budaya instan dan masyarakat narsis kajian strutural fungsional
TRANSCRIPT
5/11/2018 Budaya Instan Dan Masyarakat Narsis Kajian Strutural Fungsional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/budaya-instan-dan-masyarakat-narsis-kajian-strutural-fungs
Budaya Instan dan Masyarakat Narsis Kajian Strutural Fungsional
(wiko Antoni)
Pendahuluan
Masyarakat perkotaan saat ini di seluruh dunia telah terbentuk menjadi satu model global yang
berperilaku “sama”. Kehidupan yang serba instan dan pola fikir dangkal disusupkan kapitalisme kedalam
fikiran masyarakat secara terus-menerus disegala sisi kehidupan. Iklan produk-produk yang butuh pasar
seluas-luasnya bertubi-tubi menghantam panca indera sehingga mempengaruhi cara fikir secara disadari
dan tidak disadari.
Menggunakan wanita cantik, orang-orang terkenal, desain warna dan grafis atau kalimat-kalimat yang
menggoda segala produk ditawarkan dengan manajemen iklan yang rapi. Di pasar, persimpangan
bahkan sampai kedalam rumah tawaran membeli produk tertentu kita hadapi dengan berbagai janji-
janji kemudahan atau keistimewaan yang menggoda keinginan untuk membeli.
Berbagai sisi kejiwaan manusia dihanatam dan diserang, mulai dari kebutuhan yang memang beraneka
ragam hingga sebagai pemuasan rasa ingin yang “dikondisikan” dengan melibatkan orang terkenal atau
perempuan cantik sebagai symbol produk yang ditawarkan. Beberapa bagian dari tawaran iklan justru
menafikan kebutuhan konsumen akan kebutuhan produk yang mereka tawarkan. Produk mereka
ditawarkan justeru dengan menyerang rasa “sombong” tersembunyi dalam diri manusia yakni
ditawarkan sebagai symbol prestise atau gaya hidup mewah yang menumbuhkan rasa bangga yang klisedalam diri pemakainya.
Struktur masyrakat global memang sebuah fenomena kompleks. Berbagai latar belakang budaya di
dunia membentuk citra bangsa tertentu dengan berbagai bahasa dan aturan yang berlaku dalam
wilayah budaya masing-masing. Dibalik keberagaman tersebut ada hal yang sama tersembunyi dalam
diri manusia. Naluri pencitraan diri, keinginan dihargai, keinginan melebihi orang lain dan keinginan
untuk diakui sebagai sesuatu.
Kemampuan kapitalisme menelisik sisi kemanusiaan tersembunyi ini akhirnya menciptakan pola perilaku
global yang sama. Jiwa konsumtif dan gaya hidup instan. Mulai dari peralatan menggunakan tekhnologi
up to date hingga makanan dikemas dengan cara “memanjakan” konsumen. Tawaran kemudahan,
kepuasan memakai hingga pretise bagi pemakainya dikemas dalam pola-pola yang teratur dan
terkondisi. Ditawarkan terus menerus diberi label yang bonafide dan dikemas dengan sangat baik.Akibat dari semua ini adalah dorongan untuk membeli.
Keinginan membeli ini kemudian difasilitasi pemodal dengan tawaran kridit dengan bunga bervariasi
pula. Ada pula sebagian pemodal yang justru menawarkan untuk “berhutang” dengan tawaran
kemudahan bagi si peminjam. Gaya hidup instan ini menciptakan manusia-manusia “tak sadar diri”.
Diantara sekian banyak manusia di zaman ini ditemui orang-orang yang nyaris tidak bekerja untuk
dirinya sendiri. Banyak orang yang terjebak pada kondisi bekerja untuk pemodal, hampir seluruh
penghasilannya menjadi pembayar kredit dan bunganya demi membeli barang yang belum tentu ia
butuhkan.
Budaya instan ini juga mengakibatkan brbagai pemikiran pintas. Pikiran pintas ini mengacu kepada
berbagai masalah keuangan serius seperti ramainya bursa hutang atau korupsi. Kehidupan yang
mengacu pada perlombaan untuk memiliki sesuatu dengan kelas tertentu dn harga yang mahal agar
mendapat penghargaan. Penghargaan yang dijustifikasi dari apa yang di pakai, dimana makan atau
berapa banyak mengkoleksi barang mahal.
