buku pajak itu gampang loh v3.pdf

73
layout 2.indd 1 11/24/2015 9:38:09 AM

Upload: trandieu

Post on 30-Dec-2016

254 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

layout 2.indd 1 11/24/2015 9:38:09 AM

Page 2: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala ahmatnya kepada kita semua, sehingga dalam kesempatan ini telah diterbitkan sebuah pengayaan bagi “Pajak Itu Gampang, Lho..”

Dalam rangka menambah literasi perpajakan untuk menumbuhkan kesadaran pajak bagi generasi muda, DJP telah menyusun buku “Pajak Itu Gampang, Lho..” Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan referensi bagi para tenaga pendidik di tingkat SD, SMP dan SMA dalam memberikan muatan perpajakan pada materi pendidikan. Selain untuk tenaga pendidik, buku ini juga menjadi bacaan pendamping bagi para siswa, sehingga para siswa mendapatkan gambaran yang utuh dan menyenangkan mengenai perpajakan. Harapan kami, para siswa akan menjadi warga negara yang sadar dan taat pajak, yang pada akhirnya akan menjadi calon legislatif yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat, calon eksekutif yang amanah mengelola keuangan negara, calon professional yang taat membayar pajak, dan calon masyarakat yang mampu menghargai hasil-hasil pembangunan.

Pajak sudah sepatutnya menjadi isu nasional yang harus diangkat untuk diajarkan kepada generasi muda, sebagaimana isu-isu lainnya seperti; HAM, lingkungan hidup, Anti Korupsi, dan lain sebagainya. Untuk itu, dalam penyusunan bahan ajar agar memasukkan isu perpajakan dalam kuriukulum, proses pembelajaran dan penyediaan bahan ajar untuk peserta didik. Edukasi perpajakan ini akan memakan waktu yang cukup panjang, namun ini merupakan proyek besar menata peradaban Indonesia di masa mendatang. Untuk itu diperlukan perhatian yang cukup besar dari para pemangku kepentingan. Kita tidak hanya mempersiapkan generasi

Page 3: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

mendatang yang sadar dan taat pajak, tapi juga menitipkan masa depan kita kepada generasi mendatang.

Kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, Direktorat Jenderal Pajak memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Segala upaya ini akan menjadi kontribusi dalam membentuk generasi muda yang berkarakter serta menata peradaban Indonesia di masa mendatang.

Semoga Allah SWT selalu merestui setiap langkah yang kita dedikasikan untuk bangsa dan negara. Amin. Salam Satu Jiwa!

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Februari 2016

Plt. Direktur Jenderal Pajak

Ken Dwijugisetiadi

Page 4: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

SAMBUTAN KEPALA PUSKURBUK

Pendidikan dan perpajakan merupakan dua hal yang

memiliki katerkaitan satu sama lainnya. Pendidikan

mencerdaskan bangsa, sedangkan perpajakan

meningkatkan layanan negara kepada rakyatnya. Oleh

karena itu, dalam berbagai pendekatan, pengenalan

perpajakan kepada anak amat perlu dilakukan sedini

mungkin sekaligus seramah mungkin. Pengenalan

perpajakan sejak dini kepada peserta didik dimaksudkan

agar anak dapat memahami bahwa tanpa pajak negara

tidaklah akan berjaya. Oleh karena pajak merupakan modal

dasar dalam pembangunan negara. Melalui pendidikan pula

kita berharap akan terbangun kesadaran warga negara

terhadap kewajibannya memenuhi pajak yang harus

ditunaikan.

Buku yang diluncurkan oleh Direktorat Penyuluhan,

Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kementerian

Keuangan, dengan judul Pajak Itu Gampang, Loh (2016) yang

diperuntukkan bagi peserta didik SMP, SMA/SMK atau yang

sederajat merupakan bentuk membangun kesadaran

terhadap wajib pajak sejak dini. Secara substansial, buku ini

sangat informatif bagi peserta didik untuk mengenali jenis

dan macam pajak yang ada. Sementara itu bagi pendidik,

buku ini dapat menambah wawasan dan pengayaan materi

pembelajaran yang secara langsung terkait dengan materi

perpajakan maupun yang tidak.

Pada akhirnya, dengan penuh harap, kiranya buku yang

dapat memberikan inspirasi bagi pendidik, tenaga

kependidikan, dan peserta didik ini, dapat dijadikan buku

pengayaan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan

demikian kelak akan terbangun kesadaran rakyat dalam

Page 5: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

memenuhi kewajibannya untuk menunaikan pajak demi

kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara.

Selamat kepada Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan

Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan RI yang telah

menerbitkan buku ini, semoga upaya ini dapat meningkatkan

kesadaran anak bangsa terhadap fungsi dan makna pajak di

negara tercinta; Indonesia.

Jakarta, Februari 2016 Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tjipto Sumadi

Page 6: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

PENGANTAR DIREKTUR P2HUMAS

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bertugas untuk

mengumpulkan dan mengadministrasikan penerimaan

pajak. Hasil penerimaan pajak selanjutnya dibukukan

sebagai salah satu penerimaan dalam APBN, yang kemudian

didistribusikan kepada seluruh Kementerian/

Lembaga/Instansi/Badan dan pihak lainnya untuk membiayai

biaya rutin pemerintahan (termasuk gaji dan tunjangan

pegawai), proyek pembangunan, subsidi, pembayaran

hutang, bantuan sosial dan lain sebagainya. 75 %

penerimaan negara bersumber dari pajak dan 20% dari APBN

diperuntukkan bagi anggaran pendidikan.

Sistem perpajakan Indonesai menganut self assessment

system, dimana Negara memberikan kepecayaan penuh

kepada Wajib Pajak untuk mendaftar, memperhitungkan,

membayar dan melaporkan SPT secara mandiri. Untu itu,

harus dipastikan bahwa masyarakat Indonesia sudah

mempunyai pengetahuan yang cukup untuk dapat

melaksanakan hak dan kewajiban perpajaknnya sebagai

salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan.

Permasalahan yang dihadapi DJP saat ini adalah masih

rendahnya kesadaran perpajakan para Wajib Pajak secara

khusus maupun masyarakat Indonesai secara umum. Data

menunjukkan bahwa: baru 11% masyarakat Indonesia yang

sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak dengan memiliki Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP), baru 5% masyarakat Indonesia

yang sudah melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) serta

baru 0.3% masyarakat Indonesia yang sudah membayar

pajak. Untuk itu diperlukan pola yang sistematis untuk

mengubah perilaku masyarakat agar sadar dan taat pajak,

yaitu melalui pendidikan. Kesadaran perpajakan harus

Page 7: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

diajarkan dalam pendidikan melalui inklusi pada mata

pelajaran di sekolah

Untuk merealisasikan hal di atas, telah dilakukan

penandatangan Memorandum of Understanding (MoU)

antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dengan nomor: Mou-

21/MK.03/2014 dan Nomor 13/X/NK/2014 pada 17 Oktober

2014, yang pada intinya kedua belah pihak sepakat untuk

menanamkan kesadaran pajak melalui: peningkatan

pengetahuan perpajakan bagi tenaga pendidik dan

kependidikan, inklusi kesadaan pajak dalam kurikulum,

pembelajaran dan perbukuan serta penelitian dan

pengembangan.

