buku memori jabatan ka. disperindag kalbar periode 2009-2010

92
DINAS PERI PROV Membangun Daerah Industri ME (D INDUSTRIAN DAN PERDA VINSI KALIMANTAN BARA 2010 Harapan Kalimantan Bar Maju dan Perdagangan ya EMORI JABATAN KEPALA DINAS 13 Januari 2009 30 September 2010) Oleh : Drs. Dody Surya Wardaya, MM AGANGAN AT rat menjadi ang Tangguh

Upload: agung-budianto

Post on 06-Mar-2016

307 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Buku berisi uraian singkat mengenai berbagai kegiatan dan pencapaian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar Selama Periode 2009-2010

TRANSCRIPT

DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

“Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh

MEMORI JABATAN KEPALA DINAS

(13 J

Drs. Dody Surya Wardaya, MM

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2010

Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh

MEMORI JABATAN KEPALA DINAS

13 Januari 2009 – 30 September 2010)

Oleh :

Drs. Dody Surya Wardaya, MM

PERDAGANGAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh”

i

KATA SAMBUTAN

Alhamdulillah, puji syukur saya haturkan kepada Alloh SWT berkat

terselesaikannya Buku Memori Jabatan ini.

Merupakan sebuah kehormatan sekaligus amanat yang sangat berat,

dipercayakan untuk memimpin Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat selama periode 2009 - 2010. Dinas yang sangat

strategis bagi perekonomian Kalimantan Barat karena kinerjanya

berhubungan langsung terhadap kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat.

Buku Memori Ini merupakan rekaman berbagai peristiwa dan kejadian

yang melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat selama masa kepemimpinan saya. Buku ini merupakan salah satu

bentuk laporan pertanggungjawaban saya, khususnya kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dan secara umum kepada masyarakat Kalimantan

Barat.

Tentunya, selama kurun waktu tersebut masih banyak kegiatan-kegiatan

sektor industri dan perdagangan yang belum dapat tertangani dengan

semestinya, masih banyak kekurangan, serta belum dapat memuaskan

semua pihak. Sehingga ke depannya, saya sangat berharap Kinerja Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat bagi kemakmuran

masyarakat Kalimantan Barat dapat lebih ditingkatkan.

Akhir kata, saya ucapkan Selamat Bekerja bagi Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yang baru saja dilantik beserta

segenap staf, semoga apa yang kita cita-citakan bersama “ Terwujudnya

Industri yang maju dan Perdagangan yang tangguh guna mendukung

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat “ akan menjadi kenyataan.

Pontianak, September 2010

Drs. Dody Surya Wardaya, MM

……. intinya adalah bagaimana Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat ke depannya dapat

mengembangkan Industri Agro dan Manufaktur di

Kalimantan Barat melalui akselerasi pertumbuhan Kawasan

Industri serta pengembangan klaster industri pengolahan

berbasis sumber daya lokal, ditunjang penguatan dan

pemberdayaan IKM yang didukung dengan sistem logistik

daerah yang kuat dan terintegrasi dengan sistem logistik Nasional

dan Global dengan tetap fokus pada Keamanan dan

Perlindungan konsumen dalam negeri untuk menjadi daerah

dengan produk-produk yang mampu berdaya saing di

tingkat lokal, nasional, regional, maupun di tingkat global……

13 januari 2009 – 30 september 2010

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

UMUM

1. Buku Memori Jabatan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat periode 2009 -2010 merupakan salah satu wujud

pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan yang telah

memberikan kepercayaannya. Buku ini menguraikan peranan, tupoksi, visi,

misi, rencana strategis, kelembagaan, capaian, evaluasi, kendala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun waktu

2009 – 2010.

2. Bersama buku ini, disertakan pula harapan-harapan di masa depan bagi sektor

industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta harapan bagi para aparatur

yang berjuang di dalamnya. Rekaman perjalanan selama satu tahun sembilan

bulan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kepala Dinas selanjutnya

dalam memulai pengabdiannya untuk mengemban amanat yang sama.

PERANAN INDAG BAGI PEREKONOMIAN

KALIMANTAN BARAT

3. Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

menggerakan roda perekonomian di Kalimantan Barat. dalam beberapa tahun

terakhir, kedua sektor tersebut masuk dalam tiga besar penyumbang PDRB

Kalimantan Barat. Namun demikian khusus untuk sektor industri, dalam satu

dasawarsa terakhir, peranannya mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Sedangkan jika melihat perkembangan produksi komoditi-komoditi primer

terutama dari sektor perkebunan dan pertambangan yang saat ini cenderung

naik, dapat dipastikan bahwa Kalimantan Barat banyak kehilangan potensi nilai

tambah.

4. Sementara itu sektor perdagangan menunjukkan geliat yang positif dan

peranannya makin meningkat. Walaupun perdagangan luar negeri Kalimantan

Barat masih didominasi produk-produk hulu dan masih sangat tergantung pada

negara tujuan ekspor tradisional seperti US, China, Korea, Jepang dan

Singapura.

5. Beberapa isu strategis yang muncul antara lain Peraturan Presiden (PERPRES)

Nomor 28 tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional, OVOP, PP

Nomor 24 Tahun 2009 Teentang Kawasan Industri, Alsintan Center, Industri

Kreatif, Kompetensi Inti, pengembangan industri berbasis SDA, Klaster

Keramik, Sistem Logistik Nasional dan Daerah, Perdagangan Lintas Batas,

iii

revitalisasi pasar, AC-FTA, Sosek Malindo, BPSK, Perlindungan Konsumen

dsb.

TUPOKSI, VISI MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya dengan didasari Peraturan Gubernur Nomor 49

Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat. Di dalamnya dijabarkan mengenai

tugas dan fungsi, struktur organisasi, serta tanggung jawab masing-masing unit

kerja yang ada di dalamnya.

7. Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

“terwujudnya industri yang maju dan perdagangan yang tangguh guna

mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat” merupakan cita-cita

segenap aparatur Dinas, yang diimplementasikan ke dalam tiga misi. Secara

singkat misi-misi tersebut adalah menumbuhk kembangkan sektor industri,

mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri, serta meningkatkan

profesionalisme aparatur. Rencana strategis Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat memuat tujuan, sasaran, serta program

dan kegiatan yang menjadi kerangka kerja.

KELEMBAGAAN

8. Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

berdasarkan Pergub Nomor 49 tahun 2008, dipimpin oleh satu orang Kepala

Dinas, satu orang Sekretaris, serta empat Kepala Bidang, selain itu terdapat

empat UPT yang masing-masing dikepalai oleh satu orang Kepala Unit setingkat

Kepala Bidang. Selain itu terdapat satuan-satuan kerja yang menangani

kegiatan-kegiatan yang didanai oleh APBN/dekonsentrasi. Personil secara

keseluruhan berjumlah 179 orang dengan komposisi berdasarkan tingkat

pendidikan adalah 60 % berpendidikan SMA ke bawah dan sekitar 40 %

berpendidikan S1 ke atas. Dari segi sarana fisik, saat ini Dinas kekurangan

Ruang kerja. Gedung kantor yang dulu digunakan untuk aparatur Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat kini digunakan untuk

SKPD lain. Kendaraan Roda Empat sangat terbatas dan umumnya sudah

dalam keadaan tua. Perlengkapan kantor sudah cukup memadai ditambah

dengan adanya fasilitas koneksi internet. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat telah memilik website dengan alamat

www.disperindag.kalbarprov.go.id.

9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat mendapat dana

Kegiatan setiap tahunnya dari Dana APBD Pemda Kalimantan Barat dan Dana

iv

APBN (dekonsentrasi) Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian

Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Secara garis besar, progam-

program kegiatan tersebut antara lain ; Program Pengembangan Industri Agro

dan Hasil Hutan (IKAHH), Program Pengembangan Industri Logam, Mesin,

Elektronika dan Aneka (ILMEA). Program Pengembangan Industri Kecil

Menengah (IKM), program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,

Program perlindungan konsumen, program pengembangan pasar lelang daerah,

program peningkatan kerja sama internasional, program pengembangan dan

peningkatan ekspor, serta program peningkatan daya saing produk unggulan

ekspor. Disamping itu terdapat program-program kegiatan yang berhubungan

dengan kinerja seperti program pelayanan kemetrologian, peningkatan kualitas

pelayanan publik, peningkatan sarana-prasarana, pengembangan sistem

pelaporan, Peningkatan pengelolaan aset daerah, pengembangan perencanaan

indag, pelayanan administrasi kantor.

PENCAPAIAN SASARAN

10.Selama kurun waktu 2009-2010 laju rerata pertumbuhan sektor industri

Kalimantan Barat berkisar 1 – 2 % per tahun. Di Bidang Industri Manufaktur,

saat ini terdapat Industri Galangan Kapal dengan nama PT Steadfast Marine

yang berlokasi di Pontianak. Negara pembeli produk-produknya antara lain

Belanda dan Singapura. Kalimantan Barat juga telah menjadi pusat

percontohan pengembangan alat mesin dan pertanian (ALSINTAN) dengan

program ALSINTAN CENTER. Beberapa Komoditi Unggulan Kalimantan

Barat telah disetujui oleh Pemerintah Pusat Melalui Perpres Nomor 28 Tahun

2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional untuk dikembangkan dalam jangka

menengah 2010-2014, yaitu Industri Berbasis Karet dan Kelapa sawit.

11.Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat berupaya

menginisiasi terbentuknya klaster industri hilir dan industri penunjang karet,

mengingat besarnya potensi karet Kalimantan Barat. Roadmap Pengembangan

Industri Unggulan Karet Kalimantan Barat telah diserahkan secara langsung

oleh Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat kepada Staf Ahli Menteri

Perindustrian Bidang Investasi pada acara Rapat Kerja Teknis Industri dan

Perdagangan 2010. Sedangkan untuk pengembangan industri berbasis sawit,

saat ini sudah sampai pada penyamaan persepsi dan mobilisasi stakeholder

untuk mencapai sebuah komitmen mengenai pentingnya penumbuhan industri

hilir berbasis sawit di Kalimantan Barat.

12.Saat ini sedang difasilitasi rencana pembangunan kawasan industri di

Kalimantan Barat, yaitu Kawasan Industri Semparuk, Kawasan Industri

Mandor, Kawasan Industri Sungai Ringin, dan Kawasan Industri Tayan. Tidak

ketinggalan, diselenggarakan juga sosialisasi Kawasan Industri bekerja sama

dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

v

13.Dalam rangka pengembangan ILMEA dan IKM Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat memberikan dukungan penuh

terhadap Pengembangan Alsintan Center (TOT dan Workshop) sebagai salah

satu Pilot Project Nasional dalam pengembangan Alsintan di luar Pulau Jawa.

Di tahun 2009, Kalimantan Barat menempatkan satu IKM nya yang bergerak di

bidang tenun mendapatkan penghargaan UPAKARTI yang diserahkan

langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Dukungan pengembanan OVOP

serta pelatihan CEFE rutin dilakukan untuk pengembangan IKM Kalimantan

Barat. Selain itu pameran-pameran untuk memfasilitasi IKM dalam rangka

promosi produk menjadi sebuah agenda wajib.

14.Laju inflasi selama periode 2009 – 2010 berkisar antara 4,08 – 5 %. Dalam

rangka pengembangan perdagangan Kalimantan Barat, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan setiap tahun mengadakan Pasar Lelang Forward komoditi agro.

Sosialisasi Resi Gudang diberikan kepada masyarakat, pelaku usaha serta

aparatur itu sendiri. Selain itu untuk memperluas pasar, Dinas membangun

Griya Kerajinan di Pulau Bali, yang merupakan daerah tujuan wisata

internasional.

15.Untuk mengatasi lonjakan harga pada saat menjelang Hari Besar Keagamaan

secara rutin diselenggaraan pasar murah. Dinas juga memfasilitasi

pembangunan pasar-pasar tradisional dan pasar perbatasan di kabupaten / kota.

Tercatat di tahun 2009 terdapat 6 kabupaten/kota yang mendapatkan dana

DAK Kementerian Perdagangan dan pada tahun 2010 menjadi tujuh

kabupaten/kota.

16.Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat rutin melakukan pengawasan peredaran

minuman beralkohol, pengawasan barang beredar, pengawasan BDKT,

peneraan dll.

17.Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat gencar

melakukan promosi produk-produk dalam negeri serta mengkampanyekan

gerakan Aku Cinta Indonesia.

18.Dalam kaitannya dengan perjanjian kerja sama internasional, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat setiap tahun andil

dalam pertemuan Sosek Malindo tingkat provinsi. Dalam Pertemuan tersebut,

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat berperan

sebagai ketua Tim Teknis Ekonomi Prov. Kalimantan Barat.

19.Dinas Perindustrian dan Perdagangan ikut akti dalam mempromosikan produk

atau komoditi Kalimantan Barat ke Mancanegara melalui even-even pameran,

diantaranya Event China Asean Expo VI di Nanning China, Sanghai Expo,

Pameran Festival Indonesia di Melbourne Australia, La Beaute Internastional

di Kuching Sarawak.

vi

20.Dalam mendukung kinerja ekspor Kalimantan Barat, Dinas rutin mengadakan

sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis terkait ekspor-impor, pengolahan

komoditi ekspor, mutu, serta standardisasi Dinas juga concern terhadap

masalah perdagangan lintas Batas, dengan rutin memberikan penyuluhan-

penyuluah didaerah-daerah perbatasan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat berperan aktif dalam Forum Kinerja Ekspor

Kalimantan Barat.

21.Selama kurun waktu tersebut, Aset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat mengalami penambahan, antara lain satu buah kendaraan

dinas untuk operasioanl Kepala Dinas serta tiga buah kendaraan bermotor

roda dua. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

seharusnya sudah membangun gedung tambahan pada tahun ini, namun

terkendala oleh kasus hukum yang melibatkan salah seorang anggota Panitia

Pengadaaan, sehingga proses pembangunan belum dapat dilanjutkan.

22.Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, laboratorium-

laboratorium di lingkungan Dinas selalu dipelihara akreditasinya. Pelatihan-

pelatihan teknis bagi petugas laboratorium selalu diadakan secara rutin.

23.Dinamika komposisi kepegawaian mewarnai Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun waktu 2009 – 2010.

Tercatat lebih kurang 10 orang pegawai telah memasuki masa pensiun

sedangkan pegawai baru tercatat berjumlah 12 orang. Dalam meningkatkan

kapasitas SDM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

telah mengirimkan dua orang pegawainya mengikuti kursus pengawasan

peneraan di Pusdiklat Kemetrologian Kementerian Perdagangan untuk menjadi

petugas pengawas barang dan jasa yang bersertifikat. Dinas juga memfasilitasi

tiga orang pegawai yang mengikuti beasiswa program master (S2). Dua orang

melanjutkan sekolah di pulau Jawa dan satu orang di luar negeri yaitu di Inggris.

KENDALA DAN PERMASALAHAN

24.Kendala yang dihadapi Kalimantan Barat dalam pengembangan industri yaitu

keterbatasan akan sumber energi (listrik), keterbatasan infrastruktur penunjang,

belum tumbuh dan berkembangnya kawasan industri, belum adanya insentif

(regulasi dan infrastruktur), serta masih kurangnya litbang terapan.

25.Di sektor perdagangan, Kalimantan Barat masih terkendala dengan belum

adanya Sistem Logistik Daerah. Ekspor Kalimantan Barat masih didominasi

oleh produk-produk hulu terutama karet dan kayu. Perdagangan Lintas Batas

masih banyak menyisakan masalah, terutama masalah penyelundupan. Daya

saing produk yang rendah serta ekonomi biaya tinggi turut mempengaruhi

kinerja perdagangan. Pengawasan beredar dan perlindungan konsumen masih

terkendala oleh persoalan klasik, kurangnya tenaga atau SDM.

vii

HARAPAN MASA DEPAN

26.Harapan ke depan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat dapat berperan lebih aktif untuk mendorong penumbuhan

kawasan industri di Kabupaten/kota, mendorong pengembangan industri

unggulan Kalimantan Barat, pengembangan industri hilir berbasis CPO,

mendorong pengembangan industri pendukung sektor pertanian melalui

program Alsintan center, serta mendorong pengembangan industri kreatif.

27.Sementara untuk sektor perdagangan diharapkan dapat meningkatkan produk

ekspor, diversifikasi produk ekspor, serta diversifikasi pasar ekspor.

Mendorong pengembangan perdagangan lintas batas, mendorong terbentuknya

sistem logistik daerah, serta mendorong terbentuknya lembaga penyelesaian

sengketa konsumen dan Unit Kemetrologian di kabupaten / kota.

28.Aparatur Dinas Perindustrian dan perdagangan Prov. Kalimantan Barat

diharapkan terus meningkatkan kompetensinya di tengah-tengah era globalisasi

dan modernisasi.

viii

DAFTAR ISIKATA SAMBUTAN………………………………………………………………………………… iRINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………………………………… iiDAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. viiiDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. ixBAB. 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………….. 21.2 TUJUAN……………………………………………………………………………….. 31.3 SISTEMATIKA PENULISAN……………………………………………….. 3

BAB. 2 PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAGI PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT……………………. 52.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH…………………………… 62.2 DINAMIKA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI

DAN PERDAGANGAN………………………………………………………… 72.3 ISU-ISU STRATEGIS……………………………………………………………. 8

BAB. 3 TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS…… 133.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI……………………………………………. 143.2 VISI DAN MISI…………………………………………………………………….. 153.3 RENCANA STRATEGIS……………………………………………………….. 16

BAB. 4 KELEMBAGAAN……………………………………………………………………….. 204.1 ORGANISASI……………………………………………………………………….. 214.2 KONDISI PERSONIL…………………………………………………………… 224.3 SARANA DAN PRASARANA……………………………………………….. 234.4 ANGGARAN………………………………………………………………………… 244.5 KEGIATAN………………………………………………………………………….. 25

BAB. 5 PENCAPAIAN SASARAN………………………………………………………….. 265.1 SEKTOR INDUSTRI…………………………………………………………….. 275.2 SEKTOR PERDAGANGAN………………………………………………….. 355.3 MANAJEMEN KANTOR………………………………………………………. 49

BAB. 6 KENDALA DAN PERMASALAHAN………………………………………….. 536.1 INDUSTRI…………………………………………………………………………….. 546.2 PERDAGANGAN………………………………………………………………….. 56

BAB. 7 HARAPAN MASA DEPAN…………………………………………………………. 607.1 INDUSTRI……………………………………………………………………………. 617.2 PERDAGANGAN………………………………………………………………….. 647.3 PROFESIONALISME APARATUR……………………………………….. 667.4 PENUTUP…………………………………………………………………………….. 67

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………… 68

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ANGGARAN TAHUN 2009…………………………………………….. 68

LAMPIRAN II ANGGARAN TAHUN 2010……………………………………………. 69

LAMPIRAN III TABEL PENCAPAIAN SASARAN TA. 2009…………………… 70

LAMPIRAN IV REALISASI BELANJA TRIWULAN III TA 2010……………. 72

LAMPIRAN V DAFTAR ASET……………………………………………………………….. 73

PENDAHULUAN

2PENDAHULUANBAB I

1.1 LATAR BELAKANG

rs. Dody Surya Wardaya, MM menjabat sebagai Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor

821.22/03/BKD-B Tanggal 13 Januari 2009 Tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari dan dalam Jabatan Struktural

Eselon II di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Selama

Masa Bakti 2009 – 2010, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan telah

melaksanakan berbagai kegiatan, baik

kegiatan desentralisasi maupun kegiatan

dekonsentrasi, sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya yang tercantum dalam

Peraturan Gubernur Kalimantan Barat

Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Tugas

pokok, fungsi, dan tata kerja Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Kalimantan Barat.

Selama masa itu pula, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat telah menghasilkan berbagai capaian dan prestasi, serta

menghadapi berbagai tantangan dan kendala dalam pelaksanaan tugas

pembangunan serta pembinaan terhadap aparatur.

