bupati pangandaran provinsi jawa barat filetentang pakaian dinas kepala daerah, wakil kepala daerah...
TRANSCRIPT
1 jdih.pangandarankab.go.id
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI PANGANDARAN
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN PANGANDARAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PANGANDARAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan disiplin, ketertiban, dan keseragaman penggunaan pakaian dinas di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, perlu diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati;
b. bahwa ketentuan mengenai pakaian dinas di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, perlu menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan Peraturan Bupati
Pangandaran tentang Pakaian Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa
Barat; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
2 jdih.pangandarankab.go.id
8. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis
Pakaian Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis Pakaian Sipil;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2007
tentang Pakaian Dinas Aparatur Pemadam Kebakaran;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Kepala Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan, dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Kesehatan; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2004 tentang Pedoman Pakaian Seragam Pegawai Negeri Sipil untuk Petugas Operasional di Bidang Perhubungan Darat;
16. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pakaian Dinas dan Atribut
Badan Nasional Penanggulan Bencana; 17. Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Pangandaran sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Pangandaran
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran.
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pangandaran; 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom;
3. Bupati adalah Bupati Pangandaran; 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Pangandaran;
3 jdih.pangandarankab.go.id
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
organisasi perangkat daerah pada Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang bertanggungjawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan, Satuan Polisi Pamong Praja dan Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran;
7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan; 8. Lurah adalah perangkat kecamatan yang bertanggung jawab kepada Camat
diangkat oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari PNS yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. Pejabat Tinggi Pratama adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan Pimpinan
Pratama atau setara dengan Pejabat Eselon II; 10. Pejabat Administrator adalah pejabat yang bertanggungjawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan atau setara dengan jabatan eselon III; 11. Pejabat Pengawas adalah pejabat yang bertanggungjawab mengendalikan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana atau setara dengan eselon IV;
12. Pejabat Fungsional adalah pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional
pada instansi pemerintah atau setara dengan jabatan eselon V dan fungsional umum;
13. Pakaian Dinas adalah jenis pakaian beserta atribut dan kelengkapannya yang
dipakai sesuai dengan waktu dan kebutuhannya; 14. Pakaian Dinas Harian yang selanjutnya disebut PDH adalah pakaian seragam
yang dipakai Pejabat dan Pegawai dalam menjalankan tugas sehari-hari; 15. Pakaian Sipil Harian yang selanjutnya disebut PSH adalah Pakaian Dinas
yang dipakai oleh Bupati, Wakil Bupati, Pejabat Struktural atau yang
disamakan; 16. Pakaian Dinas Upacara yang selanjutnya disebut PDU adalah pakaian seragam
yang dipakai oleh Bupati dan Wakil Bupati dalam upacara pelantikan Bupati/Wakil Bupati, upacara kenegaraan dan hari-hari besar lainnya;
17. Pakaian Sipil Lengkap selanjutnya disebut PSL adalah pakaian yang dipakai
oleh Bupati, Wakil Bupati, dan Pejabat Struktural pada upacara-upacara resmi kenegaraan dan kunjungan resmi kenegaraan ke luar negeri;
18. Pakaian Sipil Resmi yang selanjutnya disebut PSR adalah pakaian yang dipakai
oleh Bupati, Wakil Bupati dan Pejabat Struktural untuk menghadiri upacara yang bukan upacara kenegaraan dan menerima tamu-tamu luar negeri/pejabat
negara; 19. Pakaian Dinas Lapangan yang selanjutnya disebut PDL adalah pakaian seragam
yang dipakai oleh Pejabat dan Pegawai untuk menjalankan tugas operasional
dilapangan yang bersifat teknis; 20. Atribut adalah tanda-tanda yang melengkapi Pakaian Dinas sehingga dapat
membedakan identitas setiap pegawai;
21. Kelengkapan Pakaian Dinas adalah kelengkapan pakaian yang dikenakan sesuai dengan jenis Pakaian Dinas yaitu topi/pet/muts, ikat pinggang, kaos
kaki dan sepatu serta atribut lainnya; 22. Papan Nama adalah atribut yang menunjukkan nama seseorang; 23. Nama Pemerintah Daerah adalah atribut yang menunjukkan wilayah kerja;
24. Lambang Daerah adalah atribut yang menggambarkan landasan filosofis atau gambaran dari jiwa cita-cita semangat pengabdian dan gambaran dari potensi
serta ciri Daerah; 25. Tanda pangkat adalah atribut yang menunjukkan tingkat dalam status pangkat; 26. Tanda jabatan adalah atribut yang menunjukan tingkat dalam status jabatan;
4 jdih.pangandarankab.go.id
27. Tanda Pengenal adalah atribut yang khusus dipakai untuk mengetahui
identitas Pejabat dan Pegawai.
BAB II PAKAIAN DINAS
Bagian Kesatu Fungsi Pakaian Dinas
Pasal 2
Fungsi Pakaian Dinas adalah:
a. menunjukkan identitas Pegawai; b. perwujudan rasa kesetiakawanan sesama Korps Pegawai; c. perwujudan ketertiban, kedisiplinan, dan pengabdian Pegawai; dan;
d. perwujudan pembinaan dan sarana pengawasan Pegawai.
Bagian Kedua Jenis Pakaian Dinas
Pasal 3 (1) Jenis pakaian dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran terdiri
dari : a. PDH, yaitu :
1. PDH Warna Khaki;
2. PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam atau gelap; 3. PDH Batik/Tenun/Pakaian khas daerah; dan
b. Pakaian Sipil Harian disingkat PSH;
c. Pakaian Sipil Resmi disingkat PSR; d. Pakaian Sipil Lengkap disingkat PSL;
e. Pakaian Dinas Lapangan disingkat PDL; f. Pakaian Dinas Upacara disingkat PDU; g. Pakaian Seragam KORPRI.
(2) Jenis pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3, terdiri dari :
a. Pangsi, untuk pria; b. Jas Takwa, untuk pria; c. Kebaya, untuk wanita.
BAB III
MODEL PAKAIAN DINAS
Bagian Kesatu
PDH Khaki
Pasal 4
(1) Model PDH Warna Khaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 1, sebagai berikut: a. PDH Warna Khaki Pria:
1. kemeja lengan pendek, berkerah berdiri dan terbuka, berlidah bahu, kancing terbuka, 2 (dua) saku dibagian atas kiri dan kanan memakai tutup;
2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan disamping kiri dan kanan serta 2 (dua ) saku belakang;
3. kemeja dimasukkan kedalam celana panjang;
b. PDH Warna Khaki wanita: 1. kemeja lengan panjang, berkerah rebah, berlidah bahu, kancing
tertutup/terbuka, 2 (dua) saku dibagian bawah kiri dan kanan memakai tutup;
2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang;
5 jdih.pangandarankab.go.id
3. kemeja tidak dimasukkan kedalam celana/rok panjang;
4. kerudung berwarna khaki polos, tidak bermotif/tidak bercorak. (2) Kemeja dan celana/rok panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna
khaki dan berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos. (3) Model PDH Warna Khaki untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Kedua
PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam
Pasal 5
(1) Model PDH kemeja putih, celana/rok hitam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf a angka 2, sebagai berikut: a. PDH Kemeja Putih, Celana Hitam, Pria:
1. kemeja lengan panjang/lengan pendek dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset dan memakai kancing atau kemeja lengan pendek, berkerah berdiri dan terbuka, kancing tertutup/terbuka, 1 (satu) saku
dibagian atas sebelah kiri tidak memakai tutup; 2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan disamping kiri dan kanan serta
1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup; 3. kemeja tidak dimasukkan kedalam celana panjang; 4. kemeja lengan panjang/lengan pendek dimaksud pada huruf a angka 1
digunakan oleh Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat Administrator serta Pejabat Pengawas dan kemeja lengan pendek bagi Pejabat Fungsional.
b. PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam, Wanita:
1. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset dan memakai kancing, berkerah berdiri dan terbuka, kancing
tertutup/terbuka, 1 (satu) saku dibagian atas sebelah kiri tidak memakai tutup;
2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang; 3. kemeja tidak dimasukkan kedalam celana panjang/rok panjang; 4. kerudung berwarna hitam polos, tidak bermotif/tidak bercorak;
(2) Kemeja berwarna putih polos, tidak bermotif/tidak bercorak dan celana/rok panjang berwarna hitam polos berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos.
