brain & spine edisi 5 - med

9
BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 1 EDISI 5 TAHUN 2014 Tumor Otak Serangan Tak Terduga Tjoa Bie Giok Anna Tangani Tumor Otak dengan Endoscopy dan Microsurgery Tumor Hipofise dan Hilangnya Penglihatan Pentingnya Monitoring Saat Operasi

Upload: simon-rivian

Post on 19-Jan-2016

319 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Medical PartnerSemangat untuk maju dan menjadi lebih baik adalah landasan kami dalam mengembangkan setiap layanan. Ketelitian dan ketepatan setiaptindakan serta didukung sarana teknologi terkini sangat memudahkan tim Brain & Spine Center menyajikan layanan unggul yang mudah di aksesoleh masyarakat luas.Tidak hanya penderita dari seluruh penjuru tanah air tercinta, namun semakin banyak penderita dari negara-negara tetangga memanfaatkan layanan ini, seperti bulan lalu pasiendari Singapura, Malaysia, Sen Chen - China, Hongkong datang ke Surabaya, dan kembali ke negaranya dengan membawakesembuhan setelah menjalani operasi oleh tim Brain & Spine Center, juga pasien datang dari jauh seperti New Zealand,Australia, Qatar, dan USA. Semangat untuk berbagi menjadi dasar kami untuk memberikan layanan unggul kepada masyarakat yangmembutuhkan, tim Brain & SpineCenter bekerja sama dengan rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia guna memberikan edukasi dan operasi bersamabagi penderita kelainan otak dantulang belakang, Semangat untuk bekerja sama memberikan inspirasi tim Brain & Spine Center untukmewujudkan misi utama yaitu memberikan layanan unggul dan Medical Partner bagi semua.Salam,dr. M. Sofyanto, Sp.BS

TRANSCRIPT

Page 1: Brain & Spine edisi 5 -   Med

brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 1

EDISI 5 TAHUN 2014

Tumor OtakSerangan Tak Terduga

Tjoa Bie Giok Anna

Tangani Tumor Otak dengan Endoscopy dan Microsurgery

Tumor Hipofisedan Hilangnya Penglihatan

Pentingnya MonitoringSaat Operasi

Page 2: Brain & Spine edisi 5 -   Med

2 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 3

Tidak hanya penderita dari seluruh penjuru tanah air tercinta, namun semakin banyak penderita dari negara-negara tetangga memanfaatkan layanan ini, seperti bulan lalu pasien dari Singapura, Malaysia, Sen Chen - China, Hongkong datang ke Surabaya, dan kembali ke negaranya dengan membawa kesembuhan setelah menjalani operasi oleh tim Brain & Spine Center, juga pasien datang dari jauh seperti New Zealand, Australia, Qatar, dan USA.

Semangat untuk berbagi menjadi dasar kami untuk memberikan layanan unggul kepada masyarakat yang membutuhkan, tim Brain & Spine Center bekerja sama dengan rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia guna memberikan edukasi dan operasi bersama bagi penderita kelainan otak dan tulang belakang,

Semangat untuk bekerja sama memberikan inspirasi tim Brain & Spine Center untuk mewujudkan misi utama yaitu memberikan layanan unggul dan Medical Partner bagi semua.

Salam,dr. M. Sofyanto, Sp.BS

Medical Partner

Semangat untuk maju dan menjadi lebih baik adalah landasan kami dalam mengembangkan setiap layanan. Ketelitian dan ketepatan setiap

tindakan serta didukung sarana teknologi terkini sangat memudahkan tim Brain & Spine Center menyajikan layanan unggul yang mudah di akses oleh masyarakat luas.

DOC'S NOTE

DOC’S NOTE03. Medical Partner.

BRAINSTORM04. Tangani Tumor Otak dengan endoscopy dan Microsurgery.

STORY OF LIFE06. Tjoa Bie Giok Anna, Surabaya. Serangan Tak Terduga Tumor Otak.07. Gratia Natalia Situmorang, Surabaya. Serangan Mendadak Tumor jinak.

09. Harianto TW, jakarta. Kemarin Lumpuh, Hari ini Sembuh, Pasca Operasi Spondilosis Leher.11. Herman Soesanto, Manado. Bangkit dari Lumpuh di Usia 77.

HEALTHOLOGY08. Solusi Mengganti Sendi Leher. "One day stand up, next day go home"10. Spondilosis Lumbal, Kecetit yang Berujung Kelumpuhan.13. Pentingnya Monitoring Saat Operasi.14. Tumor Hipofise dan Hilangnya Penglihatan.

