B I

^ / S e b e l u m j a t u h M e i ^ u k a i p e m b a y a r a n o r b a y a r ? SKKebera i an

P u t u s a n B a n d i n g

M e i a k u k a n p e m b a y a r a n

h a i s e t ^ a h ; l e m p o d i b a y ^

K f e n e f b i l k a D S u r ^ S i r a t T e g u r a n /

T e g u r a n / P e r i n g a t a n

Kantor Lelang Negera

M e l a k u k a n p e m b a y a r a n P a i a k

S e t e l a h 2 1 har i c f i baya r?

M e n e r b i t k a n S u r a t S u r a t P a k s a

a h 2 x 2 4 j a n d i b a y a r ?

M e i a l a i k m p e n f d ) a y a a n P a ^

S i r a t P e n n t a t ) P e n y r t a a n M « a ( U ( a n p e r r y n a a n

S e t e l a h 1 4 n a n i^tehtna^ c^sak?

M e f ^ u k a n p e m b a y a r a n P a f a k

S u r a t P e m d n t a a n P e n e t a p a n T a n g g a l

P e l e l a n g a n M e n g s ^ u k a n p a i e t a p a n

t d J e i a n g k e Kan to r M e n e t a p k a n t a i g ^

j a m , d a n t e i T ^ p e l a k s a n a a n y a n g

S u r a t P e m b e n t a h u a n P e l a k s a t a a n L e l a n g M e n u e r f t a h u k a n •Mak^

y a n g k e p a d a W P

Page 42: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

1. PROSEDUR PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK 1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar oleh Wajib Pajak;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;

d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 89 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Keija Badan Pendapatan Daerah;

f. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

2. Pihak Terkait a. kepala Bapenda; b. kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah; c. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan; i. kepala Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah; j. kepala Seksi Ferivikasi dan Pengolahan Data Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah; d. kepala Seksi Penagihan; e. kepala Seksi Keberatan; dan f. wajib pajak.

3. Formulir yang Digunakan a. surat Teguran/Surat Peringatan; b. daftar Piutang Pajak; c. usulan Daftar Penghapusan Piutang Pajak; d. laporan Hasil Penelitian; dan e. keputusan Penghapusan Piutang Pajak Daerah.

4. Persyaratan Administrasi a. keputusan Penghapusan Piutang Pajak Daerah, dengan kriteria:

1) piutang pajak telah kedaluwarsa (melampaui 5 tahun), kecuali Wajib Pajak melakukan tindak pidana perpajakan, diterbitkan Surat Teguran/Surat Paksa, terdapat pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung; dan 0

r

Page 43: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

2) piutang pajak tidak mungkin ditagih lagi yang disebabkan Wajib Pajak telah meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan atau ahli warisnya tidak mempunyai harta atau ahli warisnya tidak ditemukan lagi.

b. hasil penelitian yang menggambarkan keadaan Wajib Pajak atau Piutang Pajak sebagai dasar penentuan besamya piutang pajak yang akan dihapuskan.

5. Deskripsi SOP Penghapusan Piutang Pajak a. kepala Seksi Penagihan melakukan penelitian administrasi atau

penelitian setempat terhadap Daftar Piutang Pajak yang disusun oleh Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. dari hasil penelitian tersebut Seksi Penagihan menentukan apakah piutang pajak dapat dihapus atau tidak;

c. jika tidak dapat dihapus maka akan diterbitkan Surat Teguran/Peringatan dengan mengikuti Prosedur Penagihan;

d. jika dapat dihapuskan maka Seksi Penagihan akan menjoisun Laporan Hasil Penelitian yang menggambarkan keadaan Wajib Pajak atau Piutang Pajak sebagai dasar penentuan besamya piutang pajak yang akan dihapuskan;

e. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan menyusun Usulan Daftar Penghapusan Piutang Pajak berdasarkan Laporan Hasil Penelitian pada setiap akhir tahun takwim;

f. kepala Bidang Penagihan dan Keberatan menyampaikan Usulan Daftar Penghapusan Piutang Pajak kepada Kepala Bapenda setiap awal tahun berikutnya;

g. kepala Bapenda menyampaikan Usulan Daftar Penghapusan Piutang Pajak kepada Bupati untuk diterbitkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak; dan

h. bupati menerbitkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak.

6. Jangka waktu penyelesaian penghapusan pajak adalah 37 hari keija.

7. Flowchart SOP Penghapusan Piutang Pajak. ^

Page 44: BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA …

FlowChort SOP%Penghapusan Piutang Pajak.

Seksi Penagihan dan Keberatan Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan

dan Penetapan

Kepada Bapenda Bupati

Daftar Piutang Pajak

Melakukan Penagihan

Piutani dihapus

Surat Teguran? Peringatan

Laporan Hasil Penelitian

Usutan D a t e | Penghapusan Piutang

Pajak j

Usulan Daftar 1 Penghapusan Piutang

Pajak !

Menyampaikan i Usulan Daftar I Penghapusan Piutaig j Pajak

Surat Keputusan Penghapusan Rutang

P ^ a k

Menerbitkan Keputusan

PenghapusanPiutang Pajak

Menyusun Laporan Hasil Penelitian

Melakukan penelitian administrasi dan

penelitian setempat

Menyusun Usulan Daftar Penghapusan

Piutang Ps^ak

ing P^ak bisa" dmapus

lu BUPATI TIMOR r :NGAH SELATAN / JLPAULVS V. R. MELLA