buletin - aplindoaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/buletin-aplindo-431.pdf · dan...

35
BULETIN APLINDO N0.43/2015, Januari - Maret 2015 Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lantai 3 Ruang 303A Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Telp. 021.573 3832 ; 571 0486; Fax : 021.572 1328 Email : [email protected] Web Site : www.aplindo.web.id APLINDO

Upload: trinhnhi

Post on 05-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN APLINDO N0.43/2015, Januari - Maret 2015

Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia

Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lantai 3 Ruang 303A

Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270

Telp. 021.573 3832 ; 571 0486; Fax : 021.572 1328

Email : [email protected] Web Site : www.aplindo.web.id

APLINDO

Page 2: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

1

DAFTAR ISI

No. Uraian Halaman

1. Pengantar Redaksi 2

2. Tarif Listrik Batal Naik 3

3. Peraturan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

yang memberatkan industri

5

4. Penataan Pasokan Gas untuk Industri yang Berdaya Saing 11

5. Usulan Penurunan Harga Gas Bumi 15

7. 48th Census of World Casting Production: Steady Growth in Global

Output

22

8. Direct Pour Vs. Traditional Gating 24

9. Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BKP 25

10. Data Kendaraan Bermotor

1. Data kendaraan bermotor roda 4 Di Indonesia & ASEAN 2. Data kendaraan bermotor roda 2 Di Indonesia & ASEAN

26

27

11. Informasi Umum dan Pameran

1. Website pemerintah yang dapat diakses 2. Website Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia 3. Website Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia

4. Pameran dan Seminar

28 29 29

29

12. Guntingan Koran :

Mahalnya harga minim pasokan

Harga gas industri diusulkan turun

Usul penurunan harga gas dieksekusi 2016

32

34

35

Page 3: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

2

Pengantar Redaksi

Pada edisi 43/2015 ini, membahas mengenai pembatalan Kenaikan Tarif Tenaga Listrik

(TTL) yang telah dikukuhkan berdasarkan landasan Peraturan Menteri ESDM Nomor 31

Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Keputusan ini ,

sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo untuk menunda kenaikan TDL, disebabkan

adanya penurunan harga minyak dunia.

Fenomena usulan penurunan harga terkait dengan harga minyak, terjadi pula pada harga

gas bumi domestik, dimana harga gas bumi domestik mencapai harga 9,2 USD/MMBTU dan

LNG sebesar 17-18 USD/MMBTU dan kondisi industri domestik saat ini terhimpit oleh banyak

tekanan antara lain persaingan global dan kawasan yang sudah dimulai seperti Masyarakat

Ekonomi ASEAN, naiknya upah minimum regional, terdepresiasinya nilai rupiah terhadap

dollar, biaya logistik di Indonesia dan rencana kenaikan tarif tenaga listrik dengan demikian,

bisa dipastikan biaya produksi industri di Indonesia tinggi dan menjadikan produk-produk

Indonesia tidak memiliki daya saing di pasar internasional dan kurang kompetitif dalam hal

harga. Oleh sebab itu industri yang menggunakan gas meminta untuk adanya penurunan

harga gas dalam negeri agar industri akan mampu bersaing dan telah direspon oleh

Kementerian Perindustrian dengan menyiapkan beberapa skenario penurunan harga gas

dengan keuntungan dan kerugiannya.

Dalam edisi kini dimuat sensus produk casting di dunia yang mengambarkan perkembangan

dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di Indonesia

dan ASEAN.

Selanjutnya kami mengharapkan agar buletin ini menjadi media antar anggota maupun

antar industri pengecoran didalam negeri dan diluar negeri. Harapan kami, seluruh anggota

dapat mengisi buletin ini menjadi kenyataan.

Redaksi buletin APLINDO menghimbau anggota APLINDO berpartisipasi dalam mengisi

tulisan/artikel, data maupun informasi lain yang berhubungan dengan industri pengecoran

logam. Naskah tulisan/artikel dapat dikirim ke sekretariat APLINDO, melalui email ataupun

fax.

Redaksi

Page 4: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

3

Tarif Listrik Batal Naik

Sebagaimana diketahui berdasarkan landasan Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun

2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perusahaan Listrik Negara, PT PLN (Persero) akan menerapan penyesuaian tarif tenaga

listrik untuk 12 golongan pelanggan tarif non subsidi tertentu yang mulai berlaku 1 Januari

2015. Tariff adjustment ini dilakukan berdasarkan tiga indikator yang mempengaruhi biaya

pokok penyediaan listrik, yaitu harga minyak Indonesia (ICP, Indonesia Crude Palm), kurs

dolar, dan tingkat inflasi. Dengan demikian, harga listrik tiap bulan dapat berubah naik dan

turun.

Berikut ini daftar 12 golongan pelanggan tarif nonsubsidi.

1. Rumah Tangga R-1/TR daya 1.300 Va.

2. Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200 Va.

3. Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 Va.

4. Rumah Tangga R3/TR daya 6.600 Va ke atas.

5. Bisnis B-2/TR daya 6.600 va s/d 200 kVa.

6. Bisnis B-3/TM daya di atas 200 kVa.

7. Industri I-3/TM daya di atas 200 kVa.

8. Industri I-4 /TT di atas daya 30.000 kVa.

9. Kantor pemerintah P-1/TR daya 6.600 Va.

10. Kantor pemerintah P-2/TM di atas 200 kVa.

11. Penerangan jalan umum P-3/TR.

12. Layanan khusus TR/TM/TT.

Dari 12 golongan tersebut, empat di antaranya sudah diberlakukan tariff adjustment sejak

Mei 2014, yaitu rumah tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas, bisnis B-2/TR daya 6.600 VA

sampai 200 kVA, bisnis B-3/tegangan menengah (TM) daya di atas 200 kVA, dan kantor

pemerintah P-1/TR daya 6.600 VA sampai 200 kVA.

PT PLN (Persero) akhirnya membatalkan kenaikan tarif dasar listrik untuk 12 golongan yang

sedianya akan dilakukan per 1 Januari 2015.

Page 5: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

4

Dengan pembatalan kenaikan tarif dasar listrik ini maka tarif dasar listrik di tahun 2015 ini

tetap menggunakan harga penyesuaian pada 1 November 2014, berikut adalah kenaikan

yang sempat terjadi di tahun 2014 :

1. Untuk golongan I-3, tarif semula Rp 864 per kWh akan naik menjadi Rp 964 per

kWh. Pada 1 September 2014, tarif akan naik lagi menjadi Rp 1.075 per kWh, dan

per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.200/kWh.

2. Untuk golongan R-2 dengan 3.500 VA hingga 5.500 VA, tarif semula Rp 1.145 per

kWh akan naik menjadi Rp 1.210 per kWh. Per 1 September 2014 tarif ini akan naik

lagi menjadi Rp 1.279/kWh, dan per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp

1.352/kWh.

