buletin tata ruang. edisi maret-april 2009. meningkatkan daya saing wilayah

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 09-Feb-2018

276 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    1/48* buletintata ruang

    1

    Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    buletin

    m

    aret

    -

    april2009

    BATAM, BINTAN, KARIMUNMenuju Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

    Strategi MembangunDaya Saing Daerah tertinggal

    Kerjasama Antar Daerah (KAD) untukPeningkatan Penyelenggaraan PelayananPublik dan Daya Saing Wilayah

    SkenarioGlobal Pengembangan Insfrastrukturbagi Peningkatan Daya Saing Nasional

    Johor Selatan, Pesaing atau PeluangTerdekat bagi KEKI

    Tinjauan Bencana Situ Gintungdari Sudut Pandang Penataan Ruang

    Pembatasan Kendaraan untukMengurangi Kemacatan Jakarta

    UU Keprofesian Bidang Perencanaan TataRuang : Sudah Perlukah ?

    BKPRN

    BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL

    Rano KarnoPemerintah memberikan ruang yang cukup bagi penyelenggaraan kerjasama

    antar wilayah. Berkaitan dengan keuntungan komparatif (kepemilikansumber) dan keunggulan kompetitif (efisiensi), pelaksanaan kerjasama antarwilayah dilaksanakan untuk saling melengkapi kekurangan dengan prinsipsaling menguntungkan/memperkuat wilayah masing-masing.

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    2/482

    buletintata ruang *

    dari redaksi. sekapur sirih.

    Rasa syukur dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Tuhan Yang Maha

    Kuasa, mengiringi penerbitan Buletin Tata Ruang edisi kedua, bulan Maret-April 2009 ini.

    Adalah anugerah yang tak terhingga dari Yang Maha Kuasa, negeri ini di-limpahi dengan berbagai sumber daya alam yang tidak terkira nilainya. Po-tensi yang sudah dimanfaatkan dan yang belum dimanfaatkan seakan takada habisnya. Kita sadari pula, bahwa tanpa diikuti dengan pola pengelolaanyang baik, niscaya sumber daya alam yang tersedia tidak akan memberi man-faat bagi kesejahteraan penduduknya. Apalagi bila pengelolaannya dilaku-kan dengan cara-cara yang sembrono, justru penduduk akan menuai keseng-saraan dan kemiskinan.

    Otonomi daerah memberi keleluasaan bagi daerah untuk mengelola sumberdaya alam yang dimiliki untuk kesejahteraan penduduknya. Seakan berpacudengan waktu, atas nama peningkatan Pendapatan Asli Daerah, pertimba-

    ngan keberlanjutan dan kelestarian alam seolah terpinggirkan. Beberapa dae-rah yang cerdas justru berupaya untuk meningkatkan daya saing wilayahnyadalam berebut investasi dari para pemodal, dengan mempromosikan konseppembangunan berkelanjutan.

    Kali ini, Buletin Tata Ruang edisi Maret-April 2009, mengangkat topik yangmenarik, yaitu: Meningkatkan Daya Saing Wilayah.

    Dalam kerangka pemikiran itulah kami menilai bahwa konsep pembangunandaerah berkelanjutan berbasis rencana tata ruang wilayah dapat dijadikansebagai pedoman dalam meningkatkan daya saing wilayah. Akan lebih sa-hih, apabila diikuti dengan peningkatan kualitas dan profesionalisme sum-ber daya manusia dan reformasi mental aparatur di daerah dari birokratyang pasif menjadi entrepreneuryang aktif menjajakan dan menjual potensiwilayahnya dengan semangat wiraswasta kepada investor global, nasional,maupun regional dan lokal. Dengan adanya investasi untuk mengolah sum-ber daya alam yang ada secara lestari, maka ekonomi daerah akan berputar,ada penyerapan tenaga kerja, ada nilai tambah, ada profit, ada pajak dan adamultiplier effectuntuk daerah yang bersangkutan.

    Peningkatan daya saing wilayah berbasis pada rencana tata ruang wilayahakan menjadi keunggulan bagi daerah dalam memenangi persaingan.Sekurang-kurangnya, secara tersirat terdapat kepastian hukum di dalamnya.Selain itu, terdapat kandungan 3 (tiga) hal penting sebagaimana diamanat-kan dalam pasal 5 Undang-Undang Penataan Ruang yaitu: terwujudnya ke-harmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; terwujudnyaketerpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatandengan memperhatikan sumber daya manusia; dan terwujudnya perlindung-an fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan aki-

    bat pemanfaatan ruang.

    Semoga kesadaran akan pentingnya rencana tata ruang dalam proses pem-bangunan dan perlunya meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan mentalsumber daya aparatur daerah akan dapat meningkatkan daya saing wilayahpada tataran regional, provinsi, maupun nasional dan global.

    Direktur Jenderal Penataan Ruang-Departemen Pekerjaan Umum

    Selaku Sekretaris Tim Pelaksana BKPRN

    Imam S. Ernawi

    Penerbitan Buletin Tata Ruang edisi kedua, bulanMaret April 2009 ini, bertepatan dengan genapdua tahun diundangkannya Undang-UndangNomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Pengundangan Undang-Undang Penataan Ruang

    terpateri menjadi tonggak sejarah yang selalukami ingat, karena saat-saat seperti itulah kamiseakan dihadapkan pada sebuah cermin besar danpertanyaan besar yang selalu bergaung, sudahkahpenyelenggaraan penataan ruang di negeri iniberjalan dengan lebih baik ?

    Pertanyaan mendasar yang tidak mudah dijawab.Namun yang pasti, kita memang masih harusbekerja lebih keras lagi untuk mewujudkanpenataan ruang yang lebih baik. Bagi kami,Redaksi Buletin Tata Ruang, bekerja keras adalahkomitmen, karena kami sangat sadar bahwa, kamiharus hadir untuk menyajikan buah pemikiranmaupun ide atau konsep pemikiran yang segartentang penyelenggaraan penataan ruang. Melalui

    tulisan-tulisan yang kami sajikan tersirat harapan,meski sekecil apapun, akan dapat memberikansumbangsih dalam mewujudkan penataan ruangyang lebih baik.

    Kerja keras juga menjadi tuntutan etos kerja bagiPemerintah Daerah dewasa ini, apabila tidak mautenggelam dalam dinamika pembangunan yangsemakin cepat. Otonomi dan globalisasi yangmembawa kemandirian bagi setiap daerah dibarengidengan persaingan yang semakin terbuka untukmemanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinyadengan mengundang investor sebanyak mungkinmasuk ke daerahnya. Kesadaran akan makna dayasaing semakin meluas, seakan berlomba masing-masing daerah ingin mengundang investasimasuk ke daerahnya. Sejatinya, kesadaran akanperlunya daya saing yang berkelanjutan dan lestariakan menjadi keunggulan untuk memenangipersaingan.

    Terkait dengan hal tersebut, berbagai tulisan,beragam pendapat dari masyarakat dan para praktisikami coba himpun dan kami sajikan di hadapansidang pembaca yang budiman.

    Pada kesempatan yang baik ini, kami juga inginmenyampaikan terimakasih kepada Bapak RanoKarno, Wakil Bupati Tangerang, yang telah dengansangat baik melayani kami ketika beliau kamiwawancarai untuk kami tampilkan dalam rubrikprofil tokoh. Juga kepada Pemerintah Provinsi

    Kepulauan Riau yang telah membantu kami ketikakami menyiapkan tulisan rubrik profil wilayah. Tidaklupa kepada para penulis dan kontributor lainnya,kami sampaikan terimakasih yang mendalam.Sungguh kami sadar, tanpa sumbangan dari Bapak-Ibu sekalian tidaklah mungkin Buletin yang kitacintai dapat hadir menjumpai sidang pembacasecara lengkap.

    Semoga kehadiran Buletin Tata Ruang ini akanmenambah luas cakrawala pengetahuan danpemikiran kita.

    Terima kasih dan selamat membaca.

    Redaksi

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    3/48

    * buletintata ruang1

    topik utama.

    Strategi Membangun Daya Saing Daerah tertinggalOleh :Yeremias T. Keban

    dosen tetap Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM Yogyakarta

    Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk

    Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan

    Publik dan Daya Saing Wilayah

    Oleh: Dr. Ir. Antonius Tarigan, M.SiKasubdit Kelembagaan Pemerintah Daerah, Direktorat Otonomi Daerah Bappenas

    Skenario Global Pengembangan Insfrastruktur

    bagi Peningkatan Daya Saing NasionalOleh : Bambang Tata Samiadji

    konsultan free-lancer di bidang Infrastruktur dan Keuangan Publik

    topik lain.

    Johor Selatan, Pesaing atau Peluang Terdekat bagi KEKIOleh: Ira Irawati, ST, MT

    Tinjauan Bencana Situ Gintungdari Sudut Pandang Penataan RuangOleh : Ir. Firman M. Hutapea, MUM

    Kasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan Wilayah II (Jawa Bali)

    wacana.

    Pembatasan Kendaraan untuk

    Mengurangi Kemacatan JakartaOleh: Tim Redaksi Butaru

    agenda kerja BKPRN.Maret - April 2009

    pengembangan profesi.

    UU Keprofesian Bidang Perencanaan Tata Ruang :Sudah Perlukah ?

    Oleh : Hendricus Andy Simarmata

    Ketua Bidang Pengembangan Ikatan Ahli Perencanaan

    Peranan Ekonomi Regional Dalam Pembangunan Wilayah

    Oleh : Dr. Sonny Harry B. HamadiKetua Lembaga Demografi dan Pengajar Ekonomi Regional

    Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

    Pelindung: Ir. Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc., DR.

    Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE., I r. Max

    Pohan., Ir. Hermian Roosita., Drs. Syamsul Arif

    Rivai, M.Si, MM. lPenanggung Jawab: Ir. Iman

    Soedradjat, MPM., Ir. Deddy Koespramoedyo,

    M.Sc., Ir. Heru Waluyo, M.Com., Drs. Sofjan

    Bakar, M.Sc., DR. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM.

    lPenasehat Redaksi: DR. Ir. Ruchyat Deni Dj,

    M.Eng., Ir. Iwan Taruna Isa, MURP., Ir. M. Eko

    Rudianto, M.Bus (IT), Ir. Harry Djauhari, CES.

    lPemimpin Redaksi: Ir. Maman Djumantri, M.Si., l Wakil Pemimpin Redaksi: Ir. Soerono,

    MT lRedaktur Pelaksana: Agus Sutanto, ST,

    M.Sc lSekretaris Redaksi: Rahma Julianti, ST,

    M.Sc l Staf Redaksi: Ir. Nana Apriatna, MT.,

    Ir. Gunawan, MA., Ir. Laksmi Wijayanti, MCP.,

    Hetty Debbie R., ST., Tessie Krisnaningtyas,

    SP., Dian Zuchraeni, ST, Ayu A. Asih, S.Si.

    l Koordinasi Produksi: Aron Nugraha, SH l

    Staf Produksi: Endang Artati, S.Sos lKoordi-

    nasi Sirkulasi: Supriyono, S.Sos lStaf Sirku-

    lasi: Dhyan Purwati, S.Kom., Alwirdan, BE l

    Penerbit: Sekretariat Tim Pelaksana BKPRN

    l Alamat Redaksi: Gedung G II, Jalan Patti-

    mura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta 12110

    l Telp. (021) 7226577 l Fax: (021) 7226577

    l website BKPRN: http://www.bktrn.org lEmail: [email protected] dan

    [email protected]

    daftarisi.02profil tokoh.Rano KarnoWakil Bupati Tangerang

    profil wilayah.BATAM, BINTAN, KARIMUNMenuju Kawasan Perdagangan Bebas

    dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone 07

    14

    17

    25

    29

    34

    38

    37

    44

    42

    Wajah Bandara Hasanuddin, Makasar.(Koleksi: Rono)

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    4/482

    buletintata ruang *

    prof il tokoh.

