bupati musi banyuasin provinsi sumatera selatan … · 4. undang-undang republik indonesia nomor 26...

19
BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURANBUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR C)~ TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAANAREA SUMBER KOMODITI TERVERIFIKASI USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWlT DAN KARET DI WILAYAH KABUPATENMUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, Menimbang Mengingat a. bahwa karet dan keIapa sawit merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Musi Banyuasin, sehingga perlu dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan sebagai suatu industri hijau ramah lingkungan melalui pendekatan kemitraan pengelolaan lanskap; b. bahwa komoditi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dikelola agar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat baik generasi sekarang maupun generasi mendatang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Sumber Area Komoditi Terverifikasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet di Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin; 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat No. 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1956 No. 55), Undang-Undang Darurat No. 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1956 No. 56) dan Undang-Undang Darurat No.6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1956 No. 57) tentang Pembentukan Daerah

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

BUPATI MUSI BANYUASINPROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURANBUPATI MUSI BANYUASINNOMOR C)~ TAHUN 2019

TENTANG

PENGELOLAANAREA SUMBER KOMODITI TERVERIFIKASI USAHAPERKEBUNAN KELAPA SAWlT DAN KARET DI WILAYAH

KABUPATEN MUSI BANYUASIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI BANYUASIN,

Menimbang

Mengingat

a. bahwa karet dan keIapa sawit merupakan komoditi

unggulan di Kabupaten Musi Banyuasin, sehingga perlu

dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan sebagai

suatu industri hijau ramah lingkungan melalui pendekatan

kemitraan pengelolaan lanskap;

b. bahwa komoditi sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu dikelola agar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat baik generasi sekarang maupun

generasi mendatang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Bupati tentang Pengelolaan Sumber Area Komoditi

Terverifikasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet di

Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin;

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat No. 4 Tahun 1956 (Lembaran

Negara Tahun 1956 No. 55), Undang-Undang Darurat

No. 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1956 No. 56)

dan Undang-Undang Darurat No.6 Tahun 1956 (Lembaran

Negara Tahun 1956 No. 57) ten tang Pembentukan Daerah

Page 2: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Tingkat II termasuk Kotapraja, Dalam Lingkungan Daerah

Tingkat I Sumatera Selatan, sebagai Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1821);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992

ten tang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3476);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999

ten tang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diu bah

dengan Undang Undang Nomor 49 Tahun 2004 ten tang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang

Nomor 1 Tahun 2004 ten tang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4412);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007

Nomor 68, Tam bah an Lembaran Negara Nomor 4725);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009

ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009

ten tang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5068);

7. Undang Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

-2-

Page 3: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014

tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5492);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana teIah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

RepubIik Indonesia Nomor 5679);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014

tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016

ten tang Pengesahan Paris Agreement to The United NationsFrame Work Convention on Climate Change (Persetujuan

Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa

Bangsa mengenai Perubahan Iklim (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 204, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5939);

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

1997 ten tang Kemitraan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2001 ten tang Pengendalian Kerusakan danjatau

Pencemaran Lingkungan Hidup berkaitan dengan

Kebakaran Hutan dan atau lahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 10, Tambahan

-3-

Page 4: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4076);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4814);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2009 ten tang

Perlindungan Wilayah Geografis Penghasil Produk

Perkebunan Spesifik Lokasi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4997);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun

2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5305);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2013 ten tang Pelaksanaan Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 ten tang USaha Mikro, Kecil

dan Menengah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 93,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4866); (Lembaran

Negara Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 5404);

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2014 ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem

gambut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 209) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang

-4-

Page 5: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2014 ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem

Gambut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5957);

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun

2017 ten tang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6134);

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016

ten tang Badan Restorasi Gambut (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1);

59 Tahun

Tujuan

Republik

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

2017 ten tang Pelaksanaan Pencapaian

Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara

Indonesia Tahun 2017 Nomor 104);

22. Peraturan Presid en Republik Indonesia Nomor 77 Tahun

2018 ten tang Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor

160);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2008 ten tang Pengembangan Kawasan Strategis

Cepat Tumbuh di Daerah;

24. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 38/

Permentan/OT.140/1/2008 ten tang Pedoman Pengolahan

dan Pemasaran Bahan Olah Karet;

25. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 19/

Permentan/OT.140/3/20 11 ten tang Pedoman Perkebunan

Kelapa sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesia

Sustainable Palm Oil/ISPO);

26. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 98/

Permentan/OT.140/9/2013 ten tang Pedoman Perizinan

Usaha Perkebunan;

27. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

-5-

Page 6: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

131/ Permentan/OT.140/12/2013 tentang Pedoman

Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) yang Baik;

28. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

132/ Permentan/OT.140/12/2013 ten tang Pedoman

Budidaya Karet (Hevea brasiliensis) yang Baik;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum

Daerah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

9 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk

Unggu1an Daerah (PUD);

31. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor

51/M-Ind/Per/6/ 2015 Tahun 2015 ten tang Pedoman

Penyusunan Standar Industri Hijau;

32. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 05/

Permentan/KBAlO/l/2018 ten tang Pembukaan dan/atau

Pengolahan Lahan Perkebunan Tanpa Bakar;

33. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 01/

Permentan/KB.120/l/2018 ten tang Pedoman Penetapan

Harga Pembelian TBS Produksi Pekebun Indeks "K";

34. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 1

Tahun 2018 ten tang Perlindungan

Ekosistem Gambut (Lembaran Provinsi

Tahun 2018 Nomor 1);

dan Pengelolaan

Sumatera Selatan

35. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun

2017 ten tang ten tang Kelembagaan Green Growth dan

Kelembagaan Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion

Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2017 Nomor 16);

36. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 21 Tahun

2017 ten tang Rencana Induk Pertumbuhan Hijau Provinsi

Sumatera Selatan (Berita Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2017 Nomor 21);

37. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 9

Tahun 2008 ten tang Rencana Pembangunan Jangka

-6-

Page 7: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Menetapkan

Panjang (RPJPD) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2005-

2025 (Lembaran Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008

Nomor 9);

38. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8

Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin (Lembaran Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2016 Nomor 8);

39. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11

Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

2017-2022 (Lembaran Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

2017 Nomor 11);

40. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 47 Tahun 2017

tentang Pembentukan Forum Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Kabupaten Musi Banyuasin (Berita Daerah

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 Nomor 47);

41. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 51 Tahun 2017

tentang Prosedur Tetap Pencegahan Penanggulangan dan

Penanganan PascaKebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten

Musi Banyuasin (Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2017 Nomor 51);

42. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 78 Tahun 2018

tentang Pedoman Umum Sistem Pembinaan Secara Terpadu

Terhadap Usaha Perkebunan Karet Rakyat di Wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin (Berita Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin Tahun 2018 Nomor 78);

43. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor Tahun 2019

tentang Pusat Unggulan Komoditi Lestari Kabupaten Musi

Banyuasin (Berita Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2019 Nomor );

MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN AREASUMBER KOMODITI TERVERIFIKASI USAHA PERKEBUNANKELAPA SAWIT DAN KARET DI WILAYAH KABUPATEN MUSIBANYUASIN.

-7-

Page 8: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

BAB I

KETENTUANUMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

a. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Banyuasin;

b. Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin;

c. WakiI Bupati adalah Bupati Musi Banyuasin;

d. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

Kabupaten Musi Banyuasin;

e. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada

Pemerintah Kabupaten yang bertanggung jawab kepada

Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah

di daerah yang terdiri atas Sekretaris Daerah, Dinas,

Badan, Bagian dan Lembaga Teknis;

f. Tim Pendukung Program adalah Tim yang beranggotakan

Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah, Kepala

Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup,

Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu, dan

Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Musi

Banyuasin; \

g. Komite Pengarah/Dewan Pengawas adalah Komite yang

beranggotakan unsur perwakiIan Pemerintah Kabupaten

Musi Banyuasin, Perusahaan Kegiatan Produksi,

Perusahaan Industri Pengolahan, Perusahaan Pembeli,

Masyarakat KUD, NGO/LSM sebagai Anggota, dan

Peneliti/ Akademisi/ Surveyors;

h. Tim Pelaksana MASKoT adalah organisasi pelaksana di

lapangan yang dipimpin oleh seorang manajer

mengendalikan Divisi Produksi, Divisi Pengolahan, dan

Divisi Pemasaran;

i. Special Purpose Veehile adalah merupakan perusahaan

antara yang bertujuan untuk menjalankan fungsi khusus

tertentu untuk kepentingan pendirinya, seperti pembelian-8-

Page 9: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

dan/atau pembiayaan investasi, dan tidak melakukan

kegiatan usaha aktif, dalam suatu Konsorsium Pengusaha

Komoditi Hijau, berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku;

j. Donor atau Trustee adalah penerima atau pengelola harta

trust, dalam hal ini sebagai dana amanah sejumlah

finansial untuk kegiatan pembangunan hijau, dalam suatu

Konsorsium Pembangunan Hijau, dititipkan atau

diserahkan untuk dikelola dengan baik oleh sebuah

Lembaga (Trustee) dan disalurkan atau dimanfaatkan

untuk kepentingan Penerima Manfaat (beneficiary)

