buletin gbi poris indah edisi april 2016

44

Upload: multimediagbipi

Post on 27-Jul-2016

240 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016
Page 2: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016
Page 3: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

Hidup bergaul dengan Allah yang juga bisa diterjemahkan berjalan bersama Allah. Bagaimana itu hidup bergaul dengan Allah? Kedua, Hidup bergaul dengan Allah berarti sejalan dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah juga bisa diterjemahkan berjalan bersama Allah. Pada waktu berjalan bersama seseorang, maka hal yang paling penting adalah arahnya sama. Kalau arahnya tidak sama, maka kita tidak bisa berjalan bersama. Demikian juga halnya dengan berjalan bersama Tuhan. Berjalan bersama Tuhan berarti sejalan dengan Allah. Kita sedang berjalan di dalam arah yang sama dengan arahnya Tuhan. Jika kita menga-takan bahwa kita berjalan bersama Allah namun tidak sejalan dengan Allah, maka kita sedang jalan sendirian. Alkitab mengatakan : Henokh berjalan bersama Allah dan bukannya Allah berjalan bersama Henokh. Henokh lah yang harus berjalan sejalan Allah, dan bukannya Allah yang berjalan searah henokh. Hidup bergaul dengan Allah berarti sejalan dengan Allah. Kita pergi kemana Allah pergi, kita melakukan apa yang Allah lakukan . Bukan sebaliknya. Kalau kita tidak pergi kemana Allah pergi dan melakukan apa yang Allah tidak kerjakan, maka kita tidak sedang bergaul dengan Allah.Saya ingin mengingatkan saudara, bahwa Allah itu pergi ke gereja setiap hari minggu, dia ikut persekutuan doa di gereja, dia hadir dalam ibadah ibadah di gereja. Allah juga hadir da-lam rapat rapat majelis. saudara tidak bisa mengatakan bahwa saudara hidup bergaul dengan Allah, namun saudara jarang ke gereja. Saudara juga tidak bisa mengatakan saya berjalan bersama Allah, padahal saudara tidak baca alkitab, tidak berdoa, tidak memberi, tidak bersaksi. Berjalan bersama Allah berarti pergi kemana Allah pergi dan melakukan apa yang Allah lakukan. Kol 2:6 Saudara-saudara sudah menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan. Sebab itu hendaklah kalian hidup bersatu dengan Dia, atau berjalan bersama dia. Berjalan bersama Allah, berarti tidak berjalan menurut arah dunia. Dunia berjalan di jalan yang berdosa, saya akan berjalan sebaliknya, dijalan yang kudus. Henokh hidup dalam zaman yang bengkok. Dia hidup pada zaman sebelum air bah memusnahkan bumi. zaman itu adalah zaman yang paling jahat dan rusak yang pernah ada. Di dalam kejadian 3 manusia jatuh dalam dosa. di kejadian 4 , pembunuhan pertama dilakukan. dan dalam kejadian 6 Allah menghancurkan bumi dengan air bah. Di tengah tengah ru-saknya kelakukan manusia ini, Henokh hidup berjalan bersama Allah. Dia tidak hidup seturut kelakukan orang orang pada zamannya.

Hidup bergaul dengan Allah (2)

Page 4: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

BERJALAN BERSAMA ALLAH berarti tidak berjalan di jalanku sendiri. Esensi daripada dosa adalah mengambil jalan sendiri, seperti yang dikatakan oleh Yesaya Isa 53:6 Kita semua tersesat seperti domba, masing-masing mencari jalannya sendiri. TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita semua. Berjalan bersama Allah menyiratkan ke-hendak diri yang sudah ditaklukkan kepada Allah. Allah tidak memaksa seseorang untuk menjadi teman seperjalanan-Nya. Ia hanya menawarkan kepada kita. Allah, pertama-tama, ingin agar orang itu datang kepada Dia dengan kerelaan dirinya sendiri. Iman sejati tidak mungkin ada tanpa kerelaan untuk percaya. Sama seperti prasyarat dari berjalan bersama Allah adalah Iman, maka prasyarat dari kerelaan hati untuk berjalan dengan Al-lah ialah: kehendak diri yang sudah ditaklukkan. Bersedia berjalan di jalannya Al-lah. Kehendak diri yang sudah ditaklukkan tidak lain adalah kepatuhan mutlak kepada jalan atau kehendak Tuhan. Kepatuhan ini bukan berupa penyerahan diri secara pasif, melainkan suatu kerelaan yang aktif. Penaklukan diri serupa ini disebut sebagai “penaklukkan bebas” (free surrender). Berjalan bersama Allah berarti tidak berjalan menurut arah dunia dan menurut jalanku sendiri, melainkan berjalan searah dengan Allah. Hal ini membutuhkan penyangkalan diri, dan iman. Karena terkadang kita melihat bahwa jalan menurut dunia ini lebih mudah dan ringan. sedangkan jalannya Tuhan kelihatannya sulit. Kalau berbohong, lebih mudah da-ripada berbicara jujur. berbuat curang lebih menyelasaikan masalah dibandingkan jujur. Marah , membalas dendam lebih memuaskan dibandingkan mengasihi. Mengejar uang kelihatannya lebih kongkrit dibandingkan mengejar harta yang kekal.Tidak melayani kelihatannya lebih enak daripada melayani. Intinya bahwa berada di jalannya Tuhan itu nampaknya sulit sedangkan berada di jalan dunia ini lebih mudah dan alamiah. Seperti inilah kebohongan yang ditawarkan oleh dosa. Betulkah berbohong itu akan me-nyelesaikan masalah dengan mudah? berbohong hanya menyelesaikan masalah sesaat saja. betulakan berbuat curang akan menyelesaikan masalah? itu pun hanya sesaat. Tanya saja Gayus yang ditangkap karena korupsi. Betulkan membalas dendam itu lebih memuas-kan dibandingkan mengasihi? sama sekali tidak memuaskan. Itu hanya memuaskan dalam tahap khayalan. Kalau sudah dilakukan tidak lagi memuaskan, melainkan hanya ada pen-eyesalan. Betulkah tidak melayani lebih enak? salah. Justru melayani Tuhan lebih mem-berikan sukacita.

Siapakah yang benar? Henokh yang berjalan searah dengan Tuhan ataukah orang orang zaman Henokh yang berjakan berlawanan dengan jalannya Tuhan? Henokh yang lebih bahagia. Mereka semua mati karena dosa dosanya, se-dangkan Henokh tidak perlu melalui ngerinya kematian. Henokh mengalami sukacita yang besar, sedangkan orang orang berdosa pada zamannya hanya mengalami kese-nangan dan bukan sukacita.

Page 5: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

KEMULIAAN TUHAN Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN—Yeh 1:28.

Jumat, 01 April 2016

ubuat Nabi Yehezkiel jelas tersusun di sekitar tiga penglihatan tentang kemuli-aan Allah. Pertama, kemuliaan tiba di Babel (1:1-28). Nampaknya saat berulang tahun ketiga puluh Yehezkiel dikaruniai penglihatan—cemerlang dan supernatural—tentang kemuliaan Allah. Diawali badai yang menghancurkan Utara, kemudian memusat pada empat makhluk hidup bersayap (kelak dikenali sebagai Kerubim) masing-masing dengan empat muka (mewakili penciptaan) dengan roda sendiri-sendiri. Di atas ma-khluk-makhluk hidup itu ada kubah yang berkilau; di atasnya ada yang menyerupai takhta, dilingkari pelangi; dan di atasnya ada sesuatu menyerupai manusia duduk da-lam kilauan sinar. “Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN”(1:28). yang mengherankan, Yehezkiel menerima penglihatan ini, saat dia berada diantara orang yang dibuang di Babel. Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Kedua, kemuliaan meninggalkan Yerusalem (pasal 8-11). Dalam penglihatann-ya Yehezkiel diangkat ke Bait Suci dan “di sana nampak kemuliaan Allah Israel” (8:4). Tapi dia ketakutan melihat pemujaan berhala nampak dimana-mana, yang men-imbulkan murka Allah. Lalu dia melihat kemuliaan Allah membubung, kemudian ber-henti, lalu bergerak lagi, dan berhenti lagi setahap demi setahap seakan enggan pergi (10:4, 16-19),dan akhirnya meninggalkan kota dan hinggap di atas gunung di sebelah timur kota (11:23). Ketiga, kemuliaan kembali ke Yerusalem (pasal 43). Dalam penglihatannya Yehezkiel dibawa ke gerbang Bait Suci yang menghadap ke Timur. Danmdi situ “kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur... sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN” (4-5). Allah kembali ke rumah-Nya di antara umat-Nya yang menyembah dan menaati-Nya. Bacaan lanjut: Yeh 1:22-28

N

Note : Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 7-9

Page 6: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

Sabtu, 02 April 2016 PANGGILAN YEHEZKIEL

Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka... sebab mereka adalah pemberontak—Yeh 2:7. eperti kita lihat, kita dapat menarik pelajaran dengan membandingkan panggilan kepada Yesaya dan Yeremia. Sekarang kita bisa menam-bahkan panggilan kepada Yehezkiel. Ia diberitahu, “Aku mengutus engkau kepada orang Israel”(Yeh 2:3). Jadi mereka masing-masing menerima pengutusan untuk menjadi nabi dan menyampaikan perkataan Allah dalam nama Allah. Setiap pengutusan mencakup acuan kepada bibir atau mulut nabinya. Bibir Yesaya yang najis perlu dibersihkan. Tuhan menjamah mulut Yere-mia.Dan Yehezkiel diwanti-wanti harus menyampaikan perkataan Tuhan kepa-da Israel (Yeh.3:4) Namun, setiap panggilan nabi sangat khas. Dalam hal Yehezkiel kita melihat Tuhan yang memberi dia gulungan kitab untuk dimakan, agar mengisi perutnya dengan gulungan itu. Dia memakannya dan merasakannya manis seperti madu (1-3). Apa artinya? Tentu saja bahwa dia harus mengasimilasi dulu firman-Nya sebelum dia bisa menyampaikannya kepada orang lain. Juga bahwa dia harus menaati firman Tuhan dan “janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini [Israel]” (2:8), karena firman Allah manis rasanya. Kita telah mengamati bahwa sekarang tidak ada nabi atau wadah yang menerima penyataan langsung seperti Yesaya, Yeremia, atau Yehezkiel. Se-baliknya, yang ada penyataan Allah dalam Kristus dan Kitab Suci.Kita yang telah dipanggil untuk tugas terhormat dalam penatalayanan Kristen, lebih dari segalanya haruslah setia. Pahami dulu firman Allah, lalu menaatinya sebelum kita menyampaikannya kepada orang lain. Bacaan lanjut: Yeh 2:1-33