    Rano Karno

    Wakil Bupati Tangerang

    Rano Karno lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960, sebagai putra ketiga dari enam bersaudara, pasangan Soekarno M. Noer (Minang)

    dan Istiarti M Noer (Jawa) adalah seorang aktor Indonesia yang terkenal sebagai Si Doel dalam film sinetron Si Doel Anak

    Sekolahan. Ayahnya adalah seorang aktor kawakan, selain itu dia juga mempunyai saudara kandung yang juga turut bermain

    film yaitu Tino Karno dan Suti Karno. Rano menikah dengan Dewi Indriati pada 8 Februari 1988 dan dikaruniai 2 orang anak,

    Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi. Atas rekomendasi Prof Dr Emil Salim, Rano Karno pernah diangkat sebagai duta khusus

    Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF, sebuah badan di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang bergerak dalam

    bidang pendidikan.

    Berkarier di dunia hiburan. Sejak umur sembilan tahun, Rano sudah diajak ayahnya membintangi film Lewat Tengah Malam,

    memerankan tokoh anak. Namanya mulai dikenal lewat film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjuman Djaja. Sejak itu,

    prestasinya pun mulai kelihatan. Untuk mendukung niatnya terjun ke dunia film, Rano pun belajar akting di East West Player,

    Amerika Serikat. Ketika industri film Indonesia pingsan, Rano beralih ke sinetron. Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling

    monumental yang digarapnya bersama saudara-saudaranya dalam Karnos Film. Dalam kurun waktu 22 tahun (1971-1993) dia

    menghasilkan lebih dari 70 film layar lebar dan 7 sinetron. Beberapa kali di nominsikan dalam FFI dan lebih dari 4 kali mendapat

    penghargaan sebagai aktor pemain terbaik. Rano juga pernah terjun ke dunia tarik suara. Album perdananya, Yang Sangat

    Kusayang terhitung cukup laku di pasaran.

    Karir politik. Di awal tahun 2007, Rano pernah berpamitan kepada insan film nasional, untuk lebih berkonsentrasi dalam karir

    baru-nya sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta. Rano kembali mengejutkan publik di penghujung 2007 dengan

    menyatakan bahwa dirinya telah ditetapkan sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tangerang sesuai dengan keputusan partai

    pendukungnya untuk mendampingi Calon Bupati Ismet Iskandar pada Pilkada Tangerang 2008. Pasangan ini kemudian terpilih

    sebagai pemenang dan Rano menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013.

    Pada pelantikan sebagai wakil bupati pada tanggal 22 maret 2009 lalu,

    Bupati Ismet Iskandar menyatakan, bahwa selanjutnya Wakil Bupati Rano

    Karno akan diserahi tugas memimpin bidang kepemudaan, olahraga, seni-

    budaya, dan lingkungan hidup. Pada saat yang sama Rano Karno yang

    telah resmi menjadi Wakil Bupati memberi pernyataan bahwa dirinya

    akan berkonsentrasi pada upaya mewujudkan Kabupaten Tangerang yang

    berwawasan lingkungan. Dalam waktu dekat ini saya akan ke Kantor

    Menteri Negara Lingkungan Hidup untuk berkonsultasi tentang lingkungan

    hidup. Salah satu upaya pembenahan lingkungan yang akan saya

    prioritaskan adalah menghilangkan kebiasaan sebagian warga Kabupaten

    Tangerang di pelosok yang senang Dolbon (modol di kebon). Masih

    banyak kan masyarakat kita yang begitu. Namun, dia mengisyaratkan

    program kelestarian lingkungan hidup yang digagasnya tidak bisa sesegera

    diwujudkan. Butuh waktu 6 bulan untuk mematangkan programnya, setelah

    itu baru diterapkan.

    Saat itu, hari senin, 1 Juni 2009, pukul 10 pagi, namun mentari telah bersinar

    terik di Kawasan Pusat Pemerintahan, Tiga Raksa, Kabupaten Tangerang.

    Disinilah kami bermaksud bertemu dengan sosok Rano Karno yang baru,

    sebagai pejabat pemerintahan dari sebuah wilayah kabupaten yang besar

    dengan penduduk hampir 3,5 juta jiwa yang juga memiliki potensi daya

    saing wilayah yang cukup tinggi. Namun ketika saat pertemuan itu tiba, kami

    tidak bertemu sosok yang baru. Yang menyambut kami adalah Tokoh si Doel

    dalam seragam pakaian dinas harian PNS warna hijau. Kebersahajaannya,

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    5/48

    * buletintata ruang3

    senyumnya dan gesture tubuhnya, masih tokoh yang sama yang kita kenal bertahun-tahun yang lalu sebagai si Doel anak

    sekolahan, meskipun kini kita harus melalui protokoler bila akan menemuinya.

    Dedikasi dan kesungguhan Rano Karno pada dunia hiburan yang digelutinya selama lebih dari 20 tahun, telah diakui oleh

    banyak pihak sebagai prestasi yang besar. Dan kini, belum genap 2 tahun, dia menyatakan komitmennya untuk membangun

    wilayah Kabupaten Tangerang melalui kontrak politiknya sebagai orang kedua atau co pilotdi wilayah ini. Kesungguhannya

    dalam karirnya yang baru sebagai wakil Bupati, diawali dengan penegasan positioningKabupaten Tangerang dalam bidang

    lingkungan hidup yang menjadi concernnya. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam VISI dan MISI pembangunan wilayah ini.

    VISI: Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan.Berwawasan Lingkungan berarti orientasi pembangunan mempertimbangkan kondisi lingkungan yang harus dipatuhi oleh

    setiap pelaku pembangunan karena pembangunan berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi kelangsungan

    hidup dan pembangunan. Sedangkan salah satu butir MISI yang terkait lingkungan adalah: Mewujudkan keserasian dan

    keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian tata ruang yang

    terstruktur. Komitmen pro lingkungan ini merupakan gagasan yang dinegosiasikan Rano Karno sebelum dirinya menyatakan

    bersedia untuk berkiprah sebagai pejabat dalam jajaran pemerintahan. Dengan demikian ketika secara resmi dilantik sebagai

    wakil Bupati terpilih, Rano Karno telah memiliki program dan kegiatan yang jelas untuk membangun wilayah kabupaten sesuai

    dengan lingkup kewenangannya.

    Fokus utama program dan kegiatan yang saat ini sedang dilaksanakannya antara lain membangun kembali lahan-lahan

    pertanian tidur yang tidak produktif karena kendala infrastruktur pendukung pertanian. Selain itu proyek besar yang sedang

    digarap dengan serius adalah penyelamatan Kawasan Pesisir Pantai Utara (pantura), melalui sistem reklamasi pada pantai-pantai yang memiliki karakteristik tergerus ombak. Meskipun belum genap 2 tahun masa tugasnya, sebagai pejabat yang tidak

    suka menyelesaikan persoalan dari belakang meja saja, Rano Karno telah mengenal dengan baik wilayah kerjanya dari berbagai

    aspek, seperti kondisi fisik lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya. Sebagai hasil pengenalan dan kemauan yang

    sungguh-sungguh untuk memberikan kontribusi dalam membangun wilayahnya, hal ini telah meneguhkan rasa empati Rano

    Karno pada masyarakat petani miskin terutama yang tinggal di wilayah pantura. Dia bertekad untuk mengentaskan kemiskinan

    dan menjadikan Kabupaten Tangerang swasembada beras pada 2 hingga 3 tahun yang akan datang.

    Rano Karno merupakan sosok yang multi talenta, cerdas, sederhana dan pekerja keras dalam setiap amanah yang dipercayakan

    kepadanya, apapun juga bidang tugasnya. Dengan dasar inilah maka Rano Karno memang seorang Tokoh yang layak untuk

    dikenal lebih dekat. Agar anda sebagai pembaca Butaru yang setia dapat merasakan semangat dan kesungguhan hati Tokoh

    kita kali ini, silahkan simak bincang-bincang kami seputar pribadi, cita-cita dan tugasnya sebagai wakil Bupati.

    Butaru : Selama ini masyarakat luas mengenal Anda sebagai seorang putra asli Betawi yang punya concern pada

    budaya lokal dan kemudian mewujudkannya kedalam karya-karya seni berupa film maupun sinetron.

    Lalu saat ini masyarakat mulai mengenal Anda sebagai seorang politikus, boleh diceritakan pada kami

    pak, bagaimana asal mulanya keterlibatan Anda pada dunia politik?

    Rano Karno : kata orang begitu, tapi kalau asli betawi juga tidak. Bapak saya Sumatra Barat, ibu saya Jawa tepatnya dari Madiun.

    Orang mengira begitu, mungkin karena saya lahir di betawi.

    Mungkin masyarakat melihat sosok saya sekarang sebagai politikus, tapi sesungguhnya perjalanan politik sudah

    cukup lama saya langkahi, periode 99 saya pernah menjadi anggota suatu partai. Kemudian 2001 saya pernah

    menjadi Duta Besar UNICEF, lalu mengerucut lebih keras dimulai dari pilkada DKI, yang dibilang jadi gubernur lah,

    wakil gubernur lah dan terakhir di Kabupaten Tangerang ini.

    Kenapa seperti ini, saya melihat ada perombakan sistem. Kalau yang dulu ada yang bilang Orde Baru, dan yang

    sekarang sudah demokrasi. Sistem ini terbuka bagi siapa saja, makanya tidak aneh kalau tiba-tiba 15 orang artis

    menjadi anggota dewan. Kenapa baru bisa sekarang? Karena sistem ini baru diberlakukan sekarang sehingga

    warga negara mempunyai hak untuk memilih. Tapi sepertinya yang paling sial saya dijadikan seperti LOKOMOTIF

    sehingga banyak orang bilang gara-gara saya, semua artis ikut.Entah ikut latah atau ikut apa, saya ngga tau. Adik

    saya, Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur, dia juga bilang kenapa dia jadi wakil gubernur, karena lihat bang Rano

    jadi Wakil Bupati. Sehingga alhamdulilah ada tiga lah diantara kita (artis), ada saya, Dede Yusuf dan Dicky Candra,

    yang sekarang diikuti oleh kawan-kawan artis. Kalau ditanyakan kenapa, ya.. jawabannya karena eranya sudah

    berubah sehingga sangat memungkinkan. Apalagi dengan MK mengumumkan suara terbanyak sehingga ada

    satu partai yang dibilang Partai Artis Nasional dengan asumsi suara artis bisa memberikan kontribusi yang besar.

    Tapi masyarakat sekarang juga pandai. Bahwa banyak juga artis yang tidak terpilih itu adalah suatu realita,

    bahwa tidak semua artis dapat masuk yaa.. itu wajar saja, iya seperti dulu mana ada pengamen jadi caleg. Nah

    ini memang karena zaman sudah berubah, era juga sudah berubah. Nah mungkin dengan kehadiran kita (artis),bisa memberikan warna bahwa politik itu juga punya adat, punya etika, punya tata tertib sehingga lama-lama

    masyarakat kita sudah siap menghadapi perbedaan. Ya.kita lihat saja demo. Dulu demo ditakuti, tapi sekarang

    demo sesuatu yang biasa.

    prof il tokoh. Rano Karno .Wakil Bupati Tangerang

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    6/484

    buletintata ruang *

    Kita pernah mengalami shock cultureyang kuat dengan transisi, kasus terjadi, seperti kasus Ambon, Poso, ya.inilah proses belajar harus seperti ini. ..tinggal bagaimana para elit ini mendidik, bukannya membiarkan.

    Butaru : kalau flashbacksedikit pak, dulu pernah nggak, terbayangkan oleh bapak akan menjadi politikus seperti

    sekarang ini.

    Rano Karno : sampai sekarang ini saja masih bingung apa saya seorang politikus, kalau dibilang nggak ada cita-cita, bisadibilang sekarang saya adalah pejabat publik, di satu sisi saya adalah kader sebuah partai dan di sisi lainnya sayaadalah kuli masyarakat, itu yang saya pegang sampai saat ini.

    Butaru : Apa persamaan dan perbedaan yang Anda rasakan sebagai seorang budayawan dan seorang politikus?

