bp das citarum
DESCRIPTION
DAS CitarumTRANSCRIPT
BP DAS Citarum Ciliwung RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BP DAS CITARUM-CILIWUNG 2008 – 2012
Oleh: BP DAS Citarum-Ciliwung
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh pembatas topografi,
yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami.
Pada dekade terakhir ini, kondisi DAS Citarum-Ciliwung dan sekitarnya semakin menurun yang
ditandai dengan terjadinya bencana banjir dan longsor di musim hujan dan kekeringan di musim
kemarau. Penyebab terjadinya bencana alam tersebut selain oleh faktor alamiah berupa iklim dan
cuaca yang ekstrim serta kondisi geomorfologi (geologi, tanah dan topografi) juga disebabkan oleh
ulah manusia yang melakukan pengrusakan terhadap hutan dan lahan.
Untuk mendukung optimalisasi upaya-upaya perbaikan kondisi DAS tersebut, Departemen
Kehutanan melalui Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal
4 Mei 2007 menetapkan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dengan tugas dan fungsinya.
Dengan dikeluarkannya Permenhut tersebut membawa konsekwensi pada pengembangan tugas
pokok serta fungsi yang lebih luas bagi BPDAS dalam penyusunan rencana pengelolaan DAS,
pengembangan kelembagaan DAS dan Evaluasi Pengelolaan DAS.
Untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsi tersebut dan dalam rangka optimalisasi pengelolaan
DAS Citarum-Ciliwung yang sudah sangat mendesak, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung
perlu menyusun Rancana Strategis (renstra) untuk periode 2008-2012.
B. Maksud dan Tujuan
Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung disusun dengan maksud sebagai perangkat untuk mencapai
harmonisasi perencanaan pembangunan Kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS dan
RHL yang menyeluruh, terintegrasi, dan sinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan
pembangunan Kehutanan.
Adapun tujuannya adalah sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan Kehutanan yang
berkaitan dengan pengelolaan DAS dan RHL dalam menyusun program dan kegiatan tahun 2008-
2012.
C. Ruang Lingkup
Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2008-2012 ini memuat :
1. Visi dan Misi BPDAS Citarum-Ciliwung
2. Kondisi DAS dan pengelolaannya saat ini
3. Kondisi yang diinginkan
4. Identifikasi masalah, analisa dan asumsi
5. Kebijakan, program dan kegiatan pokok BPDAS Citarum-Ciliwung tahun 2008-2012
D. Proses Penyusunan Renstra
Penyusunan Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2008-2012 dilaksanakan dengan proses
partisifatif, transparan dan bertanggung jawab serta disusun melalui proses komunikasi dan
konsultasi dengan Departemen Kehutanan khususnya Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial (RLPS), Para Pejabat Struktural tingkat BPDAS Citarum-Ciliwung dan para staf
BPDAS Citarum-Ciliwung.
Penyusunan Rentra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2008-2012 tetap mengacu kepada Renstra-KL
Departemen Kehutanan Tahun 2005-2009 yang ditetapkan Peraturan Meneteri Kehutanan Nomor
P.58/Menhut-II/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tentang Rencana Strategis Kementerian
Negara/Lembaga (Renstra KL) Departemen Kehutanan Tahun 2005-2009 (Penyempurnaan) serta
tetap sejalan dan melanjutkan Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2003-2007.
Visi dan Misi yang digunakan tetap mengacu kepada Renstra-KL Departemen Kehutanan Tahun
2005-2009 dan Permenhut Nomor : P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007, yang penetapannya
dilakukan melalui proses komunikasi komprehesif seluruh pejabat struktural dan staf BPDAS
Citarum-Ciliwung.
E. Alur Pikir
Bagan alur penyusunan Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung adalah sebagai berikut (gambar 1)
F. Keluaran (output)
Keluaran yang ditargetkan pada akhir tahun 2012, diharapkan sejalan dan sinergis mendukung
target pembangunan departemen kehutanan dan 7 kebijakan prioritas Departemen Kehutanan
diantaranya konservasi sumberdaya hutan, rehabilitasi hutan dan lahan serta pemberdayaan
masyarakat yang dicapai melalui runtut sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi seluruh stakeholders dalam pengelolaan DAS
