buletin ifl maret-april'13

13
IFL’S BULLETIN (Mar - Apr 2013) Redaksi Penanggung jawab umum: M. Iman Usman Penanggung jawab redaksi: Jessica Angkasa Editor: Aswin Prasetyo Kontributor: Muhammad Q. Rusydan Regina Martha Uli Gigay Citta Acikgenc Salam redaksi, Sebagai pemuda, kita seharusnya lebih vokal dalam menentukan perubahan di masa depan. Salah satunya, dalam pembuatan agenda pembangunan. Perlu diingat bahwa pada tahun 2015, delapan tujuan pembangunan milenium (MDGs)yang dicetuskan oleh PBB pada tahun 2000, seperti yang terlihat pada gambar di samping, akan berakhir. Saat ini banyak negara sedang berkonsultasi bersama untuk menentukan agenda apa yang akan dibentuk setelah MDGs berakhir. Generasi pemuda saat ini, yang berjumlah hampir setengah dari populasi dunia, harus dilibatkan penuh dalam menentukan arah pembangunan! Di tangan pemuda pembangunan masa depan akan ditentukan!

Upload: ifutureleaders

Post on 28-May-2015

289 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: buletin IFL Maret-April'13

IFL’S BULLETIN (Mar - Apr 2013)

RedaksiPenanggung jawab umum: M. Iman UsmanPenanggung jawab redaksi: Jessica Angkasa

Editor: Aswin PrasetyoKontributor: Muhammad Q. Rusydan

Regina Martha UliGigay Citta Acikgenc

Salam redaksi,

Sebagai pemuda, kita seharusnya lebih vokaldalam menentukan perubahan di masadepan. Salah satunya, dalam pembuatanagenda pembangunan.

Perlu diingat bahwa pada tahun 2015, delapan tujuan pembangunan milenium(MDGs)yang dicetuskan oleh PBB padatahun 2000, seperti yang terlihat padagambar di samping, akan berakhir. Saat inibanyak negara sedang berkonsultasibersama untuk menentukan agenda apayang akan dibentuk setelah MDGs berakhir.

Generasi pemuda saat ini, yang berjumlahhampir setengah dari populasi dunia, harusdilibatkan penuh dalam menentukan arahpembangunan! Di tangan pemudapembangunan masa depan akan ditentukan!

Page 2: buletin IFL Maret-April'13

Pembangunan dan Pemudaoleh Gigay Citta Acikgenc

Jika kita merunut sejarah pendirian,

kaum muda di Indonesia sering mengambil

peran - peran krusial yang turut

membentuk wajah Indonesia hari ini;

Sumpah pemuda, peristiwa

Rengasdengklok, reformasi tahun 1998.

Gejolak hasrat untuk mengubah keadaan

menjadi lebih baik tertanam di dalam

setiap individu yang menyatakan dirinya

'Aku pemuda'.

Zaman tidak lagi mengharuskan aksi

heroik turun ke jalan untuk memantik

semangat perubahan. Siapa pun bisa

menyumbangkan tidak hanya uang, tetapi

juga menyuarakan ide, menyetorkan

tenaga, dan meluangkan waktunya untuk

berkolaborasi membangun masyarakat.

Pertanyaannya, adakah kemauan untuk

merangkul pemuda untuk benar - benar

menjadikan mereka agen perubahan mulai

dari level akar rumput hingga pembuatan

kebijakan di tingkat nasional?

Pemuda menurut definisi Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) adalah yang berusia

15-25 tahun. Jumlah populasi pemuda di

dunia adalah 43% populasi penghuni

planet bumi. Pemuda di Indonesia sendiri

berjumlah 62 juta.

Dengan jumlah sebesar ini, 12x lipat

lebih besar dari populasi di Singapura,

banyak sekali potensi yang bisa digali. Hal

ini bisa menjadi peluang sekaligus

tantangan. Secara mandiri, banyak

pemuda di berbagai kota di Indonesia

mulai tergerak kembali untuk

memberdayakan masyarakat, Apalagi

dengan keberadaan internet dan social

media, suaranya untuk menggerakkan

sesama bisa semakin didengar.

