buku laporan kinerja (lkj) pusat analisis determinan

91

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan
Page 2: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan
Page 3: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan i

Tahun 2020 merupakan tahun yang khusus bagi semua, termasuk Pusat Analisis

Determinan Kesehatan. Pandemi Covid-19 memberi dampak pada setiap aspek kehidupan,

normal baru mengharuskan kita melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru. Pelaksanaan tugas

dan fungsi Pusat Analisis Determinan Kesehatan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target

kinerja pun beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru.

Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2020 in i disusun

sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama

tahun anggaran 2020. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

upaya yang telah dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini

sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis

Determinan Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan

kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil berupa keluaran-keluaran analisis

determinan kesehatan.

Besar harapan kami agar buku ini dapat memberikan manfaat. Semoga segala daya dan

upaya dapat bermanfaat dan berkontribusi terhadap Indonesia Sehat.

Jakarta, Januari 2021 Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan,

Pretty Multihartina, Ph.D

KATA PENGANTAR

Page 4: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Pusat Analisis

Determinan Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 adalah rancangan analisis

kebijakan determinan pembangunan kesehatan. Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan

anggaran dalam DIPA sebesar Rp Rp. 4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN dan

Hibah Luar negeri, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.487.122.500,- atau 95, 8 %

dari anggaran yang dialokasikan.

Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan dengan menggunakan

anggaran sebesar 92,3% dengan output kinerja, 100 %;

2. Layanan Prasarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 100%

dengan menggunakan anggaran sebesar 96,2%;

3. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output sebesar 100% dengan

menggunakan anggaran sebesar 92,4%;

4. Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan

anggaran sebesar 99,99%.

Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi

masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan

kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber

serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu

permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.

Selama tahun 2020 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menyelesaikan 4

Rancangan Kebijakan dan 10 Hasil Analisis Kebijakan, yaitu :

1) Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia,

2) Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional;

3) Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan,

4) Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan,

Page 5: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iii

10 Hasil Analisis 1) Analisis Integrasi PIS PK dalam SPM Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan,

2) Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik Alat Kesehatan sebagai

Dukungan Program Kemandirian Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan

Ketahanan Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19,

3) Analisis Jejaring Laboratorium Nasional,

4) Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 2020 – 2024,

5) Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045;

6) Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di FKTP;

7) Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat;

8) Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup (Life Cycle);

9) Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan Pada Agen Perubahan

Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa Pandemi Covid-19;

10) Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions

11) Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan: Penyusunan Keputusan

Menteri Kesehatan tentang Pembinaan Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan.

Selain itu, Pusat Analisis Determinan Kesehatan juga telah menghasilkan

capaian kinerja lainnya yakni : Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan

Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan

Page 6: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... vi

LAMPIRAN .................................................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tugas, Fungsi dan Struktur ...................................................................... 2

C. Struktur Organisasi .................................................................................. 3

D. Sistematika Laporan ................................................................................ 3

BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 5

B. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 8

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja (5 tahun terakhir) ............................................................ 10

A1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan .............................................. 11

1. Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan

Indonesia ...................................................................................... 11

2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan

Nasional ....................................................................................... 12

3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di

Kementerian Kesehatan .............................................................. 13

4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-

2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan ............................... 16

A2. Capaian Kinerja Hasil Analisis .......................................................... 17

1. Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah

Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan Terluar ........................... 17

2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik

Alat Kesehatan sebagai Dukungan Program Kemandirian

Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan Ketahanan

Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19 ......................................... 19

Page 7: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan v

3. Analisis Jejaring Laboratorium Nasional ....................................... 19

4. Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi

Stunting 2020 – 2024 .................................................................... 20

5. Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 ...... 22

6. Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di

FKTP ............................................................................................ 24

7. Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat ........... 25

8. Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus

Hidup (Life Cycle) ......................................................................... 27

9. Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan

Pada Agen Perubahan Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa

Pandemi Covid-19 ........................................................................ 29

10. Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions ..... 30

A3. Capaian Kinerja Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan

Kesehatan

Penyusunan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembinaan

Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan ................................................... 31

A4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan

Fungsional Administrator Kesehatan ................................................. 33

A4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan ....................................... 35

A4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) ........ 37

B. Analisis Capaian Kinerja 2020 .................................................................... 49

1. Definisi Operasional Indikator 2020 ....................................................... 49

2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2020 ............... 50

C. Sumber Daya/ Realisasi Anggaran ............................................................ 51

1. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 51

2. Sumber Daya Anggaran ........................................................................ 54

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana .................................................... 56

D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .................................... 57

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 59

B. Tindak Lanjut ............................................................................................. 60

Page 8: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Definisi Operasional Indikator .................................................................... 8

Tabel 2 Penjabaran Hasil Kerja ............................................................................... 8

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 .................................................................... 9

Tabel 4 Capaian Kinerja 2020 ................................................................................ 11

Tabel 5 Sumber daya/Realisasi anggaran .............................................................. 54

Tabel 6 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2020 ....................................... 56

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan ............................................................. 51

Grafik 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................... 52

Grafik 3 Jumlah Pegawai Menurut Golongan .......................................................... 52

Grafik 4 Jumlah Pegawai Menurut JFT ................................................................... 53

Grafik 5 Jumlah Pegawai Menurut JFU ................................................................... 53

Page 9: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan ..................................................... 62

Lampiran 2 Perjanjian Kinerja ...................................................................................... 80

Page 10: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 1

A. Latar Belakang

Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis

determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan pasal 861 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan

Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah dengan

tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan

menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan yang baik dan efektif,

menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang

tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, wajib

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta

kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan suatu perencanaan strategi

yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban yang dimaksud,

berupa laporan yang menggambarkan Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan,

yaitu Laporan Kinerja Kementerian (LKj), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-masing,

Lembaga Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan

kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

LKj Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 disusun sebagai

pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun

anggaran 2020 dengan mengacu pada: 1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah; 2) Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

2020; 3) Peraturan Presiden RI nomor 29 tahun 2014, tentang: Sistem Akuntabilitas

Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan ini juga menginformasikan mengenai siklus

SAKIP; dan 4) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2020 – 2024.

Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 11: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 2

dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan

mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi

yang berorientasi pada hasil berupa output, di samping itu, LKj juga dimaksudkan

sebagai implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar

penting dalam pelaksanaan good governance. LKj juga berfungsi sebagai cerminan

untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, agar pada periode

selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif, efektif dan effisien, baik

dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan, maupun koordinasi

pelaksanaannya. B. Tugas, Fungsi dan Struktur

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Tugas : Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

analisis determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi: a) penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis

perilaku, dan kesehatan intelegensia;

b) pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan

kesehatan intelegensia;

c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis,

analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia dan;

d) pelaksanaan administrasi Pusat.

Page 12: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 3

Struktur : Pusat Analisis Determinan Kesehatan terdiri atas:

a) Bagian Tata Usaha;

b) Bidang Analisis Lingkungan Strategis;

c) Bidang Analisis Perilaku dan Kesehatan Inteligensia; dan

d) Kelompok Jabatan Fungsional.

C. Struktur Organisasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan

D. Sistematika Laporan

LKJ Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 ini menjelaskan

pencapaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun 2020.

Capaian kinerja tahun 2020 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya Sebagai penjelasannya, akan

diberikan beberapa keterangan tambahan..

Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LKJ Pusat Analisis

Determinan Kesehatan tahun 2020, adalah sebagai berikut:

Page 13: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4

Kata Pengantar

Ikhtisar Eksekutif

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Tugas, Fungsi dan Struktur

C. Struktur Organisasi

D. Sistematika Laporan

BAB II Perencanaan Kinerja

A. Perencanaan Kinerja, (visi, misi, tujuan, sasaran, DO indikator Kinerja

Kegiatan

B. Perjanjian Kinerja 2020

BAB III Akuntabilitas Kinerja,

A. Capaian Kinerja Organisasi (5 tahun terakhir)

B. Analisis Capaian Kinerja 2020

1. Definisi Operasional Indikator

2. Analisis Keberhasilan / Kegagalan Pencapaian Indikator 2020

a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target

b. Permasalahan

c. Pemecahan masalah

d. Rencana Tindak Lanjut

C. Sumber daya / Realisasi Anggaran

1. Sumber Daya Manusia

2. Sumber Daya Anggaran

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

D. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

BAB IV Kesimpulan dan Tindak Lanjut

A. Kesimpulan

B. Tindak Lanjut

LAMPIRAN

Page 14: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 5

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari

rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan

keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai

5 (lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan

lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang

dan tantangan).

Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh

instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,

nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan

integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu

menjawab tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasional, dan

global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Perarturan

Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2020 – 2024 (RENSTRA), yang berfungsi sebagai pedoman

manajerial taktis strategis. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka

RENSTRA tersebut dijabarkan ke dalam Perencanaan Kinerja Tahunan.

Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut memuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai

dalam periode waktu 1 (satu) tahunan, strategi yang digunakan untuk mewujudkan

pencapaian sasaran tersebut, serta tolak ukur dan target kinerja, yang akan digunakan

untuk menunjukkan kualitas pencapaian sasaran yang bersangkutan, yang

dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja.

Perjanjjian Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target kinerja

tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang bersangkutan.

Perjanjian Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan oleh para

pejabat di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada setiap akhir

Page 15: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6

tahunnya akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian terhadap para

pejabatnya. Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam

membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan

berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan

kesejahteraan rakyat.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Analisis Determinan Kesehatan ➢ Visi, Misi

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mendukung visi

dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”, dengan 7

misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan mayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Ada 9 Agenda prioritas (NAWA CITA) yang menjadi perhatian Pusat Analisis

Determinan Kesehatan, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Page 16: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 7

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

➢ Tujuan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan inteligensia sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga tujuan Pusat Analisis

Determinan Kesehatan tahun 2020 – 2024 yaitu tersusunnya kebijakan

pembangunan kesehatan berdasarkan analisis determinan kesehatan. Sebagai

salah satu satker di bawah Sekretaris Jenderal, indikator Pusat Analisis

Determinan Kesehatan mendukung pencapaian sasaran program “meningkatnya

koordinasi pelaksanaan tugas, pembinanaan, dan pemberian dukungan manajemen

Kementerian Kesehatan”. Hasil analisis determinan kesehatan dapat digunakan oleh

satker lain baik di lingkungan Sekretaris Jenderal maupun Eselon I lainnya.

➢ Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, adalah

Menyusun Dokumen Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan

Analisis Determinan Kesehatan

Page 17: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 8

➢ Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan

Tabel 1 Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan

Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Tabel 2

Penjabaran Hasil Kerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

NO

KEGIATAN

INPUT

OUTPUT

OUTCOME

BENEFIT

IMPACT 1 2 3 4 5 6 7

1. Peningkatan

Analisis Determinan

Kesehatan

Sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan output berupa Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan adalah : Anggaran DIPA Satuan Kerja PADK dan dilaksanakan oleh seluruh staf PADK dan jejaringnya

Produk akhir yang

dihasilkan PADK

adalah berupa

rancangan kebijakan

determinan

pembangunan

kesehatan yang

dihasilkan, SK

Menteri, Policy Brief,

hasil analisis ,buku

profil, buku pedoman

Jumlah rancangan

kebijakan determinan

pembangunan

kesehatan yang

dihasilkan yang dapat

dimanfaatkan dalam

tahun berjalan bagi

LS/LP, Pimpinan,

Pusat dan Daerah,

Organisasi Profesi,

LSM.

