buletin siagabuletin siaga 7 juli 2009 info · pdf filemasyarakat di lingkungan perumahan...

4
INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam PENGURANGAN RISIKO BENCANA PENGURANGAN RISIKO BENCANA PENGURANGAN RISIKO BENCANA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BULETIN SIAGA BULETIN SIAGA BULETIN SIAGA BULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA RANGAN RISIKO BENCANA RANGAN RISIKO BENCANA RANGAN RISIKO BENCANA VOLUME 2 SIMULASI BANJIR SIMULASI BANJIR SIMULASI BANJIR SIMULASI BANJIR Pada bulan Maret 2009, Satlinmas/STPB dari 3 kelurahan mengadakan simulasi banjir sebagai media belajar masyarakat dalam menghadapi situasi bencana dan mendorong pemerintah untuk segera membuat kebijakan pengurangan dan penghilangan dampak buruk kerusakan lingkungan hidup. Bagi Satlinmas/STPB, ini adalah pertama kalinya mereka mengundang sejumlah besar masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara besar. Warga Kampung melayu melakukan simulasi di dekat sungai Ciliwung sedangkan warga Cipinang Besar Utara melakukan simulasi di dekat sungai Cipinang, sementara warga Penjaringan melakukan simulasi di pantai Ancol. Dalam simulasi ini juga hadir Palang Merah Indonesia (PMI), ABRI, dan lokal organisasi tanggap darurat di Jakarta yang banyak memberikan masukan terhadap proses simulasi. Beberapa anggota Satlinmas/STPB pernah mengikuti pelatihan tanggap darurat yang difasilitasi oleh ACF bersama RINDAM JAYA dan Jakarta Rescue. Satlinmas/STPB sebagai organisasi berbasis masyarakat harus berlatih untuk menghadapi bencana agar mereka mempunyai dasar dalam melakukan respon tanggap darurat. Dalam simulasi ini, Tim SAR Satlinmas/STPB di Kampung Melayu dan Cipinang Besar Utara ikut andil dalam adegan penyelamatan di air. Kru bersiap di perahu karet untuk menolong beberapa pria dan wanita yang hampir tenggelam oleh air. Semuanya sangat senang karena bisa ikut ambil bagian dalam situasi ini. Di Penjaringan, simulasi yang dilakukan adalah simulasi untuk banjir pasang, yang merupakan banjir rutin di daerah tersebut. Pada saat acara dimulai, angin kencang menerpa pantai Ancol tempat simulasi diadakan yang membuat tenda penonton rubuh. Pada awalnya hal ini membuat warga cukup panik, namun berkat koordinasi yang baik antara anggota Satlinmas, keadaan ini dapat dikendalikan. Selama ini, Satlinmas/STPB sebagai perwakilan tim Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di wilayah Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan kurang terhubung dengan pembuat kebijakan PRB di tingkat pemerintah daerah. Sebagai upaya untuk menghubungkan keduanya, diadakanlah forum semiloka Manajemen Bencana dengan befokus pada kekuatan Satlinmas/STPB dalam menjalankan fungsi PRB di daerahnya masing – masing. Pada semiloka ini, perwakilan Satlinmas/STPB dari 3 Kelurahan memberikan sebuah presentasi lengkap mengenai keberadaan mereka dan tugas – tugas penting yang mereka lakukan di wilayahnya. Forum ini juga terlaksana berkat adanya kerja sama yang baik dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI). Perwakilan dari BAPPEDA dan Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (PMB – ITB) turut hadir dan berpartisipasi sebagai peserta semiloka sekaligus narasumber yang memberikan informasi mengenai peran mereka dalam PRB. Tujuan utama PRB yang menyatu antara masyarakat sebagai target populasi dan sekaligus aktor utama dengan pemerintah sebagai pembuat kebijakan adalah meningkatnya pendekatan pemerintah yang bottom- up (dari bawah ke atas), masuknya PRB sebagai prioritas yang berbasis perencanaan masyarakat, serta “membumikan” Undang-Undang PRB ke tingkat yang lebih praktis. Setelah semiloka berakhir, diadakan jajak pendapat dengan Satlinmas dan BAPPEDA untuk menindaklanjuti hasil semiloka. Jajak pendapat ini menghasilkan beberapa poin penting yang menjelaskan pentingnya peran Lurah sebagai penentu jalannya PRB di tingkat kelurahan, bagaimana menyatukan kegiatan PRB dalam anggaran kelurahan, pentingnya diskusi dengan seluruh pihak kelurahan agar diskusi dan perencanaan PRB dapat ditingkatkan, pentingnya jalinan komunikasi di seluruh struktur pemerintahan, pentingnya budaya menulis surat, laporan, dan perencanaan sebagai alat dokumentasi seluruh kegiatan, serta pentingnya melibatkan seluruh pihak yang bekerja dalam PRB dalam usaha mengangkat PRB dalam perencanaan pemerintah DKI Jakarta.

