buletin siagabuletin siaga 7 juli 2009 info · pdf filemasyarakat di lingkungan perumahan...
TRANSCRIPT
INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam INISIATIF LOKAL MASYARAKAT dalam
PENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANAPENGURANGAN RISIKO BENCANA
BULETIN SIAGABULETIN SIAGABULETIN SIAGABULETIN SIAGA 7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGU7 JULI 2009 INFO KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANARANGAN RISIKO BENCANA VOLUME 2
SIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIRSIMULASI BANJIR
Pada bulan Maret 2009, Satlinmas/STPB dari 3 kelurahan mengadakan
simulasi banjir sebagai media belajar masyarakat dalam menghadapi
situasi bencana dan mendorong pemerintah untuk segera membuat
kebijakan pengurangan dan penghilangan dampak buruk kerusakan
lingkungan hidup.
Bagi Satlinmas/STPB, ini adalah pertama kalinya mereka mengundang
sejumlah besar masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara besar.
Warga Kampung melayu melakukan simulasi di dekat sungai Ciliwung
sedangkan warga Cipinang Besar Utara melakukan simulasi di dekat
sungai Cipinang, sementara warga Penjaringan melakukan simulasi di
pantai Ancol. Dalam simulasi ini juga hadir Palang Merah Indonesia
(PMI), ABRI, dan lokal organisasi tanggap darurat di Jakarta yang
banyak memberikan masukan terhadap proses simulasi.
Beberapa anggota Satlinmas/STPB pernah mengikuti pelatihan tanggap
darurat yang difasilitasi oleh ACF bersama RINDAM JAYA dan Jakarta
Rescue. Satlinmas/STPB sebagai organisasi berbasis masyarakat harus
berlatih untuk menghadapi bencana agar mereka mempunyai dasar
dalam melakukan respon tanggap darurat. Dalam simulasi ini, Tim SAR
Satlinmas/STPB di Kampung Melayu dan Cipinang Besar Utara ikut
andil dalam adegan penyelamatan di air. Kru bersiap di perahu karet
untuk menolong beberapa pria dan wanita yang hampir tenggelam
oleh air. Semuanya sangat senang karena bisa ikut ambil bagian dalam
situasi ini.
Di Penjaringan, simulasi yang dilakukan adalah simulasi untuk banjir
pasang, yang merupakan banjir rutin di daerah tersebut. Pada saat
acara dimulai, angin kencang menerpa pantai Ancol tempat simulasi
diadakan yang membuat tenda penonton rubuh. Pada awalnya hal ini
membuat warga cukup panik, namun berkat koordinasi yang baik
antara anggota Satlinmas, keadaan ini dapat dikendalikan.
Selama ini, Satlinmas/STPB sebagai perwakilan tim Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) di wilayah Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan
Penjaringan kurang terhubung dengan pembuat kebijakan PRB di tingkat
pemerintah daerah. Sebagai upaya untuk menghubungkan keduanya,
diadakanlah forum semiloka Manajemen Bencana dengan befokus pada
kekuatan Satlinmas/STPB dalam menjalankan fungsi PRB di daerahnya masing
– masing. Pada semiloka ini, perwakilan Satlinmas/STPB dari 3 Kelurahan
memberikan sebuah presentasi lengkap mengenai keberadaan mereka dan
tugas – tugas penting yang mereka lakukan di wilayahnya. Forum ini juga
terlaksana berkat adanya kerja sama yang baik dengan Masyarakat
Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Perwakilan dari BAPPEDA dan Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi
Bandung (PMB – ITB) turut hadir dan berpartisipasi sebagai peserta semiloka
sekaligus narasumber yang memberikan informasi mengenai peran mereka
dalam PRB. Tujuan utama PRB yang menyatu antara masyarakat sebagai
target populasi dan sekaligus aktor utama dengan pemerintah sebagai
pembuat kebijakan adalah meningkatnya pendekatan pemerintah yang bottom-
up (dari bawah ke atas), masuknya PRB sebagai prioritas yang berbasis
perencanaan masyarakat, serta “membumikan” Undang-Undang PRB ke tingkat
yang lebih praktis.
