buku laporan kinerja (lkj) pusat analisis determinan
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan i
Tahun 2020 merupakan tahun yang khusus bagi semua, termasuk Pusat Analisis
Determinan Kesehatan. Pandemi Covid-19 memberi dampak pada setiap aspek kehidupan,
normal baru mengharuskan kita melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru. Pelaksanaan tugas
dan fungsi Pusat Analisis Determinan Kesehatan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target
kinerja pun beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru.
Buku Laporan Kinerja (LKj) Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2020 in i disusun
sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama
tahun anggaran 2020. Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
upaya yang telah dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis
Determinan Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan
kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil berupa keluaran-keluaran analisis
determinan kesehatan.
Besar harapan kami agar buku ini dapat memberikan manfaat. Semoga segala daya dan
upaya dapat bermanfaat dan berkontribusi terhadap Indonesia Sehat.
Jakarta, Januari 2021 Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan,
Pretty Multihartina, Ph.D
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 adalah rancangan analisis
kebijakan determinan pembangunan kesehatan. Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan
anggaran dalam DIPA sebesar Rp Rp. 4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN dan
Hibah Luar negeri, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.487.122.500,- atau 95, 8 %
dari anggaran yang dialokasikan.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan dengan menggunakan
anggaran sebesar 92,3% dengan output kinerja, 100 %;
2. Layanan Prasarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 100%
dengan menggunakan anggaran sebesar 96,2%;
3. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output sebesar 100% dengan
menggunakan anggaran sebesar 92,4%;
4. Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan
anggaran sebesar 99,99%.
Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan
dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi
masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan
kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber
serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu
permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.
Selama tahun 2020 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menyelesaikan 4
Rancangan Kebijakan dan 10 Hasil Analisis Kebijakan, yaitu :
1) Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia,
2) Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional;
3) Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan,
4) Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iii
10 Hasil Analisis 1) Analisis Integrasi PIS PK dalam SPM Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan,
2) Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik Alat Kesehatan sebagai
Dukungan Program Kemandirian Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan
Ketahanan Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19,
3) Analisis Jejaring Laboratorium Nasional,
4) Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 2020 – 2024,
5) Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045;
6) Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di FKTP;
7) Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat;
8) Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup (Life Cycle);
9) Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan Pada Agen Perubahan
Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa Pandemi Covid-19;
10) Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions
11) Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan: Penyusunan Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Pembinaan Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan.
Selain itu, Pusat Analisis Determinan Kesehatan juga telah menghasilkan
capaian kinerja lainnya yakni : Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan
Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... vi
LAMPIRAN .................................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tugas, Fungsi dan Struktur ...................................................................... 2
C. Struktur Organisasi .................................................................................. 3
D. Sistematika Laporan ................................................................................ 3
BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 5
B. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 8
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja (5 tahun terakhir) ............................................................ 10
A1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan .............................................. 11
1. Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan
Indonesia ...................................................................................... 11
2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan
Nasional ....................................................................................... 12
3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di
Kementerian Kesehatan .............................................................. 13
4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-
2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan ............................... 16
A2. Capaian Kinerja Hasil Analisis .......................................................... 17
1. Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah
Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan Terluar ........................... 17
2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik
Alat Kesehatan sebagai Dukungan Program Kemandirian
Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan Ketahanan
Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19 ......................................... 19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan v
3. Analisis Jejaring Laboratorium Nasional ....................................... 19
4. Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi
Stunting 2020 – 2024 .................................................................... 20
5. Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 ...... 22
6. Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di
FKTP ............................................................................................ 24
7. Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat ........... 25
8. Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus
Hidup (Life Cycle) ......................................................................... 27
9. Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Pada Agen Perubahan Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa
Pandemi Covid-19 ........................................................................ 29
10. Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions ..... 30
A3. Capaian Kinerja Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan
Kesehatan
Penyusunan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembinaan
Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan ................................................... 31
A4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan ................................................. 33
A4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan ....................................... 35
A4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) ........ 37
B. Analisis Capaian Kinerja 2020 .................................................................... 49
1. Definisi Operasional Indikator 2020 ....................................................... 49
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2020 ............... 50
C. Sumber Daya/ Realisasi Anggaran ............................................................ 51
1. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 51
2. Sumber Daya Anggaran ........................................................................ 54
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana .................................................... 56
D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya .................................... 57
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 59
B. Tindak Lanjut ............................................................................................. 60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional Indikator .................................................................... 8
Tabel 2 Penjabaran Hasil Kerja ............................................................................... 8
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 .................................................................... 9
Tabel 4 Capaian Kinerja 2020 ................................................................................ 11
Tabel 5 Sumber daya/Realisasi anggaran .............................................................. 54
Tabel 6 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2020 ....................................... 56
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan ............................................................. 51
Grafik 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................... 52
Grafik 3 Jumlah Pegawai Menurut Golongan .......................................................... 52
Grafik 4 Jumlah Pegawai Menurut JFT ................................................................... 53
Grafik 5 Jumlah Pegawai Menurut JFU ................................................................... 53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan ..................................................... 62
Lampiran 2 Perjanjian Kinerja ...................................................................................... 80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 1
A. Latar Belakang
Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis
determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan pasal 861 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan
Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah dengan
tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan yang baik dan efektif,
menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang
tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta
kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan suatu perencanaan strategi
yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban yang dimaksud,
berupa laporan yang menggambarkan Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan,
yaitu Laporan Kinerja Kementerian (LKj), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-masing,
Lembaga Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan
kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
LKj Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 disusun sebagai
pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun
anggaran 2020 dengan mengacu pada: 1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah; 2) Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
2020; 3) Peraturan Presiden RI nomor 29 tahun 2014, tentang: Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan ini juga menginformasikan mengenai siklus
SAKIP; dan 4) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2020 – 2024.
Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 2
dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan
mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi
yang berorientasi pada hasil berupa output, di samping itu, LKj juga dimaksudkan
sebagai implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar
penting dalam pelaksanaan good governance. LKj juga berfungsi sebagai cerminan
untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, agar pada periode
selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif, efektif dan effisien, baik
dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan, maupun koordinasi
pelaksanaannya. B. Tugas, Fungsi dan Struktur
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Tugas : Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
analisis determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi: a) penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis
perilaku, dan kesehatan intelegensia;
b) pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan
kesehatan intelegensia;
c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis,
analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia dan;
d) pelaksanaan administrasi Pusat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 3
Struktur : Pusat Analisis Determinan Kesehatan terdiri atas:
a) Bagian Tata Usaha;
b) Bidang Analisis Lingkungan Strategis;
c) Bidang Analisis Perilaku dan Kesehatan Inteligensia; dan
d) Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Struktur Organisasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan
D. Sistematika Laporan
LKJ Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020 ini menjelaskan
pencapaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun 2020.
Capaian kinerja tahun 2020 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya Sebagai penjelasannya, akan
diberikan beberapa keterangan tambahan..
Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LKJ Pusat Analisis
Determinan Kesehatan tahun 2020, adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4
Kata Pengantar
Ikhtisar Eksekutif
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tugas, Fungsi dan Struktur
C. Struktur Organisasi
D. Sistematika Laporan
BAB II Perencanaan Kinerja
A. Perencanaan Kinerja, (visi, misi, tujuan, sasaran, DO indikator Kinerja
Kegiatan
B. Perjanjian Kinerja 2020
BAB III Akuntabilitas Kinerja,
A. Capaian Kinerja Organisasi (5 tahun terakhir)
B. Analisis Capaian Kinerja 2020
1. Definisi Operasional Indikator
2. Analisis Keberhasilan / Kegagalan Pencapaian Indikator 2020
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target
b. Permasalahan
c. Pemecahan masalah
d. Rencana Tindak Lanjut
C. Sumber daya / Realisasi Anggaran
1. Sumber Daya Manusia
2. Sumber Daya Anggaran
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
D. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
BAB IV Kesimpulan dan Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 5
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari
rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan
keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai
5 (lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang
dan tantangan).
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,
nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan
integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasional, dan
global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Perarturan
Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020 – 2024 (RENSTRA), yang berfungsi sebagai pedoman
manajerial taktis strategis. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka
RENSTRA tersebut dijabarkan ke dalam Perencanaan Kinerja Tahunan.
Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut memuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai
dalam periode waktu 1 (satu) tahunan, strategi yang digunakan untuk mewujudkan
pencapaian sasaran tersebut, serta tolak ukur dan target kinerja, yang akan digunakan
untuk menunjukkan kualitas pencapaian sasaran yang bersangkutan, yang
dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja.
Perjanjjian Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target kinerja
tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang bersangkutan.
Perjanjian Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan oleh para
pejabat di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada setiap akhir
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6
tahunnya akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian terhadap para
pejabatnya. Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam
membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan
berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan
kesejahteraan rakyat.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Analisis Determinan Kesehatan ➢ Visi, Misi
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mendukung visi
dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”, dengan 7
misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan mayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Ada 9 Agenda prioritas (NAWA CITA) yang menjadi perhatian Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 7
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
➢ Tujuan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan inteligensia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga tujuan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan tahun 2020 – 2024 yaitu tersusunnya kebijakan
pembangunan kesehatan berdasarkan analisis determinan kesehatan. Sebagai
salah satu satker di bawah Sekretaris Jenderal, indikator Pusat Analisis
Determinan Kesehatan mendukung pencapaian sasaran program “meningkatnya
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinanaan, dan pemberian dukungan manajemen
Kementerian Kesehatan”. Hasil analisis determinan kesehatan dapat digunakan oleh
satker lain baik di lingkungan Sekretaris Jenderal maupun Eselon I lainnya.
➢ Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, adalah
Menyusun Dokumen Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan
Analisis Determinan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 8
➢ Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan
Tabel 1 Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan
Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Tabel 2
Penjabaran Hasil Kerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
NO
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
IMPACT 1 2 3 4 5 6 7
1. Peningkatan
Analisis Determinan
Kesehatan
Sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan output berupa Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan adalah : Anggaran DIPA Satuan Kerja PADK dan dilaksanakan oleh seluruh staf PADK dan jejaringnya
Produk akhir yang
dihasilkan PADK
adalah berupa
rancangan kebijakan
determinan
pembangunan
kesehatan yang
dihasilkan, SK
Menteri, Policy Brief,
hasil analisis ,buku
profil, buku pedoman
Jumlah rancangan
kebijakan determinan
pembangunan
kesehatan yang
dihasilkan yang dapat
dimanfaatkan dalam
tahun berjalan bagi
LS/LP, Pimpinan,
Pusat dan Daerah,
Organisasi Profesi,
LSM.