Inklusi kesadaran pajak dalam pendidikan dasar dan

menengah dilakukan melalui kurikulum, pembelajaran dan

perbukuan. Dalam kurikulum, inklusi dilakukan dengan cara

mengintegrasikan materi kesadaran pajak dalam mata

pelajaran. Untuk tingkat dasar di Sekolah Dasar kelas Rendah

dan Tinggi, muatan kesadaran pajak diintegrasikan dalam

mata pelajaran dengan menanamkan nilai-nilai yang

ditanamkan kepada anak didik sesuai dengan temanya.

Sedangkan untuk tingkat menengah, muatan kesadaran

pajak diintegrasikan dalam mata pelajaran dengan

megintegrasikan muatan kesadaran pajak dalam mata

pelajaran.

Muatan kesadaran pajak diintegrasikan dalam mata

pelajaran tematik dan mata pelajaran lainnya dengan

berbagai bentuk sesuai dengan topik bahasan. Bentuk inklusi

sangat bervariasi, seperti: sub topik bahasan (misalnya

Pendidikan Kewarganegaraan: pajak sebagai perwujudan

pelaksanaan hak dan kewajiban warga Negara, pajak sebagai

perwujudan bela Negara, peradilan pajak sebagai salah satu

bagian dari sistim peradilan dalam penegakan hukum),

Page 8: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

gambar untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas tentang

bahasan tertentu, contoh narasi, soal ujian, dan proyek

belajar siswa

Program inklusi ini akan terus dilaksanaan secara

berkesinambungan dan akan terus dikembangkan dengan

melibatkan berbagai pihak. Roadmap inklusi 2014-2018,

secara garis besar adalah:

2014 Kajian inklusi dalam pendidikan

2015 Membuka komunikasi dan kerjasama DJP -Balitbang

Kemendikbud-Puskurbuk, Muatan Kesadaran Pajak

dalam Kurikulum SD/SMP/SMA,Penyiapan Konsep

Materi Inklusi (Buku Pengayaan), Penyiapan Modul

Pelatihan Guru

2016 Pendampingan kepada Balitbang/Puskurbuk dalam

penyusunan kurikulum/silabus/perbukuan, Kampanye

Kesadaran Pajak Dalam Pendidikan, pengadaan materi

pengayaan SD/SMP/SMA/SMK, pelatihan tenaga

kependidikan, penghargaan EDUTAX, penyediaan

situs edukasi di www.pajak.go.id

2017 Penyediaan buku pengayaan dan buku referensi untuk

SD/SMP/SMA/SMK (terbatas), penghargaan EDUTAX,

Evaluasi dan Penyempurnaan Program Inklusi

2018 Penyediaan buku pengayaan dan buku referensi

(terbatas), penghargaan EDUTAX, evaluasi program

Sejarah telah membuktikan, bahwa melalui pendidikan

bangsa Indonesai berhasil melepaskan diri dari penjajahan.

Dimulai pada 1908 dengan berdirinya gerakan pendidikan

Boedi Oetomo dan organisasi lainnya, sehingga melahirkan

gerakan pemuda yang menghasilkan komitmen kebangsaan

Sumpah Pemuda pada 1928. Era baru perjuangan melalui

diplomasi dan politik pun dimulai dengan lahirnya berbagai

organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Page 9: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Perjuangan mencapai titik kulminasi pada 1945 dengan

diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

Kita ingin mengulangi sejarah itu. Kita harapkan 15-20 tahun

mendatang akan muncul gerakan sadar pajak yang

dipelopori oleh para pemuda dan mahasiswa. Organisasi

masyarakat maupun organisasi politik akan tumbuh seperti

jamur dengan mengusung pajak sebagai tema sentral yang

diperjuangkan. Sebagaimana gerakan antikorupsi, gerakan

yang menuntut transparansi dan efektifitas pengelolaan

dana APBN oleh kementerian/lembaga/ instansi/badan pusat

maupun daerah, akan semakin gencar. Hal yang sama juga

dilakukan kepada masyarakat yang mempunyai kemampuan

ekonomi tetapi tidak berkontribusi dalam pembangunan

dalam bentuk pembayaran pajak (free raider).

Gerakan sadar pajak akan mencapai titik kulminasinya pada

30-40 tahun mendatang dimana pajak sudah menjadi

kebutuhan bagi setiap warga Negara. Aspek perpajakan

sudah terintegrasi dengan baik dalam sistim kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keadilan dan

kesejahteraan rakyat sudah terwujud dengan pengelolaan

APBN yang akuntabel dan tepat sasaran. Gemah ripah loh

jinawi tata tentrem kerta raharja, sebuah kondisi Negara

yang subur dan makmur, masyarakatnya hidup dalam

suasana tenteram, damai dan sejahtera, sebagaimana ditulis

dalam kitab Negara Kertagama, akan terwujud dalam

kemasan yang lebih modern.

Sinergi yang dijalin antara Kementerian Keuangan melalui

Direktorat Jenderal Pajak dengan Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Jenderal

Pembelajaan dan Kemahasiswaan, akan menjadi tonggak

perjuangan. Semoga mimpi di atas dapat terwujud melalui

langkah kecil ini. Kepada para pihak yang telah berdedikasi

untuk terwujudnya inklusi kesadaran pajak dalam pendidikan

Page 10: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

tinggi ini, saya sampaikan penghargaan yang setingi-

tingginya, antara lain:

1. Tjipto Sumardi, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2. Tim Kerja Edukasi Perpajakan-DJP: Sanityas JP, Ary

Festanto, Fenny Erlita, Sari Kesumawaty, Roby Tampubolon, I Putu Sudiana, Rudi Ismoyo, Eko Susanto,

Simon Poltak H.H., Ghani Ardhianto, Septiana Asti BP, Febri Eriyanto, Nur Farida Liyana, Ardyan Bagus Prasetya, Dwi

Wulandari, Teguh Purnomo, Anika Yusman, Dewi Anastasia Br Pandiangan

3. Tim Kerja Edukasi Perpajakan-Puskurbuk: Sri Hidayati, Lambas, Supriyatno, Erry Utomo, Suharyadi, Sujatmiko.SS,

Apriyanti Wulandari, Ariyantoni, Nina Purnamasari, Neneng Kadariyah, Epon Ningrum, Subroto, Puji Raharjo, Elah Nurlelah, Endah Kadarwati, Eded Tarmedi, Achmad

Husen, Sutimah, Wiji Purwanta, Agus trianto, Mohamad Sadeli, Pratama Rahadja, E. Eri Iriandini, Titik Harsiati

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Semoga apa yang kita lakukan mendapat ridlo Allah SWT.

