bupati sukabumi provinsi jawa barat -...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
BUPATI SUKABUMI
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 72 TAHUN 2017
TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN ANGGARAN 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKABUMI,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Bupati Menetapkan Rincian Dana Desa Untuk Setiap Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Sukabumi tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Kabupaten Sukabumi Tahun Anggaran 2018.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
-
- 2 -
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
-
- 3 -
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 537) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.07/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1081);
8. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1359);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.07/2017 tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Setiap Kabupaten/Kota dan Perhitungan Rincian Dana Desa Setiap Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1884);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2015 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017 Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017 Nomor 14);
12. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 98 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 98);
13. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 100);
14. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 70 Tahun 2017 Tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017 Nomor 70).
-
- 4 -
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN ANGGARAN 2018.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten
Sukabumi. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sukabumi. 4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
selanjutnya disingkat BPKAD, adalah Perangkat Daerah yang membidangi Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang selanjutnya disingkat DPMD, adalah Perangkat Daerah yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-
- 5 -
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
11. Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Desa yang akan diterima oleh setiap desa secara merata yang besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari anggaran Dana Desa yang dibagi dengan jumlah Desa secara nasional;
12. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan status Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
13. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa setiap Kabupaten/Kota.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
15. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
16. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
18. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RKUD, adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
19. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disingkat RKD, adalah rekening tempat penyimpanan uang pemerintah desa yang menampung seluruh penerimaan desa ddan
-
- 6 -
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran desa pada bang yang ditetapkan.
20. Sisa Dana Desa adalah Dana Desa yang disalurkan oleh Kabupaten kepada Desa yang tidak habis digunakan oleh Desa sampai akhir tahun anggaran dan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran APBDesa.
21. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
22. Indeks Kesulitan Geografis Desa, yang selanjutnya disebut IKG Desa, adalah angka yang mencerminkan tingkat kesulitan geografis suatu Desa berdasarkan variabel ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi, dan komunikasi.
BAB II
PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA Bagian Kesatu
Pasal 2 Pembagian Dana Desa pada setiap Desa di Kabupaten
Sukabumi Tahun Anggaran 2018, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan : a. alokasi dasar; b. alokasi afirmasi; dan c. alokasi formula.
Pasal 3 Alokasi dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf a, dihitung dengan cara membagi Alokasi Dasar Kabupaten dengan jumlah Desa.
Pasal 4 (1) Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf b diberikan kepada Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
(2) Alokasi Afirmasi setiap Desa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
AA Desa = (0,03*DD) / {(2 * DST) + (1 * DT)} Keterangan : AA Desa = Alokasi Afirmasi setiap Desa DD = pagu Dana Desa nasional DST = Jumlah Desa Sangat Tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin
-
- 7 - tinggi
DT = Jumlah Desa Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi
(3) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi dihitung sebesar 1 (satu) kali Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(4) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Desa Sangat Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi dihitung sebesar 2 (dua) kali Alokasi Afirmasi setiap Desa.
(5) Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dengan Jumlah Penduduk Miskin Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) merupakan Desa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak yang berada pada kelompok desa pada desil ke 8 (delapan), 9 (Sembilan) dan 10 (sepuluh) berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan.
Pasal 5 Alokasi Formula setiap desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c, dihitung dengan bobot sebagai berikut : a. 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk; b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan; c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat kesulitan
geografis. Pasal 6 Penghitungan Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : AF Desa = {(0,10 * Z1) + (0,50 * Z2) + (0,15 * Z3) + (0,25 * Z4)} * AF
Kab/Kota Keterangan: AF Desa = Alokasi Formula setiap Desa Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa
terhadap total penduduk Desa kabupaten. Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa
terhadap total penduduk miskin Desa kabupaten.
Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap total luas wilayah Desa kabupaten.
-
- 8 -
Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap IKG Desa kabupaten.
AF Kab/Kota = Alokasi Formula kabupaten. Pasal 7 (1) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis
Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf b dan huruf d, masing-masing ditunjukan oleh jumlah penduduk miskin desa dan IKG Desa.
(2) IKG Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan data dari Kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang statistik
Pasal 8 Penetapan Rincian Dana Desa untuk setiap Desa di
Kabupaten Sukabumi Tahun Anggaran 2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati Sukabumi ini.
BAB III
PENYALURAN DANA DESA Pasal 9 (1) Penyaluran Dana Desa dilakukan melalui
pemindahbukuan dari RKUD ke RKD. (2) Pemindahbukuan dari RKUD ke RKD dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD dengan ketentuan persyaratan penyaluran telah dipenuhi.
(3) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap I dilaksanakan setelah Bupati menerima : a. Peraturan Desa mengenai APBDesa; dan b. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa tahun anggaran sebelumnya, dari Kepala Desa.
(4) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap II dilaksanakan setelah Bupati menerima laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahap I dari Kepala Desa.
(5) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling kurang sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dan rata-rata capaian output menunjukkan paling
-
- 9 -
kurang sebesar 50% (lima puluh persen). (6) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian output dari seluruh kegiatan.
(7) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan sesuai dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian output, volume output, cara pengadaan, dan capaian output.
(8) Dalam hal tabel referensi data sebagaimana dimaksud pada ayat (7) belum memenuhi kebutuhan input data, kepala desa dapat memutakhirkan tabel referensi data dengan mengacu pada peraturan yang diterbitkan oleh kementerian/lembaga terkait.
BAB IV
PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 10 (1) Dana Desa digunakan untuk membiayai bidang
pelaksanaan pembangunan dan bidang pemberdayaan masyarakat yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.
(2) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah mendapat persetujuan Camat.
(3) Persetujuan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pada saat evaluasi Rancangan Peraturan Desa mengenai APBDesa.
(4) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Camat memastikan pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau kegiatan pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.
(5) Kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berpedoman kepada Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
-
- 10 -
Pasal 11 (1) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
berpedoman pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh Bupati mengenai kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa.
(2) Kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa dilaksanakan secara swakelola dengan menggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dan mengutamakan tenaga kerja dari masyarakat Desa setempat
(3) Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
Pasal 12
(1) Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.
(2) Pemerintah Daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan Dana Desa.
(3) Biaya Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan sumber dana lain yang tidak mengikat.
BAB V
PELAPORAN DANA DESA Pasal 13 (1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi
penyerapan dan capaian output Dana Desa setiap tahap penyaluran kepada Bupati melalui DPMD Kabupaten Sukabumi.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa tahun anggaran sebelumnya; dan b. laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa tahap I. (3) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa Tahun Anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan paling lambat tanggal 7 Januari Tahun Anggaran berjalan.
(4) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
-
- 11 -
b disampaikan paling lambat tanggal 7 Juli Tahun Anggaran berjalan.
(5) Dalam hal terdapat pemutakhiran capaian output setelah batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), Kepala Desa dapat menyampaikannya pemutakhiran capaian output kepada Bupati melalui DPMD.
BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 14 (1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa, dalam hal:
a. belum menerima dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2);
b. terdapat Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih dari 30% (tiga puluh per seratus); dan/atau
c. terdapat rekomendasi yang disampaikan oleh aparat pengawas fungsional.
(2) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap penyaluran Dana Desa tahap I tahun anggaran berjalan sebesar Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya.
(3) Dalam hal Sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih besar dari jumlah Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap I, penyaluran Dana Desa tahap I tidak dilakukan.
(4) Dalam hal sampai dengan minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya masih lebih besar dari 30% (tiga puluh persen), penyaluran Dana Desa yang ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa di RKUD.
(5) Bupati melaporkan Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(6) Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.
(7) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disampaikan oleh aparat pengawas fungsional di
-
- 12 -
daerah dalam hal terdapat potensi atau telah terjadi penyimpangan penyaluran dan/atau penggunaan Dana Desa.
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sebelum batas waktu tahapan penyaluran.
Pasal 15 (1) Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda
dalam hal: a. dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a telah diterima;
b. sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya kurang dari atau sama dengan 30%; dan
c. terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah.
(2) Dalam hal penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a dan huruf c berlangsung sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, Dana Desa tidak dapat disalurkan lagi ke RKD dan menjadi sisa Dana Desa di RKUD.
(3) Bupati melaporkan sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(4) Bupati memberitahukan kepada Kepala Desa yang bersangkutan mengenai Dana Desa yang ditunda penyalurannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat akhir bulan November tahun anggaran berjalan dan agar dianggarkan kembali dalam rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya.
(5) Bupati menganggarkan kembali sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam rancangan APBD Tahun Anggaran berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam hal Desa telah memenuhi persyaratan penyaluran sebelum minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan, Bupati menyampaikan permintaan penyaluran sisa Dana Desa tahap I yang belum disalurkan dari RKUN ke RKUD kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan.
-
- 13 -
Pasal 16 (1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa
dalam hal setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, masih terdapat sisa Dana Desa di RKD lebih dari 30% (tiga puluh persen).
(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
(3) Bupati melaporkan pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 17
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 10 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017 Nomor 10) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukabumi.