Setelah semiloka berakhir, diadakan jajak pendapat dengan Satlinmas dan
BAPPEDA untuk menindaklanjuti hasil semiloka. Jajak pendapat ini
menghasilkan beberapa poin penting yang menjelaskan pentingnya peran
Lurah sebagai penentu jalannya PRB di tingkat kelurahan, bagaimana
menyatukan kegiatan PRB dalam anggaran kelurahan, pentingnya diskusi
dengan seluruh pihak kelurahan agar diskusi dan perencanaan PRB dapat
ditingkatkan, pentingnya jalinan komunikasi di seluruh struktur pemerintahan,
pentingnya budaya menulis surat, laporan, dan perencanaan sebagai alat
dokumentasi seluruh kegiatan, serta pentingnya melibatkan seluruh pihak yang
bekerja dalam PRB dalam usaha mengangkat PRB dalam perencanaan
pemerintah DKI Jakarta.
PERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIRPERTEMUAN PASCA BANJIR
Pertemuan pasca banjir dilakukan untuk melihat kembali kesiapsiagaan
masyarakat terhadap banjir yang terjadi di 3 kelurahan serta untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan dari kegiatan—kegiatan yang telah dilakukan sebelum,
saat, dan setelah banjir.
Sebelum banjir terjadi, masyarakat dari 3 kelurahan menilai kembali apakah
penyebaran informasi tentang Sistem Peringatan Dini (SPD) sudah merata dan
persiapan jalur evakuasi sudah benar. Selain itu, masyarakat juga menilai
perencanaan logistic serta peran dari anggota Satlinmas/STPB, Kelurahan, dan
masyarakat dalam kesiapsiagaan banjir. Perbedaan yang didapat dari
kesiapsiagaan banjir tahun lalu dan tahun ini, kekuatan dan kelebihan menurut
pendapat masyarakat, serta rencana ke depannya juga termasuk dalam penilaian
ini.
Pada waktu banjir, masyarakat melakukan penilaian terhadap kinerja Satlinmas/
STPB yang meliputi tim SAR, tim evakuasi, tim pertolongan pertama, tim dapur
umum, dan tim keamanan. Mereka juga memberikan masukan mengenai
perbedaan kinerja Satlinmas/STPB tahun lalu dan tahun ini serta apa yang mereka
ingin lakukan ke depannya sebagai upaya saat banjir terjadi.
Yang terakhir adalah penilaian terhadap kinerja yang dilakukan setelah banjir
terjadi. Penilaian ini meliputi ketersediaan data – data mengenai dampak dan
kerugian banjir yang telah terjadi, kekuatan dan kelemahan menurut pendapat
masyarakat, dan apa yang ingin dilakukan masyarakat ke depannya sebagai
upaya setelah banjir terjadi.
Pada dasarnya, setiap kelurahan mempunyai perkembangan kesiapsiagaan banjir
baik itu sebelum, saat, maupun sesudah banjir terjadi dibandingkan dengan tahun
lalu. Yang perlu ditingkatkan adalah koordinasi di antara setiap anggota
Satlinmas/STPB, penambahan sarana/prasana yang menunjang pencegahan
banjir, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
sekelilingnya sebagai upaya untuk mencegah banjir.
Page 2 BERITA SIAGA
KOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBATKOMPETISI ESAI dan DEBAT
Pengetahuan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tidak hanya perlu diketahui oleh
masyarakat di lingkungan perumahan saja, namun juga masyarakat di
lingkungan sekolah. Bagi Jakarta yang rawan terhadap banjir, pengetahuan PRB
banjir menjadi hal yang sangat penting terutama untuk sekolah – sekolah yang
mempunyai risiko terhadap banjir.
