bslt

2
Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Prinsip uji toksisitas adalah bahwa komponen bioaktif selalu bersifat toksik jika pertumbuhan kanker. Salah satu metode awal yang digunakan untuk menguji efek sitotoksik adalah Brine shrimp lethality test (BSLT).. Dimana tujuan dari penggunaan metode ini adalah Mengetahui potensi aktivitas biologi tanaman berdasarkan toksisitas metabolit sekunder yang terkandung didalamnya dan sekaligus sebagai uji penapisan awal aktivitaas antikanker senyawa kimia dalam ekstrak tanama sebagai uji pendahuluan yang dapat mendukung penemuan senyawa-senyawa antikanker. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas anti kanker, harus diujikan terlebih dahulu pada hewan percobaan. Penelitian ini menerapkan metode Brine ShrimpLethality Test (BST) dengan menggunakan larva udang Artemia salina leach sebagai hewan uji. Alasan digunakannya larva udang dalam percobaan ini adalah karena larva udang merupakan general biossay sehingga semua zat dapat menembus masuk melalui dinding sel larva tersebut. Larva udang memiliki kulit yang tipis dan peka terhadap lingkungannya sehingga banyak digunakan dalam uji toksisitas. Zat atau senyawa asing yang ada di lingkungan akan terserap ke dalam tubuh secara difusi dan langsung memengaruhi kehidupannya. Larva udang yang sensitif ini akan mati apabila zat atau senyawa asing tersebut bersifat toksik. Uji toksisitas digunakan untuk mengetahui pengaruh racun yang dihasilkan oleh dosis tunggal dari suatu campuran zat kimia pada hewan coba sebagai uji pra skrining senyawa bioaktif antikanker Pada percobaan ini 3 ml larutan uji, 5ml larutan garam serta 10 ekor larva udang dimasukkan pada vial dengan konsentrasi ekstrak daun talas yang berbeda masing-masing yaitu konsentrasi 10, 100, dan 1000 µg/ml dilakukan duplo untuk membandingkan toksisitas dan efek toksik yang ditimbulkan masing-masing konsentrasi tersebut. Juga untuk melihat pada konsentrasi berapakah larva udang mengalami LC50 Setelah diinkubasi selama 24 jam dan diamati jumlah larva yang maati dan hidup LC50 adalah konsentrasi dari suatu senyawa kimia di udara atau dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu. Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air. Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya sebagai antikanker.

Upload: riri-indri-septiani

Post on 09-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bslt

TRANSCRIPT

Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Prinsip uji toksisitas adalah bahwa komponen bioaktif selalu bersifat toksik jika pertumbuhan kanker. Salah satu metode awal yang digunakan untuk menguji efek sitotoksik adalah Brine shrimp lethality test (BSLT).. Dimana tujuan dari penggunaan metode ini adalah Mengetahui potensi aktivitas biologi tanaman berdasarkan toksisitas metabolit sekunder yang terkandung didalamnya dan sekaligus sebagai uji penapisan awal aktivitaas antikanker senyawa kimia dalam ekstrak tanama sebagai uji pendahuluan yang dapat mendukung penemuan senyawa-senyawa antikanker. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas anti kanker, harus diujikan terlebih dahulu pada hewan percobaan. Penelitian ini menerapkan metode Brine ShrimpLethality Test (BST) dengan menggunakan larva udang Artemia salina leach sebagai hewan uji.Alasan digunakannya larva udang dalam percobaan ini adalah karena larva udang merupakan general biossay sehingga semua zat dapat menembus masuk melalui dinding sel larva tersebut. Larva udang memiliki kulit yang tipis dan peka terhadap lingkungannya sehingga banyak digunakan dalam uji toksisitas. Zat atau senyawa asing yang ada di lingkungan akan terserap ke dalam tubuh secara difusi dan langsung memengaruhi kehidupannya. Larva udang yang sensitif ini akan mati apabila zat atau senyawa asing tersebut bersifat toksik. Uji toksisitas digunakan untuk mengetahui pengaruh racun yang dihasilkan oleh dosis tunggal dari suatu campuran zat kimia pada hewan coba sebagai uji pra skrining senyawa bioaktif antikankerPada percobaan ini 3 ml larutan uji, 5ml larutan garam serta 10 ekor larva udang dimasukkan pada vial dengan konsentrasi ekstrak daun talas yang berbeda masing-masing yaitu konsentrasi 10, 100, dan 1000 g/ml dilakukan duplo untuk membandingkan toksisitas dan efek toksik yang ditimbulkan masing-masing konsentrasi tersebut. Juga untuk melihat pada konsentrasi berapakah larva udang mengalami LC50 Setelah diinkubasi selama 24 jam dan diamati jumlah larva yang maati dan hidup

LC50 adalah konsentrasi dari suatu senyawa kimia di udara atau dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu. Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air. Nilai LC50 dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya sebagai antikanker.Pada percobaan ini Nilai lc 50 ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi liniear antara log konsentrasi dan mortilitas. Suatu zat dikatakan aktif atau toksik bila LC50