bts jambi - peninggalan.doc
TRANSCRIPT
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Kegiatan : LANJUTAN SEMENISASI DESA KAHALA MENUJU TUANA TUHA
Lokasi : KEC. KENOHANPenawar : PT. MARI BANGUN NUSANTARA
Metode pelaksanaan pekerjaan Proyek Paket Pembangunan LANJUTAN
SEMENISASI DESA KAHALA MENUJU TUANA TUHA, secara garis besar adalah
meliputi pekerjaan sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan meliputi :
1. Pengukuran dan Pematokan (stake out)
2. Dokumentasi Proyek 0%
3. Pembuatan Papan nama proyek
4. Pembuatan Kantor Direksi
5. Pembuatan Kantor Kontraktor
6. Pembuatan Gudang Material dan Peralatan
7. Pengadaan Air Kerja
8. Pembuatan Shop Drawing
9. Pengaturan dan Pengendalian Lalu lintas
B. Pekerjaan Pelaksanaan dilakukan setelah Shop Drawing disetujui
Direksi yang meliputi :
1. Mobilisasi Peralatan, Bahan dan Tenaga Kerja
2. Pekerjaan Tanah
3.1 Pekerjaan Galian
3.2 Pekerjaan Timbunan
3. Pekerjaan Perkerasan dan Bahu Jalan
4.1 Lapis Pondasi Aggregat Klas B.
4. Pekerjaan Berbutir
5.1 Lapis Pondasi Aggregat Klas B
5.2 Lapis Pondasi Aggregat Klas A
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 1
5.3 Pekerjaan Beton K 350
5. Pekerjaan Struktur
7.1. Pekerjaan Pasangan Batu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 2
MANAJEMEN PROYEK
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga
yang berkompeten dari PT. Sumbersari Ciptamarga yang telah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua
pihak terkait.
Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen
yang dipimpin Kepala Proyek yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
dibantu oleh beberapa tenaga staf kantor dan tenaga pelaksana
lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.
Kepala proyek memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang
administrasi kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Untuk masalah teknik / engineering dan quality control, Kepala
Proyek dibantu oleh Bagian Teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum, dan personalia, dibantu
oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan
Peralatan.
Dengan pengelolaan manajemen proyek diusahakan adanya kerja-
sama yang baik dengan pihak-pihak terkait, dengan harapan
pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih baik sesuai rencana yang
dipersyaratkan.
METODA PENCAPAIAN SASARAN PROYEK
Untuk menjamin sistem manajemen agar dapat berjalan dengan baik, PT.
Sumbersari Ciptamarga telah mengeluarkan Kebijakan Mutu untuk
memberikan Jaminan Mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem
manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan
sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana
pengendali, dan perangkat keras (hardware) sebagai sarana penunjang
pelaksanaan pekerjaan.
Tenaga Kerja
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 3
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas,
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan, meliputi: pelaksana (supervisor),
mekanik, dan operator.
Pekerja (mandor, tukang, kenek, operator).
Personel yang akan ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi
proyek, dipilih yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis.
Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari
daerah setempat atau dari luar daerah.
Pemilihan Alat
Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat baik dari segi jenis,
jumlah maupun kapasitasnya, disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin
tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat
mutu dan tepat waktu.
Pengadaan Bahan
Pendatangan bahan - bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan
mengikuti pada jadwal kebutuhan material dan spesifikasi teknik.
Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Sumbersari
Ciptamarga menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan,
yang bertugas dalam hal,
Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk
pencegahan dari pencurian.