Pada bulan April 2009, siswa dan guru dari beberapa sekolah di Jakarta Timur
dan Jakarta Utara mengikuti Kompetisi Esai dan Debat yang mengambil topik
‘Sekolahku Siap Menghadapi Banjir’. Pada tahap seleksi, masing – masing tim
yang terdiri dari 3 siswa dan 1 guru membuat esai mengenai topik yang telah
ditentukan. Seleksi menghasilkan 9 nominasi terpilih yang kemudian
diikutsertakan dalam kompetisi pada tanggal 25 April 2009.
Para nominasi terpilih mempresentasikan karya tulis mereka di depan juri dan
peserta lainnya. Sebagai juri dalam acara ini, ACF memilih Bapak Del Afriadi
Bustami dari LIPI, Ibu Hidayati dari Pusat Kurikulum, Ibu Martha Silaban dari
majalah TEMPO, dan Bapak Martius Marzuki sebagai perwakilan dari ACF.
Kegiatan ini menghasilkan diskusi interaktif dan masukan yang sangat
bermanfaat bagi para nominasi untuk memperluas pengetahuan mereka
mengenai bencana banjir dan mengidentifikasi kapasitas sekolah serta mencari
solusi yang sesuai dengan kapasitas mereka. Meskipun kegiatan ini sudah usai,
semua berharap agar setiap tim yang hadir tetap dapat meneruskan hasil yang
telah mereka dapatkan di sekolahnya masing – masing.
Apabila kita ingin mengadakan suatu kegiatan pasti kita harus menyusun proposal sebagai langkah awal. Proposal ini kemudian dapat digunakan untuk mencari
bantuan maupun dukungan dari para pendonor. Organisasi yang baik harus mempunyai kemampuan untuk membuat proposal bagi organisasi mereka. Begitu juga
dengan Satlinmas/STPB, mereka mengikuti pelatihan pembuatan proposal kegiatan agar mereka dapat mandiri dalam membuat proposal.
Pelatihan ini mengajarkan Satlinmas/STPB cara membuat proposal proyek yang baik dan jelas seperti bagaimana membuat goal( Tujuan utama dari proposal), overall
Object ( hasil keseluruhan dari semua kegiatan), output ( hasil dari sebuah kegiatan ) juga aktifitas atau kegiatan yang mendukung output. Tak lupa pelatihan ini juga
mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan para donor serta bagaimana memanfaatkan sumber daya non uang yang ada di organisasi. Demikian pula dalam
pembuatan proposal harus disesuaikan dengan kebutuhan dan isu yang berkembang dalam masyarakat dan kegiatan tersebut harus bisa membawa manfaat dan
perubahan dalam masyarakat., juga bagaimana menyusun dana untuk setiap kegiatan serta siapa pelaksana proyek kegiatan.
Para peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan dalam pelatihan dan bahkan menurut mereka waktunya
sangat tidak cukup sehingga mereka meminta bahwa pelatihan ini bisa diadakan lagi. Pelatihan ini diadakan di restoran Sindang Reret dan diikuti 15 orang peserta
dimana tiap kelurahan diwakili oleh 5 orang Satlinmas/STPB dan pembicaranya berasal dari UI.
PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSALPELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL
Apabila terjadi bencana, siapa yang paling membutuhkan bantuan?
Sudah tentu mereka adalah orang dengan kebutuhan khusus.
Bencana dapat mengakibatkan kelompok rentan lebih menderita
dibandingkan masyarakat lainnya apabila kurang mendapat
perhatian. Karena itu sangat penting bagi kita untuk memahami
kebutuhan mereka dan melibatkan mereka dalam perencanaan dan
manajemen bencana. Seminar “Pengarusutamaan Isu Orang dengan
kebutuhan Khusus dalam Manajemen Bencana” ini dibuat untuk
menyebarluaskan masalah di atas. Seminar ini dihadiri oleh
Satlinmas/STPB dari Cipinang Besar Utara, Kampung Melayu, dan
Penjaringan serta mengundang Ibu Eva Rahmi Kasim dari
Departemen Sosial dan Agus T. Riyanto dari LSM Low Vision.