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai berbagai

kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang ditempuh selama masa bakti

2009 – 2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat perlu menyusun suatu naskah memori masa jabatan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yang memuat

D

Pada saat dilantik menjadi Kepala DinasPerindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbarpada tahun 2009 di Balai Petitih KantorGubernur Kalimantan Barat

3PENDAHULUANBAB I

capaian, prestasi, tantangan, dan kendala dalam pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi dan dalam pembangunan kapasitas kelembagaan untuk menjadi

sebuah organisasi yang moderen dan akuntabel sesuai dengan cita-cita

reformasi birokrasi Republik Indonesia.

1.2 TUJUAN

Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat masa bakti 2009 – 2010 kepada para

pemangku kepentingan yang telah memberikan mandat dan kepercayaan,

Buku Memori Masa Jabatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat diharapkan

dapat menjadi masukkan bagi

Kepala Dinas selanjutnya

dalam melakukan tugasnya.

Dengan demikian diharapkan

terjadi kesinambungan

kebijakan dan berbagai

kegiatan yang telah berjalan

dengan baik.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Buku Memori ini adalah sebagai berikut :

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika

penulisan Buku Memori.

Drs. Dody Surya Wardaya, MM

Ka. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

2009 - 2010

4PENDAHULUANBAB I

BAB 2. PERANAN SEKTOR PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN BAGI PEREKONOMIAN KALIMANTAN

BARAT

Bab ini menjelaskan gambaran kondisi perekonomian Kalimantan Barat

terutama sektor industri dan perdagangan, serta peranan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan di dalamnya.

BAB 3. TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

Bab ini menjelaskan secara ringkas tugas pokok dan fungsi, visi dan misi,

serta rencana strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat.

BAB 4. KELEMBAGAAN

Bab ini menjelaskan kondisi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat saat ini, meliputi kondisi personil, sarana dan prasarana,

anggaran, serta kegiatan yang dilaksanakan.

BAB 5. PENCAPAIAN SASARAN

Bab ini menjelaskan capaian sasaran dan kegiatan pembangunan bidang

industri dan perdagangan

BAB 6. KENDALA DAN PERMASALAHAN

Bab ini menjelaskan kendala dan permasalahan yang dihadapai Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar dalam pelaksanaan tugas

pembangunan

BAB 7. HARAPAN MASA DEPAN

Bab ini berisi harapan Kepala Dinas terhadap upaya melanjutkan visi dan

misi dan peningkatan peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam

pembangunan industri dan perdagangan di Kalimantan Barat.

PERANAN SEKTOR PERINDUSTRIAN

DAN PERDAGANGAN BAGI

PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT

6PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang sangat penting

dalam menggerakkan roda perekonomian di Kalimantan Barat. Sektor

industri dan perdagangan masuk dalam tiga besar penyumbang PDRB

Kalimantan Barat dalam beberapa tahun terakhir.

Peranan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran terhadap

Pertumbuhan PDRB Kalbar Tahun 2008 - 2009

Lapangan Usaha

Atas DasarHarga Berlaku(Miliar Rupiah)

Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000

(Miliar rupiah)

LajuPertumbu

han(persen)

2008 2009 2008 2009 2009Industri Pengolahan 8.872,54 9.678,11 4.909,10 4.963,70 1,11Perdagangan, Hotel,dan restoran

11.349,12 12.743,53 6.518,08 6.838,01 4,91

Produk DomestikRegional Bruto (PDB)Kalbar

48.414,40 53.865,79 27.682,85 29.001,844,76

(sumber : BPS Prov. Kalbar tahun 2009)

Tabel di atas menunjukkan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan

restoran mengalami pertumbuhan sebesar 4, 91 %, sedangkan sektor

industri pengolahan tumbuh sebesar 1,11 %. Struktur perekonomian

Kalimantan Barat pada Tahun 2009 masih didominasi oleh tiga sektor

yaitu sektor Pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor

Industri Pengolahan. Ketiga sektor tersebut kontribusinya dalam PDRB

mencapai 67,48 %.

Struktur PDRB Kalbar menurut Lapangan usaha (persentase),

yang menunjukkan kontribusi tiga sektor utama

NO Lapangan Usaha 2008 2009

1 Industri Pengolahan 18,33 17,972 Pertanian, Peternakan, kehutanan, dan

Perikanan26,51 25,85

3 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 23,44 23,664 Dll.

PDRB Kalbar 100 100

(sumber : BPS Prov. Kalbar tahun 2009)

7PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

2.2 DINAMIKA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI

DAN PERDAGANGAN

Peranan sektor industri bagi perekonomian Kalimantan Barat cukup besar

jika dilihat dari kontribusinya terhadap nilai PDRB. Namun demikian

dalam satu dasawara terakhir, peranannya mengalami penurunan cukup

signifikan. Kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Kalimantan

Barat pada tahun 2000 sebesar 24,15 % persen, namun menurun menjadi

17,97 % pada tahun 2009. Tren menurun itu akan terus terjadi, dan

diperkirakan pada tahun 2013 peranan sektor industri terhadap PDRB

Kalimantan Barat hanya 14 % (Bappeda Prov. Kalbar 2009 % BPS Kalbar,

2010)

Jika melihat perkembangan produksi komoditi-komoditi primer terutama

dari sektor perkebunan dan pertambangan yang saat ini cenderung

meningkat, dapat dipastikan bahwa Kalimantan Barat banyak kehilangan

potensi nilai tambah yang sangat besar.

Penurunan sektor industri terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja

industri kayu. Sedangkan perkembangan usaha industri pengolahan

berbasis sumber daya alam lainnya seperti perkebunan dan pertanian

masih sangat lambat. Itupun masih dalam bentuk industri hulu yang

peningkatan nilai tambahnya relatif kecil.

Sektor perdagangan, di sisi lain memberikan peranan yang penting dalam

perekonomian Kalimantan Barat dengan menggeser peranan sektor

industri. Meskipun demikian, perdagangan Kalimantan Barat secara

umum masih dihadapkan berbagai masalah. Perdagangan luar negeri

Kalimantan Barat masih didominasi oleh produk-produk hulu dengan

dominasi beberapa komoditi (karet dan kayu). Total dan nilai volume

ekspor Kalimantan Barat masih sangat fluktuatif dan masih tergantung

pada negara tujuan ekspor tradisional seperti US, China, Korea, Jepang,

dan Singapura.

8PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

Perdagangan dalam negeri Kalimantan Barat menunjukkan tingkat

efektivitas dan efisiensi distribusi yang masih rendah, ditandai dengan

margin distribusi perdagangan dalam negeri yang sangat berfluktuatif.

Tingkah integrasi antara Pasar, Pengumpul, grosir, dan pengecer masih

lemah. Produk-produk konsumsi yang beredar di Kalimantan Barat

umumnya berasal dari Pulau Jawa bahkan ada yang berasal dari negera

tetangga. Bahan kebutuhan pokok masyarakat yang berasal dari

Kalimantan Barat sendiri yaitu ikan, sebagian daging, unggas, dan telur.

2.3 ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan poin-poin di atas, terdapat isu-isu strategis sektor industri dan

perdagangan yang menjadi fokus perhatian Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sepanjang tahun 2009 – 2010.

Isu-isu tersebut berkembang baik dalam skala daerah, nasional, maupun

internasional.

1. Sektor Industri

Tindak lanjut PERPRES No. 28 Tahun 2008 Tentang

Kebijakan Industri Nasional (KIN). Salah satu

pendekatan yang dilakukan untuk mengimplementasikan peraturan

tersebut adalah mekanisme Bottom up ; Pengembangan Industri

Pengolahan Komoditi Unggulan daerah menuju Kompetensi Inti

Industri Daerah.

Dalam Kebijakan tersebut, Karet dan Kelapa Sawit ditetapkan

sebagai Komoditi Unggulan Daerah Kalimantan Barat.

Pengembangan Industri pengolah berbasis kedua komoditi tersebut

menjadi prioritas nasional.

Peta Panduan Pengembangan Industri berbasis karet Kalbar saat ini

telah disusun, dan sedang dalam proses pengkajian Kementerian

Perindustrian RI sebagai tindaklanjut Perpres 28/2008 tentang KIN.

Pengembangan IKM dengan fokus pada Pengembangan kompetensi

inti kabupaten/kota dan Ovov. Saat ini Kabupaten / kota sedang

9PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

menyusun dan atau memperbaharui peta panduan pengembangan

Kompetensi inti Industri dan OVOP di Kabupaten / kota di Kalbar.

Penumbuhan industri turunan karet, CPO, dan Kelapa terpadu

Penumbuhan dan Pengembangan Kawasan Industri Daerah sebagai

Sarana untuk mengembangkan Industri yang berwawasan

lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik investasi

sebagai Tindak lanjut PP No 24 Tahun 2009 Tentang

Kawasan Industri. Sebagian besar menjadi kewenangan daerah

(dahulu menjadi kewenangan Pusat) dalam perijinan dan

pembinaan.

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 35

Tahun 2010 Tentang Pedoman teknis Kawasan

Industri.

Pembangunan ALSINTAN (alat dan mesin pertanian) CENTER

Pengembangan Klaster Industri, terutama Klaster Industri

Keramik (yang telah disetujui dan dianggarkan melalui APBD

dan APBN Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007), yang

merupakan salah satu dari 6 prioritas pengembangan klaster industri

Nasional.

Pengembangan Industri Kreatif yang berbasis Agro dan TI

(teknologi Informasi). Industri kreatif Indonesia didefinisikan

sebagai Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,

keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan

serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya

kreasi dan daya cipta individu tersebut. Beberapa tindakan yang

telah dilakukan pemerintah RI untuk mengembangkan industri

kreatif antara lain :

a. Undang-undang No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,

yaitu pada Bab VI Pasal 17 yang menyatakan bahwa Desain

produk industri mendapat perlindungan hukum

b. Undang-undang No 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

dalam perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual

10PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

c. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

20/MPP/Kep/I/2001 tentang Pembentukan Dewan Desain

Nasional/Pusat Desain Nasional (PDN)

d. Pusat Desain Nasional (PDN) sejak tahun 2001 s/d 2006 telah

memilih 532 desain produk terbaik Indonesia

e. Tahun 2006, Departemen Perdagangan RI memprakarsai

peluncuran Program Indonesia design Power yang

beranggotakan Departemen Perdagangan RI, Departemen

Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM, serta

Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

f. Tahun 2007, Departemen Perdagangan RI meluncurkan hasil

studi Pemetaan Industri Kreatif Indonesia dan menetapkan

14 subsektor industri kreatif indonesia berdasarkan studi

akademik atas klasifikasi baku Usaha Industri Indonesia

(KBLI) yang diolah dari data Badan Pusat statistik dan

sumber data lainnya (asosiasi, komunitas kreatif, lembaga

pendidikan dan lembaga penelitian).

g. Tahun 2008, Departemen Perdagangan RI meluncurkan dua

buah buku mengenai Pengembangan Ekonomi Kreatif

Indonesia 2025 dan Pengembangan Industri Kreatif

menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.

2. Sektor Perdagangan

Penguatan Sistim Logistik Nasional dan Daerah.

Walaupun sampat saat Buku ini disusun, Peraturan

Perundangannya belum selesai dibahas, namun harus segera di atasi

agar Kalimantan Barat tidak tertinggal. Peran sektor Perdagangan

dalam perekonomian nasional yang semakin penting baik secara

kualitas maupun kuantitas. Secara kuantitas dapat terlihat dari PDB

yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Secara kualitas dapat

dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengedepankan kualitas

jasa perdagangan, seperti; perbaikan pelayanan publik, iklim usaha,

infrastruktur terkait ekpor impor, pembanguan sekaligus

11PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

revitalisasi dan harmonisasi pasar tradisional-pasar

modern, penyediaan kebutuhan pokok, stabilisasi harga, serta

sinergi pengembangan UKM dan petani di bidang perdagangan.

Penyerapan tenaga kerja di bidang perdagangan secara nasional

maupun di wilayah Kalbar menunjukkan angka yang signifikan.

Peningkatan kinerja ekspor Indonesia yang terkait dengan kinerja

ekspor daerah. Peningkatan diversifikasi produk ekspor dan

diversifikasi pasar tujuan ekspor. Perdagangan Lintas Batas,

Pelaksanaan pembangunan, dan pengembangan National Single

Window (NSW) untuk pelayanan perijinan ekspor-impor.

Kerja sama dan diplomasi perdagangan

Kerja sama Bilateral : Sosek Malindo antara

pemerintah Indonesia dengan Malaysia

Kerja sama regional ; Asean-Mitra dialog Asean yang telah

menjalin kerja sama dalam bentuk Asean-China Free Trade

Area (AC-FTA).

Stabilisasi harga bahan pangan dan kecukupan

pasokan, seperti bahan-bahan sembako dan komoditi penting

lainnya antara lain; Beras, Gula, Minyak goreng, kedelai, dan terigu.

Pengendalian disparitas harga antar daerah yang tinggi

yang hakikatnya dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional.

Konversi minyak tanah ke gas bersubsidi

Peredaran pupuk bersubsidi

Peredaran beras bersubsidi

Perdagangan antar pulau

Pemberdayaan Pasar Tradisional dan UMKM

Perluasan akses pasar produk UMKM dengan

membuka gerai, kios, dan fasilitasi produk UMKM masuk

dalam jalur ritel modern.

Penciptaan jaringan kemitraan UMKM, pembentukan

waralaba lokal

Pengenalan/promosi kuliner tradisional nusantara dan produk

pangan UMKM

12PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II

Bimbingan teknis penerapan ISO, pengemasan

(packaging), dan Branding kepada UMKM

Perlindungan Konsumen dan Pengamanan perdagangan

Perlindungan Produsen domestik

Perlindungan konsumen

Pembentukan Lembaga Perlindungan Konsumen

Swadaya masyarakat (LPKSM)

Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK)

Pembentukan Badan perlindungan Konsumen

nasional (BPKN)

Pengawasan barang beredar

Kemetrologian; Peningkatan SDM terkait

pengawasan barang seperti PPBJ (Petugas Pengawas

barang dan Jasa), PPNS-PK (Penyidik Pegawai Negeri

Sipil Perlindungan Konsumen)

Pasar Komoditi terorganisir

Perdagangan berjangka komoditi

Pasar lelang forward (PLF) Provinsi

Sistem resi gudang

Pengembangan Citra indonesia

Program Promosi Ekspor Nasional Pengembangan Ekonomi Kreatif

Gerakan Aku Cinta Indonesia (ACI); Logo “100%

Cinta Indonesia”

TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA

RENCANA STRATEGIS

14BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

3.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

inas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan

Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun 2008 Tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Kalimantan Barat.

Adapun Tugas Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut adalah :

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintah provinsi di bidang perindustrian

dan perdagangan, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas

lainnya yang diserahkan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seoarang

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang termaksud pada tugas pokok

di atas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Industri Kimia, agro, dan

hasil hutan; Industri logam, mesin, elektronika, dan aneka;

Perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan

luar negeri;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Industri Kimia, agro, dan hasil hutan; Industri logam, mesin,

elektronika dan aneka; Perdagangan dalam negeri dan

kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

D

15BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

Organisasi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada saat

buku ini disusun sedang dalam pembahasan

dengan Pansus DPRD, mengikuti

perkembangan lingkungan strategis daerah dan

nasional terutama berkaitan dengan

reorganisasi Kementerian perindustrian dan

Kementerian Perdagangan dalam kaitannya

dengan RPJMN 2009 – 2014.

3. Pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro, dan hasil hutan;

industri logam, mesin, elektronika, dan aneka; perdagangan dalam

negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku;

4. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaopran pelaksanaan

tugas di bidang Industri kimia, agro, dan hasil hutan; industri logam,

mesin, elektronika, dan aneka; perdagangan dalam negeri dan

kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

5. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi di

bidang industri kimia dan hasil hutan; industri logam, mesin,

elektronika, dan aneka; perdagangan dalam negeri dan

kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;

6. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan aset, serta

urusan umum di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

7. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas

lainnya di bidang perindustrian dan perdagangan;

8. Pelaksanaan tugas

dekonsentrasi, tugas

pembantuan dan tugas

lainnya di bidang

perindustrian dan

perdagangan yang diserahkan

oleh Gubernur.

3.2 VISI DAN MISI

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

mencanangkan sebuah visi yang menjadi cita-cita segenap jajaran aparatur

di dalamnya yaitu :

“ Terwujudnya Industri yang maju dan Perdagangan yang

tangguh guna mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Kalimantan Barat “

16BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

Adapun misi yang diemban dalam pencapaian visi di atas adalah :

1. Menumbuhkembangkan

sektor Industri untuk

dapat memberikan

kontribusi nyata dalam

pembangunan

Perindustrian Kalimantan

Barat

2. Mengembangkan Perdagangan

dalam dan luar negeri sehingga

dapat memberikan kontribusi nyata

dalam pembangunan sektor

Perdagangan Daerah Kalimantan

Barat

3. Meningkatkan

Profesionalisme

aparatur untuk

dapat berperan

nyata (eksis)

dalam

pembangunan

Bidang Industri dan Perdagangan Daerah Kalimantan

Barat serta meningkatkan sarana dan prasarana kerja

17BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

3.3. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan tertuang dalam

Dokumen Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat periode 2008 – 2013. Rencana strategis tersebut merupakan

serangkaian rencana tindakan dan strategi mendasar yang dibuat secara

bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk

diimpelementasikan oleh seluruh jajaran dalam rangka pencapaian visi dan

misi.

Rencana strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat secara ringkas dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai

berikut :

MIS

I

1. Menumbuhkembangkan sektor

industri untuk dapat memberikan

kontribusi nyata dalam

pembangunan perindustrian

Kalbar

2. mengembangkan perdagangan

dalam dan luar negeri sehingga

dapat memberikan kontribusi nyata

dalam pembangunan sektor

perdagangan Kalbar

3. meningkatkan profesionalisme

aparatur untuk dapat eksis dalam

pembangunan bidang indag

Kalbar, serta meningkatkan sarana

dan prasarana kerja

TU

JUA

NSA

SAR

AN

Peningkatan pelayanan UPT Dinas

Perindag Prov. Kalbar kepada

masyarakat dan dunia usaha (4)

Peningkatan efisiensi distribusi

perdagangan dalam negeri (2)tumbuh dan berkembangnya

sektor industri Kalbar (1)

4. meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dan dunia

usaha yang prima dan profesional

1.meningkatkan daya saing

Industri Kalbar

2.Meningkatkan kelancaran

distribusi penggunaan produk

dalam negeri, perlindungan

konsumen, pengamanan

perdagangan, dan mengembangkan

perdagangan yang tertib, efisien,

transparan dan berdaya saing

3.Meningkatkan kelancaran

perdagangan luar negeri,

Peningkatan kesejahteraan,

kualitas aparatur dan sarana

prasarana (4)

Pelaksanaan pelayanan

administrasi perkantoran (4)

Tumbuh dan berkembangnya

IKM di Kalbar (1)

Peningkatan perlindungan

konsumen (2)

Peningkatan ekspor daerah, dan

pengendalian impor (3)

Peningkatan pelaporan perencanaan

kerja, koordinasi dan monev (4)

18BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

Kebijakan Strategis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan sektor

industri dan perdagangan Kalimantan Barat digolongkan sesuai misi yang

dijalankan yaitu :

misi 1. Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat

memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan

Perindustrian Kalimantan Barat

Kebijakan strategis yang ditetapkan :

a. Mendorong penumbuhan dan pengembangan industri dan

perdagangan berbasis kawasan melalui bantuan dan fasilitasi

teknis dan kelembagaan, peralatan, manajerial dan

pemasaran.

b. Mengupayakan penerapan pengembangan industri

berdasarkan pola klaster melalui penyediaan informasi

teknologi, fasilitasi instruktur, fasilitator, narasumber,

peningkatan upaya konsultasi dan advokasi untuk

pengembangan usaha, koordinasi dan sinkronisasi program

dengan instansi terkait di pusat dan daerah.

c. Mendorong dan menumbuhkembangkan IKM melalui

pelatihan kewirausahaan, pelatihan teknis dan manajerial,

serta penyediaan informasi pengolahan komoditi dan pasar

terutama industri pengolahan yang berbahan baku lokal dan

atau sumberdaya kultural/budaya seetempat, serta

penyediaan tempat konsultasi dan teknis.

misi 2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri

sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam

pembangunan sektor perdagangan Kalimantan Barat.