3. Untuk golongan R-1 dengan kapasitas 2.200 VA, tarif semula Rp 1.004 per kWh

akan naik menjadi Rp 1.109/kWh. Lalu, per 1 September 2014 naik lagi menjadi Rp

1.224/kWh, dan per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.353/kWh.

4. Untuk golongan R-1 dengan kapasitas 1.300 VA, tarif semula Rp 997 per kWh akan

naik menjadi Rp 1.090/kWh. Per 1 September 2014, tarif ini naik lagi menjadi Rp

1.214/kWh, dan kembali naik pada 1 November 2014 menjadi Rp 1.352/kWh.

5. Untuk golongan P-3, dari Rp 864 per kWh naik menjadi Rp 1.104/kWh. Per 1

September 2014 naik lagi menjadi Rp 1.221/kWh, lalu per 1 November 2014 kembali

naik menjadi Rp 1.352/kWh.

6. Untuk golongan P-2 dengan kapasitas di atas 200 kVA, tarif semula Rp 1.062 per

kWh naik menjadi Rp 1.081/kWh. Per 1 September 2014 naik lagi menjadi Rp 1.139

per kWh, lalu per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.200 per kWh.

Demikianlah daftar kenaikan tarif dasar listrik yang berlaku efektif mulai 1 januari 2015,

untuk golongan rumah tangga dengan daya 450va dan 900va tidak mengalami kenaikan

karena masih banyak golongan tidak mampu yang menggunakan daya tersebut.

Page 6: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

5

Peraturan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang memberatkan industri

Upaya Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan ekspor dan kinerja industri Indonesia

terancam gagal dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 yang mengatur

pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Dalam PP itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

mengkategorikan limbah pasir foundry di industri pengecoran logam, slag di industri

peleburan logam, Fly ash (FA) dan Bottom ash (BA) di Industri petrokimia dan lain-lain

sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Pasir foundry merupakan bahan yang digunakan dalam membuat cetakan untuk industri

pengecoran logam ferro maupun non ferro dan dapat digunakan beberapa kali hingga tidak

dapat digunakan kembali. Masuknya pasir foundry dalam daftar limbah B3 membuat industri

pengecoran logam terhambat, merugikan perusahaan dan menimbulkan biaya tinggi

sehingga tidak memiliki daya saing.

Penerapan PP tersebut akan memberikan pengaruh besar pada sektor industri terutama

industri pengecoran logam sudah dipastikan akan mendapatkan rapor merah atau hitam

untuk audit proper oleh Kementerian LHK dan industri wajib menyediakan lahan untuk

daerah penampungan, padahal pasir foundry sudah diteliti dan bisa dimanfaatkan untuk

bahan konstruksi dan lanskap.

Di negara-negara lain seperti di ASEAN, bahkan Amerika Serikat sebagai negara maju yang

dikenal dengan peraturan yang sangat ketat dalam hal lingkungan hidup tidak

memberlakukan pasir foundry sebagai limbah B3 dan melalui lembaga lingkungannya yaitu

Environmental Protection Agency/EP (lihat halaman 6 dan 7) mengeluarkan pernyataan

bahwa pasir foundry yang dihasilkan oleh industri pengecoran logam dari membuat cetakan

tidak berbahaya, aman dan ekonomis.

Pertemuan dengan Menteri Perindustrian

Dalam upaya mengeluarkan pasir foundry dari daftar lampiran limbah B3 dari PP 101 tahun

2014, APLINDO dan beberapa anggota bertemu dengan Menteri Perindustrian sebagai

Pembina dari industri pada tanggal 30 Januari 2015

Dalam pertemuan dengan Menteri Perindustrian, Ketua Aplindo menyampaikan

pengantarnya mengenai pasir foundry yang masuk dalam daftar limbah B3 dan kronologis

Page 7: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

6

Page 8: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

7

Page 9: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

8

Basel Convention menyatakan agar memantau perpindahan lintas batas antar negara

limbah B3 dapat diawasi.

Walaupun Indonesia meratifikasi Basel Convention , Indonesia masih menerbitkan UU no.23

tahun 1997 dan dalam pelaksanaannya pada PP no.19 tahun 1994 tercantum bahwa proses

foundry termasuk kegiatan dikategorikan limbah B3.

Kemudian PP no. 19 disempurnakan menjadi PP no.18 pada awal tahun 1999 yang

disempurnakan kembali menjadi PP no.85 diakhir tahun 1999.

Sementara itu UU no.23 tahun 1997 direvisi dengan terbitnya UU no.32 tahun 2009

walaupun dalam keadaan recess.

Draft PP, pelaksana dari UU no.32 tahun 2009 masih dicantumkan bahwa pasir foundry

merupakan limbah B3. Dengan tercantum pasir foundry sebagai limbah B3 maka

penangannan, penimbunan, pengangkutan pasir foundry harus mendapatkan ijin dari LH

sehingga menambah biaya dari pengecoran logam Indonesia yang mana industri ini adalah

industri hulu dari logam.

Industri besi baja prosesnya ada 3 macam :

1. Rolling mills, yang menghasilkan plat atau lembaran

2. Extrusion, yang menghasilkan profil dan besi beton

3. Pengecoran dan forging, yang langsung membuat barang dengan bentuk canggih.

Sementara PP ini belum keluar, pada tanggal 28 Januari 2015 Menteri Lingkungan Hidup

dan dan Kehutanan menyatakan no. 32 tahun 2009 akan direvisi, oleh karena itu APLINDO

mohon kepada Menteri Perindustrian agar APLINDO dapat di ikut sertakan pada

perancangan PP tersebut dan memberi kesempatan yang lain untuk mengungkapkan

permasalah yang dihadapi industri pengecoran saat ini, antara lain :

Pasir foundry adalah pasir yang digunakan dalam membuat cetakan dan dapat

digunakan beberapa kali. Di Indonesia pasir foundry masuk sebagai limbah B3

sedangkan di negara-negara lain bukan limbah B3 bahkan Amerika Serikat sebagai

negara maju melalui Environmental Protection Agency (EPA) menyatakan bahwa pasir

foundry yang dihasilkan oleh industri pengecoran logam dari membuat cetakan tidak

berbahaya, aman dan ekonomis.

Masuknya pasir foundry dalam daftar limbah B3 membuat industri pengecoran logam

terhambat, merugikan perusahaan dan menimbulkan biaya tinggi sehingga tidak

memiliki daya saing.

Saat ini Indonesia telah memiliki industri pengolahan/recycle pasir foundry (PT Tochu

Silika Indonesia) yang menghasilkan RCA (Resin Coated Sand) namun terkendala ijin

Page 10: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

9

pengolahan, pengangkutan dan penampungan limbah B3 dari Kementerian LH sehingga

membuat biaya tinggi dan hasil recycle pasir foundry menjadi mahal dan tidak

kompetitif.

