buletin iv edisi 4 tahun 2009

52

Upload: adminkkptanjungpriok

Post on 14-Jun-2015

843 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009
Page 2: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

2

DAFTAR ISI

Kita harus mengikuti dan komit

dengan kesepakatan

konferensi tingkat tinggi dunia,

entah itu earth summit atau

world summit atau apapun itu

namanya dan dimanapun

tempatnya, walau akan lebih

bagus kalau pertemuan

tersebut diselenggarakan di

Nusantara tercinta ini. Yang

paling penting setelah

diselenggarakannya

pertemuan – pertemuan

tersebut, kita harus mampu

menyusun target – target

nyata secara kuantitatif dan

mampu menyusun jadwal

waktu pelaksanaannya.

Demikian juga perihal

Millennium Development

Goals (MDG), yang menjadi

target pembangunan

internasional menjadi acuan

dari pembangunan kita. Kita

wajib wajib memiliki recana ...

World Health Organization

(WHO) pada tanggal 11 Juni

2009 telah menyatakan

pandemi global pada fase 6

atau fase terakhir dimana

dinyatakan bahwa pandemi

influenza tersebut telah

menyebar ke 5 regional

wilayah dunia. Keadaan ini

mengindikasikan bahwa

seluruh negara termasuk

Indonesia harus mengaktifkan

rencana persiapan pandemik

sebagai wabah penyakit

global.

Data terakhir WHO sampai 30

Agustus 2009 kasus Flu Baru

H1N1 telah menyebar di 179

negara dan territorial dengan

jumlah penderita seluruhnya

254.206 orang dengan 2.837

kematian (1,11%). Sedangkan

di Indonesia dilaporkan oleh

25 provinsi sampai pada

tanggal 2 September 2009 ...

PEMBANGUNAN MANUSIA

SEUTUHNYA

ANTISIPASI LONJAKAN

KASUS INFLUENZA A H1N1

Diterbitkan oleh : KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

DITJEN PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PELINDUNG / PENASEHAT : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Raissekki, SKM.MM., DEWAN REDAKSI : Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes. Anggota Redaktur : Drs. Wilpren Gultom,MM.,Rosyid Ridlo Prayogo,SE.,MKM., Ikron, SKM.,MKM., Agus Syah FH.SKM., dr. I Nyoman Putra., dr.Endriana S.Lubis. EDITOR : Nana Mulyana,SKM, Lussi Soraya., Dewi Dyah Palupi,SKM.,Desain Grafis &Photografer : Ali Isha Wardhana dan Syaflovida., Sekertariat : Evi Maria, Nursamah,S.Sos

Alamat : Jl. Raya pelabuhan No.17 - Tanjung Priok, Jakarta Utara, Telepon : (021) 43931045, 4373266., Faximile : (021) 4373265., Webblog : http://kkptanjungpriok.blogspot.com., E-mail : [email protected]

Pengantar Redaksi 3

Pembangunan Manusia Seutuhnya,

Raissekki,SKM,MM 4

Memelihara peralatan Komputer Tugas Siapa ?, 5

Visi,Misi dan Slogan (Model alternatif ?) 6

Analisis Data Kekarantinaan, Ikron, SKM, MKM 9

Global Warming, Dewi Dyah Palupi, SKM 10

Mengenal Bahan Aditif, Dewi Dyah Palupi, SKM 13

Vektor yang Membesarkan Manusia, 19

Penyebab Utama Gangguan Kesehatan di Tempat 22

Semoga Nilai Pekerjaanku Sepadan dengan Gajiku, 24

Profil Priyayi Jawa, R. Hendara Kusumawardahana 33

Sebagai Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karir, Ba-34

Antisipasi Lonjakan Kasus Influenza A H1N1 di 35

WORAWARIBANG, Ny. Bertha M. Pasolang, SSos. 38

KADAL alias BENGKARUNG, 39

Pelatihan Management TIM, 40

Gonjang Ganjing Gempa, 43

Gonjang Ganjing Cicak VS Buaya, 43

Kasus GAY dan Homo Meningkat dan Menyebabar 44

TIPS Ber-NOTEBOOK Yang Sehat, Nana Mulyana 45

Strategi Seorang Grandmaster, 47

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 3: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

3

Cover Buletin :

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume IV edisi 4 yang

diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan

wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam

mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan

program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor

Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan

berisi informasi hasil pelaksanaan program,

kajian – kajian, pengembangan

teknologi, peningkatan sumber daya manusia

melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah

dan karya – karya seni serta peristiwa –

peristiwa terkini lainya, bahkan informasi

kesehatan tradisional. Topik – topiknya yakni

Atensi, Ruang TU, Ruang PKSE, Ruang PRL,

Ruang UKLW, Teknologi dan informasi, Serba

serbi, Jejaring kerja dan kemitraan, Flora dan

fauna, Kajian dan Diklat, Aneka peristiwa serta

Relaksasi

Redaksi menerima sumbangan artikel,

laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak –

sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang

berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan.

Redaksi memberikan kesempatan ini pada para

kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah serta

seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi

dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan

kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang

kita inginkan.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Pengantar Redaksi

INFO KESEHATAN PELABUHAN

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

COVER

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 4: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

4

P embangunan manusia dimaksudkan

bahwa menempatkan manusia

Indonesia sebagai subyek pembangunan

nasional yang mengarah pada kehidupan

bangsa yang bermutu. Tantangan

pembangunan manusia yang mulai dikelola

selama ini, antara lain budaya kebebasan,

kemiskinan, jender, demokrasi, hak asasi

manusia, globalisasi, kelangkaan air,

perubahan iklim, dan mobilitas. Diskusi yang

perlu dikembangkan pada saat ini yakni

diskusi yang berfokus pada implikasi dari

pendekatan pembangunan manusia untuk

kebijakan dan strategi pembangunan serta

perlu meninjau kembali konsep

pembangunan manusia selama ini dan

tentang pengukurannya.

Apabila ditanyakan tentang

bagaimana ukuran kuantitatis suatu

kebijakan pembangunan manusia

Indonesia saat ini, tentang indek kuantitatif

pembangunan manusia Indonesia saat ini,

dan beberapa pertanyaan lainnya.

Apa jawaban kita ??? Pastilah jawabannya

tidak akan memuaskan.

Mungkin diperlukan adanya perangkat

tambahan untuk membantu para pembuat

kebijakan. Tanpa target yang jelas, mustahil

jika pembangunan berkelanjutan khususnya

pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dapat berjalan terarah.

Pembangunan manusia Indonesia ini

tidak bisa berdiri sendiri tanpa mengabaikan

dunia internasional, kita ini bukan katak

dalam tempurung yang mengabaikan

aspek global. Kita harus mengikuti dan

komit dengan kesepakatan konferensi

tingkat tinggi dunia, entah itu earth summit

atau world summit atau apapun itu

namanya dan dimanapun tempatnya,

walau akan lebih bagus kalau pertemuan

tersebut diselenggarakan di Nusantara

tercinta ini. Yang paling penting setelah

diselenggarakannya pertemuan –

pertemuan tersebut, kita harus mampu

menyusun target – target nyata secara

kuantitatif dan mampu menyusun jadwal

waktu pelaksanaannya. Demikian juga

perihal Millennium Development Goals

(MDG), yang menjadi target pembangunan

internasional menjadi acuan dari

pembangunan kita. Kita wajib wajib memiliki

rencana yang nyata dan terarah, sehingga

kerjasama internasional memberikan

manfaat maksimal. Upaya penguatan

kapasitas lokal dan nasional harus semakin

nyata agar Indonesia dapat masuk ke

arena internasional dengan posisi tawar

yang cukup kuat.

Memang kita tidak perlu berbicara

terlalu banyak, yang penting adalah aplikasi

nyata tentang apa yang kita perbuat demi

bangsa dan negara tercinta ini. Contoh

sederhana ; sampai dengan saat inipun,

sektor kesehatan belum secara jelas

membahas program legislasi secara benar

tentang penerapan IHR 2005. Para

perencana dan pelaksana program berada

diambang kebimbangan tentang kekuatan

hukum penerapan IHR 2005 ini. Kalau

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

PEMBANGUNAN MANUSIA SEUTUHNYA

Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

Page 5: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

5

memang harus diterapkan maka hukum

internasional yang telah disepakati dan

bersifat mengikat ini, harus segera diratifikasi

dalam arti bahwa secara legal kita telah

menerima dan harus menerapkan aturan

perundang – undangan ini. Selamat

bekerja.

senggang. Memang tidak semuanya begitu

tapi masih ada ! hal ini harus diambil lang-

kah dan kebijakan pimpinan dalam pem-

bagian tugas sehingga tingkat produktifitas

kerja dapat dicapai seoptimal mungkin.

Kembali kepada peralatan komputer,

bahwa komputer memang harus dilakukan

pemeliharaan minimal tiga bulan sekali

dalam mengatisipasi debu yang menempel

pada mesin kipas, prosesor, motherboard,

dan hardware lainnya termasuk mesin

printer, scanner, keyboard, mouse, speaker,

UPS dan lain-lainnya. Apakah hal ini diker-

jaan oleh seorang pegawai pada instansi

tersebut ? bisa ya atau tidak, tetapi seba

iknya dilakukan oleh teknisi yang berpen-

galaman dan menguasai bidangnya.

Karena semua peralatan komputer yang

ada pastilah dianggarkan dalam pemeli-

haraannya, kalaupun tidak maka perlu di-

usulkan pengadaannya atau dilakukan

kawin silang sehingga dengan terpeliha-

ranya komputer dan peralatan pendu-

kungnya maka hasil suatu pekerjaan pasti

mencapai target yang diinginkan dalam

flapon program tersebut.

Bagaimana peran pengguna dalam per-

awatan komputer dan pendukungnya ?, hal

inipun sangat berarti dalam proses pemerli-

haraan lebih lanjut. Karena komputer me-

mang diperuntukan bagi tugas rutin perkan-

toran kebanyakan user tidak ambil pusing

apakah komputer mau rusak ataupun tidak,

mereka berpikir bahwa kerusakan tersebut

bukanlah disebabkan oleh diri mereka dan

kerusakan itu bisa diperbaiki oleh teknisi. Si-

kap ini sangat disayangkan karena jika ber-

pikir lebih bijaksana bagaimana jika data–

data yang ada dan penting tidak bisa di

backup !?.

Jadi tugas memelihara peralatan komputer

adalah tugas kita bersama atau ….. !?(NM)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

MEMELIHARA PERALATAN KOMPUTER

TUGAS SIAPA ?

U ntuk mengerjakan yang menyangkut

pekerjaan perkantoran baik secara

khusus atau umum diperlukan peralatan

yang mendukung pengerakan yang cepat

dan keakuratan hasil yang akan dicapai,

walaupun masih ada yang menggunakan

peralatan ―tempo doeloe‖ kemungkinan

tidak memiliki anggaran yang cukup untuk

membeli hal tersebut atau juga teknologi

tidak menyentuh peradaban mereka. Sei-

ring berkembangnya jaman maka pera-

lihan teknologipun semakin berkembang

pesat perubahan ini terasa sekali dalam

penggunaan peralatan perkantoran pada

umumnya ditambah dengan isu teknologi

yang memasuki dunia pendidikan baik se-

bagai pengajar ataupun murid. Semuanya

tidak mau ketinggalan dalam peng-

gunaaan teknologi tersebut baik yang diam

seperti komputer rumah/personal computer

atau komputer bergerak/ notebook. Tetapi

sangat disayangkan bahwa penggunaan

komputer ini bagi sebagian masyarakat ma-

sih sebagai ―pengguna tingkat dasar

sekali /lowest user ― sehingga dalam peng-

gunaannya bukan karena kebutuhan tetapi

karena aksi dan bergaya. Sedangkan

dalam dunia perkantoran mereka bisa

menggunakannya hanya sebagai perala-

tan pengetikan yang lebih parah hanya

sebagai pengetikan chating semata dikala

Page 6: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

6

Se tiap individu maupun organisasi

apapun jenis dan bentuknya perlu

memiliki rencana strategis untuk mencapai

kinerja atau hasil kerja yang efektif dan

efisien. Perencanaan strategis ini harus

secara runtut dan berdiri secara integral

yang dimulai dari visi, misi, tujuan,

kebijakan, strategi, sasaran, program,

kegiatan, sampai pada sub kegiatan.

Membaca visi dan misi seorang individu

ataupun suatu instansi, kita bisa menilai

secara sepintas tentang wawasan, arah

dan keberadaan individu tersebut ataupun

kemampuan pimpinan instansi tersebut.

Aturan perundang – undangan tentang

bentuk ataupun corak visi dan misi tersebut

memang tidak ada, namun rambu – rambu

tentang cara penyusunannya sudah

banyak dikemukakan oleh para ahli dalam

perencanaan strategis.

Tentang VISI

Dibawah ini diajukan beberapa pengertian

visi, tujuan penetapan visi, dan contoh –

contoh visi seorang individu maupun suatu

institusi.

Visi merupakan cara pandang jauh ke

depan kemana seseorang ataupun sesuatu

instansi harus dibawa agar dapat eksis,

antisipatif dan inovatif; merupakan suatu

gambaran yang menantang tentang

keadaan masa depan yang diinginkan oleh

seseorang ataupun suatu instannsi;

merupakan kondisi masa depan yang ingin

diwijudkan / diciptakan.

Sedangkan penetapan visi tersebut,

bertujuan : untuk mencerminkan apa yang

ingin dicapai oleh seseorang ataupun suatu

institusi; untuk memberikan arah dan fokus

strategi yang jelas; menjadi perekat dan

menyatukan berbagai gagasan strategik;

memiliki orientasi terhadap masa depan.

Beberapa contoh visi suatu instansi :

Visi Departemen Kesehatan yang

terdahulu yakni ―Indonesia sehatan

2010”, sedang yang baru – baru ini

berubah menjadi ―Masyarakat yang

mandiri untuk hidup sehat‖.

Visi PT. POS Indonesia Yakni ―Penyedia

Pos bernilai tinggi dengan daya saing

global‖

Microsoft yakni ―A computer on every

desk and in every home running

Microsoft software.‖

Broeri Alexander yakni ―I have a dream

that every action blessed by God‖

John F. Kenedy yakni ―By the end of

this decade we will land a man on the

moon and return him safely to the

earth‖

Khusus rumusan visi suatu institusi harus

mampu : menarik komitmen dan

menggerakkan anggota organisasi;

memberikan makna bagi kehidupan

organisasi; membentuk suatu standar

keunggulan; dan menjembatani keadaan

sekarang dan keadaan masa depan.

Sedangkan proses perumusan visi tersebut

harus memperhatikan :

VISI, MISI DAN SLOGAN

(Model alternatif ?)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 7: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

7

1. Penetapan nilai – nilai (values),

Nilai – nilai tersebut harus digali dan

dirumuskan mulai dari nilai – nilai

individu, nilai – nilai kelompok, dan

terakhir mengkristal menjadi nilai

organisasi (diskusi penetapan nilai –

nilai tersebut dapat menggunakan fish

bowl.

2. Pendeteksian kecenderungan (trend

watching),

Trend watching merupakan

kemampuan untuk mendeteksi

perubahan dan peluang yang

tersembunyi di masa yang akan

datang. Aspek-aspek yang harus

diperhatikan meliputi : politik, ekonomi,

sosial budaya, teknologi,

informasi,hankam, sumber daya

(manusia, alam dsb).

3. Envisioning,

Envisioning merupakan kemampuan

untuk merumuskan visi berdasarkan

hasil trendwatching. Dengan demikian

maka trendwatching tersebut

menggambarkan perubahan apa

yang akan diwujudkan di masa yang

akan datang (ciptakan yang belum

pernah ada atau kondisi baru yang

belum pernah ada).

4. Penetapan kepercayaan inti (core

belief),

Core beliefs adalah keyakinan atau

kepercayaan untuk menilai bahwa Visi

yang dirumuskan telah benar.

Tentang MISI

Dibawah ini diajukan beberapa

pengertian misi dan beberapa hal yang

berkaitan dengan penyusunan misi seorang

individu ataupun suatu institusi.

Misi merupakan sesuatu yang harus

dilaksanakan oleh seorang individu ataupun

suatu instansi agar tujuan dapat tercapai

dan berhasil dengan baik; dengan

pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh

pegawai dan pihak yang berkepentingan

dapat mengenal individu ataupun suatu

instansi dan mengetahui alasan

keberadaan serta perannya dengan lebih

baik; hadir untuk mencapai visi yang telah

ditetapkan; merupakan tujuan utama

kearah mana perencanaan dan program

instansi pemerintah ingin dicapai; dan

dalam proses perumusannya harus

memperhatikan masukan – masukan dari

stakeholders, dan memberikan peluang

untuk perubahan atau penyesuaian

dengan tuntutan lingkungan.

