bupati tangerang provinsi banten...

21
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa masyarakat Kabupaten Tangerang berhak atas tempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat; b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat melalui perumahan dan permukiman yang sehat, aman, serasi dan teratur dibutuhkan pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; c. bahwa untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru di Kabupaten Tangerang, perlu adanya pengaturan mengenai pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 1414 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomr 2851); 3. Undang...

Upload: voliem

Post on 09-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH

DAN PERMUKIMAN KUMUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa masyarakat Kabupaten Tangerang berhak atas tempat

tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat melalui perumahan dan

permukiman yang sehat, aman, serasi dan teratur dibutuhkan pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;

c. bahwa untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru di

Kabupaten Tangerang, perlu adanya pengaturan mengenai pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan

kumuh dan permukiman kumuh;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman

Kumuh;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang

Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 1414 Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomr 2851); 3. Undang...

Page 2: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5188);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5883);

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG

dan BUPATI TANGERANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN

PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.

2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati...

Page 3: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-3-

3. Bupati adalah Bupati Tangerang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang.

5. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Banten. 7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD

dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah. 8. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,

cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

9. Perumahan adalah kumpulan Rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum

sebagai hasil upaya pemenuhan Rumah yang layak huni. 10. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang

terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan

perkotaan atau kawasan perdesaan. 11. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di

luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan

maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan

yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 12. Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami

penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

13. Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan

bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

14. Pencegahan adalah tindakan yang dilakukan untuk

menghindari tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru.

15. Peningkatan Kualitas adalah upaya untuk meningkatkan

kualitas bangunan serta prasarana, sarana, dan utilitas umum.

16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

17. Badan...

Page 4: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-4-

17. Badan Hukum adalah badan hukum yang di dirikan oleh

warga Negara Indonesia yang kegiatannya di bidang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

18. Kelompok Swadaya Masyarakat adalah kumpulan orang yang

menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok

tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

19. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi

kabupaten/kota. 20. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya

disingkat RTBL adalahpanduan rancang bangun suatu

kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana

umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan.

21. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Daerah kepada pemilik

bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif

danpersyaratan teknis yang berlaku. 22. Konsolidasi Tanah adalah penataan kembali penguasaan,

pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan Perumahan dan

Permukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif masyarakat.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi: a. wewenang, tugas, dan kewajiban Pemerintah Daerah; b. Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; c. Peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan

Permukiman Kumuh; d. Konsolidasi Tanah; dan e. Pendanaan.

BAB II...

Page 5: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-5-

BAB II WEWENANG, TUGAS, DAN KEWAJIBAN

PEMERINTAH DAERAH Pasal 3

Pemerintah Daerah dalam melakukan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh berwenang melakukan:

a. penataandan peningkatan Kualitas kawasan Permukiman Kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha; dan

b. fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena

relokasi program Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Pemerintah Daerah dalam melakukan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan

Permukiman Kumuh bertugas: a. merumuskan kebijakan dan strategi rencana pembangunan

Daerah terkait Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;

b. menyiapkan prosedur pendataan dan format isian identifikasi

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; c. melakukan survei dan pendataan skala Daerah mengenai

lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; dan d. menetapkan lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman

Kumuh;

e. merehabilitasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; dan

f. mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh.

Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah wajib melaksanakan Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Daerah.

(2) Pemerintah Daerahdalam melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

BAB III PENCEGAHAN TERHADAP TUMBUH DANBERKEMBANGNYA

PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Bagian Kesatu Umum

Pasal 6

Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan

Kumuh dan Permukiman Kumuh dilaksanakan melalui: a. pengawasan dan pengendalian; dan b. pemberdayaan masyarakat.

Bagian Kedua...

Page 6: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-6-

Bagian Kedua Pengawasan dan Pengendalian

Pasal 7

(1) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf a, dilakukan atas kesesuaian terhadap: a. perizinan; b. standar teknis; dan

c. kelaikan fungsi, (2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), melalui pemeriksaan secara berkala sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dilaksanakan padatahap: a. perencanaan; b. pembangunan;

c. pemanfaatan; dan d. pengelolaan.