Selain dari permasalah pasir foundry juga disampaikan permasalahan lainnya, yaitu :

PT Growth Asia adalah industri pengecoran logam steel casting dengan kapasitas 5.000

ton/bulan dengan kebutuhan pasir foundry sebesar 100 ton/hari dan telah menerima 7

kali penghargaan primaniyarta dari Presiden yang belum sekalipun menerima insentif

dari Pemerintah. Kondisi saat ini, industri-industri di Sumatera Utara masih terkendala

dengan keterbatasan energy listrik.

Dalam upaya peningkatan ekspor, industri pengecoran logam perlu diikutsertakan

dalam ajang pameran internasinal dengan biaya Pemerintah seperti pameran Gifa di

German.

Industri pengolahan timah hitam (PT Muhtomas, IMLI dan NFU) merupakan industri

daur ulang aki bekas, semenjak diberlakukannya UU no.23/1997 hingga saat ini

mengalami kekurangan bahan baku aki bekas akibat pelarangan impor aki bekas.

Dengan terhentinya impor aki bekas menjadikan aki bekas di dalam negeri menjadi

mahal dan sekarang kepolisian merajia toko-toko penjualan aki yang menawarkan

kepada pembeli untuk menukar aki bekasnya yang menyimpan aki bekas lebih dari 10

buah aki dengan alasan penimbunan limbah B3, untuk itu kami mohon agar impor aki

bekas ke dalam negeri dibuka kembali.

Ekspor aki ke eropa dikenakan pajak lingkungan sebesar 8% sedangkan aki yang

masuk ke Indonesia tidak dikenakan pajak lingkungan.

TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) Sangat membantu industri dalam

pembangunan suatu proyek di dalam negeri, namun masa berlakunya TKDN sangat

pendek yakni 2 tahun karena pada saat tender untuk pengadaan atau proyek,

perusahaan yang ikut tender belum tentu menang. Biaya yang dikeluarkan guna

mendapatkan sertifikasi TKDN untuk 1 (satu) produk sebesar Rp.15 juta sehingga

dirasakan oleh industri cukup mahal.

Kebutuhan scrap bahan baku untuk industri pengecoran baik scrap besi, alumunium,

tembaga agar dikenakan Bea Keluar jangan 0% karena China menerapkan Bea Keluar

untuk scrap sebagai bahan baku.

Dalam pertemuan ini, Menteri Perindustrian didampingi oleh Dirjen BIM, Bapak Harjanto

yang memberikan penjelasan secara gamblang bahwa :

Page 11: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

10

Masuknya pasir foundry sebagai limbah B3 juga dialami oleh industri peleburan baja

yaitu slag baja yang dihasilkan industri peleburan logam sebagai limbah B3.

Terjadi kelangkaan bahan baku skrap akibat banyak kontainer scrap impor tertahan di

pelabuhan mencapai lebih dari 1.000 kontainar yang dinyatakan oleh LH terkontaminasi

B3. Padahal, banyak industri peleburan dan pengecoran yang bahan bakunya

tergantung pada scrap impor.

Dengan adanya peraturan ini diindikasikan ada modus operandi dari instansi lain untuk

mencari keuntungan dan ajang pemerasan terhadap industri.

Kondisi ini akan menyebabkan terhambatnya target pertumbuhan industri sebesar

6,1%.

Untuk memenuhi kebutuhan skrap yang terus meningkat di dalam negeri, dibutuhkan

kebijakan untuk menghambatnya dengan mengenaikan Bea Keluar untuk scrap.

Setelah Menteri Perindustrian mendengarkan penjelasan dari Dirjen BIM dan dari APLINDO,

Menteri Perindustrian berjanji akan bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan membahas permasalahan pasir foundry dan permasalahan lainnya yang

menghambat industri berkaitan dengan limbah B3.

Beleid Pengecualian limbah B3

Adanya pasal 191 Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 mengenai Pengecualian

Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup tengah menyiapkan

rancangan Peraturan Menteri yang mengatur mekanisme pengecualian limbah B3 yang

digunakan untuk industri sebagai pembuktian bahwa pengelolaan limbahnya tidak tergolong

B3, namun dalam pengurusan perizinan pengecualian B3 tersebut dibuat per-perusahaan

bukan per-kelompok.

Permen ini tersebut akan mengatur tata cara sampling limbah, kewajiban analisis, tata cara

laboraturium hingga pengontrolan tata cara penangganan limbah.

Page 12: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

11

Penataan Pasokan Gas untuk Industri yang Berdaya Saing Oleh: Achmad Safiun

Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB)

Penelisikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan penyimpangan kontrak

Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, Kabupaten

Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menjadikan sebuah bukti yang memperlihatkan lemahnya

tata niaga gas di Indonesia. Pengaturan komoditas yang seharusnya membawa manfaat

sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, masih rawan disusupi praktik-praktik tidak

terpuji yang dilakukan para mafia migas. Selain merugikan negara, praktik mafia migas

semacam ini akhirnya harus ditanggung pula oleh rakyat berupa harga gas yang mahal.

Selain itu, alokasi gas turut kacau sehingga banyak konsumen yang mengeluhkan

kelangkaan.

Gambar.1 Cadangan Indonesia Per 1 Januari

Sumber : ESDM

Gas bumi sebetulnya merupakan salah satu energi potensial di Indonesia. Per 1 Januari

2013, Jumlah cadangan gas alam mencapai 150,39 trilun kaki kubik (TCF) yang terdiri atas

cadangan terbukti 101,54 TCF dan cadangan potensial 48,85 TCF. Dari jumlah cadangan

itu, produksinya baru mencapai 2,98 TCF. Fakta ini dapat dipahami karena selama ini

pemerintah dan kontraktor migas lebih banyak melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak

ketimbang gas. Pemerintah tidak mempunyai peta jalan (road map) dalam jangka panjang

untuk menggantikan porsi minyak bumi dengan energi lain termasuk

gas sehingga ketergantungan minyak bumi dalam bauran energi masih tinggi.

Page 13: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

12

Namun, situasi ini kemungkinan akan berubah karena proyek hulu migas di tahun-tahun

mendatang akan didominasi oleh proyek gas dan berada di wilayah offshore. Hanya saja,

pemerintah dan SKK Migas harus menjaga agar investasi tetap kondusif, salah satunya

dengan memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi investasi. Selama ini, pemerintah

dan SKK Migas cenderung buang badan ketika KKKS menghadapi masalah hukum, padahal

semua rencana kerja dan kontrak-kontrak yang dilakukan KKKS sudah atas sepengetahuan

dan persetujuan pemerintah dan SKK Migas.