Kebijakan strategis yang ditetapkan adalah :

a. Mengupayakan ketersediaan bahan pokok, barang strategis

dan barang lainnya bagi masyarakat serta peningkatan

pemasaran produk daerah.

19BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS

b. Meningkatkan perlindungan konsumen melalui

pengawasan barang beredar dan operasionalisasi serta

kapasitas kemetrologian

c. Meningkatkan diversifikasi produk dan tujuan ekspor,

kerjasama perdagangan, dan pengendalian impor.

misi 3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat

berperan nyata (eksis) dalam pembangunan bidang

industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta

meningkatkan sarana dan prasarana kerja

Kebijakan strategis yang ditetapkan adalah :

a. Peningkatan pelayanan dan perbaikan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) dan Laboratorium

b. Pemberian insentif beban kerja dan kehadiran sesuai

peraturan yang berlaku yang mendorong peningkatan

kinerja

c. Mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana secara

bertahap dan peningkatan kualitas SDM melalui

pemerataan Pendidikan dan pelatihan

d. Mengupayakan perencanaan kerja yang transparan dan

pengelolaan keuangan sesuai dengan anggaran yang telah

ditetapkan serta pelaporan secara tepat waktu

e. Penyediaan wadah konsultasi dan koordinasi perencanaan

antara kab/kota dan provinsi serta pemerintah pusat

f. Penyediaan dukungan operasional pelayanan administrasi

perkantoran.

BAB 4

KELEMBAGAAN

21KELEMBAGAANBAB IV

4.1 ORGANISASI

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun

2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat, dibantu oleh seorang

Sekretaris dan empat orang Kepala Bidang. Di lingkungan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan terdapat tiga Unit Pelayanan Teknis (UPT)

yang masing-masing unit dikepalai oleh seorang Kepala UPT. Kepala

UPT tersebut bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.sekretaris dan para kepala

Bidang dalam sebuah acara.

dari kiri ke kanan :

Dra. Martha Sinyor (Sekretaris)

M. Yusuf, SH. MH (Kabid PDN)

Drs. Burhanudin (Kabid (PLN)

Ir. Yenni Susilawati (Kabid ILMEA)

Ir. Arham A Hamzah, M.Sc (Kabid

IKAHH)

Bidang-Bidang yang terdapat di lingkungan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu:

1. Bidang Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan;

2. Bidang industri Logam, Mesin, Elektronika, dan aneka;

3. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian

4. Bidang Perdagangan Luar Negeri

Sedangkan Unit Pelayanan teknis yang terdapat di lingkungan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu :

1. Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barang (UPSMB)

Pontianak

2. Unit Pelatihan Industri Kecil Menengah (UPIKM) Pontianak

3. Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak

22KELEMBAGAANBAB IV

4. Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga

memiliki satuan-satuan kerja yang mengelola kegiatan-kegiatan pemerintah

pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian

Perdagangan. Satuan-satuan kerja tersebut diidentifikasi berdasarkan jenis

kegiatan yang dilakukan yaitu:

1. Satuan kerja Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM)

2. Satuan Kerja Penataan Struktur Industri (Industri Keramik)

3. Satuan Kerja Pengembangan Ekspor Daerah

4. Satuan Kerja Pengembangan ekspor daerah (pameran)

5. Satuan Kerja Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri

6. Satuan Kerja Pengembangan Perdagangan dalam

negeri(operasionalisasi Pasar Lelang Daerah)

Selain diperkuat oleh unit-unit kerja yang tersebut di atas, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga ditunjang oleh

peran instansi vertikal Kementerian Perindustrian yang berkedudukan di

Kalimantan Barat. Instansi Vertikal yang dimaksud adalah :

1. Badan Riset dan Standardisasi (Baristand) Indutri dan Perdagangan

Pontianak

2. Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak

4.2 KONDISI PERSONIL

Untuk menyelenggarakan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang

diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No 49 Tahun

2008, serta untuk

menjalankan visi dan

misi, Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan Prov.

Kalimatan Barat

didukung oleh

Sumber Daya Aparatur dari berbagai tingkatan dan latar belakang

pendidikan. Personil yang tercatat saat ini berjumlah 179 orang yang

tersebar di Sekretariat, Bidang-bidang dan UPT-UPT.

23KELEMBAGAANBAB IV

Gambaran tingkat pendidikan dan sebaran personil

di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar Tahun 2010

S2 S1 SARMUD SMA SMP SD

DINAS PERINDAG PROV. KALBAR 8 22 5 56 2 - 93

UPSMB PONTIANAK 2 13 1 14 2 - 32UP KEMETROLOGIAN PONTIANAK 2 6 4 15 1 - 28

UP KEMETROLOGIAN SINGKAWANG - 3 - 5 1 - 9

UPIKM PROV. KALBAR - 5 2 9 1 - 17

TOTAL 12 49 12 99 7 0 179

UNIT KERJATINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH

Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa, secara umum kondisi

personil didominasi oleh personil dengan tingkat pedidikan SMA ke

bawah yaitu berjumlah 109 orang atau sekitar 59 % dari seluruh personil.

Sedangkan personil dengan tingkat pendidikan D3 ke atas berjumlah 76

orang atau 41 % dari seluruh personil. Diantara sejumlah personil

tersebut, terdapat personil yang mengemban tugas sebagai pejabat

fungsional, yaitu jabatan Arsiparis, Penera, dan Penguji Mutu Barang.

4.3 SARANA DAN PRASARANA

Secara administrasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki dua

buah gedung kantor, yaitu gedung yang beralamat di Jl. Sutan Syahrir dan

Gedung yang beralamat di Jl. Sutan Abdurrahman. Namun yang

digunakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan hanya satu gedung

yaitu yang berada di Jl Sutan Syahrir. Sedangkan Gedung yang di Jl. Sutan

Abdurrahman digunakan oleh SKPD lain. Bidang-bidang yang

sebelumnya menempati gedung tersebut ditempatkan menjadi satu di

gedung yang sekarang digunakan

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan. Karena kapasitas

gedung tidak memungkinkan, satu

bidang saat ini menempati ruang

pelatihan UPIKM.

Sarana kendaraan operasional

terutama kendaraan roda empat saatGedung di Jl. Sutan Abdurrahman Pontianak yang kini

digunakan oleh SKPD lain.

24KELEMBAGAANBAB IV

ini sangat terbatas, dan

umumnya sudah dalam keadaan tua.

Sedangkan penunjang kerja lainnya

seperti peralatan komputer, peralatan

meubelair, serta perlengkapan kantor

sudah cukup memadai (lampiran).

Fasilitas internet sudah tersedia dan

sangat membantu kelancaran kerja.

4.4. ANGGARAN

Sumber pembiayaan kegiatan Dinas Perindstrian dan Perdagangan Berasal

dari dana APBD Provinsi Kalimantan Barat serta dana Dekonsetrasi

APBN Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan

(lampiran).

4.5 KEGIATAN

Program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat dilakukan dalam upaya untuk mencapai visi dan misi

yang diemban.

Secara garis besar, program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada Tahun Anggaran 2009 – 2010

dikelompokkan berdasarkan pencapaian misi adalah sebagai berikut :

misi 1. Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat

memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan

Perindustrian Kalimantan BaratProgram yang dijalankan adalah :

1. Program Pengembangan Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan

(dana APBD)

2. Program Pengembangan Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan

Aneka (ILMEA) (dana APBD)

3. Program Pengembangan IKM (dana APBD dan APBN)

Gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat Jl. Sutan syahrir Pontianak

25KELEMBAGAANBAB IV

4. Program Penataan Struktur Industri(Klaster Keramik) (dana APBN)

misi 2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri

sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam

pembangunan sektor perdagangan Kalimantan Barat.

Program yang dijalankan adalah :

1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam negeri (dana

APBD dan dana APBN)

2. Program Perlindungan Konsumen (dana APBD)

3. Program pengembangan Psar Lelang Daerah Kalbar (dana APBN)

4. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional (dana

APBD)

5. Program peningkatan dan pengembangan ekspor (dana APBD dan

APBN)

6. Program Peningkatan daya saing produk unggulan ekspor (dana

APBD)

misi 3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat

berperan nyata (eksis) dalam pembangunan bidang

industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta

meningkatkan sarana dan prasarana kerjaProgram yang dijalankan adalah :

1. Peningkatan pelayanan kemetrologian

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik

3. Peningkatan sarana dan prasarana

4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

6. Peningkatan pengelolaan aset daerah

7. Peningkatan pengembangan perencanaan indag

8. Pelayanan administrasi kantor

PENCAPAIAN SASARANPENCAPAIAN SASARAN

27PENCAPAIAN SASARANBAB V

elama kurun waktu 2009 – 2010 tentunya sudah banyak capaian-

capaian kegiatan yang dihasilkan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat. Capaian tersebut bukan

hanya dalam skala nasional namun juga dalam skala internasional.

Mengingat perannya yang strategis bagi perekonomian Kalimantan Barat

yang bergerak dinamis, pencapaian tersebut bukanlah akhir dari sebuah

pekerjaan, melainkan awal dari proses pencapaian visi dan misi, dan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat yang lebih luas.

5.1 PENCAPAIAN SEKTOR INDUSTRI

Pencapaian sektor industri terkait dengan misi pertama yang diperjuangkan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu

“Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat

memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Perindustrian

Kalimantan Barat”.

Agenda yang ditetapkan dalam mencapai misi di atas yaitu

menumbuhkembangkan sektor industri untuk dapat memberikan

kontribusi nyata dalam pembangunan perindustrian Kalimantan Barat

melalui pemanfaatan sumber daya daerah yang mempunyai daya saing,

peningkatan teknologi, penyebaran informasi, profesionalisme pelaku

usaha, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Tujuan strategisnya adalah untuk meningkatkan daya saing industri

Kalimantan Barat dengan dua sasaran strategis yaitu Laju rerata

pertumbuhan ekonomi sektor industri sebesar 1 – 2 % per tahun dan

Tumbuh dan berkembangnya industri kecil dan menengah (IKM).

S

28PENCAPAIAN SASARANBAB V

Hal – hal yang telah dicapai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat Selama kurun waktu 2009 – 2010 dapat dirangkum

sebagai berikut;

Sasaran 1.

Pertumbuhan sektor industri pada PDRB Kalbar 1- 2 %

Strategi utama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat dalam upaya mencapai target pertumbuhan industri

sebesar 1 – 2 % per tahun melalui 4 pendekatan, yaitu :

1. Pengembangan Kompetensi Inti karet melalui pengolahan

penumbuhan IKM compo crepe dan peningkatan mutu Bokar untuk

industri crumb rubber

2. Pengembangan dan Penguatan Klaster industri utama keramik

3. Menumbuhkembangkan Kawasan Industri termasuk dukungan

pengembangan sektor industri pengolahan dan industri pendukung

pertanian di KUAT Kalbar.

Dalam lima tahun terakhir kecuali tahun 2007, pertumbuhan

perekonomian Kalimantan Barat masih dibawah laju pertumbuhan

ekonomi Nasional. Salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan

perkenomian Kalbar adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi Kalbar

pada lima tahun terakhir di Kalimantan Barat. Peranan sektor industri

pada PDRB Kalbar mengalami penurunan bahkan berada diposisi

ke-tiga setelah sektor perdagangan dan pertanian. Dibandingkan tahun

2009, peranan sektor industri turun 6,18 point dibandingkan tahun 2000

(sebesar 24,15%) menjadi 17,97 %, dibandingkan sektor perdagangan yang

naik 3,89 point dalam waktu yang sama dan sektor pertanian yang

cenderung stabil peranannya yaitu berkisar 26 – 27 %.

Kalimantan Barat saat ini telah mempunyai industri perkapalandengan teknologi yang cukup tinggi, terutama jenis-jenis Kapal untuk

pengerjaan pengeboran minyak yang tidak hanya mampu memenuhi

permintaan pasar dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor antara lain

29PENCAPAIAN SASARANBAB V

Belanda dan Singapura (sejak 2005 s/d 2009 telah dihasilkan 15 (lima

belas) Kapal dengan 5 (lima)

diantaranya memenuhi pesanan

Belanda dan Singapura, serta

menyusul 2 (dua) unit sedang dalam

pekerjaan untuk pesanan Negara

Belanda). Dan tampaknya industri

galangan kapal ini ke depannya akan

pesat perkembangannya seiring

dengan kebutuhan angkutan air untuk mendukung pengembangan kebun

kelapa sawit dan distribusi produknya.

Kalimantan Barat juga telah

menjadi salah satu pusat

percontohan

pengembangan alat

mesin dan pertanian

di luar Jawa dengan

program Alsintan Centreantara Kementerian

Perindustrian, Kementerian

Pertanian, IPB Bogor, dan

Pemda Provinsi Kalimantan

Barat. Alsintan centre ini

diharapkan menjadi institusi

pendukung penguatan pengembangan pertanian di Kalimantan Barat.

Beberapa komoditi unggulan Kalimantan Barat telah disetujui

oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden nomor 28 tahun 2008 tentang

Kebijakan Industri Nasional bahwa industri pengolahan yang diunggulkan

di provinsi Kalimantan Barat untuk dikembangkan dalam jangka

menengah 2010 – 2014 dan jangka Panjang 2010 – 2020 adalah industri

berbasis Karet dan Kelapa Sawit.

Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH saatmenerima cindera mata dari PT Stead Fast MarinePontianak yang bergerak di bidang industri perkapalan

Peralatan mesin pertanian yang berada di Alsintan Center

30PENCAPAIAN SASARANBAB V

Bersama dengan asisten II Setda Prov. Kalbar dan KepalaBiro Hukum Kementerian Perindustrian RI (paling kanan)dalam acara sosialisasi Kawasan Industri

Untuk pengembangan industri di Kawasan Usaha Agribisnis

Terpadu pada tahun 2009 diarahkan pada pengembangan industri

Alsintan IKM di KUAT Kakap, Kompetensi inti karet pengolahan

compo crepe, penumbuhan sentra industri pangan di di KUAT

Singkawang, dan upaya identifikasi dan penghimpunan data pendukung

untuk pendirian alsintan centre di Kuat Kakap atau Kuat Singkawang.

Tahun 2010 akan terus diupayakan pengembangan Kawasan Industri

melalui dukungan operasional Manajer KUAT Singkawang dan kegiatan-

kegiatan lainnya dalam a.l. bantuan peralatan pengolahan, pelatihan dan

bimtek.

Sebagai wujud pengimplementasian

Perpres Nomor 24 Tahun

2009 Tentang Kawasan

Industri serta Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 35 Tentang

Pedoman Teknis Kawasan Industri.

Saat ini sedang difasilitasi rencana

pembangunan kawasan industri di

Kalimantan Barat, yaitu Kawasan

Industri Semparuk (KIS) di Kabupaten Sambas, Kawasan Industri

Tayan di Kabupaten sanggau, Kawasan Industri Sungai Ringin di

Kabupaten sintang, serta Kawasan Industri Mandor di Kabupaten

Landak. namun masih terkendala kesiapan SDM dan infrastruktur daerah,

sehingga perlu perhatian khusus untuk melakukan percepatan Kawasan

Industri karena hingga saat ini Kalimantan Barat belum memiliki.

Program IKAHH

Program Pengembangan Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan (IKAHH)

sebagai salah satu upaya untuk mencapai target pertumbuhan sektor

industri 1-2% per tahun pada tahun 2009-2010 meliputi kegiatan dukungan

Klaster Keramik melalui Penetapan Standar 'Grade Bahan Baku

makanan di KUAT Singkawangsatu tujuan wisata Kalbar da

berkembang di kalbar.

Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar

Strategi pengembangan industri Dinas Perind

Provinsi Kalbar ditujukan untuk

pengolahan karet.

daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain

dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan

kompetitif, juga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di

Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.

Selanjutnya Dinas Perind

Baratr selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya

industri hilir dan in

mengingat sangat besarnya potensi

karet. Untuk industri dari karet,

beberapa komoditi potensial

seperti inti karet menjadi fokus

pembinaan di 5 tahun terakhir.

Pada tahun 2008 juga telah dapat

di fasilitasi penyediaan alat proses

pengolahan karet sebanyak 1 unit

di Kabupaten Pontianak sebagai

upaya untuk menguatkan rantai

nilai sekaligus value added di

tingkat petani karet (kelompok

PENCAPAIAN SASARANBAB V

Keramik Kalbar dan Partisipasi pada

pameran & simposium perkeramikan

nasional di Jakarta Tahunsangat berguna untuk ekspansi pasar produk

olahan bahan baku keramik Kalbar. Selain itu

telah dilakukan upaya-upaya

dan pengembangan sentra industri

makanan di KUAT Singkawang mengingat Singkawang sebagai salah

satu tujuan wisata Kalbar dan menjadi salah satu tempat industri makanan

berkembang di kalbar.

Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar

trategi pengembangan industri Dinas Perindustrian dan Perdagang

ditujukan untuk meningkatkan perkembangan industri

sebagai antisipasi turunnya kinerja industri perkayuan

daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain

dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan

uga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di

Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.

Selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kal

r selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya

industri hilir dan industri penunjang karet. Hal ini dilakukan

mengingat sangat besarnya potensi

karet. Untuk industri dari karet,

beberapa komoditi potensial

seperti inti karet menjadi fokus

pembinaan di 5 tahun terakhir.

Pada tahun 2008 juga telah dapat

diaan alat proses

pengolahan karet sebanyak 1 unit

di Kabupaten Pontianak sebagai

upaya untuk menguatkan rantai

nilai sekaligus value added di

tingkat petani karet (kelompok

Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat, Drs. H. Syakirmanmenyerahkan Peta Panduan Pengembangan Industri UnggulanProv. Kalbar kepada Staf Ahli Menteri Perindustrian RI Pada saatacara Rakernis Indag 2010 di Pontianak

31PENCAPAIAN SASARAN

Partisipasi pada

pameran & simposium perkeramikan

un 2009 yang

sangat berguna untuk ekspansi pasar produk

olahan bahan baku keramik Kalbar. Selain itu

upaya Penumbuhan

dan pengembangan sentra industri

mengingat Singkawang sebagai salah

n menjadi salah satu tempat industri makanan

Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar

ustrian dan Perdagangan

meningkatkan perkembangan industri

antisipasi turunnya kinerja industri perkayuan

daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain

dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan

uga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di

Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.

Provinsi Kalimantan

r selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya klaster

. Hal ini dilakukan

Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat, Drs. H. Syakirmanmenyerahkan Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan

kepada Staf Ahli Menteri Perindustrian RI Pada saatacara Rakernis Indag 2010 di Pontianak

32PENCAPAIAN SASARANBAB V

Alsintan Center yang berlokasi di Kabupaten Kubu Raya

Plt Sekda Prov. Kalimantan Barat Drs. MH Munsin, MHmemperhatikan dengan serius keterangan dari teknisialsintan pada saat acara TOT dan Workshop di AlsintanCenter tahun 2010

tani) pada klaster karet terpadu Kalbar. Pada tahun 2010 direncanakan

Kabupaten Sintang akan mendapatkan bantuan satu Unit Pengolahan karet

dari Kementerian Perindustrian RI.

Pengembangan Industri berbasis Sawit

Pengembangan komoditi sawit sebagai Industri Unggulan Kalimantan

Barat seperti yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 28 Tahun 2008

Tentang Kebijakan Industri Nasional sedang digiatkan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan. Saat ini kegiatan untuk pengembangan

tersebut telah sampai pada tahap penyamaan persepsi dan mobilisasi

stakeholder, terutama Pemerintah Daerah (Kabupaten/kota, Provinsi, dan

Pusat), pengusaha sawit, lembaga Pendidikan dan Penelitian.

Direncanakan awal bulan Oktober 2010 akan dilakukan inisiasi komitmen

antar daerah untuk mengembangkan Industri Turunan CPO di

Kalimantan Barat. Pengembangan industri turunan sawit diharapkan dapat

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah

Kalimantan Barat di tingkat Nasional dan Regional.

Program ILMEA

Sedangkan Program Pengembangan

Industri Logam Mesin elektronika

dan Aneka (ILMEA) pada tahun

2009, dengan kegiatan diutamakan

pada Pemeliharaan jaringan

sistim informasi Indag yang berguna

sebagai wahana informasi dan

promosi industri kalimantan Barat

serta dukungan pengembangan

alsintan center (TOT dan

workshop) sebagai Salah satu pilot

project nasional dalam

pengembangan alsintan di luar pulau

jawa.

33PENCAPAIAN SASARANBAB V

Sasaran 2.

Tumbuh dan berkembangan industri kecil dan menengah

(IKM).

Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, BPS Kalbar, struktur industri Kalbar

berdasarkan skala usaha menunjukan populasi Industri Kalbar

didominasi oleh IKM sebesar 39.740 UU (99,5 %) namun hanya

mempunyai pendapatan Rp. 1,27 trilyun (18,5 %) dari pendapatan seluruh

industri di Kalbar pada tahun 2006) sedangkan industri besar/sedang

dengan populasi 204 unit usaha (0,5%) mempunyai pendapatan sebesar

Rp. 5,59 trilyun (81,5%). Dengan demikian sebenarnya struktur industri

Kalbar masih didominasi peranannya oleh industri sedang/besar terhadap

PDRB Kalbar. Namun peranan IKKR tetap menjadi penting karena

berdasarkan sensus ekonomi 2006 BPS Kalbar tersebut tercatat

menampung 88.660 orang tenaga kerja atau 67 % total tenaga kerja

industri.

Pada akhir tahun 2009 koperasi

“Jasa Menenun Mandiri

Sintang” menerima Penghargaan

Upakarti 2009 untuk jasa

kepeloporan. Lembaga tersebut

mampu membina,

mengembangkan, sekaligus

memasarkan

produk tenun adat tersebut

hingga ke Eropa sehingga

menjadi produk kreatif yang

bernilai tinggi di dunia internasional.

Contoh sukses lainnya industri kecil yang mampu mengolah hasil sumber

daya alam adalah Aneka manisan buah-buahan hutan “Kaisar” Capkala-

Bengkayang (Nominasi Upakarti 2009 kategori IKM Modern) yang

mampu menggunakan buah-buahan hutan yang kurang berharga menjadi

Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, M.H berpose bersamadengan penerima penghargaan Upakarti usai penyerahanpenghargaan oleh Presiden RI. Susilo Bambang Yudhoyono.padatahun 2009

34PENCAPAIAN SASARANBAB V

Ovop atau One Village One Product pertama kali digulirkan di

Jepang oleh Gubernur Provinsi Oita Mr. Hiramitsu Pada

Tahun 1979. Latar belakang yang mendasari ide tersebut

adalah; Konsentrasi dan kepadatan populasi di perkotaan dan

kesepian populasi dipedesaan, sehingga perdesaan

menghilangkan vitalitasnya dan menurunkan kegiatan

ekonomi; Untuk menghidupkan kembali vitalitas pedesaan,

perlu dibangkitkan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan

skala dan ukuran pedesaaan tersebut; Perlu mengurangi rasa

ketergantungan masyarakat desa yang tinggi terhadap

pemerintah daerah dan perlu menciptakan inisiatif dan

semangat revitalisasi dalam masyarakat desa.

Di Indonesia OVOP merupakan salah satu langkah untuk

menuju klasterisasi industri sektor IKM, gerakan tersebut

mulai direalisasikan tahun 2008 oleh Kementerian

Perindustrian RI, bersama instansi terkait lainnya. Prinsip

OVOP yaitu Mengembangkan produk yang diterima global

dengan tetap memberikan nilai keistimewaan pada invensi

nilai tambah lokal dan mendorong menciptakan kemandirian

masyarakat.

produk aneka manisan yang bernilai ekonomis tinggi, bahkan berupaya

melestarikan tanaman penghasil tersebut untuk diambil buahnya.

Di tahun yang sama IKM Mujur Kaliga Pontianak mendapatkan Juara

Pertama Konvensi Gugus Kendali Mutu IKM Tingkat Nasional.Penghargaan tersebut diberikan kepada IKM yang mampu melaksanakan

Sistem Manajemen Mutu, baik terhadap organisasi maupun produk yang

dihasilkan.

Untuk mengembangkan dan memajukan IKM Kalimantan Barat, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun

waktu 2009 – 2010 telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya

pengadaan klinik IKM, fasilitasi IKM Kalimantan Barat pada Partisipasi

pameran baik lokal maupun

nasional, dukungan terhadap

Dekranasda Kalimantan Barat,

pengembangan OVOP, program

pelatihan dan bimbingan teknis.

Salah satu kegiatan yang rutin

diselenggarakan setiap tahun adalah

pelatihan untuk penumbuhan

wirausahawan baru yang dikenal

dengan nama Pelatihan CEFE

(Creation Of Enterprises Formation of Enterpreuners)

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Christiandy Sanjaya, MMbeserta Ibu, saat meninjau pameran yang digelar di HalamanDinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar

Metode pelatihan CEFE (Creation Of Enterprises

Formation of Enterpreuners) disebut juga Competency

based Economies through Formation of Enterprises)

diperkenalkan pertama kali oleh GTZ Jerman, sebuah

lembaga yang concern terhadap pembangunan

masyarakat kecil di negara-negara berkembang.

Metode ini menggarap pengembangan usaha mikro,

kecil, dan menengah, serta mengembangkan usaha yang

telah ada melalui pengembangan enterpreuner yang

sistematis dan melalui suatu metodologi untuk memulai

dan mengoperasikan sebuah usaha. Keistimewaan CEFE

antara lain menghubungkan lembaga keuangan dan

lembaga jasa pendukung, mansyaratkan peserta untuk

membuat rencana bisnis yang aktual, menyampaikan

konsep-konsep enterpreunership perusahaan melalui

percobaan dan latihan pengetahuan kegiatan yang

disajikan dalam konsep kurva emosional. Selain itu

metodologi CEFE menekankan pada pengembangan

kepercayaaan dan kecakapan dari orang-orang “publik”

yaitu membangun kompetensi

35PENCAPAIAN SASARANBAB V

Aktivitas bongkar muat di pelabuhanPontianak

5.2 PENCAPAIAN SEKTOR PERDAGANGAN

Pencapaian di sektor perdagangan terkait dengan misi Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu “Mengembangkan

perdagangan dalam dan luar negeri sehingga dapat memberikan

kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor perdagangan

Kalimantan Barat”.

Dalam melaksanakan misi tersebut telah ditetapkan agenda yang dijalankan

yaitu :

1. Membina perdagangan dalam negeri sehingga dapat memberi

kontribusi nyata dalam pembangunan sektor perdagangan daerah

Kalbar melalui pengembangan pasar yang terintegrasi, penciptaan

iklim usaha yang kompetitif, pengendalian inflasi, perlindungan

konsumen, pengamanan perdagangan dan

mendorong penumbuhan dan

pengembangan sektor produksi

perdagangan dalam negeri guna

pemberdayaan pasar dalam negeri,

penciptaan tertib usaha dan upaya

perlindungan konsumen.

2. Membina perdagangan luar negeri

sehingga dapat memberi kontribusi nyata

dalam pembangunan sektor perdagangan

daerah Kalbar melalui penegmbangan kerjasama sub regional,

Beberapa Kegiatan pameran IKM yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan BaratDari kiri ke kanan : Wakil Gubernur Kalimantan Barat sedang membuka Pameran Industri Kreatif Di Halaman Kantor Dinas,Kepala Dinas memberikan sambutan pada Kegiatan Nusantara Expo di Pontianak, Partisipasi Dinas Perindustrian danPerdagangan Dalam Kegiatan SMESCO di Pontianak.

36PENCAPAIAN SASARANBAB V

pengembangan pasar yang terintegrasi, penciptaan iklim usaha yang

kompetitif, mendorong penumbuhan dan pengembangan sektor

produksi perdagangan dalam dan luar negeri guna peningkatan

ekspor, penciptaan tertib usaha dan upaya pengendalian impor.

Hal-hal yang telah dicapai dalam kurun waktu 2009 – 2010 adalah sebagai

berikut :

Sasaran 3

Peningkatan efisiensi distribusi perdagangan dalam negeri

Laju Inflasi inflasi di Kalimantan Barat berada pada kisaran 4,08–5 %

Pelaksanaan pemasaran produk agro melalui pasar lelang (kali) yang

telah dilakukan secara optimal sebanyak 3 kali

Penyedian Griya Kerajinan Di Pulau Bali Untuk memfasilitasi

pemasaran produk IKM Kalimantan Barat, dan sebagai entry point

untuk pasar ekspor

Daerah yang memperoleh Dana DAK Kementerian Perdagangan

untuk pembangunan pasar tradisional sebanyak 7 Kabupaten /

Kota yaitu Kab. Bengkayang, Kab. Landak, Kab. Ketapang, Kab.

Sambas, Kab. Sintang, Kab. Sekadau, Kab. Melawi pada 2010

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan perdagangan

dalam negeri Kalimantan Barat kurun waktu tahun 2009 - 2010 antara

lain:

1. Terwujudnya suatu sistem penyaluran dan pemasaran hasil produksi

dalam negeri yang lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat

menunjang berbagai sektor antara lain : sektor-sektor produksi untuk

ekspor dan memberikan kepastian berusaha serta melindungi

produsen/petani produsen.

2. Terjaminnya pemasaran hasil produksi dalam negeri serta perluasan

pasar dalam negeri dan luar negeri.

37PENCAPAIAN SASARANBAB V

Sejarah pasar lelang komoditi dimulai di sentra-sentra produksikaret Sumatera Utara pada akhir tahun 1980-an. Kegiatantersebut kemudian meluas ke berbagai daerah dan dengankomoditi Yang juga beragam. Disebut Pasar Lelang Forwardkarena penyerahan barang dilakukan pada waktu yangdisepakati di masa datang (forward contract). Kegiatan lelang dimana terjadi transaksi saat itu juga (cash and carry) disebutPasar lelang Spot. Mekanisme pasar lelang forward merupakancara penyimpanan produk pertanian dengan biaya palingrendah karena komoditasnya disimpan di alam di mana diatumbuh, berkembang, dipanen dan kemudian diserahkankepada pembeli. Pelaksanaan Pasar Lelang forward Komoditi diIndonesia di bawah binaan Kementerian Perdagangan RI melaluiBadan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)

3. Terciptanya tata kerjasama antara tiga pelaku ekonomi terhadap

ekonomi lemah dan koperasi dengan kegairahan berusaha.

4. Meningkatnya pengetahuan perdagangan golongan ekonomi lemah

serta memberikan kesempatan pelayanan konsultasi pihak perdagangan

yang memerlukannya.

5. Terbinanya secara efektif seluruh pengusaha yang bergerak di bidang

perdagangan barang dan jasa, memiliki SIUP sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

6. Upaya – upaya memfasilitasi penyediaan sarana pasar yang

memadai di kabupaten kota melalui dana pemerintah pusat mengingat

keterbatasan anggaran daerah (provinsi dan kabupaten kota)

Untuk ketersediaan barang pokok masyarakat pada tahun 2009 - 2010,

secara umum lancar dan tidak terjadi kelangkaan barang-barang tersebut.

Walaupun demikian pada hari-hari besar keagamaan tetap terjadi fluktuasi

harga sebagai akibat tingginya permintaan barang-barang pokok tertentu

seperti minyak goreng dan mentega, gula dan telur. Namun demikian

dengan bantuan pihak dunia usaha, khususnya untuk gula pasir gejolak

harga tersebut dapat diatasi terutama melalui operasi pasar yan dilakukan

melalui operasi pasar murah di 14 Kabupaten/kota. Terobosan kegiatan

dalam upaya memasarkan produk-produk di Kalbar khususnya produk

agro dilakukan oleh Dinas Perindag Prov. Kalbar melalui kegiatan-kegiatan

sbb:

Perluasan pemasaran produk agro Kalbar melalui operasionalisasi

pasar lelang (Pasar Lelang Forward Komoditi agro )

Kegiatan bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan

petani produsen melalui

pengembangan pasar yang

berkeadilan dan bermartabat,

dengan cara memutus rantai

pemasaran, pembentukan harga

yang wajar, memperluas akses dan informasi pasar, membantu petani

38PENCAPAIAN SASARANBAB V

Resi Gudang (Warehouse Receipt) merupakan salahsatu instrumen penting, efektif dan negoitable (dapatdiperdagangkan) serta swapped (dipertukarkan)dalam sistem pembiayaan suatu negara. Resi Gudangjuga dapat dipergunakan sebagai jaminan (collateral)atau diterima sebagai bukti penyerahan barangdalam rangka pemenuhan kontrak derivatif yangjatuh tempo, sebagaimana yang terjadi dalam suatukontrak berjangka. Dengan demikian Resi Gudangdapat memfasilitasi pemberian kredit bagi duniausaha atau petani dengan agunan inventori ataubarang yang disimpan di gudang. Resi Gudangsebagai alas hak (document of title) atas barang,dapat digunakan sebagai agunan, karena Resi Gudangdijamin dengan komoditas tertentu, yang beradadalam pengawasan pihak ketiga (Pengelola Gudang)yang terakreditasi

merencanakan tingkat dan jenis produksi usaha tani yang lebih pasti, dan

menambah variasi pasar yang dapat diakses petani.

Sosialisasi Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang

Kegiatan ini bertujuan untuk

mensosialisasikan pasar lelang dan

UU Nomor 9 Tentang Resi Gudang

kepada pelaku usaha di Kalimantan

Barat dengan sasarannya yaitu

membudayanya sistem transaksi

model pasar lelang lokal di daerah

Kalimantan Barat, serta diterimanya

konsep Resi Gudang sebagai salah

satu cara memecahkan masalah yang

dihadapi petani.

Griya Kerajinan Kalimantan Barat

Tujuan pengadaan Griya kerajinan yang berlokasi di Pulau Bali adalah

sebagai sarana bagi IKM Kalimantan Barat untuk mempromosikan

produknya. Pulau Bali merupakan salah satu daerah Tujuan Wisata

Dunia yang paling diminati. Ratusan ribu bahkan jutaan Turis

Mancanegara mendatangi Pulau tersebut sepanjang tahun. Griya Kerajinan

Kalimantan Barat selain berfungsi untuk promosi produk IKM, dapat juga

berperan sebagai entry point bagi Dunia Internasional untuk mengenal

lebih jauh daeah Kalimantan Barat. Griya Kerajinan Kalimantan Barat

saat ini berlokasi di Jl. Melati Kuta Bali. Produk kerajinan yang

dipamerkan antara lain, kain tenun, Tikar, Anyaman, Ukiran kayu, Manik-

manik dll.

Ibu Frederika Cornelis, S.Pd ketika meninjau Griya Kerajinan Kalimantan Barat di Bali

39PENCAPAIAN SASARANBAB V

Misi dagang lokal serta Peningkatan Kinerja antar Pulau

Menyadari masih rendahnya konektivitas ekonomi antar pulau di

Indonesia, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memprioritaskan

peningkatan perdagangan antar pulau untuk lima tahun ke depan. Hal

tersebut dikemukan Presiden saat memberikan sambutan pada Pembukan

National Summit, Oktober 2009 di Jakarta. Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sebagai instansi yang diserahi

tanggung jawab bidang perdagangan Kalimantan Barat, selama dua tahun

terakhir intensif melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah yang

ada di luar Pulau Kalimantan.

Tujuannya adalah untuk menjalin

hubungan dagang antara pelaku-

pelaku usaha Kalimantan Barat

dengan Pelaku usaha daerah lainnya,

untuk memperluas pasar domestik

terkait produk-produk Kalimantan

Barat, serta menjalin kerjasama dalam upaya menekan angka disparitas

harga kebutuhan pokok antar daerah. Kerja sama yang telah dilakukan

dalam kurun waktu dua tahun terakhir yaitu dengan daerah Yogyakarta,

Semarang, Makassar, Batam.

Penyelenggaraan pasar murah

Penyelenggaraan Pasar Murah merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap tahun. Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam

menjelang Hari Besar Keagamaan. Tujuan diadakannya kegiatan tersebut

adalah untuk membantu masyarakat guna mendapatkan barang kebutuhan

pokok dengan harga murah, sekaligus untuk mengantisipasi lonjakan

harga. Pada tahun-tahun yang lalu kegiatan ini lebih dikenal dengan istilah

Operasi Pasar. Pada Tahun 2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan pasar murah di Kota

Pontianak, berkenaan dengan Hari Raya Idul Fitri. Barang-barang yang

dijual berupa kebutuhan pokok berupa Beras, minyak goreng, telur, dll.

40PENCAPAIAN SASARANBAB V

Fasilitasi Pembangunan Pasar tradisional dan perbatasan di

kab/kota

Revitalisasi pasar tradisional saat ini memang sedang digalakkan hal ini

sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Perdagangan Dalam Negeri

yaitu Peningkatan Penataan Sistem Distribusi Nasional yang

menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya saing

produk domestik.

Revitalisasi pasar tradisional bertujuan untuk peningkatan jaringan

distribusi guna menunjang pengembangan sistem logistik nasional melalui

kegiatan prioritas Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dengan

merevitalisasi pasar tradisional baik berupa pembangunan pasar baru

maupun rehabilitasi pasar yang ada dengan prinsip BANA (Bersih

Aman Nyaman dan Tertib).

Pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus Kementerian

Perdagangan RI telah merevitalisasi pasar tradisional yang ada di

kabupaten / Kota di Kalimantan Barat. Sementara Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sepanjang tahun 2009-2010

berperan untuk memfasilitasi pemerintah kab/kota serta memonitor

proses kegiatan tersebut.

Dari kiri ke kanan; suasana pasar murah; partisipasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Anggota DPRD Komisi Bketika meninjau kegiatan pasar murah

41PENCAPAIAN SASARANBAB V

Adapun bantuan dana yang diperoleh dari pemerintah Pusat yang

digelontorkan kepada kabupaten / kota di Kalimantan Barat sepanjang

tahun 2009 – 2010 yaitu :

Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2009 sebagai berikut :

No Kab/ kota Jumlah anggaran(rupiah)

1 Kabupaten Sekadau 432.000.0002 Kabupaten Kayong Utara 819.000.0003 Kabupaten Kubu Raya 860.000.0004 Kabupaten Sanggau 605.000.0005 Kabupaten Bengkayang 2.000.000.0006 Kota Singkawang 815.000.000

Jumlah Total 5.531.000.000

Dana Stimulus Fiskal Tahun 2009

Kota Pontianak : Rp. 15 milliar

Dana Tugas Pembantuan Tahun 2010 :

No Kab/ kota Jumlah anggaran(rupiah)

1 Kabupaten Sambas 947.400.0002 Kabupaten Ketapang 743.500.0003 Kabupaten Melawi 738.700.0004 Kabupaten Bengkayang 713.700.0005 Kabupaten Landak 669.900.0006 Kabupaten Sekadau 633.700.0007 Kabupaten Sintang 697.200.000

Jumlah Total 5.144.100.000

42PENCAPAIAN SASARANBAB V

Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengawasan danPengendalian Peredaran minuman beralkohol saat inisudah dicabut. Raperda penganti saat ini sedang dalamtahap pengesahan oleh DPRD Prov. Kalimantan Barat.Raperda tersebut disesuaikan dengan Keppres Nomor 3Tahun 1997 tentang Pengawasan dan PengendalianMinuman Beralkohol. Raperda hanya membahasmasalah pengendalian peredaran dan tidak termasukpengawasannya karena menjadi kewenanganpemerintah Kabupaten / kota. Teknis pengendalian akandiatur lebih lanjut dalam SK Gubernur. Segala hal yangberkaitan dengan kegiatan pengendalian dibebankankepada APBD dan tidak diperkenankan melakukanpungutan kepada dunia usaha atau asosiasi.Pengendalian yang dimaksud adalah untuk minumanGolongan B dengan Kadar Alkohol 5-20 % dan GolonganC dengan kadar Alkohol 20 – 55 %. Sedangkan minumanGolongan A dengan kadar alkohol 1 – 5 % merupakankewenangan Pusat.

Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat Melakukan Pengawasan

Peredaran Minuman Beralkohol

berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun

2009 Tentang Pengawasan dan

Pengendalian Peredaran Minuman

Beralkohol. Kegiatan ini

berdasarkan pertimbangan yang

terdapat pada Keppres Nomor 3

Tahun 1997 yang menyatakan

bahwa minuman beralkohol dapat menimbulkan kerugian terhadap

kesehatan, ketertiban, serta ketentraman masyarakat sehingga perlu

dilakukan pengawasan dan pengendalian terhadap produksi, peredaran,

dan penjualannya.

Sasaran 4.

Peningkatan Perlindungan Konsumen

Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen

bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan / atau

jasa

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung

unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses

untuk mendapatkan informasi

43PENCAPAIAN SASARANBAB V

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan,

keamanan, dan keselamatan konsumen.

Pengawasan Barang Beredar

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka

memberikan perlindungan terhadap

konsumen. salah satu cara caranya

adalah dengan melakukan pengawasan

terhadap barang-barang yang beredar,

barang-barang dalam keadaan

terbungkus (BDKT), LPG dan

pengawasan terhadap tera/tera ulang,

contoh untuk tera pompa ukur BBM

SPBU.

Lingkup pengawasan meliputi barang

dan/atau jasa yang beredar di pasar,

barang yang dilarang beredar di pasar,

barang yang diatur tata niaganya,

perdagangan barang-barang dalam

pengawasan, serta pola distribusinya.

Untuk tahun 2010 telah dilakukan

kegiatan pengawasan barang beredar di

11 kabupaten/kota dari 14

kabupaten/kota yang ada di

Kalimantan Barat.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga

berperan aktif dalam menghadapi isu yang sedang hangat di masyarakat,

terkait banyaknya kasus tabung gas elpiji 3 kg yang meledak ketika

44PENCAPAIAN SASARANBAB V

digunakan. Koordinasi terus dilakukan dengan dengan pihak-pihak terkait

seperti, PT Pertamina, Dinas yang menangani perdagangan di kab/kota,

lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dll dalam rangka

pengawasan peredaran Tabung elpiji 3 kg beserta aksesoris pendukungnya.

Sosialisasi penggunaan peralatan elpiji ke masayarakat turut pula di

selenggarakan.

Dalam kaitannya dengan Hari Besar keagamaan (Idul Fitri), Dinas

Perindustrian dan Perdagangan telah melakukan kegiatan pengawasan

terhadap pompa ukur BBM di SPBU yang terdapat di Jalur mudik, serta

pengawasan Barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) di swalayan-

swalayan di kota Pontianak, Singkawang, dan Pemangkat.

Perlindungan Konsumen

Dalam rangka kegiatan perlindungan

konsumen, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat telah

melakukan beberapa kegiatan di tahun 2010,

diantaranya pertemuan teknis Kemetrologian

di Batam yang dihadiri oleh seluruh

Pemerintah Provinsi, memfasilitasi

pemerintah kabupaten/kota dalam rangka

pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK), pembentukan Tim dalam

rangka Tertib Ukur di Pasar Tradisional di

Kota Pontianak.

Kendaraan operasional kemetrologian,

bantuan Kementerian Perdagangan RI

Kegiatan Pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT)

45PENCAPAIAN SASARANBAB V

Gambar dimunculkan dengan tampilan warna-warni dan huruf INDONESIA yang terpotong-potong.

Makna dari Logo ACI tersebut adalah,

warna-warni mempresentasikan warna dari laut bumi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Warna-warni juga merefleksikan keragaman kreatifitas bangsa Indonesia. Sementara huruf yang seolah

terpotong menunjukkan bahwa kreatifitas bangsa Indonesia mampu tampil melampaui batas. Hal ini juga

menjadi ekspresi tekad bersama dalam kesadaran kolektif membangun identitas Indonesia sebagai bangsa

yang kreatif.

Logo ACI memiliki dua makna;

Versi Dunia

Logo ACI bermakna “ kami ingin menyatakan pada dunia bahwa setiap karya rupa cipta Indonesia dibuat

dengan seratus persen cinta kami sebagai orang Indonesia , apa yang dibeli, apa yang dikenakan, apa yang

dinikmati apa yang dipajang…..adalah refleksi diri dan rasa menghargai budaya, paham pakem tradisi dan

tentunya bukti cinta tanpa syarat kepada tanah air. “ Semua ‘Jadi’ atas nama cinta Yang abadi”

Versi Lokal

“Ekpresi tekad bersama dan dukungan kepada sesama dalam kesadaran kolektif membangun identitas

Indonesia sebagai bangsa kreatif. Cinta kami seratus persen pada Indonesia hadir absolut tanpa tanda

tanya. Semua tergambar jelas ketika kami memakai, mencecap, menggenggam, mencipta, apalagi yang

harus diragukan, di hati kami hanya ada Indonesia.

Diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada hari rabu 22 april 2009 di

Balai Sidang Jakarta bersamaan dengan pelaksanaan Jakarta International Handicraft Fair XI (INACRAFT

2009)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat terus

menerus melakukan peningkatan pelayanan kemetrologian, dengan

pemeliharaan sistem mutu laboratorium metrologi UPT Kemetrologian

baik yang ada Pontianak maupun Singkawang. Pelatihan-pelatihan teknis

terus dilakukan bagi petugas-petugas tera di lapangan.

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat turut

aktif mempromosikan

produk-produk Indonesia dan aktif mengkampanyekan logo “ Aku Cinta

Indonesia”, salah satunya dengan menyematkan pin logo ACI tersebut

dalam pakaian kerja sehari-hari.

46PENCAPAIAN SASARANBAB V

Sasaran 5.

Peningkatan Ekspor daerah serta terkendalinya impor

Hal – hal yang dilaksanakan dan dicapai dalam rangka peningkatan Ekspor

dan Pengemdalian Impor Kalimantan Barat pada kurun waktu 2009 –

2010 antara lain :

Laju Peningkatan nilai ekspor daerah sebesar 7 % per tahun. Neraca

perdagangan yang surplus sebesar 100%. Nilai impor yang menurun 9 %

pada tahun 2009.

Selama kurun waktu tersebut, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan ikut

aktif dalam kerjasama luar negeri

dengan Malaysia yang disebut dengan

Sosek Malindo pada tingkatan

provinsi. Kepala Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat berperan sebagai ketua Tim

Teknis Bidang Ekonomi mewakili

Pemerintah Provinsi Kalimantan

Barat. adapun maksud dan tujuan

diselenggarakannya kegiatan tersebut

adalah untuk memantapkan kerja

sama yang saling menguntungkan

antara Pihak Sarawak Malaysia dan

Kalimantan Barat dalam penyelenggaraan pembangunan yang efektif dan

efisien.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat tururt

berpartisipasi aktif dalam pertemuan UE-EAGA Biz-Tech Partnershipyang diselenggarakan di Kota Miri Sarawak Malaysia pada tahun 2009.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menjalin kerja sama di bidang

ekonomi sehingga dapat memperkecil ketimpangan pembangunan

ekonomi di antara sesama BIMP-EAGA

47PENCAPAIAN SASARANBAB V

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat membentuk

Forum Peningkatan Kinerja Ekspor yang melibatkan lintas sektoral

terkait (interdep), diantaranya Bea-Cuka, BPS, Pelindo, dll. Forum

tersebut mengemban fungsi dan tugas antara lain :

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja ekspor daerah

kalimantan barat

2. Menginventarisasi permasalahan / kendala ekspor untuk dicarikan

solusi pemecahan masalah ekspor secara terkoordinasi

3. Peningkatan dan pengembangan ekspor komoditi potensial di

daerah kalbar

Di lapangan, Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi

Kalimantan Barat aktif

memberikan penyuluhan,

bimbingan teknis bagi dunia usaha

maupun petani yang menggeluti

pengolahan komoditi ekspor,

seperti karet, CPO, tengkawang,

dll. Tujuan kegiatan tersebut

bukan hanya menyoroti masalah pengelolaan produksi, tetapi juga

menyoroti standar mutu komoditi ekspor, sehingga dapat dihindari

kendala ekspor yang terkait mutu komoditi yang berlaku di pasar

internasional.

Dalam rangka Peningkatan kinerja ekspor dan pengendalian impor,

Dinas perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga telah

melakukan Kegiatan Klinik Konsultasi Ekspor yang memang diarahkan

untuk menjadi ajang pusat informasi dan konsultasi ekspor-impor bagi

dunia usaha dan masyarakat yang berminat dalam perdagangan luar negeri.

Tidak ketinggalan perdagangan lintas batas tetap dibina agar lebih

banyak mendatangkan efek positif daripada ekses negatif yang saat ini

sering menjadi sorotan (misal illegal trade dalam kasus gula dan bokar)

melalui kegiatan Pembinaan perdagangan lintas batas.

48PENCAPAIAN SASARANBAB V

Kegiatan dalam rangka mempromosikan produk-produk ekspor

Kalimantan Barat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain dengan

keikutsetaan pada event-event pameran, baik yang diselenggarakan di

dalam negeri maupun di luar. Pameran yang rutin diikuti di dalam negeri

adalah Pameran pada Festival Jakarta Fair. Sedangkan event pameran

di luar negeri yang diikuti selama kurun waktu 2009 – 2010 yaitu; Pameran

internasioanal LA Beaute Internasional 2009 yang diselenggarakan di

Kuching Sarawak Malaysia, yang diikuti oleh empat negara, Indonesia,

Malaysia, Brunei dan Singapura; Pameran Festival Indonesia yang

diselenggarakan di

Melbourne Australia,

merupakan Ajang promosi

perdagangan pariwisata dan

investasi indonesia yang

terbesar; Keikutsertaan pada

Event China Asean Expo

VI di Nanning Gangxi China

yang diikuti oleh 10 negara

Asean ditambah China.

Pada Event China Asean

Expo tersebut Kalimantan

Barat dipilih untuk mewakili

Tampilan Stand Indonesia,

menjadi ‘city of charm’Indonesia. Maksud city of charm adalah konsep atau tema yang digunakan

untuk stand Indonesia bernuansa Kalimantan Barat dengan menampilkan

Bangunan khas, Budaya (tari dan lagu), produk potensial, serta pariwisata

Kalimantan Barat. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat juga turut berperan serta dalam partisipasi Kalimantan

Barat dalam ajang World Sanghai Expo di kota Sanghai China.

49PENCAPAIAN SASARANBAB V

5.3 PENCAPAIAN PENINGKATAN MANAJEMEN

KANTOR

Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk peningkatan kinerja

manajemen Perkantoran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat, bersumber pada upaya pencapaian misi ke-tiga dari

Rencana strategis Dinas.

Misi ketiga tersebut berbunyi : “Meningkatkan profesionalisme

aparatur untuk dapat berperan nyata (eksis) dalam pembangunan

bidang industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta

meningkatkan sarana dan prasarana kerja”

Beberapa hal yang telah dilakukan selama kurun waktu 2009-2010 antara

lain;

Peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan kualitas SDM

dan Laboratorium.

Di Bidang kemetrologian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat mendapatkan bantuan dua buah kendaraan operasional

kemetrologian. Bantuan tersebut sangat berguna untuk meningkatkan

kinerja kemetrologian dalam pelaksanaannya di lapangan dalam kaitannya

dengan perlindungan konsumen yang notabene adalah masyarakat.

Kegiatan yang selama ini dilakukan di bidang Kemetrologian meliputi

peneraan alat UTTP (alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya),

sekaligus menumbuhkan kesadaran di masyarakat mengenai pentingnya

peneraan. Selain itu pengawasan terhadap BDKT (barang dalam keadaan

terbungkus) juga selalu ditingkatkan. Kemetrologian terus menerus

melakukan sosialisasi, penyuluhan, serta bimbingan kepada pelaku usaha

serta masyarakat. Dalam menjaga kualitas pelayanannya, laboratorium

metrologi selalu di pelihara akreditasinya. Akreditasi yang dimaksud

adalah akreditasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk Laboratorium

Pengujian dan Kalibrasi, ISO 17025. Peningkatan kualitas Petugas Penera

terus dijaga dengan memberikan pelatihan-pelatihan terkait kemetrologian.

50PENCAPAIAN SASARANBAB V

Kerjasama dan koordinasi lintas instansi baik antar pemerintah daerah

maupan Kementerian Perdagangan RI dilakukan secara kontinya.

Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat ikut aktif dalam pertemuan teknis kemetrologian, seperti pertemuan

yang dilakukan di Batam pada tahun 2009. Pertemuan teknis

kemetrologian (Pertekmet) merupakan sebuah forum guna menggali

aspirasi dan pertukaran informasi diantara para penyelenggara

kemetrologian dalam merumuskan arah kebijakan teknis di bidang

kemetrologian secara nasional.

Sementara itu, laboratorium pengujian dan Kalibrasi UPSMB juga selalu

menjaga kualitas pelayanannya. Pelatihan-pelatihan teknis bagai para

Analis laboratorium rutin di lakukan baik sifatnya in house training

maupun pelatihan ke Direktorat PPMB Kementerian Perdagangan RI.

Kegiatan untuk menjaga mutu pengujian menjadi sebuah keharusan,

seperti Audit internal, uji banding, revisi berkala terhadap dokumen mutu

laboratorium, survilance untuk menjaga akreditasi laboratorium dalam

penerapan ISO 17025. Pelayanan terhadap dunia usaha menjadi kegiatan

wajib, seperti bimbingan teknis, layanan kalibrasi ke perusahaan-

perusahaan dalam bentuk safari kalibrasi.

KOORDINASI

Rapat kerja teknis setiap tahun diadakan, baik rapat kerja dengan biaya

APBD maupun APBN. Rapat kerja tersebut melibatkan Pemerintah

Pusat, Pemerintah Kabupaten/kota, swasta, masyarakat, pelaku usaha dsb.

Secara umum tujuan kegiatan tersebut adalah untuk konsolidasi,

konsultasi, serta sinergi program antar stake holder terkait. Tercatat

beberapa rapat kerja yang diselenggerakan oleh Dinas Perindustrian dan

perdagangan Prov. Kalimantan Barat antara Lain Rapat Kerja Teknis

Industri dan Perdagangan Kalimantan Barat, Rapat Koordinasi PIKM yang

diselenggarakan di Pontianak, Rapat Koordinasi Perdagangan Kalimantan

Barat juga diselenggarakan di Pontianak. Selain sebagai penyelenggara,

Dinas juga aktif mengikuti rapat kerja yang diselenggarakan oleh

pemerintah pusat, dalam hal ini oleh Kementerian Perindustrian dan

Kementerian Perdagangan. Beberapa diantaranya adalah Rapat Kerja

51PENCAPAIAN SASARANBAB V

Perdagangan Oleh Kementerian Perdagangan RI di Jakarta, Rapat Kerja

Industri Oleh Kementerian Perindustrian RI, Rakornas Pengembangan

IKM melalui Pondok Pesantren Oleh Kementerian Perindustrian di Bukit

Tinggi, Rapat Koordinasi IKM Wilayah Barat oleh Kementerian

Perindustrian di Kota Bandung dll.

SARANA DAN PRASARANA

Selama kurun waktu 2009 -2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat banyak melakukan pembenahan fasilitas kerja.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja aparatur, dan Instansi

secara keseluruhan. Tercatat dalam kurun waktu tersebut, Dinas

mengadakan Kendaraan Operasional meliputi 3 Unit Kendaraan bermotor

roda dua, serta empat unit kendaraan roda empat yang diperuntukan bagi

para kepala UPT. Selain itu Dinas juga melakukan peremajaan peralatan

perkantoran dengan mengadakan peralatan Komputer disertai alat

pendukungnya serta peralatan meubelair, Perbaikan Ruang Rapat Off-

Room, dan Perbaikan Mushola. Dinas juga membangun Sistem

Informasi Kepegawaian (SIMPEG) serta membangun website untuk

mengekspos secara langsung hal-hal terkait industri dan perdagangan.

Website Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

dapat diakses melalui internet dengan alamat;

www.disperindag.kalbarprov.go.id. Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada tahun 2010 seharusnya sedang /

telah membangun gedung tambahan, namun terkendala adanya persoalan

hukum yang dihadapi salah satu anggota panitia pengadaaan. Proses

pembangunan untuk sementara belum dapat dilanjutkan. Dinas juga telah

mendirikan Klinik Kemasan, Koperasi Pegawai, serta rehabilitasi Kantin

yang menggunakan bahan-bahan sisa, pengaturan area parkir bagi

kendaraan Pegawai maupun tamu.

52PENCAPAIAN SASARANBAB V

APARATUR

Selama kurun waktu 2009 -2010 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Prov. Kalimantan Barat mengalami

dinamika jumlah aparatur. Tercatat

kurang lebih sepuluh orang pegawai

memasuki masa pensiun. Namun

selama kurun waktu tersebut Dinas

juga mendapatkan tambahan tenaga

baru bejumlah sekitar delapan orang

berpendidikan sarjana (S1).

Diharapkan tenaga baru tersebut dapat

lebih meningkatkan kinerja Dinas.

Peningkatan kapasitas aparatur turut menjadi perhatian, Pelatihan-

pelatihan bagi aparatur terus dilakukan, seperti Pelatihan Kebendaharaan,

Pelatihan Pengurusan Barang, Pelatihan Penyusunan Rencana Program

dan Kegiatan, Pelatihan Penyusunan LAKIP, Pelatihan Pengolahan Data

APBN, serta Pelatihan-pelatihan teknis bagi aparatur di UPT.

Selain itu selama kurun waktu tersebut Dinas mengirimkan dua orang

pegawai untuk pelatihan pengawasan penera selama delapan bulan, untuk

dibina menjadi pengawas penera yang bersertifikat. Dinas juga

mengirimkan tiga orang pegawai untuk mengikuti program beasiswa

pendidikan jenjang master (S2). Dua orang bersekolah di Pulau Jawa,

sedangkan satu orang menimba ilmu di Inggris. Diharapkan sekembalinya

mereka, akan dapat meningkatkan kinerja Dinas.

Pembinaan mental kerohanian rutin

dliaksanakan setiap bulan yang diikuti

oleh seluruh jajaran pegawai Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Prov.

Kalimantan Barat. hal tersebut bertujuan

untuk menambah keimanan serta untuk

mempererat hubungan (Silaturrahim)

antar pegawai antar tingkatan.

Pelepasan dua orang pegawai yang telahmemasuki masa pensiun

Penyampaian materi kerohanian oleh seorangpenceramah pada acara pembinaan mentalkerohanian

KENDALA DAN PERMASALAHAN

54KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

6.1 INDUSTRI

Walaupun peranan industri sangat strategis bagi Kalimantan Barat, dalam

pengembangannya dihadapkan pada beberapa isu dan permasalahan

utama sehingga sulit untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Bahkan

seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada RPJMD Kalbar 2008-2013

diproyeksikan laju pertumbuhan sektor industri rata-rata 1,98 persen per

tahun dan pada tahun 2013 diperkirakan kontribusi sektor industri Kalbar

tinggal sebesar 13,98 persen dari PDRB Kalbar. Untuk itu perlu dilakukan

upaya-upaya terobosan untuk mendongkrak laju pertumbuhan sektor

industri Kalbar terutama yang berkaitan dengan isu dan permasalahan

utama pengembangan sektor strategis ini. Isu dan permasalahn utama

adalah :

1. Keterbatasan Energi termasuk listrik, dimana industri identik dengan

penyediaan energi. Saat ini Kalimantan Barat tidak/belum mempunyai

atau dialokasikan energi murah untuk percepatan pengembangan

aktivitas nekonomi utamanya industri. Demikian pula untuk

penyediaan listrik yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan

utama dan menjadi momok bagi investasi di Kalbar. Wacana

pengaliran gas dari natuna ke Kalbar dapat merupakan satu langkah

awal solusi penyediaan energi murah bagi industri di Kalbar. Untuk

kedepannya cetak biru pengembangan industri nasional terutama

pengembangan industri di luar P. Jawa harus disertai cetak biru

penyediaan energy & infrastruktur pendukungnya dan upaya-upaya

pengamanan kebutuhan (industri) dalam negeri.

55KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

2. Keterbatasan Infrastruktur Penunjang,

seperti halnya listrik & energy

murah, Kalbar dihadapkan

kepada kurang layaknya

penyediaan infrastruktur dasar

pengembangan aktivitas ekonomi

termasuk industri seperti

Pelabuhan, air bersih,

jalan/transportasi. Pelabuhan

Pontianak sudah sulit untuk dikembangkan karena berada di

pusat kota dan melalui alur sungai Kapuas yang relatif dangkal.

3. Belum tumbuh & Berkembangnya Kawasan Industri yang dapat

memacu percepatan pengembangan sektor industri pengolahan di

Kalbar. Sejalan dengan terbitnya PP nomor 24 tahun 2009 tentang

Kawasan Industri, Kalimantan Barat masih jauh tertinggal dalam

penyediaan kawasan tersebut, hal ini terutama karena terhambat dalam

penyediaan infrastruktur, juga diduga karena Kawasan Industri masih

merupakan hal yang baru bagi daerah kalbar. Untuk itu fasilitasi dan

asistensi penumbuhan kawasan industri dari pemerintah akan sangat

membantu percepatan pertumbuhan sektor industri Kalbar.

4. Belum ada insentif (regulasi & Infrastruktur) dari Pemerintah untuk

pengembangan Industri (utamanya industri hilir berbasis Komoditi

Unggulan Kalbar) terutama

komoditi sawit & Karet sesuai

dengan Perpres 28/2008

tentang Kebijakan Industri

Nasional (KIN) dan SK

Gubenur 505/2002 tentang

komoditi unggulan. Sampai

saat ini masih sulit tumbuh

industri berbasis komoditi

unggulan provinsi (karet dan sawit)

selain industri Crumb Rubber dab Industri CPO.

Pelabuhan Dwikora Pontianak

56KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

5. Masih kurangnya litbang terapan untuk pengembangan komoditi

unggulan/potensial Kalbar. Sebagaimana menjadi dasar pengembangan

daya saing nasional adalah kreatifitas dan inovasi, maka sudah saatnya

pengembangan komoditi

unggulan daerah terutama

yang telah menjadi

komitmen antara pusat

dan daerah dan tertuang

dalam Perpres 28 tahun

2008 tentang KIN harus

didampingi oleh lembaga

litbang yang berkompeten

karena akan sulit bagi

daerah untuk menyediakan

lembaga litbang terkait dalam waktu singkat.

6.2 PERDAGANGAN

Kinerja perdagangan Kalimantan Barat masih dihadapkan pada

sejumlah permasalahah. Baik permasalahan eksternal maupun internal

permasalahan.

Ekspor – Impor

Krisis finansial dunia di tahun 2009 secara tidak langsung ikut

mempengaruhi kinerja ekspor Kalimantan Barat. Tercatat pada tahun

2009 nilai ekspor Kalimantan Barat turun sebesar 42,93 % dari nilai

ekspor tahun sebelumnya. Diperkirakan untuk tahun 2010

perekonomian dunia akan membaik, demikian juga dengan Kalimantan

Barat.

Ekspor Kalimantan Barat masih didominasi oleh produk-produk hulu

terutama karet dan kayu. Nilai ekspor Kalimantan Barat juga sangat

fluktuatif, tergantung pada negara tujuan ekspor tradisional seperti

Amerika Serikat, China, Jepang, Korea, dan Singapura.

Siklus inovasi

57KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

Kalimantan Barat hingga saat ini masih belum memiliki pelabuhan

ekspor. Beberapa komoditi unggulan Kalimantan Barat, akhirnya

harus ‘transit’ terlebih dahulu ke daerah lain sebelum diekspor ke luar

negeri. Tentunya hal tersebut menimbulkan kerugian yang tidak

sedikit.

Perdagangan Lintas Batas

Letak wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan

negara tetangga, selain memberikan keuntungan juga memberikan

dampak negatif yang tidak sedikit. Perdagangan Ilegal Lintas Batas

marak terjadi. Banyaknya pintu-pintu masuk atau pintu keluar yang

ilegal (jalur tikus) menjadi penyebab maraknya aksi penyelundupan.

Peredaran barang-barang produksi negara tetangga yang masuk ke

wilayah Kalimantan Barat tanpa prosedur yang benar, menimbulkan

banyak kekhawatiran, seperti terancamnya produk-produk nasional

serta isu kesehatan.

Daya Saing dan Ekonomi Biaya Tinggi

Indonesia secara umum masih memiliki permasalahan Daya saing dan

Ekonomi Biaya Tinggi. Berbagai survei yang memperesentasikan daya

saing seperti Index Ease of Doing Bussines, Logistic Performance

Index Freedom, dan Global Compettiveness Index, masih

menempatkan Indonesia pada peringkat yang lebih rendah dibanding

negara-negara pesaing utamanya, seperti Singapura, Malaysia, Thailand,

India, dan China dalam ekspor dan investasi.

Daya saing yang rendah disebabkan oleh ekonomi biaya tinggi. Hal

tersebut disebabkan oleh Aspek institusional, aspek infrastruktur, dan

aspek logistik. Pada aspek institusional, Indonesia dihadapkan pada

permasalahan seperti adanya indikasi: korupsi dan penyalahgunaan

wewenang, belum terjaminnya keamanan berusaha (penegakan hukum

belum berjalan baik), dan kurang efektifnya peraturan perundang-

undangan (belum konsisten antara peraturan yang ditetapkan dengan

pelaksanaan di lapangan).

58KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

Dalam hal infrastruktur, Indonesia tidak terkecuali Kalimantan Barat

dihadapkan pada permasalahan klasik seperti sarana jalan raya, sarana

listrik, dan sarana telekomunikasi yang masih harus banyak dibenahi.

Dalam aspek logistik, masih tingginya biaya logistik merupakan salah

satu faktor utama penyebab ekonomi biaya tinggi. Hal itupun masih

terkait dengan sistem sarana dan prasarana yang tidak kondusif.

Sistem Logistik

Salah satu permasalahan dan tantangan utama terkait dengan

perdagangan dalam negeri adalah kualitas sistem logistik nasional

dan Daerah yang memberikan dampak yang siginifikan pada

terjadinya ekonomi biaya tinggi. Sistem distribusi barang dan belum

optimalnya sistem distribusi komoditas strategis bahan pokok

kebutuhan masyarakat banyak masih belum memadai, ditandai dengan

masih panjangnya rantai distribusi, terjadinya disparitas harga antar

wilayah, dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu

seperti pada saat hari besar keagamaan.

Belum optimalnya sistem distribusi tersebut merupakan dampak dari

jaringan distribusi yang belum tertata baik, belum tersedianya data yang

akurat tentang harga dan permintaan barang di tingkat konsumen,

belum transparannya ketersediaan pasokan di tingkat produsen serta

terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan, silo, pendingin) di

tingkat produksi. Hal tersebut pada satu sisi mengakibatkan pengambil

kebijakan di bidang Perdagangan, Pertanian, dan Industri kesulitan

menyesuaikan kebijakan yang perlu diambil. Sementara di sisi lain,

petani, peternak, dan produsen tidak dapat menyesuaikan tingkat

produksinya sesuai kondisi yang terjadi. Hal ini turut memicu

munculnya masalah lain yaitu belum optimalnya sinergi kebijakan

perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi

perdagangan antar pulau dan masih belum optimalnya peran UMKM

dalam perdagangan domestik.

Tidak meratanya sistem distribusi nasional juga disebabkan oleh

aktivitas perdagangan yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sehingga

59KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI

perlu daya dorong pengembangan perdagangan ke luar Pulau

Jawa. Faktor koordinasi dengan Pemda terutama berkaitan konsep

strategis rantai pasokan dengan negara lain, termasuk lintas batas,

menjadi tantangan utama.

Perlindungan Konsumen

Lingkup kegiatan perlindungan konsumen begitu luas baik skala

nasional maupun skala Kalimantan Barat. Besarnya lingkup kegiatan

perlindungan konsumen terkait dengan jumlah konsumen yang harus

dilindungi dan luasnya jenis kegiatan yang berkaitan dengan

perlindungan konsumen serta banyaknya jenis produk yang harus

diawasi. Hal ini masih menjadi permasalahan serius karena upaya

perlindungan konsumen belum dapat dilakukan secara optimal.

Jumlah konsumen yang harus dilindungi di Kalimantan Barat sebanyak

jumlah penduduk Kalimantan Barat itu sendiri yaitu sekitar 4,5 juta

jiwa. Sementara jenis kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan

konsumen meliputi aspek metrologi, pengamanan pasar dalam

negeri, standardisasi, pengawasan barang beredar, pengujian

mutu, sampai kepada penanganan kasus dan pengaduan

konsumen. Semakin terbukanya Indonesia termasuk Kalimantan

Barat di dalamnya terhadap globalisasi mengakibatkan semakin

beragamnya produk yang ditawarkan kepada konsumen, sehingga

pengawasan barangpun semakin kompleks.

Sementara itu SDM bidang perlindungan konsumen seperti Petugas

Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ), Penera, Penyidik Pegawai Negeri

Sipil-Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) di Kalimantan Barat masih

sangat terbatas. Bahkan bisa dikatakan teramat sangat sedikit jika

dibandingkan dengan permasalahan yang ada. Sementara itu, di sisi

kelembagaan, Kalimantan Barat belum memiliki Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen (BPSK).

HARAPAN MASA DEPAN

61HARAPAN MASA DEPANBAB VII

7.1 INDUSTRI

Impian Kalimantan Barat adalah menjadi Daerah Industri Baru

di luar pulau Jawa Pada tahun 2020 berbasis pada komoditi unggulan,

industri kreatif dan telematika yang semakin berkembang dengan ditunjang

IKM yang tangguh. Untuk mencapai impian tersebut perlu disusun Strategi

pengembangan industri saat ini dan kedepan. Strategi tersebut

berlandaskan pada beberapa skenario terhadap pemecahan masalah utama

di Kalbar terutama insentif pemerintah kepada Pemerintah daerah dan

dunia usaha untuk pengembangan industri di luar Pulau Jawa (dan

Sumatera) dalam penyediaan listrik, energi murah, infrastruktur penunjang,

dukungan litbang, percepatan penumbuhan kawasan industri dan

dukungan dan penguatan basis pasar lokal (nasional) serta ekspansi pasar

luar untuk komoditi-komoditi yang dihasilkan. Untuk itu dalam Jangka 5

(lima) tahun kedepan 2009 – 2014, strategi pengembangan industri daerah

adalah :

Mendorong Penumbuhan Kawasan Industri di Kab/Kota,

dimana pada tahun 2009 dan 2010 merupakan tahun penting untuk

Kabupaten dan Kota serta Provinsi meletakan pondasi percepatan

penumbuhan kawasan industri yang dapat dilakukan sejalan dengan

penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang baik di Kabupaten/Kota, Tata

Ruang KAPET Khatulistiwa, Tata Ruang Pontianak Metropolitan Area

yang sedang dilakukan saat ini, dimana dokumen tersebut dapat

menjadi dokumen promosi investasi Kalbar. Pemerintah daerah juga

mendorong beroperasinya kawasan industri yang sudah dirintis

misalnya Kawasan Industri Semparuk (KIS) Sambas, Kawasan Industri

Tayan, Kawasan Industri Sungai Ringin, Kawasan Industri, dan

Kawasan Industri Mandor.

62HARAPAN MASA DEPANBAB VII

Mendorong pengembangan Industri Unggulan Kalbar sesuai

dengan Perpres 28 tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa

Sawit serta Klaster pengolahan bahan baku keramik. Pemerintah

daerah saat ini sedang mendorong berdirinya industri barang jadi karet

dari latek dan pemenuhan utilisasi kapasitas produksi pabrik crumb

rubber yang ada melalui penguatan teknologi di tingkat petani.

Scenario Pengembangan industri kompon karet padat dan cair serta

industri turunannya skala menengah dan kecil terutama untuk pasar

lokal dan regional menjadi salah satu target utama untuk kondisi

keterbatasan infrastruktur dan energi saat ini. Sedangkan untuk

penumbuhan industri turunan CPO sangat diperlukan campur tangan

pemerintah melalui insentif dan disinsentif untuk mendorong

pengembangan industri hilir CPO dalam negeri khsusnya diluar P. Jawa

dan Sumatera mengingat karaketristik pelaku bisnis CPO pada

umumnya (lihat kondisi Komoditi Unggulan sesuai Perpres 28/2008)

Industri Kecil Menengah Compo Crepe CU Bima - Sintang (pengolah karetkualitas jelek petani untuk memenuhi standar ind. Karet lokal dan nasional)

Mendorong pengembangan Industri pendukung sektor

pertanian (dan pertambangan) terutama melalui program

ALSINTAN Centre dan Industri Perkapalan. Alsintan centre

Kalbar telah menjadi salah satu icon pengembangan alat mesin

pertanian di luar Pulau Jawa, dan program ini akan sangat membantu

upaya Kalbar dan nasional dalam pengembangan pertanian menuju

ketahanan pangan dan penumbuhan usaha agribisnis yang berdaya

63HARAPAN MASA DEPANBAB VII

saing. Sedangkan pengembangan industri perkapalan Kalimantan Barat

akan sangat membantu percepatan penumbuhan industri perkapalan

tersebut sebagai salah satu produk ekspor industri Kalbar yang berdaya

saing cukup tinggi dan untuk mendukung pengembangan agribisnis dan

agroindustri kelapa sawit serta bisnis pertambangan daerah (utamanya

industri kapal ponton dan kapal penarik sebagai alat transportasi utama

penyediaan logistic dan pengangkutan hasil).

Mendorong Pengembangan Industri Kreatifyang berbasis Warisan &

Budaya luhur daerah

utamanya industri kerajinan

(misalnya IKM Tenun adat,

anyaman dll) dan IKM

berbasis bahan baku

lokal yg mempunyai

keunggulan komparatif.

(mis. Lidah buaya)

Pemilihan ini didasarkan

pada penggunaan sumber

daya yang tersedia (budaya,

hasil alam, dan ketrampilan) yang dikreasikan dengan landasan

informasi,teknologi &inovasi, kerja keras, keunggulan membangun

network (baik ke belankang rantai supply dan kedepan rantai demand)

dengan tidak putus asa menggunakan infrastruktur yang ada dan selalu

mensubtitusi kelemahan yang ada dengan kekuatan dan peluang yang

tersedia.

Produk Industri Perkapalan PT Steadfast Marine pontianak

64HARAPAN MASA DEPANBAB VII

Mendorong Pengembangan Industri telematika, berlawanan

dengan kondisi keterbatasan infrastruktur dan energi, infrastruktur

telekomunikasi utamanya telepon dan internet oleh pihak swasta

tumbuh sangat pesat dan bersaing. Akibat tersedianya jaringan internet

murah, tumbuh komunitas IT Kalbar yang mampu telah mampu

menghasilkan produk-produk a.l. software, web design, komik/animasi

dll dan komunitas tersebut mampu meningkatkan kompetensinya

secara mandiri, merupakan potensi dalam pengembangan industri di

Kalbar. Pengembangan industri ini dapat dilakukan hampir tidak

terbatas seiring dengan cepatnya perubahan teknologi informasi serta

yang diproduksi adalah ide, kreatifitas dan skill pelaku industri tersebut.

Dimana sumberdaya ide, kreatifitas dan skill adalah tak terbatas pada

manusia.

7.2 PERDAGANGAN

Menyadari masih banyaknya persoalan-persoalan Sektor Perdagangan

khususnya di Kalimantan Barat yang belum terselesaikan dalam waktu

yang sangat singkat (2009 – 2010), harapan-harapan ke depan tentunya

menjadi tugas dan tanggung jawab segenap aparatur Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat untuk mewujudkannya.

Beberapa hal yang menjadi harapan dan otomatis menjadi tugas dan

tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan

Barat dalam memajukan sektor Perdagangan Kalimantan Barat antara lain:

Peningkatan kinerja ekspor agar dapat berperan secara optimal dalam

Perekonomian Kalimantan Barat

Strategi yang perlu dijalankan antar lain :

Meningkatkan Produk ekspor serta diversifikasi produk ekspor

bernilai tambah tinggi, terutama untuk produk-produk yang berbasis

pada sumber daya alam serta memanfaatkan teknologi tingkat

menengah.

Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa, terutama yang

dihasilkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM)

65HARAPAN MASA DEPANBAB VII

Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada

negara tertentu dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara

tujuan akhir di mana produk akan dikonsumsi.

Mendorong pemanfaatan berbagai skema preferensi perdagangan

dan kerjasama Perdagangan Internasional (contoh; kerjasama sosek

malindo)

Mendorong pengembangan ekspor wilayah perbatasan yang dapat

dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan

perdagangan dengan negara tetangga. Meningoptimalkan peran

strategis PLB/PPLB yang ada di wilayah Kalimantan Barat (Aruk,

Jagoibabang, Entikong, Jasa, dan Badau)

Mendorong peningkatan kualitas promosi ekspor, pengembangan

pasar, pengembangan SDM bidang Ekspor, peningkatan

pengawasan dan pengendalian mutu barang, pengembangan

standardisasi bidang perdagangan, peningkatan fasilitasi ekspor dan

impor.

Efisiensi Perdagangan Dalam NegeriStrategi yang perlu dijalankan antara lain :

Meningkatkan integrasi perdagangan antar daerah melalui

pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong

kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan

harga dapat terjaga.

Meningkatkan iklim usaha perdagangan, melalui persaingan usaha

yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong

pengembanan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel

tradisional dan modern, termsuk pola kerjasama yang saling

menguntungkan.

Mendorong terciptanya pengelolaan resiko harga, transparansi

harga, pemanfaatan alteranatif pembiayaan dan efisiensi distribusi

melalui peningkatan efektivitas perdagangan berjangka, sisitem resi

gudang, dan pasar lelang forward.

Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan

memaksimalkan potensi pasar domestik melalui pemanfaatan daya

kreasi bangsa

Memperkuat kelembagaan perdagangan Kalimantan Barat yang

mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, efektivitas

66HARAPAN MASA DEPANBAB VII

perlindungan konsumen serta menciptakan perdagangan berjangka,

sistem resi gudang, dan pasar lelang yang efisien.

Fokus kegiatan yang bisa dilakukan kedepannya untuk menjalankan

strategi di atas antara lain :

Peningkatan kelancaran distribusi bahan pokok

Pengembangan kelembagaan dan pelaku usaha perdagangan

Pemberdayaan dagang kecil dan menengah

Pengembangan ekonomi kreatif

Peningkatan penggunaan produk dalam negeri termasuk kampanye

‘Aku Cinta Indonesia’

Pembinaan dan pengawasan pasar lelang.

Penguatan lembaga perlindungan konsumen daerah

Peningkatan tertib ukur

Peningkatan efektifitas pengawasan barang beredar dan jasa.

7.3 PROFESIONALISME APARATUR

Berbicara mengenai industri dan perdagangan berarti berbicara mengenai

globalisasi serta modernisasi. Isu-isu seputar industri dan perdagangan

yang melanda dunia tentunya juga akan dirasakan sampai ke Kalimantan

Barat. Masalah-masalah yang terjadi di dunia akan dirasakan dampaknya

hingga ke Kalimantan Barat. Demikian halnya dengan kelembagaan.

Konsep pengelolaan kelembagaan, baik pengelolaan laboratorium maupun

pengelolaan kantor administrasi merujuk pada standar dunia.

Laboratorium Metrologi dan Laboratorium UPSMB harus menerapkan

standar internasional dalam pengelolaannya (ISO 17025), agar hasil ujinya

dapat diterima secara internasional. Selama penerapan standar tersebut,

laboratorium mendapatkan proses pengawasan yang kontinyu. Minimal

setahun sekali harus diadakan Audit internal lalu pengawasan yang lebih

tinggi adalah survaillance yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional

(KAN) selanjutnya proses reakreditasi (peremajaan akreditasi).

Sistem manajemen perkantoran Dinas Perindustrian dan perdagangan

Prov. Kalimantan Barat memang belum menggunakan standar

internasional. Namun paling tidak Dinas harus mulai menerapkan

67HARAPAN MASA DEPANBAB VII

konsep-konsep manajemen perkantoran modern seperti yang berlaku di

dunia. Oleh Pemerintah Pusat dikenal dengan istilah reformasi

birokrasi.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat, sedikit

demi sedikit harus mulai merubah paradigma mengenai instansi

pemerintah. Instansi pemerintah yang tampak tua di tengah-tengah arus

perubahan global disebabkan antara lain karena gedungnya kusam,

lampunya redup, pegawainya tidak diurus dengan baik, respon terhadap

keluhan lambat, kurang tanggap, banyak melakukan kesalahan, usia

pegawainya rata-rata sudah tua, tingkat turnover –nya rendah, model

pakaian yang ketinggalan jaman, dan yang lebih penting lagi produk dan

jasa yang ditawarkan dari waktu ke waktu tetap sama.

Aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan dituntut dua hal yaitu ke

luar : harus bisa mengikuti perubahan yang terjadi di dunia, dan ke dalam

(lingkungan kantor), harus bisa menjadi agen perubahan itu sendiri.

Aparatur dituntut untuk terus meningkatkan kapasitasnya,

pengetahuannya, penguasaan terhadap teknologi, serta penguasaan bahasa

internasional. Dengan demikian, akan terus dapat berperan di masa depan

dan bukan malah justru terlindas perubahan jaman.

PENUTUP

Pada akhirnya, ‘muara’ dari semua itu adalah Bagaimana DinasPerindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat kedepannya dapat mengembangkan Industri Agro dan

Manufaktur di Kalimantan Barat melalui akselerasi

pertumbuhan kawasan industri serta pengembangan klasterindustri pengolahan berbasis sumber daya lokal, ditunjang

penguatan dan pemberdayaan IKM yang didukung dengansistem logistik daerah yang kuat dan terintegrasi dengan sistemlogistik Nasional dan Global dengan tetap fokus pada Keamanandan Perlindungan konsumen dalam negeri untuk menjadidaerah dengan produk-produk yang mampu berdaya saing ditingkat lokal, nasional, regional, dan global.

L A M P I R A N

68

Unit APBD APBN

Kelembagaan (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) % (Rp. 000) %

Belanja Tidak Langsung 9,395,497,000 8,635,694,262 91.91%

Belanja Langsung 11,613,262,131 4,053,137,000 10,969,451,341 94.46% 2,981,139,419 73.55%

1 Dinas Perindag Prop. Kalbar 7,711,338,500 7,465,750,016 96.82%

2 Unit Pelatihan Industri Kecil dan 813,801,631 790,133,697 97.09%

3 Unit Pelayanan Kemetrologian 1,130,771,000 1,038,815,438 91.87%

4 Unit Pelayanan Kemetrologian 657,451,000 532,097,943 80.93%

5 Unit Pelayanan Pengawasan 1,299,900,000 1,142,654,247 87.90%

Jumlah 21,008,759,131 4,053,137,000 19,605,145,603 93.32%

Unit Jumlah Realisasi

Kelembagaan (Rp. 000) (Rp. 000)

1 Unit Pelayanan Kemetrologian

Pontianak

199,500,000 344,424,205 172.64% ########

2 Unit Pelayanan Kemetrologian

Singkawang

44,100,000 49,691,100 112.68% ########

3 Unit Pelayanan Pengawasan

Sertifikasi Mutu Barang

522,540,200 73,440,000 14.05% 161.79%

Jumlah 766,140,200 467,555,305 61.03%

SATUAN KERJA Jumlah Realisasi

(Rp. 000) (Rp. 000)

1 Pemberdayaan IKM KALBAR 1,926,137,000 1,270,109,200 65.94%

2 PERDAGANGAN DALAM NEGERI 550,000,000 372,643,719 67.75%

3 PERDAGANGAN LUAR NEGERI 817,000,000 662,415,500 81.08%

4 PASAR LELANG KALBAR 260,000,000 253,150,000 97.37%

5 KLASTER KERAMIK 500,000,000 422,821,000 84.56%JUMLAH 4,053,137,000 2,981,139,419 73.55%

%

%

Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya

No

Rekapitulasi Anggaran APBN TA. 2009

Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya

No

Rekapitulasi Anggaran PAD TA. 2009

Rekapitulasi Anggaran APBD dan APBN TA. 2009

Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya

No Realisasi (APBD) Realisasi (APBN)

69

ANGGARAN BELANJA

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TA.2010

No Satuan Kerja Anggaran(dalam Rupiah)

1 Pengembangan IKM 1.275.777.0002 Struktur Industri 500.000.0003 Pengembangan Ekspor 600.000.0004 Promosi Dagang 260.000.0005 Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 615.187.0006 Pengembangan Pasar Lelang 334.000.000

Jumlah Total 3.584.964.000

No UNIT KERJA ANGGARAN(dalam Rupiah)

1 Sekretariat 2,640,000,0002 Bidang ILMEA 833,460,0003 Bidang PLN 764,784,0004 Bidang PDN 722,500,0005 Bidang IKAHH 691,589,500

Jumlah Total 5.652.233.500

No UNIT ANGGARAN(dalam Rupiah)

1 Metrologi PNK 1,255,739,0002 Metrologi SNK 1,014,072,4003 UP IKM 1,054,655,0004 UPSMB 1,174,300,000

Jumlah Total 4,498,766,400

Dana Dekonsentrasi (APBN)Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat

TA. 2010

Anggaran Belanja Langsung (APBD)

per Bidang dan Sekretariat TA. 2010

Anggaran Belanja Langsung (APBD)

per UPT TA. 2010

70

No. INDIKATOR

RENCANA TINGKAT

PENCAPAIAN

(TARGET)

1 3 4 5 6 7

1 Laju pertumbuhan ekonomisektor industri pada PDRBKalimantan Barat

1.25% 1.11% 88.80%

2 Perolehan penghargaan IKMkalbar di forum nasional daninternasional (prsh)

1 2 200.00%penghargaanUpakarti 2009 danJuara I GKM IKMTk. Nasional

3 Besarnya nilai laju inflasi 4.08% 4.91% 83.10%

Jumlah pelaksanaanpemasaran produk agromelalui pasar lelang (kali)

3 3 100.00%

Jumlah Pasar yang terhubunguntuk pemasaran produk IKMKalbar di Bali

1 th 1th 100.00%

Jumlah daerah yangmemperoleh Dana DAKKementerian Perdaganganuntuk pembangunan pasar

5 7 140.00%

RERATA 105.77%

4 Terlaksananya PengawasanBarang Beredar di Kab/kota

14 14 100.00%

Terlaksananya Pengawasankemetrologian legal diKota/kab

14 14 100.00% Tertuang padaLakip UP Kemetro-logian Pontianakdan Singkawang

Pencapaian target PADKemetrologian

100% 161.79% 161.79% Tertuang padaLakip UP Kemetro-logian Pontianakdan Singkawang

RERATA 120.60%

5 Terpromosikannya ProdukEkspor Kalbar di dalam danLuar negeri 3 kali/tahun, LajuPeningkatan nilai ekspordaerah sebesar 7,55 % pertahun, neraca perdaganganyang surplus

100% 117% 117.33% Tahun 2009 nilai

ekspor Kalbar

tumbuh minus (- 9

%) dibanding 2008

Tercapainya hubungankerjasama regional

1 1 100.00%

Peningkatan Kapasitas danPelayanan unit sertifikasimutu barang daerah danpencapaian target PAD

100% 60% 60.00% Tertuang padaLakip UPSMBPontianak

RERATA 92.44%

6 Indeks kepuasan pegawaiterhadap tingkat kesejahteraanpegawai

100% 71% 71.43%

Indeks kepuasan pegawaiterhadap pelayananketatausahaan

100% 93% 92.86%

RERATA 82.14%

Peningkatan PerlindunganKonsumen dan Pencapaian TargetPendapatan Asli Daerah melalui

Peningkatan Ekspor daerah,terkendalinya impor dan Pencapaiantarget PAD UPSMB Pontianak

Meningkatnya kesejahteraanpegawai yang mendorongpeningkatan kinerja pegawai

2

Tumbuh dan berkembang sektorindustri

Tumbuh dan berkembangan industrikecil dan menengah

Meningkatkan efisiensi dstribusi

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN

TAHUN 2009

SASARAN

REALISASI

PROSENTASE

PENCAPAIAN

RENCANA

TINGKAT CAPAIAN

KETURAIAN

No. INDIKATOR

RENCANA TINGKAT

PENCAPAIAN

(TARGET)

1 3 4 5 6 72

SASARAN

REALISASI

PROSENTASE

PENCAPAIAN

RENCANA

TINGKAT CAPAIAN

KETURAIAN

7 Indeks kepuasan pegawaiterhadap pelayananpenerapan disiplin

100% 86% 85.71%

Indeks kepuasan pegawaiterhdap sangsi pelanggarandisiplin pagawai

100% 79% 78.57%

Indeks kepuasaan pegawaiterhadap penghargaan danprestasi kerja

100% 79% 78.57%

tingkat Pemenuhankebutuhan barang dan jasa

100% 71% 71.43%

tingkat Berfungsinya barangdan jasa

100% 71% 71.43%

tingkat Pemenuhankebutuhan sarana dan

100% 64% 64.29%

tingkat Berfungsinya saranadan prasarana

100% 57% 57.14%

RERATA 72.45%

8 tingkat Kesesuaianpelaksanaan tugas pokokinstansi dengan perencanaandan ketentuan

100% 79% 78.57%

tersedianya dokumenperencanaan

6 6 100.00%

RERATA 89.29%

9 Tingkat Kecukupan selamasetahun

100% 80% 80.00%

103.50%

Pelaksanaan pelayanan AdministrasiPerkantoran

RATA-RATA PENCAPAIAN KINERJA

Meningkatkan kualitas aparatur dansarana dan prasarana gunamendukung perindustrian danperdagangan Kalimantan Barat

Meningkatnya perencanaan kerjadan pengelolaan keuangan sesuaidengan peraturan perundangundangan yang didukungPeningkatan koordinasi, monitoringdan evaluasi

Program Jumlah Anggaran keuangan sd

Rp September keuangan Fisik

3,584,964,000 2,338,189,272 65.22%

1 Pemberdayaan IKM KALBAR 1,275,777,000 934,084,000 73.22% 75%

DIPA NO. 0142/019-05.3/XVI/2010

2 Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 615,187,000 400,623,122 65.12% 65.00%

DIPA NO. 090.02.130042/2010

3 Pengembangan Pasar Lelang daerah 334,000,000 164,350,000 49.21% 50.0%

DIPA NO. 090.07.130042/2010

4 Peningkatan dan pengembangan ekspor 600,000,000 372,720,000 62.12% 65%

DIPA NO. 0195/090-03.3/XVI/2010

5 Peningkatan dan pengembangan ekspor

(promosi dagang)

260,000,000 154,991,900 59.61% 60%

DIPA NO. 0195/090-06.3/XVI/2010

6 Penataan struktur Industri (keramik) 500,000,000 311,420,250 62.28% 65%

DIPA NO. 019.02.130007/2010

5,652,333,500 3,074,954,006 54.40%

I SEKRETARIAT 2,640,000,000 1,124,117,106 43%

1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN

796,256,000 490,251,306 62% 65%

2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN

PRASARANA KANTOR

1,044,660,000 141,660,000 14% 15%

3 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS

SUMBER DAYA APARATUR

128,500,000 83,230,000 65% 65%

4 PROGRAM PENINGKATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN

CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

126,000,000 94,965,800 75% 75%

5 PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN

ASET DAERAH

26,500,000 26,500,000 100% 100%

6 PROGRAM PENINGKATAN

PENGEMBANGAN PERENCANAAN INDAG

368,520,000 287,510,000 78% 80%

7 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

DAN PERDAGANGAN BERBASIS KAWASAN

DI KALBAR

67,930,000 7,865,566 12% 15%

8 PROGRAM PENGEMBANGAN BERBASIS

KOMPETENSI INTI KARET KALBAR

81,634,000 - 0% 0%

II BIDANG PLN 764,784,000 408,723,400 53% 55%

1 PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

185,000,000 40,787,400 22% 30%

2 PROGRAM PENINGKATAN DAN

PENGEMBANGAN EKSPOR

579,784,000 367,936,000 63% 65%

III BIDANG PDN 722,500,000 535,965,500 74% 75%

1 PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

524,450,000 381,820,500 73% 75%

2 PROGRAM PERLINDUNGAN KONSUMEN 198,050,000 154,145,000 78% 80%

IV BIDANG IKAHH 691,589,500 295,657,000 43% 45%

1 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

KIMIA, AGRO, DAN HASIL HUTAN

691,589,500 295,657,000 43% 45%

V BIDANG ILMEA 833,460,000 710,491,000 85% 85%

1 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

LOGAM, MESIN, ELEKTRONIKA DAN

ANEKA

602,581,000 590,856,000 98% 98%

2 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

KECIL MENENGAH

230,879,000 119,635,000 52% 55%

JUMLAH APBN + APBD 9,237,297,500 5,413,143,278 59% 60%

No Persentase Realisasi Keterangan

Rekapitulasi Anggaran APBN dan APBD TA. 2010

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar

Bulan September/triwulan III

APBN

APBD

KALIMANTAN BARAT

KOSONG

UNIT : DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROV. KALBAR

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROV. KALBAR Kode Lokasi : 11.26.00.12.01.01

Asal/cara Tahun Ukuran

Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 65 - APBN 1978 - 1 bid B 1 1,420,000 - - - - 1 1,420,000

2 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 56 - APBN 1982 - 1 bid B 1 5,680,000 - - - - 1 5,680,000

3 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 427 - PEMDA 1987 - 1 bid B 1 19,500,000 1 19,500,000 - - - -

4 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 410 - APBN 1975 - 1 bid B 1 16,000 1 16,000 - - - -

5 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 916,752 1 916,752 - - - -

6 01.01.11.04.02 0001 Tanah utk Bangunan Gd. Sekolah - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 109,280 - - - - 1 109,280

7 01.01.11.03.09 0001 Tanah utk Bangunan Gd. Minyak Sr - HPL No. 01 - APBN 1972 - 1 bid B 1 25,000 - - - - 1 25,000

8 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 11 - APBN 1973 - 1 bid B 1 30,000 - - - - 1 30,000

9 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 1494 - APBN 1982 - 1 bid B 1 3,814 - - - - 1 3,814

10 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 239 - APBN 1961 - 1 bid B 1 1,800,000,000 - - - - 1 1,800,000,000

11 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 53 - APBN 1978 - 1 bid B 1 1,566,000 - - - - 1 1,566,000

12 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 360 - APBN 1982 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000

13 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 359 - APBN 1982 - 1 bid B 1 666,614 - - - - 1 666,614

14 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 369 - APBN 1983 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000

15 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 65 - APBN 1978 - 1 bid B 1 68,000,000 - - - - 1 68,000,000

16 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 65 - APBN 2008 - 1 bid B 1 408,094,150 - - - - 1 408,094,150

17 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 56 - APBN 1982 - 1 bid B 1 80,342,000 - - - - 1 80,342,000

18 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr UPT-UKM Ptk - HPL No. 427 - APBN 1987 - 1 bid B 1 1,300,000,000 1 1,300,000,000 - - - -

19 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr UPT-Metrologi Ptk - HPL No. 410 - APBN 1975 - 1 bid B 1 321,973,000 1 321,973,000 - - - -

20 03.11.01.01.01 0001 Gd. Instalasi UP-Kemetrologian - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 135,755,778 1 135,755,778 - - - -

21 03.11.01.01.01 0001 Gd. Instalasi UP-Kemetrologian - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 135,755,778 1 135,755,778 - - - -

22 03.11.01.01.01 0001 Gd. Sekolah SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 15,030,000 - - - - 1 15,030,000

23 03.11.01.04.02 0001 Gd. Perbengkelan SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 3,510,000 - - - - 1 3,510,000

24 03.11.01.04.02 0001 Gd. Laboratorium SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 2,000,000 - - - - 1 2,000,000

25 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 53 - APBN 1978 - 1 bid RB 1 7,195,000 - - - - 1 7,195,000

26 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - - - APBN 1978 - 1 bid RB 1 3,377,798 - - - - 1 3,377,798

27 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 369 - APBN 1983 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000

28 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 239 - APBN 1961 - 1 bid B 1 60,000,000 - - - - 1 60,000,000

29 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 1.494 - APBN 1982 - 1 bid B 1 5,533,166 - - - - 1 5,533,166

30 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 359 - APBN 1984 - 1 bid B 1 4,275,000 - - - - 1 4,275,000

31 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 360 - APBN 1982 - 1 bid B 1 2,675,000 - - - - 1 2,675,000

4,384,425,130 1,913,917,308 2,470,507,822

Harga

Satuan

JUMLAHJUMLAH

11

Kondisi

Ket.