    Rano Karno : saya anggap tidak ada perbedaanyach. Saya selalu menempatkan diri saya sebagai seorang asisten sutradara,sedangkan sutradaranya disini adalah Bupati. Memang dalam sebuah pekerjaan kesenian yang paling kerjakeras adalah asisten sutradara, tapi tetap saja saya bukanlah pengambil keputusan dalam kebijakan, tapi sayamemberikan masukan. Kalau dulu saya baca skenario sekarang saya baca Undang-undang, PP dan lain-lain.

    Butaru : kalau tadi kami sudah menggali urusan pribadi Bapak, sekarang kami bermaksud berbincang seputar

    jabatan Bapak sebagai Wakil Bupati dalam konteks daya saing wilayah Kabupaten Tangerang, baik daya

    saingnya dalam skala Nasional maupun regional. Dalam konteks daya saing wilayah, kita sedikitnya

    mengenal ada 2 potensi yang menjadi modal dasar tiap wilayah, yaitu: potensi komparatif dan potensi

    kompetitif wilayah yang bersangkutan. Untuk wilayah Kabupaten Tangerang, apa saja potensi komparatif

    yang dimiliki oleh wilayah ini?

    Rano Karno : Potensi komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah erat kaitannya dengan kepemilikan sumber daya sosial,ekonomi, politik dan kelembagaan sebagai sumber daya produksi. Dalam konteks wilayah Kabupaten Tangerang,berbagai potensi komparatif yang dimiliki antara lain :

    Yang pertama adalah Sumber Daya Manusia seperti penduduk Kabupaten Tangerang yang memiliki potensicukup besar dari sisi kuantitas dengan tingkat pertumbuhan yang menunjukan kenaikan setiap tahun, antaralain tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 3,55 persen dibanding tahun sebelumnya, dimana pada tahun2005 jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebesar 3.317.331 jiwa menjadi 3.435.205 jiwa pada tahun 2006,dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.745.395 jiwa sedangkan perempuan 1.689.810 jiwa (rasiojenis kelamin 103,29).

    Sedangkan ditinjau sisi kualitas merupakan tantangan besar untuk selalu ditingkatkan kemampuannya agar dapatberperan aktif dalam upaya-upaya pengembangan wilayah yang pada akhimya dapat mewujudkan masyarakatKabupaten Tangerang yang sejahtera. Penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 thn) mencapai 70% dari

    total jumlah penduduk Kabupaten Tangerang (Tahun 2008). Penduduk Kabupaten Tangerang sebagian besarbermata pencaharian bertani (40%), komuter yang kerja di Jakarta (20%), dagang dan jasa (20%), pekerja sektorindustri (10%), dan pekerjaan lain-lain (10%).

    Dan yang kedua sumber daya alam dalam hal ini sumber daya buatan dengan uraiannya seperti begini bu, luaswilayah Kabupaten Tangerang sebesar 1.110,38 Km2 dengan kondisi alam yang berupa daratan dan lautan.Wilayah lautan merupakan potensi sumber daya yang sangat besar, khususnya dalam pengembangan sektor-sektor ekonomi seperti perikanan, pertanian, perindustrian, perumahan dan lain sebagainya. Hingga saat iniareal-areal yang dialokasikan untuk sektor industri masih belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh para investor.Terutama untuk kawasan industri bagian tengah yang belum dikembangkan secara maksimal. Begitu puladengan wilayah Pantai Utara yang saat ini akan dikembangkan sebagai kawasan reklamasi yang akan dijadikankawasan perkotaan baru. Ini tentunya akan menjadi daya tarik yang sangat besar.Kabupaten Tangerang bagian Utara masih didominasi oleh sektor pertanian. Dukungan infrastruktur yangcukup baik sebagai generator pertumbuhan ekonomi wilayah turut serta dalam meningkatkan daya saingKabupaten Tangerang. Bagian Selatan Kabupaten Tangerang telah dikembangkan untuk kawasan pemukimandan perumahan. Peningkatan jaringan jalan dilakukan baik dengan meningkatkan jalan yang telah ada berupapelebaran jalan maupun pembangunan jalan-jalan baru, diantaranya pembangunan Jalan Lintas Utara (JLU),Jalan Lintas Selatan (JLS), dan rencana pembangunan jalan tol JORR II dan Jalan Tol Serpong-Balaraja. Keberadaaninfrakstruktur jalan tersebut bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah dalam mendukung jalurproduksi dan distribusi. Keberadaan Bandara Intemasional Sukamo Hatta sangat mendukung pengembanganekonomi Kabupaten Tangerang dalam menambah peluang investasi, produksi dan distribusi.Dan yang ketiga adalah sumber daya kelembagaan. Dalam menjalankan strategi pembangunan di KabupatenTangerang diperlukan dukungan birokrasi dalam peningkatan pelayanan publik melalui upaya penataan strukturorganisasi agar efisien dan efektif, serta pembenahan kebijakan publik dan regulasi agar tercipta iklim yangkondusif agar dapat peningkatan kinerja investasi dan ekonomi. Sikap para pimpinan daerah baik Bupati danWakil Bupati terhadap para investor sangat terbuka untuk menarik investasi. Disini telah dibentuk BPMD (Badan

    Penanaman Modal Daerah), untuk mendukung tumbuhnya iklim investasi yang kondusif. Dalam hal kelembagaanketataruangan, telah dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) yang berfungsi untukmengkoordinasikan Penataan Ruang Kabupaten Tangerang. Kebetulan saya duduk sebagai ketuanya. Selain itudalam hal perencanaan tata ruang juga berkoordinasi dengan BAPPEDA (Badan Perencanaan PembangunanDaerah).

    prof il tokoh. Rano Karno .Wakil Bupati Tangerang

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    7/48

    * buletintata ruang5

    Butaru : Kalau potensi kompetitif nya pak?

    Rano Karno : Keunggulan kompetitif lebih menekankanefisiensi pengelolaan (manajemen:perencanaan, pelaksanaan danpengawasan). Penggunaan sumberdayatersebut dalam produksi, konsumsi maupundistribusi. Secara umum keunggulankomparatif akan menuju keunggulan

    kompetitif. Pemda Kabupaten Tangerangselalu berupaya meningkatkan efisiensipengelolaan sumberdaya-sumberdayayang ada, termasuk diantaranya dalampeningkatan kemampuan sumber dayamasyarakat dan kelembagaan (aparatur).Salah satu contoh kongkrit adalah denganadanya BP2T (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu), diharapkan terjadi efisiensi dalam proses perijinan investasidi Kabupaten Tangerang. Selain itu Kabupaten Tangerang selalu berusaha meningkatkan pelayanan di bidangkesehatan, pendidikan, bangunan infrastruktur, jaringan jalan, dan sarana publik lainnya.

    Butaru : Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Kabupaten Tangerang dalam rangka meningkatkan daya saing

    wilayahnya, baik kendala internal maupun eksternal?

    Rano Karno : Berkaitan dengan kendala internal, peningkatan daya saing daerah belum sepenuhnya terwujud diantaranyakarena dari sisi kualitas SDM. Sebagian penduduk Kabupaten Tangerang masih tergolong kelompok pra sejahteradengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga kurang dapat bersaing khususnya di dalam sektor industriyang membutuhkan kecakapan yang relatif tinggi. Dalam aspek infrastruktur sebagai salah satu komponensumber daya buatan terdapat kendala antara lain, belum seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dapat dijangkaudengan mudah (memiliki aksesibiltas rendah), dan buruknya kondisi jalan pada wilayah-wilayah tertentu.

    Butaru : bagaimana dengan kendala eksternalnya pak ?

    Rano karno : Kendala eksternalnyayach...yang pertama itu Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang RTRWN (RencanaTata Ruang Wilayah Nasional). Dalam peraturan ini Kabupaten Tangerang tidak ditempatkan sebagai KawasanAndalan sebagaimana pada Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 tentang RTRWN. Dengan demikiandikhawatirkan ada perbedaan dalam penentuan kebijakan pembangunan khususnya yang berskala nasional di

    Kabupaten Tangerang. Dan yang kedua adalah Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

    Jabodetabekpunjur, terdapat persepsi yang berbeda dalam alokasi pemanfaatan ruang di dalam Perpres tersebutdengan Perda No. 3 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Tangerang, misalnya dalam penetapan Zona B5(pertanian irigasi teknis), di sebagian kawasan Pantura yang berbeda dengan kebijakan Pemerintah KabupatenTangerang yang mengalokasikannnya sebagai kawasan permukiman.

    Butaru : Upaya-upaya atau program kerja apa saja yang telah dan akan dilakukan untuk mengatasi kendala

    tersebut dalam rangka meningkatkan daya saing kabupaten?

    Rano Karno : Beberapa upaya yang telah dan akan dilakukan Pemda Kabupaten Tangerang khususnya dalam peningkatankualitas dan kuantitas infrastruktur salah satunya adalah meningkatkan/pelebaran jalan kolektor/lokal dalamrangka meningkatkan aksesbilitas wilayah yang akan memperlancar jalur distribusi dan produksi masyarakat,

    membangun jalan-jalan baru, termasuk jalan tol, yang dinilai dapat membangkitkan perkembangan wilayah. Selain itu Pemerintah Kabupaten Tangerang telah merencanakan penyelenggaraan reklamasi Kawasan Pantura

    yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Perkotaan Baru, dengan komponen-komponen pengisinya berupaKawasan Industri, Pelabuhan, Pariwista, Permukiman dan sebagainya. Tujuan lain dari penyelenggaraan reklamasitersebut antara lain untuk menyelamatkan lingkungan pantai yang cenderung telah mengalami degradasi.

    Butaru : Apakah ada wilayah prioritas yang akan dipacu pembangunannya?

    Rano Karno : Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagaimana yang tertuang di dalam Perda No. 3 Tahun 2008tentang RTRW Kabupaten Tangerang telah menetapkan kawasan-kawasan strategis/prioritas yaitu kawasan-kawasan yang mempunyai pengaruh sangat penting terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Kawasan-kawasan strategis/prioritas tersebut seperti Kawasan yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan utama yaituKecamatan Balaraja, Serpong dan Teluknaga,Kawasan yang memberikan pengaruh regional lintas kabupatenterkait dengan reklamasi pantai dan laut untuk pengembangan kawasan perkotaan baru di Pantai Utara, Kawasanperbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten Lebak danKabupaten Serang,Kawasan yang berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) terkait dengan ketersediaan air baku,media buangan air limbah, dan penanganan masalah banjir , Kawasan yang terkait dengan perluasan BandaraSoekarno-Hatta yaitu Kecamatan Teluknaga dan Kosambi, Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang diKecamatan Tigaraksa, Kawasan yang diarahkan untuk pengembangan kegiatan industri perikanan dan kelautan

    prof il tokoh. Rano Karno .Wakil Bupati Tangerang

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    8/486

    buletintata ruang *

    yaitu di Kecamatan Kronjo dan Pakuhaji, kawasan yang diarahkan untuk pembangunan PLTU yaitu KecamatanKemiri, kawasan yang diarahkan untuk pembangunan Dry Portyaitu Kecamatan Jambe dan Mauk,kawasan yangdiarahkan untuk pengembangan pelabuhan terpadu yaitu Kecamatan Pakuhaji.

    Butaru : Ditinjau dari sektor ekonomi atau struktur PDRB, apa sektor potensial dan sektor unggulan kabupaten ini?

    Rano Karno : Perkembangan perekonomian Kabupaten Tangerang selama 4 (empat) tahun terakhir terus menunjukkankecenderungan yang semakin membaik. Hal ini menunjukkan semakin pulihnya kondisi perekonomianKabupaten Tangerang, meskipun belum sepenuhnya keluar dari pengaruh krisis ekonomi berkepanjangan yangmelanda perekonomian Indonesia pada umumnya. Pada tahun 2005 tingkat pertumbuhan riil sektor ekonomiKabupaten Tangerang sebesar 7,40, angka ini lebih tinggi dari angka pada tahun 2004 yang mencapai 6,40.

    Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai sentra industri yaitu karena banyak ditemukanpabrik-pabrik industri, terutama pada jenis industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Pendapatan dari industritersebut mencapai 2,6 trilyun rupiah. Besamya pendapatan ini mencerminkan besamya potensi yang dimiliki olehjenis industri tersebut. Potensi ini ditunjang oleh lokasi Kabupaten Tangerang yang sangat dekat dengan IbukotaNegara dan transportasi yang mudah serta memadai. Hal ini memperlancar ekspor barang hasil produksi.