Methode Pengendalian Proyek
Methode pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di
bawah ini:
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 4
PROYEKRencana Mutu terdiri dari:Methode KonstruksiInstruksi KerjaJadwal Waktu PelaksanaanProsedur Kerja dll
PROYEKRencana Mutu terdiri dari:Methode KonstruksiInstruksi KerjaJadwal Waktu PelaksanaanProsedur Kerja dll
PERUSAHAAN- Manual/
prosedurAdministrasiProsedurOrganisasiPersonalKeuangan
PERUSAHAAN- Manual/
prosedurAdministrasiProsedurOrganisasiPersonalKeuangan
EKSTERNALStandard Peraturan Keppres, Kepmen, Perda, dll
EKSTERNALStandard Peraturan Keppres, Kepmen, Perda, dll
SUPERVISISUPERVISI
CONSTRUCTION PROCESS
CONSTRUCTION PROCESS
INSPECTION & TESTINSPECTION & TEST
KRITERIA KEBERTERIMAANGambarSpesifikasiMock Up
KRITERIA KEBERTERIMAANGambarSpesifikasiMock Up
INPUTBahanAlatTenaga Kerja
INPUTBahanAlatTenaga Kerja
OUPUTProduk akhir BMW (Biaya, Mutu, Waktu)
OUPUTProduk akhir BMW (Biaya, Mutu, Waktu)
EVALUASIEVALUASI
PELAPORAN + MONITORING
Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang membuat program seperti
tersebut di atas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi
kemungkinan yang tidak diinginkan, maka unit K-3 akan bekerja sama
dengan Puskesmas, Klinik, rumah Sakit terdekat maupun instansi-
instansi lain yang terkait.
Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut,
Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan
menyediakan tabung pemadam kebakaran dan melatih
pemakaiannya.
Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan
kerja, seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung
tangan dan sebagainya.Metode Pelaksanaan Pekerjaan 5
KOORDINASI ANTAR DISIPLIN ( INTERFACE )
Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan lahan
yang ada dapat saling mempengaruhi kelancaran pelaksanaan masing-
masing pekerjaan, misalnya pemancangan tiang pancang dan sheet
pile, erection balok girder dengan penyelesaian pekerjaan tanah di
bawahnya dan kelancaran lalu lintas di sekitarnya, dll, Di samping itu
keterlibatan beberapa sub kontraktor spesialis, para mandor, sampai
dengan tenaga harian lepas, juga turut meramaikan areal kerja yang
terbatas.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan
terpadu, untuk menghindari terjadinya hambatan pada pelaksanaan
salah satu jenis pekerjaan yang akan mempengaruhi pekerjaan lainnya.
Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan
dilaksanakan:
Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri
oleh para personil inti terkait, pelaksana lapangan, para sub
kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi membahas
dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang
menyangkut evaluasi realisasi terhadap rencana, program
pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang
dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Program dan Scheduling.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan akan dijabarkan secara lebih
mendetail secara bulanan maupun mingguan, yang akan
realisasinya di lapangan akan dimonitor secara cermat untuk
mengantisipasi keterlambatan yang mungkin timbul. Pengontrolan
secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar chart
yang dijadikan acuan kontrak.
PROGRAM JAMINAN MUTU / QUALITY ASSURANCE
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 6
Untuk memastikan tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan
mutu yang disyaratkan, perlu disusun program pengendalian mutu
(quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
melakukan pengontrolan terhadap:
Material yang akan digunakan, dengan rencana pengetesan sesuai
syarat keberterimaannya.
Kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan
Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standar instruksi kerja untuk
mencapai minimal sesuai syarat keberterimaan.
Prosedur inspeksi dan test sebagai persyaratan kontrol mutu.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada personil yang
bertanggung-jawab secara langsung, namun tetap ada petugas khusus
quality control yang mengkoordinir proses Quality Control yang
prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan di seluruh
proyek yang dilaksanakan oleh PT. Sumbersari Ciptamarga. Dengan
manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan semua kegiatan
sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem
mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek
dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk mencapai semua sasaran
dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan.
Selanjutnya pengendalian mutu akan dapat dijalankan dengan baik karena
adanya sasaran mutu yang jelas, sumber daya manusia yang profesional
dengan tanggung jawab yang jelas, organisasi proyek yang handal, sistem
dan prosedur mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara
konsisten.
METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan pembangunan proyek Pembangunan Jalan Dan
Jembatan Provinsi Jawa Tengah Paket Tegal - Pemalang, perlu dibuat
metode konstruksi pelaksanaan proyek yang secara garis besar akan
menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan,
sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani.