S

Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 10-12

Note :

Page 7: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

ika kita membaca langsung ke bagian tengah Kitab Yehezkiel (4-24), kita tidak ragu lagi tentang pemikiran yang dominan dalam ps-ps itu: dosa manusia dan penghakiman ilahi—pemaparan dosa Israel dan pembena-ran penghakiman Allah. Lebih lagi, dosa yang dipaparkan Yehezkiel jelas dosa pelanggaran terhadap kesepuluh hukum yang tertera di Loh batu. Pertama, umat Allah tidak mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budinya. Sebaliknya, dalam penglihatannya akan Yerusalem, Yehezkiel sangat terperanjat melihat betapa banyaknya berhala di sana, bahkan di dalam Bait Suci. “Perbuatan ... yang keji dan jahat,” kata Tuhan ten-tang mereka (6:11). Semua orang tanpa kecuali menajiskan rumah Tuhan. Ada yang membelakangi Bait Suci, bertiarap ke Timur, sujud kepada matahari (8:16). Ada yang menyembah berhala di tempat tinggi. Bahkan ada yang tidak takut mengorbankan anak. Mereka bukanlah penyembah berhala amatiran; mereka “menjunjung berhala mereka dalam hatinya”(14:3). Kedua, umat Allah tidak mengasihi sesamanya. Mereka “memenuhi tanah ini dengan kekerasan” (8:17). Mereka tidak merawat orang miskin, tidak memberi makan orang lapar, tidak memberi pakaian kepada yang telanjang, dan tidak mengusahakan keadilan bagi yang tertindas. Karena perbuatan mereka Yerusalem dikenal sebagai “kota penuh pertumpahan darah” (22:2) (Lihat juga Nah 3:1), Begitulah laporan prestasi kaum Israel yang suka memberontak. Tidak heran mereka mengusir Tuhan jauh dari tempat kudus-Nya (8:6) dan menyebabkan kemuliaan-Nya pergi dari situ. Bacaan lanjut: Yeh 14:1-8

Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 13-15

Note :

J

. Minggu , 03 April 2016 DOSA DAN PENGHAKIMAN Tetapi teman-temanmu sebangsa berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Padahal tin-dakan mereka yang tidak tepat—Yeh 33:17

Page 8: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

da frasa khusus dan khas yang diulang-ulang oleh Yehezkiel sampai sekitar 90 kali, bagaikan refrein suatu nyanyian. Ini disebut “formula pengenalan” yang diucapkan Tuhan: “Maka kamu [atau mereka] akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN”. Ini menyatakan keinginan utama Allah agar Dia dikenali—bahkan diakui—sebagai apa dan siapa Dia. Lebih lagi, ada tiga situasi utama yang Tuhan inginkan, yai-tu ketika Dia menghakimi umat-Nya, menyelamatkan umat-Nya, dan mengulurkan tangan-Nya, tidak hanya kepada Israel tapi juga kepada bangsa lain. Barangkali contoh paling menonjol dan yang pertama adalah ps 6, dimana Yehezkiel disuruh bernubuat melawan gunung-gunung di Israel. Tuhan akan menghancurkan tempat penyembahan berhala mereka, mencerai-beraikan yang tertinggal ke tempat pembuangan, menjatuhkan tiga penghakimannya (pedang, ke-laparan, dan wabah) ke atas para penyembah berhala, dan membuat seluruh tanah mereka merana. Setelah semua peringatan yang serius ini, refrein yang sama dikuman-dangkan lagi. Kedua, formula pengenalan serupa diucapkan ketika Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Misalnya penglihatan tentang tulang-tulang kering. Allah berjanji kepada Israel bahwa Dia akan memasukkan Roh-Nya ke dalam mereka dan membawa mereka kembali ke tanahnya. Tapi cakrawala Yehezkiel lebih luas dari Israel dan mencakup dunia. Jadi di bab 25-3 2 Yehezkiel berbicara kepada tujuh bangsa di sekeliling Israel, dan formula pengenalan yang sama tersebar sekitar 20 kali dalam ps-ps ini. Di balik formula pengenalan ini terdapat kepedulian Tuhan akan nama-Nya yang kudus, yang sudah dinajiskan oleh Israel di hadapan bangsa-bangsa (36:21). Tuhan bertindak demi nama-Nya, agar Nama itu mendapat kehormatan yang layak Ia terima. Dan kita harus ikut peduli. Bacaan lanjut: Yeh 36:22-32

Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 16-18

A

. Senin, 04 April 2016 NAMA ALLAH YANG KUDUS

Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu da-tang—Yeh 36:22.

Note :

Page 9: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

abi kedua dalam masa pembuangan adalah Daniel. Kisahnya dimulai pada 605 SM, tahun ketiga pemerintahan Yoyakim, Raja Yehuda.Tahun itu juga terjadi pembuangan pertama tawanan orang Yahudi dan Yerusalem ke Ba-bel. Dan dalam rombongan itu ada beberapa pemuda bangsawan. Mereka ru-pawan, tanpa cacat fisik, cerdas, dan berpengetahuan. Raja Nebukadnezar me-merintahkan Aspenas, kepala istananya, memilih beberapa pemuda itu untuk dididik dalam budaya Babel, untuk dipekerjakan sebagai abdi negara. Pemuda-pemuda ini disuguhi makanan dan minuman anggur dan istana setiap hari, dan akhir tahun ketiga mereka diharapkan bias melayani raja. Di antara mereka ada empat calon—Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, yang oleh kepala istana nama mereka diganti menjadi Beltsazar,Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. “Tapi,” kisahnya berganti arah. “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan dan dengan anggur yang biasanya diminum raja” (8). Tidak jelas pantangan apa yang hendak dijalankan Daniel, tapi nampaknya dia tahu benar apa yang akan dia taati. Dia bersedia diajari “tulisan dan bahasa orang Kasdim” (4), menerima nama baru dan juga barangkali perubahan penampilan, tapi dengan tegas dia menolak melanggar hukum Allah. Kejadian ini contoh perbedaan yang mengherankan mengenai diskriminasi budaya. Daniel dan kawan-kawannya bertekad menerima semua yang baik dalam budaya Kasdim tapi juga bertekad menolak semua yang tidak cocok dengan iman mereka. Apalagi, mereka kosisten melakakannya. Integritas mereka segera membu-at mereka terlibat dalam pembangkangan serius. Mereka yang setia harus mem-bayar mahal integnitas mereka dimasukkan ke perapian yang berkobar dahsyat dan dijebloskan ke gua singa. Bacaan lanjut: Dan 1

Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 19-21

N

. Selasa, 05 April 2016 MENERIMA DAN MENOLAK BUDAYA Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja—Dan 1:8.

Note :

Page 10: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

ulit membayangkan ketidakstabilan yang dialami mereka yang dibuang di Babel. Yerusalem, pusat kehidupan nasional mereka yang stabil, kini jauh di mata dan dalam reruntuhan. Mereka menjadi orang asing yang ditaklukkan dan dihina. “Tanah Permai” (11:41), yang Tuhan janjikan kepada mereka, kini penduduknya sudah tiada dan tanahnya diduduki dan digarap oleh orang asing. Selama lebih dan enam ratus tahun, dua kerajaan kecil, Isra-el dan Yehuda terjepit di antara dua kerajaan besar di utara (Asyur dan Babel), dan kerajaan Mesir di selatan. Lagi dan lagi, wilayah mereka yang suci diserbu dan diduduki oleh tentara asing. Landasan pokok iman mereka terganggu. Di manakah Allah mereka? Jawabannya menurut Kitab Daniel, berbeda dan apa yang nampak, Allah yang Mahatinggi berkuasa atas semua kerajaan manusia. Inilah pesan dalam mimpi Nebukadnezar di bab 2. Patung raksasa yang dia lihat memiliki kepala emas, dada dan lengan dan perak, perut dan ping-gangnya dan tembaga, pahanya dan besi, dan kakinya dan besi dan tanah liat. Bagian-bagian yang berbeda ini melambangkan kerajaan yang berturut turut akan berkuasa. Tidak diidentifikasi khusus oleh Daniel tapi menurut tradisi dipahami sebagai Babel, Medo-Persia, Yunani (yang “akan berkuasa atas se-luruh bumi”391), dan Romawi. Lalu, kita melihat sebuah batu kecil jatuh dan udara, menimpa dan menghancurkan patung itu, kemudian bertumbuh men-jadi gunung besar yang memenuhi bumi. ini adalah Kerajaan Allah, yang “tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (44). Kitab Mazmur menyatakan “TUHAN itu Raja” (misalnya Mzm 97 dan 99). Kitab Daniel adalah gambaran hidup seruan keimanan ini. Bacaan lanjut: Dan 2:36-45

Bacaan Alkitab setahun: 2 Samuel 22-24

Note :

S

. Rabu, 06 April 2016 KEDAULATAN ALLAH

Yang Maha Tinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepa-da siapa yang dikehendaki-Nya—Dan 4:32.