(3) Model PDH Kemeja Putih, Celana/Rok Hitam untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Ketiga PDH Batik
Pasal 6 (1) Model PDH Batik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a angka 3,
sebagai berikut: a. PDH Batik Pria:
1. kemeja lengan panjang/pendek dengan pergelangan tangan dijahit dengan
manset dan memakai kancing atau kemeja lengan pendek, berkerah berdiri dan terbuka, kancing tertutup/terbuka, 1 (satu) saku di bagian atas sebelah
kiri tidak memakai tutup; 2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan disamping kiri dan kanan serta1
(satu) saku kanan belakang memakai tutup;
3. kemeja tidak dimasukkan kedalam celana panjang. 4. kemeja lengan panjang/lengan pendek dimaksud pada huruf a angka 1
digunakan oleh Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat Administrator serta Pejabat Pengawas dan kemeja lengan pendek bagi Pejabat Fungsional.
b. PDH Batik wanita: 1. kemeja lengan panjang, berkerah rebah, kancing tertutup/terbuka, 2 (dua)
saku dibagian bawah kiri dan kanan memakai tutup;
2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang;
6 jdih.pangandarankab.go.id
3. kemeja tidak dimasukkan kedalam celana/rok panjang;
4. kerudung berwarna menyesuaikan. (2) Kemeja motif batik dan celana/rok panjang berbahan kain bukan jeans dan/atau
kaos. (3) Model PDH Batik untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
(4) Kemeja batik lengan panjang dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 digunakan oleh dan Pejabat Tinggi Pratama.
Bagian Keempat PDH Khas Daerah
Pasal 7 (1) Model PDH khas daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a
angka 3 sebagai berikut : a. kemeja lengan panjang, berkerah chiang ie atau tidak berkerah, kancing
tertutup/terbuka, 1 (satu) saku di bagian atas sebelah kiri tidak memakai tutup
dan/atau 2 (dua) saku di bagian bawah kiri dan kanan tidak memakai tutup; b. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan di samping kiri dan kanan serta 1
(satu) saku kanan belakang. c. kemeja tidak dimasukkan ke dalam celana panjang.
(2) Model PDH khas daerah sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) untuk pria
sebagai berikut : a. jas takwa lengan panjang, berkerah chiang ie, kancing terbuka, 1 (satu) saku
di bagian atas sebelah kiri tidak memakai tutup (saku tanam); b. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan di samping kiri dan kanan serta 1 (satu)
saku kanan belakang memakai tutup.
c. jas takwa lengan panjang tidak dimasukkan ke dalam celana panjang. (3) Model PDH khas daerah sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) untuk wanita
sebagai berikut : a. kebaya lengan panjang; b. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang;
c. kebaya dikeluarkan dari celana panjang/rok panjang; d. kerudung berwarna menyesuaikan dengan kebaya.
(4) Kemeja lengan panjang dan celana panjang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berwarna sama yaitu putih polos atau hitam polos. (5) Rok panjang bermotif batik atau celana/rok panjang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), berwarna menyesuaikan dengan kebaya. (6) Baju dan celana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos.
(7) Model PDH khas daerah untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Kelima
Pakaian Sipil Harian (PSH)
Pasal 8
(1) Model PSH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, sebagai berikut:
a. PSH Pria : 1. jas lengan pendek, berkerah berdiri dan terbuka, kancing terbuka sebanyak
5 (lima) buah, mempunyai 3 (tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup dibagian atas sebelah kiri dan 2 (dua) saku dibagian bawah kanan dan kiri memakai tutup;
2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan disamping kiri dan kanan serta 1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup, berwarna sama dengan jas;
3. jas tidak dimasukkan kedalam celana panjang.
7 jdih.pangandarankab.go.id
b. PSH Wanita :
1. jas lengan panjang, berkerah rebah, kancing terbuka, mempunyai 3(tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup dibagian atas kiri dan 2
(dua) saku di bagian bawah kanan dan kiri memakai tutup; 2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang berwarna sama dengan
jas;
3. jas tidak dimasukkan kedalam celana/rok panjang; 4. kerudung berwarna menyesuaikan.
(2) Jas dan celana/rok panjang berwarna gelap polos berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos;
(3) Model PSH untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Keenam
Pakaian Sipil Resmi (PSR)
Pasal 9
(1) PSR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c, sebagai berikut: a. PSR pria :
1. jas lengan panjang, berkerah berdiri dan terbuka, kancing terbuka,
mempunyai 3 (tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup dibagian atas sebelah kiri dan 2 (dua) saku dibagian bawah kanan dan
kiri memakai tutup; 2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan di samping kiri dan kanan
serta1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup, berwarna sama
dengan jas; 3. jas tidak dimasukkan kedalam celana panjang;
b. PSR wanita : 1. jas lengan panjang, berkerah berdiri dan terbuka, kancing terbuka,
mempunyai 3 (tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup diatas
kiri dan 2 (dua) saku di bawah kanan dan kiri memakai tutup; 2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang warna sama dengan jas; 3. jas tidak dimasukkan kedalam celana/rok panjang;
4. kerudung berwarna menyesuaikan. (2) Jas dan celana/rok panjang berwarna gelap polos berbahan kain bukan jeans
dan/atau kaos. (3) Model PSR untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Ketujuh
Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
Pasal 10 (1) PSL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat(1) huruf d, sebagai berikut :
a. PSL Pria :
1. jas lengan panjang, berkerah rebah dan terbuka, kancing terbuka, mempunyai 3 (tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup diatas
kiri dan 2 (dua) saku dibawah kanan dan kiri memakai tutup; 2. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset
dan memakai kancing, kerah berdiri dan terbuka, dasi warna serasi dengan
pakaian; 3. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan disamping kiri dan kanan serta
1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup, berwarna sama dengan jas. b. PSL Wanita :
1. jas lengan panjang, berkerah rebah dan terbuka, kancing terbuka,
mempunyai 3 (tiga) saku yaitu 1 (satu) saku tidak memakai tutup diatas kiri dan 2 (dua) saku dibawah kanan dan kiri memakai tutup;
8 jdih.pangandarankab.go.id
2. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset dan memakai kancing, berkerah berdiri dan terbuka, dasi warna serasi dengan pakaian;
3. kerudung berwarna menyesuaikan; 4. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang berwarna sama dengan jas.
(2) Jas dan celana/rok panjang berwarna gelap polos dan kemeja berwarna terang masing-masing berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos.
