bupati badung tentang prosedur tetap...

24
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA ( PROTAP PB ) KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa bencana yang ditimbulkan baik oleh faktor alam, faktor non alam dan faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harga benda dan dampak psikolagis serta konflik sosial, memerlukan penanggulangan dan penanganan secara cepat, tepat, terpadu dan terkoordinasi; b. bahwa dalam upaya penanggulangan bencana dilakukan melalui kegiatan pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga dapat ditangani secara berdaya guna dan berhasil guna; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana ( Protap PB ) Kabupaten Badung; Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

Upload: vuonghuong

Post on 17-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BUPATI BADUNG

PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR 17 TAHUN 2009

TENTANG

PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA ( PROTAP PB )

KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa bencana yang ditimbulkan baik oleh faktor alam, faktor non alam

dan faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harga benda dan dampak

psikolagis serta konflik sosial, memerlukan penanggulangan dan

penanganan secara cepat, tepat, terpadu dan terkoordinasi;

b. bahwa dalam upaya penanggulangan bencana dilakukan melalui kegiatan

pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga dapat

ditangani secara berdaya guna dan berhasil guna;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Prosedur Tetap

Penanggulangan Bencana ( Protap PB ) Kabupaten Badung;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali,

Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

Page 2: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

2. Undang–Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan –

ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3234) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Republik

Indonesia Nomor 3368);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723 ) ;

6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Badung;

8. Keputusan Bupati Badung Nomor 1763/03/HK/2006 tentang

Pembentukan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB)

Kabupaten Badung, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Bupati

Badung Nomor 594/03/HK/2009;

Page 3: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP

PENANGGULANGAN BENCANA (PROTAP PB) KABUPATEN

BADUNG.

Pasal 1

Menetapkan Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Kabupaten Badung

yang selanjutnya disingkat Protap PB Kabupaten Badung, sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Prosedur Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan pedoman

dalam kegiatan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung.

Pasal 3

Menugaskan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat selaku Sekretaris Ketua Pelaksana Harian Satlak PB Kabupaten

Badung untuk menyebarluaskan Protap PB ini kepada semua instansi dan

masyarakat di Kabupaten Badung.

Pasal 4

Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat penetapan Peraturan ini

dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Badung

dan sumber-sumber penerimaan lainnya yang sah.

Pasal 5

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Badung Nomor

47 Tahun 2006 tentang Prosedur Tetap Penanganan Bencana (Protap PB)

Kabupaten Badung dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 4: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

Pasal 6

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini

dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung.

Diundangkan di Badung

pada tanggal 25 Juni 2009

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,

ttd.

I WAYAN SUBAWA

BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2009 NOMOR 18

Ditetapkan di Badung

pada tanggal 25 Juni 2009

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

Page 5: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR 17 TAHUN 2009

TENTANG

PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN BENCANA (PROTAP PB)

KABUPATEN BADUNG

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Upaya peningkatan pembangunan di Kabupaten Badung menghadapi beberapa kendala

yang mempengaruhi jalannya pembangunan. Salah satu bentuk kendala itu adalah

kemungkinan datangnya bencana yang secara pasti tidak dapat diduga waktunya. Apabila

bencana itu terjadi maka akibat yang ditimbulkan dapat menghambat laju kegiatan

pembangunan yang sedang dan akan berlangsung maupun hasil-hasil yang telah dicapai.

b. Keadaan geografi wilayah Kabupaten Badung terdiri dari pegunungan, sungai, tanah

yang labil, laut dan pantai, lintasan jalan raya yang padat, selanjutnya dihadapkan kepada

padatnya/besarnya jumlah penduduk, dikaitkan pula dengan pesatnya kemajuan teknologi

canggih dewasa ini, akan memacu tumbuhnya industri-industri baru, serta adanya

pergantian musim, iklim dan cuaca yang tidak stabil. Semua ini akan menambah resiko

dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor, angin

topan, kekeringan, kebakaran, banjir, kecelakaan lalu lintas di darat maupun di air,

konflik sosial, aksi terror, hama tanaman, tsunami dan wabah penyakit. Dari beberapa

bencana tersebut diatas yang pernah terjadi dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Badung

termasuk daerah yang rawan bencana.

c. Guna memperkecil akibat bencana yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda

tersebut diperlukan upaya bersama dari masing-masing instansi/unit kerja/lembaga

masyarakat guna merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan melakukan tindakan

penanggulangan secara terkoordinatif serta cegah dini, sehingga diharapkan dapat

menekan besarnya kerugian yang tidak diharapkan baik jiwa manusia, harta benda

maupun sarana dan prasarana yang telah dibangun. Oleh sebab itu diperlukan kesamaan

pendapat, pandangan dan pola tindakan, terjadinya koordinasi, kesiapan mental dan fisik,

kecepatan dan ketepatan bertindak yang terpadu dari semua instansi/unit kerja/Lembaga

Masyarakat yang terkait di Kabupaten Badung dalam melakukan tindakan, baik

prabencana, saat tanggap darurat dan pascabencana. Kesemuanya itu perlu dituangkan ke

dalam piranti lunak guna dapat dipedomi bersama yang dirumuskan dalam Prosedur

Tetap Penanggulangan Bencana (Protap PB) Kabupaten Badung.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Agar terdapat kesamaan pola pikir dan tindakan yang dijadikan pedoman kerja bagi

masing-masing instansi/unit kerja/lembaga masyarakat dalam melakukan kegiatan

Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung mulai dari kegiatan prabencana, saat

tanggap darurat dan pascabencana.

Page 6: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

b. Tujuan

1) Terjalinnya koordinasi, kegiatan terpadu, kerjasama yang baik dari instansi/unit

kerja/lembaga masyarakat di Kabupaten Badung dalam pelaksanaan Penanggulangan

Bencana.