Page 11: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

pigram Lord Acton, sangat terkenal: “Kekuasaan merusak; kekuasaan yang absolut merusak secara absolut”. Kita melihat kerusakan yang ditimbulkan penguasa yang membayangkan dirinya paling agung dan mulia pada zaman Daniel. Nebukadnezar contohnya. Dia membangun patung raksasa yang mungkin sekali mewakili dirinya, tingginya sekitar 27 meter. Dia memastikan seluruh patung itu emas (3:1). Lalu dia berjalan berputar-putar bagaikan burung merak di atap ru-mahnya yang datar di Babel. Mengoceh sendiri, membanggakan kebesaran kerajaannya sendiri: “Bukankah ini Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?” (4:30). Ini benar-benar antitesis terhadap doksologi kepada Tuhan, bahwa kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan adalah bagi Allah, bukan bagi manusia. Tidak heran sebelum ocehannya selesai, penghukuman Allah jatuh atasnya. Dia kehilangan kerajaannya dan diusir dari istana. Hidup bersa-ma hewan dan makan seperti mereka. Rambutnya menjadi seperti bulu bu-rung elang dan kukunya seperti cakar burung. Dengan kata lain, dia menjadi gila. Baru ketika dia merendahkan diri, mengakui bahwa Allah Yang Maha tinggi berkuasa atas semua kerajaan manusia, dan dia beribadah ke surga, kegilaannya hilang dan kerajaannya dikembalikan kepadanya. Kecongkakkan dan kegilaan selalu berdampingan, begitu juga kerendahan hati dan akal budi. Allah akan merendahkan mereka yang meninggikan diri. Kita melihat ini terjadi banyak kali dalam abad ke-20—pada Hitler, Mussolini, dan Stalin; Idi Amin dan Pol Pot; dan lain-lain. Bacaan lanjut: Dan 4:28-37

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 1-3

Note :

E MERENDAHKAN YANG CONGKAK Raja Surga [Allah] ... sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak – Dan 4:37

Kamis, 07 April 2016

Page 12: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

AZMUR 126 membuat kita lega dan bersuka cita sebagaimana dirasakan orang-orang yang dibuang di Babel ketika mereka dikembalikan kekampung halamannya: Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kite penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak sorai—Mzm 126:1-2. Meskipun para cendekiawan mempersoalkan urutan kejadiannya, saya mengikuti kronologi tradisional, bahwa pemulihan Yehuda terjadi dalam tiga tahap di bawah tiga pemimpin. Pertama, pada 538 SM, Zerubabel, cucu Raja Yoyakhin, dan Yesua imam besar kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci. Kedua, pada 458 SM, imam dan ahli Taurat, Ezra tiba di Yerusalem. Dia sempat disebut sema-cam menteri untuk urusan bangsa Yahudi di Babel, dan tugasnya mengatur serta memulihkan tanggung jawab moral dan agama bangsa Israel sesuai hukum Taurat. Ketiga, pada 445 SM, Nehemia, juru minuman Raja Persia, Artahsasta dan yang kelak menjadi Bupati Yehuda, dikirim untuk memulihkan kota Yerusalem, khususnya mem-bangun kembali tembok-temboknya. Zerubabel tiba duluan bersama kelompok utama para buangan yang kernbali. Kepu-tusan Koresy memulangkan mereka disertai dengan pemberian hadiah kepada para pemimpin Yahudi yaitu 5.400 batang emas dan perak dan Bait Suci, semuanya tercatat rapi. Begitu sampai mereka membangun mezbah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan memulai lagi ibadah secara teratur. Setelah bertahun-tahun ibadah mere-ka dihentikan, kini mereka beribadah kembali dengan lepas (Ezr 3:11). Ada yang ber-seru-seru, ada yang menangis. Semua beribadah dengan haru yang dalam. Bacaan lanjut: Hag 1

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 4-6

M

Jumat, 08 April 2016 PEMBANGUNAN KEMBALI BAIT SUCI

Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresy—Ezr 6:14

Note :

Page 13: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

pabila ada pekerjaan Allah yang maju, kita dapat memastikan bahwa akan ada oposisi. Di Yerusalem hal ini dimulai oleh kaum Samaria dan diikuti oleh yang lain, yang ingin menghentikan pekerjaan membangun kembali Bait Suci. Untuk sementara waktu mereka berhasil, didukung dua hal: Pertama, setelah menyelidiki arsip kerajaan, diketahui bahwa bangsa Yahudi mendapat kewenangan penuh untuk membangun kembali Bait Suci. Pesan disam-paikan kepada bupati daerah seberang sungai Efrat di Yerusalem: “Biarkanlah peker-jaan membangun rumah Allah itu” (6:7). Kedua, dua nabi khusus dan Tuhan, Hagai dan Zakharia, tegas mendukung Zerubabel untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Demikianlah dorongan Hagai: “Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di mata-mu seperti tidak ada artinya?... Kuatkanlah hatimu ... bekerjalah sebab Aku ini rnenyer-tai kamu,’ demikianlah firman TUHAN sernesta alam” (Hag 2:3-4). Firman Allah juga datang kepada Zakharia, kata-Nya, “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya” (Za 4:9). Pembangunan ini mulai lagi pada 520 SM dan selesai pada 515 SM, sekitar tujuh puluh tahun sesudah hancurnya bangunan yang sebelumnya, sesuai nubuat Yeremia. Me-mang begitulah yang terjadi. Mereka mulai menemukan pola tiga lapis penebusan mereka: Tuhan memanggil Abraham keluar dan Ur, Israel keluar dan Mesir, dan para buangan keluar dari Babel. Ketiganya merupakan gambaran sebelumnya akan pene-busan lebih besar yang dilakukan Allah melalui Yesus Kristus. Bacaan lanjut: Why 5:9-10; 14:1-6

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 7-9

A PERLAWANAN DAN DUKUNGAN Pada waktu ¡tu mulailah Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak membangun rumah Allah yang ada di Yerusalem. Mereka didampingi dan dibantu oleh nabi-nabi Allah—Ezr 5:2.

Note :

Sabtu, 09 April 2016

Page 14: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

sai pembangunan kembali Bait Suci pada 515 SM, kita melompat ham-pir 75 tahun ke tahapan kedua pembangunan kembali kehidupan na-sional Israel sesudah pembuangan. ini dipimpin oleh Ezra, seorang imam, ahli Taurat dan guru. Dia dikirim ke Yerusalem oleh Raja Persia, Ar-taserkses I. Diperintahkan untuk mengatur perilaku agama, sosial, dan moral bangsa Israel sesuai hukum Musa. Gambaran singkat tentang dia diberikan kepada kita: “Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ke-tetapan dan peraturan di antara orang Israel” (10). Gambaran wataknya sangat signifikan. Pertama, dia rajin mempelajari hukum Allah. Tidak puas dengan pengenalan yang dangkal saja, dia berusaha mendalami arti dan penera-pannya. Kedua, dia bertekad tidak menjadi pendengar yang mudah lupa melainkan pelaku Firman Allah yang taat. Ketiga, dia juga melayani dengan mengajar orang lain. Lebih lagi, untuk ketiga tugas itu (belajar, melakukan, dan mengajar) dia sudah membulatkan tekadnya. Kerendahan hatinya untuk tunduk kepada Firman Allah merupakan cirri utama. Dalam suatu perkumpulan Firman Allah mendapat penghormatan yang sepatutnya. Sambil berdiri di atas panggung Ezra membaca hukum Tau-rat dengan lantang dari subuh sampai siang. Ketika dia membuka kitab itu, orang Israel spontan berdiri. Lalu “mereka berlutut dan sujud menyembah TUHAN dengan muka sampai ke tanah” (Neh 8:6). Mereka tidak menyem-bah kitab itu. Kita juga tidak boleh melakukan itu. Kita menyembah Tuhan dan menghormati Alkitab oleh karena Dia. Bacaan lanjut: Neh 8:1-8

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 10-12

U

. Minggu, 10 April 2016 EZRA, SANG AHLI TAURAT

Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan diantara orang Israel—Ezr 7:10.

Note :

Page 15: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

esudah pembangunan kembali Bait Suci dipimpin Zerubabel dan pemulihan hukum di bawah Ezra, dilakukanlah pembangunan kembali tembok kota dipimpin Nehemia. Nehemia berperan unik dalam sejarah penyelamatan, yakni, dalam maksud Tuhan merehabiitasi umat-Nya. Meskipun pada masa kini tidak ada lagí orang yang berperan seperti dia, namun secara tidak langsung Allah ingin pemimpin Kristen mengembangkan sifat kepemimpinan yang ditunjukkan Nehemia. Paling sedikit kita menemukan enam sifat Pertama, pemimpin Kristen bervisi jelas. Visi merupakan gabungan dua hal yang saling melengkapi, yaitu tidak puas dengan apa yang ada dan pemahaman yang jelas tentang apa yang seharusnya ada. Ini dimulai dengan penasaran terhadap status quo dan berlanjut secara serius mencari alternatifnya. Contohnya, seorang wartawan menulis tentang Bobby Kennedy yang terbunuh pada 1968, bahwa “sifat yang membedakan Bobby adalah kemampuannya untuk ... marah secara moral. ‘Itu tidak bisa diterima,’ kata Bobby tentang banyak keadaan yang oleh kebanyakan kita diterima begitu saja sebagai hal yang lazim. Kemiskinan, buta aksara, kurang gizi, prasangka, kejahatan, masa bodoh—semua kejahatan yang diterima oleh umum meru-pakan tantangan pribadi bagi Bobby.” Kita bisa saja apatis, menerima yang seharusnya tidak boleh diterima tapi kepemimpinan dimulai dengan penolakan yang tegas untuk berbuat begitu. Bagaimana kita bisa membiarkan apa yang dilarang Allah? Kedua, pemimpin Kristen sungguh-sungguh terlibat dengan visinya. Ketika Ne-hemia mendengar tembok kota Yerusalem hampir ambruk dan pintu gerbangnya su-dah dibakar, dia sangat terpukul. Sampai Allah menyatakan dalam hatinya, “Mari kita bangun kembali” (17). Kita juga harus merasa marah dan welas asih melihat keadaan sekarang. Tidak cukup hanya melihat hal itu tidak menyenangkan Tuhan dan menge-tahui itu bisa diubah. Bacaab lanjut: Neh 1:1-4

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 13-15

S

. Senin, 11 April 2016 VISI NEHEMIA Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela—Neh 2:17.