Manfaat yang
diperoleh pada
tahun berjalan
untuk LS/LP,
Pimpinan,
Pusat dan
Daerah,
Organisasi
Profesi, LSM.
Hasil Analsis yang
dapat
meningkatkan
atau
memperbaiki
kebijakan
strategis,
manajerial,
teknis
B. Perjanjian Kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk
Perjanjian Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perjanjian Kinerja berisi sasaran
strategis, indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun
NO Program/
Kegiatan/ Output
Prioritas Nasional /Prioritas
KL
SASARAN INDIKATOR KINERJA
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 5 6 7 8
1. Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
Prioritas Nasional
Kebijakan Pembangunan
Kesehatan berdasarkan
Analisis Determinan Kesehatan
Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan
4 4 4 4 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 9
waktu 1 (satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur,
dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelola. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja, antara lain adalah:
1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi
amanah;
3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran
organisasi;
4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2020:
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Kebijakan Pembangunan Kesehatan
berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan
Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 10
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja (5 tahun terakhir)
Tahun 2020 merupakan tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Arahan Presiden menegaskan pentingnya
program/kegiatan pemerintah yang delivered kepada masyarakat atau dapat dikatakan
berdampak langsung dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Terjadi beberapa perubahan
struktur perencanaan dan penganggaran kegiatan dalam penyusunan RPJMN 2020 –
2024. Di tingkat satuan kerja, indikator program/kegiatan disusun dengan menekankan
pada prinsip kegiatan yang dapat berdampak langsung terhadap masyarakat tentunya
juga harus berdasarkan kesesuaian tugas dan fungsi satuan kerja
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian
kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis. Pengukuran
Kinerja adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2020.
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan
rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh
gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan
Pengukuran Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator,
sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang
akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil
guna dan berdaya guna. Hasil analisis pembangunan kesehatan dari sejumlah
dokumen analisis kebijakan pembangunan yang disusun.
Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam rangka
mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
RENSTRA/Perjanjian Kinerja.
Berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024, di mana Sekretariat Jenderal Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 11
sebagai unit utama yang membawahi Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Dalam
melaksanakan program kinerjanya, Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki
sasaran kegiatan. Sasaran tersebut merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata
oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau
indikator-indikator yang mengacu pada indikator-indikator Sekretariat Jenderal
sebagai unit utama di atas Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sasaran Sekretariat
Jenderal adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas serta Pembinaan dan
Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.
Berikut capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4 tahun terakhir :
Tabel 4 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan
Kesehatan
2020
No. Indikator Kinerja Target
Realisasi Output
(Rancangan) Hasil
Analisis Jejaring Penilaian
JF (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Jumlah rancangan kebijakan analisis determinan kesehatan yang diusulkan menjadi kebijakan pembangunan kesehatan
4 4 10 1 2
Jika dilihat pada tabel diatas, pada tahun 2020 sasaran kegiatan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan adalah Kebijakan Pembangunan Kesehatan berdasarkan Analisis
Determinan Kesehatan kemudian Jumlah Rancangan Kebijakan Analisis Determinan
Kesehatan Yang Diusulkan Menjadi Kebijakan Pembangunan Kesehatan adalah 4
rancangan.
A1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan Jumlah Rancangan Kebijakan Analisis Determinan Kesehatan Yang Diusulkan
Menjadi Kebijakan Pembangunan Kesehatan, yaitu:
1. Rancangan Kebijakan Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia
Pembangunan sektor Pariwisata Indonesia merupakan bagian dari sasaran
prioritas dalam program kerja Presiden dan Wakil Presiden Jokowi Makruf pada
periode 2019-2024. Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan selama 5
tahun dan akan dilanjutkan secara lebih cepat adalah salah satu langkah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 12
strategis dalam melakukan interkoneksi untuk mempermudah sambungan
transportasi darat, laut dan udara dengan kawasan pariwisata, kawasan industri
rakyat dan kawasan ekonomi khusus dalam satu kesatuan.
Presiden telah menetapkan Perpres Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan
kedua atas Perpres Nomor 64 Tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas
Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan yang dipimpin oleh Wakil Presiden
dengan anggota 22 Menteri/Kepala Lembaga Negara, termasuk Menteri
Kesehatan. Sebagai tindak lanjut dari Perpres dilakukan upaya untuk
mengakselerasi pengembangan penyelenggaraan wisata kesehatan
sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama
tentang Pengembangan Konsep Wisata Kesehatan antara Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Pariwisata tahun 2017, dengan tujuan
melaksanakan sinkronisasi, harmonisasi, serta integrasi program
penyelenggaraan kepariwisataan serta menyusun kebijakan, program, dan
kegiatan pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.
Dalam rangka akselerasi program dan kegiatan Wisata Kesehatan Indonesia
diperlukan upaya untuk melembagakan pelaksanaan dan pengembangan
Konsep Wisata Kesehatan dalam satu wadah yang bertugas untuk
mengkolaborasikan seluruh teknis pelaksanaan dan penyelenggaraan Konsep
Wisata Kesehatan Indonesia yang terdiri dari unsur penanggungjawab program
teknis terkait di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda
dan Olahraga, Kementerian PUPR, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perhubungan, BUMN, Pelaku Bisnis, Akademisi/Profesi, KADIN dan
stakeholders non pemerintah lainnya termasuk pelayanan kesehatan swasta dan
produsen jamu dan pengobatan herbal dan tradisional yang memiliki unggulan dan
telah siap mengimplementasikan layanan unggulan wisata kesehatan.
2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional Dalam rangka monitoring dan evaluasi implementsi IHR (2005), telah
dikembangkan instrumen Joint External Evaluation (JEE) yang bertujuan untuk
menilai negara dalam kapasitas mencegah, mendeteksi, dan merespons
ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat. Indonesia telah melaksanakan
JEE pada tahun 2017 dan memperoleh nilai 63%. Rekomendasi tindak lanjut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 13
hasil dari pelaksanaan JEE salah satunya adalah “Menyusun dan
Mengimplementasikan National Action Plan yang terintegrasi dan melibatkan
multisektor, yang dilegalisasi pada level pimpinan tinggi.”
Dokumen National Action Plan for Health Security (NAPHS) Indonesia 2020 –
2024 telah disusun sebagai tindak lanjut rekomendasi JEE. Dokumen ini memuat
panduan kolaborasi serta sinergi program dan kegiatan yang dilakukan seluruh
K/L terkait dalam peningkatan kapasitas ketahanan kesehatan nasional.
Dokumen ini juga bersifat sebagai living document yang akan diperbaharui
secara berkala sehingga NAPHS Indonesia 2020 - 2024 ini merupakan perihal
yang penting dan strategis untuk dapat menjadi acuan bagi Kementerian dan
Lembaga terkait serta bagi pemerintah daerah untuk menyusun rencana
implementasi ketahanan kesehatan. Hal ini didukung oleh Penetapan Instruksi
Presiden Nomor 4 tahun 2019 yang menjadi landasan hukum strategis dalam
mekanisme mengkoordinasikan IHR dan ketahanan kesehatan yang melibatkan
kementerian, lembaga, dan institusi terkait.
3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan
Saat ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau terakhir dari
Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada tahap akhir ini, Reformasi
Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world
class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Beberapa hasil capaian implementasi kebijakan Reformasi Birokrasi di
Kementerian Kesehatan periode 2014-2019 dapat tergambar melalui capaian 8
(delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi dengan indikator dan sasaran
sebagai berikut sebagaimana Indikator dari 8 (delapan) area perubahan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
1. POKJA PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN.
Indikator : - Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi,
- Tersusunnya Road Map Reformasi Birokrasi,
- Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi,
- Perubahan pola pikir dan budaya kinerja.
Sasaran : Penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik, dan
kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya
pelayanan, Penerapan budaya kerja positif di setiap instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14
pemerintah, Integritas aparatur, Perubahan mindset dan
culturset aparatur.
2. POKJA PROGRAM PENGUATAN SISTEM PENGAWASAN
Indikator : - Pelaporan Penerimaan Gratifikasi,
- Penerapan SPIP,
- Pengaduan Masyarakat,
- Whistle-Blowing System,
- Penanganan Benturan Kepentingan,
- Pembangunan Zona Integritas,
- Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
Sasaran : Kapasitas APIP, Penerapan sistem pengawasan yang
independen, profesional, dan sinergis, Peningkatan efisiensi
penyelenggaraan birokrasi, Penurunan tingkat penyimpangan
oleh aparatur. 3. POKJA PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
Indikator : - Keterlibatan pimpinan,
- Pengelolaan akuntabilitas kinerja. Sasaran : Kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan
kinerja yang terintegrasi, penerapan sistem manajemen
kinerja organisasi, peningkatan akuntabilitas kinerja
organisasi berorientasi hasil. 4. POKJA PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN
Indikator : - Evaluasi kelembagaan,
- Penataan kelembagaan hasil evaluasi.
Sasaran : Ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan kesinergisan
kelembagaan Kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian/lembaga non struktural berbasis pada kinerja,
Penurunan tumpang tindih tugas dan fungsi antar
Kementerian/Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga
dengan Pemerintah daerah, sinergisme kelembagaan antara
instansi pemerintah pusat dan daerah.
5. POKJA PROGRAM PENGUATAN TATA LAKSANA
Indikator : - Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP),
- E-Government,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 15
- Keterbukaan Informasi Publik,
- Kualitas Pengelolaan Arsip.
Sasaran : Penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan,
partisipatif, dan berbasis e-Government, penerapan
keterbukaan informasi publik, penerapan manajemen kearsipan
yang handal.
6. POKJA PROGRAM PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA APARATUR SIPIL NEGARA
Indikator : - Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan
organisasi:
(1) Proses penerimaan pegawai transparan, objektif,
akuntabel dan bebas KKN
(2) Pengembangan pegawai berbasis kompetensi, Promosi
jabatan dilakukan secara terbuka,
- Penetapan kinerja individu, - Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai, - Pelaksanaan evaluasi jabatan, - Sistem Informasi Kepegawaian.
Sasaran : Kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk mewujudkan
SDM aparatur yang integritas, kompeten dan kompetitif,
kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM aparatur
yang berbasis merit, penerapan sistem pengembangan
kepemimpinan untuk perubahan, penerapan sistem merit dalam
manajamen SDM aparatur, profesionalisme aparatur.
7. POKJA PROGRAM PENGUATAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
Indikator : - Harmonisasi,
- Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan. Sasaran : Keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan, kualitas
regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak
tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 16
8. POKJA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Indikator : - Standar pelayanan,
- Budaya pelayanan prima, - Pengelolaan pengaduan, - Penilaian kepuasan terhadap pelayanan, - Pemanfaatan teknologi informasi.