Seminar ini mengingatkan kita bahwa manajemen bencana harus
melibatkan orang dengan kebutuhan khusus serta peralatan khusus
yang dibutuhkan sebagai peringatan dini. Kita juga dapat
mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan mereka berdasarkan
data yang ada. Karena itu, sangat penting untuk melibatkan salah
satu anggota keluarga mereka di komunitas agar masyarakat dapat
mengetahui kebutuhannya.
Kita harus menghormati orang dengan kebutuhan khusus seperti kita
menghormati diri kita sendiri. Bersabar dan bertanya pada mereka
adalah kuncinya. Sudahkah kita memperhatikan mereka apabila
terjadi bencana?
PEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIRPEMUTARAN FILM dan DISKUSI INTERAKTIF tentang BANJIR
PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS PENGARUSUTAMAAN ISU KEBUTUHAN KHUSUS
dalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANAdalam PENGURANGAN RISIKO BENCANA
PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1PELATIHAN GURU TAHAP 1
Kegiatan pelatihan guru merupakan bagian dari aktivitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah
karena guru adalah salah satu tokoh penting dalam pelaksanaan isu ini. Pelatihan guru melibatkan guru –
guru dari 13 sekolah di Cipinang Besar Utara, Kampung Melayu, dan Penjaringan. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para guru dalam melakukan PRB di sekolah.
Materi yang diberikan adalah pemahaman berbagai macam aspek yang berhubungan dengan aktivitas PRB
di sekolah seperti pengurangan risiko, pelatihan berbasis kompetensi, dan kemampuan untuk memfasilitasi
aktivitas. Kegiatan ini menghasilkan 14 pelatih baru dari 13 sekolah yang dipilih dan menghasilkan 13
rencana kerja untuk PRaktivitas B di 13 sekolah. Dengan adanya pelatih baru, berarti 13 sekolah ini telah
mempunyai pelatih yang mempunyai kapasitas untuk melatih guru dan murid lainnya. Dengan mempunyai
rencana kerja, berarti setiap sekolah telah siap untuk mengembangkan dan melaksanakan sejumlah aktivitas
PRB di tingkat sekolah.
Page 3 VOLUME 2
Penyebaran informasi mengenai Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat menggunakan cara yang
menyenangkan dan inovatif terutama dalam menghadapi anak – anak. Salah satu cara yang efektif untuk
menyebarkan isu PRB ke anak – anak adalah melalui pemutaran film. Pemutaran film tentang banjir ini
diadakan di beberapa sekolah dasar di Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan. Selain
pemutaran film, anak – anak juga diajak berpartisipasi dalam diskusi interaktif untuk melihat seberapa
jauh mereka dapat menyerap informasi yang diberikan melalui video, dongeng, dan diskusi.
Dari diskusi ini, kita mengetahui bahwa anak – anak menganggap banjir telah menjadi bagian dari
keseharian mereka, terutama untuk mereka yang daerahnya rawan terkena banjir. Dengan meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan mereka tentang banjir, mereka dapat mengurangi risiko yang mereka
hadapi. Pemutaran film dan diskusi interaktif ini sangat menyenangkan dan menarik namun pesan yang
ingin disampaikan juga jelas yaitu kita membutuhkan aksi serius untuk mengurangi risiko banjir dan
bencana lainnya.
Manajemen stok merupakan manajemen material yang sangat diperlukan untuk menjamin
kebutuhan operasional, serta memanfaatkan seoptimal mungkin stok yang ada. Satlinmas
PBP Kampung Melayu, Satlinmas PBP Penjaringan, serta STPB-CBU telah mendapatkan
training mengenai stock management bekerjasama dengan Lembaga Manajemen FE UI (LM-
FE UI). Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan kapasitas dan kemampuan teman-teman
Satlinmas dan STPB CBU untuk melakukan manajemen stok secara benar.