Note :

Page 16: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

elajaran ketiga dari Nehemia, dia seorang pemimpin Kristen yang mencari dukungan baik dan Allah maupun dan sesama. Ketika raja bertanya apa yang dia inginkan, pertama-tama dia “berdoa kepada Allah semesta langit”baru minta izin raja untuk pergi ke Yerusalem untuk membangun rumah Allahnya kem-bali. Nehemia tidak terlalu rohaniah sehingga hanya perlu berseru kepada Allah dan menganggap bantuan manusia tidak perlu. Dia juga tidak super percaya kepa-da sumber daya manusia sehingga menganggap tidak usah berdoa kepada Tuhan. Tidak. Doa dan tindakan bukan pilihan alternatif. Keduanya juga tidak saling mela-wan. Keduanya harus dilakukan bersamaan; kalau tidak maka berbahaya dan tidak seimbang. Jelas Nehemia seorang pendoa. Tapi ini tidak menghalanginya untuk minta izin raja agar dapat pergi ke Yerusalem, minta surat kepada para bupati di daerah seberang sungai Efrat untuk menjamin keselamatannya, dan minta surat tambahan dari Asaf, pengawas taman raja, demi minta kayu untuk keperluan pem-bangunan. Keempat, pemimpin Kristen mengembangkan rencana yang realistis. Dunia cenderung mengejek pemimpi. “Lihat, tukang mimpi kita datang” kata kakak-kakak Yusuf. “Marilah kita bunuh dia ... kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu! ” Mimpi malam hari sering buyar dalam kesejukan cahaya pagi. Jadi para pem-impi harus menjadi pemikir, perencana, dan pekerja. Orang yang bervisi harus men-jadi orang yang bertindak. Begitu pula Nehemia; walaupun diberi semangat oleh visinya tentang kota Yerusalem yang sudah dibangun kembali, dia harus menyusun rencana. Segera sesudah tiba di Yerusalem dia melakukan pengintaian sendiri. Pada malam hari dia berkeliling memeriksa tembok-tembok kota. Memang, dalam kepemimpinan yang sejati, visi dan tindakan, mimpi dan rencana, berjalan bersama-sama. Bacaan lanjut: Neh 3

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 16-18

P

. Selasa, 12 April 2016 RE Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, kemudian jawabku kepada raja: “Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kernbali” —Neh 2: 4-5.

Note :

Page 17: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

elajaran kelima dan Nehemia adalah seorang pemimpin Kristen membuat orang lain tertanik untuk mengikutinya. Memang ini sudah tersirat dalam kata tersebut. Seorang pemimpin beninisiatif, tapi ia meyakinkan orang lain untuk bergabung dengan dia. Memang, beberapa pemimpin ada yang sangat individualis. Namun, pemimpin sejati memberi semangat dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti kepemimpinannya, karena Ia melihat tugasnya sebagai usaha yang kooperatif. Ps 2 Kitab Nehemia rupanya memetakan perubahan dan individualisme ke tindakan kolektif, mulai ayat 5 (“Jika raja ... utuslah aku ke Yehu-da ... supaya aku membangunnya kembali “) sampai ke ayat 17-18 (“Berkatalah aku kepada mereka, . ..‘Mari, kita bangun kembali”). Keenam, pemimpin Kristen tidak kenal putus asa. Begitu pekerjaan Allah dimulai, oposisi akan datang. Memang, putus asa adalah kelemahan utama dalam kepemimpinan. Dalam situasi Nehemia, perlawanan yang jahat dimulai oleh San-balat, orang Horon, Tobia, orang Amon, dan Gesyem, orang Arab. Mula-mula mere-ka mengejek dan memperolok Nehemia, kemudian memfltnah dia. Ejekan dan fit-nah adalah senjata beracun di tangan musuh, tapi pemimpin sejati tidak menyerah. Dia tetap ulet tekun melakukan tugasnya. Keenam sifat ini bisa diterapkan dalam segala macam kepemimpinan. Tidak hanya kepada petinggi nasional atau internasional, melainkan juga kepada pimpi-nan dalam profesi, perusahaan dan industri, dalam media dan gereja. Orang tua adalah pemimpin di rumah, begitu pula guru adalah pemimpin di sekolah. Pem-impin mahasiswa juga sangat berpengaruh di banyak tempat di dunia. Contoh Ne-hemia bisa memberi semangat kepada kita semua. Bacaan lanjut: Neh 6

Bacaan Alkitab setahun: 1 Raja-raja 19-22

P

Rabu, 13 April 2016 KEULETAN NEHEMIA Semua bangsa sekeliling kami ... menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami—Neh 6:16

Note :

Page 18: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

itab Ester sama sekali tidak menyebut nama Allah, tapi penuh kejadian yang bisa dipahami apakah kebetulan atau campur tangan Ilahi, atau keduanya? Kisahnya terjadi di istana Raja Persia, Ahasyweros, atau Xerx-es (486-465 SM). Mordekhai seorang Yahudi dan Ester, sepupu dan anak angkatnya, terpilih oleh raja menjadi ratunya yang baru. Mordekhai pernah melapor adanya persekongkolan untuk membunuh raja, tapi ia tidak pernah menerima penghargaan. Saingan Mordekhai adalah Haman, pembesar kerajaan. Sadar dia berkedudukan penting, Haman memerintahkan semua orang berlutut di hadapannya. Tapi Mordekhai menolak melakukannya. Murka, Haman memu-tuskan membinasakan semua orang Yahudi di seluruh Persia dan dia mendapat persetujuan raja untuk melakukan hal itu. Ketika permusuhan di antara kedua orang ini meningkat, nampaknya mustahil Mordekhai me-nyelamatkan bangsanya. Tapi kini justru campur tangan Allah dimulai. Ratu Ester bersedia mempertaruhkan nyawa dan mengajukan permo-honan jamuan makan yang diadakan hanya untuk raja dan Haman. Hati Ham-an “riang dan gembira” (5:9), bangga mendapat kehormatan besar. Malam sebelumnya raja diingatkan bahwa Mordekhai belum pernah diberi penghargaan karena jasanya. Kebetulan juga Haman datang di pelata-ran pada saat itu untuk membicarakan soal penggantungan Mordekhai, kepa-da raja. Raja bertanya kepada Haman apa yang patut dilakukan terhadap orang yang ingin raja hormati. Mengira dialah orang yang dimaksud, Haman menjawab orang itu harus diarak keliling kota dengan mengenakan semua kebesaran istana. “Kalau begitu segeralah lakukari kepada Mordekhai, orang Yahudi itu” titah raja. (6:10). Demikianlah ironi pemeliharaan Allah. Bacaan lanjut: Est 7

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 1-3

K

Kamis, 14 April 2016 KISAH ESTER

Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu—Est 4:14

Note :

Page 19: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

etapa pun membingungkannya gabungan antara peringatan dan janji, per-musuhan dan kemenangan ini, ada kebenaran tertentu yang bisa dipastikan. Pertama, Allah telah menentukan adanya permusuhan antara umat manusia (keturunan Hawa) dengan kekuasaan dan kekuatan Iblis (keturunan si ular). Kita tidak pernah boleh bersepakat dengan kejahatan. Kedua, meskipun permusuhan yang terus berlanjut ini sangat dahsyat, namun tjdak kekal. Jadi ini bukan semacam “dualisme” karena akan memuncak dalam suatu pertarungan akhir antara Kristus dan antikristus. Ketiga, meskipun permusuhannya dua arah, hasilnya tidak demikian. Sebab, kepala musuh akan diremukkan, yaitu dihancurkan oleh manusia Yesus Kristus. Pada waktu yang sama, si pemenang tidak akan sama sekali terhindar dari luka; tumitnya akan diremukkan. Janji kepada Hawa bahwa satu keturunannya pada akhirnya akan menghancur-kan kepala ular, sering disebut protevangelium, yaitu proklamasi Injil yang pertama, dan itu benar. Tentu saja, Janji ini telah dipenuhi di atas kayu salib, karena di sinilah Iblis dilucuti dan ditumbangkan dengan harga pengurbanan pendentaan Mesias. Sekarang segala sesuatu telah diletakkan di bawah kaki Kristus (Ef 1:22), dan kita yakin (seperti ditulis Paulus) bahwa “Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghan-curkan Iblis di bawah kakimu” (Rm 16:20). Mungkin nampaknya aneh bahwa dalam konteks pertentangan ini Paulus menyebut “Allah sumber damai sejahtera”, karena menikmatì damai dan menghancurkan Iblis kedengarannya tidak cocok satu sama lain. Tapi damai sejahtera Allah tidak memungkinkan perdamaian dengan Iblis. Sesungguhnya, hanya melalui penghancuran atas yang jahat, maka damai sejahtera yang sejati bisa dicapai. Bacaan lanjut: Ef 1:15-23

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 4-6

B

Jumat, 15 April 2016 KETURUNAN HAWA Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara ke-turunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya—Kej 3:15

Note :

Page 20: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

braham tokoh besar dalam PL, karena dia yang pertama dan tiga bapak leluhur, atau bapak pendiri, dari umat perjanjian Yahwe. Selain akan memberikan Abra-ham tanah dan keturunan, Allah berjanji akan memberkati dia, menjadikan dia berkat, dan bahkan melalui dia (yakni melalui keturunannya, Sang Mesias),

memberkati semua bangsa di muka bumi. Tidak berlebihan menyatakan bahwa semua bagian PL, dan semua sejarah

manusia, merupakan pemenuhan janji-janji ini. Perhatikan argumentasi Paulus. Karena Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham dan benihnya (dalam bentuk tunggal), penggunaan kata benda kolektif ini mengacu kepada Kristus, dan begitu juga kepada semua yang disatukan dengan Kristus oleh iman. Karena, jika kita miik Kristus, maka kita keturunan Abraham (Gal 3:16, 29).

Rasul Paulus selanjutnya membandingkan kata kutuk dan berkat, atau lebih khusus lagi “kutuk hukum” dan “berkat Abraham.” Dia menulis, “Knistus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat (yaitu, penghakiman yang dinyatakan hukum Taurat atas mereka yang tidak menaatinya), dengan jalan menjadi kutuk bagi kita, supaya di dalam Dia, berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain” (Gal 3:13-14). Dia me-nanggung kutuk itu supaya kita bisa mewarisi berkat itu.

Janji Allah untuk memberkati dunia melalui keturunan Abraham menjadi usaha penginjilan Kristen. Kita harus terus rnenyampaikan berita Injil kepada orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain, sampai tak terhitung jumIah orang tebusan yang ditarik dari setiap bangsa dan bahasa, sehingga menjadi sebanyak bintang di langit dan debu di bumi. Barulah janji Allah kepada Abraham terpenuhi.