Sasaran : Peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat, implementasi sistem monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik.
4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, pembangunan kesehatan merupakan
salah satu pengarus utamaan pembangunan nasional. Pembangunan Kesehatan
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya, mengutamakan upaya
preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Studi beban penyakit (Burden of Diseases) tahun 2018 yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan,
menunjukkan telah terjadi transisi epidemiologis. Saat ini, Indonesia menghadapi
triple burden dalam sektor kesehatan yakni jumlah kasus penyakit menular yang
tinggi, prevalensi penyakit tidak menular yang semakin meningkat, ditandai
dengan meningkatnya kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti
stroke, jantung, kanker dan sebagainya, sementara penyakit menular belum
sepenuhnya terkendali serta kemunculan kembali penyakit-penyakit yang
dulunya sudah teratasi, hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup (lifestyle)
di masyarakat dan akan menjadi ancaman bagi bangsa karena menyebabkan
produktivitas masyarakat menjadi terganggu.
Perilaku hidup sehat memposisikan kesehatan sebagai hasil dari aktivitas sehari-
hari dan menjadi bagian utama dari suatu gerakan kesehatan masyarakat. Saat
ini, paradigma sehat mengedepankan aspek promotif preventif serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 17
memberdayakan masyarakat dalam berperilaku sehat yang dilakukan secara
konsisten dan berkesinambungan serta implementasi program yang
komprehensif melalui koordinasi lintas sektor. Prinsip partisipasi dan
pemberdayaan sangat penting dalam mensukeskan implementasi program
kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, upaya promosi Kesehatan menjadi sebuah
proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan,
mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan
menuju derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, kesuksesan pemerintah
(government) dalam pencapaian derajat kesehatan bisa dilihat apabila semua
lintas sektor mempertimbangkan kesehatan sebagai elemen kunci dalam
penyusunan kebijakan.
Program Healthy Cities seperti pembangunan taman, ruang terbuka, area hijau
dan transportasi umum yang memadai, juga dipandang mampu memberi dampak
kesehatan pada masyarakat. Pemerintah mengajak masyarakat berperilaku
sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang dicanangkan
pada tahun 2016 dan kemudian diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 1 tahun 2017. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan
suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
A2. Capaian Kinerja Hasil Analisis
1. Analisis Integrasi PIS PK dalam SPM Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan Dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga, yaitu; 1) keluarga mengikuti
program Keluarga Berencana (KB); 2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan; 3) bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap; 4) bayi mendapatkan
air susu ibu (ASI) eksklusif; 5) balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; 6)
penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; 7)
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; 8) penderita
gangguan jiwa berat mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; 9)
anggota keluarga tidak ada yang merokok; 10) keluarga sudah menjadi anggota
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 18
JKN; 11) keluarga mempunyai akses sarana air bersih; 12) keluarga mempunyai
akses atau menggunakan jamban sehat.
Sejalan dengan Program Indonesia Sehat, Standar Pelayanan Minimal
merupakan penerapan dari program prioritas nasional yang tertuang dalam
Prioritas RPJMN IV 2020 - 2024. Undang – Undang 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, Undang – Undang mengatur tentang
urusan pemerintahan konkuren yang bersifat wajib yang diserahkan
kewenangannya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sebagai
dasar pelaksanaan otonomi daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
kesehatan pada pemerintah daerah terdiri dari SPM provinsi serta SPM
kabupaten/kota merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal. Dalam pelaksanaan pemenuhan jenis dan
mutu pelayanan dasar, disepakati adanya indikator SPM Bidang kesehatan yaitu
pada tingkat provinsi terdiri dari; 1) pelayanan kesehatan bagi penduduk
terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi menjadi
bencana provinsi; 2) pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian
luar biasa provinsi. Adapun indikator untuk SPM Bidang Kesehatan
kabupaten/kota terdiri dari: 1) pelayanan kesehatan ibu hamil; 2) pelayanan
kesehatan ibu bersalin; 3) pelayanan kesehatan bayi baru lahir; 4) pelayanan
kesehatan balita; 5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6)
pelayanan kesehatan pada usia produktif; 7) pelayanan kesehatan pada usia
lanjut; 8) pelayanan kesehatan penderita hipertensi; 9) pelayanan kesehatan
penderita diabetes melitus; 10) pelayanan kesehatan orang dengan gangguan
jiwa berat; 11) pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan 12)
pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan
daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat
peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif. Atas dasar kesamaan tujuan
dari PIS PK dan SPM Bidang Kesehatan diharapkan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga dapat mendukung pencapaian Standar Pelayanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 19
Minimal Bidang Kesehatan melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan
seperti yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2020 - 2024.
2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium Uji Klinik Alat Kesehatan sebagai Dukungan Program Kemandirian Produk Dalam Negeri untuk Meningkatkan Ketahanan Kesehatan di Masa Pandemi Covid 19. Pandemi Covid-19 membuat dunia seakan menghentikan
segala aktifitasnya atau paling tidak dibatasi untuk memperlambat penyebaran
virus dalam rangka melandaikan kurvapenularan infeksi dan kematian. Pandemi
Covid 19 yang begitu masif ini juga memaksa semua negara meningkatkan
kesigapan, termasuk dalam hal mengantisipasi desakan yang sangat kuat pada
penyediaan peralatan dan reagen rapid test diagnostic, serta alat dan perbekalan
kesehatan rumah tangga termasuk di dalamnya adalah masker yang memenuhi
standar keselamatan pasien agar tingkat kepercayaan kepada pemerintah dapat
ditingkatkan dan pandemi bisa cepat ditanggulangi sehingga dampaknya, roda
ekonomi dapat berputar kembali. Demikian pula dengan arahan Presiden dalam
pidato kenegaraan yang menyampaikan bahwa saat ini, sektor kesehatan juga
harus mempercepat reformasi fundamental yang berorientasi kepada
penyediaan pelayanan publik, pencegahan penyakit dan peningkatan pola hidup
sehat yang terus menerus harus diutamakan. Oleh karena itu perlu disusun
formulasi kebijakan dan scenario planning serta strategi untuk dapat
mempercepat upaya pencapaian amanah tersebut. Hal itu sesuai dengan definisi
Pembangunan Kesehatan yaitu upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. (Sumber: UU No. 17/2007 tentang RPJPN 2005–2025).
3. Analisis Jejaring Laboratorium Nasional Penyusunan Dokumen Analisis Strategis Pembentukan Jejaring
Laboratorium Nasional Untuk Memperkuat Upaya Pencegahan,
Penguatan Respon, Dan Peningkatan Deteksi Kejadian Kasus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 20
Penyebaran Penyakit Menular Untuk Memperkuat Ketahanan Kesehatan Global,
direncanakan dalam 5 (lima) tahapan, yaitu; persiapan, forum dialog,
penyusunan draft, assessment lapangan dan finalisasi. Penyusunan Dokumen
Analisis Strategis Pembentukan Jejaring Laboratorium Nasional Untuk
Memperkuat Upaya Pencegahan, Peguatan Respon, Dan Peningkatan Deteksi
Kejadian Kasus Penyebaran Penyakit Menular Untuk Memperkuat Ketahanan
Kesehatan Global yaitu Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kepala
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Biro Perencanaan
dan Anggaran, Direktorat Pelayanan Kesehatan pejabat Eselon 3 dan 4 serta
analis kebijakan di Bidang Analisis Lingkungan Strategis Pusat Analisis
Determinan Kesehatan.
4. Penyusunan Analisis Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 2020 – 2024
Stunting atau kondisi pendek dan sangat pendek merupakan
kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi kronis dan
infeksi berulang terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
tinggi badan (TB). Penyebab langsung terjadinya stunting adalah:
1) faktor asupan pangan/gizi tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
memenuhi syarat gizi seimbang; dan 2) faktor kesehatan antara lain adanya
penyakit infeksi yang berulang seperti diare, ISPA dan lainnya. Kedua faktor
tersebut tidak berdiri sendiri namun dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lain
yaitu ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan dan
lingkungan pemukiman (Gambaran kerangka penyebab stunting dapat dilihat
pada lampiran 1).
Seribu HPK merupakan masa kritis dan sensitif bagi kehidupan manusia yang
titik awal dimulai pada masa janin. Gangguan yang terjadi pada masa janin
selama 270 hari (9 bulan dalam kandungan) dan 2 tahun pertama pasca
kelahiran (730 hari kemudian) akan menghambat tumbuh kembang dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan otak yang berdampak pada gangguan
fungsi kognitif, fungsi indera serta gangguan perilaku. Oleh karenanya menjamin
kesehatan ibu hamil dan menyusui memberi kontribusi besar dalam menciptakan
SDM unggul mengingat ibu sebagai sumber asupan gizi bagi janin dan bayi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 21
hingga usia 2 tahun.
Selanjutnya, gangguan pada fase usia 2 hingga 5 tahun juga mempengaruhi
masa depan anak mengingat fase ini merupakan langkah yang lebih konkrit
dalam upaya mencapai peningkatan fungsi kognitif yang lebih optimal.
Selain pertumbuhan fisik dan hambatan perkembangan kognitif, dampak stunting
lainnya adalah rentan terhadap penyakit, mempengaruhi tingkat kecerdasan dan
produktivitas di masa depannya. Diperkirakan stunting berkontribusi pada
berkurangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan hambatan paling
signifikan dalam upaya pembangunan SDM.
Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
guna menanggulangi stunting yang diawali dengan bergabungnya Indonesia ke
dalam gerakan Global Scaling Up Nutrition (SUN) tahun 2011. Pemerintah juga
meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) dalam
kerangka 1000 HPK.
Kebijakan Pemerintah lainnya yakni memasukan pencegahan stunting sebagai
sasaran pembangunan nasional, menyusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi
(RAPG) setiap lima tahunan dan lainnya. Kebijakan-kebijakan di atas bertujuan
meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan guna memberikan
perlindungan dan pemenuhan gizi masyarakat serta meningkatkan kemampuan
pengelolaan program gizi dalam rangka mempercepat sasaran perbaikan gizi
melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Intervensi gizi spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam
perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK yang umumnya
dilaksanakan oleh sektor kesehatan. Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah
kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat
umum, tidak khusus pada 1000 HPK. Namun bila direncanakan secara khusus
dan terpadu antara intervensi gizi spesifik dan sensitif dapat memberikan
dampak terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000
HPK.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 22
5. Analisis Karakter SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sektor kesehatan
merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengertian sehat yang dimaksud adalah
sebuah kondisi di mana seseorang ada dalam keadaan sehat secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk rentan, yaitu janin (ibu hamil), bayi- anak, remaja, lanjut
usia, dan keluarga miskin (RPJPN, 2020 - 2024).
