buletin interaksi ppi jepang - februari 2010

22
INFO DARI: PPI Pusat PPI Daerah PPI Jepang BULETIN BULANAN Interaksi Edisi 05/ Februari 2010 Discussion -- -- - - -- - - n o i t a - r - - - e - - p - - o - C o o C m & m n u o n i t ic a - - - n o i t a - r - - - e - - p - - o - C o o C m & m n u o n i t ic a

Upload: ppi-jepang

Post on 06-Mar-2016

232 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Buletin Interaksi PPI Jepang Edisi ke-5 Bulan Februari 2010

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

INFO DARI:PPI Pusat

PPI Daerah

PPI JepangBULETIN BULANAN

Interaksi

Edisi 05/ Februari 2010

Discussion ----------n

oita- r--- e-- p-- o-C oo C m &m nu on itica

----------n

oita- r--- e-- p-- o-C oo C m &m nu on itica

Page 2: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Masih dengan semangat INTERAKSI (Integrity, Teamwork, Action, Solidarity), kami berharap

buletin ini bisa menjadi media untuk saling merasakan keberadaan satu sama lain. Dengan

begitu, rasa kepemilikan terhadap organisasi kita, PPI Jepang, yang bisa membawa pada

perbaikan PPI Jepang serta memberikan kontribusi nyata kepada negara kita, Indonesia

tercinta.

Kami pun sadar buletin ini belum sempurna. Untuk itu, kami akan selalu setia mengharapkan

berbagai saran dan kritik dari para pembaca demi Buletin PPIJ yang lebih baik.

2Dari Redaksi

REDAKSIPENGARAHFarid Triawan

Pemimpin RedaksiMochamad Asri

Kontributor BeritaYudhoFarid TriawanMochamad AsriEndrianto DjajadiAtus SyahbudinFuad Kadir

EditorRodiyan Gibran SentanuPandji PrawisudhaAsep Ridwan

DesignerDeby Mardiansah

Email : [[email protected]]

Redaksi menerima pertanyaan, saran, dan kritik dari pembaca. Untuk setiap email yang masuk mohon mencantumkan nama, instansi (sekolah/tempat bekerja) dan kota tempat tinggal.

© Copyright PPI Jepang 2009© Copyright PPI Jepang 2010

Hormat Kami,

Tim Redaksi

Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam Sejahtera Rekan-rekan PPI Jepang

Sedikit demi sedikit, perlahan-lahan PPI Jepang mulai

bergerak membenahi segala aspek keorganisasiannya,

baik itu internal maupun eksternal. Di bulan kedua

tahun 2010 ini, PPI Jepang kembali hadir di tengah

rekan-rekan dengan buletin edisi 05 sebagai wujud

pelayanan PPI Jepang periode 2009-2010

Pada buletin kali ini, sepak terjang tim PPI Hokkaido

dalam festival salju kota Sapporo, hiruk pikuk usaha

teman-teman PPI Ehime dalam memperkenalkan

budaya Indonesia di Stasiun TV Nankai, serta profil

teman dan alumni PPIJ menjadi berita utama.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada rekan-rekan Korda dan

Komsat. Dengan dukungan dan kerjasama antara tim

redaksi serta pengurus PPI Korda dan Komsat, buletin

PPIJ bisa kembali terbit menyapa seluruh anggota PPI

Jepang dari ujung utara, Hokkaido, hingga ujung

selatan, Okinawa. Sambil terus melakukan perbaikan

dari segi design,isi, maupun keragaman berita, kami

akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi

para pembaca.

Page 3: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

3 Daftar Isi

DAFTAR ISI

© Copyright PPI Jepang 2010

[Profil Anggota] Agung Bramantya : Mengulik Ultrasonik Pendeteksi Fluida Cerdik

[Profil Alumni] Taruna Ikrar : Sekrup Sains Dunia

[Seri Kehidupan di Jepang] Bila Ada yang Meninggal di Jepang

Pingsut : Indonesia no Janken

[Berita Alumni] Reuni Almuni Jepang di Indonesia

Gatotkaca, Idola di Sekai Gifu Festival

Hanoman Duta, Persembahan Indonesia untuk Dunia

Press Release Dialog Antar Organisasi

Assessing In-Delay-sia versus Ja-Punctual

Kritik dan Saran

Page 4: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

4Hanoman Duta

Hanoman Duta, Persembahan Indonesia Bagi Dunia

Udara dingin kota Sapporo tidak mengurangi semangat tim pemahat patung salju asal Indonesia yang

mengikuti kompetisi patung salju ke 61 yang berlangsung antara tanggal 3 sampai dengan 8 Februari 2010 di

Odori Koen, kota Sapporo. Tim Indonesia yang beranggotakan 4 personil antara lain Agustono Gentari, Bambang

Supriyanto, Giri Subagio, dan Awan Simatupang tidak gentar bersaing dengan 13 (tiga belas) kompetitor mereka

dari berbagai belahan dunia antara lain dari Amerika Serikat, Singapura, Thailand, New Zealand, Hawaii, Belanda,

Polandia, RRC, Russia, Finlandia, Korea, Swedia dan Hongkong.

Tim Indonesia dalam kejuaraan kali ini menampilkan tema pahatan berjudul Hanoman Duta�, tema ini selain

identik dengan tema-tema klasik yang ditampilkan oleh Indonesia dalam berbagai pagelaran seni Internasional

juga memiliki simbolisme tertentu. Menurut koordinator pemahat, Agustono Guntari, karya patung salju yang

menggambarkan Rahwana yang sedang bertarung dengan Hanoman memang sengaja dipilih karena merupakan

simbol yang sudah mendunia sebagai persembahan kepada masyarakat internasional yang sengaja datang dari

berbagai penjuru dunia untuk menyaksikan festival ini dan sekaligus menginspirasikan perjuangan Indonesia

yang kembali dapat berpartisipasi dalam festival tahun ini. Indonesia sebelumnya pernah menjadi juara umum

pada festival yang sama pada tahun 1987, 1995 dan 1996.

Tantangan yang dihadapi oleh tim Indonesia beraneka ragam mulai dari media latihan yang digunakan selama

di Indonesia sampai dengan ekstrimnya cuaca dingin yang harus dihadapi selama kompetisi berlangsung. Untuk

latihan selama berada di Jakarta, tim menemukan solusi kreatif yakni melalui penggunaan styrofoam sebagai

media pahatan. Mereka juga tiba 1 hari lebih awal dari jadwal untuk melakukan adaptasi bagi tim sebelum mulai

Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010

Page 5: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

pertandingan.