Bacaan lanjut: Gal 3:6-25

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 7-9

Note :

A

Sabtu, 16 April 2016 KETURUNAN ABRAHAM

Aku akan ... memberkati engkau .. .dan engkau akan menjadi berkat. . .dan olehmu sernua kaum di muka bumi akan mendapat berkat—Kej 12:2-3

Page 21: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

atu keinginan manusia yang sangat besar adalah menemukan kehendak Al-lah. Tapi bagaimana? Pada umumnya, Israel dihadapkan dengan dua piihan. Di satu sisi, orang Kanaan mempraktìkkan persihiran, pertenungan, dan

berbagai ragam peramalan, tapi Allah melarang orang Israel meniru mereka. Di sisi lain, mereka bisa menyimak suara Allah yang datang kepada mereka lewat para nabi. Ini masalah mendengarkan. Mereka tidak boleh “mendengarkan kepada peramal ... tapi Seorang nabi dari tengah-tengahmu ... sama seperti aku, akan dibangkitkan bagi-mu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan” (14-15). Rupanya janji ilahi ini awalnya mengacu kepada para nabi yang berturut turut diberikan Allah kepada Israel. Tapi ketika suara nubuat tak terdengar lagi pada masa antar perjanjian, “sang Nabi” menjadi gelar Mesias yang dapat mereka kenali. Jadi keti-ka Yesus datang, khalayak berkata, “Dia ini benar benar nabi yang akan datang ke da-lam dunia” (Yoh 6:14). Dan dalam satu khotbah awalnya, Petrus dengan jelas mengait-kan janji ini dengan Yesus (Kis 3:22). Meskipun Yesus bukan sekadar “satu nabi lagi” dalam urutan panjang selama berabad-abad, inelainkan pemenuhan atas semua nubu-at. Yang merupakan jawaban “ya” terhadap semua janji Allah (2 Kor 1:20) dan kita masih menyambut Dia sebagai “sang Nabi”, yang seperti Musa mengenal Allah “dengan berhadapan muka” (Ui 34:10) dan di dalam Dirinya penyataan Allah mencapai puncaknya. Mengharukan bahwa di atas gunung di mana Yesus dimuliakan, suara Allah Bapa mengutip perintah-Nya sendiri di Ui 18:15 dan menerapkan-Nya pada Yesus. Perintah-Nya kepada kita semua masih sama “Dengarkanlah Dia!” (Mrk 9:7)

Bacaan lanjut: Ul 18:14-22

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 10-12

Note :

S

Minggu, 17 April 2016 NABI SEPERTI MUSA Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan—Ul 18:15

Page 22: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

aksud Allah yang semula bagi umat-Nya bukan mendirikan kerajaan melainkan pemerintahan teokrasi—Dia memerintah langsung tanpa peran-

taraan manusia. Jadi ketika umat-Nya menuntut mempunyai raja seperti bangsa lain, sesungguhnya mereka menolak Allah, bukan Samuel. Samuel memperingatkan bahwa raja manusiawi akan menindas mereka. Dan begitulah yang terjadi. Tidak mengherank-an para nabi mulai memimpikan kerajaan ideal di masa mendatang. Sayangnya, ciri-ciri raja ideal tidak diperlihatkan oleh raja-raja Israel dan Yehuda, meskipun Daud men-dekati sifat itu.

Pertama, Kerajaan Allah akan berkeadilan. Sang Mesias akan berkeadilan dan memerintah umatnya dengan adil. “Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri” (Yer 23:5).

Kedua, Kerajaan Allah akan damai. Pemerintahan Daud cacat dengan adanya peperangan yang tak berkesudahan. Untuk membedakan dengan ini, maka putera dan penerusnya diberi nama Salomo, shalom, damai (1 Taw 22:6-10).

Ketiga, Kerajaan Allah akan stabil. Takhta Israel dan Yehuda umumnya tidak stabil dan masa pemerintahannya agak pendek, tapi Kerajaan Mesias bertahan kekal.

Keempat, Kerajaan Allah akan universal. Dalam keadaan yang paling luas, wilayah Israel hanya merentang “dari dan sampai Bersyeba” (2 Sam 3:10). Tapi Kerajaan Mesias akan “terbentang dan laut sampai ke laut dan dan sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi” (Za 9:10).

Keadilan dan damai, kekal dan universal merupakan ciri utama Kerajaan Mesi-as yang dibawa Yesus. Tidak sukar untuk melihat ciri-ciri ini dalam empat nama yang dimiliki Putra Raja ini (Yes 9:5).

Bacaan lanjut: Mzm 72

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 13-15

Note :

M

Senin, 18 April 2016 RA- Sebab seorang anak telah lahir untuk kita ... lambing pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai—Yes 9:5.

Page 23: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

elkisedek salah satu tokoh paling misterius di Kitab Suci. Dia hanya dise-but dalam tiga teks bacaan dan dikenal sebagai imam. Pertama, dia muncul dalam Kitab Kejadian ketika dia bertemu Abraham yang pulang dari peperangan membebaskan Lot (Kej 14:12, 18-20). Kedua, dia disebut dalam Mzm 110:4, ketika Yahwe menyapa rajanya dengan kata-kata ini: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.” Ketiga, penulis Surat Ibrani menyebut kedua bacaan di atas dan menarik kesimpulan bahwa ada keterkaitan antara Melkisedek dengan Yesus. Yesus, Sang Mesias adalah imam. Namun Dia bukan imam menurut aturan Lewi, karena Dia bukan keturunan Lewi. Memang, keimaman Yesus tidak hanya berbeda dari keimaman Lewi tapi juga lebih unggul dari mereka. Keimaman Yesus termasuk keimarnan Melkisedek. Keunggulannya nyata karena Melkisedek memberkati Abraham (nenek moyang Lewi) dan dia menerima dari Abraham sepersepuluh dari barang-barang rampasannya, dan kedua tindakan ini menun-jukkan keunggulan Melkisedek. Jadi, dalam hal apa keimaman Yesus unggul dari keimaman Lewi? Ada beberapa alasan, tapi yang ditekankan, Dia adalah imam “untuk selama-lamanya”. karena imam menurut aturan Lewi adalah manusia, mereka fana dan “dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam” (Ibr 7:23) dan mereka harus terus diganti. Yesus tidak perlu diganti. “la tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain” (Ibr 7:24). ini tidak berarti bahwa terus menerus pen-gurbanan-Nya bisa diulangi atau diperpanjang. Pengurbanan-Nya berdaya guna abadi. Sebab setelah disalib, Yesus memberikan pengurbanan-Nya bagi dosa, satu kali untuk selamanya. Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, karena pelayanan pendamaian-Nya sudah selesai (Ibr 10:11—14). Kepastian akan pengampunan diperoleh dengan cara berdiam diri dan menerima dengan sukacita pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kristus di atas kayu salib. Bacaan lanjut: Ibr 10:11-22

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 16-18

Note :

M

. Selasa, 19 April 2016 IMAM SEPERTI MELKISEDEK Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek—Mzm 110:4

Page 24: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

i bagian kedua Kitab Yesaya terdapat empat Nyanyian Hamba Tuhan, mes-kipun ada banyak perdebatan mengenai identitas hamba tersebut. Ada yang mengatakan ia seperti Yesaya atau Yeremia. Ada yang memahaminya sebagai gambaran kolektif dari Israel atau dari orang yang takut akan Tuhan yang masih ada di Israel. Tapi PB melihat Nyanyian Hamba Tuhan sebagai pemenuhan dalam Yesus. Dalam khotbah awalnya, tertulis dalam Kitab Kisah Para Rasul, Petrus empat kali menyebut Yesus sebagai “hamba” Paulus menulis bahwa Dia “mengambil rupa seorang hamba” (Fip 2:7). Dalam nyanyian pertama (Yes 42:1-4) sang hamba digambarkan sebagai guru, mengajar dengan roh kelembutan, dipenuhi dengan Roh, dan menjangkau bangsa-bangsa di dunia. Dalam nyanyian kedua (Yes 49:1-6) sang hamba digambarkan sebagai penginjil. Tekanannya pada bangsa-bangsa di negeri yang jauh. Tuhan akan mem-buat hambanya menjadi “terang bagi bangsa-bangsa” dan akan membawa kesela-matan “sampai ke ujung bumi” (6). Paulus memakai ayat ini untuk pergi menginjil bangsa-bangsa lain (Kis 6 13:46—47). Nyanyian ketiga, sang hamba digambarkan sebagai murid (Yes 50:4—9). Kita tidak bisa mengajar jika tidak lebih dulu mendengarkan dan belajar. Yahwe per-lu mempertajam telinga hambanya “setiap pagi” (4). Dalam nyanyian keempat sang hamba digambarkan sebagai Juruselamat yang mendenta (Yes 52:13-53:12), yang (bernubuat) dilukai untuk kejahatan kita dan yang menanggung dosa-dosa kita. Sesungguhnya luar biasa bahwa delapan ayat dari Yes 53 dikutip oleh penulis-penulis PB. Dalam beberapa kasus malah sampai beberapa kali. Tidak mengherankan bahwa Filipus, ketika ditanya orang Etiopia siapa yang dibicarakan dalam Yes 53:7—8, mulai “berbicara dan bertolak dan nas itu ia memberitakan Injil tentang Yesus kepadanya” (Ms 8:35). Bacaan lanjut: Yes 42:1-9

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 19-21

Note :

D

Rabu, 20 April 2016 HAMBA TUHAN

Lihat. itu hamba-Ku yang Kupegang, orang piihan-Ku yang kepadanya Aku berkenan—Yes 42:1

Page 25: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

ambaran Mesias yang ketujuh dan terakhir adalah gambaran yang disukai Yesus se-bagai “Anak Manusia”. Terdengar seperti gelar yang tidak membahayakan. Yesus sering menggunakannya dalam persona ketiga sehingga apabila Dia mengatakan,

“Anak Manusia akan merasa malu,” artinya, “Aku akan merasa malu”. Selain itu, “anak manusia” adalah idiom dalam bahasa Ibrani untuk “manusia”. Dalam arti inilah Allah sering menyapa Yehezkiel. Jelas bahwa Yesus menggunakan gelar ini sebagai acuan langsung kepada nubuat Dan 7. Dalam suatu penglihatan Daniel melihat “nampak datang dengan awan-awan dan langit seorang seperti anak manusia” (13). Dia berdiri di hadapan Yang Lanjut Usianya itu (Allah Abadi) dan diberi kewenangan, kemuliaan, dan kekuasaan sehingga manusia dan segala bahasa menyembah Dia. Daniel menambahkan, “Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (14).