Dari sedikit gas bumi yang telah dieksplorasi kemudian dimanfaatkan untuk berbagai macam

kebutuhan. Dari perkiraan pemanfaatan gas bumi Indonesia sebesar 7.890 milliar british

thermal unit (BBTUD) pada 2013, sebesar 36% diekspor dalam bentuk LNG, 13% diekspor

melalui pipa, industri sebesar 18%, listrik 14%, LPG 4%, pupuk 8%, LNG domestik 2%, dan

sedikit untuk jaringan gas kota. Adanya ketimpangan alokasi gas ini, dimana sebagian

Sumber : SKK-MIGAS

besar gas untuk memenuhi pasar internasional, menyebabkan pasokan di dalam negeri –

seperti yang dialami kalangan industri – dalam jangka pendek maupun jangka panjang tidak

terjamin.

Selama ini, industri memperoleh pasokan gas bumi berasal PT Perusahaan Gas Negara

(PGN) Tbk sebagai penyalur. Dalam eksekusi melalui lelang, besarnya volume gas tersebut

sepenuhnya berada dalam wewenang SKK Migas dan kontraktor migas. Praktiknya, pasokan

gas ke PGN selalu lebih sedikit dari kebutuhan sehingga PGN pun lebih selektif menyalurkan

gas tersebut. Rata-rata industri nasional hanya memperoleh pasokan gas bumi sebesar

50% dari kebutuhan riilnya. Akibatnya, sulit bagi industri melakukan ekspansi bisnis karena

pasokan gas menjadi penentu keberhasilan proses produksi.

Page 14: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

13

Padahal ada karakter industri yang sensitif terhadap pasokan gas bumi. Misalnya, industri

keramik yang memerlukan gas sebagai pembakar. Kesinambungan pasokan energi gas tidak

hanya berfungsi sebagai bahan bakar pembangkit, namun penentu kualitas hasil akhir

produk keramik. Sebagai solusinya industri terpaksa membeli solar sebagai sumber energi

50%-60% lebih mahal dari gas karena bagi pengusaha industri harus lebih terus berjalan,

meski biaya operasi jadi lebih tinggi dan daya saing produknya melemah.

Pemerintah harus segera mengantisipasi persoalan tersebut. Apalagi, kebutuhan gas bumi

untuk dalam negeri bakal terus bertambah. Kebutuhan industri, misalnya, jika pada 2014

kebutuhan gas untuk bahan baku industri hanya mencapai 1.068,22 MMSCFD, pada 2020

diproyeksikan melonjak mencapai 1.736,22 MMSCFD. Kebutuhan gas bumi untuk bahan

bakar untuk periode yang sama bertambah dari 1.132,54 MMSCFD menjadi 1.257,01

MMSCFD.

Ketimpangan alokasi gas bumi untuk domestik dan ekspor tidak akan pernah terselesaikan

apabila infrastruktur gas terus terbengkalai. Indonesia tidak memiliki kilang pengolahan

yang mencukupi sementara jaringan pipa gas sangat terbatas. Kita berharap proyek-proyek

infrastruktur seperti Floating Storage Regasification (FSRU) segera rampung; dan jaringan

pipa transmisi Trans Java, Kalimantan – Jawa (Kalija) I dan II dapat diselesaikan tepat

waktu. Penuntasan jaringan pipa distribusi sepanjang tidak kurang dari 3.900 kilometer juga

sangat dinantikan agar gas alam makin dapat dinikmati oleh masyarakat. Jaringan pipa

sepanjang ini akan dapat melayani 88.134 pelanggan industri, komersial, UMKM, dan rumah

tangga.

Pembangunan infrastruktur gas bumi tersebut tidak akan dapat dilakukan apabila semuanya

mengandalkan pendanaan pemerintah meskipun pemerintah pada saat ini memiliki sedikit

dana segar hasil penghematan subsidi bahan bakar. Pemerintah telah menyiapkan dana

sebesar Rp 3,4 triliun guna membangun infrastruktur gas bumi nasional. Namun, perbaikan

infrstruktur ini untuk mempercepat program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan

bakar gas (BBG). Pemerintah rencananya akan menambah panjang jaringan pipa, kilang

dan terminal regasifikasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), SPBG, hingga jaringan

gas untuk rumah tangga.

Artinya, berbagai pihak harus terlibat dalam pembangunan infrastruktur ini. Pemerintah

harus mewajibkan bahkan memaksa perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha niaga

gas bumi ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur gas bumi. Anehnya, pada

Page 15: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

14

saat ini perusahaan yang telah mendapatkan izim usaha niaga gas faktanya tidak memiliki

fasilitas jaringan distribusi kemudian dijual lagi kepada PGN. Mereka bertindak

sebagai trader atau pemburu rente belaka.

Ketiadaan infrastruktur gas ini juga menyebabkan harga gas untuk industri di Tanah Air

masih lebih mahal ketimbang Singapura, meskipun negara pulau itu tidak memiliki ladang

gas sendiri, atau Malaysia. Harga gas untuk industri di Singapura berkisari US$3,06-US$3,87

per MMBTU sementara harga gas di Indonesia di kisaran US$7,90 per MMBTU. Adapun

harga gas di Malaysia untuk industri hanya US$2,87-US$3,58 per MMBTU dan untuk

perusahaan listrik US$3,56. Harga gas di Indonesia menjadi mahal karena dalam pengiriman

gas dalam bentuk gas alam menjadi cair (LNG). Perubahan tersebut membutuhkan biaya.

Singapura mengimpor gas dari Sumatera Selatan melalui pipa milik PT Trans Gas Indonesia

(TGI).

Dengan akan diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun ini, mahalnya

harga gas ini akan tidak menguntungkan bagi kalangan industri karena diyakini tidak

mampu bersaing dengan produk impor. Apalagi, beban operasional perusahaan makin

meningkat akibat berbagai komponen seperti upah buruh dan tarif dasar listrik yang terus

naik. Para pengusaha di dalam negeri pada saat ini juga tertekan akibat penurunan nilai

tukar rupiah terhadap dolar AS.

Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mengusulkan kepada pemerintah baru di

bawah pimpinan Presiden Joko Widodo adanya kebijakan agar energi, khususnya migas,

diberlakukan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan tidak dianggap sebagai

komoditi pemungut revenue. Dengan kebijakan ini diharapkan kontribusi industri

manufaktur non-migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan meningkat, menarik

investor ke dalam industri manufaktur non-migas secara langsung atau tidak langsung,

meningkatkan penyerapan tenaga kerja, serta meningkatkan daya saing produk industri

manufaktur non-migas. Setidaknya, daya saing produk industri kita harus ditingkatkan

setara dengan Malaysia dan Singapura.(*)

Page 16: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

15

Usulan Penurunan Harga Gas Bumi

Fenomena menarik tentang harga minyak dan gas dunia yang turus menurun membuat

semakin yakin bahwa harga minyak dunia bukan sesuatu yang ditentukan secara murni oleh

mekanisme pasar dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa segala sesuatu itu berkaitan

dan harga minyak bumi yang terus turun pasti berdampak pada Indonesia.

