bryophyta yaitu ilmu yang mempelajari tentang lumut

10
BRYOPHYTA (LUMUT) Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-tempat yang basah. Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora). A. Ciri-ciri Umum Bryophyta Ciri-ciri tubuh lumut sebagai berikut : 1. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa 2. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu sel lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya terdapat sel-sel mati yang besar-besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan. 3. Hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. 4. Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang- kadang dengan sekat yang tidak sempurna. 5. Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium 6. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki jaringan pengangkut 7. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma 8. Struktur sporofit (sporangium) tubuhnya terdiri dari : Vaginula, kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium

Upload: farahs

Post on 20-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

ilmu yang mempelajari tentang lumut, apakah tntang perkembangbiakannya ataupun morfologinya

TRANSCRIPT

BRYOPHYTA (LUMUT) Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-tempat yang basah. Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora).

A. Ciri-ciri Umum Bryophyta Ciri-ciri tubuh lumut sebagai berikut :1. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa2. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu sel lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya terdapat sel-sel mati yang besar-besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.3. Hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.4. Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.

5. Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium6. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki jaringan pengangkut7. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma8. Struktur sporofit (sporangium) tubuhnya terdiri dari : Vaginula, kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium Seta atau tangkai Apofisis, ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora Kaliptra Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora

B. Reproduksi Byrophyta Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan seksualnya dengan membentuk gamet-gamet. Ada 2 macam gamet yaitu :1. Arkegonium, gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Diatas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar, sel ini membelah menghasilkan sel telur.2. Anteridium, gametangium jantan berbentuk bulat seperti gada.Dinding anteridium terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek, sebagian besar terdiri inti dan bagian depannya terdapat dua bulu cambuk.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, maka tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).

C. Klasifikasi Bryophyta Berdasarkan morfologi dan sifat hidupnya, lumut dikelompokkan atas lumut hati, lumut tanduk, dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati tingkatan takson yang sama. Akan tetapi, penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan.1. Lumut hatiLumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut hati tidak memiliki akar, batang, dan daun sebenarnya sehingga mereka disebut juga tumbuhan talus. Struktur talus pada lumut hati dikenal dengan istilah lobus. Salah satu jenis lumut hati yang terkenal adalah Marchantia. Setiap lobus lumut tersebut memiliki ukuran panjang sekitar 1 cm atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan permukaan bawahnya terdapat sejumlah rizoid yang tertanam ke dalam tanah.Marchantia bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksualnya dengan pembentukan tunas (gemma). Gemma dihasilkan dari bagian dorsal talus. Reproduksi seksual dilakukan dengan melibatkan arkegonium dan arteridium. Ateridium yang sudah matang akan mengeluarkan spermetozoid berflagel. Kemudian, melalui perantaraan air spermatozoid berenang menuju sel telur yang dihasilkan oleh arkegonium hingga terjadi pembuahan, membentuk zigot. Zigot berkembang dan tumbuh menjadi talus atau lumut baru. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Marchantia geminata.

2. Lumut TandukLumut tanduk dapat ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya sebagian ahli mengelompokkan nya kedalam lumut hati. Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah satu spesies lumut tanduk adalah Anthoceros sporophytes.3. Lumut SejatiCiri-ciri lumut sejati yaitu : Banyak ditemukan di daerah yang lembab dan teduh Dapat ditemukan di daerah kutub, tropis, atau gurun Merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang semu tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral Memiliki kutikula dan stomata, sehingga dapat mencegah hilangnya air dari dalam sel nyaReproduksi lumut sejati dapat secara aseksual dan seksual. Kebanyakan reproduksi aseksual dilakukan dengan cara Fragmentasi. Bagian dari tumbuhan tersebut dapat tumbuh menghasilkan tunas atau kuncup yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan baru. Lumut sejati juga mengalami pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase sporofit yang berlangsung secara bergantian. Pada fase gametofit (generatif), lumut menghasilkan gametangium yang berupa anteredium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium menghasilkan sel telur. Hasil peleburan kedua sel kelamin akan membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi sporogonium (fase sporofit) yang tetap menempel pada lumut (fase gametofit). Beberapa contoh spesies lumut sejati yaitu Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum, Polytrichum commune, Funaria hygrometrica, Pogonatum circhatum, Mniodendron divaricatum, dan Aerobryopsis longisima. D. Peran Bryophyta Kemampuan adaptasi lumut lebih baik dibandingkan tumbuhan berpembuluh. Lumut dapat tumbuh pada dinding batu atau celah-celah karang. Tumbuhan tersebut dapat mengubah struktur batu atau karang menjadi lapisan tanah sebagai tempat tumbuh calon makhluk hidup lain. Itulah sebabnya, lumut disebut juga sebagai tumbuhan perintis. Di hutan, lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan. Tumbuhan ini dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau. Beberapa jenis lumut memiliki nilai komersial, misalnya : Sphagnum, memiliki kemampuan menyerap air dalam jumlah yang besar sehingga sering digunakan di kebun untuk memperbaiki kemampuan tanah dalam menyerap air. Sphagnum yang telah di bersihkan dapat diolah menjadi bahan pengganti kapas. Marchantia polymorpha dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hatiPTERYDOPHYTA (TANAMAN PAKU)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.

Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).A. Ciri-ciri PterydophytaPterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :1) Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.2) Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.3) Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki kaliptra.4) Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.5) Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem dan floem. 6) Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.7) Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergandengan tetraeder.8) Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.9) Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium.

B. Daur Hidup Pterydophyta

Tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan. Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku menghasilkan dua generasi yaitu : generasi gametofit dan generasi sporofit.1. Generasi GametofitGenerasi gametofit ditandai dengan adanya protalium. Protalium adalah tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Protalium tidak berumur panjang. Artinya, generasi gametofit tidak berlangsung lama.

2. Generasi SporofitGenerasi sporofit merupakan generasi penghasil spora, yaitu berupa tumbuhan paku itu sendiri. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora mudah menyebar diterbangkan angin. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, yaitu berupa protalium. Generasi lebih dominan terhadap generasi sporofit.Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan paku dapat dibedakan atas paku homospora, paku heterospora, dan paku peralihan antara homospora dan heterospora.

a. Paku HomosporaPaku Homospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan satu macam spora berukuran sama. Contohnya paku kawat (Lycopodium).

b. Paku HeterosporaPaku Heterospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan dua macam spora dengan ukuran berbeda. Spora kecil (mikrospora) merupakan spora berkelamin jantan, sedangkan spora besar (makrospora) berupa spora betina. Contohnya paku rane (Selaginella) dan semanggi (Marsilea c. Paku PeralihanPaku peralihan merupakan kelompok tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Akan tetapi sebagian spora ada yang berkelamin jantan dan ada yang berkelamin betina. Contohnya paku ekor kuda (Equisetum debile). C. Klasifikasi Pterydophyta

Tumbuhan paku dibedakan atas 4 divisi yaitu :1) Divisi PsilotophytaAnggota divisi ini tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya. Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah. Salah satu jenis divisi Psilotophyta yang masih ada hingga sekarang ini adalah Psilotum.

2) Divisi LycopodophytaJumlah anggota divisi Lycopodophyta mencapai sekitar 1.000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (bentuk seperti pentungan kayu). Kebanyakan hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit. Contoh anggota divisi ini adalah Lycopodium dan Selaginella.

3) Divisi EquisetophytaJumlah anggota divisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Biasa tumbuh subur di tempat-tempat yang lembap. Daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada setiap buku. Salah satu contoh dari divisi ini adalah Equisetum.

4) Divisi PteridophytaDivisi Pteridophyta meliputi tumbuhan paku menurut pengertian kita sehari-hari. Mereka memiliki makrofil yang dilengkapi dengan tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi mulai dari yang pendek dan tampak seperti lumut hingga tinggi menjulang seperti pohon. Anggota divisi ini ada yang tingginya mencapai 6 kaki. Beberapa contoh dari Pteridophyta adalah paku tiang (Alsophilla glauca), paku resam (Gleichenia linearis), suplir (Adiantum cueatum), dan semanggi (Marsilea crenata).

D. Manfaat Pteridophyta

Beberapa manfaat tumbuhan paku bagi kehidupan adalah sebagai berikut : Sebagai bahan obat-obatanContohnya : Lycopodium clavatum dan Dryopteris filix-mas Sebagai tanaman hiasContohnya : paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum) Sebagai tanaman sayuranContohnya : semanggi (Marsilea crenata) Sebagai pupuk hijau dalam lahan pertanianContohnya : paku air (Azolla pinata) Sebagai bahan baku pembentukan batu baraContohnya : tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.

BAB III. KESIMPULAN

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. Pada lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar, gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki jaringan pengangkut. Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang.Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, yaitu : anteridium dan arkegonium. Bryophyta dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu, lumut hati, lumut sejati, dan lumut tanduk. Lumut memiliki kemampuan menyerap air dalam jumlah yang besar sehingga sering digunakan di kebun untuk memperbaiki kemampuan tanah dalam menyerap air, Sphagnum yang telah di bersihkan dapat diolah menjadi bahan pengganti kapas, dan Marchantia polymorpha dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hati).Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara denarasi sporofit dan gametofitnya. Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi yaitu Psilotophyta, Pteridophyta, dan Lycopodophyta. Tumbuhan paku dapat berupa homospora (menghasilkan satu macam spora berukuran sama), hetrospora (menghasilkan dua macam spora dengan ukuran berbeda), dan paku peralihan antara homospora dan heterospora (menghasilkan spora berukuran sama, tetapi sebagian spora ada yang jantan dan ada yang betina). Tumbuhan paku dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, sebagai tanaman hias, sebagai sayuran, dan sebagai pupuk hijau dalam lahan pertanian.