Amin

Jakarta, Februari 2016

Direktur P2Humas

Mekar Satria Utama

Page 11: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

layout 2.indd 2 11/24/2015 9:38:09 AM

Page 12: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

- Agus Budiman -

Pajak Itu Gampang,

Loh

layout 2.indd 1 11/24/2015 9:38:10 AM

Page 13: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 1: Jasa Pajak Kepedamu - 3

Bab 2: Pajak Itu Apa Sih - 11

Bab 3: Pajak Dulu dan Kini - 21

Bab 4: Bagaimana Pajak Dicatat dan Disalurkan - 27

Bab 5: Uang Pajak Mengalir Kemana? - 31

Bab 6: Siapa Yang Harus Bayar Pajak - 33

Bab 7: Kapan Harus Potong Pajak - 37

Bab 8: Kenapa Harus Pakai Potongan Ya? - 41

Bab 9: Kenapa Mesti Ber-NPWP - 45

Bab 10: SSP (Surat Setoran Pajak) - 49

Bab 11: Habis Bayar Pergilah Lapor - 53

Bab 12: Lupa Berbuah Denda - 55

Bab 13: SPT (Surat Pemberitahuan) - 57

layout 2.indd 2 11/24/2015 9:38:10 AM

Page 14: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Jasa Pajak Kepadamu

3

layout 2.indd 3 11/24/2015 9:38:10 AM

Page 15: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

4 Pajak itu gampang, loh

Tahukah kamu, begitu kamu lahir ke pangkuan bundamu—bahkan lama sebelum kamu lahir—pajak telah menjaga

dan merawatmu?

I ya, karena semua anak Indonesia—termasuk kamu, tentu—

mendapat pelbagai macam imunisasi dan layanan kesehatan

lain di pusat kesehatan, posyandu, dan klinik yang biayanya

ditanggung oleh pemerintah. Nah, dari mana pemerintah

mendapatkan uang untuk mengganti biaya itu? Jawabnya, dari

pajak yang dibayar oleh warga negara yang cinta negeri ini.

01

layout 2.indd 4 11/24/2015 9:38:11 AM

Page 16: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

5Pajak itu gampang, loh

KAMU SEHAT DAN KUAT BERKAT PAJAK

Puskesmas dan rumah sakit tersebar di seluruh negeri,

memberikan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau

masyarakat. Saat kamu masih di rahim ibumu, ibumu rajin ke

Puskesmas, memastikan kamu sehat dan lahir dengan selamat.

Semua dengan biaya perawatan yang murah buat ibumu,

sebab sebagian biaya perawatan, obat-obatan, dan jasa dokter

ditanggung oleh pemerintah. Tanpa pajak, pemerintah tidak

akan sanggup menanggung itu semua.

layout 2.indd 5 11/24/2015 9:38:12 AM

Page 17: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

6 Pajak itu gampang, loh

KARENA PAJAK, SEKOLAH MURAH

Dengan uang pajak, pemerintah membangun gedung-gedung

sekolah, membagikan buku teks pelajaran ke sekolah-sekolah,

dan menyediakan sarana belajar lainnya supaya kamu dan

teman-temanmu di seluruh Indonesia bisa belajar dengan baik

untuk masa depanmu dan masa depan bangsa ini.

PEMBANGUNAN BERJALAN KARENA PAJAK

Jalan beraspal, jembatan, terminal, pasar, yang kamu lalui saat

berangkat sekolah, dibangun dari pajak. Juga lampu jalan,

halte, dan taman, tempat kamu janjian dan berkumpul bersama

kawan-kawan.

Saat berkunjung ke rumah kakek dan nenek di kampung, atau

bertamasya ke kota, atau menghadiri pernikahan saudaramu di

layout 2.indd 6 11/24/2015 9:38:12 AM

Page 18: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

7Pajak itu gampang, loh

luar pulau, kamu tentu melewati bandar udara atau pelabuhan.

Pernahkah kamu mendengar berita berapa besar dana yang

harus dikeluarkan untuk membangun sebuah bandar udara?

Yang jelas, dana yang diperlukan untuk membangun bandar

udara, pelabuhan, jalan beraspal, dan sebagainya itu besar

sekali. Karena dana yang diperlukan amat besar, hanya

pemerintah yang sanggup membangunnya. Ya, siapa lagi yang

mampu membangun bandar udara, pelabuhan, terminal, jalan

beraspal, dan sebagainya kalau bukan pemerintah? Tapi, lagi-

lagi, pemerintah bisa membangun semua itu juga berkat pajak

yang dikumpulkannya.

layout 2.indd 7 11/24/2015 9:38:14 AM

Page 19: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

8 Pajak itu gampang, loh

ADA PAJAK, ADA SUBSIDI

Berkat pajak, pemerintah dapat membantu rakyatnya untuk

membeli BBM bersubsidi. Hasilnya, ke mana-mana kamu bisa

naik angkutan umum, termasuk kereta api dan kapal laut,

dengan tarif yang murah. Aneka makanan di kantin sekolah

dan di tukang gorengan terus terbeli dengan uang sakumu. Itu

karena para pedagang makanan menggunakan LPG tabung 3

kg yang murah; sebagian harganya ditanggung pemerintah.

Harga bahan makanan pokok kita seperti beras dan palawija

akan sangat tinggi kalau pemerintah tidak membantu Pak

Tani mendapat pupuk dan benih. Pemerintah juga membantu

rakyatnya menikmati aliran listrik dengan tarif terjangkau, di

samping menyediakan fasilitas penerangan jalanan dan tempat-

tempat umum.

Dengan sedikit menghemat uang saku, tidak perlu uang

banyak, kamu tetap bisa segera berkunjung ke kebun binatang,

museum, dan tempat wisata lainnya. Taman-taman kota yang

terawat rapi, tempat kamu berolahraga atau sekadar kumpul-

kumpul untuk mengerjakan tugas sekolah, atau bermain, malah

bisa kamu datangi dengan gratis. Itu semua berkat pajak. Tanpa

pajak, pemerintah tidak bisa membayar petugas kebersihan

yang merawat dan menyiram tanaman dan bunga-bungaan di

layout 2.indd 8 11/24/2015 9:38:14 AM

Page 20: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

9Pajak itu gampang, loh

taman. Kalau rakyatnya enggan membayar pajak, pemerintah

tidak akan mampu menggaji dokter dan pekerja di kebun

binatang. Bila itu terjadi, siapa yang akan menolong satwa-satwa

lucu itu saat mereka sakit? Siapa yang tiap hari akan memberikan

mereka makanan?

layout 2.indd 9 11/24/2015 9:38:15 AM

Page 21: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

10 Pajak itu gampang, loh

ADA PAJAK, KAMU AMAN

Dengan pajak, negara kita memperkuat diri dengan tentara

dan polisi. Dengan uang pajak kita membeli pesawat tempur,

kapal perang, kendaraan lapis baja, dan aneka rupa senjata

modern. Dari uang pajak juga pemerintah menggaji tentara

yang bekerja mempertahankan negara kita dari ancaman

negara lain. Dengan uang pajak, pemerintah menggaji Pak Polisi

untuk menjaga ketertiban, mencegah orang berbuat jahat, atau

menangkap pelaku kejahatan. Berkat uang pajaklah kamu bisa

belajar, bepergian dengan kendaraan umum, bercengkerama di

rumah, di taman, di sekolah, di mal, tanpa was-was.

Hmm, sampai di sini, kamu

paham, kan, pentingnya

pajak? Penasaran, kan,

pajak itu apa, dari

mana sumbernya,

dan ke mana saja

mengalirnya?

layout 2.indd 10 11/24/2015 9:38:15 AM

Page 22: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak Itu Apasih?