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;

k. Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan

hukum;

I. Pengelolaan adalah kegiatan usaha perkebunan yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian kegiatan,

pelaksanaan kegiatan dan pengawasan;

m. Usaha perkebunan adalah usaha yang meliputi kegiatan

budidaya komoditi perkebunan yang baik, industri

pengolahan, menciptakan kondisi pemasaran komoditi yang

efisien dan efektif pemasaran yang memberikan margin

keuntungan yang adil di an tara pelaku dalam rantai pasok;

n. Pengelolaan Sumber Area Komoditi Terverifikasi Usaha

Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet di Wilayah Kabupaten

Musi Banyuasin atau disingkat dengan MASKoT adalah

adalah sebuah model pengelolaan sumber daya alam, yang

menyatukan wilayah produksi suatu komoditi, aktor atau

pelaku rantai pasok, dan pembeli akhir yang berkomitmen

untuk menghasilkan produk yang lestari dengan

memperhatikan pengelolaan dan perlindungan lingkungan,

serta bebas konf1ik;

o. Komoditi lestari adalah komoditi

memenuhi Standar Komoditi

ditetapkan oleh para pembeli atau

Indonesia untuk komoditi kelapa

-9-

yang dihasilkan yang

Berkelanjutan yang

suatu negara, dan di

sawit mengacu pada

Page 10: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

stan dar Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan untuk

karet mengacu pada standar Bahan Olah Karet Bersih

(Bokar), atau kebijakan lainnya yang terus berkembang

sesuai persyaratan yang dibutuhkan;

p. Pusat Unggulan Komoditi Lestari adalah adalah suatu

organisasi yang bekerja lintas unit bisnis atau unit kerja,

lintas bidang, lintas usaha atau lini produk dalam suatu

unit kerja atau unit bisnis dan memiliki pengetahuan dan

kompetensi terdepan di bidangnya, atau tempat di mana

standar tertinggi dipertahankan untuk memberikan

pelayanan prima kepada publik dalam pengusahaan dan

pengelolaan komoditi pertanian/perkebunan unggulan yang

lestari atau berkelanjutan dalam melindungi atau menjaga

kelestarian sumber daya alam;

q. Pendekatan lanskap adalah pendekatan yang bersifat multi

sektor dalam satuan dalam kawasan hidrologis gambut

atau kesamaan ekosistem;

r. Corporate Social Responsibility/ CSR adalah organisasi

khusus sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan

terhadap seluruh pemangku kepentingannya, termasuk

komunitas dan lingkungan yang mencakup aspek ekonomi,

sosial dan lingkungan berdasarkan peraturan perundangan

yang berlaku;

s. Indonesia Standar Palm Oil (ISPO) adalah Pedoman

perkebunan kelapa sawit berkelanjutan;

t. Standard Indonesia Rubber (SIR) adalah standar mutu karet

bongkah atau karet remah Indonesia yang telah

dikeringkan dan dikilang menjadi bandela bandela dengan

ukuran yang telah ditentukan;

u. Klaster adalah kumpulan/kelompok bisnis dan industri

yang terkait meJalui suatu rantai produk umum,

ketergantungan atas keterampilan tenaga kerja yang

serupa, atau penggunaan teknologi yang serupa at au

komplementer dengan fokal/ core industry yang saling

berhubungan secara intensif dan membentuk kemitraan,

baik dengan industri pendukung (supporting industry)

-10-

Page 11: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

maupun dengan industri terkait (related industry);

v. Satu Desa Satu Produk atau One Village One Product

(OVOP) adalah pendekatan pengembangan potensi daerah

di suatu wilayah untuk menghasilkan satu produk kelas

global yang unik khas daerah dengan memanfaatkan

sumber daya lokal, mempromosikan produk inovatif dan

kreatif lokal dan sumber daya yang bersifat unik khas

daerah bernilai tambah tinggi dengan tetap menjaga

kelestarian lingkungan memiliki imajinasi dan daya saing

tinggi;

w. Kompetensi inti adalah suatu "pembelajaran kolektif di

dalam organisasi, terutama untuk mengkoordinasikan

beragam keterampilan dalam kegiatan produksi serta

mengintegrasikan aneka akses teknologi dengan

menyediakan akses potensial kepada berbagai pasar yang

luas, memberikan kontribusi signifikan terhadap manfaat

produk akhir yang diterima pelanggan, dan produk yang

dihasilkan sulit ditiru oleh pesaing.

