buku panduan

26
1 TATA TERTIB 1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Terlambat tidak dapat mengikuti pre-test. 3. Mengumpulkan tugas pendahuluan. 4. Memakai sepatu tertutup, baju berkerah, dan jas lab. 5. Dilarang makan, minum, merokok, dan melakukan hal-hal yang mengganggu jalannya praktikum. 6. Masuk kedalam laboratorium hanya membawa alat tulis dan log book. 7. Keluar masuk laboratorium atas seizin asisten. 8. Alat pecah atau rusak ditanggung seluruh praktikan kelas. 9. Sebelum meninggalkan laboratorium semua alat dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula. 10. Peraturan yang belum tercantum akan diatur kemudian. Praktikum Teknik Limbah Ikan 2014 THP-UB

Upload: dan-melo

Post on 04-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perikanan

TRANSCRIPT

20

TATA TERTIB

1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.2. Terlambat tidak dapat mengikuti pre-test.3. Mengumpulkan tugas pendahuluan.4. Memakai sepatu tertutup, baju berkerah, dan jas lab.5. Dilarang makan, minum, merokok, dan melakukan hal-hal yang mengganggu jalannya praktikum.6. Masuk kedalam laboratorium hanya membawa alat tulis dan log book.7. Keluar masuk laboratorium atas seizin asisten.8. Alat pecah atau rusak ditanggung seluruh praktikan kelas.9. Sebelum meninggalkan laboratorium semua alat dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula.10. Peraturan yang belum tercantum akan diatur kemudian.

1. KITIN

Khitin merupakan senyawaan poli-beta-N-asetil-D-glukosamin, suatu biopolimer alami penyusun cangkang (kulit keras) udang-udangan, serangga , penyusun dinding sel khamir dan kapang. Khitin umumnya diperoleh dari kerangka hewan invertebrate dari kelompok Arthopoda sp, Molusca sp, Coelenterata sp, Annelida sp, Nematoda sp dan beberapa dari kelompok jamur. Selain dari beberapa dari kelompok jamur, kerangka hewan invertebrate, juga banyak ditemukan pada bagian insang ikan, trachea, dinding usus dan pada kulit cumi-cumi. Sebagai sumber utamanya ialah cangkang Crustaceae sp yaitu udang, lobster, kepiting dan hewan yang bercangkang lainnya terutama asal laut (Austin et al.,1981). Khitin mempunyai rumus molekul C18C26N2O10 merupakan zat padat yang tak berbentuk (amorphous), tidak larut dalam air, asam anorganik encer, alkali encer dan pekat, alkohol dan pelarut organik lainnya tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat termasuk golongan polisakarida yang mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer berantai dengan nama lain -(1-4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glikosa (N-asetil-D-glukosamin) Struktur molekul kitin dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Bentuknya sama dengan selulosa ikatan yang terjadi antara monomernya terangkai dengan ikatan glikosida pada posisi -(1-4) perbedaannya dengan selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon yang kedua pada khitin diganti oleh gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon yang kedua pada khitin dig anti oleh gugus asetamida (NHCOCH2) sehingga khitin menjadi sebuah polimer berunit N-asetilglukosamin. Senyawa ini berbentuk Kristal, tidak larut dalam pelarut biasa tetapi larut dalam asam kuat(Bastman,1989).Beberapa manfaat yang dapat diambil dari kitin, yaitu dibidang pertanian antara lain dengan memanfaatkan sifat antifunginya untuk melindungi tanaman dari serangan fungi dan sifat antibakterinya terhadap beberapa pathogen. Manfaat tersebut tidaklah sebesar manfaat yang dapat diambil dari turunan kitin seperti kitosan. Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industry pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan. perbedaan antara kitin dan kitosan adalah pada setiap cincin molekul kitin terdapat gugus asetil (CH3-CO) pada atom karbon kedua, sedangkan pada chitosan terdapat gugus amina (NH). Chitosan dapat dihasilkan dari kitin dengan cara diasetilasiLimbah kulit udang yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak, dapat diolah untuk pembuatan kitin yang diproses labih lanjut menghasilkan chitosan. Chitosan memiliki banyak manfaat dalam bidang industry, antara lain adalah sebagai pengawet makanan yang tidak berbahaya (non toksik) pengganti formalin. Limbah tersebut merupakan sumber potensial pembuatan kitin yang secara komersial bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang misalnya biokimia, enzimologi, obat-obatan, pertanian, pangan, gizi, mikrobiologi, tekstil, komestik, dan lain-lain.Limbah udang berupa kulit, kepala, dan ekor dengan mudah didapatkan mengandung senyawa kimia berupa kitin dan chitosan. Senyawa ini dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dari industry. Hal ini dimungkinkan karena senyawa kitin dan chitosan mempunyai sifat sebagai bahan pengemulsi koagulasi, reaktifitas kimia yang tinggi dan menyababkan sifat polielektrolik kation sehingga dapat berperan sebagai penukaran ion (ion exchanger) dan dapat berfungsi sebagai absorber terhadap logam berat dalam air limbah.Kitin mempunyai sifat utama sangat sulit larut dalam air dan beberapa pelarut organik sehingga kelarutan dan reaktifitas kimianya rendah. Kitin berwarna putih, keras, tidak elastis, polisakarida yang mengandung nitrogen. Kitin dapat larut di dalam HCl, H2SO4, H3PO4, dikloroasetat, trikloroasetat, dan asam formiat. Kitin juga larut di dalam larutan pekat garam netral yang panas, berasal dari alam (renewable), biodegradable dan tidak mencemari lingkungan, biokompatibel tidak hanya pada hewan juga dengan jaringan tanaman, tidak bersifat toksis, struktur molekulnya dapat dan mudah dimodifikasi.