Manfaat yang

diperoleh pada

tahun berjalan

untuk LS/LP,

Pimpinan,

Pusat dan

Daerah,

Organisasi

Profesi, LSM.

Hasil Analsis yang

dapat

meningkatkan

atau

memperbaiki

kebijakan

strategis,

manajerial,

teknis

B. Perjanjian Kinerja

Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk

Perjanjian Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perjanjian Kinerja berisi sasaran

strategis, indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun

NO Program/

Kegiatan/ Output

Prioritas Nasional /Prioritas

KL

SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1 2 3 5 6 7 8

1. Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

Prioritas Nasional

Kebijakan Pembangunan

Kesehatan berdasarkan

Analisis Determinan Kesehatan

Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan

4 4 4 4 4

Page 18: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 9

waktu 1 (satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur,

dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber

daya yang dikelola. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja, antara lain adalah:

1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi

amanah;

3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran

organisasi;

4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Berikut adalah Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2020:

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Kebijakan Pembangunan Kesehatan

berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan

Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan

4

Page 19: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 10

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja (5 tahun terakhir)

Tahun 2020 merupakan tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Arahan Presiden menegaskan pentingnya

program/kegiatan pemerintah yang delivered kepada masyarakat atau dapat dikatakan

berdampak langsung dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Terjadi beberapa perubahan

struktur perencanaan dan penganggaran kegiatan dalam penyusunan RPJMN 2020 –

2024. Di tingkat satuan kerja, indikator program/kegiatan disusun dengan menekankan

pada prinsip kegiatan yang dapat berdampak langsung terhadap masyarakat tentunya

juga harus berdasarkan kesesuaian tugas dan fungsi satuan kerja

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian

kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis. Pengukuran

Kinerja adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat kinerja yang

dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja

yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sejauh

mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Analisis

Determinan Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2020.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan

rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh

gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan

Pengukuran Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator,

sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang

akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil

guna dan berdaya guna. Hasil analisis pembangunan kesehatan dari sejumlah

dokumen analisis kebijakan pembangunan yang disusun.

Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran kepada

pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam rangka

mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen

RENSTRA/Perjanjian Kinerja.

Berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024, di mana Sekretariat Jenderal Kesehatan

Page 20: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 11

sebagai unit utama yang membawahi Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Dalam

melaksanakan program kinerjanya, Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki

sasaran kegiatan. Sasaran tersebut merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata

oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,

dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau

indikator-indikator yang mengacu pada indikator-indikator Sekretariat Jenderal

sebagai unit utama di atas Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sasaran Sekretariat

Jenderal adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas serta Pembinaan dan

Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.

Berikut capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4 tahun terakhir :

Tabel 4 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan

Kesehatan

2020

No. Indikator Kinerja Target

Realisasi Output

(Rancangan) Hasil

Analisis Jejaring Penilaian

JF (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Jumlah rancangan kebijakan analisis determinan kesehatan yang diusulkan menjadi kebijakan pembangunan kesehatan

4 4 10 1 2

Jika dilihat pada tabel diatas, pada tahun 2020 sasaran kegiatan Pusat Analisis

Determinan Kesehatan adalah Kebijakan Pembangunan Kesehatan berdasarkan Analisis

Determinan Kesehatan kemudian Jumlah Rancangan Kebijakan Analisis Determinan

Kesehatan Yang Diusulkan Menjadi Kebijakan Pembangunan Kesehatan adalah 4

rancangan.

A1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan Jumlah Rancangan Kebijakan Analisis Determinan Kesehatan Yang Diusulkan

Menjadi Kebijakan Pembangunan Kesehatan, yaitu:

1. Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia

Pembangunan sektor Pariwisata Indonesia merupakan bagian dari sasaran

prioritas dalam program kerja Presiden dan Wakil Presiden Jokowi Makruf pada

periode 2019-2024. Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan selama 5

tahun dan akan dilanjutkan secara lebih cepat adalah salah satu langkah

Page 21: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 12

strategis dalam melakukan interkoneksi untuk mempermudah sambungan

transportasi darat, laut dan udara dengan kawasan pariwisata, kawasan industri

rakyat dan kawasan ekonomi khusus dalam satu kesatuan.

Presiden telah menetapkan Perpres Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan

kedua atas Perpres Nomor 64 Tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas

Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan yang dipimpin oleh Wakil Presiden

dengan anggota 22 Menteri/Kepala Lembaga Negara, termasuk Menteri

Kesehatan. Sebagai tindak lanjut dari Perpres dilakukan upaya untuk

mengakselerasi pengembangan penyelenggaraan wisata kesehatan

sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama

tentang Pengembangan Konsep Wisata Kesehatan antara Kementerian

Kesehatan dan Kementerian Pariwisata tahun 2017, dengan tujuan

melaksanakan sinkronisasi, harmonisasi, serta integrasi program

penyelenggaraan kepariwisataan serta menyusun kebijakan, program, dan

kegiatan pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.

Dalam rangka akselerasi program dan kegiatan Wisata Kesehatan Indonesia

diperlukan upaya untuk melembagakan pelaksanaan dan pengembangan

Konsep Wisata Kesehatan dalam satu wadah yang bertugas untuk

mengkolaborasikan seluruh teknis pelaksanaan dan penyelenggaraan Konsep

Wisata Kesehatan Indonesia yang terdiri dari unsur penanggungjawab program

teknis terkait di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan

Investasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian

Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda

dan Olahraga, Kementerian PUPR, Kementerian Perdagangan, Kementerian

Perhubungan, BUMN, Pelaku Bisnis, Akademisi/Profesi, KADIN dan

stakeholders non pemerintah lainnya termasuk pelayanan kesehatan swasta dan

produsen jamu dan pengobatan herbal dan tradisional yang memiliki unggulan dan

telah siap mengimplementasikan layanan unggulan wisata kesehatan.

2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional Dalam rangka monitoring dan evaluasi implementsi IHR (2005), telah

dikembangkan instrumen Joint External Evaluation (JEE) yang bertujuan untuk

menilai negara dalam kapasitas mencegah, mendeteksi, dan merespons

ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat. Indonesia telah melaksanakan

JEE pada tahun 2017 dan memperoleh nilai 63%. Rekomendasi tindak lanjut

Page 22: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 13

hasil dari pelaksanaan JEE salah satunya adalah “Menyusun dan

Mengimplementasikan National Action Plan yang terintegrasi dan melibatkan

multisektor, yang dilegalisasi pada level pimpinan tinggi.”

Dokumen National Action Plan for Health Security (NAPHS) Indonesia 2020 –

2024 telah disusun sebagai tindak lanjut rekomendasi JEE. Dokumen ini memuat

panduan kolaborasi serta sinergi program dan kegiatan yang dilakukan seluruh

K/L terkait dalam peningkatan kapasitas ketahanan kesehatan nasional.

Dokumen ini juga bersifat sebagai living document yang akan diperbaharui

secara berkala sehingga NAPHS Indonesia 2020 - 2024 ini merupakan perihal

yang penting dan strategis untuk dapat menjadi acuan bagi Kementerian dan

Lembaga terkait serta bagi pemerintah daerah untuk menyusun rencana

implementasi ketahanan kesehatan. Hal ini didukung oleh Penetapan Instruksi

Presiden Nomor 4 tahun 2019 yang menjadi landasan hukum strategis dalam

mekanisme mengkoordinasikan IHR dan ketahanan kesehatan yang melibatkan

kementerian, lembaga, dan institusi terkait.

3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan

Saat ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau terakhir dari

Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada tahap akhir ini, Reformasi

Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world

class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik

yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.

Beberapa hasil capaian implementasi kebijakan Reformasi Birokrasi di

Kementerian Kesehatan periode 2014-2019 dapat tergambar melalui capaian 8

(delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi dengan indikator dan sasaran

sebagai berikut sebagaimana Indikator dari 8 (delapan) area perubahan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

1. POKJA PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN.

Indikator : - Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi,

- Tersusunnya Road Map Reformasi Birokrasi,

- Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi,

- Perubahan pola pikir dan budaya kinerja.

Sasaran : Penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan

kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya

pelayanan, Penerapan budaya kerja positif di setiap instansi

Page 23: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14

pemerintah, Integritas aparatur, Perubahan mindset dan

culturset aparatur.

2. POKJA PROGRAM PENGUATAN SISTEM PENGAWASAN

Indikator : - Pelaporan Penerimaan Gratifikasi,

- Penerapan SPIP,

- Pengaduan Masyarakat,

- Whistle-Blowing System,

- Penanganan Benturan Kepentingan,

- Pembangunan Zona Integritas,

- Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

Sasaran : Kapasitas APIP, Penerapan sistem pengawasan yang

independen, profesional, dan sinergis, Peningkatan efisiensi

penyelenggaraan birokrasi, Penurunan tingkat penyimpangan

oleh aparatur. 3. POKJA PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA

Indikator : - Keterlibatan pimpinan,

- Pengelolaan akuntabilitas kinerja. Sasaran : Kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan

kinerja yang terintegrasi, penerapan sistem manajemen

kinerja organisasi, peningkatan akuntabilitas kinerja

organisasi berorientasi hasil. 4. POKJA PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN

Indikator : - Evaluasi kelembagaan,

- Penataan kelembagaan hasil evaluasi.

Sasaran : Ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan kesinergisan

kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non

kementerian/lembaga non struktural berbasis pada kinerja,

Penurunan tumpang tindih tugas dan fungsi antar

Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga

dengan Pemerintah daerah, sinergisme kelembagaan antara

instansi pemerintah pusat dan daerah.

5. POKJA PROGRAM PENGUATAN TATA LAKSANA

Indikator : - Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP),

- E-Government,

Page 24: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 15

- Keterbukaan Informasi Publik,

- Kualitas Pengelolaan Arsip.

Sasaran : Penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,

efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan,

partisipatif, dan berbasis e-Government, penerapan

keterbukaan informasi publik, penerapan manajemen kearsipan

yang handal.

6. POKJA PROGRAM PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA APARATUR SIPIL NEGARA

Indikator : - Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan

organisasi:

(1) Proses penerimaan pegawai transparan, objektif,

akuntabel dan bebas KKN

(2) Pengembangan pegawai berbasis kompetensi, Promosi

jabatan dilakukan secara terbuka,

- Penetapan kinerja individu, - Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai, - Pelaksanaan evaluasi jabatan, - Sistem Informasi Kepegawaian.

Sasaran : Kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan

SDM aparatur yang integritas, kompeten dan kompetitif,

kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM aparatur

yang berbasis merit, penerapan sistem pengembangan

kepemimpinan untuk perubahan, penerapan sistem merit dalam

manajamen SDM aparatur, profesionalisme aparatur.