    Butaru : bagaimana tanggapan Bapak tentang kerjasama antar wilayah dalam rangka meningkatkan daya saing

    kabupaten?

    Rano Karno : Pemerintah memberikan ruang yang cukup bagi penyelenggaraan kerjasama antar wilayah. Berkaitan dengankeuntungan komparatif (kepemilikan sumber) dan keunggulan kompetitif (efisiensi), pelaksanaan kerjasama antarwilayah dilaksanakan untuk saling melengkapi kekurangan dengan prinsip saling menguntungkan/memperkuat

    wilayah masing-masing. Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melaksanakan beberapa kerjasama dengan wilayah di sekitamya,

    diantaranya seperti penyediaan air minum untuk wilayah DKI Jakarta yang disupplai dari instalasi Air MinumSerpong (PT. Tirta Cisadane) dengan kapasitas 3.000 Iiter/detik, yang terdiri dari 2.800 Iiter/detik untuk wilayahDKI Jakartan dan 200 Iiter/detik untuk Kabupaten Tangerang (wilayah Serpong). Rencana kerjasama pengelolaansampah antara pemerintah Kabupaten Tangerang dengan Pemprov. DKI Jakarta di Desa Ciangir KecamatanLegok seluas 100 ha.

    Butaru : Sebagai penutup, apa mimpi atau Visi Bapak untuk membangunan Kabupaten Tangerang dalam

    kerangka waktu 20 tahun ke depan?

    Rano Karno : Sebagai Wakil Bupati, saya memiliki harapan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang sejahteradan beriman, mampu bersaing di era globalisasi, serta kritis terhadap lingkungannya

    Butaru : Sebagai seorang ayah, apa mimpi bapak untuk anak-anak?

    Rano Karno : Tentu saja saya ingin mereka dapat melebihi saya, tapi saya tidak pernah mengarahkan mereka untuk menjadiseperti saya. Jujur saja dulu saya pernah dilarang oleh orang tua saya untuk menjadi seniman karena pada saatitu seniman masa depannya tidak jelas. Oleh karena itu saya tidak pernah memaksakan anak saya mau menjadiapa, yang penting saya mau mereka dapat melebihi saya. Kemarin anak saya menanyakan pak enaknya jadi apaya pak. Anak saya yang besar bilang mau jadi pemusik, yaa saya bilang kalau mau jadi pemusik jadilah pemusikyang baik. Lalu anak saya yang kecil bilang, tapi aku nggak mau jadi pemain film kaya ayah, soalnya capek.

    Butaru : Kalau tadi penutup pak, sekarang penutupnya penutup, enak mana jadi artis atau politikus?

    Rano Karno : Pada intinya saya hanya inginmengabdi dan memberikancontoh yang baik untuk

    masyarakat. Sebagai contoh,saya adalah perokok,tapi mana pernah si Doelngerokok, karena saya nggakmau orang berpendapat,gara-gara si Doel anak guejadi perokok, nah gitu. Padadasarnya sama saja hanyalingkup dan lingkungannyasaja yang beda

    prof il tokoh. Rano Karno .Wakil Bupati Tangerang

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    9/48

    * buletintata ruang7

    prof il wilayah.

    oleh: Redaksi Butaru

    BATAM, BINTAN, KARIMUNMenuju Kawasan Perdagangan Bebas

    dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

    PosIsi Geografis dan Administratif

    Dalam skala regional internasional, Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Bintan, Karimunterletak pada jalur perlintasan pelayaran Internasional yangmelayari Selat Malaka. Kawasan ini berhadapan langsungdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia (JohorSelatan). Sedangkan dalam skala regional antar provinsi,berdekatan dengan Kota Pekanbaru dan dilewati jalurPELNI. KPBPB Batam, Bintan, Karimun secara geografisadministratif berada di Provinsi Kepulauan Riau, denganotonomi pemerintahan yang terlingkupi adalah Kota Batam,Kabupaten Bintan, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten

    Karimun, namun tidak seluruh wilayah administrativetersebut ditetapkan sebagai KPBPB.

    Luas Wilayah Administratif dan KPBPB Batam, Bintan,

    Karimun (BBK)

    Berdasarkan wilayah administratifnya Kabupaten Bintanmemiliki luas wilayah terbesar (baik wilayah darat maupunlautnya), dibandingkan 3 wilayah lain yaitu KabupatenKarimun, Kota Tanjung Pinang dan Kota Batam. SedangkanKota Batam dan Kabupaten Karimun memiliki wilayah daratyang hampir sama luasnya, namun Kabupaten Karimunmemiliki wilayah laut yang hampir dua kali lebih luas. Dengan

    kondisi wilayah yang didominasi oleh perairan di 4 wilayahkepulauan ini, maka peluang dan tantangan yang dihadapidalam pengembangan wilayahnya sangatlah spesifik biladibandingkan dengan daerah yang dominasinya wilayahdarat.

    Dalam penetapan Kawasan BBK sebagai KPBPB, tidak meliputisemua wilayah administatifnya. Adapun perbandingan luasKPBPB terhadap luas wilayah darat maupun laut untuk 4

    wilayah tersebut dapat disimak pada tabel 1. Pola spasialKPBPB BBK merupakan kombinasi antara pola enclave,untuk Bintan dan Karimun, dan pola pulau untuk Batam.Dengan pola kombinasi tersebut tentu memerlukan systempenanganan khusus dalam operasionalisasi kepabeanandan keamanan jalur lalu lintas barang, dibandingkan bilapolanya berupa satu pulau saja.

    Landasan Kebijakan dan Fungsi Kawasan

    Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)Batam, Bintan, Karimun (BBK) merupakan salah satuKawasan Strategis Nasional (KSN) dan kandidat Kawasan

    Ekonomi Khusus (KEK) dalam bentuk KPBPB. Terkait denganpengembangan kawasan ini, telah terdapat suatu prosespenandatanganan kesepakatan kerjasama ekonomi antaraPemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura.Kesepakatan kerjasama tersebut kemudian ditindaklanjutidengan adanya penetapan lokasi pengembangan KPBPBmelalui Peraturan Pemerintah No.46/2007 untuk KPBPBBatam, PP No.47/2007 untuk KPBPB Bintan dan PPNo.48/2007 untuk KPBPB Karimun. Dalam rangka upayaoperasionalisasi KPBPB Batam, Bintan, Karimun telahditetapkan pula Peraturan Presiden No. 9, 10, dan 11 Tahun2008 tentang Dewan Kawasan KPBPB Batam, Bintan, Karimunsebagai bentuk kelembagaannya.

    Selain kebijakan-kebijakan tersebut di atas yang telahmenjadi komitmen Pemerintah Indonesia, maka biladitinjau dari aspek sistem perkotaan nasional dan posisigeografisnya, kawasan BBK ini juga memiliki potensi besar,antara lain:

    Fungsi Kawasan BBK secara nasional adalah sebagaiPusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis

    Nasional (PKSN), dan Pusat KegiatanWilayah (PKW) yang strategis;

    Secara geografis, kawasan BBKterletak pada jalur perdaganganinternasional yang menjadikannyasebagai pintu gerbang masuknyaarus investasi asing ke Indonesia,terutama karena kedekatannyadengan Singapura dan Malaysia.Apabila didukung dengankeberadaan infrastruktur yangsesuai dan kompetitif, makakawasan ini dapat menjadikawasan yang kompetitif danberdaya saing tinggi;

    Kawasan BBK terletak di tengahpasar internasional (Singapura,China, India, Australia, dan pasardunia yang lebih luas lainnya).

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    10/488

    buletintata ruang *

    KPBPB BATAM

    Penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas melalui PP No. 46 tahun 2007, yangmengamanatkan bahwa KPBPB Batam akan dikembangkandi 7 (tujuh) pulau di Kota Batam.

    Peraturan Pemerintah No.1 tahun 2007 tentang Fasilitas

    Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Tertentu dan/atau Daerah-daerah Tertentumemberikan dukungan pengembangan Batam sebagaiKPBPB dalam bentuk perangkat lunak berupa insentifperpajakan. Implikasinya terhadap struktur dan pola ruangadalah perlunya penetapan batas kawasan yang jelas dalampemberlakuan insentif pengurangan pajak penghasilantersebut. Hal ini juga harus didasari oleh kajian perekonomianyang mendalam, terutama tentang cost-benefit.

    Selain itu, terdapat beberapa kebijakan regional yangdiperkirakan juga akan mempengaruhi pembentukanstruktur dan pola ruang Kota Batam, yaitu kerjasama

    World Trade Oraganization, Asean Free Trade Area (AFTA),Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia, Malaysia, danSingapura atau Growth Triangle, serta Joint Working GroupIndonesia-Singapore for framework Agreement On Econimic

    Cooperation. Kebijakan perekonomian sub-regional iniakan mempengaruhi kegiatan yang akan dikembangkan diKota Batam, yang berimplikasi pada kebutuhan ruang bagikegiatan-kegiatan tersebut.

    KPBPB BINTAN

    Landasan hukum penetapan Pulau Bintan sebagai kawasanFTZ telah ditetapkan dalam PP No.47 tahun 2007 tentang

    Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan.Dalam PP tersebut lokasi FTZ Bintan terdiri dari kawasanBintan Utara dengan liputan wilayah hampir setengah pulauBintan. Disamping itu, terdapat 5 lokasi lain yang berupaenclaveyaitu kawasan Anak Lobam, kawasan maritim BintanTimur, kawasan Galang Batang, kawasan Senggarang dankawasan Dompak.

    Pulau Bintan merupakan wilayah yang cukup siap untukmenarik investasi. Keberadaan bonded zones di Bintanmenyebabkan kawasan ini tidak asing lagi bagi investoryang ingin menanamkan investasinya di sektor industrimanufaktur. Selain itu, Bintan selama ini juga telah menjadi

    lokasi kunjungan wisatawan mancanegara, walaupun yangterbesar masih berasal dari Singapura. Ditinjau dari sisiinfrastruktur, sekalipun belum sebaik Batam, namun Bintantelah memiliki fasilitas pelabuhan laut dan pelabuhanudara. Dengan adanya pemekaran wilayah, maka Kota

    No Wilayah

    Luas Kota/ Kabupaten

    Total (km2)

    Luas KPBPB

    Darat (km2) Laut (km2) km2% thd

    Darat% thd Total

    1 Kab. Bintan 129.455,8 10.582.719,9 10.712.175,7 61.269,5 47,3 0,6

    2 Kab. Karimun 94.353,3 479.858,3 574.211,6 9.635,6 10,2 1,7

    3 Kota TanjungPinang

    14.635,8 12.577,6 27.213,4 2.136,4 14,6 7,9

    4 Kota Batam 98.236,0 286.629,4 384.865,4 65.019,5 66,2 16,9

    Tabel 1. Luas Kawasan Batam, Bintan, Karimun Berdasarkan Wilayah Administratif Dan KPBPB

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

    Sumber : Kajian RTRW BBK (Batam, Bintan, Karimun) Tahun 2008

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    11/48

    * buletintata ruang9

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

    Tanjung Pinang menjadi suatu wilayah administratif yangberdiri sendiri. Namun demikian, dalam konteks KEK BBK,penyebutan Bintan akan secara implisit diartikan sebagaikeseluruhan pulau Bintan.

    KPBPB KARIMUN

    Pengembangan Kabupaten Karimun sebagai kawasanperdagangan bebas dan pelabuhan bebas didasarkan

    pada PP No.48 tahun 2007 tentang Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas Karimun. Karimun relatif jauhtertinggal dibandingkan dengan Batam dan Bintan dalamkesiapan menarik investasi, terutama investasi asing. Relatifmasih kurangnya infrastruktur di wilayah ini pada satu sisimenyebabkan Karimun masih belum terlalu memberikandaya tarik bagi investor besar yang ingin menanamkaninvestasinya di wilayah tersebut. Namun pada sisi lain,Karimun belum menghadapi persoalan peningkatan hargasewa/jual lahan dan biaya hidup yang cukup nyata sepertiyang dihadapi oleh Batam. Dengan belum banyaknyainvestasi yang masuk ke wilayah ini serta harga lahan yang

    relatif lebih kompetitif serta posisi geografisnya yang spesifik,maka Karimun sangat memungkinkan untuk dapat dipacupengembangannya. Namun untuk mewujudkan potensi ini,perlu dilakukan penataan ruang dengan pembagian zonaperuntukkan yang tepat sesuai dengan potensi sumberdaya alamnya.