2) Terciptanya kesiapsiagaan yang maksimal, cegah dini, kecepatan bertindak serta

tertib administrasi dalam mengantisipasi terjadinya bencana di Kabupaten Badung.

3. Ruang Lingkup

Dalam pembuatan Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana (Protap PB) ini ruang

lingkupnya terbatas pada upaya yang dilakukan oleh instansi/unit kerja/lembaga masyarakat

di Kabupaten Badung berupa tindakan preventif, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekonstruksi dengan sistimatika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI DAN SITUASI DAERAH KABUPATEN BADUNG

BAB III : PENGORGANISASIAN SATUAN PELAKSANA

PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) KABUPATEN

BADUNG

BAB IV : LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN BENCANA

BAB V : LOGISTIK

BAB VI : KOMANDO DAN PENGENDALIAN

BAB VII : PELAPORAN

BAB VIII : PENUTUP

4. Pengertian

Untuk memperoleh kesatuan pola pikir dan tindakan, dalam Prosedur Tetap Penanggulangan

Bencana (Protap PB) ini ditentukan beberapa pengertian baku, antara lain :

a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah merupakan Lembaga Pemerintah

Nondepartemen setingkat menteri, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Presiden.

b. Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PB) adalah

wadah organisasi non struktural yang mengkoordinasikan dan mengendalikan

pelaksanaan Penanggulangan Bencana yang terjadi di Propinsi Bali yang diketuai oleh

Gubernur.

c. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATLAK PB) adalah wadah organisasi non

struktural yang melaksanakan upaya Penanggulangan Bencana baik prabencana, saat

tanggap darurat dan pascabencana terjadi di Kabupaten/Kota diketuai oleh

Bupati/Walikota dan bertanggung jawab kepada Gubernur selaku Ketua

SATKORLAK PB.

d. Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (SATGAS PB) adalah organisasi kerangka yang

disiapkan untuk membantu pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Penanganan

Pengungsi yang terjadi di suatu wilayah Kabupaten yang bersangkutan.

e. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Page 7: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

faktor non alam maupun faktor manuasi sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

f. Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan

pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap

darurat dan rehabilitasi.

g. Pencegahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk

menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.

h. Penjinakan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan/atau

memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh bencana.

i. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana

melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdayaguna.

j. Penyelamatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencari, menolong,

menyantuni para korban dan mengamankan harta benda, mengamankan sarana dan

prasarana serta fasilitas umum dan lingkungan akibat bencana.

k. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau

masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran

utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua pemerintahan dan

kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.

l. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana, kelembagaan

pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan

sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya.

Tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala

aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.

m. Prosedur Tetap adalah petunjuk tata cara bertindak baku sesuai dengan fungsi masing-

masing yang telah ditetapkan dalam Protap secara terkoordinir sehingga tindakan yang

dilakukan dapat mencapai sasaran yang maksimal secara berdaya guna dan berhasil guna.

n. Koordinasi adalah kegiatan yang menyatupadukan berbagai sumber dan kegiatan,

oganisasi/instansi Pemerintah dan Organisasi Sosial Kemasyarakatan agar dapat

melakukan penanggulangan bencana secara menyeluruh dan terpadu sehingga tetap (tepat

asas/tepat arah/tepat sasaran).

o. Perlindungan masyarakat adalah upaya melindungi dan menyelamatkan masyarakat dari

akibat mala petaka yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya.

p. Lingkungan hidup adalah kesatuan masyarakat dengan semua benda, daya, keadaan dan

mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

q. Rupusdalops adalah ruangan/sarana Satlak PB tempat menghimpun data rawan bencana,

data potensi penanggulangan bencana, dilengkapi sarana komunikasi dan transportasi

untuk digunakan dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi

penanggulangan bencana secara terpadu.

r. Masyarakat adalah himpunan orang-orang yang hidup bersama di suatu tempat atau

lingkungan dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu, baik lingkungan pemukiman,

pekerjaan maupun lingkungan pendidikan.

s. Proyek/Okyek Vital adalah Perusahaan, Badan, Instansi, dan Jawatan yang dilihat dari

sifat dan kegiatannya berkaitan dengan soal-soal yang menyangkut bidang idiologi,

politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan yang apabila terganggu

menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dan Negara.

t. Aparat Pemerintah di daerah adalah perangkat/Instansi/Unit Kerja yang secara fungsional

melaksanakan tugas Penanggulangan Bencana di bawah koordinasi dan pengendalian

Kepala Wilayah.

u. Partisipasi Masyarakat adalah peran serta aktif baik anggota masyarakat maupun lembaga

kemasyarakatan yang secara fungsional mendukung pelaksanaan Penanggulangan

Bencana.

v. Korban Bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal

dunia akibat bencana.

w. Pengungsi adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari

tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk

bencana.

Page 8: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

5. Asas-asas Penanggulangan Bencana

a. Asas Kemanusiaan;

b. Asas Keadilan;

c. Asas Kesamaan kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan;

d. Asas Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian;

e. Asas Ketertiban dan kepastian hukum;

f. Asas Kebersamaan;

g. Asas Kelestarian Lingkungan Hidup; dan

h. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

6. Prinsip-prinsip dalam Penanggulangan Bencana a. Cepat dan Tepat;

b. Prioritas;

c. Koordinasi dan Keterpaduan;

d. Berdaya guna dan berhasil gua;

e. Transparansi dan Akuntabilitas;

f. Kemitraan;

g. Pemberdayaan;

h. Nondiskriminatif; dan

i. Nonproletisi;

Page 9: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB II

KONDISI DAN SITUASI WILAYAH KABUPATEN BADUNG

1. Geografi.

Luas wilayah Kabupaten Badung yakni 418,52 km2, km

2, atau 7,43% dari luas Pulau

Propinsi Bali Wilayah Kabupaten Badung terbagi atas 6 wilayah kecamatan dari 6 kecamatan

maka kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115 km2, sedang Kecamatan Kuta

merupakan kecamatan terkecil dengan luas 17,52 km2.

