buku pedoman teknis budidaya kelapa sawit untuk petani

Upload: anas-nasrullah

Post on 02-Mar-2016

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hasil pendampingan petani swadaya di Sintang, Kalimantan Barat

TRANSCRIPT

BUKU PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KELAPA SAWIT UNTUK PETANI

DAFTAR ISI1. PEMILIHAN LOKASI KEBUN2. KEPASTIAN KEPEMILIKAN LAHAN 3. PERSIAPAN BAHAN TANAM (BIBIT), PEMBUKAAN LAHAN DAN PENANAMAN3.1. Pengadaan Bibit

3.2. Pembibitan

3.3. Persiapan/Pembukaan Lahan

3.4. Penanaman4. PEMELIHARAAN TANAMAN 4.1. Penyiangan

4.2. Pemupukan

4.3. Hama/Penyakit5. PEMANENANLampiran :

1. Prinsip dan Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan2. Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup

3. Checklist lingkungan dan sosial untuk kebun petani swadaya

KATA PENGANTARKelapa Sawit merupakan salah satu komoditi andalan bagi para petani dalam menopang perekonomiannya. Sehingga banyak petani sekarang yang berupaya membangun kebun Kelapa Sawit secara swadaya. Namun, keinginan besar para petani ini tidak didukung oleh pengetahuan yang memadai tentang budidaya Kelapa Sawit ini, sehingga banyak petani yang berkebun hanya sebatas menanam dan panen saja yang bermuara pada rendahnya produktifitas Kelapa Sawitnya.

Beranjak dari kondisi di atas, Buku Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit ini disusun untuk memberikan gambaran tentang teknis budidaya Kelapa Sawit untuk petani dan para fasilitator yang bernaung didalam organisasi FASDA Sawit Lestari dalam melakukan pendampingan terhadap petani Kelapa Sawit. Secara umum buku pedoman ini menjelaskan tentang proses budidaya Kelapa Sawit mulai dari pemilihan lokasi kebun hingga pemanenan dan upaya pengelolaan kebun Sawit yang mengikuti standar budidaya RSPO. Penyusunan Buku Pedoman ini dari beberapa sumber, diantaranya Buku Pedoman Teknis Kelapa Sawit dari Proyek PIR-Ophir 1990, Pedoman Praktis Bangun Kebun sawit Mandiri SPKS Tahun 2011 dan Buku Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Yayasan Solidaridad Tahun 2009. Pada bagian akhir dari buku ini juga dilampiri dengan Checklist Lingkungan dan Sosial, Prinsip dan Kriteria RSPO yang disederhanakan bagi petani swadaya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pedoman ini dan WWF Indonesia yang telah membantu pencetakannya. Demi perbaikan buku ini, maka kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan dari pembaca semua. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi pengembangan tanaman Kelapa Sawit yang lestari di Indonesia.Sintang, Desember 2012Ttd

Tim PenyusunTim Penyusun :

1. Haryono

2. Swisto Uwin

3. Subarjo

4. M. Munawir

LATAR BELAKANG1. Kurangnya informasi kesesuaian lahan yang cocok untuk syarat tumbuh tanaman kelapa sawit

2. Kurangnya informasi mengenai status lahan dalam tata ruang

3. Kurangnya informasi mengenai peraturan-peraturan terkait lingkungan

4. Kurang pemahaman terhadap danpak negatif lingkungan dari pembukaan lahan 5. Sering terjadi konflik dengan satwa liar

6. Sering terjadi konflik dengan masyarakat adat

7. Dalam memilih lokasi tanam hendaknya petani mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial .

TUJUANMemastikan lahan sesuai dengan spesifikasi tanaman kelapa sawit dan bukan pada kawasan yang penting secara lingkungan dan sosial . STANDAR Daerah yang sesuai (Ekologi Tempat Tumbuh) Kelapa Sawit adalah :

a. Lokasi wilayah (Koordinat) : 15 LU-15 LS

b. Ketinggian tempat : 0-500 m dpl (dari permukaan laut)

c. Curah hujan : 2.000-2.500 mm/tahun

d. Suhu optimum : 29-30 C

e. Intensitas penyinaran : 5-7 jam/hari

f. Kelembaban optimum : 80-90 %

g. Jenis Tanah : Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol.

h. Nilai pH yang optimum : 5,05,5

i. Kondisi tanah (struktur) : tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas.

j. Kemiringan (topografi) : kurang dari 15oDaerah-Daerah Yang Tidak Direkomendasikan, antara lain :1. Bantaran sungai, karena akan menghilangkan fungsi bantaran sungai sebagai filter dari erosi dan racun-racun sisa yang tidak diserap tanaman masuk kesungai.

