building networks

6
Rico Agung Firmansyah Copyrights © 2008 BUILDING NETWORKS Pada sesi kali ini kita akan mempelajari sekaligus mempraktikkan metode pembangunan jaringan. Modul ini hanya diset untuk dapat digunakan dalam satu semester, namun labih dari itu kandungan ilmu yang ada di modul ini dapat anda gunakan di dunia kerja nantinya, berapapun lamanya. Sebelum masuk ke materi pokok, yaitu pembangunan jaringan komputer, saya sedikit mengingatkan agar anda yang sedang/akan mendalami modul ini haruslah sudah memiliki pengetahuan dasar tentang jaringan komputer terlebih dahulu, diantaranya : pengenalan piranti-piranti yang digunakan dalam jaringan komputer beserta fungsi dan konsep kerjanya, memahami jenis topologi jaringan komputer beserta kelbihan dan kekurangannya, memahami jenis-jenis media transmisi beserta karakteristiknya, memahami teknik instalasi pengkabelan (media transmisi), serta memahami konsepdan kalkulasi pemetaan IP Address dan Subnetting. Beberapa materi diatas HARUS sudah anda kuasai untuk dapat meneruskan ke jenjang berikutnya, yaitu pembangunan jaringan. Hal ini sangat penting karena pembahasan pada bab ini akan sangat memerlukan pemahaman konseptual yang baik dari materi-materi tersebut diatas. Jadi, jika anda belum menguasai beberapa materi diatas, saya menyarankan agar anda me-review kembali materi tersebut agar anda tidak kesulitan dalam penyerapan materi di bab ini. OK, bagi anda yang terus membaca modul ini saya anggap anda sudah berbekal materi sebelumnya seperti tersebut diatas, kita langsung saja masuk ke konsep pembangunan jaringan. Seperti yang anda lihat di judul modul ini, yaitu Building Networks, jika diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti Membangun beberapa Jaringan. Bukan hanya sekedar sebuah jaringan, namun ada beberapa jaringan. Fokus tujuan pencapaian modul ini adalah bagaimana anda bisa membangun beberapa jaringan dengan beberapa teknik, beberapa piranti, beberpa aturan, serta mungkin beberapa problematika yang terjadi nantinya. Jika kita review ke materi sebelumnya, sebuah jaringan dideskripsikan dengan koneksi beberapa Host (yang autonomous) dengan menggunakan media dan beberapa aturan tertentu. Definisi ini merupakan definisi umum. Artinya semua host yang terhubung ke media transmisi dengan mengdopsi aturan yang serupa, hal itu dapat dikatakan sebagai sebuah jaringan. Pemahaman konseptual ini akan sangat berbeda dengan fakta di lapangan. Saya ambil contoh misalkan jaringannya Bank Indonesia (bukan promosi-punya pemerintah,red.). Bank Indonesia memiliki beberapa kantor cabang (misal: Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya). Tiap kantor cabang, memiliki 50 ruangan atau 20 sub unti kerja (unit Direktur, unit pelayanan masyarakat, unit keuangan,dsb), dimana tiap unit ini memiliki beberapa komputer ditiap karyawannya yang terhubung ke semua unit kerjanya dengan jaringan komputer. Kemudian setiap kantor cabang juga terhubung ke kantor cabang lainnya (dikota lain) dengan jaringan pula. Anda bisa membayangkannya?? Dari kasus diatas, jika kita kembali menelaah definisi jaringan komputer sesuai konsep awal, maka jaringan di Bank Indonesia dianggap sebagai sebuah jaringan. Hal ini benar dalam hal konseptual, namun dalam implementasi (tinjauan di lapangan) jaringan tersebut mustahil hanya didefinisikan sebagai sebuah jaringan. Ada beberapa jaringan didalam jaringan beser tersebut. Misalnya tiap unit kerja merupakan sebuah jaringan. Jadi tiap kantor cabang memiliki 20 jaringan 1

Upload: rico-agung-firmansyah

Post on 03-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Building Networks

Rico Agung FirmansyahCopyrights © 2008

BUILDING NETWORKS

Pada sesi kali ini kita akan mempelajari sekaligus mempraktikkan metode pembangunan jaringan. Modul ini

hanya diset untuk dapat digunakan dalam satu semester, namun labih dari itu kandungan ilmu yang ada di modul ini

dapat anda gunakan di dunia kerja nantinya, berapapun lamanya.