Seperti halnya keadaan musim di Indonesia dikenal dua musim yaitu kemarau dan

penghujan, antara lain diperbaharui adanya arus angin yang melintasi suatu daratan serta

banyak tidaknya kandungan uap air.

Luas lahan di Kabupaten Badung yang dirinci menurut penggunaannya terdiri dari

tanah sawah 24,69%, perkebunan 15,82%, hutan Negara 3,56%, tanah kering 45,92% dan

penggunaan lain-lainnya 10,00%.

2. Demografi.

Jumlah penduduk di daerah Kabupaten Badung Tahun 2008 berjumlah 381.5616 jiwa

dengan pertumbuhan sebesar 2,01% hingga kepadatan jumlah penduduknya mencapai 840

jiwa/km2, namun apabila ditinjau dari Pertambahan penduduk perkecamatan akan tampak

bahwa daerah-daerah perkotaan mempunyai pertumbuhan penduduk yang relative tinggi.

Pertumbuhan tinggi tersebut umumnya disebabkan tingginya tingkat mobilitas dan migrasi

masuk ke perkotaan, jadi bukanlah akibat pertumbuhan alamiah.

3. Kebencanaan.

Di wilayah Kabupaten Badung secara garis besar, peristiwa-peristiwa yang dapat

menimbulkan bencana yang dihadapi dapat digolongkan dalam 12 jenis yaitu :

a. Gempa bumi;

b. Banjir;

c. Angin topan;

d. Tanah Longsor;

e. Kebakaran;

f. Kekeringan;

g. Pencemaran lingkungan;

h. Konflik sosial;

i. Teroris;

j. Wabah penyakit menular;

k. Hama;

l. Tsunami;

Page 10: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB III

PENGORGANISASIAN SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA

(SATLAK PB) KABUPATEN BADUNG

1. Susunan Organisasi.

Organisasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Badung dibentuk dan dibina dalam

rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat terhadap ancaman bencana dan akibatnya,

serta untuk mengamankan hasil-hasil pembangunan daerah dan menjamin kelestarian

lingkungan.

Di Kabupaten Badung telah dibentuk organisasi Penanggulangan Bencana dengan

nama Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana ( Satlak PB ) Kabupaten Badung yang

susunan keanggotaannya sesuai Keputusan Bupati Badung Nomor 594/03/HK/2009,

tertanggal 20 Maret 2009 terdiri dari :

Ketua : Bupati Badung

Wakil Ketua I : Komandan Distrik Militer 1611/Badung

Wakil Ketua II : Kepala Kepolisian Kota Besar Denpasar

Wakil Ketua III : Kepala Kepolisian Resor Badung

Ketua Pelaksana Harian : Wakil Bupati Badung

Sekretaris : Sekretaris Daerah Kabupaten Badung

Wakil Sekretaris : Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Kabupaten Badung

Bendahara : Kepala Bagian Keuangan Setda. Kabupaten Badung.

1. Kelompok Tugas (Pokgas) Pencarian dan Pertolongan

Koordinator : Kasdim 1611/Badung

Anggota : 1. Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kabupaten Badung

2. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik Kabupaten Badung

3. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten

Badung

4. Kepala Bappeda, Litbang Kabupaten Badung

5. Inspektur Kabupaten Badung

6. Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Latihan

Kabupaten Badung

7. Kepala BMKG Wilayah III Denpasar

8. Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi

Kabupaten Badung

9. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung

10. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung

11. Kepala Bagian Hukum dan HAM Setda Kabupaten Badung

12. Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setda

Kabupaten Badung

13. Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Badung

14. Pasi. Teritorial Kodim 1611/Badung

15. Kabag. Bina Mitra Poltabes Denpasar

16. Kabag. Bina Mitra polres Badung

17. Kabag Ops. Poltabes Denpasar

18. Kabag. Ops. Polres Badung

19. Kasat. Intelkam Poltabes Denpasar

20. Kasat. Intelkam Polres Badung

21. Kasat. Reskrim Poltabes Denpasar

22. Kasat. Reskrim Polres Badung

Page 11: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

23. Kasat. Samapta Poltabes Denpasar

24. Kasat. Samapta Polres Badung

25. Kasat. Lantas Poltabes Denpasar

26. Kasat. Lantas Polres Badung

27. Kepala Kantor SAR Denpasar

28. Camat se-Kabupaten Badung

29. Dan Ramil se-Kabupaten Badung

30. Ka Polsek se-Kabupaten Badung

31. Perbekel/Lurah se-Kabupaten Badung

32. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Badung

33. Ketua PMI Cabang Badung

34. Ketua ORARI Lokal Badung

35. Bendesa Adat se-Kabupaten Badung

36. Anggota Hansip/Linmas Desa/Kelurahan se-Kabupaten

Badung

37. Masyarakat Kabupaten Badung

2. Kelompok Tugas (Pokgas) Kesehatan

Koordinator : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Anggota : 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Badung

