budidaya belut air jernih

10
Budidaya Belut Air Jernih Posted on March 31, 2011 by suseno_triyono Tehnik Pemeliharaan Dalam setiap melakukan usaha, kita diharuskan mengusai/memahami tehnik-tehniknya, seperti hal-nya dalam melakukan usaha beternak/budidaya belut sawah ini, kita di wajibkan mengusai dan memahami semua tehnik dalam berbudidaya. Sedangkan Tehnik Budidaya Belut (budidaya belut air bersih) itu sendiri meliputi : Tehnik Dasar budidaya (langkah-langkah sebelum melakukan usaha), Tehnik Pemeliharaan, Tehnik Pemanenan dan Tehnik Pemasaran Belut. Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara Tehnik Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita juga memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan analisa usaha dalam melakukan Budidaya belut. Pemilihan Bibit Bibit belut yang paling bagus untuk di budidayakan adalah bibit yang di hasilkan dari hasil budidaya (pembenihan sendiri), walau bibit hasil tangkapan masih tetap bisa hidup dan bisa di besarkan di air besih. Tetapi jika dalam cara penangkapannya tidak benar, belut akan lama jika dibesarkan karena mengalami stres sehingga kita harus mengadaptasinya terlebih dahulu dengan waktu yang cukup lama (tergantung tehnik perawatannya), kalau tehnik perawatannya salah, belut hasil tangkapan tersebut bisa mengalami kematian. Seperti contoh bibit belut yang di hasilkan dengan menggunakan setrum : cara penangkapannya dengan Voltase terlalu tinggi, untuk pengadaptasianya bisa mencapai 1 bulan bahkan bisa lebih dan jika dalam proses pengaptasian salah, bisa mengakibatkan kematian pada waktu pemeliharaan. Jika dalam waktu menangkapnya (belut) dengan menggunakan alat setrum, apabila stik strum mengenai badan belut, belut tidak akan

Upload: danishyana-dhiwaneo

Post on 28-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BUDIDAYA BELUT DI DALAM AIR YANG JERNIH

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Belut Air Jernih

Budidaya Belut Air JernihPosted on March 31, 2011 by suseno_triyono

Tehnik PemeliharaanDalam setiap melakukan usaha, kita diharuskan mengusai/memahami tehnik-tehniknya, seperti hal-nya dalam melakukan usaha beternak/budidaya belut sawah ini, kita di wajibkan mengusai dan memahami semua tehnik dalam berbudidaya. Sedangkan Tehnik Budidaya Belut (budidaya belut air bersih) itu sendiri meliputi :Tehnik Dasar budidaya (langkah-langkah sebelum melakukan usaha), Tehnik Pemeliharaan, Tehnik Pemanenan dan Tehnik Pemasaran Belut.Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara Tehnik Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita juga memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan analisa usaha dalam melakukan Budidaya belut.Pemilihan BibitBibit belut yang paling bagus untuk di budidayakan adalah bibit yang di hasilkan dari hasil budidaya (pembenihan sendiri), walau bibit hasil tangkapan masih tetap bisa hidup dan bisa di besarkan di air besih. Tetapi jika dalam cara penangkapannya tidak benar, belut akan lama jika dibesarkan karena mengalami stres sehingga kita harus mengadaptasinya terlebih dahulu dengan waktu yang cukup lama (tergantung tehnik perawatannya), kalau tehnik perawatannya salah, belut hasil tangkapan tersebut bisa mengalami kematian.

Seperti contoh bibit belut yang di hasilkan dengan menggunakan setrum : cara penangkapannya dengan Voltase terlalu tinggi, untuk pengadaptasianya bisa mencapai 1 bulan bahkan bisa lebih dan jika dalam proses pengaptasian salah, bisa mengakibatkan kematian pada waktu pemeliharaan.Jika dalam waktu menangkapnya (belut) dengan menggunakan alat setrum, apabila stik strum mengenai badan belut, belut tidak akan bisa tahan hidup lebih lama.Belut hasil setruman akan tetap bisa hidup dan bisa dibesar di air bersih jika cara penangkapannya dengan tehnik yang benar misal: Voltase strum tidak terlalu besar, stik strum tidak mengenai badan belut, waktu penyetruman, tidak terlalu lama (belut tidak sampai kaku) dan Belut yang kita ambil dari tanah/lumpur yang subur dan tidak subur juga sangat berpengaruh.Ciri-ciri bibit belut hasil Setruman antara lain: Pada bagian dubur berwarna kemerahan, pada bagian insang juga berwarna kemerahan. jika stik setrum mengenai badan belut, pada badan belut tersebut dalam waktu 2 hari atau lebih akan timbul luka seperti koreng dan lama-lama belut akan mati.