Sebelum masuk ke materi pokok, yaitu pembangunan jaringan komputer, saya sedikit mengingatkan agar

anda yang sedang/akan mendalami modul ini haruslah sudah memiliki pengetahuan dasar tentang jaringan komputer

terlebih dahulu, diantaranya : pengenalan piranti-piranti yang digunakan dalam jaringan komputer beserta fungsi dan

konsep kerjanya, memahami jenis topologi jaringan komputer beserta kelbihan dan kekurangannya, memahami jenis-

jenis media transmisi beserta karakteristiknya, memahami teknik instalasi pengkabelan (media transmisi), serta

memahami konsepdan kalkulasi pemetaan IP Address dan Subnetting.

Beberapa materi diatas HARUS sudah anda kuasai untuk dapat meneruskan ke jenjang berikutnya, yaitu

pembangunan jaringan. Hal ini sangat penting karena pembahasan pada bab ini akan sangat memerlukan

pemahaman konseptual yang baik dari materi-materi tersebut diatas. Jadi, jika anda belum menguasai beberapa

materi diatas, saya menyarankan agar anda me-review kembali materi tersebut agar anda tidak kesulitan dalam

penyerapan materi di bab ini.

OK, bagi anda yang terus membaca modul ini saya anggap anda sudah berbekal materi sebelumnya seperti

tersebut diatas, kita langsung saja masuk ke konsep pembangunan jaringan.

Seperti yang anda lihat di judul modul ini, yaitu Building Networks, jika diartikan kedalam bahasa

Indonesia berarti Membangun beberapa Jaringan. Bukan hanya sekedar sebuah jaringan, namun ada beberapa

jaringan. Fokus tujuan pencapaian modul ini adalah bagaimana anda bisa membangun beberapa jaringan dengan

beberapa teknik, beberapa piranti, beberpa aturan, serta mungkin beberapa problematika yang terjadi nantinya.

Jika kita review ke materi sebelumnya, sebuah jaringan dideskripsikan dengan koneksi beberapa Host (yang

autonomous) dengan menggunakan media dan beberapa aturan tertentu. Definisi ini merupakan definisi umum.

Artinya semua host yang terhubung ke media transmisi dengan mengdopsi aturan yang serupa, hal itu dapat

dikatakan sebagai sebuah jaringan. Pemahaman konseptual ini akan sangat berbeda dengan fakta di lapangan. Saya

ambil contoh misalkan jaringannya Bank Indonesia (bukan promosi-punya pemerintah,red.). Bank Indonesia memiliki

beberapa kantor cabang (misal: Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya). Tiap kantor cabang, memiliki 50 ruangan

atau 20 sub unti kerja (unit Direktur, unit pelayanan masyarakat, unit keuangan,dsb), dimana tiap unit ini memiliki

beberapa komputer ditiap karyawannya yang terhubung ke semua unit kerjanya dengan jaringan komputer.

Kemudian setiap kantor cabang juga terhubung ke kantor cabang lainnya (dikota lain) dengan jaringan pula. Anda

bisa membayangkannya??

Dari kasus diatas, jika kita kembali menelaah definisi jaringan komputer sesuai konsep awal, maka jaringan

di Bank Indonesia dianggap sebagai sebuah jaringan. Hal ini benar dalam hal konseptual, namun dalam implementasi

(tinjauan di lapangan) jaringan tersebut mustahil hanya didefinisikan sebagai sebuah jaringan. Ada beberapa jaringan

didalam jaringan beser tersebut. Misalnya tiap unit kerja merupakan sebuah jaringan. Jadi tiap kantor cabang

memiliki 20 jaringan (sub jaringan). Tiap kantor cabang-pun didefinisikan sebagai sebuah jaringan yang dikoneksikan

ke kantor cabang lainnya. Artinay akan ada banyak jaringan yang terdapat disana, tidak hanya didefinisikan sebuah

jaringan. Dari kasus diatas, jelas sekali perbedaan pamahaman konseptual dengan kenyataan di lapangan. Maka dari

itu, pembangunan jaringan tidak semudah kalkulasi teoritis belaka.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang membedakan penentuan sebuah lingkup jaringan antara

konseptual (teoritis) dengan praktiknya? Dalam metode konseptual, sebuah jaringan besar seperti contoh diatas

bisaa dinamakan sebuah Administratif Distance (AD) atau sebuah Autonomous System (AS). Maksudnya

sebuah jaringan besar tadi memiliki sebuah ID (identitas jaringan) dan aturan administrasi yang sama (serupa),

meskipun memiliki beberapa jaringan atau sub jaringan didalamnya. Sebuah perusahaan/organisasi yang memiliki