2. Direktur RSUD Kabupaten Badung

3. Kepala Bagian Umum Setda. Kabupaten Badung

4. Camat se-Kabupaten Badung

5. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Badung

6. Ketua PMI Cabang Badung

7. Anggota Hansip/Linmas Desa/Kelurahan se-Kabupaten

Badung

3. Kelompok Tugas (Pokgas) Sosial

Koordinator : Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung

Anggota : 1. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Alam

Kabupaten Badung

2. Asisten Administrasi umum Kabupaten Badung

3. Kepala Bappeda, Litbang Kabupaten Badung

4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung

5. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Badung

6. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung

7. Kepala dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Badung

8. Kepala Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung

Kabupaten Badung

9. Sekretaris DPRD Kabupaten Badung

10. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Badung

11. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Badung

12. Direktur Utama Perusahaan Daerah Air minum Kabupaten

Badung

13. Kepala Bagian Administrasi kesejahteraan Rakyat Setda.

Kabupaten Badung

14. Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Setda. Kabupaten

Badung

15. Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung

16. Kepala Kantor Arsip Daerah Kabupaten Badung

17. Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Badung

18. Kepala Kantor Perpustakaan Kabupaten Badung

Page 12: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

19. Dharma wanita, PKK, Gatriwara

20. Camat se-Kabupaten Badung

21. Perbekel/Lurah se-Kabupaten Badung

22. Ketua PMI Kabupaten Badung

23. Anggota Hansip/Linmas Desa/Kelurahan se-Kabupaten

Badung

24. Karang Taruna se-Kabupaten Badung

25. Masyarakat Kabupaten Badung

4. Kelompok Tugas (Pokgas) Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Koordinator : Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

Anggota : 1. Staf Ahli Bidang Pembangunan Kabupaten Badung

2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung

3. Kasdim 1611/Badung

4. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung

5. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung

6. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Badung

7. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung

8. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Badung

9. Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung

10. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda. Kabupaten

Badung

11. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda. Kabupaten

Badung

12. Kepala Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah Setda. Kabupaten

Badung

13. Kepala Bagian Bina Mitra Poltabes Denpasar

14. Kepala Bagian Bina Mitra Polres Badung

15. Camat Se-Kabupaten Badung

16. Perbekel/Lurah Se-Kabupaten Badung

17. Anggota Hansip/Linmas Desa/Kelurahan se-Kabupaten Badung

18. Masyarakat Kabupaten Badung

Staf Administrasi

1. Sekretaris Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Badung

2. Kepala Bidang Linmas pada Badan Kesbang Pol dan Linmas

Kabupaten Badung

3. Kepala Sub Bidang Penanganan Bencana pada Badan Kesbang

Pol. Dan Linmas Kabupaten Badung

4. Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Latihan pada Badan Kesbang

Pol dan Linmas Kabupaten Badung

5. Staf pada Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Badung

Page 13: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

2. Struktur Organisasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATLAK PB)

Kabupaten Badung

3. Tugas Pokok dan Fungsi Satlak PB Kabupaten Badung

a. Tugas Pokok

Tugas Pokok Satlak PB Kabupaten Badung adalah merumuskan kebijakan,

melaksanakan koordinasi dan pengendalian kegiatan Penanggulangan Bencana di

Kabupaten Badung dengan berpedoman pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh

Badan Nasional Penanggulangan Bencana baik pada tahap prabencana, saat tanggap

darurat dan pascabencana yang mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan,

penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Satlak PB Kabupaten Badung

mempunyai fungsi :

1) Pengorganisasian, pemberian petunjuk, pengarahan dan pembinaan serta

pengendalian kegiatan penanggulangan bencana, baik kegiatan perencanaan,

pelaksanaan maupun evaluasi Satlak PB di Kabupaten Badung.

2) Mengkoordinasikan dan Pengendalian Kegiatan teknis dan administrasi dalam

penanggulangan bencana, baik yang dilakukan instansi vertikal, dinas maupun

masyarakat.

3) Mengkoordinasikan dan mengendalikan penerimaan dan penyaluran bantuan yang

dilaksanakan oleh Bupati Badung selaku Ketua Satlak PB.

KETUA

WAKIL KETUA I

WAKIL KETUA II

WAKIL KETUA III

KETUA

PELAKSANA HARIAN

SEKRETARIS

WAKIL SEKRETARIS

BENDAHARA

POKGAS

PENCARIAN DAN

PERTOLONGAN

POKGAS

KESEHATAN

POKGAS SOSIAL POKGAS

REHABILITASI

DAN

REKONSTRUKSI

Page 14: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

4) Pelaksanaan kegiatan lain sesuai dengan petunjuk Ketua Satlak PB Kabupaten

Badung.

4. Pembagian Tugas Penanggulangan Bencana

a. Pada saat Prabencana, unsur/Pokgas Satlak PB Kabupaten Badung dibina dan dilatih

sedemikian rupa, sehingga mampu dan terampil untuk mendukung penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, melaksanakan tugas-tugas yang

bersifat preventif dan mitigatif sesuai rencana Satlak PB Kabupaten Badung.

b. Untuk menjamin kesiapan yang tinggi dalam menghadapi bencana yang setiap saat dapat

terjadi. Satlak PB Kabupaten Badung mengusahakan kesiagaan unsur/Pokgas Satlak PB

Kabupaten Badung sedemikian rupa sehingga setiap saat diperlukan dapat segera

diaktifkan untuk dioperasikan secepatnya.

c. Pada saat Tanggap Darurat, unsur Satlak PB Kabupaten Badung diaktifkan dalam

kelompok-kelompok tugas (Pokgas), sedangkan pengerahannya dilaksanakan oleh

pelaksana harian atas perintah Ketua Satlak PB Kabupaten Badung, dengan tugas-tugas

sebagai berikut :

1) Kelompok Tugas (Pokgas) Pencarian dan Pertolongan, dikoordinir oleh Kasdim

1611/Badung.