Beragam pemangku kepentingan

(stakeholder) juga kian gencar memberikan

wadah bagi pemuda untuk meningkatkan

kapasitasnya. Sebut saja program latihan

kepemimpinan, forum kepemudaan,

beasiswa pertukaran pelajar, kesempatan

magang dan lain sebagainya.

Persebarannya yang mungkin belum

merata karena konsentrasinya masih di

kota - kota besar. Inisiatif sektor swasta

untuk mengasah potensi anak muda perlu

kita apresiasi. Akan tetapi, sudah saatnya

kita, pemuda, menjadi subyek dalam

pembangunan dan tidak menjadi obyek

semata.

#Speak-up

Page 3: buletin IFL Maret-April'13

Artinya, secara formal pemuda harusdilibatkan dalam membuat kebijakan yang menyentuh kehidupan kaum muda. Pendapat kaum muda tidak boleh absendan dianggap 'belum cukup umur' untukturut dalam proses mengambil kebijakan. Payung hukumnya harus jelas. Undang-Undang Kepemudaan (National Youth Policy) juga harus dibuat mengingatjumlah populasi pemuda yang signifikandan kemampuan pemuda untuk setaradengan para politisi di pemerintahansangat bisa diandalkan.

Kepercayaan terhadap pemuda untukambil bagian dalam perumusan kebijakantelah direalisasikan oleh PBB dalamberbagai macam konferensi. Salah satunyaadalah adanya sektor pemuda di The 4th Meeting High Level Panel of Eminent Person on Post-2015 Development Agendayang baru saja dilaksanakan di Bali, akhirMaret 2013. Seratus pemuda dariberbagai negara berkumpul untukmenentukan isu yang mereka inginprioritaskan di agenda pembangunanpasca-2015 Millenium Development Goals(MDGs). Salah satu isu yang didorong olehpemuda adalah mekanisme kemitraanglobal.

Artinya, pemuda meminta pemberiankesempatan yang lebih leluasa sebagaimitra kerja sama dalam berpartisipasimenyelesaikan masalah sosial dimasyarakat. Isu kemitraan ini juga telahdisampaikan secara langsung kepada

Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, oleh Angga Dwi Martha (21), Youth Advisor UNFPA Indonesia. Dalam acaraYouth Forum yang diselenggarakan olehpanitia Indonesia MDGs Award, 26 Maret2013, Angga mengadvokasi pentingnyaketerlibatan pemuda dalam menjadi agenpembangunan dan perlunya kebijakanstrategis untuk kaum muda melalui UU Kepemudaan.

Secara sederhana, dunia kelak akandipimpin oleh para pemimpin yang hari inistatusnya masih 'anak muda'. Kepemimpinan yang transformatif yang diisi oleh pemimpin-pemimpin yang inovatif tidak dihasilkan dalam waktusemalam.Meminjam istilah dari pendiri yayasanIndonesia Mengajar, Anies Baswedan, pembentukan pemimpin yang memilikigrass-root understanding with global competence tidak mungkin terwujuddalam waktu satu malam. Prosesnya harusdimulai dari sekarang. Sektor swasta danlembaga swadaya masyarakat, danmasyarakat sendiri telah memberikanruang kepada pemuda untukmengaktualisasikan potensinya. Semogapemerintah juga melakukan hal yang sama dan tidak sekadar wacana. Namunyang terpenting, ada tidaknya rencanaaksi dari pemerintah, hal ini jangansampai kita jadikan alasan untukberkontribusi membangun negeri.

Page 4: buletin IFL Maret-April'13

#Inspiring“Yang muda, yang bersuara! Libatkan pemudadalam pembangunan!”

Leaders, dua pendiri IFL, Niwa Rahmad Dwitama (Niwa) dan Dian Aditya Ning Lestari (Diku) terpilih menjadi delegasi di forum pemuda pada acara The 4th Meeting High Level Panel of Eminent Persons on Post-2015 Development Agenda loh! Mereka, bersamadengan para pemuda lainnya dari seluruh dunia, berkumpul di kawasan Nusa Dua, Bali, pada tanggal 25 – 27 Maret 2013 untuk mendiskusikan agenda pembangunan pasca2015 dari pandangan para pemuda.

Seru sekali ya sepertinya? Yuk, kita tanya apa saja yang telah disepakati di sana, serta bagaimana peran pemuda untuk pembangunan dunia!