KBRI Tokyo sejak seminggu sebelumnya telah menyebarluaskan keikutsertaan Tim Indonesia dalam Festival

Patung Salju ke Sapporo ke 61 kepada seluruh masyarakat Indonesia yang bermukim di Hokkaido. Komunitas

Indonesia di Sapporo menyambut dengan antusias partisipasi tim Indonesia dalam acara tahunan yang dihadiri

oleh sekitar 2 juta orang dari seluruh dunia. Asosiasi persahabatan Indonesia-Jepang dan masyarakat Indonesia

yang bermukim di Sapporo menyatakan kebanggaannya bahwa tim Indonesia kembali bisa ikut serta setelah

absen pada tahun sebelumnya. Tim Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam latar belakang antara lain

asosiasi pematung Indonesia, hotel dan swasta.

Festival yang berakhir pada tanggal 8 Februari 2010 memilih Thailand sebagai juara utama, dan Indonesia

menempati posisi keenam dari 14 (empat belas) negara setelah Finlandia (tempat kelima), Rusia (tempat

keempat), Hongkong (tempat ketiga), dan New Zealand (tempat kedua). Koordinator tim mengungkapkan

bahwa fokus utama tim dalam festival kali ini adalah untuk memperluas pergaulan internasional dan juga untuk

mengukuhkan citra Indonesia di panggung internasional sebagai bangsa yang memiliki seniman pemahat

berbakat.

5

Back to Daftar Isi

Hanoman Duta

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 6: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

6

Back to Daftar Isi

Press Release

Press Release Dialog Antar Organisasi

Masyakarat Indonesia di Jepang yang jumlahnya mencapai 24.858 orang (per Desember 2006) dan

terus meningkat dari tahun ke tahun tentunya membutuhkan wadah untuk menjalin kebersamaan

dalam beragam bentuk organisasi kemasyarakatan. Untuk mengembangkan persatuan,

menghilangkan ekslusivisme, dan memperkuat jaringan komunikasi di antara berbagai elemen bangsa

yang terangkum dalam berbagai organisasi kemasyaratan, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

diwakili Komisariat Nagoya (PPIJ Nagoya) bersama dengan Working Group for Technology Transfer

(WGTT), dan didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia serta Garuda Indonesia,

tergerak untuk merintis terciptanya dialog antar organisasi kemasyarakatan Indonesia yang ada di

Jepang.

Acara yang dikemas dalam bentuk Dialog Antar Organisasi dilaksanakan pada hari Minggu tanggal

24 Januari di Nagoya University dan diikuti oleh 8 organisasi kemasyarakatan Indonesia di Jepang,

yaitu: Persatuan Pelajar Indonesia Jepang (PPIJ), Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang,

Working Group for Technology Transfer (WGTT) Jepang, Institute for Science and Technology Studies

(ISTECS) Jepang, Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang (PMIJ), Ikatan Persaudaraan Trainee

Indonesia Jepang (IPTIJ), Forum Lingkar Pena (FLP) Jepang dan Forum Silaturahim Muslimah

(FAHIMA) Jepang. Di dalam forum ini, masing-masing ketua maupun perwakilan organisasi

memaparkan visi, misi, dan program kerja serta kemungkinan untuk bersinergi dengan organisasi yang

lain. Acara ini dihadiri pula oleh beberapa organisasi Jepang pemerhati masyarakat Indonesia.

Wakil Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Bapak Ronni P. Yuliantoro dalam sambutannya

mengapresiasi kegiatan dialog lintas organisasi ini untuk menyatukan berbagai elemen bangsa di

Jepang sehingga dapat tercapai harmonisasi secara keseluruhan antar organisasi masyarakat. Dengan

begitu, akan membawa manfaat yang lebih besar baik bagi bangsa Indonesia maupun bagi hubungan

antara Indonesia dan Jepang. Acara juga diisi ceramah umum oleh Dr. Hisanori Kato, senior researcher

pada Centre of Asian Studies Jakarta serta pengajar di Ohtani University Osaka, yang menjelaskan

bahwa keberagaman bangsa Indonesia tercermin dalam berbagai identitas organisasi Indonesia di

Jepang. Untuk itu diperlukan adanya common ground untuk menyatukan aspirasi seluruh ormas.

Pada sesi akhir diskusi panel, seluruh organisasi telah sepakat pada kesimpulan bahwa dibutuhkan

adanya suatu forum komunikasi lintas organisasi untuk memperlancar arus informasi. Kemudian

kerjasama antar organisasi juga dapat dijajaki pada program yang bertema sejenis, misalkan program

beasiswa atau lomba karya tulis. Acara dialog ini juga dapat diselenggarakan untuk tahun berikutnya

dengan hasil yang lebih nyata, berupa kerangka kerjasama atau program kegiatan bersama. Untuk itu,

organisasi kemasyakatan KMII Jepang menyatakan kesediaannya untuk menjadi koordinator

pelaksana dalam acara tahun depan. Hasil dialog juga tertuang dalam bentuk MoU (nota kesepahaman)

antar organisasi kemasyarakatan.

Nagoya, 25 Januari 2010

Ketua Panitia Dialog Antar Organisasi : M. Faisal Artjan

Wakil Ketua : Dodik Kurniawan

Mengetahui Ketua PPI Jepang : Farid Triawan

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 7: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

7 Press Release

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

Page 8: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

8Manajemen

Back to Daftar Isi

Assessing In-Delay-sia versus Ja-Punctual

Last week, Japan’s Minister of Economy, Trade and Industry, Masayuki Naoshima, visited Indonesia

as part of his international duties for a bilateral meeting between the two countries.

Naoshima arrived at Indonesia’s energy ministry headquarter on Jl. Medan Merdeka Selatan,

Jakarta after meeting President Susilo Bambang Yudhoyono at the State Palace.

He was scheduled to meet Indonesia’s Energy and Mineral Resources Minister Darwin Zahedy Saleh

to discuss fundamental energy issues between Japan and Indonesia at 14:30 p.m. at Darwin’s office on

the second floor. The meeting was scheduled to be held for 30 minutes, but after 30 minutes of waiting

the host had not appeared.