Kelompok Tugas ini bertugas mencari dan menolong korban dilokasi bencana,

mengevakuasi ke daerah yang aman yang ditunjuk untuk mendapatkan penyelesaian

lebih lanjut dari kelompok tugas yang lain, melaksanakan pemadaman kebakaran bila

diperlukan, mengamankan lokasi yang ditinggal oleh penduduk dan memberikan

penerangan kepada masyarakat mengenai bencana yang terjadi serta pemadam aliran

listrik di daerah yang dilanda bencana bila diperlukan.

2) Kelompok Tugas (Pokgas) Kesehatan, dikoordinir oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Badung

Kelompok Tugas ini bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada korban

bencana dan dikoordinasikan dengan pokgas yang lain.

3) Kelompok Tugas (Pokgas) Sosial, dikoordinir oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kabupaten Badung

Kelompok Tugas ini menyiapkan tenda-tenda darurat perlengkapan,

menyelenggarakan, dapur umum, menyiapkan dan menyelenggarakan pakaian dan

selimut untuk para pengungsi yang memerlukan, memberikan santunan kepada anak

yatim piatu serta manula yang tidak mempunyai keluarga lagi, menyelenggarakan

pemakaman bagi korban yang meninggal dunia.

4) Kelompok tugas (Pokgas) Rehabilitasi dan rekonstruksi, di koordinir oleh Kepala

Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung.

Kelompok tugas ini bertugas melaksanakan perbaikan darurat terhadap sarana

ekonomi, perhubungan dan kehidupan masyarakat, penyediaan air bersih dan fasilitas

MCK bagi para pengungsi dan dikoordinasikan dengan Pokgas yang lain.

d. Pascabencana, unsur Satlak PB Kabupaten Badung diaktifkan dalam rehabilitasi dan

rekontruksi, dan dikoordinasikan dengan pokgas yang lainnya.

Page 15: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

5. Tata Laksana

a. Usaha Penanggulangan Bencana terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. Tahap Prabencana meliputi kegiatan pencegahan dini dan kesiapsiagaan masyarakat

serta aparat pemerintah sehingga dampak yang ditimbulkan dan akibat bencana dapat

diperkecil.

Kegiatan yang dilakukan :

a) Membuat peta daerah rawan bencana dan menginformasikan secara tepat.

b) Menyusun potensi Linmas dan Satgas diwilayahnya.

c) Menetapkan jalur dan tempat evakuasi korban bencana.

d) Menyusun program penanggulangan bencana antara lain pendidikan dan

pelatihan Gladi Posko dan gladi lapangan Penanggulangan Bencana, serta

menyusun dan menyempurnakan Prosedur tetap Penanggulangan Bencana.

e) Menetapkan anggaran Penanggulangan Bencana dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Badung.

2. Tahap saat tanggap darurat

Titik berat kegiatan dimulai dari mencari, menolong dan menyelamatkan serta

memberikan santunan kepada korban Bencana.

Kegiatan yang dilakukan :

a. Memberikan petunjuk teknis Penanggulangan Bencana.

b. Mengirimkan bantuan SATGAS SATLAK PB.

c. Memberikan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan, antara lain

menyediakan tempat penampungan sementara korban, bantuan tenaga medis/para

medis, obat-obatan, pakaian dan makanan sesuai dengan kebutuhan korban.

d. Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat yang terkena bencana.

e. Melaporkan kejadian bencana dan Penanggulangannya.

3. Tahap Pasca Bencana :

Melakukan rehabilitas dan rekontruksi guna mengatasi penderitaan masyarakat,

memulihkan kembali kegiatan pemerintahan dan roda perekonomian, memperbaiki

sarana dan prasarana khususnya fasilitas umum sehingga kehidupan masyarakat

kembali normal bahkan lebih baik.

Kegiatan yang dilakukan :

a) Melaporkan jumlah korban Bencana, perkiraan jumlah kerugian, jumlah

kebutuhan rehabilitasi/rekontruksi dan rencana penempatan kembali korban

bencana.

b) Memberikan bantuan pelaksanaan rehabilitasi dan atau rekontruksi pemukiman,

fasilitasi umum didaerah bencana.

c) Mendorong terciptanya situasi dan kondisi bagi kelancaran kegiatan

pemerintahan dan pembangunan.

b. Bila terjadi bencana RUPUSDALOPS harus lebih diaktifkan dan SATLAK PB

Kabupaten Badung berperan melakukan pengarahan unsur pertolongan, serta bantuan

terhadap korban bencana.

c. Setelah terjadi bencana, SATLAK PB Kabupaten Badung terjun kelapangan mengecek

kerusakan yang terjadi akibat bencana untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi.

Page 16: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENANGANAN

PENGUNGSI

1. Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana/Prabencana.

Dilakukan untuk memperkecil, kerugian, meniadakan timbulnya korban akibat bencana, baik

harta benda maupun nyawa manusia.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana dilakukan sebelum terjadi bencana secara kontinyu oleh

semua instansi/unit kerja/lembaga masyarakat, dengan melakukan kegiatan :

a. Penelitian dan pemetakan daerah rawan bencana.

SATLAK PB mengadakan penelitian dan membuat prakiraan daerah rawan bencana

diwilayahnya. Pemerintah Kabupaten Badung memberikan data rawan bencana kepada

SATLAK PB Kabupaten Badung yang bertanggungjawab kepada pembuatan peta rawan

bencana yang disiapkan pada RUSPUSDALOPS SATLAK PB.

b. Penerangan dan Penyuluhan

Unsur Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Badung dengan Bagian

Humas dan Protokol Setda. Kabupaten Badung dalam kesiapsiagaan PB bertugas :

menyiapkan bahan penyuluhan kepada masyarakat tentang bencana, akibat yang

ditimbulkan dan dampaknya terhadap kehidupan dan pembangunan termasuk ketentuan

bagi mereka yang mendiami daerah rawan bencana serta bagaimana bertindak untuk

memperkecil resiko bahaya.

c. Penyiapan Perangkat dan Pelatihan Petugas.