Bagian KeduaAsas

Pasal 2

Asas Pengelolaan Areal Sumber Komoditi Terverifikasi atau

MASKoTadalah:

a. kemandirian;

b. kedaulatan;

C. keterpaduan;

d. kebersamaan;

e. keadilan;

f. keterbukaan;

g. efektifitas;

h. efisiensi;

i. kearifan lokal;

j. keberlanjutan.

-I 1.

Page 12: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Komite

Program

MASKoT

dan masyarakat

ekonomi dan

Bagian KetigaTujuan

Pasal3

(1)Tujuan dari MASKoT untuk Usaha Perkebunan Kelapa

Sawit dan Karet adalah untuk mendukung Prinsip Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan.

(2)Tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

dengan cara:

a. Meningkatkan koordinasi, konsolidasi, integrasi, dan

kinerja dalam pengelolaan sumber area komoditi

terverifikasi untuk usaha kelapa sawit dan karet sebagai

implementasi dari Pusat Unggulan Komoditi Lestari di

Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin;

b. Melaksanakan praktek budidaya perkebunan yang baik

(good agriculture practices), pengelolaan pasca panen dan

pemasaran untuk meningkatkan produktivitas, kUalitas,

nilai tambah, daya saing dan pendapatan dari komoditi

kelapa sawit dan karet lestari yang bersertifikat Standar

Komoditi Berkelanjutan;

c. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam,

lingkungan dan keanekaragaman hayati secara lestari

terutama untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan,

pembalakan liar, pencemaran sungai dan air, dan

degradasi kesuburan lahan;

d. Menciptakan lapangan kerja dan memberikan peran

kepada pemuda atau generasi muda dalam melakukan

usaha dan mengelola perkebunan, dengan tidak

mengerjakan tenaga anak-anak dalam kegiatan

perkebunan;

e. Meningkatkan kesejahteraan petani

untuk mendukung pertumbuhan

penurunan kemiskinan;

f. Koordinasi kegiatan dengan Tim Pendukung

PUKL dilakukan oleh Manager Tim Pelaksana

setelah mendapat persetujuan dari

Pengarah/Dewan Pengawas PUKL.

-12-

Page 13: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

Bagian Keempat

Fungsi

Pasal4

Fungsi dari MASKoTuntuk Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit

dan Karet mencakup aspek:

a. Ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani

dan masyarakat mendukung penguatan struktur ekonomi

daerah dan menurunkan jumlah penduduk miskin;

b. Sosial budaya adalah untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia dan harmonisasi yang berkearifan

lokal;

c. Ekologi adalah untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dalam melindungi, merehabilitasi dan

merestorasi sumberdaya alam dan hutan untuk menjaga

keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan

keberlanjutan.

Bagian Kelima

Ruang Lingkup

Pasal5

Ruang lingkup Pengelolaan Sumber Area Komoditi Terverifikasi

Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet di Wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin ini meliputi:

a. Pengelolaan Area Sumber Komoditi Terverifikasi;

b. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan;

c. Penanganan Konfiik;

d. Pembinaan dan Pengawasan.

BAB II

PENGELOLAANAREALSUMBER KOMODITITERVERIFlKASI

Pasal6

(1) Lembaga Pusat Unggulan Lestari bertugas melakukan

pengelolaan areal sumber komoditi terverifikasi di

Kabupaten Musi Banyuasin.

-13-

Page 14: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

(2) Pengelolaan Pengelolaan areal sumber komoditi terverifikasi

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan

tahapan:

a. Perencanaan;

b. Kegiatan budidaya perkebunan;

c. Kegiatan pengolahan hasil;

d. Pemasaran.