Ditetapkan di Palabuhanratu pada tanggal 28 Desember 2017 BUPATI SUKABUMI,
TTD
MARWAN HAMAMI
Diundangkan di Palabuhanratu pada tanggal 28 Desember 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKABUMI TTD IYOS SOMANTRI BERITA DAERAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2017 N0M0R 72
-
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI SUKABUMI
NOMOR : 72 TAHUN 2017
TANGGAL : 28 DESEMBER 2017
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA
SETIAP DESA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN ANGGARAN 2018
(1) (2) (3) (4) (5)1 PELABUHANRATU TONJONG 1.045.329.000 2 PELABUHANRATU CITEPUS 944.540.000 3 PELABUHANRATU BUNIWANGI 891.307.000 4 PELABUHANRATU CIBODAS 773.564.000 5 PELABUHANRATU PASIRSUREN 846.635.000 6 PELABUHANRATU CIKADU 798.220.000 7 PELABUHANRATU CITARIK 771.894.000 8 PELABUHANRATU CIMANGGU 793.737.000 9 PELABUHANRATU JAYANTI 779.770.000
10 SIMPENAN CIDADAP 745.131.000 11 SIMPENAN LOJI 877.773.000 12 SIMPENAN KERTAJAYA 845.376.000 13 SIMPENAN CIHAUR 901.275.000 14 SIMPENAN CIBUNTU 910.278.000 15 SIMPENAN MEKARASIH 971.499.000 16 SIMPENAN SANGRAWAYANG 777.633.000 17 CIKAKAK CIKAKAK 696.312.000 18 CIKAKAK CIMAJA 779.819.000 19 CIKAKAK RIDOGALIH 764.118.000 20 CIKAKAK SUKAMAJU 759.930.000 21 CIKAKAK CILEUNGSING 707.525.000 22 CIKAKAK MARGALAKSANA 1.095.510.000 23 CIKAKAK SIRNARASA 1.095.863.000 24 CIKAKAK GANDASOLI 959.370.000 25 CIKAKAK CIRENDANG 1.112.033.000 26 BANTARGADUNG BANTARGADUNG 873.449.000 27 BANTARGADUNG MANGUNJAYA 793.589.000 28 BANTARGADUNG BOJONGGALING 1.012.824.000 29 BANTARGADUNG LIMUSNUNGGAL 799.628.000 30 BANTARGADUNG BANTARGEBANG 939.161.000 31 BANTARGADUNG BUANAJAYA 1.049.233.000 32 BANTARGADUNG BOYONG SARI 791.673.000 33 CISOLOK CISOLOK 806.563.000 34 CISOLOK PASIR BARU 1.134.785.000 35 CISOLOK CIKAHURIPAN 779.304.000 36 CISOLOK CIKELAT 914.728.000 37 CISOLOK CARINGIN 736.561.000 38 CISOLOK GUNUNGKARAMAT 807.218.000 39 CISOLOK GUNUNGTANJUNG 1.080.455.000 40 CISOLOK KARANGPAPAK 767.116.000 41 CISOLOK SIRNARESMI 915.030.000 42 CISOLOK CICADAS 1.046.154.000 43 CISOLOK WANAJAYA 760.617.000 44 CISOLOK WANGUNSARI 929.754.000 45 CISOLOK SUKARAME 738.270.000 46 CIKIDANG CIKIDANG 776.626.000 47 CIKIDANG CIKIRAY 801.452.000 48 CIKIDANG GUNUNGMALANG 881.054.000 49 CIKIDANG PANGKALAN 1.090.593.000 50 CIKIDANG CICAREUH 877.912.000 51 CIKIDANG TAMAN SARI 972.399.000 52 CIKIDANG BUMI SARI 1.128.366.000 53 CIKIDANG SAMPORA 1.006.649.000
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KET
RINCIAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI APBN UNTUK MASING-MASING DESA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN ANGGARAN 2018
NO KECAMATAN DESA
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
54 CIKIDANG NANGKAKONENG 1.023.293.000 55 CIKIDANG MEKARNANGKA 796.638.000 56 CIKIDANG CIJAMBE 795.265.000 57 CIKIDANG CIKARAE THOYYIBAH 1.149.655.000 58 LENGKONG LENGKONG 749.236.000 59 LENGKONG CILANGKAP 816.600.000 60 LENGKONG TEGALLEGA 765.769.000 61 LENGKONG NEGLASARI 751.336.000 62 LENGKONG LANGKAPJAYA 791.387.000 63 JAMPANG TENGAH JAMPANG TENGAH 787.458.000 64 JAMPANG TENGAH PADABEUNGHAR 723.596.000 65 JAMPANG TENGAH BANTARPANJANG 1.008.466.000 66 JAMPANG TENGAH BOJONGJENGKOL 852.062.000 67 JAMPANG TENGAH NANGERANG 1.026.939.000 68 JAMPANG TENGAH TANJUNGSARI 806.850.000 69 JAMPANG TENGAH SINDANGRESMI 823.789.000 70 JAMPANG TENGAH PANUMBANGAN 755.582.000 71 JAMPANG TENGAH CIJULANG 799.448.000 72 JAMPANG TENGAH BANTARAGUNG 941.089.000 73 JAMPANG TENGAH BOJONGTIPAR 941.741.000 74 WARUNGKIARA WARUNGKIARA 1.105.426.000 75 WARUNGKIARA BOJONGKERTA 727.869.000 76 WARUNGKIARA GIRIJAYA 745.120.000 77 WARUNGKIARA BANTARKALONG 778.139.000 78 WARUNGKIARA HEGARMANAH 731.725.000 79 WARUNGKIARA UBRUG 728.931.000 80 WARUNGKIARA SIRNAJAYA 719.794.000 81 WARUNGKIARA SUKAHARJA 697.191.000 82 WARUNGKIARA KERTAMUKTI 721.907.000 83 WARUNGKIARA MEKARJAYA 759.050.000 84 WARUNGKIARA DAMARRAJA 740.652.000 85 WARUNGKIARA TARISI 714.830.000 86 CIKEMBAR CIKEMBAR 730.255.000 87 CIKEMBAR PARAKANLIMA 765.078.000 88 CIKEMBAR BOJONG 710.053.000 89 CIKEMBAR CIMANGGU 722.056.000 90 CIKEMBAR BOJONGKEMBAR 732.145.000 91 CIKEMBAR SUKAMAJU 754.479.000 92 CIKEMBAR CIBATU 738.818.000 93 CIKEMBAR KERTARAHARJA 695.650.000 94 CIKEMBAR SUKAMULYA 732.138.000 95 CIKEMBAR BOJONGRAHARJA 695.777.000 96 CIBADAK SEKARWANGI 792.769.000 97 CIBADAK PAMURUYAN 705.745.000 98 CIBADAK KARANGTENGAH 816.249.000 99 CIBADAK NEGLASARI 979.650.000
100 CIBADAK WARNAJATI 786.628.000 101 CIBADAK TENJOJAYA 810.583.000 102 CIBADAK CIHEULANG TONGGOH 786.782.000 103 CIBADAK SUKASIRNA 835.589.000 104 CIBADAK BATUNUNGGAL 710.959.000 105 NAGRAK KALAPAREA 864.514.000 106 NAGRAK PAWENANG 745.799.000 107 NAGRAK NAGRAK UTARA 934.975.000 108 NAGRAK CISARUA 909.496.000 109 NAGRAK BALEKAMBANG 720.973.000 110 NAGRAK BABAKAN PANJANG 734.283.000 111 NAGRAK DARMAREJA 833.323.000 112 NAGRAK CIHANJAWAR 737.926.000 113 NAGRAK NAGRAK SELATAN 709.370.000 114 NAGRAK GIRIJAYA 965.393.000 115 PARUNGKUDA PARUNGKUDA 700.406.000 116 PARUNGKUDA PALASARI HILIR 939.486.000 117 PARUNGKUDA KOMPA 702.903.000 118 PARUNGKUDA PONDOKKASO LANDEUH 758.638.000
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