Ciri-ciri Bibit BelutTidak semua bibit belut bila dipelihara akan bisa besar, adapun ciri-ciri balut yang bisa besar dan tidak bisa besar bila kita budidayakan antara lain:

Page 2: Budidaya Belut Air Jernih

Bibit belut yang warna hitam dari kepala sampai ekor , bibit ini tidak bisa besar.Bibit belut yang berwarna kemerah-merahan terang disekujur tubuhnya,bibit ini tidak bisa besar.Bibit belut yang berwarna hitam dan panjang, lambat pertumbuhannya atau kemungkinan tidak bisa besar walau lama dipelihara.Bibit belut warna hitam kepala lebih besar (tidak proporsional) tidak baik untuk dibudidayakan karena tidak bisa besar. Bibit ini kalau dipegang terasa agak keras.Bibit belut yang berwarna abu-abu paling besar seukuran jempol tangan namun perkembangannya sangat lambat.Bibit yang berwarna dominan coklat dan kehijau-hijauan seluruh tubuhnya,bibit ini bisa besar bila di budidaya dan Bibit ini kebanyakan di dapat dari sawahBibit belut yang dominan warna “coklat bening” dan totol-totol hitam sangat bagus untuk dibudidayakan karena cepat besar dalam waktu singkat.Bibit yang paling bagus, warna rata-rata punggung kuning kecoklatan dan ada batikannya di bagian ekor, Di bagian Kepala ada “coretan-coretan” warna kuning, dada berwarna kuning / oranye. bibit ini bisa mencapai ukuran sebesar pergelangan tangan orang dewasa.

Namun bibit belut yang sudah kita yakini termasuk jenis belut yang bisa besar dan sudah memiliki ciri-cirinya, khusus untuk bibit belut yang di hasilkan dari tangkapan alam, bahwa sanya belut tersebut ada yang tetap tidak mau besar bila kita budidayakan baik di media lumpur ataupun di media air bersih. Akan tetapi mereka(belut) diperoleh ada dari sawah yang subur dan tidak subur atau kurang subur , bisa jadi yang berwarna kuning pun, ada yang Kuntet, karena bibit belut tersebut hidup di areal persawahan yang tidak banyak cacing Lor sawahnya.Sehingga pertumbuhannya terganggu. Dan ini ditunjukkan dengan banyak ditemukannya bibit seukuran Finggerling atau jari kelingking sudah matang gonad (perutnya sudah banyak mengandung butiran telur yang berwarna kuning), Kalau mereka sudah mengeluarkan telurnya, lalu kita tangkap untuk dipelihara, bisa jadi Tidak Bisa Membesar walupun sudah dipelihara selama lebih dari 4 bulan, akan tetapi masih bisa bertelur, karena fa’al tubuhnya sudah mendukung (dewasa) matang gonad walaupun badannya kecil. Karena lingkungannya kurang Gizi (kurang asupan makanan cacing lor dll).Proses KarantinaKarantina sepertinya merupakan sebuah kosa kata yang cukup popular di kalangan para pemelihara atau pembudidaya belut maupun jenis ikan lainnya, sebelum berbicara lebih jauh tentang ini, mungkin lebih baik kita memahami apa maksud dan tujuan dari karantina itu sendiri.

Karantina boleh disebut juga sebagai suatu kegiantan untuk mengisolasi atau memisahkan sesuatu dari lingkungan tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.Dalam hal pemeliharaan atau pembudidaya, kita melakukan karantina dengan tujuan untuk menjaga agar belut yang akan kita budidayakan sudah benar-benar sehat atau tidak terjangkit penyakit tertentu yang dibawa oleh bibit belut yang akan kita tebar.

LATAR BELAKANG

Yang banyak terjadi di kalangan pembudidaya belut terutama pembudidaya pemula adalah kurang paham benar apa yang menjadi maksud dan tujuan karantina untuk memaksimalkan hasil