Budaya inilah yang akhirnya membawa manusia pada pemikiran yang narsis. Pemikiran yang tidak sehat
lagi dan dapat dikategorikan sebagai masyarakat sakit. Kehidupan yang penuh dengan pemikiran
pemujaan pada diri sendiri, pemujaan pada diri sendiri ini menjadikan manusia di abad ini berlomba
menerapkan pola hidup yang mewah yang fatamorghana. Hidup dalam pemujaan diri yang tidak nyata
dan berada pada kemewahan yang dipaksakan.
FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSONS
5/11/2018 Budaya Instan Dan Masyarakat Narsis Kajian Strutural Fungsional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/budaya-instan-dan-masyarakat-narsis-kajian-strutural-fungs
Pembahasan teori fungsionalisme structural Parson diawali dengan empat skema penting mengenai
fungsi untuk semua system tindakan, skema tersebut dikenal dengan sebutan skema AGIL. Sebelumnya
kita harus tahu terlebih dahulu apa itu fungsi yang sedang dibicarakan disini, fungsi adalah kumpulan
kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan system.
Menurut parson ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan bagi semua system social, meliputi
adaptasi (A), pencapaian tujuan atau goal attainment (G), integrasi (I), dan Latensi (L). empat fungsi
tersebut wajib dimiliki oleh semua system agar tetap bertahan (survive), penjelasannya sebagai berikut:
Adaptation : fungsi yang amat penting disini system harus dapat beradaptasi dengan cara
menanggulangi situasi eksternal yang gawat, dan system harus bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan juga dapat menyesuaikan lingkungan untuk kebutuhannnya.
Goal attainment ; pencapainan tujuan sangat penting, dimana system harus bisa mendifinisikan dan
mencapai tujuan utamanya.
Integrastion : artinya sebuah system harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan bagian-
bagian yang menjadi komponennya, selain itu mengatur dan mengelola ketiga fungsi (AGL).
Latency :laten berarti system harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah system harus
memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan cultural .
Lalu bagaimanakah Parson menggunakan empat skema diatas, mari kita pelajari bersama. Pertama
adaptasi dilaksanakan oleh organisme prilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi dengan caramenyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau Goal
attainment difungsikan oleh system kepribadian dengan menetapkan tujuan system dan memolbilisai
sumber daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan oleh system social, dan laten difungsikan
system cultural. Bagaimana system cultural bekerja? Jawabannhya adalah dengan menyediakan actor
seperangkat norma dan nilai yang memotivasi actor untuk bertindak.
Tingkat integrasi terjadi dengan dua cara, pertama : masing-masing tingkat yang p[aling bawah
menyediakan kebutuhan kondisi maupun kekuatan yang dibutuhkan untuk tingkat atas. Sredangkan
tingkat yang diatasnya berfungsi mengawasi dan mengendalikan tingkat yang ada dibawahnya.
Parson memberikan jawaban atas masalah yang ada pada fungsionalisme structural dengan
menjelaskan beberapa asumsi sebagai berikut;
system mempunyai property keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.system cenderung bergerak kea rah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan.
system bergerak statis, artinya ia akan bergerak pada proses perubahan yang teratur.
sifat dasar bagian suatu system akan mempengaruhi begian-bagian lainnya.
system akam memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
alokasi dan integrasi merupakan ddua hal penting yang dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan
system.
system cenderung menuju kerah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi pemeliharaan batas
dan pemeliharaan hubungan antara bagian-baguan dengan keseluruhan sostem, mengendalikan
lingkungan yang berbeda dan mengendalikan kecendrungan untuyk merubah system dari dalam.
System social
Pada pembahasannya parson mendefinisikan system social sebagai berikut:
sistem social terdiri dari sejumlah actor-aktor individual yang saling berinteraksi dalam situasi yang
sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, actor-aktor yang mempunyai motivasi
dalam arti mempunyai kecendrungan untuk mengoptimalkan kepuasan yang hubungannya dengan
situasi mereka didefinisikan dan dimediasi dalam term system simbol bersama yang terstruktur secara
cultural. (Parsons, 1951:5-6)
kunci masalah yang dibahas pada system social ini meliputi actor, interaksi, lingkungan, optimalisasi,
kepuasan, dan cultural.
5/11/2018 Budaya Instan Dan Masyarakat Narsis Kajian Strutural Fungsional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/budaya-instan-dan-masyarakat-narsis-kajian-strutural-fungs
Hal yang paling penting pada system social yang dibahasnya Parsons mengajukan persyaratan fungsional
dari system social diantaranya:
system social harus terstuktur (tertata) sehingga dapat beroperasi dalam hubungan yang harmonis
dengan sisten lain.
untuk menjaga kelangsungan hidupnya system social harus mendapatkan dukungan dari system lain.
system social harus mampu memenuhi kebutuhan aktornya dalam proporsi yang signifikan.
system social harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para anggotanya.
system social harus mampu mengendalikan prilaku yang berpotensi menggangu.
bila konflik akan menuimbulkan kekacauan maka harus bisa dikendalikan.
system social memerlukan bahasa.