119 PARUNGKUDA SUNDAWENANG 782.761.000 120 PARUNGKUDA BOJONGKOKOSAN 685.048.000 121 PARUNGKUDA LANGEN SARI 828.222.000 122 PARUNGKUDA BABAKANJAYA 689.461.000 123 BOJONGGENTENG BOJONGGENTENG 724.635.000 124 BOJONGGENTENG CIBODAS 1.035.038.000 125 BOJONGGENTENG BERKAH 924.476.000 126 BOJONGGENTENG CIPANENGAH 741.517.000 127 BOJONGGENTENG BOJONGGALING 930.257.000 128 PARAKANSALAK PARAKAN SALAK 803.996.000 129 PARAKANSALAK BOJONG LONGOK 714.437.000 130 PARAKANSALAK SUKAKERSA 800.926.000 131 PARAKANSALAK SUKATANI 925.369.000 132 PARAKANSALAK BOJONG ASIH 798.928.000 133 PARAKANSALAK LEBAKSARI 958.227.000 134 CICURUG NYANGKOWEK 701.849.000 135 CICURUG TENJOLAYA 826.371.000 136 CICURUG BENDA 733.603.000 137 CICURUG PASAWAHAN 732.110.000 138 CICURUG CISAAT 853.846.000 139 CICURUG PURWASARI 717.859.000 140 CICURUG CARINGIN 771.473.000 141 CICURUG TENJOAYU 673.248.000 142 CICURUG KUTAJAYA 957.125.000 143 CICURUG MEKARSARI 690.195.000 144 CICURUG BANGBAYANG 726.546.000 145 CICURUG NANGGERANG 712.230.000 146 CIDAHU PONDOKASO TONGGOH 733.506.000 147 CIDAHU BABAKAN PARI 748.372.000 148 CIDAHU PONDOKASO TENGAH 742.301.000 149 CIDAHU CIDAHU 839.194.000 150 CIDAHU TANGKIL 790.302.000 151 CIDAHU JAYABAKTI 853.111.000 152 CIDAHU GIRIJAYA 991.847.000 153 CIDAHU PASIR DOTON 704.178.000 154 KALAPANUNGGAL KALAPANUNGGAL 710.340.000 155 KALAPANUNGGAL PALASARI GIRANG 854.897.000 156 KALAPANUNGGAL PULOSARI 992.771.000 157 KALAPANUNGGAL MAKASARI 942.132.000 158 KALAPANUNGGAL KADUNUNGGAL 914.321.000 159 KALAPANUNGGAL WALANG SARI 1.064.399.000 160 KALAPANUNGGAL GUNUNGENDUT 955.680.000 161 KABANDUNGAN KABANDUNGAN 724.704.000 162 KABANDUNGAN CIPEUTEUY 1.143.534.000 163 KABANDUNGAN CIHAMERANG 1.108.279.000 164 KABANDUNGAN TUGUBANDUNG 913.256.000 165 KABANDUNGAN MEKAR JAYA 995.455.000 166 KABANDUNGAN CIANAGA 1.239.155.000 167 WALURAN WALURAN 770.519.000 168 WALURAN SUKAMUKTI 901.833.000 169 WALURAN CARINGINNUNGGAL 730.681.000 170 WALURAN MEKAR MUKTI 761.630.000 171 WALURAN MANGUNJAYA 796.867.000 172 WALURAN WALURAN MANDIRI 832.364.000 173 JAMPANG KULON BOJONGGENTENG 653.439.000 174 JAMPANG KULON CIKARANG 723.077.000 175 JAMPANG KULON BOJONG SARI 695.247.000 176 JAMPANG KULON NAGRAK SARI 705.676.000 177 JAMPANG KULON MEKARJAYA 910.484.000 178 JAMPANG KULON TANJUNG 744.069.000 179 JAMPANG KULON CIPARAY 682.385.000 180 JAMPANG KULON PADAJAYA 709.293.000 181 JAMPANG KULON KARANGANYAR 737.434.000 182 JAMPANG KULON CIKARANGGEUSAN 947.274.000 183 CIEMAS CIEMAS 758.756.000
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
184 CIEMAS CIBENDA 837.508.000 185 CIEMAS CIWARU 774.863.000 186 CIEMAS MEKARJAYA 1.126.029.000 187 CIEMAS GIRI MUKTI 800.113.000 188 CIEMAS TAMANJAYA 755.708.000 189 CIEMAS MANDRAJAYA 733.050.000 190 CIEMAS SIDAMULYA 945.515.000 191 CIEMAS MEKARSAKTI 756.156.000 192 KALIBUNDER KALIBUNDER 885.075.000 193 KALIBUNDER BOJONG 733.268.000 194 KALIBUNDER CIMAHPAR 770.888.000 195 KALIBUNDER SEKARSARI 991.653.000 196 KALIBUNDER SUKALUYU 734.018.000 197 KALIBUNDER BALEKAMBANG 863.975.000 198 KALIBUNDER MEKARWANGI 754.839.000 199 SURADE JAGAMUKTI 696.795.000 200 SURADE CITANGLAR 718.977.000 201 SURADE WANASARI 723.667.000 202 SURADE SIRNASARI 771.498.000 203 SURADE KADALEMAN 727.253.000 204 SURADE GUNUNGSUNGGING 715.366.000 205 SURADE CIPEUNDEUY 727.793.000 206 SURADE PASIR IPIS 769.174.000 207 SURADE BUNIWANGI 752.376.000 208 SURADE SUKATANI 754.856.000 209 SURADE KADEMANGAN 732.712.000 210 CIBITUNG TALAGAMURNI 711.676.000 211 CIBITUNG BANYUMURNI 693.778.000 212 CIBITUNG CIBITUNG 785.581.000 213 CIBITUNG CIDAHU 776.689.000 214 CIBITUNG CIBODAS 718.864.000 215 CIBITUNG BANYUWANGI 699.449.000 216 CIRACAP CIRACAP 738.260.000 217 CIRACAP CIKANGKUNG 787.833.000 218 CIRACAP GUNUNGBATU 752.612.000 219 CIRACAP PURWASEDAR 775.444.000 220 CIRACAP PASIRPANJANG 742.816.000 221 CIRACAP MEKARSARI 824.223.000 222 CIRACAP UJUNGGENTENG 779.018.000 223 CIRACAP PANGUMBAHAN 748.893.000 224 GUNUNGGURUH CIKUJANG 738.067.000 225 GUNUNGGURUH GUNUNGGURUH 761.175.000 226 GUNUNGGURUH CIBENTANG 690.260.000 227 GUNUNGGURUH SIRNARESMI 716.811.000 228 GUNUNGGURUH KEBONMANGGU 696.430.000 229 GUNUNGGURUH CIBOLANG 744.083.000 230 GUNUNGGURUH MANGKALAYA 681.340.000 231 CICANTAYAN CICANTAYAN 711.002.000 232 CICANTAYAN LEMBURSAWAH 743.730.000 233 CICANTAYAN CIJALINGAN 724.423.000 234 CICANTAYAN CISANDE 700.101.000 235 CICANTAYAN CIMAHI 898.533.000 236 CICANTAYAN HEGARMANAH 827.252.000 237 CICANTAYAN SIKADAMAI 702.523.000 238 CICANTAYAN CIMANGGIS 728.284.000 239 CISAAT GUNUNGJAYA 695.870.000 240 CISAAT SUKASARI 753.280.000 241 CISAAT SUKAMANAH 687.760.000 242 CISAAT CISAAT 690.240.000 243 CISAAT NAGRAK 679.762.000 244 CISAAT BABAKAN 709.645.000 245 CISAAT SUKAMANTRI 692.409.000 246 CISAAT CIBATU 691.257.000 247 CISAAT SELAJAMBE 739.049.000 248 CISAAT PADAASIH 940.070.000
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
249 CISAAT CIBOLANG KALER 710.695.000 250 CISAAT KUTASIRNA 736.531.000 251 CISAAT SUKARESMI 796.266.000 252 KADUDAMPIT KADUDAMPIT 719.622.000 253 KADUDAMPIT CITAMIANG 750.512.000 254 KADUDAMPIT MUARADUA 989.859.000 255 KADUDAMPIT GEDEPANGRANGO 749.450.000 256 KADUDAMPIT SUKAMANIS 1.113.461.000 257 KADUDAMPIT UNDRUSBINANGUN 914.655.000 258 KADUDAMPIT CIPETIR 775.930.000 259 KADUDAMPIT SUKAMAJU 800.061.000 260 KADUDAMPIT CIKAHURIPAN 833.578.000 261 CARINGIN CARINGIN WETAN 723.909.000 262 CARINGIN SUKAMULYA 898.066.000 263 CARINGIN CARINGIN KULON 693.318.000 264 CARINGIN SEUSEUPAN 913.634.000 265 CARINGIN CIJENGKOL 902.021.000 266 CARINGIN MEKARJAYA 899.317.000 267 CARINGIN TALAGA 767.005.000 268 CARINGIN CIKEMBANG 989.351.000 269 CARINGIN PASIR DATAR INDAH 705.130.000 270 SUKABUMI PARUNGSEAH 699.972.000 271 SUKABUMI SUNDAJAYA GIRANG 706.417.000 272 SUKABUMI KARAWANG 699.873.000 273 SUKABUMI WARNASARI 681.055.000 274 SUKABUMI SUKAJAYA 728.149.000 275 SUKABUMI PERBAWATI 694.648.000 276 SUKARAJA PASIRHALANG 767.473.000 277 SUKARAJA SELAWI 779.034.000 278 SUKARAJA LANGENSARI 856.993.000 279 SUKARAJA SUKARAJA 823.507.000 280 SUKARAJA LIMBANGAN 842.213.000 281 SUKARAJA CISARUA 1.013.165.000 282 SUKARAJA SUKAMEKAR 744.345.000 283 SUKARAJA SELAWANGI 766.710.000 284 SUKARAJA MARGALUYU 776.524.000 285 KEBONPEDES KEBONPEDES 710.947.000 286 KEBONPEDES CIKARET 723.260.000 287 KEBONPEDES BOJONGSAWAH 746.020.000 288 KEBONPEDES SASAGARAN 700.230.000 289 KEBONPEDES JAMBENENGGANG 725.411.000 290 CIREUNGHAS CIREUNGHAS 754.399.000 291 CIREUNGHAS CIPURUT 719.023.000 292 CIREUNGHAS BENCOY 883.701.000 293 CIREUNGHAS CIKURUTUG 906.094.000 294 CIREUNGHAS TEGALPANJANG 743.688.000 295 SUKALARANG SUKALARANG 846.001.000 296 SUKALARANG SUKAMAJU 736.603.000 297 SUKALARANG CIMANGKOK 889.685.000 298 SUKALARANG TITISAN 768.791.000 299 SUKALARANG SEMPLAK 764.626.000 300 SUKALARANG PRIANGANJAYA 770.797.000 301 PABUARAN PABUARAN 732.975.000 302 PABUARAN CIWALAT 780.171.000 303 PABUARAN SIRNASARI 880.209.000 304 PABUARAN BANTARSARI 994.895.000 305 PABUARAN SUKAJAYA 963.632.000 306 PABUARAN CIBADAK 819.691.000 307 PABUARAN LEMBUR SAWAH 770.122.000 308 PURABAYA PURABAYA 747.823.000 309 PURABAYA NEGLASARI 1.045.034.000 310 PURABAYA PAGELARAN 748.985.000 311 PURABAYA CIMERANG 956.428.000 312 PURABAYA CITAMIANG 792.566.000 313 PURABAYA MARGALUYU 793.261.000