Pasal 8

(1) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap

perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, meliputi:

a. izin prinsip; b. izin lokasi; c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;

d. izin mendirikan bangunan; dan e. izin lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

pada tahap perencanaan Perumahan dan Permukiman. (3) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap

perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

untuk menjamin: a. kesesuaian lokasi Perumahan dan Permukiman yang

direncanakan dengan rencana tata ruang; dan b. keterpaduan rencana pengembangan prasarana,

sarana, dan utilitas umum sesuai dengan ketentuan

dan standar teknis yang berlaku.

Pasal 9

(1) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap standar teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf

b, dilakukan terhadap: a. bangunan gedung; b. jalan lingkungan;

c. penyediaan air minum;

d. drainase...

Page 7: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-7-

d. drainase lingkungan; e. pengelolaan air limbah;

f. pengelolaan persampahan; dan g. proteksi kebakaran.

(2) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap standar

teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada tahap pembangunan perumahan dan permukiman.

(3) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap standar

teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk menjamin:

a. terpenuhinya sistem pelayanan yang dibangun sesuai ketentuan standar teknis yang berlaku;

b. terpenuhinya kuantitas kapasitas dan dimensi yang

dibangun sesuai ketentuan standar teknis yang berlaku;

c. terpenuhinya kualitas bahan atau material yang

digunakan serta kualitas pelayanan yang diberikan sesuai ketentuan standar teknis yang berlaku.

Pasal 10

(1) Pengawasan dan pengendalian kesesuaian terhadap kelaikan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, dilakukan terhadap pemenuhan:

a. persyaratan administratif; dan b. persyaratan teknis.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administratif

dan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 11

Dalam hal hasil pengawasan dan pengendalian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7, terdapat ketidaksesuaian, Pemerintah Daerah dan/atau Setiap Orang melakukan upaya penanganan

sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Ketiga

Pemberdayaan Masyarakat Pasal 12

(1) Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan masyarakat, dalam bentuk: a. pendampingan; dan

b. pelayanan informasi. (2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dilaksanakan oleh melalui Perangkat Daerah yang membidangi Perumahan dan Permukiman.

Paragraf 1...

Page 8: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-8-

Paragraf 1 Pendampingan

Pasal 13

(1) Pendampingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat

(1) huruf a, merupakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk: a. penyuluhan;

b. pembimbingan; dan c. bantuan teknis.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan

pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 14

(1) Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)

huruf a, merupakan kegiatan untuk memberikan informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terkait pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

(2) Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa sosialiasi dan diseminasi.

(3) Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menggunakan alat bantu dan/atau alat peraga.

Pasal 15

(1) Pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(1) huruf b, merupakan kegiatan untuk memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara untuk mengerjakan kegiatan atau larangan aktivitas tertentu terkait pencegahan

terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

(2) Pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa: a. pembimbingan kepada kelompok masyarakat;

b. pembimbingan kepada masyarakat perorangan; dan c. pembimbingan kepada dunia usaha.

Pasal 16

(1) Bantuan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c,dapat berupa: a. fisik; dan

b. non-fisik.

(2) Bantuan...

Page 9: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-9-

(2) Bantuan teknis dalam bentuk fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi fasilitasi pemeliharaan,

dan/atau perbaikan terhadap: a. bangunan gedung; b. jalan lingkungan;

c. drainase lingkungan; d. sarana dan prasarana air minum; e. sarana dan prasarana air limbah;

f. sarana dan prasarana persampahan;dan/atau g. proteksi kebakaran.

(3) Bantuan teknis dalam bentuk non-fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi fasilitasi: a. penyusunan perencanaan;

b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria; c. penguatan kapasitas kelembagaan; d. pengembangan alternatif pembiayaan; dan/atau

e. persiapan pelaksanaan kerjasama Pemerintah Daerah dengan swasta.

Paragraf 2 Pelayanan Informasi

Pasal 17

(1) Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

ayat (1) huruf b, dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah yang membidangi urusan informasi.