Melihat kondisi harga minyak yang terjun bebas ini yaitu harga terus turun di bawah 50

USD/barel, Indonesia mulai memberikan respon bahwa defisit neraca Anggaran dikarenakan

oleh import BBM yang besar sehingga perlu untuk melakukan penghematan, konversi ke

bahan bakar lain atau analisis perlunya segera mencabut subsidi BBM untuk memberi ruang

gerak pertumbuhan ekonomi, sehingga dilakukan kenaikan BBM di bulan November 2014

dari Rp 6.500,- menjadi Rp. 8.500,- per liter dan fenomena „terjun bebas‟ harga minyak,

pemerintah memberikan respon dengan bentuk menurunkan harga BBM menjadi Rp 7.600,-

dan dievaluasi secara berkala tiap 2 minggu dengan memperhatikan perkembangan pasar..

Perkembangan harga gas dunia juga mengalami penurunan yang dipicu dengan penemuan

energi baru yakni shale gas dan shale oil oleh Amerika Serikat yang diperkirakan terdapat

sekitar 1.000 triliun kaki kubik shale gas yang cukup untuk memasok gas alam untuk USA

selama 50 tahun atau lebih dengan tikat harga berada pada kisaran 3-4 USD/MMBTU.

Sementara harga gas bumi ke Jepang yang semula mencapai harga 17 USD/MMBTU kini

turun mencapai 7 USD/MMBTU (sumber : World LNG : estimate landed March price 2015).

Di Indonesia harga gas bumi mencapai harga 9,2 USD/MMBTU dan LNG sebesar 17-18

USD/MMBTU. Untuk harga gas di Indonesia saat ini ditentukan oleh negara. Harga beli di

hulu ditetapkan oleh Menteri atas rekomendasi dari SKK Migas, kemudian penentuan harga

di hilir ditambahkan biaya pengangkutan gas (toll fee) untuk pipa transmisi yang ditetapkan

oleh BPH Migas sehingga bila terjadi kenaikan harga gas domestik indonesia (warna biru)

semua disebabkan oleh kenaikan harga gas di hulu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan fenomena menurunnya harga terutama yang terkait dengan harga minyak dan gas

dunia, akan berimbas pada harga gas bumi di Indonesia. Hal ini terjadi akibat kondisi

industri di Indonesia tengah terhimpit oleh banyak tekanan antara lain persaingan global

dan kawasan yang sudah dimulai seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN, naiknya upah

Page 17: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

16

minimum regional, terdepresiasinya nilai rupiah terhadap dollar, biaya logistik di Indonesia

yang masih sangat tinggi menyebabkan beban yang ditanggung pengusaha makin tinggi

dan rencana kenaikan tarif tenaga listrik semakin memperberat kondisi. Saat ini harga gas

di Indonesia lebih tinggi dibanding negara-negara ASEAN lain seperti di Malaysia yang hanya

3 USD/MMBTU dan Singapura sebesar 3,8 USD/MMBTU, dengan demikian, bisa dipastikan

biaya produksi industri di sana lebih rendah dan produk yang mereka hasilkan bisa terserap

pasar karena harganya lebih murah.

Hal itu menjadikan produk-produk Indonesia tidak memiliki daya saing di pasar internasional

dan kurang kompetitif dalam hal harga. Oleh sebab itu industri yang menggunakan gas

meminta untuk adanya penurunan harga gas dalam negeri sehingga industri akan mampu

bersaing.

Melihat kondisi yang dihadapi oleh industri di Indonesia saat ini, FIPGB (Forum Industri

Pengguna Gas Bumi) mengusulkan kepada Pemerintah agar menurunkan harga gas dalam

makalahnya yang berjudul : :

Page 18: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

17

Page 19: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

18

Page 20: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

19

Page 21: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

20

Page 22: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

21

Ketua FIPGB, Achmad Safiun yang juga menjabat sebagai ketua APLINDO

merekomendasikan agar harga gas bumi dipatok di angka US 5 per MMBTU dengan

pertimbangan kondisi industri yang tengah terhimpit akibat melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap USD, upah buruh, biaya logistik yang tinggi, Tarif Tenaga Listrik serta

perbandingan harga gas bumi di Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia saja harganya

hanya USD 3,69 per MMBTU, Singapura yang mendapatkan gasnya dari Indonesia dengan

harga 16 USD per MMBTU menjual gasnya ke industri seharga USD 3,94 per MMBTU.

Makalah FIPGN tersebut diatas telah disampaikan ke Dirjen Basis Industri Manufaktur

(Bapak Harjanto), Deputi III Kemenko Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya

Mineral (Montty Giriana) dan Dewan Pertimbangan Presiden (Sidarto Danusubroto)

yang secara garis besar setuju terhadap usulan tersebut.

Bahkan Kementerian Perindustrian melalui Dirjen BIM telah menyiapkan beberapa skenario

penurunan harga gas (lihat guntingan Koran : harga gas diusulkan turun) masing-masing

industri dengan keuntungan dan kerugiannya. Skenario dengan nilai terkecil adalah

penurunan gas bumi sebesar USD 1.05 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU),

atau sebesar 10 persen sehingga harga gas menjadi USD 9,5 per MMBTU. Dengan kondisi

ini, Kemenperin menilai bahwa negara memang akan mengalami kekurangan penerimaan

sebesar Rp 8,15 triliun namun total benefit yang masuk ke perhitungan PDB bisa mencapai

Rp 72,4 triliun. Sedangkan skenario penurunan harga bahan baku gas bumi terbesar adalah

sebesar USD 4,20 per MMBTU, atau sebesar 40 persen sehingga harga gas bisa menjadi

USD 6,3 per MMBTU. Kemenperin melihat bahwa hal ini bisa berpotensi mengurangi

penerimaan negara sebesar Rp 32,6 triliun, namun bisa berdampak pada total PDB

Indonesia sebesar Rp 289,7 triliun.

Usulan ini pun telah masuk ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan berjanji akan

membahas secara serius usulan Kementerian Perindustrian mengenai empat skenario

penurunan harga gas untuk industri. Apabila mulus, salah satu dari empat skenario sudah

bisa di eksekusi pada tahun 2016, dengan alasan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara

(APBN) 2015 telah disetujui DPR, sehingga bila ada perubahan postur akibat pengurangan

mata penerimaan baru bisa dilakukan dalam pengajuan APBN tahun 2016.