1

Page 2: Building Networks

Rico Agung FirmansyahCopyrights © 2008

jaringan yang besar dan terhubung ke internet, wajib memiliki nomer AD atau AS masing-masing sebagai

administrasi manajemen jaringan internasional.

Berbeda dengan metode teoritis, metode praktis (kenyataan di lapangan) mendefinisikan sebuah jaringan

dengan melihat konfigurasi Subnet Mask-nya. Jika beberapa host yang terhubung dalam jaringan memiliki subnet

mask yang sama, maka host tersebut berada dalam satu jaringan, meskipun berada di tempat yang berbeda.

Paradigma ini yang harus dikuasai dan ditanamkan sungguh-sungguh agar tidak ada kerancuan serta kesalahan

persepsi dan implementasi dikemudian hari.

Setelah konsep dan paradigma kita kuasai dan kita samapakn, langkah selanjutnya kita masuk ke tahap

tahap dalam membangun jaringan. Serupa dengan membangun gedung, rumah atau lainnya, membangun jaringan

memerlukan tahapan analisa dan eksekusi didalamnya. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam

pembangunan jaringan agar pembangunan dapat berjalan dengan baik serta hasil yang diharapkan dapat tercapai

dapat memuaskan, antara lain:

1. Tahap Analisis Kebutuhan Sistem

2. Tahap Perencanaan

3. Tahap Pembangunan Sistem (implementasi Sistem)

4. Tahap Testing Sistem

Tahap Analisis Kebutuhan Sistem

Tahap Analisis Kebutuhan Sistem merupakan tahap menganalisa, menelaah, mengoleksi segala sesuatu

yang dibutuhkan sistem jaringan yang akan dibangun atau yang diharapkan nantinya. Tahap ini merupakan

tahap yang paling menentukan dalam arah pembangunan sistem jaringan. Kesalahan dalam menganalisa

kebutuhan sistem yang dibutuhkan atau yang diinginkan, akan berpengaruh dalam tahapan berikutnya. Lebih-

lebih jika sistem sudah jadi. Keempat tahapan sudah dikerjakan, tapi hasil yang didapat berbeda dengan apa

yang diharapkan, maka akan terjadi perombakan atau pengulangan tahap pembangunan lagi. Hal ini sangat

tidak efektif dan efisien.

Maka dari itu, tahap ini memegang peranan penting dalam pembangunan. Bisaanya perusahaan besar

akan mempercayai orang yang sudah sangat berpengalaman untuk menghendel tahapan ini. Dalam

pembangunan sistem jaringan-pun juga demikian, orang yang mengelola tahapan ini bisaanya memiliki

pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mengerjakan tahapan lainnya. Orang tersebut bisaa

diistilahkan dengan sebutan Network engineer. Seorang network engineer bertanggung jawab atas progress

(proses) di tahapan berikutnya terhadap tujuan sistem yang akan dicapai.

Kita sebagai calon Network engineer harus belajar untuk memiliki kemampuan network engineer

sesungguhnya. Salah satunya dengan belajar menganalisa kebutuhan sistem ini. Ada beberapa variabel yang

perlu dianalisa atau ditelaah dalam tahap ini. Antara lain:

a. Keinginan user atau owner

User atau/dan owner dalam hal ini WAJIB dianalisa pertama kali dan yang menjadi hal paling utama

dalam penentuan pembangunan jaringan nantinya. Hal ini sangat penting karena sistem yang akan kita

buat akan digunakan oleh si pemiliknya (owner/user). Artinya pembangunan sistem bertumpu pada

keinginan si pemakainya. Koleksilah sebanyak-banyaknya informasi dari mereka, karena kenyamanan dan

kepuasan si pemakai akan jadi prioritas dalam pembangunan.

b. Budget (biaya) pembangunan

Biaya dalam hal ini memegang prioritas kedua setelah keinginan user/owner. Analisis biaya mulai dari

tahap analisa, perencanaan hingga tahap testing harus anda administrasikan dan ada baiknya

konsultasikan dengan owner berkaitan dengan pendanaannya. Sebuah keingin besar, rencana yang baik,

tidak akan berhasil jika tidak ada pendanaan yang cukup.