    POTENSI DAYA SAING KPBPB BBK

    Kawasan Batam, Bintan dan Karimun memiliki berbagaipotensi yang dapat dikembangkan. Masing-masing pulauMasing-masing pulaudi Kawasan Batam, Bintan dan Karimun mempunyaipotensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modalpengembangan kawasan tersebut. Potensi Pulau Batammisalnya, pulau ini merupakan pulau yang paling maju dari

    pulau lainnya di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun. Sejaktahun 1978 di pulau ini telah berkembang berbagai jenisindustri. Pada awal tahun 1970, pulau ini dikembangkansebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyakdan gas bumi oleh Pertamina. Pengembangan Pulau Batam

    dipercayakan kepada Otorita Pengembangan Industri PulauBatam atau lebih dikenal dengan Otorita Batam. Pulau iniPulau inijuga memiliki kelengkapan infrastruktur yang mendukungpulau ini menjadi kawasan industri, di antaranya terdapatJembatan Barelang, Pelabuhan Ferry Internasional sertabandar udara Internasional, Hang Nadim.

    Pada Pulau Batam dan Bintan terdapat beberapa kawasanwisata berkelas internasional, yang dikelola oleh manajemen

    internasional. Kawasan wisata yang ada di pulau-pulau inijuga didukung dengan prasarana pelabuhan penyeberanganyang melayani jalur lokal dan internasional. Pulau-pulauini menjadi bagian penting dari koridor pengembanganpariwisata Batam, Bintan dan Karimun. Pulau Bintan sendirimemiliki kandungan air yang dapat digunakan sebagaicadangan bagi kebutuhan air Kawasan Batam, Bintan danKarimun.

    Dengan luasnya wilayah perairan, maka Kawasan BBKmemiliki potensi untuk pengembangan industri maritimdi Selat Malaka. Selain itu pulau ini juga memiliki potensiperikanan tangkap yang cukup besar.

    Potensi tambang granit yang ada di Pulau Karimunmerupakan potensi tambang yang terbesar di seluruhKawasan Batam, Bintan dan Karimun. Selain itu ada berbagaipotensi pariwisata yang dapat dikembangkan di pulauKarimun di antaranya Pantai Palawan, Air Terjun Pongkar danPantai Pongkar. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan yangada di pulau ini, juga telah tersedia sarana prasarana yangmendukung seperti bandara udara Sei Bati dan pelabuhanlaut untuk penumpang dan barang.

    Dilihat secara geografis, kawasan BBK berada pada jalurpelayaran internasional tersibuk di dunia. Kawasan ini

    berbatasan langsung dengan Singapura dan hanyadipisahkan oleh sebuah selat yaitu Selat Singapura. SingapuraSingapuramemiliki arti penting bagi Indonesia. Berdasarkan kalkulasiekonomis, Singapura dengan jumlah penduduk sebesar 4,1juta jiwa dan GNP per kapita sekitar US$ 25.000 merupakaninvestor utama di Indonesia. Dalam perdagangan, Singapurajuga masuk tiga besar tujuan utama (setelah AS dan Jepang)ekspor nonmigas Indonesia dengan posisi 10%-11% daritotal nilai ekspor nonmigas Indonesia setiap tahunnya.Singapura juga merupakan gatewaydan networker ASEANdalam konstelasi perekonomian global. Dengan peran,nilai ekonomis dan jaringan global yang dimilikinya, makaPemerintah Indonesia harus melihat Singapura sebagai

    peluang besar dalam pemasaran produk.

    Ditinjau dari sudut perdagangan internasional, terlihatadanya ketergantungan yang makin tinggi pada Singapurasebagai negara tujuan ekspor. Statistik perdaganganinternasional 2004 yang dikeluarkan oleh Badan PusatStatistik (BPS) menunjukkan bahwa 84% ekspor ProvinsiKepri adalah ke Singapura. Dominasi Singapura sebagainegara tujuan ekspor makin terlihat pada pemilahan dataekspor menurut masing-masing kabupaten/kota. Batam,yang menunjukkan pola ekspor yang lebih terdiversifikasi,masih mengandalkan Singapura sebagai negara tujuanutama untuk 83% ekspor Batam. Sementara itu, eksporKabupaten Karimun ke Singapura pada tahun 2004 mencapai90%. Kabupaten Bintan bahkan mengandalkan Singapurabagi 97% ekspornya. Kecenderungan ketergantungan yangsangat tinggi pada Singapura juga terlihat pada ekspor KotaTanjung Pinang.

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    12/4810

    buletintata ruang *

    Kedudukan strategis KPBPB BBK terhadap posisi Singapuramemberikan peluang pengembangan KPBPB BBKmelalui penetapan peran sinergis terhadap kebutuhanpengembangan Singapura, baik untuk jangka pendek

    maupun menengah, serta tetap berorientasi dalammenangkap peluang global pada jangka panjang. BagiSingapura, KPBPB BBK dapat diposisikan sebagai tempatBBK dapat diposisikan sebagai tempatuntuk menampungpossitive spillover effectkegiatan industridan kegiatan transhipment yang sudah tidak tertampung.Dengan demikian KPBPB BBK dapatmemainkanperanannyaKPBPBBBK dapatmemainkanperanannyaBBK dapat memainkan peranannyasebagai extension industri bagi Singapura. Industri yangakan dikembangkan haruslah bersifat water saving terkaitsustainability sumber air baku di KPBPB BBK. Sedangkanbagi international market, KPBPB BBK dapat diposisikansebagai front linerinvestasi dan perdagangan global denganSingapura sebagai jembatannya, untuk jangka pendek dan

    menengah. Untuk jangka panjang, dengan segenap potensiyang dimilikinya, KPBPB BBK harus mampu secara mandirimemposisikan diri sebagai kawasan investasi yang menjadipilihan bagi investor-investor dunia. Positioning diataspenting sebagai stimulator bagi peningkatan KPBPB BBKsebagai tempat investasi yang menarik dimasa mendatangsehingga mampu mentransformasikan diri menjadi KawasanEkonomi Khusus Indonesia (KEKI) yang tangguh dan berdayasaing tinggi.

    Selain berdekatan dengan Singapura, kawasan ini jugaberdekatan dengan negara tetangga lainnya yaitu Malaysia.Terkait dengan hal ini, melalui pengembangan South

    Johor Economic Region(SJER), Malaysia berupaya menangkappeluang ekonomi yang lebih besar, terutama dari Singapura.Pengembangan kawasan ini harus dicermati sejak dini karenaadanya kemungkinan dapat menjadi pesaing terdekat bagipengembangan KPBPB BBK secara khusus dan KEKI secaraumum.

    VISI DAN MISI

    MottoModern, Smart, Intelligent and Globally Competitive.

    Visi Pusat investasi global dan pusat pertumbuhanekonomi regional yang modern, cerdas dan berdaya saing

    internasional.

    MISI2030

    1) Menjadikan KPBPB BBK sebagai salah satu daerah tujuaninvestasi utama di kawasan Asia Pasifik

    2) Menjadikan KPBPB BBK sebagai salah satu sentraperdagangan dan industri di kawasan Asia Tenggara

    3) Menjadikan KPBPB BBK sebagai salah satu pusatperekonomian regional di kawasan Sumatera.

    4) Menjadikan KPBPB BBK sebagai kawasan yangKPBPB BBK sebagai kawasan yangsebagai kawasan yangberkesinambungan dan mampu mengembangkansumber daya lokal di luar KPBPB.KPBPB..

    ARAH PENGEMBANGAN

    Memperkuat fungsi kawasan secara nasional sebagaiPKN, PKSN, dan PKW.

    Meningkatkan investasi Internasional dan domestik diKPBPB Batam, Bintan, Karimun sebagai pintu gerbanginvestasi ke wilayah lain di Indonesia.

    Menyerap tenaga kerja lokal kawasan ini secara khususdan tenaga kerja dari luar kawasan ini secara umum.

    Meningkatkan penerimaan devisa dari kegiatan eksporhasil produksi.

    Meningkatkan keunggulan kompetitif antara KPBPB BBKini dengan KPBPB lain di Indonesia, maupun kawasanekonomi khusus lainnya dalam skala internasional.

    Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal,pelayanan, dan kapital bagi peningkatan ekspor.

    Meningkatkan kualitas SDM melalui technology transfer. Mengembangan kegiatan ekonomi di KPBPB yang

    memiliki keterkaitan atau multiplier effect terhadappengembangan kegiatan ekonomi di luar KPBPB.

    GRANDSTRATEGI PENGEMBANGAN

    Strategi Pengembangan KPBPB BBK bersandar pada pilar-pilar pembangunan sebagai berikut:

    1. Pengembangan INDUSTRI, meliputi: Industri logam dasar, terutama alat angkutan dan

    komponennya. Industri kimia dasar. Industri consumer goods, terutama TPT, makanan dan

    minuman, dan alas kaki. Industri elektronika, terutama audio-visual, komputer,

    dan komponennya.

    2. Pengembangan JASA, meliputi: Pariwisata, terutama wisata alam dan outdoor sport

    and leisure activities.

    Konferensi Internasional (MICE). Alih kapal (transshipment), termasuk storage dan

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    13/48

    * buletintata ruang11

    proses kontainer. Pemeliharaan kapal (ship maintenance). Penyimpanan minyak dan gas (oil and gas storage). Perumahan asri dan moderen (green and modern

    housing). Telekomunikasi dan teknologi informasi (information

    and communication technology). Perbankan dan asuransi (financial services).

    Layanan kesehatan dan pengobatan penyakit tropis(health services related to tropical diseases). Pendidikan dan latihan, terutama untuk tenaga medis,

    crew pelayaran dunia, IT personnel and experts, danrepair and maintenance experts untuk perkapalan.

    3. Pengembangan SISTEM PENDUKUNG (support system),meliputi: Insentif kegiatan riset dan pengembangan. Kebijakan ketenagakerjaan. Koordinasi dan penyederhanaan prosedur perijinan

    investasi (pelayanan 1 pintu) melalui BadanPengusahaan masing-masing kawasan.

    Koordinasi dan kemitraan pemerintah dan swastadalam pembangunan infrastruktur. Kemitraan antara Badan Pengusahaan dan institusi

    pengelola/operator bertaraf dunia dalam pengelolaankawasan.

    4. Pengembangan PONDASI DASAR (basic foundation),meliputi:

    Jaminan keamanan investasi dan kepastian usaha.

    Tenaga kerja yang terampil dan world-classprofessionals.

    Infrastruktur yang moderen dan memadai yangdidukung oleh IT.

    Strategi tersebut dikembangkan pada masing-masingKawasan Batam, Bintan, Karimun. Pada masing-masingkawasan ditetapkan jenis pengembangan industri,pelabuhan, pariwisata serta prasarana dan sarana

    perkotaannya. Pengembangan tersebut dapat dilihat padaGambar berikut. Dalam proses penataan ruang selanjutnya,strategi pengembangan ini menjadi dasar pertimbangandalam membentuk struktur dan pola ruang KPBPB BBK.

    RENCANA TATA RUANG KPBPB BATAM, BINTAN, KARIMUN

    Struktur Ruang.Sistem jaringan transportasi yang ada di KawasanBatam, Bintan dan Karimun diarahkan untuk melayanipengembangan KPBPB, di mana sistem jaringan tersebutmenghubungkan pusat-pusat kegiatan di wilayah KPBPBdan di luar KPBPB yang memiliki keterkaitan fungsi. Sistem

    tersebut akan menunjang kegiatan ekonomi, sosial danbudaya di kawasan ini. Rencana sistem jaringan transportasiini juga akan menghubungkan dan mengintegrasikanseluruh jaringan transportasi di kawasan tersebut. Selain itu,rencana ini juga akan mengintegrasikan moda-moda yangberkaitan antara satu pulau dengan pulau lainnya dalamkawasan dan juga dengan negara-negara tetangga yangada di sekitarnya.