CONTENT BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014

Tung Desem Waringin (TDW Resources)Ang Gunawan – Tarakan

Freddy Kenuwiarja – SurabayaArio Karijanto – SurabayaHary & Maria – Surabaya

Tjahyanto – SurabayaKurniawan Soedewo – Surabaya

Teguh Kinarto – SurabayaEri P & A. Toni – Surabaya

Hadi Sunaryo & Maria M. Harlim – Surabaya

Hotel Sapta Nawa – GresikBedah Saraf RS. Saiful Anwar – Malang

Kokola Biscuit – SurabayaPT. Multi Arthamas Glass Industry – Jakarta

Combiphar – SurabayaPT. Naga Mas Jaya Sukses – Surabaya

UD. Star Diesel – SurabayaPT. Guardian – Jakarta

Hard Rock FM – JakartaKacang Dua Kelinci – Kudus

RS. Royal – SurabayaRS. Bedah – Surabaya

PT. Behaestex – GresikPT. Persada Medika Raya – Malang

RSIA Kendangsari – SurabayaEra Galaxy – Surabaya

Lembaga Kemanusiaan ESQ – JatimPT. Hartono Wira Tanik – Surabaya

Bank Mandiri – SurabayaNational Hospital – SurabayaRS. Prima Husada – Malang

Aesculap & B Braun, Granvia C – JakartaPT. Jaya Mulia - KediriPT. Urogen – Jakarta

SELAMAT & SUKSES

di NATIONAL HOSPITALOpening Comprehensive Brain & Spine Center

Brain & Spine Community Indonesia

Tjoa Bie Giok Anna(pasca operasi tumor otak)

PENASIHAT :dr. M. Sofyanto, Sp.BSdr. Agus C. Anab, Sp.BSdr. Gigih Pramono, Sp.BS

DEWAN REDAKSI : dr. N. Budi Setiawan, Sp.BSdr. Bambang Kusnardi, Sp.Sdr. Neimy Novitasari, Sp.Sdr. Edward Kusuma, Sp.An

EDITOR :Pipiet R. Hidayat

COPYWRITER :Poppy Febriana

CREATIVE DESIGNER :M. Munif

PHOTOGRAPHER :Dimas Prawira

HEAD OF PRODUCTION :Taufi k E. Hidayat

MAKE UP ARTIST :Shinta Puspita

DISTRIBUTION :Eka, Icha

OFFICE:ComprehensiveBrain & Spine CenterNational HospitalAnnex Building 3rd fl oorBoulevard Famili Sel Kav 1Graha Famili, 60228Surabaya, Jawa Timur

Phone : 031-2975 711Fax : 031-77 333 559 0822 3086 3030Email : [email protected]

www.brainspine.co

Page 3: Brain & Spine edisi 5 -   Med

4 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 5

Gejala tumor otak sangat bervariasi, tergantung ukuran, kecepatan pertumbuhan, dan lokasinya. Tumor di beberapa bagian otak bahkan dapat tumbuh sampai

mencapai ukuran yang cukup besar sebelum akhirnya timbul gejala yang mengganggu penderitanya. Sedangkan pada bagian otak lainnya, tumor yang berukuran kecil pun bisa menimbulkan efek fatal.

Gejala Tumor OtakSecara umum, gangguan fungsi otak yang disebabkan

oleh pertumbuhan tumor dan tekanan pada rongga kepala akibat efek pembengkakkan, memberi gejala awal yang khas. Beberapa diantaranya seperti: nyeri kepala, muntah-muntah, pandangan kabur, kesadaran menurun, gangguan mental, kejang, hingga kelumpuhan anggota gerak.

jika merujuk lokasi tumbuhnya tumor, gejala yang ditimbulkan berbeda-beda pada setiap lokasi. Tumor otak depan (frontal) berdampak pada perubahan kepribadian, tingkah laku, dan gangguan bicara berupa hilangnya kemampuan mengeluarkan pikiran.

Sedangkan pada tumor yang tumbuh di otak samping (temporal), memberi dampak gangguan pendengaran hingga hilangnya kemampuan memahami pembicaraan orang lain. Pada tahap lanjut, tumor di bagian otak samping dapat menyebabkan kelumpuhan anggota badan satu sisi, bisa juga terjadi penekanan di batang otak yang akan mengganggu kesadaran, bahkan koma.

Tak hanya itu, berbagai gejala klinis lain yang sangat kompleks juga memungkinkan terjadi. Karenanya, untuk penanganan lebih lanjut, pasien tumor otak membutuhkan

pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh melalui prosedur diagnosis dengan MRI, CT Scan, atau Angiogr afi otak melalui analisa komputer, dan rekonstruksi 3 demensi. Pemeriksaan tersebut akan memberikan gambaran yang akurat mengenai jenis tumor, lokasi, ukuran, semua struktur normal, serta pembuluh darah di sekitar tumor yang harus diamankan sebelum pembedahan dilakukan.

Endoscopy & Microsurgery Dulu, operasi pengangkatan tumor identik dengan

kesan seram dan sangat berisiko tinggi, karena harus dilakukan dengan pemotongan batok kepala sehingga pasien harus menggunduli rambutnya. Kini, perkembangan teknologi di bidang bedah saraf telah membawa kemudahan dalam penanganan tumor. Melalui microsurgery (bedah mikro), operasi pengangkatan tumor dapat dilakukan melalui lubang kecil menggunakan alat canggih seperti alat endoskopi.

Dengan pembedahan mikro tersebut, kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan yang berakibat pada penurunan fungsi atau kecacatan pasca operasi tumor dapat diminimalisir. Pada kasus-kasus tertentu dimana terdapat sisa tumor yang tidak mungkin diambil saat operasi dapat dituntaskan dengan prosedur radioterapi pasca operasi. Radioterapi ini hanya efektif pada tumor yang berukuran kecil/sisa tumor.

Di bawah penanganan dokter yang kompeten dan dukungan teknologi terkini, tumor otak dapat ditangani dengan lebih cepat dengan masa pemulihan singkat dan risiko minimal.

Tangani Tumor Otak dengan Endoscopy dan Microsurgery

Dari tahun ke tahun prevalensi tumor otak terus meningkat.Bahkan kini muncul tren baru. Tumor otak tidak saja menyerang orang dewasa,

melainkan mulai bergeser pada usia yang lebih muda.

BRAINSTORM

FOTO MR-ANGIOGRAFISEBELUM OpERASI

FOTO MRISEBELUM OpERASI

Page 4: Brain & Spine edisi 5 -   Med

Kesibukannya sehari-hari mengurus bisnis makanan diakui pengusaha kuliner ternama di Surabaya tersebut acap kali membuatnya tak terlalu

memperhatikan keluhan-keluhan ringan seputar kesehatan. Nyeri di kepala yang terkadang menghampiri, hanya dianggap angin lalu. Padahal ini adalah salah satu gejala awal Meningioma.

Lama kelamaan Anna merasa tangan dan kaki kirinya melemah. Setelah mencoba berobat dokter, kesehatannya tak kunjung membaik. Tidak puas dengan hal itu, Anna mencoba berobat ke Malaysia. Ternyata, hasil MRI menunjukkan ada tumor seukuran kepalan tangan di

otaknya. Sekalipun tergolong jinak, dokter menyarankan Anna segera menjalani operasi pengangkatan tumor.

Dari Malaysia, Anna berobat ke Singapura dan berniat untuk menjalani operasi di sana. Segala keperluan segera disiapkan, tiket berangkat pun sudah ditangan. Tapi hatinya masih bimbang, hingga akhirnya ia memutuskan mencoba berkonsultasi dengan dokter di Brain & Spine Center.

Kata hatinya tak salah, penjelasan dokter yang detail membuat Anna memahami penyakit yang dideritanya tanpa merasa takut. “Dokter di sini tahu benar bagaimana menghadapi pasien, mereka sangat friendly, bisa memberi penjelasan yang solutif tanpa membuat pasien jadi tegang dan takut seperti dokter di Malaysia,” ungkap Anna.

Ditemani suami dan buah hatinya yang pulang dari Australia, Anna menjalani operasi di Surabaya. Dengan teknik minimally invasive, dokter mengambil tumor yang bersarang di kepala Anna melalui key hole surgery, yakni sebuah lubang kecil yang dibuat untuk mengeluarkan tumor secara bertahap. Dengan teknik ini, pasien operasi tumor otak tidak perlu lagi menggunduli rambutnya.

Operasi yang berlangsung selama 12 jam tersebut dilihat langsung oleh suami dan anak-anaknya melalui sebuah layar monitor yang diletakkan di ruang tunggu. Bahkan pihak keluarga juga bisa berinteraksi langsung dengan dokter.

Pasca operasi Anna merasakan betul kondisi kesehatannya telah kembali seperti sedia kala. Seminggu setelah operasi ia diperbolehkan pulang dan langsung facial serta creambath di salon. “Banyak teman mengira saya habis berlibur ke luar negeri, sama sekali tak ada yang menyangka kalau saya habis operasi tumor otak. Saya benar-benar berterima kasih pada tim dokter Brain & Spine Center. Saya merasa hidup ini jadi lebih berharga,” pungkasnya.

Serangan Tak Terduga Tumor OtakMenyerang perlahan tanpa gejala klinis di fase awal membuat penderita meningiomatak merasakan gangguan berarti hingga akhirnya tumor yang biasa menyerang perempuan dewasa ini membesar. Hal ini pula yang dialami Tjoa Bie Giok Anna. Diagonis dokter di Malaysia yang mengatakan tumornya sudah sebesar kepalan tangan, sempat membuatnya syok.

Tjoa Bie Giok Anna, Surabaya

MRI sebeluM opeRasI MRI seTelaH opeRasI

Tjoa Bie Giok Anna setelah operasi.

6 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 7

Berawal dari keluhan pusing-pusing yang kadang timbul tanpa sebab, membuat ibunda

gadis kecil penggemar Matematika ini curiga. Semula dikira hal itu karena faktor cuaca yang tidak bersahabat atau akibat terlalu lelah saja, namun ternyata Gratia mulai mengeluh soal pandangannya yang sering kabur. Pemeriksaan pun dilanjutkan ke dokter mata yang kemudian mengatakan bahwa lapangan pandang bagian kanan Gratia mengalami gangguan. Setelah melakukan pemeriksaan CT Scan baru diketahui kalau ada tumor jinak di otak bawah Gratia.

Untungnya informasi tentang Brain & Spine Center langsung didapatkan oleh orang tua Gratia. Serangkaian prosedur pemeriksaan pun dilakukan dan hasilnya, dokter menyarankan agar gadis yang bercita-cita menjadi dokter tersebut menjalani operasi pengangkatan tumor.

Operasi yang memakan waktu dua setengah jam

tersebut dilakukan dengan teknik keyhole surgery, melalui lubang kecil yang dibuat di alis mata kanan (eyebrow incision). Dari lubang itu dokter memasukkan alat mikro untuk melihat bagian yang mengalami kelainan.

Teknik keyhole surgery ini berbeda dengan pembedahan konvensional yang dilakukan melalui pembedahan tempurung

kepala. Teknik operasi terbaru tersebut merupakan tindakan bedah yang efektif, canggih, aman, dan tidak meninggalkan bekas luka.

Kembali Ceria

Satu minggu pasca operasi, plester penutup alis mata kanan Gratia dilepas, dan luka bekas operasinya telah sembuh. Dengan bangga, gadis penggemar nasi goreng buatan mamanya ini memamerkan alis mata kanannya yang hampir tidak terlihat jika pernah menjadi jalan untuk mengeluarkan tumor di kepalanya.

Serangan Mendadak Tumor JinakGratia Natalia Situmorang, Surabaya

Keinginan si mungil Gratia Natalia Situmorang menjadi dokter semakin tinggi setelah mendapatkan dirinya bisa sembuh total dari pusing-pusing yang selalu mengganggunya selama ini.

STORY OF LIFE STORY OF LIFE

Page 5: Brain & Spine edisi 5 -   Med

8 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 9

Kemarin Lumpuh, Hari ini Sembuh

Melihat kondisi tangannya tak mampu lagi memegang pena, Harianto TW yang selama ini dikenal sebagai pengusaha tangguh kehilangan semangatnya. Ia sama sekali tak menyangka, cidera yang dialaminya tahun 2012 lalu akhirnya melumpuhkan kaki dan tangannya.

Harianto TW, Jakarta

Kelumpuhan ini bermula dari peristiwa saat ia jatuh. Ternyata, setahun kemudian ia merasakan sakit di bagian pundak dan lehernya. Lama kelamaan, tangan

kanannya melemah hingga akhirnya benar lumpuh pun demikian dengan kedua kakinya yang tak mampu lagi menopang tubuhnya.

Beberapa dokter telah didatangi, namun tidak membawa hasil, hingga akhirnya ia ke Singapura dan berobat di sana. Saat itu ia berniat melakukan operasi, namun dokter yang menangani mengatakan bahwa keberhasilan operasi untuk mengatasi kelumpuhannya hanya lima puluh persen saja.

Urung operasi di Singapura, Harianto mencoba saran saudaranya untuk berkonsultasi dengan tim dokter di Brain & Spine Center. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter menjadwalkan operasi keesokan harinya.

Rasa syukur dan lega berbaur. Ternyata operasi kecetit di leher (spondilosis leher) yang dijalani di sini berjalan

lancar tanpa ada hambatan. Setelah operasi, dokter memintanya untuk mencoba menggerakkan tangan dan kakinya. Beberapa saat kemudian ia

mulai belajar berdiri dan keesokan harinya bisa berjalan kembali.

Melihat kesehatannya pulih, dokter memperbolehkannya pulang saat itu

juga. “Luar biasa, dokter di sini memberi saya kesembuhan seratus persen dan

ini benar-benar nyata!” tuturnya bersungguh-sungguh.

Pasca Operasi Spondilosis Leher

Dibanding sendi tubuh lainnya, sendi leher lah yang melakukan gerakan paling banyak. Tak heran bila bagian tubuh yang satu ini berpeluang mengalami kerusakan dan degenerasi lebih awal.

Solusi Mengganti Sendi Leher“One day stand up, next day go home”

OPeRASI MeLALUI LeHeR DePANIRISAN 3 CM TANPA jAHITAN.

FOTO X-RAYSETELAH OpERASI DIScOpLASTY

HEALTHOLOGY STORY OF LIFE

Dari data terbaru diketahui bahwa 50% dari pria maupun wanita berusia 50 tahun mengalami degenerasi sendi leher yang disebut spondilosis leher. Keluhan yang banyak dialami diantaranya seperti nyeri bahu

dan leher. Semakin lama nyeri tersebut akan semakin menjadi-jadi. Hal ini terjadi karena bantalan antara ruas tulang belakang (diskus) yang berisi air sudah mengering dan menipis, sehingga tidak berfungsi lagi.

Akibatnya, tulang di atas dan bawah bantalan saling bergesekan, mengalami luka (radang), sehingga timbul tulang baru (osteofit) atau pengapuran. Padahal, tulang tambahan ini seharusnya tidak ada. Tulang yang menonjol ini bisa menekan saraf sehingga masalah pun bertambah. Awalnya, mungkin cuma rasa nyeri, tapi bisa berkembang menjadi gangguan keseimbangan, lemah di satu sisi badan, kesemutan, dan sebagainya.

Ruas tulang belakang leher yang paling sering mengalami penga-puran adalah antara ruas ke-5 dan ke-6 serta ruas ke-6 dan ruas ke-7. Ruas-ruas tersebut merupakan ruas tulang leher yang pergerakannya paling luas. Gangguan pada ruas tulang leher tersebut bila dibiarkan dapat menjalar hingga ke punggung, tangan, sampai kaki.

Penanganan masalah ini pada fase awal bisa dilakukan melalui tindakan konservatif, dengan membatasi pergerakan tulang leher menggunakan collar neck (penyangga leher) ataupun melalui fisioterapi. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang baik, spondilosis leher tidak memerlukan operasi.

Data Brain & Spine Center Surabaya selama tahun 2013, dari 492 pasien spondilosis leher yang ditangani, hanya 102 kasus yang menjalani operasi karena memang langkah penanganan konservatif dan pengobatan sudah tidak bisa lagi menolong pasien. Operasi tersebut kini dilakukan dengan microsurgery, yakni teknik pembedahan revolusioner yang memungkinkan operasi dilakukan dengan lebih aman, hasil

maksimal, serta masa down time singkat.Cukup dengan membuat celah di

leher bagian depan sepanjang 3cm dan bantuan mikroskop khusus untuk memisahkan organ vital di sekitar leher, microsurgery akan mengatasi masalah spondilosis leher dengan membebaskan saraf yang terjepit dan pengapuran.

Apabila ternyata ada bantalan ruas tulang leher yang rusak, maka akan dilakukan Discoplasty, yaitu operasi penggantian bantalan diskus dengan bantalan baru yang berfungsi seperti aslinya. Bantalan pengganti tersebut dapat bergerak ke semua arah dan mampu menerima beban sebagaimana leher normal.

Selama operasi dilakukan, keluarga pasien dapat melihat bahkan berkomunikasi langsung dengan dokter yang menangani melalui sebuah layar monitor. Teknik minimal invasive tersebut memungkinkan pasien bisa beraktivitas normal segera setelah operasi. Mereka diperbolehkan menggerakkan leher tanpa bantuan penyangga leher (collar neck), bahkan bila tak ada keluhan berarti, pasien diijinkan pulang sehari setelah operasi.

Page 6: Brain & Spine edisi 5 -   Med

10 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014 11

Ibarat mesin yang makin aus termakan usia, pun demikian dengan kondisi tubuh kita. Proses degenerasi (kemunduran) organ tubuh, termasuk tulang, berpotensi mengancam kesehatan bila dibarengi

dengan pola hidup serta kebiasaan yang tidak sehat. Sebut saja diantaranya seperti kelebihan berat badan, aktivitas yang sering mengangkat berat atau banyak membungkuk dan memutar, cedera pinggang, retakan tulang belakang akibat osteoporosis, serta masih banyak lagi.

Spondilosis Lumbal atau yang biasa disebut nyeri kecetit sebenarnya terjadi karena tulang belakang mengalami degenerasi yang diikuti oleh gangguan stabilitas tulang pinggang, penebalan ligamen, pengapuran tulang pinggang, dan penebalan sendi facet yang menyebabkan penyempitan rongga sumsum saraf. Prevalensi penderita nyeri kecetit ini cukup tinggi, di Brain & Spine Center tercatat setidaknya 50% dari individu yang berusia lebih dari 60 tahun menderita Spondilosis Lumbal.

Sering kali penanganan penyakit ini terjadi saat kondisi pasien sudah dalam kondisi parah. Proses degenerasi yang berlangsung lambat namun pasti acapkali membuat kita terlena dan abai terhadap tanda-tanda awal Spondilosis Lumbal. Berawal dari rasa sakit di bagian paha atau pantat yang terasa semakin mengganggu di malam hari, bersin, batuk, tertawa, dan juga membungkuk. Lama kelamaan rasa sakit tersebut menjadi nyeri yang menjalar di sepanjang kaki hingga telapak kaki diikuti rasa tebal dan kesemutan, serta kesulitan menggerakkan kaki. Saat berjalan agak jauh kaki pun akan merasa lemas dan dingin serta tumpul di kaki. Selanjutnya, pada beberapa kasus, penderita akan mengalami gangguan fungsi seksual, kelumpuhan, dan gangguan buang air kecil ataupun besar.

Padahal bila semakin cepat ditangani, penderita Spondilosis Lumbal bisa disembuhkan tanpa operasi. Untuk mengetahui seberapa parah gangguan pada tulang belakang tersebut, dokter akan melakukan prosedur MRI mendiagnosa perlu tidaknya dilakukan operasi.

Bila keluhan pasien tidak berat, perawatan bisa dilakukan dengan fisioterapi secara teratur dan dibarengi mengonsumsi obat anti inflamasi. Andaipun hasil diagnosa menunjukkan pasien harus dioperasi, kini Spondilosis Lumbal telah bisa ditangani melalui microsurgery dengan

bantuan mikroskop khusus dan alat pemindari di kamar operasi. Cara yang dikembangkan dengan teknologi mutakhir dari jerman tersebut sangat membantu mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi.

FOTO X-RAy SeTeLAH OPeRASISTABILISASI PINGGANG

( PLIF : POSTeRIOR LUMBAL INTeRBODy FUSION )

Berawal dari nyeri kecetit yang dirasakan di punggungnya, Herman mulanya tak terlalu menganggap serius rasa nyeri yang saat itu masih bisa ia tahan. Semula keluarga mengira penyakit yang dideritanya hanyalah penyakit yang

biasa menyerang usia lanjut.Lama kelamaan tak hanya nyeri yang dirasakan, kondisi kaki dan tangan kakek

asal Menado tersebut semakin melemah, hingga akhirnya tak bisa berjalan. Bahkan untuk duduk saja ia harus dibantu. Tidak puas dengan pengobatan di dalam negeri, Herman berobat ke Malaysia dan Singapura. Nyatanya dokter-dokter di negara yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat Indonesia lebih mumpuni tersebut tidak bisa menyembuhkannya.

Dari rekomendasi seorang teman, Herman akhirnya mencoba berkonsultasi dengan dokter di Brain & Spine Center Surabaya. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter memastikan bahwa ia menderita Spondylosis Lumbal atau nyeri kecetit pinggang dan harus menjalani operasi.

Pihak keluarga sempat khawatir operasi ini gagal, mengingat usia Herman sudah 77 tahun dan umumnya operasi tersebut dijalani oleh pasien berusia di bawah 70 tahun. Setelah mendapat penjelasan detail dari dokter, keluarga akhirnya setuju. Sukses dengan operasinya, sehari setelah operasi ia sudah bisa duduk dan berjalan tanpa rasa nyeri. “Harus saya akui, dokter Indonesia lebih hebat dari dokter luar negeri, buktinya saya sembuhnya di sini,” tuturnya bangga.

Bangkit dari Lumpuh di Usia 77Sudah tak terhitung berapa kali Herman Susanto menjalani fisioterapi dan berpindah dari satu

dokter ke dokter lainnya. Tak hanya di dalam negeri, ia sempat wara wiri ke Singapura dan Malaysia untuk mengobati kelumpuhan yang dideritanya selama lebih dari lima tahun.

Herman Soesanto, Manado

STORY OF LIFEHEALTHOLOGY

Nyeri punggung sering kali tidak dianggap serius, pijat, obat gosok, atau koyo dirasa cukup untuk menyelesaikan masalah ini. Padahal bisa jadi, nyeri punggung tersebut adalah gejala awal dari Spondilosis Lumbal yang bila dibiarkan dapat menyebabkan keterbatasan gerak,hingga gangguan fungsi seksual.

Spondilosis LumbalKecetit yang Berujung Kelumpuhan

Page 7: Brain & Spine edisi 5 -   Med

12 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 13

Klinik Comprehensive Brain & Spine Center (CBSC) memberikan layanan bedah saraf dengan didukung peralatan medis terkini.

Tim dokter spesialis CBSC akan memberikan pelayanan dengan pende katan personal oleh :ldr. Agus Anab, Sp.BS ldr. Sofyanto, Sp.BS ldr. Gigih Pramono, Sp.BS ldr. Bambang K, Sp.S

Melalui Completed One Day Service, pasien akan dilayani secara tuntas dalam satu hari.lPasien datang terjadwal.lPemeriksaan terintegrasi dengan prosedur diagnostik.lHasil MRI maupun CT Scan bisa diakses langsung real time.lAnalisis hasil dan diagnosis selesai di hari yang sama.

completedOne Day Service

KONSULTASI:Senin s/d Jumat: 10.00 - 12.00Reservasi dan Airport Pickup : 082 2300 86 3030

Tindakan pembedahan di otak dan tulang belakang didukung IOM, seperti

yang diterapkan di Comprehensive Brain & Spine Center akan menjamin keberhasilan operasi sehingga bisa

menjadi lebih baik, aman, dan dengan hasil optimal bagi pasien.

Alat ini berfungsi memonitor dan merekam fungsi saraf selama operasi berlangsung, karena saat pembiusan berjalan setiap perubahan jaringan saraf

sulit dideteksi. IOM membantu tim dokter menentukan lokasi abnormal yang akan dioperasi, juga memberi peringatan ketika otak pasien mengalami perubahan misalnya oksigen yang menurun atau di saat tekanan darah di bawah normal.

Beragam fungsi penting yang dapat dimonitor alat canggih ini selama operasi, seperti fungsi perasa (sensory), fungsi gerakan (motoric), evaluasi fungsi pendengaran dan mendeteksi fungsi saraf-saraf otak, sehingga menghindari kerusakan dan kecacatan pasca operasi.

Salah satu keberhasilan IOM dilakukan saat pembedahan tumor Cavernoma Batang Otak oleh tim Brain & Spine Center, yang beresiko kecacatan atau kelumpuhan pasca operasi. Dengan bantuan IOM, dokter dapat memonitor kontraksi otot wajah pasien selama operasi berlangsung sehingga dapat dipastikan tidak mengalami kelumpuhan wajah.

Tindakan pembedahan dengan bantuan IOM seperti yang diterapkan Comprehensive Brain & Spine Center ini akan membantu keberhasilan operasi sehingga bisa menjadi lebih baik, aman, dan dengan hasil optimal bagi pasien.

Pentingnya Monitoring Saat OperasiPerkembangan teknologi di bidang Ilmu Saraf, telah memberi kemudahan dan

keuntungan bagi dokter bedah saraf untuk melakukan operasi dengan aman dan hasil lebih baik. Salah satunya adalah dukungan Intra Operatif Monitoring (IOM)

oleh dokter ahli saraf tim Brain & Spine Center.

dr. Neimy Novitasari, Sp.S

HEALTHOLOGY

Page 8: Brain & Spine edisi 5 -   Med

14 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 BRAIN & SPINE l EDISI 5 TAHUN 2014 15

Tumor Hipofise adalah tumor yang tumbuh pada kelenjar hipofise yang berada di dasar otak. Hipofise sendiri adalah kelenjar yang bertugas memproduksi

hormon utama dalam tubuh.Tumor hipofise merupakan tumor otak terbanyak

ketiga setelah glioma dan meningioma, meski jinak jika tidak ditangani dapat menggangu keseimbangan hormon dalam tubuh dengan berbagai manifestasi gejalanya. Diantaranya seperti disfungsi seksual, hipertiroid, maupun gangguan pertumbuhan. Selain itu tumor ini juga bisa mengakibatkan efek massa dan menekan struktur saraf di sekitarnya sehingga membuat pesien merasa nyeri kepala, mengalami gangguan lapangan pandang, bahkan kebutaan.

Total Care Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Brain & Spine

Center memberikan pelayanan total dengan didukung tim ahli bedah saraf berkompeten dan teknologi terkini yang memungkinkan kasus tumor hipofise diatasi dengan bedah mikro. Operasi dengan neuroendoscopy yang mampu menjangkau kedalaman tertentu tersebut dilakukan melalui rongga hidung tanpa ada jahitan dan dengan ketelitian serta akurasi tinggi.

Selama operasi berlangsung, pihak keluarga pasien mendapat kesempatan melihat jalannya operasi melalui layar monitor televisi bahkan berinteraksi langsung dengan dokter di kamar operasi (live surgery).

Setiap tindakan yang dilakukan oleh tim dokter Brain & Spine Center dilandasi oleh analisis secara detail untuk menentukan diagnosis serta kemungkinan perlu tidaknya dilakukan tindakan operasi. Semuanya dilakukan dengan mengedepankan hak pasien untuk menerima informasi yang menyeluruh perihal penyakitnya dan rencana tindakan operasi serta harapan kesembuhan dari tindakan tersebut.

dan Hilangnya PenglihatanPeka terhadap setiap gangguan kesehatan jadi semakin penting saat ini, karena banyak penyakit berbahaya yang bermula dari keluhan-keluhan ringan. Termasuk diantaranya

bila Anda mengalami gangguan penglihatan atau problem hormonal yang menyebabkan gangguan menstruasi dan juga disfungsi seksual. Sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih

lanjut, karena bisa jadi permasalahan tersebut disebabkan oleh tumor hipofise.

Tumor Hipofise

Comprehensive Brain & Spine Center menerapkan Totally High Care pada semua pasien yang mempercayakan solusi kesehatannya di sini. Konsep tersebut dilakukan agar memberikan kesembuhan maksimal, serta menghindari risiko dan komplikasi

pasca tindakan operasi. Terbukti dalam 10 tahun ini, setiap kasus yang ditangani tidak ditemukan adanya infeksi.

Di saat pasien terlelap tidur dalam pengaruh pembiusan menjelang operasi, di saat tidak berdaya dan berserah pada tim dokter, di saat itulah dengan ketrampilan dan sentuhan lembut, setiap individu diperlakukan sebagaimana bila kami menjadi pasien. Tim dokter bersama paramedis akan melakukan tindakan dan perlindungan penuh pada pasien.

Monitoring kesadaranKedalaman pembiusan terukur dengan monitoring tingkat kesadaran menggunakan

alat BIS (Bispectral Index), sehingga ketika operasi selesai, di saat itu juga pasien langsung bangun di kamar operasi tanpa ada risiko kelebihan pemberian obat bius.

Perlindungan kulitSetiap permukaan kulit pasien yang berisiko terkena tekanan dalam waktu lama pada

saat operasi berlangsung, dilindungi dengan pemberian losion khusus untuk mencegah luka lecet dan iritasi.

Mencegah dinginDingin, kedinginan, dan menggigil pasca operasi adalah trauma yang menyiksa

khususnya bagi pasien usia lanjut, dan dapat berakibat fatal bila tidak diantisipasi. Untuk menghindari hal itu, setiap pasien diberi perlindungan dengan bahan bebat penghangat khusus, kemudian diselimuti dengan selimut yang dialiri udara hangat yang suhunya bisa disesuaikan kebutuhan pasien.

Dikawal sampai bangunUsai penanganan di meja operasi, tim Brain & Spine Center terus mengawal pasien sampai

menuju ruang pemulihan dan ruang ICU, dimana keluarga sudah menunggu. Dokter akan melaporkan secara singkat jalannya operasi dan kondisi terakhir kepada keluarga pasien.

TOTALLYHIGH CARE

TAMpAK TUMOR HIpOFISE UKURAN 3X4 cM

HEALTHOLOGY

Page 9: Brain & Spine edisi 5 -   Med

16 brain & spine l Edisi 5 Tahun 2014

NATIONAL HOSPITALBoulevard Famili Sel Kav.1 Graha Famili, Surabaya 60228Phone : 031 2975 700 (ext.3711), 031 2975 711Direct Line : 031 77 333 559, 0822 3086 3030

Consultation, Hotel Reservation & Airport PickUp : 082 230 086 3030, (031) 77333559

www.brainspine.co

MICROSURGERY SERVICES :

Brain Tumor :Meningioma, Glioma, Acustic Neurinoma, Hipofise Tumor

Stroke :Pendarahan otak, Aneurysma pembuluh darah otak, AVM

Cranial Nerve Surgery :l Kejang separuh wajah (hemifacial spasm)lNyeri gusi, gigi dan separuh wajah (trigeminal neuralgia)

Spine Surgery :lHNP leher, spondilosis leher (kecetit leher)lHNP lumbal, spondilosis lumbal (kecetit pinggang)lSpinal TumorlSpinal Trauma

Totally Care Team | Totally Care Services | More Than 10 Years ExperiencePersonally Neurosurgery Service | Well Equipped Modern Medical Technology Friendly Faces Will Greet You As Local Culture

dr. Agus Anab, Sp.BS dr. Gigih Pramono, Sp.BS dr. Bambang K, Sp.S Dr. N. Budi Setiawan, Sp.BSdr. M.Sofyanto, Sp.BS

TEAM

TUMOR

SMALL INCISION

HEMIFACIAL SPASM

KEYHOLE

CERVICAL

LUMBAL

HEMIFACIAL SPASM

BEFORE AFTER