buku.saku .2005.small

22
dpp inkindo jawa tengah BUKU SAKU KETENTUAN HUKUM TTG PERHITUNGAN BILLING RATE PENEGASAN KETENTUAN SWAKELOLA PROYEK JASA KONSULTANSI PERPAJAKAN PP ps.23 h AGUSTUS 2005 A B C

Upload: marnika2532

Post on 04-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku.saku .2005.Small

dpp inkindojawa tengah

BUKU SAKU

KETENTUAN HUKUM TTG

PERHITUNGAN BILLING RATE

PENEGASAN KETENTUAN

SWAKELOLA PROYEK

JASA KONSULTANSI

PERPAJAKAN PP ps.23h

AGUSTUS

2005

A

B

C

Page 2: Buku.saku .2005.Small

Pada kesempatan ini DPP INKINDO Jawa Tengah mencoba merangkumbeberapa informasi yang kiranya bisa dimanfaatkan paraAnggota, sebagaireferensi dalam melaksanakan kegiatan pelayanan jasa konsultansi.Rangkuman ini, yang kami beri nama : , berisi 3 (tiga) halyaitu:

A. Ketentuan Hukum Tentang Pelaksanaan Swakelola Proyek,B. Perhitungan Billing Rate Jasa Konsultansi, danC. Penegasan Ketentuan Perpajakan PPh. Ps. 23.

berisi kajian tentang permasalahan pelaksanaan pekerjaansecara dikaitkan dengan ketentuan yang berlaku. Kajian inipernah pula disampaikan kepada berbagai instansi pengelola proyek dilingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se- Jawa Tengah, dan telah mendapat tanggapan positif danberagam dari para pengguna jasa Konsultansi.

berisi 2 (dua) materi yang terdiri dari :1. Billingrate berdasarkan Instruksi Gubernur( IN-GUB) tahun 2005.2. Billingrate berdasarkan hasil kajian DPN INKINDO, yang saat ini

sudah mulai dipakai sebagai referensi beberapa negara donor, dansedang dalam pengusulan kepada pemerintah untuk dijadikankeputusan pemerintah.

berisi dokumen hasil konsultasi DPN INKINDO dengan DirekturJenderal Pajak, yang hasilnya berupa penegasan aturan pengenaan tarifpajak penghasilan ( PPh pasal 23)untuk kegiatan

. Diharapkan penegasan ini dapat meringankan para Anggotadalam memenuhi kewajibannya membayar pajak penghasilan.

Kami menyadari kemungkinan masih adanya kekurangan dalammenyusun Buku Saku ini, untuk itu kami sangat mengharap masukanberupa koreksi untuk penyempurnaan lebih lanjut.

BUKU SAKU

Bagian Aswakelola

Bagian B Billing Rate

Bagian C

konsultansi nonkonstruksi

KATA PENGANTAR

Hormat kami,DEWAN PENGURUS PROPINSI

IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIAJAWA TENGAH

Ir. DHODIT LA WARDHANA, MMKetua

Ir. R U D J I T O, MTSekretaris

Page 3: Buku.saku .2005.Small

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

A. KETENTUAN HUKUM TENTANG SWAKELOLA PROYEK- Dasar Pemikiran- Analisa Permasalahan- Kesimpulan

C. PENEGASAN KETENTUAN PERPAJAKAN PPh Ps. 23- Surat Perihal : Tindak Lanjut Permohonan Penyesuaian PPh. 23. oleh Ikatan

Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)- Surat Perihal :Pemungutan PPh 23 atas Jasa Konsutansi oleh KPKN- Surat Penegasan Ditjen Perbendaharaan Negara tentang PPh 23 atas Jasa

Konsultansi selain Jasa Konsultan Konstruksi.- Surat Perihal : Pemungutan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan- Kewajiban Perpajakan Perusahaan Konsultan

LAMPIRAN :- Susunan Pengurus DPP ININDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus DKP INKINDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus BPMS INKINDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus BSNU Jakon INKINDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus YP INKINDO Jawa Tengah- Daftar Pengurus Korwil DPP INKINDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus KKMB INKINDO Jawa Tengah- Susunan Pengurus Advokasi INKINDO Jawa Tengah- Susunan Redaksi Buletin Consulting