Hasil riset yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP)
yang dilakukan pada tahun 2018 mengatakan bahwa indeks pembangunan
manusia Indonesia berada pada peringkat 111 dari 189 negara. Data yang
diperoleh dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada
tahun 2018 tentang indeks kognitif bahwa Indonesia berada pada peringkat 70
dari 78 negara. Mutu pendidikan menurut The Learning Curve Pearson tahun
2014 mengatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat akhir yaitu peringkat
40 dari 40 negara. Indonesia saat ini menghadapi tantangan jangka pendek yaitu
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, dan tantangan jangka panjang
peningkatan bonus demografi nasional bahwa 50% usia produktif yang harus
dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi Indonesia.
Upaya yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh tahap proses
kehidupan manusia (siklus kehidupan) mulai dari janin, bayi, dan balita dengan
pemberian ASI dan imunisasi; anak sekolah; remaja hingga lanjut usia dengan
memberikan jaminan berupa gizi seimbang dan stimulasi. Kebutuhan pada
setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang
lebih bermartabat (bayi siap cerdas, anak dengan perkembangan optimal,
generasi remaja yang unggul serta lansia sehat dan produktif). Pembangunan
sumber daya manusia (SDM) unggul harus dilakukan secara menyeluruh, perlu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 23
perhatian pada kesehatan sejak dini yakni janin, bayi, balita, usia anak sekolah.
Kondisi kesehatan yang baik pada usia dini sangat penting untuk melakukan
investasi yang tepat waktu, agar pertumbuhan otak anak sampai usia 6 tahun
dapat berjalan dengan baik dalam menghindari loss generation.
Permasalahan-permasalahan kesehatan hingga saat ini masih menjadi
tantangan besar terhadap pencapaian target-target pembangunan kesehatan.
Indonesia masih menghadapi tingginya angka kematian ibu dan anak. Epidemi
AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit-penyakit terabaikan juga masih belum
dapat dihentikan. Kemajuan ekonomi dapat menyebabkan tingginya angka
penyakit tidak menular dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat. Serangan
jantung, stroke, diabetes, dan kanker telah menjadi salah satu penyebab
kematian terbesar di Indonesia. Ancaman serius lainnya terhadap pembangunan
kesehatan pada pencapaian SDM unggul adalah stunting. Sehingga upaya
pembangunan kesehatan saat ini terfokus pada penurunan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit
menular, dan pengendalian penyakit tidak menular.
Menyikapi hal tersebut maka diperlukan adanya suatu rancang bangun investasi
SDM unggul melalui pembangunan kesehatan yang dapat dilakukan di daerah
dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tanpa
mengenyampingkan aspek budaya pada saat mengimplementasikannya. Model
pembangunan kesehatan dalam mewujudkan SDM unggul dilakukan
berdasarkan pendekatan siklus hidup dengan melibatkan peran serta pemerintah
baik pusat maupun daerah dari berbagai lintas kementerian terkait, akademisi,
profesi, dan masyarakat. Pendekatan siklus hidup yang dimaksud adalah
memberikan layanan kesehatan yang berkelanjutan dari janin sampai usia lanjut.
Upaya pengembangan pelayanan kesehatan dibutuhkan sebagai arah dan
panduan dalam pembangunan kesehatan untuk mencapai SDM Indonesia yang
berkualitas dan berdaya saing. Upaya pengembangan pelayanan kesehatan
berbasis siklus hidup melibatkan berbagai aspek salah satunya adalah aspek
budaya yang beraneka ragam sesuai keberagaman budaya masyarakat
Indonesia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 24
6. Analisis Kebijakan Penatalaksanaan Promotif Preventif di FKTP Berbagai penyakit yang diidap masyarakat Indonesia, makin hari
semakin banyak seperti: Penyakit menular di antaranya ISPA,
TBC, dan HIV/AIDS. Sedangkan penyakit tidak menular yaitu
hipertensi, diabetes, dan stroke. Sementara penyakit yang
seharusnya bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi, di
antaranya polio, campak, dan rubella. Bahkan, angka kematian ibu, bayi, hingga
gizi kurang dan gizi buruk juga makin naik grafiknya. (Profil Kesehatan RI, 2019).
Semakin kesini penyakit itu makin banyak, karena adanya factor gaya hidup, di
antaranya konsumsi makanan cepat saji, merokok, serta berbagai hal negatif
lainnya. Disinilah peran penting Tenaga Kesehatan dalam Mengubah Perilaku
Masyarakat demi menurunkan angka kejadian Triple Burden Desease di
Indonesia melalui program dan kegiatan preventif dan promotif di FKTP.
Program prioritas Kemenkes adalah pengendalian penyakit, selain oleh diri
sendiri juga masyarakat agar hidup sehat dengan melaksanakan pola hidup
sehat, mulai dari konsumsi makanan, sayur, buah-buahan, hingga asupan nutrisi
dan vitamin lainnya. Olahraga juga jadi salah satu faktor penting untuk menjaga
agar tubuh tetap fit.
Pemeriksaan lebih dini juga disarankan dilakukan untuk mengetahui penyakit
yang dirasakan. Tujuannya agar saat terjangkit suatu penyakit, pengobatannya
bisa dilakukan lebih dini. Jangan menunggu sampai parah.
Langkah lainnya, imunisasi juga sangat penting untuk bayi dan anak-anak.
Sehingga, orangtua diharapkan tidak lagi memiliki kekhawatiran jika anaknya
diimunisasi karena takut anaknya mengalami panas atau dampak lainnya.
Di lain sisi keberpihakan kita terhadap kegiatan promotif preventif belum
optimal, bahkan masih rendah. sejak Era JKN pada 2014 upaya promotif
preventif seperti terpinggirkan. Semua orang hadir dengan paradigma sakit
dan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau. Pun dana yang dikelola
BPJS Kesehatan tak kurang 80 persen untuk kuratif rehabilitatif dan
menyisakan 20 persen untuk promotif preventif. Padahal dalam regulasi era
JKN mensyaratkan terlaksanakan upaya promotif preventif yang sayangnya
tidak menjadi prioritas dalam pelaksanaannya.
Kenapa ini bisa terjadi, karena semua berlomba-lomba untuk melakukan
kuratif, padahal sistem promotif, preventif itu tugasnya puskesmas sebagai
garda terdepan sesuai tujuan awal dibentuknya. Kalau dilihat sekarang,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 25
apalagi ditambah adanya BPJS puskesmas menjadi kuratif. Dan semakin
menjadi saat pandemi corona dengan semakin bertambah tindakan
penanganannya (Kuratif).
Pendekatan program kesehatan masyarakat yang bersifat holistik, integratif,
tematik dan spasial. Holistik karena determinan masalah kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga intervensinya pun
harus menyeluruh dan terintegrasi dengan program dan sektor lainnya.
Dengan banyaknya masalah kesehatan, perlu ditentukan masalah prioritas
dan dimana masalah tersebut banyak terjadi untuk diintervensi, dengan
tematik dan spasial.
Diharapkan dengan berkoordinasi para pengelola program akan mewujudkan
lingkungan dan perilaku hidup sehat, sehingga kegiatan yang direncanakan
benar-benar selaras dengan prioritas daerah dan nasional serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu, sehingga akan tercapai derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan
a. Menganalisis kapasitas dan kesiapan Puskesmas dalam menjalankan peran
dan fungsinya sesuai regulasi yang berlaku dan dalam menghadapi
berbagai tantangan strategis seperti transisi epidemiologi, implementasi
JKN, pendekatan keluarga, serta gerakan masyarakat hidup sehat; dan
b. Merumuskan strategi untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas. Secara khusus, dan mengetahui pelaksanaan peran dan
fungsi Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan pelayanan
kesehatan dasar serta permasalahan yang dihadapi;
7. Analisis Pendayagunaan Kader Kesehatan di Masyarakat
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Pada tahun 1948, World Health
Organization (WHO) menyepakati bahwa diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak fundamental bagi
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik dan tingkat
sosial ekonominya. Saat ini telah terjadi perubahan pemahaman konsep sehat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 26
dan sakit seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang telah
menggugurkan paradigma kesehatan lama yang mengutamakan pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif menjadi paradigma
pembangunan kesehatan baru yaitu paradigma sehat yang bersifat proaktif.
Indonesia saat ini menghadapi beban tiga masalah kesehatan, yaitu penyakit
menular, penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah
teratasi muncul kembali. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi
antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi,
teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Adapun tantangan 5 (lima) isu strategis
yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan yaitu Angka Kematian
Ibu (AKI)/Angka Kematian Neonatal (AKN) yang masih tinggi, stunting,
tuberculosis (TBC), penyakit tidak menular (PTM) dan cakupan imunisasi dasar
lengkap.
Di era pemerintahan Presiden Jokowi, ada dua masalah bidang kesehatan yang
kerap menjadi sorotan yaitu masalah Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dan masalah stunting. Untuk menjawab tantangan dari permasalahan tersebut
dijabarkan dalam 3 poin penting Visi dan Misi Presiden, antara lain:
1. Mengembangkan sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak dengan
menurunkan angka stunting dengan pemberian jaminan asupan gizi,
perbaikan pola asuh dalam keluarga dan perbaikan fasilitas air bersih serta
sanitasi lingkungan;
2. Mengembangkan reformasi sistem kesehatan dengan memperkuat program
promotif dan preventif, mempercepat pemerataan pembangunan
infrastruktur dasar terkait pola hidup sehat, meningkatkan akses warga
miskin untuk bantuan kesehatan dan meningkatkan peserta dan kualitas
layanan kesehatan program JKN-KIS;
3. Mempercepat pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk di
wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) serta menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Presiden Republik Indonesia menitikberatkan prioritas kerja pemerintah di bidang
kesehatan untuk diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif di
samping peningkatan akses pada pemberian pelayanan kesehatan dengan
melakukan langkah inovatif dalam mengedukasi gaya hidup sehat menjadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 27
sebuah gerakan yang melibatkan semua masyarakat. Presiden mengintruksikan
Menteri Kesehatan untuk dapat menjamin program-program kesehatan tidak
hanya send (dikirim saja ke daerah) tapi harus delivered (diimplementasikan
secara nyata) di daerah.
Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke empat (4) pasal 34 ayat 3 juga
mengamanatkan “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Berkaitan dengan amanat
tersebut, Pemerintah memerlukan dukungan masyarakat untuk berperan aktif
dalam program kesehatan. Selain itu, arah pembangunan kesehatan merujuk
RPJMN I – IV telah jelas, yaitu mengedepankan upaya Promotif dan Preventif
tanpa mengesampingkan Upaya Kuratif/Rehabilitatif. Tenaga dokter yang bekerja
di Layanan Primer sangat berperan dalam mengoptimalkan Upaya Promotif dan
Preventif, sementara dokter di Layanan Sekunder (Fasilitas Rujukan) berperan
aktif dalam mengoptimalkan Upaya Kuratif dan Rehabilitatif. SDM Kesehatan
terdiri dari Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan. Tenaga Kesehatan
mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, sedangkan tenaga non kesehatan merupakan tenaga
terlatih yang memberikan pelayanan promotif dan preventif.
8. Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup (Life
Cycle) Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sektor kesehatan
merupakan salah satu sektor dari pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengertian sehat yang dimaksud adalah
sebuah kondisi di mana seseorang ada dalam keadaan sehat secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan, yaitu janin (ibu hamil), bayi- anak,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 28
remaja, lanjut usia, dan keluarga miskin (RPJPN, 2020 - 2024).
Upaya pembangunan kesehatan yang terfokus pada seluruh tahap proses
kehidupan manusia (siklus hidup) mulai dari janin, bayi dan balita dengan
pemberian ASI dan imunisasi, anak sekolah, remaja hingga lanjut usia dengan
memberikan jaminan berupa nutrisi dan stimulasi. Kebutuhan pada setiap tahap
kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih
bermartabat (bayi siap cerdas, anak dengan perkembangan optimal, generasi
remaja yang unggul serta lansia sehat dan produktif). Pembangunan sumber
daya manusia (SDM) unggul harus dilakukan secara menyeluruh, perlu
perhatian pada kesehatan sejak dini yakni janin, bayi, dan balita. Kondisi
kesehatan yang baik pada usia dini sangat penting untuk melakukan investasi
yang tepat waktu, agar pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun dapat
berjalan dengan baik dalam menghindari loss generation. Pembangunan SDM
dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk.
Kualitas SDM yang membaik ditandai dengan meningkatnya status kesehatan
dan taraf pendidikan masyarakat. Namun demikian, kualitas SDM Indonesia
dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Rendahnya kualitas
SDM Indonesia menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing dalam
berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi dalam
menghadapi SDGs (Sustainable Development Goals).
Kementerian Kesehatan berupaya mewujudkan sumber daya manusia
Indonesia yang berkualitas sehingga memiliki kompetensi dan daya saing yang
unggul dalam menghadapi SDGs. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan dengan melakukan penataan/pembinaan,
ketatalaksanaan (termasuk program dan anggaran) dan pengembangan SDM,
antara lain: pengembangan kualitas sumber daya manusia berbasis siklus hidup
(life cycle).
Berdasarkan hal tersebut, maka penting mengedepankan upaya pengembangan
kualitas SDM Indonesia yang berkualitas berbasis siklus hidup. Upaya yang
dilakukan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dibutuhkan kerjasama yang
baik dan terintegratif dari semua pihak yang terkait. Sebagai tindak lanjut, Pusat
Analisis Determinan Kesehatan pada tahun 2020 berencana untuk melakukan
Pertemuan Tim Pengembangan Kesehatan Inteligensia Berbasis Siklus Hidup
(Life cycle) dalam rangka memperoleh informasi, data, dan sumber rujukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 29
yang akan menjadi penyempurnaan dalam proses penyusunan analisis
kebijakan guna mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dengan
menggunakan pendekatan pengembangan kesehatan inteligensia berbasis
siklus hidup (life cycle).
9. Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan Pada Agen Perubahan Dalam Merespon Kejadian Luar Biasa Pandemi Covid-19
Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang
Kesehatan dimaksudkan untuk membangun karakter bangsa
Indonesia khususnya ASN di Lingkungan Kementerian
Kesehatan yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja,
dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang
bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
Sehingga diharapkan cakupan implementasi program Revolusi Mental dan
Reformasi Birokrasi sampai dan terinternalisaisi kepada seluruh pegawai
Kementerian Kesehatan sampai di Unit pelaksana Teknis tanpa terkecuali.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk dilaksanakan kegiatan
Internalisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental pada Agen Perubahan terhadap budaya
kerja Kementerian Kesehatan, dalam merespon kejadian luar biasa pandemi
Covid-19 yang menjadi topik perhatian masyarakat saat ini. Pusat Analisis
Determinan Kesehatan selaku Ketua Pokja Manajemen Perubahan Kementerian
Kesehatan berdasarkan Kepmenkes No HK.02.02/Menkes/268/2016
bertanggung jawab untuk melaksanakan penguatan Agen Perubahan guna
mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan
efisien, serta birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang semakin
menuju Indonesia Melayani.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Workshop Agen Perubahan ini
dilaksanakan sebagai upaya untuk mendorong percepatan internalisasi nilai-nilai
revolusi mental bidang Kesehatan dan capaian Road Map reformasi birokrasi
Kementerian Kesehatan. Upaya utama pelaksanaan Revolusi Mental di
Kementerian Kesehatan beorientasi pada pembenahan mental para pejabat dan
pegawai untuk dapat mengedepankan revolusi karakter bangsa sebagai salah
satu agenda prioritas pembangunan nasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka Pusat Analiisis Determinan
Kesehatan memprioritaskan upaya promotif dan preventif di Puskesmas untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 30
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya mempercepat
tereliminasinya COVID 19 di Indonesia, maka diperlukan adanya Pelaksanaan
kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan dalam rangka
memperbaiki dan membangun ASN Kementerian Kesehatan pada khususnya
dan karakter bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos
kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat,
modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
10. Collaborative Cooperation Model For Cross Sector Institutions
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu urusan
pemerintahan yang wajib, terutama layanan esensial.
Kewenangannya dibagi antara pemerintah pusat dan Pemerintah
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Meskipun wewenang untuk
urusan kesehatan dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
negara tetap bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28H, ayat
(1): UUD 1945, "Setiap orang memiliki hak untuk hidup dalam kesejahteraan fisik
dan spiritual, untuk hidup, dan memiliki lingkungan hidup. Baik dan sehat serta
mendapatkan layanan kesehatan", dan UUD 1945 Pasal 34, ayat (3): Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas layanan kesehatan yang memadai
dan fasilitas layanan publik," dalam hal ini penanggung jawabnya adalah
Presiden melalui Menteri Kesehatan. Sektor kesehatan mulai diimplementasikan
pada tahun 2001 sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Desentralisasi. Maka pada tahun 2017, Indonesia telah menerapkan
kebijakan desentralisasi selama 16 tahun. Dengan diterbitkannya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyiratkan
pembagian kewenangan urusan kesehatan antara Pusat dan Daerah,
diharapkan pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan dapat berjalan
dengan baik. Namun pada kenyataannya, desentralisasi bidang kesehatan
belum optimal. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan telah
melakukan hasil pemantauan dan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Kabupaten/Kota di bidang kesehatan. Kesimpulannya adalah bahwa
pencapaian pencapaian SPM di semua kabupaten/kota kesehatan tidak optimal.
Tidak ada kabupaten/kota yang dapat mencapai target 100%. Jika tidak ada
intervensi yang dilakukan, ini berpotensi untuk menjatuhkan sanksi kepada
bupati/walikota, baik hukuman administratif dalam bentuk teguran, penghentian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 31
sementara, tau penghentian permanen, sebagaimana dinyatakan dalam klausul
sanksi dalam pasal 68 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Agar
pencapaian SPM di bidang kesehatan dapat meningkat dan memenuhi target,
maka dibutuhkan paradigma proses administrasi pembangunan negara terkait
dengan desentralisasi, di mana prinsip mendekatkan layanan publik ke hal ini
dalam hal minimnya layanan kesehatan dan dukungannya layanan untuk seluruh
populasi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan kolaborasi antara lima komponen
dalam pentahellix governance model sebagai upaya inovatif untuk mendekatkan
layanan publik agar mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan di daerah kabupaten pilot project, serta untuk memberikan
solusi yang tepat bagi para pemimpin untuk memaksimalkan peran Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mempercepat keberhasilan pembangunan
kesehatan dan mengatasi kesenjangan antar wilayah di Indonesia.
A3. Capaian Kinerja Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan: Penyusunan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembinaan Wilayah (Binwil) Bidang Kesehatan Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
seluruh komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya ,sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis . Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Kesehatan
mempunyai visi yaitu "Terwujudnya Masyarakat Sehat , Produktif , Mandiri dan
Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong".
Pembangunan kesehatan harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa tidak
bisa dikerjakan oleh jajaran kesehatan sendiri. Demikian pula pada jajaran
kesehatan harus bisa menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antara program
dan sektor , pelaksana program di pusat maupun daerah,untuk menjaga upaya-
upaya kesinambungan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam
meningkatkan koordinasi antara pusat dan daerah , pemerintah pusat dalam hal ini
Kementerian Kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting salah satu
diantaranya adalah fungsi pembinaan sebagaimana amanat Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Pusat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 32
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Daerah.
Tanggung jawab pembinaan pemerintah daerah tidak terlepas tanggung jawab
pemerintah pusat dalam rangka upaya pemberdayaan daerah otonom dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pembinaan yang dimaksud lebih
ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan daerah. Dari konsep
ini pembinaan merupakan sarana dan upaya pemberdayaan daerah otonom.
Sesuai amanah dalam undang-undang tersebut maka sangat penting Kementerian
Kesehatan membentuk Tim Pembinaan Wilayah yang terdiri seluruh jajaran
Kementerian Kesehatan di tingkat pusat dalam rangka percepatan pelaksanaan dan
pemerataan program kesehatan di daerah.