Upload: ngonga

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO · PDF filemasyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga ... Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek

INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam

PENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANA

BULETIN SIAGABULETIN SIAGABULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANA VOLUME 2

SIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIR

Pada bulan Maret 2009, Satlinmas/STPB dari 3 kelurahan mengadakan

simulasi banjir sebagai media belajar masyarakat dalam menghadapi

situasi bencana dan mendorong pemerintah untuk segera membuat

kebijakan pengurangan dan penghilangan dampak buruk kerusakan

lingkungan hidup.

Bagi Satlinmas/STPB, ini adalah pertama kalinya mereka mengundang

sejumlah besar masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara besar.

Warga Kampung melayu melakukan simulasi di dekat sungai Ciliwung

sedangkan warga Cipinang Besar Utara melakukan simulasi di dekat

sungai Cipinang, sementara warga Penjaringan melakukan simulasi di

pantai Ancol. Dalam simulasi ini juga hadir Palang Merah Indonesia

(PMI), ABRI, dan lokal organisasi tanggap darurat di Jakarta yang

banyak memberikan masukan terhadap proses simulasi.

Beberapa anggota Satlinmas/STPB pernah mengikuti pelatihan tanggap

darurat yang difasilitasi oleh ACF bersama RINDAM JAYA dan Jakarta

Rescue. Satlinmas/STPB sebagai organisasi berbasis masyarakat harus

berlatih untuk menghadapi bencana agar mereka mempunyai dasar

dalam melakukan respon tanggap darurat. Dalam simulasi ini, Tim SAR

Satlinmas/STPB di Kampung Melayu dan Cipinang Besar Utara ikut

andil dalam adegan penyelamatan di air. Kru bersiap di perahu karet

untuk menolong beberapa pria dan wanita yang hampir tenggelam

oleh air. Semuanya sangat senang karena bisa ikut ambil bagian dalam

situasi ini.

Di Penjaringan, simulasi yang dilakukan adalah simulasi untuk banjir

pasang, yang merupakan banjir rutin di daerah tersebut. Pada saat

acara dimulai, angin kencang menerpa pantai Ancol tempat simulasi

diadakan yang membuat tenda penonton rubuh. Pada awalnya hal ini

membuat warga cukup panik, namun berkat koordinasi yang baik

antara anggota Satlinmas, keadaan ini dapat dikendalikan.

Selama ini, Satlinmas/STPB sebagai perwakilan tim Pengurangan Risiko

Bencana (PRB) di wilayah Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan

Penjaringan kurang terhubung dengan pembuat kebijakan PRB di tingkat

pemerintah daerah. Sebagai upaya untuk menghubungkan keduanya,

diadakanlah forum semiloka Manajemen Bencana dengan befokus pada

kekuatan Satlinmas/STPB dalam menjalankan fungsi PRB di daerahnya masing

– masing. Pada semiloka ini, perwakilan Satlinmas/STPB dari 3 Kelurahan

memberikan sebuah presentasi lengkap mengenai keberadaan mereka dan

tugas – tugas penting yang mereka lakukan di wilayahnya. Forum ini juga

terlaksana berkat adanya kerja sama yang baik dengan Masyarakat

Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

Perwakilan dari BAPPEDA dan Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi

Bandung (PMB – ITB) turut hadir dan berpartisipasi sebagai peserta semiloka

sekaligus narasumber yang memberikan informasi mengenai peran mereka

dalam PRB. Tujuan utama PRB yang menyatu antara masyarakat sebagai

target populasi dan sekaligus aktor utama dengan pemerintah sebagai

pembuat kebijakan adalah meningkatnya pendekatan pemerintah yang bottom-

up (dari bawah ke atas), masuknya PRB sebagai prioritas yang berbasis

perencanaan masyarakat, serta “membumikan” Undang-Undang PRB ke tingkat

yang lebih praktis.

Setelah semiloka berakhir, diadakan jajak pendapat dengan Satlinmas dan

BAPPEDA untuk menindaklanjuti hasil semiloka. Jajak pendapat ini

menghasilkan beberapa poin penting yang menjelaskan pentingnya peran

Lurah sebagai penentu jalannya PRB di tingkat kelurahan, bagaimana

menyatukan kegiatan PRB dalam anggaran kelurahan, pentingnya diskusi

dengan seluruh pihak kelurahan agar diskusi dan perencanaan PRB dapat

ditingkatkan, pentingnya jalinan komunikasi di seluruh struktur pemerintahan,

pentingnya budaya menulis surat, laporan, dan perencanaan sebagai alat

dokumentasi seluruh kegiatan, serta pentingnya melibatkan seluruh pihak yang

bekerja dalam PRB dalam usaha mengangkat PRB dalam perencanaan

pemerintah DKI Jakarta.

Page 2: BULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO · PDF filemasyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga ... Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek

PERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIR

Pertemuan pasca banjir dilakukan untuk melihat kembali kesiapsiagaan

masyarakat terhadap banjir yang terjadi di 3 kelurahan serta untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan dari kegiatan—kegiatan yang telah dilakukan sebelum,

saat, dan setelah banjir.

Sebelum banjir terjadi, masyarakat dari 3 kelurahan menilai kembali apakah

penyebaran informasi tentang Sistem Peringatan Dini (SPD) sudah merata dan

persiapan jalur evakuasi sudah benar. Selain itu, masyarakat juga menilai

perencanaan logistic serta peran dari anggota Satlinmas/STPB, Kelurahan, dan

masyarakat dalam kesiapsiagaan banjir. Perbedaan yang didapat dari

kesiapsiagaan banjir tahun lalu dan tahun ini, kekuatan dan kelebihan menurut

pendapat masyarakat, serta rencana ke depannya juga termasuk dalam penilaian

ini.

Pada waktu banjir, masyarakat melakukan penilaian terhadap kinerja Satlinmas/

STPB yang meliputi tim SAR, tim evakuasi, tim pertolongan pertama, tim dapur

umum, dan tim keamanan. Mereka juga memberikan masukan mengenai

perbedaan kinerja Satlinmas/STPB tahun lalu dan tahun ini serta apa yang mereka

ingin lakukan ke depannya sebagai upaya saat banjir terjadi.

Yang terakhir adalah penilaian terhadap kinerja yang dilakukan setelah banjir

terjadi. Penilaian ini meliputi ketersediaan data – data mengenai dampak dan

kerugian banjir yang telah terjadi, kekuatan dan kelemahan menurut pendapat

masyarakat, dan apa yang ingin dilakukan masyarakat ke depannya sebagai

upaya setelah banjir terjadi.

Pada dasarnya, setiap kelurahan mempunyai perkembangan kesiapsiagaan banjir

baik itu sebelum, saat, maupun sesudah banjir terjadi dibandingkan dengan tahun

lalu. Yang perlu ditingkatkan adalah koordinasi di antara setiap anggota

Satlinmas/STPB, penambahan sarana/prasana yang menunjang pencegahan

banjir, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan

sekelilingnya sebagai upaya untuk mencegah banjir.