A. Pekerjaan Persiapan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 7
1. Pengukuran dan Pematokan (Stake out)
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi
tentukan titik BM. Dengan patok BM tersebut yang mempunyai
Koordinat X,Y dan elevasi atau ketinggian ini menjadi referensi
atau acuan pekerjaan selanjutnya. Dengan bantuan Theodolit,
Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau
pematokan semua titik-titik pada gambar rencana atau peta ke
lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan
persetujuan direksi.
2. Foto Visual
Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan papan
nama, maka dilaksanakan foto visual 0% pertama dengan
kamera. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan
oleh Direksi, minimal dari satu titik pengambilan dan tidak
berubah ubah. Dan untuk selanjutnya pada pengambilan foto
50% dan 100% pun dilakukan pada titik yang sama.
3. Pembuatan Papan Nama
Papan nama dibuat dari triplex 9 mm satu lembar, dicat putih
(atau sesuai petunjuk direksi) dan disablon dengan huruf-huruf
standar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pada
papan nama tersebut tertera.
- Nama Perusahaan
- Nama Pemberi Kerja
- Nama Proyek
- Dll (atau sesuai petunjuk direksi)
Setelah dibuat dengan cat yang bersinar bila terkena cahaya,
maka papan nama tersebut dibawa ke lokasi proyek. Papan nama
dipasang dengan dua buah kaso yang dipaku ke papan nama
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 8
tersebut. Cara memasangnya dengan memakai paku yang
dipakukan menggunakan palu.
Pada tempat yang akan dipasang, digali terlebih dahulu dengan
menggunakan linggis. Papan nama yang telah dipaku ke kaso
tadi, dipasang pada tanah yang telah digali. Tanah galian
tersebut kemudian dipadatkan.
4. Pembuatan Kantor Direksi.
Kantor Direksi yang dibuat adalah sesuai dengan syarat-syarat
spesifikasi dalam kontrak atau sesuai dengan petunjuk direksi di
lapangan..
5. Pembuatan Kantor Kontraktor.
Kantor Kontraktor yang dibuat adalah ukuran 7,5 X 10 m . Bahan
untuk membuat Kantor Kontraktor dalah : kaso, balok kayu,
triplex 9 mm, seng bergelombang, kaca nako, paku, palu, gergaji,
semen, pasir, split, ember, sendok, semen, air, reng.
Pertama-tama dipasang balok kayu dipojok ukuran bedeng empat
persegi panjang. Balok kayu dipasang dengan memakai pondasi
cor setempat di empat sudut yang akan dibuat Kantor Kontraktor.
Setelah balok kayu terpasang, dibuat kaso yang ukurannya lebih
kecil sebagai kuda kuda untuk atap seng nantinya, sesuai
dengan ukuran.
Pemasangan kaso ini menggunakan paku yang dipukulkan
menggunakan palu. Kaso – kaso tersebut dipotong mengunakan
gergaji sesuai dengan ukuran yang ada. Setelah rangka Kantor
Kontraktor terpasang, disediakan tempat untuk jendela yang
menggunakan kaca nako serta tempat pintu sederhana yang
dapat ditutup/kunci. Setelah rangka tempat pintu dan jendela
disediakan, maka triplex ukuran 9 mm dipasang sebagai
dindingnya dengan cara memakukannya ke kaso dan rangka
rangkanya.
Bila dinding telah selesai dibuat, maka dipasang kuda kuda serta
reng untuk penempatan seng gelombang tersebut yaitu dengan
memakukannya ke reng yang sudah disiapkan baru kemudian
dipaku dengan memakai paku seng.
Apabila semua telah selesai maka lantai Kantor Kontraktor dicor
dengan beton 1:2:3, yaitu berupa campuran semen, pasir, split
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 9
dan air yang dicampur dalam suatu wadah yang terbuat dari
papan yang berupa kotak berukuran 1mx1m dengan tebal 20 cm.
Cara pemasangannya papan dipotong dengan menggunakan
gergaji lalu dipakukan dengan palu satu sama lain agar nantinya
menjadi sebuah kotak. Wadah ini dibuat agar campuran beton
untuk lantai direksi keet tidak berceceran kemana-mana.
Setelah campuran beton dibuat, baru diangkat dengan
menggunakan ember dan dituang lagi kelantai kantor kontraktor
lalu kemudian diratakan dengan menggunakan sendok semen
dengan kemiringan sesuai dengan tempatnya.