7. POKJA PROGRAM PENGUATAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN

Indikator : - Harmonisasi,

- Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan. Sasaran : Keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan, kualitas

regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak

tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.

Page 25: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 16

8. POKJA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Indikator : - Standar pelayanan,

- Budaya pelayanan prima, - Pengelolaan pengaduan, - Penilaian kepuasan terhadap pelayanan, - Pemanfaatan teknologi informasi.

Sasaran : Peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan

harapan masyarakat, implementasi sistem monitoring dan

evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik.

4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Dalam rangka mencapai tujuan nasional, pembangunan kesehatan merupakan

salah satu pengarus utamaan pembangunan nasional. Pembangunan Kesehatan

adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa, baik

masyarakat, swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya, mengutamakan upaya

preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif.

Studi beban penyakit (Burden of Diseases) tahun 2018 yang dilakukan oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan,

menunjukkan telah terjadi transisi epidemiologis. Saat ini, Indonesia menghadapi

triple burden dalam sektor kesehatan yakni jumlah kasus penyakit menular yang

tinggi, prevalensi penyakit tidak menular yang semakin meningkat, ditandai

dengan meningkatnya kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti

stroke, jantung, kanker dan sebagainya, sementara penyakit menular belum

sepenuhnya terkendali serta kemunculan kembali penyakit-penyakit yang

dulunya sudah teratasi, hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup (lifestyle)

di masyarakat dan akan menjadi ancaman bagi bangsa karena menyebabkan

produktivitas masyarakat menjadi terganggu.

Perilaku hidup sehat memposisikan kesehatan sebagai hasil dari aktivitas sehari-

hari dan menjadi bagian utama dari suatu gerakan kesehatan masyarakat. Saat

ini, paradigma sehat mengedepankan aspek promotif preventif serta

Page 26: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 17

memberdayakan masyarakat dalam berperilaku sehat yang dilakukan secara

konsisten dan berkesinambungan serta implementasi program yang

komprehensif melalui koordinasi lintas sektor. Prinsip partisipasi dan

pemberdayaan sangat penting dalam mensukeskan implementasi program

kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, upaya promosi Kesehatan menjadi sebuah

proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan,

mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung

perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan

menuju derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, kesuksesan pemerintah

(government) dalam pencapaian derajat kesehatan bisa dilihat apabila semua

lintas sektor mempertimbangkan kesehatan sebagai elemen kunci dalam

penyusunan kebijakan.

Program Healthy Cities seperti pembangunan taman, ruang terbuka, area hijau

dan transportasi umum yang memadai, juga dipandang mampu memberi dampak

kesehatan pada masyarakat. Pemerintah mengajak masyarakat berperilaku

sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang dicanangkan

pada tahun 2016 dan kemudian diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres)

Nomor 1 tahun 2017. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan

suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama

oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan

berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

A2. Capaian Kinerja Hasil Analisis

1. Analisis Integrasi PIS PK dalam SPM Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan Dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat telah

disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status

kesehatan sebuah keluarga, yaitu; 1) keluarga mengikuti

program Keluarga Berencana (KB); 2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan; 3) bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap; 4) bayi mendapatkan

air susu ibu (ASI) eksklusif; 5) balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; 6)

penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; 7)

penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; 8) penderita

gangguan jiwa berat mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; 9)

anggota keluarga tidak ada yang merokok; 10) keluarga sudah menjadi anggota

Page 27: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 18

JKN; 11) keluarga mempunyai akses sarana air bersih; 12) keluarga mempunyai

akses atau menggunakan jamban sehat.

Sejalan dengan Program Indonesia Sehat, Standar Pelayanan Minimal

merupakan penerapan dari program prioritas nasional yang tertuang dalam

Prioritas RPJMN IV 2020 - 2024. Undang – Undang 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah mengamanatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, Undang – Undang mengatur tentang

urusan pemerintahan konkuren yang bersifat wajib yang diserahkan

kewenangannya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sebagai

dasar pelaksanaan otonomi daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang

kesehatan pada pemerintah daerah terdiri dari SPM provinsi serta SPM

kabupaten/kota merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar

kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh

setiap warga negara secara minimal. Dalam pelaksanaan pemenuhan jenis dan

mutu pelayanan dasar, disepakati adanya indikator SPM Bidang kesehatan yaitu

pada tingkat provinsi terdiri dari; 1) pelayanan kesehatan bagi penduduk

terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi menjadi

bencana provinsi; 2) pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian

luar biasa provinsi. Adapun indikator untuk SPM Bidang Kesehatan

kabupaten/kota terdiri dari: 1) pelayanan kesehatan ibu hamil; 2) pelayanan

kesehatan ibu bersalin; 3) pelayanan kesehatan bayi baru lahir; 4) pelayanan

kesehatan balita; 5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6)

pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7) pelayanan kesehatan pada usia

lanjut; 8) pelayanan kesehatan penderita hipertensi; 9) pelayanan kesehatan

penderita diabetes melitus; 10) pelayanan kesehatan orang dengan gangguan

jiwa berat; 11) pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan 12)

pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan

daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat

peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif. Atas dasar kesamaan tujuan

dari PIS PK dan SPM Bidang Kesehatan diharapkan Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga dapat mendukung pencapaian Standar Pelayanan

Page 28: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 19

Minimal Bidang Kesehatan melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan

seperti yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2020 - 2024.

2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik Alat Kesehatan sebagai Dukungan Program Kemandirian Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan Ketahanan Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19. Pandemi Covid-19 membuat dunia seakan menghentikan

segala aktifitasnya atau paling tidak dibatasi untuk memperlambat penyebaran

virus dalam rangka melandaikan kurvapenularan infeksi dan kematian. Pandemi

Covid 19 yang begitu masif ini juga memaksa semua negara meningkatkan

kesigapan, termasuk dalam hal mengantisipasi desakan yang sangat kuat pada

penyediaan peralatan dan reagen rapid test diagnostic, serta alat dan perbekalan

kesehatan rumah tangga termasuk di dalamnya adalah masker yang memenuhi

standar keselamatan pasien agar tingkat kepercayaan kepada pemerintah dapat

ditingkatkan dan pandemi bisa cepat ditanggulangi sehingga dampaknya, roda

ekonomi dapat berputar kembali. Demikian pula dengan arahan Presiden dalam

pidato kenegaraan yang menyampaikan bahwa saat ini, sektor kesehatan juga

harus mempercepat reformasi fundamental yang berorientasi kepada

penyediaan pelayanan publik, pencegahan penyakit dan peningkatan pola hidup

sehat yang terus menerus harus diutamakan. Oleh karena itu perlu disusun

formulasi kebijakan dan scenario planning serta strategi untuk dapat

mempercepat upaya pencapaian amanah tersebut. Hal itu sesuai dengan definisi

Pembangunan Kesehatan yaitu upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

bangsa dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. (Sumber: UU No. 17/2007 tentang RPJPN 2005–2025).

3. Analisis Jejaring Laboratorium Nasional Penyusunan Dokumen Analisis Strategis Pembentukan Jejaring

Laboratorium Nasional Untuk Memperkuat Upaya Pencegahan,

Penguatan Respon, Dan Peningkatan Deteksi Kejadian Kasus

Page 29: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 20

Penyebaran Penyakit Menular Untuk Memperkuat Ketahanan Kesehatan Global,

direncanakan dalam 5 (lima) tahapan, yaitu; persiapan, forum dialog,

penyusunan draft, assessment lapangan dan finalisasi. Penyusunan Dokumen

Analisis Strategis Pembentukan Jejaring Laboratorium Nasional Untuk

Memperkuat Upaya Pencegahan, Peguatan Respon, Dan Peningkatan Deteksi

Kejadian Kasus Penyebaran Penyakit Menular Untuk Memperkuat Ketahanan

Kesehatan Global yaitu Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kepala

Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Biro Perencanaan

dan Anggaran, Direktorat Pelayanan Kesehatan pejabat Eselon 3 dan 4 serta

analis kebijakan di Bidang Analisis Lingkungan Strategis Pusat Analisis

Determinan Kesehatan.

4. Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 2020 – 2024

Stunting atau kondisi pendek dan sangat pendek merupakan

kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi kronis dan

infeksi berulang terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK). Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks

tinggi badan (TB). Penyebab langsung terjadinya stunting adalah:

1) faktor asupan pangan/gizi tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang

memenuhi syarat gizi seimbang; dan 2) faktor kesehatan antara lain adanya

penyakit infeksi yang berulang seperti diare, ISPA dan lainnya. Kedua faktor

tersebut tidak berdiri sendiri namun dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lain

yaitu ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan dan

lingkungan pemukiman (Gambaran kerangka penyebab stunting dapat dilihat

pada lampiran 1).

Seribu HPK merupakan masa kritis dan sensitif bagi kehidupan manusia yang

titik awal dimulai pada masa janin. Gangguan yang terjadi pada masa janin

selama 270 hari (9 bulan dalam kandungan) dan 2 tahun pertama pasca

kelahiran (730 hari kemudian) akan menghambat tumbuh kembang dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan otak yang berdampak pada gangguan

fungsi kognitif, fungsi indera serta gangguan perilaku. Oleh karenanya menjamin

kesehatan ibu hamil dan menyusui memberi kontribusi besar dalam menciptakan

SDM unggul mengingat ibu sebagai sumber asupan gizi bagi janin dan bayi

Page 30: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 21

hingga usia 2 tahun.

Selanjutnya, gangguan pada fase usia 2 hingga 5 tahun juga mempengaruhi

masa depan anak mengingat fase ini merupakan langkah yang lebih konkrit

dalam upaya mencapai peningkatan fungsi kognitif yang lebih optimal.

Selain pertumbuhan fisik dan hambatan perkembangan kognitif, dampak stunting

lainnya adalah rentan terhadap penyakit, mempengaruhi tingkat kecerdasan dan

produktivitas di masa depannya. Diperkirakan stunting berkontribusi pada

berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan hambatan paling

signifikan dalam upaya pembangunan SDM.

Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya

guna menanggulangi stunting yang diawali dengan bergabungnya Indonesia ke

dalam gerakan Global Scaling Up Nutrition (SUN) tahun 2011. Pemerintah juga

meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) dalam

kerangka 1000 HPK.

Kebijakan Pemerintah lainnya yakni memasukan pencegahan stunting sebagai

sasaran pembangunan nasional, menyusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi

(RAPG) setiap lima tahunan dan lainnya. Kebijakan-kebijakan di atas bertujuan

meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan guna memberikan

perlindungan dan pemenuhan gizi masyarakat serta meningkatkan kemampuan

pengelolaan program gizi dalam rangka mempercepat sasaran perbaikan gizi

melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Intervensi gizi spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam

perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK yang umumnya

dilaksanakan oleh sektor kesehatan. Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah

kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat

umum, tidak khusus pada 1000 HPK. Namun bila direncanakan secara khusus

dan terpadu antara intervensi gizi spesifik dan sensitif dapat memberikan

dampak terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000

HPK.

