budaya bahari

Upload: boyef79

Post on 15-Jul-2015

374 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

**V-

BUDAYA BAH ARIDjoko Pramono GM 213-05.00L Desain Sampul: Sofnir Ali Setting: Fitri Yuniar Copyright 2005, Djoko Pramono Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270 Anggota IKAPI, Jakarta 2005. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Bahan dengan hak cipta

Dicetak oleh Percetakan PT SUN, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

Bahan dengan hak cipta

DAFTAR TABEL DAN Q AM BAR

TABEL

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR BOKS. . . .xi

Gambar Saksi 4 Bisu Lautan di Borobudur .....41

Tab 1 Beberapa Peperangan Laut di Tab 2 Kapal Karam di Wilayah Periode Tahun 1500 -1800 Tab 3G Volume Perdagangan Laut Abad XV-XVII AMBA Tab 4 Kegiatan Pelayaran Kapal R Periode 1774-1777 Tab 5Gamba dan Volume Kapal Ukuran Awak1Kapal Periode 1774 -1777 r Tab 6Gamba Komoditas Pertanian Ekspor Periode 1200-1700 r 2 Gamba r 3Q AM BAR............ix

64 85 10 11 11 11

Gamba r 5 Gamba r 6 SEBUAH MERIAM UNTUK SANG MENANTU.69 Gambar 7 ix Bahan dengan hak cipta

DAFTAR BOKS

DAFTAR TABEL DAN Q AM BAR..........................................ix DAFTAR BOKS........................................................xi

Saksi Bisu Lautan di Borobudur..............41 SEBUAH MERIAM UNTUK SANG MENANTU.................................................69

Pramono yang telah memberikan sumbangsihnya dalam mewujudkan buku BUDAYA BAHARl ini.

Saya yakin buku ini akan bermanfaat bagi perkembangan kebaharian di tanah air, khususnyaxi

Bahan dengan hak cipta

bagi generasi muda, sehingga pepatah Nenek moyangku orang pelaut benar-benar menjiwai kehidupan setiap anak bangsa Indonesia. Terima kasih.

xii

Bahan dengan hak cipta

Jakarta, 17 Desember 2004 Menteri Kelautan dan Perikanan

DJOKO PRAMONO

Freddy Numberiditemukan di wilayah Madagaskar. Bukti ini menunjukkan dengan jelas bahwa nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu ternyata telah dapat membangun kapal-kapal layar yang mampu mengarungi lautan sejauh kurang lebih 6.500 km yang merentang dari wilayah Nusantara sampai ke Madagaskar. Paralel dengan bukti sejarah di atas, ternyata jejak kebudayaan prasejarah bercirikan bahari Nusantara juga telah ditemukan di kawasan Austronesia. Jejak kebudayaan prasejarah Nusantara selain berwujud perahu cadik juga berupa rumpun bahasa Austronesia yang telah dipengaruhi sangat kuat oleh bahasa Nusantara. Pengaruh bahasa Nusantara ini ternyata ditemukan lebih dominan bila dibandingkan dengan pengaruh rumpun bahasa Indochina dan Vunan. Berbagai temuan bukti dan fakta masa prasejarah Indonesia di atas dapat memberikan pemahaman pada kita bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah asli bangsa pelaut atau pengembara. Mereka sejak ribuan tahun sebelum Masehi ternyata sudah mampu mengarungi d uni a sampai ke4 Bahan dengan hak cipta

kawasan-kawasan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sebagai pelaut-pelaut ulung yang kebudayaannya masih dapat dilacak sampai saat ini. Dalam catatan sejarah kebudayaan kemudian, diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati arti dan kegunaan laut. Yaitu, sebagai sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan antarbangsa, seperti halnya untuk perdagangan dan transportasi dan komunikasi dengan bangsa-bangsa yang menjadi tetangganya. Pada catatan perkembangan sejarah peradaban kebudayaan Nusantara selanjutnya ditemukan berbagai kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Nusantara yang pada umumnya juga memiliki dasar nilai-nilai kebudayaan kebaharian. Dari kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Nusantara tadi, tercatat yang paling mempunyai dasar dan bercirikan kemaritiman yang kuat adalah Kerajaan Sriwijaya (683 sampai 1030) dan Kerajaan Majapahit (1293 sampai 1478).