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
314 PURABAYA CICUKANG 791.339.000 315 NYALINDUNG NYALINDUNG 724.513.000 316 NYALINDUNG NEGLASARI 722.457.000 317 NYALINDUNG SUKAMAJU 774.441.000 318 NYALINDUNG BOJONGKALONG 723.834.000 319 NYALINDUNG CIJANGKAR 941.572.000 320 NYALINDUNG MEKARSARI 707.831.000 321 NYALINDUNG WARUNGREJA 942.558.000 322 NYALINDUNG CISITU 742.405.000 323 NYALINDUNG BOJONGSARI 730.494.000 324 NYALINDUNG KERTAANGSANA 751.052.000 325 GEGERBITUNG GEGERBITUNG 755.442.000 326 GEGERBITUNG CIJUREY 775.967.000 327 GEGERBITUNG CIENGANG 770.754.000 328 GEGERBITUNG KARANGJAYA 764.641.000 329 GEGERBITUNG CARINGIN 750.193.000 330 GEGERBITUNG SUKAMANAH 752.177.000 331 GEGERBITUNG BUNIWANGI 784.092.000 332 SAGARANTEN SAGARANTEN 691.480.000 333 SAGARANTEN CURUGLUHUR 712.129.000 334 SAGARANTEN CIBAREGBEG 749.775.000 335 SAGARANTEN PASANGGRAHAN 691.132.000 336 SAGARANTEN DATARNANGKA 743.365.000 337 SAGARANTEN PUNCAKMANGGIS 716.945.000 338 SAGARANTEN HEGARMANAH 733.781.000 339 SAGARANTEN GUNUNGBENTANG 690.025.000 340 SAGARANTEN SINARBENTANG 700.435.000 341 SAGARANTEN CIBITUNG 690.191.000 342 SAGARANTEN MARGALUYU 698.498.000 343 SAGARANTEN MEKARSARI 726.528.000 344 CURUGKEMBAR CURUGKEMBAR 699.009.000 345 CURUGKEMBAR CIMENTENG 688.822.000 346 CURUGKEMBAR TANJUNGSARI 719.150.000 347 CURUGKEMBAR SINDANGRAJA 817.041.000 348 CURUGKEMBAR MEKARTANJUNG 730.339.000 349 CURUGKEMBAR NAGRAKJAYA 692.090.000 350 CURUGKEMBAR BOJONGTUGU 703.354.000 351 CIDOLOG CIDOLOG 701.780.000 352 CIDOLOG CIPAMINGKIS 717.133.000 353 CIDOLOG CIKARANG 751.864.000 354 CIDOLOG TEGALLEGA 696.280.000 355 CIDOLOG MEKARJAYA 714.744.000 356 CIDADAP PADASENANG 780.829.000 357 CIDADAP CIDADAP 783.771.000 358 CIDADAP BANJARSARI 759.952.000 359 CIDADAP HEGARMULYA 717.591.000 360 CIDADAP TENJOLAUT 730.527.000 361 CIDADAP MEKARTANI 735.039.000 362 TEGALBULEUD TEGALBULEUD 796.051.000 363 TEGALBULEUD BANGBAYANG 744.962.000 364 TEGALBULEUD SUMBERJAYA 778.699.000 365 TEGALBULEUD CALINGCING 770.225.000 366 TEGALBULEUD NANGELA 751.893.000 367 TEGALBULEUD RAMBAY 767.801.000 368 TEGALBULEUD BUNIASIH 773.925.000 369 TEGALBULEUD SIRNAMEKAR 940.554.000 370 CIMANGGU CIMANGGU 918.376.000 371 CIMANGGU SUKAMAJU 818.575.000 372 CIMANGGU SUKAJADI 1.115.724.000 373 CIMANGGU KARANGMEKAR 833.244.000 374 CIMANGGU BOREGAH INDAH 945.431.000 375 CIMANGGU SUKAMANAH 885.817.000 376 CIAMBAR CIAMBAR 845.434.000 377 CIAMBAR GINANJAR 1.306.180.000 378 CIAMBAR WANGUNJAYA 1.123.249.000
-
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH DANA DESA TAHUN 2018 KETNO KECAMATAN DESA
379 CIAMBAR MUNJUL 890.552.000 380 CIAMBAR AMBARJAYA 1.002.860.000 381 CIAMBAR CIBUNAR JAYA 965.640.000
307.727.527.000
Bupati Sukabumi,
TTD
MARWAN HAMAMI
JUMLAH
-
- 0 -
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR : 72 TAHUN 2017 TANGGAL : 28 DESEMBER 2017
TENTANG : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN ANGGARAN 2018
PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA
SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KEBIJAKAN PENGATURAN DANA DESA
A. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
B. PENGATURAN DANA DESA
C. URUSAN DAN KEGIATAN YANG DIPRIORITASKAN
D. KETENTUAN PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
E. MEKANISME PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
F. MEKANISME DAN PENYALURAN DANA DESA
BAB III PENDAMPINGAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. PENDAMPINGAN
B. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB IV PELAPORAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
1. Daftar Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Desa Yang Bersumber
Dari Dana Desa Tahun 2018 2. Daftar Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Yang Bersumber Dari
Dana Desa Tahun 2018
3. Contoh Laporan Kepala Desa Kepada Bupati tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran
4. Contoh Format Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output Dana Desa
5. Contoh Format Rencana Prioritas Penggunaan Dana Desa
6. Contoh Surat Keputusan Kepala Desa Tentang Penetapan PTPKD 7. Contoh Surat Keputusan Kepala Desa Tentang Penunjukan Bank
Persepsi Sebagai RKD;
8. Contoh Surat Permohonan Penyaluran Dana Desa; 9. Contoh Rekomendasi Camat dan Lembar Verifikasi;
10. Contoh Daftar Rincian Penggunaan Dana Desa; 11. Contoh Daftar Rincian Penggunaan Dana Desa Untuk Setiap Tahap; 12. Contoh Fakta Integritas Penggunaan Dana Desa;
13. Panduan Evaluasi Rancangan Perdes APBDesa dan Rancangan Perdesa Perubahan APBDesa
-
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya
disebut UU Desa) mendefinisikan Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum menggambarkan bahwa
Desa merupakan Subyek Hukum. Posisi Desa sebagai subyek hukum
menjadikan Desa memiliki hak dan kewajiban terhadap aset/sumberdaya
yang menjadi miliknya. Karenanya, Dana Desa sebagai bagian pendapatan
Desa pada dasarnya merupakan milik Desa sehingga penetapan
penggunaan Dana Desa merupakan kewenangan Desa. Namun demikian,
UU Desa juga memandatkan bahwa Desa berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat.
Kewenangan Desa untuk mengatur dan mengurus dimaksud
menggambarkan Desa sebagai unit pemerintahan. Kewenangan Desa
diatur berdasarkan aturan hukum yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari pada Peraturan
Desa.
Berjalannya penggabungan fungsi Desa sebagai subyek hukum dan
Desa sebagai unit pemerintahan dapat dipastikan apabila kewenangan
Desa sudah dipastikan terlebih dahulu. Lebih-lebih dalam Pasal 5 UU
Desa disebutkan bahwa Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten.