Naoshima and his entourage finally decided to leave the ministry office because at 15:00 p.m.,

Naoshima had another meeting with Industry Minister MS Hidayat. Naoshima reportedly left with an

upset expression on his face. He was disappointed that he had failed to meet Minister Darwin.

I have been living in Japan for almost three years. In the beginning, I was shocked when I learned

about the values and principles of the Japanese.

I was surprised because they are somehow so different from Indonesian values and principles. But,

as I came to know what advantages lay behind the principles, I felt very thankful to the Japanese for

teaching such great principles.

Japan, being one of the leading countries in the world, is a country that has a long history. During

that long period of time, the Japanese adopted many extraordinary values and principles which have

lasted until now. Being punctual is one of those principles.

In Japan, being punctual is a habit. Japan is a country that is concerned with well-scheduled

lifestyles. Buses, trains have fixed schedules of the times they will arrive and depart. They arrive

precisely on time, which is still rare to see in Indonesia.

Japan is said to be one of the fastest countries in the world for the rhythm of its daily life. Everything

is well-structured and well-organized. It is arguably easy to say, “I will reach there at 10:23” or “The

goods will arrive at 19:55” or “It will take three days to repair your computer” in Japan, while, in

contrast, it’s more familiar to hear, “I will reach there maybe around 13:00” or “We will try to deliver it

within a week” or “We will inform you later if we have fixed your computer” in Indonesia.

Apparently, the Japanese are confident to say the precise time when they make an appointment, while

Indonesians are still afraid to say the exact time.

This is not because Japan is an advanced country while Indonesia is still developing country. It’s

simply about principles. Japanese companies and the government have very well-known principles

which are known as “Yoyu Jikan”. “Yoyu Jikan” literally means surplus time.

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 9: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

9 Manajemen

Back to Daftar Isi

It’s the principle of the Japanese of allowing for extra time in case the worst happens. In other words,

they always consider allowing extra time when committing or planning something. Hence, they are

always confident enough to state the precise time and details while Indonesians are still timid.

Perhaps it was an unacceptable reason for Naoshima when Darwin said, “I’m sorry. I was late; it was

because of a traffic jam”.

Because, in the Japanese mindset, allowing extra time for the worst-case scenario is a part of being

punctual. It is stated in the Republic of Indonesia’s objective for 2030 that Indonesia is expected to be

one of the leading countries in Asia, like Japan is now.

But, it will simply be another daydream if In-Delay-sia can’t adopt the principle of being punctual

that Ja-Punctual already has.

The writer is currently studying at Tokyo Institute of Technology, Japan, in the third year of an

undergraduate course, majoring in computer science. He is also the secretary-general of the Indonesian

Student Association in Japan (PPI Jepang).

Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2010/01/19/assessing-indelaysia-versus-

japunctual.html

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 10: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

10

[Seri Kehidupan di Jepang]

Bila ada yang meninggal di Jepang

Tulisan ini tentang hal-hal yang perlu disiapkan bila ada keluarga atau teman kita yang meninggal dunia di

Jepang. Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman saya ketika mengikuti proses pengurusan jenazah seorang

teman yang meninggal 1.5 tahun yang lalu dan istri seorang teman yang meninggal beberapa pekan yang lalu.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah lokasi di mana jenazah tersebut meninggal. Prosedur di Jepang

menetapkan, bila seseorang meninggal bukan di rumah sakit, jenazah akan diserahkan ke kepolisian. Selanjutnya

polisi akan meneliti penyebab kematian tersebut apakah disebabkan karena sakit atau sebab-sebab lain, seperti

misalnya kecelakaan, pembunuhan, atau lainnya. Untuk keperluan ini, polisi akan memanggil orang-orang yang

terdekat dengan almarhum untuk dimintai keterangan.

Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan ? Menurut pengalaman pribadi saya, ada beberapa hal yang perlu

kita lakukan.

1.Menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bidang Konsuler.

Bapak Amir Radjab Harahap, Minister Counsellor

Telp : 03-3441-4201 ext. 425, Fax : 03-3447-1697 (sumber : http://indonesianembassy.jp/)

Bila ada kematian warga negara Indonesia (WNI), bidang Konsuler KBRI ini yang bertanggung jawab untuk

berkomunikasi dengan pihak kepolisian Jepang. Bidang Konsuler ini yang menjadi penjamin bahwa jenazah

memang benar WNI. Pihak kepolisian Jepang sendiri tidak akan melepas jenazah sebelum ada wakil dari pihak

Konsuler KBRI yang datang ke kepolisian. Bidang Konsuler ini juga akan membantu membuatkan surat-surat

yang diperlukan, seperti: surat untuk mengurus pemulangan jenazah ke Indonesia dan surat untuk mengambil

jenazah di bagian kargo di Indonesia.

2.Bila jenazah beragama Islam, maka untuk warga Tokyo dan sekitarnya, kita perlu menghubungi pengurus

Keluarga Masyarakat Islam Indonesia Jepang untuk meminta bantuan dalam memandikan, mengkafani dan

menshalatkan jenazah. Untuk daerah di luar wilayah Kanto dan Kansai, dapat menghubungi pengurus pengajian

warga atau mahasiswa Indonesia setempat. Alternatif lainnya adalah menghubungi pengurus masjid terdekat.

3.Menghubungi pemberi beasiswa-bila yang meninggal berstatus mahasiswa, atau perusahaan/kantor tempat

bekerja-bila yang meninggal sudah bekerja. Hal ini diperlukan untuk memperjelas apakah institusi pemberi

beasiswa atau perusahaan/kantor tempat bekerja memberikan bantuan atau asuransi untuk jenazah. Khusus jika

yang meninggal berstatus mahasiswa atau keluarga dari mahasiswa, diharapkan menghubungi Atase Pendidikan

KBRI Tokyo untuk memberikan informasi awal mengenai kematian ini.

Bapak Edison Munaf, Atase Pendidikan

Telp. : 03-3441-4201 ext. 240, Fax :03-3447-1697 (Sumber : http://indonesianembassy.jp/)

4.Bila jenazah ingin dikuburkan di Indonesia, maka perlu menghubungi perusahaan jaza pengurusan jenazah.

Untuk warga di sekitar Tokyo, berdasarkan pengalaman sebelumnya, KBRI Tokyo biasanya menggunakan jasa

Yoshida san.