Pada saat lantai mulai mengeras segera disiram dengan air agar
lantainya tidak retak.
Jendela yang dipasang pada direksi keet adalah dari nako
sedangkan pintunya terbuat dari triplex yang digergaji sesuai
ukuran (0,90 m x 1,80 m ). Setelah digergaji , baru dipasang list-
nya untuk penguat, kemudian dipasang engselnya agar dapat
dibuka/tutup dan dipasang gemboknya. Kemudian pekerjaan
instalasi listrik, penerangan dan sanitasi dipasang. Setelah semua
selesai, maka perlengkapannya kantor kontraktor pun dipasang,
yaitu papan tulis, penghapus, meja, kursi, alat-alat tulis,
pemadam kebakaran, dan lain-lain.
6. Pembuatan Gudang Material dan Peralatan.
Gudang Material dan Peralatan yang dibuat adalah ukuran 5 X 5
m . Bahan untuk membuat Gudang Material dan Peralatan adalah
: kaso, balok kayu, triplex 9 mm, seng bergelombang, kaca nako,
paku, palu, gergaji, semen, pasir, split, ember, sendok, semen,
air, reng.
Pertama-tama dipasang balok kayu dipojok ukuran bedeng empat
persegi panjang. Balok kayu dipasang dengan memakai pondasi
cor setempat di empat sudut yang akan dibuat Gudang Material
dan Peralatan.
Setelah balok kayu terpasang, dibuat kaso yang ukurannya lebih
kecil sebagai kuda kuda untuk atap seng nantinya, sesuai
dengan ukuran.
Pemasangan kaso ini menggunakan paku yang dipukulkan
menggunakan palu. Kaso – kaso tersebut dipotong mengunakan
gergaji sesuai dengan ukuran yang ada. Setelah rangka Gudang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 10
material dan peralatan terpasang, disediakan tempat untuk
jendela yang menggunakan kaca nako serta tempat pintu
sederhana yang dapat ditutup/kunci. Setelah rangka tempat pintu
dan jendela disediakan, maka triplex ukuran 9 mm dipasang
sebagai dindingnya dengan cara memakukannya ke kaso dan
rangka rangkanya.
Bila dinding telah selesai dibuat, maka dipasang kuda kuda serta
reng untuk penempatan seng gelombang tersebut yaitu dengan
memakukannya ke reng yang sudah disiapkan baru kemudian
dipaku dengan memakai paku seng.
Apabila semua telah selesai maka lantai gudang material dan
peralatan dicor dengan beton 1:2:3, yaitu berupa campuran
semen, pasir, split dan air yang dicampur dalam suatu wadah
yang terbuat dari papan yang berupa kotak berukuran 1mx1m
dengan tebal 20 cm. cara pemasangannya papan dipotong
dengan menggunakan gergaji lalu dipakukan dengan palu satu
sama lain agar nantinya menjadi sebuah kotak. Wadah ini dibuat
agar campuran beton untuk lantai gudang material dan peralatan
tidak berceceran kemana-mana.
Setelah campuran beton dibuat, baru diangkat dengan
menggunakan ember dan dituang lagi kelantai gudang material
dan peralatan lalu kemudian diratakan dengan menggunakan
sendok semen dengan kemiringan sesuai dengan tempatnya.
Pada saat lantai mulai mengeras segera disiram dengan air agar
lantainya tidak retak.
Jendela yang dipasang pada gudang material dan peralatan
adalah dari nako sedangkan pintunya terbuat dari triplex yang
digergaji sesuai ukuran (0,90 m x 1,80 m ). Setelah digergaji ,
baru dipasang list-nya untuk penguat, kemudian dipasang
engselnya agar dapat dibuka/tutup dan dipasang gemboknya.
Kemudian pekerjaan instalasi listrik, penerangan dan sanitasi
dipasang. Setelah semua selesai, maka perlengkapannya gudang
material dan peralatan pun dipasang, yaitu papan tulis,
penghapus, meja, kursi, alat-alat tulis, pemadam kebakaran, dan
lain-lain.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 11
7. Pengaturan dan Pengendalian Lalu-Lintas
Rambu pengaman lalu lintas terbuat dari kayu dan multipleks.