B. PERHITUNGAN BILLING RATE JASA KONSULTANSI- Tabel 4.29A Rekomendasi Biaya Langsung Personil Minimum Staf Profesional

Dengan Undangan Nasional (LCB) Tahun 2004 Provinsi Jawa Tengah- Tabel 4.29B Rekomendasi Biaya Langsung Personil Minimum Untuk Tenaga

Sub Profesional dan Teknis Dengan Undangan Nasional (LCB) Tahun 2004Provinsi Jawa Tengah

- Tabel 4.29C Rekomendasi Biaya Langsung Personil Minimum Untuk TenagaPendukung Dengan Undangan Nasional (LCB) Tahun 2004 Provinsi JawaTengah

- KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH Nomor : 027 / 26 / 2004Tentang: Pemberian Ijin Penetapan Harga, Pengadaan Barang dan BiayaLangsung Personil (Billing Rate) Pekerjaan Konsultansi

DAFTAR ISI

A. KETENTUAN HUKUM TENTANG

SWAKELOLA PROYEK

Page 4: Buku.saku .2005.Small

KETENTUAN HUKUM TENTANG SWAKELOLA PROYEK

DASAR PEMIKIRAN

kurang tegas multitafsir

Prinsip-prinsip Dasar Kebijaksanaan Umum

a. Wajib menerapkan prinsip- prinsip dasar

b. Kebijakan Umum

memperluas lapangankerja

Meningkatkan peran serta usaha kecil

Meningkatkan penerimaanMenumbuh kembangkan peran serta usaha nasional

cara swakeloladihindarkan (

Pekerjaan Swakelola tidak diatur dalam Undang Undang Jasa KonstruksiNo.18 tahun 1999. Dalam undang undang tersebut hanya mengatur adanya 2(dua) pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi yaitu Penyedia Jasa danPengguna Jasa. Namun dengan terbitnya Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003dimungkinkan suatu instansi pemerintah atau BUMN/BUMD untuk melakukanpekerjaan secara Swakelola. Tentunya pelaksanaan pekerjaaan secaraSwakelola ini harus memenuhi oersyaratan yang diatur dalam KEPPREStersebut. Permasalahan yang muncul adalah adanya kecenderungan sebagianinstansi pemerintah ( Propinsi atau Kabupaten/ Kota) dengan beragam dalihberusaha men swakelola kan sebagian atau seluruh pekerjaan yang ada dilingkungan tugasnya.

Upaya-upaya untuk memaksakan pen-swakelola-an pekerjaan inidiantaranya dengan cara mentafsirkan aturan aturan dalam Keppres tersebut,yang memang terkesan dan dapat mengundang adanya

. Namun sebenarnya keinginan untuk melaksanakan pekerjaan secaraswakelola tersebut bisa dikurangi/dihindari manakala kita mencermati KeppresRI Nomor 80 Tahun 2003 dan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 tahun2003 bahwa pengadaan barang/ jasa yang mana harus berpedoman pada

dan , yaitu:

: efisien, efektif, terbuka danbersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel (pasal 3 Keppres RI No. 80 Th.2003).

pemerintah dalam pengadaan barang / jasa antara lainadalah :

Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun danperekayaan nasional yang sasarannya adalah :

dan mengembangkan industri dalam negeri dalam rangkameningkatkan daya saing barang/ jasa produksi dalam negeri padaperdagangan internasional;

termasuk koperasi kecil dankelompok masyarakat dalam pengadaan barang / jasa;

Negara melalui sektor perpajakan;.

( Pasal 4 Keppres RI No. 80 Th. 2003).

c. Pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung danpelaksanaan pekerjaan dengan sedapat mungkin agar

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2003 Bab.IV.C. 3).

.

Page 5: Buku.saku .2005.Small

ANALISAPERMASALAHAN

1. Tata Cara Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

2. Penyedia Jasa

a. Memenuhi ketentuan peraturan perundangan untuk menjalankan usaha

b. Memiliki keahlian, pengalaman/kemampuan teknis dan manajerial

c. Mempunyai pengalaman di bidangnya

3. Penyedia Jasa

badan yang kegiatanusahanya menyediakan layanan jasa konstruksi

4. Perencana Konstruksibadan

usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasakonstruksi

(

Badan usaha

5. Badan Usaha

6. Swakelola

.

Berdasarkan beberapa peraturan di atas dapat kami sampaikan hasil kajianterhadap beberapa istilah, kriteria dan prosedur dalam pelaksanaan pengadaanbarang/jasa pemerintah sebagai berikut :

.Menurut KEPPRES RI No. 80 Tahun 2003 pasal 6 :Pengadan Barang Jasa dapat dilakukan dengan :- Menggunakan Penyedia Jasa- Swakelola.

PersyaratanMenurut KEPPRES RI No. 80 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 :Persyaratan Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan adalahsebagai berikut :

/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa,

untukmenyediakan barang/jasa,

.

Menurut UU RI NO.18 Tahun 1999 pasal 1 ayat 4 :Penyedia Jasa adalah orang perseorangan atau

( konsultan konstruksi).

.a. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau

yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumenperencanaan bangunan atau bentuk fisik lainnya.penjelasan UU RI No.18 Tahun 1999 pasal 1 ayat 9).

b. Perencana konstruksi yang berbentuk harus :- memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi,- memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi

( penjelasan UU RI No.18 Tahun 1999 pasal 8).

.Badan usaha yang berbentuk badan hukum : Perseroan Terbatas (PT), Koperasi.Badan usaha tak berbentuk badan hukum : CV, Firma.( Penjelasan UU RI No. 18 Tahun 1999 pasal 1 ayat 3).

a. Pengadaan barang/jasa dengan cara swakelola secara rinci diatur dalamKEPPRES RI No.80 Tahun 2003 pasal 39.Dalam pasal ini diatur tentang: difinisi swakelola, tata cara pelaksanaandengan cara swakelola, jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengancara swakelola.

b. Dari 8 (delapan) persyaratan ( butir a s/d butir h) suatu pekerjaan untuk dapatdilakukan secara swakelola, adalah butir g yang banyak digunakan sebagaidalih untuk melakukan dengan instansi lain.

c. Beberapa intansi lain menggunakan dalih penghematan biaya, denganmeniadakan biaya perencanaan dan pengawasan. Hal ini akan mempunyaikonsekuensi hukum yang serius dibelakang hari, terbukti dengan banyaknyaoknum yang sudah berurusan dengan aparat penegak hukum akhir akhir ini.

d. Ketentuan dalam lampiran I KEPPRES RI No. 80 tahun 2003 bab III butir A.1.diatur bahwa Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan,dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tengasendiri dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upahborongan.

e. Butir B.1.c. Pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukan dilakukanberdasarkan . Sementara untuk melakukankontrak jasa konsultansi perorangan harus mengacu pada ketentuan yangtercantum dalam lampiran I KEPPRES RI No. 80 tahun 2003 bab II butir B.5.tentang Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan.

f. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2003 Bab.IV .C :1. Tata cara pengadaan barang dan jasa harus mendasarkan UU Nomor 18

tahun 1999, PP Nomor 29 tahun 2002, dan mengacu pada KEPPRESNomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan.

2. Pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung dan

.

1. Dari uraian butir (1) sampai dengan butir (4) diatas dapat disimpulkan bahwadalam konteks KEPPRES RI Nomor 80 tahun 2003

dan Kep . Gubernur Jawa Tengah Nomor 120 tahun 2003, adalah Badan usahayang berbentuk badan hukum ( PT, Koperasi) atau tidak berbentuk badanhukum ( CV, Firma), yang dinyatakan ahli dan profesional di bidang jasakonsultan yang dibuktikan dengan Sertifikat Badan Usaha ( SBU) dan ijin usahajasa konsultan. Dari kajian di atas secara tegas menunjukkan bahwa BadanAtau Lembaga selain Badan Usaha Jasa Konsultan seperti :(Negeri atau Swasta) dan ( LSM )

2. Mengacu pada Keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 dan Keputusan GubernurJawa TengaH No. 120 tahun 2003 bahwa pengadaan barang/ jasa :

menerapkan : efisien, efektif, terbuka danbersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel (pasal 3 Keppres RI No. 80Th. 2003).

pemerintah dalam pengadaan barang / jasa antara lainadalah :

swakelola kerjasama

Tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% ( lima puluh persen) daritenaga sendiri.

kontrak konsultan perorangan

pelaksanaan pekerjaan dengan cara swakelola sedapat mungkinagar dihindarkan

KESIMPULAN

Penyedia Jasa Konsultan

Perguruan TinggiLembaga Swadaya Masyarakat tidak

masuk kategori sebagai Penyedia Jasa.

a. Wajib prinsip- prinsip dasar

b. Kebijakan Umum

.

� Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun danperekayaan nasional yang sasarannya adalah :

dan mengembangkan industri dalam negeri dalam rangkameningkatkan daya saing barang/ jasa produksi dalam negeri padaperdagangan internasional;

memperluas lapangankerja

Page 6: Buku.saku .2005.Small

Meningkatkan peran serta usaha kecil

Meningkatkan penerimaanMenumbuh kembangkan peran serta usaha nasional

cara swakeloladihindarkan (

sesuaiPrinsip Prinsip Dasar Kebijakan Umum Presiden

Gubernur

menyejahterakan orang banyak

informasi

termasuk koperasi kecil dankelompok masyarakat dalam pengadaan barang / jasa;

Negara melalui sector perpajakan;.

( Pasal 4 Keppres RI No. 80 Th. 2003).

c. Pengadaan barang/jasa dengan metode penunjukan langsung danpelaksanaan pekerjaan dengan sedapat mungkin agar

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2003 Bab.IV.C. 3 )

d. Kriteria tentang pekerjaan yang dapat dilakukan secara sebagaimana diaturdalam KEPPRES RI NO.80 Tahun 2003 BAB II Pasal 39, harus disikapi

dan Keputusan RepublikIndonesia dan Keputusan Jawa Tengah.

e.Apabila terdapat peraturan “multi tafsir” sebaiknya diambil suatu kebijakanyang menguntungkan / , sesuai dengankebijakan umum Pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa.

f. Sebagai , saat ini DPN INKINDO telah membentuk Kelompok Kerjayang menyusun usulan perubahan KEPPRES RI No. 80 tahun 2003.

B. PERHITUNGAN BILLING RATE

JASA KONSULTANSI

Page 7: Buku.saku .2005.Small

Sebagaimana diketahui bersama bahwa sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB)

antara BAPPENAS dan Departemen Keuangan RI Nomor : 123/D.II/03/2000

SE 38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000, diterangkan bahwa besaran BLP (Biaya Langsung

Personil) tidak ditentukan dan hanya komponen BLP yang ditentukan.

Kalau hanya merujuk pada SEB dimaksud akan memungkinkan terjadinya persaingan

atas harga personil yang tidak wajar serta tidak menghargai profesionalitas personil

terkait.

Untuk menghindari hal tersebut maka diusulkan rujukan dalam menentukan besaran BLP

sesuai dengan pengalaman profesional Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang

bersangkutan.

Biaya langsung personil pada materi Buku Saku ini ditampilkan berdasarkan pada 2

sumber, yaitu : Instruksi Gubernur Jawa Tengah tahun 2005 dan Hasil Kajian DPN

INKINDO, yang saat ini sudah mulai dipakai sebagai referensi beberapa negara donor,

dan sedang dalam pengusulan kepada pemerintah untuk dijadikan keputusan pemerintah.

Perhitungan Billing Rate jasa konstruksi terdiri dari :

1. Berdasarkan Instruksi Gubernur (IN-GUB) tahun 2005.

2. Billing Rate berdasarkan hasil kajian DPN INKINDO untuk propinsi Jawa Tengah,

meliputi :

- Rekomendasi biaya langsung personil minimum staf professional dengan

Undangan Nasional (LCB) tahun 2004

- Rekomendasi biaya langsung personil minimum untuk tenaga sub profesional

dan teknis dengan Undangan Nasional (LCB) tahun 2004

- Rekomendasi biaya langsung personil minimum untuk tenaga pendukung

dengan Undangan Nasional (LCB) tahun 2004

Page 8: Buku.saku .2005.Small
Page 9: Buku.saku .2005.Small
Page 10: Buku.saku .2005.Small

C. PENEGASAN KETENTUAN

PERPAJAKAN PP ps.23h

Page 11: Buku.saku .2005.Small

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORRAT JENDERAL PAJAK

DIREKTORAT PAJAK PENGHASILAN

Tindak Lanjut Permohonan Penyesuaian PPh. 23.oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia(INKINDO)

Dewan Pengurus NasionalIkatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)Jl. Bendungan Hillir Raya29 Jakarta 10210

Nomor : S1 14 /PJ.43/2005 8 Juni 2005

Sifat : Biasa:

Yth.

