buku petunjuk praktikum mekatronika 1
DESCRIPTION
hahahaTRANSCRIPT
Versi Revisi 0
Oktober 2015
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
TME 229 – MEKATRONIKA 1
Nama : ...........................................................................
NIM : ...........................................................................
Kelompok : ...........................................................................
Rekan Kerja : ...........................................................................
Laboratorium Mekatronika, Robotika dan Otomasi
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2015
i
KATA PENGANTAR
Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk digunakan sebagai petunjuk
atau panduan dalam pembelajaran matakuliah TME 229 – Mekatronika 1 yang
diadakan di Laboratorium Mekatronika, Robotika, dan Otomasi Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,
Perlu ditekankan bahwa buku petunjuk praktikum ini hanya memberikan
penjelasan singkat mengenai berbagai pelajaran dan praktikum yang akan
dilakukan. Dengan adanya informasi mengenai berbagai modul yang akan
dilakukan, diharapkan mahasiswa dapat mengadakan persiapan yang lebih terarah
dan mendalam.
Kami menyadari bahwa buku panduan ini masih mempunyai berbagai
kekurangan dan beberapa modul praktikum belum selesai dibuat karena belum
selesainya penyediaan peralatan maupun persiapannya. Oleh karena itu, saran dan
kritikan yang bersifat membangun akan kami terima agar buku panduan ini
bermanfaat bagi penggunanya.
Lab. Mekatronika, Robotika & Otomasi Jalan Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta 12930, Indonesia
Telepon: +62 21 570-3306, 570-8826 pes 3149
Faks. +62 21 570-8811
e-mail: [email protected]
ii
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
STRUKTUR ASISTEN
LABORATORIUM MEKATRONIKA, ROBOTIKA DAN
OTOMASI
Koordinator Asisten : Rudy Sentosa (2012-041-023)
Wakil Koordinator Asisten : Adrian Kenny (2012-041-074)
Asisten Mentor : Eka Apriandi (2011-041-044)
Jensen Tjandra (2011-041-019)
Sekretaris 1 : Edward Harry (2013-041-046)
Sekretaris 2 : Richard Hadiputra (2013-041-016)
Bendahara 1 : Ditya (2013-041-010)
Bendahara 2 : Yosua Yonatan (2013-041-083)
Penanggung Jawab Inventaris : Thomas Simajaya (2013-041-033)
Hanshen Jordan (2013-041-017)
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Struktur Asisten Laboratorium Mekatronika, Robotika, dan Otomasi ............ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Tata Tertib Praktikum Laboratorium Mekatronika, Robotika Dan Otomasi ... iv
Format Dan Ketentuan Serta Komponen Penilaian Laporan Praktikum ......... vii
Modul 1-Teori Kelistrikan Dan Alat Ukurnya ................................................. 1
Modul 2-Hukum Ohm ...................................................................................... 5
Modul 3-Hukum Kirchoff ................................................................................ 10
Modul 4-Bilangan Biner dan Gerbang Logika................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................. 18
Lab. Mekatronika, Robotika & Otomasi Jalan Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta 12930, Indonesia
Telepon: +62 21 570-3306, 570-8826 pes 3149
Faks. +62 21 570-8811
e-mail: [email protected]
iv
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
TATA TERTIB PRAKTIKUM
LABORATORIUM MEKATRONIKA, ROBOTIKA DAN OTOMASI
1. Praktikum dilakukan pada waktu yang telah ditentukan dan praktikan wajib
hadir tepat pada waktunya.
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 5 menit dianggap tidak hadir, dan
mendapatkan nilai nol pada laporan yang bersangkutan, meskipun praktikan
diizinkan mengikuti praktikum terjadwal.
3. Praktikan wajib memakai:
a. Pakaian yang rapi (kemeja) dan jas laboratorium.
b. Menggunakan sepatu tertutup.
4. Praktikan wajib membawa kartu praktikum, apabila tidak membawa harus
segera melaporkan kepada Koordinator Asisten untuk dicatat dan diberi
peringatan lisan, namun praktikan diperkenankan mengikuti praktikum yang
terjadwal. Apabila sampai 2 kali tidak membawa kartu praktikum, maka
praktikan harus meminta izin Kepala Laboratorium untuk dapat mengikuti
praktikum terjadwal. Sebagai konsekuensi dari kelalaian tersebut maka nilai
laporan yang bersangkutan akan dikurangi 10 poin.