Pasal 7

Perencanaan pengelolaan area sumber terverifikasi dilakukan

guna untuk memastikan:

a. Tersedianya data kewilayahan atau rayonisasi di tingkat

tapak sesuai dengan Tata Ruang Provinsi dan Kabupaten;

b. Tersedianya peta lokasi perkebunan yang terintegrasi dengan

Kebijakan Satu Peta Provinsi dan Kabupaten dengan

memperhatikan kesesuaian lahan, kemampuan lahan,

karekteristik dan tipologi ekosistem, nilai konservasi tinggi,

emisi dan serapan karbon, dan kearifan lokal;

c. Adanya aspek legalitas usaha dan izin dari Pejabat yang

berwenang untuk kepastian perusahaan dan pekebun;

d. Tersedianya data dari di tingkat tapak untuk mendukung

data base perkebunan kelapa sawit dan karet sebagai bagian

dari Pusat lnformasi Data Perkebunan dan website;

e. Tersedianya Standar Operasi Prosedur (SOP) sebagai

petunjuk untuk Pelayanan Prima untuk melakukan investasi

hijau, dan industri hjau yang menghasilkan produk yang

berstandar ekspor;

f. Koordinasi kegiatan dengan Tim Pendukung Program PUKL

dilakukan oleh Manager Tim Pelaksana MASKoT setelah

mendapat persetujuan dari Komite Pengarah/Dewan

Pengawas PUKL.

Pasal 8

Kegiatan budidaya perkebunan dilakukan guna memastikan:

a. Pekebun/petani mampu melaksanakan praktek budidaya

yang baik (good agricultural practice) sesuai kriteria dan

standar teknis budidaya perkebunan yang telah ditentukan

untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas yang tinggi;

-14-

Page 15: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

b. Lokasi usaha tidak berada di kawasan hutan, kawasan

gambut yang dilindungi, dan kawasan bernilai konservasi

tinggi;

c. Pekebunjpetani mampu melakukan sistem pengelolaan yang

berkelanjutan sesuai dengan yang ditentukan, khusus

kelapa sawit sesuai dengan Pedoman Budidaya Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis) yang baik dan Standard Indonesia

Sustainable Palm Oil (ISPO) dan khusus untuk karet sesuai

Pedoman Budidaya Karet (Hevea brasilensis) yang baik;

d. Lahan perkebunan pertanian dibuka dengan tanpa bakar;

e. Lahan terbebas dari konflik kepemilikan lahan;

f. Pekebunjpetani mampu melakukan pengumpulan dan

pengangkutan hasil panen dengan untuk memperkecil

susut;

g. Usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dengan

pendekatan lanskap;

h. Terlaksananya koordinasi dengan mitra jika akan

melakukan kerjasama kegiatan pengembangan budidaya

yang berkelanjutan.

Pasal9

Kegiatan pengolahan hasil dilakukan guna memastikan:

a. Pekebunjpetani dan at au unit usaha untuk dalam

pengolahan produk primer mampu menerapkan stan dar,

kualitas atau grade yang telah ditetapkan;

b.Pekebunjpetani dan atau unit usaha mampu

mengaplikasikan inovasi-inovasi untuk menghasilkan produk

sampingan atau produk turunan, berpenampilanjkemasan

yang baik, memperpanjang waktu simpan, dan sesuai

standar sertifikasi produk yang dibutuhkan oleh konsumen;

c. Pekebunjpetani dan atau unit usaha sadar pentingnya

pembuangan limbah diolah secara sirkular ekonomi

pengolahan agar tidak mencemari lingkungan dan

menghasilkan pendapat;

d. Pekebunjpetani dan unit usaha mampu melakukan

transaksi yang berkeadilan disertai insentif perusahaan

industri pengolahan jika mensuplai produk yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan;

-15-

Page 16: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

e. Produk yang dihasilkan pekebunjpetani berdasarkan hasil

uji laboratorium penguji hasil yang dilakukan secara berkala

minimal sebulan sekali.

f. Terlaksananya koordinasi dengan mitra jika akan melakukan

kerjasama kegiatan pengolahan hasil yang ramah

lingkungan;

g.Terlaksananya pertemuan berkala dengan pelakujmitra

industri pengolahan di lapangan disertai laporan rutin

minimal sekali dalam seminggu yang dilaporkan kepada

Manager;

h.Koordinasi kegiatan dengan Manajer dilakukan Kepala Divisi

Pengolahan.