Pengaturan Pasal 5 UU Desa ini memastikan bahwa Desa merupakan
komunitas yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda mengikuti
sejarah Desa itu sendiri. Tata kelola Desa yang satu dengan Desa lainnya
berbeda-beda karena Desa sejatinya komunitas yang unik/khas.
Desa dimandatkan oleh UU Desa untuk dikelola secara demokratis
dan berkeadilan sosial. Masyarakat Desa secara demokratis memilih
Kepala Desa dan anggota BPD yang selanjutnya akan bertanggung jawab
dalam mengelola pemerintahan Desa. Kepala Desa menjadi pimpinan
-
- 2 -
Pemerintah Desa sedangkan BPD menjadi lembaga penyeimbang bagi
Kepala Desa dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
urusan masyarakat. UU Desa juga memandatkan bahwa terkait hal-hal
strategis di Desa harus dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa
yang diselenggarakan oleh BPD. Hasil musyawarah Desa wajib
dipedomani oleh Kepala Desa untuk merumuskan kebijakan Pemerintah
Desa. Dengan demikian, UU Desa memandatkan penggabungan
demokrasi perwakilan yang diwujudkan melalui pemilihan kepala Desa
dan pemilihan anggota BPD dengan demokrasi musyawarah mufakat yang
diwujudkan dengan penyelenggaraan musyawarah Desa.
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dikelola berdasarkan
tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan sosial. Karenanya,
penetapan prioritas penggunaan Dana Desa akan dilaksanakan secara
terbuka, partisipatif dan memberi manfaat bagi masyarakat Desa dengan
syarat Kepala Desa, BPD dan seluruh masyarakat Desa berhasil
menghadirkan tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan sosial.
Pedoman Teknis penggunaan Dana Desa sebagai pedoman bagi
Pemerintah Desa untuk mengelola penetapan prioritas penggunaan Dana
Desa dengan berdasarkan tata kelola Desa yang demokratis dan
berkeadilan sosial.
-
- 3 -
BAB II
KEBIJAKAN PENGATURAN DANA DESA
A. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa ini diharapkan menjadi arah
kebijakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang
dibiayai dengan Dana Desa.
2. Tujuan
a. menjelaskan pentingnya prioritas penggunaan Dana Desa pada bidang
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b. memberikan gambaran tentang pilihan program/kegiatan yang
menjadi prioritas dalam penggunaan Dana Desa.
3. Manfaat
a. sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten dalam melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap Desa dalam menetapkan
prioritas penggunaan Dana Desa; dan
b. sebagai pedoman bagi Desa dalam menetapkan prioritas penggunaan
Dana Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. PENGATURAN DANA DESA
1. Penetapan Penggunaan Dana Desa berdasarkan Kewenangan Desa
Kewenangan Desa untuk mengatur dan mengurus dibatasi pada
urusan kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa. Tata cara penetapan kewenangan Desa dimaksud diatur
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa khususnya dalam Pasal 37. Tata cara penetapan kewenangan
Desa adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah daerah Kabupaten melakukan identifikasi dan
inventarisasi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa dengan melibatkan Desa;
-
- 4 -
b. Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan Desa,
Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Peraturan Bupati dimaksud ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa
dengan menetapkan Peraturan Desa tentang Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.
Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus
berdasarkan kewenangan Desa yang sudah ditetapkan dengan peraturan
Desa. Karenanya, kegiatan yang dibiayai Dana Desa wajib masuk dalam
daftar kewenangan Desa. Dengan demikian, Desa berwewenang membuat
peraturan Desa yang mengatur tentang penggunaan Dana Desa untuk
membiayai kegiatan di Desa.
2. Penetapan Penggunaan Dana Desa sebagai Bagian Perencanaan Desa
UU Desa memandatkan bahwa Pemerintah Desa menyusun
Perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan
mengacu pada Perencanaan Pembangunan Kabupaten. Perencanaan
Pembangunan Desa disusun secara berjangka yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa). Kedua dokumen Perencanaan Desa
dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Desa, yang menjadi dokumen
perencanaan di Desa. RPJM Desa dan RKP Desa merupakan pedoman
dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).
Dana Desa merupakan salah satu sumber pendapatan Desa yang termuat
dalam APB Desa.
Perencanaan Penggunaan Dana Desa merupakan bagian dari
mekanisme perencanaan Desa yaitu mulai dari penyusunan RPJM Desa,
RKP Desa dan APB Desa. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai Dana Desa
harus menjadi bagian dari RPJM Desa, RKP Desa dan APB Desa.
3. Penetapan Penggunaan Dana Desa melalui Musyawarah Desa
Perencanaan Desa dilaksanakan berdasarkan kewenangan Desa
yang pengambilan keputusannya harus dilaksanakan melalui
Musyawarah Desa. Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa dan
-
- 5 -
unsur masyarakat menyelenggarakan musyawarah Desa untuk
membahas dan menyepakati hal yang bersifat strategis dan berdasarkan
kewenangan Desa yang dibiayai dana Desa. Oleh karena itu, penetapan
penggunaan Dana Desa yang sesuai mandat UU Desa dibahas dan
disepakati dalam musyawarah Desa.
BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang hadir dalam
musyawarah Desa membahas dan menyepakati penetapan penggunaan
Dana Desa. Daftar kegiatan yang disepakati untuk dibiayai dengan Dana
Desa dijadikan dasar oleh BPD dan Pemerintah Desa dalam menetapkan
kebijakan Pemerintahan Desa melalui Peraturan Desa.
4. Penggunaan Dana Desa diatur melalui Peraturan Desa
Penetapan kebijakan Pemerintahan Desa tentang penggunaan Dana
Desa dalam bentuk Peraturan Desa yang disusun oleh Kepala Desa dan
BPD. BPD bersama Kepala Desa berkewajiban memastikan Keputusan
Musyawarah Desa tentang penggunaan Dana Desa untuk menjadi dasar
dalam penyusunan Peraturan Desa tentang RKP Desa dan Peraturan Desa
tentang APB Desa. Keputusan musyawarah Desa harus menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat Desa yang menjadi dasar dalam
penyusunan Peraturan Desa.
Peraturan Desa tentang RKP Desa dan Peraturan Desa tentang APB
Desa disusun sesuai dengan kepentingan masyarakat umum dan dengan
mentaati peraturan hukum yang lebih tinggi. Karenanya, pengaturan
penggunaan Dana Desa di dalam RKP Desa dan APB Desa yang
bertentangan dengan kepentingan masyarakat umum dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi wajib
dibatalkan oleh Bupati.
C. URUSAN DAN KEGIATAN YANG DIPRIORITASKAN
1. Mandat Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.
Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari Peraturan
Desa terkait penggunaan Dana Desa adalah Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
-
- 6 -
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang menyatakan bahwa dalam Pasal 19 ayat (1) mengatur
bahwa Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam Pasal 19 ayat (2) mengatur bahwa Dana
Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat. Karenanya, kegiatan yang diproritaskan untuk dibiayai Dana
Desa harus memenuhi tujuan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa yang dimandatkan UU Desa.
2. Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Desa
UU Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan Desa adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan
pembangunan Desa yang dapat dibiayai Dana Desa terdapat dalam
lampiran Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa ini.
3. Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Undang-undang Desa menjelaskan bahwa pemberdayaan
masyarakat Desa merupakan perwujudan kemandirian Desa dalam
melakukan gerakan bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola
Pemerintahan Desa, lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat,
serta kesatuan tata ekonomi dan lingkungan. Pemberdayaan Masyarakat
Desa dilaksanakan melalui upaya pengembangan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa yang dapat dibiayai Dana Desa terdapat dalam lampiran
Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa ini.
-
- 7 -
4. Pengembangan kegiatan yang diprioritaskan untuk dibiayai Dana Desa
Desa berwenang untuk mengembangkan jenis-jenis kegiatan
lainnya di luar daftar kegiatan yang tercantum dalam pedoman umum
ini, dengan syarat kegiatan-kegiatan yang dipilih harus:
a. tercantum dalam Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
b. tercantum dalam Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
dan
c. termasuk dalam lingkup urusan pembangunan Desa dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
D. KETENTUAN PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
1. Prioritas Berdasarkan Kemanfaatan
Penggunaan Dana Desa harus memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya dengan memprioritaskan kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa yang bersifat mendesak untuk
dilaksanakan, serta lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung
dengan kepentingan sebagian besar masyarakat Desa. Sejalan dengan
tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, maka
kegiatan-kegiatan yang dibiayai Dana Desa dipilih harus dipastikan
Kemanfaatannya untuk:
a. meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan dan kebudayaan;
b. meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan ekonomi keluarga;
dan
c. meningkatkan penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan warga miskin di Desa, warga penyandang disabilitas dan
marginal;
Berdasarkan ketentuan Kemanfaatan kegiatan yang dibiayai Dana
Desa, maka penentuan prioritas kegiatan dilakukan dengan cara:
a. kegiatan yang semakin bermanfaat bagi peningkatan kesehatan
dan/atau pendidikan warga Desa lebih diutamakan;
b. kegiatan yang semakin bermanfaat bagi pembukaan lapangan kerja
dan peningkatan pendapatan warga Desa lebih diutamakan; dan
-
- 8 -
c. kegiatan yang semakin bermanfaat bagi penanggulangan kemiskinan
lebih diutamakan.