5. Praktikan yang kehilangan kartu praktikum harus segera memberitahukan
kepada Koordinator Asisten, untuk mendapatkan penggantian kartu baru.
Apabila kartu praktikum sampai 2 kali hilang maka sebagai konsekuensi
dari kelalaian tersebut nilai akhir praktikum akan dikurangi 10 poin.
6. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit/izin, wajib mengurus surat
keterangan dokter/izin melalui Sekretariat Prodi Teknik Mesin, untuk dapat
diberikan praktikum pengganti. Waktu praktikum pengganti akan ditentukan
kemudian. Jika ternyata surat keterangan dokter/izin tersebut tidak benar
maka praktikan dinyatakan gugur untuk mata kuliah yang bersangkutan
pada semester tersebut.
7. Surat izin/sakit diberikan paling lambat seminggu setelah ketidakhadiran
praktikan, jika melebihi batas yang ditentukan maka praktikan dianggap
tidak mengikuti praktikum terjadwal.
Lab. Mekatronika, Robotika & Otomasi Jalan Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta 12930, Indonesia
Telepon: +62 21 570-3306, 570-8826 pes 3149
Faks. +62 21 570-8811
e-mail: [email protected]
v
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
8. Praktikan yang tidak hadir sebanyak 2 kali dinyatakan gugur untuk mata
kuliah yang bersangkutan pada semester tersebut. Khusus matakuliah
peminatan, maksimal tidak hadir sebanyak 3 kali.
9. Sebelum praktikum dimulai, peralatan yang digunakan harus sudah lengkap,
tidak dipekenankan pinjam-meminjam alat selama praktikum berlangsung.
10. Selama praktikum berlangsung, praktikan wajib:
a. Mengisi daftar hadir dan lembar Berita Acara Praktikum (BAP).
b. Membawa modul praktikum dan kartu praktikum.
c. Mengikuti petunjuk asisten.
d. Menjaga ketertiban selama praktikum berlangsung.
e. Melengkapi tanda tangan asisten (kartu praktikum dan BAP) setelah
praktikum selesai.
f. Menjaga kebersihan ruang laboratorium dan alat yang digunakan, serta
membersihkannya kembali setelah praktikum selesai.
g. Mematikan atau mengatur telepon selular pada posisi diam (silent).
11. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan, jika
terjadi kerusakan selama praktikum berlangsung, maka praktikan wajib
mengganti dengan alat yang sama atau senilai alat yang rusak tersebut.
12. Praktikan harus menunjukkan semua peralatan yang digunakan setelah
selesai praktikum kepada asisten yang bersangkutan, untuk diperiksa dan
Berita Acara Praktikum diparaf sebagai tanda persetujuan serta praktikum
terjadwal dianggap selesai.
13. Softcopy laporan praktikum harus diunggah ke elearning.atmajaya.ac.id,
maksimal 1 hari sebelum jadwal pengumpulan laporan yang ditentukan dan
harus sesuai dengan format nama file yang ditentukan. Softcopy laporan
yang terlambat akan diberi nilai nol.
14. Apabila praktikan melakukan tindak kecurangan 1 kali dalam pembuatan
laporan, mencontek dan memberikan contekan laporan, maka praktikan
akan diberikan peringatan lisan dan laporan tersebut diberikan nilai nol.
Apabila ditemukan kecurangan sebanyak 2 kali, maka praktikum akan
dianggap gugur.
Lab. Mekatronika, Robotika & Otomasi Jalan Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta 12930, Indonesia
Telepon: +62 21 570-3306, 570-8826 pes 3149
Faks. +62 21 570-8811
e-mail: [email protected]
vi
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
15. Pengumuman tentang laboratorium akan diposting pada akun facebook
laboratorium dan praktikan wajib memeriksa sendiri pengumuman tersebut.
16. Praktikan dapat bertanya tentang praktikum secara langsung pada asisten
ataupun dapat melalui akun facebook laboratorium.
17. Praktikan dilarang membuka program lain di komputer dan menggunakan
peralatan di laboratorium tanpa seizin asisten.
18. Setiap pelanggaran yang dilakukan akan diberikan pengurangan nilai akhir
sebanyak 5 poin.
19. Peraturan dan hal-hal yang belum tercantum akan ditentukan di kemudian
hari.