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor 603/SKJ/DPN/V/2005 taggal 18 Mei 2005,perihal sebagaimana tersebut di atas, dengan ini dlsampaikan hal-hal sebagai berikut.

1. Merujuk beberapa surat Saudara kepada Direktorat Jenderal Pajak yang berkaitandengan permohonan peninjauan kembali besarnya perkiraan penghasilan netountuk jasa konsultan yang menjadi dasar perhitungan pemotongan PPh Pasal 23serta jawaban kami bahwa proses peninjauan tersebut memerlukan prosespengkajian yang lebih mendalam karena terkait dengan proses peninjauan atasKEP-170/1)PJ/2002, Saudara menyampaikan bahwa sambil menunggu prosespeninjauan atas KEP-170/PJ/2002 tersebut selesai, supaya dapat diberikan sural

keterangan/penegasan bahwa untuk jasa konsultan dikenakan pemotongan PPhPasal 23 hanya atas imbalan pemberian jasanya saja, dengan alasan sebagai berikut:

a. Struktur biaya perusahaan jasa konsultan pada umumnya terdiri dari 2 (dua)bagian yaitu Biaya Langsung Personil (Remunerasi), yang meliputi BiayaLangsung Personil Tenaga Ahli Profesional, Tenaga Sub Profesional danTenaga Pendukung, dan Biaya Langsung Non Personil (Direct ReimbursableCost), yang merupakan biaya yang dapat dimintakan penggantinya;

b. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (2) KEP-170/PJ/2002 disebutkan bahwa jumlahimbalan bruto yang menjadi dasar pengenaan PPh Pasal 23 untuk jasa-jasaselain jasa konstruksi dan jasa ketering adalah jumlah imbalan bruto yangdibayarkan hanya untuk jasanya saja, kecuali apabila dalam kontrak tidak dapatdipisahkan antara pemberian jasa dengan material / barang, maka akandikenakan atas seluruh nilai kontrak.

c. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Saudara berpendapat bahwa perkiraanpenghasilan neto untuk pemotongan PPh Pasal 23 jasa konsultandiperhitungkan hanya atas biaya Remunerasi TcnagaAhli Profesional saja.

2. Berdasarkan Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2) Undang-Undang Nomor 7 tahun1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

.

Page 12: Buku.saku .2005.Small

dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (UU PPh) diatur bahwa ataspenghasilan imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasakonstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PajakPenghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dengan nama dan dalam bentukapapun yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badandalam negeri, penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap atau perwakilanperusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usahatetap, dipotong pajak oleh pihak wajib membayarkan sebesar 15% dari PerkiraanPenghasilan Neto.

3. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-170/PJ/2002 tentangJenis Jasa Lain dan Perkiraan Penghasilan Neto Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal23 Ayal (1) Huruf C Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun2003 diatur antara lain:

a. Pasal 1, yang dimaksud dengan jumlah imbalan bruto khusus untuk jasa konstruksidan jasa catering adalah jumlah imbalan yang dibayarkan seluruhnya, termasukatas pemberian jasa dan pengadaan material / barangnya;

b. Pasal 2, yang dimaksud dengan jumlah imbalan bruto untuk jasa lain selain jasakoustrultasi dan jasa catering adalah jumlah imbalan yang dibayarkan hanya ataspemberian jasanya saja, kecuali apabila dalam kontrak:/perjanjian tidak dapatdipisahkan antara pemberian jasa dengan material / barang akan dikenakan atasseluruh nilai kontrak;

c. Lampiran II, besarnya perkiraan penghasilan neto untuk jasa konsultan, kecualikonsultan kontruksi, adalah sebesar 50% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.

4. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2005, diatur antara lain dalam Lampiran IBab l Huruf E angka 4Harga Perkiraan Sendiri ( (HPS) pengadaan jasa konsultan terdiri dari dua komponenpokok, yaitu Biaya Personil dan Biaya Langsung Non Personil (

5. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut diatas, dengan ini ditegaskan hal-halsebagai berikut :

a. Sepanjang dalam kontrak/perjanjian penyediaan jasa konsultansi, selain jasakonsultan konstruksi, antara perusahaan jasa konsultan dengan pihak yangmemberikan pekerjaan terdapat pemisahan komponen imbalati Biaya Personil

dan Biaya Lansung Non Personilserta Biaya Langsung Non Personil tersebut merupakan biaya-biaya yang dapatdimintakan penggantiannya berdasarkan bukti-bukti terkait kepadapihak yang memberikan pekerjaan, maka jumlah imbalan bruto yang menjadidasar perhitungan penghasilan neto untuk pemotongan PPh Pasal 23 bagi

perusahaan jasa konsultan tersebut adalah jumlah imbalan bruto atas komponenBiaya Personil saja;

( Remuneration)Direct Reimbursable Cost )

(Remuneration) (Direct Reimbursable Cost)

(reimburse)

(Remuneration)

.

b. Dengan demikian, atas imbalan jasa kunsultan yang dilakukan oleh perusahaankonsultansi sebagaimana dimaksud dalam butir a tersebut di atas dipotong PPhpasal 23 sebesar 15% x 50% x Jumlah Imbalan bruto Komponen Biaya Personel

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

(Remuneration).

A.n. Direktorar Jenderal

NIP-060055232

Sumimahar Petrus Tambunan

Tembusan:Direktorat Jenderal Pajak

Page 13: Buku.saku .2005.Small

Nomor 683/SKJ/DPN/VI/2005 Jakarta, 10 Juni 2005Lampiran : 2 (dua)

KepadaYth:

Departemen Keuangan RIdi-

Jakarta

Dengan hormat,

Menunjuk kepada Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor : KEP-170/PJ/2002, tentangJenis Jasa Lain dan Perkiraan Penghasilan Netto, sebagai pelaksanaan dari Undang-undangNo. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, pasal 23 ayat (1) dan UU No. 17 tahun 2000,maka telah ditetapkan bahwa untukperkiraan Penghasilan Netto sebesar 50% (lima puluh prosen) dari

yang dimaksud diatas sesuai pasal 1 ayat 2 SuratKeputusan Direktorat Jenderal Pajak tersebut diatas adalh atas pemberian jasanya sajahingga didapat perhitungan pemungutan PPh 23 sebesar =

Dimana hal ini telah dipertegas kembali oleh Surat Direktorat Jenderal Pajak, DirektoratPajak Penghasilan No. S 114/PJ.43/2005 tanggal 8 Juni 2005, terlampir dalam surat ini.

Perlu disampaikan disini bahwa Struktur biaya Imbalan Jasa Konsultan terdiri dari 2 bagianyaitu :

1. Biaya Langsung Personel (Remunerasi)2. Biaya Langsung Non Personel.

Namun selama ini dalam pelaksanaannya lembaga/instansi yang bertindak sebagaiterutama

melakukan pemungutan adalah sebesar =, yang berarti melebihi dari ketentuan yang

berlaku.

:

Direktur Jenderal Perbendaharaan

Jasa Konsultan, kecuali Jasa Konsultan KonstruksiJumlah Bruto tidak

termasuk PPn.

Jumlah Bruto tidak termasuk PPn

15% X 50 X Jumlah ImbalanBruto Komponen Biaya Personel (Remunerasi).

WajibPungut PPh 23 atas Jasa Konsultan selain Jasa Konsultan Konstruksi KantorPerbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) 15 %x 50 % x Nilai Kontrak Pekerjaan di luar PPn

Perihal : Pemungutan PPh 23 atas Jasa Konsutansi oleh KPKN

Untuk itu kami mohon kiranya Direktorat Jenderal Perbendaharaan RI DepartemenKeuangan menegaskan agar pelaksanaan pemungutan PPh 23 atas Jasa Konsultan selainJasa Konsultan Konstruksi dilaksanakan oleh jajaran Bapak dapat berjalan sebagai manamestinya.

Atas segala perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Hormat kami,Dewan Pengurus Nasional

Ikatan Nasional Konsultan Indonesia

Kristiya Kartika,M.SiKetua Umum

Ir. Lukman Hakim ASSekretaris Umum

Tembusan:1. Dewan Pengurus Propinsi INKINDO di seluruh Indonesia.2.Arsip

Page 14: Buku.saku .2005.Small

Nomor : 801/SKJ/DPN/VII/2005 Jakarta, 26 Juli 2005Lampiran : -

KepadaYth

Di -Tempat.