Niwa Rahmad Dwitama (Niwa)

Dian Aditya Ning Lestari (Diku)

Page 5: buletin IFL Maret-April'13

Halo, Niwa dan Diku! Ceritakan dong pengalaman kalian di pertemuan panel tingkattinggi untuk agenda pembangunan pasca MDGs di Bali pada akhir Maret lalu?

N: Pertemuan tersebut sangat menarik karena panel melibatkan aktor multisektor yang beragam mulai dari para parlemen, tokoh adat, pemuda dan kelompok termarjinalkanseperti TKI ataupun orang-orang dengan disabilitas. Hal ini dipertahankan dari pertemuanpertama dari New York, London, Monrovia dan hingga Bali. Saya harap panel tidak hanyalebih inklusif dalam rekomendasi agenda pembangunan tetapi juga menumbuhkanperasaan kepemilikian (ownership) dari agenda pembangunan pasca 2015 dan salingbekerjasama dan evaluatif.

D: Pertemuannya sangat singkat, tapi mengesankan. Gak nyangka ternyata diluarkesibukan mereka sebagai politisi, ahli, dll, para High Level Panel masih bisa meluangkanwaktunya untuk melakukan pertemuan ini dan melaksanakan proses inklusif untukmenentukan agenda pembangunan pasca 2015 di Bali dengan serius. Para panelis benar-benar melakukan ini semua!

Menurut kalian, bagaimana pemuda dapat berperan dalam pembuatan agenda pembangunan?

N: Yang paling penting dari pemuda adalah bagaimana dia bisa mengangkat isu yang diadvokasikan atau dikembangkannya melalui aktivitas, voluntarisme atau khasanahperpektif akademis yang mereka miliki dan ikut serta bertukar pikiran, berdebat danmencapai konsensus untuk menyatukan suara pemuda terhadap penekanan aspek apayang harus jelas di agenda pembangunan pasca 2015. Kemudian suara itu terusdisampaikan melalui berbagai runutan pertemuan High Panel sampai benar benardipertimbangkan dalam hasil akhir dari diskusi yang berlangsung. Singkatnya, konsistenmenyuarakan poin penekanan rekomendasi pemuda dan terus berpartisipasi secaraberkelanjutan dalam proses negosiasi dan pertemuan.

Page 6: buletin IFL Maret-April'13

D: Pemuda dapat berperan dalam agenda pembuatan agenda pembangunan dengan duacara:1. Cara langsung: terjun langsung ke dalam pertemuan kemarin dan melobi agenda pemuda agar masuk ke agenda yang akan dibahas & dipertimbangkan High Level Panelist, seperti cara saya kemarin.2. Cara tidak langsung, tapi nyata: terlibat di berbagai kegiatan positif yang membangunbangsa secara langsung di tingkat akar rumput, dan suarakan kegiatanmu agar kami(pemuda yang terjun langsung dan bertemu dengan para panelis) didengar! Dengandemikian agendamu bisa kami perjuangkan! Hehehe..

Selama pertemuan kemarin, apa kesan mendalam yang kalian dapat di pertemuan panel ini?

N: Pemuda dari berbagai negara dan latar belakang ikut berdiskusi sehinggakeanekaragaman pendapat yang muncul pun begitu kaya dan dinamis. Namun waktupertemuan begitu singkat, hanya satu hari pertemuan dan diskusi pemuda, jadi tantanganbesar untuk mencapai konsensus. Diskusi bersama koordinator Indonesia untuk UNFPA juga sangat menarik. Beliau mengatakan bahwa Indonesia butuh mengintegrasikan arahanpembangunannya pada tingkat nasional hingga daerah. Misalnya pengakuan non diskriminasi terhadap HIV AIDS di Nasional, di NTT pengidap HIV dikarantina di fasilitaspublik, jelas ini sudah mendiskriminasikan mereka dari masyarakat umum.

D: kesan mendalam saya ada dua:1. Terhadap High Level Panelist: saya terkesan dengan fakta bahwa mereka benar-benarmau menyisihkan waktunya dan bertatap muka dengan pemuda, sertamempertimbangkan pendapat mereka. Ternyata mereka menghargai pendapat pemudadan tahu bagaimana pemuda, yang sifatnya lebih bersemangat, lebih idealis, dancenderung lebih "aksi" dibanding "pidato," bisa berkontribusi kepada penentuan agenda pembangunan dan pembangunan itu sendiri. Sesuatu yang patut dihargai dari para High Level Panelist!