Kemudian beberapa kali Yesus menerapkan penglihatan yang menakjubkan ini kepada diri-Nya. Dia berkata kepada imam besar, “Kamu akan melihat Anak Manusia ... da-tang dalam awan-awan di langit” (Mrk 14:62). Ini satu pengakuan bahwa Ia memiliki kewenangan maha agung dari kerajaan yang abadi. Tapi yang benar-benar luar biasa ada-lah Yesus menggunakan gelar yang sama dalam konteks yang sama sekali berbeda. Misal-nya, menggemakan Yes 53, Dia berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak pender-itaan dan ditolak ... dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari ” (Mrk 8:31). Jadi Yesus meng-gabungkan kejayaan Dan 7 dengan penderitaan Yes 53 untuk mengajarkan, hanya melalui penderitaan Dia akan masuk ke dalam kemuliaan-Nya. “Anak Manusia harus menderita” menyatukan kedua gambaran ini.

Mesias adalah keturunan Hawa, Abraham, dan Daud. Dia adalah Nabi, Imam, dan Raja. Dialah Juruselamat yang menderita dan Penguasa yang berkewenangan. Yang patut kita lakukan adalah bersujud di hadapan-Nya.

Bacaan lanjut: Mrk 8:27-38

Bacaan Alkitab setahun: 2 Raja-raja 22-25

Note :

G

Kamis, 21 April 2016 ANAK MANUSIA Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari—Mkr 8:31.

Page 26: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

etelah sekitar empat ratus tahun menunggu tanpa suara Allah, tiba-tiba Allah memperdengarkan suara-Nya, meskipun tidak lewat nabi melainkan lewat malaikat. Berita yang dibawa Gabriel ke Nazaret membuat Maria san-

gat takjub, sebab dia akan menjadi ibu meskipun dia belum menikah dan masih perawan. Selain itu karena tiga gambaran serba “paling” tentang anak yang akan Ia lahirkan. Pertama, anak itu harus dinamai Yesus, mengisyaratkan bahwa Dia akan diberi misi menyelamatkan.

Kedua, Dia akan menjadi orang besar, karena Dia akan diberi nama tam-bahan yang lebih megah. Anak dari Yang Mahatinggi. Maria tentu tidak me-mahami arti nama ini seperti pemahaman kita saat kita menyebut Yesus Anak Al-lah. Tapi Maria memahami bahwa Dia akan menjadi Mesias, karena Anak Allah adalah gelar Mesias yang diakui (lihat Mzm 2:7-8).

Ketiga, Dia akan memerintah atas Israel selamanya. Bahkan, kerajaanNya tidak akan pernah berakhir.

Juruselamat, Anak, dan Raja adalah ketiga gelar yang menurut malaikat harus diberikan Maria kepada-Nya.

Tidak heran jika Maria “terkejut” (29), bahkan bingung oleh berita yang dibawa malaikat, dan bertanya-tanya apa artinya itu semua. Inilah jawaban agung dari Gabriel: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (35-37). Bacaan lanjut: Luk 1:26-32

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 1-3

Note :

S

Jumat, 22 April 2016 BERITA KELAHIRAN TUHAN YESUS Malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf—Luk 1:26-27

Page 27: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

etidaknya sejak abad keenam gereja telah mengagungkan Kidung Maria dan memasukkannya sebagai Nyanyian Pujian (Magnificat) dalam tata ibadah. Ini menimbulkan pertanyaan penting. Bagaimana kita bisa menyanyikannya?

Perawan Ibrani yang dipilih Allah untuk melahirkan Mesias, Anak Allah, diilhami untuk mengungkapkan rasa herannya bahwa ia mendapat kehormatan demikian. Bagaimana kata-katanya boleh kita ucapkan? Bukankah kita sama sekali tidak layak melakukan itu?

Tapi tidak. Selama berabad-abad telah diakui bahwa apa yang dialami Maria, selain mutlak unik, juga pengalaman khas setiap orang Kristen yang percaya. Allah yang telah melakukan hal-hal besar bagi Maria juga melimpahkan anugerah-Nya kepada kita. Maria juga menyadari hal ini, karena pada awal nyanyiannya dia menyebut “ku” kemudian berubah menjadi “nya”, persona ketiga: “Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia” (50). Seperti nyanyian Hana sesudah kelahiran Samuel, demikian juga dalam Kidung Maria, Allah menjungkirbalikkan nilai-nilai manusia. Ada dua contoh utama.

Pertama, Allah merendahkan yang kuat dan meninggikan yang rendah. Dia melakukan ini terhadap Firaun dan Nebukadnezar, dalam hal membebaskan Israel dan pembuangannya. Dia masih melakukannya saat ini dalam pengalaman kita akan penyelamatan. Hanya jika kita berlutut di samping pemungut cukai yang bertobat, maka kita akan ditinggikan Allah melalui pengampunan-Nya.

Kedua, Allah mengusir yang kaya dan memberi makan yang lapar. Maria lapar. Dia tahu dari PL bahwa suatu hari Kerajaan Allah akan datang, dan dia menanti-nantikan datangnya hari itu. Rasa lapar syarat mutlak untuk adanya berkat rohani, se-dangkan puas diri musuh terbesar.

Jika kita ingin mewarisi berkat-berkat Maria, kita harus menunjukkan sifat-sifat Maria, terutama rendah hati dan rasa lapar. Bacaan lanjut: Luk 1:46-55

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 4-6

Note :

S

Sabtu, 23 April 2016 KIDUNG MARIA Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah—Luk 1:46-48.

Page 28: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

ahir dan seorang perawan” ungkapan yang tidak tepat, mengisyaratkan ada yang tak lazim dalam kelahiran Yesus, padahal kelahirannya normal dan alami. Yang tak normal ialah pembuahannya, yang supernatural karena terjadi oleh kerja Roh Ku-

dus, tanpa bantuan ayah manusiawi. Matius dan Lukas menegaskan bahwa Yesus lahir dari Perawan Maria. Apalagi,

juga jelas bahwa mereka menulis prosa, bukan puisi, sejarah, atau mitos. Tapi kenapa Markus dan Yohanes tidak melakukan hal yang sama? Jawabnya: sebab mereka berdua memulai narasi mereka dari Yohanes Pembaptis. Kalau mereka tidak menulis, bukan beranti mereka tidak mempercayainya. Seperti juga kalau mereka tidak bicara tentang masa kanak-kanak Yesus, tidak berarti mereka tidak percaya Yesus punya masa kanak-kanak. Yang pent-ing keduanya mencatat bahwa Yesus lahir dan seorang perawan.

Dari sejarah kelahiran kita beralih ke signifikansinya. Hal ini perlu disampaikan karena berita dari malaikat disampaikan dalam dua tahap.

Pertama (31-33) menekankan adanya keberlanjutan dengan masa lalu yang akan dinikmati oleh anak Maria, karena Maria akan melahirkan dan anaknya akan menduduki takhta bapaknya, Daud. Maksudnya, anak itu akan mewarisi dari ibunya, baik kemanusi-aannya maupun hak atas kerajaan mesias itu. Kedua (35) menekankan ketidakberlanjutann-ya antara si anak dan masa lalu, sebab Roh Kudus akan turun atas Maria, dan kuasa Allah Pencipta akan menaungi dia, sehingga anaknya akan unik, tanpa dosa (“kudus”), dan Anak Allah.

Dengan cara ini, apa yang diberitakan kepada Perawan Maria adalah ke manusi-aan dan kemesiasan Anaknya, yang bersumber dan Maria. Sementara ketidakberdosaan dan keallahan-Nya berasal dan Roh Kudus. Karena dilahirkan dan seorang perawan ini, Yesus Kristus adalah anak Maria dan Anak Allah, manusia dan sekaligus Ilahi.

Bacaan lanjut: Luk 1:33-35

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 7-9

Note :

L

. Minggu, 24 April 2016 LA- Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut ku-dus, Anak Allah—Luk 1:35

Page 29: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

umor mengenai kemungkinan Yesus anak tidak sah direbak selama pelayanan-Nya, sebagai usaha untuk mendiskreditkan Dia. Misalnya, ketika Dia menya-takan beberapa orang Yahudi yang tidak percaya, bukanlah anak-anak Abraham

melainkan anak Iblis, mereka membantah, “Kami tidak dilahirkan dari zina,” yang kedengarannya seperti sindiran bahwa Yesuslah yang dilahirkan dari zina (Yoh 8:41). Rumor ini terus beredar, lama sesudah kematian-Nya. Dalam Talmud Yahudi rumor ini menjadi eksplisit. Bagaimana mungkin petunjuk dan fitnah ini bisa muncul jika tidak diketahui bahwa Maria sudah hamil ketika Yusuf menikahinya? Meskipun gosip ini tidak enak, ini bukti tambahan bagi kebenaran kelahiran oleh seorang perawan.

Tanggapan Maria atas pemberitahuan dari malaikat membuat kita kagum “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (38). Setelah maksud Allah dan caranya dijelaskan kepada Maria, dia tidak ragu-ragu lagi. Dia berserah sepenuhnya kepada Allah. Maria menyatakan kesediaan sepenuhnya menjadi ibu yang masih perawan dan Anak Allah. Memang ini suatu privilese (hak is-timewa) besar bagi dia: “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku,” dia berkata (49). Namun ini juga tanggung jawab yang mengagumkan dan berisiko. Berarti Ia bersedia hamil sebelum menikah, dan yang dapat berakibat me-nanggung malu dan penderitaan karena dianggap perempuan tak bermoral.

Kerendahan hati dan keberanian Maria bersedia melahirkan meskipun masih perawan, sangat mencolok berbeda dengan sikap para pengkritik yang menyangkal kelahiran itu. Maria menyerahkan reputasinya kepada kehendak Allah. Juga bagi kita yang penting adalah kita membiarkan Allah menjadi Allah dan melakukan semuanya sesuai cara-Nya, meskipun dengan begitu, sama seperti Maria, kita menanggung risiko kehilangan nama baik kita.

Bacaan lanjut: Luk 1:34-38

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 10-12

Note :

R

. Senin, 25 April 2016 MARIA BERSERAH Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut per-kataanmu itu”—Luk 1:38.

Page 30: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

Lukaslah yang menceritakan kepada kita keadaan sekitar kelahiran Yesus dan bagaimana anak Daud (Yesus) lahir di kota Daud (Betlehem). Dia menekankan dua hal—surat perintah dari Agustus, Kaisar Roma yang terkenal, dan perilaku

pemilik rumah penginapan di Betlehem yang tak sebutkan namanya. Kaisar dan pemiik rumah penginapan berbeda dan tanpa diketahui oleh keduanya—menjadi alat untuk melaksanakan maksud Allah.