Khusus untuk suatu organisasi, misi

harus dapat menjawab pertanyaan –

pertanyaan :

Apa sebab organisasi ini ada dan

apa tujuannya?

Apa yang unik atau berbeda dari

organisasi ini?

Kegiatan apa yang berbeda

dalam 3 – 5 tahun mendatang?

Siapa pengguna jasa organisasi ini?

Apa produk organisasi ini?

Apa nilai – nilai yang diyakini?

Apa aspirasi dan prioritas organisasi

ini?

Oleh karena Kantor Kesehatan Pelabuhan

merupakan unit pelaksana teknis

Departemen Kesehatan RI, maka contoh

misi yang disajikan adalah contoh misi

Departemen Kesehatan pada masa lalu

dan yang beru – baru ini.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 8: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

8

Visi dan misi Departemen Kesehatan pada

masa lalu yakni :

Visi : ―Indonesia sehatan 2010‖,

Misi : ―Menggerakkan pembangunan

nasional berwawasan kesehatan;

Mendorong kemandirian masyarakat untuk

dapat hidup sehat; Memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau; dan

Memelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya―.

Sedangkan visi dan misi yang baru – baru ini

yakni :

Visi : ―Masyarakat yang mandiri untuk

hidup sehat‖

Misi : ―Membuat rakyat sehat‖

Nah, sedikit mengacu uraian tersebut

diatas, maka kita bisa menilai secara

sepintas tentang visi dan misi Departemen

Kesehatan yang lalu dengan yang baru –

baru ini.

Mana yang lebih tepat disebut misi atau

slogan?

Silakan anda sendiri yang menjawabnya.

Sekedar sebagai bahan pengingat,

dibawah ini disajikan gambar model

perencanaan strategis. Selamat berpikir dan

selamat bekerja. (RBAW)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Bunga krisan berkhasiat sebagai obat sakit

bengkak pada mata dan untuk obat luka.

Daun kremi berkhasiat sebagai obat sakit perut, untuk

peluruh air seni, wasir dan rambut rontok.

Daun, atau seluruh bagian tanaman krangkong dalam

keadaan segar atau setelah dikeringkan berkhasiat untuk anti

nyeri, penurun panas dan peluruh air seni.

Page 9: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

9

S alah satu perubahan mendasar dalam

orientasi berfikir dari IHR 1969 menjadi IHR

2005 adalah perubahan pengendalian ke-

mungkinan penyebaran suatu penyakit me-

lalui perbatasan, menjadi pengendalian ke-

mungkinan penyebaran suatu penyakit di

sumber penyakit, oleh karena itu dalam IHR

2005 sangat ditekankan pentingnya pen-

guatan surveilans disemua tingkatan, ker-

jasama antar negara meliptuti informasi dan

komunikasi bilateral situasi kedaruratan Ke-

sehatan Masyarakat yang menjadi per-

hatian global (Public Health Emergency of

International Concern/PHEIC).

Meningkatnya perkembangan kemajuan

teknologi dan informasi dan dengan

adanya arus globalisasi dunia, maka men-

dorong meningkatnya aktivitas di Pelabu-

han, Bandara dan Lintas Batas Darat Ne-

gara membuat jarak tempuh antara ne-

gara semakin cepat karena waktu tempuh

yang semakin cepat, sehingga mobilitas

orang, barang dan alat angkut semakin ce-

pat melebihi masa inkubasi penyakit, hal

tersebut merupakan risiko terjadinya trans-

misi penyebaran penyakit potensial wabah

berserta faktor risikonya secara global yang

dapat berpotensi menimbulkan PHEIC.

Salah upaya untuk mengantisipasi masalah

PHEIC, antara lain diperlukan surveilans di

pintu masuk negara, sehingga dapat

diperoleh informasi yang lebih cepat dan

akurat dalam rangka pengambilan kupu-

tusan untuk tindak lanjut penanganan dan

pencegahannya, khususnya dipintu masuk

negara melalui pelabuhan, bandara dan

batas lintas darat negara.

Salah satu unsur surveilans adanya analisis

data. Analisis data dilakukan setelah dilaku-

kan pengolahan data. Tujuan Analisis yaitu :

1. Memperoleh gambaran/deskripsi

masing –masing variabel

2. Membandingkan dan menguji teori/

konsep dengan informasi yang ditemu-

kan

3. Menemukan adanya konsep baru dari

data yang terkumpul

4. Mencari penjelasan apakah konsep

baru yang diuji berlaku umum atau

hanya pada kondisi tertentu

5. Agar data yang dikumpulkan dapat

menguji arti/makna yang berguna un-

tuk pemecahan masalah

Kekeliruan dalam memilih analisis dan perhi-

tungan akan berakibat fatal pada kesimpu-

lan, generalisasi maupun interpretasi. Analisis

data pada umumnya dibagi menjadi dua :

1. Analisis data sederhana (analisis uni-

variate) yaitu analisis data absolut

atau persen dalam bentuk tabel se-

derhana, grafik garis, histogram, poli-

gon frekuensi, diagram batang, dia-

gram lingkar dan peta dengan varia-

bel yang sederhana untuk melihat dis-

tribusi frekuensi dalam bentuk nilai rata

-rata, nilai ratio, proporsi dan atau nilai

ANALISIS DATA KEKARANTINAAN

Oleh : Ikron, SKM, MKM.

(Kasie Pengendalian Karantina, KKP Kelas I Tanjung Priok)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 10: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

10

tengah suatu variabel

2. Analisis lanjut yaitu analisis yang men-

dalam pada tabel dan grafik dan

peta yang dibuat dengan men-

curahkan segala kemampuan penga-

nalisis tentang penyakit dan faktor

risikonya serta pemahaman tentang

perkembangan penduduk dan ling-

kungannya, biasanya menggunakan

analisis statistik lanjut (analisis bivari-

ate/multivariate)

Di bawah ini, salah satu contoh Analisis

data kekarantinaan secara sederhana

yang meliputi variabel :

1. Kedatangan Kapal

2. Keberangkatan kapal

3. Kedatangan ABK

4. Keberangkatan ABK

5. Penumpang

6. Ukuran Kapal

7. Kebangsaan Kapal

8. Emergency Call

9. Penerbitan SSCC

10. Penerbitan SSCEC

11. Penerbitan Buku Kesehatan

12. Penerbitan Port Health Quarantine

Clearance

13. Penerbitan Certificate of Pratique

14. Pengawasan Lalu Lintas Komoditi OM-

KABA Eksport-Import

15. Jenis Kecoa yang Ditemukan dari Hasil

Fumigasi

16. Jenis Tikus yang Ditemukan dari Hasil

Fumigasi

17. Penerbitan SSCC Berdasarkan Temuan

Bersambung ke Volume V Edisi 1 Tahun

2010

Global Warming……..

Oleh : Dewi Dyah Palupi, SKM

S umbangan terbesar dari polusi laut di

dunia adalah aktivitas yang dilakukan

oleh manusia. Hancurnya terumbu karang,

penumpukan sampah, timbunan zat kimia

berbahaya, sampai peningkatan suhu

permukaan laut merupakan beberapa

contoh akibat dari aktivitas manusia yang

tidak memperhatikan keseimbangan alam

sehingga mengakibatkan terjadinya

ketidakseimbangan ekosistem yang ada di

laut. Hasil penelitian Ove Hoegh-Guldberg

yang dipublikasikan di jurnal Science edisi

Desember 2007 meramalkan bahwa akibat

pemanasan global pada tahun 2050 akan

mendegradasi 98 persen terumbu karang

dan 50 persen biota laut. Bahkan,

memprediksikan apabila suhu air laut naik

1,5 0C setiap tahunnya sampai 2050, akan

memusnakan 98 persen terumbu karang di

Great Barrier Reef, Australia.

Global warming (pemanasan global)

merupakan salah satu penyebab

perubahan dari struktur kimia yang ada di

lautan dan proses perubahan ekosistem laut

lainnya, dan hal tersebut merupakan

ancaman terhadap jutaan spesies biota

laut yang tidak dapat bertahan dengan

temperatur yang tinggi. Isu pemanasan

global merupakan suatu keadaan yang

perlu mendapatkan perhatian.

Perubahan iklim tidak lepas dari cam-

pur tangan manusia. Manusia telah melaku-

kan perubahan dalam hal teknologi dan

gaya hidup. Revolusi industri di Inggris pada

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 11: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

11

dari melelehnya es di tepinya, para ilmuwan

tidak tahu mana yang lebih besar - es yang

masuk atau es yang keluar. Perbedaan

antara input dan output es disebut sebagai

kesetimbangan massa (mass balance).

Kesetimbangan ini sangat penting karena

menyebabkan perubahan permukaan laut

global.

Paparan-paparan es (ice shelves)

yang melayang di permukaan laut jika

mencair tidak akan mengubah permukaan

laut. Demikian juga halnya dengan

mencairnya tutupan es di kutub utara yang

terdiri dari kumpulan es yang melayang

yang tidak akan menaikkan permukaan

laut secara signifikan. Hal ini terjadi karena

yang mencair adalah air segar yang

meskipun akibat mencairnya mereka dapat

menaikkan permukaan laut, namun

ordenya cukup kecil dan umumnya dapat

diabaikan. Namun demikian hal itu dapat

juga dibantah dengan menyatakan bahwa

jika paparan es mencair, maka ia adalah

sebuah pertanda dari mencairnya

lempengan es di Greenland dan Antartika.

Jika semua glasier dan tutupan es mencair,

kenaikan permukaan laut diproyeksikan

sekitar 0,5 m. Jika pencairan juga terjadi

pada lempengan es di Greenland dan

Antartika (keduanya memiliki es di atas

permukaan laut), maka kenaikan akan

awal abad ke-19 merupakan awal sebuah

era baru dalam kehidupan manusia, yaitu

era industrialisasi. Penggunaan berbagai

bahan bakar fosil untuk bahan bakar alat-

alat industri dan transportasi telah membuat

sebuah perubahan besar pada kondisi iklim

dunia. Peningkatan pembangunan gedung

-gedung dengan konsentrasi Gas Rumah

Kaca (GRK) yaitu CO2, CH4, N2O, SF6, HFC

dan penggunaan PFC akibat aktifitas

manusia menyebabkan meningkatnya radi-

asi yang terperangkap di atmosfer.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan

permukaan laut juga akan ikut

menghangat, sehingga volumenya akan

membesar dan akan menyebabkan

naiknya permukaan laut. Bermacam-

macam faktor mempengaruhi volume dan

massa lautan yang mengakibatkan

perubahan permukaan laut eustatik dalam

jangka panjang. Dua pengaruh paling

utama yaitu pertama, temperatur (karena

volume air bergantung pada temperatur),

dan kedua adalah massa air yang

tersimpan di darat dan laut sebagai air

segar (fresh water) di sungai, danau, glasier,

tutupan es di kutub, dan es di lautan. Pada

skala waktu yang panjang, perubahan

bentuk samudera dan distribusi daratan/

lautan akan mempengaruhi tinggi

permukaan laut.

Setiap tahun sekitar 8 mm air dari

seluruh permukaan laut mengalir ke

lempengan es Antartika dan Greenland

sebagai hujan salju. Jika tidak ada dari es

itu yang kembali ke laut, maka permukaan

laut akan turun 8 mm setiap tahunnya.

Meskipun air dalam jumlah yang hampir

sama kembali ke laut dalam gunung es dan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 12: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

12

Cilincing akan hilang, juga Muara Gem-

bong, Babelan, dan Tarumajaya di Bekasi.

Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC) memperkirakan kenaikan

suhu secara umum akan berkisar antara 1,6-

4,2 derajat Celsius pada tahun 2050 atau

2070. Di Indonesia sendiri, akibat perubahan

iklim akan membuat suhu meningkat men-

jadi 1,6-3,0 derajat Celcius pada 2050-2070

berdasarkan perkiraaan Canadian Climate

Change Model dan United Kingdom Mete-

orological Office. Sedangkan menurut

perkiraan dua lembaga Amerika Serikat,

yaitu Global Fluid

Dynamic dan

Goddart Interna-

tional Space

Study, suhu Indo-

nesia akan men-

ingkat 2 hingga

4,2 0Celcius. Se-

dangkan untuk di

Jakarta sudah

mengalami dam-

pak perubahan

iklim. Hal ini terlihat dari suhu udara di Ja-

karta sempat naik menjadi 37 0 Celcius

padahal dalam kondisi normal suhu udara

di Ibukota hanya berkisar 30-33 0 Celcius.

Penelitian tim dari Institut Teknologi

Bandung mengenai peningkatan air

permukaan laut di Jakarta memperlihatkan

bahwa tren yang muncul menunjukkan

adanya kenaikan. Pada 1925, kondisi

permukaan laut di Teluk Jakarta tercatat

51,19 cm.

Dalam 25 tahun berikutnya (1950),

permukaan laut bertambah 14,37 cm dan

selanjutnya pada 25 tahun selanjutnya

menjadi lebih drastis lagi, 68,8 m.

Keruntuhan reservoir interior lempengan es

Antartika Barat akan menaikan permukaan

laut setinggi 5-6 m. Tinggi rata-rata

permukaan air laut diukur dari daerah

lingkungan yang stabil secara geologi.

Akibat pemanasan global, menurut

berbagai penelitian menyatakan bahwa,

minimal terdapat 18 pulau di permukaan

bumi ini telah tenggelam, antara lain tujuh

pulau di Manus, sebuah provinsi di Papua

Nugini. Kiribati, negara pulau yang

berpenduduk 107.800 orang, sekitar 30

pulaunya saat ini

sedang

tenggelam,

sedangkan tiga

pulau karangnya

telah tenggelam.

Maladewa yang

berpenduduk

369.000 jiwa,

presidennya

telah

menyatakan

akan merelokasikan seluruh negeri itu.

Sementara itu, Vanuatu yang didiami

212.000 penduduk, sebagian telah

diungsikan dan desa-desa di pesisir

direlokasikan.

Bagaimana dengan di Indonesia???

Indonesia yang merupakan negara dengan

komposisi mayoritas perairan sangat berpo-

tensi besar untuk kehilangan beberapa pu-

launya akibat dari meningginya air permu-

kaan laut. Penelitian Institut Teknologi Band-

ung (ITB) tahun 2007 yang menyebutkan

pada tahun 2050 nanti, daerah- daerah di

Jakarta seperti Kosambi, Penjaringan, dan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 13: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

13

seperti narkotika, alkohol, dan

psikotropika. Akan tetapi zat adiktif

yang akan dibahas pada kali ini adalah

zat adiktif yang bukan narkotika,

alkohol, atau psikotropika, akan tetapi

zat-zat baru hasil olahan manusia yang

dapat menyebabkan kecanduan seperti

zat pewarna, pengawet, penyedap, dll.

Sengaja ataupun tidak sengaja,

disadari ataupun tidak disadari manusia

didalam kehidupan kesehariannya pasti

telah menggunakan zat aditif, sebagai

contoh adalah bahan aditif pada

makanan, yang definisikan sebagai

bahan tambahan makanan yang

merupakan bahan yang ditambahkan

dan dicampurkan sewaktu melakukan

pengolahan makanan. Diantara zat

aditif makanan yang biasa digunakan

adalah : pewarna, penyedap,

pengawet, pemantap, antioksidan,

pengemulsi, penggumpal, pemucat,

pengental, dan anti gumpal.

Bila dilihat dari sumbernya, bahan

aditif dapat berasal dari sumber

alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan

lain-lain, dapat juga disintesis dari

bahan kimia yang mempunyai sifat

serupa dengan bahan alamiah yang

sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat

metabolismenya seperti karoten, asam

askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya

bahan sintetis mempunyai kelebihan,

yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih

murah. Walaupun demikian ada

kelemahannya yaitu sering terjadi

ketidaksempurnaan proses sehingga

mengandung zat-zat berbahaya bagi

kesehatan, dan kadang-kadang bersifat

(1975), terjadi kenaikan permukaan laut

14,38 cm. Jumlah kenaikan permukaan laut

Teluk Jakarta setiap 25 tahun berada di

pada kisaran 14,37 cm, atau rata-rata

kenaikan per tahun 8 mm. Berdasarkan

asumsi tersebut, pada 2050 diperkirakan

permukaan laut di Teluk Jakarta akan

mencapai 123,06 cm (1,23 meter).

Melihat kenyataan yang ada di

depan mata, tentunya sebagai warga yang

tinggal di Jakarta tidak ingin melihat dimasa

depan tidak ada lagi daerah- daerah di

Jakarta seperti Kosambi, Penjaringan,

Cilincing, dan Ancol yang hanya tinggal

kenangan. Oleh karena itu sebelum semua

menjadi dongeng, Mari kita mulai

selamatkan bumi ini.