Page 7: buletin IFL Maret-April'13

2. Terhadap prosesi pertemuan itu sendiri: ternyata banyak pemuda dari seluruh duniayang begitu aktif dan ahli di bidangnya masing-masing dan begitu aktif dan peduli denganadvokasi kepentingan mereka pada pertemuan-pertemuan seperti HLPEP Meetingkemarin! Tapi tetap saja, karena adanya keahlian yang berbeda dan kepentingan yang berbeda terkait negara asal dan latar belakang kehadiran organisasi, ternyata sulit untukmenyatukan suara para pemuda dalam pertemuan yang hanya berlangsung dua haritersebut! Untungnya, berkat kepemimpinan Indonesian Future Leaders, suara pemudadapat disatukan dalam sebuah pernyataan resmi yang berhasil diselesaikan dengan efektifdalam dua hari, dan diserahkan kepada High Level Panelist.

Apa hasil yang didapat dalam pertemuan pemuda dari seluruh dunia tersebut?

N: Haluan besar dari inti hasil pertemuan pemuda dapat terlihat dalam pernyataan resmidari kalangan pemuda. Menurut saya ada tiga poin penting: (1) harapan pemuda untukstakeholder pembangunan secara konsisten menggaet pemuda sebagai partner, sebagaikonstituen dalam agenda pembangunan tersebut karena perspektif unik dan inovatif daripemuda dapat berkontribusi, misalnya dalam hal kewirausahaan. (2) pemuda percaya isudiskriminasi dan ketidaksamarataan (ekonomi, sosial) harus diatasi melalui pendekatanHAM, prinsip bahwa setiap orang, termasuk yang termarjinalkan, memiliki hakpembangunan yang adil. (3) seiring masyarakat dunia (47% pemuda) yang semakinmenjadi netizen, pemerintah dan stakeholders harus dapat bekerjasama menyediaanakses kepada informasi dan data informasi sebagai partisipasi monitor pembangunan bagipublik, termasuk pemuda. Selain itu, pemilahan data secara kualitatif (berdasar umur, gender dan kategori lainnya) akan membantu memahami inekualitas dan lebihkomprehensif menyelesaikan isu yang dalam MDGs termarjinalkan, misalnya pemenuhanhak MDGs bagi kaum disabilitas. Setiap orang berhak menikmati progress agenda pembangunan!

D: Hasil yang didapat terkait dua topik perihal penentuan Agenda Pembangunan Post 2015, yaitu Implementation & Monitoring. Menempatkan pemuda sebagai inti daripembangunan adalah solusi dari kami. Harus ada pembangunan yang berfokus dandipimpin oleh pemuda serta dilibatkan dalam proses implementasinya dan jugapengawasannya.

Page 8: buletin IFL Maret-April'13

Menurut kalian, apa kendala terbesar saat ini bagi pemuda-pemudi Indonesia yang inginberkontribusi untuk pembangunan Indonesia ke arah lebih baik?

N: Saya pikir pemuda Indonesia masih kurang untuk menyuarakan pendapatnya dalamberbagai aspek pembangunan di Indonesia. Harusnya tidak hanya vokal dalam konferensitetapi juga gencar mengadvokasikan hal tersebut. Tulisan-tulisan yang dibuat selalu bisadisebarkan dan diadvokasi melalui internet.