Bab 2

11

layout 2.indd 11 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 23: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

12 Pajak itu gampang, loh

02

Kalau kamu ingin gabung ke sebuah klub, biasanya kamu wajib membayar iuran yang jumlahnya telah disepakati oleh semua anggota. Dengan iuran itu, klub kamu bisa membuat

aneka kegiatan bermanfaat. Misalnya, iuran itu dipakai untuk menyewa lapangan futsal untuk olahraga di luar jam sekolah,

menyumbang teman yang terkena musibah, atau mungkin sekali-sekali iuran itu dipakai untuk makan bersama.

N ah, negara kita ini bisa diibaratkan sebagai sebuah klub

besar. Agar klub besar ini tetap eksis dan terus mengadakan

berbagai kegiatan yang bermanfaat, semua anggota klub yang

punya pekerjaan dan sejumlah penghasilan tertentu pun harus

bayar iuran. Nah, di lingkup negara, iuran yang wajib disetpr ke

kas negara dan dipakai untuk kesejahteraan bersama itulah yang

disebut pajak. Anggota masyarakat yang dikenai kewajiban

Pajak Itu Apa Sih?

layout 2.indd 12 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 24: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

13Pajak itu gampang, loh

perpajakan ini oleh undang-undang disebut sebagai Wajib

Pajak.

Oh ya, barangkali kamu bertanya, iuran itu, kan, ditentukan

berdasarkan kesepakatan anggota klub, kalau pajak bagaimana,

ya? Apakah besarnya pajak yang harus dibayar juga ditentukan

oleh rakyat sebagai anggota klub bernama negara?

Sebenarnya sama saja. Besarnya pajak yang harus dibayar, apa

saja yang dikenai pajak, dan siapa saja yang wajib membayar

pajak juga ditentukan berdasarkan kesepakatan kita semua.

Kok bisa? Ingat, kita, kan, hidup di negara demokratis. Artinya,

Semua keputusan penting yang menyangkut rakyat, harus

melalui musyawarah antara rakyat dan pemerintah.

Karena pajak begitu penting untuk kelangsungan hidup bangsa

dan negara kita, maka aturan perpajakan dituangkan dalam

undang-undang. Tahu, kan, undang-undang adalah aturan

tertinggi di negara kita, tepat di bawah Undang-Undang Dasar

Tahun 1945 dan Ketetapan MPR?

Artinya, semua aturan lain—

misalnya peraturan pemerintah

dan keputusan presiden

sekalipun—harus tunduk dan

harus sesuai dengan undang-

undang.

layout 2.indd 13 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 25: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

14 Pajak itu gampang, loh

Apa saja undang-undang yang mengatur perpajakan di negeri

kita? Kita setidaknya mengenal Undang-Undang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan atau yang populer disebut UU

KUP. Kita juga mengenal Undang-Undang Pajak Penghasilan,

UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, UU tentang Pajak Bumi dan Bangunan, UU Penagihan

Pajak dengan Surat Paksa, dan UU Bea Meterai.

Nah, undang-undang tidak akan muncul dengan tiba-tiba.

Sebelum bisa diberlakukan, tiap rancangan undang-undang

harus diajukan terlebih dahulu oleh pemerintah agar mendapat

persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Artinya, harus ada

perundingan antara pemerintah dengan wakil-wakil kita.

Jadi, sebetulnya kita sendiri, kok, yang menentukan aturan-

aturan perpajakan itu. Hanya saja, kita melakukannya melalui

wakil-wakil kita di Gedung DPR sana. Dan kita sendirilah yang

memilih wakil-wakil kita itu melalui Pemilihan Umum atau

Pemilu. Makanya, saat kamu sudah punya hak pilih nanti,

kamu harus menggunakan hak pilih kamu itu dengan hati-

hati. Pastikan kamu memilih wakil yang benar-benar mampu

menjalankan amanah rakyat.

Oh, ada yang bertanya, bagaimana dengan anggota klub yang

tidak mampu membayar iuran? Bagaimana dengan warga

negara yang tidak mampu membayar pajak?

layout 2.indd 14 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 26: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

15Pajak itu gampang, loh

Nah, itulah adilnya pajak. Pajak itu hanya diwajibkan kepada

yang mampu membayar. Orang yang tidak atau belum memiliki

pekerjaan, atau telah punya pekerjaan tapi mendapat imbalan

uang yang kecil saja, tidak akan dikenai pajak. Bahkan pemerintah

membantu mereka melalui pelbagai program bantuan. Mereka

juga tidak dilarang untuk ikut menikmati hasil pembangunan

dan fasilitas umum yang dibangun dari uang pajak.

PTKP

Secara berkala, pemerintah menentukan besarnya Penghasilan

Tidak Kena Pajak, yang disingkat PTKP. PTKP adalah besarnya

penghasilan yang menjadi batas apakah seseorang itu sudah

wajib membayar pajak atau belum. Besarnya PTKP ditetapkan

dengan memerhatikan kemampuan rakyat untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Kalau kemampuan rakyat untuk

memenuhi kebutuhan hidup menurun, pemerintah akan

membantu mereka dengan menaikkan PTKP.

KondisiSetahun Sebulan

WP Orang Pribadi Rp 36.000.000 Rp 3.000.000

WP Kawin Rp 39.000.000 Rp 3.250.000

WP Kawin + 1 Tanggungan Rp 42.000.000 Rp 3.500.000

WP Kawin + 2 Tanggungan Rp 45.000.000 Rp 3.750.000

WP Kawin + 3 Tanggungan Rp 48.000.000 Rp 4.000.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* Rp 75.000.000 Rp 6.250.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 1 Tanggungan Rp 78.000.000 Rp 6.500.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 2 Tanggungan Rp 81.000.000 Rp 6.750.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 3 Tanggungan Rp 84.000.000 Rp 7.000.000

Jenis Pajak Tanggal Penyetoran Tanggal pelaporan

PPh Pasal 21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

Pasal 26Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir dengan dilampiri SSP lembar kedua, bukti pemotongan lembar kedua dan daftar bukti pemotongan

PPH Pasal 4 ayat (2) Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPN

a. Bendahara pengeluaran sebagai pemungut PPN paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

a. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui KPPN

b. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Wajib Pajak

UU Nomor 36 Tahun 2008

Tarif

Lapisan Penghasilan

Orang Pribadi

s/d Rp 50.000.000 5 %

>Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

>Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

>Rp 500.000.000 30%

Badan DN dan BUT Tidak ada lapisan tarif untuk Badan DN dan BUT 25%

VOL XX | 2015 95

TAX RATE

MAJALAH PAJAK VOL XX-new.indd 95 11/4/15 2:24 PM

layout 2.indd 15 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 27: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

16 Pajak itu gampang, loh

Gampangnya begini. Misalkan pemerintah menetapkan PTKP

adalah sebesar Rp 1 juta, maka tiap warga yang berpenghasilan

Rp 1 juta atau lebih, telah wajib membayar pajak. Sedangkan

orang yang berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta, tidak dikenai

kewajiban membayar pajak penghasilan; mereka bahkan belum

perlu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Kalau PTKP dinaikkan, misalnya menjadi Rp 2 juta, maka akan

semakin banyaklah anggota masyarakat yang pemerintah

bebaskan dari kewajiban perpajakan. Ini artinya, pemerintah

memberi kelonggaran kepada semua warga yang

berpenghasilan di bawah Rp 2 juta untuk membelanjakan

saja uang mereka; untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa

dipotong atau dibebani dengan kewajiban membayar pajak

penghasilan.