Page 31: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 22

5. Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya

berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sektor kesehatan

merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional.

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengertian sehat yang dimaksud adalah

sebuah kondisi di mana seseorang ada dalam keadaan sehat secara fisik,

mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan

diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan

kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian

khusus pada penduduk rentan, yaitu janin (ibu hamil), bayi- anak, remaja, lanjut

usia, dan keluarga miskin (RPJPN, 2020 - 2024).

Hasil riset yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP)

yang dilakukan pada tahun 2018 mengatakan bahwa indeks pembangunan

manusia Indonesia berada pada peringkat 111 dari 189 negara. Data yang

diperoleh dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada

tahun 2018 tentang indeks kognitif bahwa Indonesia berada pada peringkat 70

dari 78 negara. Mutu pendidikan menurut The Learning Curve Pearson tahun

2014 mengatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat akhir yaitu peringkat

40 dari 40 negara. Indonesia saat ini menghadapi tantangan jangka pendek yaitu

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, dan tantangan jangka panjang

peningkatan bonus demografi nasional bahwa 50% usia produktif yang harus

dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi Indonesia.

Upaya yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh tahap proses

kehidupan manusia (siklus kehidupan) mulai dari janin, bayi, dan balita dengan

pemberian ASI dan imunisasi; anak sekolah; remaja hingga lanjut usia dengan

memberikan jaminan berupa gizi seimbang dan stimulasi. Kebutuhan pada

setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang

lebih bermartabat (bayi siap cerdas, anak dengan perkembangan optimal,

generasi remaja yang unggul serta lansia sehat dan produktif). Pembangunan

sumber daya manusia (SDM) unggul harus dilakukan secara menyeluruh, perlu

Page 32: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 23

perhatian pada kesehatan sejak dini yakni janin, bayi, balita, usia anak sekolah.

Kondisi kesehatan yang baik pada usia dini sangat penting untuk melakukan

investasi yang tepat waktu, agar pertumbuhan otak anak sampai usia 6 tahun

dapat berjalan dengan baik dalam menghindari loss generation.

Permasalahan-permasalahan kesehatan hingga saat ini masih menjadi

tantangan besar terhadap pencapaian target-target pembangunan kesehatan.

Indonesia masih menghadapi tingginya angka kematian ibu dan anak. Epidemi

AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit-penyakit terabaikan juga masih belum

dapat dihentikan. Kemajuan ekonomi dapat menyebabkan tingginya angka

penyakit tidak menular dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat. Serangan

jantung, stroke, diabetes, dan kanker telah menjadi salah satu penyebab

kematian terbesar di Indonesia. Ancaman serius lainnya terhadap pembangunan

kesehatan pada pencapaian SDM unggul adalah stunting. Sehingga upaya

pembangunan kesehatan saat ini terfokus pada penurunan angka kematian ibu

dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit

menular, dan pengendalian penyakit tidak menular.

Menyikapi hal tersebut maka diperlukan adanya suatu rancang bangun investasi

SDM unggul melalui pembangunan kesehatan yang dapat dilakukan di daerah

dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tanpa

mengenyampingkan aspek budaya pada saat mengimplementasikannya. Model

pembangunan kesehatan dalam mewujudkan SDM unggul dilakukan

berdasarkan pendekatan siklus hidup dengan melibatkan peran serta pemerintah

baik pusat maupun daerah dari berbagai lintas kementerian terkait, akademisi,

profesi, dan masyarakat. Pendekatan siklus hidup yang dimaksud adalah

memberikan layanan kesehatan yang berkelanjutan dari janin sampai usia lanjut.

Upaya pengembangan pelayanan kesehatan dibutuhkan sebagai arah dan

panduan dalam pembangunan kesehatan untuk mencapai SDM Indonesia yang

berkualitas dan berdaya saing. Upaya pengembangan pelayanan kesehatan

berbasis siklus hidup melibatkan berbagai aspek salah satunya adalah aspek

budaya yang beraneka ragam sesuai keberagaman budaya masyarakat

Indonesia.

Page 33: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 24

6. Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di FKTP Berbagai penyakit yang diidap masyarakat Indonesia, makin hari

semakin banyak seperti: Penyakit menular di antaranya ISPA,

TBC, dan HIV/AIDS. Sedangkan penyakit tidak menular yaitu

hipertensi, diabetes, dan stroke. Sementara penyakit yang

seharusnya bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi, di

antaranya polio, campak, dan rubella. Bahkan, angka kematian ibu, bayi, hingga

gizi kurang dan gizi buruk juga makin naik grafiknya. (Profil Kesehatan RI, 2019).

Semakin kesini penyakit itu makin banyak, karena adanya factor gaya hidup, di

antaranya konsumsi makanan cepat saji, merokok, serta berbagai hal negatif

lainnya. Disinilah peran penting Tenaga Kesehatan dalam Mengubah Perilaku

Masyarakat demi menurunkan angka kejadian Triple Burden Desease di

Indonesia melalui program dan kegiatan preventif dan promotif di FKTP.

Program prioritas Kemenkes adalah pengendalian penyakit, selain oleh diri

sendiri juga masyarakat agar hidup sehat dengan melaksanakan pola hidup

sehat, mulai dari konsumsi makanan, sayur, buah-buahan, hingga asupan nutrisi

dan vitamin lainnya. Olahraga juga jadi salah satu faktor penting untuk menjaga

agar tubuh tetap fit.

Pemeriksaan lebih dini juga disarankan dilakukan untuk mengetahui penyakit

yang dirasakan. Tujuannya agar saat terjangkit suatu penyakit, pengobatannya

bisa dilakukan lebih dini. Jangan menunggu sampai parah.

Langkah lainnya, imunisasi juga sangat penting untuk bayi dan anak-anak.

Sehingga, orangtua diharapkan tidak lagi memiliki kekhawatiran jika anaknya

diimunisasi karena takut anaknya mengalami panas atau dampak lainnya.

Di lain sisi keberpihakan kita terhadap kegiatan promotif preventif belum

optimal, bahkan masih rendah. sejak Era JKN pada 2014 upaya promotif

preventif seperti terpinggirkan. Semua orang hadir dengan paradigma sakit

dan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau. Pun dana yang dikelola

BPJS Kesehatan tak kurang 80 persen untuk kuratif rehabilitatif dan

menyisakan 20 persen untuk promotif preventif. Padahal dalam regulasi era

JKN mensyaratkan terlaksanakan upaya promotif preventif yang sayangnya

tidak menjadi prioritas dalam pelaksanaannya.

Kenapa ini bisa terjadi, karena semua berlomba-lomba untuk melakukan

kuratif, padahal sistem promotif, preventif itu tugasnya puskesmas sebagai

garda terdepan sesuai tujuan awal dibentuknya. Kalau dilihat sekarang,

Page 34: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 25

apalagi ditambah adanya BPJS puskesmas menjadi kuratif. Dan semakin

menjadi saat pandemi corona dengan semakin bertambah tindakan

penanganannya (Kuratif).

Pendekatan program kesehatan masyarakat yang bersifat holistik, integratif,

tematik dan spasial. Holistik karena determinan masalah kesehatan

masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga intervensinya pun

harus menyeluruh dan terintegrasi dengan program dan sektor lainnya.

Dengan banyaknya masalah kesehatan, perlu ditentukan masalah prioritas

dan dimana masalah tersebut banyak terjadi untuk diintervensi, dengan

tematik dan spasial.

Diharapkan dengan berkoordinasi para pengelola program akan mewujudkan

lingkungan dan perilaku hidup sehat, sehingga kegiatan yang direncanakan

benar-benar selaras dengan prioritas daerah dan nasional serta

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang bermutu, sehingga akan tercapai derajat kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan

a. Menganalisis kapasitas dan kesiapan Puskesmas dalam menjalankan peran

dan fungsinya sesuai regulasi yang berlaku dan dalam menghadapi

berbagai tantangan strategis seperti transisi epidemiologi, implementasi

JKN, pendekatan keluarga, serta gerakan masyarakat hidup sehat; dan

b. Merumuskan strategi untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar di

Puskesmas. Secara khusus, dan mengetahui pelaksanaan peran dan

fungsi Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan pelayanan

kesehatan dasar serta permasalahan yang dihadapi;

7. Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Pada tahun 1948, World Health

Organization (WHO) menyepakati bahwa diperolehnya derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak fundamental bagi

setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik dan tingkat

sosial ekonominya. Saat ini telah terjadi perubahan pemahaman konsep sehat

Page 35: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 26

dan sakit seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang telah

menggugurkan paradigma kesehatan lama yang mengutamakan pelayanan

kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif menjadi paradigma

pembangunan kesehatan baru yaitu paradigma sehat yang bersifat proaktif.

Indonesia saat ini menghadapi beban tiga masalah kesehatan, yaitu penyakit

menular, penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah

teratasi muncul kembali. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi

antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi,

teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Adapun tantangan 5 (lima) isu strategis

yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan yaitu Angka Kematian

Ibu (AKI)/Angka Kematian Neonatal (AKN) yang masih tinggi, stunting,

tuberculosis (TBC), penyakit tidak menular (PTM) dan cakupan imunisasi dasar

lengkap.

Di era pemerintahan Presiden Jokowi, ada dua masalah bidang kesehatan yang

kerap menjadi sorotan yaitu masalah Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

dan masalah stunting. Untuk menjawab tantangan dari permasalahan tersebut

dijabarkan dalam 3 poin penting Visi dan Misi Presiden, antara lain:

1. Mengembangkan sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak dengan

menurunkan angka stunting dengan pemberian jaminan asupan gizi,

perbaikan pola asuh dalam keluarga dan perbaikan fasilitas air bersih serta

sanitasi lingkungan;

2. Mengembangkan reformasi sistem kesehatan dengan memperkuat program

promotif dan preventif, mempercepat pemerataan pembangunan

infrastruktur dasar terkait pola hidup sehat, meningkatkan akses warga

miskin untuk bantuan kesehatan dan meningkatkan peserta dan kualitas

layanan kesehatan program JKN-KIS;

3. Mempercepat pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk di

wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) serta menurunkan angka

kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Presiden Republik Indonesia menitikberatkan prioritas kerja pemerintah di bidang

kesehatan untuk diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif di

samping peningkatan akses pada pemberian pelayanan kesehatan dengan

melakukan langkah inovatif dalam mengedukasi gaya hidup sehat menjadi

Page 36: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 27

sebuah gerakan yang melibatkan semua masyarakat. Presiden mengintruksikan

Menteri Kesehatan untuk dapat menjamin program-program kesehatan tidak

hanya send (dikirim saja ke daerah) tapi harus delivered (diimplementasikan

secara nyata) di daerah.

Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke empat (4) pasal 34 ayat 3 juga

mengamanatkan “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Berkaitan dengan amanat

tersebut, Pemerintah memerlukan dukungan masyarakat untuk berperan aktif

dalam program kesehatan. Selain itu, arah pembangunan kesehatan merujuk

RPJMN I – IV telah jelas, yaitu mengedepankan upaya Promotif dan Preventif

tanpa mengesampingkan Upaya Kuratif/Rehabilitatif. Tenaga dokter yang bekerja

di Layanan Primer sangat berperan dalam mengoptimalkan Upaya Promotif dan

Preventif, sementara dokter di Layanan Sekunder (Fasilitas Rujukan) berperan

aktif dalam mengoptimalkan Upaya Kuratif dan Rehabilitatif. SDM Kesehatan

terdiri dari Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan. Tenaga Kesehatan

mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan, sedangkan tenaga non kesehatan merupakan tenaga

terlatih yang memberikan pelayanan promotif dan preventif.

8. Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup (Life

Cycle) Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya

berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sektor kesehatan

merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional.

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengertian sehat yang dimaksud adalah

sebuah kondisi di mana seseorang ada dalam keadaan sehat secara fisik,

mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan

diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan

kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan

perhatian khusus pada penduduk rentan, yaitu janin (ibu hamil), bayi- anak,

Page 37: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 28

remaja, lanjut usia, dan keluarga miskin (RPJPN, 2020 - 2024).

Upaya pembangunan kesehatan yang terfokus pada seluruh tahap proses

kehidupan manusia (siklus hidup) mulai dari janin, bayi dan balita dengan

pemberian ASI dan imunisasi, anak sekolah, remaja hingga lanjut usia dengan

memberikan jaminan berupa nutrisi dan stimulasi. Kebutuhan pada setiap tahap

kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih

bermartabat (bayi siap cerdas, anak dengan perkembangan optimal, generasi

remaja yang unggul serta lansia sehat dan produktif). Pembangunan sumber

daya manusia (SDM) unggul harus dilakukan secara menyeluruh, perlu

perhatian pada kesehatan sejak dini yakni janin, bayi, dan balita. Kondisi

kesehatan yang baik pada usia dini sangat penting untuk melakukan investasi

yang tepat waktu, agar pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun dapat

berjalan dengan baik dalam menghindari loss generation. Pembangunan SDM

dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk.

Kualitas SDM yang membaik ditandai dengan meningkatnya status kesehatan

dan taraf pendidikan masyarakat. Namun demikian, kualitas SDM Indonesia

dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah jika

dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Rendahnya kualitas

SDM Indonesia menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing dalam

berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi dalam

menghadapi SDGs (Sustainable Development Goals).

Kementerian Kesehatan berupaya mewujudkan sumber daya manusia

Indonesia yang berkualitas sehingga memiliki kompetensi dan daya saing yang

unggul dalam menghadapi SDGs. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh

Kementerian Kesehatan dengan melakukan penataan/pembinaan,

ketatalaksanaan (termasuk program dan anggaran) dan pengembangan SDM,

antara lain: pengembangan kualitas sumber daya manusia berbasis siklus hidup

(life cycle).

Berdasarkan hal tersebut, maka penting mengedepankan upaya pengembangan

kualitas SDM Indonesia yang berkualitas berbasis siklus hidup. Upaya yang

dilakukan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dibutuhkan kerjasama yang

baik dan terintegratif dari semua pihak yang terkait. Sebagai tindak lanjut, Pusat

Analisis Determinan Kesehatan pada tahun 2020 berencana untuk melakukan

Pertemuan Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup

(Life cycle) dalam rangka memperoleh informasi, data, dan sumber rujukan

Page 38: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 29

yang akan menjadi penyempurnaan dalam proses penyusunan analisis

kebijakan guna mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dengan

menggunakan pendekatan pengembangan kesehatan inteligensia berbasis

siklus hidup (life cycle).

9. Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan Pada Agen Perubahan Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa Pandemi Covid-19

Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang

Kesehatan dimaksudkan untuk membangun karakter bangsa

Indonesia khususnya ASN di Lingkungan Kementerian

Kesehatan yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja,

dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang

bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Sehingga diharapkan cakupan implementasi program Revolusi Mental dan

Reformasi Birokrasi sampai dan terinternalisaisi kepada seluruh pegawai

Kementerian Kesehatan sampai di Unit pelaksana Teknis tanpa terkecuali.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk dilaksanakan kegiatan

Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental pada Agen Perubahan terhadap budaya

kerja Kementerian Kesehatan, dalam merespon kejadian luar biasa pandemi

Covid-19 yang menjadi topik perhatian masyarakat saat ini. Pusat Analisis

Determinan Kesehatan selaku Ketua Pokja Manajemen Perubahan Kementerian

Kesehatan berdasarkan Kepmenkes No HK.02.02/Menkes/268/2016

bertanggung jawab untuk melaksanakan penguatan Agen Perubahan guna

mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan

efisien, serta birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang semakin

menuju Indonesia Melayani.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Workshop Agen Perubahan ini

dilaksanakan sebagai upaya untuk mendorong percepatan internalisasi nilai-nilai

revolusi mental bidang Kesehatan dan capaian Road Map reformasi birokrasi

Kementerian Kesehatan. Upaya utama pelaksanaan Revolusi Mental di

Kementerian Kesehatan beorientasi pada pembenahan mental para pejabat dan

pegawai untuk dapat mengedepankan revolusi karakter bangsa sebagai salah

satu agenda prioritas pembangunan nasional.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka Pusat Analiisis Determinan

Kesehatan memprioritaskan upaya promotif dan preventif di Puskesmas untuk

Page 39: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 30

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya mempercepat

tereliminasinya COVID 19 di Indonesia, maka diperlukan adanya Pelaksanaan

kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan dalam rangka

memperbaiki dan membangun ASN Kementerian Kesehatan pada khususnya

dan karakter bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos

kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat,

modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

10. Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu urusan

pemerintahan yang wajib, terutama layanan esensial.

Kewenangannya dibagi antara pemerintah pusat dan Pemerintah

Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Meskipun wewenang untuk

urusan kesehatan dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

negara tetap bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28H, ayat

(1): UUD 1945, "Setiap orang memiliki hak untuk hidup dalam kesejahteraan fisik

dan spiritual, untuk hidup, dan memiliki lingkungan hidup. Baik dan sehat serta

mendapatkan layanan kesehatan", dan UUD 1945 Pasal 34, ayat (3): Negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas layanan kesehatan yang memadai

dan fasilitas layanan publik," dalam hal ini penanggung jawabnya adalah

Presiden melalui Menteri Kesehatan. Sektor kesehatan mulai diimplementasikan

pada tahun 2001 sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Desentralisasi. Maka pada tahun 2017, Indonesia telah menerapkan

kebijakan desentralisasi selama 16 tahun. Dengan diterbitkannya Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyiratkan

pembagian kewenangan urusan kesehatan antara Pusat dan Daerah,

diharapkan pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan dapat berjalan

dengan baik. Namun pada kenyataannya, desentralisasi bidang kesehatan

belum optimal. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan telah

melakukan hasil pemantauan dan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan

Minimal Kabupaten/Kota di bidang kesehatan. Kesimpulannya adalah bahwa

pencapaian pencapaian SPM di semua kabupaten/kota kesehatan tidak optimal.

Tidak ada kabupaten/kota yang dapat mencapai target 100%. Jika tidak ada

intervensi yang dilakukan, ini berpotensi untuk menjatuhkan sanksi kepada

bupati/walikota, baik hukuman administratif dalam bentuk teguran, penghentian

Page 40: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 31

sementara, tau penghentian permanen, sebagaimana dinyatakan dalam klausul

sanksi dalam pasal 68 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Agar

pencapaian SPM di bidang kesehatan dapat meningkat dan memenuhi target,

maka dibutuhkan paradigma proses administrasi pembangunan negara terkait

dengan desentralisasi, di mana prinsip mendekatkan layanan publik ke hal ini

dalam hal minimnya layanan kesehatan dan dukungannya layanan untuk seluruh

populasi.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan kolaborasi antara lima komponen

dalam pentahellix governance model sebagai upaya inovatif untuk mendekatkan

layanan publik agar mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

bidang kesehatan di daerah kabupaten pilot project, serta untuk memberikan

solusi yang tepat bagi para pemimpin untuk memaksimalkan peran Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mempercepat keberhasilan pembangunan

kesehatan dan mengatasi kesenjangan antar wilayah di Indonesia.

A3. Capaian Kinerja Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan: Penyusunan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembinaan Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

seluruh komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya ,sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis . Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Kesehatan

mempunyai visi yaitu "Terwujudnya Masyarakat Sehat , Produktif , Mandiri dan

Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong".

Pembangunan kesehatan harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa tidak

bisa dikerjakan oleh jajaran kesehatan sendiri. Demikian pula pada jajaran

kesehatan harus bisa menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antara program

dan sektor , pelaksana program di pusat maupun daerah,untuk menjaga upaya-

upaya kesinambungan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam

meningkatkan koordinasi antara pusat dan daerah , pemerintah pusat dalam hal ini

Kementerian Kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting salah satu

diantaranya adalah fungsi pembinaan sebagaimana amanat Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Pusat

Page 41: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 32

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan oleh Daerah.

Tanggung jawab pembinaan pemerintah daerah tidak terlepas tanggung jawab

pemerintah pusat dalam rangka upaya pemberdayaan daerah otonom dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pembinaan yang dimaksud lebih

ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan daerah. Dari konsep

ini pembinaan merupakan sarana dan upaya pemberdayaan daerah otonom.

Sesuai amanah dalam undang-undang tersebut maka sangat penting Kementerian

Kesehatan membentuk Tim Pembinaan Wilayah yang terdiri seluruh jajaran

Kementerian Kesehatan di tingkat pusat dalam rangka percepatan pelaksanaan dan

pemerataan program kesehatan di daerah.

