budaya belajar matematika pada siswa berkesulitan belajar...

12
BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA (Studi Etnografi di SMP Negeri 18 Surakarta) Naskah Publikasi Ilmiah Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika Diajukan Oleh: APRIYANTO NUGROHO A 410 080 234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: dinhliem

Post on 07-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

(Studi Etnografi di SMP Negeri 18 Surakarta)

Naskah Publikasi Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat

Guna Mencapai Derajat Strata 1

Jurusan Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh:

APRIYANTO NUGROHOA 410 080 234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian
Page 3: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

1

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN

BELAJAR MATEMATIKA

Studi Etnografi Pada Siswa Kelas VIIG SMP Negeri 18 Surakarta

Tahun Ajaran 2012/2013

Oleh:

Apriyanto NugrohoA410080234

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya belajarmatematika pada siswa berkesulitan belajar matematika yang meliputi budayabelajar siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas bersama guru, danbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitiankualitatif dengan pendekatan etnografi. Informan adalah guru matematika, siswaberkesulitan belajar matematika dan orang tua siswa. Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknikanalisis data dilakukan secara interaktif. Keabsahan data digunakan tekniktrianggulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :(1) Budaya belajar siswa berkesulitan belajar matematika dalam pembelajaranmatematika di kelas adalah sebagai berikut: siswa aktif, antusias dan rajinmencatat. Interaksi siswa berkesulitan belajar matematika dalam pembelajaran dikelas kurang berjalan dengan baik karena adanya rasa malu di depan teman-teman sekelasnya. Guru selalu memotivasi siswa dan memberi kesempatankepada siswa untuk bertanya. Aspek yang dapat terpenuhi adalah aspek kognitif.Guru menggunakan metode kontekstual, ceramah dan tanya jawab. (2) Budayabelajar siswa berkesulitan belajar matematika di luar kelas secara mandiriadalah sebagai berikut : siswa berkesulitan belajar matematika memanfaatkanjam istirahat untuk membeli makanan dan bermain, intensitas belajar siswaberkesulitan belajar matematika berkisar antara 30 – 120 menit dengan catatankeesokan harinya ada pelajaran matematika. Selain itu juga mandiri dalammengerjakan tugas, melakukan pengulangan materi, berlatih mengerjakan soaldan fokus dalam belajar. Keluarga pun ikut serta mendukung. (3) Budaya belajarsiswa berkesulitan belajar matematika di luar kelas secara berkelompok adalahsebagai berikut : aktif, percaya diri dan tidak suka bergantung kepada yang lain.

Kata Kunci : Budaya Belajar, Kesulitan Belajar Matematika

Pendahuluan

Dalam tiga tahun terakhir, sebagian besar ketidaklulusan Ujian Nasional

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terjadi pada mata pelajaran

Page 4: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

2

matematika. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa pemberitaan di media di

beberapa daerah dari tahun ke tahun. Di tahun 2009 sebanyak 5088 siswa SMP

dan sederajat di Sumatera Barat tidak lulus UN dalam mata pelajaran matematika

(ujiannasional.org,2009). Sedangkan di Yogyakarta sebanyak 10.800 siswa

SMP/MTS/SMPT dinyatakan tidak lulus UN. Sebagian besar siswa gagal dalam

mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Angka ketidaklulusan ini

merupakan angka terbesar kedua di Pulau Jawa (detiknews,2010). Pada tahun

berikutnya sekretaris panitia UN Sulawesi Barat, Syamsir Syam yang dikutip oleh

phinisinews (2011) mengatakan,” Sebanyak 1.620 siswa SMP/MTS/SMPT dari

total peserta sebanyak 18.207 se-Sulawesi Barat, dinyatakan tidak lulus Ujian

Nasional Tahun ajaran 2010-2011. Ia mengemukakan, rata-rata siswa yang gagal

UN pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan pelajaran

Bahasa Inggris.”

Tarmizi (2008) memberikan keterangan bahwa budaya belajar peserta didik

mempunyai keterkaitan dengan prestasi belajar, sebab dalam budaya belajar

mengandung kebiasaan belajar dan cara-cara belajar yang dianut oleh peserta

didik. Jadi budaya belajar yang baik mengandung suatu ketetapan, keteraturan

menyelesaikan tugas, konsentrasi yang baik, memanfaatkan waktu belajar, disiplin

dalam belajar kegigihan/keuletan dalam belajar, dan konsisten dalam menerapkan

cara belajar efektif. Demikian pula sebaliknya, budaya belajar yang kurang baik

akan membentuk siswa menjadi pribadi yang malas, bertindak semau-maunya,

dan ketidakteraturan dalam berbagai bidang.

Rusyan ( 2007: 11) mengatakan bahwa budaya belajar memberikan

sumbangan yang sangat besar dalam menyongsong era millenium baru, sebab

kemampuan yang dikembangkan melalui budaya belajar kita adalah kemampuan

jasmaniah dan rohaniah. Adapun kemampuan jasmaniah dan rohaniah tersebut

pengembangannya meliputi segi pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, nilai-nilai

prikehidupan, sikap, dedikasi dan disiplin.

Dadan Wahidin (2009 :2) memaparkan bahwa terdapat beberapa cara

pandang mengenai budaya belajar, yaitu : 1) budaya belajar dipandang sebagai

sebuah sistem pengetahuan menyiratkan. 2) budaya belajar berfungs sebagai “pola

Page 5: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

3

bagi kehidupan manusia” yang menjadikan pola tersebut sebagai blueprint atau

pedoman hidup yang dianut secara bersama sebagai sebuah pedoman. 3) budaya

belajar digunakan juga untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan

dan pengalaman. 4) budaya belajar juga dipandang sebagai proses adaptasi

manusia dengan lingkungannya baik berupa fisik maupun lingkungan sosial.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa : “ Pendidikan khusus ( pendidikan luar

biasa ) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan

dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

sosial.” Ketetapan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak

penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa

anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang

diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran

(Efendi, 2008: 1).

Namun tidak jarang kita temukan siswa yang secara fisik tidak terdapat

kelainan hanya saja hasil belajar yang didapatkan masih belum sesuai dengan

usaha yang dilakukan. Hal itu merupakan salah satu dari indikasi bahwa siswa

tersebut mengalami kesulitan belajar ( Jeanne Ellis Ormrod, 2009 : 234 )

Hal ini membuat peneliti tertarik melaksanakan penelitian tentang budaya

belajar matematika siswa berkesulitan belajar matematika. Adapun tujuan

dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menggambarkan

dan mengkaji : (1) budaya belajar matematika siswa berkesulitan belajar

matematika saat di kelas, (2) budaya belajar matematika siswa berkesulitan

belajar matematika saat di luar kelas.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Adapun tempat pelaksanaan peneitian

yaitu di SMP Negeri 18 Surakarta yang beralamat di Jl. Tembus Kadipiro

Kecamatan Mojosongo Kotamadya Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan melalui

tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

Peneliti membutuhkan waktu selama enam bulan untuk menyelesaikan penelitian

ini.

Page 6: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

4

Adapun populasi penelitian ini adalah siswa berkesulitan belajar

matematika. Sedangkan sampel penelitian adalah siswa yang diidentifikasi oleh

peneliti sebagai siswa berkesulitan belajar matematika di kelas VIIG SMP Negeri

18 Surakarta. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah lima siswa.

Untuk mendapatkan hasil yang relevan penelitian menggunakan beberapa metode

pungumpulan data. Antara lain angket, wawancara, observasi, dan studi

dokumenter. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut:

1. Angket

Menurut Sugiyono (2008: 199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan

tentang karakteristik dari keperibadian siswa dan cara belajar siswa yang

berkesulitan belajar matematika baik di kelas maupun di luar kelas. Selain itu

juga untuk mencari tahu bagaimana tindakan yang dilakukan oleh orang tua

dan guru agar siswanya mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Data yang

diperoleh dari metode ini digunakan untu menegaskan data yang diambil

dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaanya metode angket dilakukan dengan memberikan

kuesioner yang berupa pertanyaan tertutup kepada siswa yang diidentifikasi

sebagai siswa bekesulitan belajar dan siswa berprestasi sebagai pembeda.

Selain itu juga diberikan kepada guru matematika dan orang tua siswa.

2. Wawancara

Menurut Sugiono (2008 : 157 ) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil.

Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan tentang cara belajar siswa bekesulitan belajar

metematika dalam pembelajaran metematika di kelas maupun di luar kelas.

Page 7: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

5

Sedangkan yang diwawancarai yaitu siswa yang diidentifikasi berkesulian

belajar matematika, guru matematika dan orang tua siswa. Data yang diperoleh

dengan wawancara dijadikan sebagai gambaran awal mengenai budaya belajar

matematika sisiwa berkesulitan belajar. Wawancara dilakukan secara

terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara.

3. Observasi

Menurut Nana Syaodih (2007: 220), metode observasi adalah suatu

teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam pelaksanaan observasi ini

dilakukan untuk memperoleh data yang berupa kejadian-kejadian yang ada

pada proses belajar siswa yang diidentifikasi bekesulitan belajar matematika.

Data yang diperoleh berfungsi sebagai bukti bahwa siswa yang diamati telah

teridentifikasi bekesulitan belajar matematika. Agar observasi bejalan dengan

lancer maka peneliti menyiapkan pedoman observasi sebagai alat dalam

melakukan observasi.

4. Studi dokumenter

Dengan Studi dokumenter peneliti mengambil data berupa daftar nilai

siswa. Kemudian data tersebut dijadikan sebagai dasar untuk mengidentifikasi

siswa yang berkesulitan belajar metematika selain itu juga digunakan untuk

mengetahui suasana yang ada sekitar siswa baik suasana pembelajaran maupun

kondisi fisik dari sarana dan prasarana yang ada di lingkungan belajar siswa.

Dengan dokumentasi itu peneliti dapat mengetahui penyebab dari kesulitan

belajar matematika siswa.

Hasil dan Pembahasan

Budaya belajar merupakan suatu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

sebuah komunitas tertentu dalam hal ini adalah siswa dan guru. Kebiasaan-

kebiasaan tersebut meliputi kebiasaan guru dalam pelaksanaan pembelajaran,

kebiasaan siswa dalam pembelajaran baik secara mandiri, kelompok, maupun di

dalam kelas bersama guru.

Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Saekhan

(2008) bahwa inti pendidikan adalah pembelajaran. Dengan demikian

Page 8: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

6

pembelajaran juga merupakan sebuah sistem terbuka yang dipengaruhi oleh

sesuatu yang ada di luar pembelajaran, seperti ideologi guru, kompetensi guru,

kualifikasi personal siswa, kelengkapan sarana, kebijakan politik dan teknologi

informasi.

Berdasarkan asumsi inilah, maka sistem dalam pembelajaran perlu didesain

secara utuh dan komprehensif agar proses pembelajaran benar-benar sesuai

idealisme yaitu mampu memberdayakan potensi siswa sehingga menjadi manusia

yang utuh baik dalam aspek kognitif (kualitas intelektual), affektif (kualitas

kepribadian), kualitas psikomotorik (keterampilan otot/ mekanik).

Adapun subyek dalam pembelajaran yang ada di sekolah adalah siswa

sehingga tugas utama siswa adalah belajar. Djamarah (2008 : 15) memberikan

definisi tentang belajar yaitu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh

sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari

beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang

belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa. Hanya kegagalan

dan kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur,

tidak disiplin, kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar,

mengabaikan masalah waktu untuk belajar, dan kurangnya istirahat.

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 18 Surakarta bahwa

pembelajaran masih terpusat kepada guru. Pengoptimalan keaktifan siswa hanya

sebatas mengerjakan soal, menunjukkan hasil pekerjaannya di depan teman-

teman, dan menanyakan apa yang masih kurang jelas kepada guru matematika.

Bahkan sering kali mereka tidak berani mengajukan pertanyaan kepada guru

matematika setelah diberikan tawaran untuk bertanya. Namun mereka mengambil

kesempatan untuk bertanya ketika guru sedang berkeliling kelas untuk memeriksa

pekerjaan mereka dari bangku ke bangku. Hal ini disebabkan adanya perasaan

malu apabila nantinya akan menjadi pusat perhatian teman-teman sekelas.

Mereka juga sering kali membuat catatan saat pembelajaran berlangsung.

Mencatat penjelasan guru dalam pembelajaran merupakan salah satu strategi

belajar yang memerlukan keaktifan. Siswa akan membaca tulisan yang ada di

papan tulis, kemudian menyimpannya di dalam pikiran mereka, dan menuangkan

Page 9: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

7

kembali dalam bentuk catatan. Selain itu catatan merupakan salah satu media

penyimpanan yang dijadikan alternatif karena keterbatasan ingatan yang dimiliki

oleh siswa.

Setiap orang memiliki cara sendiri untuk memahami apa yang telah

diterimanya. Termasuk juga para siswa yang memilki gaya belajar yang berbeda

satu dengan yang lain. Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan

cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca

untuk kemudian mencoba memahaminya.

Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajarkan

dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa

memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok

kecil untuk mendiskusikan pertanyaan atau latihan soal yang menyangkut

pelajaran tersebut. (Hamzah B.Uno, 2006: 180)

Dalam belajar kelompok, siswa berkesulitan belajar matematika cenderung

tidak mempunyai masalah meskipun di sekeliling mereka adalah siswa yang

mempunyai kemampuan di atas mereka. Sehingga hal itu tidak menghalangi

mereka untuk tetap turut serta bertanggung jawwab dan bekerja sama dalam

mengemban tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

Salah satu tujuan dari pembentukan kelompok dalam pembelajaran yaitu

agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliknya secara bersama-sama

dalam satu kelompok. Tanggung jawab yang mereka emban bersama akan

mengundang keaktifan dan kreatifitas yang ada pada mereka untuk ditunjukkan

kepada teman-temannya. Dengan demikian secara tidak langsung interaksi antara

siswa dengan siswa dapat berjalan dengan tanpa batasan.

Selaras dengan pendapat Djamarah (2008 : 85) bahwa pemberian tugas

kepada kelompok bertujuan untuk membuat siswa belajar secara aktif dan kreatif.

Namun hal ini dapat berjalan dengan baik apabila setiap anggota mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam kelompoknya. Apabila terdapat anggota yang

tidak mempunyai tanggung jawab, dia akan membiarkan temannya untuk

mengerjakan tugas kelompok tersebut. Sedangkan dia hanya menganggur saja.

Dengan demikian tujuan dari belajar kelompok tidak dapat tercapai

Page 10: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

8

Penutup

Berdasarkan uraian diatas, Rasa malu yang dimiliki siswa kepada teman-

temannya tidak dapat menghalangi siswa tersebut untuk menanyakan hal-hal yang

perlu untuk ditanyakan kepada guru. Selain itu sikap belajar yang mereka

tunjukan di dalam kelas merupakan sikap belajar yang dimiki oleh siswa yang

baik. Adapun pembuatan catatan sebagai media penyimpanan kedua setelah otak

mereka, adalah salah satu bentuk cara belajar yang mereka anggap sangat berguna

dalam membantu ingatan yang dimilikinya. Dengan demikian usaha yang mereka

lakukan dalam pembelajaran bersama dengan guru matematika merupakan usaha

yang cukup maksimal meskipun hasil belajar yang mereka dapatkan kurang sesuai

dengan usaha mereka.

Sikap aktif yang ditunjukkan oleh siswa dalam belajar kelompok adalah

sikap yang harus dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Apabila salah satu

anggota tidak aktif maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari pembentukan belajar

kelompok belum tercapai meskipun tugas yang diberikan dapat diselesaikan.

Adapun melakukan pembicaraan diluar pembelajaran yang dilakukan dalam

belajar kelompok, tidak akan menjadi masalah apabila setiap anggota kelompok

mempunyai kesadaran akan tanggung jawab yang diberikan kepada kelompok

tersebut.

Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda. Hal itu sangat wajar

karena tidak semua siswa merasa nyaman dengan cara belajar yang diterapkan

oleh temannya. Selain itu kebiasaan belajar yang dilakukan oleh setiap siswa

adalah ciri khas yang dimiliki oleh mereka untuk memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

Saran untuk Kepala Sekolah alangkah lebih baik apabila dapat

mengupayakan penambahan pengadaan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk

menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Dan hendaknya guru terus

mengembangkan metode-metode baru dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak

merasa jenuh dalam belajar. Selain itu sebaiknya dalam pembelajaran di kelas,

Page 11: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

9

guru hanya sebagai fasilitator. Sehingga siswa dituntut untuk belajar sendiri secara

aktif.

Siswa hendaknya memiliki motivasi, lebih fokus dan lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas, secara mandiri

maupun secara kelompok. Selain itu sikap saling bekerja sama dalam peningkatan

kualitas pembelajaran harus dijaga.

Page 12: BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR ...eprints.ums.ac.id/23450/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdfbudaya belajar di luar kelas secara mandiri dan kelompok. Jenis penelitian

10

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bachri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Efendi, Mohammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berlainan. Jakarta.Bumi Aksara.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh danBerkembang. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Rusyan. 2007. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Remaja Rosdakarya.

Tarmizi. 2008. Budaya Belajar siswa.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/19/budaya-belajar-siswa. Diaksespada tanggal 7 Maret 2012.

Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

Wahidin. 2009. Konsep, Tranmisi dan Perubahan Budaya Belajar.http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/29/konseptranmisi-dan-perubahan-budaya-belajar/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2012.

http://www.detiknews.com.

http://www.phinishinews.com.

http://www.ujiannasional.com.