Lapisan Tarif Pajak

Selain menetapkan PTKP, pemerintah juga mengatur besarnya

tarif pajak yang harus dibayar sesuai dengan besarnya

penghasilan mereka. Semakin tinggi penghasilan WP, semakin

besar bagian atau proporsi pajak yang harus dibayarnya. Semakin

tinggi penghasilan, semakin tinggi tarif yang akan mengenainya.

Inilah yang disebut pengenaan pajak secara progresif.

layout 2.indd 16 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 28: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

17Pajak itu gampang, loh

Untuk memudahkan kita melihat bagaimana tarif pajak itu

dioperasikan, gambarlah atau bayangkan sebuah ember yang

ditandai dengan lapisan penghasilan dan tarif pajak. Bagi

ember itu menjadi empat lapis dengan menarik garis

mendatar. Garis ini akan menandai batas antarlapisan.

Lapisan terbawah adalah lapisan yang memuat

penghasilan sampai dengan

Rp 50 juta dengan tarif

5 persen, lapisan di

atasnya adalah lapisan

untuk penghasilan di

atas Rp 50 juta hingga

Rp 250 juta dengan

tarif 15 persen, begitu

seterusnya.

KondisiSetahun Sebulan

WP Orang Pribadi Rp 36.000.000 Rp 3.000.000

WP Kawin Rp 39.000.000 Rp 3.250.000

WP Kawin + 1 Tanggungan Rp 42.000.000 Rp 3.500.000

WP Kawin + 2 Tanggungan Rp 45.000.000 Rp 3.750.000

WP Kawin + 3 Tanggungan Rp 48.000.000 Rp 4.000.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* Rp 75.000.000 Rp 6.250.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 1 Tanggungan Rp 78.000.000 Rp 6.500.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 2 Tanggungan Rp 81.000.000 Rp 6.750.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung* + 3 Tanggungan Rp 84.000.000 Rp 7.000.000

Jenis Pajak Tanggal Penyetoran Tanggal pelaporan

PPh Pasal 21 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

Pasal 26Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir dengan dilampiri SSP lembar kedua, bukti pemotongan lembar kedua dan daftar bukti pemotongan

PPH Pasal 4 ayat (2) Paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPN

a. Bendahara pengeluaran sebagai pemungut PPN paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

a. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui KPPN

b. Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Wajib Pajak

UU Nomor 36 Tahun 2008

Tarif

Lapisan Penghasilan

Orang Pribadi

s/d Rp 50.000.000 5 %

>Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

>Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

>Rp 500.000.000 30%

Badan DN dan BUT Tidak ada lapisan tarif untuk Badan DN dan BUT 25%

VOL XX | 2015 95

TAX RATE

MAJALAH PAJAK VOL XX-new.indd 95 11/4/15 2:24 PM

layout 2.indd 17 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 29: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

18 Pajak itu gampang, loh

Lantas, umpama Joko, seorang ajang yang tidak punya

tanggungan memiliki penghasilan sebesar Rp 6,5 juta per bulan,

bagaimana tarif PPh akan dikenakan kepadanya?

Yuk, kita kita bikin hitungan sederhana. Kita bisa menghitung

kewajiban Joko per bulan dan bisa juga menghitungnya per

tahun. Di sini kita hitung per tahun saja ya? Kalau kita hitung per

tahun, penghasilan Joko pun harus kita setahunkan, yakni Rp 6,5

juta kali 12 bulan, didapatlah Rp 78 juta.

Ingat, kamu harus mengisi tiap lapisan ember tadi sampai

penuh sebelum bergerak ke lapisan di atasnya. Nanti kita akan

melihat bagaimana penghasilan Joko ini dikenai pajak dengan

tarif yang meningkat sesuai lapisannya. (Masih ingat pengenaan

pajak secara pajak progresif, kan?)

Sekarang, kita tuang penghasilan Joko ke dalam ember. Karena

lapisan pertama ember hanya cukup untuk menampung

penghasilan hingga Rp 50 juta, maka hanya Rp 50 juta dari

penghasilan Joko itu yang bisa kita tuang ke lapisan pertama ini.

Lapisan ini bertarif 5 persen. Nah, berarti Joko masih punya sisa

penghasilan sebesar Rp 28 juta. Maka Rp 28 juta ini harus kita

tuang ke lapisan di atasnya, yaitu lapisan yang bertarif 15 persen.

Maka besarnya kewajiban pajak Joko dapat dihitung begini.

layout 2.indd 18 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 30: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

19Pajak itu gampang, loh

Rp 50.000.000 x 5 persen = Rp 2.500.000

Rp 28.000.000 x 15 persen = Rp 4.200.000

Jumlah PPh terutang = Rp 6.700.000

Jadi, pajak yang harus dibayar Joko selama setahun itu adalah

Rp 6.700.000 (enam juta tujuh ratus ribu rupiah). Gampang, kan?

Kalau diminta menghitung kewajiban pajak Joko tiap bulan,

tentu kalian bisa, kan?

Kalau penghasilan Joko sudah jauh lebih tinggi lagi, maka

mungkin saja penghasilan Joko tertuang ke lapisan di atasnya

lagi. Misalnya, ke lapisan bertarif 25 persen, yakni tarif yang

berlaku bila penghasilan Joko ada di rentang Rp 250 juta – Rp

500 juta.

layout 2.indd 19 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 31: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak dibayar di kantor pos

atau bank — bukan di Kantor Pelayanan Pajak.

layout 2.indd 20 11/24/2015 9:38:16 AM

Page 32: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak Dulu dan Kini

Bab 3

21

layout 2.indd 21 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 33: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

22 Pajak itu gampang, loh

03

Pajak sudah ada sejak negara kita masih berupa kerajaan-kerajaan yang tersebar di berbagai wilayah dan pulau.

Tiap tahun rakyat diwajibkan menyerahkan sebagian harta dan hasil bumi mereka kepada raja. Raja yang bijak akan mengembalikan upeti ini kepada rakyatnya dengan cara

membangun fasilitas hidup untuk rakyatnya dan menjamin keamanan mereka. Perupetian ini terus berlanjut hingga

zaman penjajahan Belanda.

Pajak Dulu dan Kini

S etelah kita merdeka dari Belanda, dan kita membentuk

Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, sistem

pemungutan harta dan hasil bumi ini kemudian dilanjutkan oleh

Pemerintah RI. Hanya saja namanya bukan upeti lagi, melainkan

pajak.

Pemerintah RI menugaskan aparat pajak untuk melakukan

o� cial assessment system, yaitu menentukan besarnya pajak

yang harus dibayar oleh Wajib Pajak tiap tahun.