Dalam memastikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sejalan dengan
regulasi nasional dan sesuai dengan kondisi di lapangan, diperlukan penilaian
melalui instrumen terhadap situasi terkini pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan di Indonesia :
1. Maksud dan Tujuan Kegiatan Pembinaan Wilayah (Binwil) ini adalah
a. Melaksanakan identifikasi permasalahan ;
b. Mengusulkan alternatif solusi;
c. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan di wilayahbinaan masing-
masing;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi; dan
2. Ruang Lingkup penyusunan Kepmenkes,Pedoman Pelaksanaan dan
lnstrumen
a. lsu pelaksanaan Binwil pada tahun sebelumnya dilakukan :
• lnsidentiil, kurang terencana dengan baik
• Metode bervariasi
• Kurang fokus & kurang konsisten pada isu tema prioritas
• Belum terpadu atau tidak semua pendukung Binwil terlibat
• Kurang berkala
• Kurang memanfaatkan teleconference atau daring
• Tidak semua memberikan rekomendasi
• Belum ada feedback & follow up
• Belum ada instrumen penilaian pre & post
b. Rekomendasi untuk kegiatan Binwil ditahun 2020 sd 2024 sebagai
berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 33
• Perlu perencanaan jadwal pelaksanaan terpadu tahunan
• Perlu metode & panduan standar
• Fokus & konsistensi pada isu tema prioritas sehingga ada
K esinambungan
• Terpadu melibatkan semua program pendukung binwii/Lintas
Sektor/OPD di daerah
• Dilaksanakan secara berkala
• Memanfaatkan teleconference/webinar
• Perlu ada rekomendasi yang diberikan utk percepatan/perbaikan
• Perlu ada feedback & follow up atas feedback
• Perlu ada instrumen penilaian keberhasilan pre & post
3. Dasar Konsep Penguatan Binwil Kemenkes Tahun 2020 sd 2024
a. Fungsi Kesekretariatan :
• Sehingga diperlukan Revisi KMK 221/2016 ttg Binwil
• Perlu koordinator pelaksana antar Eselon I (Sahli Desenstralisasi
Kesehatan)
• Perlu kesekretariatan di Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
b. Perangkat Pendukung
• Pedoman /FAQ untuk pertanyaan yang sering diajukan sehingga
sudah ada jawabannya.Template Rencana Aksi Daerah
• lnstrumen penilaiaan
• Daftar tilik
• Panduan Pelaksanaan
• Ganchart Kegiatan
• Poster/flyer Program Prioritas Nasional di Bidang Kesehatan.
c. Substansi
• lsu prioritas
• AKI/AKB, Stunting, JKN, , Yankes , Obat, Germas, PTM
• PIS PK, SPM
• Covid 19- New Normal /Adaptasi Kebiasaan Baru
A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan: Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.60 tahun 2016 Pusat
Analisis Determinan Kesehatan diberi amanat menjadi unit pembina jabatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 34
fungsional kesehatan Administrator Kesehatan (Adminkes) dan jabatan fungsional
non kesehatan Analis Kebijakan (Anjak).
Adapun tugas sebagai unit pembina dalam hal pembinaan jabatan fungsional
kesehatan adalah:
a) Mengusulkan materi kebijakan teknis tentang Jabatan Fungsional Kesehatan
yang menjadi binaannya untuk disampaikan kepada Unit yang membidangi
Pengembangan Jabatan Fungsional;
b) Menyusun usulan pedoman formasi Jabatan Fungsional yang menjadi
binaannya;
c) Melakukan identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
d) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan;
e) Mengusulkan bahan kurikulum pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional
yang menjadi binaannya dengan melibatkan organisasi profesi terkait;
f) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I yang menjadi
binaannya;
g) Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang
menjadi binaannya;
h) Mengusulkan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional yang akan ditetapkan oleh
Pimpinan Unit Utama Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;
i) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
k) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
l) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
m) Melakukan pemantauan, evaluasi Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;
dan
n) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional kepada Unit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 35
yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional, paling sedikit 1 (satu)
kali dalam setahun.
Tugas Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina jabatan
fungsional non kesehatan adalah:
a) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan;
b) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
c) Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi binaannya;
d) Menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
f) Mengusulkan peserta uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
g) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
h) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara
berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Unit
yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional dengan tembusan
Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait;
i) Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya; dan
j) Melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya.
A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Pengertian Jabatan Fungsional Analis Kebijakan menurut Permenpan No.45
tahun 2019 adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang
lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian
dan analisis kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah. Analis
Kebijakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian dan analisis
kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.
Jabatan fungsional Analis Kebijakan di atur di dalam Permenkes No.45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 36
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Analis kebijakan dan Angka
Kreditnya. Instansi pembina jabatan fungsional Analis Kebijakan adalah
Lembaga Administrasi Negara (LAN), PADK menjadi unit pembina jabatan
fungsional Analis Kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Di tahun 2020 terkait dengan pembinaan jabatan fungsional Analis Kebijakan
adalah:
a) Inpassing Jabatan fungsional Analis Kebijakan
b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Analis
Kebijakan
c) Pengangkatan dan Pelatikan jabatan fungsional Analis Kebijakan
➢ Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kebijakan:
Rekapitulasi Jumlah yang sudah lulus uji kompetensi inpassing Analis
Kebijakan tahun 2020:
No SATUAN KERJA JUMLAH USULAN
BATAL LULUS TIDAK LULUS
Sekretariat Jenderal
1 Biro Hukum dan Organisasi 5 5
2 Biro Kerjasama dan Luar Negeri 13 9
3 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan 9 8
4 Pusat Data Dan Informasi 4 1 2 1
5 Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6 1 2 2
6 Pusat Kesehatan Haji 3 2 1
Ditjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular Langsung
1 Sekretariat 3 1
2 Dit. P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA 7 6
Ditjen Pelayanan Kesehatan
1 Sekretariat 4 1 1
2 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer 7 3
3 Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan 8 5 2
4 Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan 5 5
5 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 6 2 2 2
6 Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 37
Ditjen. Kesehatan Masyarakat
1 Sekretariat 1 1
2 Dit. Gizi Masyarakat 2 1 1
Inspektorat Jenderal
1 Sekrerariat 2
Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1 Sekretariat 4 1
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1 Sekretariat 6 5 1
2 Pusat Litbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan 1 1
3 Balai Besar Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga 1 1
Badan PPSDM Kesehatan
1 Sekretariat 5 1
2 Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan 8 4 4
4 Pusat Pelatihan SDM Kesehatan 3 1 1
5 Sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia 5
122 4 65 18
A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) Pengertian Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)
menurut Kepmenpan No.42 tahun 2000 adalah Pegawai Negeri sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi
pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program
pembangunan kesehatan;
Selama tahun 2020 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah melakukan
penilaian DUPAK (Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit) jabatan fungsional
Administrator Kesehatan. Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang terdiri
dari para pejabat fungsional Administrator Kesehatan Ahli Madya, para
konsultan ( Bapak Satijo, Bapak Dachyar dan Bu Nurindah). Penilaian
dilakukan untuk kenaikan pangkat dan jenjang jabatan. Diantara nama-nama
yang sudah dilakukan penilaian yang bisa mengikuti proses usulan kenaikan
jenjang/pangkat, namun ada beberapa diantaranya belum memenuhi angka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 38
kredit untuk kenaikan pangkat atau jenjang.
Berikut adalah daftar nama para pejabat fungsional yang sudah dilakukan
penilaian selama tahun 2020:
No Nama NIP/ Karpeg Tempat dan
Tanggal Lahir
Pangkat/Golongan Ruang
Jabatan Administrasi Kesehatan
Unit Kerja
1 Erwanto, SKM, M.Adm.Kes
196909011993031002 Ujung Pandang, 1 September 1969
Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya
RS. Dr. Tadjudin Chalid Makassar
2 Ade Tenri Lipu Slamat, SKM, M.Kes
197606011999032001 Ujung Pandang, 1 Juni 1976
Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
3 Ottovina Sima, SKM
196602151988032013 Ujung Pandang, 15 Februari 1966
Pembina IV/a Administrator Kesehatan Madya
Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar
4 Ni Nyoman Komiani, SKM
196809281992032012 Peguyangan, 28 September 1968
Pembina/IVa Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
5 Azis Latif, SKM,MH.Kes
196810301993031010 Siwa, 30 Oktober 1968
Pembina/ IVa Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kota Makassar
6 Abdul Hafid, SKM 196911271989031009 Maros 27 November 1969
Pembina/ IVa Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kota Makassar
7 Agus Widiawati, SKM
198508082009032011 Kebumen, 8 Agustus 1985
Penata, III/c Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
8 Sri Nuryanti Sulistyati, SSiT
19740909200032003 Yogyakarta, 9 September 1974
Penata, III/c Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
9 Tuti Fidiyawati, S.Kep, MPH
198212222006042009 Bantul, 22 Desember 1982
Penata TK.I , III/d
Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Yogyakarta
10 Raden Supriyadi, SKM, M.Kes
196601131989021001 Kulon Progo, 13 Januari 1966
Pembina/ IV a
Administrator Kesehatan Madya
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo Kabupaten Purworejo
11
Dewanti Evita Julian Wulandari Wuryaningsih, SKM, MPH
196907271994022002 Magelang, 27 Juli 1969
Penata TK.I , III/d
Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
12 Sumaryati, SKM, MKM
196403131992032001 Lampung, 13 Maret 1964
Pembina , IV/a
Administrator Kesehatan Madya
RS dr. Suyoto Pusrehab Kementerian Pertahanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 39
13 Hj. Rostina Tantawi, SKM
196712311987032040 Lancirang, 31 Desember 1967
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kota Pare-Pare
14 Muhammad Ridwan Gus, SKM, M.Kes
196409281990031009 Pare-pare, 28 September 1964
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kota Pare-Pare
15 Rosita Fanany,SKM
196508221989032005 Palembang, 22 Agustus 1965
Pembina IV/a Administrator Kesehatan Muda
Puskesmas Arga Makmur
16 DR. H. Muh Ilyas Nur, SKM, M.Adm.Kes
197305291994031005 Sungguminasa Gowa, 29 Mei 1973
Pembina IV/a Adminkes Madya Dinas Kesehatan Kabupaten Maros
17 DR. H. Muh Ilyas Nur, SKM, M.Adm.Kes
197305291994031005 Sungguminasa Gowa, 29 Mei 1973
Pembina IV/a Adminkes Madya Dinas Kesehatan Kabupaten Maros
18 Rudiati, SKM 197406071993012001 Meunasah Intan, 7 Juni 1974
Pembina/ IVa Administrasi Kesehatan Madya
PKM Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar
19 Saidatul Mulki, SKM
196310261985112003 Reukih Dayah, 26 Oktober 1963
Pembina/ Iva Pembina/ Iva Puskesmas Indra Puri Kabupaten Aceh Besar
20 Sukmayeni, SKM, M.Kes
196511301987122003 Bukit Tinggi, 30 November 1965
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
21 drg. Rohadanti, MPH
197903072006042004 Sleman, 7 Maret 1979
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Yogyakarta
22 Nini Nisnaini, SKM 197003011992032004 Jambi, 1 Maret 1969
Penata TK.I , III/d
Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
23 Hj. Mulyati, SKM 196204121987032020 Bantaeng, 12 April 1962
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
UPTD Puskesmas Cempae Dinas Kesehatan Kota Parepare
24 Ni Kadek Widiastuti, SKM, MPH
197411101997032005 Denpasar, 10 November 1974
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
Dinas Kesehatan Provinsi Bali
25 Jamiat, SE,MARS 196603121989031008 Lubuk Pakam, 12 Maret 1966
Pembina/ Iva Administrator Kesehatan Madya
RSUD Langsa
26 Fariani Hidayah, SKM, MPH
197502081997032001 Sleman, 8 Februari 1975
Penata/ IIIc Administrator Kesehatan Muda
Dinas Kesehatan Kota yogyakarta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 40
27 Nur Alusia Tamher, SKM
198307232010012016 Banyumas, 23 Juli 1983
Penata Muda Tk I/ IIIb
Admnistrator Kesehatan Pertama
Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga
28 Enny Widiastuti, SKM, M.Kes
196906271993032007 Semarang, 27 Juni 1969
Pembina/ IVa Administrator Kesehan Madya
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
29 Rahmat Sukri, SKM, MKM
19731227199403011001
Sulit Air Solok, 27 Desember 1973
Penata TK.I , III/d
Administrator Kesehatan Ahli Muda
Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang
Sehubungan dengan Pelaksanaan Inpassing Nasional yang akan berakhir di 6 April
2021, Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina Adminkes melakukan
pembinaan jabatan fungsional Administrator Kesehatan. Di tahun 2020, sesuai dengan
Permenkes no 23 tahun 2019 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Fungsional Kesehatan Melalui Penyesuain/ Inpassing, PADK telah menerbitkan surat
Rekomendasi Formasi Inpassing Adminkes bagi Dinas Kesehatan Provinsi/Kota/ Kabupaten,
dan Rumah Sakit yang mengajukan formasi adminkes untuk proses inpassing. Setelah surat
diterima tahapan selanjutnya adalah proses validasi dan verifikasi usulan berdasarkan peta
jabatan, perhitungan formasi berdasarkan beban kerja instansi yang dikirimkan oleh Dinas
Kesehatan dan Rumah Sakit.