(2) Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dalam

bentuk pemberitaan terkait upaya Pencegahan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

(3) Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi: a. rencana tata ruang;

b. penataan bangunan dan lingkungan; c. perizinan; dan d. standar teknis dalam bidang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Pasal 18

(1) Pemerintah Daerahmelalui Perangkat Daerah yang membidangi urusan informasimenyampaikan informasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), melalui media elektronik dan/atau cetak.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

BAB IV...

Page 10: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-10-

BAB IV PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP

PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH Pasal 19

(1) Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didahului dengan penetapan lokasi.

(2) Penetapan lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman

Kumuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didahului proses pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

(3) Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(4) Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditindaklanjuti dengan perencanaan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah.

Pasal 20

(1) Proses pendataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), meliputi:

a. identifikasi; dan b. penilaian lokasi.

(2) Identifikasi dan penilaian lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap: a. kondisi kekumuhan;

b. legalitas tanah; dan c. pertimbangan lain.

Pasal 21

Kondisi kekumuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat

(2) huruf a, dilakukan berdasarkan kriteria kekumuhan yang ditinjau dari:

a. bangunan gedung; b. jalan lingkungan; c. penyediaan air minum;

d. drainase lingkungan; e. pengelolaan air limbah; f. pengelolaan persampahan; dan/atau

g. proteksi kebakaran.

Pasal 22

Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a, mencakup:

a. ketidakteraturan bangunan; b. tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang; dan/atau c. kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.

Pasal 23...

Page 11: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-11-

Pasal 23

Dalam hal Daerah belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka

penilaian ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan perumahan dan

permukiman dengan pertimbangan dari Tim Ahli Bangunan Gedung.

Pasal 24

Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 huruf b mencakup: a. jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan

Perumahan atau Permukiman; dan/atau

b. kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.

Pasal 25

Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c mencakup:

a. akses aman air minum tidak tersedia; dan/atau b. kebutuhan air minum minimal setiap individu tidak

terpenuhi.

Pasal 26

Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d, mencakup:

a. drainase lingkungan tidak tersedia; b. drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air

hujan sehingga menimbulkan genangan; dan/atau

c. kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.

Pasal 27

Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf e, mencakup:

a. sistem pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis; dan/atau

b. prasarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis.

Pasal 28

Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf f, mencakup: a. prasarana persampahan tidak memenuhi dengan persyaratan

teknis; dan/atau

b. sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis.

Pasal 29...

Page 12: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-12-

Pasal 29

Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 huruf g, mencakup: a. prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia; dan

b. sarana proteksi kebakaran tidak tersedia.

Pasal 30

Penilaian lokasi berdasarkan aspek kondisi kekumuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a,

mengklasifikasikan kondisi kekumuhan sebagai berikut: a. ringan; b. sedang; dan

c. berat.

Pasal 31

(1) Identifikasi legalitas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b, merupakan tahap identifikasi

untuk menentukan status legalitas tanah pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai dasar

menentukan bentuk penanganan. (2) Identifikasi legalitas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), meliputi:

a. kejelasan status penguasaan tanah; dan b. kesesuaian dengan rencana tata ruang.

(3) Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas tanah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menghasilkan klasifikasi:

a. status tanah legal; dan b. status tanah tidak legal.

Pasal 32

(1) Identifikasi terhadap pretimbangan lain sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf c, merupakan tahap identifikasi terhadap beberapa aspek lain yang bersifat non fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan

permahan kumuh dan permukiman kumuh. (2) Identifikasi terhadap pertimbangan lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), meliputi aspek: a. Nilai strategis lokasi; b. Kependudukan; dan

c. Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. (3) Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), terdiri atas:

a. pertimbangan lain kategori rendah; b. pertimbangan lain kategori sedang; dan

c. pertimbangan lain kategori tinggi. (4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung

berdasarkan formulasi sebagaimana diatur dalam Peraturan

Perundang-undangan. Pasal 33...

Page 13: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-13-

Pasal 33

(1) Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan

Permukiman Kumuh dilakukan dengan pola penanganan. (2) Pola penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi: a. pemugaran; b. peremajaan; dan

c. pemukiman kembali.

Pasal 34

(1) Pemugaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a, dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan

kembali Perumahan kumuh dan Permukiman Kumuh menjadi Perumahan dan permukiman yang layak huni.