Page 3: Budidaya Belut Air Jernih

karantina tersebut.Sebelum berbicara lebih jauh akan maksud dan tujuan karantina alangkah baiknya kita untuk terlebih dahulu memahami latar belakang dari kegiatan ini.Setiap mahluk hidup, hidup di komunitas / lingkungan mereka masing – masing, dan setiap komunitas hidup antara yang satu dengan yang lain tidaklah sama.Antara lingkungan yang satu dengan yang lain mempunyai banyak perbedaan, walaupun juga memiliki kesamaan. Sedangkan mahluk hidup sendiri mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkunngan hidupnya.Untuk lebih memahami kita ambil contoh manusia. Seorang petani yang menanam padi disawah tidak merasa gatal walaupun seharian berendam di lumpur yang basah dan kotor, akan tetapi seorang pekerja kantoran yang mencoba membantu petani menanam padi di sawah, merasa gatal – gatal pada kulitnya bahkan sampai menderita iritasi.Begitu juga anggota keluarga petani keesokan harinya perut mereka merasa kurang nyaman karena pada malam sebelumnya makan makanan yang dibawa oleh “ si pekerja kantoran “.“ Si Petani “ sendiri karena tidak punya makanan tetap makan makanan “Si Pekerja Kantoran” dan lama – lama terbiasa.Begitu juga petani yang bermalam di rumah pekerja kantoran, keesokan harinya sakit demam karena semalaman tidur di kamar yang menggunakan AC ( Air Conditioning ).Begitu juga anggota keluarga “ si pekerja kantoran “ tertular penyakit kulit karena menggunakan handuk mandi yang pernah digunakan petani tersebut.Kalau kita menyimak ilustasi diatas mungkin kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :• Setiap mahluk hidup dapat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap lingkungannya.• Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan setiap mahluk hidup bisa mengalami “ganguan”• Setiap mahluk hidup dapat menjadi sarana ( carrier ) “penyakit” terhadap lingkungan barunya.• Mahluk hidup yang sehat belum tentu tidak mengandung “ bibit penyakit “.• Apabila mahluk hidup dapat menyesuaikan dengan lingkungannya berarti mahluk tersebut sudah memiliki kekebalan ( imum ) terhadap “ penyakit di lingkungannya “.

Jadi meskipun bibit Belut yang baru didatangkan sudah kelihatan sehat belum tentu bebas dari bibit penyakit. Demikian juga belut yang sudah ada di kolam kita belum tentu bebas dari bibit penyakit walaupun belut tersebut sehat.Mungkin dari gambaran diatas kita sedikit bisa memahami langkah – langkah untuk melakukan kegiatan karantina.

Tujuan

Yang seharusnya menjadi tujuan dari karantina adalah untuk menjaga agar belut yang telah kita miliki tidak tertular bibit penyakit yang mungkin dibawa oleh belut yang baru.Selain itu maksud dan tujuan karantina adalah untuk menyesuaikan lingkungan hidup belut yang baru dengan lingkungan asal sehingga bila belut yang baru kurang dapat beradaptasi dan mengalami gangguan tidak menjangkiti belut yang lainnya atau yang sudah kita miliki.

Kegiatan Karantina

Apakah setiap bibit belut baru wajib karantina ???

Page 4: Budidaya Belut Air Jernih

Karantina/Pengadaptasian

- tidak semua belut mudah meyesuaikan dengan lingkungan baru (media air bersih) terutama belut yang dihasilkan dari hasil tangkapan alam.- Biasanya belut tertentu akan mengalami “gangguan” sebelum dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.- Belut mudah stress bila berubah lingkungan hidupnya sehingga mudah terserang penyakit karena sistim imum tubuhnya menurun.

Janglah karantina yang ideal sebenarnya membutuhkan proses yang cukup detail yang seolah – olah sangat rumit padahal tidaklah demikian, asal kita dapat memahami “ tehniknya”.Langkah karantina yang ideal, dimulai pada saat kedatangan belutLangkah pertama yang harus kita lakukan adalah meyiapkan tempat karantina yang memadai baik luas maupun volume tempat karantina tersebut, yang sebelumnya sudah kita isi dengan air kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk pemeliharaan belut tersebut.Apakah harus ? tidak , dengan mengisi tempat karantina dengan sumber air yang sama dengan kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk memelihara belut tersebut sudah cukup memadai bila sumber air yang digunakan bukan air PDAM/PAM, bila memakai air PDAM/PAM hendaknya ditreatment terlebih dahulu.

Salah satu Tehnik Proses karantina sekaligus adaptasi, yang sudah saya terapkan, bibit belut yang dihasilkan dari tangkapan alam (setrum atau sedek)Untuk kolam/tempat karantina , sebaiknya “jangan” ada yang berbentuk sudut/menyiku, kolam yang kita siapkan harus berbentuk bundar ataupun lonjong, kolam karantina bibit belut air bersih “tidak” usah terlalu besar dan untuk bibit yang kita masukan kedalam kolam karantina Volumenya harus diperpadat, kepadatan dalam proses karantina adalah sangat berpengaruh penting. Ketinggian air pada kolam karantina 5 sampai dengan 15 cm dari permukaan belutBila tempat karantina sudah siap, belut yang masih berada di wadah pengangkutan airnya harus di ganti terlebih dahulu untuk menghilangkan lendir yang berada di dalam wadah pengangkutan, lalu masukkan belut tanpa lendir/busa. Untuk pemindahan bibit belut dari wadah pengangkutan, sebaiknya dilakukan dengan sehati-hati mungkin, gunakanlah alat seperti jaring (serok) usahakan bibit jangan sering dipegang dengan tangan secara langsung supaya belut tidak stress.Setelah belut tenang, Langkah berikut adalah pada tempat karantina diberi kocokan telur ditambah dengan madu supaya bibit cukup Vitamin dan energi, kemudian tambahkan perasan daun pepaya dengan harapan untuk mengembalikan lendir yang sudah banyak dikeluarkan belut selama dalam pengangkutan.Setelah satu jam kemudian kuraslah air dan diganti dengan air yang baru.Untuk bibit hasil tangakapan alam, 1 sampai 2 hari, bibit belut jangan di beri pakan terlebih dahulu, setelah 2 hari kemudian, pemberian pakan baru dilakukan sampai bibit belut benar-benar sudah sehat.Ciri-ciri bibit belut yang sudah siap ditebar di kolam pembesaran (media air bersih), belut sudah tidak ada yang mendongakan kepalanya keatas (permukaan air) serta membalikan badannya. Apabila masih ada bibit belut yang mendongakan kepalanya keatas dan membalikan badannya, segeralah diambil, pisahkan dengan bibit yang sudah sehat.

Page 5: Budidaya Belut Air Jernih

CATATAN : pada waktu proses karantina dilakukan, air harus dalam keadaan jernih (bening), tidak boleh keruh.

Namun Bila bibit belut yang kita dapatkan dari hasil budidaya, untuk proses karantina/adaptasinya tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup 1-2 hari, bibit sudah siap kita tebarkan di kolam pembesaran, media air bersih (air bening) tanpa lumpur. Untuk bibit belut hasil tangkapan alam dengan menggunakan setrum, usahankan yang kita datangkan dari wilayah kita sendiri, jangan mendatangkan dari kota lain, terutama bila si penjual bibit tersebut tidak mengetahui cara mengemas waktu pengiriman, karena apabila cara pengemasan kiriman salah, belut yang kita tebar baik di kolam karantina ataupun kolam pembesaran akan banyak kematian.Reaksi:Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz0 komentarTata Cara Perawatan.Setelah proses karantina/adaptasi dilakukan dengan benar, masukan bibit kekolam pembesaran dan kemudian lakukan perawatan.Cara melakukan penebaran bibit belut ke kolam pembesaran, sama seperti jika kita menebar bibit-bibit ikan lainnya

Pakan dan Pengaturan AirMeskipun sudah banyak ilmuwan-ilmuwan dan peneliti berpendapat “Waktu pemberian pakan pada belut adalah sore menjelang malam, karena belut aktif pada malam hari” namun dalam budidaya belut di air bersih yang sudah kami terapkan pemberian pakan bisa dilakukan dalam sehari semalam 3 kali (pagi,siang dan sore hari) dengan dosis 5% dari jumlah benih yang ditebar.Pemberian pakan bisa dilakukan 3 kali dalam sehari semalam kalau kita sudah memenuhi unsur KENYAMANAN bagi belut itu sendiri.Sedangkan faktor kenyamanan terdiri faktor internal dan eksternal :

1. Faktor internal.

Media harus tersedia yaitu. Substrat ( paralon, atau genteng, roster, eceng gondok maupun kiambang, dsb)Faktor Oksigen. (sangat berpengaruh besar terhadap reaksi dan nafsu makan, sekaligus kelangsungan hidup) Khusus Untuk budidaya air bersih, faktor oksigen sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup dan daya nafsu makan belut). Air menjadi syarat utama kolam pemeliharaan belut, karena itu lubang sirkulasi air dan lubang pembuangan kelebihan air menjadi syarat utama. Air harus terus mengalir dari sumber air agar oksigen terlarut tetap terjaga persediaannya. Jika air yang masuk terlalu deras, belut akan terganggu dan stress, untuk itu usahakan air yang masuk/mengalir kedalam kolam cukup dengan debit yang kecil supaya belut tidak terganggu.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah suasana Gelap dan tenang. ( Gelap berarti tempat harus ditutup dengan terpal hitam atau coklat, tidak boleh warna terang atau tembus cahaya, Tenang berarti tidak boleh

Page 6: Budidaya Belut Air Jernih

ada aktifitas lain di lingkungan budidaya)Pakan, pemberian pakan bisa di lakukan dalam sehari semalam 3 kali bisa berjalan apabila Faktor eksternal dan internal terpenuhi.