D: Ada dua kendala. Satu, yang berasal dari pemuda sendiri, yaitu sulitnya membuat satusuara tentang apa yang paling penting dalam pembangunan. Karena itu, perlu ada sebuahmekanisme konsultasi nasional yang efektif, efisien, dan benar-benar bisa melibatkansemua pemuda yang berpengalaman dalam bidangnya agar bisa menentukan kemana danbagaimana sebaiknya pembangunan diarahkan dalam satu suara yang disetujui olehperwakilan dari semua pemuda. Dua, yang berasal dari pemerintah, dan ini yang paling penting sebenarnya: yaitu kurangnya kepercayaan pemerintah di Indonesia terhadappemuda. Masih sering dengar ucapan "ah, pemuda bisa apa?" "Ah, pemuda sekarangmoralnya rusak." "Generasi penerus bangsa merosot moralnya," dll? Nah! Itu semua bukti bahwa orang dewasa (di pemerintahan) kebanyakan masihmemandang kita sebagai masalah, sebagai objek, sebagai "sesuatu yang perlu dibenahi," padahal judgement ini tidak fair, karena berkaca dari pengalaman mereka dan apa yang mereka lihat dari generasi mereka. Justru kita generasi muda, justru kita generasi baru, generasi kita tidak bisa disamakan permasalahannya dan dibandingkan dengan generasimereka! Selain itu, karena kita youth, kita bisa memperlihatkan kepada mereka cara-carakita menyelesaikan masalah: aksi, bukan pidato dan diskusi saja! Kita bisa memberikansolusi kreatif yang sesuai dengan generasi kita (nge-tweet, social networking, blogging, kirt yang tahu caranya!). Selain itu, KITA generasi muda, KITA generasi sekarang. KITA yang hidup dalam permasalahan yang mereka coba selesaikan. KITA yang hidup dalampembangunan. Harusnya mereka mendengarkan KITA dong?

Page 9: buletin IFL Maret-April'13

Apa harapan Niwa dan Diku sebagai pemuda terhadap pembangunan Indonesia?

N: Indonesia belum memiliki kebijakan nasional Pemuda (National Youth Policy). Semogapemerintah kita dapat menyadari pentingnya hal ini dan dapat menggaet pemuda dalamproses pembentukannya. Saatnya pemerintah sadar untuk mendukung euphoria aktivisme kepemudaan kita yang belakangan semakin meningkat, terutama denganpemanfaatan sosial media. Pastinya prinsip transparansi dan pemberdayaan pemuda yang berkelanjutan wajib jadi prinsip. Yang muda yang bersuara!

D: Terkait penjelasan saya dalam jawaban sebelumnya, saya berpikir harusnya adapelibatan aktif pemuda dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dalamisu-isu terkait dimana pemuda merupakan aktor krusial didalamnya. Karena itu harusnyaada kebijakan berbasis pemuda terkait isu-isu tersebut di Indonesia. Harus ada pelibatanaktif, efektif, dan akuntabel pemuda dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah. Pemuda harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan di isu-isu yang terkait denganpemuda seperti kemiskinan, kesehatan, pengangguran, pendidikan, dll. Pemuda harusdilibatkan dalam pegambilan keputusan di level eksekutif, legislatif, dan pengawasan dilevel yudikatif. Adanya parlemen pemuda dan youth working group yang bertugasmengulas draf kebijakan merupakan salah satu manifestasinya. Demikian dan hanya jikademikianlah maka pembangunan dapat berjalan sesuai dengan apa yang dirasakan olehpihak mayoritas yang terlibat langsung dalam pembangunan, sekaligus calon pemimpinpembangunan itu sendiri di masa depan.Mengutip salah satu anggota parlemen dari India yang mengemukakan pendapatnya disalah satu sesi di mana saya menjadi pembicara mewakili Indonesian Future Leaders (Asia and the Pacific Parliamentary and CSO Forum, on Youth and Children's Hope for the Future), "Sampai kapan pemuda harus kita suruh hanya berolahraga dan menjadi wakilbudaya (karena tren menggabungkan Kementrian Pemuda dengan Olahraga dan Budayayang ada di beberapa negara)? Padahal pemuda tahu masalahnya, mengerti masalahnyadengan perspektif baru mereka, dan ingin membantu kita menyelesaikan masalahnyadengan cara mereka. Jangan lagi kita jadikan pemuda objek. Libatkan pemuda dalampembangunan!“

-------(aswinprasetyo)

Page 10: buletin IFL Maret-April'13

#EventEarth Hour 2013

Bulan Maret identik dengan aksiglobal Earth Hour, yaitu kampanyeglobal mengenai penghematan energidengan cara mematikan lampu daripukul 20.30 hingga 21.30. Aksi inidiperingati setiap tahunnya di berbagainegara. Indonesia merupakan salahsatu negara yang aktif mengikutigearakan yang diinisiasikan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) ini.

Namun, ada yang berbeda denganacara Earth Hour kali ini. Acara yang biasa diperingati setiap akhir dari bulanMaret ini harus diadakan satu minggulebih cepat untuk menghormati hariPaskah yang jatuh pada 30 Maret.