Guna efektivitas pelaksanaan PB Satlak PB Kabupaten Badung harus mempunyai daftar

perlengkapan yang dapat dikerahkan dalam waktu singkat guna pertolongan maupun

penanggulangan. Unsur instansi/unit kerja terkait mengirim daftar perlengkapan yang

dimiliki pada Satlak PB Kabupaten untuk diinventarisasi.

Badan Kesbang, Pol dan Linmas Kabupaten Badung membantu pelaksanaan, baik

pendataan maupun pengerahannya instansi/unit kerja terkait menyiapkan dukungan untuk

petugas yang mengoperasikan maupun petugas di lapangan untuk latihan ketrampilan

secara berkala cara penanggulangan bersama rakyat. Latihan untuk petugas yang

mengoperasikan dilakukan oleh unsur instansi/unit kerja masing-masing, sedang untuk

latihan penanggulangan diselenggarakan Badan Kesbang, pol dan Linmas Kabupaten

Badung.

d. Monitoring dan Evaluasi

Pemerintah Kabupaten Badung dengan seluruh jajarannya selalu monitor setiap

kerawanan bencana di daerahnya dan melaporkan ke SATLAK PB Kabupaten Badung

dan diteruskan ke SATKORLAK PB Provinsi Bali. RUPUSDALOPS PB Propinsi Bali

menerima dan meneruskan laporan tentang bencana kepada Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.

2. Tanggap Darurat Bencana

a. RUPUSDALOPS PB Kabupaten Badung segera mengaktifkan Posko, semua anggota

SATLAK PB yang terkait siap di RUPUSDALOPS PB mengikuti perkembangan

segala kejadian di daerah bencana. Pada saat ditentukan keadaan darurat

RUPUSDALOPS PB yang semula ditangani oleh petugas jaga, beralih ke Sekretariat

Posko Satlak PB. Posko segera mengkoordinir kegiatan, laporan, penanggulangan

dan penyebaran berita.

Page 17: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

LOGISTIK

1. Bantuan Terhadap Korban Bencana.

a. Bantuan adalah merupakan pertolongan pertama yang diberikan dalam keadaan darurat

kepada anggota atau kelompok masyarakat yang menderita akibat terjadinya bencana

bantuan tersebut dimaksudkan untuk dapat memulihkan kembalikan kemampuan dan

kepercayaan diri korban yang telah hilang akibat bencana yang sedang dialami,

diharapkan dapat mengurangi beban mental yang diderita sehingga dapat mengatasi

masalah-masalah yang sedang dihadapi.

b. Bencana yang biasa terjadi Kabupaten Badung :

1) Gempa Bumi

2) Banjir

3) Angin Topan

4) Tanah Longsor

5) Kebakaran

6) Kekeringan

7) Pencemaran Lingkungan

8) Konflik Sosial

9) Aksi Teror

10) Wabah Penyakit Menular

11) Hama Tanaman

12) Tsunami

c. Bantuan Korban Bencana

Bantuan kepada korban bencana dapat bersumber dari pemerintah/swasta/masyarakat

atau bantuan lainnya

Bantuan dapat diberikan kepada :

1) Bantuan Umum kepada masyarakat

a) Penyelamatan dan pencarian korban oleh Tim SAR

b) Pengungsian dan penempatan sementara penduduk dari lokasi bencana ke daerah

aman bencana.

c) Penyediaan fasilitas kesehatan oleh regu/kelompok kesehatan.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, peralatan dan perlengkapan yang harus disediakan

sebagai berikut :

a). Peralatan dan perlengkapan untuk Regu pekerjaan umum antara lain :

- Alat-alat untuk pembersihan jalan.

- Alat-alat untuk perbaikan jembatan secara darurat.

- Peralatan untuk membuat perkemahan darurat dan sanitasi.

- Peralatan untuk membuat tanggul darurat dan lain sebagainya.

- Alat-alat angkut tambahan.

b). Peralatan untuk regu sosial antara lain :

- Tenda-tenda darurat.

- Peralatan tidur.

- Peralatan dapur umum.

- Peralatan makan dan minum serta peralatan masak.

- Pakaian dan selimut jika diperlukan.

- Kendaraan roda empat untuk lalu lintas cepat.

Page 18: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

c). Peralatan dan perlengkapan regu kesehatan.

- Peralatan untuk regu kesehatan pada dasarnya sesuai standard ketentuan yang

berlaku untuk kesehatan lapangan, rumah sakit lapangan, ambulance gawat

darurat, ambulance transport dan fasilitas triage.

- Obat-obatan bagi para pengungsi maupun bagi korban yang cedra dan sakit,

harus tersedia secara cukup, baik dilapangan maupun rumah sakit yang

ditunjuk.

d) Peralatan dan perlengkapan untuk regu pertolongan dan penyelamatan di darat

antara lain

- Peta lokasi bencana

- Peralatan pendakian

- Megaphone

- Tandu

- Peralatan Komunikasi

- Bekal makanan darurat

- Transportasi untuk pengungsian

e). Peralatan dan perlengkapan untuk penyelamatan dan pertolongan di air antara

lain

- Perahu karet, skoci motor, tonkang, LCR

- Baju renang

- Life jaket/plampung

- Obat anti binatang berbisa

- Peralatan selam

- Tali

- Jaring penahan

2). Bantuan perseorangan sebagai berikut :

a). Bantuan pertama berupa sandang dan pangan yang diberikan untuk jangka waktu

satu atau dua minggu sesuai dengan kondisi para korban dan situasi bencana.

b). Bantuan lanjutan berupa :

- Bantuan pangan, lauk pauk, untuk waktu maksimal tiga bulan.