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

    KPBPB

    Non KPBPB

    Non FTZ

    Gambar Strategi Pengembangan KPBPB BBK

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    14/4812

    buletintata ruang *

    Pengembangan penyediaan air bersih diarahkan untuk

    menambah jumlah kapasitas terpasang serta kapasitas

    terpakai guna memenuhi kebutuhan air bersih penduduk,

    yang pengembangannya dilakukan secara berhirarki dan

    terstruktur. Rencana sistem jaringan sumber daya air terdiri

    dari sistem jaringan air baku, sistem jaringan sungai, dan

    sistem jaringan pengendalian banjir.

    Rencana sistem jaringan listrik di Kawasan Batam, Bintan

    dan Karimun yang dikembangkan meliputi pembangkit

    listrik, gardu induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

    tenaga listrik. Sistem jaringan ketenagalistrikan tersebut

    direncanakan untuk :

    a. Menjamin ketersediaan dan pelayanan kebutuhan listrik

    di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun.

    b. Mendukung pengembangan FTZ (Free Trade Zone) pada

    Kawasan Batam, Bintan dan Karimun; serta

    c. Mendukung pengembangan jaringan transmisi tenaga

    listrik terinterkoneksi.

    Sistem jaringan telekomunikasi yang akan dikembangkandi kawasan ini terdiri dari jaringan telekomunikasi teresterial

    dan jaringan telekomunikasi satelit. Sistem jaringan

    telekomunikasi teresterial dibedakan menjadi teresterial

    darat dan laut, di mana untuk teresterial darat terdiri dari

    infrastruktur jaringan kabel (tembaga dan fiber optik) dan

    radio gelombang mikro. Sedangkan infrastruktur terestrialSedangkan infrastruktur terestrial

    laut terdiri dari jaringan kabel tembaga dan fiber optik.

    Sistem jaringan prasarana perkotaan di Kawasan Batam,

    Bintan, dan Karimun meliputi sistem jaringan air minum;

    sistem jaringan drainase; sistem jaringan air limbah, limbah

    industry, limbah B3 dan ; sistem persampahan.

    Pola Ruang

    Rencana pola ruang kawasan Batam, Bintan, dan Karimun

    meliputi Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Rencana

    pengembangan kawasan lindung terdiri dari rencana

    pengembangan kawasan :

    a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

    kawasan bawahannya (L1);

    b. kawasan perlindungan setempat (L2);

    c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

    (L3);

    d. kawasan rawan bencana alam (L4);

    e. kawasan lindung lainnya (L5).lindung lainnya (L5).lainnya (L5).

    Kawasan lindung di kawasan ini memiliki luas di PulauBatam: 26.587,928 Ha (40.871%); Pulau Bintan: 34.939,178

    Ha (44,532 %) dan Pulau Karimun: 3.762,876 Ha (38,929

    %). Kawasan lindung lainnya berupa kawasan taman buru.

    Kawasan Taman Buru yang dikembangkan berada di Pulau

    Rempang dengan luas kurang lebih 16.000 Ha.

    Kawasan budidaya pada Kawasan Batam, Bintan dan

    Karimun terdiri atas :

    a. Kawasan permukiman (B1) dengan luas di P.Batam:P.Batam:

    10.421,98 Ha (16,021 %); P.Bintan: 1.520,71 Ha (2,159 %);

    Pulau Karimun: 414.991 Ha (4,293 %).

    b. Kawasan industri (B2) dengan luas di P.Batam: 6.185,308P.Batam: 6.185,308Ha (9,508 %); P.Bintan: 4.747,017 Ha (8,022 %); Pulau

    Karimun: 4.145,912 Ha (42,892 %).

    c. Kawasan pariwisata (B3) dengan luas di P.Batam:P.Batam:

    8.066,145 Ha (12,399 %); P.Bintan: 13.378,888 Ha (10,890; P.Bintan: 13.378,888 Ha (10,89013.378,888 Ha (10,890

    %); Pulau Karimun: 116.824 Ha (1,209 %).; Pulau Karimun: 116.824 Ha (1,209 %).116.824 Ha (1,209 %)..

    d. Kawasan perdagangan dan jasa (B4) dengan luas di

    P.Batam: 3.861, 669 (5,936 %); P.Bintan: 32,626 Ha (0,741

    %); Pulau Karimun: 73.765 Ha (0,763 %).

    e. Kawasan budidaya lain (B5) terdiri dari : kawasan(B5) terdiri dari : kawasan(B5) terdiri dari : kawasanterdiri dari : kawasan

    pelabuhan; kawasan bandara; kawasan pendidikan;

    kawasan kesehatan; kawasankawasan Ship to Ship (STS) danTransfer Ship to Ship(TSS); kawasan Hankam dan riset.

    TAHAPAN PENGEMBANGAN

    Selama periode pengembangan 20 tahun kedepan, KEK BBK

    harus diarahkan secara konsisten untuk dapat mencapai

    positioning-nya dimasa mendatang, yaitu melalui tahapan

    pengembangan (staging) yang terbagi kedalam empat

    tahapan, yaitu:

    1. Support functionbagi Singapura

    Pada tahap awal perkembangannya,

    KEK BBK akan berperan sebagai

    support function bagi Singapura,

    meliputi: dukungan kegiatan

    transhipment, menyediakan lahan bagi

    pengembangannon-pollutant industrial

    estate dan pariwisata, serta industri

    perkapalan (shipyard). Pada tahap ini

    pengembangan sektor industri akan

    lebih dominan dibandingkan sektor-

    sektor lainnya.

    2. Mitra utama Singapura

    Pada tahap perkembangan ini, KEK

    BBK berperan sebagai mitra bagi

    Singapura dan tetap memberikan

    supportbagi aktivitas perdagangannya,

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    15/48

    * buletintata ruang13

    namun diharapkan pada tahapan ini telah ada beberapa

    pengelolaan secara bersama terhadap beberapa sektorkegiatan FTZ di KEK BBK terkait pengalaman Singapurayang dinilai telah berhasil dalam pengelolaan danpengembangan sebuah kawasan perdagangan. Padatahap ini pengembangan sektor industri dan jasapariwisata masih dominan dan kian menguat, namunmulai terjadi shifting dari dominasi sektor industri kesektor jasa. Beberapa sektor dan kegiatan FTZ yangdikembangkan pada tahap ini, meliputi: pengembanganindustrial estateyang bersifat non pollutant, transhipmentsupport, bungkering, oil and gas storage, industriperkapalan (shipyard) dan tourism support.

    3. Kawasan yang memiliki beberapa sektor unggul

    Pada perkembangan selanjutnya, KEK BBK diorientasikan

    untuk lebih maju dari sebelumnya. Perkembangan

    sektor-sektor FTZ eksisting semakin diperkuat melalui

    dukungan kebijakan industri dan ketenagakerjaan yang

    semakin baik, mekanisme insentif, manajemen

    pengelolaan kawasan yang profesional, diversifikasi

    pasar komoditi ekspor, ekspansi negara tujuan ekspor

    hasil industri di pasar Asia dan Eropa. Selain itu, pada

    tahap ini diupayakan terjadi peralihan fungsi-fungsi

    kegiatan perdagangan utama Singapura terkait

    aktivitas perdagangan dan pengembangan fungsi-

    fungsi yang menjadi pendukungnya dalam lingkup

    internal BBK yang tetap sejalan dengan kerangkapengembangan kawasan ekonomi khusus yang

    berdaya saing tinggi, meliputi: pengembangan

    industrial estate yang bersifat non pollutant,

    bungkering center, oil and gas storage center, shipyard

    and floating dockyard, dan MICE center.

    4. Kawasan unggulan

    Pada periode selanjutnya, KEK BBK diorientasikan

    menjadi kawasan yang unggul dan berdaya saing

    tinggi melalui pengurangan berbagai kendala yang

    menghambat arus barang dan jasa, termasuk peraturan-peraturan daerah yang menghambat, serta dengan

    menyederhanakan prosedur kepabeanan. Sektor-sektor

    FTZ yang ada semakin diperkuat dengan mendorong

    fungsi intermediasi perbankan agar memberi tekanan

    yang lebih besar pada kegiatan investasi dan produksi.

    Fungsi dan kegiatan yang dikembangkan pada tahap

    ini, meliputi: pengembangan IT Hub, bungkering center,

    oil and gas storage center, shipyard and floating dockyard,

    dan MICE center

    Sumber Bacaan:

    1. Kajian Rencana Strategis FTZ BBK tahun 2007

    2. Kajian RTR Kawasan BBK tahun 2008

    prof il wilayah.BATAM,BINTAN, KARIMUN MenujuKawasanPerdaganganBebas Dan PelabuhanBebas FreeTradeZone BATAM,BINTAN, KARIMUN Menuju Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Free Trade Zone

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    16/4814

    buletintata ruang *

    topik utama.Oleh: Yeremias T. Keban

    dosen tetap Jurusan Ilmu Administrasi Negara,Fisipol UGM Yogyakarta

    Pendahuluan

    Di era otonomi saat ini, setiap daerah, sebagai unit administrasipemerintahan, berusaha mencari strategi yang tepat untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kabupaten-kabupaten tertinggal, sebagaimana telah ditetapkanKementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, tentusedang berjuang keras mencari inspirasi untuk menentukanstrategi yang tepat mengatasi ketertinggalannya ataumengentaskan kemiskinan. Berbagai strategi nasionaltelah diformulasikan dalam bentuk program nasional,dan telah diimplementasikan untuk merobah status atauposisi yaitu dari Kabupaten tertinggal menjadi tidaktertinggal. Hasilnya ada yang sudah berpindah statuske tidak tertinggal, tetapi yang lain tetap tertinggal,atau malah ada Kabupaten yang dulunya berstatus tidaktertinggal, kini menjadi tertinggal. Mengapa? Salahsatu jawabannya adalah karena daerah-daerah tertinggaltidak atau belum memiliki daya saing yang memadai.Bagaimana meningkatkan daya saing daerah merupakanpusat perhatian tulisan ini.

    Daerah Tertinggal

    Konsep Daerah Tertinggal telah dirumuskan dalamKepmen PDT nomor 1 tahun 2005 tentang StrategiNasional Pembangunan Daerah Tertinggal, dimana daerahtertinggal didefinisikan sebagai daerah kabupaten yangmasyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembangdibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.Indikator daerah tertinggal meliputi pengembanganekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatankapasitas kelembagaan, pengurangan keterisolasian, danpenanganan karakteristik khusus daerah. Data terakhirmenunjukkan bahwa dari 207 kabupaten tertinggal terdapat141 kabupaten dengan status tertinggal (sekitar 68 persen),sebanyak 33 kabupaten dengan status agak tertinggal(sekitar 16 persen); dan 33 kabupaten dengan status sangattertinggal (sekitar 16 persen).

    Faktor yang diperkirakan menjadi penyebab ketertinggalandaerah adalah (1) belum adanya sifat profesionalismedan kewirausahaan dari pelaku pengembang kawasandi daerah; (2) masih lemahnya koordinasi, sinergi dankerjasama diantara pelaku-pelaku pengembang kawasanseperti pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, dansebagainya; (3) keterbatasan jaringan prasarana dan saranafisik serta ekonomi dalam mendukung pengembangankawasan dan produk unggulan daerah; (4) belum optimalnyapemanfaatan kerjasama antar wilayah dan antar Negarauntuk mendukung peningkatan daya saing kawasan danproduk unggulan, (5) ketidakseimbangan antara pasokan

    sumberdaya alam dan kebutuhan pembangunan; (6) arahdan kebijakan pembangunan yang cenderung inwardlooking; (7) adanya daerah dan pulau-pulau terpencildan terisolasi, sehingga sulit dijangkau (PT. Citra WahanaKonsultan, 2008).