Alasan digunakannya perusahaan jasa pengurusan jenazah ini, adalah sebagai berikut:

·Perusahaan ini yang akan mengambil jenazah dari kepolisian dan membawa ke tempat di mana jenazah akan

dimandikan, dikafani dan dishalatkan. (Biasanya dilakukan di KBRI)

·Perusahaan ini menyediakan peti jenazah yang cukup tebal.

·Perusahaan ini yang akan mengurus beacukai di Jepang utk mengeluarkan jenazah dari Jepang.

·Perusahaan ini yang akan membawa jenazah ke kargo pesawat Garuda. Bila jenazah akan diberangkatkan besok

hari maka jenazah harus sudah masuk kargo di bandara pada pukul 20:00, hari sebelumnya. Oleh karena itu,

proses memandikan, mengkafani dan menshalatkan diharapkan dapat seleseai sebelum sore hari.

·Perusahaan ini memberikan bahan pengawet dan juga ice dry sehingga jenazah akan tahan sampai 7 hari. Bila

Back to Daftar Isi

Seri Kehidupan

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 11: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

menggunakan jasa Yoshida san ini, keluarga di Indonesia perlu menyewa mobil ambulance untuk mengangkat

jenazah dari bandara ke rumah duka.

5.Menghubungi teman-teman yang meninggal untuk membantu dalam pengurusan jenazah, baik

mempersiapkan tempat mandi, mengkafani maupun menshalatkan.

6.Menghubungi rekan-rekan untuk mengumpulkan dana yang akan diberikan kepada keluarga jenazah. Hal ini

bisa dilakukan melalui SMS atau milis. Diusahakan untuk mengumpulkan dana sebesar 1 juta yen dalam waktu 1

pekan. Pembayaran kepada Yoshida san ini bisa dilakukan 2 tahap, yaitu tahap pertama setengah dari biaya, dan

sisanya dapat dilakukan setelah jenazah sampai di Indonesia. Hal ini dapat terlaksana bila ada orang atau

organisasi yang menjamin akan melunasi uang tersebut. Mekanisme pembayaran dan besarnya biaya

pengurusan ini perlu dinegosiasikan dengan Yoshida san. Namun dari pengalaman rekan-rekan di Fukuoka, ketika

melakukan pengurusan jenazah 5 tahun yang lalu, kita bisa menekan biaya pengurusan jenazah ini menjadi

sekitar 300,000 400,000 jika kita mau mengurus sendiri pemulangan jenazah ke Indonesia tanpa melalui jasa

pengurusan jenazah. Hal ini berdasarkan informasi seorang rekan di Fukuoka yang pernah mengurus jenazah.

7.Menghubungi keluarga terdekat dari yang meninggal baik yang berada di Jepang maupun yang ada di

Indonesia. Perlu disampaikan kepada keluarga tersebut, hal-hal yang perlu disiapkan, seperti mobil ambulance

yang akan membawa jenazah dari bendara ke rumah duka dan informasi kapan jenazah akan tiba di Indonesia.

8.Bila ada keluarga yang ditinggalkan di Jepang dan akan ikut pulang bersama jenazah, perlu dicarikan tiket

pulang. Keluarga yang ditinggal di Jepang dan akan mengantarkan jenazah ke Indonesia dan berencana akan

kembali ke Jepang lagi, perlu membuat Re-entry Permit terlebih dulu. Bila waktu tidak memungkinkan untuk pergi

ke kantor Imigrasi Jepang, dapat membuat Re-Entry Permit di Bandara dengan alasan darurat.

9.Mengurus hutang-piutang, seperti kartu kredit dan juga hal-hal penting lainnya seperti tabungan di bank,

pelunasan peminjaman rumah, pengepakan barang-barang almarhum dan menghubungi pihak keluarga di

Indonesia mengenai barang-barang tersebut, apakah akan dikirim ke Indonesia atau dihibahkan kepada teman-

teman di Jepang, atau dibuang.

Hal yang telah dijelaskan di atas adalah untuk kasus di mana jenazah akan dibawa pulang ke Indonesia.

Untuk jenazah yang akan dikuburkan di Jepang, warga yang berada di Tokyo dan sekitarnya dapat

menghubungi rekan-rekan di Mesjid Otsuka. Selanjutnya, biasanya jenazah akan dikuburkan di pemakanan

muslim di Yamanashi. Biaya pengurusan jenazah ini sekitar 320,000 yen. (Informasi ini diterima teman yang

tinggal di dekat Mesjid Otsuka).

Demikian SKJ kali ini, semoga bermanfaat.

Penulis : Endrianto Djajadi

Sumber : Milis PPI Jepang

11

Back to Daftar Isi

Seri Kehidupan

© Copyright PPI Jepang 2010

Page 12: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

12

Back to Daftar Isi

Profil Anggota

© Copyright PPI Jepang 2010

Mengulik Ultrasonik Pendeteksi Fluida Cerdik

Teman-temannya menggurau, Muhammad Agung Bramantya disebut-sebut telah menaklukkan “the golden J

triangle”, Jawa-Jepang-Jerman.

SALAH satu ruang laboratorium di Universitas Keio, Tokyo, Jepang, telah menjadi sarang nyaman bagi

Muhammad Agung Bramantya. Setiap hari, pengajar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu biasa

memanfaatkan 6-7 jam sehari untuk meneliti. Lelaki yang biasa disapa Bram itu tengah fokus pada penelitiannya,

mengembangkan metode ultrasonik untuk meneliti fluida (cairan).

Fluida yang dimonitor Bram tergolong fl uida pintar. Misalnya, MagnetoRheological atau biasa disebut Mrfluid.

“Inti dari teknologi fl uida pintar ini ialah peredam aktif. Maksudnya, peredam itu secara aktif melakukan efek

peredaman sesuai guncangan yang diterima,” jelas Bram di chat room, (28/1).

Lantaran itu, jenis fluida pintar banyak digunakan dalam sistem peredam. Misalnya dipasang dalam sistem

peredam gempa yang ditanamkan pada gedung agar tahan guncangan, ataupun sistem suspensi pada

kendaraan. Produsen mobil mewah Audi, misalnya, telah menggunakan MRfl uid untuk suspensi pada seri TT RS

ataupun Audi R-8.

“Memang fl uida pintar sangat cocok untuk guncangan-guncangan yang tidak teratur. Misalnya ketika mobil

melewati jalan yang bergelombang, tiupan angin di gedung tinggi atau jembatan,” jelas lelaki 29 tahun itu.