(3) Model PSL untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Kedelapan Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
Pasal 11
(1) PDL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, sebagai berikut :
1. PDL pria : a. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan
manset dan memakai kancing, berkerah berdiri dan terbuka, berlidah
bahu, kancing terbuka, 2 (dua) saku di bagian atas kanan dan kiri memakai tutup;
b. celana panjang, 2 (dua) saku depan di pinggir dan 2 (dua) saku belakang memakai tutup;
c. kemeja dimasukan ke dalam celana panjang.
2. PDL wanita : a. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan
manset dan memakai kancing, berkerah rebah dan terbuka, berlidah bahu, kancing tertutup/ terbuka, 2 (dua) saku di bagian atas kanan dan kiri memakai tutup;
b. celana panjang lurus tidak ketat, 2 (dua) saku depan di pinggir dan 2 (dua) saku belakang memakai tutup;
c. kemeja tidak dimasukan ke dalam celana panjang; d. kerudung berwarna khaki polos, tidak bermotif/tidak bercorak.
(2) Kemeja dan celana panjang berwarna khaki berbahan kain bukan jeans dan/atau
kaos. (3) Model PDL untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Kesembilan
Pakaian Dinas Upacara (PDU)
Pasal 12
(1) PDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f, sebagai berikut: a. PDU Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah pria :
1. jas lengan panjang, berkerah rebah dan terbuka, berlidah bahu, 2 (dua)
saku dibagian atas kiri dan kanan serta 2 (dua) saku dibagian bawah kiri dan kanan memakai tutup, kancing berlambang garuda warna kuning emas;
2. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset dan memakai kancing serta memakai dasi warna hitam polos;
3. kemeja dimasukkan ke dalam celana panjang; 4. celana panjang, 2 (dua) saku depan dipinggir dan 1 (satu) saku belakang
memakai tutup.
b. PDU Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah wanita : 1. jas lengan panjang, berkerah rebah dan terbuka, berlidah bahu, 2 (dua)
saku dibagian atas kiri dan kanan serta 2 (dua) saku dibagian bawah kiri dan kanan memakai tutup, kancing berlambang garuda warna kuning emas;
2. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset dan memakai kancing serta memakai dasi warna hitam polos;
9 jdih.pangandarankab.go.id
3. kemeja dimasukkan ke dalam celana/rok panjang;
4. kerudung berwarna putih; 5. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang;
(2) Jas, celana/rok panjang dan kemeja lengan panjang berwarna putih polos berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos.
(3) Model PDU Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Kesepuluh Pakaian Seragam KORPRI
Pasal 13 (1) Pakaian seragam anggota KORPRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf g, sebagai berikut : a. Pakaian KORPRI pria :
1. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan
manset dan memakai kancing, bermotif KORPRI, berkerah berdiri dan terbuka, kancing tertutup/terbuka, mempunyai 1 (satu) saku tidak
memakai tutup di bagian atas kiri; 2. celana panjang, 2 (dua) saku celana depan di samping kiri dan kanan
serta1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup;
3. kemeja tidak dimasukkan ke dalam celana panjang. b. Pakaian KORPRI wanita :
1. kemeja lengan panjang, bermotif KORPRI, berkerah rebah dan terbuka,
kancing terbuka/tertutup, 2 (dua) saku dibagian bawah kiri dan kanan memakai tutup;
2. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok panjang; 3. kemeja tidak dimasukkan ke dalam celana/rok; 4. kerudung berwarna biru bermotif/bercorak KORPRI;
(2) Kemeja bermotif KORPRI dan celana/rok panjang berwarna biru gelap masing-masing berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos.
(3) Model pakaian KORPRI untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Bagian Keseblas Pakaian Dinas Tertentu
Pasal 14
(1) Selain jenis pakaian dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, PNS tertentu pada SKPD yang melaksanakan tugas pelayanan publik dan melaksanakan tugas
tertentu, dapat menggunakan pakaian dinas tertentu, yang meliputi: a. Pakaian dinas di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pakaian dinas di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
c. Pakaian dinas dilingkungan Bidang Perhubungan Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
d. Pakaian dinas Aparatur Pemadam Kebakaran;
e. Pakaian dinas tenaga kesehatan dan tenaga medis di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas;
f. Pakaian dinas Auditor dan P2UPD dilingkungan Inspektorat; g. Pakaian dinas Kuasa Hukum Pemerintah Daerah; h. Pakaian dinas tenaga Pendidik atau Guru.
(2) Jenis, model dan kelengkapan pakaian dinas tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Kepala SKPD, mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan. (3) Pemakaian atribut pakaian dinas tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menyesuaikan dengan pemakaian atribut pada Peraturan Bupati ini.
10 jdih.pangandarankab.go.id
BAB IV
ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS Bagian Kesatu
Atribut
Pasal 15
Jenis atribut pakaian dinas terdiri dari : a. tutup kepala;
b. tanda pangkat; c. tanda jabatan; d. lencana KORPRI;
e. tanda jasa; f. papan nama; g. nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran;
h. lambang Daerah Kabupaten Pangandaran; i. nama Organisasi Perangkat Daerah;
j. tanda Pengenal. k. ikat pinggang l. sepatu
m. kaos kaki
Bagian Kedua Tutup Kepala
Pasal 16 (1) Tutup Kepala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, terdiri dari :
a. Topi Upacara terbuat dari bahan dasar kain warna hitam;
b. Mutz terbuat dari bahan dasar kain warna khaki; c. Kopiah terbuat dari bahan dasar kain warna hitam polos; dan
d. Topi Lapangan. (2) Mutz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, digunakan oleh Bupati,
Wakil Bupati, Camat, Lurah dan Pegawai Negeri Sipil.
Bagian Ketiga
Tanda Pangkat
Pasal 17
(1) Tanda Pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, adalah atribut yang menunjukkan tingkat dalam status, digunakan oleh Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah, terdiri atas:
a. Tanda Pangkat Harian; dan b. Tanda Pangkat Upacara.
(2) Tanda Pangkat Harian terdiri atas Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah PDH warna khaki terbuat dari bahan dasar kain dan logam, warna kuning emas dan PDH warna putih biru tua Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah dengan
warna dasar biru tua; dan (3) Tanda Pangkat Upacara pakaian PDU Bupati, Wakil, Camat dan Lurah terbuat
dari bahan dasar kain dan logam. (4) Tanda Pangkat dipakai di atas bahu kiri dan kanan.
Bagian Keempat Tanda Jabatan
Pasal 18
(1) Tanda Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c, adalah atribut
yang menunjukkan jabatan seseorang selaku selaku Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah.
11 jdih.pangandarankab.go.id
(2) Tanda Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbuat dari bahan logam;
(3) Tanda Jabatan dipakai di dada sebelah kanan;
Bagian Kelima Lencana KORPRI
Pasal 19 (1) Lencana KORPRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d, adalah atribut
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Lambang dan Panji KORPRI, yang dipakai pada semua jenis Pakaian Dinas.
(2) Lencana KORPRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk PDH dan PDU terbuat dari bahan logam warna kuning emas dan untuk PDL terbuat dari bahan kain bordir warna kuning emas.
(3) Lencana KORPRI dipakai di dada sebelah kiri.
Bagian Keenam Tanda Jasa
Pasal 20 (1) Tanda Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e, adalah atribut
kehormatan dari seseorang karena jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara, yaitu terdiri atas: a. Pita Tanda Jasa; dan
b. Bintang Tanda Jasa. (2) Tanda Jasa hanya dipakai oleh Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah sesuai
dengan jenis pakaian dinasnya.