Dengan hormat,

Manunjuk surat DPN INKINDO No. 683/SKJ/DPN/VI/2005 tanggal 10 Juni 2005 kepada

Direktorat Jendral Perbendaharaan Departemen Keuangan RI tentang pemungutan PPh 23

atas Jasa Konsultansi, maka bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Terlampir disampaikan foto copy jawaban surat Ditjen Perbendaharaan Departemen

Keuangan RI yang menegaskan bahwa atas Imbalan Jasa Konsultan selain Jasa

Konsultan Konstruksi dipotong PPh pasal 23 sebesar = 15%X50%X jumlah Imbalan

Bruto Komponen Biaya personil (Remunerasi) dimana hal ini untuk melengkapi

surat Ditjen Pajak No. S114/PJ.43/2005 tanggal 8 Juni 2005.

2. Perlu disampaikan bahwa ketentuan tersebut pada point 1 berlaku sepanjang pada

kontrak Pekerjaan Jasa Konsultan tersebut harus secara tegas mencantumkan rincian

komponen Imbalan Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil.

3. Terlampir disampaikan pula uraian Pajak Konsultan baik sebagai Wajib Pungut

maupun Wajib Bayar, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita dalam

melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak yang baik dan benar.

Dewan Pengurus Propinsi INKINDOSeluruh Indonesia

Perihal : Surat Penegasan Ditjen Perbendaharaan Negara tentang PPh 23atas Jasa Konsultansi selain Jasa Konsultan Konstruksi.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORRAT JENDERAL PAJAK

DIREKTORAT PAJAK PENGHASILAN

Pemungutan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan

Dewan Pengurus Nasional Ikatan NasionalKonsultan Indnesia (INKINDO)Jl. Bendungan Hilir Raya 29 Jakarta 10210

Jumlah Imbalan Bruto Komponen Biaya Personel.

Nomor : S-4501/ /PB/2005 15 Juli 2005Lampiran : -Perihal :

Yth

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor 683/SKJ/DPN/VI/2005 tanggal 10 Juni2005 perihal Sebagaimana tersebut diatas, dengan ini ditegaskan hal-hal sebagai berikut :

1. Sesuai Undang undang No. 17 Tahun 2000 pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) serta KeputusanDirektur Jenderal Pajak No. Kep 170/PJ/2002 tentang Jenis Jasa Lain dan PerkiraanPenghasilan Neto, sepanjang dalam kontrak / perjanjian penyedia jasa konsultan, selainjasa konsultan konstruksi, antara perusahaan konsultan dengan pihak yang memberikanpekerjaan terdapat pemisahan yang dilakukan oleh perusahaan konsultan dipotong PPhpasal 23 sebesar 15 % X 50 % X

2. Dimasa mendatang, pada nilai kontrak pekerjaan jasa konsultan selain jasa konsultankonstruksi kiranya dapat dicantumkan secara tegas rincian komponen imbalan biayapersonil dan biaya langsung non personil sehingga pemotongan PPh pasal 23 dapatdipungut sesuai maksdu saudara langung Non Personil sehingga pemotongan PPh pasal23 dapat dipungut sesuai maksud saudara.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

.

A.n. Direktorar Jenderal

NIP-060055232

Sumimahar Petrus Tambunan

Tembusan:Direktorat Jenderal Pajak

Page 15: Buku.saku .2005.Small

KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERUSAHAN KONSULTANA.Sebagai Wajib Bayar (WABA)

Besar harapan kami agar informasi tentang perpajakan jasa konsultan dalam surat ini dapatdisebarluaskan kepada seluruh anggota INKINDO di propinsi.

Atas segala perhatian dan kerjasmannya diucapkan terima kasih .

Hormat kami,Dewan Pengurus Nasional

Ikatan Nasional Konsultan Indonesia

Kristiya Kartika,M.SiKetua Umum

Ir. Lukman Hakim ASSekretaris Umum

Tembusan:1. Dewan Pengurus Propinsi INKINDO di seluruh Indonesia.2.Arsip

Page 16: Buku.saku .2005.Small

B. Sebagai Wajib Pungut ( WAPU)

Page 17: Buku.saku .2005.Small

LAMPIRAN

DAFTAR PENGURUS

Page 18: Buku.saku .2005.Small
Page 19: Buku.saku .2005.Small
Page 20: Buku.saku .2005.Small
Page 21: Buku.saku .2005.Small
Page 22: Buku.saku .2005.Small

CATATAN :