(Berbagai sumber **)

D idalam Permenkes 356 Tahun 2008

tentang Tata Kerja dan Organisasi

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) salah

satu tugas pokok dan fungsi Kantor

Kesehatan Pelabuhan adalah

pengawasan Obat, Makanan, Kosmetik,

Alat Kesehatan dan Bahan Aditif

(OMKABA). Mungkin kata - kata Obat,

Makanan, Kosmetik, dan Alat Kesehatan

sudah tidak terlalu asing didengar oleh

telinga, akan tetapi bagaimana untuk

Bahan Aditif??? Seberapa banyak anda

tahu mengenai bahan aditif????

Secara umum pengertian bahan adiktif

adalah zat atau bahan yang dapat

menyebabkan manusia yang

mengkonsumsinya dapat menjadi

kecanduan atau ketergantungan,

MENGENAL BAHAN ADITIF

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 14: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

14 Secara garis besar, Bahan Tambahan

Makanan (BTM) digunakan dalam

pengolahan makanan setidaknya

mempunyai beberapa alasan diantaranya:

1. Untuk mempertahankan konsistensi

produk. Emulsifier memberikan tekstur

produk berbentuk emulsi atau suspensi

karsinogen yang dapat merangsang

terjadinya kanker pada hewan dan

manusia.

Bahan aditif makanan telah

dimanfaatkan dalam berbagai proses

pengolahan makanan, berikut adalah

beberapa contoh bahan aditif :

Bahan aditif Contoh Keterangan

Pewarna

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),

buah coklat (coklat), wortel (orange) Pewarna alami

Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine

(Merah), Brilliant Blue FCF (biru),

Tartrazine (kuning), dll

Pewarna sintesis

Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam

Sitrat, Asam Sorbat, Formalin

Terlalu banyak mengkonsumsi

z a t p e n g a w e t a k a n

mengurangi daya tahan

tubuh terhadap penyakit

Penyedap

Pala, merica, cabai, laos, kunyit,

ketumbar Penyedap alami

Mo no -n at r ium g l u tam at /ve t s in

(a j inomoto/sasa), asam cuka ,

benzaldehida, amil asetat, dll

Penyedap sintesis

Antioksidan Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi

toluena (BHT), tokoferol Mencegah Ketengikan

Pemutih Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil

peroksida, natrium hipoklorit -

Pemanis bukan gula Sakarin, Dulsin, Siklamat

Baik dikonsumsi penderita

diabetes, Khusus siklamat

bersifat karsinogen

Pengatur keasaman Aluminium amonium/kalium/natrium

sulfat, asam laktat

Menjadi lebih asam, lebih

basa, atau menetralkan

makanan

Anti Gumpal

Aluminium sil ikat, kalsium sil ikat,

magnesium karbonat, magnesium

oksida

Ditambahkan ke dalam

pangan dalam bentuk bubuk

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 15: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

15 bakteria dapat menyebabkan

penyakit yang dibawa makanan (food

born illness) termasuk botulism yang

membahayakan kehidupan.

Beberapa pengawet yang termasuk

antioksidan berfungsi mencegah

makanan menjadi tengik yang

disebabkan oleh perubahan kimiawi

dalam makanan tersebut. Antioksidan

adalah pengawet yang mencegah

terjadinya bau yang tidak sedap,

pencoklatan, dan perkembangan

noda hitam. Antioksidan menekan

reaksi yang terjadi saat pangan

menyatu dengan oksigen, adanya

sinar, panas, dan beberapa logam.

4. Mengembangkan atau mengatur

keasaman/kebasaan pangan. Bahan

pengembang yang melepaskan asam

bila dipanaskan bereaksi dengan

baking soda membantu

mengembangkan kue, biskuit dan roti

selama proses pemanggangan.

Pengatur keasaman/kebasaan

membantu memodifiksi keasaman/

kebasaan pangan agar diperoleh

bau, rasa dan warna yang sesuai.

5. Untuk menguatkan rasa atau

mendapatkan warna yang diinginkan.

Ada beberapa tujuan bahan pewarna

digunakan dalam pengolahan

makanan diantaranya :

Memperbaiki penampakan dari

makanan yang warnanya memu-

dar karena pemanasan.

Memperoleh warna yang seragam

pada makanan yang warna ala-

minya tidak seragam.

Memperoleh warna yang lebih tua

dari aslinya.

yang konsisten dan mencegah

pemisahan fasa air dengan fasa lemak

suatu emulsi atau pemisahan fasa cair

dan fasa padat suatu suspensi.

Penstabil dan pengental menghasilkan

tekstur yang lembut dan homogen

pada pangan tertentu. Sebagai

contoh adalah Gom Arab yang

merupakan bahan aditif alami yang

gunanya untuk mengemulsi minyak

dan air agar dapat bersatu.

2. Untuk meningkatkan atau

mempertahankan nilai gizi. Vitamin

dan mineral yang ditambahkan ke

dalam pangan seperti susu, tepung,

serelia lain dan margarin untuk

memperbaiki kekurangan zat tersebut

dalam diet seseorang atau mengganti

kehilangannya selama proses

pengolahan pangan. Fortifikasi dan

pengayaan pangan semacam ini

telah membantu mengurangi

malnutrisi dalam populasi masyarakat

Amerika. Semua pangan yang

mengandung nutrien yang

ditambahkan harus diberi label yang

sesuai dengan ketentuan yang

berlaku secara internasional atau

sesuai ketentuan masing-masing

negara.

3. Untuk mempertahankan /

mengawetkan kelezatan

(wholesomeness) makanan. Pengawet

digunakan untuk memelihara

kesegaran dan mencegah kerusakan

makanan atau bahan makanan yang

diakibatkan oleh kapang, bakteria,

fungi atau khamir. Kontaminasi

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 16: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

16 Memperoleh penampakan yang

lebih menarik selama penyim-

panan.

Sebagai indikator visual untuk kuali-

tas, dan

Mempertahankan warna yang me-

mudar karena sinar matahari.

Bahan pewarna makanan terbagi dalam

dua kelompok besar yakni pewarna alami

dan pewarna buatan. Di Indonesia,

penggunaan zat pewarna untuk makanan

(baik yang diizinkan maupun dilarang)

diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No.

235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui

SK Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/

Per/VI/88 mengenai bahan tambahan

makanan.

Pewarna yang aman sebagaimana

tercantum dalam Permenkes No.722/1988

adalah :

1) Pewarna alami

Pewarna alami diperoleh dari

tanaman ataupun hewan yang

berupa pigmen. Beberapa pigmen

alami yang banyak terdapat di

sekitar kita antara lain: klorofil

(terdapat pada daun-daun

berwarna hijau), karotenoid

(terdapat pada wortel dan sayuran

lain berwarna oranye-merah).

Umumnya, pigmen-pigmen ini

bersifat tidak cukup stabil terhadap

panas, cahaya, dan pH tertentu.

Walau begitu, pewarna alami

umumnya aman dan tidak

menimbulkan efek samping bagi

tubuh.

Beberapa contoh pewarna alami :

Anato, Beta-Apo-8′Karotenoat, Etil

Beta-Apo-8′Karotenoet, Kantasantin,

Karamel, Amonia Sulfit Proses, Kara-

mel, Karmin, Beta Karoten, Krorofil,

Klorofil Tembaga Komplex, Kurkumin,

Riboflavin, Titanium Dioksida.

2) Pewarna sintetik

Pewarna buatan untuk makanan

diperoleh melalui proses sintesis

kimia buatan yang mengandalkan

bahan-bahan kimia, atau dari

bahan yang mengandung pewarna

alami melalui ekstraksi secara

kimiawi. Beberapa contoh pewarna

buatan yaitu : Biru Berlian, Coklat HT,

Eritrosin, Hijau FCF, Hijau S, Indigotin,

Karmoisin, Kuning FCF, Kuning

Kuinolin, Merah Alura, Ponceau 4 R,

dan Tartrazin.

Sedangkan untuk jenis pewarna yang tidak

aman sebagaimana tercantum dalam Per-

menkes No.722/1988 adalah : Auramine, Al-

kanet, Butter Yellow, Black 7984, Burn Um-

ber, Chrysoidine, Chrysoine S. Citrus Red

No.2, Chocolate Brown FB, Fast Red E. Fast

Yellow, Guinea Green B, Indanthrene Blue

RS, Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS,

Oil Orange XO, Oil Yellow AB, Oil Yellow OB,

Orange G, Orange GGN, Orange RN, Or-

ange and Orcein, Ponceu 3 R, Ponceu SX,

Ponceu 6 R, Rhodamin B, Sudan 1, Scartet

GN, dan Violet 6 B.

Bahan pewarna jika tidak digunakan

dengan benar dapat menyebabkan

gangguan kesehatan, ditambah lagi

dengan adanya ―oknum-oknum‖

pengusaha yang menggunakan bahan

pewarna berbahaya yaitu zat pewarna

yang bukan untuk makanan (non food

grade) seperti pemakaian zat pewarna

tekstil atau kulit. Berdasarkan beberapa

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 17: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

17 penelitian yang telah dilakukan

menyatakan bahwa, perilaku hiperaktif

pada anak-anak ternyata terkait dengan

pewarna makanan dan pengawet sodium

benzoate. Sebuah penelitian yang

diterbitkan ―The Lancet‖, menyatakan

bahwa dampak dari zat-zat tersebut

sangat luas, kata para peneliti. Mereka

menyarankan para orang tua mengatur

makanan anak-anak mereka, karena

langkah itu ternyata cara mudah untuk

menangani perilaku hiperaktif.

Penilaian lain juga dilakukan oleh para

pengamat terlatih (bahkan oleh para

sarjana psikologi), yang duduk di kelas dan

mencatat perilaku masing-masing anak,

sesuai ukuran-ukuran yang berlaku secara

internasional. Selama sepekan pertama

pecobaan, anak-anak menerima makanan

biasa. Setelah itu, semua permen-permen

dan minuman yang menggunakan

pengawet tidak lagi diberikan, lalu para

orang tua diminta menggantinya dengan

minuman percobaan dalam botol tersebut.

Takaran minuman yang diberikan kepada

anak-anak itu disesuaikan dengan takaran

pewarna pada makanan mereka sehari-

hari. Para orang tua tidak tahu manakah

Campuran A, Campuran B atau juice asli.

Enam pekan kemudian, anak-anak itu

kembali dinilai tingkat hiperaktifnya.

Campuran A memberi efek yang

“merugikan secara signifikan” kepada

balita usia tiga tahun, meski Campuran B

tidak berpengaruh terhadap kelompok itu.

Pada kelompok usia 8-9 tahun, Campuran A

maupun Campuran B punya efek yang

kuat.

“Secara keseluruhan, anak-anak yang

diberi minuman campuran, maju sekitar 10

persen ke arah hiperaktif. Kita sekarang

punya bukti nyata bahwa campuran

antara pewarna tertentu dengan

pengawet benzoat memengaruhi tingkah

laku anak-anak secara merugikan,” (Jim

Stevenson, profesor psikologi di universitas

Southampton).

Melihat dari gangguan kesehatan yang

diakibatkan dari penggunaan bahan aditif

maka ada beberapa saran yang bisa

digunakan dalam penggunaannya :

Perhatikan label pada setiap kema-

san produk. Pastikan di label itu ter-

cantum izin dari BPOM (Badan Pen-

gawas Obat dan Makanan) yang

tertulis: ―POM dan Nomor izin pen-

daftaran‖. Atau jika produk tersebut

hasil industri rumah tangga maka

harus ada nomor pendaftarannya

yang tertulis : ― P-IRT dan nomor izin

pendaftaran‖.

Gunakan dengan takaran yang

benar sesuai petunjuk pada label.

Membaca dengan cermat label

produk pangan yang dipilih/dibeli

serta mengkonsumsinya secara

cerdas produk pangan yang

menggunakan bahan aditif

Untuk produk makanan yang tidak

dikemas secara khusus, sebaiknya

pilih makanan atau minuman yang

warnanya tidak terlalu mencolok,

karena kemungkinan warna terse-

but berasal dari bahan pewarna

bukan makanan (non food grade)

seperti pewarna tekstil.***Berbagai

Sumber(Dewi Dyah Palupi)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 18: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

18

Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh terhadap Kesehatan

Ca-benzoat

Sari buah, minuman ringan,

minuman anggur manis,

ikan asin

Dapat menyebabkan reaksi

merugikan pada asmatis dan

yang peka terhadap aspirin

Sulfur dioksida

(SO2)

Sari buah, cider, buah kering,

kacang kering, sirup, acar

Dapat menyebabkan pelukaan

lambung, mempercepat

serangan asma, mutasi genetik,

kanker dan

alergi

K-nitrit Daging kornet, daging kering,

daging asin, pikel daging

Nitrit dapat mempengaruhi

kemampuan sel darah untuk

membawa oksigen,

menyebabkan

kesulitan bernafas dan sakit

kepala, anemia, radang ginjal,

muntah

Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan

tidur

Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit

Asam sorbat Produk jeruk, keju, pikel dan

salad Pelukaan kulit

Natamysin Produk daging dan keju

Dapat menyebabkan mual,

muntah, tidak nafsu makan,

diare dan pelukaan kulit

K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal

BHA

Daging babi segar

dan sosisnya, minyak

sayur, shortening, kripik

kentang, pizza beku, instant

teas

Menyebabkan penyakit hati

dan kanker.

Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 19: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

19

Maksudnya, binatang ini dapat menjadi

vektor penular cacing filaria yang dapat

membengkakkan anggota badan manusia

sehingga tampak lebih besar.

Dalam kehidupannya, nyamuk

tersebut selalu memerlukan tiga macam

kebiasaan, yakni : tempat berkembang biak

(breeding places), kesukaan dan keaktifan

untuk mendapatkan makanan (feeding

habbits) dan tempat untuk beristirahat

(resting places). Setiap jenis nyamuk memiliki

tipe tempat berkembang biak yang

berlainan, kecuali culex yang karena dapat

berkembang biak di sembarang tempat.

Aedes hanya mau di tempat yang airnya

cukup bersih dan tidak langsung beralaskan

tanah, sedang anopheles tergantung

speciesnya.

Anopheles yang suka pada air payau :

Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus,

Anopheles vagus namun hampir semua

jenis anopheles menyukai air tawar.

Anopheles yang menyukai air yang

langsung mendapat sinar matahari :

Anopheles sundaicus, Anopheles

maculatus, sedang yang suka terlindung

dari sinar matahari : Anopheles vagus,

Anopheles umbrocus, Anopheles

barbumbrocus.

Anopheles yang suka berkembang biak di

air yang tenang atau tidak mengalir :

Anopheles vagus, Anopheles indefinitus,

Anopheles leucosphirus, sedang yang suka

di air yang sedikit mengalir : Anopheles

aconitus, anopheles vagus, Anopheles

D ahulu kala kita sering mendengar

lelucon tentang Jakarta sebagai

ibukota negara kita yang tercinta ini, seperti

―sekejam – kejam Ibu Tiri, tidak sekejam

Ibukota‖ bahkan ada lantunan lagu ―siapa

suruh datang Jakarta‖, dll. Betapa tidak, di

Ibukota Jakarta ini masih boleh dikatakan

merupakan daerah endemis penyakit

Demam Berdarah Dengue alias DBD,

kemudian kekhawatiran selanjutnya adalah

kemungkinan munculnya filariasis atau

penyakit kaki gajah yang menjalar dari

propinsi tetangga. Munculnya penyakit

baru yakni kasus H1N1 di Indonesia berada

pada urutan negara ke 110 setelah

awalnya muncul di Mexico, pada minggu

ke 25 dalam kalender mingguan wabah.

Betapa memprihatinkan bila ibukota

negara kita masih endemis penyakit yang

bisa dibilang penyakit tradisionil atau

penyakit lama yang kini muncul kembali (re

– emerging disease).

Vektor adalah arthropoda yang

dapat memindahkan atau menularkan

suatu ―infectious agent‖ dari sumber infeksi

kepada induk semang yang rentan

(susceptible host).

Vektor apakah yang membesarkan

manusia???

Jawabannya antara lain adalah nyamuk

culex, aedes, anopheles dan mansonia.

Kenapa memakai kata antara lain? Karena

ada kemungkinan nyamuk jenis lain dapat

juga membesarkan manusia.

Apa maksud membesarkan manusia?

VEKTOR YANG MEMBESARKAN MANUSIA

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 20: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

20

dan mansonia, dengan agent yang

ditularkannya adalah cacing filaria Brugia

malayi, Brugia timori, dan Wucheria

bancrofti.

Wucheria bancrofti endemis di daerah yang

kelembabannya cukup tinggi, umumnya

ditemukan di daerah perkotaan dengan

kondisi ideal untuk perkembangbiakan

nyamuk, sedang Brugia malayi dan Brugia

timori ditemukan di daerah pedesaan.