Pasal 10

Pemasaran produk diarahkan untuk menjamin:

a. Tersedianya informasi perubahan harga komoditi dengan

cepat yang dibutuhkan pekebunjpetani, luasnya jaringan,

dan mampu mengakses calon pembeli produk, serta

mempertahankan pembeli yang ada sebagai pelanggan setia;

b.Pekebunjpetani telah memahami tentang persyaratan produk

yang dibutuhkan oleh konsumen internasional atau ekspor

produk, dan bersedia menghasilkan produk yang hijau (green

product) agar tidak mendapat claim internasional;

c. Tersedianya alat peraga sarana promosi pemasaran produk-

produk dan membina komunikasi yang intensif dan berkala

dengan para pembeli produk;

d.Memastikan harga Tandan Buah Segar (TBS) pekebunjpetani

sesuai dengan Penetapan Harga Pembelian TBS Produksi

Pekebun Indeks "K", dan harga Bahan Olah Karet (Bokar)

pekebunjpetani karet sesuai Kadar Karet Kering (kkk) hasil

uji laboratorium ;

e. Menyediakan minimal 1 (satu) unit outlet atau retailer untuk

produk yang dihasilkan oleh petanijpekebun dan produk

industri rumah tangga lainnya untuk penjualan kepada

konsumen langsung;

f. Terlaksananya pertemuan berkala dengan pembeli di

lapangan disertai laporan rutin minimal sekali dalam

seminggu yang dilaporkan kepada Manager;

-16-

Page 17: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

g. Koordinasi kegiatan dengan Manajer dilakukan Kepala Divisi

Pemasaran.

BAB III

PENGELOLAANLlNGKUNGAN HIDUP DAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Pasal 11

(1) Tim pengelolaan kelembagaan area sumber komoditi

terverifikasi Kabupaten Musi Banyuasin bertugas

melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan prinsip

kelestarian ekologi, ekonomi, sosial dan budaya setempat;

(2) Tugas pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan berkoordinasi

dengan pihak perusahaan sebagai upaya pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan yang memanfaatkan dan

menggunakan lahan di Kabupaten Musi Banyuasin.

BABIV

KEMITRAAN DAN BENTUK USAHA

Pasal 12

Tim Pelaksana MASKoT daIam melaksanakan kegiatan di

lapang menjalin kemitraan dengan Para Pihak:

a. Perusahaan Special Purpose Vehicle;

b. Donor Trust Fund;

c. Perusahaan Corporate Social Responsibilty;

d. Koperasi, Kelompok Usaha Bersama, Kelompok Tani.

Pasal 13

Tim Pelaksana MASKoT dalam melaksanakan kegiatan di

lapangan dapat dalam bentuk:

a. Klaster;

b. One Village One Product (OVOP);

c. Lanskap;

d. Kompetensi.

-17-

Page 18: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

BABV

PENANGANANKONFLIK

Pasal 14

(1) Bupati berwenang melakukan upaya pencegahan dan

penyelesaian konflik dalam pelaksanaan pengelolaan area

sumber komoditi terverifikasi dan perlakuan terhadap

tenaga kerja buruh harian di Kabupaten Musi Banyuasin;

(2) Upaya pencegahan penyelesaian konflik dilakukan melalui:

a. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan;

b. Penyuluhan;

c. Sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan lintas

sektor penggunaan lahan.

(3) Upaya penyelesaian konflik dilakukan melalui musyawarah

dan/atau penyelesaian sesuai dengan ketentuan

Perundang-undangan.

BABVI

PEMBINAANDANPENGAWASAN

Pasal15

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

peIaksanaan kegiatan pengelolaan area sumber komoditi

terverifikasi.

(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) ditujukan untuk memastikan:

a. kelancaran jalannya pekerjaan;

b. mencegah timbuInya kesalahan;

c. penggunaan anggaran sesuai dengan perencanaan;

d. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program;

e. hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

BABVII

HAKKEUANGANDANFASILITAS

Pasal 16

(1) Pengelolaan area sumber komoditi terverifikasi diberi hak

keuangan dan fasilitas lainnya meIalui Organisasi Perangkat

Daerah;

-18-

Page 19: BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN … · 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor68,Tambahan

(2) Dalam pelaksanaan tugas, PUKL dapat menerima program

dari Mitra atau Pemangku Kepentingan lainnya dalam

bentuk program berdasarkan kesepakatan antara Pemberi

Program dengan Bupati.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya

memerintahkan

penempatannya

Banyuasin.

setiap orang dapat mengetahuinya,

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan

dalam Berita Daerah Kabupaten Musi

Ditetapkan di Sekayu

pada tanggal .l'! Dt:. Ce.I-\blO- ~ 2019

rUPATl MUSI BANYUASINI

\i H. DODI REZA ALEX N;ERDIN

Diundangkan di Sekayu

pada tanggal II) D6rM&0-- 2019

SEKRETARIS DAERAH

KABU ATEN MUSI BANYUASIN,

BERITA DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2019 NOMOR ~!l

-19-