Bahan untuk rambu ini adalah multipleks, kaso, paku dan gergaji.
Kaso dipotong menggunakan gergaji untuk membuat tiang
setinggi 1 m, tiang ini dipasang kaso lagi sebagai kakinya agar
tiang tersebut dapat berdiri. Cara pemasangannya adalah dengan
memakukannya satu dengan yang lain. Setelah tiangnya selesai
dibuat baru dipasang papan dengan ukuran 1,2 m sebanyak 2
(dua) buah yang dipakukan ke tiang tersebut lalu dicat dengan
cat warna yang disetujui direksi. Setelah selesai baru ditulis
dengan kata-kata: « Maaf Jalan Anda Terganggu ada
pekerjaan Jalan » yang mudah dibaca oleh pengendara
kendaran dari jarak yang cukup jauh atau dengan permintaan
direksi kemudian ditempatkan 2 orang untuk mengatur lalu lintas
jika diperlukan, rambu rambu peringatan dalam area kerja
sebanyak 10 bh dan pagar pengaman.
Adapun lalu lintas pergerakan peralatan yang digunakan dalam
proyek dan akan keluar dari area proyek dibatasi hanya melalui
jalur-jalur tertentu dengan bantuan beberapa pemandu yang
bertugas mengatur lalu lintas. Keluar-masuk kendaraan proyek ke
area proyek ini juga diprioritaskan hanya pada malam hari atau
saat lalu lintas di jalan raya relatif sepi. Sehingga dapat
meminimalisasi gangguan terhadap lalu lintas jalan yang sudah
ada.
B. Pekerjaan Pelaksanaan
Setelah Shop Drawing disetujui direksi dilakukan pekerjaan:
1. Mobilisasi
Mobilisasi meliputi:
Peralatan
Bahan dan tenaga
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 12
2. Pekerjaan Tanah
2.1 Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Penggalian
dapat dilaksanakan setelah bowplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi
kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau
halangan yang akan mengganggu, pekerjaan galian tanah.
Cara penggalian dengan menggunakan excavator atau
menggunakan tenaga manusia dengan linggis dan blencong
untuk daerah-daerah yang tidak dapat digali dengan
Excavator. Setelah pekerjaan Galian tanah selesai sesuai
elevasi yang telah mendapat persetujuan direksi, tanah
dasar atau sub grade diambil contohnya untuk diperiksa di
laboratorium (Pemeriksaan/test proctor atau test
kepadatan). Dari hasil test kepadatan didapat berat isi
kering kemudian dikorelasi ke CBR. Dari hasil CBR, dapat
dilihat apakah subgrade perlu dipadatkan atau tidak. Bila
perlu, dipadatkan dengan Vibro Roller sampai didapat
kepadatan yang disyaratkan dengan cara mengatur kadar
air. Bila terlalu kering, kadar air dibawah kadar air optimum
perlu penyiraman dengan air menggunakan water tank
truck. Apabila terlalu basah tanah tersebut digaruk dengan
motor grader agar butiran butirannya lepas untuk
mempercepat pengeringan atau dibiarkan saja mengering
sendiri dengan panas matahari
2.2 Pekerjaan Timbunan Biasa dan Pilihan
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan timbunan biasa dan
timbunan pilihan adalah sama, yaitu sebagai berikut:
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 13
Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan urug tanah merah, permukaan
yang akan digelar harus dibersihkan dari kotoran, telah
dipadatkan dengan vibrator roller sampai kepadatan yang
disyaratkan dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
Pengangkutan
Bahan atau material yang telah disetujui direksi (sesuai
hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk) memakai
material hasil galian atau didatangkan dari luar lokasi.
Material hasil galian langsung diurug atau ditimbun
menggunakan Dozer dengan cara didorong (Lokasi
timbunan dekat dengan lokasi galian) atau menggunakan
Dump Truck dan Ecavator dengan cara tanah hasil galian
dimasukan kedalam Dump Truck dengan Excavator (Untuk
lokasi asal tanah timbun yang jauh). Sedangkan tanah urug
yang didatangkan dari luar dibawa ke lapangan
menggunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan
lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana.