2. Prioritas Berdasarkan Partisipasi Masyarakat
Undang-Undang Desa memandatkan pembangunan Desa harus
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan
guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
Kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam pembangunan
Desa diwujudkan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan Desa. Dengan demikian, kegiatan pembanguan dan
pemberdayaan masyarakat Desa yang dibiayai Desa harus dipastikan
mengikutsertakan masyarakat Desa mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya.
Berdasarkan adanya keharusan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, maka penentuan
kegiatan prioritas penggunaan Dana Desa dilakukan dengan cara:
a. kegiatan yang didukung oleh sebagian besar masyarakat Desa lebih
diutamakan, dibandingkan kegiatan yang tidak dan/atau lebih sedikit
didukung masyarakat Desa;
b. kegiatan yang direncanakan dan dikelola sepenuhnya oleh masyarakat
Desa dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah Desa bersama
masyarakat Desa lebih diutamakan dibandingkan dengan kegiatan
yang tidak melibatkan masyarakat Desa; dan
c. kegiatan yang mudah diawasi pelaksanaanya oleh masyarakat Desa
lebih diutamakan.
3. Prioritas Berdasarkan Keberlanjutan
Tujuan pembangunan Desa dicapai dengan pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan. Wujud keberlanjutan dalam pembangunan Desa
dilakukan dengan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang dibiayai
dengan Dana Desa harus memiliki rencana pengelolaan dalam
pemanfaatannya, pemeliharaan, perawatan dan pelestariannya. Dengan
-
- 9 -
demikian, kegiatan yang dipastikan keberlanjutannya diprioritaskan
untuk dibiayai dengan Dana Desa.
4. Prioritas Berdasarkan Kepastian adanya Pengawasan
Dana Desa digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang pengelolaannya
dilakukan secara transparan dan akuntabel. Masyarakat Desa harus
memiliki peluang sebesar-besarnya untuk mengawasi penggunaan Dana
Desa. Oleh karena itu, kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa harus
dipublikasikan kepada masyarakat di ruang publik atau ruang yang dapat
diakses masyarakat Desa.
5. Prioritas Berdasarkan Sumberdaya dan Tipologi Desa
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa melalui pendayagunaan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam Desa dengan mengutamakan
mekanisme swakelola, swadaya dan gotong royong masyarakat.
Perencanaan kegiatan Desa dapat mempertimbangkan Tipologi
Desa. Tipologi Desa merupakan fakta, karakteristik dan kondisi nyata
yang khas, keadaan terkini di Desa, maupun keadaan yang berubah,
berkembang dan diharapkan akan terjadi dimasa depan. Pengelompokkan
tipologi Desa dapat diuraikan sekurang-kurangnya berdasarkan:
a. tipologi Desa berdasarkan kekerabatan meliputi:
1. Desa geneologis (dicirikan tali persaudaraan antar warga Desa masih
kuat);
2. Desa teritorial (sebagai tempat pemukiman warga dengan beragam
asal keturunan); dan
3. Desa campuran geneologis-teritorial.
b. tipologi Desa berdasarkan hamparan meliputi:
1. Desa pesisir/Desa pantai;
2. Desa dataran rendah/lembah;
3. Desa dataran tinggi; dan
4. Desa perbukitan/pegunungan.
c. tipologi Desa berdasarkan pola permukiman meliputi:
1. Desa dengan permukiman menyebar;
2. Desa dengan permukiman melingkar;
3. Desa dengan permukiman mengumpul; dan
-
- 10 -
4. Desa dengan permukiman memanjang (seperti pada bantaran
sungai/pinggir jalan).
d. tipologi Desa berdasarkan pola mata pencaharian atau kegiatan utama
masyarakat meliputi:
1. Desa pertanian;
2. Desa nelayan;
3. Desa industri (skala kerajinan dan/atau manufaktur dengan
teknologi sederhana dan madya); dan
4. Desa perdagangan (jasa-jasa).
e. tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa
meliputi:
1. Desa sangat tertinggal;
2. Desa tertinggal;
3. Desa berkembang;
4. Desa maju; dan
5. Desa mandiri.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi menetapkan bahwa Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai
alat ukur untuk menentukan tingkat kemajuan Desa. Ketetapan tingkatan
kemajuan Desa yang diukur berdasarkan IDM dapat menjadi dasar bagi
Desa untuk menentukan prioritas penggunaan Dana Desa dalam
membiayai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
E. MEKANISME PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
Mekanisme penetapan penggunaan Dana Desa mengikuti proses
perencanaan pembangunan dan anggaran Desa. Dokumen yang dihasilkan
dalam proses perencanaan Desa meliputi RPJM Desa, RKP Desa dan APB
Desa. Prioritas penggunaan Dana Desa termasuk bagian dari penyusunan
RKP Desa dan APB Desa. Mekanisme penetapan prioritas penggunaan Dana
Desa adalah sebagai berikut:
1. Tahap Musyawarah Desa
Musyawarah Desa merupakan forum musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis,
-
- 11 -
seperti penggunaan Dana Desa dalam hal pembagunan Desa dan beberapa
yang lainnya dengan prinsip partisipatif, demokratis, dan transparan.
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa merupakan bagian dari
hal-hal strategis di Desa, sehingga wajib dibahas dan disepakati dalam
musyawarah Desa. Pembahasan penetapan prioritas penggunaan Dana
Desa dilakukan di forum musyawarah Desa untuk penyusunan RKP Desa.
Pembahasan prioritas penggunaan Dana Desa dalam musyawarah
Desa berdasarkan usulan, aspirasi dan kemanfaatan kegiatan masyarakat
Desa. Hasil kesepakatan musyawarah Desa terkait prioritas penggunaan
Dana Desa harus dituangkan dalam dokumen Berita Acara yang tata cara
penyusunannya sesuai peraturan perundang-undangan tentang
musyawarah Desa.
2. Tahap Penyusunan Rancangan RKP Desa
Kepala Desa wajib mempedomani hasil kesepakatan musyawarah
Desa berkaitan dengan prioritas penggunaan Dana Desa. Kegiatan-kegiatan
yang disepakati untuk dibiayai dengan Dana Desa termuat dalam dokumen
rancangan RKP Desa.
Dalam rangka penyusunan rancangan RKP Desa khususnya terkait
penggunaan Dana Desa, Pemerintah Daerah Kabupaten berkewajiban
menyampaikan kepada seluruh Kepala Desa di wilayahnya tentang
informasi sebagai berikut:
a. pagu indikatif Dana Desa; dan
b. data tipologi Desa berdasarkan perkembangan Desa yang dihitung
berdasar IDM.
Berdasarkan pagu indikatif Dana Desa beserta data IDM, Kepala Desa
merancang prioritas penggunaan Dana Desa dengan berdasarkan
perhitungan terhadap:
a. kemanfaatan hasil kegiatan;
b. usulan dan aspirasi masyarakat Desa serta peran serta masyarakat
Desa dalam pelaksanaan kegiatan;
c. pengelolaan dan pemanfaatan hasil kegiatan serta perawatan dan
pelestariannya;
d. pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan;
-
- 12 -
e. pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta
sumberdaya lainnya dalam pelaksanaan kegiatan yang dikelola
secara mandiri oleh Desa; dan
f. tipologi Desa untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa yang dibiayai
Dana Desa sesuai dengan kondisi obyektif yang ada di Desa.
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa berdasarkan tipologi
Desa menjadikan jenis kegiatan yang diprioritaskan pada masing-
masing Desa yang sangat beragam. Untuk itu, dalam pedoman umum
ini hanya diberikan contoh-contoh program/kegiatan sehingga Desa-
Desa masih memiliki keleluasaan untuk memilih kegiatannya yang
sesuai dengan tipologi Desanya.
Contoh:
Desa A : tipologi Desa perbukitan-perkebunan/perladangan-
campuran tertinggal dan sangat tertinggal
Desa B : tipologi Desa lembah-pertanian/sawah-teritorial-
berkembang
Desa C : tipologi Desa pesisir-nelayan-geneologis-maju dan mandiri
Contoh rencana prioritas penggunaan Dana Desa dengan
mempertimbangkan beberapa tata cara penentuan prioritas penggunaan
Dana Desa disajikan pada tabel di bagian akhir Pedoman Umum ini.
3. Tahap Penetapan RKP Desa
Kepala Desa berkewajiban menyampaikan kepada masyarakat
Desa rancangan RKP Desa yang memuat rencana kegiatan-kegiatan yang
akan dibiayai dengan Dana Desa. Kepala Desa menyelenggarakan
musyawarah perencanaan pembangunan Desa (Musrenbang Desa) yang
dihadiri oleh BPD dan unsur masyarakat Desa. Rancangan RKP Desa,
termasuk rancangan prioritas kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa
harus dibahas dan disepakati dalam Musrenbang Desa. Hasil
kesepakatan dalam musrenbang Desa menjadi pedoman bagi Kepala
Desa dan BPD dalam menyusun Peraturan Desa tentang RKP Desa.