    Kerangka Pikir

    Salah satu strategi yang cukup jitu tetapi kurang diterapkandi daerah adalah menerapkan strategi peningkatan dayasaing. Di dalam ilmu ekonomi bisnis, konsep daya saingini menunjukkan posisi strategis dari suatu perusahaanbila dibandingkan dengan perusahaan lain yang memilikipasaran (pelanggan atau pembeli) yang sama. Perusahaan

    sering saling bersaing memperebutkan pasaran denganmenggunakan kiat-kiat atau strategi tertentu. Agar memilikidaya saing tersebut, Michael Porter (1985) memberikansaran untuk memilih salah satu dari tiga strategi berikutyaitu strategi cost leadership, differentiation, dan focus(secara umum semuanya dikenal dengan nama competitivestrategy). Strategi pertama lebih memusatkan perhatianuntuk merebut pasaran dengan harga murah melaluipengurangan biaya produksi; strategi keduamemanfaatkankekhasan model atau kualitas terbaik yang tidak terdapatpada perusahaan lain sehingga menarik pembeli ataupasaran; dan strategi ketigamemusatkan perhatian padasegmen pasar tertentu dengan menggunakan kombinasi

    dari strategi pertama dan kedua. Ide ini mendapatkankritikan karena hanya menggunakan sisi supply-side(Dobson,Starkey dan Richards, 2004), namun menurut pendapat saya,perlu diakomodasikan untuk membantu mempercepatpembangunan daerah tertinggal di Indonesia.

    Porter berbicara dalam konteks bisnis dan lebih pada konteksmencari keuntungan bisnis, namun pemikiran Porter inisangat menarik untuk dimanfaatkan mencari keuntunganpublik yaitu dalam rangka memperbaiki kesejahteraanmasyarakat di daerah. Pemikiran Porter ini diterjemahkankedalam strategi menekan biaya, meningkatkan kualitasproduk dan jasa, dan mempertahankan segmen pasar yang

    sudah ada. Dalam pemikiran ini, diasumsikan bahwa suatuKabupaten tertinggal harus aktif dan proaktif, sementaraKabupaten lain bersifat pasif dan tidak diperhitungkansebagai kekuatan yang menentukan daya saing tersebut.Karena itu, kerjasama antar daerah (Thompson & Perry, 2006;

    Strategi Membangun

    Daya Saing Daerah

    tertinggal

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    17/48

    * buletintata ruang15

    Agranoff, 1966) harus diperhitungkan sebagai alternatifkekuatan dalam membantu meningkatkan daya saing.Meski banyak menuai kritik, kerjasama antar daerah telahmemberikan banyak manfaat bagi pemerintah daerah yangberkolaborasi seperti penekanan biaya, yang merupakansalah satu strategi yang diusulkan Porter.

    Strategi Menekan Biaya

    Indonesia memang diakui sebagai negara yang kayasumberdaya alam. Banyak daerah yang kaya belum tersentuh,dan kalau sudah tersentuh belum semuanya dieksploitasi.Wilayah Timur Indonesia dan sebagian di wilayah BaratIndonesia belum dieksploitasi sumberdayanya. Di sampingketerbatasan anggaran, Indonesia menghadapi hambatanfisik yang luar biasa besar karena terdiri dari ribuan pulau,dan banyak yang sulit dijangkau. Akibatnya banyak daerahmenjadi tertinggal dan miskin. Harga bahan pokok melonjaktinggi karena biaya transport yang mahal. Akses ke sekolah,ke pusat pelayanan kesehatan dan kegiatan ekonomi(industri, perdagangan dan jasa) relatif sulit, seperti dialamidaerah pegunungan dan pedalaman di Kalimantan Tengah,Papua, dan sebagian di Sulawesi dan Sumatera, dan daerahkepulauan di wilayah Maluku, Sulawesi Tenggara, NTT,dan Kepulauan Riau. Jangkauan ke pasar menjadi sulit,sementara input berupa bahan produksi (rawmaterials) sulit diperoleh, dan kalau ada sangatmahal.

    Dalam posisi seperti ini, strategi yang tepatadalah meningkatkan aksesibilitas danmengendalikan harga melalui regulasi,investasi jangka panjang, dan subsidiharga. Pembangunan sarana dan prasaranaperhubungan jelas membantu mengurangibiaya produksi sekaligus biaya hidup. Tenturugi dilihat dari kacamata bisnis, tetapi kalaudilihat dari segi prospek jangka panjang dankohesi sosial politik, investasi untuk menekanbiaya ini sangat tinggi nilainya. Yang jelas,menekan biaya produksi dan biaya hidup

    melalui program subsidi pasti membantubanyak kabupaten untuk keluar dari posisiketertinggalannya.

    Strategi Meningkatkan Kualitas Produk dan Jasa

    Harus diakui bahwa Indonesia memiliki banyakkekhasan produk daerah hasil seperti kelapasawit, cengkeh, pala, jagung, kopi, juga hasil lautseperti ikan, udang,lobster, rumput laut, dsb., dankerajinan daerah seperti kaint tenun, batik, dsb.,termasuk di sektor pariwisata dan jasa pelayananpublik (pelayanan perijinan dan jaminan keamanan).

    Banyak hasil perkebunan, pertanian, perikanan,dan jasa pemerintah/publik, kalah kualitasnya biladibandingkan dengan yang berasal dari negara lain,atau daerah lain. Karenanya permintaan menurun, danusaha menjadi bangkrut. Hasil laut, misalnya, tidaklaku dijual karena rendah kualitasnya lantaran tidakdisimpan dalam peti es, atau karena mengandunglogam berat sehingga tidak laku. Dalam konteksjasa seperti pelayanan perijinan seringkali makanwaktu lama, berbelit-belit, tidak ada kepastian dan

    mahal, membuat investor tidak tertarik untuk menanamkanmodalnya di daerah.

    Strategi menerapkan teknologi yang lebih inovatif danunggul tentu akan sangat membantu meningkatkan kualitasproduk yang selanjutnya dapat merebut pasaran. Demikianpula strategi melakukan reformasi pelayanan publik akanmendorong investasi di kabupaten tertinggal. Denganmemperbaiki kualitas produk dan jasa pelayanan publiktermasuk jaminan keamanan, maka daya saing kabupatentertinggal akan meningkat, menyamai kedudukankabupaten yang tidak tertinggal.

    Strategi Mempertahankan Segmen Pasar Yang Sudah

    Ada

    Kelanggengan dari hubungan produsen-konsumen seringtidak langgeng. Strategi fokus pada segmen pasar tertentusebagaimana diungkapkan Porter, kurang diperhatikan.Kabupaten yang menjual komoditas tertentu ke daerahtertentu seringkali tidak berupaya memeliharanyasebagai pelanggan atau pembeli tetap. Karena itu, banyakproduksi komoditas yang tidak langgeng. Tentu saja, dalammempertahankan segmen pasar tersebut, suatu kabupatendapat menerapkan kedua strategi sebelumnya. Misalnya,

    topik utama.StrategiMembangun DayaSaingDaerah tertinggalStrategi Membangun Daya Saing Daerah tertinggal

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    18/4816

    buletintata ruang *

    untuk mempertahankan pasar dengan daerah atau negara

    tertentu, Kabupaten tertinggal dapat menerapkan strategi

    differensiasi, atau juga menekan biaya.

    Hubungan pasar yang telah lama berlangsung, harus

    didasari atas hubungan kemitraan dan fair tradeagar kedua

    belah pihak sama-sama mengambil manfaat dari hubungan

    ekonomi tersebut, dan bertekad memperpanjang hubungan

    yang saling menguntungkan tersebut.

    Strategi Kerjasama Antar Daerah

    Dalam kenyataan, ada kabupaten tertinggal yang secara fisik

    masih homogen dengan kabupaten lain baik yang tertinggal

    maupun tidak tertinggal, dalam arti memiliki iklim yang

    sama dan sumberdaya yang sama sehingga memproduksi

    komoditas yang sama. Dalam konteks ekonomi regional,

    daerah-daerah ini sebaiknya bekerjasama untuk melayani

    pasaran yang sama dan memberikan pelayanan publik

    tertentu agar sama-sama mendapatkan manfaat dari pada

    bersaing dan mengakibatkan kerugian di salah satu pihak.

    Misalnya di beberapa kabupaten tertinggal diadakankerjasama memproduksi jagung, ikan, dan sebagainya, atau

    sama-sama menangani pelayanan yang sama di bawah satu

    atap.

    Kerjasama antar Pemerintah Daerah (Agranoff, 1996) adalah

    suatu bentuk pengaturan kerjasama yang dilakukan antar

    pemerintahan daerah dalam bidang-bidang yang disepakati

    untuk mencapai nilai efisiensi dan kualitas pelayanan yang

    lebih baik. Kerjasama (cooperation) antara pemerintah

    daerah telah lama dikenal dan dirasakan manfaatnya sebagai

    suatu sumber efisiensi dan kualitas pelayanan (Patterson,

    2008; Rosen, 1993). Kerjasama ini telah dikenal sebagai carayang jitu untuk mengambil manfaat dari ekonomi skala

    (economies of scales). Pembelanjaan atau pembelian bersama,

    misalnya, telah membuktikan keuntungan tersebut, dimana

    pembelian dalam skala besar atau melebihi threshold

    points, akan lebih menguntungkan daripada dalam skala

    kecil. Dengan kerjasama tersebut biaya overhead(overhead

    cost) akan teratasi meskipun dalam skala yang kecil. Sharing

    dalam investasi, misalnya, akan memberikan hasil akhir yang

    lebih memuaskan seperti dalam penyediaan fasilitas dan

    peralatan, serta pengangkatan spesialis dan administrator.

    Kerjasama juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan,

    misalnya dalam pemberian atau pengadaan fasilitas, dimana

    masing-masing pihak tidak dapat membelinya sendiri.

    Dengan kerjasama, fasilitas pelayanan yang mahal harganya

    dapat dibeli dan dinikmati bersama, seperti pusat rekreasi,

    pendidikan orang dewasa, transportasi, dsb. Bentuk dan

    metode kerjasama antar Pemerintah Daerah meliputi (1)

    intergovernmental service contract; (2)joint service agreement,

    dan (3) intergovernmental service transfer (Henry, 1995).Jenis kerjasama yang pertama dilakukan bila suatu daerah

    membayar daerah yang lain untuk melaksanakan jenis

    pelayanan tertentu seperti penjara, pembuangan sampah,

    kontrol hewan atau ternak, penaksiran pajak. Jenis kerjasama

    yang kedua biasanya dilakukan untuk menjalankan fungsi

    perencanaan, anggaran dan pemberian pelayanan tertentu

    kepada masyarakat daerah yang terlibat, misalnya dalam

    pengaturan perpustakaan wilayah, komunikasi antar polisi

    dan pemadam kebakaran, kontrol kebakaran, pembuangan

    sampah. Dan jenis kerjasama ketiga merupakan transfer

    permanen suatu tanggung jawab dari satu daerah ke daerah

    lain seperti bidang pekerjaan umum, prasarana dan sarana,

    kesehatan dan kesejahteraan, pemerintahan dan keuangan

    publik.

    Penutup

    Daya saing daerah merupakan suatu strategi yang potensial

    untuk diterapkan di Kabupaten Tertinggal dalam rangka

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Strategi

    ini tidak dapat berdiri sendiri karena lebih bersifat supply-

    side. Sisi demand side kurang diperhatikan karenanya

    usulan untuk membangun kerjasama antar daerah

    dapat membantu meningkatkan daya saing Kabupatentertinggal. Suatu Kabupaten tertinggal dapat menggalang

    kerjasama dengan Kabupaten tertinggal atau yang tidak

    tertinggal untuk mengambil manfaat bersama membangun

    daerah dengan penghematan biaya bersama, sekaligus

    bersama mengambil pelajaran yang sangat berharga untuk

    meningkatkan kualitas produk daerah, dan kelanggengan

    hubungan dengan daerah lain berdasarkan prinsip saling

    menguntungkan

    topik utama.StrategiMembangun DayaSaingDaerah tertinggalStrategi Membangun Daya Saing Daerah tertinggal

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    19/48

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    20/4818

    buletintata ruang *

    2. Kawasan Perbatasan

    Kerjasama dalam hal keamanan di kawasan perbatasanjuga menjadi salah satu isu strategis. Selain dalam halkeamanan, kerjasama di kawasan-kawasan perbatasanjuga difokuskan pada pengembangan wilayah, karenadaerah-daerah di kawasan perbatasan ini sebagian besaradalah daerah tertinggal.