Nah, untuk memonitor fluida tersebut, Bram memanfaatkan gelombang ultrasonik. Metode ini tergolong rumit,

namun hasilnya lebih presisi ketimbang metode optik yang selama ini umum diaplikasikan. “Dan nanti, akan lebih

praktis,” tambahnya.

Lantaran itu ia diganjar penghargaan Young Engineer Award di Jepang tahun lalu. Sebelumnya, Bram

dianugerahi penghargaan Fujiwara dari Universitas Keio. Dari empat penerima penghargaan tersebut, Bram

menjadi satu-satunya orang asing, tiga lainnya peneliti Jepang. Sebagai gambaran, Universitas Keio termasuk

salah satu yang prestisius di Jepang. Saking prestisiusnya, di Tokyo berkembang istilah Keio Boys untuk mengacu

pada kelompok mahasiswa yang pintar, kaya, dan gaul. Tentu saja tidak semua mahasiswa Universitas Keio

sepakat.

Pemantik

Sejak kuliah, Bram tergolong cemerlang. Dia merupakan lulusan tercepat di UGM. Meskipun begitu Bram

MUHAMMAD AGUNG BRAMANTYA

TANGGAL LAHIR

22 Maret 1981

PENDIDIKAN

• Program Doktor Jurusan Teknik Mesin

Universitas Keiko, Jepang (2008 sampai

sekarang)

• S-2 Engineering Design and Manufacture,

Universitas Malaya, Malaysia (2007)

• S-2 Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta (2005)

• S-1 Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta (2003)

PENCAPAIAN (ANTARA LAIN)

• Young Engineer Award, Japan Society of

Applied Electromagnetics and Mechanics (2009)

• Fujiwara Award (2009)

• Best Poster Prize, ERMR (2008)

• Lulusan terbaik (peringkat 1) dan tercepat (7

semester) Sarjana Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta (2003)

Page 13: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

13 Profil Anggota

mengaku bukan kutu buku. Dia masih sempat melakukan aktivitas keagamaan dan sosial. “Saya bukan sosok

kutu buku dan maniak riset, kok. Saya aktif di takmir masjid dan ormas Islam, Wahdah Islamiyah,” tulisnya.

Bram juga aktif di forum alumni SMA 1 Yogyakarta, almamaternya. Salah satu misi forum ini ialah memberikan

beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Bram paham betul beasiswa menjadi jalan terang bagi mereka yang

bersemangat menambah ilmu. Dia memang tergolong ‘murid beasiswa’. Studinya di Jepang berkat guyuran dana

JICA. Pun studi pascasarjana yang ia jalani di Universitas Malaya, Malaysia, juga didanai JICA.

Di Malaysia, Bram sempat tergabung dalam tim desain mobil bertenaga surya (solar car). Bram juga ngeblog,

meski tidak rutin menulis setiap hari. Blog pribadinya, www.bramantya.wordpress.com tidak melulu berisi tulisan

serius. Dia sesekali menulis mengenai kehidupan sehari-hari di Jepang, perenungannya, sampai hobi

masakmemasak yang ia kerjakan bersama keluarga. Suami Dora Viala Fudholi itu termasuk rajin

mendokumentasikan makanan sedap hasil resep andalan keluarga.

Di blog itu, dia juga mengisahkan penggalan perjalanan ke Dresden, Jerman, saat menghadiri seminar

internasional ERMR (Electrorheological Fluids and Magnetorheological), Agustus 2008. Bram mengaku peristiwa

itu menjadi momen penting perjalanan keilmuannya. Di sana ia memenangi Best Poster Prize setelah

menyisihkan sekitar 110 ilmuwan dari lima benua yang mempresentasikan karya mereka. Teman-temannya

lantas menggurau, Bram disebut telah menaklukkan the golden J triangle, Jawa-Jepang-Jerman. “Hehehehe,

ada-ada saja,” tulisnya. Bram juga menambahkan, momen di Dresden-lah yang memantik rentetan prestasi

berikutnya. Kemenangannya saat itu telah menarik perhatian ilmuwan lain sehingga Universitas Keio

menempatkan Bram di antara empat mahasiswa Keio lainnya sebagai peraih Fujiwara. Akibatnya, penelitian

Bram mudah mendapatkan dana.

Kolaborasi Meneliti di Jepang, lanjut Bram, dimanjakan fasilitas dan dibiasakan kerja sama tim. Di sana,

penelitian sudah biasa dikerjakan secara berkelompok. “Justru momen penting dalam proses penelitian saya

terjadi ketika ada sinergi ide dan keahlian dari anggota riset,” kata Bram. Menurutnya, ketika riset menemui jalan

buntu, para senpai (alumni atau senior) bisa dihubungi untuk berbagi saran. “Misalnya saat mendesain test-cell

khusus ultrasonik untuk meneliti fl uida pintar. Parameter yang harus diperhatikan sangat kompleks. Awalnya

saya memiliki konsep desain sendiri tapi hasilnya enggak bagus setelah uji coba berulang kali,” ceritanya. Jalan

riset yang mulai buntu itu lantas terbuka kembali setelah Bram rembugan dengan anggota riset lainnya selama

satu bulan. “Ternyata hasilnya bisa optimal,” kisah Bram.

Riset itu makin efi sien ketika sejumlah senpai turun tangan. Pengalaman itu membawa Bram pada

pemahaman bahwa semangat bekerja sama merupakan hal yang paling ditekankan di Jepang. “Ada dua hal lain

yang terasa betul sangat ditekankan di sini. Yaitu disiplin dan kerja keras,” tegasnya. Bram lalu mencontohkan

budaya sejumlah perusahaan Jepang. “Coba saja perhatikan mereka. Terminologi yang muncul misalnya kaizen

(perbaikan terus-menerus sekecil apa pun)dan JIT (just in time),” lanjutnya.

Lantaran itu Bram makin disiplin. Sifat kerja kerasnya juga makin terpupuk. Semua itu menjadi modal Bram

untuk kembali ke Yogyakarta tahun depan. Penelitian mengenai pengembangan metode ultrasonik untuk meneliti

fl uida pintar itu pun akan ia boyong ke Tanah Air. “Tentu saja ada beberapa penyesuaian, beradaptasi dengan

situasi dan kondisi di Tanah Air, terutama di UGM. Saya rasa keberadaan saya di Lab Dinamika Fluida UGM cukup

bisa dijadikan modal awal,” tekad Bram. (M-2)

[email protected]

Sumber: http://www.wahdah.or.id/wis/images/stories/Jogja%20Bram%20penghargaan.pdf

Page 14: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

14Profil Alumni

Sekrup Sains Dunia

Di Indonesia, karier dokter Taruna Ikrar cuma sampai pegawai tidak tetap (PTT). Di Amerika Serikat, ia

tergabung dalam tim ilmuwan elite sebagai investigator otak manusia. Sica HarumW" ATJH-JAUH dari Indo-I

nesia ke Amerika Serikat, Taruna Ikrar I menorehkan jejak pen-ir ting pada dunia kedokteran internasional. Dialah

pemegang paten metode pemetaan otak manusia-dipatenkan 2009.

Temuannya menjadi penting dalam perkembangan ilmu saraf modern. Bagaimanapun, misteri rangkaian

rahasia dari organisasi dan fungsi otak harus dipecahkan. Metode temuan Taruna berhasil menggambarkan

dinamika pada otak manusia dengan rinci.

"Sekarang kami sedang fokus pada investigasi fungsi otak manusia, serta hubungannya dengan sirkuit otak

dan berbagai jenis penyakit otak. Misalnya alzhaimer, parkinson, paralyses (kelumpuhan), serta ketergantungan

narkotika dan psikotropika," tulis Taruna melalui surat elektronik, pekan lalu. Setelah fungsional sejumlah

penyakit itu diketahui, lanjut m Taruna, barulah teknik pengobatan terbaru seperti terapi gen dan terapi sel punca

bisa diterapkan.

Untuk memahami tema besar itu, seorang investigator otak manusia dituntut memiliki keahlian yang sangat

spesifik. Antara lain memahami pencitraan pemetaan otak, laser pho-lostimulalion, sampai aspek genetika

molekuler. Lantaran itu, tidak banyak ahli di dunia yang menguasai teknik tersebut. Taruna mengaku beruntung

mampu melakukannya dengan baik.

Lentingan Taruna datang Ice AS pada 2008. Saat itu, ia baru saja kelar pendidikan di Jepang. Taruna beroleh

jalur khusus, diundang pemerintah AS untuk bergabung sebagai peneliti pasca-doktoral di Departemen Inter-

disipliner Neurosains di Universitas California, Irvine, AS.

Maklum, Taruna memiliki apa yang mereka butuhkan saat itu. Taruna ialah pakar dalam penggunaan patch

damp, paham rekayasa genetika serta memiliki keahlian klinis. Selama lima tahun di Jepang, Taruna mendapat

banyak pengalaman. Dia mendalami pe-

masangan alat pacu jantung dan pengobatan berbagai penyakit jantung. Dia juga mendalami teknik whole cell

recording, semacam teknik untuk mengetahui dinamika di dalam sel tubuh. Sebagai kardiolog. Taruna sempat

dikirim Univer-sitas Niigata ke Universitas Bologna di Italia, salah satu universitas tertua di dunia. Di sana Taruna

belajar memahami lebih jauh tentang arhythmia pada penyakit jantung.

Lantaran itu, kehadiran Taruna di AS melengkapi kekuatan tim peneliti di Universitas California. Dia menjadi

kardiolog pertama yang bergabung ke pusat penelitian otak terbesar di dunia itu-skala universitas.Tanggung

jawab Taruna bertambah sejak November 2009. Dia dipromosikan menjadi Wakil Direktur Progam Paska-

doktoral di Uni versitas California. Taruna juga dipilih mengepalai proyek penelitian pemetaan sirkuit otak dan

genotipe di laboratorium itu.

Posyandu Sebelum berkiprah di pentas dunia. Taruna lebih dulu berbakti di Puskesmas Jatinegara, Jakarta,

sejak 2000. Dokter asal Makassar ini bekerja selama tiga tahun di sana. Dia menjabat kepala puskesmas meski

saat itu statusnya ialah pegawai tidak tetap (PTT).

Di Jatinegara, Taruna mengembangkan sistem pusat pelayanan kesehatan terpadu (posyandu). Di tangan

Taruna, posyandu menjalankan tiga fungsi, yaitu untuk pendidikan dan pengaderan, kebersamaan, serta

pencegahan penyakit dan kekurangan gizi. Taruna meramu tiga fungsi utama itu di tengah-tengah rasa

kebersamaan masyarakat Jakarta yang mulai pupus. Lantaran itu posyandu ala Taruna menjadi percontohan

nasional.

"Sebagai orang yang berasal dari daerah, bisa berkarier di Jakarta sebetulnya sudah luar biasa. Apalagi bisa

merasakan kedahsyatan pengembangan diri di pusat-pusat keunggulan sains dan teknologi dunia, seperti

Jepang, Italia, dan AS," lanjut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, itu.

Taruna mengaku siap pulang kapan pun Indonesia memanggilnya."Jika Tanah Air membutuhkan keterampilan

yang saya miliki, dengan senang hati saya akan kembali. Saya berharap mudah-mudahan bisa menjadi salah satu

Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010

Page 15: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Profil Alumni15

sekrup untuk kemajuan sains dan teknologi di Indonesia," tegas Taruna.

Diaspora

Hampir tujuh tahun, Taruna lepas dari Tanah Air. Ia, seperti halnya peneliti Indonesia di luar negeri, seperti

biji suplir yang berdiaspora tumbuh di tempat asing dengan kebaruan mereka. Namun semakin jauh

pengembaraannya dari kampung halaman, Taruna justru bertambah yakin potensi Indonesia untuk berdiri

sejajar dengan negara-negara maju di dunia.

"Kita-punya banyak keunggulan. Sumber daya alam luar biasa, penduduk terbesar keempat di dunia

dengan kualitas yang tidak kalah, plus kekayaan budaya dan adat istiadat. Tinggal bagaimana manajemennya

saja," jelas Taruna.

Niatnya membenahi Indonesia, terutama dalam membangkitkan daya saing bangsa, ber-hilir pada

organisasi Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (14) yang diresmikan pada 2009. Pada organisasi itu,

Taruna didapuk sebagai Koordinator 14 Benua Amerika. Kata Taruna, organisasi itu diharapkan bisa menjadi

jejaring bagi ilmuwan asal Indonesia yang tersebar di dunia.