-
- 13 -
4. Tahap Penyusunan Rancangan APB Desa
Pembiayaan kegiatan dengan Dana Desa dipastikan setelah Bupati
menetapkan Peraturan Bupati Mengenai Tata Cara Pembagian Dan
Penetapan Rincian Dana Desa. Berdasarkan peraturan bupati dimaksud,
diketahui besaran Dana Desa untuk masing-masing Desa. Bupati
berkewajiban menyampaikan dan mensosialisasikan kepada Desa-Desa
peraturan bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa.
Kepala Desa merancang pembiayaan kegiatan dengan Dana Desa
dengan berpedoman kepada RKP Desa. Dana Desa dibagi untuk
membiayai kegiatan-kegiatan sesuai daftar urutan kegiatan yang sudah
ditetapkan dalam RKP Desa. Kepala Desa dilarang secara sepihak
mengubah daftar kegiatan yang direncanakan dibiayai Dana Desa yang
sudah ditetapkan dalam RKP Desa.
Rencana penggunaan Dana Desa masuk menjadi bagian dari
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa. Kepala Desa berkewajiban
mensosialisasikan dan menginformasikan kepada masyarakat Desa
perihal Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa. Sosialisasi
rancangan APB Desa dilakukan sebelum dokumen Rancangan Peraturan
Desa tentang APB Desa disampaikan Kepala Desa kepada Bupati melalui
Camat untuk di evaluasi.
Masyarakat Desa, melalui BPD, berhak untuk menyampaikan
keberatan kepada Kepala Desa apabila rancangan penggunaan Dana
Desa berbeda dengan rencana yang sudah ditetapkan dalam Peraturan
Desa tentang RKP Desa. Dalam hal Kepala Desa berkeras untuk
mengubah rencana penggunaan Dana Desa yang sudah ditetapkan
dalam RKP Desa, maka BPD berkewajiban menyelenggarakan
musyawarah Desa untuk membahas dan menyepakati rencana
penggunaan Dana Desa. Dengan demikian, rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa yang disampaikan Kepala Desa kepada Bupati harus
dipastikan diterima oleh sebagian besar masyarakat Desa.
5. Tahap Evaluasi Rancangan APB Desa
Camat berkewajiban mengevaluasi Rancangan Peraturan Desa
tentang APB Desa khususnya rencana penggunaan Dana Desa. Evaluasi
-
- 14 -
dimaksud diadakan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang
dibiayai Dana Desa memenuhi ketentuan hal-hal sebagai berikut:
a. termasuk bagian dari kewenangan Desa berdasarkan hak asul-usul
dan kewenangan lokal berskala Desa;
b. termasuk urusan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat
Desa;
c. tidak tumpang tindih dengan program/kegiatan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten;
d. prioritas penggunaan Dana Desa yang tercantum dalam Rancangan
APB Desa direncanakan sesuai dengan mekanisme penetapan prioritas
penggunaan Dana Desa yang diatur dengan peraturan perundang-
undangan termasuk Pedoman Umum Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa.
F. MEKANISME DAN PENYALURAN DANA DESA
1. Tahapan penyaluran Dana Desa adalah sebagai berikut :
a. Kepala Desa menetapkan RKD pada bank persepsi berdasarkan
Keputusan Kepala Desa;
b. RKD yang ditetapkan pada bank persepsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diwajibkan atas nama Pemerintah Desa;
c. Setiap desa harus menyerahkan nomor rekening bank atas nama
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
BPKAD melalui DPMD; dan
d. Penyaluran Dana Desa dilaksanakan melalui transfer dari RKUD ke
RKD setelah mendapatkan Rekomendasi dari Camat atas dasar
permohonan dari Pemerintah Desa.
e. Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap :
1) tahap I paling cepat pada bulan Maret dan paling lambat bulan
juli sebesar 60% (enam puluh per seratus); dan
2) tahap II paling cepat pada bulan Agustus sebesar 40% (empat
puluh per seratus).
2. Mekanisme penyaluran dana desa adalah sebagai berikut :
a. Kepala Desa membuat permohonan penyaluran dana desa yang
ditujukan kepada Bupati melalui BPKAD setelah mendapatkan
rekomendasi dari Camat.
-
- 15 -
b. Camat memverifikasi permohonan berkas penyaluran dari masing-
masing Desa dengan ketentuan :
1. apabila berkas dinyatakan lengkap dan sah diteruskan kepada
DPMD;
2. apabila berkas tidak lengkap dan/atau tidak sah dikembalikan
kepada Kepala Desa untuk diperbaiki;
3. Kepala Desa memperbaiki berkas tidak lengkap dan/atau tidak
sah, untuk kemudian diserahkan kembali kepada Camat.
c. Camat menyampaikan rekomendasi permohonan penyaluran
dimaksud kepada DPMD.
d. DPMD menindaklanjuti rekomendasi Camat dimaksud untuk
diteruskan kepada BPKAD.
e. Kepala BPKAD menerbitkan SP2D kepada bank persepsi.
f. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD melalui bank persepsi
paling lama 2 (dua) hari kerja.
3. Persyaratan Penyaluran Dana Desa sebagai berikut berikut :
a. Persyaratan penyaluran Dana Desa tahap I sebagai berikut:
1. dokumen RPJM Desa dan RKP Desa;
2. keputusan Kepala Desa tentang Penetapan PTPKD dan
penunjukan bank persepsi sebagai RKD;
3. pertanggungjawaban Penggunaan Dana Desa Tahap kedua
Tahun sebelumnya beserta bukti setoran pajak;
4. surat permohonan penyaluran dari Kepala Desa;
5. rekomendasi Camat;
6. peraturan desa tentang Kewangan Desa Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
7. peraturan Desa tentang APB Desa untuk tahun berjalan beserta
lampirannya setelah dilakukan evaluasi oleh Camat;
8. daftar rincian penggunaan Dana Desa keseluruhan dan tahap I;
9. foto copy KTP Kepala Desa, RKD, NPWP, NPWPD atas nama
Pemerintah Desa;
10. visualisasi 0% (untuk kegiatan bidang pembangunan desa);
11. fakta Integritas penggunaan dana desa (bermaterai Rp. 6.000);
12. laporan Realisasi APBDesa Semester kedua Tahun sebelumnya;
-
- 16 -
13. peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa tahun sebelumnya beserta lampirannya;
14. laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa
tahun sebelumnya;dan
15. laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) tahun
sebelumnya.
Berkas persyaratan untuk penyaluran tahap pertama, angka 1
sampai dengan angka 15, salinannya diarsipkan di Kecamatan, dan
angkat 4 sampai dengan angka 15 disampaikan kepada BPKAD
melalui DPMD.
b. Penyaluran tahap II dilampiri:
1. pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa tahap I berikut
bukti setoran pajak;
2. surat Permohonan penyaluran dari Kepala Desa;
3. rekomendasi Camat;
4. daftar rencana penggunaan Dana Desa tahap II;
5. foto copy KTP Kepala Desa, RKD, NPWP, NPWPD atas nama
Pemerintah Desa;
6. visualisasi 0% (untuk kegiatan bidang pembangunan Desa);
7. fakta Integritas penggunaan Dana Desa (bermaterai Rp. 6.000,-);
8. laporan Realisasi APBDesa semester pertama;dan
9. laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa
Tahap I.
Berkas persyaratan untuk penyaluran tahap kedua, angka 1 sampai
dengan angka 9, salinannya diarsipkan di Kecamatan, dan angkat
2 sampai dengan angka 9 disampaikan kepada BPKAD melalui
DPMD. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa tahap I, menunjukan rata-rata realisasi penyerapan paling
sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dan rata-rata
capaian output menunjukan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh
per seratus). Capaian output dihitung berdasarkan rata-rata
persentase capaian output dari seluruh kegiatan. Format Laporan
realisasi penyerapan dan capaian output dana desa tercantum
dalam Lampiran Petunjuk Teknis ini.
-
- 17 -
BAB III
PENDAMPINGAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. PENDAMPINGAN
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dilaksanakan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat Desa. Intinya adalah masyarakat Desa
didampingi untuk terlibat aktif dalam penetapan prioritas penggunaan Dana
Desa, sehingga Dana Desa dipastikan membiayai kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat Desa.
Undang-Undang Desa memandatkan bahwa penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan memberikan pendampingan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa.