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKANAlat-alat yang dibutuhkan antara lain : Loyang, Blender, Oven, Timbangan digital, Beaker glass 1000 ml, Beaker Glass 250 ml, Magnetic stirrer, Gelas ukur 100 ml, Hot plate, Stopwatch, Spatula, Kamera, Nampan, Baskom, Coolbox.Cangkang udang, Air, NaOH 3,5 %, HCl 1 N, Kertas lakmus merah, Kertas lakmus biru, Kertas label, Kain blancu, Aluminium foil, Tissue, Kain serbet, Aquadest, Kertas, Plastik.

SKEMA KERJA KITIN

Limbah cangkang atau kulit udang Dicuci dengan air bersih Perlakuan fisik :Pengeringan dengan oven 80 0C selama 2 jam Penghancuran dengan blenderDitimbang 20 gram Deproteinasi :Pencampuran dengan NaOH 3,5% perbandingan 1 : 10 Diaduk dengan magnetic stirer pada suhu 80-85 0C selama 30 menit Pencucian sampai pH netral Pengeringan 105 0C selama 2 jam Demineralisasi :Pencampuran dengan HCl 1 N perbandingan 1 : 10 Pemanasan 60-65 oC selama 1 jam Penyaringan Pencucian sampai PH netralPengeringan 105 oC selama 2 jam Kitin

Yield kitin=

SKEMA KERJA KITOSAN

KitinDimasukkan dalam beaker glass yang berisi larutan NaOH 50% b/v dengan perbandingan 1:10Disaring kemudian dicuci sampai netal dengan air dan dibilas dengan akuadesDiaduk dengan magnetic stirrer dengan suhu 900C selama 1 jamDikeringkan di dalam oven dengan suhu 650C selama 24 jamKitosan

Yield Kitosan :

2. GELATIN

Gelatin dapat diperoleh dengan cara denaturasi panas dari kolagen. Pemanasan kolagen secara bertahap akan menyebabkan struktur rusak dan rantai-rantai akan terpisah. Berat molekul, bentuk dan konformasi larutan kolagen sensitif terhadap perubahan temperatur yang dapat menghancurkan makro molekulnya,Konversi kolagen menjadi gelatin biasanya didasarkan pada pengaturan temperatur ekstraksi, yang dilakukan untuk mencegah kerusakan protein pada suhu tinggi. Kisaran temperatur ekstraksi yang digunakan antara 500C 1000C, sedangkan nilai pH ekstraksi dapat bervariasi untuk tiap metodeGelatin mengandung 19 asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida membentuk rantai polimer panjang. Senyawa gelatin merupakan suatu polimer linier yang tersusun oleh satuan terulang asam amino glisin-prolin-prolin atau glisin-prolin- hidroksiprolin. Komposisi asam amino gelatin bervariasi tergantung pada sumber kolagen tersebut, spesies hewan penghasil dan jenis kolagen. Gelatin tidak mengandung triptofan dan hanya mengandung sedikit tirosin dan sistin. Tidak terdapatnya tripofan pada gelatin menyebabkan gelatin tidak dapat digolongkan sebagai protein lengkap.