DJOKO PRAMONO

5

Bahan dengan hak cipta

den Soekarno telah mendeklarasikan Wawasan Nusantara (oleh Perdana Menteri Juanda). Inti Wawasan Nusantara tadi adalah wawasan kebangsaan bangsa Indonesia yang mengetengahkan dite- guhkannya asas Negara Nusantara (arebipelagie state). Wawasan Nusantara memandang wilayah laut merupakan satu keutuhan dengan wilayah darat, u dara, dasar laut dan tanah yang ada di ba- wahnya, serta seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, untuk memperoleh pengakuan dari dunia internasional tentang konsep Negara Nusantara", pada masa pemerintahan Presiden Soeharto telah dilaksanakan perjuangan diplomatis yang sangat gencar serta berkelanjutan, baik di forum internasional maupun regional. Alhasil, pada tahun 1982 gagasan mengenai "Negara Nusantara' tadi berhasil mendapatkan pengakuan secara internasional, tepatnya dalam forum konvensi PBB tentang hukum laut tahun 1982 ( UNCLOS '82), serta berlaku efektif sebagai hukum internasional positif sejak 16 November 1984. Secara berkesinambungan, perjuangan untuk mengembangkan kebaharian Nusantara terus dilakukan. Pada tahun 1998, Presiden BJ. Habibie kembal i mendeklarasikan visi pembangunan kelautan bangsa Indonesia dalam sebuah Deklarasi Bunaken'. Inti deklarasi tersebut adalah pemahaman bahwa laut merupakan peluang, tanta8 Bahan dengan hak cipta

DJOKO PRAMONO

ngan, dan harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan, dan pembangunan bangsa Indonesia. Perkembangan budaya bahari Nusantara selanjutnya terjadi pada tahun 1999. Terutama ditandai oleh Presiden Abdurrahman Wahid yang menyatakan komitmennya terhadap Pembangunan Kelautan' di Indonesia. Komitmen pembangunan di bidang maritim makin menampakkan harapan yang cerah dengan dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan dikembangkannya Dewan Kelautan Nasional (DKN) menjadi Dewan Maritim Indonesia (DMI).

DJOKO PRAMONO

9

Bahan dengan hak cipta

dan penurunan citra pariwisata Indonesia yang marak belakangan ini, seperti masalah keamanan dalam negeri ( terorism) dan kasuskasus pencemaran lingkungan laut, merupakan faktor yang dapar melemahkan pariwisata Indonesia, khususnya di bidang pariwisata bahari. Interaksi antarbangsa melalui sarana transportasi, telekomunikasi, dan pariwisata bahari seperti dikemukakan di atas akan memudahkan terjadinya proses interaksi dan pertukaran tata nilai, ide, dan adat istiadat di antara bangsa-bangsa di planet bumi ini. Melalui transportasi, telekomunikasi, dan pariwisata bahari khususnya, arus globalisasi akan semakin deras tersebar ke seluruh pe- losok wilayah dunia. Sebagai Negara dan Bangsa Bahari, dalam rangka menyikapi proses globalisasi seperti tadi, Indonesia tidak mungkin menutup diri, menahan, ataupun membendungnya. Akan tetapi, justru harus terus terlibat secara proaktif, dan yang lebih penting dapat memosisikan diri agar dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Sementara itu, pada tataran global arus meningkatnya tuntutan terhadap kesejahteraan dan pemenuhan kepentingan ekonom i ma- nusia telah dengan cepat mengubah tatanan dunia yang semula bersilat bipolar menjadi multipolar. Kelompok-kelompok negara yang mempunyai kepentingan sama telah saling menjalin kerja sama di bidang politik dan perdagangan. Kebanyakan di antara mereka telah membentuk12 Bahan dengan hak cipta

DJOKO PRAMONO

blok-blok kerja sama ekonom i dan perdagangan yang tersebar di seluruh dunia. Bentuk multipolar dan persekutuan regional berdasarkan kepentingan ekonomi telah membuat peta kekuatan dunia terbagi menjadi beberapa kawasan. Eropa Barat, Asia Pasifik, Asia Timur, dan Asia Tenggara merupakan kawasan-kawasan yang paling cepat mengalami pertumbuhan ekonomi. Kerja sama ekonomi bilateral, trilateral, dan multilateral telah menjadi diskursus (wacana) dalam tiga dekade terakhir.

DJOKO PRAMONO

13

Bahan dengan hak cipta

Dengan surnber daya kelautan yang melimpah, sebetulnya Indonesia telah memiliki keunggulan komparatif, meskipun belum banyak memiliki keunggulan kompetitif bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah maju. Oleh karena itu, masih sangat dibutuhkan kemampuan pengelolaan serta ketersediaan tenaga kerja yang profesional. Kebijakan di bidang kemaritiman yang sangat baik untuk disimak dan bahkan untuk ditiru adalah apa yang sudah dilakukan oleh negara Singapura. Langkah Singapura untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam pembangunan Terusan Kra (Kra Channel) adalah langkah yang sangat strategis. Meskipun pembangunan terusan tersebut akan mengurangi jumlah kapal-kapal besar seperti super tanker dan kapal peti kemas yang melintasi Selat Singapura, hal ini tidak membuat Singapura takut bahkan justru secara proaktif ikut menanamkan modalnya di terusan tersebut. Teori strategi yang paling tepat untuk menjelaskan langkah strategis Singapura ini adalah: - "jika Anda tidak, dapat mengalahkannya maka bergabunglah - (// you

DJOKO PRAMONO

can't defeat them. then join them)".Berbagai kepentingan nasional Indonesia, yang paling tidak masih akan bertumpu dan digantungkan pada modal kekayaan kemaritiman/kelautan tadi, secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:

A. Aspek Pemukiman

16

Bahan dengan hak cipta

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki daerah pesisir yang sangat luas diperkirakan memiliki 22% penduduk yang hi- dup dan bermukim di daerah pesisir. Pada umumnya mereka merupakan masyarakat pedesaan pesisir yang menggantungkan kehidupannya pada laut. Ada sekitar 4.735 desa dari 64.439 desa di Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai desa pesisir. Sebagian di antaranya terletak di wilayah perkotaan dengan 75% berada

DJOKO PRAMONO

17

Bahan dengan hak cipta

yang telah diolah. Sejalan dengan kenaikan produksi ikan dalam negeri, impor hasil olahan ikan laut dari rahun 1983 sampai dengan 1998 menunjukkan kecenderungan menurun, baik dalam volume maupun dalam nilai. Walaupun secara keseluruhan sumber penangkapan di laut masih memberikan kemungkinan yang besar bagi pengembangan perikanan, yaicu pemanfaatan baru sekitar 35% dari potensi di perairan Nusantara dan ZEE, beberapa daerah telah diusahakan sangat intensif. Sumber perikanannya sudah mendekati atau mencapai tingkac pemanfaatan penuh sehingga status sumber tangkapan tersebut digolongkan sudah kritis. Daerah yang digolongkan kritis tersebut ialah daerah perairan pantai atau selat-selat yang sempit dan padat jumlah nelayannya.

DJOKO PRAMONO

D. Aspek Pariwisata BaliariDilihat dari sisi analisis pasar maupun produk pariwisata potensi nasional dalam aspek kepariwisataan bahari tercatat sangat menjanjikan. Beberapa keunggulan di bidang keanekaragaman produk wisata bahari ini antara lain bertumpu pada keanekaragaman hayati kelautan yang ada. Tidak kurang dari 350 spesies ikan dan 250 jenis terumbu karang akan dengan mudah dinikmati di ba- nyak taman laut nasional, seperti Bunaken (Sulut), Banda Neira (Maluku), Kepulauan Tukang Besi (Sultra), Kepulauan Togian (Sulteng), Pantai Merah (NTT), Cenderawasih (Papua), serta ka- wasan taman laut 20 Bahan dengan hak cipta

lain yang sudah sangat populer di pasar global pariwisata bahari. Namun demikian, ancaman perusakan habitat laut yang terkesan tidak terkendali sekarang ini dikhawatirkan akan berdampak kepada menurunnya citra wisata bahari Indonesia. Permasalahan lain yang menghinggapi kepariwisataan bahari kita adalah adanya kecenderungan pendapatan dari industri wisata bahari belum mampu berfungsi sebagai mata pencaharian yang bisa dinikmati oleh masyarakat setempat. Berbagai usaha wisata

DJOKO PRAMONO

21

Bahan dengan hak cipta

Berdasarkan dara tahun 1990, dari jumlah cekungan itu diperkirakan akan dapat dihasilkan minyak sejumlah 106,2 miliar barel. Namun, realisasi yang diketahui dengan pasti baru sejumlah 16,76 miliar barel, dan 7,5 miliar barel di antaranya telah mulai deksploitasi. Cadangan minyak yang belum terjamah masih mencapai 89,5 miliar barel, di mana sebesar 57,3 miliar barel terdapat di lepas pantai. Di samping minyak bumi dan gas alam, sumber kekayaan laut lain yang dapat dimanfaatkan adalah potensi perbedaan suhu air laut, atau yang lebih dikenal dengan nama OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), yang berupa gelomhang laut dan pasang surut. Pada kurun waktu belakangan, suatu Pilot Plant OTEC se- dang dikembangkan di wilayah pantai utara Pulau Bali oleh BPPT, yang bekerja sama dengan konsultan rekayasa kelautan dari Belanda. Untuk pengembangan sumber energi dari pasang surut dan gelombang laut kiranya masih diperlukan usaha keras dan waktu yang cukup lama. Di samping beberapa potensi di atas, beberapa bahan tambang mineral lainnya juga telah diketahui terkandung dalam wilayah perairan laut Nusantara, seperti antara lain bijih besi, pasir besi, karang, dan pasir. Berbagai penelitian banyak menemukan kandungan Nodul- Mangan yang berserakan di dasar laut pada kedalaman 2.000- 5.000 m di wilayah Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Oleh24 Bahan dengan hak cipta

DJOKO PflAMONO

karena itu, diduga keras wilayah kelautan Indonesia sangat berpotensi memiliki berbagai jenis mineral tersebut. Bahan tambang mineral Nodul-Mangan merupakan batu-batuan yang terdiri atas nikel, perak, kobalt, mangan, tembaga, seng, dan besi, yang ternyata merupakan jenis komoditas tambang yang sangat penting serta mempunyai nilai jual sangat tinggi di pasaran internasional. Dalam bab-bab berikut akan dipaparkan latar belakang historis dalam berbagai aspek/matra kebudayaan bahari Nusantara. Paparan akan dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokan matra,

DJOKO PflAMONO

25

Bahan dengan hak cipta

P OLITIK K EBUDAYAAN B AHARI

Ipersediaan peralatan tentara, kayu bakar, barang kebutuhan sehari-hari (umum). Panjang = 80 ft (24,4 m). Lebar = 20ft (6.1 m). Kedalaman 8ft (2,4 m). Berat = 80-80 ton. Awak kapal=8-10 orang. Kapal Niaga Romawi diperkirakan berlayar sekitar tahun 100 - 400 Masehi atau Abad I s/d Abad IV.Sumber: Gibbons. Tony., 2001. 77*

Kapal Niaga RomawiKapal ini jamak dipakai Romawi untuk merentangkan sayap kekuasaannya lewat perniagaan laut. Kapal ini memiliki kapasitas muatan cukup besar pada zaman itu dan kokoh. Pada bagian buritan terdapat kemudi berbentuk dayung sedangkan pada bagian lain dibangun semacam rumah dari bawah geladak sampai ke atas melewati pagar kapal. Rute pelayaranan niaga : Mediterranea, Laut Hitam, dan pantai Eropa. Komoditas perniagaan : Padi, buah-buahan,

* f 1

Encyclopedia of SHIPS over 15(H) Military and Civilian Sh/f>j from 5000 BC to the Present Day.Director of National Maritime Museum, Greenwich, United Kingdom.

anggur,

#

Kapal Niaga YunaniSungguh tipis perbedaan antara kapal pedagang dengan kapal perang ketika itu, sekitar tahun 500 SM. Ancaman peperangan di laut dan para perompak menyebabkan kapal niaga Yunani juga dilengkapi dengan persenjataan. Alhasil, dalam keadaan darurat kapal- kapal niaga di pelabuhan Yunani seketika dapat berfungsi menjadi armada kapal perang yang siap sedia menolong kapal niaga Yunani yang mendapat serangan perompak laut. Rute pelayaran niaga : Laut Hitam, Laut Aegea dan lonia Komoditas perdagangan : Anggur, kayu, butir padi, kain dari bahan 1 Gambarwol dan kulit.

Ukuran Kapal: panjang = 50 ft (15,2 m), lebar=14 ft (4,3 m), kedalaman=6 ft (1,8m) Kapal Niaga Yunani diperkirakan berlayar sekitar tahun 500 SM.Sumber: Gibbons, Tony., 2001. The

Encyclopedia of SHIPS Over 1500 Military and Civilian Ships from 5 OOO BC to the Present Day,Director of National Maritime Museum, Greenwich, United

Bahan dengan hak29

cipta

m

Kingdom.

N

Bahan dengan hakGambar 130

cipta

P OLITIK K EBUDAYAAN B AHARI

nyergap dan membunuh orang-orang Belanda. Bagi VOC, Banten merupakan musuh yang memusingkan karena letak Banten yang dekat dengan Batavia memudahkan mereka untuk menyerang VOC. Kapal-kapal Banten yang lebih kecil ukurannya kerap menyulitkan armada VOC yang berukuran besar, karena lebih lincah bergerak dalam pertempuran. (Lihat Gambar 2 halaman 33) Pertempuran semakin sengit ketika 5.000 pasukan Banten bermaksud menyerang Batavia di daerah Angke dan Tangerang. Namun demikian, armada VOC yang menggunakan persenjataan lebih canggih berupa meriam berukuran besar akhirnya berhasil menggagalkan serbuan pasukan Banten.

Kapal Banten Menyerang Kapal VOCKapal Banten yang lebih kecil ukurannya kerap menyulitkan armada kapal VOC yang berukuran besar. Anak bangsa dari armada laut Banten tak pernah gentar. Kapal yang kecil ternyata justru lebih lincah bergerak dalam medan pertempuran laut.

l i

Sumber : Reid, A. (1996) Indonesian

Heritage: Early Modern History .Jakarta: Archipelago Press, Didier 33

Bahan dengan hak cipta

Millet Pte. Ltd.

Gambar 2menggunakan taktik pertempuran gerilya, perlawanan sengit terhadap penjajah Belanda oleh anak-anak bangsa dari Jawa terus berlangsung di masa itu. Di antaranya adalah perlawanan Dengan

34

Bahan dengan hak cipta

PnuTik K F R I J D A Y A A N B A H

ARI

jata perang sederhana, seperti panah, tombak, pedang, dan golok, yang kecanggihannya jauh berbeda dengan Portugis yang sudah dipersenjatai dengan senapan/bedil dan meriam dalam jumlah yang jauh lebih besar. Meskipun kalah dalam persenjataan, namun semangat perlawanan tetap menggelora sampai titik dara h penghabisan , dan akhir- nya kemenangan berpihak kepada Fatahillah. Setelah berhasil menduduki Sunda Kelapa dan pada tahun 1526 mengubah nama- nya menjadi 'Jayakart a ", yang artinya " kemenangan gemilangf\ Fatahillah juga berhasil membantai awak kapal Brigantin milik armada Portugis yang terempas badai dan karam di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa. Tepat ketika menginjak pantai, para pelaut Portugis mendapat serangan dari pasukan Cirebon-Demak (di bawah pimpinan Fatahillah) yang baru saja merayakan kemenangannya atas Sunda Kelapa. Sejarah peristiwa banjir darah ini terjadi di Jakarta, yang sekarang adalah kawasan sebelah selatan rel kereta api dan jalan tol Tanjung PriokPluit di wilayah Kota, Jakarta Utara. Setelah dikuasai oleh Fatahillah, alih kekuasaan atas kota Bandar Jayakarta terjadi dan jatuh kepada Pangeran Jayawikarta yang masih keturunan Sultan Banten. Demi mempertahankan kota pelabuhan Sunda Kelapa, Pangeran Jayawikarta membangun kubu pertahanan yang dilengkapi dengan senjata meriam dengan hak cipta Bahan37

di kawasan muara Sungai Ciliwung. Hal ini dilakukan agar Pasukan Jayawikarta dapat leluasa mengawasi gerakan musuh yang hendak melakukan penyerangan ke Jayakarta. Pada kurun waktu selanjutnya, terjadi kekeliruan besar yang dilakukan oleh Pangeran Jayawikarta, yang mengizinkan armada kapal Belanda merapat di Pelabuhan Jayakarta setelah membayar pajak sebesar 1.200 reaal. Alhasil, sejak itu kapal Belanda yang singgah di Pelabuhan Jayakarta ternyata tidak sekadar kapal dagang, namun juga kapal-kapal perang yang bermuatan senjata, mesiu, dan serdadu.

38

Bahan dengan hak cipta

P O LI T I K K EB U D A YA A N B A H A R I

Saksi Bisu Lautan di BorobudurMerupakan salah satu gambaran relief kapal di Candi Borobudur, Jawa Tengah.

i

Sumber : Repro foto dari Dwiyanto, D. (1976).

Prototip gambaran kapal pada relief Candi Borobudur, sebagai buah karya terbaik putra-putri bangsa Indonesia

Sumber : Repro foto dari internet http:// www.joglosemar.co.id/kej awen/ dewaruci.html (2004)

Gambar 5dan pusat kekuasaan, dengan menguasai pelayaran dan perdagangan di wilayah barat Indonesia.41 Bahan dengan hak cipta

Waktu itu, sebagian besar Semenanjung Malaya, Selat Malaka, Sumatera Utara, dan Selat Sunda telah masuk pada wilayah kekuasaan Sriwijaya. Berdasarkan tulisan yang dimuat pada Berita China, Chau J u Ki/ay waktu itu diberitakan secara lengkap wilayah kekuasaan Sriwijaya telah meliputi Palembang, Aceh, Batak,

42

Bahan dengan hak cipta

P O LI T I K K EB U D A YA A N B A H A R I

Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan ekspedisi ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama- sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke arah Asia Tenggara. Selanjutnya, tahun 1284 menaklukkan Bali; raja- nya ditawan dan dibawa ke Singasari. Alhasil, kebijakan ekspansi yang didasarkan pada dua pilar kekuatan kerajaan telah banyak membuahkan hasil. Daerah-daerah yang tunduk di bawah kekuasaan raja Kertanegara telah meliputi seluruh Pahang, Melayu, Gurun, Bakulapura, Sunda dan Madura, serta seluruh Pulau Jawa. Pahang terletak di Malaysia, Melayu terletak di Sumatera Barat, Gurun adalah nama pulau di Indonesia bagian timur, dan Bakulapura atau Tanjungpura terletak di bagian barat daya Kalimantan. (Lihat Gambar 7 halaman 46) Pendapat terakhir telah mengatakan bahwa yang dimaksud dalam Negarakertagama dengan nama Dwipantara tadi adalah seluruh wilayah Malaysia, seluruh Sumatera, seluruh Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Inilah yang menjadi gagasan Kertanegara, tetapi Nusantaranya itu belum sempat tercapai. Pada kurun waktu berikutnya, Singasari kedatangan utusan dari daratan China yang dipimpin oleh Kubilai Khan, terjadi sekitar tahun 1280, dengan maksud menuntut agar seorang pangeran dari Kerajaan Singasari dikirim ke China sebagai tanda tunduk kepada kaisar China. Hal ini bukan saja ditolak, tetapi justru akhirnya45 Bahan dengan hak cipta

memperkokoh pandangan Raja Kertanegara untuk memperluas wilayah kekuasaannya, tidak hanya berorientasi di Pulau Jawa ( Yawadwipamandala), tetapi sampai ke daratan China dan pulau-pulau di sebelah selatannya.

46

Bahan dengan hak cipta

P O LI T I K K EB U D A YA A N B A H A R I

Apabila gagasan tersebut kita coba proyeksikan pada situasi dan kondisi Kerajaan Nusantara abad VI sampai dengan XV maka dapat dipahami bahwa kerajaankerajaan Nusantara ketika itu telah mampu menguasai wilayah lautan. Hal tersebut dikarenakan hampir seluruh unsur kekuatan laut (Sea Power) telah mereka miliki sehingga pantas untuk tumbuh dan berkembang menjadi negara bahari. Ironisnya, keseluruhan pemikiran tadi sudah mereka terapkan jauh sebelum teori sea potver itu sendiri lahir. Dari sejarah pasang surut budaya bahari Nusantara maka dapat diketahui bahwa puncak kejayaan bahari berhasil dicapai pada za- man Majapahit. Kerajaan Majapahit yang juga berlandaskan pada pilar kekuatan laut dan agraris telah berkembang pesat menjadi kerajaan besar dan mampu memberikan jaminan bagi keamanan perdagangan di wilayah Nusantara. Komoditas agraris telah memberikan daya tarik tersendiri kepada kapal-kapal dagang mancanegara untuk singgah dan berlabuh. Hal ini semakin memperkuat kedudukan Majapahit yang berlokasi di sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur. Visi dan keinginan kuat untuk membangun kerajaan yang mengedepankan kekuatan laut dan agraris rupanya telah menjadi te- kad Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Visi tersebut telah dijabarkan dalam pemilihan lokasi Kerajaan Majapahit di daerah Tarik (sekitar Sungai Brantas), dengan maksud memudahkan pengawasan perdagangan pesisir dan sekaligus dapat mengendalikan produksi pertanian di pedalaman. 49 Bahan dengan hak cipta

Belajar dari sejarah bahari Nusantara, dapat disimpulkan bahwa dua pilar kekuatan, laut dan agraris, merupakan faktor utama bagi penentu kejayaan kerajaan Nusantara. Pengembangan sektor kelautan tidak akan menyurutkan sektor pertanian, justru dapat memacu semangat masyarakat pedalaman untuk mengolah lahan menjadi areal pertanian yang hasil produksinya dapat diperdagangkan melalui jalur perdagangan laut. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

lumbung

50

Bahan dengan hak cipta

P O LI T I K K E B U DA Y A A N B A H A R II II I I I M - U _ AI* . I aA J * l l A 1- 14 0 f^ > * Uk-A * U * i U Ui * - ---- - --- I A A. AI - - M lU M i i I _I . I.lli ' *! !* *- * 1 1 M % .. I M . ' ' - . V 1 III W M

keruntuhan kerajaan-kerajaan di luar Jawa adalah karena hanya bertumpu pada satu pilar saja (kekuatan laut). Terlepas dari dinamika budaya politik bahari yang ditandai oleh puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaankerajaan besar di Nusantara, kita telah mendapatkan banyak bukti sejarah tentang kejayaan anak bangsa Indonesia di laut. Ini ditunjukkan dari kemampuannya melakukan ekspansi pelayaran menjelajahi samudra, mulai dari wilayah Nusantara sampai mancanegara. Dari sejarah dapat diketahui bahwa armada laut, seperti armada Kerajaan Sriwijaya, mempunyai kebiasaan berlayar dengan menggunakan ka- pal-kapal bercadik yang mengarungi lautan, mulai dari lautan Nusantara sampai ke daratan China. Begitu juga yang dilakukan oleh armada Kerajaan Singasari ketika Raja Kertanegara melakukan ekspedisi-ekspedisi pelayaran ke seantero Nusantara. Hal sama berlaku pada armada Kerajaan Majapahit yang telah berhasil memperluas wilayah Kerajaan Nusantara sampai wilayah negara tetangga. Selain itu, hampir seluruh armada laut Nusantara pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan mengandalkan armada kapal bercadik. Ekspansi yang telah dilakukan anak bangsa ini salah satu di antaranya tercatat dalam karya besar Mpu Prapanca, yaitu Negara Kertagama, yang menceritakan ada empat kelompok wilayah yang sudah berhasil ditaklukkan semasa kejayaan Kerajaan Majapahit. Kelompok pertama meliputi wilayah-wilayah Negeri Melayu dan wilayah Pulau Sumatera (Jambi, Palembang,53 Bahan dengan hak cipta

P O L I T I K K E B U DA Y A A N B A H A R I

Samudra, dan La- mori di Aceh). Kemudian, kelompok kedua meliputi wilayah Negeri di Pulau Tanjung Negara yang terletak di Pulau Kalimantan, dan Tringgano (Trengganau), sedangkan kelompok ketiga meliputi wilayah di sekitar Tumasik (Singapura). Yang terakhir, kelompok keempat, meliputi wilayah sebelah timur Pulau Jawa, yang meliputi Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, sampai Irian. Di samping memiliki banyak daerah taklukan, Kerajaan Maja- pahit juga banyak mendapatkan upeti (pemberian sebagai tanda berserikat). Beberapa kerajaan yang tercatat telah memberikan ekspedisi Kubilai Khan melewati Kali Brantas dilakukan oleh armada Perang Tartar yang ingin menjatuhkan Raja Kertanegara (untuk membalas dendam atas tindakan perusakan wajah delegasi Meng ChI) dengan bersenjatakan roket. Hal ini menjadi inspirasi bagi pasukan Raden Wijaya (raja Majapahit pertama) dalam mengembangkan persenjataan, yang akhirnya menjadi andalan armada perang Kerajaan Majapahit. Tentara utusan Kubilai Khan dari China telah sejak lama mengenal senjata roket berupa roketroket kecil, seperti yang sekarang masih sering dipakai oleh masyarakat Tionghoa dalam memeriahkan perayaan Tahun Baru China {Gong X/ Fa Cai). Roket yang melesat ke udara dan meledak setelah sampai di sasaran yang dituju telah terbukti ampuh sebagai senjata perang. Menurut Jawaharlal Nehru dalam bukunya54 Bahan dengan hak cipta

Glimpse of World History, ada dugaan kuat bahwaekspedisi Kubilai Khan ke Pulau Jawa telah membawa pengaruh besar bagi perkembangan dan kemajuan teknologi persenjataan Kerajaan Majapahit. Ekspedisi bersama dengan pasukan Raden Wijaya merupakan pengalaman baru berperang dengan senjata api. Kemudian, Kerajaan Majapahit di bawah Mahapatih Gadjah Mada juga memanfaatkan teknologi tersebut, berupa meriammeriam hasil rampasan armada ekspedisi Kubilai Khan, sebagai persenjataan modern sehingga armada laut Kerajaan Majapahit semakin tangguh. Armada Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gadjah Mada telah mewariskan teknologi persenjataan perang kepada generasi berikutnya di Nusantara, yang bermanfaat dalam memperkuat pasukan melakukan misi ekspansi kerajaan atau penyebaran agama. Memanfaatkan persenjataan meriam juga dilakukan oleh armada laut Kerajaan Demak ketika menyerang Portugis di Malaka. Di bawah komando Pati Unus, armada laut yang berkekuatan sekitar 100-200 kapal perang yang masih menggunakan cadik dan layar tradisional, di antaranya jenis junk (kapal perang), lancharas

55

Bahan dengan hak cipta

SEBUAH MERIAM UNTUK SANG MENANTUDalam menaklukkan Portugis di Malaka, Pati Unus memperkuat armada lautnya dengan meriam dan mesiu yang bobot- nya diperkirakan tidak kurang dari 500 ton. Tetapi ternyata kapal-kapal Jawa yang bersatu dengan sisa-sisa armada laut Kerajaan Sriwijaya di perairan Palembang meskipun sudah dipersiapkan dengan peralatan dan senjata lengkap, ternyata masih belum dapat menandingi kapal-kapal Portugis, bahkan meriam-meriam pantai Portugis berhasil menenggelamkan sebagian besar kapal-kapal perang armada laut Demak yang hancur dan tenggelam bersama para pelaut yang gagah berani termasuk Panglima Armada perkasa Pati Unus. Pada zaman itu keunggulan senjata artileri Portugis cukup disegani kawan dan lawan seperti yang diceritakan dalam catatan sejarah perjalanan d'Albuquerque tentang kejatuhan Malaka ke ta- ngan Portugis. Menurut seorang ahli strategi perang Portugis mengatakan "Un cannon surterre en vaut cent sur mer" (satu meriam di darat mengimbangi seratus meriam di laut). Untuk itu tidaklah salah apabila Sultan Trenggana menghadiahkan beberapa meriam besar yaitu Ki Amuk dan Ki Danaraja kepada menantunya di Banten yang kemudian dipasang pada pertahanan pelabuhan, yang digunakan untuk melindungi dan menghalau kapalkapal Portugis agar pergi menjauh dari Teluk Banten.

Bahari dengan hak cipta

P O LI T I K K E B U DA Y A A N B A H A R I1

r1

Sumber: Buku Stjjrab Nasiotul I rt Jones t a II oleh Marwati Djocned Pocspone^oro, Nugroho Notosusanto, Depdikbud, Balai Pustaka. Jakarta 1993TAHUN -r PEWSTJWA URAIAN'9

r

w- t i rr- r- yi-r m rr * i

inii-

1*L*L

Boks 2 1339 - 1341

Seluruh Nusantara bagian barat berturut-turut diserang dan ditaklukkan Armada Kerajaan Majapahit. Mulanya menghancurkan Kerajaan Pasai selanjutnya menuju Jambi dan Palembang yang juga menyerah.

Dalam waktu 7 (tujuh) tahun setelah dikumandangkan SUMPAH PALAPA, seluruh Sumatera, Semenanjung Melayu, Kalimantan dan pulau-pulau di sekitarnya sudah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Armada Majapahit dengan kekuatan 40.000 prajurit menjadi suatu kekuatan dahsyat tak ada tandingannya di Asia Tenggara ketika itu masa kejayaan Kerajaan Majapahit.

Kemudian menaklukkan Langkasuka, Kelantan, Kedah, Selangor, Tumasik (Singapura). Dengan demikian Nusantara bagian barat sepenuhnya sudah bersatu di bawah panji Selanjutnya mendarat di Kerajaan Majapahit. Tanjungpura, menundukkan Sambas, Banjarmasin, Pasir, dan Kutai.

1343

Bali diserang dan berhasil ditaklukkan Kerajaan Majapahit.

Serangan ini dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Adityawarman oleh armada Kerajaan Majapahit di bawah Komando Mahapatih Gadjah Mada.

1343

Mahapatih Gadjah Mada dibantu oleh Laksamana Nala memimpin armada laut Majapahit dengan kekuatan 3.000 prajurit menuju wilayah timur Nusantara untuk menaklukkan kerajaankerajaan yang bersikap dingin atau mencoba melepaskan diri. Kerajaan- kerajaan itu antara lain Bali, Lombok, Sumbawa, Seram, Sulawesi, Dompo. Seluruh wilayah Timur Nusantara telah disatukan, termasuk Pulau Irian, Sangir Talaud, sampai65

Pasukan Kerajaan Majapahit berkekuatan 3.000 prajurit, tidak semuanya berasal dari pusat pemerintahan. Namun, hampir dua pertiga justru berasal dari Kerajaan Malayu di Sumatera dan gabungan beberapa prajurit dari kerajaan kerajaan di wilayah Jawa yang sudah mengakui kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Bahan dengan hak cipta

elalui buku ini, Mayor Jenderal MARINIR (Purn) Djoko Pramono, MBA., berniat dan mencoba menelusuri kebesaran semangat bahari bangsa Indonesia yang ia percaya telah menggelorakan warisan nilai kearifan dan kebangsaan yang tak ternilai sejak zaman Kerajaan Salaka- negara-Sriwijaya-Singasari dan klimaksnya Majapahit, hingga saat ini. Walaupun dalam perkembangan sampai saat ini, ia mengkhawatirkan semakin lunturnya nilai kebesaran budaya bahari tersebut. Buku ini merupakan salah satu upaya menggugah semangat generasi muda untuk terus menggali kebesaran nilai kebaharian bangsa Indonesia.v

S.IP,

\'

Mengawali langkahnya di bidang kelautan, Djoko Pramono usai menamatkan Sekolah Menengah Atas pada tahun 1962 melanjutkan ke Akademi Angkatan Laut di Jawa Timur. Berdasarkan panggilan jiwa yang begitu bersemangat dan cinta akan tanah air dan bahari Nusantara, pada tahun 1966 ia mantap meniti karier sebagai prajurit Marinir TNI AL. Puncak karier berhasil dicapainya di Korps Marinir sebagai Komandan Korps Marinir, dan ditutup di TNI AL sebagai Inspektur Jenderal TNI AL. Ia kemudian melanjutkan berkarya dalam pemerintahan dengan menjadi Inspektur Jenderal Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Kemudian, ia dipromosikan menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Pariwisata Seni dan Budaya. Di sinilah ia mengakhiri pengabdiannya sebagai pegawai negeri. Sepanjang kariernya, pria tersebut tidak pernah memiliki waktu kosong. Seluruh waktunya dimanfaatkan untuk membina olahraga di tanah air, khususnya olahraga perairan, antara lain selam, layar, renang, dan lain-lain. Ia juga berkarya, mulai dari menjadi pimpinan klub sampai menjadi pimpinan Induk Organisasi Nasional, dan bahkan di tingkat KONI Pusat. Pria kelahiran Surabaya ini senantiasa memberikan bimbingan dan semangat. Tak pernah lelah dan tak lekang oleh waktu, petikan hasil tangan dinginnya telah melahirkan atlet-atlet tingkat nasional, regional, bahkan dunia; Olimpiade. Ia senantiasa optimis dalam berkarya, kecintaannya pada dunia bahari tidak akan ada akhirnya. Buku yang diprakarsainya dan telah diterbitkan pada Penerbit tahun 1996 Pustaka salah satu saja bukti semangat dan cintanya pada budaya PT Gramedia adalah Utama Jl. Palmerah Barat bahari Nusantara. 33-37, Lt. 2-3

Marinir

Jakarta 10270

1

www.gramedia.com

2 2

3 51 - 1

2130500 1

67

Bahan dengan hak cipta