(3) Pemasangan Tanda Jasa dan Bintang Tanda Jasa dipakai di dada sebelah kiri di atas saku, jaraknya disesuaikan dengan jumlah Tanda Jasa dan Bintang Tanda
Jasa. (4) Bentuk dan ukuran Tanda Jasa, mengacu pada ketentuan peraturan erundang-
undangan.
Bagian Ketujuh
Papan Nama
Pasal 21
(1) Papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf f, adalah atribut yang menunjukan nama seseorang yang dipakai di dada kanan 1 cm di atas saku.
(2) Papan nama untuk PDH dan PDU terbuat dari bahan dasar ebonit/plastik, warna
hitam dengan tulisan warna putih. (3) Papan nama untuk PDL terbuat dari bahan dasar kain warna khaki dengan
tulisan bordir warna hitam.
Bagian Kedelapan
Nama Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasal 22
(1) Nama Pemerintah Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf g, adalah atribut yang menunjukan Kabupaten tempat kerja
seseorang pegawai. (2) Nama Pemerintah Daerah Kabupaten dipasang di lengan sebelah kiri, 2 cm di
bawah lidah bahu.
(3) Bahan dasar nama Pemerintah Daerah Kabupaten berupa kain dengan jahitan bordir, tertulis Pemerintah Kabupaten Pangandaran.
12 jdih.pangandarankab.go.id
Bagian Kesembilan
Lambang Daerah Kabupaten
Pasal 23 (1) Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 huruf h, menggambarkan landasan filosofis dan semangat pengabdian.
(2) Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran dipakai oleh semua Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran.
(3) Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran dipasang di lengan sebelah kiri 2 cm di bawa nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran.
(4) Bahan dasar Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran berupa kain yang
digambar dan ditulis dengan jahitan bordir yang bentuk, warna dan ukurannya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
Bagian Kesepuluh Nama Organisasi Perangkat Daerah
Pasal 24
(1) Nama Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf I, adalah atribut yang menunjukan tempat kerja seseorang pegawai. (2) Nama Organisasi Perangkat Daerah dipasang dilengan sebelah kanan 2 cm
dibawah lidah bahu. (3) Bahan dasar nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran berupa kain
berdiri, tertulis nama Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan.
Bagian Kesebelas Tanda Pengenal
Pasal 25
(1) Tanda Pengenal Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf j untuk mengetahui identitas seorang pegawai.
(2) Tanda Pengenal Pegawai dipakai oleh pegawai dalam menjalankan tugas.
(3) Tanda Pengenal Pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) dipasang pada kantong/saku baju sebelah kiri dibawah lencana KORPRI.
Pasal 26
(1) Tanda Pengenal Pegawai terbuat dari bahan dasar kertas dibungkus laminating
plastik. (2) Bentuk Tanda Pengenal Pegawai empat persegi panjang dengan ukuran :
a. Kertas sebagai dasar tulisan tanda pengenal dan pas foto dengan ukuran
panjang 8,5 cm dan lebar 4,5 cm; dan b. Plastik laminating dengan ukuran panjang 9,2 cm dan lebar 6,3 cm.
(3) Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf h terdiri dari : a. Bagian depan :
1. Foto pegawai dengan memakai Pakaian Dinas Harian warna khaki ukuran 4 x 4,5 cm;
2. Lambang Kabupaten Pangandaran;
3. Nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran; dan 4. Tulisan “TANDA PENGENAL”
5. Nama Unit Organisasi/SKPD. b. Bagian Belakang:
1. Nama Pegawai;
2. Nomor Induk Pegawai (NIP); 3. Eselon Jabatan Struktural atau Nama Jabatan Fungsional;
4. Golongan Darah; 5. Alamat Kantor; 6. Tanggal dikeluarkan;
13 jdih.pangandarankab.go.id
7. Nama Jabatan, Tanda Tangan, Nama dan NIP Pejabat yang menerbitkan
Tanda pengenal. (4) Warna dasar foto pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 1
didasarkan pada jabatan yang dijabat oleh pegawai. (5) Warna dasar sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a angka 1 terdiri dari :
a. warna merah untuk pejabat eselon II;
b. warna biru untuk pejabat eselon III; c. warna hijau untuk pejabat eselon IV;
d. warna kuning untuk pejabat eselon V; e. warna orange untuk pegawai non eselon; dan f. warna abu-abu untuk pegawai/pejabat fungsional.
Pasal 27
(1) Selain jenis atribut pakaian dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 atribut
pada PDH warna khaki masing-masing menggunakan atribut sebagai berikut : a. nama Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan nama SKPD;
b. lambang daerah; c. nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat; d. tanda pangkat harian;
e. muts terbuat dari bahan dasar kain warna khaki (2) Nama Pemerintah Kabupaten Pangandaran, nama SKPD dan nama Pemerintah
Provinsi Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menunjukkan tempat kerja dan dibuat dari bahan dasar berupa kain dengan jahitan bordir, tertulis PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN, NAMA SKPD dan PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT, dengan penempatannya masing-masing untuk nama Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan nama SKPD ditempatkan di lengan sebelah kiri 2 (dua) centimeter di bawah lidah bahu dan nama Pemerintah Provinsi
Jawa Barat ditempatkan di lengan sebelah kanan 2 (dua) centimeter di bawah lidah bahu.
(3) Lambang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu Lambang Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang menggambarkan landasan filosofis daerah dan semangat pengabdian serta ciri khas Kabupaten Pangandaran dibuat
dari bahan dasar kain yang digambar dan tertulis dengan jahitan bordir yang bentuk, warna dan ukurannya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dengan
penempatannya diletakan di lengan sebelah kiri di bawah nama Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan nama SKPD pada pakaian dinas.
Pasal 28 (1) Pada PDH warna khaki dan PDU yang digunakan oleh Bupati, Wakil Bupati, Camat
dan Lurah, selain atribut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, masing- masing menggunakan atribut sebagai berikut : a. tanda jabatan, pada PDH warna Khaki dan PDU;
b. tanda pangkat jabatan pada PDH warna Khaki dan PDU; c. tanda jasa.
(2) Tanda jabatan dan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing menunjukkan jabatan dan tingkat dalam status selaku Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah.
(3) Tanda pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. tanda pangkat jabatan yang terbuat dari bahan dasar kain dan logam, warna
kuning emas;
b. tanda pangkat upacara yang terbuat dari bahan dasar kain c. dan logam.
(4) Tanda pangkat dipakai di atas bahu kiri dan kanan pada lidah bahu pakaian dinas.
(5) Tanda jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terbuat dari bahan dasar logam
dan dipakai di dada sebelah kanan. (6) Tanda jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan atribut kehormatan
karena jasa dan pengabdian kepada bangsa dan negara, yang terdiri atas :
14 jdih.pangandarankab.go.id
a. pita tanda jasa;
b. bintang tanda jasa. (7) Pemasangan tanda jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dipakai di dada
sebelah kiri di atas saku, jaraknya disesuaikan dengan jumlah tanda jasa. (8) Bentuk, ukuran dan penggunaan/pemakaian tanda jasa mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 29
Semua atribut sebagaimana dimaksud pada Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 tidak digunakan pada PDH khas daerah.
Bagian Keduabelas
Kelengkapan
Pasal 30 (1) Jenis kelengkapan pakaian dinas terdiri dari :
a. ikat pinggang berbahan nilon berwarna hitam dengan kepala ikat pinggang berbahan metal berwarna kuning emas berlambang KORPRI;
b. kaos kaki hitam kecuali pada PDU menggunakan kaos kaki berwarna putih.
c. sepatu pantovel berwarna hitam dan bertali untuk pria b. sedangkan tidak bertali untuk wanita tinggi hak sepatu tidak lebih dari 5
centimeter kecuali pada penggunaan PDU berwarna putih menyesuaikan.
(2) Selain jenis kelengkapan pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada PSH, PSR, PSL dan seragam KORPRI menggunakan peci nasional, PDU
menggunakan topi pet dan PDL menggunakan topi PDL. (3) Jenis kelengkapan pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), tidak digunakan pada PDH khas daerah.
(4) Jenis kelengkapan pada PDH khas daerah sebagai berikut : a. Pangsi, terdiri dari :
1. Iket. 2 . Alas kaki bestong atau sejenisnya.
b. Jas Takwa, terdiri dari :
1. Tutup kepala Bendo terbuat dari kain batik bermotif sama dengan kain dodot.
2. Kain dodot diutamakan bermotif batik pangandaran. 3. Alas kaki Selop. 4. Rantai kuku macan atau benggol atau jam rantai sebagai hiasan jas takwa.
c. Kebaya, terdiri dari :
1. Kain batik atau kain kebat dilepe. 2. Selendang.
3. Alas kaki selop atau sejenisnya.
Pasal 31
(1) Model, atribut dan kelengkapan pakaian dinas tertentu untuk Auditor dan P2UPD serta Kuasa Hukum Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) huruf f dan huruf g, sebagai berikut : a. kemeja lengan panjang dengan pergelangan tangan dijahit dengan manset
dan memakai kancing atau kemeja lengan pendek, berkerah berdiri dan
terbuka, kancing tertutup/terbuka, 1 (satu) saku di bagian atas sebelah kiri tidak memakai tutup, dasi warna serasi dengan pakaian;
b. celana/rok panjang, 2 (dua) saku celana depan di samping kiri dan kanan serta 1 (satu) saku kanan belakang memakai tutup;
c. kemeja dimasukkan ke dalam celana/rok panjang;
d. atribut yang digunakan lencana KORPRI, papan nama dan tanda pengenal;
15 jdih.pangandarankab.go.id
e. kelengkapan yang digunakan ikat pinggang berbahan nilon berwarna hitam
dengan kepala ikat pinggang berbahan metal berwarna kuning emas berlambang korpri, kaos kaki hitam, sepatu pantovel berwarna hitam dan untuk
wanita tinggi hak sepatu tidak lebih dari 5 centimeter; f. penggunaan kerudung bagi wanita, warna menyesuaikan; dan g. kemeja polos berwarna terang, tidak bermotif/tidak bercorak dan celana/rok
panjang berwarna gelap berbahan kain bukan jeans dan/atau kaos. (2) Model pakaian dinas Auditor dan P2UPD serta Kuasa Hukum Pemerintah Daerah
untuk PNS wanita hamil dan non muslim menyesuaikan.
Pasal 32
Contoh model, jenis dan penggunaan atribut serta kelengkapan masing-masing jenis pakaian dinas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB V
PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS
Pasal 33
(1) Penggunaan PDH di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebagai berikut :
No. Jenis Pakaian Hari/Tanggal Keterangan
1. PDH warna khaki Hari Senin dan Hari
Selasa
2. PDH kemeja putih, celana/rok hitam
Hari Rabu
3. PDH Batik Hari Kamis
Hari Jum’at
PDH Batik dapat digunakan: a. pada waktu/acara
resmi tertentu diluar hari kerja;
b. kegiatan di luar jam kantor/di luar kantor;dan
c. sesuai dengan ketentuan acara.
bagi PNS yang melaksanakan kegiatan olahraga,
dapat menggunakan pakaian olahraga s.d.
pukul 09.00 WIB.
4. PDH khas daerah : a. Pangsi dan Kebaya
tanggal 25 setiap bulan
apabila tanggal 25 jatuh pada hari libur, bahwa Pangsi dan
Kebaya di pakai pada tanggal 25 Bulan berikutnya.
b. Jas Takwa dan Kebaya
Selendang
Acara/kegiatan
tertentu.
5. Pakaian Muslim Jum’at untuk acara tertentu
menggunakan PDH Batik
16 jdih.pangandarankab.go.id
(2) Pakaian olahraga digunakan pada hari Jumat pada saat melaksanakan
olahraga dan setelah selesai olahraga dapat menggunakan Pakaian Batik dan/atau Pakaian Takwa dan Busana Muslim bagi wanita.
(3) Jika pada hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat acara/kegiatan yang mengharuskan menggunakan pakaian tertentu, maka penggunaan pakaian pada hari tersebut disesuaikan dengan ketentuan acara/kegiatan dimaksud.
(4) Pakaian Linmas digunakan pada saat peringatan Hari Linmas dan/atau sesuai ketentuan acara.
Pasal 34
Penggunaan PSH, PSR, PSL, PDL, PDU dan Pakaian KORPRI sebagai berikut : (5)
No. Jenis Pakaian Hari/Pengunaan Keterangan
1. PSH 1. Upacara pelantikan dan upacara hari-hari nasional lainnya.
2. Menjalankan tugas pada acara/kegiatan tertentu maupun untuk keperluan lainnya yang bersifat umum.
Sesuai ketentuan acara
2. PSR 1. Menghadiri upacara yang bukan upacara kenegaraan, upacara pelantikan, upacara hari-hari besar lainnya.
2. Menerima tamu-tamu luar negeri. 3. Menjalankan tugas pada acara/kegiatan
tertentu maupun untuk keperluan lainnya yang bersifat umum.
Sesuai ketentuan acara
3. PSL 1. Upacara-upacara resmi kenegaraan, upacara hari- hari besar lainnya, acara-
acara tertentu. 2. Kunjungan resmi ke luar negeri. 3. Menjalankan tugas pada acara/kegiatan
tertentu maupun untuk keperluan lainnya yang bersifat khusus.
Sesuai ketentuan acara
4. PDL Menjalankan tugas operasional ke lapangan yang bersifat teknis.
5. PDU Upacara pelantikan dan upacara hari-hari besar lainnya
Bupati, Wakil Bupati, Camat dan
Lurah 6. Pakaian
KORPRI 1. Peringatan HUT KORPRI. 2. Setiap tanggal 17 (tujuh belas) pada hari
kerja. 3. Upacara bendera pada Hari Besar
Nasional. 4. Acara/kegiatan yang diselenggarakan
oleh KORPRI
Pasal 35
(1) Penggunaan pakaian dinas di lingkungan SKPD yang melaksanakan pelayanan
publik dan melaksanakan tugas tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 dan Pasal 34.
(2) Khusus bagi pegawai tertentu pada SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menggunakan pakaian dinas tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 dengan ketentuan sebagai berikut : a. Penggunaan jenis, model, atribut dan kelengkapan pakaian dinas
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Penggunaan jenis, model, atribut dan kelengkapan pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat digunakan pada saat :
17 jdih.pangandarankab.go.id
1. mengikuti acara/kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten sesuai ketentuan acara/kegiatan;
2. melaksanakan dinas luar yang berkaitan dengan bidang tugasnya; 3. pelaksanaan program/kegiatan SKPD terkait; 4. saat melaksanakan tugas yang bersifat teknis dan/atau operasional di
lapangan. 5. menjalankan tugas tertentu lainnya yang mengharuskan penggunaan
pakaian dimaksud.