Gelatin dibagi menjadi dua tipe berdasarkan perbedaan proses pengolahannya yaitu tipe A dan tipe B. Dalam pembuatan gelatin tipe A, bahan baku diberi perlakuan perendaman dalam larutan asam sehingga proses ini dikenal dengan sebutan proses asam. Sedangkan dalam pembuatan gelatin tipe B, perlakuan yang diaplikasikan adalah perlakuan basa, proses ini disebut dengan proses alkali, gelatin ikan dikategorikan sebagai gelatin tipe A. Secara ekonomis, proses asam lebih disukai dibandingkan proses basa. Hal ini karena perendaman yang dilakukan dalam proses asam relatif lebih singkat dibandingkan proses basa.

Sifat Gelatin berdasarkan tipe

ALAT DAN BAHANAlat-alat yang dibutuhkan antara lain : beaker glass 250 ml, blender, waterbath, spatula, timbangan digital, pisau, kompor gas, talenan, erlenmeyer, baskom, stopwatvh, panci, gelas ukur 100 ml, termometer, loyang, dan oven.Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain : tulang ikan, air, HCl 5%, kertas label, kain blacu, aluminium foil, aquades,plastik, dan kertas lakmus.

SKEMA KERJA GELATIN

Tulang IkanDegreasing (penghilangan lemak), Direndam pada air mendidih selama 30 menitPengecilan ukuran 2 5 cm2dan ditimbang 20 gramDemineralisasi (perendaman dalam HCl 5%, 48 jam)OsseinPencucian dengan air mengalir hingga pH netral (6-7)Ektraksi dalam waterbath pada suhu 90oC selama 7 jamEkstrak disaringDipekatkan dengan evaporatorDikeringkan dengan oven pada suhu 50oC selama 24 jamPengecilan ukuran / penepunganAnalisa proksimat

3. TEPUNG IKAN

Tepung ikan (Fish Mill) adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari penggilingan ikan. Produk ini kaya akan protein dan mineral. Produk ini digunakan sebagai bahan baku pakan dan aneka bahan tambahan produk makanan seperti kerupuk. Tepung ikan dapat dibuat dengan salah satu cara berikut: 1) Cara basah 2) Cara kering 3) Cara penyulingan. Adapun bahan dari tepung ikan adalah ikan. Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi dan harganya relatif murah. Tepung ikan sangat baik sebagai nutrisi tambahan pakan hewan ternak maupun ikan karena kadar proteinnya paling lengkap dan tinggi serta mudah dicerna.Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari. Metode ini di beberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas produknya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern. Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan, pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan, pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.

ALAT DAN BAHANAlat-alat yang dibutuhkan antara lain : pisau, talenan, chopper, panci, oven, timbangan digital, saringan, blender, kompor gas, beaker glass, baskom, loyang dan nampanBahan-bahan yang dibutuhkan antara lain : ikan, kain blancu, plastik, kertas label, tali, dan air

SKEMA KERJA TEPUNG IKAN

Ikan Basah 500 gramDibuang isi perut dan dicuciDigiling dengan blenderBubur mentah ikanDikukus selama 1 jamBubur Ikan matangDikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air sekitar 8%Cake kering ikanDiperas dengan kain blancuCake yang telah dipres dikeringkan dengan oven (1050C selama 90 menit)Digiling dengan mesin penggilingTepung ikanAnalisa Proksimat

4. KONSENTRAT PROTEIN IKAN

Konsentrat protein adalah bahan makan hasil dari suatu proses pengolahan yang memiliki nutrisi tinggi dan berkadar protein 70%. Konsentrat protein dapat berasal dari bahan pangan nabati berupa kacang-kacangan dan bahan hewani berupa daging ikan, bahkan konsentrat protein dapat dibuat dari telur ikan cakalang dan ikan kakap. Produk perikanan yang paling sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan protein adalah ikan gabus, karena ikan gabus memiliki kandungan albumin yang tinggi dan dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. Pemanfaatan hasil samping berbasis protein terus dikembangkan salah satunya konsentrat protein ikan (KPI). Konsentrat protein merupakan produk pekatan protein yang memiliki kandungan protein minimal 50-70%. Dengan cara menghilangkan komponen non protein yaitu lemak, karbohidrat, mineral, dan air. Produk ini diaplikasikan ke dalam makanan yang berkarbohidrat tinggi.KPI dibagi menjadi tiga tipe : (1) Tipe A, tidak berasa ikan, tidak berwarna, tidak berbau, kadar protein minimal 67,7% dan kandungan lemak maksimal 0,75%. Dapat dicampurkan pada hampir semua produk makanan dengan konsentrasi 5-10%. (2) Tipe B, cara menghilangkan lemak denan ekstraksi, kandungan lemak kurang dari 3%. Rasa ikan masih tampak dalam sebagian makanan yang ditambahkan KPI. (3) Tipe C, kandungan lemak lebih besar dari 10%, bau dan rasa ikan tajam.Salah satu contoh dari konsentrat protein ikan adalah marine beef atau mixed textured fish protein concentrate.

ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan : pisau, talenan, timbangan digital, beaker glass 1000 ml, mortar dan alu, baskom, loyang, ayakan 60 mesh, food processor, heater, magnetic stirrer, blender, oven, corong, gelas ukur 100 ml. Bahan yang digunakan : etanol, isopropil alkohol, ikan salem, kertas saring, alumunium foil, plastik, kertas label,

SKEMA KONSENTRAT PROTEIN IKAN

EtanolIsopropil alkoholIkan Salem Dicuci dan disiangi hingga bersihDitimbang sebanyak 100 gDihaluskan DitiriskanDicampurDimasukkan dalam beaker glass 1 LDimaserasi selama 3 jam (ditutup alufo)Disaring dengan kertas saring Dikeringkan residu dengan oven pada suhu 450C selama 4 jamDihaluskan dengan blenderDiayak (60 mesh)Konsentrat Protein Ikan

Nilai :LEMBAR KEAKTIFANKITIN

Nilai :LEMBAR KEAKTIFANGELATIN

Nilai :LEMBAR KEAKTIFANTEPUNG IKAN

LEMBAR KEAKTIFANKONSENTRAT PROTEIN IKAN Nilai :

FORMAT LAPORAN TEKNIK LIMBAH IKAN 2014

CONTOH :COVER KARTU KENDALI COVER TIAP MATERI (kertas buffalo warna ungu)BAB I PENDAHULUANBAB II METODOLOGI2.1 Alat2.2 Bahan2.3 Skema Kerja BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI KITIN3.1 Data Hasil Pengamatan3.2 Analisa Prosedur3.3 Analisa Hasil3.4 Pengertian Kitin dan Kitosan3.5 Uji Proksimat Kitin Kitosan3.6 Manfaat Kitin MATERI GELATIN3.1 Data Hasil Pengamatan3.2 Analisa Prosedur3.3 Analisa Hasil3.4 Pengertian Gelatin3.5Uji Proksimat Gelatin3.6Manfaat Gelatin MATERI TEPUNG IKAN3.1 Data Hasil Pengamatan3.2 Analisa Prosedur3.3 Analisa Hasil3.4Pengertian Tepung Ikan3.5Kualitas Tepung Ikan3.6Uji Proksimat Tepung Ikan MATERI KONSENTRAT PROTEIN IKAN3.1 Data Hasil Pengamatan3.2 Analisa Prosedur3.3 Analisa Hasil3.4 Pengertian Konsentrat Protein Ikan3.5Manfaat Konsentrat Protein3.6Uji Proksimat Konsentrat Protein

BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 SaranDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

NOTE : Untuk setiap materi format sama seperti di atas hanya beda pada BAB III saja. Pada bagian awal laporan harus ada kartu kendali praktikum teknik limbah ikan

REFERENSIJurnal Bhs.Inggris: 5Jurnal Bhs.Indonesia: 5Buku: 3COVER: UNGU MUDATINTA BOLPOINT: BIRU

DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM TEKNIK LIMBAH IKAN 2014

NAMANO. HP

Putri Yurida Sari085730944273

M. Choirul Anam085646558404

Asriati Djonu085253053515

Dinaino Nabiu085790986860

Hosnatus Hasanah085236090846

Dwi Jayanti P.085790990530

Melida Khatma085234970917

Seto Sidhartawan083849428351

Vivi Septin08970364756

Tyas Galuh 085732445660

Dwi Langgeng W085755563748

Putri Karunia P085645445087

M. Ahda S085655823632

KARTU KENDALI PRAKTIKUM TEKNIK LIMBAH IKAN

Nama:NIM:Kelompok:Asisten:

NoTanggalKeteranganTTD Asisten

Mengetahui,Koordinator Asisten,Asisten Laporan,

Putri Yurida SariNIM. 105080313111004 NIM.

Praktikum Teknik Limbah Ikan 2014THP-UB