Page 2 BERITA SIAGA

KOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBAT

Pengetahuan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tidak hanya perlu diketahui oleh

masyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga masyarakat di

lingkungan sekolah. Bagi Jakarta yang rawan terhadap banjir, pengetahuan PRB

banjir menjadi hal yang sangat penting terutama untuk sekolah – sekolah yang

mempunyai risiko terhadap banjir.

Pada bulan April 2009, siswa dan guru dari beberapa sekolah di Jakarta Timur

dan Jakarta Utara mengikuti Kompetisi Esai dan Debat yang mengambil topik

‘Sekolahku Siap Menghadapi Banjir’. Pada tahap seleksi, masing – masing tim

yang terdiri dari 3 siswa dan 1 guru membuat esai mengenai topik yang telah

ditentukan. Seleksi menghasilkan 9 nominasi terpilih yang kemudian

diikutsertakan dalam kompetisi pada tanggal 25 April 2009.

Para nominasi terpilih mempresentasikan karya tulis mereka di depan juri dan

peserta lainnya. Sebagai juri dalam acara ini, ACF memilih Bapak Del Afriadi

Bustami dari LIPI, Ibu Hidayati dari Pusat Kurikulum, Ibu Martha Silaban dari

majalah TEMPO, dan Bapak Martius Marzuki sebagai perwakilan dari ACF.

Kegiatan ini menghasilkan diskusi interaktif dan masukan yang sangat

bermanfaat bagi para nominasi untuk memperluas pengetahuan mereka

mengenai bencana banjir dan mengidentifikasi kapasitas sekolah serta mencari

solusi yang sesuai dengan kapasitas mereka. Meskipun kegiatan ini sudah usai,

semua berharap agar setiap tim yang hadir tetap dapat meneruskan hasil yang

telah mereka dapatkan di sekolahnya masing – masing.

Apabila kita ingin mengadakan suatu kegiatan pasti kita harus menyusun proposal sebagai langkah awal. Proposal ini kemudian dapat digunakan untuk mencari

bantuan maupun dukungan dari para pendonor. Organisasi yang baik harus mempunyai kemampuan untuk membuat proposal bagi organisasi mereka. Begitu juga

dengan Satlinmas/STPB, mereka mengikuti pelatihan pembuatan proposal kegiatan agar mereka dapat mandiri dalam membuat proposal.

Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek yang baik dan jelas seperti bagaimana membuat goal( Tujuan utama dari proposal), overall

Object ( hasil keseluruhan dari semua kegiatan), output ( hasil dari sebuah kegiatan ) juga aktifitas atau kegiatan yang mendukung output. Tak lupa pelatihan ini juga

mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan para donor serta bagaimana memanfaatkan sumber daya non uang yang ada di organisasi. Demikian pula dalam

pembuatan proposal harus disesuaikan dengan kebutuhan dan isu yang berkembang dalam masyarakat dan kegiatan tersebut harus bisa membawa manfaat dan

perubahan dalam masyarakat., juga bagaimana menyusun dana untuk setiap kegiatan serta siapa pelaksana proyek kegiatan.

Para peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan dalam pelatihan dan bahkan menurut mereka waktunya

sangat tidak cukup sehingga mereka meminta bahwa pelatihan ini bisa diadakan lagi. Pelatihan ini diadakan di restoran Sindang Reret dan diikuti 15 orang peserta

dimana tiap kelurahan diwakili oleh 5 orang Satlinmas/STPB dan pembicaranya berasal dari UI.

PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL

Page 3: BULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO · PDF filemasyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga ... Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek

Apabila terjadi bencana, siapa yang paling membutuhkan bantuan?

Sudah tentu mereka adalah orang dengan kebutuhan khusus.

Bencana dapat mengakibatkan kelompok rentan lebih menderita

dibandingkan masyarakat lainnya apabila kurang mendapat

perhatian. Karena itu sangat penting bagi kita untuk memahami

kebutuhan mereka dan melibatkan mereka dalam perencanaan dan

manajemen bencana. Seminar “Pengarusutamaan Isu Orang dengan

kebutuhan Khusus dalam Manajemen Bencana” ini dibuat untuk

menyebarluaskan masalah di atas. Seminar ini dihadiri oleh

Satlinmas/STPB dari Cipinang Besar Utara, Kampung Melayu, dan

Penjaringan serta mengundang Ibu Eva Rahmi Kasim dari

Departemen Sosial dan Agus T. Riyanto dari LSM Low Vision.