Kaisar Agustus, yang memerintah dari 30 SM sampai 14 M, mengeluarkan perintah agar diadakan sensus atas seluruh penduduk dan semua orang harus kemba-li ke kota asal masing-masing untuk didaftar. Tidak diragukan bahwa sensus berhub-ungan dengan pajak. Karena itu Yusuf dan Maria melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem. Sebetulnya Yusuf tidak perlu mengajak Maria karena tidak lazim membawa istri hamil tua bepergian, tapi barangkalì dia tidak ingin meninggalkan Maria.

Di sisi lain,Yusuf dan Maria tentu sangat kecewa karena pemilik rumah penginapan tidak mempunyai tempat sama sekali untuk mereka tempati, kecuali di satu ruangan bekas kandang. Ketika bayinya lahir, Maria meletakkannya di palungan, yaitu tempat makan hewan. Ini melambangkan penolakan yang kelak akan dialami Yesus.

Jadi, baik kaisar maupun pemilik rumah penginapan berperan dalam rencana Allah, tanpa mereka sendiri tidak mengetahuinya. Keputusan kaisar membawa Yusuf dan Maria ke Betlehem, memenuhi nubuat (Mi 5:1; Mat 2:5-6). Dan pemilik rumah penginapan, karena penuh sesaknya kota waktu itu, memastikan bahwa Juruselamat dunia secara layak lahir, tidak di istana, melainkan di kandang. Tidak dalam kegemer-lapan, melainkan dalam kesepian dan kemiskinan. Bacaan lanjut: Luk 2:1-7

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 13-15

L

Selasa, 26 April 2016 BE Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung ... dibaring-kannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan—Luk 2:7

Note :

Page 31: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

embala punya reputasi buruk di Israel; mereka dianggap tidak jujur dan tidak bisa diandalkan. Meskipun begitu, kepada merekalah Allah menyampaikan beri-

ta paling balk dan paling mengherankan yang pernah didengar dunia, yaitu Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu sudah lahir. Bagaimana mereka menanggapinya?

Pertama, mereka pergi ke Betlehem untuk melihat sendiri. Reaksi mereka bukan hal percaya atau tidak percaya, melainkan ingin tahu, tanpa prasangka. Maka “mereka cepat-cepat berangkat” (16), dan mendapatkan apa yang mereka cari. Me-mang benar, “setiap orang yang mencari, mendapat” (Mat 7:8).

Kedua, setelah mereka melihat Yesus, “mereka memberitahukan” apa yang mereka lihat dan dengar (17). Mereka tidak bisa menyimpan berita baik ini untuk diri sendiri. Mereka ingin semua orang mengetahuinya.

Ketiga, “kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat” (20). Dengan kata lain, mereka mengungkapkan pengalaman mereka dalam ibadah maupun dalam kesaksian. Mereka tidak menghabiskan sisa hidupnya di kandang atau di sekitar palun-gan. Sebaliknya, mereka kembali ke padang rumput dan kawanan ternak mereka, ke rumah dan anak isteri mereka. Meskipun pekerjaan dan rumah mereka masih sama, diri mereka sendiri tidak sama lagi. Mereka telah diubah karena melihat Yesus. Ada ketakjuban dan penyembahan di dalam hati mereka.

Pertemuan dengan Yesus merupakan pengalaman yang mengubah kita. Hidup kita yang lama mendapatkan dimensi baru. Seperti di.katakan Billy Graham, “Ada cahaya baru di dalam mata kita dan semangat baru dalam langkah kita.” Bacaan lanjut: Luk 2:8-20

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 16-18

G

Rabu, 27 April 2016 PARA GEMBALA Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang .... Kata malaikat itu kepada mereka,”... Aku tnemberitakan kepadamu kesukaan besar .... Hari ini telah lahir baginu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan—Luk 2:8-11.

Note :

Page 32: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

enapa inkarnasi terjadi pada waktu itu—menurut perhitungan kita barangkali pada 5 SM, sekitar satu tahun sebelum kematian Herodes Agung pada 4 SM? Dua ribu tahun telah berlalu sejak Allah memanggil Abraham dan berjanji bah-

wa melalui keturunannya Dia akan memberkati semua kaum di dunia. Lalu, mengapa ada tenggang waktu begitu lama antara janji dan pemenuhannya? Paulus memastikan bahwa Allah mengutus Anak Nya “setelah genap waktunya” (Gal 4:4), tapi dia tidak memberi petunjuk bagaimana dan kapan penggenapan waktu itu terjadi.

Ada banyak spekulasi terutama berhubung dengan situasi sosiopolitik waktu itu, dan tentu ada beberapa keadaan yang mendukung cepatnya Injil disebarkan dan diterima. Pertama, ada pax romana dalam kekaisaran. Tentara ada di mana-mana, menja-ga perdamaian dan melindungi pelancong dari perampok di darat dan di laut. Kedua, bahasa Yunani adalah bahasa umum dalam kekaisaran, dan adanya Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani) sangat membantu penginjilan. Ketiga, ada kelaparan rohani yang sangat luas. Dewa-dewa lama dan Roma sudah hilang pamornya. Agama-agama misteri memberikan penyegaran pribadi tapi lebih merupakan bukti kerinduan spiritual ketimbang kepuasannya. Kemudian, ada kaum takut akan Tuhan di pinggir jemaah sinagoge, yang tertarik akan monoteisme Yahudi dan standar etikanya yang tinggi. Paulus sering berbagi Injil dengan mereka. Demikianlah hanya dalam waktu sepuluh tahun (48-57 M) Paulus melihat gereja berdiri di empat provinsi Roma: Galatia, Makedonia, Akhaya, dan Asia. Dia menga-takan, “Demikianlah dalam perjalanan keliling dari yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus” (Rm 15:19). Dalam banyak hal, waktunya sudah masak untuk penginjilan dunia. Bacaan lanjut: Rm 15:23-29

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 19-21

Note :

K

Kamis 28 April 2016 WAKTUNYA DIGENAPI

Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya—-Gal 4:4.

Page 33: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

ereja-gereja di Barat merayakan 6 Januari sebagai Epifani, penyataan diri Kristus kepada kaum bukan Yahudi. Gereja Ortodoks Timur merayakan tanggal terse-but sebagai Natal.

Rupanya para Majus adalah imam-astrolog dari Kerajaaan Persia Kuno. Kun-jungan mereka merupakan pelengkap indah dan kunjungan para gembala. Kedua ke-lompok ini sangat berbeda. Menurut rasnya, para gembala adalah Yahudi, sedangkan para Majus bukan Yahudi. Menurut kecerdasannya, para gembala sederhana dan tak terdidik, sedangkan para Majus cendekiawan, orang bijak dari Timur. Menurut status sosialnya para gembala termasuk kaum tak berpunya di dunia, sedangkan para Majus orang kaya.

Namun, meskipun ada perbedaan (ras, kecerdasan, dan status sosial), yang biasanya memisahkan orang yang satu dan yang lain, para Majus justru disatukan dengan para gembala dalam penyembahan mereka kepada Tuhan Yesus, sebagai pen-dahulu dan jutaan orang bukan Yahudi lain, yang telah datang menyembah Dia.

Dengan menyebarnya pluralisme, makin nyata bahwa agama-agama lain ber-sifat etnis, terbatas pada bangsa dan budaya tertentu. Hanya agama Kristen yang tidak. Hampir 80 persen orang Kristen di dunia dewasa ini bukan lah kulit putih dan bukan orang Barat. Kristen bukanlah agama orang kulit putih. Saya pernah berkesempatan beribadah bersama mahasiswa Afrika di kampus mereka, bersama bangsa Inuit di Tun-dra di daerah Arktik, bersama ribuan orang Korea di gereja-gereja megah mereka, dan bersama orang Amerika Selatan dengan temperamen Latin dan gitar Spanyolnya.

lnilah daya tarik universal Yesus, yang tak membedakan ras. Daya tarik ini menarik para gembala dari padang dan para Majus dari Timur.Sekarang pun masih bertindak sebagai magnet. Menarik orang dan semua budaya. Inilah salah satu bukti paling meyakinkan bahwa Yesus Juruselamat dunia. Bacaan lanjut: Matius 2:1-6

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 22-24

Note :

G

. Jumat, 29 April 2016 KUNJUNGAN PARA MAJUS Kami datang untuk menyembah Dia—Mat 2:2.

Page 34: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

khirnya hanya ada dua tanggapan yang mungkin terhadap Yesus Kristus, yang dilambangkan dua sosok yang berbeda: Herodes Agung dan para Majus. Reaksi Herodes sepenuhnya cocok dengan wataknya yang terkenal. Masa

pemerintahannya yang panjang dinodai dengan lumuran darah. Kerajaan Romawi mendudukkan dia di takhta dan menyebutnya “Raja orang Yahudi”. Tapi sesungguhnya dia orang asing; bapaknya seorang Edom dan ibunya seorang puteri Raja Arab. Herodes sama sekali tidak punya hak atas takhtanya.

Akibatnya, tahta Herodes sangat goyah, dan dia hidup dalam ketakutan ter-hadap pesaing. Jika ia melihat seseorang, orang itu segera dihabisinya. Dia membunuh isterínya, Mariane; ibunya, Aleksandra; dan ketiga puteranya, Anistobulus, Aleksander, dan Antipater. Dia membunuh lebih dari setengah anggota Sanhedrin dan banyak paman, saudara sepupu, dan kerabat lain. Tidak mengherankan jika Josefus, sejarawan Yahudi, menyebutnya “monster yang tak punya belas kasihan”, bahkan Kaisar Agustus mengatakan bahwa lebih aman menjadi babi Herodes ketimbang menjadi puteranya. Dengan bahasa kita, dia menderita paranoia berat. Dan sekarang para Majus tiba dan bertanya kepadanya di mana Dia yang lahir sebagai “Raja orang Yahudi”. Lho, bukankah dia, Herodes, yang raja orang Yahudi; lalu siapa penuntut ini ?