Hingga akhir tahun 1980-an, pemerintah Indonesia belum

menjadikan pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan

layout 2.indd 22 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 34: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

23Pajak itu gampang, loh

negara. Pada waktu itu kita masih terbuai oleh hasil kekayaan

alam kita, terutama minyak bumi. Awal hingga akhir 1970-an,

kita mendapat windfall pro� t atau “rezeki nomplok” yang timbul

dari oil boom. Oil boom adalah sebutan untuk melonjaknya

harga minyak di dunia. Kenapa oil boom memunculkan windfall

pro� t? Karena naiknya harga minyak tentu membuat negara

penghasil minyak seperti Indonesia, untung besar. Kita pun

membiayai pembangunan dengan mengandalkan keuntungan

dari ekspor minyak itu

layout 2.indd 23 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 35: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

24 Pajak itu gampang, loh

Namun oil boom tidak berlangsung terus. Kita bersyukur pada

tahun-tahun itu tebersit kesadaran bahwa pembangunan tidak

akan berkelanjutan jika negara kita terus bergantung kepada

penerimaan dari minyak dan gas. Oleh sebab itulah, pada tahun

1983, pemerintah meluncurkan “revolusi pajak” yang ditandai

dengan perubahan dari sistem o� cial assessment menjadi self-

assessment.

Mulai 1984, sistem pemungutan ini berubah. Kini, tiap WP (Wajib

Pajak) diberi kepercayaan oleh negara untuk menghitung sendiri

besarnya pajak yang wajib ia bayar. Sedangkan pengawasannya

diserahkan kepada pemerintah. Inilah yang disebut self-

assessment system. (Coba, apa bedanya sistem ini dengan

o� cial assessment system yang diuraikan sebelumnya?)

Mulai 1984, diperkenalkanlah adanya pajak pertambahan nilai,

pemanfaatan teknologi informasi perpajakan, dan sebagainya.

Akhirnya, sejak 1983 itu, penerimaan pajak di negara kita sudah

bisa melebihi penerimaan dari minyak dan gas.

Terbuktilah bahwa pajak dalah sumber utama yang dapat

dijadikan andalan pembiayaan pembangunan. Untuk menjadi

bangsa yang besar, kita tidak bisa membiayai pembangunan

dengan mengandalkan hasil alam lagi. Oleh karena itu, kita

harus menjaga dan mengandalkan pajak.

layout 2.indd 24 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 36: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

25Pajak itu gampang, loh

Oh iya, bagaimana dengan pajak di negara lain? Apakah mereka

juga mengandalkan pajak? Wah, sejak zaman Firaun berkuasa di

Mesir, pajak telah ada. Kerajaan Yunani Kuna juga mengenakan

pajak kepada rakyatnya. Menurutmu bagaimana Inggris dan

Perancis membiayai pengiriman bala tentara mereka untuk

meluaskan kekuasaan? Ya, semua itu berasal dari pajak yang

mereka wajibkan kepada rakyat mereka.

layout 2.indd 25 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 37: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Yuk, “manfaatkan” AR (Account

Representative). Mereka siap melayani

pertanyaan WP dan memberikan

konsultasi pajak secara gratis.

layout 2.indd 26 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 38: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bagaimana Pajak Dicatat

dan Disalurkan?

Bab 4

27

layout 2.indd 27 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 39: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

28 Pajak itu gampang, loh

04

Bagaimana Pajak Dicatat dan Disalurkan

Ada pajak yang diadministrasikan atau dicatat oleh pemerintah pusat, ada pula pajak yang diadministrasikan oleh pemerintah daerah (provinsi dan kota/kabupaten).

Instansi pemerintah pusat yang bertugas

mengadministrasikan pajak adalah Direktorat Jenderal

Pajak (DJP). Sedangkan instansi pemerintah daerah yang

bertugas mengadministrasikan pajak biasanya disebut Dinas

Pendapatan Daerah (Dispenda).

Pajak Pusat

1. Pajak Penghasilan (PPh)

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

3. Pajak Penjualan Barang yang tergolong Mewah (PPnBM)

4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perkebunan, Perhutanan, dan

Pertambangan

5. Bea Meterai

layout 2.indd 28 11/24/2015 9:38:17 AM

Page 40: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

29Pajak itu gampang, loh

Pajak Daerah

Pajak Provinsi

1. Pajak Kendaraan Bermotor,

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

4. Pajak Air Permukaan,

5. Pajak Rokok.

Pajak Kabupaten

1. Pajak Hotel,

2. Pajak Restoran,

3. Pajak Hiburan,

4. Pajak Reklame,

5. Pajak Penerangan Jalan,

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,

7. Pajak Parkir,

8. Pajak Air Tanah,

9. Pajak Sarang Burung Walet,

10. Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan,

11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

layout 2.indd 29 11/24/2015 9:38:18 AM

Page 41: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

30 Pajak itu gampang, loh

Dengan begitu, pajak atas penghasilan atau gaji yang diterima

Pak dan Ibu Guru di sekolahmu, juga pajak atas penghasilan

yang diterima orangtuamu, dan pajak atas gajimu nanti bila

sudah bekerja, harus disetorkan ke kas negara lewat bank atau

kantor pos. Setoran itu kemudian dilaporkan ke pemerintah

pusat, atau lebih persisnya ke Direktorat Jenderal Pajak atau

DJP. Inilah yang disebut Pajak Penghasilan atau disingkat PPh.

PPh dicatat atau diadministrasikan oleh DJP.

Sedangkan pajak yang kamu bayar saat merayakan ulang

tahun di restoran cepat saji—coba lihat di setruk belanjamu,

deh, berapa persen, ya, tarifnya?—nantinya akan disetorkan

oleh pemilik restoran itu ke pemerintah daerah tempat

restoran itu terdaftar. Nah, karena pajak ini dicatat atau

diadministrasikan oleh pemerintah daerah, maka pajak

restoran dikelompokkan sebagai pajak daerah. Coba

sebutkan apa saja pajak daerah itu?

layout 2.indd 30 11/24/2015 9:38:18 AM

Page 42: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 5

Uang Pajak Mengalir Ke

Mana?

31

layout 2.indd 31 11/24/2015 9:38:18 AM

Page 43: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

05

Uang Pajak Mengalir Ke Mana?

Kamu pasti sering mendengar pertanyaan ini, kan?

N ah, sekarang kamu bisa menjawabnya. Setiap tahun, pajak yang diadministrasikan oleh DJP akan menjadi komponen

utama pendapatan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jadi, kalau kamu mau tahu, ke mana saja uang pajak itu disalurkan dan berapa besarnya, kamu bisa melihatnya di APBN. Di sana akan terbaca berapa besarnya dana yang tersalurkan kepada masyarakat melalui berbagai Kementerian, Lembaga Negara dan Pemerintah Daerah.

Penerimaan perpajakan terus menjadi tulang punggung pendapatan negara. Lebih dari 70 persen pendapatan yang diterima negara adalah pendapatan yang berasal dari pajak. Dalam APBN 2016, jumlah penerimaan pajak bahkan ditentukan

mencapai 84,7 persen dari total pendapatan negara.

layout 2.indd 32 11/24/2015 9:38:19 AM

Page 44: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 6

Siapa yang Harus Bayar

Pajak?

33

layout 2.indd 33 11/24/2015 9:38:19 AM

Page 45: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

34 Pajak itu gampang, loh

06

Siapa yang Harus Bayar Pajak?

Pada dasarnya semua orang—baik dia WNI maupun WNA—yang tinggal di Indonesia wajib bayar pajak. Demikian juga dengan tiap badan usaha (perusahaan) yang didirikan atau yang melakukan kegiatan usahanya di Indonesia—mereka

juga wajib bayar pajak.