(2) Pola penanganan pemugaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan ringan dengan status tanah legal.

(3) Pemugaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui tahap: a. identifikasi permasalahan dan kajian kebutuhan

pemugaran; b. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat

terdampak; c. pendataan masyarakat terdampak; d. penyusunan rencana pemugaran;

e. musyawarah untuk penyepakatan; f. proses pelaksanaan konstruksi; g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi;

h. pemanfaatan; dan i. pemeliharaan dan perbaikan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35

(1) Peremajaan dan permukiman kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b dan huruf c, dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, Perumahan,

dan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat

sekitar. (2) Pola penanganan peremajaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1),dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan

berat dan sedang dengan status tanah legal. (3) Peremajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan

melalui tahap:

a. identifikasi permasalahan dan kajian kebutuhan peremajaan;

b. penghunian...

Page 14: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-14-

b. penghunian sementara untuk masyarakat terdampak; c. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat

terdampak; d. pendataan masyarakat terdampak; e. penyusunan rencana peremajaan;

f. musyawarah dan diskusi penyepakatan; g. proses ganti rugi bagi masyarakat yang terdampak

berdasarkan hasil kesepakatan;

h. penghunian sementara masyarakat pada lokasi lain; i. proses pelaksanaan konstruksi peremajaan pada lokasi

permukiman eksisting; j. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi

peremajaan;

k. proses penghunian kembali masyarakat terdampak; l. pemanfaatan; dan m. pemeliharaan dan perbaikan.

(4) Pola penanganan pemukiman kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal lokasi memiliki klasifikasi

kekumuhan ringan, berat, dan sedang dengan status tanah ilegal.

(5) Pemukiman kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

dilakukan melalui tahap: a. kajian pemanfaatan ruang dan/atau kajian legalitas

tanah; b. penghunian sementara untuk masyarakat di Perumahan

dan Permukiman Kumuh pada Lokasi rawan bencana;

c. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat terdampak;

d. pendataan masyarakat terdampak;

e. penyusunan rencana pemukiman baru, rencana pembongkaran pemukiman eksisting dan rencana

pelaksanaan pemukiman kembali; f. musyawarah dan diskusi penyepakatan; g. proses ganti rugi bagi masyarakat terdampak

berdasarkan hasil kesepakatan; h. proses legalisasi tanah pada lokasi pemukiman baru;

i. proses pelaksanaan konstruksi

pembangunan Perumahan dan Permukiman baru;

j. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi pemukiman kembali;

k. proses penghunian kembali masyarakat

terdampak; l. proses pembongkaran pada lokasi pemukiman

eksisting; m. pemanfaatan; dan n. pemeliharaan dan perbaikan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 36...

Page 15: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-15-

Pasal 36

(1) Pasca peningkatan kualitas terhadap perumahan dan

permukiman kumuh dilakukan pengelolaan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan

permukiman secara berkelanjutan. (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

oleh masyarakat secara swadaya.

(3) Pengelolaan dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan permukiman layak huni.

Pasal 37

Pola kemitraan antar pemangku kepentingan yang dapat dikembangkan dalam upaya peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yaitukemitraan

antara Pemerintah Daerah dengan Setiap Orang.

Pasal 38

Peran masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh dilakukan pada tahap: a. Penetapan lokasi dan perencanaan penanganan Perumahan

Kumuh dan Permukiman Kumuh;

b. Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; dan

c. Pengelolaan perumahan dan permukiman hasil peningkatan

kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.

BAB V KONSOLIDASI TANAH

Pasal 39

Konsolidasi Tanah dilakukan untuk mencapai pemanfaatan tanah

secara optimal, melalui peningkatan efisiensi dan produktifitas penggunaan tanah.

Pasal 40

(1) Konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39,

dilakukan dalam rangka penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sebagai upaya

penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

(2) Konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan bagi pembangunan rumah tunggal, rumah deret, atau rumah susun.

BAB VI...