Bergabung dengan 14 tidak membuat Taruna canggung. Sejak remaja, ia biasa berorganisasi. Antara

lain. Taruna sempat dipercaya sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Agung (MPA) Ikatan Senat Mahasiswa

Kedokteran Indonesia (ISMKI) periode 1993-1995. Taruna juga pernah menjabat Ketua Pengurus Besar (PB)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 1997-1999 dan Wakil Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) periode 2000-2003.

Aktivis ini juga aktif dalam fase reformasi 1998. Karena itu, Taruna akrab dengan Ketua Fraksi Partai

Demokrat DPR Anas Urbaningrum sampai Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng. Namun,

Taruna tidak lantas terjun ke dunia politik yang ingar-bingar. Dia justru menyepi ke dunia penelitian yang

senyap. Oleh rekan aktivisnya yang kini berpolitik praktis, Taruna dilabeli dokter politik sekaligus dokter

penyakit.

"Memang kesannya kontradiktif karena sekarang saya menggeluti hal yang bersifat spesifik, sedangkan

dalam dunia aktivis dan organisasihal yang dilakukan umumnya bersifat makro. Tapi buat saya, itu

memperkaya wawasan," lanjut Taruna yang mengaku terinspirasi oleh buku Global Paradox karya John

Naisbitt.

Oktober 2009, Taruna sempat bertemu Anas dan sejumlah wakil rakyat di DPR. Pada pertemuan

nostalgia itu Taruna sempat menggelontorkan ide dan informasi terkini mengenai aspek biologi molekuler

dalam konteks global. Dalam penilaian Taruna, seorang pengambil kebijakan dituntut paham sains dan

teknologi terkini.

"Karena perang di masa depan bukan lagi perkara bom atom, senjata laras, dan panser. Tapi bagaimana

menghadapi pemanasan global, melawan senjata biologis pemusnah massal, serta melawan penyakit

menular berupa bakteri dan virus hasil mutasi yang sangat berbahaya. Contohnya swine flu, flu burung,

AIDS, dan kolera," tutup Taruna. (M-3) [email protected]

Sumber: http://bataviase.co.id/node/91943

Taruna beroleh jalur khusus, diundang pemerintah AS untuk bergabung sebagai peneliti pasca-doktoral di Departemen

Inter-disipliner Neurosains di Universitas California, Irvine, AS. Taruna sempat dikirim Univer-sitas Niigata ke Universitas

Bologna di Italia, salah satu universitas tertua di dunia. Lantaran itu, kehadiran Taruna di AS melengkapi kekuatan tim

peneliti di Universitas California. Taruna juga dipilih mengepalai proyek penelitian pemetaan sirkuit otak dan genotipe di

laboratorium itu. Di tangan Taruna, posyandu menjalankan tiga fungsi, yaitu untuk pendidikan dan pengaderan,

kebersamaan, serta pencegahan penyakit dan kekurangan gizi. Taruna meramu tiga fungsi utama itu di tengah-tengah rasa

kebersamaan masyarakat Jakarta yang mulai pupus. Apalagi bisa merasakan kedahsyatan pengembangan diri di pusat-

pusat keunggulan sains dan teknologi dunia, seperti Jepang, Italia, dan AS," lanjut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, Makassar, itu. Saya berharap mudah-mudahan bisa menjadi salah satu sekrup untuk kemajuan sains dan

teknologi di Indonesia," tegas Taruna. Namun semakin jauh pengembaraannya dari kampung halaman, Taruna justru

bertambah yakin potensi Indonesia untuk berdiri sejajar dengan negara-negara maju di dunia. Kata Taruna, organisasi itu

diharapkan bisa menjadi jejaring bagi ilmuwan asal Indonesia yang tersebar di dunia. Oktober 2009, Taruna sempat

bertemu Anas dan sejumlah wakil rakyat di DPR.

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

Page 16: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

16Pingsut

“PINGSUT: INDONESIA NO JANKEN” NAIK TAYANG

DI WAKU-WAKU TV NANKAI HOUSOU

Hanya dengan menggunakan jari dan telapak tangan kita bisa menentukan siapa yang menang dan yang kalah

dalam suatu pilihan kesempatan. Hompipah dan pingsut, begitulah kita mengenal namanya di Indonesia.

Hompipah memanfaatkan telapak tangan dengan pemain lebih dari dua orang, sedangkan pingsut untuk

mengadu jari-jari dua pemain yang berlawanan berdasarkan simbol setiap jari.

Ibu jari merupakan simbol gajah, jari telunjuk menggambarkan manusia dan kelingking adalah simbol semut.

Manusia mengalahkan semut, namun manusia kalah oleh gajah, sedangkan gajah dapat dikalahkan oleh semut.

Mengapa demikian ? Alkisah bila telinga gajah dimasuki oleh semut, sang gajahpun menjadi gila atau bisa mati.

Karena gajah tidak memiliki jari, tentu dia tidak bisa mengeluarkan semut dari telinganya sendiri Sederhana

dan mudah bukan cara memainkannya ?

Nah, terkait hal tersebut, dalam rangka mempromosikan World Citizen Festival (Chikyu-jin Matsuri), 17 Januari

2010 yang diselenggarakan oleh Pemkot Matsuyama, PPI Ehime University diminta memperagakan pingsut

karena mirip-mirip dengan janken-nya Jepang. Masih ingat bukan bahwa janken bersimbolkan gunting, kertas

dan batu. Gunting digambarkan dengan jari tengah dan telunjuk membuka, kertas dengan semua jari tangan

membuka, sedangkan batu dengan tangan mengepal. Wah menarik ya bila kita bandingkan, yang terkadang juga

masih ada kesalahan jika dimainkan bergantian ..

Tiga kali pertemuan pendahuluan telah kami adakan guna menyiapkan hal-hal yang diperlukan, yakni 5, 12, dan

19 Desember 2009. Adapun pelaksanaan casting bertempat di Matsuyama International Center, 26 Desember

2009 jam 13.00. Empat warga PPI Aidai yang berpartisipasi adalah Atus Syahbudin, Agung Putra Pamungkas,

Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010

Page 17: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Pingsut17

Ahmad Shoiful dan Sanz Grifrio Limin. Sebelum pengambilan adegan berlangsung, salah seorang staf TV

memberikan sedikit penjelasan dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris tentang alur cerita yang diinginkan.

Pada saat itu tidak diadakan gladi kotor ataupun latihan bermain peran. Semua berjalan biasa sebagaimana

melayani pertanyaan orang asing yang ingin mengetahui tentang pingsut.