baik aparatur pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
2. Meningkatnya koordinasi para pemangku kepentingan dalam pengelolaan DAS
3. Pemberdayaan rakyat di sekitar hutan dan peningkatan partisipasinya dalam pelestarian
sumberdaya alam hutan, tanah dan air
4. Terwujudnya kondisi DAS yang optimal sebagai pengatur tata air.
BAB II. VISI DAN MISI
A. Visi
Sejalan dengan renstra-KL Departemen Kehutanan serta hasil perumusan seluruh pejabat
struktural dan staf BPDAS Citarum-Ciliwung, maka Visi BPDAS Citarum- Ciliwung ditetapkan
sebagai berikut :
“Terdepan Dalam Penyajian Data dan Informasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”
B. Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka disusun misi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS
2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS
3. Pengembangan model pengelolaan DAS
4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS
5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
C. Nilai
Nilai-nilai organisasi yang akan dikembangkan dalam mendukung terwujudnya visi dan
terlaksananya misi tersebut adalah :
1. Iman dan Taqwa
2. Integritas
3. Kerjasama
4. Transparan
BAB III. KONDISI SAAT INI
A. Tugas dan Fungsi BPDAS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei
2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Dalam melaksanakan tugasnya BPDAS menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS
2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS
3. Pengembangan model pengelolaan DAS
4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS
5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
B. Keadaan Fisik Wilayah DAS
Berdasarkan satuan wilayah administratif, wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung
meliputi 3 propinsi yaitu Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat dan 28 kabupaten/kota. Yaitu :
1. Propinsi Banten (4 kabupaten dan 3 kota)
Serang
Pandeglang
Tangerang
Lebak
Kota Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
2. Propinsi Jawa Barat (9 Kabupaten dan 6 Kota)
Bandung
Bandung Barat
Subang
Purwakarta
Karawang
Cianjur
Bogor
Sukabumi
Bekasi
Kota Bandung
Kota Cimahi
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bekasi
Kota Depok
3. Propinsi DKI Jakarta (5 kota dan 1 Kabupaten Administratif)
Kota Jakarta Pusat
Kota Jakarta Barat
Kota Jakarta Utara
Kota Jakarta Timur
Kota Jakarta Selatan
Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
Berdasarkan wilayah Daerah Aliran Sungai, wilayah pelayanan Balai Pengelolaan DAS Citarum-
Ciliwung dibagi dalam 3 batas ekosistem Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWPDAS) yaitu :
1. SWP DAS Citarum (1.448.654,50 ha)
2. SWP DAS Ciliwung-Cisadane-Cimandiri (1.005.037 ha)
3. SWP DAS Ciujung Teluk Lada (753.512 ha)
Pembagian wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung berdasarkan wilayah DAS secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut :
Wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung merupakan daerah strategis karena terdapat 3 bendungan
besar yaitu Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Waduk-waduk tersebut merupakan sumber energi untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain itu waduk juga sebagai sumber air untuk irigasi sawah
dan sumber bahan baku air minum bagi PDAM Jakarta. Keberlangungan fungsi tiga waduk tersebut
sangat tergantung kepada kondisi DAS Citarum. Selain Citarum, DAS Ciliwung merupakan DAS
yang sangat vital karena bermuara di propinsi DKI Jakarta yang merupakan ibukota Negara
Republik Indonesia, Kondisi hulu DAS Ciliwung di daerah Puncak sangat berpengaruh terhadap
kondisi tata air di Propinsi DKI Jakarta.
Di wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung juga terdapat hutan konservasi dibawah pengelolaan 6
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PHKA yaitu :
1. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon di bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Ujung
Kulon
2. Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di bawah pengelolaan Balai Taman
Nasional Gunung Halimun Salak
3. Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di bawah pengelolaan Balai Besar
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
4. Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu di bawah pengelolaan Balai Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu
5. Kawasan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata Alam dan Taman Buru di wilayah
Propinsi Jawa Barat dan Banten dibawah pengelolaan Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.