Semua manusia rentan terhadap infeksi

cacing filaria ini namun ada perbedaan

pada jenis dan beratnya infeksi, sedang

infeksi ulang yang terjadi di daerah endemis

dapat mengakibatkan manifestasi lebih

berat.

Penularan filariasis melalui gigitan

nyamuk pada saat mikrofilaria berada

pada darah tepi yang menetap terus

selama 5 – 10 tahun atau lebih sejak infeksi

awal. Nyamuk akan infektif sekitar 12 – 14

hari setelah menghisap darah manusia

yang terinfeksi.

Wucheria bancrofti ditularkan melalui

berbagai species nyamuk, yang paling

dominan adalah Culex quinquefasciatus,

Anopheles gambiae, Anopheles funestus,

Aedes polynesiensis, Aedes

pseudoscutellaris dan Anopheles scapularis.

Brugia malayi ditularkan oleh species yang

bervariasi dari mansonia, anopheles dan

aedes, sedang Brugia timori ditularkan oleh

Anopheles barbirostris.

Berikut ini beberapa gambar nyamuk yang

diambil dari beberapa website :

barbirostris, Anopheles indefenitus,

Anopheles anularis

Kesukaan nyamuk untuk mendapatkan

makanan, tidak bersifat mutlak karena

meskipun nyamuk tersebut mempunyai

kesukaan menggigit atau menghisap darah

manusia tetapi bila tidak ada manusia

maka nyamuk tersebut akan menggigit

atau menghisap darah binatang.

Keaktifan nyamuk untuk mendapatkan

makanan, juga berlainan walaupun

seringkali kita jumpai nyamuk yang aktif

menggigit atau menghisap darah pada

malam hari kadang juga menggigit atau

menhisap darah pada siang hari, dan

sebaliknya.

Nyamuk yang aktif menggigit atau

menghisap darah pada malam hari :

Anopheles dan Culex, sedang yang aktif

pada siang hari adalah Aedes.

Setelah nyamuk menggigit manusia

ataupun binatang hingga perutnya penuh

darah, nyamuk tersebut akan pergi

beristirahat sekitar 2 – 3 hari.

Tempat istirahat nyamuk juga berlainan,

ada yang di dalam bangunan atau rumah

dan ada yang di luar bangunan atau

rumah atau di sekitar lingkungan luar

rumah.

Nyamuk yang suka menggigit atau

menghisap darah dan istirahat sebentar di

dalam rumah adalah nyamuk Anopheles.

Dalam pengendalian nyamuk, yang perlu

diperhatikan yakni jarak terbang nyamuk,

jarak terbang untuk nyamuk Anopheles

mencapai 5 km.

Vektor penular penyakit kaki gajah

atau elephantiasis atau filariasis, antara lain

adalah : nyamuk culex, aedes, anopheles,

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 21: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

21

Kalau jarak terbang nyamuk ada yang

mencapai 5 km, kemudian nyamuk tersebut

menularkan penyakit kaki gajah ini secara

estafet, atau mungkin nyamuk tersebut

terbawa oleh alat transportasi (bus, kereta,

dll), atau penderita (host) penularnya

melancong bepergian kemana - mana;

maka potensi penyebaran penyakit ini akan

cenderung tinggi.

Katakanlah bahwa sumber awal kasus

berasal dari Kabupaten Bogor, Depok,

Tangerang ataupun Bekasi, maka

berbahayalah Ibukota negara tercinta ini,

betapa malunya kita di depan mata

negara lain.

Berikut ini gambar beberapa kasus filariasis

yang diambil dari beberapa website. Tidak

takutkah anda bila badan anda sampai

mengalami kesakitan filariasis seperti di

bawah ini? (RBAW)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 22: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

22

reaksi tubuh terhadapnya, kita dapat

meminimalkan risikonya bagi kesehatan.

Untuk memahami reaksi tubuh terhadap

substansi kimia tertentu, kita perlu

mengetahui akibat dari substansi kimia

tertentu terhadap tubuh.

Untuk itu, mari kita bahas substansi kimia

yang dapat menimbulkan pengaruh

merugikan bagi kesehatan pekerja.

Beberapa penyebab utama gangguan

kesehatan dalam pekerjaan dapat dilihat

pada tulisan tersebut di bawah ini.

Ke sehatan merupakan unsur penting

agar kita dapat menikmati hidup

yang berkualitas, baik di rumah maupun

dalam pekerjaan. Kesehatan juga menjadi

faktor penting dalam menjaga

kelangsungan hidup sebuah organisasi.

Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan,

baik material yang digunakan, atau tata

letak tempat kerja, menimbulkan risiko yang

lebih tinggi dari biasanya terhadap

kesehatan. Dengan memahami karakteristik

material yang digunakan dan kemungkinan

PENYEBAB UTAMA GANGGUAN KESEHATAN DI

TEMPAT KERJA

Oleh : dr.Endriana Svieta Lubis

MATERIAL/KONDISI REAKSI TUBUH

DEBU Jika terhirup akan mempengaruhi paru, sehingga akan

menyebabkan radang paru (Pneumokoniosis)

Debu tertentu menyebabkan penyakit khusus, seperti debu

asbesàasbestosis; debu silicaàsilikosis; debu batu bara :

pneumokoniosis

ZAT PELARUT masuk ke tubuh melalui hirupan asap, asupan cairan dan

penyerapan melalui kulit.

dapat menimbulkan

- efek iritasi penghancuran lemak kulit

- efek narkotika (bius) pada sistem saraf

- efek racun pada organ hati, ginjal, sum-sum tulang

KOROSIF

ASAM DAN BASA

menghancurkan jaringan tubuh

dapat diencerkan dengan menggunakan air

kedua kasus, baik asam atau basa membutuhkan

pertolongan medis segera

IRITAN dalam bentuk debu atau cair dapat bereaksi dengan kulit

dan menyebabkan dermatitis

jika terhirup, debu dapat menimbulkan iritasi dan fibrosis pada

paru

GAS karena sifat beracun dari gas atau asap yang terhirup

contohnya adalah klorin, karbonmonoksida, hidrogen sulfida

dan sebagainya

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 23: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

23

terdapat beberapa alat pelindung atau

perlengkapan diri dan teknik yang dapat

dipakai untuk melindungi pekerja dari

bahaya tersebut. Rincian selanjutnya

tentang Alat Pelindung Diri akan di bahas

dalam tulisan yang akan datang.

Memahami substansi dalam berbagai

bentuk yang membahayakan kesehatan

akan membuka separuh jalan dalam upaya

kita menghilangkan atau mengurangi risiko.

Meskipun tempat kerja mengandung

sumber bahaya bagi kesehatan, tetapi

MATERIAL/KONDISI REAKSI TUBUH

ASFIKSIA adalah kekurangan oksigen akibat menghirup gas yang lebih

berat dari udara seperti metana dan karbondioksida

KEPEKAAN àkita dapat menjadi peka terhadap zat seperti debu kayu,

tepung,uap solder, jamur dari jerami busuk

ASMA àmerupakan penyakit industri

àdisebabkan oleh beberapa jenis material, termasuk : debu

kayu, tepung, hewan dan serangga dalam laboratorium

PENYAKIT AKIBAT LOGAM àpenyakit dengan tingkat keparahan yang beragam dapat

disebabkan oleh pajanan/eksposur terhadap logam-logam

seperti : timbal, merkuri, arsenic, kromiun, mangan, nikel,

cadmium, vanadium

RADIASI IONISASI àpengaruhnya terhadap kesehatan adalah merusak sperma

dan sel darah putih, mual, muntah pingsan dan kematian

àmanajemen yang ketat harus diberlakukan di tempat yang

menggunakan radioaktif

ALAT KERJA YANG

BERGETAR

àdapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di

tangan, diawali dengan memucatnya jari dan akhirnya mati

rasa

àoperator yang mengalami kondisi ini sebaiknya dipindahkan

ke bagian lain

KEBISINGAN àpengaruh utamanya adalah kehilangan pendengaran

akibat dampak bising (noise induced hearing loss)

àkebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan

disorientasi dan keletihan

PANAS dan LEMBAB àbekerja pada suhu dan kelembaban tinggi dapat

menyebabkan : kejang/kram; stroke panas/heat stroke dan

kelelahan

MIKRO-ORGANISME àsejumlah mikro-organisme yang mengganggu

- Bakteri : anthrax, tetanus dsb

- Virus : Hepatitis A,B dan HIV-AIDS

- Jamur

- Protozoa : malaria

- Nematoda : cacing tambang

KEGIATAN REPETITIF àkegiatan yang dilakukan dengan kuat dan berulang-ulang

dapat menyebabkan : kram jemari, sindrom tulang

pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome)

TEKANAN/STRESS àReaksi psikologis terhadap faktor-faktor yang berada di luar

kendali manusia, seperti: lingkungan kerja, hubungan dengan

sesama pekerja

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 24: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

24

P ada suatu hari disaat libur sekolah,

pengunjung Taman Safari Cisarua

dipenuhi oleh pengunjung yang ingin

melihat secara nyata tentang bentuk dan

tingkah laku kehidupan binatang yang lazim

tinggal di hutan belantara. Beberapa

binatang liar yang telah jinak pun juga

menjadi hiburan para pengunjung, salah

satunya adalah seekor gajah jinak yang

tingginya dua kali lipat tinggi orang Jawa

bahkan beratnya mungkin 10 – 20 kali lipat

berat orang Jawa. Pada hari itu

diselenggarakan lomba tanpa membuat

marah Si Gajah namun Si Gajah dapat

menangis. Berbagai macam cara dilakukan

oleh para pengunjung agar Si Gajah dapat

menangis, ada yang berpura – pura luka

parah memakai perban dan obat merah

sambil meraung – raung kesakitan namun Si

Gajah tidak menangis; ada yang menaruh

asap di dekat mata Si Gajah namun Si

Gajah tidak keluar air mata; ada yang

berceritera tentang emak bapaknya yang

telah meninggal sehingga menjadi yatim

piatu namun Si Gajah juga tidak menangis;

ada yang bercerita tentang kasus cicak VS

buaya namun si Gajah juga tidak menangis;

tiba – tiba muncul seorang pegawai KKP

Kelas I Tanjung Priok muncul dan dengan

memelas pegawai tersebut bercerita

tentang tugasnya sehari – hari dan tentang

gaji yang diterimanya setiap bulan, dengan

serta merta Si Gajah meraung – raung dan

menangisi rintihan pegawai KKP tersebut

sambil berkata terbata – bata : ―weleh . . .

weleh . . . ngger . . . kasihan sekali kamu ini‖

Kenyataan menunjukkan bahwa gaji

p e g a w a i n e g e r i s i p i l s a n g a t

memprihatinkan, besarnya gaji seorang

sarjana yang baru diangkat ternyata yang

diterima setiap bulannya kurang dari dua

juta rupiah. Memang tidak masuk diakal bila

dihitung dengan akal sehat bahwa dengan

gaji kurang dari Rp 2.000.000,- (dua juta

rupiah), sedang pengeluaran yang harus

dibayarkan : dia tinggal di Jakarta dengan

sewa kamar sederhana per bulan Rp

500.000,- (lima ratus Ribu Rupiah), untuk

makan Rp 15.000,- X 3kali sehari X 30 hari

dalam sebulan = Rp 1.350.000,- (Satu Juta

Tiga Ratus Lima Puluh Ribu) atau dengan

penghematan bisa menjadi Rp

1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), beli untuk

kebutuhan mandi cuci dll dengan

penghematan dalam sebulan Rp 100.000,-

(Seratus Ribu Rupiah), untuk transport ke

kantor atau tempat lainnya Rp 5.000,- X 30

hari = Rp 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu).

Total kebutuhan dengan penghematan

dalam sebulan sekitar Rp 1.750.000,- (Satu

Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah),

tanpa beli pulsa Hand Phone – tanpa beli

obat – tanpa beli baju – dll. Mungkinkah

ini??? Bersyukur sang sarjana ini masih

belum punya anak istri yang harus

ditanggungnya. Kalau tidak?! Jangan

disalahkan bila mereka harus korupsi,

mereka harus melakukan pungli, dan lain –

lain cara yang tidak benar.

Marilah kita berpikir sejenak, apa yang harus

dilakukan oleh seorang ayah bila melihat

anaknya kurang makan atau kurang gizi

SEMOGA NILAI PEKERJAANKU

SEPADAN DENGAN GAJIKU

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 25: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

25

atau sakit yang harus berobat dengan

biaya mahal atau anaknya harus

membayar uang sekolah / kuliah???

Merupakan peristiwa yang manusiawi bila

ayah tersebut berusaha dengan cara

apapun untuk memenuhi kebutuhan

anaknya!!!

Bila ayah tersebut seorang pencopet,

pastilah akan lebih meningkatkan

copetannya; bila ayah tersebut seorang

pemulung, pastilah dia akan mengambil

barang apapun yang ditemuinya walau

barang tersebut tidak dibuang oleh

pemiliknya; dan . . . bila ayah tersebut

seorang pegawai negeri sipil, pastilah dia

akan korupsi atau pungli atau mencari uang

siluman lainnya.

Memang memprihatinkan, antar

beban kerja dan gaji yang diterimanya

setiap bulan amat sangat tidak sepadan.

Siapa sebenarnya yang membuat seekor

gajah menangis ini? Ooo pegawai negeri

sipil pada UPT Depkes yang disebut KKP!

Menurut Kepmenkes 315 tahun 2009,

pegawai negeri sipil adalah mereka yang

setelah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam peraturan perundang –

undangan yang berlaku, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi

tugas Negara lainnya yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang –

undangan dan digaji menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

sedangkan UPT atau Unit Pelaksana Teknis

adalah Satuan organisasi yang bersifat

mandiri yang melaksanakan tugas teknis

oprasional dan/atau tugas teknis penunjang

dari organisasi induknya.

Selanjutnya, bagaimana cara menilai

pekerjaan para pegawai negeri sipil pada

unit pelaksana teknis seperti Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP)?? Peraturan

perundang – undangan yang tertuang

dalam Kepmenkes 315 / 2009 telah

mengatur hal ini secara detail, yang disebut

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

adalah daftar yang memuat hasil penilaian

pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai

Negri Sipil dalm jangka waktu 1 (satu) tahun

yang dibuat oleh Pejabat Penilai.

Unsur yang dinilai :

Kesetiaan

Yang dimaksud kesetiaan adalah

Kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian

kepada Pancasila, UUD 1945, Negara

dan Pemerintah.

Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seorang pegawai negeri

sipil dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan

seorang pegawai negeri sipil

menyelesaikan pekerjaan yang

diserahkan kepadanya dengan sebaik –

baiknya dan tepat waktunya serta

berani memikul resiko atas keputusan

yang diambilnya atau tindakan yang

dilakukannya.

Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan

seorang pegawai negeri sipil untuk

mentaati segala peraturan perundang

– undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku, mentaati perintah

kedinasan yang diberikan oleh atasan

yang berwenang, serta kesanggupan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 26: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

26

untuk tidak melanggar larangan yang

ditentukan.

Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang

pegaw ai neger i s ip i l dalam

melaksanakan tugas dan kemampuan

untuk tidak menyalahgunakan

wewenang yang diberikan kepadanya.

Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan

seorang pegawai negeri sipil bekerja

bersama – sama dengan orang lain

dalam menyelesaikan suatu tugas yang

ditentukan, sehingga mencapai

dayaguna dan hasilguna yang sebesar

– besarnya.

Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang

pegawai negeri sipil untuk mengambil

keputusan, langkah – langkah atau

melaksanakan sesuatu tindakan yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas

pokok tanpa menunggu perintah

atasan.

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan

seorang pegawai negeri sipil untuk

meyakinkan orang lain sehingga dapat

dikerahkan secara maksimal untuk

melaksanakan tugas pokok.

Nilai pelaksanaan pekerjaan.

Nilai Pelaksanaan Pekerjaan pegawai

negeri sipil dinyatakan dengan sebutan dan

angka, sebagai berikut :

Amat Baik : 91 – 100

Nilai Amat Baik, nilai lebih tinggi dari 90 –

100 adalah bagi pegawai negeri sipil

luar biasa yang memiliki kemampuan

rata – rata diatas pegawai negeri sipil

yang setara, mempunyai wawasan lebih

baik dari l ingkup tugas yang

dipangkunya dan kerjanya mempunyai

dampak nilai tambah diatas tuntutan

hasil kerja yang dibebankan kepadanya.

Pegawai negeri sipil yang seperti ini

adalah pegawai negeri sipil yang harus

mendapatkan prioritas utama untuk

memperoleh kenaikan pangkat atau

promosi jabatan serta kemungkinan

percepatannya. Disamping itu pegawai

negeri sipil seperti ini perlu mendapat

prioritas khusus, karena berpotensi untuk

menduduki jabatan puncak.