2. Kelerengan lebih dari 15 %, karena rawan erosi dan longsor.

3. Gambut dengan kedalaman lebih dari 1 meter, karena akan mempengaruhi pertumbuhan pohon dengan perakaran yang dangkal.

4. Daerah berpasir, karena miskin unsur hara.

5. Daerah yang ditetapkan pemerintah sebagai hutan lindung atau hutan negara (hutan produksi)

6. Daerah dengan kerapatan pohon yang tinggi (hutan masih lebat atau masih didominasi pohon-pohon alami), sebagai tempat hidup hewan liar terutama predator alami (burung hantu/ular) dari hama tanaman kelapa sawit (tikus). 7. Kawasan yang penting bagi masyarakat Adat/lokal (tembawang, tempat keramat, sumber air)

LATAR BELAKANG1. Prinsip kehati-hatian pada saat perolehan lahan2. Lahan harus jelas asal usulnya

3. Sering terjadi tumpang tindih kepemilikan lahan

4. Kebanyakan petani tidak melaporkan keberadaan kebun pada desa dan pemerintah kabupaten

5. Tidak adanya pendamping yang dapat memberikan arahan perolehan lahan

6. Petani harus memilih lokasi dengan mempertimbangkan aspek kepemilikan lahanTUJUAN Agar tidak ada tuntutan pihak lain terhadap lokasi kebun di masa mendatang. STANDAR 1. Dokumen keterangan lahan (SKT) atau surat keterangan kepemilikan tanah adat/tradisional sesuai ketentuan yang berlaku atau sertifikat kepemilikan tanah.

2. Memastikan lahan tidak tumpang tindih dengan kepemilikan lainnya (warga lainnya, tanah adat atau lahan umum)

3. Membuat surat keterangan usaha kebun kelapa sawit dari desa bersangkutan.4. Memiliki identitas seperti KTP atau surat keterangan domisili

5. Membuat surat pernyataan pengelolaan lingkungan dengan didampingi oleh penyuluh yang terlatih. 6. Mengajukan permohonan pendaftaran usaha budidaya perkebunan kepada kantor pelayanan perizinan terpadu. LATAR BELAKANG1. Kurangnya informasi tentang bibit yang baik dan bersertifikat

2. Produktifitas rendah dan tidak tahan terhadap hama dan penyakit

3. Kurang informasi teknis pembibitan 4. Kurangnya informasi teknis pembukaan lahan dan penanaman

3.1. PENGADAAN BIBITTUJUANMemastikan bibit berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas.

STANDARBenih-benih yang dihasilkan oleh produsen resmi telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan yang jelas asal usulnya seperti Delidura dan bapak Pisifera.Saat ini di Indonesia terdapat 8 produsen benih resmi yang menyediakan benih untuk bibit kelapa sawit yaitu :

Untuk daerah Kalimantan Barat pemesanan bibit dapat dilakukan pada PPKS Medan Sub Station Parindu Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau .3.2. PEMBIBITANTujuan

Memastikan bahan tanam (kecambah) dapat tumbuh menjadi bibit yang baik.STANDAR Bibit yang baik adalah bibit sehat berumur 9 12 bulan , tinggi >88 cm, diameter >5 cm jumlah pelepah >13, penampilan pohon betina, sehat dan subur

TEKNIS Metode Pembibitan: - Single Stage Nursery - Double Stage NurserySingle Stage Nursery : Kecambah Langsung Ditanam Pada Polybag, System Ini Tidak Efektip Dikarenakan Penanaman Langsung Dipolybag Besar Dan Disusun Rapat Sampai Dengan Umur 3-4 Bulan Dan Kemali Disusun Sesuai Dengan Pembibitan Utama, Dalam Proses Seleksi Akan Banyak Polybag Yang Kosong Sehingga Menimbulkan Biaya Yang Cukup Tinggi.