- Alat-alat kerja : kapak, parang, cangkul, garpu, sekop, dan lain-lain.

- Bibit tanaman jangka pendek dan jangka panjang.

- Stimulasi bahan perumahan.

c). Bantuan penampungan dan pemulangan korban bencana dilaksanakan oleh Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung.

2. Prosedur Pemberian Bantuan

a. Bantuan pertama didasarkan atas laporan terjadinya bencana baik laporan lisan maupun

tertulis dari korban bencana dan/atau pihak lain yang mengetahui.

b. Bantuan lanjutan berdasarkan atas :

1). Data kejadian Bencana.

2). Perkiraan bantuan yang diperlukan.

3). Sesuai situasi dan kondisi daerah.

c. Pemberian bantuan bagi para korban yang bersifat nasional dikoordinasikan oleh Badan

Nasional Penanggulangan Bencana.

Page 19: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

d. Pemberian bantuan bagi korban bencana pada tingkat provinsi dikoordinasikan oleh

SATKORLAK PB.

e. Pemberian bantuan bagi para korban bencana bersifat lokal atau terbatas menjadi

tanggung jawab SATLAK PB Kabupaten Badung.

3. Proses Pemberian Bantuan.

a. Dasar laporan bencana dari SATLAK PB Kabupaten Badung dan sesuai permintaan

STKORLAK PB mengirimkan bantuan yang diperlukan apabila SATLAK PB Kabupaten

Badung tidak mampu mengatasi permasalahan.

b. Apabila bencana banyak menimbulkan korban dan kerugian serta belum dapat diatasi,

SATLAK PB Kabupaten Badung hendaknya melaporkan kepada SATKORLAK PB

Propinsi Bali, mengajukan langkah-langkah penanggulangan serta mengajukan bantuan

yang diperlukan.

c. Khusus Daerah rawan bencana SATLAK PB Kabupaten Badung hendaknya

menyediakan dana dan pangan sebagai tindakan preventif.

d. Bantuan yang berasal dari masyarakat dan luar negeri yang diterima SATLAK PB

Kabupaten Badung dikirim ke lokasi bencana sesuai dengan urgensinya atau atas

permintaan pemberian umum.

e. Penyaluran bantuan darurat kepada korban harus dilaksanakan secara cepat, tepat, dan

terarah oleh SATLAK PB Kabupaten Badung.

4. Kewenangan / Tanggung Jawab Penyaluran Bantuan.

a. Setiap penyaluran bantuan harus diikuti administrasi pertanggungjawaban secara tertib

dan tepat waktu.

b. Untuk kelancaran memberikan bantuan SATLAK PB Kabupaten Badung membuat

laporan pertanggungjawaban sementara dan pertanggungjawaban riil/lengkap dikirim

menyusul.

c. Sisa dana penanggulangan bencana merupakan persediaan dana untuk penanggulangan

bencana yang sewaktu-waktu terjadi.

d. Pertanggungjawaban dibuat dan dikirim kepada :

1) Bantuan dana dipertanggungjawabkan kepada Presiden melalui Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.

2) Bantuan dana Provinsi Bali dipertanggungjawabkan kepada Gubernur Bali selaku

Ketua SATKORLAK PB Provinsi Bali.

3) Bantuan dana instansi/unit kerja/lembaga masyarakat terkait, pertanggungjawaban

ditujukan kepada instansi/unit kerja/lembaga masyarakat tersebut.

Page 20: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB VI

KOMANDO DAN PENGENDALIAN

Guna menghindari keragu-raguan akibat adanya dualisme perintah serta untuk lebih

Menjamin tercapainya pelaksanaan tugas yang berhasil, maka diperlukan komando dan

pengendalian yang jelas.

Oleh sebab itu dalam rangka kegiatan penanggulangan bencana di Kabupaten Badung diatur

sebagai berikut :

1. Pada tingkat Kabupaten Badung pemegang komando adalah Bupati Badung.

2. Bagi Instansi/Unit Kerja/Lembaga Masyarakat dipimpin oleh pimpinan masing-masing yang

mengacu pada komando dari pimpinan atasannya.

3. Bagi instansi Propinsi dan Pusat yang unsurnya diperbantukan pada kegiatan penanggulangan

bencana di Kabupaten Badung, maka komando dan pengendalian bagi unsur-unsur tersebut

berada pada Bupati Badung.

4. Selama pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Badung, perintah bagi para

Pimpinan Instansi/Unit Kerja/Lembaga Masyarakat Kabupaten Badung hanya dari Bupati

Badung.

5. Bagi unsur Instansi/Unit kerja/Lembaga Masyarakat Propinsi Bali yang diperbantukan pada

operasi penanggulangan bencana Kabupaten tidak dibenarkan mengadakan perintah

tersendiri, kecuali oleh Bupati Badung atau pejabat yang ditunjuk.

6. Laporan kejadian selama kegiatan penanggulangan bencana, pada prinsipnya dilakukan

secara prosedur dari Bupati Badung kepada Gubernur Bali atau pejabat yang ditunjuk.