Secara prinsip, situasi yang sama terjadi pada masa kini. Banyak orang menganggap Yesus pesaing, Orang yang menyusahkan, memalukan, dan apa yang C.S. Lewis sebut sebagai “tukang campur tangan transenden”. Jadi, kita dihadapkan pada dua pilihan. Apakah kita akan melihat Yesus sebagai ancaman dan bertekad seperti Herodes untuk menghabisi Dia, atau kita melihat Dia sebagai Raja atas segala Raja dan bertekad seperti orang Majus untuk menyembah Dia? Bacaan lanjut: Mat 2:7-12

Bacaan Alkitab setahun: 1 Tawarikh 25-27

Note :

A

. Sabtu, 30 April 2016 MURKA HERODES

Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia—Mat 2:13

Page 35: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

1.HORMATILAH IBU ANAK-ANAK ANDA. Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan Ayah bagi anak-anaknya adalah menghormati Ibu mereka. Kalau Anda menikah, jagalah pernikahan Anda agar tetap kuat dan penuh vitalitas. 2. LEWATKANLAH WAKTU BERSAMA ANAK-ANAK ANDA. Bagaimana seorang Ayah melewatkan waktunya mengatakan apa yang penting baginya. Kalau Anda tampaknya selalu terlalu sibuk untuk anak-anak Anda, mereka akan merasa ditelantar-kan, apapun yang Anda katakan. 3. UPAYAKANLAH HAK UNTUK DIDENGARKAN. Terlalu sering satu-satunya saat sang Ayah bicara kepada anak-anaknya adalah ketika mereka melakukan suatu kesalahan. Mulailah bicara kepada anak-anak ketika mereka masih kecil, sehingga topik-topik sulit akan lebih mudah ditangani ketika mereka semakin besar. Luangkan-lah waktu dan dengarkanlah ide-ide serta persoalan-persoalan mereka. 4. DISIPLINKANLAH DENGAN KASIH. Semua anak butuh bimbingan dan pendisiplinan, bukan sebagai hukuman, melainkan untuk menetapkan batasan-batasan yang masuk akal. Ingatkanlah anak-anak Anda akan ganjaran perbuatan mereka dan berikanlah imbalan yang berarti atas perilaku yang diinginkan. 5. JADILAH GURU. Terlalu banyak Ayah yang menganggap bahwa mengajar adalah urusan orang lain. Namun seorang Ayah yang mengajari anak-anaknya tentang yang benar dan yang salah serta men-dorong mereka untuk melakukan yang terbaik akan melihat anak-anaknya mengambil pilihan yang baik.

10 Cara Menjadi Ayah yang Hebat

Page 36: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

5. MODEL PERAN. Para Ayah adalah model peran bagi anak-anaknya, entah mereka menyadarinya atau tidak. Seorang anak perempuan yang melewatkan waktu dengan Ayahnya yang penuh kasih tumbuh dengan pengetahuan bahwa ia pantas diperlakukan dengan hormat oleh anak-anak lelaki, dan apa yang harus dicarinya dalam diri seorang suami. Para Ayah dapat mengajari putera-puteranya apa yang penting dalam kehidupan ini dengan mendemonstrasikan kejujuran, kerendahan hati, dan tanggung jawab. 7. MAKANLAH BERSAMA-SAMA KELUARGA. Makan bersama-sama (sarapan, makan siang, atau makan malam) bisa menjadi bagian penting dari kehidupan keluarga yang sehat. Selain memberikan struktur pada hari yang sibuk, ini juga memberi anak-anak peluang untuk membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan. 8, BACAKANLAH CERITA BAGI ANAK-ANAK ANDA. Mulailah membacakan cerita bagi anak-anak semenjak mereka masih kecil. Setelah mereka lebih besar, doronglah mereka untuk membaca sendiri. Me-nanamkan kecintaan untuk membaca adalah salah satu cara terbaik untuk memas-tikan anak-anak Anda mengalami pertumbuhan pribadi maupun karir seumur hidup. 9. PERLIHATKANLAH KASIH SAYANG ANDA. Anak-anak butuh ketenteraman yang berasal dari mengetahui bahwa mereka di-inginkan, mereka diterima, dan dikasihi oleh keluarga. Orangtua, terutama para Ayah, perlu membiasakan diri merangkul anak-anaknya. Memperlihatkan kasih sayang setiap harinya adalah cara terbaik untuk memberitahu mereka bahwa Anda sayang kepada mereka. 10. SADARLAH BAHWA TUGAS SEBAGAI AYAH TIDAK PERNAH SELESAI. Bahkan setelah anak-anak besar dan siap meninggalkan ru-mahpun, mereka akan tetap mencari hikmat serta nasihat dari Ayahnya. Entah soal meneruskan pendidikan, pekerjaan baru, atau pernikahan, para Ayah terus memainkan peran penting dalam kehidupan anak-anak mereka sementara mereka bertumbuh dan, mungkin, menikah dan mem-bangun keluarga sendiri.

Source: http://artikel.sabda.org/

Page 37: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

1 Bersukacita senantiasa ; Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.amsal 17:22

2 Berusahalah menjaga kekudusan dan mengejar kebenaran dalam tingkah laku;

Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka. Mazmur 107:17

3 Perkatakan sesuatu yang baik dan positif Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Amsal 16:24

4 Jangan menyimpan sakit hati ;

Tips Hidup Sehat Secara Alkitabiah

· Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati. Ayub 5:2 · Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan. Ayub 21:25 · Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku. Mazmur 6:7

Page 38: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

5 "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. Kemudian penjenang itu selalu mengambil ma-kanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka. Daniel 1:12-16

Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat." Yehezkiel 47:12

6 Banyak makan buah-buahan

7 Makanlah Madu · Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedok-nya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi. 1 Samuel 14:27 · Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu. Amsal 24:13

5 Banyak makan sayuran

Page 39: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016
Page 40: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016
Page 41: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

Sdr Obeth 4/4 Ibu Juju 12/4 Bpk Akwet 16/4 Ibu Cing Lan 17/4 Ibu Mei Tjen 18/4 Ibu lie Dede 18/4 Ibu Anna P 21/4 Ibu Lenny C 30/4 Sdr Risky 30/4

Suatu hari seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisan terbaiknya dan rencananya akan dipamerkan pada saat pernikahan Putri Diana. Ketika menyelesaikan lukisannya ia sangat senang dan terus memandangi lukisannya yang berukuran 2×8 m. Sambil memandangi, ia berjalan mundur dan ketika berjalan mundur ia tidak melihat ke belakang. Ia terus berjalan mundur dan di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia bisa mengakhiri hidupnya. Seseorang melihat pemandangan tersebut dan bermaksud untuk berteriak mem-peringatkan pelukis tersebut, tapi tidak jadi karena dia khawatir si pelukis tersebut malah bisa jatuh ketika kaget mendengar teriakannya. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak. Tentu saja pelukis tersebut sangat marah dan berjalan maju hendak memukul orang tersebut. Tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh. Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari indah yang kita idamkan. Tetapi kadangkala rencana itu tidak bisa terlaksana karena Tuhan punya maksud lain yang lebih baik. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap TUHAN atau juga terhadap orang lain. Tapi perlu kita ketahui TUHAN selalu menyediakan yang terbaik. Dia melihat segala apa yang tidak kita lihat. Source: http://renungan-harian.com/

KISAH SEORANG PELUKIS

Page 42: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016

SELAMAT DATANG Di Keluarga Allah GBI Poris Indah Blok E/217 TUHAN YESUS MENGASIHI SAUDARA

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Al-

lah.” (Efesus 2:19) “SELAMAT BERGABUNG”

GBI PORIS INDAH 2016 VISI : HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH MISI : Setiap jemaat memiliki hubungan yang benar, intim dan hidup dengan Allah Target : 1. Jemaat membaca Alkitab (4M) setiap hari dan membaca keseluruhan Alkitab (K-W) 1x1 tahu 2. Jemaat berdoa kepada Allah setiap hari secara pribadi,bersama komunitas dan bersyaat 3. Jemaat menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran, setiap hari saat melakukan iba-dah 4. Jemaat siap dimuridkan dan memuridkan. 5. Jemaat hidup bertanggung jawab terhadap anggota keluarga, sesama jemaat dan masyarakat agar dapat menjadi saksi-Nya. 6. Jemaat melakukan PI di : keluarganya, profesi dan dimana saja untuk menjangkau jiwa bagi sorga. 7. Jemaat tumbuh dewasa, elit, militant dan radikal bagi gereja dan jemaat-Ny 8. Jemaat meningkatkan SDM, profesionalisme kreaaktivitas, dinamisme sesuai nilai kera-jaan sorga

NOMOR REKENING GBI PORIS INDAH E. 217 Rek. Umum / Operasional Gereja A/n Terry Halim No. Rek. 5940085545 KCP Poris Indah Rek. Pembangunan / Sarana-Prasarana A/n Liberus Koridama No. Rek. 5940077241

STRUKTUR ORGANISASI GBI PORIS INDAH GEMBALA / BAPAK IBU ROHANI Pdt. Liberus Koridama, S. PAK Pdm. Susy TIM PENGGEMBALAAN Pdm. Sulistiono Pdp. Timotius Darwin KOORDINATOR BIDANG: Didaskalia / Pengajaran: Melky Z./ Rika Rahayu Pastoral / Penggembalaan : Sulistiono Diakonia / Pelayanan : Catherina L Marturia / Penginjilan: Timotius Darwin Koinonia / Persekutuan : Sulistiono Liturgia / Ibadah Raya : Alandri / Meta J Penatalayanan: Melly Kwee Sarana Prasarana : Terry Halim & Obeth Multi Media : Fransisca

Sepuluh persyaratan menjadi Pelayan Kristen 1. Mengenai Allah

2. Mengenal pelayanannya 3. Mengenal dirinya 4. Memberi Teladan 5. Memberi perhatian 6. Berkomunikasi dengan baik 7. Memuridkan orang lain 8. Memotivasi orang lain 9. Menyelesaikan masalah 10. Menerima tanggung jawab

By Bonar Mangunsong BULETIN @ ONLINE

Edisi Februari 2016 issuu.com/multimediagbiporisindah/docs/buletin_umum_feb_2016 Edisi Maret 2016 issuu.com/multimediagbiporisindah/docs/buletin_umum_mar_2016 KONTAK REDAKSI

Menerima artikel/ kritik/ saran / dll Email: [email protected]

Page 43: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016
Page 44: Buletin GBI Poris Indah Edisi April 2016