Seminar ini mengingatkan kita bahwa manajemen bencana harus

melibatkan orang dengan kebutuhan khusus serta peralatan khusus

yang dibutuhkan sebagai peringatan dini. Kita juga dapat

mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan mereka berdasarkan

data yang ada. Karena itu, sangat penting untuk melibatkan salah

satu anggota keluarga mereka di komunitas agar masyarakat dapat

mengetahui kebutuhannya.

Kita harus menghormati orang dengan kebutuhan khusus seperti kita

menghormati diri kita sendiri. Bersabar dan bertanya pada mereka

adalah kuncinya. Sudahkah kita memperhatikan mereka apabila

terjadi bencana?

PEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIR

PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS

dalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANA

PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1

Kegiatan pelatihan guru merupakan bagian dari aktivitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah

karena guru adalah salah satu tokoh penting dalam pelaksanaan isu ini. Pelatihan guru melibatkan guru –

guru dari 13 sekolah di Cipinang Besar Utara, Kampung Melayu, dan Penjaringan. Kegiatan ini bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para guru dalam melakukan PRB di sekolah.

Materi yang diberikan adalah pemahaman berbagai macam aspek yang berhubungan dengan aktivitas PRB

di sekolah seperti pengurangan risiko, pelatihan berbasis kompetensi, dan kemampuan untuk memfasilitasi

aktivitas. Kegiatan ini menghasilkan 14 pelatih baru dari 13 sekolah yang dipilih dan menghasilkan 13

rencana kerja untuk PRaktivitas B di 13 sekolah. Dengan adanya pelatih baru, berarti 13 sekolah ini telah

mempunyai pelatih yang mempunyai kapasitas untuk melatih guru dan murid lainnya. Dengan mempunyai

rencana kerja, berarti setiap sekolah telah siap untuk mengembangkan dan melaksanakan sejumlah aktivitas

PRB di tingkat sekolah.

Page 3 VOLUME 2

Penyebaran informasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat menggunakan cara yang

menyenangkan dan inovatif terutama dalam menghadapi anak – anak. Salah satu cara yang efektif untuk

menyebarkan isu PRB ke anak – anak adalah melalui pemutaran film. Pemutaran film tentang banjir ini

diadakan di beberapa sekolah dasar di Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan. Selain

pemutaran film, anak – anak juga diajak berpartisipasi dalam diskusi interaktif untuk melihat seberapa

jauh mereka dapat menyerap informasi yang diberikan melalui video, dongeng, dan diskusi.

Dari diskusi ini, kita mengetahui bahwa anak – anak menganggap banjir telah menjadi bagian dari

keseharian mereka, terutama untuk mereka yang daerahnya rawan terkena banjir. Dengan meningkatkan

kesadaran dan pengetahuan mereka tentang banjir, mereka dapat mengurangi risiko yang mereka

hadapi. Pemutaran film dan diskusi interaktif ini sangat menyenangkan dan menarik namun pesan yang

ingin disampaikan juga jelas yaitu kita membutuhkan aksi serius untuk mengurangi risiko banjir dan

bencana lainnya.

Manajemen stok merupakan manajemen material yang sangat diperlukan untuk menjamin

kebutuhan operasional, serta memanfaatkan seoptimal mungkin stok yang ada. Satlinmas

PBP Kampung Melayu, Satlinmas PBP Penjaringan, serta STPB-CBU telah mendapatkan

training mengenai stock management bekerjasama dengan Lembaga Manajemen FE UI (LM-

FE UI). Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan kapasitas dan kemampuan teman-teman

Satlinmas dan STPB CBU untuk melakukan manajemen stok secara benar.

Stok yang telah dimiliki oleh masing-masing kelurahan perlu ada inventarisasi yang jelas

dengan pengkodean yang memudahkan tim ketika bekerja dengan menggunakan alat-alat

yang telah ada. Namun, manajemen stok tidak sampai hanya melakukan pencatatan, lebih

dari itu juga dilakukan pemeriksaaan barang secara berkala. Pemeriksaan berkala

dimaksudkan untuk memeriksa keberadaan barang dan kondisi barang tersebut. Misalnya

apakah stok ada yang dipinjam, atau apabila stok ada yang rusak maka dapat dilakukan

perbaikan. Dalam melakukan manajemen stok diperlukan matriks yang jelas dalam

melakukan pencatatan. Matriks pencatatan yang baku dan disetujui oleh semua pihak adalah

poin penting, serta pihak donatur pun menjadi diuntungkan dengan adanya inventarisasi stok

yang baik.

MANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOK

Page 4: BULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO · PDF filemasyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga ... Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek

Radio talk show tahap 2 yang diadakan oleh ACF berbicara tentang sejarah banjir sebelum tahun 2008 dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi banjir tahun 2009. Acara ini dilakukan di Radio Sonora dengan mengundang Satkorlak Penanggulangan Bencana DKI Jakarta untuk menjelaskan tentang banjir yang pernah dialami oleh DKI Jakarta serta upaya yang dilakukan

setelahnya dan warga dari Kelurahan Cipinang Besar Utara untuk menceritakan pengalamannya sewaktu banjir terjadi serta upaya yang dilakukan warga untuk antisipasi banjir yang akan datang. Dari hasil diskusi kedua narasumber di atas, diharapkan pendengar serta masyarakat lainnya juga dapat menyiapkan diri masing – masing untuk mengantisipasi banjir yang akan datang. Pemerintah telah menyiapkan peralatan dan narasumber sebagai upaya antisipasi untuk banjir yang akan datang. Masyarakat juga dapat menghubungi Satkorlak langsung apabila ada situasi darurat.

Di tingkat Kelurahan juga telah mempersiapkan narasumber yakni Satlinmas/STPB yang telah dilatih dan dapat berkoordinasi dengan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi dan perusahaan. Masyarakat diharapkan dapat berkontribusi di komunitas masing – masing bersama dengan Satlinmas/STPB.

RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2

ACTION CONTRE LA FAIM—MISI INDONESIA PROGRAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA BULETIN SIAGA #2 TIM PENYUSUN : Nina Rossiana, Fredy Chandra, Anwar Hadipriyanto, Patricia Dwi Wulandari, Ervin Ayu, Putri Sortaria KONTAK KAMI :

Jl. Dharmawangsa IX no. 120

Kebayoran Baru

Jakarta Selatan, 12160

Tel. +62 21 7257 320, 7220 775

Fax. +62 21 7248 768

Email : [email protected]

www.actioncontrelafaim.org

www.drracfjktind.wordpress.com

www.drracfjkteng.wordpress.com

“Saat ini ulah manusia

menyumbang 70% dari

total penyebab banjir di

DKI Jakarta” (Haryanto

Bajuri dari Satlorlak,

2009)

BERITA SIAGA Page 4

RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4

Pengembangan infrastruktur kota sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan banjir. Sebagai upaya untuk mencegah

banjir, pemerintah Jakarta telah cukup banyak mengembangkan beberapa kontrol banjir seperti banjir kanal timur

dan banjir kanal barat, namun tidak semua masyarakat mengetahui upaya pemerintah. Karena itu, radio talk show

tahap 4 ini bertujuan untuk mengangkat topik tersebut agar pandangan masyarakat menjadi terbuka dan mengetahui

upaya – upaya yang telah dilakukan pemerintah. Acara ini melibatkan narasumber dari Departemen Pekerjaan Umum

DKI Jakarta dan warga dari 3 kelurahan, yaitu Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan.

Acara ini menghasilkan diskusi interaktif antara narasumber dari kelurahan dan dari Departemen Pekerjaan Umum.

Berbeda dengan Radio Talk Show sebelumnya, kali ini pendengar semakin sadar akan banjir dan infrastrukturnya

dengan mengangkat banyak pertanyaan, pernyataan, dan pendapat melalui sms dan telpon.