Baik : 76 – 90

Nilai Baik, nilai antara 76 – 90 adalah

bagi pegawai negeri sipil yang

mempunyai nilai baik. Yang dimaksud

dengan nilai baik adalah pegawai

negeri sipil yang mungkin dapat dinaikan

pangkatnya dan atau dipromosikan ke

jabatannya lebih tinggi.

Cukup : 61 – 75

Nilai Cukup dan Kurang, nilai dibawah 76

adalah nilai bagi pegawai negeri sipil

yang tidak mungkin dinaikkan

pangkatnya secara normal, dan tidak

dapat dipromosikan ke jabatan lebih

tinggi. Pegawai negeri sipil seperti ini

memerlukan penanganan khusus.

Nah bagaimana kalau ada pegawai negeri

sipil yang memperoleh nilai sedang (50 – 60)

atau kurang (50 kebawah)??? Ya . .

dipecat saja.

Untuk memudahkan cara penilaian

pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil

ini, silakan memakai panduan ini :

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 27: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

27

1. Kesetiaan

Amat Baik (> 90 – 100) :

Tidak pernah menyangsikan kebenaran

Pancasila baik dalam ucapan, tingkah

laku dan perbuatan

Baik (> 85 s/d 90) :

Pada umumnya tidak menyangsikan

kebenaran Pancasila baik dalam

ucapan, sikap tingkah laku dan

perbuatan

Baik (> 80 s/d 85) :

Tidak menyangsikan kebenaran

Pancasila namun kadang-kadang tidak

konsisten sikap dan tingkah laku dan

perbuatan

Baik (> 76 s/d 80) :

Tidak pernah menyangsikan kebenaran

Pancasila namun sering tidak konsisten

dalam sikap, tingkah laku dan

perbuatan

2. Prestasi kerja

Amat Baik (> 90 – 100) :

Mempunyai kecakapan dan

menguasai seluk beluk tugas yang

menjadi tanggung jawabnya dan

bidang lain yang berhubungan

dengan tugasnya dengan baik.

Hasil kerja selalu lebih baik dari segi

mutu, waktu atau jumlah yang

ditentukan dan hasilnya mempunyai

nilai tambah (added value) di

lingkungan kerjanya.

Baik (> 85 s/d 90) :

Mempunyai kecakapan dan

menguasai seluk beluk tugas sesuai

dengan bidang tugas yang

menjadi tanggung jawabnya

dengan baik dan pada umumnya

dapat menguasai bidang lain.

Hasil kerja selalu sesuai dengan,

jumlah mutu dan waktu

ditetapkan.

Baik (> 80 s/d 85) :

Mempunyai kecakapan dan

menguasai seluk beluk di bidang

tugasnya dengan baik.

Pada umumnya hasil kerja sesuai

dengan jumlah, mutu dan waktu

yang ditetapkan.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya mempunyai

kecakapan dan menguasai seluk

beluk di bidang tugasnya.

Pada umumnya hasil kerja sesuai

dengan jumlah, mutu, namun

untuk hal tertentu masih

memerlukan bimbingan.

3. Tanggungjawab

Amat Baik (> 90 – 100) :

Selalu melaksanakan tugas

dengan baik sesuai dengan

perintah, tanggung jawab

jabatan, dan organisasi serta

bekerja berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku.

Berani bertanggung jawab atas

keputusan yang diambil atau

tindakan yang dilakukan sesuai

dengan lingkungan dan tanggung

jawab wewenangnya serta tugas

di luar tanggung jawabnya untuk

kepentingan Negara dan bangsa.

Selalu berani mengambil resiko

melampaui tanggung jawabnya

demi kepentingan bangsa dan

negara.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 28: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

28

Baik (> 85 s/d 90) :

Selalu melaksanakan tugas dengan

baik sesuai dengan perintah,

tanggung jawab jabatan dan

organisasi serta pada umumnya

bekerja sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dalam keadaan mendesak berani

melaksanakan tugas di luar

tanggung jaw abnya untuk

kepentingan Bangsa dan Negara.

Dalam keadaan mendesak berani

memikul resiko dari keputusan yang

di ambil atau tindakan yang

dilakukan dalam lingkup dan di luar

tanggung jawab demi kepentingan

Bangsa dan Negara.

Baik (> 80 s/d 85) :

Pada umumnya melaksanakan

tugas dengan baik sesuai dengan

perintah, tanggung jawab jabatan

dan organisasi serta bekerja sesuai

dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Berani bertanggung jawab atas

keputusan yang diambil atau

tindakan yang dilakukan sesuai

dengan lingkup dan tanggung

jawab wewenangnya.

Berani memikul resiko atas

keputusan yang diambil atau

tindakan yang dilakukan dalam

lingkup dan tangggung jawabnya.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya melaksanakan

tugas sesuai dengan tanggung

jawab jabatan dan organisasi,

serta kadangkala mengabaikan

p e r a t u r a n p e r u n d a n g a n -

undangan.

Pada umumnya melaksanakan

tugas, sesuai dengan perintah dan

tanggung jawabnya.

Pada umumnya berani memikul

resiko atas keputusan yang diambil

atau tindakan yang dilakukan

dalam lingkup dan tanggung

jawabnya.

4. Ketaatan

Amat Baik (> 90 – 100) :

Selalu mentaati peraturan

perundang-undangan dan atau

peraturan kedinasan yang berlaku

dengan baik.

Selalu mentaati perintah kedinasan

yang diberikan oleh atasan yang

berwenang dengan baik.

Selalu mentaati ketentuan –

ketentuan jam kerja.

Baik (> 85 s/d 90) :

Pada umummnya mentaati

peraturan perundang-undangan

dan atau peraturan kedinasan

yang berlaku dengan baik.

pada umumnya mentaati perintah

kedinasan yang diberikan oleh

atasan yang berwenang dengan

baik.

Pada umunya mentaati ketentuan

–ketentuan jam kerja.

Baik (> 80 s/d 85) :

Pada umumnya mentaati

peraturan perundang-undangan

dan atau peraturan kedinasan

yang berlaku.

Pada umumnya menaati perintah

kedinasan yang diberikan oleh

atasan yang berwenang.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 29: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

29

Pada umumnya mentaati

ketentuan-ketentuan jam kerja,

namun adakalanya tidak masuk

kerja dengan alasan yang sah

tetapi tidak lebih dari 40 (empat

puluh) jam kerja dalam waktu 1

(satu) tahun.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya mentaati

peraturan perundang-undangan

dan atau peraturan kedinasan

yang berlaku, namun kadang kala

mengabaikan perintah karena

kurang menguasai peraturan

perundang –undangan dengan

baik.

Pada umumnya mentaati perintah

kedinasan yang diberikan oleh

atasan yang berw enang,

adakalanya melakukan kegiatan

tidak sesuai peraturan kedinasan.

Pada umumnya mentaati

ketentuan-ketentuan jam kerja,

namun adakalanya tidak masuk

kerja dengan alasan yang sah

tetapi tidak lebih dari 80 (delapan

puluh) jam dalam waktu 1 (satu)

tahun.

5. Kejujuran

Amat Baik (> 90 – 100) :

Tidak pernah menyalahgunakan

wewenangnya dan selalu

b e r u s a h a m e m p e n g a r u h i

lingkungan kerja untuk tidak

menyalahgunakan wewenang.

Selalu melaporkan hasil kerjanya

kepada atasannya menurut

keadaan yang sebenarnya

dengan atau tanpa perintah

atasan.

Baik (> 85 s/d 90) :

Tidak pernah menyalahgunakan

wewenangnya.

Pada umumnya melaporkan hasil

kerjanya kepada atasannya

m e n u r u t k e a d a a n y a n g

sebenarnya dengan atau tanpa

perintah atasan.

Baik (> 80 s/d 85) :

Pada umumnya tidak pernah

menyalahgunakan wewenangnya.

Pada umumnya melaporkan hasil

kerjanya kepada atasannya

m e n u r u t k e a d a a n y a n g

sebenarnya dengan atau tanpa

perintah atasan.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya tidak pernah

menyalahgunakan wewenangnya,

namun adakalanya melakukan

penyalahgunaan wewenangnya

karena kurang mengetahui

peraturan perundang – undangan

yang berlaku.

Pada umumnya melaporkan hasil

kerjanya kepada atasannya

m e n u r u t k e a d a a n y a n g

sebenarnya namun adakalanya

tidak melaporkan seluruh hasil

kerjanya.

6. Kerjasama

Amat Baik (> 90 – 100) :

Selalu mampu bekerja dengan

orang lain menurut waktu dan

bidang tugas yang ditentukan.

Selalu menghargai pendapat

orang lain.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 30: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

30

S e l a l u b e r s e d i a

m e m p e r t i m b a n g k a n d a n

menerima usul yang baik dari

orang lain, sesuai dengan

kesepakatan bersama walaupun

b e r t e n t a n g a n d e n g a n

pendapatnya.

Baik (> 85 s/d 90) :

Pada umumnya mampu bekerja

dengan orang lain menurut waktu

dan b idang tugas yang

ditentukan.

Pada umumnya menghargai

pendapat orang lain.

Pada umumnya bersedia dan

m e m p e r t i m b a n g k a n d a n

menerima usul yang baik dari

orang lain, sesuai dengan

kesepakatan bersama walaupun

b e r t e n t a n g a n d e n g a n

pendapatnya.

Baik (> 80 s/d 85) :

P a d a u m u m n y a d a p a t

beker jasama besama-sama

dengan orang lain menurut waktu

dan b idang tugas yang

ditentukan .

Pada umumnya menghargai

pendapat orang lain sepanjang

searah dengan pendapatnya.

Pada umumnya ber sedia

m e m p e r t i m b a n g k a n d a n

menerima usul yang baik dari

orang lain, sesuai denagn

k e s e p a k a t a n b e r s a m a a n

sepanjang searah dengan

pendapatnya.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya dapat bekerja

bersama-sama dengan orang lain

namun membutuhkan waktu untuk

penyesuaian.

Pada umumnya menghargai

pendapat orang lain namun

adakalanya dalam hal tertentu

kukuh pada pendapatnya.

P a d a u m u m n y a d a p a t

mempertimbangkan usul dari orang

lain, namun adakalanya dalam hal

tertentu kukuh pada pendapatnya.

7. Prakarsa

Amat Baik (> 90 – 100) :

Tanpa menunggu petunjuk atau

perintah dari atasan selalu dapat

mengambil keputusan atau

melakukan t indakan yang

diperlukan dalam melaksanakan

tugasnya, tetapi tidak bertentangan

dengan kebijaksanaan umum

pimpinan .

Selalu berusaha mencari tata cara

kerja baru dan memberikan saran

kepada atasan dalam mencapai

dayaguna dan hasil guna yang

sebesar-besarnya.

Baik (> 85 s/d 90) :

Pada umumnya tanpa menunggu

petunjuk atau perintah dari atasan

mengambil keputusan atau

melakukan t indakan yang

diperlukan dalam melaksanakan

tugasnya, tetapi tidak bertentangan

dengan kebijaksanaan umum

pimpinan.

Pada umumnya berusaha mencari

tata cara kerja baru dan

memberikan saran kepada atasan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 31: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

31

dalam mencapai dayaguna dan

hasil guna yang sebesar-besarnya.

Baik (> 80 s/d 85) :

Dalam keadaan yang mendesak

tanpa menunggu petunjuk atau

perintah dari atasan mengambil

keputusan atau melakukan

tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugasnya, tetapi

tidak bertentangan dengan

kebijaksanaan umum pimpinan.

Sering berusaha memberikan saran

yang dipandangnya baik dan

berguna kepada atasan, baik

diminta ataupun tidak diminta

mengenai atau yang ada

hubungannya dengan pelaksanaan

tugas.

Baik (> 76 s/d 80) :

Dapat mengambil keputusan atau

melakukan t indakan yang

diperlukan dalam melaksanakan

tugasnya, namun melakukan

konsultasi dari pihak terkait.

K a d a n g - k a d a n g b e r u s a h a

memberikan saran yang dipandang

nya baik dan berguna kepada

atasan, baik diminta atau tidak

diminta mengenai atau yang ada

hubungannya dengan pelaksanaan

tugas.

8. Kepemimpinan

Amat Baik (> 90 – 100) :

Selalu mampu dengan baik

menentukan prioritas pelaksanaan

kegiatan dengan tepat.

Selalu mampu dengan baik

mengambil keputusan denga tepat

waktu, tepat guna dan tidak

memihak.

Selalu mampu dengan baik

mengemukakan pendapatnya

secara jelas kepada orang lain.

Selalu berusaha dengan baik

menggugah semangat dan

menggerakkan bawahan dalam

melaksanakan tugas.

Selalu memberikan teladan dengan

baik dalam ucapan dan perilaku.

Baik (> 85 s/d 90) :

Pada umumnya mampu dengan

ba ik menentukan p r ior i ta s

pelaksanaan kegiatan dengan

tepat.

Pada umumnya mampu dengan

baik mengambil keputusan dengan

tepat waktu, tepat guna dan tidak

memihak.

Pada umumnya mampu dengan

baik mengemukakan pendapatnya

dengan jelas kepada orang lain.

Pada umumnya berusaha dengan

baik menggugah semangat dan

menggerakan bawahan dalam

melaksanakan tugas.

Pada umumnya memberikan

teladan dengan baik dalam

ucapan dan prilaku.

Baik (> 80 s/d 85) :

Pada umumnya dapat menentukan

prioritas pelaksanaan pekerjaan.

Pada umumnya dapat mengambil

keputusan dengan tepat waktu,

dan tepat guna.

P a d a u m u m n y a d a p a t

mengemukakan pendapatnya

dengan jelas kepada orang lain.

Pa da um umnya b er usaha

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 32: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

32

menggugah semangat dan

menggerakan bawahan dalam

melaksanakan tugas.

P a d a u m u m n y a d a p a t

menggerakan bawahan berperilaku

b a i k , n a m un a d a k a l a n y a

implementasi perlu dijabarkan lebih

lanjut.

Baik (> 76 s/d 80) :

Pada umumnya dapat menentukan

prioritas pelaksanaan pekerjaan,

adakalanya masih memerlukan

bimbingan dan konsultasi dengan

pihak lain.

Pada umumnya dapat mengambil

keputusan dengan tepat guna.

P a d a u m u m n y a d a p a t

mengemukakan pendapatnya

kepada orang lain.

Adakalanya berusaha menggugah

semangat dan menggerakkan

bawahan dalam melaksanakan

tugas.

P a d a u m m n y a d a p a t

menggerakkan bawahan untuk

b e r p e r i l a k u b a i k , n a m u n

adakalanya berperilaku tidak

konsisten dengan ucapan.

Menilai pelaksanaan pekerjaan

pegawai negeri sipil tampaknya cukup

menyulitkan, baik menyulitkan pejabat

penilai maupun pejabat yang dinilai dan

juga atasan pejabat penilai, apalagi

melaksanakan dalam tugasnya secara

benar. Pada kenyataannya penilaian

penilaian pegawai negeri sipil ini terkesan

asal – asalan, yang penting dibuat yang

hanya merupakan prasyarat formal saja.

Peristiwa yang sangat mengherankan yakni

justru pejabat yang dinilai inilah yang

membuat konsep penilaian terhadap

dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan

urusan kepegawaian, sedang pejabat

penilai hanya menandatangani saja.

Secara praktis bahwa penilaian ini tidak

pernah dilaksanakan sesuai pedoman

standar operasional dan pemberian nilainya

hanya sekenanya saja.

Penilaian terhadap pelaksanaan

pekerjaan pegawai negeri sipil ini sudah

sangat tepat, namun secara operasional

diperlukan petunjuk teknis yang lebih rinci

mencakup kinerja pegawai negeri sipil

tersebut agar pemberian nilainya tidak

terkesan asal – asalan. Semoga pada masa

mendatang penilaian terhadap pegawai

negeri sipil akan lebih bagus, lebih efektif

sehingga penghasilan atau gaji bisa

sepadan dengan beban kerja, tanpa kesan

adanya PNS PGPS atau pegawai negeri sipil

(pintar/ goblok) penghasilan sama. (RBAW)

Dasiku yang berat

atau tugasku yang

berat ? ? ?

SEMOGA NILAI

PEKERJAANKU SEPADAN

DENGAN GAJIKU !!!

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 33: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

33

Priyayi merupakan istilah yang

lazim dipakai bagi

sekelompok orang yang menjadi kerabat

raja dan diperoleh sejak lahir melalui

keturunan, yang memiliki kewajiban untuk

melindungi kaum kecil serta memiliki

semangat pengabdian untuk kepentingan

kerajaan, namun kemudian

meluas termasuk juga

kalangan orang yang

berada di sekitar pusat

kekuasaan kerajaan

melalui upaya yang

bermacam – macam.