Stok yang telah dimiliki oleh masing-masing kelurahan perlu ada inventarisasi yang jelas
dengan pengkodean yang memudahkan tim ketika bekerja dengan menggunakan alat-alat
yang telah ada. Namun, manajemen stok tidak sampai hanya melakukan pencatatan, lebih
dari itu juga dilakukan pemeriksaaan barang secara berkala. Pemeriksaan berkala
dimaksudkan untuk memeriksa keberadaan barang dan kondisi barang tersebut. Misalnya
apakah stok ada yang dipinjam, atau apabila stok ada yang rusak maka dapat dilakukan
perbaikan. Dalam melakukan manajemen stok diperlukan matriks yang jelas dalam
melakukan pencatatan. Matriks pencatatan yang baku dan disetujui oleh semua pihak adalah
poin penting, serta pihak donatur pun menjadi diuntungkan dengan adanya inventarisasi stok
yang baik.
MANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOKMANAJEMEN STOK
Radio talk show tahap 2 yang diadakan oleh ACF berbicara tentang sejarah banjir sebelum tahun 2008 dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi banjir tahun 2009. Acara ini dilakukan di Radio Sonora dengan mengundang Satkorlak Penanggulangan Bencana DKI Jakarta untuk menjelaskan tentang banjir yang pernah dialami oleh DKI Jakarta serta upaya yang dilakukan
setelahnya dan warga dari Kelurahan Cipinang Besar Utara untuk menceritakan pengalamannya sewaktu banjir terjadi serta upaya yang dilakukan warga untuk antisipasi banjir yang akan datang. Dari hasil diskusi kedua narasumber di atas, diharapkan pendengar serta masyarakat lainnya juga dapat menyiapkan diri masing – masing untuk mengantisipasi banjir yang akan datang. Pemerintah telah menyiapkan peralatan dan narasumber sebagai upaya antisipasi untuk banjir yang akan datang. Masyarakat juga dapat menghubungi Satkorlak langsung apabila ada situasi darurat.
Di tingkat Kelurahan juga telah mempersiapkan narasumber yakni Satlinmas/STPB yang telah dilatih dan dapat berkoordinasi dengan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi dan perusahaan. Masyarakat diharapkan dapat berkontribusi di komunitas masing – masing bersama dengan Satlinmas/STPB.
RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2RADIO TALK SHOW TAHAP #2
ACTION CONTRE LA FAIM—MISI INDONESIA PROGRAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA BULETIN SIAGA #2 TIM PENYUSUN : Nina Rossiana, Fredy Chandra, Anwar Hadipriyanto, Patricia Dwi Wulandari, Ervin Ayu, Putri Sortaria KONTAK KAMI :
Jl. Dharmawangsa IX no. 120
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, 12160
Tel. +62 21 7257 320, 7220 775
Fax. +62 21 7248 768
Email : [email protected]
www.actioncontrelafaim.org
www.drracfjktind.wordpress.com
www.drracfjkteng.wordpress.com
“Saat ini ulah manusia
menyumbang 70% dari
total penyebab banjir di
DKI Jakarta” (Haryanto
Bajuri dari Satlorlak,
2009)
BERITA SIAGA Page 4
RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4RADIO TALK SHOW TAHAP #4
Pengembangan infrastruktur kota sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan banjir. Sebagai upaya untuk mencegah
banjir, pemerintah Jakarta telah cukup banyak mengembangkan beberapa kontrol banjir seperti banjir kanal timur
dan banjir kanal barat, namun tidak semua masyarakat mengetahui upaya pemerintah. Karena itu, radio talk show
tahap 4 ini bertujuan untuk mengangkat topik tersebut agar pandangan masyarakat menjadi terbuka dan mengetahui
upaya – upaya yang telah dilakukan pemerintah. Acara ini melibatkan narasumber dari Departemen Pekerjaan Umum
DKI Jakarta dan warga dari 3 kelurahan, yaitu Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan.
Acara ini menghasilkan diskusi interaktif antara narasumber dari kelurahan dan dari Departemen Pekerjaan Umum.
Berbeda dengan Radio Talk Show sebelumnya, kali ini pendengar semakin sadar akan banjir dan infrastrukturnya
dengan mengangkat banyak pertanyaan, pernyataan, dan pendapat melalui sms dan telpon.