Urt

Berkurang Bertambah

Register Nama/Jenis barang

NOMOR SPESIFIKASI BARANG JUMLAH (AWAL)

Barang HargaBahan

MUTASI/PERUBAHAN JUMLAH (AKHIR)

Barang

LAPORAN MUTASI BARANG

PROVINSI :

KAB/KOTA :

SATKER :

Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20

32 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Innova 1TR6539119 besi APBD 2008 - 1 unit B 1 199,500,000 - - - - 1 199,500,000

33 02.03.01.01.02 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Mitsubishi 4G18-A10228 besi HIBAH 2005 - 1 unit B 1 140,000,000 1 140,000,000 - - - -

34 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Timor 6S-727720 besi PROYEK 1997 - 1 unit B 1 35,000,000 1 35,000,000 - - - -

35 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang 7 K-0019552 besi PROYEK 1996 - 1 unit B 1 30,000,000 1 30,000,000 - - - -

36 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang ST 7 K-0151293 besi PROYEK 1997 - 1 unit B 1 55,000,000 - - - - 1 55,000,000

37 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang Super 5 K-9112472 besi PROYEK 1992 - 1 unit B 1 22,500,000 1 22,500,000 - - - -

38 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang Super SK-9274082 besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 24,200,000 1 24,200,000 - - - -

39 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang - besi - 1996 - 1 unit B 1 30,000,000 - - - - 1 30,000,000

40 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Daihatsu box - besi APBD 2008 - 1 unit B 1 177,200,000 - - - - 1 177,200,000

41 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Supra KEVFE-1191384 besi HIBAH 1998 - 1 unit B 1 6,795,000 1 6,795,000 - - - -

42 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Yamaha RXS 3 HB-1161170 besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 4,800,000 1 4,800,000 - - - -

43 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Yamaha IIR - besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 4,500,000 1 4,500,000 - - - -

44 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Honda Win HAE-2102996 besi PROYEK 1993 - 1 unit B 1 2,038,000 1 2,038,000 - - - -

45 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Y.Yupiter Z 2P2-176279 besi HIBAH 2008 - 1 unit B 1 11,961,300 - - - - 1 11,961,300

46 02.06.02.01.15 0001 Podium kayu - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 300,000 - - - - 1 300,000

47 02.06.01.05.40 0001-0003 Kaligrafi ukiran kayu - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000

48 02.06.01.05.40 0001-0002 Tugu khatulistiwa besar - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 120,000 - - - - 1 120,000

49 02.06.01.05.40 0001-0002 Rumah adat dayak - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000

50 02.06.01.05.40 0001-0002 Perisai - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 125,000 - - - - 1 125,000

51 02.06.01.05.40 0001 Mandau - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 125,000 - - - - 1 125,000

52 02.06.02.06.28 0001-0003 Lambang Garuda Pancasila - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 180,000 - - - - 1 180,000

53 02.06.02.06.29 0001-0006 Gbr. Presiden & Wakil - - kayu&kaca APBD 1992 - 1 buah B 1 180,000 - - - - 1 180,000

54 02.06.01.05.06 0001-0002 Papan Nama Instansi - - kayu APBD 1992 - 1 buah B 1 3,000,000 - - - - 1 3,000,000

55 02.06.02.06.32 0001-0002 Tiang Bendera - - kayu APBD 1992 - 1 buah B 1 600,000 - - - - 1 600,000

56 02.06.04.01.04 0001-0002 Meja Kerja P. Eselon II - - kayu APBD - - 2 buah B 2 134,000 - - - - 2 134,000

57 02.06.04.03.04 0001-0002 Kursi kerja P. Eselon II - - kayu&busa APBD - - 2 buah B 2 700,000 - - - - 2 700,000

58 02.06.04.01.05 0001 Kursi tamu - - kayu APBD - - 2 buah B 2 380,000 - - - - 2 380,000

59 02.06.04.01.05 0001-0005 Meja Kerja P. Eselon III - - kayu APBD - - 6 buah B 6 1,600,000 - - - - 6 1,600,000

60 02.06.04.03.05 0001-0005 Kursi kerja P. Eselon III - - kayu APBD - - 6 buah B 6 2,100,000 - - - - 6 2,100,000

753,338,300 269,833,000 483,505,300

JUMLAH (AKHIR)

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

11

JUMLAH JUMLAH

Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga

1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 19 20

61 02.06.04.01.06 0001-0019 Meja kerja P. Eselon IV - - besi & busa APBD - - 26 buah RB 26 3,460,000 - - - - 26 3,460,000

62 02.06.04.03.06 0001-0014 Kursi kerja P. Eselon IV - - besi & busa APBD - - 21 buah RB 21 4,150,000 - - - - 21 4,150,000

63 02.06.04.01.08 0001-0065 Meja kerja Peg.Non Struktural - - besi & busa APBD - - 68 buah RB 68 6,135,000 - - - - 68 6,135,000

64 02.06.02.01.19 0001-0005 Meja Rapat - - besi & busa APBD - - 9 buah RB 9 675,000 - - - - 9 675,000

65 02.06.02.01.10 0001-0015 Meja Rapat - - besi & busa APBD - - 6 buah RB 6 5,500,000 - - - - 6 5,500,000

66 02.06.04.02.04 0001-0002 Meja Rapat P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 2 buah RB 2 200,000 - - - - 2 200,000

67 02.06.04.04.04 0001-0004 Kursi Rapat P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 4 buah RB 4 300,000 - - - - 4 300,000

68 02.06.04.05.04 0001-0004 Kursi hadap P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 4 buah RB 4 400,000 - - - - 4 400,000

69 02.06.04.05.05 0001-0006 Kursi hadap P. Eselon III - - besi & busa APBD - - 6 buah RB 6 380,000 - - - - 6 380,000

70 02.06.04.03.08 0001-0018 Kursi kerja staf - - besi & busa APBD - - 18 buah RB 18 488,000 - - - - 18 488,000

71 02.06.02.01.31 0001-0013 Kursi Kayu jok - - besi & busa APBD - - 11 buah RB 11 390,000 - - - - 11 390,000

72 02.06.02.01.34 0001-0112 Kursi lipat - - besi & busa APBD - - 139 buah RB 139 3,885,000 - - - - 139 3,885,000

73 02.06.02.01.30 0001-0010 Kursi putar - - besi & busa APBD - - 13 buah RB 13 2,650,000 - - - - 13 2,650,000

74 02.06.02.01.28 0001-0005 Kursi tamu (sofa) - - kayu & busa APBD - - 7 set RB 7 9,250,000 - - - - 7 9,250,000

75 02.06.01.04.01 0001-0032 Lemari besi/metal - - Besi APBD - - 41 buah RB 41 8,095,000 - - - - 41 8,095,000

76 02.06.01.04.12 0001-0009 Lemari Kaca - - besi & kaca APBD - - 6 buah RB 6 3,375,000 - - - - 6 3,375,000

77 02.06.01.04.06 0001-0007 Brankas - - Besi APBD - - 1 buah RB 1 9,475,000 - - - - 1 9,475,000

78 02.06.01.04.04 0001-0036 Filling besi/metal - - Besi APBD - - 2 buah RB 2 8,907,000 - - - - 2 8,907,000

79 02.06.01.04.12 0001-0009 Lemari Kayu/kaca - - besi & kaca APBD - - 22 buah RB 22 3,700,000 - - - - 22 3,700,000

80 02.06.02.01.01 0001 Lemari kayu - - kayu APBD - - 7 buah RB 7 2,550,000 - - - - 7 2,550,000

81 02.06.04.02.04 0001 Meja panjang - - kayu APBD - - 6 buah RB 6 825,000 - - - - 6 825,000

82 02.06.00.00.00 0001 Meja Mesin Tik kayu APBD 6 buah RB 6 210,000 - - - - 6 210,000

83 02.06.02.04.06 0001-0015 Kipas angin - - Elektronik APBD - - 2 buah RB 2 3,350,000 - - - - 2 3,350,000

84 02.06.02.04.02 0001-0016 AC Sentral - - Elektronik APBD - - 1 buah RB 1 8,250,000 - - - - 1 8,250,000

85 02.06.02.04.02 0001-0003 AC Split - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah RB 2 22,500,000 - - - - 2 22,500,000

86 02.06.02.04.02 0001-0003 AC Exhaust Fan - - Elektronik APBD 2006 - 1 buah RB 1 75,000 - - - - 1 75,000

87 02.06.02.06.50 0001-0001 Tape recorder - - Elektronik APBD 1996 - 2 buah RB 2 2,400,000 - - - - 2 2,400,000

88 02.06.02.06.03 0001-0001 Televisi - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah RB 2 1,050,000 - - - - 2 1,050,000

89 02.06.00.00.00 0001 White board kayu APBD 2003 12 buah RB 12 295,000 - - - - 12 295,000

112,920,000 112,920,000

JUMLAH (AKHIR)

KET

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

11

JUMLAH JUMLAH

Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga

1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 19 20

90 02.06.02.01.61 0001 Tikar kayu permadani - - kayu APBD 2003 - 1 buah B 1 125,000 - - - - 1 125,000

91 02.06.02.04.03 0001 AC Flor Standing - - Elektronik APBD 2004 - 2 buah B 2 22,000,000 - - - - 2 22,000,000

92 02.06.01.05.40 0001 Siller Injak - - besi APBD 2005 - 4 buah B 4 15,290,000 - - - - 4 15,290,000

93 02.06.02.04.02 0001 AC - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah B 2 6,957,500 - - - - 2 6,957,500

94 02.06.01.05.40 0001 Mesin Air - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 325,000 - - - - 1 325,000

95 02.06.02.06.05 0001 Genset - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 27,240,000 - - - - 1 27,240,000

96 02.06.01.04.04 0001 Filling Kabinet - - Elektronik APBD 2003 - 44 buah B 44 9,240,000 - - - - 44 9,240,000

97 02.06.01.01.02 0001 Mesin tik manual - - Elektronik APBD 2003 - 15 buah B 15 6,250,000 - - - - 15 6,250,000

98 02.06.01.01.12 0001 Mesin Fotocopy - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 25,000,000 - - - - 1 25,000,000

99 02.06.01.02.11 0001 Mesin Kalkulator - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 150,000 - - - - 1 150,000

100 02.06.02.03.01 0001 Vacuum Cleaner - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000

101 02.06.00.00.00 0001 Vacuum Friyer - - Elektronik APBD 2005 - 1 buah B 1 43,749,000 - - - - 1 43,749,000

102 02.06.00.00.00 0001 Spinner Dryer - - Elektronik APBD 2005 - 1 buah B 1 6,250,000 - - - - 1 6,250,000

103 02.06.00.00.00 0001 Spinner Dryer - - Elektronik APBN 2005 - 1 buah B 1 9,625,000 - - - - 1 9,625,000

104 02.06.00.00.00 0001 Monitor komputer - - Elektronik APBN - 2 unit B 2 - - - - 2

105 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1

106 02.06.00.00.00 0001 Keyboard Komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1

107 02.06.00.00.00 0001 Meja Komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1

108 02.06.00.00.00 0001 Speaker komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

109 02.06.00.00.00 0001 Mouse komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

110 02.06.00.00.00 0001 Monitor - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

111 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

112 02.06.00.00.00 0001 Keyboard Komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

113 02.06.00.00.00 0001 Speaker komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

114 02.06.00.00.00 0001 Mouse komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

115 02.06.00.00.00 0001 Meja Komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1

116 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2003 - 4 unit B 4 84,675,000 - - - - 4 84,675,000

117 02.06.00.00.00 0001 UPS baterai - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit B 1 3,400,000 - - - - 1 3,400,000

118 02.06.00.00.00 0001 Stabiliser Elektronik APBD 2003 - 1 unit 1 650,000 - - - - 1 650,000

499,106,500 499,106,500

JUMLAH (AKHIR)

KET

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

11

2003 172,946,000 172,946,000

2006 63,734,000 63,734,000

JUMLAH JUMLAH

Asal/cara Tahun Ukuran

Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

119 02.06.00.00.00 0001 Modem - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RR 1 5,300,000 - - - - 1 5,300,000

120 02.06.00.00.00 0001 Scanner - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RR 1 1,200,000 - - - - 1 1,200,000

121 02.06.00.00.00 0001 CPU komputer - - Elektronik APBD 2003 - 24 unit RR 24 28,800,000 - - - - 24 28,800,000

122 02.06.00.00.00 0001 CPU komputer - - Elektronik APBD 2004 - 3 unit RR 3 3,296,100 - - - - 3 3,296,100

123 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBD 2004 - 1 unit RR 1 700,000 - - - - 1 700,000

124 02.06.00.00.00 0001 Peralatan komputer - - Elektronik APBD 2004 - 1 unit RR 1 500,000 - - - - 1 500,000

125 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2006 - 16 unit RR 16 118,695,000 - - - - 16 118,695,000

126 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 13,600,000 - - - - 1 13,600,000

127 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2007 - 2 unit B 2 17,700,000 - - - - 2 17,700,000

128 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 8,850,000 - - - - 1 8,850,000

129 02.06.00.00.00 0001 Printer Canon IP 200 - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000

130 02.06.00.00.00 0001 Server & modul - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 23,000,000 - - - - 1 23,000,000

131 02.06.00.00.00 0001 UPS/stabiliser TA.2007 - - Elektronik APBD 2007 - 3 unit B 3 4,635,000 - - - - 3 4,635,000

132 02.06.00.00.00 0001 Cabin Over Head Proyektor - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 2,500,000 - - - - 1 2,500,000

133 02.06.00.00.00 0001 Proyektor LCD infokus - - Elektronik APBD 2003 - 2 unit RB 2 38,775,000 - - - - 2 38,775,000

134 02.06.00.00.00 0001 Camera digital - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 10,725,000 - - - - 1 10,725,000

135 02.06.00.00.00 0001 Sound system - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 500,000 - - - - 1 500,000

136 02.06.00.00.00 0001 Sound system - - Elektronik APBD 2006 - 1 unit B 1 25,084,000 - - - - 1 25,084,000

137 02.06.00.00.00 0001 LCD Proyektor+layar - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 16,356,000 - - - - 1 16,356,000

138 02.06.00.00.00 0001 Layar proyektor - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 1,300,000 - - - - 1 1,300,000

139 02.06.00.00.00 0001 Camera digital - - Elektronik APBD 2008 - 1 unit B 1 5,997,600 - - - - 1 5,997,600

140 02.06.00.00.00 0001 AC - - Elektronik APBD 2007 - 6 unit B 6 48,525,000 - - - - 6 48,525,000

141 02.06.00.00.00 0001 Almari kaca/buffet kaca - - Elektronik APBD 2008 - 3 buah B 3 6,088,500 - - - - 3 6,088,500

142 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2008 - 1 unit B 1 14,960,000 - - - - 1 14,960,000

143 02.06.00.00.00 0001 Meja & kursi - - besi APBD 2003 - 14 buah RB 14 35,163,000 - - - - 14 35,163,000

144 02.06.00.00.00 0001 Rak besi/metal - - besi APBD 2003 - 1 buah RB 1 175,000 - - - - 1 175,000

145 02.06.00.00.00 0001 Rak kayu - - kayu APBD 2007 - 31 buah RR 31 6,384,999 - - - - 31 6,384,999

146 02.06.00.00.00 0001 Meja kerja 1 biro - - kayu APBD 2007 - 1 buah RR 1 5,490,000 - - - - 1 5,490,000

147 02.06.00.00.00 0001 Meja rapat kayu - - kayu APBD 2007 - 1 buah RR 1 36,000,000 - - - - 1 36,000,000

148 02.06.00.00.00 0001 Kursi rapat rangka besi - - besi & kayu APBD 2007 - 20 buah RR 20 7,290,000 - - - - 20 7,290,000

489,090,199 489,090,199

JUMLAH (AKHIR)

KET

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

11

JUMLAH JUMLAH

Asal/cara Tahun Ukuran

Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 19 20 15 16 17 18 19 20

149 02.06.00.00.00 0001 Kursi Sofa jati - - kayu & busa APBD 2007 - 1 set RR 1 2,600,000 - - - - 1 2,600,000

150 02.06.00.00.00 0001 Kursi tunggu rangka besi - - besi& busa APBD 2007 - 4 buah RR 4 9,600,000 - - - - 4 9,600,000

151 02.06.00.00.00 0001 Kursi kerja sandaran tinggi - - busa & besi APBD 2007 - 2 buah B 2 5,048,000 - - - - 2 5,048,000

152 02.06.00.00.00 0001 Meja dan kursi - - kayu & busa APBD 2006 - 37 buah RR 37 72,717,150 - - - - 37 72,717,051

153 02.06.00.00.00 0001 Kursi rapat - - kayu & busa APBD 2008 - 9 buah B 9 11,880,000 - - - - 9 11,880,000

154 02.06.00.00.00 0001 Kursi kerja - - kayu & busa APBD 2008 - 20 buah B 20 35,486,000 - - - - 20 35,486,000

155 02.06.00.00.00 0001 Kursi makan - - kayu & busa APBD 2008 - 120 buah B 120 50,886,000 - - - - 120 50,886,000

156 02.06.00.00.00 0001 Pesawat telepon - - Elektronik APBD 2003 - 9 buah RB 9 1,400,000 - - - - 9 1,400,000

157 02.06.00.00.00 0001 Intermedia telepon - - Elektronik APBD 2003 - 3 buah RB 3 888,000 - - - - 3 888,000

158 02.06.00.00.00 0001 Facsimile - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 1,700,000 - - - - 1 1,700,000

159 02.06.00.00.00 0001 TOA PA Amplifier - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 170,000 - - - - 1 170,000

160 02.06.00.00.00 0001 TOA Elektrik - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000

161 02.06.00.00.00 0001 Microphone stand - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000

162 02.06.00.00.00 0001 Microphone mixer - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000

163 02.06.00.00.00 0001 Microphone/Wireless mic - - Elektronik APBD 2003 - 3 buah RB 3 600,000 - - - - 3 600,000

164 02.06.00.00.00 0001 Wireless meeting amplifier - - Elektronik APBD 2007 - 1 buah B 1 7,990,000 - - - - 1 7,990,000

165 02.06.00.00.00 0001 Alat uji garam - - - APBD 2005 - 1 buah RB 1 5,000,000 - - - - 1 5,000,000

166 02.06.00.00.00 0001 Pemadam kebakaran - - besi APBD 2003 - 3 buah RB 3 1,050,000 - - - - 3 1,050,000

167 02.06.00.00.00 0001 Dispenser - - Elektronik APBD 2003 - 7 buah RB 7 2,100,000 - - - - 7 2,100,000

168 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pengolahan Crepe - - - - 2008 - 1 buah B 1 953,371,000 - - - - 1 953,371,000

169 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pembuat arang briket - - - - 2008 - 1 buah B 1 195,660,000 - - - - 1 195,660,000

170 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pembuat arang briket - - - - 2008 - 1 buah B 1 9,955,000 - - - - 1 9,955,000

171 02.06.00.00.00 0001 Perkakas bengkel - - - - 2008 - 1 buah B 1 41,220,000 - - - - 1 41,220,000

1,411,121,150 1,411,121,051

JUMLAH (AKHIR)

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

JUMLAH JUMLAH

Asal/cara Tahun Ukuran

Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,

Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga

1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 15 16 17 18 19 20

172 02.06.00.00.00 0001 Barang kerajinan lainnya - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 13,200,000 1 13,200,000

173 02.06.00.00.00 0001 Air Conditioner (AC) panasonic/Gree - Elektronik APBD 2009 - 4 unit B - - - - 4 20,000,000 4 20,000,000

174 02.06.00.00.00 0001 Notebook (laptop) Lenovo SL400X - Elektronik APBD 2009 - 2 unit B - - - - 2 34,320,000 2 34,320,000

175 02.06.00.00.00 0001 Komputer/PC LenovoH-210 - Elektronik APBD 2009 - 2 unit B - - - - 2 27,390,000 2 27,390,000

176 02.06.00.00.00 0001 Printer HP 3015 dn - Elektronik APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 13,750,000 1 13,750,000

177 02.06.00.00.00 0001 Kendaraan roda 2 Y.Jupiter Z - mesin APBD 2009 - 3 unit B - - - - 3 45,540,000 3 45,540,000

178 02.06.00.00.00 0001 Sistem Informasi - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 326,800,000 1 326,800,000

179 02.06.00.00.00 0001 Sistem Jaringan Info - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 128,300,000 1 128,300,000

180 02.06.00.00.00 0001 Telepon - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 17,985,000 1 17,985,000

181 02.06.00.00.00 0001 Instalasi Listrik - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 35,242,000 1 35,242,000

182 02.06.00.00.00 0001 Meubelir Apollo/Fantoni - kayu APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 70,900,000 1 70,900,000

183 02.06.00.00.00 0001 Gorden - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 43,585,000 1 43,585,000

184 02.06.00.00.00 0001 LCD Proyektor lengkap sanyo - - APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 33,198,000 1 33,198,000

185 02.06.00.00.00 0001 Konstruksi Perbaikan gedung - - beton APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 242,400,000 1 242,400,000

186 02.06.00.00.00 0001 Camera Digital - - Elektronik APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 4,000,000 4,000,000

1,056,610,000 1,056,610,000

6,522,860,872

JUMLAH (AKHIR)

KET

Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga

Berkurang Bertambah

NOMOR SPESIFIKASI BARANG

Satuan

Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN

Barang Harga

11

JUMLAH

JUMLAH TOTAL

Kantor : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan BaratKantor : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan BaratJl. Sutan Syahrir No. 2 Pontianak 78116

Telp. 0561-732610 Fax. 0561-766128