U ntuk menjamin pelaksanaan kewajiban membayar pajak

tadi, pemerintah bersama DPR menyusun undang-

undang perpajakan. Nah, lewat undang-undang inilah

ditetapkan dengan jelas orang dan badan usaha yang seperti

layout 2.indd 34 11/24/2015 9:38:19 AM

Page 46: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

35Pajak itu gampang, loh

apa yang harus membayar pajak. Undang-undang menyebut

semua yang wajib membayar pajak ini sebagai Wajib Pajak (WP).

Undang-undang ini juga membagi WP menjadi dua, yaitu Orang

Pribadi (OP) dan Badan.

Orang Pribadi

Semua orang yang sudah punya penghasilan di atas PTKP wajib melaksanakan kewajiban perpajakan. Ia harus membayar pajak atas penghasilan yang diterimanya. PTKP artinya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Jadi, kalau penghasilanmu masih di bawah PTKP, ya, kamu tidak kena pajak.

Badan

Sekumpulan orang dan atau modal yang menjadi kesatuan, baik untuk menjalankan usaha atau tidak. Jadi, semua perseroan, BUMN, BUMD, � rma, kongsi, koperasi, dana pensiun, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, lembaga, dan sebagainya adalah WP.

layout 2.indd 35 11/24/2015 9:38:19 AM

Page 47: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

36 Pajak itu gampang, loh

Jadi “Free Rider?” Malu, ah

Orang yang telah menyadari manfaat dan pentingnya pajak, akan memandang bahwa membayar pajak adalah kewajiban mulia dari semua warga yang telah mendapatkan penghasilan. Betapa tidak, bukankah selama menjalankan usaha dan bekerja, kita semua telah menikmati hasil pajak—jalan raya, fasilitas umum, keamanan dan ketertiban? Tidakkah kita ingin “membalas budi” apa-apa yang telah kita nikmati dari pajak?

Sebagai pemuda dan pemudi yang menyadari pentingnya pajak, tentu kamu pun bertekad untuk menjadi pembayar pajak yang baik begitu kamu punya pekerjaan atau penghasilan.

Namun, sayangnya, tidak semua orang berpikir sehat seperti kamu. Masih ada sebagian masyarakat yang curang dalam menghitung dan melaporkan pajak mereka. Bahkan ada yang secara sengaja mencari cara supaya terhindar dari kewajiban membayar pajak.

Apa pendapatmu tentang orang-orang seperti itu? Mereka telah ikut-ikutan menikmati hasil pajak; mereka kaya dan mampu membayar pajak; penghasilan mereka jauh di atas PTKP—tapi mereka ogah membayar pajak. Mereka inilah para penumpang gelap (free-riders). Menjengkelkan, ya?

Kalau mem-bully atau memelonco atau merisak itu dibolehkan, mungkin para penumpang gelap pajak inilah yang pertama kali harus kamu bully.

layout 2.indd 36 11/24/2015 9:38:19 AM

Page 48: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 7

Kapan Harus Potong Pajak?

37

layout 2.indd 37 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 49: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

38 Pajak itu gampang, loh

Negara memercayakan kepada siapa pun—bisa orang pribadi bisa juga badan—yang memberikan pekerjaan dan

penghasilan kepada pihak lain untuk melakukan pemotongan pajak. Kewajiban memotong melekat kepada siapa pun

(orang pribadi atau badan) yang memberikan penghasilan pada orang lain. Jadi, begitu ia memberikan pekerjaan

dan upah kepada orang lain, dia menjadi pemotong, tanpa menunggu surat ketetapan apa pun dari pemerintah.

J adi, kalau ada pegawai yang bekerja di sebuah kantor dan kantor itu tidak memotong pajak atas penghasilan

pegawai tersebut, yang bakal dikenai sanksi bukan pegawai, melainkan si orang atau lembaga diwajibkan memotong tadi.

Penghasilan atau sejumlah uang yang diterima oleh Bapak dan Ibu guru kalian pun setiap bulan telah dipotong pajaknya. Siapa yang memotong, tentu saja bendahara di kantor guru. Oleh bendahara sekolah, pajak yang telah dipotong ini selanjutnya disetorkan ke kas negara.

07

Kapan Harus Potong Pajak?

layout 2.indd 38 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 50: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

39Pajak itu gampang, loh

Contoh bukti potong

layout 2.indd 39 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 51: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

40 Pajak itu gampang, loh

Sebagai bukti bahwa penghasilan Pak dan Guru kamu itu telah dikurangi dengan kewajiban perpajakan, bendahara harus menyerahkan bukti potong pajak kepada Bapak dan Ibu Gurumu.

Kantor tempat orangtuamu bekerja, juga harus memberikan bukti potong pajaknya kepada orangtuamu. Dan kalau kelak kamu jadi pengusaha, kamulah yang harus memotong pajak penghasilan karyawanmu, setiap kali kamu membayar gaji mereka. Lantas jangan lupa menyetorkan potongan pajak ini ke kas negara. Dengan begitu, kamu telah membantu pemerintah, sekaligus membantu karyawanmu melaksanakan kewajiban perpajakan mereka.

layout 2.indd 40 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 52: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 8

Kenapa Harus Pakai

Potongan, ya?

41

layout 2.indd 41 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 53: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

42 Pajak itu gampang, loh

Awalnya, sih, begini, yang namanya manusia atau instansi atau organisasi atau apa pun, tentu tidak bisa hidup sendiri. Semua harus mendapat bantuan dari orang atau pihak lain

untuk menjalankan kegiatannya.

D engan apa bantuan itu dinilai? Tentu antara lain dengan

uang, kan? Nah, gaji, honor, komisi, tunjangan, dan

sebagainya, itu, kan ujudnya uang. Padahal, segala sesuatu yang

memunculkan uang, akan menjadi objek pajak. Artinya, dari

sana ada kewajiban pajak yang muncul.

Mekanisme pemotongan

sebenarnya merupakan

fasilitas untuk WP.

Ia punya tujuan

memudahkan

WP. Pemotongan

ini selain

mempercepat

penyelesaian

08

Kenapa Harus Pakai Potongan, ya?

layout 2.indd 42 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 54: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

43Pajak itu gampang, loh

kewajiban pajak, juga akan meringankan beban si penerima

uang (penerima penghasilan). Kok bisa? Iya, karena

pemotongan ini, kan, dilakukan di depan. Begitu muncul uang,

pemotongan dilakukan. Dengan begitu si penerima uang tidak

perlu menunggu sampai akhir tahun, baru menghitung dan

membayar total pajak yang harus ia bayar. Kalau itu yang terjadi,

wah bisa-bisa uang yang diterima itu sudah habis, padahal

kewajiban pajaknya belum dibayar.

layout 2.indd 43 11/24/2015 9:38:20 AM

Page 55: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

layout 2.indd 44 11/24/2015 9:38:21 AM

Page 56: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 9

Kenapa Mesti Ber-NPWP?

45

layout 2.indd 45 11/24/2015 9:38:21 AM

Page 57: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

46 Pajak itu gampang, loh

Kalau di sekolah, sebagai murid, kamu punya kartu pelajar. Di tempat tinggalmu, kamu pun nanti harus mendaftarkan diri ke kantor desa atau kelurahan untuk mendapatkan KTP

(Kartu Tanda Penduduk).