    3. Tata Ruang

    Keterkaitan tata ruang antardaerah diperlukan dalamhal-hal yang dapat mempengaruhi lebih dari satu daerah,seperti Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan lindung,dan sebagainya.

    4. Penanggulangan Bencana dan Penanganan Potensi

    Konflik

    Usaha mitigasi bencana dan tindakan pasca bencana,apabila bercermin dari pengalaman di NAD, Alor danNabire, serta daerah lainnya, ternyata keadaan inimembutuhkan koordinasi dan kerjasama yang baik antardaerah-daerah yang berdekatan.

    5. Kemiskinan dan Pengurangan Disparitas Wilayah Keterbatasan kemampuan, kapasitas dan sumber dayayang berbeda-beda antar daerah menimbulkan adanyadisparitas wilayah dan kemiskinan (kesenjangan sosial).Melalui kerjasama antar daerah, diharapkan terjadipeningkatan kapasitas daerah dalam penggunaansumber daya secara lebih optimal dan pengembanganekonomi lokal, dalam rangka menekan angka kemiskinandan mengurangi disparitas wilayah.

    6. Peningkatan peran Provinsi

    UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,mengisyaratkan perlunya peningkatan peran

    provinsi, termasuk dalam memfasilitasi penyelesaianpermasalahan-permasalahan antar daerah. Untuk itudiperlukan peningkatan kemampuan provinsi dalammenyelenggarakan/mendorong kerjasama antar daerah(local government cooperation). Peranan ini terutamadalam kapasitas provinsi sebagai perpanjangan tanganpemerintah pusat dan sebagai fasilitator dan katalisatorKerjasama Antar Daerah (KAD).

    7. Pemekaran Daerah

    Kerjasama Antar Daerah (KAD) dapat menjadisalah satu alternatif lain untuk meningkatkanefektivitas dan efisiensi penyelenggaraan

    pelayanan publik selain kebijakan pemekarandaerah. Hal ini mengingat kebijakanpemekaran memerlukan lebih banyaksumber daya dibanding Kerjasama AntarDaerah (KAD), dan perkembangan daerahotonom baru tidak selalu memberikan hasilseperti yang diinginkan.

    Dalam perkembangannya selama ini, sebagiandaerah telah memiliki kesadaran sendiri untukbekerjasama dengan daerah lain dalam berbagaibidang, terkait dengan isu-isu strategis tadi.Meskipun begitu, karena pada awalnya tidak ada

    kewajiban bagi daerah untuk menginformasikanatau melaporkan pembentukan KerjasamaAntar Daerah (KAD) baik ke Pemerintah maupunPemerintah Provinsi, maka belum dilakukanpendataan mengenai apa saja bentukan-

    bentukan kerjasama yang telah terselenggara di seluruhIndonesia.

    Berbagai bentukan kerjasama ini banyak yang telahberkembang sebelum adanya peraturan perundanganyang khusus memayungi Kerjasama Antar Daerah (KAD)dari pemerintah. Akan tetapi, dalam perkembangannyadirasakan bahwa payung peraturan itu memang diperlukan,meskipun pelaksanaan teknis kerjasama itu sendiri akan

    sangat tergantung dari karakteristik daerah-daerah yangterkait. Peraturan perundangan tersebut misalnya diperlukansebagai pedoman penyelenggaraan untuk daerah-daerahyang akan membentuk kerjasama dan sebagai pedomanpenyelesaian apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaankerjasama tersebut.

    Berdasarkan kebutuhan tersebut, Pemerintah kemudianmerumuskan beberapa kebijakan sebagai pedomanpenyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Setelahera desentralisasi dan otonomi daerah, kebijakan yangmengatur tentang Kerjasama Antar Daerah (KAD) adalahSurat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ

    tanggal 13 Juli 2005. Setelah itu, dimulai penyusunan PPmengenai Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang kemudiandisahkan pada tahun 2007, yaitu PP No. 50 Tahun 2007tentang Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah.

    Kerangka Regulasi : PP No. 50 Tahun 2007 tentang

    Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah

    Setelah berkembangnya berbagai bentukan KerjasamaAntar Daerah (KAD) di Indonesia, disahkannya PP mengenaitatacara pelaksanaan kerjasama ini memang sangatdinantikan oleh daerah. Dalam PP ini, yang dimaksud dengan

    kerjasama daerah adalah kesepakatan antara gubernurdengan gubernur atau gubernur dengan bupati/walikotaatau antara bupati/walikota dengan bupati/walikota yanglain, dan atau gubernur, bupati/walikota dengan pihakketiga, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkanhak dan kewajiban. Adapun objek kerja sama daerahadalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadikewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaanpelayanan publik. Penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah

    topik utama. Kerjasama AntarDaerah (KAD)untuk PeningkatanPenyelenggaraanPelayananPublikdan DayaSaing WilayahKerjasama Antar Daerah (KAD) untuk Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Daya Saing Wilayah

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    21/48

    * buletintata ruang19

    (KAD) ini hendaknya dilaksanakan dengan memperhatikanprinsip-prinsip berikut: a) efisiensi; b) efektivitas; c) sinergi;d) saling menguntungkan; e) kesepakatan bersama; f) itikadbaik; g) mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhanwilayah NKRI; h) persamaan kedudukan; i) transparansi; j)keadilan; dan k) kepastian hukum.

    Untuk tata cara kerjasama daerah diantaranya diatur hal-halsebagai berikut :

    1. Kepala daerah atau salah satu pihak dapat memprakarsaiatau menawarkan rencana kerja sama kepada kepaladaerah yang lain dan pihak ketiga mengenai objektertentu.

    2. Apabila para pihak sebagaimana dimaksud padahuruf a menerima, rencana kerja sama tersebut dapatditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersamadan menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama yangpaling sedikit memuat:

    a. subjek kerja sama;b. objek kerja sama;

    c. ruang lingkup kerja sama;d. hak dan kewajiban para pihak;e. jangka waktu kerja sama;f. pengakhiran kerja sama;g. keadaan memaksa; danh. penyelesaian perselisihan.

    3. Kepala daerah dalam menyiapkan rancangan perjanjiankerja sama melibatkan perangkat daerah terkait dan dapatmeminta pendapat dan saran dari para pakar, perangkatdaerah provinsi, Menteri dan Menteri/Pimpinan LembagaPemerintah Non Departemen terkait.

    4. Kepala daerah dapat menerbitkan Surat Kuasa untukpenyelesaian rancangan bentuk kerja sama. AdapunPelaksanaan perjanjian kerja sama dapat dilakukan olehSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

    Dalam hubungannya dengan DPRD, rencana kerjasamadaerah yang membebani daerah dan masyarakat harusmendapat persetujuan dari DPRD dengan ketentuan apabilabiaya kerja sama belum teranggarkan dalam APBD tahunanggaran berjalan dan/atau menggunakandan/atau memanfaatkan aset daerah. Akantetapi kerja sama daerah yang dilakukan dalamrangka pelaksanaan tugas dan fungsi dari

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) danbiayanya sudah teranggarkan dalam APBDtahun anggaran berjalan tidak perlu mendapatpersetujuan dari DPRD.

    Untuk penyelesaian perselisihan yang terjadidalam pelaksanaan kerjasama, diharapkandapat diselesaikan dengan musyawarah.Akan tetapi, apabila kata mufakat tidak dapatdicapai, maka untuk kerjasama antar daerah-daerah yang terdapat dalam satu provinsi,penyelesaian perselisihan dapat dilakukandengan keputusan Gubernur provinsi tersebut.

    Sementara untuk kerjasama antar Provinsi,dapat dilakukan dengan keputusan Menteri(dalam hal ini Menteri Dalam Negeri).

    Dalam PP No. 50 Tahun 2007 ini juga diaturmengenai pembentukan Badan Kerjasama.

    Badan Kerjasama ini dapat dibentuk untuk KerjasamaAntar Daerah (KAD) yang dilakukan secara terus-menerusatau berlangsung dalam waktu minimal 5 tahun. BadanKerjasama ini bukan bagian dari perangkat daerah dandibentuk dengan keputusan bersama Kepala Daerah. TugasBadan Kerjasama ini termasuk pengelolaan, monitoring danevaluasi pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Selainitu, Badan Kerjasama juga dapat memberikan masukan atau

    saran mengenai langkah-langkah yang diperlukan apabilaada permasalahan dalam pelaksanaan kerjasama. Adapununtuk biaya penyelenggaraan Badan Kerjasama ini menjaditanggung jawab bersama Kepala Daerah-daerah yangterkait dengan kerjasama.

    Potensi dan Kendala dalam Kerjasama Antar Daerah

    (KAD)

    Kerjasama Antar Daerah (KAD) selama ini tidak lepas darikendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaannya.Kendala-kendala itu diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Belum ada database yang cukup baik mengenai KAD di

    seluruh Indonesia

    2. Pemerintah Daerah masih belum cukupmempertimbangkan KAD sebagai salah satu inovasidalam penyelenggaraan pembangunan. Salah satupenyebabnya adalah adanya persaingan dan ego daerahdimana semangat otonomi masih dipandang sempitdan kedaerahan. Setiap daerah memacu perkembangandaerahnya sendiri tanpa menimbang kemampuandan kebutuhan wilayah lain. Kondisi ini menghambatprakarsa daerah untuk bekerjasama dengan daerahlain. Terlebih lagi, tidak jarang pelayanan publik yangdiusahakan melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) lebih

    banyak merugi dan disubsidi APBD sehingga kurangmenarik dikerjasamakan. Pemerintah Daerah kemudianlebih memilih bekerjasama dengan pihak swasta karenamenganggap kerjasama dengan daerah lain justrulebih rumit dan rawan terjadi konflik. Selain itu, belumada mekanisme insentif untuk daerah-daerah yangbekerja sama dalam peningkatan efektivitas/efisiensipenyelenggaraan pelayanan publik

    topik utama. Kerjasama AntarDaerah (KAD)untuk PeningkatanPenyelenggaraanPelayananPublikdan DayaSaing WilayahKerjasama Antar Daerah (KAD) untuk Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Daya Saing Wilayah

  • 7/22/2019 Buletin TATA RUANG. Edisi Maret-April 2009. Meningkatkan Daya Saing Wilayah

    22/4820

    buletintata ruang *

    3. Untuk daerah-daerah pemekaran, ada kecenderunganlebih enggan untuk bekerja sama dengan daerah lain,termasuk daerah induk, karena euphoria baru menjadisebuah daerah otonom.

    4. Di pemerintah pusat sendiri, KAD belum menjadi satuinovasi prioritas untuk di-diseminasikan ke daerah.Selama ini KAD biasanya terbentuk atas inisiatifdaerah sendiri. Masih sangat kurang fasilitasi atau

    inisiasi dari Pemerintah maupun Pemerintah Provinsi.Peran Pemerintah sampai saat ini baru dalam bentukpenyusunan PP No. 50 Tahun 2007 mengenai tata caraKAD.

    Meskipun demikian, terdapat beberapa hal yang bisamenjadi potensi dalam pengembangan Kerjasama AntarDaerah (KAD) kedepan, yaitu diantaranya:

    1. Kerjasama Antar Pemerintah Daerah biasanya mendapatbobot prioritas paling rendah dari program-programlain dalam Bidang Revitalisasi Proses Desentralisasi danOtonomi Daerah. Meski begitu, baik Pemerintah Daerah

    maupun instansi di tingkat pusat memperkirakanpeningkatan KAD ini, pada masa yang akan datang,dapat menjadi salah satu kunci dalam mengakselerasipembangunan daerah. Akan tetapi isu KAD biasanyaselalu kalah dengan isu lain yang sifatnya lebihpragmatik.

    2. KAD dapat menjadi alternatif dari pemeka