6. Kawasan Cagar Alam, Suaka Margasatwa dan Taman Wisata Alam di Propinsi DKI Jakarta di
bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta
C. Keadaan Kepegawaian BPDAS Citarum-Ciliwung
Pada akhir tahun 2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai pegawai sebanyak 98
orang terdiri dari 79 orang laki-laki (80,61%) dan 19 orang perempuan (19,39%). Berdasarkan
tingkat pendidikan terdiri dari :
1. Sarjana (S2) : 1 orang (1,02%)
2. Sarjana (S1) : 19 orang (19,39%)
3. Sarjana Muda (D3) : 8 orang (8,16%)
4. SLTA : 60 orang (61,22%)
5. SLTP : 2 orang (2,04%)
6. SD : 8 orang (8,16%)
Berdasarkan golongan sampai dengan akhir tahun 2007, Pegawai BPDAS Citarum- Ciliwung terdiri
dari;
1. Golongan IV : 1 orang (1,02 %)
2. Golongan III : 59 0rg (60,20 %)
3. Golongan II : 34 org (34,69 %)
4. Golongan I : 3 org (3,06 %)
5. Honorer : 1 org (1,02 %)
D. Keadaan kelembagaan BPDAS Citarum-Ciliwung
Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen
Kehutanan dibawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran SUngai, BPDAS
Citarum-Ciliwung termasuk dalam BPDAS tipe A dengan struktur organisasi sebagai berikut :
BAB IV. KONDISI YANG DIINGINKAN
A. Good Governance. Hal ini dapat dicapai melalui :
1. Tidak ada kebocoran anggaran
2. Disiplin pegawai meningkat
B. Pemberdayaan Masyarakat. Hal ini dapat dicapai melalui :
1. Terbentuknya masyarakat yang mengetahui, memahami dan turut serta aktif dalam
pengelolaan DAS yang baik
2. Terbentuknya kelompok tani kehutanan yang mandiri dan berwawasan lingkungan
C. DAS yang Sehat. Hal ini dapat dicapai melalui :
1. Perencanaan pengelolaan yang baik
2. kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
3. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan DAS
D. Data Dan Informasi DAS Yang Lengkap, Akurat, Mutakhir dan Mudah Diakses. Hal ini
dapat dicapai melalui :
1. Terbangunnya SIMDAS
2. Terbangunnya SSOP
3. Website
E. Kelembagaan DAS yang Kuat. Hal ini dapat dicapai melalui :
1. Terjalinnya keharmonisan dan sinergi antar institusi yang terkait dalam pengelolaan DAS
2. Sinkronisasi kegiatan
3. Peranserta NGO
BAB V. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambaran kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan diidentifikasi beberapa
permasalahan DAS dan pengelolaannya. Hasil identifikasi masalah ini akan digunakan untuk
mendukung justifikasi penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program sesuai dengan visi dan
misi yang telah ditetapkan.
Hasil analisa permasalahan pada saat ini di wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung
dimana sebagaian besar DAS yang ada dalam kondisi rusak dengan ditandai seringnya terjadi
bencana alam banjir, longsor dan kekeringan sebagai konsekwensi dari penurunan kualitas
lingkungan sehingga menyebabkan kerugian yang sangat luas bagi kepentingan hidup manusia
baik yang hidup di daerah hulu maupun hilir DAS. Hasil analisa permasalahan adalah sebagai
berikut;
A. Masalah Sosial :
Laju pertambahan penduduk yang tinggi
Konflik pemanfaatan sumber daya alam
Disiplin dan budaya masyarakat
Partisifasi dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan
Kelembagaan masyarakat masih lemah
Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah
B. Masalah Ekonomi
Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah
Lapangan kerja masih sempit
Pemilikan lahan terbatas
Produktifitas lahan rendah
C. Masalah Kelembagaan
Pertentangan kepentingan dan tumpang tindih kewenangan antar instansi pemerintah
Peran Pemerintah Daerah kurang
Lemahnya aturan dan penegakan hukum
BAB VI. ANALISA DAN ASUMSI
A. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan
Dalam melakukan analisa untuk menentukan strategi, sasaran dan program selama lima tahun ke
depan, Renstra-KL ini menggunakan telaahan SWOT. Telaahan ini menganalisis faktor-faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
1. Beberapa faktor kekuatan yang bisa digunakan, antara lain :
a. Adanya perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan program dan
kegiatan
b. Tersedianya sumberdaya manusia BPDAS Citarum-Ciliwung yang cukup banyak
c. Tersedianya gedung kantor dan fasilitas kerja yang memadai
d. Organisasi BPDAS yang cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan
e. Tersedianya sarana prasarana peralatan monitoring kondisi tata air berupa Stasiun
Pengamat Aliran Sungai (SPAS)
f. Sudah dibangun Sistem Informasi Manajemen DAS dan tersedia website BPDAS Citarum-
Ciliwung
2. Beberapa faktor kendala/kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. ketersediaan anggaran untuk mendukung pelaksanaan tupoksi masih kurang
b. Lemahnya ketersediaan data yang akurat dan mutakhir
c. Gaji tidak memadai untuk kebutuhan minimal standar hidup pegawai