Pasal 36
Penggunaan pakaian dinas auditor dan P2UPD di lingkungan Inspektorat sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) huruf f, dapat digunakan pada saat melaksanakan audit di lapangan.
Pasal 37 Penggunaan pakaian dinas Kuasa Hukum Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada Pasal 15 ayat (1) huruf g, dapat digunakan pada saat melaksanakan sidang di pengadilan sebagai kuasa hukum pemerintah daerah.
Pasal 38 Penggunaan pakaian dinas bagi pegawai di lingkungan SKPD yang melaksanakan tugas selama 6 (enam) hari kerja, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penggunaan pakaian dinas untuk Hari Senin sampai dengan Hari Jumat, mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 33, Pasal 34 dan
Pasal 35. b. Penggunaan pakaian dinas untuk hari Sabtu ditentukan lebih lanjut oleh Kepala
SKPD terkait dengan jenis, model, atribut dan kelengkapannya berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 39 (1) Penyalahgunaan penggunaan jenis, model, atribut dan kelengkapan pakaian
dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dapat dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pembinaan dan pengawasan penggunaan pakaian dinas di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pangandaran dilakukan oleh masing-masing Kepala SKPD.
BAB VII PEMBIAYAAN
Pasal 40 Pengadaan Pakaian Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten dan
pembiayaannya, dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pangandaran sesuai kemampuan keuangan daerah.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala SKPD Kabupaten Pangandaran.
18 jdih.pangandarankab.go.id
Pasal 44
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pangandaran.
Ditetapkan di Parigi
pada tanggal 15 April 2016
BUPATI PANGANDARAN,
Ttd/Cap
H. JEJE WIRADINATA
Diundangkan di Parigi
pada tanggal 15 April 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN,
Ttd/Cap
M A H M U D
BERITA DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2016 NOMOR 20
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN
NOMOR : 2 0 T A H U N 2016
TANGGAL : 15 APRIL 2016 2 Desember
I. Model PDH Warna Khaki A. Pria
e f h
b I n
c
k
d g
j
l
m o
a
Keterangan : a. kemeja lengan pendek/Panjang b. tulisan Provinsi Jawa Barat; c. saku baju memakai tutup; d. papan nama; e. kerah berdiri dan terbuka; f. lidah bahu; g. lencana KORPRI; h. tulisan Pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan tulisan nama SKPD;
i. lambang daerah; j. tanda pengenal;
k. kancing baju; l. ikat pinggang kulit/nilon hitam
dengan kepala ikat pinggang kuning
emas berlambang KORPRI; m. celana panjang dengan 2 saku
depan dipinggir; n. sambungan bahu; o. saku celana belakang.
B. Wanita f h i e b j g c k a d l n m
Keterangan : a. kemeja lengan panjang; b. tulisan Provinsi Jawa Barat; c. papan nama; d. kancing baju;
e. lidah bahu; f. kerudung warna khaki tidak
bercorak; g. kerah rebah;
h. lencana KORPRI; i. tulisan Pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan tulisan nama SKPD; j. lambang daerah; k. tanda pengenal; l. saku baju bawah memakai tutup; m. rok dengan plui depan; n. celana panjang lurus tidak ketat.
Catatan : PDH Warna Khaki untuk wanita hamil dan non muslim model
pakaian menyesuaikan.
II. Model PDH Kemeja Warna Putih
A. PNS Pria
f
g
d
d
e
h
i
Keterangan :
a. lencana KORPRI; b. papan nama;
c. tanda pengenal; d. kemeja lengan panjang/pendek
berwarna putih polos, tidak bermotif/tidak bercorak;
e. kancing baju tertutup/terbuka;
f. kerah berdiri dan terbuka; g. saku baju tidak memakai tutup;
h. belahan baju; i. celana panjang.
B. PNS Wanita
e
d
f f
c h
c
h g g b
a
i i
Keterangan : a. kemeja lengan panjang berwarna putih
polos, tidak bermotif/tidak bercorak; b. kancing baju 5 (lima) buah;
c. papan nama; d. kerah berdiri dan terbuka; e. kerudung berwarna hitam polos, tidak
bermotif/tidak bercorak;
f. lencana KORPRI; g. tanda pengenal;
h. saku baju tidak memkai tutup; i. celana/rok panjang berwarna hitam
polos.
Catatan : PDH Warna Putih untuk wanita hamil dan non muslim model pakaian
menyesuaikan.
III. Model PDH Batik
A. PNS Pria
d
e
c
f g
b
a
h
i
Keterangan : a. kemeja lengan panjang/pendek;
b. kancing baju tertutup/terbuka; c. papan nama; d. kerah berdiri dan terbuka;
e. lencana KORPRI;
f. tanda pengenal;
g. saku baju tidak memakai tutup; h. belahan baju; i. celana panjang warna
menyesuaikan.
B. PNS Wanita
e
d d
f f
c c g g
b a
b a
h h
i
i
Keterangan : a. kemeja lengan panjang; b. kancing baju tertutup/terbuka; c. papan nama; d. kerah rebah; e. kerudung warna menyesuaikan;
f. lencana KORPRI; g. tanda pengenal; h. saku baju memakai tutup; i. celana/rok panjang.
Catatan : PDH Batik wanita hamil dan non muslim model pakaian
menyesuaikan.
IV. Model PDH dengan Ciri Khas Daerah A. PNS Pria
c
b
d
a
g
e
f
h
Keterangan : a. jas takwa lengan panjang; b. saku baju tidak memakai tutup (saku tanam); c. kerah ciang ie;
d. kancing baju; e. kain dodot diutamakan bermotif batik ciamisan; f. celana panjang lurus;
g. tutup kepala bendo terbuat dari kain batik bermotif sama dengan kain dodot; h. alas kaki selop.
b
a
c
Hanjuang Nangtung
d Parekos Nangka Makuta Wangsa
e
Keterangan : a. baju pangsi lengan panjang; b. kancing baju;
c. celana panjang pangsi; d. iket; e. alas kaki bestong atau sejenisnya.
B. PNS Wanita
a a
a
c
b
b
d
d
d
Keterangan :
a. kebaya lengan panjang; b. rok/celana panjang berwarna menyesuaikan dengan kebaya; c. rok panjang bermotif batik;
d. alas kaki selop.
Catatan : PDH dengan Ciri Khas Daerah untuk wanita hamil dan non muslim model pakaian menyesuaikan.
V. Model PSH
A. PNS Pria
c
d
b
f e
g a
h
i
Keterangan : a. jas lengan pendek; b. papan nama; c. kerah berdiri dan terbuka; d. lencana korpri;
e. tanda pengenal; f. saku baju atas tidak memakai tutup; g. kancing baju terbuka; h. saku baju bawah memakai tutup; i. celana panjang warna sama dengan jas.
B. PNS Wanita
d
c
e e
b g b g
f a f
h h
i i
j j
Keterangan : a. jas lengan panjang; b. papan nama; c. kerah berdiri dan terbuka; d. kerudung warna
menyesuaikan; e. lencana KORPRI;
f. tanda pengenal; g. saku baju atas tidak memakai tutup; h. kancing baju terbuka;
i. saku baju bawah memakai tutup; j. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok dengan
plui depan.