Dari hasil diskusi dapat diketahui bahwa DKI Jakarta telah banyak mengembangkan infrastruktur untuk mencegah
banjir seperti banjir kanal timur dan barat, rehabilitasi sungai, sistem drainase, dll. Namun banjir tetap terjadi di
Jakarta karena faktor lain seperti pengaruh daerah yang mengelilinginya, sikap manusia, sistem tata kota, dsb.
“Secara kelembagaan, Satlinmas me-
rupakan perpanjangan tangan Satkor-
lak di tingkat Kelurahan.” (Pak Mu-
lyatno dari STPB Cipinang Besar
Utara, 2009)
Publikasi ini diterbitkan dengan bantuan Uni Eropa. Isi dari publikasi ini tidak merefleksikan pandangan Uni Eropa.
KOMISI BANTUAN KEMANUSIAAN UNI EROPA (ECHO)
Komisi Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa (ECHO) mendanai kegiatan bantuan untuk korban bencana alam dan konflik di luar Uni Eropa. Bantuan disalurkan secara tidak berpihak, langsung kepada korban, tidak memandang ras, kelompok etnis, jenis kelamin, usia, kebangsaan atau paham politik. Uni Eropa adalah pendonor terbesar untuk pendanaan operasional bantuan kemanusiaan.
RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3RADIO TALK SHOW TAHAP #3
Kesiapsiagaan banjir merupakan bagian dari aktivitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di masyarakat. Di tingkat kelurahan dalam hal ini Kampung Melayu, Cipinang
Besar Utara, dan Penjaringan, masyarakat mempunyai Satlinmas/STPB yang bertanggung jawab terhadap kesiapsiagaan bencana bekerja sama dengan pihak
Kelurahan. Ketika radio talk show ini akan diadakan, Satlinmas/STPB tengah memperbaharui struktur internalnya. Karena itu, radio talk show merupakan momen yang
tepat untuk menginformasikan masyarakat tentang struktur dan fungsi Satlinmas/STPB yang baru.
Diskusi kali ini melibatkan narasumber dari Satlinmas/STPB masing – masing kelurahan yaitu Kampung Melayu, Cipinang Besar Utara, dan Penjaringan. Selain
menjelaskan struktur dan fungsi Satlinmas/STPB yang baru, diskusi ini juga bertujuan untuk memberitahukan masyarakat luas bahwa inisiatif masyarakat sangatlah
penting dalam kesiapsiagaan bencana. Masyarakat tidak melulu bergantung kepada pemerintah, tapi juga mampu mengambil inisiatif sendiri.
KUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYUKUNJUNGAN MERCY CORPS ke KAMPUNG MELAYU
Pertukaran informasi adalah hal penting yang pasti banyak dari kita telah lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Atas
dasar inilah 40 pemuda dari Rawa Buaya Cengkareng ditambah beberapa pemuda dari kelompok Flood Risk Reduce
(FRR) bimbingan Mercy Corps datang berkunjung ke Kampung Melayu untuk saling bertukar pikiran dan menjalin
kerja sama dengan Satlinmas Kampung Melayu.
Selama setengah hari, Satlinmas Kampung Melayu dan teman – teman dari Rawa Buaya saling berbagi cerita dan
pengalaman masing-masing. Satlinmas dari Kampung Melayu menceritakan pengalaman mereka tentang
penanganan banjir 2007 dan tak lupa mengajak teman – teman dari Rawa Buaya untuk melihat rute evakuasi, lokasi
yang beresiko banjir dan peralatan respon darurat.
Dalam kunjungan ini, teman – teman dari Rawa Buaya juga turut menyaksikan film tentang kesiapsiagaan banjir di
Kampung Melayu. Sebaliknya para pemuda dari Rawa Buaya juga menceritakan pengalaman mereka tentang banjir
2007. Kedua belah pihak saling berdiskusi dan mengadakan tanya jawab diantara mereka tentang apa yang sudah
mereka kerjakan dan apa yang akan dikerjakan selanjutnya. Semoga jalinan kerjasama kedua kelompok pemuda ini
tidak hanya berakhir di kunjungan ini, tapi dapat berlanjut sampai seterusnya!