Page 16: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-16-

BAB VI PENDANAAN

Pasal 41

(1) Pendanaan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara;

b. anggaran pendapatan dan belanja Daerah; dan/atau c. sumber dana lain yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah

Provinsi. (3) Indikasi program dan indikasi pendanaan yang dibutuhkan

dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas

Perumahan kumuh dan permukiman kumuh dirumuskan dalam rencana penanganan.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa

pada tanggal 27 September 2016

BUPATI TANGERANG,

Ttd.

A. ZAKI ISKANDAR

Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG,

Ttd.

ISKANDAR MIRSAD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 NOMOR 8

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN:

(8, 44/2016)

Page 17: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-17-

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2016

TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP

PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

I. UMUM

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

hidup yangbaik dan sehat. Tempat tinggal mempunyai peran yang sangat strategisdalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satuupaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri,

mandiri,dan produktif sehingga terpenuhinya kebutuhan tempat tinggalmerupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia, yang akan terus

adadan berkembang sesuai dengan tahapan atau siklus kehidupan manusia.

Meningkatnya jumlah penduduk serta semakin padat dan

kumuhnya perumahan dan kawasan permukiman berpotensi menjadikan kawasan permukiman yang berfungsi sebagai lingkungan hunian menjadi

semakin tidak layak huni.Kondisi perumahan dan kawasan permukiman yangg tidak layak huni berpotensi menurunkan kualitas hidup, menghambat perkembangan dan pertumbuhan masyarakat.Hal ini perlu

diantisipasi dengan berbagai kebijakan dan peraturan guna menjamin hak masyarakat terhadap lingkungan hidup yang layak.Memasuki era otonomi daerah, kegiatan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di

daerah terus meningkat, baik kuantitas, kualitas maupun kompleksitasnya. Dengan semakin menigkatnya kegiatan pembangunan

tanpa ditunjang peraturan perundangan yang memadai, dikhawatirkan tingkat laju pembangunan tanpa disertai pencegahan dan peningkatan kualitas kumuh akan semakin menambah beban terahadap pemenuhan

lingkungan hidup yang layak. Sejak diberlakukannya UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Kawasan Permukiman, penanganan perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh memperoleh perhatian yang cukup besar. Pasal 1 angka 14 UU No.1 Tahun 2011 menyebutkan bahwa perumahan kumuh

adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian, sedangkan dalam Pasal 1 angka 13 dinyatakan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena

ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta prasarana dan sarana yang tidak memenuhi

syarat. Mengacu pda definisi yang ditetapkan undang –undang tersebut, maka penangnaan perumahan dan permukiman kumuh semakin jelas dan diarahkan kepada kriteria kekumuhan yang lebih condong pada aspek

peningkatan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana.Selama ini pendekatan kekumuhan dapat didekati melalui beberapa kriteria,

diantaranya berupa kondisi kesehatan, perekonomian dan lain sebagainya.

Page 18: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-18-

Melalui Undang-undang ini, penanganan terhadap permasalahan kumuh sebenarnya terlebih dahulu didekati melalui prasarana dan sarana

yang memenuhi syarat. Bermula dari semangat perundangan tersebut dan dengan ditunjang

oleh asas desentralisasi dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, perumahan kumuh dan permukiman kumuh harus ditetapkan lokasinya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Legitimasi penetapan lokasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

tersebut akan menjadi aturan bagi Pemerintah dalam mengidentifiasi luasan perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh di

Indonesia. Dengan adanya penetapan secara formal, maka akan diperoleh validitas identifikasi luasan perumahan dan kawasan permukiman kumuh yang perlu ditangani.

Peraturan Daerah ini mengatur pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahankumuh dan permukiman kumuh sesuai amanat pasal 95 ayat (6) dan Pasal 104 Undang-Undang Nomor 1Tahun

2011. Pengaturan terkait kedua amanat pasal tersebut dibutuhkan mengingat kondisi Perumahandan Permukiman di beberapa daerah di