Berikut adalah rekapitulasi surat rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh Pusat Analisis
Determinan Kesehatan selama tahun 2020:
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 2 1 4
2 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 1 0 1
3 Dinas Kesehatan Kota Solok 5 7 0 12
4 Dinas Kesehatan Kota Padang 5 7 0 12
5 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
3 6 0 9
6 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu
0 2 1 3
7 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Samarinda
1 0 0 1
8 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 0 2 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 41
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
9 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
5 6 2 13
10 Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
2 4 0 6
11 Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 6 5 1 12
12 Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
0 6 1 7
13 Dinas Kesehatan Kota Dumai 5 11 1 17
14 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
13 15 2 30
15 Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara
5 14 2 21
16 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 10 18 3 31
17 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
0 1 2 3
18 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Lingkup Dinas Kesehatan Kota Prabumulih
1 10 2 13
19 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Balai Kesehatan Paru Kota Prabumulih
1 1 0 2
20 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada RSUD Kota Prabumulih
0 9 0 9
21 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih pada Lingkup Puskesmas Kota Prabumulih
1 14 1 16
22 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
0 0 10 10
23 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Dinkes Kab. Ogan Ilir
2 1 0 3
24 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Puskesmas Pamulutan Kabupaten Ogan Ilir
1 0 0 1
25 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir pada Puskesmas Lebung Bandung Kabupaten Ogan Ilir
0 1 0 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 42
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
26 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 1 4 5
27 Dinas Kesehatan Kota Bandung 2 6 0 8
28 Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara 1 0 0 1
29 Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus 3 0 0 3
30 Dinas Kesehatan Kota Pontianak 1 5 0 6
31 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
0 24 0 24
32 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 0 5 2 7
33 Dinas Kesehatan Kota Bogor 2 1 3 6
34 Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga
1 4 0 5
35 Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
0 2 0 2
36 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
4 4 0 8
37 Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta
1 1 1 3
38 Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo
11 6 0 17
39 Dinas Kesehatan Kota Jambi 0 0 3 3 40 Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah 6 15 11 32
41 Rumah Sakit Umum Daerah Kelet 1 0 0 1
42 Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun
1 5 1 7
43 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 7 0 7
44 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir
1 0 0 1
45 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
0 1 0 1
46 Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung
0 5 1 6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 43
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
47 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
7 9 4 20
48 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (RS Ernaldi Bahar)
1 0 0 1
49 Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
1 6 0 7
50 RSUD Kelas B Kabupaten Karawang
0 1 0 1
51 Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta
0 2 0 2
52 Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus 2 2 0 4
53 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 1 3 3 7
54 Dinas Kesehatan Kota Cirebon 0 1 1 2
55 RSUD dr. Rasidin Padang 1 3 0 4
56 Dinas Kesehatan Kabupaten Solok 0 3 1 4
57 Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
1 2 1 4
58 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
0 1 0 1
59 Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
6 0 0 6
60 Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota
2 1 1 4
61 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 1 0 1
62 Dinas Kesehatan Kota Cimahi 0 1 0 1
63 Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
2 4 0 6
64 Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat 3 8 2 13
65 Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan
3 6 0 9
66 Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal 5 14 2 21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 44
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
67 Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
6 0 0 6
68 Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur
0 1 0 1
69 Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
3 7 1 11
70 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 6 0 7
71 UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
2 0 0 2
72 Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun
0 1 0 1
73 Dinas Kesehatan Kota Semarang 3 11 6 20
74 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
7 18 5 30
75 Dinas Kesehatan Kota Depok 2 8 6 16
76 Provinsi Sulawesi Selatan 5 11 8 24
77 Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal
1 4 0 5
78 RS Ernaldi Bahar Palembang 1 0 0 1
79 Tanah Datar 0 2 0 2
80 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 0 0 1
81 Dinas Kesehatan Kabupeten Puworejo
5 5 5 15
82 Dinas Kesehatan Kota Cimahi 3 0 0 3
83 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 0 1
84 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
1 4 0 5
85 Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga
0 8 2 10
86 Lubuklinggau 2 0 0 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 45
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
87 Kabupaten Bandung 0 0 1 1
88 Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
1 4 0 5
89 Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
2 2 1 5
90 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 1 2
91 Dinas Kesehatan Kota Palu 1 5 0 6
92 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 2 2 4
93 Dinas Kesehatan Provinsi Aceh 3 0 0 3
94 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 0 4 4
95 Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan
1 2 2 5
96 Dinas Kesehatan Komering Ulu Selatan
0 1 0 1
97 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
1 1 0 2
98 Provinsi Sulawesi Selatan 0 1 0 1
99 Dinas Kesehatan Kota Prabumulih 0 2 0 2
100 Dinas Kesehatan Kota Cirebon 0 1 1 2
101 Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen
1 2 0 3
102 Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
1 3 0 4
103 Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
0 2 0 2
104 Rumah Sakit Daerah Mangunsada 0 2 0 2
105 Dinas Kesehatan Kota Palembang 0 2 0 2
106 Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 2 3 3 8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 46
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
107 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi)
1 1 0 2
108 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
0 0 5 5
109 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 0 2 0 2
110 Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas
0 3 0 3
111 Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim
2 0 0 2
112 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah
2 3 0 5
113 Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun
3 2 0 5
114 Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
0 0 1 1
115 Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan 0 0 1 1
116 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 2 0 2
117 Dinas Kesehatan Kuantan Singingi 1 7 1 9
118 Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang
0 1 0 1
119 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
1 3 0 4
120 UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
2 3 0 5
121 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Empat Lawang
0 1 0 1
122 Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau
1 0 0 1
123 Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun
4 2 0 6
124 Kota Prabumulih 0 1 0 1
125 Kabupaten Lombok Barat 1 7 2 10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 47
NO INSTANSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
126 Dinas Kesehatan Kota Pontianak 0 0 1 1
127 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 0 1 0 1
128 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
6 10 2 18
129 Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan
0 1 0 1
130 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
15 19 0 34
131 Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir
2 6 0 8
132 Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
0 9 2 11
133 Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Bayuasin
2 0 1 3
134 Dinas Kesehatan Kabuaten Tulungagung
0 3 0 3
135 Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang
2 4 1 7
Berikut adalah Rekapitulasi penyelenggaraan uji kompetensi inpassing Adminkes selama
tahun 2020:
NO SATKER/ INSTANSI
TANGGAL UKOM
JUMLAH VALIDASI
JUMLAH LULUS ADM
JUMLAH IKUT
UKOM
JUMLAH TIDAK LULUS UKOM
JUMLAH LULUS UKOM
ADMINKES AHLI
PERTAMA
ADMINKES AHLI MUDA
ADMINKES AHLI
MADYA
1 Pusat Kesehatan Haji
19 Juni 2020 4 4 4 0 4 0 4 0
2
Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
16 Juli 2020 23 23 20 3 20 3 12 5
3
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
3 Agustus 2020
5 3 3 0 3 0 0 5
4
Direktorat Fasiltas Pelayanan Kesehatan
5 Agustus 2020
2 2 2 0 2 0 2 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 48
NO SATKER/ INSTANSI
TANGGAL UKOM
JUMLAH VALIDASI
JUMLAH LULUS ADM
JUMLAH IKUT
UKOM
JUMLAH TIDAK LULUS UKOM
JUMLAH LULUS UKOM
ADMINKES AHLI
PERTAMA
ADMINKES AHLI MUDA
ADMINKES AHLI
MADYA
5 Dinas Kesehatan Provinsi Bali
19 Agustus 2020
1 1 1 0 1 0 0 1
6
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
18 Agustus 2020
30 8 8 0 8 13 15 2
7
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto mangunkusumo
26 Agustus 2020
6 6 6 0 6 6 0 0
8 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
3 September 2020
1 1 1 0 1 0 0 1
9
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
1 September 2020
10 10 10 0 10 1 8 1
10 Dinas Kesehatan Kota Bandung
4 September 2020
8 8 8 0 8 2 6 0
11
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
11 September 2020
27 27 27 0 27 7 18 2
12
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
16 dan 18 September
2020 15 15 15 0 15 0 8 7
13
Direktorat Produksi dan Distrubusi Kefarmasian
25 September 2020
8 8 8 0 8 0 4 4
14
Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
22 September 2020
9 9 9 0 9 0 6 3
15
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
28 September 2020
10 10 10 0 10 4 2 4
16
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
24 September 2020
12 12 12 0 12 0 8 4
17 Direktorat Pelayanan Kefarmasian
1 Oktober 2020
15 15 15 0 15 1 8 9
18 Direktorat Gizi Masyarakat
6 Oktober 2020
14 14 15 0 15 8 6 0
19 Direktorat Kesehatan Keluarga
13 Oktober 2020
5 5 5 0 5 2 3 0
20 Dinas Kesehatan Kota Bogor
3 November 2020
3 6 6 0 6 2 1 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 49
NO SATKER/ INSTANSI
TANGGAL UKOM
JUMLAH VALIDASI
JUMLAH LULUS ADM
JUMLAH IKUT
UKOM
JUMLAH TIDAK LULUS UKOM
JUMLAH LULUS UKOM
ADMINKES AHLI
PERTAMA
ADMINKES AHLI MUDA
ADMINKES AHLI
MADYA
21
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
26 Oktober 2020
8 8 8 0 8 0 8 0
22
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
24 November 2020
5 5 5 0 5 1 4 0
23
Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
26 November 2020
4 4 4 0 4 0 4 0
24
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
30 November 2020
1 1 1 0 1 0 1 0
25
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
15 Desember 2020
1 1 1 0 1 1 0 0
26 Pusat Kesehatan Haji
18 Desember 2020
1 1 1 0 1 0 0 1
27
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
22 Desember 2020
1 1 1 0 1 0 0 1
28
Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional
29 Desember 2020
5 5 5 0 5 1 4 0
B. Analisis Capaian Kinerja 2020
1. Definisi Operasional Indikator
Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Perjanjian Kinerja, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan, menetapkan 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran
kegiatan, yaitu:
a) Program Dukungan Manajemen;
b) Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam mendukung program Kementerian
Kesehatan yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, yaitu:
“Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan”
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 50
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2020
a) Hal-hal yang yang mempengaruhi pencapaian target
- Adanya tugas langsung dari Pimpinan yang mendesak untuk menjawab
permasalahan dan isu kesehatan terkini atau yang mendukung
keberhasilan program kerja Kementerian Kesehatan dalam
pembangunan Kesehatan di luar output Pusat Analisis Determinan
Kesehatan. Tugas ini memperkuat tercapainya target Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dalam menghasilkan analisis kebijakan berupa
rekomendasi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan dan penetapan
rancangan kebijakan ke depan.
- Komitmen untuk advokasi dan kolaborasi pimpinan tinggi, lintas sektor
dan lintas program untuk mengupayakan hasil analisis determinan
kesehatan dapat menjadi rancangan kebijakan pembangunan kesehatan.
b) Permasalahan
- Ketidaksesuaian antara jadwal dengan RPK/RPD
- Kurang dukungan Lintas Sektor/Program
- Penyerapan kegiatan paket meeting yang tidak sesuai
dengan perencanaan (undangan peserta dll), revisi anggaran yang
menyesuaikan dengan situasi yang ada.
c) Pemecahan Masalah
- Fokus dalam mengerjakan output
- Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
- Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai
dengan ouput dan kegiatan PADK. Kerjasama antar lintas
program/sektor yang mendukung pelaksanaan penyerapan anggaran
- Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran
d) Rencana Tindak Lanjut
- Memperkuat komitmen pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
RPK/RPD
- Monitoring dan advokasi pemangku kepentingan terkait untuk memastikan
pencapaian tujuan dari analisis dan rancangan kebijakan sehingga dapat
bermanfaat bagi pemangku kebijakan, lintas sektor dan lintas program dan
masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 51
C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran
Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya dalam
mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber Daya
Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.
1. Sumber Daya Manusia Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki jumlah personil pegawai 56 orang
yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 orang dan pegawai honorer 8 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
a) Menurut Jabatan
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut: Grafik 1.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan
Berdasarkan jabatannya, di Pusat Analisis Determinan Kesehatan, paling banyak
diisi oleh jabatan fungsional umum.
b) Menurut Pendidikan:
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 52
Grafik 2.
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
c) Berdasarkan Golongan
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 3.
Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan
d) Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53
Grafik 4.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu
e) Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini: Grafik 5.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 54
2. Sumber Daya Anggaran Pada tahun 2020 DIPA Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki anggaran
sebesar Rp.4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN dan hibah luar negeri.
Tabel 6 Sumber daya anggaran (dalam ribuan)
No. Indikator Kinerja Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Jumlah rancangan kebijakan
analisis determinan kesehatan yang diusulkan menjadi kebijakan pembangunan kesehatan
4.681.969 0 0 0 0
Realisasi Anggaran
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2020
Vol Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 1.887.718.000 1.742.358.145 92,30% 4 4 94,5
5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 107.969.000 103.899.000 96,23% 1 1 96
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 560.502.000 517.843.194 92,39% 1 1 91,3
5831.994 Layanan Perkantoran
1 2.125.780.000 2.123.022.161 99,87% 1 1 100
Total 4.681.969.000 4.487.122.500 95,84%
No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2021
Vol Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 0 0 0 0 0 0
5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 0 0 0 0 0 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 55
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 0 0 0 0 0 0
5831.994 Layanan Perkantoran
1 0 0 0 0 0 0
Total
No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2022
Vol Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 0 0 0 0 0 0
5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 0 0 0 0 0 0
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 0 0 0 0 0 0
5831.994 Layanan Perkantoran
1 0 0 0 0 0 0
Total
No Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2023
Vol Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 0 0 0 0 0 0
5831.951
Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 0 0 0 0 0 0
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 0 0 0 0 0 0
5831.994 Layanan Perkantoran
1 0 0 0 0 0 0
Total
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 56
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2024
Vol Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 0 0 0 0 0 0
5831.951 Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 0 0 0 0 0 0
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 0 0 0 0 0 0
5831.994 Layanan Perkantoran
1 0 0 0 0 0 0
Total
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2020, sumber daya sarana
dan prasarana di Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2020
AKUN NERACA JUMLAH KODE URAIAN
1 2 3 117111 Barang Konsumsi 108,660,325 132111 Peralatan dan Mesin 5,929,053,661 135111 Aset Tetap dalam Renovasi 0
135121 Aset Tetap Lainnya 6.325.000 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 0 137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4,978,566,202) 162121 Hak Cipta 1.875.000.000 162151 Software 1,319,572,545 162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0 166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi
pemerintahan 1,247,431,200
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi
(1,247,431,200)
169312 Akumulasi Amortisasi Hak Cipta (122,099,895) 169315 Akumulasi Amortisasi software (1,068,464,608)
J U M L A H 3,069,480,826
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 57
4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai satuan kerja dibawah Sekretariat
Jenderal dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dalam meningkatkan hasil analisis kebijakan yang disusun
untuk peningkatan pembangunan kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sehingga sangat
diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya. Pemenuhan
dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan Sumber Dana
(Anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan melakukan beberapa analisis dan efisiensi dalam
pemenuhan dan penggunaan sumber daya maupun sumber dana. Untuk analisis
atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum Pusat Analisis
Determinan Kesehatan langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada bagian
yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai melaksanakan
kinerja sesuai tupoksi masing-masing, dimana setiap harinya Pegawai di Pusat
Analisis Determinan Kesehatan membuat Laporan Kinerja. Sedangkan untuk
analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana (Anggaran), Pusat Analisis
Determinan Kesehatan melaksanakan setiap kinerja dengan menyesuaikan
kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif dan efesien. Prinsip
efektif terlihat dari pencapaian target kinerja (output dan outcome) yang hampir
tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya penghematan anggaran
atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi output atau outcome yang
dihasilkan. Penggunaan Sumber Dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan terus berinovasi untuk pemenuhan sumber
dana. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian
indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dengan realisasinya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 58
Sandingan Realisasi Anggaran dengan Alokasi Anggaran
No
Kode & Nama (Kegiatan dan
Output Kegiatan)
TAHUN 2020
Vol Alokasi
Anggaran Anggaran Fisik
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan
4 1.887.718.000 1.742.358.145 92,30% 4 4
5831.951
Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 107.969.000 103.899.000 96,23% 1 1
5831.970 Layanan Dukungan Manajemen
1 560.502.000 517.843.194 92,39% 1 1
5831.994 Layanan Perkantoran
1 2.125.780.000 2.123.022.161 99,87% 1 1
Total 4.681.969.000 4.487.122.500 95,84%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 59
BAB 4 KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN
Laporan Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2020, merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Sekretaris Jenderal
Kementerian KesehatanRI dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2020. Laporan ini juga
menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara
berkelanjutan.
Pada tahun 2020, Pusat Analisis Determinan Kesehatan dapat mendekati target
yang telah ditetapkan (terealisasi sebesar 95,84%). DIPA Pusat Analisis Determinan
sebesar Rp. 4.681.969.000,- yang bersumber dari APBN.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Rancangan Kebijakan Determinan Pembangunan Kesehatan dengan output
kinerja 94,5%, penyerapan anggaran sebesar 92,3%;
2) Layanan Sarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 96%,
penyerapan anggaran sebesar 96,2%;
3) Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output 91,3%,
penyerapan anggaran sebesar 92,4%;
4) Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100%, penyerapan
anggaran sebesar 99,87%.
Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi
masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan
kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber
serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu
permasalahan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah
merealisasikan program dan kegiatan tahun 2020. Keberhasilan yang telah dicapai
tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di tahun
berikutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan segala
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 60
kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan dapat
diatasi sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun-tahun mendatang.
Tabel Kesimpulan
No. Indikator Kinerja 2020
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1 Jumlah rancangan kebijakan determinan pembangunan kesehatan yang dihasilkan 4 4
B. TINDAK LANJUT
Pusat Analisis Determinan Kesehatan berusaha melakukan perbaikan dalam
penyerapan anggaran. Beberapa poin penting untuk tindak lanjut ditahun anggaran
2020 antara lain sebagai berikut :
1. Percepatan SK Pengelola Keuangan
2. Menetapkan program/kegiatan prioritas semester 1
3. Percepatan penyusunan RPK/RPD bagian dan bidang
4. Menginventarisir pengadaan barang dan jasa baik itu belanja modal maupun
belanja barang (untuk paket meeting) dengan menetapkan penanggung jawab
untuk lokasi dan tanggal pelaksanaan
5. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk buka blokir
6. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk Dana Hibah
7. Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
8. Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai dengan
ouput dan kegiatan PADK
9. Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran sesuai
ketentuan yang berlaku.
Demikian rencana tindak lanjut Pusat Analisis Determinan Kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan dalam penyerapan anggaran di tahun mendatang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 61
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 62
LAMPIRAN 1 1. Capaian Kinerja Rancangan Kebijakan
Nota Kesepahaman Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan
Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/Badan Parnvisata Dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia Tentang Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 67
2. Rancangan Kebijakan Kelompok Kerja Ketahanan Kesehatan Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 69
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 72
3. Rancangan Kebijakan Road Map Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 73
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 75
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 76
4. Rancangan Kebijakan Peta Jalan (Roadmap) Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Tahun 2020-2024 di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 77
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 79
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 80
LAMPIRAN 2 Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 81