Penghamparan
Tanah merah dihampar menggunakan motor grader untuk
mencapai elevasi dan kemiringan atau menggunakan
tenaga manusia dengan pengki dan cangkul untuk daerah-
daerah yang tidak dapat diurug menggunakan grader lapis
demi lapis sesuai ketebalan yang disyaratkan dalam
spesifikasi dengan ketebalan maksimum 20 cm per lapis.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 14
Pemadatan
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap
lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator Roller hingga
mencapai CBR yang disyaratkan (sesuai spesifikasi) sambil
dimonitoring elevasi dan kemiringan timbunan tanah
merah. Bila suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata
maka segera ditambah material dengan cara ditebar saja
dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan
rencana. Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan
dengan Vibrator Roller 8-12 ton, dipadatkan dengan alat
pemadat tangan (stamper) secara bertahap dengan
ketebalan lapisan maksimum 8 cm. Cara pemadatan,
dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara
lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan
diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian
yang diberi super elevasi, penggilasan dimulai dari bagian
yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang
tinggi.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan
didepan, bahwa tiap material harus diperiksa dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan (spesifikasi) dan
setiap Volume 500 M3 atau menurut spesifikasi dilakukan
field test per lapis untuk mengetahui CBR yang dicapai
setelah pemadatan. Jika cuaca hujan, material tanah merah
yang belum sempat dihampar dilindungi dengan terpal
untuk meminimumkan penyerapan air.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 15
3. Pekerjaan Perkerasan Berbutir
5.1. Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas B
Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, pekerjaan
lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan.
Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B,
permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan
dari direksi.
Pengangkutan
Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui direksi
(sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk)
dibawa ke lapangan menggunakan dump truk dan
ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan
sesuai rencana dan kebutuhan lapangan.
Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan
dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam
penghamparan nanti.
Penghamparan
Aggregat kelas B dihampar menggunakan motor
grader dan dibantu oleh tenaga manusia dengan
pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang
disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak
terjadi pemisahan antara partikel-partikel aggregat
halus dan kasar.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 16
Pemadatan
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka
setiap lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator
Roller 8-10 ton sambil dimonitoring elevasi dan
kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan
secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah
memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa
berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas.
Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi,
penggilasan dimulai dari bagian yang paling rendah
dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila
suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka
segera ditambah material dengan cara ditebar saja
dengan pengki sampai permukaan rata sesuai
dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan
dengan Vibrator Roller 8-10 ton, dipadatkan dengan
alat pemadat tangan (stamper) secara bertahap
dengan ketebalan lapisan maksimum 8 cm. Secara
visual pemadatan dianggap cukup apabila aggregate
base B sudah tidak bergerak lagi dan apabila
diberikan butir aggregate base baru diatasnya,
butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam
sewaktu digilas.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah
disebutkan di depan, bahwa tiap material harus
diperiksa dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan (spesifikasi) dan setiap volume 500 M3
atau menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field
test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah
pemadatan.
5.2. Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas C
Setelah pekerjaan penyiapan Bahu jalan selesai, pekerjaan
lapis pondasi aggregat kelas c siap dilaksanakan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 17
Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas C,
permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan
dari direksi.
Pengangkutan
Bahan aggregat kelas C yang telah disetujui direksi
(sesuai hasil pengetesan laboratorium yang ditunjuk)
dibawa ke lapangan menggunakan dump truk dan
ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan
sesuai rencana dan kebutuhan lapangan.
Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan
dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam
penghamparan nanti.
Penghamparan
Aggregat kelas C dihampar menggunakan motor
grader dan dibantu oleh tenaga manusia dengan
pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang
disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak
terjadi pemisahan antara partikel-partikel aggregat
halus dan kasar.
Pemadatan
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka
setiap lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator
Roller 8-10 ton sambil dimonitoring elevasi dan
kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan
secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah
memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa
berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas.
Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi,
penggilasan dimulai dari bagian yang paling rendah
dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila
suatu tempat, karena sesuatu hal belum rata maka
segera ditambah material dengan cara ditebar saja
dengan pengki sampai permukaan rata sesuai
dengan rencana.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 18
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan
dengan Vibrator Roller 8-10 ton, dipadatkan dengan
alat pemadat tangan (stamper) secara bertahap
dengan ketebalan lapisan maksimum 8 cm. Secara
visual pemadatan dianggap cukup apabila aggregate
base C sudah tidak bergerak lagi dan apabila
diberikan butir aggregate base baru diatasnya,
butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam
sewaktu digilas.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah
disebutkan di depan, bahwa tiap material harus
diperiksa dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan (spesifikasi) dan setiap volume 500 M3
atau menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field
test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah
pemadatan.
7.1 Beton K 350
Bekisting dipersiapkan sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang telah ditentukan.
Bekisting dibuat dari multiplek dengan perkuatan dengan
balok kayu secukupnya, sekiranya mampu menahan
beban beton dari struktur bangunan.
Setelah bekisting siap diadakan inspeksi bersama,
setelah dinyatakan sesuai kemudian baja tulangan mulai
di rakit sesuai dengan ukuran dan posisi nya masing-
masing.
Setelah selesai pembesian dilakukan pengecekan
kembali.
Sebelum memulai pengecoran terlebih dahulu
dilaksanakan perbersihan lokasi cor dari sisi potongan
kayu dan atau kotoran lainnya.
Bagian dalam bekisting diolesi dengan formwork oil atau
bekisting disiram air secukupnya.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 19
Adukan beton kemudian di tuang ke dalam cetakan/
bekisting.
Dalam penuangan adukan beton harus diperhatikan
bahwa adukan tidak tidak boleh jatuh bebas dari
ketinggian lebih 1,5 meter guna menghindari terjadi
segregasi (pengelompokan material)
Beton yang sudah dituang kemudian diberi getaran
(dengan concrete vibrator) yang cukup dan benar agar
rongga-rongga antar baja tulangan dan bekisting dapat
terisi adukan beton dengan komposisi yang merata (tidak
segregasi) dan menghindari adanya gelembung udara
yang terperangkap dalam beton yang menyebabkan
beton jadi rusak. (bolong-bolong)
Penggunaan concrete vibrator yang tidak benar dapat
menyebabkan beton segregasi.
Setelah selesai pengecoran maka perlu dilakukan
peraawatan dengan cara menyiram permukaan dengan
air, untuk menghindari terjadinya penguapan air yang
terlalu cepat.
Pengecoran dapat dilakukan bertahap sesuai dengan
bentuk dan dimensi untuk mempermudah pelaksanaan.
Baja Tulangan U24 Polos
Baja tulangan dikumpulkan sesuai dengan ukuran
masing-masing.
Baja di potong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar
kerja.
Baja yang sudah dipotong dan bengkokkan dikumpulkan
sesuai dengan ukuran dan jenis potongannya.
Kemudian baja tulangan di bawa dan dirakitdilapangan
sesuai dengan gambar kerja.
Dalam merangkai baja tulangan dibantu dengan kawat
bendrad untuk mengikat baja tulangan agar posisinya
tidak bergeseratau berubah pada saat pengecoran.
6. PEKERJAAN STRUKTUR
7.9 Pasangan Batu (Talud)
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 20
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan
setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi pasangan
batu itu sudah selesai.
Sebelum memulai pekerjaan ini, di mulai dengan
membuat stake out dari dimensi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang
dibutuhkan.
Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan
baik agar dapat bekerja dengan efektif dan efesien.
Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan
terlalu besar atau pun terlalu kecil agar dapat
mempermudah pelaksanaan.
Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang
telah ditentukan
Demikianlah uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai
usulan tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam Proyek LANJUTAN
SEMENISASI DESA KAHALA MENUJU TUANA TUHA
Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditunjuk
sebagai pelaksana pekerjaan ini, yang akan kami sajikan sebelum
pelaksanaan di lapangan. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat
timbul ide-ide baru, yang disesuaikan dengan dokumen dan gambar-gambar
dalam tender.
Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup tentang
langkah-langkah dalam pelaksanaan proyek ini.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 21