“Piiiiiiiiiiingsut ! Horeee … aku yang menang ……. “

Tiga minggu kemudian, tepatnya 14 Januari 2010 TV Nankai Housou menayangan hasil casting dalam program

waku-waku. Program tersebut berdurasi sekitar 5 menit dengan jam tayang 21.54-22.00 dan rebroadcasting 16

Januari 2010 jam 13.55-14.00.

Segenap keluarga besar PPI Ehime University tentu berharap semoga melalui pengenalan budaya nusantara ini,

walaupun hanya sederhana dan berdurasi sangat pendek akan mampu memupuk pemahaman masyarakat

internasional terhadap kekayaan warisan budaya Indonesia yang ujung-ujungnya hubungan kerja sama yang

baik dan saling menguntungkan dapat terwujud.

Catatan Redaksi: TV Nankai Housou atau yang biasa dikenal sebagai RNB, adalah jaringan siaran televisi dan radio

Jepang yang bermarkas di Matsuyama, provinsi Ehime, dan tergabung dalam Nippon News Network (NNN) untuk

televisi, dan Japan Radio Network (JRN) serta National Radio Network (NRN) untuk radio. Bagi rekan yang ingin

melihat rekaman siaran program “Pingsut: Indonesia no Janken” ini, silakan meluncur ke http://tv.ppijepang.org

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

Page 18: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

18Berita Alumni

Reuni Alumni JepangBy: Fuad Kadir

Berkat Rahmat Tuhan YME,  pada tanggal 23 Januari 2010 akhirnya reuni sekaligus silaturahmi

antara alumni Jepang dapat terlaksana. Peserta yang hadir sekitar 30 orang. Mulai dari lobby JAC sambil

coffe break, ramah tamah ataupun temu kangen nuansanya terasa sekali. Semisal ada teman sekamar

yang baru bertemu lagi setelah 20 tahun.

Kami cukup terkejut sekaligus bahagia karena beberapa senpai dari PERSADA datang (Hideki san,

k a n g A n i s ) , a d a j u g a d a r i P P I N a g o y a, k a n g G u n a w a n d a n d a r i B a l i ,

kang Nugroho. Ada juga member baru yang sebelumnya belum masuk milis, yaitu kang Alwi (Sanken),

kang Djono (Muji) dan kang Asep (Hyatt). Selamat bergabung, semua email diatas sudah di link..

Santai tapi serius, itulah yang bisa menggambarkan suasana perkenalan para peserta. Setelah

semua perkenalan selesai, akhirnya diputuskan bersama-sama di floor untuk membuat suatu wadah

organisasi. Melaluia hasil voting2 secara demokrasi, diputuskan nama organisasi tersebut adalah KAJI =

Komunitas Alumni Jepang di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih atas masukan dari Hideki san yang sudah berpengalaman di

organisasi PERSADA. Tujuan KAJI adalah turut serta berperan dalam membantu memajukan bangsa.

Adapun detail visi / misi akan dibahas pada pertemuan KAJI ke-2 nanti 20 Maret..

Sekaligus 3 presentasi dari member KAJI adalah:

1. Kang Ali Mufid, Peluang Bisnis di Sepeda Motor

2. Kang Djono, Philosophy MUJI

3. Kang Sigit, Generasi yang Terbuang....

Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010

Page 19: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Berita Alumni19

Kiri - Kanan di belakang: Christy, Sarjono, Iko, Rickwan, Bertrand, Gunawan, Dony, Sigit, Ali Mufid,,

Agus Pitoyo, kang Bagus Mahawan, kang Eka, kang Soni, kang Eko, Hafeizh, Arif Garuda, Arief HIS,

Nugroho, Anis, Alwi, Hasan, Dodi, Asep.

Kiri - Kanan Duduk: Afra, Neneng, Mariko san, Hideki san, Fuad, Arif, Kaori san, Yasmine dan Djono.

(PS: Febby pulang duluan karena sudah ada janji).

O K , s e m o g a s e m u a s e h a t d a n s u k s e s s e l a l u . Te r i m a k a s i h p a r t i s i p a s i

dari semua teman2, termasuk juga host Mariko san. Selamat hari libur.

KAJI memang ruuuar biasaaaa.....

Fuad A. Kadir

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

Page 20: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

20Gatotkaca

Gatotkaca, Idola di Sekai Gifu Festival

Sekai Gifu Festival tanggal 31 Januari 2010 merupakan kegiatan pertukaran budaya di kota Sekahogi,

provinsi Gifu. Beberapa negara dan organisasi tampil dalam acara ini, di antaranya Brazil, Cina, Irlandia, Kanada,

Unesco, Gifu Perfecture Youth Association, dan tak terkecuali Indonesia yang diwakili oleh Bu Yuni, Mas Taufik dan

Mas Aldi dari PPI Gifu. Gatotkaca, musik dari Bali, tari Minang, dan wayang kulit ikut menyemarakkan gerai

Indonesia dan berhasil menarik perhatian penonton, bahkan ucapan 買Xラマツ シアン� (selamat

siang) pun dengan lancar diucapkan oleh pengunjung yang rata-rata adalah siswa SD Jepang, setelah diajarkan

oleh tim Indonesia. Sang Gatotkaca kembali menjadi idola dan banyak pengunjung yang meminta foto bersama.

Link:http://ppi-gifu.org/berita_kegiatan.htm

Back to Daftar Isi© Copyright PPI Jepang 2010

Page 21: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

Saran, Kritik, dan Isi Berita

Kami sebagai Tim Redaksi Buletin PPI-Jepang sangat mengharapkan saran ataupun kritik

dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas buletin ini. Silahkan kirimkan langsung

melalui email ke [email protected].

Selain itu, kami juga menerima berbagai berita tentang kegiatan anggota PPI-Jepang di

mana pun berada. Kami berharap dengan saling menginformasikan kegiatan masing-

masing, bisa menjadi bahan masukan untuk rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, media ini

juga bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota PPI-Jepang dari

ujung utara, Hokkaido, sampai ujung selatan, Okinawa.

Demi PPI-Jepang yang lebih baik!

Kritik dan Saran

Kritik dan Saran21

Back to Daftar Isi © Copyright PPI Jepang 2010

Page 22: Buletin Interaksi PPI Jepang - Februari 2010

22

Presented by

© Copyright PPI Jepang 2010