Meluasnya kalangan priyayi

ini menimbulkan anggapan

masyarakat bahwa priyayi

terdiri atas orang – orang

yang berada pada strata

atas pada masyarakat

Jawa, yang memimpin,

yang mengatus, yang

menunun masyarakat.

Secara otomatis

para priyayi memiliki nilai – nilai dan tindak –

tanduk dalam kehidupan sehari – hari yang

berbeda dengan masyarakat pada

umumnya karena anggapan bahwa

mereka memiliki warisan budaya keraton

pada masa lalu. Berbagai lambang dan

simbol yang mereka pakai, seperti : bentuk

rumah, pola berpakaian, upacara –

upacara dan berbagai atributnya, sudah

sering dan banyak diterapkan oleh

masyarakat pada umumnya sebagai simbol

tentang keberadaan yang bersangkutan

telah berada pada papan atas.

Ya . . . boleh – boleh saja walau sering

tampak menggelikan

Aspirasi perjuangan Boedi Oetomo

adalah keserasian di kalangan masyarakat

Jawa sehingga pada awal tahun 1908

sekretarisnya cabang Batavia yang

mewakili mahasiswa

Stovia mengeluarkan

edaran yang

menyatakan bahwa

Boedi Oetomo akan

menjadi perintis

terciptanya persatuan

Jawa umum

(Algemeene

Javaansche Bond).

Pada akhir tahun 1908

Dr. Wahidin

Soedirohoesodo

membuka konggres

berpidato yang

mengagungkan

sejarah Jawa dan

menekankan pentingnya pendidikan barat

bagi kemajuan Jawa, khususnya bagi

priyayi Jawa, bukan pendidikan bagi rakyat

secara umum. Pandangan ini mendapat

dukungan dari Radjiman yang waktu itu

menjadi penasehat kesehatan di Keraton

Soerokarto yang mengemukakan bahwa

pengetahuan ilmiah barat bukan tidak perlu

bagi rakyat umum tetapi sukar dimengerti

oleh orang Jawa non priyayi.

Hal ini menimbulkan pertentangan

antar pengikut Boedi Oetomo dan Wahidin,

PROFIL PRIYAYI JAWA Oleh : R. HENDRA KUSUMAWARDHANA

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 34: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

34

namun syukurlah pada saat ini perbedaan

pandangan tentang priyayi dan rakyat

pada umumnya sudah tidak ada lagi.

Pandangan perbedaan yang tampak pada

saat ini sudah bergeser, hanya bergeser dan

bukan berubah. Pandangan pada saat ini,

para pemegang kekuasaan dan uang

merupakan kelompok masyarakat strata

atas tanpa ada perbedaan tata tingkah

laku sepert priyayi jaman dulu lagi. Tata

krama, sopan santun, dan nilai – nilai moral

pada era ini sudah luntur. Kita lihat

kenyataan pada saat ini betapa

menyedihkan seorang pencuri ayam yang

tertangkap basah, dibakar, dihabisi oleh

masa padahal pencuri ayam pada jaman

dahulu memperoleh perlakuan yang jauh

lebih manusiawi. Semoga perbedaan

strata sosial di bumi Nusantara ini semakin

tipis tetapi tata krama, sopan santun, dan

nilai – nilai moral semakin menebal. (selesai –

red)

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Ja man Siti Nurbaya sudah berganti

dengan Ibu Kita Kartini yang diwaris-

kan sampai saat ini, apakah yang terjadi ?.

Tidak ada gender yang memisahkan dalam

proses mengikuti perkembangan pendidi-

kan dan karir semakin hari semakin ber-

lomba antara wanita dan pria mengejar

yang namanya prestasi kerja dan penghasi-

lan yang layak dan semuanya mengarah

pada satu titik untuk menghidupi anak-

anaknya dan keluarganya. Tetapi ada se-

suatu hal yang mengelitik seberapa penge-

seran nilai peran seorang ibu sebagai ibu

rumah tangga, pada posisi Anda sebagai

ibu rumah tangga tulen dan mencari tam-

bahan sam pingan bukan sebagai wanita

karir atau kantoran bukanlah hal yang

―rumit‖, tetapi jika anda sebagai wanita

rumah tangga dan sampingannya sebagai

wanita karir atau kantoran, memang men-

jadi dilema dan topik yang menarik untuk

diangkat menjadi isu. Kembali pada posisi

sebagai sebagai wanita karir/kantoran

apakah memang menjadi pilihan terakhir

atau memang menjadi posisi yang tidak

diperkirakan, pastilah ada jawabannya. Ala-

san menjadi wanita karir/ kantoran biasa

karena hal sebagai berikut :

Pendidikan tinggi, sayang jika tidak di-

manfaatkan.

Orang tua menginginkan anda bekerja.

Penghasilan suami belum mecukupi.

Bekerja adalah aktualisasi diri dan seba-

gai ajang sosialisasi.

Punya kebebasan finansial, tidak harus

bergantung sepenuhnya pada suami.

Untuk menunjang kebutuhan sendiri, mi

salnya membantu keluarga tanpa

meminta dari suami.

Bekerja membuat anda merasa dihar-

gai.

Anak-anak dan suami bangga jika anda

bekerja.

Bekerja dapat menambah wawasan,

yang pada akhirnya akan meningkatkan

kualitas pola asuh anak-anak.

Sedangkan menjadikannya sebagai ibu

rumah tangga tulen tidak disambi dengan

SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA dan

WANITA KARIR, Bahagiakah ?

Oleh : Syaflovida

Bersambung kehalaman ……………………… 36

Page 35: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

35

Si tuasi penyakit Flu Burung atau Avian

Influenza yang disebabkan oleh Virus

H5N1 dan Flu Baru H1N1 di Indonesia pada

saat ini memerlukan perhatian yang serius,

karena sejauh ini dunia belum mampu

mengatasi penyebaran secara efektif. Yang

perlu menjadi perhatian adalah adanya

kemungkinan terjadinya mutasi dari kedua

virus tersebut, yang dapat memicu

terjadinya pandemi. Pandemi influenza ini

akan menyebabkan banyak orang jatuh

sakit, bahkan jatuhnya korban jiwa dalam

jumlah besar.

World Health Organization (WHO)

pada tanggal 11 Juni 2009 telah

menyatakan pandemi global pada fase 6

atau fase terakhir dimana dinyatakan

bahwa pandemi influenza tersebut telah

menyebar ke 5 regional wilayah dunia.

Keadaan ini mengindikasikan bahwa seluruh

negara termasuk Indonesia harus

mengaktifkan rencana persiapan pandemik

sebagai wabah penyakit global.

Data terakhir WHO sampai 30 Agustus 2009

kasus Flu Baru N1H1 telah menyebar di 179

negara dan territorial dengan jumlah

penderita seluruhnya 254.206 orang dengan

2.837 kematian (1,11%). Sedangkan di

Indonesia dilaporkan oleh 25 provinsi sampai

pada tanggal 2 September 2009 dengan

jumlah penderita 1.097 kasus konfirmasi

dengan 10 kematian. Sehubungan dengan

hal tersebut Departemen Kesehatan telah

mengeluarkan Langkah-Langkah Kesiagaan

Menghadapi Perkembangan Kasus Flu Baru

agar Institusi kesehatan di Propinsi dan

Kabupaten / Kota serta Unit Pelaksana

Teknis (UPT), antara lain :

1. Surveilans Epidemiologi

2. Uji Pemerikasaan Laboratorium

Konfirmasi Influenza A Baru (H1N1)

3. Melakukan Tata Laksana Kasus

4. Terapi Antiviral

5. Perawatan di rumah bagi pasien yang

sakit ringan ataupun sesudah pulang

rawat inap, yaitu:

Tetap tinggal di rumah, hindari

berpergian ke tempat – tempat

umum.

Obat Oseltamivir yang diberikan

dokter harus dihabiskan dan

diminum sesuai aturan

Gunakan masker jika berbicara

dengan orang lain

Selalu cuci tangan sesudah bersin

dan batuk

Buang tissue/masker bekas ke

tempat sampah tertutup

Batasi kunjungan tamu di rumah

Konsumsi makanan bergizi

Banyak minum air putih

Istirahat tidur yang cukup

Jika terjadi peningkatan suhu tubuh,

batuk dan sesak napas, segera

ANTISIPASI LONJAKAN KASUS INFLUENZA A H1N1

DI WILAYAH KERJA KKP

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 36: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

36

kembali ke rumah sakit.

6. Peningkatan KIE pada masyarakat

Cara penularan, pencegahan pe-

nularan penyakit influenza dengan

menerapkan PHBS,

Penderita kasus ringan maupun

kasus pulang rawat dari rumah sakit

diberi konseling agar tetap tinggal

di rumah,

Peningkatan kewaspadaan para

tenaga kesehatan terhadap

penderita yang memiliki risiko,

Sekolah, pondok pesantren dan

asrama agar mewaspadai adanya

klaster kasus maupun langkah

penanggulangannya termasuk

langkah memisahkan penderita dari

yang sehat.

7. Bersama – sama RS Rujukan, RS Umum

Daerah, RS Swasta agar menyiagakan

jejaring kerja dan jejaring dukungan

sumber daya dalam mengantisipasi

lonjakan kasus yang perlu dirawat.

Untuk memperoleh dukungan sumber

daya dalam mengantisipasi lonjakan kasus

Influenza A H1N1 di Pintu Masuk Negara,

khususnya di wilayah pelabuhan Tanjung

Priok dan Wilayah Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan(KKP) Kelas I Tanjung Priok maka

pertemuan – pertemuan jejaring kerja telah

dilaksanakan secara intensif.

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja

dan kemitraan yang diselenggarakan pada

wilayah kerja KKP Kelas I Tanjung Priok ini

dilakukan di Wilayah Kerja Pelabuhan Sunda

Kelapa, Wilayah Kerja Pelabuhan Muara

Baru, Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda,

Wilayah Kerja Pelabuhan Muara Angke dan

Wilayah Kerja Pelabuhan Kalibaru. Yang

diikuti oleh seluruh stake holder terkait,

Beberapa foto – foto penyelenggaraan

pertemuan tersebut, disajikan dibawah ini.

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan yang diselenggarakan pada

WILAYAH KERJA SUNDA KELAPA

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan yang diselenggarakan pada

WILAYAH KERJA MUARA BARU

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan yang diselenggarakan pada

WIALAYAH KERJA MARUNDA

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 37: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

37

wanita karir/kantoran karena alasan seba-

gai berikut :

Tuntutan keluarga untuk berhenti kerja

Memiliki waktu yang sangat fleksibel un-

tuk keluarga

Anak-anak membutuhkan keberadaan

sosok ibu di rumah

Tidak menyukai pekerjaan

Pendapatan suami sudah mencukupi

Tempat kerja jauh dari rumah, biaya dan

rasa capek dirasa impas dengan gaji

Malas terikat atau diatur-atur orang lain

Kondisi anak yang tidak memungkinkan

pengasuhannya diserahkan kepada

orang lain. Misalnya anak sakit-sakitan

atau mengidap penyakit tertentu.

Demi alasan kesehatan sendiri, karena

menjalankan tanggung jawab pekerjaan

sekaligus tanggung jawab rumah tangga

membutuhkan kondisi kesehatan yang

fit.

Jika Anda untuk memilih menjadi ibu rumah

tangga tanpa disambi sebagai wanita kan-

toran/karir pilihan di atas cukup bagus dilak-

sankan tetapi sebelum memutuskannya

coba lakukanlah diskusi secara matang

dengan suami / pasangan sehingga tidak

terjadi penyesalan di kemudian hari.

Tetapi tidak sedikit yang melakukan dan

menjalani sebagai Ibu rumah tangga dan

wanita karir bersamaan dengan segala ma-

salah yang ditimbulkannya dan juga sisi

plusnya. Dalam hal ini yang menjadi titik

solusi masalah adalah melakukan diskusi

dengan suami sehingga apapun masalah-

nya adalah masalah dalam rumah tangga

dan dapat dipecahkan bersama dan jan-

gan merasa berkecil hati dan hati—hati jan-

gan mecari solusi pada orang lain !

Manfaatkan waktu libur untuk keluarga, jika

anda Wanita karir dan juga Ibu rumah

tangga, selamat berkarya !

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan yang diselenggarakan pada

WILAYAH KERJA MUARA ANGKE

Penyelenggaraan pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan yang diselenggarakan pada

WILAYAH KERJA KALIBARU

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Bersambung dari halaman ……………… 34

Page 38: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

38

Wo rawaribang, maksudnya adalah

bunga worawari abang (red :

bahasa Jawa abang adalah merah) yang

sering dipakai sebagai tanaman pagar

pada rumah – rumah di pedesaan daerah

Jawa. Dalam kehidupan kita sehari – hari,

bunga worawaribang ini sering disebut

sebagai bunga sepatu yang saat ini sering

kita temui dihalaman rumah sebagai

tanaman hias dalam bentuk yang sudah

dikerdilkan.

Pada umumnya tinggi tanaman

bunga sepatu atau kadang disebut juga

bunga raya ini sekitar 2 – 5 meter, namun

sering kita temukan di halaman rumah

sudah berbunga indah pada ketinggian

tanaman sekitar 20 cm karena dikerdilkan.

Daunnya berbentuk bulat lonjong yang

ujungnya meruncing. Walau tanaman ini

berbunga sepanjang tahun, namun

bunganya tidak pernah menghasilkan buah

sehingga cara penanamannya melalui stek,

yakni batangnya dipotong sekitar 10 cm

kemudian langsung di tanam (cara yang

mudah).

Daun bunga sepatu ini sering

digunakan anak – anak di daerah Jawa

untuk bermain ―jual – beli‖ : daun bunga

sepatu ini ditumbuk halus dan dituang

sedikit air, maka airnya akan menjadi kental;

air kental ini diumpamakan sebagai minyak

goreng dalam mainan anak – anak.

Manfaat tanaman ini, disamping

sebagai tanaman hias, tanaman pagar,

dan sebagai mainan anak – anak di daerah

Jawa, namun bisa untuk menyemir sepatu

hingga sepatu tampak mengkilat. Menurut

beberapa teman dari Suku Batak, bahwa

bunga sepatu ini ditempatkan diatas

makanan yang akan disajikan, selanjutnya

bunga sepatu tersebut sekaligus akan

dimakan bersama – sama makanan yang

disajikan tersebut.

Bagi yang belum pernah melihat bunga

tersebut, dibawah ini disajikan foto – foto

bunga sepatu atau worawaribang atau

Shoes Flower (Hibiscus rosa-sinensis L.)

WORAWARIBANG

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 39: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

39

Ka dal alias bengkarung (East Indian

B rown Mab uya ) mer upakan

binatang sebangsa reptil yang sering kita

jumpai di sekitar permukiman penduduk

bertubuh lebih besar sedikit dibanding dari

cicak, kulitnya bersisik licin dan mengkilat.

Ekor kadal atau bengkarung ini dapat

tumbuh kembali apabila terputus, dan juga

mampu memutuskan ekornya bila dalam

kondisi berbahaya. Sebagian jenis kadal ini

juga merupakan pemanjat pohon yang

baik dan pelari yang cepat. Sebagian besar

kadal tinggal di atas tanah, sementara

sebagiannya hidup menyusup di dalam

tanah gembur atau pasir juga sebagian lagi

berkeliaran di batang pohon untuk

memburu mangsanya.

Makanan kadal sangat bervariasi, antara

lain biji – bijian tanaman (buah – buahan),

serangga (nyamuk, lalat, ngengat, kupu –

kupu, cacing tanah, dll) atau reptil lainnya.

Sebagian besar kadal tidak berbahaya bagi

manusia, gigitannya jarang menimbulkan

akibat yang fatal dari luka yang

ditimbulkannya meskipun luka yang

diakibatkan oleh gigitannya dapat sangat

menyakitkan.

Pada umumnya kadal berguna bagi

manusia karena mengendalikan aneka

hama atau serangga yang mengganggu.

Disamping itu, kadal juga bisa dimakan dan

sebagai obat penyakit kulit atau kulit yang

gatal dengan cara dibakar ataupun

digoreng. Lebih lengkap referensi bisa dilihat

di http://id.wiki.detik.com/wiki/Kadal_kebun.

Jika ada yang belum mengenal kadal ini

dapat di lihat di bawah :

KADAL alias BENGKARUNG

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 40: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

40

P engelolaan kegiatan program pada

Kantor Kesehatan Pelabuhan sangat

tergantung dari keberadaan gaya

individual para pengelola program dan

pelaksananya sebagai suatu tim kerja; yang

dimaksud dengan pengelola program

tersebut adalah mulai dari top manager

sampai pada low manager. Masing –

masing individu mempunyai kontribusi

dalam keberhasilan penanganan suatu

kegiatan program.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan

kemampuan pegawai Kantor Kesehatan

Pelabuhan dalam pelaksanaan kegiatan

program maka salah satu upaya yang harus

dilakukan adalah pelatihan management

tim, baik bagi pengelola program maupun

pelaksananya. Untuk mengetahui gaya

individu dalam pemecahan masalah

ataupun konflik, anda dapat menjawab

tentang gaya anda sendiri.