Kita sebagai network engineer/network planner tidak boleh memaksakan kehendak kita untuk

mendapatkan dana yang tidak disarankan oleh owner. Sebaliknya, kita hanya berhak memberikan

referensi kepada owner mengenai proses dan hasil dari pembangunan jika pendanaannya berjumlah

2

Page 3: Building Networks

Rico Agung FirmansyahCopyrights © 2008

sekian, atau sekian, atau sekian. Artinya kita hanya bisa memberikan alternatif hasil yang didapat jika

dananya sekian rupiah, atau sekian rupiah.

Ada beberapa item yang harus dimasukkan dalam administrasi analisis biaya pembangunan sitem ini

agar anda dan owner bisa sejalan, diantaranya biaya hardware dan software yang akan digunakan dalam

sistem nantinya, mulai dari hal yang terkecil sampai yang terbesar, biaya pengadaan media transmisi (jika

menggunakan kabel, jika menggunakan wireless cukup dihitung biaya hardware wirelessnya), biaya

instalasi software, biaya instalasi hadware, biaya konsfigurasi sistem (bisa digabungkan dengan biaya

instalasi software), serta yang terakhir biaya maintenance sistem.

Dengan rekapitulasi analisis dana atau biaya diatas, akan memudahkan network engineer untuk

berkoordinasi dengan owner guna keberhasilan pembangunan sistem. Rekapitulasi ini juga berguna

sebagai proposal pembangunan sistem bagi anda yang masih mencari kerja dibidang instalasi jaringan.

c. Hardware dan software yang akan digunakan sistem

Seperti disebutkan diatas, menganalisa kebutuhan hardware dan software yang akan digunakan

dalam sistem sangat berpengaruh terhadap anggaran/biaya yang akan dibutuhkan. Seorang network

engineer tidak hanya sebatas memberikan gambaran hardware/software apa saja yang akan digunakan

dalam sistem, tapi juga sampai ke hal jenis, kualitas, kestabilan, kemudahan penggunaan, harga, serta

kemungkinan replacement (penggantian) hardware/software yang digunakan karena usang dimakan

waktu atau akibat penggunaannya oleh user.

Ada satu hal lagi yang membuat seorang network engineer dapat dikatakan professional, yaitu ia

dapat menganalisa efek atau dampak dari pemilihan hardware/software dengan tipe, merek, keunggulan,

kekurangan, kestabilan dan kemudahan pemakaian, harga, dan variabel lainnya terhadap performa sistem

secara keseluruhan. Misalnya, saya harus menggunakan Hub atau Switch sebagai konsentratornya,

kemudian berapa port yang digunakan, mereknya apa, kualitasnya bagaimana, kemungkinan akan diganti

berapa lama, itu semua dapat berdampak tehadap sistem apa tidak, jika ia, seberapa besar dampaknya,

dan sebagainya. Kemampuan analisis yang seperti ini biasanya tumbuh sendiri seiring dengan

penguasaan teoritis dan pengalaman yang sering dialami di lapangan. Hal tambahan lainnya yang perlu

dianalisis menurut network engineer dan owner dapat ditambahkan sebagai pelengkap analisis sistem

jaringan guna kesempurnaan pencapaian target pembangunan

Tahap Perencanaan Sistem

Tahap perencanaan sistem merupakan tahapan kedua setelah tahap analisis kebutuhan sistem dilakukan.

Pada tahapan ini seorang net engineer membuat perencanaan baik itu dengan sketsa, diagram, gambar, tabel

atau informasi lannya dengan lengkap dari apa saja yang akan digunakan atau diimplementasikan di tahap

berikutnya. Pada tahap ini, apa-apa yang direncanakan harus berpedoman terhadap tahap sebelumnya (tahap

analisis kebutuhan sistem), namun tidak menutup kemungkinan jika memang terjadi perubahan didalamnya.