Pendampingan Desa dilakukan secara teknis oleh tenaga pendamping
profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga,
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun tugas dan pokok dapat diuraikan sebagai berikut:
1. TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (TAPM)
Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) yang meliputi Tenaga
Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD), Tenaga Ahli Infrastruktur
Desa (TA-ID), Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TA-PED), Tenaga
Ahli Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TA-PTTG), Tenaga Ahli
Pembangunan Partisipatif (TA-PP) dan Tenaga Ahli Pelayanan Sosial
Dasar (TA-PSD). Secara khusus masing masing TA mempunyai tugas
dan fungsi sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD)
Tupoksi pendampingan adalah melakukan fasilitasi,
pendampingan dan penguatan kapasitas pendamping dalam hal:
No Tugas Pokok Output Kerja Indikator
1) Membantu pemerintah
daerah Kabupaten/Kota terkait sosialisasi
Undang - Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Terselenggaranya
Sosialisasi Undang- Undang No. 6
Tahun 2014 tentang Desa.
a) Terdistribusinya
bahan- bahan Sosialisasi Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa;
b) Meningkatnya
pemahaman pemangku kepentingan
-
- 18 -
terhadap Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
2) Membantu penyusunan regulasi daerah.
Tersedianya regulasi daerah
dengan prioritas peraturan
Bupati/Wali kota tentang daftar kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa dan regulasi tentang
pemberdayaan masyarakat Desa.
Terfasilitasinya regulasi daerah dengan prioritas
peraturan Bupati/Wali kota tentang daftar
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa dan regulasi tentang pemberdayaan
masyarakat Desa.
3) Melakukan supervisi PD dalam memfasilitasi penyusunan produk
hukum desa.
Pendamping desa mampu memfasilitasi
penyusunan produk hukum Desa.
Terfasilitasinya penyusunan produk hukum Desa.
4) Meningkatkan kapasitas PD dan PLD
dalam memfasilitasi proses pembangunan
desa.
Meningkatnya kapasitas PD dan
PLD dalam memfasilitasi
proses pembangunan desa.
a) Tersusunnya kurikulum dan
modul pelatihan PD, PLD dan kader Desa;
b) Meningkatnya keterampilan PD dan PLD dalam
memfasilitasi Pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat serta penyusunan produk
hukum Desa; c) Tersedianya buku
bimbingan dan
pengendalian kinerja pendamping.
5) Membantu PD dalam memfasilitasi kaderisasi masyarakat desa.
Adanya sejumlah kader desa yang terlatih.
a) Rencana kegiatan kaderisasi masyarakat desa di desa dan/atau antardesa;
b) Terselenggaranya kaderisasi masyarakat desa di desa dan/atau antardesa;
c) Setiap desa memiliki kader desa sesuai kebutuhan.
6) Membantu PD dalam Fasilitasi kerja sama
Proses fasilitasi kerja sama
a) Tersusunnya rencana kerja sama
-
- 19 -
antardesa dan pihak lainnya dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
antardesa dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
antardesa dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa;
b) Terfasilitasinya kerja sama antardesa dan pihak lainnya dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
7) Fasilitasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mendampingi desa melaksanakan pemberdayaan masyarakat desa.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat memfasilitasi dan mendampingi Desa melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa dengan baik.
a) Panduan pendampingan SKPD dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa;
b) Pendampingan SKPD dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa terlaksana;
c) Terselenggaranya kegiatan kerjasama desa dengan pihak ketiga.
8) Fasilitasi pengembangan media informasi desa untuk
masyarakat desa.
Adanya sistem informasi desa yang mudah diakses oleh
masyarakat desa.
Masyarakat memperoleh informasi yang memadai tentang
kegiatan pembangunan di desa.
b. Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TA-ID)
Tupoksi utama adalah melakukan fasilitasi, pendampingan dan
penguatan kapasitas pendamping dalam hal :
No Tugas Pokok Output Kerja Indikator
1) Membantu PD dalam fasilitasi pembangunan
dan pengelolaan infrastruktur desa.
Proses fasilitasi pembangunan dan
pengelolaan sarana dan prasarana desa berjalan dengan baik.
a) Tersedianya dokumen
rekapitulasi rencana pembangunan infrastruktur desa
berdasarkan RKP Desa;
b) Desain dan anggaran pembangunan
infrastruktur desa sesuai dengan kebutuhan dan
spesifikasi teknis;
-
- 20 -
c) Terbangunnya infrastruktur desa yang berkualitas,
berfungsi dan bermanfaat.
2) Membantu PD dalam pembentukan dan
peningkatan kapasitas kader teknik desa.
Adanya kader teknik desa yang mampu
menjalankan tugas dan fungsi dengan baik.
a) Tersedianya data kader- kader teknis
desa yang telah terlatih;
b) Adanya
pengembangan yang berkelanjutan bagi kader-kader teknik
Desa dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur desa.
3) Membantu SKPD mendampingi desa dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengelolaan dan pemeliharaan
infrastruktur desa termasuk sertifikasi
infrastruktur desa.
Terlaksananya pendampingan Desa oleh SKPD dalam
pembangunan infrastruktur desa.
a) Adanya data kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengelolaan dan pemeliharaan
infrastruktur desa; b) Adanya dokumen
sertifikasi infrastruktur desa;
c) Terselenggaranya
bimbingan teknis dari SKPD terhadap kegiatan
infrastruktur desa, yang membutuhkan
penanganan khusus.
4) Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dan pihak lainnya dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan
pemeliharaan infrastruktur desa.
Terjadinya koordinasi dengan SKPD terkait dan pihak lainnya
dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan dan pemeliharaan
infrastruktur desa.
a) Tersedianya informasi rencana pembangunan
daerah dan pihak lainnya kepada desa;
b) Terinformasikannya standar harga
satuan barang kabupaten/kota kepada desa;
c) Terinformasikannya desain atau
konstruksi infrastruktur yang sesuai dengan
kekhususan daerah setempat.
-
- 21 -
5) Membantu penyusunan regulasi daerah.
Tersedianya regulasi daerah dengan prioritas peraturan
bupati/ wali kota tentang pengadaan
barang dan jasa.
d) Tersedianya regulasi tentang pengadaan barang
dan jasa dan standar harga
satuan barang kabupaten/ kota.
6) Meningkatkan kapasitas Pendamping Desa Teknik Infrastruktur.
Terselenggaranya peningkatan kapasitas
Pendamping Desa Teknik Infrastruktur.
a) Tersusunnya kurikulum dan modul pelatihan PD-
TI dan kader Teknik;
b) Meningkatnya
keterampilan PD-TI dan kader teknik;
c) Tersedianya buku bimbingan dan pengendalian
kinerja pendamping.
c. Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif (TA-PP)
Tupoksi utama adalah melakukan fasilitasi, pendampingan dan
penguatan kapasitas pendamping dalam hal :
No Tugas Pokok Output Kerja Indikator
1) Memfasilitasi Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam penyusunan
regulasi pembangunan desa/ antar desa yang partisipatif dan regulasi
lain yang disyaratkan terkait implementasi UU Desa.
Adanya regulasi
pembangunan desa/ antardesa yang
partisipatif dan regulasi lain yang disyaratkan terkait
implementasi UU Desa.
a) Terselenggaranya
kegiatan penyusunan
regulasi pembangunan desa/ antardesa
yang partisipatif; b) Terselenggaranya
kegiatan
penyusunan regulasi tentang
penghitungan alokasi dana desa tiap-tiap desa dan
pengelolaan keuangan desa.
2) Membantu pemerintah daerah dan pemerintah desa dalam hal
koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan desa dengan
Terjadinya koordinasi dan sinkronisasi rencana
pembangunan Desa dengan rencana
pembangunan daerah.
a) Tersedianya data rencana program- program desa
berskala lokal desa, maupun program-
program kawasan perdesaan dengan rencana
pembangunan daerah;
-
- 22 -
b) Terjadinya koordinasi dan sinkronisasi
program-program desa berskala lokal
desa, maupun program- program kawasan perdesaan
dengan rencana pembangunan daerah.
Membantu PD dalam fasilitasi perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan desa.
Terfasilitasinya perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan desa..
a) Ditetapkannya RPJMDesa, RKP
Desa, dan APBDesa; b) Terselenggaranya
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan desa;
c) Tersedianya data hasil pembangunan desa, baik kegiatan
maupun keuangan.
4) Membantu PD dalam
menfasiltasi kerjasama antar Desa dan pihak
lain dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa.
Terfasilitasinya
kerjasama antardesa dan pihak lain dalam
rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
berjalan dengan baik.
a) Adanya rencana
kerjasama antardesa dan
pihak lain dalam rangka pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa;
b) Adanya kerjasama
antar desa dan pihak lain dalam
rangka pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa.
5) Membantu Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan pihak lain dalam mendampingi desa/
antardesa melaksanakan pembangunan
partisipatif.
Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan pihak lain dapat memfasilitasi
dan mendampingi desa/ antardesa
melaksanakan pembangunan partisipatif.
a) Terfasilitasinya
penyusunan Panduan pendampingan
SKPD dan pihak lain dalam rangka
pembangunan partisipatif;
b) Terlaksananya
Pendampingan SKPD dan pihak
lain dalam rangka pembangunan partisipatif di desa/
antardesa.
6) Membantu PD dan PLD
dalam memfasilitasi Desa