Catatan : PSH wanita hamil dan non muslim model pakaian disesuaikan.
VI. Model PSR
A. PNS Pria
c
d b
e f
g a
h
i
Keterangan : a. jas lengan panjang; b. papan nama; c. kerah berdiri dan terbuka ; d. lencana KORPRI; e. tanda pengenal;
f. saku baju atas tidak memakai tutup; g. kancing baju terbuka; h. saku baju bawah memakai tutup; i. celana panjang.
B. PNS Wanita
d
c
e
e b b f g f g h
h
a
i
i
j j
Keterangan :
a. jas lengan panjang; b. papan nama; c. kerah berdiri dan terbuka; d. kerudung warna
menyesuaikan; e. lencana KORPRI;
f. tanda pengenal; g. saku baju atas tidak memakai tutup; h. kancing baju terbuka; i. saku baju bawah memakai tutup; j. celana panjang lurus (tidak ketat)/rok dengan
plui depan.
Catatan : PSR wanita hamil dan non muslim model pakaian disesuaikan.
VII. Model PSL
A. PNS Pria
a
b
e c
d
f
Keterangan : a. kemeja lengan panjang
berkerah berdiri dan terbuka berwarna terang;
b. dasi warna serasi dengan pakaian; c. saku jas atas tidak memakai
tutup;
d. saku jas bawah memakai tutup; e. jas lengan panjang berkerah rebah
dan terbuka warna gelap; f. celana panjang warna sama dengan jas.
B. PNS Wanita
f
a
e e b
c c
d d
g g
Keterangan : a. kemeja lengan panjang dengan
kerah berdiri dan terbuka berwarna terang;
b. dasi warna serasi dengan pakaian; c. saku jas atas tidak memakai tutup; d. saku jas bawah memakai tutup;
e. jas lengan panjang berkerah rebah
dan terbuka warna gelap; f. kerudung warna menyesuaikan; g. celana panjang lurus (tidak
ketat)/rok panjang warna sama dengan jas.
Catatan : PSL wanita hamil dan non muslim model pakaian disesuaikan.
VIII. Model PDL
A. PNS Pria
g
f
d j k
e
h c
i
a b
l
m
Keterangan : a. kemeja lengan panjang warna khaki; b. kancing baju; c. saku baju atas memakai
tutup;
d. tulisan Provinsi Jawa Barat; e. papan nama; f. lidah bahu; g. kerah berdiri dan terbuka; h. lencana KORPRI;
i. tanda pengenal; j. tulisan Pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan tulisan nama SKPD; k. lambang daerah; l. ikat pinggang; m. celana panjang.
B. PNS Wanita
f
g d
c i
e j
k h
a b
l
m
Keterangan : a. kemeja lengan panjang warna
khaki; b. kancing baju; c. tulisan Provinsi Jawa Barat; d. lidah bahu; e. papan nama; f. kerudung warna khaki tidak
bercorak; g. kerah rebah;
h. lencana KORPRI; i. tulisan Pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan tulisan nama SKPD; j. lambang daerah;
k. tanda pengenal; l. saku baju bawah memakai tutup; m. celana panjang lurus (tidak ketat).
Catatan : PDL wanita hamil dan non muslim model pakaian disesuaikan.
IX. Model PDU A. Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah Pria
g h
f e
i
d j
c k
b a
l
m
Keterangan : a. jas lengan panjang warna putih; b. kancing berlambang garuda
warna kuning emas; c. tanda jabatan; d. papan nama; e. lidah bahu dan tanda
pangkat upacara; f. kerah rebah dan terbuka;
g. kemeja lengan panjang warna
putih berkerah berdiri dan terbuka; h. dasi warna hitam polos;
i. lencana KORPRI; j. tanda jasa; k. saku baju atas memakai tutup; l. saku baju bawah memakai tutup; m. celana panjang lurus warna putih.
B. Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah Wanita
g
h i i h
e f e
f
j j d d
k k c c
l l
b a b
m
n n
Keterangan : a. jas lengan panjang warna putih; b. kancing berlambang garuda
warna kuning emas; c. tanda jabatan; d. papan nama; e. lidah bahu dan tanda
pangkat upacara; f. kerah rebah dan terbuka; g. kerudung warna putih;
h. kemeja warna putih berkerah berdiri dan terbuka;
i. dasi warna hitam polos; j. lencana KORPRI; k. tanda jasa; l. saku baju atas memakai tutup; m. saku baju bawah memakai tutup; n. celana panjang lurus (tidak
ketat)/rok panjang warna putih.
Catatan : PDU Bupati, Wakil Bupati, Camat dan Lurah wanita hamil dan non muslim model pakaian menyesuaikan.
X. Model Seragam KORPRI A. PNS Pria
d
e
c
g f
b a
h
i
Keterangan : a. kemeja lengan panjang
bercorak garuda; b. kancing baju tertutup/terbuka; c. papan nama; d. kerah berdiri dan terbuka; e. lencana KORPRI;
f. tanda pengenal; g. saku baju atas tidak memakai tutup; h. belahan baju; i. celana panjang warna biru dongker
(warna biru tua).
B. PNS Wanita
e
d
f f c g c
g
b a b a
h h
i i
Keterangan : a. kemeja lengan panjang
bercorak garuda; b. kancing baju terbuka/tertutup; c. papan nama; d. kerah rebah dan terbuka; e. kerudung warna biru dongker
(biru tua) bercorak KORPRI;
f. lencana KORPRI; g. tanda pengenal; h. saku baju memakai tutup; i. celana panjang lurus (tidak
ketat)/rok panjang warna biru dongker (biru tua).
Catatan : PDL wanita hamil dan non muslim model pakaian disesuaikan.
XI. Atribut Pakaian Dinas
Model Topi Upacara Bupati dan Wakil Bupati
Model Topi Upacara Camat Model Upacara Lurah
Keterangan : a. bahan dasar kain warna hitam; b. lambang : garuda bahan dasar logam, warna kuning emas untuk Bupati dan Wakil Bupati; lambang daerah Kabupaten Pangandaran bahan dasar logam, warna perak
untuk Camat dan Lurah. c. padi dan kapas dibordir untuk Bupati dan Wakil Bupati; d. pita warna kuning emas untuk Bupati, Wakil Bupati dan Camat sedangkan pita
warna perak untuk Lurah.
Tanda Pangkat Harian
Bupati Wakil Bupati Camat Lurah
Keterangan : 1. Bupati :
a. bentuk empat persegi panjang (bagian luar) dengan ukuran luar 80 mm x 50 mm x 45 mm terbuat dari bahan dasar kain berwarna khaki;
b. bentuk empat persegi panjang (bagian dalam) dengan ukuran luar 60 mm x 30 mm x 35 mm terbuat dari bahan dasar logam berwarna putih perak;
c. beringin, padi dan kapas terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 3 (tiga) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas.
2. Wakil Bupati : a. bentuk empat persegi panjang (bagian luar) dengan ukuran luar 80 mm x 50
mm x 45 mm terbuat dari bahan dasar kain berwarna khaki; b. bentuk empat persegi panjang (bagian dalam) dengan ukuran luar 60 mm x
30 mm x 35 mm terbuat dari bahan dasar logam berwarna putih perak; c. pohon beringin, padi dan kapas terbuat dari bahan dasar logam berwarna
kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 2 (dua) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas.