09

Kenapa Mesti Ber-NPWP?

M asing-masing kartu itu punya

nomor unik dan punya

fungsinya sendiri-sendiri. Kartu

pelajar dan KTP selain menjadi

bukti identitasmu sebagai pelajar

dan penduduk suatu wilayah, juga

menjadi kartu yang memudahkanmu

untuk menyelesaikan berbagai

urusan, baik urusan sekolah maupun

kependudukan.

Nah, untuk memudahkan urusan

administrasi perpajakan, dibuatlah

NPWP. Selain menjadi identitas diri

sebagai Wajib Pajak—Eh, gue juga

Wajib Pajak, lho!—NPWP juga akan

layout 2.indd 46 11/24/2015 9:38:22 AM

Page 58: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

47Pajak itu gampang, loh

memudahkan Wajib Pajak dan aparat pajak dalam menjaga

ketertiban perpajakan.

Bisa e-Reg

Semua yang memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak harus

punya NPWP. Dan untuk mendapat NPWP itu enggak ribet,

kok. Datang saja ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) terdekat

atau manfaatkan fasilitas e-Reg yang ada di situs www.pajak.

go.id kalau kamu memilih daftar via internet. Gampang,

segampang membuka halaman Facebook.

Oh ya, bikin NPWP itu juga gratis—segratis fasilitas Wi-Fi yang

sering kamu nikmati di halte Transjakarta, dan tempat umum

lainnya.

layout 2.indd 47 11/24/2015 9:38:22 AM

Page 59: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Setelah punya NPWP, tiap WP harus

melakukan 3M, yaitu

Menghitung pajak,

Menyetor pajak, dan

Melaporkan pajak.

layout 2.indd 48 11/24/2015 9:38:22 AM

Page 60: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak itu gampang, loh

Bab 10

SSP(Surat Setoran Pajak)

49

layout 2.indd 49 11/24/2015 9:38:23 AM

Page 61: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

50 Pajak itu gampang, loh

SSP (Surat Setoran Pajak) adalah dokumen yang mengesahkan bahwa kita sudah membayar

kewajiban pajak kita.

10

SSP (Surat Setoran Pajak)

I a tak beda dengan kuitansi yang

diberikan oleh sebuah toko

tempat kamu beli gadget baru.

Di kuitansi itu jelas gadget apa

yang kamu beli, berapa jumlah yang

kamu beli, dan berapa uang yang

kamu bayarkan, bukan? SSP

juga begitu. Di SSP kita harus

mencantumkan jenis pajak apa

yang kita bayar, nilainya berapa,

dan kode pajaknya apa.

Jangan sampai salah isi, ya. Soalnya,

kalau kita salah isi kode, misalnya,

bisa-bisa waktu kita habis hanya untuk

memindahbukukan pembayaran

itu ke kode jenis pembayaran yang

seharusnya.

layout 2.indd 50 11/24/2015 9:38:23 AM

Page 62: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

51Pajak itu gampang, loh

Contoh formulir SSP

layout 2.indd 51 11/24/2015 9:38:24 AM

Page 63: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

52 Pajak itu gampang, loh

SSP (Surat Setoran Pajak) adalah

dokumen yang mengesahkan bahwa

kita sudah membayar kewajiban

pajak kita.

layout 2.indd 52 11/24/2015 9:38:24 AM

Page 64: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Bab 11

Habis Bayar, Pergilah Lapor

53

layout 2.indd 53 11/24/2015 9:38:24 AM

Page 65: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

54 Pajak itu gampang, loh

Setelah pajak kamu bayar di kantor pos atau di bank, kamu masih punya satu kewajiban lagi, yaitu melaporkan

pembayaran itu.

Oh ya, lagi-lagi kamu tidak harus benar-benar pergi

ke kantor pajak untuk melapor. Sebab, kamu bisa

melaporkan pembayaran pajak tadi melalui pos atau secara

online.

11

Habis Bayar, Pergilah Lapor

layout 2.indd 54 11/24/2015 9:38:25 AM

Page 66: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak itu gampang, loh

Bab 12

55

Lupa Berbuah Denda

layout 2.indd 55 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 67: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

56 Pajak itu gampang, loh

Kalau kita beli sepeda motor dengan cara mengangsur, terus di bulan tertentu kita lupa atau terlambat membayar angsuran itu, tentu kita akan kena denda.

N ah, bagaimana kalau kita kelupaan bayar pajak? Sama

saja, ternyata. Kalau kita lupa bayar, atau telat bayar,

atau bayar tapi kurang, kita juga akan kena sanksi. Sanksi

itu bisa berupa bunga, misalnya 2 %, atau sanksi nominal,

misalnya Rp100.000.

12

Lupa Berbuah Denda

layout 2.indd 56 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 68: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

Pajak itu gampang, loh

Bab 13

SPT(Surat Pemberitahuan)

57

layout 2.indd 57 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 69: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

58 Pajak itu gampang, loh

Dokumen untuk melaporkan penghitungan dan penyetoran pajak itu disebut SPT (Surat Pemberitahuan).

S ama seperti NPWP, formulir SPT juga bisa didapat di

kantor pajak terdekat atau dengan mengunduhnya dari

situs DJP (www.pajak.go.id). Setelah itu, tinggal diisi dengan

benar, lengkap, dan jelas.

BENAR artinya data dan angka yang dilaporkan akurat. Cara

menghitungnya, tarif yang diterapkan, dan sebagainya sudah

mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

LENGKAP artinya dokumen yang harus dilaporkan telah

dilaporkan semuanya, lampiran yang harus disertakan telah

dilampirkan semua, dan diberi tanda tangan. Kalau yang

melapor itu badan, SPT yang dilaporkan itu harus dilengkapi

dengan stempel lembaga.

13

SPT(Surat Pemberitahuan)

layout 2.indd 58 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 70: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

59Pajak itu gampang, loh

JELAS artinya seluruh harta, kekayaan, dan penghasilan

telah dilaporkan sejelas-jelasnya dan bisa dibuktikan

kebenarannya. Jadi, kalau WP adalah seorang karyawan,

akan terlihat dengan jelas berapa gajinya, dan siapa pemberi

kerjanya (tempatnya bekerja). Kalau dia pedagang, misalnya,

harus jelas juga dia berdagang apa.

Ada yang bisa saya bantu?Jangan keburu pusing

lihat kotak dan kolom di

formulir itu. Datang aja ke

kantor pelayanan pajak.

Selalu ada AR (Account

Representative) yang siap

melayani pertanyaan WP

dan memberikan konsultasi

pajak secara gratis juga!

layout 2.indd 59 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 71: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

60 Pajak itu gampang, loh

Di kantor pelayanan pajak, selalu ada AR (Account Representative) yang siap melayani pertanyaan WP dan

memberikan konsultasi pajak secara gratis loh!

layout 2.indd 60 11/24/2015 9:38:26 AM

Page 72: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

layout 2.indd 61 11/24/2015 9:38:27 AM

Page 73: Buku Pajak Itu Gampang Loh V3.pdf

layout 2.indd 62 11/24/2015 9:38:27 AM