Page 21: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB VII

P E L A P O R A N

1. Prosedur Laporan

a. Pada prinsipnya hanya ada satu laporan bencana yang dibuat oleh pejabat yang

berwenang agar tidak ada yang perbedaan.

b. Gejala kejadian yang diperkirakan akan berkembang menjadi bencana diharapkan dapat

dilaporkan kepada Bupati Badung selaku Ketua Satlak PB, oleh :

- Pos/Stasiun pengamat

- Pos Siaga Pemerintah/Swasta

- Masyarakat

- Perbekel/Lurah

c. Laporan tersebut diatas diharapkan dapat dikirimkan secepatnya dengan sarana

komunikasi yang ada kepada Ketua SATLAK PB Kabupaten disamping kewajiban

melaporkannya kepada instansi/kesatuan induknya masing-masing.

d. SATLAK PB Kabupaten Badung meneruskan laporan tersebut kepada SATKORLAK PB

Propinsi Bali untuk selanjutnya diteruskan kepada Kepala Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.

e. Instansi/Unit Kerja/Lembaga Masyarakat yang menerima laporan tentang adanya

kejadian bencana, wajib meneruskan laporan tersebut kepada SATLAK PB Kabupaten

Badung pada kesempatan pertama.

2. Jenis Laporan

Ada 2 (dua) jenis laporan :

a. Laporan Insidentil, yaitu laporan yang dibuat hanya pada saat-saat tertentu, dapat secara

lisan melalui telepon, telegram, radio komunikasi, faximile dapat juga melalui media

komunikasi yang lainnya. Setelah itu disusul dengan laporan tertulis yang memuat data-

data korban dan usaha-usaha yang dapat dilaksanakan.

b. Laporan Periodik, yaitu laporan yang menggambarkan perkembangan kejadian bencana

setiap saat dan dibuat menurut jangka waktu tertentu yang berbentuk laporan harian,

mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan.

3. Sifat Laporan

Dalam rangka kecepatan penyaluran informasi, laporan bencana sesuai dengan sifatnya

dibagi menjadi 4 tingkatan :

a. Laporan awal

Laporan awal harus dikirimkan dari lokasi bencana oleh Camat kepada SATLAK PB

untuk selanjutnya diteruskan kepada SATKORLAK PB Propinsi Bali dan BAKORNAS

PB berisi :

1). Tanggal dan waktu kejadian

2). Bentuk bencana dan intensitas kejadiannya

3). Lokasi dan proses kejadian

4). Tindakan yang telah dan sedang diambil

5). Bantuan yang amat diperlukan.

Page 22: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

b. Laporan Penguat

Laporan penguat dikirimkan segera setelah didapatkan informasi lebih lengkap, berisi :

1). Rincian tentang bencana yang terjadi meliputi : intensitas, penyebab, daerah yang

dilanda.

2). Jumlah penduduk yang terlanda bencana, jumlah yang selamat, cedera, meninggal

dan hilang.

3). Rincian kerusakan yang timbul akibat bencana, taksiran kerugian.

4). Usaha penanggulangan yang sedang dilaksanakan dan hasilnya.

5). Kesulitan dan hambatan yang dialami.

6). Bantuan yang masih diperlukan dirinci jenis dan jumlahnya.

c. Laporan Perkembangan

Laporan perkembangan dikirimkan oleh SATLAK PB Kabupaten Badung kepada

SATKORLAK PB Propinsi Bali yang bersifat pemutakhiran data, yang berisi :

1). Perkembangan bencana yang terjadi

2). Perkembangan kondisi para penderita

3). Perkembangan usaha penanggulangan

4). Kesulitan dan hambatan yang dialam

5). Bantuan yang telah diterima

6). Bantuan yang masih diperlukan.

d. Laporan Akhir

Laporan akhir dibuat segera setelah situasi bencana mereda dan usaha

penanggulangannya dinyatakan selesai, yang memuat antara lain :

1). Kronologis kejadian bencana

2). Kronologis usaha penanggulangannya

3). Rekapitulasi jumlah korban dan jumlah kerugian

4). Rencana usaha rehabilitasi dan anggaran yang diperlukan

5). Bantuan yang amat diperlukan, jenis dan jumlahnya

6). Evaluasi kejadian bencana dan penanggulangannya, faktor pendukung dan

penghambat.

4. Materi Laporan

Laporan bencana harus memuat data yang meliputi, antara lain :

1. Data Umum, memuat hal-hal :

a. Jenis bencana yang sedang terjadi

b. Waktu kejadian

c. Lokasi kejadian bencana

d. Penyebab dari pada bencana

e. Kekuatan dari masing-masing jenis bencana

2. Data Khusus, memuat hal-hal :

a. Korban manusia

1) Meninggal

2) Luka-luka

3) Pengungsi

4) Dalam pencarian

b. Rumah penduduk

1) Musnah/Hancur

2) Rusak berat

3) Rusak ringan

Page 23: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

c. Sarana umum

1) Rumah ibadah

2) Balai Desa

3) Kantor-kantor

4) Sekolah-sekolah

5) Pasar-pasar, dan lain-lain

d. Prasarana

1) Jembatan

2) Jalan

3) Dam, dan lain-lain

e. Bidang-bidang usaha (mata pencaharian)

1) Toko

2) Tanaman perkebunan

3) Perikanan

4) Pertanian

5) Obyek Wisata, dan lain-lain.

3. Taksiran kerugian

Dibuatkan oleh Tim penilai yang terdiri dari Instansi yang berwenang di daerah.

Page 24: BUPATI BADUNG TENTANG PROSEDUR TETAP …bagianhukumham.badungkab.go.id/uploads/PERBUP_17_2009.pdf · dan kerawanan bencana di Kabupaten Badung seperti : gempa bumi, tanah longsor,

BAB VIII

P E N U T U P

1. Prosedur Tetap Penanggulangan Rencana (Protap PB) Kabupaten Badung ini merupakan

pedoman dan cara bertindak bagi Instansi/Unit Kerja/Lembaga masyarakat yang berperan

dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam Prosedur Tetap ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.

BUPATI BADUNG

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG