budaya suku aceh

14
BAB I PENDAHULUAN Aceh (bahasa Belanda : Atchin atau Acheh, bahasa Inggris : Achin, bahasa Perancis : Achen atau Acheh, bahasa Arab : Asyi, bahasa Portugis : Achen atau Achem, bahasa Tionghoa : A-tsi atau Ache) yang sekarang dikenal sebagai provinsi Aceh memiliki akar budaya bahasa dari keluarga bahasa Monk Khmer proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa lain seperti bagian selatan menggunakan bahasa Aneuk Jame sedangkan bagian Tengah, Tenggara, dan Timur menggunakan bahasa Gayo untuk bagian tenggara menggunakan bahasa Alas seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan bahasa Tamiang demikian dengan kelompok etnis Klut yang berada bagian selatan menggunakan bahasa Klut sedangkan di Simeulue menggunakan bahasa Simeulue akan tetapi masing-masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek. Bahasa Aceh, misalnya, adalah berbicara dengan sedikit perbedaan di Aceh Besar, di Pidie, dan di Aceh Utara. Demikian pula, dalam bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues dan kelompok etnis lainnya Singkil yang berada bagian tenggara (Tanoh Alas) menggunakan bahasa Singkil . sumber sejarah lainnya dapat diperoleh antara lain seperti dari hikayat Aceh, hikayat rajah Aceh dan hikayat prang sabii yang berasal dari sejarah narasi yang kemudian umumnya ditulis dalam naskah-naskah aksara Jawi (Jawoe) . Namun sebagaimana kelemahan dari sejarah narasi yang 1

Upload: sasaki-kojiro-neil

Post on 24-Jul-2015

746 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budaya Suku Aceh

BAB I

PENDAHULUAN

Aceh (bahasa Belanda: Atchin atau Acheh, bahasa Inggris: Achin, bahasa Perancis:

Achen atau Acheh, bahasa Arab: Asyi, bahasa Portugis: Achen atau Achem, bahasa Tionghoa:

A-tsi atau Ache) yang sekarang dikenal sebagai provinsi Aceh memiliki akar budaya bahasa

dari keluarga bahasa Monk Khmer proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa

lain seperti bagian selatan menggunakan bahasa Aneuk Jame sedangkan bagian Tengah,

Tenggara, dan Timur menggunakan bahasa Gayo untuk bagian tenggara menggunakan

bahasa Alas seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan bahasa Tamiang

demikian dengan kelompok etnis Klut yang berada bagian selatan menggunakan bahasa Klut

sedangkan di Simeulue menggunakan bahasa Simeulue akan tetapi masing-masing bahasa

setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek. Bahasa Aceh, misalnya, adalah berbicara

dengan sedikit perbedaan di Aceh Besar, di Pidie, dan di Aceh Utara. Demikian pula, dalam

bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues dan kelompok etnis lainnya

Singkil yang berada bagian tenggara (Tanoh Alas) menggunakan bahasa Singkil. sumber

sejarah lainnya dapat diperoleh antara lain seperti dari hikayat Aceh, hikayat rajah Aceh dan

hikayat prang sabii yang berasal dari sejarah narasi yang kemudian umumnya ditulis dalam

naskah-naskah aksara Jawi (Jawoe). Namun sebagaimana kelemahan dari sejarah narasi yang

berdasarkan pinutur ternyata menurut Prof. Ibrahim Alfian bahwa naskah Hikayat Perang

Sabil mempunyai banyak versi dan satu dengan yang lain terdapat perbedaan demikian pula

dengan naskah Hikayat Perang Sabil versi tahun 1710 yang berada di perpustakaan

1

Page 2: Budaya Suku Aceh

BAB II

PEMBAHASAN

Awal Aceh dalam sumber antropologi disebutkan bahwa asal-usul Aceh berasal dari

suku Mantir (atau dalam bahasa Aceh: Mantee) yang mempunyai keterkaitan dengan Mantera

di Malaka yang merupakan bagian dari bangsa Mon Khmer (Monk Khmer). Menurut sumber

sejarah narasi lainnya disebutkan bahwa terutama penduduk Aceh Besar tempat kediamannya

di kampung Seumileuk yang juga disebut kampung Rumoh Dua Blaih (desa Rumoh 12),

letaknya di atas Seulimeum antara kampung Jantho dengan Tangse. Seumileuk artinya

dataran yang luas dan Mantir kemudian menyebar ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan

kemudian berpindah-pindah ke tempat-tempat lain.

A. WILAYAH GEOGRAFIS

Aceh adalah nama suatu daerah,sekaligus juga nama suku-bangsa, bahasa,kerajaan,perang

dan budaya. Daerah Aceh didiami

• Peta geografis

Aceh

B. SISTEM RELIGI

• Hakekat sistem budaya Aceh adalah Agama Islam.

• Syariat Islam:

2

Page 3: Budaya Suku Aceh

berisi hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia,

baik Muslim maupun non Muslim

Sumber: Al-Qur'an (sumber hukum Islam yang pertama), Hadis (seluruh perkataan,

perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad yang kemudian dijadikan sumber

hukum), Ijtihad (untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis)

C. SISTEM KEKERABATAN

Orang Aceh menarik garis keturunan berdasarkan prinsip bilateral.

Prinsip ini menyebabkan tidak ada perbedaan istilah kekerabatan antara pihak laki-laki dan

pihak perempuan

Kelompok kekerabatan yang terkecil adalah keluarga batih yang terdiri dari ayah,ibu dan

anak- anak yang belum menikah.

Namun bagi anak laki-laki sejak berumur 6 tahun hubungannya dengan orang tua mulai

dibatasi. Proses sosialisasi dan enkulturasi lebih banyak berlangsung di luar lingkungan

keluarga.

Proses sosialisasi yang demikian menyebabkan hubungan yang tidak terlalu intim namun

bukan berarti tidak saling menyayangi.

Pola hubungan tersebut akhirnya mendorong anak laki-laki untuk pergi merantau.

D. STRUKTUR KEMASYARAKATAN

Gampông atau disebut kampung dalam bahasa Melayu,

Mukim merupakan suatu system pemerintahan setingkat kecamatan yang dahulu

diberlakukan pada saat Kesultanan Aceh

Nanggroë merupakan suatu system pemerintahan setingkat kabupaten Sagoë yang dalam

bahasa Melayu disebut Sagi, setingkat dengan provinsi

E. MATA PENCAHARIAN

3

Page 4: Budaya Suku Aceh

            Mata pencaharian pokok orang Aceh adalah bertani di sawah dan ladang, dengan

tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dan lain-lain. Masyarakat yang

bermukim_ di sepanjang pantai pada umumnya menjadi nelayan.

            Sebagian besar orang Alas hidup dari pertanian di sawah atau ladang, terutama yang

bermukim di kampung (kute). Tanam Alas merupakan lumbung padi di Daerah Istimewa

Aceh. Di samping itu penduduk beternak kuda, kerbau, sapi, dan kambing, untuk dijual atau

dipekerjakan di sawah.

            Mata pencaharian utama orang Aneuk Jamee adalah bersawah, berkebun, dan

berladang, serta mencari ikan bagi penduduk yang tinggal di daerah pantai. Di samping itu

ada yang melakukan kegiatan berdagang secara tetap (baniago), salah satunya dengan cara

menjajakan barang dagangan dari kampung ke kampung (penggaleh). Matapencaharian pada

masyarakat Gayo yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi.

            Matapencaharian utama orang Tamiang adalah bercocok tanam padi di sawah atau di

ladang. Penduduk yang berdiam di daerah pantai menangkap ikan dan membuat aran dari

pohon bakau. Adapula yang menjadi buruh perkebunan atau pedagang.

F. KEBUDAYAAN

Rumah Adat Suku Aceh

Nanggro Aceh Darussalam (Aceh)

Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah

panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah

Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan

seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu

4

Page 5: Budaya Suku Aceh

Pakean Adat Suku Aceh

Pakaian upacara adat gaya Aceh Besar dengan tata warna dan corak-corak sulaman benang

emas yang khas. Sulaman khusus pada latar hitam untuk baje meukasah (jas), sarung songket

pinggang pria (ija lamgugap) dan wanita (ija pinggang).

Tata-Cara Pernikahan Suku Aceh

Prosesi pernikahan budaya Aceh tidak bisa dipisahkan antara syariat agama (Islam) dengan adapt istiadat; Hukom ngon adat lagee zat dengan sifeut yang berarti hukum dan adat bagaikan zat (Allah) yang dan sifat-Nya. Proses nikah menurut Qanun Al-Achiy, menetapkan bahwa bagi setiap pemuda yang hendak menikah dituntut memilih gadis/calon istri menurut pilihannya.

Prosesnya sebagai berikut:1. Melamar2. Persiapan Perkawinan3. Upacara Pernikahan

Sebelum upacara pernikahan dilangsungkan, calon pengantin perempuan atau dara baru akan memperlihatkan kemampuannya menamatkan pembacaan kitab suci Al- Quran. Kemudian, ayah kandung calon pengantin perempuan memimpin upacara pernikahan atau ijab kabul. Setelah itu, Pihak keluarga Pengantin Pria menyerahkan jeunameu atau mas

5

Page 6: Budaya Suku Aceh

kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain baju adat, dan emas paun. Emas paun adalah uang emas kuno seberat 100 gram. Sebelum kedua mempelai dipersandingkan di pelaminan, keluarga mengadakan upacara menginjak telur yang dilakukan oleh pengantin lelaki.

4. Peusejeuk5. Busana Pernikahan

Pakaian upacara adat Aceh dengan tata warna dan corak-corak sulaman benang emas yang khas. Sulaman khusus pada latar hitam untuk baje meukasah (jas), sarung songket pinggang pria (ija lamgugap) dan wanita (ija pinggang). Detail kopiah mukeutop Aceh Besar dan pinggir krah boy meukasah yang dihiasi dengan corak sulaman emas. Detail hiasan-hiasan dada, pinggang dan tangan pada busana wanita (Dara baro), terdiri atas memakai celana panjang cekak musang, baju kurung sampai pinggul, dan kain sarung. Perhiasan berupa kalung yang disebut kula, pending, gelang tangan, serta gelang kaki, kaluny bahru (leher). taloesusun Ihee (dada) dan taloe keuing (pinggang). Pergelangan tangan dihias oleh yleung pucok reubany (gelang pucuk rebung).

G. KESENIAN

Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun

telah diolah dan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku. Seni tari yang terkenal

dari Aceh antara lain seudati, seudati inong, dan seudati tunang. Seni lain yang

dikembangkan adalah seni kaligrafi Arab, seperti yang banyak terlihat pada berbagai ukiran

mesjid, rumah adat, alat upacara, perhiasan, dan sebagainnya. Selain itu berkembang seni

sastra dalam bentuk hikayat yang bernafaskan Islam, seperti Hikayat Perang Sabil.

Bentuk-bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi..

Orang Aneuk Jamee mengenal kesenian seudati, dabus (dabuih), dan ratoh yang memadukan

unsur tari, musik, dan seni suara. Selain itu dikenal kaba, yaitu seni bercerita tentang seorang

tokoh yang dibumbui dengan dongeng.

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah

kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang.

Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tan saman dan seni teater yang disebut

didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi

ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan

6

Page 7: Budaya Suku Aceh

keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian bines,

guru didong, dan melengkap (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan

dari masa ke masa.

Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan

peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa

Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan

kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh

didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di

Aceh Tenggara.

Seudati

Kata seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti kesaksian atau

pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata seudati berasal dari kata seurasi

yang berarti harmonis atau kompak. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk

H. BAHASA-BAHASA DI ACEH

Bahasa Aceh

Diantara bahasa-bahasa daerah yang terdapat di provinsi NAD, bahasa Aceh merupakan

bahasa daerah terbesar dan yang paling banyak penuturnya, yakni sekitar 70 % dari total

penduduk provinsi NAD. Penutur bahasa Aceh tersebar di wilayah pantai Timur dan Barat

provinsi NAD. Penutur asli bahasa Aceh adalah mereka yang mendiami kabupaten Aceh

Besar, kota Banda Aceh, kabupaten Pidie, kabupaten Aceh Jeumpa, kabupaten Aceh Utara,

kabupaten Aceh Timur, kabupaten Aceh Barat dan kota Sabang

Bahasa Gayo

Bahasa ini diyakini sebagai suatu bahasa yang erat kaitannya dengan bahasa Melayu kuno,

Bahasa Alas

Bahasa ini kedengarannya lebih mirip dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat etnis

Karo di Sumatera Utara

Bahasa Tamiang

Bahasa Tamiang (dalam bahasa Aceh disebut bahasa Teumieng) merupakan variant atau

dialek bahasa Melayu yang digunakan oleh masyarakat kabupaten Aceh Tamiang (dulu

wilayah kabupaten Aceh Timur),

Bahasa Aneuk Jamee

7

Page 8: Budaya Suku Aceh

Bahasa ini sering juga disebut (terutama oleh penutur bahasa Aceh) dengan bahasa Jamee

atau bahasa Baiko. Di Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya bahasa ini merupakan

bahasa ibu bagi penduduk yang mendiami wilayah-wilayah kantung suku Aneuk Jamee.

Bahasa Kluet

Bahasa Kluet merupakan bahasa ibu bagi masyarakat yang mendiami daerah kecamatan

Kluet Utara dan Kluet Selatan di kabupaten Aceh Selatan. Informasi tentang bahasa Kluet,

terutama kajian-kajian yang bersifat akademik, masih sangat terbatas.

Bahasa Singkil

Seperti halnya bahasa Kluet, informasi tentang bahasa Singkil, terutama sekali dalam bentuk

penerbitan, masih sangat terbatas. Bahasa ini merupakan bahasa ibu bagi sebagian

masyarakat di kabupaten Singkil.

Bahasa Haloban

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahasa Haloban adalah salah satu bahasa daerah

Aceh yang digunakan oleh masyarakat di kabupaten Singkil, khususnya mereka yang

mendiami Kepulauan Banyak, terutama sekali di Pulau Tuanku. Bahasa ini kedengarannya

sangat mirip dengan bahasa Devayan yang digunakan oleh masyarakat di pulau Simeulue.

Jumlah penutur bahasa Haloban sangat sedikit dan jika uapaya-upaya untuk kemajuan,

pengembangan serta pelestarian tidak segera dimulai, dikhawatirkan suatu saat nanti bahasa

ini hanya tinggal dalam catatan-catatan kenangan para peneliti bahasa daerah.

Bahasa Simeulue

Bahasa Simeulue adalah salah satu bahasa daerah Aceh yang merupakan bahasa ibu bagi

masyarakat di pulau Simeulue dengan jumlah penuturnya sekitar 60.000 orang.

BAB III

8

Page 9: Budaya Suku Aceh

KESIMPULAN

Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung utara Sumatra. Mereka

beragama Islam. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih

berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian

dari bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.

Suku Aceh memiliki sejarah panjang tentang kegemilangan sebuah kerajaan Islam hingga

perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.

Banyak dari budaya Aceh yang menyerap budaya Hindu India, dimana kosakata bahasa Aceh

banyak yang berbahasa Sanskerta. Suku Aceh merupakan suku di Indonesia yang pertama

memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja

sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: Budaya Suku Aceh

http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/11/nanggroe-aceh-

darussalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Aceh

http://www.anneahira.com/suku-aceh.htm

10