budidaya padi pasang surut

13
Padi pasang surut disusun oleh: ali hamjah harahap eka agustia ariyanti jannatul wardiah

Upload: stiper-muhammadiyah-tanah-grogot

Post on 28-Jul-2015

89 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: budidaya Padi pasang surut

Padi pasang surutdisusun oleh:ali hamjah harahapeka agustiaariyantijannatul wardiah

Page 2: budidaya Padi pasang surut

Sejarah padi pasang surut

• Secara umum padi ditemukan pada tahun 3000 SM di distrik paradesh,hastinapur india.

• Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

Page 3: budidaya Padi pasang surut

Pengolahan lahan

• Untuk pengolahan lahan lahan pasang surut bergambut < 30 cm dapat dilakukan dengan traktor rotary (gelebeg), sedangkan untuk lahan sulfat masam potensial dengan kedalaman pirit < 30 cm dilakukan tanpa olah tanah (TOT) menghindari oksidasi pirit.

Page 4: budidaya Padi pasang surut

Pemberian Bahan Organik

Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan, kimia dan biologi tanah. Bahan organik dapat berupa pupuk kandang, sisa tanaman, pupuk hijau dan kompos sebanyak 5 ton/ha. Jerami dikembalikan ke lahan dengan cara dibenamkan atau dalam bentuk kompos atau dijadikan pakan ternak yang kotorannya diolah menjadi pupuk kandang.

Page 5: budidaya Padi pasang surut

BENIH• Untuk memperoleh benih yang baik dapat

dilakukan dengan merendam pada air larutan garam 2 – 3 % atau larutan Za dengan perbandingan 20 gram Za/liter air. Dapat juga menggunakan garam dengan indikator telur yang semula berada di dasar air setelah diberi garam telur terangkat ke permukaan. Benih yang digunakan hanya benih yang tenggelam dan yang mengapung dibuang. Setelah diangkat benih perlu dibilas dengan air agar garam tercuci.

Page 6: budidaya Padi pasang surut

PERSEMAIAN• Jika tanpa olah tanah persemaian dapat dilakukan

dengan persemaian kering dimana benih langsung disemai tanpa direndam dulu. Setelah disemai tutupi dengan tanah halus atau abu sekam.

• Jika tanah diolah persemaian dapat dilakukan dengan persemaian basah. Buat bedengan berlumpur di sawah dengan lebar 1 – 1,2 meter dan panjangnya 10 – 20 meter, tambahkan bahan organik atau sekam sebanyak 2 kg per meter persegi. Persemaian dipagar plastik untuk mencegah serangan hama tikus, selain itu persemaian dipupuk urea 20 – 40 gram/meter persegi.

Page 7: budidaya Padi pasang surut

PENANAMAN

• Pelaksanaan penanaman dilakukan dengan menggunakan bibit muda (< 21 HSS) karena dengan bibit muda akan memiliki kelebihan dimana bibit akan cepat pulih kembali karena adaptasi lingkungannya relatif tinggi, akar akan lebih kuat dan dalam, tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak, tanaman lebih tahan rebah dan kekeringan serta lebih efektif dalam pemanfaatan hara. Jumlah bibit dianjurkan 2-3 batang/ lubang. Jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 25 cm x 25 cm, dengan sistem tanam jajar atau legowo 2:1 atau 4:1.

Page 8: budidaya Padi pasang surut

PEMUPUKAN

• Pemupukan urea pertama pada umur 7 – 10 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 50 – 70 kg/ha. Pemupukan urea susulan dilakukan dengan bantuan BWD yang didasarkan pada kebutuhan riil tanaman yaitu 10 hari setelah pemupukan dasar dan diulang setiap 10 hari sekali sampai umur 40 HST atau interval waktu yaitu pada umur 25 – 28 HST dan 38 – 42 HST. Pemupukan Sp 36 dan KCl diberikan bersamaan dengan pemupukan urea pertama

Page 9: budidaya Padi pasang surut

Hama dan penyakit

Hama tikus, penggerek batang, orong-orong perlu diwaspadai. Pengendalian dapat dilakukan apabila hama telah merusak tanaman melebihi batas ambang ekonomis. Penyakit yang diwaspadai? adalah penyakit blas, penggunaan varietas tahan dan pemupukan berimbang sebagai upaya pengendalian penyakit blas ini

Page 10: budidaya Padi pasang surut

Pengendalian Hama dan Penyakit

Page 11: budidaya Padi pasang surut

penyiangan

Lakukan penyiangan gulma pertama kali kurang dari 21 hari setelah tanam (HST) dan setelah itu dilihat dari banyaknya gulma. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis misalnya menggunakan mesin penyiang (power weeder) bila kondisi memungkinkan atau secara manual dengan tangan. Bila kurang tenaga kerja dapat digunakan herbisida sesuai anjuran.

Page 12: budidaya Padi pasang surut

panen

• Tanaman dipanen jika sebagian besar gabah (90 – 95%) telah bernas dan berwarna kuning. Panen dianjurkan menggunakan arit bergerigi untuk menggantikan ani-ani agar lebih cepat. Jika tenaga kerja terbatas maka panen juga dapat dilakukan menggunakan mesin panen (mower). Jika menanam varietas Inpara-3 sebaiknya jangan dipanen dengan mower karena gabahnya mudah rontok. Setelah dipanen segera secepatnya dilakukan perontokan menggunakan gebod, pampung, atau power thresher untuk menghindari gabah menjadi hitam.

Page 13: budidaya Padi pasang surut

Penutup

• Pengelolaan tanah dan air ini merupakan kunci keberhasilan usaha tani di lahan pasang surut. Dengan upaya yang sungguh-sungguh lahan pasang surut ini dapat bermanfaat bagi petani dan masyarakat luas.