Bila penurunan harga gas ini baru terealisasi tahun 2016, kondisi industri saat ini tengah

lesu (lihat grafik ekpor impor, hal.20-21) tentunya tidak akan menolong industri untuk

tumbuh, hal ini terjadi pada industri logam, petrokimia, keramik dan kaca yang telah

menurunkan produksi hingga 30%- 50% bahkan sebagian industri baja telah melakukan

pengurangan ribuan tenaga kerja.

Page 23: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

22

48th Census of World Casting Production: Steady

Growth in Global Output

In 2013, global production increased to more than 103 million metric tons, an increase of

3.4% when compared to the previous year, according to this year’s MODERN CASTING

Census of World Casting Production. The 103.2 million metric tons of metal castings

produced in 2013 represents an increase of 3.43 million tons. This rate of growth is a slight

bump up from 2012’s 2.4% boost.

Of the 31 countries that provided data

for the past two years, 18 reported a

contraction in annual volumes when

comparing 2013 to 2012. Poland

increased its production by 18%, with

gains across the board in terms of

alloys. On the red side of the ledger,

Pakistan saw the largest decline in

production, with its metal casting

industry contracting by 23.2%. Among

the top-10 countries in total output, Brazil had the highest boost in 2013 with an increase of

6.9% in production. The rebound came a year after South America’s only entry in the global

survey saw a 16.9% decrease in total production.

China increased its total production by two million metric tons to a total of 44.5 million. That

boost represents a large majority of the overall increase in global production, meaning China

continued to increase its share of the global market. Meanwhile, the U.S., the world’s second

largest producer, saw its tonnage increase by 3.9% to 12.25 million metric tons. While the top

two producing nations saw increases, other top metal casting countries had production headed

south in 2013. France, Germany and Russia reported 3% to 5% decreases.

India remained No. 3 in total production at 9.81 million tons. Spots 4 through 10 remained

unchanged, with Japan producing 5.54 million metric tons, Germany 5.19 million, Russia 4.1

million, Brazil 3.07 million, Korea 2.56 million, Italy 1.97 million and France 1.75 million.

The top-10 nations produced 88% of the world’s castings, a figure that remains unchanged

from 2012.

Page 24: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

23

The U.S. saw a 4.4% increase in its productivity per site, with its 2,001 metal casting

facilities averaging 6,122 metric tons. Germany, the world leader in per plant production at

8,659, experienced a negligible increase of 41 metric tons per plant.

China and India, the two countries with the greatest number of facilities, report gains

of4,73% and 2,7. Productivity is calculated as total tonnage divided by the number of plants

reported

Total production of iron increase with gray iron

growing 4,6% and ductile iron expanding by 1,3%

while malleable iron fell 27,1% steel output

dropped by 0,1% while aluminum production

jumped by 9,9%

The data reported in the 48th

census of world

casting production is supplied by each nation’s

metal casting association or similar representatives,

countries that did not participate this year were

Denmark, Mexico, Serbia, Slovakia and south

Africa. These countries remain listed according to the last year they participated, Mongolia,

which has not submitted data since 2009, has been removed from the list. Thailand retuned

to the census after an extended absence, reporting 316,400 metric ton.

Mexico, Ukraina and Turkey remain just outside the top 10 countries in total production.

Depending on economic condition in the next few years, however, the three countries could

threaten to unseat one or more of the more established metal casting countries like France

and Italy.

Ups & Downs Across and Globe

Global casting production grew in 2013, but other than the large gains in china, total tonnage

increased by less than a half million metric tons. After an impressive 15,15 boost in total

production in 2012, the us market increased at a more modest pace. while the global economy

continues to steady itself in in the years after the recession, economic volatility meant big

losses and gains for certain countries. Smaller producers wre more likely to experience losses

or gains in the double digits, while the majority of the world’s largest producers reported

only steady growth or slight contraction. The countries in the top 10 reported a total growth

rate 1,9%, which could be seen as sign that bulk of worldwide volatility is found in smaller

markets.

Page 25: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

24

Direct Pour Vs. Traditional Gating

Due to its generous hydraulic basins, more than 90% of electricity in Quebec, Canada, is

produced by water turbines. However, numerous sites cannot be economically, technically or

environmentally developed using conventional hydropower technologies (i.e., hydroelectric

dams). Novel low power water turbines are sought to suit shallow, high flow rivers; they

would be particularly effective in remote areas where they could replace fuel powered

generators.

Fig. 1. The 20.2-lb. (9.1 kg) aluminum A356 water turbine blade is 36.6 in. (930 mm) long, with thickness ranging from

1.7 in. (44 mm) to 0.5 in. (13 mm).

Each propeller for a 15kW water turbine uses five cast aluminum blades fixed to its axle. The

Centre de Métallurgie du Québec, Trois-Rivières, Québec, Canada, was tasked with

providing the technology to produce cast blades, meeting stringent conditions on as-cast

surface finish (≤250 rms) and geometry (±2 mm [0.08 in.]) of the theoretical envelope (Fig.

1). Plus, 140MPa minimum yield strength and 2% elongation were required in the highest

stressed parts of the blade.

Aluminum alloy A356 (AlSi7Mg04) was selected for its availability and excellent castability.

It also exhibits good corrosion resistance when immersed in fresh river water. As for the

casting process, the Centre de Métallurgie du Québec examined two methods for

production—sand casting using traditional gating and sand casting with the direct pour

method. If the metallurgical properties were found to be similar for the two filling

procedures, direct pour technology would make the molding much easier in a smaller flask

while increasing the yield and eliminating finishing costs.

In their study, the researchers compared the optimal operational parameters, such as pouring

temperature and pouring time, for both methods. Metallurgical properties, including dendrite

fineness (secondary dentrite arm spacing) and microporosity along with tensile properties,

were measured at 13 locations.

Page 26: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

25

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di BKPM

Setelah dicanangkan melalui Peraturan Presiden no.97 tahun 2014 pada bulan September

2014, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau One Stop Service Perizinan di Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tanggal 26 Januari 2015 akhirnya diresmikan

oleh Presiden RI. Joko Widodo

PTSP ini akan menjadi sentral pengurusan perizinan sehingga investor tidak perlu keluar

masuk Kementerian/Lembaga untuk mengurus izin, dan telah tercatat 22

Kementerian/Lembaga yang telah mendelegasikan wewenang penerbitan izin kepada Kepala

BKPM sekaligus menugaskan pejabatnya pada PTSP Pusat.