Dari hasil diskusi dapat diketahui bahwa DKI Jakarta telah banyak mengembangkan infrastruktur untuk mencegah

banjir seperti banjir kanal timur dan barat, rehabilitasi sungai, sistem drainase, dll. Namun banjir tetap terjadi di

Jakarta karena faktor lain seperti pengaruh daerah yang mengelilinginya, sikap manusia, sistem tata kota, dsb.

“Secara kelembagaan, Satlinmas me-

rupakan perpanjangan tangan Satkor-

lak di tingkat Kelurahan.” (Pak Mu-

lyatno dari STPB Cipinang Besar

Utara, 2009)

Publikasi ini diterbitkan dengan bantuan Uni Eropa. Isi dari publikasi ini tidak merefleksikan pandangan Uni Eropa.

KOMISI BANTUAN KEMANUSIAAN UNI EROPA (ECHO)

Komisi Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa (ECHO) mendanai kegiatan bantuan untuk korban bencana alam dan konflik di luar Uni Eropa. Bantuan disalurkan secara tidak berpihak, langsung kepada korban, tidak memandang ras, kelompok etnis, jenis kelamin, usia, kebangsaan atau paham politik. Uni Eropa adalah pendonor terbesar untuk pendanaan operasional bantuan kemanusiaan.

RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3

Kesiapsiagaan banjir merupakan bagian dari aktivitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di masyarakat. Di tingkat kelurahan dalam hal ini Kampung Melayu, Cipinang

Besar Utara, dan Penjaringan, masyarakat mempunyai Satlinmas/STPB yang bertanggung jawab terhadap kesiapsiagaan bencana bekerja sama dengan pihak

Kelurahan. Ketika radio talk show ini akan diadakan, Satlinmas/STPB tengah memperbaharui struktur internalnya. Karena itu, radio talk show merupakan momen yang

tepat untuk menginformasikan masyarakat tentang struktur dan fungsi Satlinmas/STPB yang baru.

Diskusi kali ini melibatkan narasumber dari Satlinmas/STPB masing – masing kelurahan yaitu Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan. Selain

menjelaskan struktur dan fungsi Satlinmas/STPB yang baru, diskusi ini juga bertujuan untuk memberitahukan masyarakat luas bahwa inisiatif masyarakat sangatlah

penting dalam kesiapsiagaan bencana. Masyarakat tidak melulu bergantung kepada pemerintah, tapi juga mampu mengambil inisiatif sendiri.

KUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYU

Pertukaran informasi adalah hal penting yang pasti banyak dari kita telah lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Atas

dasar inilah 40 pemuda dari Rawa Buaya Cengkareng ditambah beberapa pemuda dari kelompok Flood Risk Reduce

(FRR) bimbingan Mercy Corps datang berkunjung ke Kampung Melayu untuk saling bertukar pikiran dan menjalin

kerja sama dengan Satlinmas Kampung Melayu.

Selama setengah hari, Satlinmas Kampung Melayu dan teman – teman dari Rawa Buaya saling berbagi cerita dan

pengalaman masing-masing. Satlinmas dari Kampung Melayu menceritakan pengalaman mereka tentang

penanganan banjir 2007 dan tak lupa mengajak teman – teman dari Rawa Buaya untuk melihat rute evakuasi, lokasi

yang beresiko banjir dan peralatan respon darurat.

Dalam kunjungan ini, teman – teman dari Rawa Buaya juga turut menyaksikan film tentang kesiapsiagaan banjir di

Kampung Melayu. Sebaliknya para pemuda dari Rawa Buaya juga menceritakan pengalaman mereka tentang banjir

2007. Kedua belah pihak saling berdiskusi dan mengadakan tanya jawab diantara mereka tentang apa yang sudah

mereka kerjakan dan apa yang akan dikerjakan selanjutnya. Semoga jalinan kerjasama kedua kelompok pemuda ini

tidak hanya berakhir di kunjungan ini, tapi dapat berlanjut sampai seterusnya!