Berikut ini adalah beberapa

pasangan pertanyaan yang mungkin dapat

merupakan jawaban – jawaban terhadap

penanganan masalah ataupun konflik.

Untuk setiap pasangan, berilah lingkaran

pada A atau B yang paling sesuai dengan

perilaku anda.

Dalam beberapa hal baik pernyataan A

maupun B tidak ada yang sesuai dengan

perilaku anda tapi bagaimanapun anda

harus memilih salah satu pernyataan yang

paling mendekati perilaku anda :

1. A. Ada saat dimana saya menyerahkan

tanggung jawab kepada orang lain

untuk memecahkan persoalan

B. Daripada berunding untuk hal-hal

yang kita tidak sepaham saya anggap

lebih baik menyelesaikan hal-hal yang

kita sepakati bersama

2. A. Saya mencoba untuk menemukan

pemecahan-pemecahan yang

bersifat kompromi

B. Saya berusaha untuk mengatasi

seluruh masalah saya dan masalah dia

sekaligus

3. A. Saya biasanya teguh dalam mengejar

cita-cita saya

B. Saya bisa saja mencoba

mempertimbangkan perasaan-

perasaan orang lain dan demi

menjaga hubungan satu sama lain

4. A. Saya mencoba untuk menemukan

pemecahan-pemcahan yang bersifat

kompromi

B. Saya kadang-kadang mengorbankan

keinginan-keinginan saya demi

keinginan-keinginan orang lain

5. A. Saya merasakan bahwa perbedaan-

perbedaan tidak perlu dirisaukan

B. Saya membuat beberapa upaya

untuk memperoleh jalan keluar

6. A. Saya teguh dalam mengejar cita-cita

B. Saya mencoba untuk menemukan

pemecahan-pemecahan yang

bersifat kompromi

7. A. Saya berupaya untuk memecahkan

segala persoalan dan segala isu

sesegera mungkin dan secara blak-

blak

B. Saya bisa saja mencoba

mempertimbangkan perasaan orang

PELATIHAN MANAGEMENT TIM

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 41: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

41

lain demi menjaga hubungan satu

sama lain

8. A. Saya sering menghindari dari pendirian

yang bisa menimbulkan pertentangan

(konfrontasi)

B. Saya akan membiarkan dia berada

dalam posisi-posisinya apabila diapun

membiarkan saya berada pada posisi-

posisi saya

9. A. Saya mengusulkan sesuatu hal yang

wajar

B. Saya paksakan agar ide-ide saya

disetujui

10. A. Saya kemukakan ide-ide saya dan

saya meminta ide-ide dia juga

B. Saya mencoba untuk menunjukan

padanya bahwa posisi saya logis dan

menguntungkan

11. A. Saya bisa saja mencoba

mempertimbangkan perasaan-

perasaan orang lain demi menjaga

hubungan satu sama lain

B. Saya mencoba untuk berbuat hal-hal

yang diperlukan untuk menghindari

timbulnya ketegangan-ketegangan

(tensions)

12. A. Saya mencoba untuk tidak melukai

perasaan-perasaan orang lain

B. Saya mencoba untuk meyakinkan

orang lain tentang keunggulan dari

pendapat/posisi saya

13. A. Saya biasanya teguh dalam

mengejar cita-cita saya

B. Saya mencoba untuk berbuat hal-hal

yang diperlukan untuk menghindari

ketegangan-ketegangan yang tak

ada manfaatnya

14. A. Bila hal itu membuat orang lain

senang, saya memperbolehkannya

untuk mempertahankan pandangan-

pandangannya

B. Saya akan membiarkan dia berada

dalam pendiriannya apabila diapun

membiaarkan saya berada pada

posisi-posisi saya

15. A. Saya berupaya untuk memecahkan

segala persoalan dan segala isu

sesegera mungkin secara blak-

blakan

B. Saya mencoba untuk menunda isu

sampai saya punya waktu untuk

memikirkan kembali

16. A. Saya bersedia untuk segera bekerja

dalam keadaan penuh perbedaan-

perbedaan

B. Saya berusaha untuk mendapatkan

keseimbangan antara menang dan

kalah diantara kita

17. A. Untuk mencapai kesepakatan, saya

berusaha mempertimbangkan

keinginan orang lain

B. Saya selalu cenderung menginginkan

diskusi langsung terhadap masalah

18. A. Saya berusaha untuk mendapatkan

posisi diantara pendapat dia dan saya

B. Saya teguh pada kemauan saya

19. A. Saya seringkali menginginkan

tercapainya rasa kepuasan atas

keinginan kita semua

B. Ada waktunya kapan saya

menyilahkan orang lain mengambil

tanggung jawab untuk memecahkan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 42: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

42

masalah

20. A. Apabila posisi-posisi yang lain

dianggap sangat penting untuk dia,

saya lebih senang memberikannya

B. Saya berusaha membantu dia untuk

mencapai kompromi

21. A. Saya berusaha menunjukkan

padanya bahwa posisi saya adalah

logis dan menguntungkan

B. Untuk mencapai kesepakatan, saya

berusaha mempertimbangkan

keinginan-keinginan orang lain

22. A. Saya mengusulkan sesuatu hal yang

wajar

B. Saya hampir selalu memperhatikan

untuk memuaskan semua keinginan-

keinginan orang lain

23. A. Saya kadang-kadang menghindari

mengambil posisi yang akan

menciptakan timbulnya kontroversi

B. Apabila hal ini dapat membuat

orang lain puas, saya lebih senang

mempersilahkan dia

mempertahankan pendapat-

pendapatnya

24. A. Saya biasanya teguh pada pendirian

saya untuk mencapai tujuan

B. Saya biasanya mencari pertolongan

orang lain untuk memecahkan

masalah

25. A. Saya mengusulkan sesuatu yang

wajar

B. Saya merasa adanya perbedaan-

perbedaan tidak perlu terlalu

dirisaukan

26. A. Saya berusaha tidak melukai

perasaan orang lain

B. Saya biasanya membicarakan

masalah saya dengan orang lain

sehingga kita dapat mencari

pemecahan bersama

Apabila anda sudah memilih salah

satu dari pernyataan – pernyataan tersebut

diatas, silakan masukkan jawaban anda

dalam dalam tabel skoring dibawah ini :

LEMBAR SKORING

Bersambung ke Halaman …………………………………………………. 46

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

No COMPETING

(Forcing)

COLLABORATING

(Problem

Solving)

COPROMISING

(Sharing) AVOIDING

(Withdrawal) ACCOMODATING

(Smoothing)

1 A B

2 B A

3 A B

4 A B

5 B A

6 A B

7 A B

8 B A

9 B A

10 B A

11 B A

12 B A

13 A B

14 B A

15 A B

16 A B

17 B A

18 B A

19 A B

20 B A

21 A B

22 B A

23 A B

24 A B

25 A B

26 B A

JML

Page 43: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

43

Ma raknya berita tentang korupsi di

negeri tercinta ini, keterpurukan

lain seperti kekeringan, tanah longsor,

banjir, Demam Berdarah Dengue (DBD)

yang tetap bercokol di ibukota negara

bahkan santernya berita tentang Polri dan

KPK, tiba – tiba muncul berita memilukan

yang terjadi secara berentetan ―gempa

melanda Nusantara tercinta‖.

Tanah Nusantara ini kembali dilanda

gempa memilukan saudara kita yang

tinggal di Sumatera Barat, gempa yang

membuat hati menjadi miris, muncul

kekhawatiran, ketidakpastian dan

ketakutan mendalam. Gempa Sumatera

Barat ini terjadi pada hari Rabu, 30

September 2009 pada pukul 17.16 WIB,

dengan kekuatan gempa 7,6 skala richter.

Pusat gempa berada pada arah Barat

Daya Pariaman sekitar 57 km, dengan

kedalaman sekitar 71 km. Korban gempa

mencapai lebih dari seribu orang, dan

banyak bangunan gedung yang hancur

dengan kata lain bahwa kerugian nyawa,

moril, materiel yang tinggi sekali. Banyak

sekali korban meninggal dunia yang

terjebak oleh reruntuhan bangunan rumah,

hotel, dll menyebabkan penduduk untuk

sementara waktu tidak berani berada di

dalam gedung.

Kejadian memilukan kembali terjadi

pada hari Senin tanggal 9 Nopember 2009,

saat gempa menimpa Kota Bima – Pulau

Sumbawa – Propinsi Nusa Tenggara Barat

pada pukul 03.41 WITA dengan kekuatan

gempa 6,7 skala richter. Pusat gempa

berada pada 28 km sebelah barat laut

Raba Kota Bima, dengan kedalaman laut

25 km. Jarak pusat gempa ke Labuan Bajo

(pulau Flores bagian barat) – Nusa Tenggara

Timur sekitar 139 km. (RBAW)

GONJANG – GANJING GEMPA

GONJANG – GANJING

CICAK VS BUAYA

I ssue tentang cicak melawan buaya

mengundang banyak sekali kontroversi,

baik di warung – warung kopi pinggir jalan

sampai yang mewah di mall – mall. Asumsi

issue tersebut tidak jelas, apakah Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) melawan Polisi

RI (POLRI) ataukah institusi lain? Penuh

tanda tanya besar yang meresahkan

masyarakat kalangan manapun, kecuali

yang bertindak sebagai buaya atau cicak.

Apakah benar cicak melawan buaya

ataukah sebenarnya komodo melawan

buaya??? Sedang bengkarung alias kadal,

biawak dan cicaknya berada di posisi

mana???

Lantas, siapakah yang berperan sebagai

buaya??? Siapakah yang ikut serta makan

makanan sisa dari buaya??? PPNS

digambarkan sebagai binatang apa???

Bagaimana kalau PPNS digambarkan

sebagai cicak yang mudah mabok oleh

tembakau??? Apakah anda setuju??? Nah,

kejaksaan digambarkan sebagai binatang

apa??? Silakan pilih sendiri.

Yang jelas dan pasti adalah ada

keuntungan – keuntungan oknum lain yang

selama ini sementara dicengkeram oleh

buaya ataupun yang dicengkeram oleh

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 44: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

44

komodo, untuk sementara waktu aman

terlepas dari cengkeraman si pemakan

daging mentah.

Kalau institusi pemerintahan sudah saling

menyerang, masyarakat mau lari mengadu

kemana saat masyarakat mencari

keadilan??? Antar institusi saling

menyerang, saling curiga, saling tuding

menuding, kemanakah arah bangsa kita

pada masa mendatang??? Semoga antar

masyarakat tidak ikut – ikutan saling

menyerang. Adakah institusi yang benar –

benar bersih??? Kalau memang tidak ada

institusi yang bersih, maka lebih tepat bila

dikatakan Buaya VS komodo. (RBAW)

CICAK

Bengkarung atau

kadal

BIAWAK

BUAYA

KOMODO

KASUS GAY DAN HOMO

MENINGKAT DAN MENYEBAR SECARA

SIGNIFIKAN

A nda percaya dengan berita ini ?

Silakan diteliti atau dikaji atau dianalisis

atau dikomentari saja.

Tingginya frekuensi pertemuan –

pertemuan, rapat – rapat kerja, rapat –

rapat koordinasi, dan berbagai pertemuan

– pertemuan apapun namanya di berbagai

instansi sektoral berjalan lurus dengan

tingginya peningkatan dan penyebaran

kasus gay dan homo di seluruh pelosok

negeri ini.

Penyebaran kasus ini terutama menimpa

berbagai kabupaten / kota di sejumlah

propinsi yang diundang dalam pertemuan –

pertemuan tersebut, termasuk di ibukota

negara.

Namun anehnya, kasus ini hanya menimpa

para pejabat menengah kebawah.

Setelah diteliti, ternyata . . . sederhana saja

pemicunya.

Para peserta yang diundang dalam

pertemuan – pertemuan tersebut, ternyata

disiapkan satu buah kamar untuk dua orang

dengan jenis kelamin yang sama; laki – laki

dijadikan satu kamar dengan laki – laki dan

yang perempuan dijadikan satu kamar

dengan yang perempuan; bahkan tidak

jarang juga disiapkan satu kamar untuk

lebih dari dua orang bagi peserta dengan

jenis kelamin yang sama.

Kenapa demikian??? ―Demi penghematan

keuangan negara‖, kata salah seorang

panitia pertemuan yang tidak bersedia

disebutkan namanya.

Negaranya siapa??? ―Negaranya

nenekku‖, jawabnya.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 45: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

45

Padahal dalam standar biaya umum dalam

Permenkeu sudah sangat jelas sekali bahwa

biaya tersebut mencukupi untuk penyiapan

perorang satu kamar dengan kriteria yang

berbeda sesuai pangkat / golongan dan

eselon.

Oleh adanya pertemuan – pertemuan yang

seringkali diadakan dan kamar yang

tersedia selalu disiapkan untuk 2 orang atau

lebih dalam satu kamar inilah yang memicu

meningkatnya dan menyebarnya kasus gay

dan homo di perkotaan sampai ke pelosok

kabupaten / kota seluruh negeri.

Para pejabat tinggi tidak terpapar oleh risiko

ini karena beliau – beliau pastilah dalam

satu kamar sedirian, kalau toh ada . . . kalau

ada lho . . . pastilah berlainan jenis kelamin.

Marilah kita tinjau ulang dalam penyiapan

kamar yang tidak tepat ini.

Baiklah kita kesampingkan prifasi dan

kenyamanan para peserta pertemuan

walau prifasi dan kenyamanan mereka juga

cenderung menggugah proses pertemuan

dalam mencapai output yang kita

harapkan

Apa hasil yang dapat kita harapkan dari

pertemuan yang maksimal rata – ratanya

hanya dalam tiga hari efektif ???

Kalau demi efisiensi dan efektifitas,

bukankah kita sudah bisa ber – website???

Selamat mempertimbangkannya. (RBAW)

Pengguna notebook sudah banyak

sekarang. Selain harganya yang bersaing,

notebook juga sangat ringkas. Mengguna-

kan notebook atau ngenotebook ada

aturan – aturannya juga sehingga aman un-

tuk notebook dan anda sendiri. Tips berikut

semoga bermanfaat bagi anda yang

menggunakan Notebook dalam sehari-

harinya.

1. Hindari menggunakan notebook di tem-

pat tidur, sofa dan sejenisnya. Notebook

dilengkapi dengan fan (baca: kipas an-

gin) biasanya dilengkapi dengan fan

untuk mengambil udara segar dari luar,

membawanya ke dalam notebook dan

ada lagi yang membuang udara panas

dalam notebook ke luar. Yang menjadi

masalah adalah ketika tempat tidur,

sofa atau sejenisnya cenderung banyak

debu. kelihatannya bersih tapi se-

benarnya tidak. Ketika notebook dile-

takkan di kasur, sofa, atau sejenisnya fan

yang bertugas menghisap udara dari

luar bekerja, yang masuk bukan sekedar

udara tatapi debu yang tersimpan di

dalam kasur, sofa atau sejenisnya akan

ikut terbawa ke dalam notebook se-

hingga debu tersebut akan merusak

komponen dalam notebook.

2. Hindari meletakkan minuman atau

makanan berbentuk cairan dekat den-

gan notebook. Cairan adalah konduk-

tor atau penghantar arus listrik. Jadi

kalau saja ada cairan baik itu kopi, susu,

kopi susu, teh, tertumpah di notebook

anda, bisa menyebabkan notebook jadi

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

TIPS BER-NOTEBOOK YANG SEHAT

Bersambung ke ahalaman ……………………. 51

Page 46: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

46

PENILAIAN HASIL SKORING GAYA ANDA

1. GAYA “COMPETITION”

Skor tinggi :

Barang kali anda dikelilingi oleh

orang-orang ―Yesman‖ atau

mungkin mereka memperhatikan

bahwa akan tidak bijaksana

apabila mereka itu berani

menyatakan tidak setuju atas

tindakan dan pendapat anda.

Hal ini akan membuat anda

kehilangan banyak informasi

Barangkali bawahan anda takut

menyatakan ketidak pastian

mereka pada anda

Skor rendah :

Mungkin anda sering merasa tidak

mempunyai kemampuan dalam

keadaan tertentu.

Hal ini disebabkan anda tidak sabar

akan kemampuan yang anda miliki

Mungkin anda merasa akan

mendapat kesulitan untuk

mempertahankan pendapat anda,

walaupun anda menganggap hal

itu perlu

2. GAYA “COLLABORATIION”

Skor tinggi :

Anda selalu banyak menggunakan

waktu untuk mendiskusikan hal-hal

secara mendalam, walaupun

nampaknya perlu

Kebiasaan anda tersebut mungkin

dapat gagal memancing

tanggapan yang baik dari orang

lain, anda tidak mau melihat

adanya rasa tidak sabaran orang

lain.