Indonesia yang masih belum memenuhi persyaratan teknis darisegi Bangunan, Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang menyebabkan suatu perumahan danpermukiman menjadi kumuh. Pencegahan terhadap

tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh danpermukiman kumuh baru dilakukan untuk mempertahankan perumahan dan permukiman

yang telahdibangun agar tetap terjaga kualitasnya dan tidak menjadi kumuh.Upaya pencegahan tersebutdilaksanakan melalui pengawasan dan pengendalian serta pemberdayaan masyarakat.Pengawasan

danpengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi dariBangunan, Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum.Pemerintah kabupaten/kota yang berwenangmengeluarkan izin dan

sertifikat laik fungsi terkait Perumahan dan Permukiman perlu cermat dansistematis dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.Dukungan

masyarakat dengan memberikanlaporan diperlukan agar ketidaksesuaian terhadap perizinan, standar teknis, dan kelaikan fungsi dapatsegera diketahui dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.Oleh karena itu,

pendampingan danpelayanan informasi dilakukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi, pengetahuan, petunjuk,keterampilan,

dan/atau bantuan teknis guna meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menjaga kualitasPerumahan dan Permukiman.

Sedangkan peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan

Permukiman Kumuh didahului denganpenetapan lokasi yang melalui proses pendataan. Proses pendataan tersebut dilaksanakan denganidentifikasi dan penilaian berdasarkan kriteria perumahan kumuh

dan permukiman kumuh yangkomprehensif dan dilakukan secara obyektif. Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuhdiperlukan untuk

menyeragamkan indikator yang dipergunakan dalam menentukan kondisi kekumuhansuatu perumahan dan permukiman. Kriteria yang dipergunakan untuk menilai kondisi kekumuhan dilihatdari aspek:

bangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaanair limbah, pengelolaan persampahan, dan/atau

proteksi kebakaran. Di samping itu, Perumahan Kumuhdan Permukiman Kumuh dapat diidentifikasi berdasarkan aspek legalitas tanah. Aspek legalitas tanahmeliputi status kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan

Page 19: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-19-

kesesuaian dengan rencana tata ruang.Identifikasi lokasi dan penilaian lokasi berdasarkan aspek tingkat kekumuhan dan aspek legalitas

tanahdilakukan untuk menentukan pola penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh, apakah akanditangani melalui pemugaran, peremajaan, atau pemukiman kembali. Pasca peningkatan kualitas, dalam

Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai pengelolaan sebagai upaya untuk menjaga kualitas perumahandan permukiman agar tidak kembali kumuh. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini, maka

implementasi secara menyeluruh, konsisten, dan berkesinambungan diperlukan untuk mewujudkanperumahan dan kawasan permukiman yang

terpadu, layak huni dan berkelanjutan sehingga penduduk kabupaten Tangerang dapat hidup sehat, aman, tertib, produktif, dan sejahtera.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2 Cukup Jelas

Pasal 3 Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6 Cukup Jelas

Pasal 7 Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10 Cukup Jelas

Pasal 11 Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas Pasal 13

Cukup Jelas Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15 Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas Pasal 17

Cukup Jelas Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19 Cukup Jelas

Page 20: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-20-

Pasal 20 Cukup Jelas

Pasal 21 Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24 Cukup Jelas

Pasal 25 Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28 Cukup Jelas

Pasal 29 Huruf a

Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia merupakan

kondisi dimana tidak tersedianya prasarana proteksi kebakaran yang meliputi:

a. pasokan air dari sumber alam maupun buatan; b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya

kendaraan pemadam kebakaran;

c. sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran kepada Instansi pemadam kebakaran; dan

d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan.

Huruf b Sarana proteksi kebakaran tidak tersedia merupakan kondisi

dimana tidak tersedianya prasarana proteksi kebakaran yang terdiri dari: a. alat pemadam api ringan;

b. kendaraan pemadam kebakaran; c. mobil tangga sesuai kebutuhan;

d. hydrant kota; dan/atau e. peralatan pendukung lainnya.

Pasal 30

Cukup Jelas Pasal 31

Cukup Jelas Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33 Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas Pasal 35

Cukup Jelas Pasal 36

Cukup Jelas

Page 21: BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/perdakumuh/upload/perda/Perda...BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN

-21-

Pasal 37

Cukup Jelas Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39 Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas Pasal 41

Cukup Jelas Pasal 42

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 NOMOR 0816

TAM