Jakarta, 12 Agustus 2015
Riccy Kurniawan, S.T., M.Sc., D.I.C. Riccy Kurniawan, S.T., M.Sc., D.I.C.
Kepala Laboratorium Kepala Program Studi
Mekatronika, Robotika dan Otomasi Teknik Mesin
vii
FORMAT DAN KETENTUAN SERTA KOMPONEN
PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
Format Laporan:
I. Tujuan
II. Teori Dasar
III. Alat Yang Digunakan
IV. Tugas dan Pertanyaan
V. Daftar Pustaka
VI. Lampiran
Ketentuan Laporan
Jenis Huruf : Times New Roman
Ukuran Huruf : 12
Margin : kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 3 cm, bawah 3 cm
Border : Hitam, ketebalan ¾ pt
Paragraph Spacing : 1,5 (before dan after 0 pt)
Alignment : Justify
Ukuran Kertas : A4
Ketentuan Lain :
1. Gambar yang ada pada teori dasar, tugas dan pertanyaan tidak diletakkan
pada lampiran.
2. Format penulisan daftar pustaka dilihat pada contoh laporan praktikum yang
diberikan.
3. Lampiran berisikan minimal 3 gambar yang berhubungan dengan praktikum
terkait.
4. Softcopy laporan praktikum dan program yang dibuat dari tugas pertanyaan
dikumpulkan melalui e-learning Atmajaya.
Format nama file laporan adalah NIM_MEKATRON 1_Modul ke-..
Contoh: 2004-041-022_MEKATRON 1_Modul ke-1
Format nama file tugas adalah NIM_MEKATRON 1_Modul ke-.._Soal ke-…
Contoh: 2004-041-022_MEKATRON 1_Modul ke-1_Soal ke-1
viii
File laporan berformat pdf, jika file lebih dari satu maka harus disatukan
dalam format zip atau rar.
Komponen Penilaian Laporan Praktikum
5 %
• Tujuan
• Teori Dasar
• Alat Yang Digunakan
90 % • Tugas dan Pertanyaan
• Quiz
5 % • Daftar Pustaka
• Lampiran
1
MODUL 1
TEORI KELISTRIKAN DAN ALAT UKURNYA
1. Tujuan
Tujuan dari modul Teori Kelistrikan dan Alat Ukurnya adalah:
Memahami pengertian tegangan, hambatan, dan arus listrik.
Mengetahui cara penggunaan alat ukur kelistrikan.
2. Teori Dasar
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik
yang berpotensial tinggi ke suatu titik yang berpotensial rendah dalam satuan
waktu. Arus listrik dilambangkan dengan [I] dan memiliki satuan internasional
ampere (A). Pertistiwa mengalirnya arus listrik, disebabkan karena pergerakan
muatan. Muatan terdiri dari dua jenis, yaitu muatan positif dan muatan negatif [1].
Untuk arus yang konstan, besar arus listrik dapat diperoleh dengan
menggunakan Persamaan (1.1.).
(1.1.)
Keterangan:
I : arus listrik (ampere)
Q : besarnya muatan listrik (Coloumb)
t : waktu (detik)
Arus dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Arus searah (Direct Current / DC)
Arus DC (Gambar 1.1.) adalah arus yang mempunyai nilai konstan terhadap
waktu, artinya nilai arus akan tetap selalu sama di setiap waktunya. Nilai bisa
selalu bernilai positif atau negatif [1].
Gambar 1.1. Arus Searah [1].
2
Arus bolak-balik (Alternating Current / AC)
Arus AC (Gambar 1.2.) adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah
terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk
perioda waktu tertentu [1].
Gambar 1.2. Arus Bolak-Balik [1].
Amperemeter berfungsi sebagai alat ukur arus listrik. Amperemeter
dipasang seri pada komponen yang akan diukur, agar tegangan pada amperemeter
sama dengan nol [1]. Cara mengukur arus dengan amperemeter dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Amperemeter [1].
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik. Tegangan listrik dilambangkan dengan [V] dan memiliki satuan
internasional volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan
listrik yang mengakibatkan adanya aliran dalam sebuah konduktor listrik. Besar
tegangan listrik dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan (1.2.).
(1.2.)
Keterangan:
V : tegangan [Volt]
I : arus [Ampere]
R : hambatan (ohm) [Ohm]
3
Voltmeter berfungsi sebagai alat ukur tegangan listrik. Voltmeter disusun
secara paralel pada komponen yang akan diukur, agar tidak ada arus yang melalui
voltmeter [1]. Cara mengukur tegangan dengan voltmeter dapat dilihat pada
Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Cara Mengukur Tegangan Dengan Voltmeter [1].
Hambatan listrik perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik
dilambangkan dengan [R] dan memiliki satuan internasional Ohm (Ω). Besar
hambatan listrik dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan (1.2.).
Ohm-meter berfungsi sebagai alat ukur hambatan listrik. Sama halnya
dengan voltmeter, ohm-meter juga disusun secara paralel pada komponen yang
akan diukur.
Selain itu, terdapat juga sebuah alat ukur yang dapat mengukur arus,
tegangan, dan hambatan listrik, yang biasa dikenal dengan multitester. Terdapat
dua jenis multitester yaitu multitester analog dan multitester digital, keduanya
memiliki fungsi yang sama, yang membedakan hanya tampilan dari hasil ukurnya.
Contoh multitester dapat dilihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5. Multitester Analog dan Multitester Digital.
4
3. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam modul Teori Kelistrikan dan Alat Ukurnya:
Multitester Digital.
Multitester Analog.
Lampu LED.
Resistor.
Power Supply.
Kabel.
Project Board.
5
MODUL 2
HUKUM OHM
1. Tujuan
Tujuan dari modul Hukum Ohm adalah:
Mengetahui jenis-jenis resistor.
Dapat menghitung nilai resistansi sebuah resistor.
Dapat merangkai resistor secara seri maupun paralel.
Memahami hukum ohm pada rangkaian resistor.
2. Teori Dasar
Hukum Ohm menyatakan, jika sebuah penghantar/hambatan/resistansi
dilewati oleh sebuah arus, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan
muncul beda potensial. Menurut hukum Ohm, beda potensial atau tegangan
tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut [1].
Resistor adalah salah satu komponen yang paling umum digunakan dalam
rangkaian-rangkaian elekronika, oleh karena itu sangat penting mempelajari cara
menghitung nilai resistansi suatu resistor. Resistor memiliki beberapa fungsi,
antara lain:
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan
suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan
bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).
Resistor terdiri dari 2 jenis yaitu axial/radial dan komponen chip. Untuk
resistor jenis axial/radial, nilai resistansi resistor ini diwakili oleh kode warna.
Resistor jenis axial/radial terdiri dari resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang
warna (Gambar 2.1. dan Gambar 2.2.). Sedangkan untuk resistor jenis komponen
6
chip, nilai resistansinya diwakili oleh kode angka, sehingga lebih mudah
membacanya.
Gambar 2.1. Kode Warna Resistor Empat Gelang.
Gambar 2.2. Kode Warna Resistor Lima Gelang.
7
Contoh perhitungan nilai resistansi untuk resistor dengan 4 gelang:
Gelang ke-1 coklat = 1
Gelang ke-2 hitam = 0
Gelang ke-3 hijau = 105
Gelang ke-4 perak = ±10%
10×105=1.000.000 Ohm
= 1 MΩ ±10%
1. Masukkan angka dari kode warna gelang pertama dan kedua.
2. Kalikan angka yang didapatkan sebelumnya dengan kode warna gelang ketiga.
3. Kode warna keempat merupakan toleransi dari nilai resistansi resistor tersebut.
Contoh perhitungan nilai resistansi resistor dengan 5 gelang warna :
Gelang ke-1 coklat = 1
Gelang ke-2 hitam = 0
Gelang ke-3 hijau = 5
Gelang ke-4 hijau = 105
Gelang ke-5 perak = ±10%
105×105=10.500.000 Ohm =
10,5 MΩ ±10%
1. Masukkan angka dari kode warna gelang pertama, kedua dan ketiga.
2. Kalikan angka yang didapatkan sebelumnya dengan kode warna gelang
keempat.
3. Kode warna kelima merupakan toleransi dari nilai resistansi resistor tersebut.
8
Contoh perhitungan nilai resistansi resistor berdasarkan kode angka:
Angka ke-1 (4) = 4
Angka ke-2 (7) = 7
Angka ke-3 (3) = 103
47×103
= 47.000 Ohm = 47 KΩ
1. Masukkan angka dari kode angka pertama dan kedua.
2. Kalikan angka yang didapatkan sebelumnya dengan kode angka ketiga.
Umumnya sulit untuk menemukan resistor dengan nilai resistansi yang
diperlukan, oleh karena itu digunakan rangkaian seri atau paralel, untuk
mendapatkan nilai resistansi sesuai dengan yang diperlukan.
Rangkaian seri resistor (Gambar 2.3.) adalah rangkaian yang terdiri dari
dua atau lebih resistor yang disusun secara sejajar (seri). Untuk menghitung nilai
resistansi total dari rangkaian seri, kita dapat menggunakan Persamaan (2.1.),
sebagai berikut:
(2.1.)
Gambar 2.3. Rangkaian Seri Resistor [1].
Rangkaian paralel resistor (Gambar 2.4.) adalah rangkaian yang terdiri dari
dua atau lebih resistor yang disusun secara berderet (pararel). Untuk menghitung
nilai resistansi total dari rangkaian pararel, kita dapat menggunakan Persamaan
(4.2.), sebagai berikut:
9
(4.2.)
Gambar 2.4. Rangkaian Pararel Resistor [1].
3. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam modul Hukum Ohm:
Multitester Digital.
Multitester Analog.
Lampu LED.
Resistor.
Power Supply.
Kabel.
Project Board.
10
MODUL 3
HUKUM KIRCHHOFF
1. Tujuan
Tujuan dari modul Hukum Kirchoff adalah:
Mempelajari tentang Hukum Kirchoff ke-1 dan ke-2.
Mempelajari tentang pembagian arus.
Mampu menghitung tegangan pada lintasan tertutup.
2. Teori Dasar
Tujuan dari analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk menentukan
kuat arus dan beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian listrik untuk analisis
rangkaian, selain hukum Ohm, hukum yang sering dipakai adalah hokum
Kirchhoff. Terdapat dua hukum Kirchhoff yakni Hukum Kirchhoff I (Kirchhoff’s
Current Law / KCL) dan Hukum Kirchoff II (Kirchhoff’s Voltage Law / KVL).
Hukum Kirchoff I menyatakan jumlah arus yang memasuki suatu
percabangan sama dengan jumlah arus yang meninggalkan percabangan tersebut.
Dengan kata lain, jumlah semua arus yang memasuki sebuah percabangan sama
dengan nol [1].
Secara matematis, maka dapat dinyatakan dengan Persamaan (3.1.) dan (3.2.):
∑ arus pada satu titik percabangan = 0 (3.1.)
∑ arus yang masuk percabangan = ∑ arus yang keluar dari percabangan (3.2.)
Gambar 3.1. Ilustrasi Hukum Kirchhoff I [1].
11
Berdasarkan Gambar 3.1., diperoleh:
∑ I = 0
I1 + I4 - I2 - I3 = 0
∑ arus masuk = ∑ arus keluar
I1 + I4 = I2 + I3
Hukum Kirchhoff II menyatakan jumlah tegangan pada suatu lintasan
tertutup sama dengan nol. Atau, penjumlahan tegangan pada masing-masing
komponen penyusun yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama
dengan nol [1].
Secara matematis, maka dapat dinyatakan dengan Persamaan (3.3.):
∑ V = 0 (3.3.)
Gambar 3.2. Ilustrasi Hukum Kirchhoff II [1].
Berdasarkan Gambar 3.2., diperoleh:
Lintasan a-b-c-d-a : Lintasan a-d-c-b-a :
∑ V = 0 ∑ V = 0
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0 Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
-V1 + V2 – V3 + 0 = 0 V3 – V2 + V1 + 0 = 0
V2 –V1 – V3 = 0 V3 – V2 + V1 = 0
12
3. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam modul Hukum Kirchoff:
Multitester Digital.
Multitester Analog.
Lampu LED.
Resistor.
Power Supply.
Kabel.
Project Board.
13
MODUL 4
BILANGAN BINER DAN GERBANG LOGIKA
1. Tujuan
Tujuan dari modul Bilangan Biner dan Gerbang Logika ini adalah :
Mempelajari cara mengkonversi bilangan biner ke desimal dan
sebaliknya.
Mempelajari tentang gerbang logika.
Mempelajari tentang tabel kebenaran.
2. Teori Dasar
Sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital adalah biner (basis 2),
yang hanya menggunakan angka 1 dan 0. Setiap digit pada bilangan biner disebut
binary digit (bit). Most significant bit (MSB) adalah bit yang mempunyai bobot
paling besar (bit paling kiri), sedangkan least significant bit (LSB) adalah bit yang
mempunyai bobot paling kecil (bit paling kanan). Byte adalah satuan bilangan
biner yang berisi 8 bit.
Keterangan: 1 byte = 8 bit = 23 bit
1 Kbit = 210
bit = 1024 bit
1 Mbit = 220
bit = 1 048 576 bit
1 Kbyte = 210
byte = 213
bit
1 Mbyte = 220
byte = 223
bit
Contoh konversi bilangan biner ke desimal:
(1000 0101)2 = (1x27) + (0x2
6) + (0x2
5) + (0x2
4) + (0x2
3) + (1x2
2) + (0x2
1) +
(1x20)
= 128 + 0 + 0 + 0 + 0 + 4 + 0 + 1
= (133)10
14
Contoh konversi bilangan desimal ke biner:
(25)10 = (…..)2
25:2 = 12 sisa 1 (LSB)
12:2 = 6 sisa 0
6:2 = 3 sisa 0
3:2 = 1 sisa 1
Sisa 1 (MSB)
Jadi: (25)10 = (11001)2
Gerbang logika berisikan fungsi-fungsi yang digunakan untuk
menghasilkan output yang diinginkan dari input-input yang tersedia. Gerbang
logika yang akan dibahas pada modul ini adalah AND, OR, NOT, NAND, dan
NOR [2].
Gerbang logika AND
Gerbang logika AND (Gambar 4.1.) adalah suatu rangkaian logika yang output
akan mempunyai logika “1” bila semua input-nya berlogika “1”. Jika salah satu
input-nya berlogika “0”, maka output-nya akan mempunyai logika “0” seperti
pada Tabel 4.1.
Gambar 4.1. Gerbang Logika AND [2].
Tabel 4.1. Tabel Kebenaran AND [2].
Input Output
A B F
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
15
Gerbang logika OR
Gerbang logika OR (Gambar 4.2.) adalah suatu rangkaian logika dasar yang
menyatakan bahwa output-nya akan mempunyai logika “1” jika salah satu
input-nya mempunyai logika “1” atau semuanya mempunyai logika “1” seperti
pada Tabel 4.2.
Gambar 4.2. Gerbang Logika OR [2].
Tabel 4.2. Tabel Kebenaran OR [2].
Input Output
A B F
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Gerbang logika NOT
Gerbang logika NOT (Gambar 4.3.) merupakan gerbang satu input-nya yang
berfungsi sebagai pembalik (inverter). Jika input-nya berlogika “1”, maka
output-nya berlogika “0”, dan sebaliknya seperti pada Tabel 4.4.
Gambar 4.3. Gerbang Logika NOT [2].
Tabel 4.3. Tabel Kebenaran NOT [2].
Input Output
A F
1 0
0 1
Gerbang logika NAND
Gerbang logika NAND (Gambar 4.4.) akan mempunyai output-nya “0” bila
semua input-nya berlogika “1”. Sebaliknya, jika ada sebuah logika “0” pada
16
salah satu input-nya, maka output-nya akan berlogika “1” seperti pada Tabel
4.4. Kata NAND merupakan kependekan dari NOTAND, yang merupakan
ingkaran dari gerbang AND.
Gambar 4.4. Gerbang Logika NAND [2].
Tabel 4.4. Tabel Kebenaran NAND [2].
Input Output
A B F
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gerbang logika NOR
Gerbang logika NOR (Gambar 4.5.) akan memberikan output-nya “0”, jika
salah satu dari input-nya pada keadaan “1”. Jika diinginkan output-nya
berlogika “1”, maka semua input-nya harus dalam keadaan “0” seperti pada
Tabel 4.5. Kata NOR merupakan kependekan dari NOT-OR, yang merupakan
ingkaran dari gerbang OR.
Gambar 4.5. Gerbang Logika NOR [2].
Tabel 4.5. Tabel Kebenaran NOR [2].
Input Output
A B F
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
17
3. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam modul Bilangan Biner dan Gerbang Logika:
Lampu LED.
Resistor.
Power Supply.
Kabel.
Project Board.
Push Button.
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ramdhani, Mohammad, (2008), Rangkaian Listrik, Bandung : Penerbit
Erlangga.
[2] Bolton, W., (2008), Mechatronic: Electronic Control Systems in
Mechanical and Electrical Engiinering, th4 ed, England : Pearson
Education Limited.