breaded seafood product
DESCRIPTION
THP IPBTRANSCRIPT
BREADED SEAFOOD PRODUCT
1.Pendahuluan
Produk breaded ikan merupakan bentuk olahan dari daging ikan dalam bentuk ‘minced’
atau ‘fillet’ yang dicelupkan/dilapisi (coating) adonan predust, batter/premix, breader/tepung
roti, dan digoreng cepat (flash frying) untuk selanjutnya dapat disimpan beku. Pembuatan
breaded product tidak terlalu rumit yaitu dengan cara melapisi (coating) bahan pangan bermutu
tinggi dengan bahan predust, batter dan breader. Coating adalah cara yang paling umum untuk
meningkatkan nilai dari suatu produk dan sudah diterima secara universal karena konsumen
dapat memperoleh penampakan, aroma, dan flavor yang sesuai dengan seleranya. Perkembangan
jenis convenience produk ini sangat cepat. Keuntungan dari coating antara lain:
1. Meningkatkan/memperbaiki penampakan
2. Meningkatkan cita rasa/ flavor dan kualitas gizi dengan penggabungan nutrient/nutrisi
3. Membantu mempertahankan kelembaban produk ketika dimasak, meningkatkan retensi
air pada bahan/mencegah keluarnya natural juices dari produk selama penyimpanan beku
dan pemanasan dengan microwave
4. Meningkatkan ukuran dan berat produk, menciptakan tekstur ‘crispy’
5. Sebagai usaha diversifikasi olahan dan produk
6. Mempermudah preparasi oleh konsumen
7. Penyatuan antara bumbu dengan bahan lebih baik
Jenis coating terdiri dari predust, batters dan breadcrumbs. Ketiga jenis coating ini dapat
digunakan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan.
a. Predust
Predust biasanya adalah campuran dari tepung, pati dan komponen fungsional lainnya
seperti protein, vegetable gum, bumbu atau penambah citarasa/flavor. Fungsi dari predust adalah:
Adhesi, untuk meningkatkan daya ikat substrat dengan lapisan coating
Tekstur, melindungi produk dari kehilangan air
Flavor, menjaga flavor terutama yang sensitif terhadap suhu tinggi atau komponen yang
mudah menguap selama pemasakan
b. Batters
Batter adalah campuran dari tepung, pati, leavening agents dan seasonings yang ketika
dicampur dengan air membentuk cairan viscous yang digunakan untuk pelapisan makanan.
Fungsi dari batters adalah:
Meningkatkan daya adhesi
Memberikan tekstur dan struktur yang baik pada produk
Meningkatkan volume produk, meningkatkan berat produk
Penampakan, dengan di-breaded pengurangan penampakan akan sangat kecil
Dapat meningkatkan cita rasa atau flavor produk
c. Breadcrumbs
Breadcrumbs adalah campuran dari serpihan tepung dan komponen lainnya dan biasanya
digunakan untuk melapisi produk-produk yang siap untuk dipanggang. Fungsi dari breadcrumbs
adalah memberikan penampakan dan tekstur pada produk akhir
Keuntungan dari coating antara lain:
Meningkatkan/memperbaiki penampakan
Menambah rasa/ flavor lebih menarik
Membantu mempertahankan kelembaban produk ketika dimasak (meningkatkan retensi air
pada bahan)
Meningkatkan ukuran dan berat produk
Sebagai usaha diversifikasi olahan dan produk
Mempermudah preparasi oleh konsumen
Penyatuan antara bumbu dengan bahan lebih baik
Produk dari fillet ikan yang dicoating dapat dibedakan menjadi fish finger/fish stick/fish
portion dan terikatsu/bigkatsu/snitzel/fritter, sementara yang berasal dari daging ikan lumat
dikenal sebagai fish nugget, fish patties/burger dan kakinaga. Contoh lain dari produk berlapis
adalah tempura.
\
Gambar 7. Nugget ikan
Nugget ikan merupakan diversifikasi olahan hasil perikanan yang terbuat dari campuran
daging lumat/setengah lumat dengan tepung sebagai bahan pengikat dan bumbu-bumbu serta
dilapisi dengan bahan coating yang terdiri dari, predust, premix/butter dan breader/tepung roti
(panir). Pelapisan/coating berguna untuk mempertahankan/retensi air dalam produk, memperkuat
kohesi bumbu, tepung dan daging, mempertahankan flavor/citarasa dan menambah isi/berat
produk serta meningkatkan penampakan/appearance. Berikut adalah syarat mutu nugget
berdasarkan SNI 01-6683-2002:
Tabel 3. Syarat mutu nugget berdasarkan SNI 01-6683-2002Jenis analisis Satuan Syarat mutu
Kadar air % b/b maks 60Kadar protein % b/b min 12Kadar lemak % b/b maks 20Kadar karbihidrat % b/b maks 25Sumber : SNI (2002)
Fish stick adalah potongan daging ikan tanpa duri dengan ukuran 5,0 x 1,5 x 1,0
cm3 berbentuk balok kecil dan fish burger adalah campuran daging ikan tanpa duri dari berbagai
jenis ikan yang dicincang dan dilumatkan dengan ditambah dengan sedikit pati dan bumbu-
bumbu. Ikan yang digunakan untuk pembuatan fish stick umumnya ikan berdaging tebal dan
tidak berduri dagingnya, antara lain: kakap, tenggiri, marlin, tuna, dan lainnya. Ikan bandeng
tidak dapat digunakan sebagai bahan membuat fish stick, karena dagingnya berduri halus yang
sukar dikeluarkan, dan demikian pula ikan cucut, pari, dan sejenisnya karena baunya kurang
disukai.
Gambar 8. Fish steak
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan breading product diantaranya:
a. Bahan Pembantu
Bahan pembantu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dengan tujuan untuk
meningkatkan konsistensi nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan serta
untuk menetapkan bentuk dan rupa, contohnya gula dan garam.
Penggunaan garam dianjurkan tidak terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya
penggumpalan atau salting out dan rasa produk menjadi asin. Selain garam pemakaian gula dan
bumbu-bumbu juga dapat memperbaiki rasa dan aroma produk yang dihasilkan. Pemakaian gula
dapat mempengaruhi cita rasa yaitu menambah rasa manis, kelezatan, mempengaruhi aroma dan
tekstur daging serta mampu menetralisir garam yang berlebihan.
Bawang putih dan lada juga merupakan contoh bahan pembantu pada produk breader.
Bawang putih berfungsi sebagai penambah aroma dan untuk meningkatkan cita rasa produk yang
dihasilkan. Lada atau merica digunakan sebagai penyedap pada bahan makanan.
b. Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah bahan yang digunakan dalam industri makanan untuk mengikat air
yang terdapat dalam adonan. Salah satu bahan pengikat dalam makanan adalah tepung. Fungsi
bahan pengikat adalah:
- memperbaiki stabilitas emulsi, - meningkatkan elastisitas produk,
- memberi warna yang terang, - membentuk tekstur yang padat,
- menurunkan penyusutan akibat pemasakan, - menarik air dan adonan. Jenis bahan pengikat yang ditambahkan dalam bahan makanan adalah tepung tapioka, beras,
maizena dan terigu. Bahan-bahan berpati ini banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
seperti serealia yang mampu mengikat air. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya tergantung dari panjang rantai karbonnya dan ada tidaknya cabang pada rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Fraksi amilosa bertanggung jawab atas keteguhan gel. Perbandingan antara kandungan amilosa dan amilopektin atau semakin kecil kandungan amilosa bahan yang digunakan, semakin lekat produk olahannya.
c. Predust, Batter dan Breading
Tabel 4. Major ingredients and their functions in coated products
Class of Ingredients
Components Function in the product
Polysaccarides Wheat flour, corn flour, starch/modified starch, and gums
Improve viscosity, emulsifying and foaming capacity, texture, and shelf life
Proteins Milk powder, milk protein fraction, egg albumin, seed protein, and single-cell protein
Improves water absorption capacity of the flour and thus increase the viscosity of the system
Fat/hydrogenated oils
Triglycerides, fatty acids Textur, flavor
Seasonings Sugar, salt, spices Enhance plasticizing effect, flavor, and impart antioxidant and antibacterial properties
Leavening agents Sodium bicarbonate, tartaric acid Release carbon dioxide in tempura batters
Gums Xanthan, gum Arabic, etc Viscocity and water holding capacity
Water Gelatinization of starch, hydration of proteins, improves batter viscocity
Sumber: Fiszman dan Salvador dalam Venugopal 2006
Pre-frying adalah langkah yang terpenting dalam proses aplikasi batter dan breading.
Tujuan pre-frying adalah untuk menempelkan batter pada produk sehingga dapat diproses lebih
lanjut dengan pembekuan untuk selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Selain itu pre-
frying akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah digoreng,
memberikan penampakan yang menarik pada produk serta berkontribusi terhadap rasa produk.
Dalam pengembangan breaded produk perlu diperhatikan pula untuk menciptakan jenis
produk yang dapat diaplikasikan dalam microwave dan produk yang rendah lemak, garam dan
kalori. Selama ini sering ditemui produk breaded beku yang berubah menjadi basah lapisannya
(tidak crispy lagi) setelah dipanaskan di microwave karena uap air tidak dapat segera menguap
dan membasahi permukaan produk, sehingga daya terima terhadap produk berkurang. Konsumen
juga telah memperhatikan kesehatan dengan menghindari produk yang tinggi kalori, lemak, dan
garam (natrium) sehingga perlu diciptakan komponen breaded yang tidak banyak menyerap
lemak saat dimasak dan rendah garam.
2. Tujuan
Mengetahui pengaruh perbandingan daging ikan dengan tepung dan jenis couting yang
digunakan terhadap tingkat kesukaan panelis pada karakteristik Breaded Seafood Product yang
dihasilkan.
3. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah daging lumat ikan dengan perlakuan 300 gr, tepung terigu
120 gr, tepung tapioka 40 gr, garam 12 gr, gula 6 gr, bawang putih 12g, merica bubuk 3 gr dan
kuning telur 3 butir. Alat-alat yang digunakan adalah: pisau, talenan, baskom, wajan, kompor,
freezer, food prosesor dan grinder.
4. Prosedur
Proses pembuatan produk fish stick
1. Ikan disiangi untuk membuang kepala, sirip, insang dan jeroan, kemudian diambil
dagingnya sekaligus dibuang bagian kulitnya.
2. Daging fillet yang sudah jadi selanjutnya dicuci sampai bersih dari kotoran yang tersisa
dan ditiriskan.
3. Potong-potong daging fillet tadi dengan ukuran 5x10cm dengan tebal 1-1,5cm untuk
fish stick/fish finger. Potongan-potongan ikan tersebut kemudian dimarinasi dalam
bumbu.
4. Untuk pembuatan batter campur tepung terigu, tepung maizena dan garam. Selanjutnya
masukkan kuning telur dan margarin cair ke dalam campuran tepung dan diaduk
kemudian ditambahkan air secukupnya. Untuk bahan breading-nya semua bahan
(panir/tepung roti) dicampur sehomogen mungkin.
5. Potongan fillet kemudian dicelupkan ke dalam adonan kemudian dilumuri dengan adonan
dan segera di goreng.
6. Hasil penggorengan produk siap untuk dihidangkan atau dibekukan untuk disimpan
dalam freezer.
Alur proses pembuatan produk Fish stick
Ikan segar
Penyiangan (buang kepala, insang, isi perut,
tulang dan kulit/sisik)
Pemfilletan (tanpa kulit)
Pemotongan (5 x 10 cm)
Marinasi dalam seasoning
Pembatteran (pencelupan batter)
Breading (pemaniran)
Penggorengan
fish stick
Gambar 9. Diagram alir proses pembuatan produk Fish stick
Prosedur pembuatan nugget
1. Daging lumat ikan ditambah bumbu berupa garam, lada halus dan bawang putih. Aduk
hingga adonan tercampur merata.
2. Selanjutnya ditamabah tepung tapioka, tepung terigu dan telur dicampur menggunakan
food processor.
3. Adonan yang sudah jadi dituangkan ke dalam loyang, selanjutnya dikukus ± 30 menit
dimulai dari air dalam panci pengukus mendidih. Tanda adonan matang adalah apabila
ditusuk dengan lidi maka tidak lengket dan kalis.
4. Adonan yang sudah matang diangkat dan didinginkan. Setelah dingin adonan dikeluarkan
dari loyang dan dipotong dalam bentuk kotak, atau disesuaikan dengan selera.
5. Potongan nugget dicelupkan dalam couting jenis predust, batter, dan breadcrumbs
6. Selanjutnya digoreng dalam minyak panas sampai nugget berwarna kuning dan dikemas
dalam plastik untuk selanjutnya dibekukan.
Alur proses pembuatan nugget ikan
Ikan segar
Penyiangan (buang kepala, insang, isi perut,
tulang dan kulit/sisik)
Pemfilletan
Pencucian
Penggilingan/Pencincangan
Pencampuran bumbu dan tepung (mixer)
Pencetakan (dilapisi plastik yg sudah diolesiminyak)
Pengukusan (kalis, ditusuk tidak lengket)
Tepung tapioka,Tepung terigu,Garam.Bawang putih,Telur.Lada
Pemotongan
Couting
Penggorengan
Nugget ikan
Gambar 10. Diagram alir proses pembuatan nugget ikan
5. Pengamatan dan pertanyaan
a). Apa fungsi coating pada produk breaded?
b) Jelaskan fungsi masing-masing ingredien pada produk breaded
c). Sebutkan dua fraksi yang terdapat pada pati. Jelaskan fungsinya?
d). Jelaskan pengaruh pengorengan terhadap nilai gizi dari produk breaded yang dihasilkan?
e). Sebutkan kelebihan dan kekurangan pengembangan produk breaded dengan menggunakan
pre-frying dan microwave?