Dalam memastikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sejalan dengan

regulasi nasional dan sesuai dengan kondisi di lapangan, diperlukan penilaian

melalui instrumen terhadap situasi terkini pelayanan kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan di Indonesia :

1. Maksud dan Tujuan Kegiatan Pembinaan Wilayah (Binwil) ini adalah

a. Melaksanakan identifikasi permasalahan ;

b. Mengusulkan alternatif solusi;

c. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan di wilayahbinaan masing-

masing;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan

2. Ruang Lingkup penyusunan Kepmenkes,Pedoman Pelaksanaan dan

lnstrumen

a. lsu pelaksanaan Binwil pada tahun sebelumnya dilakukan :

• lnsidentiil, kurang terencana dengan baik

• Metode bervariasi

• Kurang fokus & kurang konsisten pada isu tema prioritas

• Belum terpadu atau tidak semua pendukung Binwil terlibat

• Kurang berkala

• Kurang memanfaatkan teleconference atau daring

• Tidak semua memberikan rekomendasi

• Belum ada feedback & follow up

• Belum ada instrumen penilaian pre & post

b. Rekomendasi untuk kegiatan Binwil ditahun 2020 sd 2024 sebagai

berikut:

Page 42: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 33

• Perlu perencanaan jadwal pelaksanaan terpadu tahunan

• Perlu metode & panduan standar

• Fokus & konsistensi pada isu tema prioritas sehingga ada

K esinambungan

• Terpadu melibatkan semua program pendukung binwii/Lintas

Sektor/OPD di daerah

• Dilaksanakan secara berkala

• Memanfaatkan teleconference/webinar

• Perlu ada rekomendasi yang diberikan utk percepatan/perbaikan

• Perlu ada feedback & follow up atas feedback

• Perlu ada instrumen penilaian keberhasilan pre & post

3. Dasar Konsep Penguatan Binwil Kemenkes Tahun 2020 sd 2024

a. Fungsi Kesekretariatan :

• Sehingga diperlukan Revisi KMK 221/2016 ttg Binwil

• Perlu koordinator pelaksana antar Eselon I (Sahli Desenstralisasi

Kesehatan)

• Perlu kesekretariatan di Pusat Analisis Determinan Kesehatan.

b. Perangkat Pendukung

• Pedoman /FAQ untuk pertanyaan yang sering diajukan sehingga

sudah ada jawabannya.Template Rencana Aksi Daerah

• lnstrumen penilaiaan

• Daftar tilik

• Panduan Pelaksanaan

• Ganchart Kegiatan

• Poster/flyer Program Prioritas Nasional di Bidang Kesehatan.

c. Substansi

• lsu prioritas

• AKI/AKB, Stunting, JKN, , Yankes , Obat, Germas, PTM

• PIS PK, SPM

• Covid 19- New Normal /Adaptasi Kebiasaan Baru

A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan: Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.60 tahun 2016 Pusat

Analisis Determinan Kesehatan diberi amanat menjadi unit pembina jabatan

Page 43: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 34

fungsional kesehatan Administrator Kesehatan (Adminkes) dan jabatan fungsional

non kesehatan Analis Kebijakan (Anjak).

Adapun tugas sebagai unit pembina dalam hal pembinaan jabatan fungsional

kesehatan adalah:

a) Mengusulkan materi kebijakan teknis tentang Jabatan Fungsional Kesehatan

yang menjadi binaannya untuk disampaikan kepada Unit yang membidangi

Pengembangan Jabatan Fungsional;

b) Menyusun usulan pedoman formasi Jabatan Fungsional yang menjadi

binaannya;

c) Melakukan identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan Jabatan

Fungsional yang menjadi binaannya;

d) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

secara berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan;

e) Mengusulkan bahan kurikulum pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional

yang menjadi binaannya dengan melibatkan organisasi profesi terkait;

f) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan

Fungsional berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I yang menjadi

binaannya;

g) Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang

menjadi binaannya;

h) Mengusulkan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional yang akan ditetapkan oleh

Pimpinan Unit Utama Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;

i) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional yang

menjadi binaannya;

k) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional yang

menjadi binaannya;

l) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,

riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel

lainnya yang diperlukan;

m) Melakukan pemantauan, evaluasi Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;

dan

n) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional kepada Unit

Page 44: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 35

yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional, paling sedikit 1 (satu)

kali dalam setahun.

Tugas Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina jabatan

fungsional non kesehatan adalah:

a) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

secara berkesinambungan;

b) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan

Fungsional yang menjadi binaannya;

c) Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi binaannya;

d) Menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

f) Mengusulkan peserta uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi

binaannya;

g) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya

setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,

riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel

lainnya yang diperlukan;

h) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara

berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Unit

yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional dengan tembusan

Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait;

i) Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya; dan

j) Melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi

binaannya.

A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Pengertian Jabatan Fungsional Analis Kebijakan menurut Permenpan No.45

tahun 2019 adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang

lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian

dan analisis kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah. Analis

Kebijakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas,

tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian dan analisis

kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.

Jabatan fungsional Analis Kebijakan di atur di dalam Permenkes No.45

Page 45: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 36

tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Analis kebijakan dan Angka

Kreditnya. Instansi pembina jabatan fungsional Analis Kebijakan adalah

Lembaga Administrasi Negara (LAN), PADK menjadi unit pembina jabatan

fungsional Analis Kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Di tahun 2020 terkait dengan pembinaan jabatan fungsional Analis Kebijakan

adalah:

a) Inpassing Jabatan fungsional Analis Kebijakan

b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Analis

Kebijakan

c) Pengangkatan dan Pelatikan jabatan fungsional Analis Kebijakan

➢ Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kebijakan:

Rekapitulasi Jumlah yang sudah lulus uji kompetensi inpassing Analis

Kebijakan tahun 2020:

No SATUAN KERJA JUMLAH USULAN

BATAL LULUS TIDAK LULUS

Sekretariat Jenderal

1 Biro Hukum dan Organisasi 5 5

2 Biro Kerjasama dan Luar Negeri 13 9

3 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan 9 8

4 Pusat Data Dan Informasi 4 1 2 1

5 Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6 1 2 2

6 Pusat Kesehatan Haji 3 2 1

Ditjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular Langsung

1 Sekretariat 3 1

2 Dit. P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA 7 6

Ditjen Pelayanan Kesehatan

1 Sekretariat 4 1 1

2 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer 7 3

3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 8 5 2

4 Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan 5 5

5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 2 2 2

6 Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 4

Page 46: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 37

Ditjen. Kesehatan Masyarakat

1 Sekretariat 1 1

2 Dit. Gizi Masyarakat 2 1 1

Inspektorat Jenderal

1 Sekrerariat 2

Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan

1 Sekretariat 4 1

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

1 Sekretariat 6 5 1

2 Pusat Litbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan 1 1

3 Balai Besar Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga 1 1

Badan PPSDM Kesehatan

1 Sekretariat 5 1

2 Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 8 4 4

4 Pusat Pelatihan SDM Kesehatan 3 1 1

5 Sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia 5

122 4 65 18

A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) Pengertian Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)

menurut Kepmenpan No.42 tahun 2000 adalah Pegawai Negeri sipil yang

diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi

pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program

pembangunan kesehatan;

Selama tahun 2020 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah melakukan

penilaian DUPAK (Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit) jabatan fungsional

Administrator Kesehatan. Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang terdiri

dari para pejabat fungsional Administrator Kesehatan Ahli Madya, para

konsultan ( Bapak Satijo, Bapak Dachyar dan Bu Nurindah). Penilaian

dilakukan untuk kenaikan pangkat dan jenjang jabatan. Diantara nama-nama

yang sudah dilakukan penilaian yang bisa mengikuti proses usulan kenaikan

jenjang/pangkat, namun ada beberapa diantaranya belum memenuhi angka

Page 47: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 38

kredit untuk kenaikan pangkat atau jenjang.

Berikut adalah daftar nama para pejabat fungsional yang sudah dilakukan

penilaian selama tahun 2020:

No Nama NIP/ Karpeg Tempat dan

Tanggal Lahir

Pangkat/Golongan Ruang

Jabatan Administrasi Kesehatan

Unit Kerja

1 Erwanto, SKM, M.Adm.Kes

196909011993031002 Ujung Pandang, 1 September 1969

Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya

RS. Dr. Tadjudin Chalid Makassar

2 Ade Tenri Lipu Slamat, SKM, M.Kes

197606011999032001 Ujung Pandang, 1 Juni 1976

Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya

RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar

3 Ottovina Sima, SKM

196602151988032013 Ujung Pandang, 15 Februari 1966

Pembina IV/a Administrator Kesehatan Madya

Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar

4 Ni Nyoman Komiani, SKM

196809281992032012 Peguyangan, 28 September 1968

Pembina/IVa Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

5 Azis Latif, SKM,MH.Kes

196810301993031010 Siwa, 30 Oktober 1968

Pembina/ IVa Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kota Makassar

6 Abdul Hafid, SKM 196911271989031009 Maros 27 November 1969

Pembina/ IVa Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kota Makassar

7 Agus Widiawati, SKM

198508082009032011 Kebumen, 8 Agustus 1985

Penata, III/c Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

8 Sri Nuryanti Sulistyati, SSiT

19740909200032003 Yogyakarta, 9 September 1974

Penata, III/c Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

9 Tuti Fidiyawati, S.Kep, MPH

198212222006042009 Bantul, 22 Desember 1982

Penata TK.I , III/d

Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Yogyakarta

10 Raden Supriyadi, SKM, M.Kes

196601131989021001 Kulon Progo, 13 Januari 1966

Pembina/ IV a

Administrator Kesehatan Madya

RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo Kabupaten Purworejo

11

Dewanti Evita Julian Wulandari Wuryaningsih, SKM, MPH

196907271994022002 Magelang, 27 Juli 1969

Penata TK.I , III/d

Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

12 Sumaryati, SKM, MKM

196403131992032001 Lampung, 13 Maret 1964

Pembina , IV/a

Administrator Kesehatan Madya

RS dr. Suyoto Pusrehab Kementerian Pertahanan

Page 48: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 39

13 Hj. Rostina Tantawi, SKM

196712311987032040 Lancirang, 31 Desember 1967

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kota Pare-Pare

14 Muhammad Ridwan Gus, SKM, M.Kes

196409281990031009 Pare-pare, 28 September 1964

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kota Pare-Pare

15 Rosita Fanany,SKM

196508221989032005 Palembang, 22 Agustus 1965

Pembina IV/a Administrator Kesehatan Muda

Puskesmas Arga Makmur

16 DR. H. Muh Ilyas Nur, SKM, M.Adm.Kes

197305291994031005 Sungguminasa Gowa, 29 Mei 1973

Pembina IV/a Adminkes Madya Dinas Kesehatan Kabupaten Maros

17 DR. H. Muh Ilyas Nur, SKM, M.Adm.Kes

197305291994031005 Sungguminasa Gowa, 29 Mei 1973

Pembina IV/a Adminkes Madya Dinas Kesehatan Kabupaten Maros

18 Rudiati, SKM 197406071993012001 Meunasah Intan, 7 Juni 1974

Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya

PKM Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar

19 Saidatul Mulki, SKM

196310261985112003 Reukih Dayah, 26 Oktober 1963

Pembina/ Iva Pembina/ Iva Puskesmas Indra Puri Kabupaten Aceh Besar

20 Sukmayeni, SKM, M.Kes

196511301987122003 Bukit Tinggi, 30 November 1965

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng

21 drg. Rohadanti, MPH

197903072006042004 Sleman, 7 Maret 1979

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Yogyakarta

22 Nini Nisnaini, SKM 197003011992032004 Jambi, 1 Maret 1969

Penata TK.I , III/d

Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

23 Hj. Mulyati, SKM 196204121987032020 Bantaeng, 12 April 1962

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

UPTD Puskesmas Cempae Dinas Kesehatan Kota Parepare

24 Ni Kadek Widiastuti, SKM, MPH

197411101997032005 Denpasar, 10 November 1974

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

Dinas Kesehatan Provinsi Bali

25 Jamiat, SE,MARS 196603121989031008 Lubuk Pakam, 12 Maret 1966

Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya

RSUD Langsa

26 Fariani Hidayah, SKM, MPH

197502081997032001 Sleman, 8 Februari 1975

Penata/ IIIc Administrator Kesehatan Muda

Dinas Kesehatan Kota yogyakarta

Page 49: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 40

27 Nur Alusia Tamher, SKM

198307232010012016 Banyumas, 23 Juli 1983

Penata Muda Tk I/ IIIb

Admnistrator Kesehatan Pertama

Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

28 Enny Widiastuti, SKM, M.Kes

196906271993032007 Semarang, 27 Juni 1969

Pembina/ IVa Administrator Kesehan Madya

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

29 Rahmat Sukri, SKM, MKM

19731227199403011001

Sulit Air Solok, 27 Desember 1973

Penata TK.I , III/d

Administrator Kesehatan Ahli Muda

Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang

Sehubungan dengan Pelaksanaan Inpassing Nasional yang akan berakhir di 6 April

2021, Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina Adminkes melakukan

pembinaan jabatan fungsional Administrator Kesehatan. Di tahun 2020, sesuai dengan

Permenkes no 23 tahun 2019 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan

Fungsional Kesehatan Melalui Penyesuain/ Inpassing, PADK telah menerbitkan surat

Rekomendasi Formasi Inpassing Adminkes bagi Dinas Kesehatan Provinsi/Kota/ Kabupaten,

dan Rumah Sakit yang mengajukan formasi adminkes untuk proses inpassing. Setelah surat

diterima tahapan selanjutnya adalah proses validasi dan verifikasi usulan berdasarkan peta

jabatan, perhitungan formasi berdasarkan beban kerja instansi yang dikirimkan oleh Dinas

Kesehatan dan Rumah Sakit.