Double stage nursery : - pembibitan awal (pre nursery)- pembibitan utama (main nursery)System dua tahap ini akan menghasilkan bibit yang lebih baik Karena proses seleksi yang cukup ketat, proses seleksi sudah Dimulai dari penerimaan kecamba, penanaman pada polybag Sampai dengan seleksi pemindahan pada pembibitan utama. Juga poses seleksi dimain nursery sampai seleksi pengangkutan tanam dilapangan

Lokasi Pembibitan :

- Lokasi Datar Dan Tanah Lembut- Dekat Dengan Sumber Air- Jauh Dari Sumber Hama Dan Penyakit- Saluran Air Harus Baik - Mudah Dijangkau- Akses Jalan Untuk Transportasi Harus Baik

Bahan pre nursery:

- baby bag ukuran 15 x 21 x 250 gauge- kecamba dari balai penelitian kelapa sawit- bambu untuk bedengan- bambu untuk bedengan- tanah gembur dan pasir tdk lebi 60 %- slang air ukuran inc

Jenis pekerjaan pada pre nursery :-pengumpulan/saring tanah- pengisian baby bag - seleksi kecamba- tanam kecamba- penyiraman minimal 2 kali dalam 1 hari pada pagi dan sore hari- merumput (pengendalian gulma)- pemupukan sesuai rekomendasi pupuk- konsolidasi bibit yang miring- pengendalian hama dan penyakit- seleksi pre nursery pindah ke pembibitan utamaPembibitan Utama (Main Nursery)

Bahan Main Nursery :-Poly Bag Ukuran 38 x 45 x 500 Gauge

- Bor Lobang

- Gembor

- Tanah Gembur dan Pasir tidak lebih 60 %

- Slang Air ukuran Inc untuk penyiramanPerawatan pembibitan utama (main nursery)- konsolidasi bibit doyong dan penambahan tanah pada polybag- penyiraman dilakukan 2 kali dalam satu hari antara pagi dan sore- pengendalian gulma (merumput)- pemupukan - pengendalian hama dan penyakit- seleksiStandar Pemupukan Bibit Kelapa Sawit Di Main Nursery

3.3. PERSIAPAN/PEMBUKAAN LAHAN

TUJUAN : 1. Memastikan lahan lokasi tanam bersih dari tanaman pengganggu, hama dan penyakit2. Memastikan kesuburan asal tanah masih terjaga sampai saat penanaman

3. Memastikan pembukaan lahan dilakukan tanpa bakar STANDAR Lahan siap tanam yang baik adalah lahan bersih telah dilakukan stacking (rumpukan), pembersihan jalur tanam dan lubang tanam/pancang dalam jarak yang direkomendasikanTEKNIS :Pembukaan Lahan

Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (Zero Burn)

- Membuat blok pekerjaan

- Imas dan Tumbang

- Rumpuk atau Rencek

- Membuat Jalur/Merumpuk (Stacking)

- Semprot Alang - alang

- Membersihkan Jalur/Titik Tanam

- Merancang Jalan rintis (jalan Tikus)

Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dengan memakai system jalur/merumpuk (Stacking) Rancangan ini dengan penanaman LCC (Cover Crop) diantara rumpukan untuk mempercepat pembusukan sehingga tidak menjadi tempat hama dan penyakit dan juga saat panen tidak menghambat pengangkutan TBSTebas Tebang dan ukuran tinggi tebangan dari permukaan tanah :

- Diameter 8 15 tinggi Maksimum 30 Cm

- Diameter 15 35 tinggi Maksimum 60 Cm

- Diameter 35 70 tinggi Maksimum 100 CmPekerjaan Merumpukan (Rencek) untuk ditumpuk pada rumpukan (stacking)

- : 15 35 tinggi Mak 60 Cm

- : 35 70 tinggi Mak 100 CmSemprot Alang alang dengan bahan aktif Glyphosate dengan ukuran sesuai dengan tinggi dan ketebalan lalang, selanjutnya diikuti dengan spot spray Pembukaan Lahan telah selesai dilanjutkan dengan merancang jalan untuk mempermudah pengangkutan bibit yang akan ditanam dengan urutan

pekerjaan sebagai berikut :

-Membentuk jalan dan irigasi agar air tidak tergenang pada musim hujan

-Mengajir (menentukan titik Tumbuh

- MelobangMerancang Bagan Jalan dan Parit

Pada pembukaan lahan kebun kelapa sawit dilakukan rintis blok bersamaan dengan pekerjaan rintis telah dirancang bagan jalan yang akan dibangun seiringan dengan pekerjaan imas dan tumbang, hal ini amat dibutuhkan untuk kelancaran melakukan semua pekerjaan dilapangan dan pendistribusian bahan bahan di lapangan.

Pembukaan lahan sampai dengan TBM 2 jalan yang dibuat masih dengan manual yaitu dengan mengorek seluruh pinggir agar air pada saat hujan tidak tergenang untuk itu ada beberapa jenis jalan dalam kebun sebagai berikut :

1. Jalan tikus (harvester path)

Jalan ini digunakan dan bermanfaat untuk melakukan pengawasan di lapangan dan pengakutan TBS ke Tempat Pemungutan hasil, distribusi kebutuhan tanaman seperti pupuk dan lainnya.

Metode : Manual atau disemprot Herbisida

2. Jalan Pengumpul (collection road)

dibangun dan dirancang untuk dilalui kendaraan pengangkut tandan buah sawit dari tempat pemungutan hasil sesuai dengan rotasi panen dibuat dengan arah utara selatan dan tegak lurus dengan jalan utama

Metode : dibuat dengan menggunakan alat berat dan ditimbun dengan batu batu kecil

untuk pengerasan

3. Jalan Utama

dibangun dan dirancang untuk tahan dilalui kendaraan setiap hari untuk pengangkutan TBS utamanya Jalan Utama merupakan muara dari keseluruhan jalan pengumpul3.4. PENANAMAN

Tujuan Memastikan bibit tertanam dengan baik sesuai dengan jarak tanam dan kedalaman lubang tanam yang direkomendasikan.TEKNIS Penanaman pohon diareal harus dengan organisasi tanam yang baik dan perhatian pada seluruh peralatan atau tahapan pekerjaan sebelum menanam sudah disiapkan. - Apakah Lobang tanam sudah sesuai dengan instruksi Mal. Pupuk untuk lobang tanam sudah dimasukkan didalam lobang Bibit sudah diletakkan pada lobang Tanam adapun langkah langkah penanaman yang yang baik adalah sebagai berikut :Mengajir,Menetapkan jarak tanam dan Melobang

Mengajir adalah menetapkan titik tanam pohon dengan metode Kerja

- 9,2 Mtrs Segitiga

- 9,2 Mtrs Utara Selatan (N-S)

- 7,9 Mtr Timur Barat (E- W)

ukuran lobang Tanam

- dalam: 38 cm

- panjang atas : 50 cm

- panjang dalam: garis tengah polybag

- lebar: garis tengah polybag + 2 cmMupuk Lobang

Penanaman Bibit kelapa sawit:

Memeriksa /membetulkan lobang, membuka polybag dan memasukkan dalam lobang yang telah diberi pupuk dasar.

Mengisi tanah kedalam lobang lapis demi lapisan sampai setengah kedalamanya dengan menekan lapis demi lapis hingga padat.

Mengisi tanah sampai lobang penuh dan ditekan lapis demi lapis, Tanah yang dimasukkan dalam lobang dan ditekan hingga padat harus sama dengan permukaan tanah disekitarnya.Penanaman Kacang kacangan penutup tanah (LCC)

Mengikuti seperti pada Buku PIR-Ophir 1990.

Mengikuti seperti pada Buku PIR-Ophir 1990.Lampiran :

1. Prinsip dan Kriteria RSPO Untuk Produksi Minyak Kebun Sawit Berkelanjutan

2. Standar RSPO Untuk Sertifikasi Grup 3. Checklist Lingkungan dan Sosial untuk Kebun Petani SwadayaBAHAN BACAANBuku Pedoman Teknis Kelapa Sawit, Proyek PIR-Ophir, 1990.Buku Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit, Yayasan Solidaridad, 2009.Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani Kelapa Sawit Swadaya Republik Indonesia, 2010

Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup, BioCert Indonesia dan ProForest, 2010.

Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Taskforce Untuk Petani, RSPO, 2010.

Pedoman Praktis Bangun Kebun sawit Mandiri, SPKS, 2011.

PEMILIHAN LOKASI KEBUN

2. KEPASTIAN KEPEMILIKAN LAHAN

3. Persiapan Bahan Tanam (Bibit), pembukaan lahan dan Penanaman

Penetapan jarak tanam disesuaikan dengan kondisi dan letak lahan

Catatan : Contoh jarak Tanam untuk 138 Phn/Ha

4. PEMELIHARAAN TANAMAN

5. PEMANENAN