Skor rendah :

Sulit bagi anda menanggapi

adanya perbedaan pendapat

sebagai kesempatan untuk

mencapai pemecahan masalah

Mungkin bawahan anda tidak

mematuhi keputusan atau

kebijaksanaan anda, karena

kepentingan mereka tidak

tertampung pada keputusan atau

kebijaksanaan anda

3. GAYA “COMPROMOSING”

Skor tinggi :

Mungkin anda terlalu memusatkan

taktik praktis dalam berkompromi

sehingga kadang-kadang anda

kehilangan pandangan yang lebih

luas

Anda menekankan tawar-menawar

untuk menciptakan hubungan yang

baik

Skor rendah :

Mungkin anda merasakan bahwa

anda terlalu sensitif atau tidak yakin

dapat mempertahankan pendapat

anda semula

Mungkin anda merasa sulit

mendapatkan konsensus

4. GAYA “AVOIDING”

Skor tinggi :

Teman-teman sejawat anda

Sambungan dari halaman ………………………………. 42

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Bersambung ke halaman ………………………………..…….. 48

Page 47: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

47

Catur m e r u p a k a n

permainan fisik dan

mental sehingga catur ini bisa dikatakan

sebagai oleh raga karena berkenaan

dengan fisik para pemain catur. Permainan

atau olah raga catur ini dimainkan oleh 2

(dua) orang yang masing – masing

diperbolehkan memilih biji catur mana yang

akan dimainkan (biji hitam atau biji putih).

Langkah awal dilakukan oleh Pecatur yang

memainkan biji putih, yang selanjutnya

diikuti oleh pemain biji hitam secara

bergantian sampai permainan selesai.

Permaianan dilakukan diatas papan

catur yang terdiri dari 8 (delapan) baris

kotak dan 8 (delapan) lajur kotak yang

warnanya selang – seling hitam dan putih.

Jumlah masing – masing bidak (hitam

ataupun putih) sebanyak 16 (enam belas)

buah bidak dengan susunan yang sama.

Pion berada pada baris pertama sebanyak

8 (delapan) buah bidak pion, sedang baris

kedua secara berurutan dari kiri ke kanan :

benteng, kuda, gajah / peluncur, raja,

menteri / ratu / star, gajah / peluncur, kuda

dan benteng.

Langkah maju tiap – tiap bidak dan

langkah cara memakannya juga berlainan.

Strategi permainan dalam catur sering

dipakai oleh beberapa orang dalam

penerapan kehidupan sehari – hari,

tentang bagaimana cara kita

melangkah maju, bagaimana cara

kita bersekolah sampai menjadi

menteri, bagaimana cara kita

mematikan musuh, bagaimana cara kita

memakan lawan, dan lain – lain cara /

langkah / strategi kehidupan agar bisa

memenangkan suatu pertandingan hidup.

Bidak / pion hanya diperbolehkan

melangkah maju satu langkah

lurus ke depan, tidak boleh

bengkok ke kiri atau ke kanan.

Pion ini merupakan perumpamaan

seorang staf, bahwa staf hanya boleh

melangkah maju satu langkah saja dan

seorang staf tidak boleh dua langkah atau

lebih. Bidak / pion yang ingin sekolah

menjadi menteri, harus melangkah maju

lurus ke depan saja, tidak boleh melangkah

maju ke kiri atau ke kanan. Cara bidak /

pion bersekolah ini merupakan

perumpamaan seorang staf yang mau jadi

menteri harus maju lurus ke depan

selangkah demi selangkah untuk bersekolah

menjadi menteri, jadi staf harus maju lurus

selangkah demi selangkah dan tidak boleh

bengkok kiri atau bengkok kanan. Cara

makan bidak / pion ini adalah maju satu

langkah tetapi harus serong kiri atau serong

kanan, dan tidak diperkenankan makan

dengan cara maju lurus kedepan. Cara

makan bidak pion ini merupakan

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 48: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

48

sebenarnya menderita karena sulit

mendapatkan masukan atau ide-

ide anda

Skor rendah :

Sadarilah anda bahwa tindakan

anda akan melukai perasaan orang

lain

5. GAYA “ACCOMODATING”

Skor tinggi :

Mungkin anda merasa bahwa

pendapat anda sendiri tidak akan

mendapat perhatina orang lain

karena anda merasa kuatir

pendapat anda berbeda jauh dari

pendapat orang lain yang anda ras

akan mengancam pengaruh dan

ras hormat terhadap anda

Skor rendah :

Apakah anda mendapat kesulitan

untuk membangun kerjasama

dengan orang lain?

Dengan demikian anda sudah dapat

membaca gaya anda sendiri dalam

pelaksanaan kegiatan program yang

karena seluruh program merupakan

pekerjaan satu kesatuan tim. Semoga kita

semua menyadari bahwa setiap gaya yang

kita miliki, pasti memiliki kelemahan dan

kelebihan; sehingga kita dapat merasakan

bahwa kita memerlukan pelatihan

management tim. (RBAW)

perumpamaan bahwa seorang staf yang

ingin atau mau makan, maka staf harus

berjalan maju serong ke kiri atau ke kanan

saja; apabila seorang staf hanya

melangkah maju lurus ke depan saja maka

staf tersebut tidak akan bisa makan alias

kelaparan. Bagaimana bentuk bidak /

pion?? Kecil dan ditempatkan pada baris

depan sebagai umpan untuk dimakan

musuh. Jadi berhati – hatilah kalau anda

menjadi seorang staf.

Anda hanya diperbolehkan maju ke depan

namun hanya satu langkah

Anda hanya diperbolehkan makan, bila

anda bisa melakukan langkah serong ke kiri

atau ke kanan, dan itupun hanya satu

langkah. Kalau tidak?? Anda harus siap

kelaparan, pensiun tanpa makan.

Benteng hanya diperbolehkan

melangkah maju sepanjang

lintasan yang kosong lurus ke

depan dan ke kiri atau ke kanan,

tidak boleh bengkok ke kiri atau ke

kanan. Benteng ini merupakan

perumpamaan seorang pejabat eselon 5

pada institusi yang dipimpin oleh eselon 4

atau perumpamaan seorang pejabat

eselon 4 pada institusi yang dipimpin oleh

eselon 3 atau perumpamaan seorang

pejabat eselon 3 dan 4 pada institusi yang

dipimpin oleh eselon 2 atau perumpamaan

seorang pejabat eselon 2, 3, dan 4 pada

institusi yang dipimpin oleh eselon 1 atau,

perumpamaan seorang pejabat eselon 1, 2,

3 dan 4 pada institusi sektoral yang dipimpin

oleh pejabat politis atau non eselon, dan

juga perumpamaan sebagai pejabat teknis

Sambungan dari halaman …………………………..………… 47

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Sambungan dari halaman ………………………………….…… 46

Page 49: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

49

atau hukum dan organisasi; bahwa mereka

hanya diperbolehkan berjalan maju lurus ke

depan dan ke kiri atau ke kanan untuk

membentengi atau mem ―back up‖

kebutuhan pimpinannya, baik kebutuhan

keamanan maupun kebutuhan untuk

menang. Benteng ini tidak diperkenankan

untuk bersekolah menjadi menteri atau

apapun. Cara makan benteng ini adalah

sama dengan cara majunya atau cara

bergeraknya. Cara makan benteng ini

merupakan perumpamaan bahwa seorang

pejabat seperti tersebut diatas, bila ingin

atau mau makan maka pejabat tersebut

harus bisa berjalan hantam apa yang ada

di depannya dan hantam apa saja yang

ada di kiri atau kanannya. Apabila seorang

pejabat tersebut tidak mau hantam depan

atau kiri atau apa yang ada di kanannya

maka pejabat tersebut tidak akan bisa

makan alias kelaparan. Bagaimana bentuk

benteng?? Lebih besar sedikit dibanding

pion dan ditempatkan pada pojok kiri

kanan bagian belakang sebagai tameng

dan ―back up‖ dari serangan musuh. Jadi

berhati – hatilah kalau anda menjadi

seorang pejabat seperti ini.

Anda hanya diperbolehkan makan, bila

anda bisa melakukan langkah hantam

depan, kiri atau apapun yang ada di

sebelah kanan. Kalau tidak?? Anda harus

siap kelaparan, pensiun tanpa makan.

Kuda hanya diperbolehkan

melangkah maju zig – zag, dua

langkah ke depan dan selangkah

ke samping atau dua langkah ke

sampin dan selangkah ke depan,

tidak boleh lurus ke depan, ke kiri atau ke

kanan. Kuda ini merupakan perumpamaan

seorang pejabat eselon 5 pada institusi

yang dipimpin oleh eselon 4 atau

perumpamaan seorang pejabat eselon 4

pada institusi yang dipimpin oleh eselon 3

atau perumpamaan seorang pejabat

eselon 3 dan 4 pada institusi yang dipimpin

oleh eselon 2 atau perumpamaan seorang

pejabat eselon 2, 3, dan 4 pada institusi

yang dipimpin oleh eselon 1 atau,

perumpamaan seorang pejabat eselon 1, 2,

3 dan 4 pada institusi sektoral yang dipimpin

oleh pejabat politis atau non eselon, dan

juga perumpamaan sebagai pejabat

keuangan atau umum dan perlengkapan;

bahwa mereka hanya diperbolehkan

berjalan secara zig – zag untuk mem ―back

up‖ kebutuhan pimpinannya, baik

kebutuhan keamanan maupun kebutuhan

untuk menang. Kuda ini juga hanya

diperkenankan makan secara zig – zag dan

tidak diperkenankan untuk bersekolah

menjadi menteri atau apapun. Cara

makan kuda ini merupakan perumpamaan

bahwa seorang pejabat seperti tersebut

diatas, bila ingin atau mau makan maka

pejabat tersebut harus bisa berjalan zig –

zag hantam apa saja yang bisa diinjaknya.

Apabila seorang pejabat tersebut tidak

mau hantam zig - zag maka pejabat

tersebut tidak akan bisa makan alias

kelaparan. Bagaimana bentuk kuda??

Lebih besar sedikit dibanding pion dan

ditempatkan pada sebelah kiri atau kanan

benteng sebagai tameng dan ―back up‖

dari serangan musuh. Jadi berhati – hatilah

kalau anda menjadi seorang pejabat

seperti ini.

Anda hanya diperbolehkan makan, bila

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 50: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

50

anda bisa melakukan langkah hantam

secara zig - zag. Kalau tidak?? Anda harus

siap kelaparan, pensiun tanpa makan.

Peluncur atau gajah hanya

diperbolehkan melangkah maju

serong kiri atau serong kanan, dan

tidak boleh lurus ke depan. Kuda

ini merupakan perumpamaan

seorang pejabat eselon 5 pada institusi

yang dipimpin oleh eselon 4 atau

perumpamaan seorang pejabat eselon 4

pada institusi yang dipimpin oleh eselon 3

atau perumpamaan seorang pejabat

eselon 3 dan 4 pada institusi yang dipimpin

oleh eselon 2 atau perumpamaan seorang

pejabat eselon 2, 3, dan 4 pada institusi

yang dipimpin oleh eselon 1 atau,

perumpamaan seorang pejabat eselon 1, 2,

3 dan 4 pada institusi sektoral yang dipimpin

oleh pejabat politis atau non eselon, dan

juga perumpamaan sebagai pejabat

perencanaan dan informasi; bahwa mereka

hanya diperbolehkan berjalan serong kiri

dan serong kanan untuk mem ―back up‖

kebutuhan pimpinannya, baik kebutuhan

keamanan maupun kebutuhan untuk

menang. Peluncur atau gajah ini juga

hanya diperkenankan makan secara serong

kiri atau serong kanan dan tidak

diperkenankan untuk bersekolah menjadi

menteri atau apapun. Cara makan

peluncur atau gajah ini merupakan

perumpamaan bahwa seorang pejabat

seperti tersebut diatas, bila ingin atau mau

makan maka pejabat tersebut harus bisa

berjalan serong kiri atau serong kanan

hantam apa saja yang bisa diinjaknya.

Apabila seorang pejabat tersebut tidak

mau hantam serong kiri atau serong kanan

maka pejabat tersebut tidak akan bisa

makan alias kelaparan. Bagaimana bentuk

peluncur atau gajah?? Lebih besar sedikit

dibanding pion dan ditempatkan pada

sebelah kiri atau kanan kuda sebagai

tameng dan ―back up‖ dari serangan

musuh. Jadi berhati – hatilah kalau anda

menjadi seorang pejabat seperti ini.

Anda hanya diperbolehkan makan, bila

anda bisa melakukan langkah hantam

serong kiri atau serong kanan.

Kalau tidak?? Anda harus siap kelaparan,

pensiun tanpa makan.

Menteri atau ratu diperbolehkan

melangkah maju ke depan atau

serong kiri atau serong kanan.

Menteri atau ratu ini merupakan

perumpamaan seorang menteri

untuk mem ―back up‖ kebutuhan

pimpinannya, baik kebutuhan keamanan

maupun kebutuhan untuk menang. Cara

makan menteri ini merupakan

perumpamaan bahwa seorang menteri,

bila ingin atau mau makan maka hantam

kemana saja bebas, bisa makan, bisa injak

apa saja, dengan kata lain bahwa seorang

menteri tidak akan kelaparan. Bagaimana

bentuk menteri?? Lebih besar sedikit

dibanding benteng dan ditempatkan pada

sebelah kanan raja sebagai penyerang

musuh, ya . . . enak sekali menjadi menteri.

Silakan saja bila anda berkeinginan.

Raja diperbolehkan melangkah

maju ke depan atau serong kiri

atau serong kanan namun hanya

selangkah saja. Raja ini

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Page 51: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

51

merupakan perumpamaan seorang raja

atau kepala negara yang bisa berjalan ke

depan, ke kiri dan ke kanan walau terbatas

langkahnya. Cara makan raja ini

merupakan perumpamaan bahwa seorang

raja atau kepala negara, bila ingin atau

mau makan maka hantam kemana saja

bebas, bisa makan, bisa injak apa saja,

namun langkah makannya terbatas,

dengan kata lain bahwa seorang raja juga

tidak akan kelaparan. Raja tidak bisa

berjalan – jalan bebas karena public figure

nomor wahid, makanannyapun sedikit

karena harus melalui ujian keamanan

makanan (food security) supaya tidak

membahayakan kesehatan dan

keselamatan raja atau kepala negara, dan .

. . terutama tidak raja tidak bisa selingkuh.

Bagaimana bentuk raja?? Lebih besar

sedikit dibanding menteri dan ditempatkan

pada sebelah kiri menteri agar terlindungi

oleh menterinya.

Silakan saja bila anda berkeinginan menjadi

raja atau kepala negara.

Demikianlah strategi catur dalam

penerapan kehidupan sehari – hari. (RBAW)

rusak. Kalo punya kebiasaan meng-

gunakan notebook sambil minum kopi.

Sebaiknya letakkan minuman agak

jauh dari notebook.

3. Lepas baterai supaya baterainya awet.

Ketika notebook bekerja dengan meng-

gunakan tenaga baterai, sebaiknya ti-

dak sambil di charge (baca : dicas).

Notebook sebaiknya di cas dalam

keadaan mati. Jika ingin menggunakan

notebook sambil di charge, sebaiknya

baterainya dilepas. Ini demi keawetan

baterai notebook anda. Karena, ba

terai cepat drop jika dicas pada saat

notebook dalam keadaan hidup.

4. Hindari penggunaan external Fan. Tapi

tahukah anda bahwa penggunaan ex-

tra fan seperti itu bisa jadi berakibat bu-

ruk bagi notebook. Yakinlah bahwa si

produsen notebook sudah melakukan

riset yang sangat panjang pada saat

memproduksi notebook. Jadi perkiraan

panas yang dihasilkan dengan fan yang

disediakan di notebook sudah melewati

proses perhitungan yang matang.

5. Jauhkan dari anak kecil (yang belum

mengerti)

6. Gunakan Notebook sesuai jam pe-

makaian. Maka penggunaan notebook

sebaiknya 4 jam pertama lalu notebook

diistirahatkan, setelah kurang lebih 1 jam

bekerja kembali seperti biasa. Jika

menggunakan nonstop sebaiknya

menggunakan Komputer Desktop.

7. Pakailah pelindung keyboard, layar

monitor yang direkomondasikan vendor

atau beli yang bagus jika belum ter-

pasang. (NM)

+ = !

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume IV Edisi 3 Triwulan IV (Oktober - Desember) Tahun 2009

Sambungan dari halaman ……………….. 45

Page 52: Buletin IV Edisi 4 Tahun 2009

52