d. Kualitas SDM rendah
e. Penguasaan teknologi rendah
f. Setandar Operasional dan Prosedur belum mantap
3. Beberapa faktor peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. terdapat program nasional berupa Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(Gerhan)
b. Adanya political will dari pusat untuk memperaiki kualitas DAS
c. Terdapat setidaknya 25 DAS yang perlu ditangani
d. Adanya kelompok tani
e. Terdapat LSM yang peduli lingkungan
f. Adanya program bantuan luar negeri untuk kelestarian lingkungan
g. Adanya program Dept Swap dari negara kaya untuk konversi hutang menjadi kegiatan
pelestarian lingkungan
h. Global warming dan climate shange isue
i. Meningkatnya animo masyarakat untuk menanam
4. Beberapa faktor ancaman/tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain :
a. Koordinasi lintas sektoral masih lemah
b. Luasnya lahan kritis dan tidak produktif
c. Meningkatnya kejadian banjir/longsor dan kekeringan
d. Tingginya tekanan penduduk sekitar hutan terhadap hutan
e. Terdapat status lahan tidak jelas seperti tanah guntai dan HGU terlantar
f. Kepemilikan lahan sempit
g. Kualitas SDM masyarakat desa hutan rendah
B. Analisa
Berdasarkan hasil identifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan diperoleh
laternatif-alternatif strategi jangka menengah pengelolaan DAS melalui 4 pengelompokan sebagai
berikut :
1. Strategi memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
2. Strategi menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
3. Strategi memakai kekuatan untuk menghadapi tantangan
4. Strategi memperkecil kelemahan dan menghadapi tantangan
Rincian Strategi masing-masing kelompok dapat dilihat pada matrik 1.
C. Asumsi
Dalam upaya mencapai sasaran jangka menengah pembangunan kehutanan 2005- 2009 yang
realistik dan proporsional ditetapkan asumsi-asumsi dasar. Asumsi tersebut dijadikan
pertimbangan dalam menganalisa masing-masing strategi yang tertuang dalam SWOT
Asumsi Dasar tersebut antara lain :
1. Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung mendapat dukungan dan komitmen dari jajaran BPDAS
Citarum-Ciliwung, Ditjen RLPS dan Dephut
2. SDM BPDAS Citarum-Ciliwung yang kompeten tersedia dan dapat didayagunakan secara
penuh
3. Regulasi dan kebijakan pembangunan kehutanan mendukung programprogram yang
ditetapkan dalam Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung
4. Stakeholders dan sektor lain mendukung dan berpartisipasi secara penuh dalam
pengelolaan DAS
5. Dana yang diperlukan untuk pengelolaan DAS tersedia dalam jumlah yang cukup dan
sesuai jadwal yang direncanakan
6. Monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS berjalan efektif
7. Stabilitas politik, keamanan, ekonomi dan sosial terjaga
BAB VII. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK
A. Kebijakan
Berdsarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.456/Menhut-VII/2004, Departemen Kehutanan
menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas yaitu :
1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan kayu ilegal
2. Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan
3. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan
5. Pemantapan kawasan hutan
BPDAS Citarum-Ciliwung sebagai Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehutanan dalam
melaksanakan kegiatannya dengan menjalankan kebijakan Departemen Kehutanan point 3 dan 4.
B. Program
Didalam melaksanakan kegiatan pengelolaan DAS, BPDAS sebagai Unit Pelaksana Teknis
Departemen Kehutanan tetap harus mengacu kepada program-program yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kehutanan. Departemen Kehutanan telah menetapkan 6 program pembangunan
kehutanan periode 2005-2009 yang telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Program-program tersebut adalah :
1. Program pemantapan keamanan dalam negeri
2. Program pemantapan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
3. Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam
4. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam
5. Program pengembangan kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
6. Program peningkatan akses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup
C. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok yang mendukung kebijakan prioritas rehabiltiasi dan konservasi sumberdaya hutan
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan adalah sebagai
berikut :
1. Pengelolaan DAS
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
3. Pengembangan RHL Swadaya
4. Pengembangan hutan rakyat dan hutan tanaman rakyat
5. Pengembangan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
6. Pengembangan hutan kemasyarakatan
LAMPIRAN-LAMPIRAN