Berikut adalah rekapitulasi surat rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh Pusat Analisis

Determinan Kesehatan selama tahun 2020:

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

1 2 1 4

2 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 1 0 1

3 Dinas Kesehatan Kota Solok 5 7 0 12

4 Dinas Kesehatan Kota Padang 5 7 0 12

5 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

3 6 0 9

6 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu

0 2 1 3

7 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Samarinda

1 0 0 1

8 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 0 2 2

Page 50: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 41

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

9 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

5 6 2 13

10 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

2 4 0 6

11 Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 6 5 1 12

12 Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya

0 6 1 7

13 Dinas Kesehatan Kota Dumai 5 11 1 17

14 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka

13 15 2 30

15 Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara

5 14 2 21

16 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 10 18 3 31

17 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

0 1 2 3

18 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Lingkup Dinas Kesehatan Kota Prabumulih

1 10 2 13

19 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Balai Kesehatan Paru Kota Prabumulih

1 1 0 2

20 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada RSUD Kota Prabumulih

0 9 0 9

21 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Lingkup Puskesmas Kota Prabumulih

1 14 1 16

22 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

0 0 10 10

23 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Dinkes Kab. Ogan Ilir

2 1 0 3

24 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Puskesmas Pamulutan Kabupaten Ogan Ilir

1 0 0 1

25 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Puskesmas Lebung Bandung Kabupaten Ogan Ilir

0 1 0 1

Page 51: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 42

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

26 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 1 4 5

27 Dinas Kesehatan Kota Bandung 2 6 0 8

28 Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara 1 0 0 1

29 Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus 3 0 0 3

30 Dinas Kesehatan Kota Pontianak 1 5 0 6

31 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

0 24 0 24

32 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 0 5 2 7

33 Dinas Kesehatan Kota Bogor 2 1 3 6

34 Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

1 4 0 5

35 Rumah Sakit Umum Daerah Sleman

0 2 0 2

36 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

4 4 0 8

37 Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta

1 1 1 3

38 Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo

11 6 0 17

39 Dinas Kesehatan Kota Jambi 0 0 3 3 40 Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Tengah 6 15 11 32

41 Rumah Sakit Umum Daerah Kelet 1 0 0 1

42 Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun

1 5 1 7

43 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 7 0 7

44 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir

1 0 0 1

45 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

0 1 0 1

46 Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung

0 5 1 6

Page 52: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 43

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

47 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

7 9 4 20

48 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (RS Ernaldi Bahar)

1 0 0 1

49 Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon

1 6 0 7

50 RSUD Kelas B Kabupaten Karawang

0 1 0 1

51 Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

0 2 0 2

52 Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus 2 2 0 4

53 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 1 3 3 7

54 Dinas Kesehatan Kota Cirebon 0 1 1 2

55 RSUD dr. Rasidin Padang 1 3 0 4

56 Dinas Kesehatan Kabupaten Solok 0 3 1 4

57 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen

1 2 1 4

58 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

0 1 0 1

59 Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

6 0 0 6

60 Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota

2 1 1 4

61 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 1 0 1

62 Dinas Kesehatan Kota Cimahi 0 1 0 1

63 Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

2 4 0 6

64 Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat 3 8 2 13

65 Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

3 6 0 9

66 Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal 5 14 2 21

Page 53: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 44

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

67 Dinas Kesehatan Kabupaten Malang

6 0 0 6

68 Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur

0 1 0 1

69 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

3 7 1 11

70 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

1 6 0 7

71 UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

2 0 0 2

72 Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun

0 1 0 1

73 Dinas Kesehatan Kota Semarang 3 11 6 20

74 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

7 18 5 30

75 Dinas Kesehatan Kota Depok 2 8 6 16

76 Provinsi Sulawesi Selatan 5 11 8 24

77 Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal

1 4 0 5

78 RS Ernaldi Bahar Palembang 1 0 0 1

79 Tanah Datar 0 2 0 2

80 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

1 0 0 1

81 Dinas Kesehatan Kabupeten Puworejo

5 5 5 15

82 Dinas Kesehatan Kota Cimahi 3 0 0 3

83 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 0 1

84 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

1 4 0 5

85 Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

0 8 2 10

86 Lubuklinggau 2 0 0 2

Page 54: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 45

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

87 Kabupaten Bandung 0 0 1 1

88 Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

1 4 0 5

89 Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes

2 2 1 5

90 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 1 2

91 Dinas Kesehatan Kota Palu 1 5 0 6

92 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 2 2 4

93 Dinas Kesehatan Provinsi Aceh 3 0 0 3

94 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 0 4 4

95 Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan

1 2 2 5

96 Dinas Kesehatan Komering Ulu Selatan

0 1 0 1

97 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

1 1 0 2

98 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 0 1

99 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 2 0 2

100 Dinas Kesehatan Kota Cirebon 0 1 1 2

101 Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen

1 2 0 3

102 Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan

1 3 0 4

103 Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng

0 2 0 2

104 Rumah Sakit Daerah Mangunsada 0 2 0 2

105 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 2 0 2

106 Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 2 3 3 8

Page 55: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 46

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

107 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi)

1 1 0 2

108 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

0 0 5 5

109 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 0 2 0 2

110 Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas

0 3 0 3

111 Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim

2 0 0 2

112 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah

2 3 0 5

113 Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun

3 2 0 5

114 Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

0 0 1 1

115 Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan 0 0 1 1

116 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 2 0 2

117 Dinas Kesehatan Kuantan Singingi 1 7 1 9

118 Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang

0 1 0 1

119 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka

1 3 0 4

120 UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

2 3 0 5

121 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Empat Lawang

0 1 0 1

122 Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau

1 0 0 1

123 Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun

4 2 0 6

124 Kota Prabumulih 0 1 0 1

125 Kabupaten Lombok Barat 1 7 2 10

Page 56: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 47

NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA

ADMINKES MUDA

ADMINKES MADYA

TOTAL

126 Dinas Kesehatan Kota Pontianak 0 0 1 1

127 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 1 0 1

128 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

6 10 2 18

129 Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan

0 1 0 1

130 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

15 19 0 34

131 Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir

2 6 0 8

132 Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara

0 9 2 11

133 Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Bayuasin

2 0 1 3

134 Dinas Kesehatan Kabuaten Tulungagung

0 3 0 3

135 Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang

2 4 1 7

Berikut adalah Rekapitulasi penyelenggaraan uji kompetensi inpassing Adminkes selama

tahun 2020:

NO SATKER/ INSTANSI

TANGGAL UKOM

JUMLAH VALIDASI

JUMLAH LULUS ADM

JUMLAH IKUT

UKOM

JUMLAH TIDAK LULUS UKOM

JUMLAH LULUS UKOM

ADMINKES AHLI

PERTAMA

ADMINKES AHLI MUDA

ADMINKES AHLI

MADYA

1 Pusat Kesehatan Haji

19 Juni 2020 4 4 4 0 4 0 4 0

2

Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan

16 Juli 2020 23 23 20 3 20 3 12 5

3

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

3 Agustus 2020

5 3 3 0 3 0 0 5

4

Direktorat Fasiltas Pelayanan Kesehatan

5 Agustus 2020

2 2 2 0 2 0 2 0

Page 57: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 48

NO SATKER/ INSTANSI

TANGGAL UKOM

JUMLAH VALIDASI

JUMLAH LULUS ADM

JUMLAH IKUT

UKOM

JUMLAH TIDAK LULUS UKOM

JUMLAH LULUS UKOM

ADMINKES AHLI

PERTAMA

ADMINKES AHLI MUDA

ADMINKES AHLI

MADYA

5 Dinas Kesehatan Provinsi Bali

19 Agustus 2020

1 1 1 0 1 0 0 1

6

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka

18 Agustus 2020

30 8 8 0 8 13 15 2

7

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto mangunkusumo

26 Agustus 2020

6 6 6 0 6 6 0 0

8 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

3 September 2020

1 1 1 0 1 0 0 1

9

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

1 September 2020

10 10 10 0 10 1 8 1

10 Dinas Kesehatan Kota Bandung

4 September 2020

8 8 8 0 8 2 6 0

11

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

11 September 2020

27 27 27 0 27 7 18 2

12

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

16 dan 18 September

2020 15 15 15 0 15 0 8 7

13

Direktorat Produksi dan Distrubusi Kefarmasian

25 September 2020

8 8 8 0 8 0 4 4

14

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

22 September 2020

9 9 9 0 9 0 6 3

15

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

28 September 2020

10 10 10 0 10 4 2 4

16

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

24 September 2020

12 12 12 0 12 0 8 4

17 Direktorat Pelayanan Kefarmasian

1 Oktober 2020

15 15 15 0 15 1 8 9

18 Direktorat Gizi Masyarakat

6 Oktober 2020

14 14 15 0 15 8 6 0

19 Direktorat Kesehatan Keluarga

13 Oktober 2020

5 5 5 0 5 2 3 0

20 Dinas Kesehatan Kota Bogor

3 November 2020

3 6 6 0 6 2 1 3

Page 58: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 49

NO SATKER/ INSTANSI

TANGGAL UKOM

JUMLAH VALIDASI

JUMLAH LULUS ADM

JUMLAH IKUT

UKOM

JUMLAH TIDAK LULUS UKOM

JUMLAH LULUS UKOM

ADMINKES AHLI

PERTAMA

ADMINKES AHLI MUDA

ADMINKES AHLI

MADYA

21

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

26 Oktober 2020

8 8 8 0 8 0 8 0

22

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

24 November 2020

5 5 5 0 5 1 4 0

23

Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

26 November 2020

4 4 4 0 4 0 4 0

24

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

30 November 2020

1 1 1 0 1 0 1 0

25

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

15 Desember 2020

1 1 1 0 1 1 0 0

26 Pusat Kesehatan Haji

18 Desember 2020

1 1 1 0 1 0 0 1

27

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

22 Desember 2020

1 1 1 0 1 0 0 1

28

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional

29 Desember 2020

5 5 5 0 5 1 4 0

B. Analisis Capaian Kinerja 2020

1. Definisi Operasional Indikator

Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Perjanjian Kinerja, Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan, menetapkan 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran

kegiatan, yaitu:

a) Program Dukungan Manajemen;

b) Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam mendukung program Kementerian

Kesehatan yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, yaitu:

“Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan”

Page 59: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 50

2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2020

a) Hal-hal yang yang mempengaruhi pencapaian target

- Adanya tugas langsung dari Pimpinan yang mendesak untuk menjawab

permasalahan dan isu kesehatan terkini atau yang mendukung

keberhasilan program kerja Kementerian Kesehatan dalam

pembangunan Kesehatan di luar output Pusat Analisis Determinan

Kesehatan. Tugas ini memperkuat tercapainya target Pusat Analisis

Determinan Kesehatan dalam menghasilkan analisis kebijakan berupa

rekomendasi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan dan penetapan

rancangan kebijakan ke depan.