Untuk memperlancar PTSP di BKPM, Presiden Joko Widodo pada 16 Maret 2015 telah

menandatangani Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan PTSP

Pusat di BKPM, yang mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Instruksi ini ditujukan kepada :

1. Menteri Keuangan; 2. Menteri Perindustrian;

3. Menteri Perdagangan; 4. Menteri ESDM;

5. Menteri PU dan Perumahan Rakyat; 6. Menteri Perhubungan;

7. Menteri Komunikasi dan Informatika; 8. Menteri Pertanian;

9. Menteri Kesehatan; 10. Menteri Pariwisata;

11. Menteri LH dan Kehutanan, 12. Menteri Hukum dan HAM;

13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 14. Menteri Kelautan dan Perikanan;

15. Menteri Ketenagakerjaan; 16. Menteri Pertahanan;

17. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;

18. Menteri BUMN; 19. Kepala Kapolri;

20. Kepala BKPM; 21. Kepada BPOM

22. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 23. Kepala Lembaga Sandi Negara.

Guna mendukung optimalisasi dan kelancaran penyelenggaraan pelayanan secara cepat,

sederhana, transparan dan terintegrasi mulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap

penyelesaian pelayanan perizinan dan non perizinan terkait dengan penanaman modal

melalui PTSP Pusat di BKPM, paling lambat 31 Desember 2015.

Page 27: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

26

Data Kendaraan Bermotor

1. Data Kendaran Roda 4

a. Penjualan Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2011-2015 di Indonesia

No. Bulan Penjualan (Unit)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Januari 73,990 76.427 96.718 103.609 94.194

2 Februari 69,591 86.486 103.278 111.824 88.741

3 Maret 82,166 87.917 95.996 113.067 99.410

4 April 60,728 87.144 102.257 106.124

5 Mei 61,055 95.541 99.697 96.872

6 Juni 70,157 101.746 104.268 110.614

7 Juli 89,056 102.511 112.178 91.334

8 Agustus 73,276 76.445 77.964 96.652

9 September 79,835 102.100 115.974 102.572

10 Oktober 86,342 106.754 112.039 105.222

11 Nopember 67,643 103.703 111841 91.327

12 Desember 80,325 89.456 97.691 78.802

Total 894,164 1.116.230 1.229.901 1.208.019 282.345 Sumber : Gaikindo

b. Penjualan Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2010-2014 di ASEAN

No. Bulan Penjualan (Unit)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Brunai 13.589 14.555 18.634 18.642 18.114

2 Indonesia 764.710 894.164 1.116.230 1.229.901 1.208.019

3 Malaysia 605.156 600.123 627.753 655.793 666.465

4 Philipina 168.490 141.616 156.654 181.738 234.747

5 Singapura 51.891 39.570 37.247 34.111 47.443

6 Thailand 800.357 794.081 1.436.335 1.330.672 881.832

7 Vietnam 111.737 109.660 80.453 98.649 133.588

sumber : AAF Diolah

c. Produksi Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2011-2015 di Indonesia

No. Bulan Produksi (Unit)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Januari 70,715 77.036 97.793 104.728 98.838

2 Februari 63,928 86.469 100.491 112.501 92.268

3 Maret 74,308 85.507 89.073 123.007 105.581

4 April 54,556 84.426 101.805 121.114

5 Mei 54,637 97.367 99.661 94.353

6 Juni 64,454 94.400 97.939 117.309

7 Juli 83,591 97.330 106.519 93.613

8 Agustus 69,107 71.113 77.354 105.259

9 September 77,349 94.488 116.974 119.346

10 Oktober 81,265 100.298 115.533 116.654

11 Nopember 65,686 99.168 110.570 102.423

12 Desember 78,352 77.955 94.499 88.216

Total 837.948 1.065.557 1.208.211 1.298.523 296.867

Page 28: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

27

d. Produksi Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2010-2014 di ASEAN

No. Bulan Produksi (Unit)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Indonesia 702.508 837.948 1.065.557 1.208.211 1.298.523

2 Malaysia 567.715 533.515 569.620 601.407 596.418

3 Philipina 80.477 64.906 75.413 79.169 88.845

4 Thailand 1.645.304 1.457.795 2.453.717 2.457.057 1.880.007

5 Vietnam 106.166 100.465 73.673 93.630 121.084

Total 3.102.170 2.994.629 4.237.980 4.439.474 3.984.877

sumber : AAF Diolah

2. Data Kendaraan Roda 2 / Sepeda Motor

a. Penjualan sepeda motor 2011-2015 Di Indonesia

No. Bulan Penjualan (Unit)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Januari 667,124 652.601 649.983 580.288 513.816 2 Februari 613,449 670.757 653.357 681.267 570.524 3 Maret 713,672 626.689 657.483 728.820 520.703 4 April 709,177 622.929 660.505 729.279 5 Mei 709,122 619.540 647.215 734.030 6 Juni 661,304 550.468 661.282 753.789 7 Juli 740,121 585.658 704.019 539.171 8 Agustus 681,444 433.741 490.824 599.250 9 September 723,906 628.739 678.139 706.938

10 Oktober 717,514 634.575 717.272 675.962 11 Nopember 643,271 627.048 688.527 592.635 12 Desember 463,431 488.841 552.408 556.586

Total 8,043,535 7.141.586 7.771.014 7.908.014 1.605.043

sumber : AISI Diolah

b. Penjualan sepeda motor 2010-2014 di ASEAN

No. Bulan Penjualan (Unit)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Indonesia 7,395,644 8,043,535 7.141.586 7.771.014 7.908.014

2 Malaysia 468.175 494.586 537.753 546.719 442.749

3 Philipina 759.849 731.130 702.599 752.835 790.245

4 Singapura 8.281 8.046 9.923 11.650 8.145

5 Thailand 1.845.997 2.007.383 2.130.067 2.004.498 1.701.535

Total 10.480.946 11.284.680 10.521.928 11.086.716 10.851.615

sumber : AAF Diolah

Page 29: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

28

c. Produksi sepeda motor 2011-2015 Di Indonesia

No. Bulan Produksi (Unit)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Januari 677,356 685.688 662.920 595.636 524.368

2 Februari 621,988 665.570 659.417 659.258 552.543

3 Maret 720,284 606.984 654.760 729.476 512.892

4 April 715,864 619.839 672.370 748.401

5 Mei 698,427 619.829 644.881 722.192

6 Juni 645,975 535.621 653.384 761.117

7 Juli 722,184 577.488 694.492 553.626

8 Agustus 671,506 428.662 484.428 611.235

9 September 713,061 620.250 683.066 747.992

10 Oktober 725,036 627.352 729.876 686.101

11 Nopember 646,510 625.865 691.115 598.560

12 Desember 446,102 466.573 549.586 512.510

Total 8,006,293 7.079.721 7.780.295 7.926.104 1.589.803

sumber : AISI Diolah

d. Produksi sepeda motor 2010-2014 Di ASEAN

No. Bulan Produksi (Unit)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Indonesia 7,415,390 8,006,293 7.079.721 7.780.295 7.926.104

2 Malaysia 467.941 498.076 543.088 549.244 439.907

3 Philipina 813.361 762.947 588.292 729.480 755.184

4 Thailand 2.024.599 2.043.039 2.606.161 2.218.625 1.842.708

Total 10.701.291 11.310.355 10.817.262 11.277.644 10.963.903

sumber : AAF Diolah

Informasi Umum & Pameran

A. Web site Pemerintah yang dapat diakses :

1. www.setneg.go.id (Sekretariat Negara)

2. www.kemenperin.go.id (Kementerian Perindustrian)

3. www.kemenkeu.go.id (Kementerian Keuangan)

4. www.kemendag.go.id (Kementerian Perdagangan)

5. www.beacukai.go.id (Direktorat Bea & Cukai, Kementerian Keuangan)

6. www.esdm.go.id (Kementerian ESDM)

7. www.bkpm.go.id (Badan Koordinasi Penanaman Modal)

8. www.bps.go.id (Biro Pusat Statistik)

Page 30: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

29

B. Web site Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO)

Kini APLINDO telah tersedia Web site sendiri :

www.aplindo.web.id, mohon dukungan partisipasi aktif Bapak-bapak sekalian dan

diharapkan saran, masukan, permasalahan dan perkembangan yang terjadi di industri

pengecoran logam di Indonesia. Saran dan masukan anda dapat berupa artikel ke

alamat [email protected]

C. Web site Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia

Kini HAPLI telah tersedia Web-site sendiri :

http://hapli.wordpress.com/ , mohon dukungan partisipasi aktif Bapak-bapak

sekalian dan diharapkan saran serta masukan anda berupa artikel sesuai page yang

tersedia dalam format *.doc ke alamat [email protected] untuk

diupload, ataupun komentar langsung anda pada Blog.

D. Pameran dan Seminar

1. 2 Jun – 4 Jun 2015

Subcom 2015

NEC, Birmingham, UK Exhibition and accompanying conferences for all your subcontracting requirements. The exhibition includes the UK castings pavilion.

www.subconshow.co.uk

2. 13 Jun 2015 WFO Technical Forum Hall 13, Messe Dusseldorf, Germany

Held during GIFA 2015, the WFO Technical Forum will include eight papers presented by key industry personnel in a drop-in session format. There is no need to pre-book

and there is no charge to attend. www.thewfo.com

3. 16 – 18 June 2015 16th Guangzhou international Tube & Pipe Industry Exhibition

hina Import and Export Fair Pazhou Complex B Area First Floor - Guangzhou, Guangdong Province, China Organizado por: Julang Exhibition Design CO.,LTD

4. 16-20 June 2015 GIFA, METEC, THERMPROCESS and NEWCAST

Düsseldorf, Germany Websites: www.gifa.de, www.metec.de, www.thermprocess.de and www.newcast.de.

5. 29 – 30 June 2015 Die Disegn Workshop ,Jakarta – Indonesia

Page 31: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

30

Bidakara, Jakarta, Indonesia

6. 4 – 7 August 2015 MTT Expo 2015, Indonesia The 7th specialised Exhibition on Machine Tools, Metalworking & Precision,

automotive Engineering and Related Manufacturing Technologies for Indonesia

7. 8-10 September 2015 11th China (Beijing) International Foundry Industry Expo (CIFE2015)

New China International Exhibition Centre - Beijing

8. 8-10 September 2015

Non-Ferrous Metals and Minerals International Congress and Exhibition the very heart of Russia, Congress & Exhibition “Non-Ferrous Metals and Minerals”

(NFM) including the XXI Conference & Exhibition “Aluminium of Siberia”, XI Symposium “Gold of Siberia”, IX Conference “Metallurgy of Non-Ferrous and Rare Metals” and Mineral and Raw Materials Sources Forum will open their gates to the

world industrial community. These meetings are devoted to the whole production chain in minerals and metals production. Gathering elites from the global community and facilitating world class trading, networking and educational activities in the

world's most dynamic metallurgy market, the event will showcase the latest innovations in products and cutting-edge technologies to meet the large demand in

Russia

9. 16 Sep 2015 - 18 Sep 2015 International Foundry Conference Portoroz, Slovenia

Two days of technical sessions and networking opportunities

10. 16-18 September 2015 55th International Foundry Conference 2014

Portorož (Slovenia)ation :

11. 27-29 September 2015 5th International Foundry Technical Conference & Exhibition, Teheran, Iran Scope of the Conference and Exhibition: Raw material, Foundry plants, Melting

furnaces & accessories, Refractories, Molding, Pattern & core making, Sand preparation, Treatment & reclamation, Casting Machines & accessories, Die cast

machine & accessories, Knock out & finishing, Surface treatment, Heat treatment & drying, Measuring, Testing, Process control instrument, Material handling, Machining, Automation, Foundry service, Casting manufactures, Robotics, Scrap management,

Transferring melt, mold & parts, Welding, Sandblast & shot peening, Air scrubber, Saving Energy and Environmental Management, Ferroalloy & non ferroalloy,

Inoculant, Filtration, Skimming slag, Investment casting, Centrifugal casting Expandable casting, Permanent casting, Vacuum molding, High pressure casting, Degassing system, Die cast, Ceramic molding, Kiln casting, Graphite casting, lost wax,

Hot & cold chamber die casting, Lost foam casting, Metallurgy powder, silica sand, Olivine sand, Chromite sand, Zircon sand, Chamotte sand, Resin, Foundry simulation & software, Inspection, Melting flow control, Foundry & Market, Foundry development

and optimizing the efficiency, Automobile industries, Jewelry, Pipe producer, Valve, Casting radiator, Ball mill, Cast iron, Steel, Pig iron, Aluminium, Copper, Zinc, Lead,

Page 32: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

31

ingot, Billet, Bucket tooth, Casting parts ,Sculpture, Export, Companies Presentation

12. 29 September – 01 October 2015 FENAF 2015 - 16ª Feira Latino-americana de Fundição, Brazil Fenaf is the largest trade show ot the foundry sector in America, bringing together

the entire production chain of the foundry industry, national and international, and its customers. Over 400 exhibitors and 30,000 vistantes are expected for this next

edition, to be held at Expo Center Norte, Brazil.

13. October 2015 WFO International Forum on Moulding Materials and Casting Technologies, China, The WFO Moulding Materials Commission will host the Forum where the world-leading researchers in the area of moulding materials will meet. Papers are sought for the event, see the relevant commission page or email: [email protected] ;

[email protected]

Page 33: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

32

Page 34: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

33

Page 35: BULETIN - APLINDOaplindo.web.id/wp-content/uploads/2015/09/BULETIN-APLINDO-431.pdf · dan pertumbuhan produk casting dari 31 negara dan data kendaraan bermotor di ... Industri pengolahan

BULETIN - APLINDO No.43/2015

34