Jakarta, sebagai kota yang mengkonsumsi listrik sangat banyak diIndonesia, sayangnya tidak ikut sertasecara penuh dalam peringatan Earth Hour 2013. Laga sepakbla tim nasionalIndonesia melawan Saudi Arabia dikualifikasi grup C piala Asia di GeloraBung Karno bertepatan dengan Earth Hour tanggal 23 Maret. Sudah tentu tidakmungkin laga akan berlangsung dalamkeadaan gelap, bukan?

Earth Hour bisa dikatakan sebagaiwaktu bumi untuk beristirahat. Tidakhanya manusia saja yang membutuhkanistirahat, namun bumi juga. Denganmengikuti kampanye Earth Hour selamasatu jam menghemat energi, dipastikanmemiliki dampak besar bagi kehidupan dimasa mendatang. (qrusydan)

Page 11: buletin IFL Maret-April'13

#IFLstuff#AyoMain bersamaifl Store!!Leaders, IFL Store kembali lagi! IFL Store kali ini berinisiatif menjual kaos untukmembantu mengembangkan proyek-proyek pemuda dengan tema : #AyoMain! Kenapa tema-nya #AyoMain ? Well, Leaders pasti tau dong permainantradisional yang sekarang jarang bangetdimainin lagi? Permainan seperti petakumpet dan engklek, sebuah permainantradisional yang jarang banget kitamainin lagi kan?

Nah, IFL Store berniat untukmenghidupkan kembali permainan-permainan tradisional! Dengan kaos yang keren ini, kami juga menjual kaos itudengan sebuah makna, lho! Denganmembeli satu kaos #AyoMain, kamu bisaikut serta berkontribusi padapengembangan pemuda!

Harga kaos #AyoMain yang keren ini hanya 65ribu, dan keuntungannya akan langsunguntuk pembiayaan proyek pemuda! Kapan lagi dapat kaos keren dan berkontribusipada pengembangan pemuda pada saat yang bersamaan? ;)

Sayangnya, IFL Store sudah menutup kesempatan untuk membeli kaos ini. Pendaftarannya hanya sampai bulan Maret lalu! Tapi jgn khawatir, masih banyak sekaliyang akan dihadirkan untuk Leaders semua! Ikuti info terbaru di iflstore.tumblr.com ya! (regina)

Page 12: buletin IFL Maret-April'13

#IFLstuffIfl online course

Leaders, suka sebel ga sih kalau liatsebuah workshop/training yang kitabutuhin banget, tapi ternyata ga bisakita hadiri hanya karena jarak? Well, sekarang Leaders ga usah khawatir lagi! Dengan menggunakan teknologi masakini yang canggih, IFL telah membuatworkshop virtual yang kamu bisa ikuti, hanya dengan bermodalkan koneksiinternet! Ya, it is very possible!

Nama dari proyek Indonesian Future Leaders kali ini adalah IFL Online Course. Diadakan sebagai pelatihanonline, yang bertujuan untukmembangun kapasitas pemuda dalam membuat dan melaksanakan proyek sosial.

IFL Online Course menjadi tempat alternatif bagi para Leaders untuk dapat belajar tentang bagaimana cara menemukan proyek sosial yang sesuai dangan passion dan kapabilitasmu, menyusun perencanaan pembuatan proyek sosial tersebut, serta membuat proyek sosial tersebut dapat berkelanjutan. Pelaksanaannya akan diadakan seminggu sekali dalam 2-3 bulan dengan menggunakan aplikasiAnyMeeting, yang bisa diaksespada http://www.anymeeting.com.

Nah, keren kan? Leaders bisa belajardan sharing mengenai tema tertentubersama trainer yang berpengalamanbanget pada bidang yang merekajelaskan! Tunggu apa lagi? Yuk cekiflonlinecourse.blogspot.com untuk tau apa tema selanjutnya yang bisa kamuikuti! (regina)

Page 13: buletin IFL Maret-April'13

INITIATEACTSHAREINSPIRE

Follow us on Twitter @ifutureleadersWebsite : http://indonesianfutureleaders.org

Facebook : Indonesian Future Leaders

Email : [email protected]