- Komitmen untuk advokasi dan kolaborasi pimpinan tinggi, lintas sektor

dan lintas program untuk mengupayakan hasil analisis determinan

kesehatan dapat menjadi rancangan kebijakan pembangunan kesehatan.

b) Permasalahan

- Ketidaksesuaian antara jadwal dengan RPK/RPD

- Kurang dukungan Lintas Sektor/Program

- Penyerapan kegiatan paket meeting yang tidak sesuai

dengan perencanaan (undangan peserta dll), revisi anggaran yang

menyesuaikan dengan situasi yang ada.

c) Pemecahan Masalah

- Fokus dalam mengerjakan output

- Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan

penyerapan anggaran

- Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai

dengan ouput dan kegiatan PADK. Kerjasama antar lintas

program/sektor yang mendukung pelaksanaan penyerapan anggaran

- Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran

d) Rencana Tindak Lanjut

- Memperkuat komitmen pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal

RPK/RPD

- Monitoring dan advokasi pemangku kepentingan terkait untuk memastikan

pencapaian tujuan dari analisis dan rancangan kebijakan sehingga dapat

bermanfaat bagi pemangku kebijakan, lintas sektor dan lintas program dan

masyarakat.

Page 60: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 51

C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran

Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya dalam

mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber Daya

Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.

1. Sumber Daya Manusia Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki jumlah personil pegawai 56 orang

yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 orang dan pegawai honorer 8 orang,

dengan rincian sebagai berikut:

a) Menurut Jabatan

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut: Grafik 1.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan

Berdasarkan jabatannya, di Pusat Analisis Determinan Kesehatan, paling banyak

diisi oleh jabatan fungsional umum.

b) Menurut Pendidikan:

Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 61: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 52

Grafik 2.

Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan

c) Berdasarkan Golongan

Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 3.

Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan

d) Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada

grafik di bawah ini:

Page 62: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53

Grafik 4.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu

e) Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum (JFU)

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada

grafik di bawah ini: Grafik 5.

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Umum

Page 63: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 54

2. Sumber Daya Anggaran Pada tahun 2020 DIPA Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki anggaran

sebesar Rp.4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN dan hibah luar negeri.

Tabel 6 Sumber daya anggaran (dalam ribuan)

No. Indikator Kinerja Anggaran

2020 2021 2022 2023 2024 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jumlah rancangan kebijakan

analisis determinan kesehatan yang diusulkan menjadi kebijakan pembangunan kesehatan

4.681.969 0 0 0 0

Realisasi Anggaran

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2020

Vol Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 1.887.718.000 1.742.358.145 92,30% 4 4 94,5

5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 107.969.000 103.899.000 96,23% 1 1 96

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 560.502.000 517.843.194 92,39% 1 1 91,3

5831.994 Layanan Perkantoran

1 2.125.780.000 2.123.022.161 99,87% 1 1 100

Total 4.681.969.000 4.487.122.500 95,84%

No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2021

Vol Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 0 0 0 0 0 0

5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 0 0 0 0 0 0

Page 64: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 55

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 0 0 0 0 0 0

5831.994 Layanan Perkantoran

1 0 0 0 0 0 0

Total

No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2022

Vol Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 0 0 0 0 0 0

5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 0 0 0 0 0 0

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 0 0 0 0 0 0

5831.994 Layanan Perkantoran

1 0 0 0 0 0 0

Total

No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2023

Vol Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 0 0 0 0 0 0

5831.951

Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 0 0 0 0 0 0

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 0 0 0 0 0 0

5831.994 Layanan Perkantoran

1 0 0 0 0 0 0

Total

Page 65: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 56

No

Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)

TAHUN 2024

Vol Alokasi Anggaran

Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 0 0 0 0 0 0

5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 0 0 0 0 0 0

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 0 0 0 0 0 0

5831.994 Layanan Perkantoran

1 0 0 0 0 0 0

Total

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2020, sumber daya sarana

dan prasarana di Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2020

AKUN NERACA JUMLAH KODE URAIAN

1 2 3 117111 Barang Konsumsi 108,660,325 132111 Peralatan dan Mesin 5,929,053,661 135111 Aset Tetap dalam Renovasi 0

135121 Aset Tetap Lainnya 6.325.000 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 0 137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4,978,566,202) 162121 Hak Cipta 1.875.000.000 162151 Software 1,319,572,545 162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0 166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi

pemerintahan 1,247,431,200

169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi

(1,247,431,200)

169312 Akumulasi Amortisasi Hak Cipta (122,099,895) 169315 Akumulasi Amortisasi software (1,068,464,608)

J U M L A H 3,069,480,826

Page 66: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 57

4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai satuan kerja dibawah Sekretariat

Jenderal dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja Pusat Analisis

Determinan Kesehatan dalam meningkatkan hasil analisis kebijakan yang disusun

untuk peningkatan pembangunan kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sehingga sangat

diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya. Pemenuhan

dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan Sumber Dana

(Anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja Pusat Analisis

Determinan Kesehatan melakukan beberapa analisis dan efisiensi dalam

pemenuhan dan penggunaan sumber daya maupun sumber dana. Untuk analisis

atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum Pusat Analisis

Determinan Kesehatan langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada bagian

yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai melaksanakan

kinerja sesuai tupoksi masing-masing, dimana setiap harinya Pegawai di Pusat

Analisis Determinan Kesehatan membuat Laporan Kinerja. Sedangkan untuk

analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana (Anggaran), Pusat Analisis

Determinan Kesehatan melaksanakan setiap kinerja dengan menyesuaikan

kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif dan efesien. Prinsip

efektif terlihat dari pencapaian target kinerja (output dan outcome) yang hampir

tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya penghematan anggaran

atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi output atau outcome yang

dihasilkan. Penggunaan Sumber Dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana.

Pusat Analisis Determinan Kesehatan terus berinovasi untuk pemenuhan sumber

dana. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian

indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Analisis

Determinan Kesehatan dengan realisasinya.

Page 67: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 58

Sandingan Realisasi Anggaran dengan Alokasi Anggaran

No

Kode & Nama (Kegiatan dan

Output Kegiatan)

TAHUN 2020

Vol Alokasi

Anggaran Anggaran Fisik

Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja

1

5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan

5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan

4 1.887.718.000 1.742.358.145 92,30% 4 4

5831.951

Layanan Prasarana dan Prasarana Internal

1 107.969.000 103.899.000 96,23% 1 1

5831.970 Layanan Dukungan Manajemen

1 560.502.000 517.843.194 92,39% 1 1

5831.994 Layanan Perkantoran

1 2.125.780.000 2.123.022.161 99,87% 1 1

Total 4.681.969.000 4.487.122.500 95,84%

Page 68: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 59

BAB 4 KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. KESIMPULAN

Laporan Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020, merupakan

sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Sekretaris Jenderal

Kementerian KesehatanRI dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait

langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2020. Laporan ini juga

menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara

berkelanjutan.

Pada tahun 2020, Pusat Analisis Determinan Kesehatan dapat mendekati target

yang telah ditetapkan (terealisasi sebesar 95,84%). DIPA Pusat Analisis Determinan

sebesar Rp. 4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN.

Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan dengan output

kinerja 94,5%, penyerapan anggaran sebesar 92,3%;

2) Layanan Sarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 96%,

penyerapan anggaran sebesar 96,2%;

3) Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output 91,3%,

penyerapan anggaran sebesar 92,4%;

4) Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100%, penyerapan

anggaran sebesar 99,87%.

Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan dapat

dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi

masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan

kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber

serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu

permasalahan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah

merealisasikan program dan kegiatan tahun 2020. Keberhasilan yang telah dicapai

tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di tahun

berikutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan segala

Page 69: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 60

kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan dapat

diatasi sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun-tahun mendatang.

Tabel Kesimpulan

No. Indikator Kinerja 2020

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4)

1 Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan 4 4

B. TINDAK LANJUT

Pusat Analisis Determinan Kesehatan berusaha melakukan perbaikan dalam

penyerapan anggaran. Beberapa poin penting untuk tindak lanjut ditahun anggaran

2020 antara lain sebagai berikut :

1. Percepatan SK Pengelola Keuangan

2. Menetapkan program/kegiatan prioritas semester 1

3. Percepatan penyusunan RPK/RPD bagian dan bidang

4. Menginventarisir pengadaan barang dan jasa baik itu belanja modal maupun

belanja barang (untuk paket meeting) dengan menetapkan penanggung jawab

untuk lokasi dan tanggal pelaksanaan

5. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk buka blokir

6. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk Dana Hibah

7. Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan

penyerapan anggaran

8. Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai dengan

ouput dan kegiatan PADK

9. Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran sesuai

ketentuan yang berlaku.

Demikian rencana tindak lanjut Pusat Analisis Determinan Kesehatan agar tidak terjadi

ketimpangan dalam penyerapan anggaran di tahun mendatang.

Page 70: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 61

LAMPIRAN

Page 71: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 62

LAMPIRAN 1 1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan

Nota Kesepahaman Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/Badan Parnvisata Dan Ekonomi Kreatif

Republik Indonesia Tentang Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia

Page 72: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 63

Page 73: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 64

Page 74: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 65

Page 75: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 66

Page 76: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 67

2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional

Page 77: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 68

Page 78: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 69

Page 79: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 70

Page 80: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 71

Page 81: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 72

3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan

Page 82: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 73

Page 83: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 74

Page 84: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 75

Page 85: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 76

4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Page 86: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 77

Page 87: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 78

Page 88: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 79

Page 89: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 80

LAMPIRAN 2 Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan

Page 90: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 81

Page 91: Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan