bp2mi...2021/01/06  · indonesia tentang kerja sama dalam upaya pelindungan pekerja migran...

11
»•* PERJANJIAN KERJA SAMA '" : "*<o«*s<-' ANTARA SEKRETARIAT UTAMA BADAN PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA NOMOR: PKS.05/SU/XII/2020 NOMOR: IMI-UM.01.01-6508 Pada hari ini Jumat tanggal delapan belas bulan Desember tahun dua ribu dua puluh (18-12-2020) bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. TATANG BUDIE : Sekretaris Utama Badan Pelindungan Pekerja Migran UTAMA RAZAK Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 100/TPA Tahun 2020 tanggal 3 Juni 2020, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), berkedudukan dan berkantor di Jalan MT Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan, selanjutnya disebut PIHAK KESATU. 2. JHONI GINTING Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/TPA Tahun 2020 tanggal 29 April 2020, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI, berkedudukan dan berkantor di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-6, Kav. 8, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. BP2MI Badan Pelindungan Pekerin Migran Indonesia PIHAK KESATU PIHAK KEDUA M I I

Upload: others

Post on 14-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • »•*

    P E R J A N J I A N K E R J A SAMA '" :"*

  • PIHAK K E S A T U dan PIHAK K E D U A selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai P A R A PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

    a. bahwa PIHAK K E S A T U adalah lembaga pemerintah nonkementer ian yang bertugas sebagai pelaksana kebijakan dalam pelayanan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia secara terpadu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2019 tentang Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

    b. bahwa P IHAK K E D U A adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bidang keimigrasian.

    Dengan memperhat ikan ketentuan Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952);

    2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216);

    3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pel indungan Pekerja Migran Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 242, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6141);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigraisan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5894);

    5. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2019 tentang Badan Pel indungan Pekerja Migran Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 263); dan

    2

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

  • 6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perl indungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.26/KA/XII/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja di Luar Negeri (SISKOTKLN).

    Sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Badan Pel indungan Pekerja Migran Indonesia dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Kerja Sama Dalam Upaya Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Nomor: 11/KA-MoU/XII /2020 dan Nomor: M.HH-09.HH.05.05 Tahun 2020 tanggal 18 Desember 2020, P A R A PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama tentang Pel indungan Pekerja Migran Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang selanjutnya disebut SIMKIM adalah sistem teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi guna mendukung operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan Fungsi Keimigrasian.

    2. Sistem Komputerisasi Pel indungan Pekerja Migran Indonesia yang selanjutnya disebut Sisko P2MI adalah sistem pelayanan administrasi penempatan Pekerja Migran Indonesia.

    3. Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.

    4. Pekerja Migran Indonesia Nonprosedural adalah setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan bekerja ke luar negeri tanpa melalui mekanisme yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (1) Maksud dari Perjanjian Kerja Sama ini adalah sebagai landasan hukum dan pedoman bagi P A R A PIHAK untuk melakukan dalam rangka Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

    Pasa l 1 K E T E N T U A N UMUM

    Pasa l 2 MAKSUD DAN TUJUAN

    3

  • (2) Tujuan dari Perjanjian Kerja Sama ini untuk meningkatkan koordinasi, sinergisitas, efektivitas, dan kerja sama dalam rangka Pel indungan Pekerja Migran Indonesia yang di lakukan oleh P A R A PIHAK untuk memperlancar dan mengopt imalkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan P A R A PIHAK.

    Pasa l 3 RUANG L I N G K U P

    Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi: a. pertukaran data; b. penyediaan jar ingan komunikasi data; c. pencegahan keberangkatan Pekerja Migran Indonesia yang belum memenuhi

    dokumen yang dipersyaratkan untuk bekerja ke luar negeri; d. penerbitan paspor pada Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) dalam pelayanan

    penempatan dan pel indungan Pekerja Migran Indonesia; e. pemberantasan sindikat Pekerja Migran Indonesia nonprosedural ; dan f. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

    Pasa l 4 P E R T U K A R A N DATA

    (1) Pertukaran data di lakukan melalui web service yang dibuat dan ditentukan oleh P A R A PIHAK

    (2) Pertukaran data dari PIHAK K E S A T U ke PIHAK K E D U A : a. Data Pekerja Migran Indonesia yang terdaftar pada dinas yang

    membidangi ketenagakerjaan wilayah kabupaten/kota antara lain:

    1. ID PMI; 2. nama Pekerja Migran Indonesia; 3. tempat lahir; 4. tanggal lahir; 5. jenis kelamin; 6. alamat lengkap; 7. nama ibu; 8. daerah asal (kabupaten/kota); 9. pelaksana penempatan; 10. kantor imigrasi yang direkomendasikan; dan 11 . nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi.

    4

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    j ; i

    I

  • b. Data rekomendasi permohonan paspor Pekerja Migran Indonesia yang diterbitkan oleh dinas yang membidangi ketenagakerjaan wilayah kabupaten/kota yang telah diinput di Sisko P2MI dapat diakses oleh SIMKIM setelah status data Pekerja Migran Indonesia dinyatakan layak untuk bekerja (fit to work).

    c. Data rekomendasi permohonan paspor Pekerja Migran Indonesia skema penempatan oleh Pemerintah yang diterbitkan oleh dinas yang membidangi ketenagakerjaan wilayah kabupaten/kota yang telah diinput di Sisko P2MI dapat diakses oleh SIMKIM.

    d. Data Pekerja Migran Indonesia yang telah memenuhi persyaratan berangkat bekerja ke luar negeri yang tercantum dalam data e-KTKLN;

    (3) Pertukaran data dari PIHAK K E D U A ke PIHAK K E S A T U : a. Data Penerbitan Paspor WNI (PMI):

    1. nama; 2. tempat dan tanggal lahir; 3. jenis kelamin; 4. nomor paspor; 5. tempat penerbitan paspor; 6. tanggal penerbitan paspor; 7. tanggal habis masa berlaku paspor; dan 8. citra digital halaman biodata paspor.

    Data Perl intasan WNI (PMI): 1. nama; 2. nomor paspor; 3. tempat pemeriksaan imigrasi; 4. jenis perl intasan; dan 5. tanggal perl intasan.

    c. Data dari PIHAK K E D U A yang dapat diakses oleh PIHAK K E S A T U secara akumulati f paling banyak 30.000 (tiga puluh ribu) data per hari.

    d. PIHAK K E D U A memberikan data kepada PIHAK K E S A T U sebagaimana dimaksud pada huruf b berdasarkan permintaan tertulis atau media elektronik.

    5

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    ^ _ 7

  • e PIHAK K E D U A memberikan akses kepada PIHAK K E S A T U untuk mencari data paspor WNI berdasarkan nama, tanggal lahir, dan/atau nomor paspor.

    Pasa l 5 P E N Y E D I A A N JARINGAN KOMUNIKASI DATA

    PIHAK K E S A T U menyediakan dan memelihara jaringan komunikasi data berbasis Virtual Private Network (VPN) dalam melaksanakan pemanfaatan data keimigrasian.

    Pasa l 6 P E N C E G A H A N K E B E R A N G K A T A N P E K E R J A MIGRAN INDONESIA Y A N G

    B E L U M MEMENUHI D O K U M E N Y A N G D I P E R S Y A R A T K A N UNTUK B E K E R J A K E L U A R N E G E R I

    (1) PIHAK K E D U A membantu melakukan pencegahan Pekerja Migran Indonesia yang belum memenuhi dokumen yang dipersyaratkan untuk bekerja ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d, di lakukan pada kantor imigrasi untuk data penerbitan paspor saat permohonan paspor dan pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang ditentukan/disepakati P A R A PIHAK untuk perl intasan Pekerja Migran Indonesia saat keberangkatan.

    (2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

    (3) PIHAK K E S A T U menangani Pekerja Migran Indonesia yang permohonan paspornya di tangguhkan oleh kantor Imigrasi untuk diproses sesuai peraturan perundang-undangan.

    (4) PIHAK K E S A T U dapat memberikan rekomendasi kepada PIHAK K E D U A untuk menangguhkan penerbitan paspor dan menunda keberangkatan Pekerja Migran Indonesia yang diduga bermasalah.

    (5) PIHAK K E D U A dalam menindaklanjuti Pekerja Migran Indonesia yang dicegah keberangkatannya di Tempat Pemeriksaan Imigrasi berkoordinasi melalui pejabat penghubung PIHAK K E S A T U .

    6

  • (6) Penanganan terhadap pemohon paspor yang diduga oleh P IHAK K E D U A menjadi Pekerja Migran Indonesia Nonprosedural dan ditangguhkan permohonan paspornya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan yang ditunda keberangkatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) maka PIHAK K E D U A menyerahkan ke P IHAK K E S A T U melalui pejabat penghubung sesuai dengan kewenangan dan wilayah kerja masing-masing pihak.

    (7) Pemohon yang di tangguhkan paspornya dan/atau ditunda keberangkatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5), maka PIHAK K E S A T U melakukan penelaahan terhadap pemohon dan hasilnya disampaikan kepada PIHAK K E D U A .

    (8) Penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7), P A R A PIHAK akan mengatur lebih lanjut dalam Standar Operasional Prosedur Bersama (SOP).

    Pasal 7 P E N E R B I T A N P A S P O R PADA LAYANAN T E R P A D U S A T U A T A P (LTSA)

    DALAM P E L A Y A N A N P E N E M P A T A N DAN PEL INDUNGAN P E K E R J A MIGRAN INDONESIA

    (1) PIHAK K E D U A melaksanakan penerbitan paspor pada Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) dalam pelayanan penempatan dan pel indungan Pekerja Migran Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan.

    (2) Penerbitan paspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di laksanakan oleh kantor Imigrasi yang membawahi wilayah kerja Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA).

    (3) Sarana, prasarana, jar ingan komunikasi, dan pemel iharaannya serta biaya operasional perkantoran dalam rangka penerbitan paspor pada Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh PIHAK K E S A T U .

    (4) Aplikasi penerbitan paspor serta pemeliharaan dan sumber daya manusia dalam rangka penerbitan paspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh P IHAK K E D U A .

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    J

  • Pasa l 8 P E M B E R A N T A S A N SINDIKAT P E K E R J A MIGRAN INDONESIA

    N O N P R O S E D U R A L

    (1) PIHAK K E D U A membantu pemberantasan sindikat Pekerja Migran Indonesia nonprosedural pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang ditentukan/disepakati P A R A PIHAK untuk perl intasan Pekerja Migran Indonesia saat keberangkatan.

    (2) Pemberantasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

    (3) PIHAK K E D U A dalam menindaklanjuti Pekerja Migran Indonesia yang diduga berangkat secara nonprosedural keberangkatannya di Tempat Pemeriksaan Imigrasi berkoordinasi melalui pejabat penghubung PIHAK K E S A T U .

    (4) P A R A PIHAK dapat melakukan kegiatan dalam rangka pencegahan pengir iman nonprosedural Pekerja Migran Indonesia dan kegiatan sosialisasi.

    (5) Penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), P A R A PIHAK akan mengatur lebih lanjut dalam Standar Operasional Prosedur Bersama (SOP).

    P A R A PIHAK dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia secara bersama-sama atau masing-masing yang di laksanakan dalam bentuk: a. pelatihan; b. workshop/seminar; c. focus group discussion; dan d. bentuk lain sesuai kesepakatan.

    (1) Untuk menunjang pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, P A R A PIHAK menunjuk pejabat penghubung.

    Pasa l 9 P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S S U M B E R DAYA MANUSIA

    Pasa l 10 P E J A B A T P E N G H U B U N G

    8

  • (2) Pejabat penghubung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bekerja untuk menghubungkan bidang kerja sama dalam ruang lingkup Pasal 3 huruf c.

    (3) Pejabat penghubung PIHAK K E S A T U sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. tingkat pusat adalah Direktur Pel indungan dan Pemberdayaan Deputi

    Kawasan Asia dan Afrika/ Direktur Pel indungan dan Pemberdayaan Deputi Kawasan Amerika Pasifik/ Direktur Pel indungan dan Pemberdayaan Deputi Kawasan Eropa dan Timur Tengah; dan

    b. t ingkat provinsi/kabupaten/kota adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis.

    (4) Pejabat penghubung P IHAK K E D U A sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. t ingkat pusat adalah Direktur Lalu Lintas Keimigrasian; b. t ingkat provinsi adalah Kepala Divisi Keimigrasian; dan c. t ingkat kabupaten/kota adalah Kepala Kantor Imigrasi.

    Pasa l 11 PEMBIAYAAN

    Segala biaya yang t imbul dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan pada anggaran P A R A PIHAK secara proporsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kecuali dinyatakan khusus dalam Perjanjian Kerja Sama ini.

    Pasa l 12 PEMANTAUAN DAN E V A L U A S I

    (1) P A R A PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap Perjanjian Kerja Sama secara sendiri atau bersama sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenangan P A R A PIHAK.

    (2) P A R A PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

    Pasa l 13 K E R A H A S I A A N

    (1) P A R A PIHAK sepakat bahwa semua data yang dipertukarkan bersifat rahasia. 9

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    7

  • (2) P A R A PIHAK bertanggung jawab atas kerahasiaan, penggunaan, dan keamanan data yang diterima.

    (3) P A R A PIHAK hanya dapat menggunakan informasi dan/atau data sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaan dan tidak diperkenankan untuk member ikan, meneruskan, dan mengungkap kepada pihak lain tanpa persetujuan dari P A R A PIHAK

    Pasal 14 J A N G K A W A K T U DAN ADENDUM

    (1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal di tandatangani dan dapat diperpanjang atas persetujuan P A R A PIHAK

    (2) Dalam hal jangka waktu Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir dan P A R A PIHAK belum membahas perpanjangannya maka Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati masih tetap berlaku

    (3) Dalam hal salah satu pihak ingin mengakhir i Perjanjian Kerja Sama sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang ingin mengakhir i harus memberi tahukan secara tertulis kepada pihak lain paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.

    (4) Dalam hal terdapat perubahan Perjanjian Kerja Sama akan dituangkan dalam suatu adendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

    Pasa l 15 K E A D A A N K A H A R

    Dalam hal terjadi suatu hal diluar kekuasaan P A R A PIHAK atau keadaan kahar, P A R A PIHAK dapat melakukan perubahan atas pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini.

    1 0

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    & I /

  • Pasa l 16 P E N Y E L E S A I A N P E R S E L I S I H A N

    Dalam hal t imbul permasalahan atau perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, P A R A PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

    Pasa l 17 P E N U T U P

    Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), dibubuhi meterai cukup, ditandatangani dan diterakan cap stempel resmi P A R A PIHAK, serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

    PIHAK K E S A T U PIHAK K E D U A

    PIHAK KESATU

    11