Untuk menjaga nafsu makan belut supaya selalu tetap setabil dapat diberikan jamu empon-empon, bahan-bahan bakunya seperti “temulawak (curcuma xanthorhiza), kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val), kencur (Kaempferia galanga L) dan temu ireng (Curcuma aeroginosa) . untuk perbandingan 1,5 : 0,5 : 0,5 : 0,5. Ada dua cara pembuatan jamu nafsu makan tersebut antara lain :

Cara PertamaLangkah I :Pembuatan Biang.Bahan : 1/2 btl atau 1 botol EM4 Perikanan (1 liter). 1 ons gula pasir atau tetes tebu. 5 liter air kelapa dan 5 liter air cucian beras atau 10 liter air dicampur dengan 2 ons bekatul halus, diaduk lalu diambil airnya (disaring).Cara membuat Biang :Ketiga bahan tersebut dicampur, diaduk dalam ember, kemudian ditutup dengan rapat. Kemudian Diletakkan dalam ruangan yang gelap dan tidak boleh terkena air hujan maupun sinar matahari.Sehari sekali digoyang goyangkan jangan diaduk-aduk, dikhawatirkan alat pengaduk tersebut tidak steril, bisa jadi ada bakteri lain yang bersifat patogen malah berkembang dalam media tersebut. Setelah berbau seperti tapai, agak berbusa dan berwarna kecoklatan maka biang ini siap untuk dipakai, karena bekteri sudah berkembang biak. Perkembangbiakan maksimal biasanya setelah 3 minggu. Warna kecoklatan dan berbau seperti tapai atau ampas tebu. Berarti bakterinya berkembang sempurna (melimpah). Apabila sudah berubah warna menjadi kehitaman dan berbau bacin, berarti bakterinya telah mati.Langkah II :Pembuatan campuran Empon-Empon.Bahan Baku : temulawak, kunyit, kencur dan temu ireng. kesemua bahan tersebut, diparut lalu disaring dan diambil airnya.Langkah III :Mencampur bahan Biang, Larutan Empon-Empon dan memfermentasikannya kembaliYaitu dengan cara :Kita ambil 1 liter ”Biang” + 1 ons gula pasir atau tetes tebu + 5 liter air kelapa & 5 liter air cucian beras (atau 10 liter air + 2 ons bekatul halus dan dilarutkan) + Larutan empon-empon, lalu kita fermentasikan lagi tapi cukup 1 minggu saja. Setelah proses fermentasi, baru kemudia larutan tersebut dimasukan kekolam belut.

Cara Kedua :

Kesemua bahan tersebut dipotong-potong dan ditusuk dengan menggunakan lidi atau yang lain dengan cara diselang-seling, di bikin seperti sate, kemudian potongan-potongan tersebut di masukan kekolam belut.Dalam waktu proses pemberian jamu nafsu makan belut, sebaiknya belut jangan di beri makan terlebih dahulu sebelum penggantian air dilakukan.

Page 7: Budidaya Belut Air Jernih

Air PemeliharaanLendir yang dikeluarkan belut memang menjadi salah satu mekanisme untuk menjaga agar tubuhnya tetap licin sehingga dapat membantu gerak belut dan menjadi sarana melepaskan diri dari musuh-musuhnya. Namun, dalam pemeliharaannya, lendir belut yang terus menerus dikeluarkan dalam jumlah yang banyak akan membahayakan belut itu sendiri, dari hasil penelitian mengemukakan, jika dalam air yang di gunakan untuk budidaya belut sudah terlalu banyak mengandung lendir yang dikeluarkan oleh belut itu sendiri maka air harus segera diganti, jika air tidak segera diganti maka air tersebut bisa meracuni belut itu sendiri sehingga bisa mengakibatkan kematian pada belut. Lendir yang sudah banyak di keluarkan juga akan sangat mempengaruhi kualitas air, terutama akan meningkatkan derajat keasaman/pH air. untuk itu, kualitas air menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Walau tidak ada persyaratan khusus, tetapi idealnya air yang digunakan sebagai media pembesaran belut harus jernih, memiliki suhu antara 25-28 derajat C, Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, serta kendungan pH-nya tidak lebih dari 7.

Pembudidaya/peternak Belut di Media Lumpur Dan Media 100% Air Bersih (Air Bening) Tanpa Lumpur. Dan peternak cacing lumbricus rubellus, cacing perrethyma dan cacing merah

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.