Sikap Narsis dan Jiwa yang Sakit
Berdasarkan pandangan Parson tersebut dapatlah dikatakan bahwa keadaan yang terjadi dalam
masyrakat saat ini terkait pada kondisi terkendali yang diatur oleh para pemilik modal yang memang
mengkondisikan masyarakat dunia dalam keaaan “sakit”. Kepentingan mereka untuk memasarkan
produk dan memperoleh keuntungan yang besar telah membuat mereka sengaja mengkondisikan
masyarakat pada posisi konsumtif dan terbuai oleh gaya hidup instan.
Sistim kendali yang mereka gunakan adalah dengan kampanye besar-besaran menyangkut gaya hidup
dan prestise. Pengkondisian masyarakat dunia dalam kadaan “sakit” ini memberikan kesempatanmereka memasarkan produk seluas-luasnya keseluruh dunia sehingga mereka mampu membuat banyak
orang bekerja keras demi membeli barangbarang yang sebenarnya belum tentu mereka butuhkan.
Dengan bahasa iklan yang menggoda mereka terus menggunakan berbagai media untuk “merayu” orang
membeli produk mereka. Berbagai upaya ini disusun dengan manajemen yang teratur dan
pertimbangan yang sangat teliti. Dunia menjadi lahan usaha kapitalisme yang sangat luas dimana
didalamnya tumbuh jiwa konsumtif luar biasa. Dari jiwa konsumtif ini akhirnya mereka melakukan
panen raya melalui produk-produk yang mereka pasarkan.
Masyrakat dan Struktur Global
Seiring padangan Parson bahwa sebuah masyarakat global harus memiliki struktur yang tertata maka
sistim kerja kapitalisme melakukan kampanye juga mempertimbangkan kelangsungan struktur tersebut.
Mereka melakukan pendekatan dengan budaya local tempat “penjajahan” akan dilakukan. Pendekatanyang mereka lakukan bervariasi sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan budaya yang demikian teliti
ini akan membuat dunia seolah sebuah tempat yang “sama”. Masyarakat dunia di format dengan sikap
dan perilaku sama akhirnya menjadi sebuah dunia yang satu. Satu dunia untuk beberapa orang. Satu
dunia untuk mereka yang punya modal besar, para pengusaha dan pemilik modal.
Pendekatan budaya ini diletakkan pada substansi kecenderungan manusia yang “haus” akan prestise.
Dalam struktur budaya manapun tetaplah ada struktur social yang membangun tingkatan derajat
seseorang dalam masyarakat. Dengan menanamkan jiwa konsumtif dan pola fikir instan maka
penghargaan terhadap seseorang akan bergeser dari posisi social secara cultural menjadi posisi social
dalam kepemilikan uang dan harta benda. Dengan cara ini benda-benda tertentu diletakkan sebagai
symbol prestige sehingga banyak orang yang berlomba memilikinya. Kecenderungan ini melahirkan
orang-orang narsis yang haus pengakuan. Kehausan akan pengakuan ini dipenuhi dengan mekana di
tempat-tempat berkelas. Kepemilikan barang-barang mewah dan kecenderngan konsumtif serta
mementingkan ego pribadi.Saat ini kita dapat melihat dengan jelas menurunnya rasa kemanusiaan.
Lenyapnya rasa iba dan belas kasihan serta empati. Orang berlomba mengejar kepentingan sendiri
dengan berbagai cara mulai yang baik hingga melanggar etika dan moral bahkan tiada segan melakukan
hal-hal yang diharamkan oleh hukum.
Banyak orang yang melupakan kenyataan pribadi. Dengan penghasilan pas-passan mereka kecanduan
makan di Mall. Membeli produk bermerek dan gonta-ganti assesoris seperti hendpon. Banyak juga yang
tak segan-segan hidup dalam lingkaran hutang dan kontrak kridit dengan bank demi pemenuhan
5/11/2018 Budaya Instan Dan Masyarakat Narsis Kajian Strutural Fungsional - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/budaya-instan-dan-masyarakat-narsis-kajian-strutural-fungs
kebutuhan gaya hidup. Sikap narsis ini akhirnya menciptakan manusia-manusia yang gagap menghadapi
kenyataan dan larut dalam pola hidup instan dan ini terjadi di seluruh dunia.