3. Camat : a. bentuk empat persegi panjang dengan ukuran 80 mm x 50 mm x 45 mm
terbuat dari bahan dasar kain berwarna khaki; b. lambang daerah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas
dilengkapi dengan melati sebanyak 3 (tiga) buah terbuat dari bahan dasar
logam berwarna putih perak. 4. Lurah :
a. bentuk empat persegi panjang dengan ukuran 80 mm x 50 mm x 45 mm terbuat dari bahan dasar kain berwarna khaki;
b. lambang daerah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 1 (satu) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna perunggu.
Tanda Pangkat Upacara
Bupati Wakil Bupati Camat Lurah
Keterangan :
1. Bupati : a. bentuk trapesium dengan ukuran 100 mm x 50 mm x 30 mm terbuat dari
bahan dasar kain berwarna biru tua; b. pohon beringin, padi dan kapas terbuat dari bahan dasar logam berwarna
kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 3 (tiga) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas.
2. Wakil Bupati : a. bentuk trapesium dengan ukuran 100 mm x 50 mm x 30 mm terbuat dari
bahan dasar kain berwarna biru tua; b. pohon beringin, padi dan kapas terbuat dari bahan dasar logam berwarna
kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 2 (dua) buah terbuat dari
bahan dasar logam berwarna kuning emas. 3. Camat :
a. bentuk trapesium dengan ukuran 100 mm x 50 mm x 30 mm terbuat dari bahan dasar kain berwarna biru tua;
b. lambang daerah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas
dilengkapi dengan melati sebanyak 3 (tiga) buah terbuat dari bahan dasar logam
berwarna putih perak.
4. Lurah : a. bentuk trapesium dengan ukuran 100 mm x 50 mm x 30 mm terbuat dari
bahan dasar kain berwarna biru tua; b. lambang daerah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas
dilengkapi dengan melati sebanyak 1 (satu) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna perunggu.
Tanda Jabatan Bupati a
b
c
d
Keterangan : a. bentuk Bulat dengan lingkaran luar (jari-jari) 3,5 cm; b. bahan Dasar Lingkaran dalam Logam Warna Perak dengan lingkaran 2 cm; c. bahan Dasar Garuda Logam, warna Kuning Emas; d. bahan Dasar Sinar Logam, warna Emas jumlah sinar 45 jari-jari.
Tanda Jabatan Wakil Bupati a b c d Keterangan : a. bentuk Oval dengan lingkaran sinar logam vertical 3,5 cm dan horizontal 3 cm; b. bahan dasar lingkaran dalam Logam Warna Perak dengan lingkaran 2 cm; c. bahan dasar Garuda Logam, Warna Kuning Emas; d. bahan dasar Sinar Logam Warna Emas jumlah Sinar 45 jari-jari.
Tanda Jabatan Camat
a b c d Keterangan : a. bulat dengan lingkaran luar 3,5 cm; b. bahan dasar lingkaran dalam Logam Warna Perak dengan Lingkaran 2 cm; c. lambang daerah; d. bahan dasar Sinar Logam, Warna Perak jumlah Sinar 45 jari-jari.
Tanda Jabatan Lurah a b c d Keterangan : a. bentuk bulat dengan lingkaran luar 3,5 cm; b. bahan dasar lingkaran dalam logam warna perungu dengan lingkaran 2 cm; c. lambang daerah; d. bahan dasar sinar logam, warna kuning emas jumlah sinar 45 jari-jari Muts Tampak Dari Depan Muts Tampak Dari Samping
Bisban
1. Muts Bupati dan Wakil Bupati
2. Muts Camat
3. Muts Lurah
Keterangan : a. garuda Warna Kuning Emas; b. kain Warna Dasar Khaki; c. bisban warna Kuning Emas dengan Ukuran 0,75 cm.
Keterangan : a. garuda Warna Kuning Emas; b. kain Warna Dasar Khaki; c. bisban warna Perak dengan Ukuran 0,50 cm.
Keterangan : a. garuda Warna Kuning Emas; b. kain Warna Dasar Khaki;
c. bisban warna Perak dengan Ukuran 0,50 cm.
4. Muts PNS Golongan IV dan III
5. Muts PNS Golongan II dan I
Keterangan : a. lambang Daerah Kabupaten Pangandaran; b. kain Warna Dasar Khaki; c. bisban warna Perak dengan Ukuran 0.50 cm.
Keterangan : a. lambang Daerah Kabupaten Pangandaran; b. kain Warna Dasar Khaki;
c. bisban warna Perunggu dengan Ukuran 0.50 cm.
Kopiah Nasional Tampak Dari Depan Kopiah Nasional Tampak Dari Samping
Keterangan : bahan Dasar Kain Warna Hitam Polos.
XII. Kelengkapan
1. Model Topi Linmas PNS
Depan Samping Kiri Samping Kanan
Keterangan : untuk PNS Non Struktural tidak memakai logo padi dan kapas
2. Topi PDL
Bupati Wakil Bupati Samping Kiri Samping
Kanan
Sekretaris Daerah
Depan Samping Kiri Samping Kanan
Struktural Eselon II
Depan Samping Kiri Samping Kanan
Struktural Eselon III dan IV
Depan Samping Kiri Samping Kanan
PNS Golongan IV dan III
Depan Samping Kiri Samping Kanan
PNS Golongan II dan I
Depan Samping Kiri Samping Kanan
3. Model Sepatu
Sepatu PDH/PDL Pria Sepatu PDH Wanita
Sepatu PDU Pria Sepatu PDH Wanita
Kaos kaki warna hitam Kaos kaki warna putih
Ikat pinggang KORPRI
Keterangan : 1. sepatu yang digunakan pada PDH dan PDL Pria/Wanita terbuat dari kulit
warna hitam sedangkan pada PDU warna putih. 2. tumit sepatu pria berukuran pendek dan untuk wanita kurang dari atau sama
dengan 5 (lima) cm; 3. model sepatu pria yaitu pantofel bertali/tidak bertali kecuali untuk PDU harus
bertali. 4. model sepatu wanita yaitu pantofel tidak bertali. 5. kaos kaki yang digunakan pada PDH dan PDL Pria/Wanita terbuat dari kain
spandek warna hitam sedangkan pada PDU warna putih. 6. ikat pinggang berbahan nilon berwarna hitam dengan kepala ikat pinggang
berbahan metal berwarna kuning emas berlambang KORPRI; A. LENCANA KORPRI
B. PAPAN NAMA
C. NAMA PEMERINTAH PROVINSI
1,5 cm
6 Cm
D. NAMA PEMERINTAH KABUPATEN
1,5 cm
6 Cm
E. LAMBANG DAERAH KABUPATEN
6 cm
6,5 cm
F. NAMA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1,5 Cm
6 CM
G. LAMBANG PEMADAM KEBAKAR
G. LAMBANG BPBD
H. TANDA PENGENAL
Keterangan : 1. Tanda Pengenal terbuat dari bahan Mika Magnetic.
2. Memiliki chip memori. 3. Terbuat dari bahan Polyvinyl Chlorida (PVC)
4. Latar belakang bershiluet gedung sate warna putih dengan latar warna sesuai dengan jabatan.
5. Ukuran lebar 53,98 mm tinggi 85,6 mm tebal 0,68 – 0,84 mm
BUPATI PANGANDARAN,
Ttd/Cap
H. JEJE WIRADINATA
Diundangkan di Parigi
pada tanggal 15 April 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN,
Ttd/Cap
M A H M U D BERITA DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2016 NOMOR 20