Bisaanya net engineer pasti membuat sketsa pemetaan sistem agar instalator (di tahap ke-3) dapat bekerja

dengan mudah dan mendapatkan hasil yang baik, sesuai apa yang direncanakan.

Ada beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam sketsa atau diagram pemetaan sistem yang akan

dibangun, diantaranya:

a. Perencanaan Topologi yang akan dipakai.

Dalam pembangunan sistem jaringan secara fisik, wajib hukumnya untuk memilih dan merencanakan

topologi apa yang akan digunakan dalam pembangunan jaringan tersebut. Penyesuaian antara tujuan

yang ingin dicapai, performa sistem jaringan yang diharapkan, ketersediaan dana (budget), kenyamanan

penggunaan serta kemudahan maintenance (pemeliharaan) dan replacement (penggantian) merupakan

beberapa hal yang mendasari pemilihan suatu topologi jaringan pada pembangunan tersebut. Seorang

network engineer tidak boleh sembarangan dalam memilih topologi yang akan digunakan. Pemilihan yang

tanpa didasari oleh pemahaman teknologi jaringan yang baik, akan membuat kerugian pada installer,

terhadap sistem itu sendiri serta pada ownernya.

Ada beberapa network engineer melakukan tahap pemilihan topologi ini pada tahap analisis

kebutuhan sistem (tahap pertama) agar semua hardware/software dan biaya yang dibutuhkan akan

3

Page 4: Building Networks

Rico Agung FirmansyahCopyrights © 2008

mengacu pada rancangan topologi. Namun ada juga yang beranggapan pemilihan topologi akan

didasarkan oleh analisis yang dilakukan di tahap pertama. Dengan kata lain topologi yang dipilih

bergantung pada ketersediaan dana dan hardware/software.

Kedua metode tersebut sama-sama benar dengan kondisi tertentu. Jadi sesuaikan dengan kondisi

yang ada, jika memungkinkan untuk membuat perencanaan topologi terlebih dahulu, lalu biaya mengikuti

kebutuhannya, berarti pemilihan topologi tidak akan memusingkan engineer. Namun jika budget

pembangunan mepet, biasanya enginer melakukan penyesuaian dalam pemilihan topologi dan piranti

lainnya terhadap ketersediaan dananya. Jadi, semua itu kembali lagi ke engineer dan ownernya.

b. Sketsa perencanaan tempat/ruang yang akan dibangun

Ruangan (didalam atau diluar gedung) yang akan digunakan untuk sistem ini haruslah jadi prioritas

yang tinggi pula dalam perancangan sistem. Kondisi ruangan akan mempengaruhi penggunaan

hardware/software serta media transmisi. Misalnya ada dua gedung yang berjauhan akan dihubungkan ke

jaringan, maka akan tidak efektif dan efisien jika digunakan transmisi kabel. Akan ada banyak sekali

variabel-variabel yang harus diperhatikan dalam tahap perencanaan ini yang berhubungan dengan

masalah tempat/ruang. Sketsa tempat/ruangan yang akan digunakan dalam pembangunan sistem ini akan

sangat membantu sekali dalam memetakan hardware apa saja yang digunakan disana, software apa saja

yang cocok dipakai, serta media apa yang efektif dan efisien yang akan digunakan nantinya. Gunakanlah

denah ruangan untuk membantu anda memetakan hardware/software dan media transmisinya.

c. Sketsa peletakan hardware, software dan media transmisi

Setelah sketsa tempat/ruangan sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah memetakan hardware apa

saja yang digunakan di ruangan A, B, C, dsb. Atau bisa juga di ruangan A peletakan hardwarenya seperti

apa? Berderet, melingkar, berhadapan, atau bagaimana, itu harus dipetakan. Pilihlah penempatan yang

baik, yang tidak mengganggu sirkulasi user yang nantinya mengganggu hardware, mudah tidaknya

diakses user juga harus dipertimbangkan. Tidak semua hardware harus mudah diakses user, ada

beberapa hardware malah tidak boleh diakses oleh sembarang user. Misalnya server, hub/switch, router,

access point, wireless radio/bridge.

Peralatan tersebut seharusnya tidak boleh diakses sembarang user, hanya administrator atau yang

berhak mengakses saja yang diperbolehkan. Maka dari itu, piranti tersebut sebaiknya diletakkan di

ruangan/tempat yang menurut anda aman. Kesalahan peletakan sebuah hardware saja akan berdampak

serius terhadap sistem. Sebagian orang Indonesia yang tidak mengerti hal ini, akan meremehkannya.

Setelah terjadi masalah pada sistem mereka, barulah mereka merombak/merubah penempatannya.

Padahal merubah penempatan sebuah hardware juga akan berimbas terhadap perubahan media,

perubahan operasional, serta pemborosan.

Saya ambil contoh kasus yang pernah saya alami di sebuah warnet yang meletakkan switch-nya

didekat bilik client. Warnet tersebut memiliki 10 bilik client. Di salah satu biliknya terdapat switch 16 port

untuk koneksi internetnya. Dengan demikian client yang “nakal” dengan sangat senang menancapkan

media transmisi ke switch tersebut untuk dihubungkan ke rumahnya. Akhirnya ia dapat berinternet gratis

sepuasnya dirumahnya. Gambaran ini mencontohkan bahwa pemetaan dan penempatan hardware pada

ruangan tertentu sangat penting dalam hal pembangunan sistem jaringan.

Pertimbangan masalah kemudahan dalam pembersihan ruangan, sirkulasi udara, perkiraan suhu

ruangan juga sangat penting dianalisa dan dirancang dengan baik. Kondisi ruangan yang kotor akan

mempengaruhi kerja hardware. Hardware akan sering mengalami kerusakan, hang, atau penurunan

performa akibat kotoran yang tidak diperhatikan dalam pembangunan sistem. Temperatur ruangan juga

sangat penting untuk dipertimbangkan, karena dengan suhu yang tidak baik, akan merusak sistem.

Contohnya peletakan server didalam ruangan tertutup tanpa ada sirkulasi udara. Hal ini mungkin benar

dalam menjaga server agar tidak dijamah oleh sembarang user, namun dalam hal performa, server

tersebut akan mengalami masalah-masalah dengan performanya dengan tidak terencananya

pemetaannya berdasarkan suhu ruangan.

Setelah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemetaan diatas, berikutnya adalah sketsa

penggunaan software setelah pemetaan hardware-nya selesai dikerjakan. Sketsa ini tidak terlalu beresiko

terhadap sistem, namun akan berdampak dalam proses instalasi nantinya. Penggunaan sketsa akan

4

Page 5: Building Networks

Rico Agung FirmansyahCopyrights © 2008

mempermudah instalator dalam mengerjakan instalasi sistemnya. Pemetaan software cukup dituliskan di

hardware tertentu sebagai informasi bahwa hardware ini digunakan untuk apa, softwarenya apa,

konfigurasinya bagaimana. Misalnya seperti contoh dibawah ini.

Gambar 1. Contoh sketsa pemetaan software

d. Sketsa jalur media transmisi

Untuk media transmisi yang menggunakan kabel, sketsanya ditulis/digambar dengan garis lurus

sesuai dengan jalurnya dari suatu piranti ke piranti lainnya. Sketsa jalur media kabel ini digunakan untuk

pemetaan di dalam ataupun diluar ruangan. Garis yang digunakan dalam sketsa ini haruslah sesuai aturan

standar internasional untuk tipe pemasangan kabel. Kabel Straight through digambarkan dengan garis

lurus. Kabel Cross Over digambarkan dengan garis putus-putus. Kabel Roll Over (console)

digambarkan dengan garis berbentuk kurva (setengah lingkaran) berwarna biru muda. Kabel Serial

digambarkan dengan garis menyerupai huruf Z dan berawrna merah.

Untuk media tanpa kabel (wireless) sketsa digambarkan dengan memberikan simbol gelombang di

piranti tersebut. Pengaambaran sketsa ini sebenarnya tidak ada bentuk baku atau standarnya, jadi setiap

network engineer berhak membuat sketsa sesuai kehendaknya, namun tetap simpel dan lugas agar

mudah dipahami oleh installer nantinya.

5

Komputer-1WinXP : 192.168.1.2,Gateway : 192.168.1.1Aplikasi : A, B, C

Komputer-2WinXP : 192.168.1.3,Gateway : 192.168.1.1Aplikasi : D, E, F

Komputer-3WinXP : 192.168.1.4,Gateway : 192.168.1.1Aplikasi : X, Y, Z